Download - DK2 P1 LENGKAP.doc
DISKUSI KELOMPOK 1 PEMICU 1 BODY BUILDING
Fasilitator : Herry Reonardo, S.Kep.Ns., M.Ph
Ketua Diskusi : Eky Aditya Prastama
Sekretaris Meja : Naufal Dian Fajarianto
Sekretaris Papan Tulis : Satriyandi Mahmud
Anggota diskusi : Regina Philyria
Swansea Tridua
Titania Rampai
Farin Limanda Mulia
Clarissa Charolina Triany
Sonia Carolina Agatha
PEMICU 1: BODY BUILDING
Setelah menonton tayangan di stasiun televisi swasta, Dodo, seorang karyawan
berusia 37 tahun, bertekad untuk memiliki bentuk tubuh “ideal” dan memulai
program latihan beban secara teratur di pusat kebugaran. Dengan tinggi badan 185
cm dan berat badan 85 kg, ia merasa punya “modal” yang cukup. Setelah berlatih
teratur selama 4 minggu dan mengkonsumsi suplemen yang mengandung
l-carnitine, pada suatu sesi latihan di akhir minggu ia melakukan beberapa set
latihan biceps curl, push up, pull up, leg press, dan variasi sit-ups lebih banyak
dari yang biasa ia lakukan sebelumnya. Keesokan harinya, ia merasakan nyeri otot
nyaris di seluruh badan terutama kedua otot biceps brachii hingga ia tidak masuk
kantor.
KATA SULIT KATA KUNCI
l-carnitine ♂ 37th
biceps brachii Berlatih teratur 4 minggu
Latihan berlebih di akhir minggu
Mengkonsumsi suplemen yang mengandung l-
carnitine
Nyeri otot (terutama kedua otot biceps brachii )
Beberapa set latihan biceps curl, push up, pull up,
leg press, dan variasi sit-ups
IDENTIFIKASI MASALAH
♂ 37th melakukan latihan body building lebih banyak dari biasanya, sehingga ia
merasakan nyeri otot diseluruh badan terutama di kedua otot biceps brachii.
ANALISIS MASALAH
HIPOTESIS
Ada hubungan nyeri otot yang dialami ♂ 37th dengan latihan body building yang
ia lakukan secara berlebihan
PERTANYAAN TERJARING
1. Apa definisi dari :
a. l-carnitine
b. Biceps brachii
2. Bagaimana penilaian berat badan ideal ntk laki-laki dan perempuan ?
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan biceps curl, push up, pull up, leg
press, dan sit-ups?
4. Otot apa yang terlibat dalam biceps curl, push up, pull up, leg press, dan
sit-ups?
5. Bagaimana mekanisme kontraksi otot saat body building ?
6. Adaptasi muskulo terhadap latihan ?
7. Bagaimana cara latihan body building yang benar ?
8. Berapa lama latihan yang ideal ?
9. Usia yang memungkinkan atau tidak untuk melakukan latihan?
10. Bagaimana anatomi otot skelet ?
11. Definisi dari nyeri otot ?
12. Faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi nyeri otot ?
13. Bagaimana klasifikasi & karakteristik nyeri otot ?
14. Apa yang dimaksud dengan kelelahan otot ?
15. Faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi kelelahan otot ?
16. Bagaimana mekanisme nyeri otot ?
17. Mengapa nyeri otot terjadi berlebih pada kedua otot biceps brachii ?
18. Faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi nyeri muskulo skeletal ?
19. Bagaimana penatalaksanaan nyeri ?
20. Bagaimana aspek biokimia pada kasus ini ?
21. Bagaimana IMT (Indeks Masa Tubuh) yang normal ?
22. Apa fungsi l-carnitine ?
23. Apakah ada hubungan penggunaan suplemen l-carnitine dengan
nyeri otot ?
24. Hormon apa saja yang mempengaruhi rasa nyeri ?
25. Bagaimana gizi yang ideal untuk otot ?
JAWABAN
1. Definisi kata sulit
L-carnitine merupakan sebuah substansi yang berasal dari as.amino esensial
metionin dan lisin yang memiliki sifat seperti vitamin tapi tidak bisa
dikategorikan sebagai vitamin.
Otot biceps brachii atau lebih dikenal secara umum dengan otot biceps (walaupun
ada beberapa otot lain yang mengandung kata biceps), adalah otot besar berkepala
dua karena berorigo pada dua tempat yang berbeda. Terletak di sepanjang lengan
atas.
Dua caput tersebut adalah:
• Caput longum (panjang)
• Caput brevis (pendek)
Sumber: http://www.nutritionandmetabolism.com/content/pdf/1743-7075-7-
30.pdf
Sumber: http://www.ijav.org/2011/ijav_2011_031-033.pdf
2. Penilaian berat badan ideal untuk laki – laki dan perempuan
Wanita : Berat Badan Ideal (kg) = Tinggi Badan (cm) – 100 ± 15%
Pria: Berat Badan Ideal (kg) = Tinggi Badan (cm) – 100 ± 10%
Website Depkes RI adalah :
Bobot badan ideal (kg) = 90% x {tinggi badan (cm) - 100} x 1 kg Khusus untuk
pria dengan
tinggi badan kurang dari 160 cm dan wanita kurang dari 150 cm, digunakan
rumus : Bobot badan ideal (kg) = {tinggi badan (cm) - 100} x 1 kg
Interpretasi : seseorang dikatakan underweight bila bobot badannya kurang dari
90% bobot badan ideal.
Tetapi banyak orang menggunakan rumus yang sangat disederhanakan, yaitu :
Berat Badan Ideal = (Tinggi Badan - 100) - 10% (Tinggi Badan - 100)
Sumber : http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan
3. Penjelasan push up, sit up, pull up, biceps brachii, dan leg press
Push up
Sit up
Pull up
Biceps curl
Leg press
4. Otot yang terlibat dalam push up, pull up, sit up, bicep curl dan leg press
Otot yang terlibat pada Push Up:
1. Abdominal Muscle
2. Coracobrachialis
3. Otot-otot gelang bahu
4. Otot thoracoscapularis : M. serratus anterior
5. Otot scapulohumeralis : M. pectoralis major
6. Otot scaoulohumeralis : M. deltoideus
7. Otot-otot ekstensor
M. triceps brachii caput logum
M. triceps brachii caput laterale
M. triceps brachii caput mediale
Otot yang terlibat pada pull up :
Otot yang terlibat pada sit up :
Otot yang terlibat pada biceps curl:
Otot yang terlibat pada leg press:
Furqonita D., Budiman G., Liem I.K, Djalal R., Gunardi S., Kusumaningtyas S..
Panduan Pratikum Anatomi untuk mahasiswa kedokteran. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta.2011.
5. Mekanisme kontraksi otot
Mekanisme kontraksi otot terjadi melalui beberapa tahapan yaitu dimulai pada
terjadinya aksi potensial pada motor neuron yang menyebabkan pelepasan Ach.
Ach akan terikat dengan reseptor pada otot yang menyebabkan end plate potential
(EPP), Na channel terbuka dan ion Na akan masuk kedalam sel otot dan memulai
aksi potensial pada otot. Aksi potensial pada otot tersebut akan menyebabkan ion
Ca masuk kedalam sel dan merangsang pelepasan ion Ca intrasel dari sisterna RS
atau Ca interduced Ca Released.
Sumber:
http://www.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/2012/12/esaunggul.ac_.id-
Pengaruh_Penurunan_Nilai_Chronaxie_Pada_Arus_Strength_Duration_Curve_Te
rhadap_Peningkatan_Kekutan_Oto.pdf
6. Adaptasi muskulo skeletal terhadap latihan
Tulang dipengaruhi oleh berbagai tingkat aktivitas yang berbeda
Tulang merupakan suatu organ dinamis yang dapat memperbaiki
dirinya sendiri setelah adanya cedera
Struktur sendi dan kisaran pergerakan dipengaruhi oleh berbagai
tingkat aktivitas yang berbeda
Struktur dan fungsi otot dipengaruhi oleh tingkat aktivitas yang berbeda
Ukuran, bentuk, dan komposisi tubuh dapat diubah dengan latihan
Faktor gaya hidup memainkan suatu bagian besar dalam menentukan fisik
Ukuran dan tipe tubuh berkaitan dengan performa dalam
olahraga dan berbagai peristiwa berbeda dalam satu olahraga
Sumber : http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/
7. Cara latihan body building yang benar
Salah satu program latihan yang dapat digunakan untuk membentuk massa otot
agar tubuh lebih ideal dan atletis adalah program latihan body building. Program
latihan ini harus disusun sesuai dengan dosis latihan yang tepat agar tujuan yang
diinginkan oleh seseorang dapat tercapai. Selain itu hendaknya juga menerapkan
prinsip-prinsip dasar latihan guna mencapai kinerja fisik yang maksimal bagi
seseorang.
Adapun prinsip-prinsip latihan tersebut meliputi:
1) individual,
2) adaptasi,
3) beban berlebih (overload),
4) beban bersifat progresif,
5) spesifikasi (kekhususan),
6) bervariasi,
7) pemanasan dan pendinginan (warm-up dan cooling down),
8) periodisasi,
9) berkebalikan (reversible),
10) beban moderat (tidak berlebih), dan
11) latihan harus sistematik.
8.Intensitas berlatih body building
Frekuensi dan durasi latihan sering dikaitkan dengan tingkat ketidakpuasan otot
pada binaraga.Semakin tinggi ketidakpuasan otot maka semakin panjang frekuensi
dan durasi yang dihabiskan untuk latihan. Teori tersebut sesuai dengan penelitian
yang menyatakan binaraga yang mengkonsumsi suplemen dan berlatih lebih dari
6 jam per minggu menunjukan skor MDI (Muscle Dysmorphia Inventory) yang
lebih tinggi. Hasil penelitian ini menyebutkan sebanyak 51,3 % subjek berlatih
angkat beban 4 –5 kali dalam seminggu; 15,4 % berlatih angkat beban 6 kali
seminggu. Sebanyak 56,4 % subjek memilih durasi latihan 90–120 menit per hari
dan 10,3 % subjek berlatih lebih dari 120 menit per hari. Pada subjek MD,
ditemukan duasubjek yang berlatih enam kali dalam seminggu, dan duasubjek
yang berlatih dengan durasi lebih dari 120 menit per hari. WHO
merekomendasikan dewasa awal setidaknya harus melakukan aktivitas fisik
intensitas berat 75 –150 menit per minggu, dan aktivitas yang berhubungan
dengan massa otot harus dibarengi dengan fase “istirahat” untuk otot paling
sedikit dua hari.
Sumber:
http://eprints.undip.ac.id/45194/1/647_MARIA_ANGELA_DHIANA_OKTORIN
A_INDRATNO.pdf
9.Usia ideal melakukan body building
pada tingkatan usia antara18-27 tahun. Menurut Monks.,dkk(1988), usia di bawah
40 tahun masih senang mencoba dan melakukan kegiatan-kegiatan untuk mencari
dan mempertahankan eksistensi diri. Sehingga para subjek rata-rata mempunyai
intensitas melakukan bodybuilding yang tinggi. Sesuai pendapat Hurlock (1993),
bahwa kekuatan dan penampilan fisik menjadi prioritas utama individu dengan
usia dibawah 40 tahun. Hal ini yang mengakibatkan banyak subjek memiliki citra
raga tinggi karena usia mereka masih berada dibawah 40 tahun.
Sumber: http://psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-
publikasi-03320201.pdf
10. Anatomi dari otot skeletal
Anatomi otot rangka
Otot rangka manusia terbentuk dari kumpulan sel-sel otot dengan rata-rata
panjang 10 cm dan berdiameter 10-100 µm yang berasal secara embrional dari
ratusan sel-sel mesodermal yang melakukan fusi sehingga sebuah sel otot
memiliki banyak inti.
Secara mikroskopis sel otot dilapisi oleh struktur membran plasma (sarcolemma)
dan dari sarcolemma ini akan terbentuk lipatan kedalam yang disebut sebagai
tubulus T. Pada bagian dalam sel otot terdapat cairan intraseluler (sarcoplasma)
yang berisi molekul-molekul glikogen, protein myoglobin dan mitokondria yang
banyak.
Di dalam sarcoplasma juga terdapat myofibril yang merupakan elemen kontraktil
dari serabut otot. Myofibril tampak seperti diselubungi oleh struktur seperti jaring
yang disebut Sarcoplasmic reticulum yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan
ion kalsium yang diperlukan untuk proses kontraksi. Dua buah ujung
sarcoplasmic reticulum yang melebar (terminal cisternae) membelakangi sebuah
tubulus T membentuk struktur yang berperan dalam inisiasi proses kontraksi otot.
Serabut-serabut otot ini akan bergabung dalam suatu kelompok yang lebih besar
yang disebut fasikulus otot. Beberapa jenis konfigurasi fasikulus otot ini antara
lain:
1) Paralel
Fasikulus sejajar dengan aksis memanjang dari otot.
2) Fusiform
Fasikulus sejajar dengan aksis memanjang dari otot dan diameter akan
berkurang jika semakin mendekati tendon.
3) Sirkuler
Fasikulus tersusun melingkar membentuk struktur sphincter untuk
menutupi suatu lubang.
4) Triangular
Fasikulus yang tersebar pada daerah yang luas berkumpul pada sebuah
tendon yang tebal.
5) Pennate
Ukuran fasikulus lebih pendek daripada tendon sehingga tampak relatif
pendek bila dibandingkan dengan panjang keseluruhan otot.
a. Unipennate
Fasikulus tersusun hanya pada 1 sisi dari tendon
b. Bipennate
Fasikulus tersusun pada kedua sisi tendon yang berada di tengah
c. Multipennate
Fasikulus terhubung secara menyilang dari segala arah ke beberapa tendon
Otot dilindungi oleh jaringan subkutis pada bagian luar dan fascia pada bagian
dalam yang secara umum langsung membungkus otot. Jaringan subkutis yang
terdiri atas sel-sel adiposit berfungi sebagai penghambat panas dan pelindung
otot dari trauma fisik.Fascia adalah jaringan ikat padat ireguler yang melapisi dan
juga mengelompokkan otot-otot dengan fungsi yang sama. Fascia juga dilewati
oleh serabut saraf, pembuluh darah dan limfe. Ujung-ujung dari fascia ini akan
memanjang membentuk tendon yang berfungsi untuk melekatkan otot ke tulang
dan apabila ujung tersebut membentuk lapisan yang lebar dan mendatar disebut
sebagai aponeurosis.Ada kalanya suatu tendon diselubungi oleh jaringan ikat
fibrosa yang disebut selubung tendon yang berisis cairan synovial untuk
mengurangi gesekan antara 2 lapis selubung tersebut.(Tortora, 2009)
Sumber: http://repository.usu.ac.id
11.Nyeri otot atau myalgia
Nyeri otot atau myalgia adalah rasa sakit atau nyeri yang muncul pada bagian
otot. Ini adalah kondisi yang umum dan bisa terjadi pada semua orang. Nyeri otot
biasanya terkait dengan tingkat ketegangan, terlalu banyak beraktivitas, atau
cedera dari olahraga dan/atau bekerja.
Sumber: http://eprints.ums.ac.id/26845/2/BAB_I.pdf
12. Faktor-faktor penyebab nyeri otot
Terjadi setelah melaksanakan olahraga/aktivitas cukup berat yang tidak
biasa dilakukan.
Kelelahan akibat kerja sehingga menimbulkan suatu mekanisme
perlindungan tubuh yang dirasakan secara subjektif yang terjadi akibat
kerja fisik atau mental secara berulang sehingga menyebabkan ketidak
nyamanan, hilangnya efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta
ketahanan tubuh yang ditandai oleh adanya pelemahan kegiatan,
pelemahan motivasi dan kelelahan fisik.
Nyeri otot disebabkan oleh pengaruh tarikan mekanis serabut otot terhadap
jaringan ikat intramuscular.
Nyeri otot terjadi akibat penumpukan sampah metabolisme dalam jumlah
berlebihan yang menyebabkan meningkatnya tekanan osmotik didalam
dan luar sel-sel otot.
(Sumber: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31077/4/Chapter
%20II.pdf, http://file.Musclesoarness&muscleCramps.pdf di askes pada 7
september 2015 pukul 20.44WIB)
13. Klasifikasi dan karakteristik dari nyeri otot
Klasifikasi nyeri otot
Nyeri Nosiseptif
Terjadi bila ujung saraf sensorik pada kulit atau organ menerima
rangsangan yang timbulkan oleh kerusakan jaringan akibat stimulus
mekanik, termal, kekurangan oksigen dan bahan kimia.
Nyeri Neurogenik
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer pada
system saraf perifer. Dapat terjadi karena infiltrasi sel kanker pada serabut
saraf, dan terpotongnya saraf perifer.
Nyeri Psikogenik
Nyeri ini berhubungan dengan adanya gangguan jiwa misalnya cemas dan
depresi. Nyeri akan hilang apabila keadaan kejiwaan pasien tenang
(adanya gangguan psikologis).
Berdasarkan timbulnya nyeri dapat diklasifikasikan menjadi:
1) Nyeri akut
Nyeri yang timbul mendadak dan berlangsung sementara. Nyeri ini ditandai
dengan adanya aktivitas saraf otonom seperti: takikardi, hipertensi, hiperhidrosis,
pucat dan midriasis dan perubahan wajah: menyeringai atau menangis. Bentuk
nyeri akut dapat berupa:
a) Nyeri somatik luar : nyeri tajam di kulit, subkutis dan mukosa
b) Nyeri somatik dalam : nyeri tumpul pada otot rangka, sendi dan jaringan ikat
c) Nyeri viseral : nyeri akibat disfungsi organ viseral
2) Nyeri kronik
Nyeri berkepanjangan dapat berbulan-bulan tanpa tanda-tanda aktivitas otonom
kecuali serangan akut. Nyeri tersebut dapat berupa nyeri yang tetap bertahan
sesudah penyembuhan luka (penyakit/operasi) atau awalnya berupa nyeri akut lalu
menetap sampai melebihi 3 bulan.
Sumber: Universitas Diponegoro BAB_II KLASIFIKASI NYERI OTOT.pdf
(diunduh pada tanggal 7 September 2015 pukul: 20:00 WIB)
14. Kelelahan otot
Kelelahan otot merupakan suatu keadaan dimana otot tidak dapat
mempertahankan gaya atau kontraksi yang diberikan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kelelahan ada dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Yang
termasuk faktor internal antara lain : faktor somatis atau fisik, gizi, jenis kelamin,
usia, pengetahuan dan sikap atau gaya hidup sedangkan yang termasuk faktor
eksternal adalah keadaan fisik lingkungan kerja (kebisingan, suhu, pencahayaan).
Sumber: Pengertian Kelelahan Otot.pdf (diunduh pada tanggal 7 September 2015
pukul: 20:36 WIB)
15. Faktor – faktor yang mempengaruhi kelelahan otot
1. Penumpukan asam laktat
Terjadinya kelelahan otot yang disebabkan oleh penumpukan asam laktat telah
lama dicurigai. Penumpukan asam laktat pada intramuscular dengan menurunnya
puncak tegangan (ukuran darikelelahan apabila rasio asam laktat pada otot merah
dan otot putih meningkat, puncak tegangan otot menurun. Jadi bisa diartikan
bahwa besarnya kelelahan pada serabut-serabut otot putih berhubungan dengan
besarnya kemampuan mereka untuk membentuk asam laktat. Pendapat bahwa
penumpukan asam laktat menyertai didalam proses kelelahan selanjutnya
diperkuat oleh fakta dimana dua mekanismesecara fisiologi yang karenanya asam
laktat menghalang-halangi fungsi otot. Kedua mekanisme tersebut tergantung
kepada efek asam laktat pada pH intra selular atau konsentrasi ion hydrogen (H).
Dengan meningkatnya asam laktat, konsentrasi H meningkat, dan pH menurun. Di
pihak lain, peningkatan konsentrasi ion H menghalangi proses rangkaian eksitasi,
oleh menurunnya sejumlah Ca yang dikeluarkan dari reticulum sarkoplasma dan
gangguan kapasitas mengikattroponin. Peningkatan konsentrasi ion H juga
menghambat kegiatan fosfofruktokinase, enzim kunci yang terlibat di
dalamanaerobic glikolisis. Demikian lambatnya hambatan glikolisis, mengurangi
penyediaan ATP untuk energi.
2. Pengososan ATP-CP
ATP merupakan sumber energi kontraksi otot dan PC untuk resintesa protein
secepatnya. Jika ATP dan PC digunakan untuk kontraksi terus maka terjadi
pengosongan fosfagen intraselular sehingga mengakibatkan kelelahan.
3. Jenis Serabut otot
Ada perbedaan antara serabut otot tipe I dan II, yakni waktu timbulnya kelelahan
otot berbeda – beda sesuai dengan jeis serabut otot, sebagian serabut otot lebih
tahan terhadap kelelahan otot dibandingkan serabut otot lainnya. Serabut otot tipe
II b dengan kadar mioglobin yang rendah, tetapi banyak memiliki ATP-ase yang
bereaksi cepat terhadap rangsangan, namun lebih cepat mengalami fatigue.
Sedangkan serabut otot tipe II a dengan kadar mioglobin yang tinggi, tetapi tidak
memiliki ATP-ase lebih tahan terhadap fatigue.
4. Beban latihan
Latihan dengan beban yang berat lebih cepat menimbulkan fatigue, dimana
subyek berusaha sekuat tenaga melawan beban yang diberikan.
Sumber : Pengaruh Kelahan Otot Anggota Gerak Bawah terhadap Keseimangan
Postural Pada Subyek Sehat. Universitas Diponegoro Semarang. 2005.
16. Mekanisme nyeri
Nyeri merupakan suatu bentuk peringatan akan adanya bahaya kerusakan
jaringan. Pengalaman sensoris pada nyeri akut disebabkan oleh stimulus noksius
yang diperantarai oleh sistem sensorik nosiseptif. Sistem ini berjalan mulai dari
perifer melalui medulla spinalis, batang otak, thalamus dan korteks serebri.
Apabila telah terjadi kerusakan jaringan, maka sistem nosiseptif akan bergeser
fungsinya dari fungsi protektif menjadi fungsi yang membantu perbaikan jaringan
yang rusak.
Nyeri inflamasi merupakan salah satu bentuk untuk mempercepat perbaikan
kerusakan jaringan. Sensitifitas akan meningkat, sehingga stimulus non noksius
atau noksius ringan yang mengenai bagian yang meradang akan menyebabkan
nyeri. Nyeri inflamasi akan menurunkan derajat kerusakan dan menghilangkan
respon inflamasi
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31992/4/Chapter%20II.pdf
17. Penyebab nyeri otot terjadi berlebih pada kedua otot biceps brachii
M. Biceps memiliki keunikan yaitu mempunyai dua “kepala” satu yaitu long
head yang melekat pada supraglenoid tubercle dan juga short head yang
melekat pada processus coracoideus. Dua kepala inilah yang menyebabkan
nama otot ini Biceps. Bi artinya dua. Fungsi M. Biceps brachii adalah sebagai
flexor. M. Biceps Brachii Berperan dalam gerakan fleksi. Pada pemicu,
gerakan yang dilakukan Dodo banyak merupakan gerakan fleksi dan dilakukan
secara berlebihan sehingga rasa nyeri paling terasa pada M. biceps brachii.
Dapartemen anatomi FK Universitas Sumatra Utara. Muscle of Upper
Extremity. Available at : www.
bbs_20102011_slide_muscle_of_upper_extremity.com
18. Faktor-faktor yang mempengaruhinyeri musculoskeletal
1. Faktor pekerjaan: Postur tubuh, pereganganotot yang berlebihan, aktivitasberulang,
durasi
2. Faktor individu: Umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok kesegaran jasmani,
kekuatanfisik, Indeks Massa Tubuh
3. Faktor Lingkungan
4. Faktor Psikososial
Sumber: Maijunidah, Emi. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keluhan
Musculoskeletal Disorders (MSDc) Pada Pekerja Assembling PT X Bogor Tahun 2010.
FakultasKedokterandanIlmuKesehatan.Universitas Islam NegeriSyarifHidayatullah.
19. Penatalaksanaan Cedera Olahraga:
1. Terapi dingin:
- Terapi terbaik untuk cedera akut
- Es adalah vasokonstriktor sehingga dapat mengurangi perdarahan internal
dan bengkak
- Dapat juga membantu cedera overuse atau nyeri kronis setiap selesai berlatih
2. Terapi panas:
- Digunakan pada cedera kronis atau cedera tanpa bengkak
- Meningkatkan elastisitas jaringan ikat sendi, memperbaiki sirkulasi darah
- Jangan dilakukan setelah berlatih
- Contoh: nyeri, kaku, nyeri sendi.
Menurut Ronald P. Pfeiffer (2009: 36) ketika terjadi cedera memar, strain dan
sprain saat berolahraga terapi dingin sering digunakan bersama-sama dengan
teknik pertolongan pertama pada cedera yang disebut RICE (Rest, Ice,
Compression and Elevation).
1. Rest (istirahat)
Mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera, bertujuan untuk mencegah
bertambah parahnya cedera dan mengurangi aliran darah yang menuju
kedaerah yang cedera.
2. Ice (aplikasi dingin)
Yaitu memberikan es selama dua hari setelah cedera untuk melokalisir
daerah cedera, mematikan ujung syaraf sehingga mengurangi rasa
nyeri, dan mencegah agar jaringan yang cedera tidak bertambah
bengkak karena pemberian es akan menyebabkan vasokontriksi
sehingga aliran darah yang menuju daerah cedera berkurang. Pemberian
es jangan sampai terlalu lama karena akan mengakibatkan iritasi,
hypothermia, dan frost bite yaitu kerusakan yang terjadi karena
penerapan aplikasi dingin yang berlebihan.
Cara penerapan aplikasi dingin atau pemberian es yaitu:
a) Es ditempatkan pada kantong plastik kemudian dibungkus dengan
handuk.
b) Kompres es dilakukan selama 2-3 menit
c) Bila sudah terasa kesemutan atau telihat pucat pemberian es dapat
dihentikan sementara. Ini merupakan tanda telah terjadi vasokontriksi
3. Compression (pembalutan)
Yaitu mempergunakan kompresi elastis selama dua hari untuk
mencegah pembengkakan dan menghentikan perdarahan. Pembalutan
dapat menggunakan perban atau pembalut tekan yang elastis
(tensocrepe) dan harus dipakai senyaman mungkin.
4. Elevation (meninggikan daerah cedera)
Berusaha agar bagian yang cedera ada di atas letak jantung untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya pembengkakan akibat perdarahan
dan peradangan. Dalam perawatan nyeri yang disebabkan karena
cedera, terapi dingin dilakukan sampai pembengkakan berkurang.
Terapi dingin biasanya digunakan pada 24 sampai 48 jam setelah
terjadinya cedera dan dipakai untuk mengurangi sakit dan
pembengkakan. Panas selanjutnya digunakan dalam fase rehabilitasi
fase kronis. Beberapa kondisi yang dapat ditangani dengan RICE antara
lain cedera memar, strain dan sprain, dan kram otot.
Fase Penyembuhan
Setelah 1-3 hari melakukan RICE
Boleh melakukan latihan peregangan secara perlahan dan lembut pada
bagian yang cedera dan sekitarnya
Bila timbul nyeri, hentikan
Pemanasan dapat membantu meningkatkan aliran darah pada cedera
sehingga mempercepat penyembuhan
Sumber : Tobing A.J.D.L, Kuliah Pengantar Cedera Olahraga. PPDS Program
Studi Ilmu Kedokteran Olahraga FK UI. Universitas Indonesia.Jakarta. avaible
at :
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/ade.tobing/material/adetobingprinsiptatal
aksanacederaor.pdf
Rismayanthi C., Bahan Ajar PPC Penanganan Cedera Olahraga. FIK UNY.
Yogyakarta. Available at :
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Cerika%20Rismayanthi,
%20S.Or./PPC_Penanganan%20Cedera%20Olahraga(1).pdf
20. Aspek biokimia pada kasus ini
Energi Dan MetabolismeOtot
Kontraksi otot membutuhkan energi, dan otot disebut sebagai mesin pengubah
energi kimia menjadi energi mekanik. Sumber energi yang dapat segera
digunakan adalah derivat fosfat organik berenergi tinggi yang terdapat dalam otot.
Selain itu sumber utama energi diperoleh dari metabolisme intermedier
karbohidrat-lipid dan hidrolisis ATP yang menghasilkan energi untuk kontraksi.
Hidrolisis ATP
Sumber energi otot yang dibutuhkan pada saat berkontraksi berasal dari ATP
(adhenosintriphosphate) yang dihasilkan dalam kondisi aerob maupun anaerob.
Energi tersebut juga digunakan untuk pembentukan /penyusutan myofibril cross
Bridges dan menimbulkan sliding/gerakan antara filamen kontraktil aktin dan
miosin.
Sumber :Harddjono, J. PerbedaanPengaruhPemberianLatihanMetode De
lormeDenganLatihanMetodeOxford
TerhadapPeningkatanKekuatanOtotQuadriceps – edit. UniversitasEsaunggul.
2011. Jakarta.
21. Berdasarkan metode pengukuran IMT menurut WHO, untuk menentukan indeks
massa tubuh, maka dilakukan dengan cara sampel diukur terlebih dahulu berat badannya
dengan timbangan kemudian diukur tinggi badannya dan dimasukkan ke dalam rumus di
bawah ini, yaitu
IMT= BeratBadan (kg)
Tinggi Badan2 (m2)
Kemudian interpretasikan hasil IMT yang didapat kedalam tabel klasifikasi IMT menurut
Asia Pasifik.
Klasifikasi IMT
Berat badan kurang
Kisaran normal
Berat badan lebih
Berisiko
Obes I
Obes II
< 18.5
18.5-22.9
≥ 23
23-24.9
25-29.9
≥ 30
Sumber: Sugondo. 2006. IlmuPenyakitDalam Ed. IV Jilid III.
22. L-Carnitine merupakan sebuah substansi yang berasal dari asam amino
esensial metionindanlisin yang memiliki sifat seperti vitamin tapi tidak bisa
dikategorikan sebagai vitamin. Fungsi L-Carnitine adalah untuk membantu
transportasi asam lemak melewati membrane mitokondria (pusat produksi energy
pada tingkat sel) yang mengubah cadangan lemak yang ada di dalam tubuh
menjadi energi. Salah satu fungsi utama l-carnitine adalah membantu transportasi lemak
kedalam mitokondria sel, seperti yang terdapat pada sel-sel otot.
(Sumber:undip.ac.id. di askes pada 7 september 2015 pukul 22.51WIB)
23. Hubungan penggunaan suplemen l- carnitine dengan nyeri otot pada pemicu
L-Carnitine merupakan sebuah substansi yang berasal dari asam amino esensial
metionin dan lisin yang memiliki sifat seperti vitamin tapi tidak bisa
dikategorikan sebagai vitamin .Fungsi L-Carnitine adalah untuk membantu
transportasi asam lemak melewati membran mitokondria (pusat produksi energi
pada tingkat sel) yang mengubah cadangan lemak yang ada di dalam tubuh
menjadi energi.
Peneliti juga menemukan bahwa carnitine berfungsi meningkatkan aliran darah
dengan meningkatkan produksi nitric oxide, sehingga pembuluh darah menjadi
lebih lebar dan memungkinkan lebih banyak darah dan oksigen yang disalurkan.
Proses ini dapat membantu meningkatkan kekuatan otot sekaligus
memaksimalkan pemulihan setelah latihan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa l – carnitine secara garis besar suplemen yang
berfungsi untuk mengubah lemak menjadi energy dan tidak ada hubungannya
dengan nyeri otot yang dialami seperti di pemicu.
Sumber :http://djanggan.lecture.ub.ac.id/files/2012/04/carnitine-ubiquinone.pdf
24. Hormon yang mempengaruhi rasa nyeri adalah endorphin. Senyawa β endorphin
berperan dalam mengontrol persepsi rasa nyeri, sehingga dapat berperan analgesik yang
kuat untuk rasa sakit pada tubuh selama beberapa jam. Potensi analgesik senyawa 18-30
kali lebih kuat dari morphin.
Sumber: Haruyama, Shigeo. 2011. The Miracle of Endorphin:
SehatMudahdanPraktisdenganHormonKebahagiaan. Bandung :Qanita
25. Gizi yang ideal untuk otot
Pada metabolisme anaerobik aliran darah belum cukup memberikan suplai oksigen ke
otot, energi didapat terutama dari karbohidrat. Suplai energi awal berasal dari proses
katabolisme anaerobik adenosin trifosfat (ATP) yang terdapat di dalam otot. Terjadinya
kontraksi otot akibat adanya energi yang diperoleh dari perubahan ATP menjadi ADP
(ATP ADP + pelepasan energi). Energi selanjutnya diperoleh dari penguraian kreatin
fosfat yang dengan cepat dapat menghasilkan ATP, namun simpanan kreatin sangat
terbatas sehingga energi yang dihasilkan hanya untuk beberapa detik saja. Energi
anaerobik terbanyak didapat dari perubahan karbohidrat menjadi asam laktat (Nutrition
for Athletics, 1995).
Pada metabolisme aerobik energi didapat terutama dari karbohidrat dan lemak. Energi
yang berasal dari proses aerobik mula-mula berasal dari penguraian glikogen otot.
Latihan berat memerlukan cadangan karbohidrat (glikogen) dan deplesi glikogen akan
menuju kearah kelelahan. Karbohidrat penting untuk endurance. Atlet dengan latihan
berat, memerlukan energi expenditure 2 – 3 kali lebih besar dari individu yang tidak
berlatih. Besar kebutuhan energi tergantung dari tiga area energi yang dikeluarkan yaitu:
basal metabolisme rate + spesifik dinamik action + aktivitas fisik. Dalam latihan perlu
energi seimbang yaitu jumlah energi yang masuk sama dengan besarnya jumlah energi
yang dikeluarkan. Seseorang akan dapat berprestasi maksimal apabila keseimbangan zat
gizi ini dapat selalu terkontrol. Dalam diet yang baik, tidak hanya pemasukan energi yang
diperhitungkan, tetapi proporsi karbohidrat, lemak dan protein dalam taraf yang
mencukupi merupakan hal yang pokok dan jika terjadi kekurangan atau ketidak
seimbangan pada salah satu di antara ketiganya, prestasi dan kesehatan atlet menjadi
tidak optimal (Yessis dan Trubo, 1993).
KEBUTUHAN ZAT GIZI
Kebutuhan gizi harian atlet berubah-ubah, tergantung pada intensitas latihannya.
Menu makanan harus mengandung karbohidrat sebanyak 60 – 70%, lemak 20 – 25% dan
protein sebanyak 10 – 15% dari total kebutuhan energi seorang atlet (Direktorat, 1997)
Karbohidrat
Menurut William (1991) Karbohidrat adalah sumber energi dasar yang
memungkinkan otot tetap bekerja. Atlet harus mengkonsumsi karbohidrat 60 – 70% total
energi. Karbohidrat dalam makanan sebagian besar dalam bentuk karbohidrat kompleks,
sedangkan karbohidrat sederhana hanya sebagian kecil saja (< 10 %). Menurut
Soekarman (1987) karbohidrat di bagi mencadi 3 macam yaitu: a) Monosakarida (glukosa
dan fruktosa), b) Disakarida ( sukrosa dan maltosa), c) Polysakarida (tepung dan
glikogen). Semua macam karbohidrat sebelum diserap akan dijadkan glukosa. Beberapa
banyak karbohidrat yang dimakan tergantung dari beratnya latihan. Pada umumnya
kebutuhan kalori akan dicukupi oleh makanan dengan perbandingan sebagi berikut:
protein 15 %, lemak 30% dan karbohidrat 55%.
Lemak
Lemak didalam tubuh berupa triglikerida, asam lemak (fatty acid) dan kolesterol.
Lemak disimpan berujud trigliserid. Lemak merupakan sumber energi yang paling
efisien, semakin terlatih seseorang maka semakin banyak lemak yang dimanfaatkan
sehingga glikogen lebih dihemat. Orang yang terlatih biasanya banyak menggunakan
aerob karena hemoglobinya lebih banyak, kapasitas pernafasnya lebih besar. Lemak
hanya bisa dimetaboliser dengan aerob karena miskin oksigen. Disel otot ada kandungan
lemak tapi yg paling banyak di sel lemak letaknya dibawah kulit dan disekitar organ-
organ dalam (jantung, usus). Sel lemak bisa bertambah dan menjadi besar kalau sudah
terlalu besar maka kemampuan tubuh utk memenuhinya lebih banyak. Jumlah lemak
dalam makanan yang dibutuhkan seorang atlet berkisar antara 20– 30% dari total energi.
Asam lemak esensial harus terdapat di dalam diet, sementara lemak jenuh harus
direstriksi tidak lebih dari 10% intake energi. Lemak dalam tubuh berperan sebagai
sumber energi terutama pada olahraga dengan intensitas sedang dalam waktu lama,
misalnya olahraga endurance (Soekarman,1987).
Protein
Protein tidak memiliki dampak besar terhadap energi, tetapi diet atlet harus cukup
protein yang diperlukan untuk penyembuhan dan pertumbuhan otot, jika kurang akan
merugikan kegiatan otot. Jumlah protein yang dianjurkan pada atlet untuk membentuk
kekuatan otot dan kecepatan sebesar 1,2 – 1,7 g/kgBB/hari, untuk endurance/ketahanan
dianjurkan 1,2 –1,4 g/ kg BB/hari. Pada latihan intensitas rendah protein diperlukan 1,4 -
2 g /kg BB, latihan berat sebesar 2 g/ kg bb BB/hari. dan saat latihan intensif diperlukan
2,2 - 2,9 gr/kg BB. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa protein hewani dan nabati
harus diberikan dalam jumlah kurang lebih sama (Yessis dan Trubo, 1993). Menurut
Soekarman (1987) otot terdiri dari banyak protein maka diperlukan banyak sekali protein
apabila ingin memperbesar otot. Kebutuhan protein untuk seseorang sudah cukup dengan
1 gr/kg berat badan. Jadi kalau beratnya 60kg cukup dengan protein 60 gr sehari-hainya.
Untuk atlet memang dibutuhkan lebih banyak yaitu 2 gr/kg berat badan. Kalau seseorang
atlet beratnya 60 kg dia harus mendapatkan protein 120 gr seharinya. Protein bukan
merupakan bahan untuk pembuatan energi. Memang kadang-kadang terjadi proein
digunakan untuk energi, tetapi hal ini terjadi kalau lemak dan karbohirat sudah habis.
Kebutuhan vitamin dan mineral
Vitamin dan mineral memainkan peranan penting dalam mengatur dan membantu
reaksi kimia zat gizi penghasil energi, sebagai koenzim dan ko faktor. Pada keadaan
defisiensi satu atau lebih dapat mengganggu kapasitas latihan. Kebutuhan vitamin
terutama vitamin yang larut air (vit. B dan C) meningkat sesuai dengan meningkatnya
kebutuhan energi. Penelitian menunjukkan bahwa deplesi besi tingkat moderate
dihubungkan dengan berkurangnya performance latihan. Tambahan beberapa vitamin dan
mineral yang penting diperhatikan dalam kaitannya dengan olahraga seperti vitamin A, B,
C, D, E dan K, mineral seperti Ca, Fe, Na, K, P, Mg, Cu, Zn, Mn, J, Cr, Se dan F (Clark,
1996).
Air dan Serat Makanan
Air dalam tubuh merupakan komponen terbesar dimana proporsinya mencapai
60-70% berat badan orang dewasa. Selama pertandingan yang memerlukan ketahanan
seperti maraton atau jalan cepat harus diperhatikan pengisian cadangan zat cair. Keadaan
dehidrasi, gangguan keseimbangan air dan elektrolit serta pengaturan suhu tubuh dapat
menimbulkan kelelahan dan membahayakan. Kehilangan air yang melebihi 4 – 5% dari
berat badan dapat mengganggu penampilan atlet. Dehidrasi berat secara potensial dapat
menyebabkan temperatur tubuh meningkat dan mengarah ke heat stroke serta dapat
berakibat fatal. Karena itu para atlet khususnya yang melakukan kegiatan endurance
harus menyadari pentingnya minum cairan selama latihan maupun sesudahnya, walaupun
belum terasa haus. Serat makanan penting untuk memelihara fungsi normal dari saluran
cerna. Serat makanan yang tinggi bisa di dapat dari sayuran, buahan, grain dan kacang-
kacangan (William, 1991).
Sumber (PERAN NUTRISI BAGI OLAHRAGAWAN Oleh: Sigit
Nugrohohttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PERAN%20NUTRISI%20BAGI
%20OLAHRAGAWAN.pdf)