OLEH:TRISTIANDINDA PERMATATRISTIANDINDA PERMATA
4108 100 029
Dosen Pembimbing:Ir. Heri Supomo, M.Sc
LATAR BELAKANG
PERUMUSAN MASALAH PERUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENELITIAN
BATASAN PERMASALAHAN
METODOLOGI PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN
Apa alasan pemilihan topik ini?Apa alasan pemilihan topik ini?
Teknik pengelasan FCAW yang banyak digunakanp g y g y g
pada industri perkapalan sebagai cara penyambungan
baja.
Pengelasan FCAW akan menghasilkan kualitas yang
berbeda salah satu faktor yang mempengaruhinyaberbeda , salah satu faktor yang mempengaruhinya
adalah jenis elektroda yang digunakan.d je s e e od y g d gu .
Tiap klasifikasi elektroda FCAW memiliki komposisi kimia
dalam fluks yang tidak samadalam fluks yang tidak sama.
Baja merupakan logam penting dalam pengelasan yang
mudah mengalami korosi.
Korosi merupakan peristiwa yang tidak dapat dihindari dan
diperlukan perhitungan lajunya untuk mendapatkan hasildiperlukan perhitungan lajunya untuk mendapatkan hasil
yang efektif.
Hendrik Erlan Wijayana Santoso (2010),
menganalisa laju korosi dengan metode
pengelasan yang sama, yaitu FCAW, dengan
i i d bi li A d i lvariasi debit aliran gas Argon pada material
ASTM A36 dengan tebal pelat 10 mmASTM A36 dengan tebal pelat 10 mm.
Burhani (2003) menganalisa pengaruh jenis elektroda Burhani (2003), menganalisa pengaruh jenis elektroda,
yaitu E 7018, E 7016, E 7010, terhadap laju korosi
pada pengelasan pelat baja SS-41 .
Toga R. Sitompul (2003), menganalisa perbandingan
laju korosi pada pengelasan dengan menggunakan
elektroda yang mengandung Cr dan elektroda yangelektroda yang mengandung Cr dan elektroda yang
menggunakan Mn pada pelat stainless steel.gg p p
Menganalisa laju korosi pada l d bpengelasan dengan sambungan
butt joint single V groove padabutt joint single V groove pada posisi 1G dengan teknik p g
pengelasan FCAW variasi klasifikasi elektroda.
B i h k d fl k t h dBagaimana pengaruh kandungan fluks terhadap
laju korosi?laju korosi?
Berapa nilai laju korosi dari material BKI Gradep j
A setelah mendapat perlakuan pengelasan
FCAW dengan variasi elektrode?
Bagaimana hubungan antara nilai laju korosi
dengan nilai rapat arus korosi?dengan nilai rapat arus korosi?
M t h i h k d fl k t h dMengetahui pengaruh kandungan fluks terhadap
laju korosilaju korosi.
Mengetahui nilai laju korosi dari material BKI
Grade A setelah mendapat perlakuan pengelasan
FCAW dengan variasi elektrode.
M t h i h b t il i l j k iMengetahui hubungan antara nilai laju korosi
dengan nilai rapat arus korosidengan nilai rapat arus korosi.
Baja yang digunakan adalah material BKI Grade A
(ASTM A 36)(ASTM A 36)
Posisi pengelasan 1G.
Diameter kawat las 1,6 mm
Variasi produk elektode meliputi E 71T – 1C H8 EVariasi produk elektode meliputi E 71T 1C H8, E
71T – 1 dan E 71T – 1/-1M
Larutan uji yang digunakan FeCl3 3‰ (ASTM G48)
Start
Latar Belakang
Logam baja banyak digunakanpada industry perkapalan
Rumusan Masalahpada industry perkapalan.Pengelasan FCAW banyakdigunakan dalam penyambunganpelat.Kualitas hasil pengelasan FCAW salah satunya dipengaruhi oleh
Bagaimana pengaruhkandungan fluks terhadaplaju korosi? Berapa nilai laju korosi darimaterial BKI Grade A setelahy p g
fluks.Fluks tiap klasifikasi produkelectrode memiliki komposisi yang berbeda‐beda. Korosi tidak dapat dihindari
dilas FCAW dengan variasielektrode?Bagaimana hubunganantara nilai laju korosidengan variasi elektrode?
Perlu dilakukan perhitungan lajukorosi
Persiapan material,alatdan bahan
Studi Literatur
Penelitian sebelumnyaBuku yang relevan-Bahan Kuliah Korosi oleh Ir. Heri Supomo, M.Scp-Bahan kuliah Teknologi Las oleh WingHendroprasetyo A.P., ST., M.EngRegulasi-AWS D1.1 / D1.1M : 2006-BKI 2006 Vol. V, Rules for MaterialsASTM G 48
A
-ASTM G 48-ASTM G1‐90 Vol 3.2, 2002
A
Persiapan bahan, meliputi:Persiapan Alat Persiapan Material
elektrode yaitu E 71T‐1C H8,E 71T‐1 dan E 71T‐1/‐1M
FeCl3 dengan salinitas 33‰ , yaituparameter penunjuk jumlah bahan(FeCl3 ) terlarut dalam air yang
Alat pemotong specimen (Lab.Produksi, Teknik PerkapalanITS)Alat pengelasan FCAW (diBengkel Pengelasan“BERSAUDARA”)
Pemotongan spesimen sebanyak 15 buahuntuk uji korosi dengan ukuran 50mm x 25mm x15 mm dengan material BKI Grade A(ASTM G48)
Pemotongan spesimen sebanyak 6 buah untuk (FeCl3 ) terlarut dalam air yangdinyatakan sebagai perbandinganantara berat larutan terhadap beratair murni dalam volume yang sama.(ASTM G48)
BERSAUDARA )Autolab Potentiostat (di Lab. Elektrokomia Jurusan TeknikKimia, ITS)Mesin uji tekuk (Lab. Konstruksidan Kekuatan,Teknik Perkapalan
Pemotongan spesimen sebanyak 6 buah untukside bend test dengan ukuran 200mm x 10mm x15mm dengan material BKI Grade A(AWS D1.1/D1.1M:2006)
Tiga variasi elektrode yaituE 71T 1C H8 E 71T 1 d E 71T 1/ 1M
, pITS) E 71T‐1C H8, E 71T‐1 dan E 71T‐1/‐1M
Memberikan perlakuan pengelasan FCAW‐G dengan electrode,yaitu
E 71T‐1C H8,
B
E 71T‐1 dan E 71T‐1/‐1M
B
B
Side bend test
(material BKI Grade A) sebanyak 2 buah spesimen untuk tiap variabel dengan ukuran masing‐masing(material BKI Grade A) sebanyak 2 buah spesimen untuk tiap variabel dengan ukuran masing masing spesimen 200 mm x 10 mm x 15 mm (AWS D1.1/ D1.1M:2006), dengan melakukan:
-bending pada sisi las-pengamatan terhadap hasil bending apakah retak atau tidak-pengamatan terhadap daerah retak apakah di weld metal,heat affected zone, atau pada perbatasannya
Melakukan uji laju korosi dengan peralatan sel 3 elektrode, yaitu menggunakan perangkat laboratorium baku untuk penelitian kuantitatif terhadap sifat‐sifat korosi bahan. Dengan komponen peralatan:
El kt d k j-Elektroda kerja-Elektroda pembantu-Elektroda acuan-Autolab Potentiostat (PGSTAT 30)-Software NOVA
C
D
Analisa laju korosi terhadap 3 variasi electrode dengan metode grafik
Pembahasan dan Kesimpulan meliputi perbandinganPembahasan dan Kesimpulan, meliputi perbandingan antara 3 variasi electrode terhadap:
-ikor (μa/cm3)
-nilai laju korosi (mmpy)
Akan didapatkan electrode yang efektif menahan laju korosi.
EndEnd
Welding process : FCAW (Flux Cored Arc Welding)
Joint design : Butt joint, single V groove
Base metal : ASTM A36, 15 mm
Shielding gas : 100% CO Shielding gas : 100% CO2
Variasi elektroda :
- Spesifikasi AWS A5.20
- Klasifikasi E 71T – 1C H8, E 71T – 1, E 71T – 1/-1M
Current : DC
A 250 A Amperage : 250 Ampere
Voltage (range) : 27 – 30 Volt
Travel speed (range) : 15 – 20 lpm
Bebas dari sobekan sebesar ⅛ inchi untuk segala
harah.
Sobekan yang lebih besar dari ¼ inchiy g
diperbolehkan, asalkan berasal dari pinggir weld
metal dan bukan dari cacat.
Total maksimum sobekan adalah sekitar ⅜ inchi ke Total maksimum sobekan adalah sekitar ⅜ inchi ke
segala arah.
Dari hasil pengujian didapatkan hasil :Dari hasil pengujian, didapatkan hasil :
1 Komposisi fluks sangat berpengaruh terhadap nilai laju korosi1. Komposisi fluks sangat berpengaruh terhadap nilai laju korosi.
Elektroda dengan kadar silicon tinggi namun kadar sulufur
dan fosfor yang rendah mempunyai nilai laju korosi terendah,
yaitu elektroda E 71T – 1C H8 Jika kadar silikon rendahyaitu elektroda E 71T – 1C H8. Jika kadar silikon rendah,
dapat meningkatkan kadar karbon dan mangan sehingga
dapat memberikan keseimbangan komposisi untuk
mendapatkan kekerasan dan kekenyalan material sepertimendapatkan kekerasan dan kekenyalan material, seperti
halnya pada elektroda E 71T - 1. Nilai laju korosi tertinggi
terdapat pada elektroda E 71T – 1/-1M dengan komposisi
karbon paling rendahkarbon paling rendah.
2 Setelah mendapat perlakuan pengelasan FCAW (Fluks Cored2. Setelah mendapat perlakuan pengelasan FCAW (Fluks Cored
Arc Welding) dengan variasi elektroda, dapat diketahui nilai
laju korosi material hasil lasnya, yaitu elektroda E 71T – 1C
H8 dengan nilai laju korosi 0 11581 mm/year E 71T – 1H8 dengan nilai laju korosi 0.11581 mm/year, E 71T – 1
bernilai laju korosi 0.141134 mm/year dan E 71T – 1/-1M
0.153326 mm/year. Dari nilai – nilai tersebut dapat diketahui
bahwa elektroda E 71T – 1C H8 memiliki nilai laju korosibahwa elektroda E 71T – 1C H8 memiliki nilai laju korosi
terendah dan elektroda E 71T – 1/-1M memiliki nilai laju
korosi tertinggi.
3 Ketika perhitungan laju korosi sangan dipengaruhi juga oleh3. Ketika perhitungan laju korosi, sangan dipengaruhi juga oleh
nilai rapat arus (icorr). Dari nilai – nilai yang dihasilkan,
diperoleh hubungan bahwa semakin besar nilai rapat arus
(i ) semakin besar juga nilai laju korosi begitu juga(icorr), semakin besar juga nilai laju korosi, begitu juga
sebaliknya.