Download - E7 TB rani
-
8/10/2019 E7 TB rani
1/18
MANAJEMEN KASUS TUBERKULOSIS PUSKESMAS SUDU
KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG
I. LATAR BELAKANG
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang telah lama
menjadi permasalahan kesehatan di dunia. Sejak tahun 1993, penyakit ini telah
dideklarasikan sebagai Global Health Emergency oleh World Health Organization
(!"). Berdasarkan laporan terbaru dari !" pada tahun #$$9, insiden kasus TB
di dunia telah men%apai &,9'9,9 juta, prealensi men%apai 9,'13,3 juta, dan angka
kematian men%apai 1,1'1,* juta pada kasus TB dengan !+ negatif dan $,-'$,#
juta pada kasus TB dengan !+ positif. /ata yang dilaporkan tiap tahun
menunjukkan insiden atau kasus TB baru %enderung meningkat setiap tahun, sebagai
%ontoh insiden pada tahun #$$& diestimasi sebesar 9,- juta, dibandingkan dengan
tahun #$$* dan #$$ sebelumnya yang masing0masing sebesar 9,#* juta dan 9,#-
juta.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menangani kasus TB yang terjadi di
dunia, dan tidak sedikit biaya yang telah dikeluarkan. ersebaran kasus TB di dunia
memang tidak merata dan justru &2 dari total kasus TB global ditanggung oleh
negara berkembang. Sekitar 2 dari seluruh kasus global tersebut terdapat pada
negara0negara di benua sia, 312 di benua frika, dan sisanya yang dalam proporsi
ke%il tersebar di berbagai negara di benua lainnya. 4elihat hal ini, maka !" telah
menetapkan ## negara yang dianggap sebagai high-burden countries dalam
permasalahan TB untuk mendapatkan perhatian yang lebih intensif dalam hal
penanggulangannya. +ndonesia adalah salah satu negara yang termasuk di dalamnya.
Berdasarkan tingginya angka insiden TB di setiap negara, sampai tahun #$$*
+ndonesia masih menduduki peringkat ke03 setelah +ndia dan 5ina, disusul oleh
6igeria pada peringkat ke0- dan frika Selatan pada peringkat ke0. Sementara
1
-
8/10/2019 E7 TB rani
2/18
berdasarkan laporan pada tahun #$$&, kelima negara tersebut masih tetap masuk
dalam daftar lima besar negara dengan kasus TB baru terbanyak tetapi dengan urutan
yang berubah dimana +ndonesia menduduki peringkat ke0 dengan insiden yang
mengalami penurunan dari sekitar #&0ribu di tahun #$$* menjadi -#90ribu di tahun
#$$& (grafik 1.1).
Grafik 1.1 /aftar lima besar negara dengan jumlah kasus baru TB terbanyak.
enurunan jumlah kasus baru TB di +ndonesia untuk tahun #$$* dan #$$&
sangat penting dalam men%apai angka yang lebih ke%il lagi untuk tahun0tahun
selanjutnya. +ndonesia dituntut untuk membuktikan komitmennya dalam mengatasi
masalah TB. !al ini sejalan dengan tujuan ke0 dari millennium deelopment goals
yang telah ditandatangani +ndonesia bersama 1&& negara lainnya pada September
#$$$ yakni memerangi !+7+/S, malaria, dan penyakit menular lainnya termasuk
TB. 8ntuk meujudkannya di tahun #$1, maka ada 3 indikator penting yang perlu
diperhatikan yaitu prealensi tuber%ulosis dan angka kematian penderita tuber%ulosisdengan sebab apapun selama pengobatan "T, angka penemuan penderita
tuberkulosis BT positif baru, dan angka kesembuhan penderita tuberkulosis.
4enurut :eaell (193), terdapat lima tahapan dalam pen%egahan penyakit
menular, yaitu promosi kesehatan, proteksi khusus, diagnosis dini dan pengobatan
2
-
8/10/2019 E7 TB rani
3/18
yang %epat, pembatasan disabilitas, dan rehabilitasi. Berkaitan dengan upaya
penurunan angka kasus baru TB di +ndonesia, maka tahapan ke03 sangat penting guna
memutuskan rantai penularan dari penderita ke orang yang sehat. Selama ini, upaya
yang ditempuh dalam hal pengobatan penderita TB di +ndonesia adalah dengan
pemberian obat anti0tuberkulosis ("T) lini01. ada tahun #$$, angka keberhasilan
pengobatan men%apai 912, tapi keberhasilan pengobatan ulangan hanya men%apai
**2, dan tidak semua kasus TB mendapatkan pengobatan seperti yang diharapkan
sebab angka case detection rate +ndonesia hanya 12 pada tahun yang sama.
ermasalahan ini diperberat dengan fakta baha +ndonesia dan dunia telah
dihadapkan pada permasalahan baru dalam pengobatan TB yakni TB dengan
multidrug-resistant(TB04/;).
ada tahun #$$&, diperkirakan terdapat 39$.$$$ ' 1$.$$$ kasus TB04/; di
seluruh dunia, dan telah menyebabkan 1$.$$$ kematian. !" bahkan telah
menetapkan #* negara yang termasuk dalam high MDR-TB burden countries, dan
+ndonesia yang termasuk di dalamnya menduduki peringkat ke01$ dengan 9.3$$
kasus TB04/; di tahun #$$&. TB04/; disebabkan oleh bakteri yang menjadi
resisten sekurang0kurangnya terhadap dua jenis "T yang paling efektif yaitu
isonia
-
8/10/2019 E7 TB rani
4/18
pen%egahan terjadinya TB04/; akan jauh lebih mudah dilakukan. Dengan
demikian iden!ifika"i "#"$ek TB%MDR !a!a&ak"ana diagn'"i" $eng'(a!an dan
m'ni!'ring $eng'(a!an TB dengan !e$a! dan (enar ada&a) k#n*i #!ama
men*ega) !im(#&n+a MDR.
II. PERMASALA,AN DI MAS-ARAKAT
/ari data di uskesmas Sudu diperoleh jumlah penderita TB aru pada tahun
#$1# yang diobati sebanyak 1- penderita dan yang sembuh sebesar 1# orang,
sedangkan penderita klinis sebanyak 1- orang. ermasalahan lain yang biasanya
ditemukan selama menjelang # bulan terakhir, pada saat kunjungan pasien ke
poliklinik uskesmas, adanya ditemukan kasus relaps setelah 10- tahun post terapi
TB paru. !al ini tentunya perlu diealuasi lebih lanjut dan dilakukan deteksi dini
kembali untuk memberikan penatalaksanaan yang tepat sehingga tingkat penularan
dapat di%egah.
Semua permasalahan yang dijelaskan sebelumnya disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai TB paru meliputi gambaran
penyakit, %ara pen%egahan penyakit dan bagaimana mengurangi tingkat penularan di
lingkungan masyarakat.
III. PEMILI,AN INTERENSI
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan di masyarakat maka harus
ditingkatkan partisipasi puskesmas untuk melakukan penyuluhan penyakit
Tuberkulosis se%ara bertahap dan menyeluruh di setiap dusun, dan kelurahan di
=e%amatan Sudu. !al penting yang harus disampaikan dalam penyuluhan yaitu
bagaimana gambaran penyakit TB, bagaimana penularan penyait dan yang tidak
kalah pentingnya adalah bagaimana men%egah agar hidup kita terbebas dari infeksi
TB paru.
!al lain yang dapat dilakukan adalah mengkomunikasikan hak0hak pasien TB
(TB Patient harter) kepada kelompok0kelompok masyarakat, organisasi masyarakat,
4
-
8/10/2019 E7 TB rani
5/18
organisasi keagamaan, penyedia pelayanan dan pihak lainnya yang terkait. +nterensi
yang dilakukan men%akup kampanye TB (!to" TB am"aign) untuk meningkatkan
pengetahuan dan dukungan untuk Stop TB se%ara nasional, mengurangi stigma TB
dengan %ara meningkatkan jumlah tersangka TB yang memeriksakan ke fasilitas
pelayanan kesehatan, mempromosikan obat TB program yang berkualitas dan tanpa
biaya serta pengobatan pasien TB di setiap fasilitas kesehatan.
+nterensi kedua yang dilakukan adalah proteksi dini bagi pasien yang
memiliki riayat keluarga dan lingkungan tempat tinggal dengan kasus TB paru yang
%ukup tinggi. 4isalnya untuk setiap indiidu yang memiliki faktor risiko terinfeksi
Tuberkulosis aru diberikan +6! dengan dosis yang telah ditentukan.+nterensi ketiga yaitu dengan menegakkan diagnosis dini dan
penatalaksanaan yang %epat terhadap penderita TB aru guna memutuskan rantai
penularan dari penderita ke orang sehat.
+nterensi keempat adalah melakukan monitoring pengobatan TB dengan
memantau setiap minggu kepatuhan pasien untuk minum obat TB dan melakukan
pemeriksaan sputum bulan ke0#, 3,-,7, *7& dan akhir pengobatan.
I. PELAKSANAAN
/eteksi dini kasus TB dilakukan melalui skrining pasien TB di poliklinik
uskesmas Sudu pada tanggal 4aret ' #1 pril #$13. /itemukan penderita TB
klinis, masing0masing pasien dengan sputum BT positif, dan 1 pasien dengan hasil
sputum BT negatif. 8ntuk kelima pasien tersebut dilakukan pengobatan TB
=ategori 1 dengan tahap +ntensif dimulai selama # bulan dengan jumlah dosis - =/T
(>/5) 3 tablet setiap hari.
. EALUASI
/ari kelima kasus dengan TB paru positif dilakukan pengkajian mendalam
melalui kunjungan rumah. 4aka laporan kasus yang ditemukan adalah sebagai
berikut.
Identitas Pasien
5
-
8/10/2019 E7 TB rani
6/18
6ama ? 6n. +@
8mur ? 1 tahun
lamat ? Belajen
Anamnesis
erempuan, 1 tahun datang ke poliklinik dengan batuk berdahak selama 3
bulan, disertai darah, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun,
berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, dan demam meriang lebih dari satu
bulan.
Pemeriksaan Fisik
=eadaan umum ? Sakit sedang7Ai
-
8/10/2019 E7 TB rani
7/18
ke rumah sekaligus memberikan sedikit informasi kepada pasien dan
keluarganya mengenai TB aru.
:aporan =unjungan ?
Sampai tahap ini pasien telah mengkonsumsi obat TB selama #
minggu terhitung sejak tanggal * pril #$13. ada bulan kedua pengobatan
akan dilakukan pemeriksaan sputum BT untuk ealuasi keberhasilan obat
TB tahap +ntensif.
I.KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil kunjungan ke tempat tinggal pasien, respon terapi obat
TB memberikan respon efek yang sangat baik terhadap keadaan umum pasien
dimana kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat TB dinilai sangat baik
sehingga dapat memperbaiki keadaan umum pasien dan men%egah penularan
penderita terhadap keluarganya sendiri. !al ini dikaitkan dengan penelitian0
penelitian yang telah dilakukan baha dengan kepatuhan pasien meminum obat
TB selama minimal selama # minggu sudah dapat menurunkan angka irulensi
bakteriMycobacterium tuberculosis#
Sebagai saran untuk pihak uskesmas Sudu, agar memberikan pelatihan
terhadap kader kesehatan mengenai TB aru. Serta lebih meningkatkan kualitas
data statistik setiap kasus penyakit pada umumnya dan TB aru pada khususnya
untuk membantu dalam proses penetapan kebijakan0kebijakan oleh /inas
=esehatan =abupaten Fnrekang.
Sudu, # pril #$13
7
-
8/10/2019 E7 TB rani
8/18
4F6AFT!8+,
FSF;T F6/4+6A
(dr.+ta uranti) (dr. Tri !andayani 6aim)
II. TUBERKULOSIS
/.1.1 Defini"i
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh
basil aerob yang tahan asam, Mycobacterium tuberculosis atau spesies lain yang
dekat sepertiM# bo$is danM# a%ricanum. Tuberkulosis biasanya menyerang paru0paru
tetapi dapat pula menyerang susunan saraf pusat, sistem limfatik, sistem pernapasan,
sistem genitourinaria, tulang, persendian, bahkan kulit.1
8
-
8/10/2019 E7 TB rani
9/18
/.1./ E!i'&'gi
Bakteri utama penyebab penyakit tuberkulosis adalah Mycobacterium
tuberculosis. Berikut ini adalah taksonomi dariM# tuberculosis?
Sumber: National Center for Biotechnology Information0NCBI)1
M# tuberculosis berbentuk basil atau batang ramping lurus yang berukuran
kira0kira $,#0$,- #01$ Gm, dan termasuk gram positif. ada medium kultur, koloni
bakteri ini berbentuk kokus dan filamen. +dentifikasi terhadap bakteri ini dapat
dilakukan melalui pearnaan tahan asam metode
-
8/10/2019 E7 TB rani
10/18
mycobacterium juga mengandung beberapa protein yang dapat memi%u reaksi
tuberkulin, dan mengandung berbagai polisakarida.13
4y%oba%terium tidak menghasilkan toksin, tetapi termasuk organisme yang
irulen sehingga bila masuk dan menetap dalam jaringan tubuh manusia dapat
menimbulkan penyakit. Bakteri ini terutama akan tinggal se%ara intrasel dalam
monosit, sel retikuloendotelial, dan sel0sel raksasa.13
/.1. E$idemi'&'gi
TB merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia, terutama di
kaasan sia dan frika. Sekitar 2 dari seluruh kasus global TB terdapat padanegara0negara di benua sia, 312 di benua frika, dan sisanya yang dalam proporsi
ke%il tersebar di berbagai negara di benua lainnya.# Se%ara global, pada tahun #$$&
ter%atat 9,- juta kasus baru TB, dengan prealensi 11,1 juta, dan angka kematian
berkisar 1,3 juta pada kasus TB dengan !+ negatif dan $,# juta pada kasus TB
dengan !+ positif. Sementara itu, hingga tahun #$$*, +ndonesia berada di urutan
ketiga penyumbang kasus tuberkulosis di dunia, dan termasuk ke dalam ** high-
burden countries dalam penanggulangan TB.1 Tabel #.1 berikut ini menunjukkan
kedudukan +ndonesia dalam beban TB yang ditanggung di antara ## negara lainnya di
tahun #$$*.
Ta(e& /.1 +nsiden, realensi, dan 4ortalitas kasus TB di ## negara yang termasuk
sebagai high-burden countries#
10
-
8/10/2019 E7 TB rani
11/18
=asus konfirmasi TB berdasarkan umur di merika Serikat pada tahun #$$#
menunjukkan baha tingkat insidensi kasus TB lebih tinggi pada mereka yang
berumur di atas tahun, sebagaimana yang ditunjukkan pada grafik #.1.1-
Grafik /.1 Arafik kasus tuberkulosis berdasarkan kelompok usia di merika Serikat
tahun #$$#
Sementara di Fropa, sekitar &$2 orang yang terinfeksi TB ternyata berumur
di atas $ tahun. eningkatan insiden TB pada orang yang berusia lanjut juga terjadi
11
-
8/10/2019 E7 TB rani
12/18
di daerah lain di dunia, seperti di kaasan sia Tenggara./i +ndonesia, angka
insidensi TB se%ara perlahan bergerak ke arah kelompok usia lanjut (dengan pun%ak
pada 0- tahun), meskipun saat ini sebagian besar kasus masih terjadi pada
kelompok umur 10- tahun.1,1
/.1.2 Pa!'fi"i'&'gi
Terdapat - stadium infeksi TB saat mikroba tersebut mulai masuk ke dalam
aleolus.
Stadium 1
4akrofag akan memfagosit basil tuberkel dan membaanya ke kelenjar limferegional (hilus dan mediastinum). Basil ini kemudian akan berkembang biak,
dihambat atau dihan%urkan, tergantung tingkat irulensi organisme dan
pertahanan alamiah dalam hal ini kemampuan mikrobisidal makrofag. 4akrofag
yang terinfeksi mengeluarkan komplemen 5a, yang memanggil monosit ke area
infeksi. 4akrofag yang mengandung basil yang bermultiplikasi dapat mati dan
memanggil lebih banyak monosit.1
Stadium #
Terjadi pada hari ke0* sampai hari ke0#1, basil tetap akan memperbanyak dirisementara sistem imun spesifik belum teraktiasi dan monosit masih terus
bermigrasi ke area infeksi.1
Stadium 3
Terjadi setelah 3 minggu, ditandai oleh permulaan imunitas selular dan respon
Tdth. 4akrofag aleolar, yang pada saat itu telah menjadi limfokin yang
diaktiasi oleh limfosit T, menunjukkan peningkatan kemampuan untuk
membunuh basil tuberkel intraselular. roses ini menghasilkan kompleks ghon
dan nekrosis kaseosa yang dapat terbentuk.1
Stadium -
4enunjukkan reaktiasi (sekunder atau post primer) stadium TB. ada stadium
terakhir ini, basil akan lebih memperbanyak diri se%ara ekstraselular. Basil
tuberkel akan menyebar ke peredaran darah se%ara hematogen. Basil tuberkel
12
-
8/10/2019 E7 TB rani
13/18
biasanya tetap dalam kondisi stabil sebagai dorman, sepanjang sistem imun
penjamu masih intak.
Sekitar 1$2 indiidu yang terinfeksi berkembang menjadi penyakit TB pada
aktu tertentu dalam hidupnya, tetapi risiko ini lebih tinggi pada indiidu dengan
penyakit defisiensi imun seperti !+7+/S, sering mengkonsumsi obat0obatan
terlarang, dan usia lanjut. >aktor lainnya seperti kurang gi
-
8/10/2019 E7 TB rani
14/18
;adiografi dada merupakan alat yang penting untuk diagnosis dan ealuasi
tuberkulosis. kan tetapi, tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan
pemeriksaan foto toraks saja. >oto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang
khas pada TB paru, sehingga sering terjadi o$erdiagnosis# >oto toraks penderita
TB dapat memberikan gambaran berupa kompleks Ahon yang membentuk nodul
perifer bersama dengan kelenjar limfe hilus yang mengalami kalsifikasi. +nfiltrasi
multinodular pada segmen apikal posterior lobus atas dan segmen superior lobus
baah merupakan lesi yang paling khas pada tuberkulosis paru.1*,1&
d. emeriksaan laboratorium?
Tes tuberkulin7/ yang paling sering digunakan adalah tes 4antou yakni
dengan menyuntikkan $,1 %% tuberkulin / (Puri%ed Protein Deri$ati$e)
intrakutan berkekuatan T8 (intermediate strength).1&
ada pemeriksaan darah saat tuberkulosis baru mulai (aktif) ditemukan jumlah
leukosit sedikit meninggi, limfosit dibaah normal, dan peningkatan laju endap
darah.1&
ada pemeriksaan sputum, kriteria sputum BT (Bakteri Tahan sam) positif
adalah bila ditemukan sekurang0kurangnya 3 batang kuman BT pada satu
sediaan. Semua suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak dalam aktu # hari,
yaituse)a&tu - "agi - se)a&tu (!P!). /iagnosis TB aru pada orang deasa
ditegakkan dengan ditemukannya kuman TB (BT). ada program TB
nasional, penemuan BT melalui pemeriksaan dahak mikroskopis merupakan
diagnosis utama.1*,1&
emeriksaan biakan sangat berperan dalam mengidentifikasi M#tuber&ulosis
pada penanggulangan TB khususnya untuk mengetahui apakah pasien yang
bersangkutan masih peka terhadap "T yang digunakan. Selama fasilitas
memungkinkan, biakan dan identifikasi kuman serta bila dibutuhkan tes
resistensi dapat dimanfaatkan dalam beberapa situasi? 1) asien TB yang masuk
tipe pasien kronis, #) asien TB ekstra paru dan pasien TB anak, dan 3) etugas
kesehatan yang menangani pasien dengan kekebalan ganda.1*
14
-
8/10/2019 E7 TB rani
15/18
Teknik Polymerase hain Reaction (5;) dapat mendeteksi /6 bakteri
tuberkulosis dalam aktu yang lebih %epat atau mendeteksi bakteri yang tidak
tumbuh pada sediaan biakan.1&
Se%ara singkat, alur diagnosis TB paru dapat digambarkan pada skema #.1
berikut ini.
Skema/.1 lur /iagnosis TB aru1*
15
-
8/10/2019 E7 TB rani
16/18
/.1.4 Tera$i
engobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, men%egah kematian,
men%egah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan men%egah terjadinya
resistensi kuman terhadap "T.1*,19Henis, sifat, dan dosis "T lini01 dapat dilihat
pada tabel #.# berikut ini.
Ta(e& /./Henis dan sifat obat anti tuberkulosis ("T) dan dosis yang
direkomendasikan sesuai dengan berat badan1*
engobatan tuberkulosis dilakukan dengan prinsip0prinsip sebagai berikut?1*
"T harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah
%ukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan, dan "T tidak dapat
digunakan se%ara tunggal (monoterapi). emakaian "T0=ombinasi /osis Tetap
("T0=/T) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan.
8ntuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan pengaasan langsung
(/"T I Directly Obser$ed Treatment) oleh seorang engaas 4enelan "bat
(4").
engobatan TB diberikan dalam # tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan.
ada tahap intensif (aal) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diaasi
se%ara langsung untuk men%egah terjadinya resistensi obat.Bila pengobatan tahap
16
-
8/10/2019 E7 TB rani
17/18
intensif tersebut diberikan se%ara tepat, biasanya pasien menular menjadi tidak
menular dalam kurun aktu # minggu. Sebagian besar pasien TB BT positif
menjadi BT negatif (konersi) dalam # bulan. ada tahap lanjutan pasien mendapat
jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka aktu yang lebih lama. Tahap lanjutan
penting untuk membunuh kuman "ersisten sehingga men%egah terjadinya
kekambuhan.1*
aduan "T yang digunakan oleh rogram 6asional enanggulangan
Tuberkulosis di +ndonesia?1*
=ategori 1 ? #(!;JF)7-(!;)3. aduan "T ini diberikan untuk pasien baru
TB paru BT positif, pasien TB paru BT negatif foto toraks positif, atau
pasien TB ekstra paru.
=ategori # ? #(!;JF)S7(!;JF)7(!;)3F3. aduan "T ini diberikan untuk
pasien BT positif yang telah diobati sebelumnya, yakni pasien yang kambuh,
pasien gagal "T, dan pasien dengan pengobatan setelah putus berobat
(de%ault).
/isamping kedua kategori ini, disediakan paduan obat sisipan (!;JF).
=ategori nak? #!;J7-!;.
Terdapat beberapa tipe penderita berdasarkan riayat pengobatan
sebelumnya, yaitu?1
Baru? penderita yang belum pernah diobati dengan "T atau sudah pernah
menelan "T K - minggu.
=ambuh (Rela"s)? penderita tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat
pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan
lengkap, didiagnosis kembali dengan BT positif (apusan atau kultur).
utus berobat (De%ault)? penderita yang telah berobat dan putus berobat #
bulan atau lebih dengan BT positif.
Aagal (+ailure)? penderita yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau
kembali menjadi positif pada bulan kelima atau lebih selama pengobatan.
=ronik? penderita dengan hasil pemeriksaan masih BT positif setelah selesai
pengobatan ulangan.
17
-
8/10/2019 E7 TB rani
18/18
/./ T#(erk#&'"i" dengan#ultidrug$%esistant0TB%MDR5
TB04/; adalah keadaan penyakit tuberkulosis yang bakteri penyebabnya
telah menjadi resisten sekurang0kurangnya terhadap dua jenis "T yang paling
efektif yaitu isonia