FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK
DALAM MENGIKUTI PELAKSANAAN PROGRAM LINTAS MINAT BERDASARKAN
KURIKULUM 2013 DI SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
Nur Sidik
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN BELAJAR
PESERTA DIDIK DALAM MENGIKUTI PELAKSANAAN PROGRAM
LINTAS MINAT BERDASARKAN KURIKULUM 2013
DI SMA MUHAMMADIYAH 2
BANDAR LAMPUNG
OLEH
NUR SIDIK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis Faktor yang
Mempengaruhi Kesulitan Belajar Peserta Didik dalam Mengikuti Pelaksanaan
Program Lintas Minat Berdasarkan Kurikulum 2013 Di SMA Muhammadiyah
2 Bandar Lampung. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 32 peserta didik.
Teknik pokok menggunakan angket sedangkan wawancara dan dokumentasi
sebagai teknik penunjang. Analisis data menggunakan chi kuadrat.
Hasil penelitian menunjukkan faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar
peserta didik dalam mengikuti pelaksanaan program lintas minat di SMA
Muhammadiyah 2 Bandar Lampung terdiri dari dua faktor yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Dengan perolehan dan hasil analisis uji pengaruh
menggunakan rumus chi kuadrat, faktor internal yang mempengaruhi kesulitan
belajar dalam mengikuti pelaksanaan program lintas minat yaitu faktor bakat,
sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi kesulitan belajar dalam
mengikuti pelaksanaan program lintas minat yaitu faktor teman.
Kata kunci: faktor-faktor, kesulitan belajar, Lintas minat
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK
DALAM MENGIKUTI PELAKSANAAN PROGRAM LINTAS MINAT BERDASARKAN
KURIKULUM 2013DI SMA MUHAMMADIYAH 2BANDAR LAMPUNG
Oleh
Nur Sidik
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Progam Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sugih Waras, pada tanggal 05 Juni 1996,
anak kedua dari dua bersaudara buah cinta kasih dari pasangan
Bapak Suraji dengan Ibu Maharsih.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh penulis adalah:
1. SD Negeri Sugih Waras kecamatan Belitang Mulya Kabupaten OKU Timur
yang diselesaikan pada tahun 2008,
2. SMP Negeri 1 Belitang Madang Raya kecamatan Belitang Madang Raya
Kabupaten OKU Timur yang diselesaikan pada tahun 2011,
3. SMA Negeri 1 Belitang kecamatan Belitang Kabupaten OKU Timur
Provinsi Sumatera Selatan yang diselesaikan pada tahun 2014.
Tahun 2014 penulis melanjutkan kejenjang Perguruan Tinggi dan tercatat
sebagai mahasiswa Program Studi PPKn Jurusan Pendidikan IPS Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN.
Selama menempuh pendidikan penulis pernah menjadi Generasi Muda FPPI
FKIP Unila, Brigda BEM FKIP Unila, Kepala Bidang Kerohanian Himapis
Jurusan PIPS FKIP Unila, Kepala Bidang Kerohanian IKAM OKUT, dan
Kepala Bidang Sosial Fordika PPKn FKIP Unila.
PERSEMBAHAN
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang, Kupersembahkan karya ini sebagai tanda
baktidan kecintaanku kepada:
Kedua orang tuaku bapak Suraji dan Ibu Maharsih yang sangat Kucintai, Kusayangi, dan Kubanggaan,
terimakasih atas cinta, kasih sayang, do’a, dukungan, semangat, dan pengorbanan demi keberhasilanku.
Almamater tercinta, Universitas Lampung
MOTO
Hidup ini seperti sepeda, agar tetap seimbang kau harus
terus bergerak. (albert Einstein)
Ketika hendak menyerah ingatlah banyak cinta yang
telah dikorbankan untukmu. Hiduplah untuk belajar,
karena belajar dapat membuatmu lebih hidup.
(Nur Sidik)
ix
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yangberjudul
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar Peserta Didik
Dalam Mengikuti Pelaksanaan Program Lintas Minat Berdasarkan
Kurikulum 2013 DI SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung”. Skripsi ini
dibuat guna memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan di
Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada berbagai pihak atas segala bantuan baik berupa
pemikiran, fasilitas, motivasi dan lain-lain demi terselenggaranya penulisan
skripsi ini dari awal sampai akhir terutama kepada Bapak Hermi Yanzi, S.Pd,
M.Pd., selaku pembimbing akademik sekaligus pembimbing I dan Bapak Drs.
Berchah Pitoewas, M.H., selaku pembimbing II, serta ucapan terimakasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;
2. Bapak Dr. Sunyono, M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Lampung;
x
3. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd. selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan
Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung;
4. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang
Kemahasisiwaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung;
5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Lampung;
6. Ibu Yunisca Nurmalisa, S.Pd., M.Pd., selaku pembahas I terima kasih
atas saran dan masukannya;
7. Bunda Dayu Rika Perdana, S.Pd., M.Pd., selaku pembahas II terima
kasih atas saran dan masukannya;
8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung
terimakasih atas segala ilmu yang telah diberikan, saran, masukan serta
segala bantuan yang diberikan;
9. Dra. Hj. Iswani selaku Kepala SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung
yang memberikan izin penelitian untuk penulisan skripsi ini;
10. Terimakasih untuk seluruh peserta didi kelas X SMA Muhammadiyah 2
Bandar Lampung yang telah bersedia memberikan keterangan dalam
mengisi angket penelitian skripsi ini;
xi
11. Kedua orang tuaku tercinta dan tersayang, Bapak Suraji dan Ibu
Maharsih terimakasih atas segala doa dukungan dan semangat serta
kepercayaan kalian sehingga bisa menyelesaikan pendidikan sampai
Sarjana. Terimakasih atas motivasi, senyum, doa, dan harapan serta
pengorbanan yang sudah kalian berikan yang tak akan pernah bisa
terbalas seumur hidup;
12. Keponakanku tersayang (Farel Yoga Pratama & Zahra Aisyah Putri) dan
mbak ku (Maghfiroh) yang menjadi salah satu alasan dan motivasi ku
untuk terus berjuang dan berhasil, terimakasih doa dan dukungannya;
13. Seluruh Bapak Ibu Guruku (SDN Sugih Waras, SMPN 1 Belitang
Madang Raya, SMAN 1 Belitang) terimakasih atas segala yang telah
kalian ajarkan, terimakasih atas kasih sayang, pendidikan yang telah
kalian berikan sehingga aku bisa sampai ke Perguruan Tinggi;
14. Sahabat-sahabat terbaikku Rimba, Hanafi, Ridwan, Bimo, Santo, Eki,
Rafli, Gangsar, Budi, Arip Gunawan, Rizal, Eric, Nanang, Kukuh, dan
semua yang turut membantu selama pendidikan ku yang tidak bisa
disebutkan satu persatu;
15. Teman-teman keluarga besar KMNU Unila, Fordika, Himapis, IKAM
OKUT yang menambah warna hidupku;
16. Sahabat KMNU 14 (Agus, Arin, Eric, Fuad, Fusyim, Hafidz, Khalid,
Lulu, Nailul, Sifa, Sykron,) terimakasih atas curahan kasih dan cintanya
selama ini;
xii
17. Teman-teman seperjuanganku di Prodi PPKn angkatan 2014 baik ganjil
maupun genap serta kakak tingkat dan adik tingkat.yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan yang kalian berikan;
18. Keluarga besar Mbah Ghofur, Pak Markum, buk Ani, Buk Endri, dan
seluruh masyarakat Pekon Ujung Rembun Kecamatan Lumbok
Seminung Lampung Barat, serta keluarga besar SMPN 1 Satap 2
Lumbok Seminung Lampung Barat, juga tak terlupa teman-teman
seperjuangan KKN dan PPL (Acun, Aldi, Alex, Aziz, Firman, Hanafi,
Reza, Arina, Edah, Septa dan Tria) terimakasih atas kesan, saran, serta
motivasinya yang selalu kalian berikan kepadaku;
19. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
penyajiannya. Akhirnya penulis berharap semoga dengan kesederhanaanya
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bandar Lampung, November 2018
Penulis
Nur Sidik
NPM 1413032048
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................. i
HALAMAN JUDUL ................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN .......................................................................... v
RIWAYAT HIDUP ................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ...................................................................................... vii
MOTTO .................................................................................................. viii
SANWACANA .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI .............................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xx
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 9
C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 9
D. Rumusan Masalah ........................................................................... 10
E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 10
F. Kegunaan Penelitian........................................................................ 10
1. Secara Teoritis ........................................................................... 10
2. Secara Praktis ........................................................................... 11
G. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 11
1. Ruang Lingkup Ilmu ................................................................. 11
2. Subjek Penelitian ...................................................................... 12
3. Objek Penelitian ....................................................................... 12
4. Wilayah Penelitian ................................................................... 12
5. Waktu Penelitian ...................................................................... 12
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritis ............................................................................ 13
1. Tinjauan Tentang Kesulitan Belajar ........................................... 13
a. Pengertian Belajar ............................................................... 13
b. Definisi Kesulitan Belajar ................................................... 14
xiv
c. Klasifikasi Kesulitan Belajar ............................................... 15
d. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar ......................... 16
e. Gejala-Gejala Kesulitan Belajar .......................................... 18
2. Tinjauan Tentang Peserta Didik ................................................. 18
a. Pengertian Peserta Didik ..................................................... 18
b. Kriteria Peserta Didik .......................................................... 19
3. Tinjauan Tentang Peminatan dan Lintas Minat ......................... 20
a. Pengertian Peminatan, Lintas Minat, dan Pendalaman
Minat.................................................................................... 20
b. Konsep Peminatan, Lintas Minat, dan Pendalaman Minat.. 22
c. Model Peminatan dan Lintas Minat .................................... 23
d. Mekanisme Pemilihan peminatan dan Lintas Minat ........... 25
e. Dasar Hukum ....................................................................... 26
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar Peserta
Didik dalam Mengikuti Mata Pelajaran Lintas Minat............... 26
B. Kajian Penelitian yang Relevan ..................................................... 39
C. Kerangka Pikir ............................................................................... 41
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 43
B. Populasi dan Sampel ....................................................................... 43
1. Populasi ..................................................................................... 43
2. Sampel ....................................................................................... 44
C. Variabel Penelitian .......................................................................... 45
D. Definisi Konseptual dan Operasional.............................................. 46
1. Definisi Konseptual ................................................................... 46
2. Definisi Operasional.................................................................. 46
E. Pengukuran Variabel ....................................................................... 48
F. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 48
1. Teknik Pokok ........................................................................... 48
2. Teknik Penunjang...................................................................... 49
G. Uji Kelayakan Instrumen ................................................................ 50
1. Uji Validitas .............................................................................. 50
2. Uji Reliabilitas ......................................................................... 50
H. Teknik Analisis Data ....................................................................... 51
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Langkah-Langkah Penelitian .......................................................... 55
1. Persiapan Pengajuan Judul ....................................................... 55
2. Penelitian Pendahuluan ............................................................ 56
3. Pengajuan Rencana Penelitian ................................................. 56
4. Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 57
5. Pelaksanaan Uji Coba Soal Angket .......................................... 58
B. Gambaran Umum Dan Lokasi Penelitian ....................................... 63
1. Sejarah Singkat Pendirian SMA Muhammadiyah 2 Bandar
Lampung................................................................................... 63
2. Visi dan Misi SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung ....... 65
xv
3. Kondisi SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung ................ 66
4. Struktur Organisasi SMA Muhammadiyah 2 Bandar
Lampung............................................................................... ... 70
C. Deskripsi Data ................................................................................. 71
1. Pengumpulan Data ................................................................... 71
2. Penyajian Data.......................................................................... 71
D. Pengujian Data dan Pembahasan .................................................... 90
1. Pengujian Pengaruh .................................................................. 90
2. Pembahasan .............................................................................. 111
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................................... 124
B. Saran ................................................................................................ 126
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Data hasil ulangan mid semester genap mata pelajaran lintas
minat kelompok peminatan IPA SMA Muhammadiyah 2
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018 ................................ 6
2. Data hasil ulangan mid semester genap mata pelajaran lintas
minat kelompok peminatan IPS SMA Muhammadiyah 2
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018 ................................ 6
3. Data jumlah peserta didik yang mengikuti program lintas
minat Tahun Pejaran 2017-2018 ..................................................... 44
4. Hasil uji coba angket Kepada Sepuluh Orang Responden diluar
Populasi untuk Item Ganjil (X) ....................................................... 59
5. Hasi Uji Coba Angket Kepada Sepuluh Orang Responden
diluar Populasi untuk Item Genap (Y) ........................................... 59
6. Distribusi antara Item Ganjil (X) dengan Item Genap (Y)
mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan
Belajar Peserta Didik dalam Mengikuti Pelaksanaan Program
Lintas Minat Berdasarkan Kurikulum 2013 Di SMA
Muhammadiyah 2 Bandar .............................................................. 60
7. Daftar Pergantian Pimpinan SMA Muhammadiyah 2 Bandar
Lampung ......................................................................................... 64
8. Daftar Lokal dan Rincian SMA Muhammadiyah 2 Bandar
Lampung ......................................................................................... 66
9. Data Jumlah Guru dan Karyawan ................................................... 66
10. Daftar Guru dan Karyawan SMA Muhammadiyah 2 Bandar
Lampung ......................................................................................... 67
11. Distribusi Skor Hasil Angket Minat Peserta Didik ......................... 72
xvii
12. Distribusi Frekuensi Tentang Faktor Minat Peserta Didik
dalam Mengikuti Pelaksanaan Program Lintas Minat Di SMA
Muhammadiyah 2 Bandar Lampung ............................................... 74
13. Distribusi Skor Hasil Angket Bakat Peserta Didik ......................... 75
14. Distribusi Frekuensi Tentang Faktor Bakat Peserta Didik
dalam Mengikuti Pelaksanaan Program Lintas Minat Di SMA
Muhammadiyah 2 Bandar Lampung ............................................... 76
15. Distribusi Skor Hasil Angket P kemampuan intelektual Peserta
Didik ................................................................................................ 77
16. Distribusi Frekuensi Tentang Faktor Kemampuan Intelektual
Peserta Didik dalam Mengikuti Pelaksanaan Program Lintas
Minat Di SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung ..................... 79
17. Distribusi Skor Hasil Angket Pengaruh Guru ................................. 80
18. Distribusi Frekuensi Tentang Faktor Guru dalam Mengikuti
Pelaksanaan Program Lintas Minat Di SMA Muhammadiyah 2
Bandar Lampung ............................................................................. 82
19. Distribusi Skor Hasil Angket Pengaruh Teman .............................. 83
20. Distribusi Frekuensi Tentang Faktor Teman dalam Mengikuti
Pelaksanaan Program Lintas Minat Di SMA Muhammadiyah 2
Bandar Lampung ............................................................................. 85
21. Distribusi Skor Hasil Angket Faktor-Faktor Kesulitan Belajar ...... 86
22. Distribusi Frekuensi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kesulitan Belajar Peserta Didik dalam Mengikuti Pelaksanan
Program Lintas Minat Berdasarkan Kurikulum 2013 Di SMA
Muhammaduyah 2 Bandar Lampung ............................................. 88
23. Daftar Tingkat Perbandingan Jumlah Responden Mengenai
Pengaruh Faktor Minat Peserta Didik Terhadap Pelaksanaan
Program Lintas Minat .................................................................... 90
24. Daftar Kontingensi Perolehan Data Pengaruh Faktor Minat
Peserta Didik Terhadap Pelaksanaan Program Lintas Minat Di
SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung ..................................... 91
xviii
25. Daftar Tingkat Perbandingan Jumlah Responden Mengenai
Pengaruh Faktor Bakat Peserta Didik Terhadap Pelaksanaan
Program Lintas Minat .................................................................... 94
26. Daftar Kontingensi Perolehan Data Pengaruh Faktor Bakat
Peserta Didik Terhadap Pelaksanaan Program Lintas Minat Di
SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung ..................................... 95
27. Daftar Tingkat Perbandingan Jumlah Responden Mengenai
Pengaruh Faktor Kemampuan Intelektual Peserta Didik
Terhadap Pelaksanaan Program Lintas Minat ................................ 98
28. Daftar Kontingensi Perolehan Data Pengaruh Faktor
Kemampuan Intelektual Peserta Didik Terhadap Pelaksanaan
Program Lintas Minat Di SMA Muhammadiyah 2 Bandar
Lampung ......................................................................................... 99
29. Daftar Tingkat Perbandingan Jumlah Responden Mengenai
Pengaruh Faktor Guru Terhadap Pelaksanaan Program Lintas
Minat ............................................................................................... 102
30. Daftar Kontingensi Perolehan Data Pengaruh Faktor Guru
Terhadap Pelaksanaan Program Lintas Minat Di SMA
Muhammadiyah 2 Bandar Lampung ............................................... 104
31. Daftar Tingkat Perbandingan Jumlah Responden Mengenai
Pengaruh Faktor Teman Terhadap Pelaksanaan Program Lintas
Minat ............................................................................................... 107
32. Daftar Kontingensi Perolehan Data Pengaruh Faktor Teman
Terhadap Pelaksanaan Program Lintas Minat Di SMA
Muhammadiyah 2 Bandar Lampung ............................................... 108
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pikir ...................................................................................... 42
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Rencana Judul Skripsi ................................................................. 1
2. Surat Keterangan dari Dekan FKIP Unila ............................................. 2
3. Surat Izin Penelitian Pendahuluan ........................................................ 3
4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Pendahuluan ............... 4
5. Surat Izin Penelitian .............................................................................. 5
6. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ..................................... 6
7. Kisi-Kisi Angket ................................................................................... 7
8. Angket Penelitian .................................................................................. 8
9. Distribusi Skor Hasil Angket Minat Peserta Didik Terhadap
Pelaksanaan Program Lintas Minat ....................................................... 9
10. Distribusi Skor Hasil Angket Bakat Peserta Didik Terhadap
Pelaksanaan Program Lintas Minat ....................................................... 10
11. Distribusi Skor Hasil Angket Kemampuan Intelektual Peserta
Didik Terhadap Pelaksanaan Program Lintas Minat ............................ 11
12. Distribusi Skor Hasil Angket Pengaruh Guru Terhadap
Pelaksanaan Program Lintas Minat ....................................................... 12
13. Distribusi Skor Hasil Angket Pengaruh Teman Terhadap
Pelaksanaan Program Lintas Minat ....................................................... 13
14. Foto Dokumentasi Penelitian ................................................................ 14
1
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap individu untuk dapat
mengembangkan kemampuan dirinya, supaya keberlangsungan hidupnya dapat
lebih bermartabat. Pendidikan memberikan peran yang penting dalam
pembentukan individu supaya menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan
berkemampuan dalam pelaksanaan pembangunan bangsa. Sebagaimana
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 yang
menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Pada hakikatnya pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan sumber
daya manusia yang cerdas, terampil dan berkompetensi. Hal ini dilakukan
untuk memajukan kualitas sumber daya manusia di Indonesia yang sesuai
dengan tujuan negara yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945, yang mana
2
salah satu tujuannya yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan
merupakan sektor yang menentukan kualitas suatu bangsa. Kegagalan
pendidikan akan berakibat pada gagalnya suatu bangsa, keberhasilan
pendidikan juga secara otomatis akan membawa keberhasilan suatu bangsa.
oleh karena itu tidak mengherankan jika pendidikan merupakan menjadi
perhatian besar oleh pemerintah ataupun masyarakat.
Pendidikan di Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan kurikulum.
Sejak Indonesia merdeka tahun 1945, kurikulum di Indonesia telah mengalami
sebelas kali perubahan dan penyempurnaan. Hal ini tentu saja diharapkan dapat
memperbaiki masalah-masalah dan tuntutan kebutuhan pendidikan di
Indonesia. Sebab, bila negara kita ingin setara dengan negara maju lain di
dunia, maka latar belakang pendidikan warganya harus lebih ditingkatkan.
Dengan meningkatnya pendidikan sumber daya manusia secara nasional akan
membawa perubahan negara ke arah yang lebih baik.
Kurikulum yang berlaku dalam sistem pendidikan Indonesia saat ini adalah
Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 memberikan peluang kepada peserta didik
untuk mengembangkan kemampuan, bakat dan minat secara lebih luas dan
terbuka sesuai dengan penguasaan individu. Hal ini sesuai dengan Undang-
Undang Sistem pendidikan nasional nomor 20 Tahun 2003 pasal 12 ayat (1)
butir b, menyatakan bahwa peserta didik berhak mendapatkan pelayanan
pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Untuk
mewujudkan amanat Undang-Undang Sistem pendidikan nasional tersebut,
Pemerintah menerbitkan peraturan pemerintah pendidikan dan kebudayaan
3
(Permendikbud) nomor 64 Tahun 2014 tentang Peminatan pada Pendidikan
Menengah yang dijadikan acuan untuk meningkatkan mutu layanan kepada
peserta didik agar bakat, minat, dan kemampuan peserta didik terlayani
sehingga peserta didik dapat menentukan pilihan minatnya sesuai dengan bakat
dan cita-cita untuk kehidupan masa depan.
Dalam kurikulum 2013 selain mengikuti mata pelajaran peminatan, peserta
didik juga diberikan kesempatan untuk mengembangkan potensi dan
kemampuannya di luar mata pelajaran kelompok peminatan yang disebut
dengan mata pelajaran lintas minat. Pemilihan mata pelajaran lintas minat
disesuaikan dengan potensi dan kemampuan yang dimiliki peserta didik. Hal
ini memacu peserta didik untuk dapat berkembang secara optimal. Peserta
didik yang memiliki tingkat penguasaan di atas standar dapat memaksimalkan
pengetahuan, sikap, maupun keterampilannya.
Program lintas minat pada Kurikulum 2013 merupakan program dan kebijakan
baru yang dibuat Pemerintah. Lintas Minat adalah program kurikuler yang
disediakan untuk mengakomodasi perluasan pilihan minat, bakat atau
kemampuan akademik peserta didik dengan orientasi penguasaan kelompok
mata pelajaran keilmuan di luar pilihan minat. Menurut Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, lintas minat adalah program untuk memperluas
dan mengembangkan minat, bakat dan kemampuan peserta didik yang mereka
miliki dengan memilih kelompok mata pelajaran di luar kelompok program
peminatannya. Tujuan lintas minat ini adalah untuk memberikan peluang atau
kesempatan kepada peserta didik dalam mengembangkan kemampuan,
4
kompetensi pengetahuan, kemampuan sikap dan kemampuan ketrampilan yang
telah dimiliki peserta didik.
Berdasarkan panduan model peminatan dan lintas minat yang dibuat oleh
kementerian pendidikan dan kebudayaan, sekolah menyediakan beberapa
pilihan mata pelajaran lintas minat yang akan diikuti oleh peserta didik.
Alokasi jumlah mata pelajaran untuk kelompok pemintan dan lintas minat
sebanyak enam mata pelajaran. Teknis pelaksanaannya, setelah peserta didik
mengambil minimal tiga mata pelajaran kelompok peminatan dari empat mata
pelajaran yang tersedia, maka mata pelajaran pada setiap kelompok peminatan
yang tidak diambil akan dialihkan ke mata pelajaran lintas minat.
SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah yang
menerapkan kurikulum 2013 dengan program lintas minat kepada peserta
didik. Namun dalam pelaksanaannya kurang sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan oleh pemerintah. Peserta didik diwajibkan mengambil seluruh mata
pelajaran yang terdapat pada kelompok peminatannya, yakni mata pelajaran
fisika, biologi, kimia, dan matematika untuk kelompok pemintan IPA dan mata
pelajaran sosiologi, ekonomi, geografi, dan sejarah untuk kelompok peminatan
IPS. Sehingga hanya tersisa dua mata pelajaran lintas minat yang dapat diikuti
oleh peserta didik.
Sekolah juga hanya menyediakan dua mata pelajaran lintas minat yang wajib
diikuti oleh peserta didik, satu untuk mata pelajaran lintas minat bahasa dan
satu mata pelajaran lintas minat pada kelompok peminatan IPA dan IPS.
Kelompok peminatan IPA hanya terdapat mata pelajaran lintas minat ekonomi
5
dan untuk kelompok peminatan IPS hanya terdapat mata pelajaran lintas minat
biologi, sedangkan untuk lintas minat bahasa terdapat mata pelajaran lintas
minat bahasa inggris yang diikuti oleh seluruh peserta didik baik kelompok
peminatan IPA maupun kelompok peminatan IPS. Sehingga dalam proses
belajar mengajar peserta didik kesulitan dalam mengikuti program lintas minat
karena tidak diberi kesempatan untuk mengikuti mata pelajaran lintas minat
yang sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimiliki, melainkan semua
diwajibkan untuk mengikuti pada satu mata pelajaran lintas minat yang sama.
Seharusnya peserta didik tidak dibebani untuk mengambil seluruh mata
pelajaran kelompok pemintan pada program kelompok peminatan dalam
kurikulum 2013 tetapi diberi kebebasan untuk mengambil minimal tiga mata
pelajaran kelompok peminatan, sehingga dapat mengambil lebih dari dua mata
pelajaran lintas minat. Sekolah juga menyediakan berbagai mata pelajaran
lintas minat sehingga peserta didik diberi kesempatan untuk memilih mata
pelajaran yang sesuai dengan minat, bakat dan kemampuannya. Pemilihan
program lintas minat yang sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan dapat
menjadi pendorong dan penggerak bagi peserta didik untuk meningkatkan
belajar supaya lebih baik lagi. Sehingga dalam kegiatan belajar dan mengajar
dapat berlangsung dengan baik.
Di bawah ini dipaparkan tabel hasil belajar MID semester genap peserta didik
pada mata pelajaran lintas minat pada kelompok peminatan IPA dan kelompok
peminatan IPS.
6
Tabel 1. Data hasil ulangan mid semester genap mata pelajaran lintas
minat kelompok peminatan IPA SMA Muhammadiyah 2
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018
NO Kelas
Nilai lintas
Minat
ekonomi
Nilai lintas
Minat Bahasa
Inggris Jumlah
peserta didik
<75 ≥75 <75 ≥75
1 X IPA 1 29 7 25 11 36
2 X IPA 2 30 6 33 3 36
3 X IPA 3 32 4 34 2 36
4 Jumlah 91 17 92 16 108
Sumber: Data Wakil Kepala Kurikulum SMA Muhammadiyah 2 Bandar
Lampung
Tabel 2. Data hasil ulangan mid semester genap mata pelajaran lintas
minat kelompok peminatan IPS SMA Muhammadiyah 2 Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018
NO Kelas
Nilai lintas
Minat Biologi
Nilai lintas
Minat Bahasa
Inggris Jumlah
peserta didik
<75 ≥75 <75 ≥75
1 X IPS 1 24 12 34 2 36
2 X IPS 2 32 4 28 8 36
3 X IPS 3 29 7 35 1 36
4 Jumlah 85 23 97 11 108
Sumber: Data Wakil Kepala Kurikulum SMA Muhammadiyah 2 Bandar
Lampung
Tabel 1 dan 2 menunjukkan bahwa hasil belajar mata pelajaran lintas pada
MID semester genap peserta didik kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018 masih kurang optimal. Hal ini dapat
dilihat dari jumlah peserta didik yang tidak memenuhi kriteria ketuntasan
minimum (KKM) lebih banyak dibandingkan dengan yang memenuhi kriteria
ketuntasan minimum. Pada tabel 1 menunjukkan bahwa peserta didik kelas X
kelompok peminatan IPA yang memenuhi kriteria ketuntasan sebanyak 17
peserta didik pada lintas minat ekonomi dan 16 peserta didik pada lintas minat
bahasa inggris serta yang tidak memenuhi kriteria ketuntasan sebanyak 91
7
peserta didik pada lintas minat ekonomi dan 92 peserta didik pada lintas minat
bahasa inggris. Pada tabel 2 peserta didik kelas X kelompok peminatan IPS
yang memenuhi kriteria ketuntasan sebanayak 23 peserta didik pada lintas
minat biologi dan 11 peserta didik pada lintas minat bahasa inggris serta yang
tidak memenuhi sebanyak 85 peserta didik pada lintas minat biologi dan 97
peserta didik pada lintas minat bahasa inggris.
Hasil belajar pada mata pelajaran lintas minat dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain
minat, bakat, dan kemampuan intelektual peserta didik. Minat dapat
mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar peserta didik. Peserta didik
yang menaruh minat besar terhadap bidang studi tertentu akan memusatkan
perhatiannya lebih banyak daripada peserta didik lain, sehingga
memungkinkan peserta didik tersebut untuk belajar lebih giat, memperhatikan
dengan seksama jika guru menerangkan, mengerjakan tugas dengan semangat,
selalu membaca bahan pelajaran walau di luar jadwal pelajaran dan pada
akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.
Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil
belajar seseorang. Bakat seseorang akan mempengaruhi prestasi belajar
terhadap suatu bidang tertentu. Apabila seseorang itu kurang berbakat maka
prestasinya juga rendah, sebab seseorang itu akan berbuat dan bekerja
dilingkari rasa tidak bisa bekerja dengan baik maka hasilnya juga kurang baik.
Kemampuan intelektual diakui ikut menentukan keberhasilan beljar seseorang.
Seseorang yang memiliki intelektual baik umumnya mudah belajar dan
8
hasilnya cenderung baik. Sebaliknya orang yang intelektualnya rendah
cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir sehingga
prestasi belajarnya rendah (Djamarah, 2002:156). Intelektual mempunyai
peranan yang besar dalam menentukan berhasil dan tidaknya seseorang
mempelajari sesuatu atau mengikuti suatu program pendidikan dan pengajaran.
Orang yang lebih cerdas pada umumnya akan lebih mampu belajar daripada
orang yang kurang cerdas (Poerwanto, 2008:55).
Selain faktor internal juga terdapat faktor eksternal, yaitu guru dan teman. Guru
merupakan salah satu tokoh terpenting dalam pembelajaran lintas minat di
sekolah, karena guru yang berinteraksi secara langsung dengan para peserta
didik dalam pembelajaran. Namun kenyataanya, dalam pelaksanaan
pembelajaran sering kali guru memaksakan kehendaknya tanpa pernah
memperhatikan kebutuhan, minat dan bakat yang dimiliki peserta didik,
sehingga pembelajaran hanya berjalan begitu saja. semestinya proses
pembelajaran diusahakan agar pembelajaran lebih interaktif, menyenangkan,
memotivasi supaya peserta didik dapat berpartisipasi aktif dalam belajar.
Proses mewujudkan lingkungan belajar yang efektif tidak bisa di lepaskan dari
teman. Pengaruh teman terhadap aktivitas dan hasil belajar dapat dipetakan
berdasarkan interaksinya. Dalam pembelajaran lintas minat seharusnya peserta
didik bergabung dalam satu kelas dengan peserta didik yang memiliki minat
atau bakat yang serupa, sehingga suasana kelas dapat lebih interaktif dan
komunikatif. Namun faktanya, karena program lintas minat ditentukan dari
pihak sekolah sehingga dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran lintas minat
9
kurang begitu mendukung. Peserta didik berkumpul dengan teman yang
memiliki minat atau bakat berbeda sehingga suasana kelas pasif membuat
pembelajaran lintas minat kurang berjalan dengan baik.
Berdasarkan masalah yang ada maka peneliti memandang perlu mengadakan
penelitian yang berkenaan dengan faktor-faktor apa saja yang dominan
menjadi kesulitan belajar peserta didik dalam mengikuti program lintas minat
khususnya di SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang dipaparkan dapat diidentifikasikan berbagai masalah
yaitu sebagai berikut
1. Pelaksanaan program lintas minat tidak sesuai dengan prosedur.
2. Peserta didik diwajibkan mengikuti mata pelajaran lintas minat yang sama
tanpa memperhatikan potensi dan kemampuan yang dimiliki.
3. Kurangnya keterampilan mengajar guru dalam pelaksanaan pembelajaran
lintas minat.
4. Lingkungan kelas kurang mendukung karena beragamnya potensi yang
dimiliki peserta didik bidang lintas minat.
5. Peserta didik kesulitan dalam mengikuti pembelajaran program lintas minat.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dipaparkan, maka penelitian ini akan
membatasi pada faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar peserta
10
didik dalam mengikuti pelaksanaan program lintas minat Di SMA
Muhammadiyah 2 Bandar Lampung.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“Apakah Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar Peserta Didik
dalam Mengikuti Pelaksanaan Program Lintas Minat Di SMA Muhammadiyah
2 Bandar Lampung?”
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalis faktor yang
mempengaruhi kesulitan belajar peserta didik dalam mengikuti pelaksanaan
program lintas minat Di SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung.
F. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penulisan ini, yaitu
1. Secara teoritis
Secara teoritis penelitian ini berguna untuk mengembangkan konsep-konsep
ilmu pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan karena terkait dengan hak-
hak peserta didik dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya melalui
pembelajaran mata pelajaran lintas minat.
11
2. Secara praktis
a. Sekolah
Hasil penelitian ini dapat berguna bagi sekolah sebagai bahan evaluasi,
supaya kedepan dapat lebih baik dalam penempatan mata pelajaran lintas
minat.
b. Tenaga Pendidik
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan bahan evaluasi
bagi tenaga pendidik yang mengampu mata pelajaran lintas minat,
supaya dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik.
c. Peserta Didik
penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi peserta didik agar dapat
memilih mata pelajaran lintas minat yang sesuai dengan minat, bakat,
dan kemampuannya dan dapat mengembangkan potensi yang dimiliki
secara optimal.
d. Peneliti
Hasil penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan ilmu
pendidikan khususnya ilmu pendidikan yang berkaitan dengan mata
pelajaran lintas minat.
G. Ruang Lingkup Penelitian
1. Ruang Lingkup Ilmu
Penelitian ini termasuk ruang lingkup ilmu pendidikan khususnya
pendidikan kewarganegaraan guna meningkatkan prestasi belajar dalam
12
rangka pelaksanaan hak peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran
lintas minat, yang merupakan bentuk pelayanan pembelajaran yang menjadi
hak warga negara.
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah peserta didik SMA Muhammadiyah 2 Bandar
Lampung.
3. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan
belajar peserta didik dalam mengikuti pelaksanaan program lintas minat Di
SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung.
4. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung.
5. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sejak dikeluarkan surat izin penelitian
pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung tanggal 30 April 2018 dengan nomor
3183/UN26.13/PN.01.00/2018 sampai dengan penelitian ini selesai
dilakukan pada 14 Agustus 2018 dengan nomor
4474/UN26.13/PN.01.00/2018.
13
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Tinjauan Kesulitan Belajar
a. Pengertian belajar
Terdapat beberapa pengertian belajar menurut beberapa ahli, diantaranya :
Menurut Asri dalam Irham & Wiyani (2013:117) “Belajar merupakan
suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan
informasi.” Menurut Slameto (2013: 2) “Belajar ialah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.” Sedangkan menurut Suryabrata dalam
Irham dan Wiyani (2013:118), definisi belajar selalu mencakup beberapa
point penting sebagai berikut :
1) proses belajar selalu membawa perubahan perilaku, baik kognitif,
afektif, maupun psikomotorik.
2) pada dasarnya yang dimaksud perubahan tersebut pokoknya adalah
proses mendapatkan kecakapan atau keterampilan baru.
3) adanya perubahan tersebut karena dilakukan secara sadar dan penuh
usaha.
14
Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan
seseorang untuk membawa perubahan perilaku baik kognitif, afektif
maupun psikomotorik secara sadar dan penuh usaha
b. Definisi kesulitan belajar
Kesulitan belajar merupakan terjemahan dari istilah bahasa inggris
learning disability. Kesulitan belajar merupakan suatu konsep
multidisipliner yang digunakan di lapangan ilmu pendidikan, psikologi,
maupun ilmu kedokteran. Berikut ini definisi kesulitan belajar menurut
para ahli :
Menurut Rumini dkk dalam Irham dan Wiyani (2013:254) mengemukakan
bahwa kesulitan belajar merupakan kondisi saat siswa mengalami
hambatan-hambatan tertentu untuk mengikuti proses pembelajaran dan
mencapai hasil belajar secara optimal.
Menurut Hamalik (2001:112) kesulitan belajar adalah hal-hal atau
gangguan yang mengakibatkan kegagalan atau setidaknya menjadi
gangguan yang dapat menghambat kemajuan belajar.
Sejalan dengan pendapat diatas menurut Blassic & Jones dalam Irham &
Wiyani (2013:253), kesulitan belajar yang dialami siswa menunjukkan
adanya kesenjangan atau jarak antara prestasi akademik yang diharapkan
dengan prestasi akademik yang dicapai oleh siswa pada kenyataannya (
prestasi aktual ).
15
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar
adalah hambatan-hambatan yang dialami oleh peserta didik dalam
mengikuti proses pembelajaran yang menyebabkan mendapatkan hasil
belajar kurang optimal.
c. Klasifikasi kesulitan belajar
Menurut Abdurrahman (2003:11) Secara garis besar kesulitan belajar
dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok, yaitu :
1) kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan
(developmental learning disabilities ) yaitu kesulitan belajar yang
berhubungan dengan perkembangan mencakup gangguan motorik dan
persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, dan kesulitan belajar
dalam penyesuaian perilaku sosial.
2) kesulitan belajar akademik ( academic learning disabilities ) yaitu
kesulitan belajar yang mencakup adanya kegagalan-kegagalan
pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang
diharapkan. Kegagalan-kegagalan tersebut mencakup penguasaan
keterampilan dalam membaca, menulis, atau matematika.
Kesulitan yang dikaji dalam penelitian ini adalah kesulitan belajar
akademik, yaitu tentang kemampuan akademik. Dalam hal ini peserta
didik memiliki intelegensi tidak dibawah rata-rata namun mendapatkan
hasil belajar rendah.
16
d. Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar
Menurut Ahmadi dan Supriyono dalam Irham & Wiyani (2013:264-265),
menjelaskan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan
kedalam dua golongan yaitu berikut ini:
1) faktor intern ( faktor dari dalam diri manusia itu sendiri ) yang meliputi:
a) faktor fisiologi
Faktor fisiologis yang dapat menyebabkan munculnya kesulitan
belajar pada siswa seperti kondisi siswa yang sedang sakit, kurang
sehat, adanya kelemahan atau cacat tubuh dan sebagainya.
b) faktor psikologi
Faktor psikologi siswa yang dapat menyebabkan kesulitan belajar
meliputi tingkat intelegensi pada umumnya rendah, bakat terhadap
mata pelajaran rendah, minat belajar yang kurang, motivasi yang
rendah, dan kondisi kesehatan mental yang kurang baik.
2) faktor ekstern ( faktor dari luar manusia ) meliputi :
a) faktor-faktor non-sosial
Faktor non social yang dapat menyebabkan kesulitan belajar pada
siswa dapat berupa peralatan belajar atau media belajar yang kurang
baik atau bahkan kurang lengkap, kondisi ruang belajar atau gedung
yang kurang layak, kurikulum yang sangat sulit dijabarkan oleh guru
dan dikuasai oleh siswa, waktu pelaksanaan proses pembelajaran
yang kurang disiplin, dan sebagainya.
17
b) faktor-faktor sosial.
Faktor-faktor sosial yang juga dapat menyebabkan munculnya
permasalahan pada siswa seperti faktor keluarga, faktor sekolah,
teman bermain, dan lingkungan masyarakat yang lebih luas.
Faktor sosial lainnya yang dapat menyebabkan kesulitan belajar pada
siswa Menurut Ahamadi dan Supriyono dalam Irham dan Wiyani
(2013:266) adalah faktor guru. kondisi guru yang dapat menjadi
penyebab kesulitan belajar pada siswa adalah sebagai berikut:
1) guru yang kurang mampu dalam menentukan mengampu mata
pelajaran dan pemilihan metode pembelajaran yang akan
digunakan
2) pola hubungan guru dengan siswa yang kurang baik, seperti suka
marah, tidak pernah senyum, sombong, tidak pandai
menerangkan, pelit, dan sebagainya.
3) guru menuntut dan menetapkan standar keberhasilan belajar yang
terlalu tinggi diatas kemampuan siswa secara umum.
Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa faktor
penyebab kesulitan belajar dibedakan menjadi 2 yaitu internal dan
eksternal. Faktor kesulitan belajar internal disebabkan dari dalam peserta
didik sendiri sedangkan faktor eksternal berasal dari luar dirinya seperti
keluarga, lingkungan masyarakat, teman, dan sekolah. Faktor tersebut
adalah penghambat peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang
baik yang mengakibatkan peserta didik memperoleh hasil belajar yang
rendah.
18
e. Gejala-gejala kesulitan belajar
Menurut Ahmadi dan Supriyono (2013:94) beberapa gejala sebagai
pertanda adanya kesulitan belajar:
1) menunjukkan prestasi belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang
dicapai oleh kelompok kelas.
2) hasil belajar yang dicapai tidak seimbang engan usaha yang dilakukan.
Ia berusaha keras tetapi nilainya selalu rendah.
3) lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar. Ia selalu tertinggal dengan
kawan-kawannya dalam semua hal, misalnya dalam mengerjakan soal-
soal, dalam menyelesaikan tugas-tugas.
4) menunjukkan sikap yang kurang wajar.
5) anak didik menunjukkan tingkah laku yang berlainan.
2. Tinjauan Peserta Didik
a. Pengertian peserta didik
Siswa atau yang biasa disebut dengan peserta didik merupakan salah satu
dari komponen pendidikan yang tidak bisa ditinggalkan, karena tanpa
adanya peserta didik tidak akan mungkin proses pembelajaran dapat
berjalan. Peserta didik merupakan komponen manusiawi yang menempati
posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. Didalam proses
belajarmengajar, peserta didik sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita,
memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 peserta didik adalah
anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui
19
proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan tertentu.
Menurut Rulam Ahmadi (2016:63) “Peserta didik adalah seseorang yang
memiliki hak untuk memperoleh layanan pendidikan (pembelajaran) dari
pemerintah atau masyarakat luas sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuannya.”
Menurut samsul dalam Toto Suharto (2016:94) “Peserta didik adalah
manusia yang memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi, baik menyangkut
kebutuhan jasmani maupun rohani.”
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2010:51) “Anak didik adalah setiap
orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang
yang menjalankan kegiatan pendidikan.”
Dari keempat definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa peserta didik
adalah seseorang yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui
proses pembelajaran dari pemerintah atau masyarakat luas baik
menyangkut kebutuhan jasmani maupun rohani.
b. Kriteria peserta didik
Menurut Syamsul Nizar dalam Sukring (2013:90) mendeskripsikan enam
kriteria peserta didik antara lain:
1) peserta didik bukanlah miniatur orang dewasa tetapi memiliki
dunianya sendiri.
2) peserta didik memiliki periodesasi perkembangan dan pertumbuhan.
3) peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki perbedaan
individu baik disebabkan oleh faktor bawaan maupun lingkungan di
mana ia berada.
20
4) peserta didik merupakan dua unsur utama jasmani dan ruhani, unsur
jasmani memiliki daya fisik dan unsur ruhani memiliki daya akal,
hati nurani dan nafsu.
5) peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi atau fitrah yang
dapat dikembangkan dan berkembang secara dinamis.
3. Tinjauan Tentang Peminatan dan Lintas Minat
Kurikulum 2013 mengamanatkan bahwa pembelajaran merupakan proses
sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang
memungkinkan potensi diri berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu,
kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan,
minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik
peserta didik. Dalam implementasi kurikulum 2013, peminatan dan lintas
minat merupakan amanah yang harus dilaksanakan sesuai dengan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64, pasal 2 ayat 1 Tahun 2014
bahwa “Peminatan pada SMA/MA memiliki tujuan untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik mengembangkan kompetensi sikap,
kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sesuai
dengan minat, bakat dan/atau kemampuan akademik dalam sekelompok mata
pelajaran keilmuan.”
a. Pengertian peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat
1) peminatan
Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk
mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan peserta
didik dengan orientasi pemusatan, perluasan, dan/atau pendalaman mata
pelajaran dan/atau muatan kejuruan. Peminatan Akademik adalah
21
program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi pilihan
minat, bakat dan/atau kemampuan akademik peserta didik dengan
orientasi penguasan kelompok mata pelajaran keilmuan. Peminatan
pada SMA/MA memiliki tujuan untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan tiga kompetensi, yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan minat, bakat dan/atau
kemampuan akademik dalam sekelompok mata pelajaran keilmuan.
2) lintas minat
Minat Lintas Minat adalah program kurikuler yang disediakan untuk
mengakomodasi perluasan pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan
akademik peserta didik dengan orientasi penguasaan kelompok mata
pelajaran keilmuan di luar pilihan minat. Dalam Kurikulum 2013, selain
memilih mata pelajaran dalam suatu peminatan tertentu, peserta didik
juga diberi kesempatan untuk mengambil mata pelajaran dari peminatan
lain. Hal ini memberi peluang kepada peserta didik untuk mempelajari
mata pelajaran yang diminati namun tidak terdapat pada kelompok mata
pelajaran peminatan.
Peserta didik dapat mengambil tiga mata pelajaran dari empat mata
pelajaran yang tersedia setelah mendapat rekomendasi dari Guru
BK/Konselor. Mata pelajaran pada setiap peminatan yang tidak diambil
maka beban belajarnya dialihkan ke mata pelajaran lintas minat
dan/atau pendalaman minat.
22
3) pendalaman minat
Pendalaman Minat adalah program kurikuler yang disediakan untuk
mengakomodasi pendalaman pilihan minat akademik peserta didik
dengan orientasi pendalaman kelompok mata pelajaran keilmuan dalam
lingkup pilihan minat. Peserta didik yang memiliki kemampuan
akademik di atas peserta didik lain diberi kesempatan untuk mendalami
mata pelajaran-mata pelajaran pada kelompok peminatannya. Hal ini
memberi kesempatan bagi peserta didik yang pada mata pelajaran
tertentu di kelompok peminatannya memiliki kemampuan dan prestasi
tinggi sehingga penguasaan terhadap substansi mata pelajaran
bersangkutan menjadi tumpuan bagi kelangsungan pendidikan pada
jenjang yang lebih tinggi. Pendalaman minat diselenggarakan oleh
satuan pendidikan melalui kerjasama dengan perguruan tinggi yang
memiliki bidang keilmuan yang sesuai. Peserta didik dapat mengambil
pendalaman minat dengan ketentuan berikut.
a) memiliki indeks prestasi lebih dari 85, dan
b) memiliki kecerdasan istimewa, dengan dibuktikan tes IQ paling
rendah 130.
Untuk pembahasan pendalaman minat terdapat pedoman tersendiri
(lihat Model Penyelenggaraan Pendalaman Minat).
b. Konsep peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat
Undang- Undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 pasal 12 ayat (1) butir b
menyatakan bahwa peserta didik berhak mendapatkan pelayanan
pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Untuk
23
mewujudkan amanat tersebut, Pemerintah menerbitkan Permendikbud
Nomor 64 tahun 2014 tentang Peminatan pada Pendidikan Menengah yang
dijadikan acuan untuk meningkatkan mutu layanan kepada peserta didik
agar bakat, minat, dan kemampuan peserta didik terlayani sehingga peserta
didik dapat menentukan pilihan minatnya sesuai dengan bakat dan cita-cita
untuk kehidupan masa depan. Pemilihan kelompok peminatan dilakukan
sejak peserta didik mendaftar ke SMA/MA sesuai dengan minat, bakat
dan/atau kemampuan akademik. Pesera didik boleh memilih kelompok
mata pelajaran, yakni peminatan MIPA, IPS, atau Bahasa dan Budaya.
Adapun pemilihan kelompok peminatan didasarkan pada hal berikut.
1) nilai rapor SMP/MTs atau yang sederajat.
2) nilai Ujian Nasional SMP/MTs atau yang sederajat.
3) rekomendasi guru BK/Konselor di SMP/MTs atau yang sederajat.
c. Model peminatan dan lintas minat
Di samping peserta didik memilih kelompok mata pelajaran sebagai
kelompok peminatan akademiknya, juga diwajibkan memilih mata
pelajaran sebagai mata pelajaran lintas minat yang dipilih dari mata
pelajaran di luar kelompok peminatan pilihannya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut.
1) peserta didik dapat memilih mata pelajaran di luar kelompok peminatan
pilihannya, sekalipun mata pelajaran tersebut berasal dari kelompok
peminatan akademik yang tidak ada di sekolah tersebut. Contoh: sebuah
sekolah tidak memiliki kelompok peminatan Bahasa dan Budaya,
24
namun siswa dapat memilih mata pelajaran dari peminatan Bahasa dan
Budaya sebagai mata pelajaran lintas minat.
2) untuk kelas X peserta didik dapat memilih 2 mata pelajaran di luar
kelompok mata pelajaran sebagai mata pelajaran lintas minat, dan 1
mata pelajaran untuk kelas XI dan XII
3) peserta didik dapat memilih 3 mata pelajaran sebagai mata pelajaran
lintas minat, apabila mata pelajaran di peminatan kelompok
akademiknya memilih 3 mata pelajaran.
4) peserta didik dapat mengambil 3 mata pelajaran dari 4 mata pelajaran
yang tersedia setelah mendapat rekomendasi dari Guru BK/Konselor.
Mata pelajaran pada setiap peminatan yang tidak diambil maka beban
belajarnya dialihkan ke mata pelajaran lintas minat dan/atau
pendalaman minat.
5) Sebagai contoh, apabila seorang peserta didik sesuai minat dan
bakatnya memilih mata pelajaran pada kelompok peminatan MIPA
maka peserta didik tersebut harus memilih mata pelajaran dari
kelompok peminatan lain (lintas minat) dengan ketentuan sebagai
berikut:
a) memilih minimal 3 mata pelajaran dari kelompok MIPA, dan
b) memilih maksimal 3 mata pelajaran dari kelompok IPS dan/atau
kelompok Bahasa dan Budaya.
6) untuk peserta didik yang memilih kelompok peminatan Bahasa dan
Budaya, maka mata pelajaran peminatannya dapat diambil dari luar
dan/atau dari kelompok peminatan tersebut.
25
d. Mekanisme pemilihan Peminatan dan lintas minat
1) sejak peserta didik mendaftar ke SMA/MA.
sekolah yang melaksanakan pemilihan kelompok lintas minat sejak
peserta didik mendaftar ke SMA/MA mengikuti prosedur sebagai
berikut.
a) calon peserta didik membawa surat keterangan minat peserta didik
dari BK SMP/MTs.
b) peserta didik mengikuti seleksi masuk SMA dengan peminatan yang
direkomendasikan guru BK SMP/Mts.
c) peserta didik yang diterima dan orang tua peserta didik mendapat
informasi terkait lintas minat.
d) menyebarkan angket lintas minat.
e) BK dengan Tim Pengembang Sekolah mengolah angket lintas minat.
f) Guru BK, Waka Kesiswaan, Waka Kurikulum, dan TPS menetapkan
lintas minat sesuai dengan kapasitas sekolah (ketersediaan guru
pengajar, tenaga kependidikan, dan sarana ruang kelas belajar) yang
tersedia dan minat dari peserta didik.
2) sekolah yang melaksanakan pemilihan peminatan setelah peserta didik
diterima di SMA/MA mengikuti prosedur sebagai berikut.
a) siswa yang diterima dan orang tua mendapat informasi terkait
peminatan dan lintas minat.
b) pemberian angket peminatan dan lintas minat.
c) pengumpulan angket.
d) pengolahan angket oleh Tim Pengembang Kurikulum dan BK.
26
e) penetapan peminatan dan lintas minat dari hasil diskusi waka
kurikulum, kesiswaan, guru BK dan TPS sesuai dengan kebutuhan
sekolah.
e. Dasar hukum
1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015
tentang Standar Nasional Pendidikan.
3) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah.
4) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 64 Tahun 2014 tentang Peminatan pada Pendidikan Dasar dan
Menengah.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar Peserta Didik
dalam Mengikuti Mata Pelajaran Lintas Minat
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan peserta didik dalam mengikuti
pelaksanaan program lintas minat:
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seorang peserta
didik itu sendiri, yaitu minat, bakat, dan kemampuan intelektual.
27
1) Minat
Minat besar pengaruhnya terhadap kegiatan yang dilakukan seseorang.
Dengan adanya minat seseorang akan melakukan sesuatu dengan rasa
senang dan penuh perhatian, namun sebaliknya jika tanpa dilandasi
minat maka seseorang akan merasa enggan untuk melakukan sesuatu,
hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan suatu elemen penting
untuk mencapai kesuksesan dalam pengerjaan suatu tugas atau
kegiatan.
a) Pengertian minat
Minat dapat menjadi penentu bagi seseorang terhadap apa yang ia
kerjakan. Slameto (2013: 180) mengemukakan bahwa “Minat adalah
suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.”
Sukardi dalam Ahmad Susanto (2013: 57) dinyatakan bahwa “Minat
diartikan sebagai suatu kesukaan, kegemaran atau kesenangan akan
sesuatu.”
menurut Slameto (2013: 57) “Minat adalah kecenderungan yang
tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus menerus yang
disertai rasa senang.”
Sedangkan menurut Hilgard dalam Slameto (2013: 57) menyatakan
“Interest is persisting tendency to pay attention to end enjoy some
28
activity and content” yang artinya minat adalah kecenderungan
menetap untuk memberikan perhatian dan menikmati beberapa
aktivitas dan merasakan kepuasan.
Menurut Djaka (2004: 16) menyatakan “Minat adalah
kecenderungan jiwa yang tetap kejurusan suatu hal yang berharga
bagi orang, sesuatu yang berharga bagi seseorang adalah sesuai
dengan kebutuhannya. Minat juga diartikan kecenderungan untuk
mempelajari sesuatu lebih baik. Minat ini adalah motor yang kuat
menerbitkan perhatian.”
Berdasarkan pendapat ahli dapat disimpulkan minat adalah
kecenderungan jiwa untuk memberikan perhatian terhadap beberapa
aktivitas yang disertai rasa senang. Dengan begitu minat terhadap
sesuatu berarti dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta
mempengaruhi minat-minat baru akan sesuatu hal yang dianggap
menarik. Semakin besar minat seseorang terhadap sesuatu maka
semakin besar pula kemungkinan seseorang itu akan meraihnya.
b) aspek-aspek minat
Menurut Hurlock (1995: 117) minat dibagi menjadi tiga aspek, yaitu:
aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor. Ketiga aspek
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1) Aspek Kognitif
Aspek kognitif didasari pada konsep perkembangan di masa anak-
anak mengenai hal-hal yang menghubungkannya dengan minat.
29
Minat pada aspek kognitif berpusat seputar pertanyaan tentang
keuntungan dan kepuasan apa yang akan diperoleh dari hal yang
diminatinya. Ketika sesorang melakukan suatu aktivitas, tentu
mengharapkan sesuatu yang akan didapat dari proses suatu
aktivitas tersebut. Sehingga seseorang yang memiliki minat
terhadap suatu aktivitas akan dapat mengerti dan mendapatkan
banyak manfaat dari suatu aktivitas yang dilakukannya.
2) Aspek afektif
Aspek afektif atau emosi yang mendalam merupakan konsep yang
menampakkan aspek kognitif dari minat yang ditampilkan dalam
sikap terhadap aktivitas yang diminatinya. Seperti aspek kognitif,
aspek afektif dikembangkan dari pengalaman pribadi, sikap orang
tua, guru, dan kelompok yang mendukung aktivitas yang
diminatinya. Seseorang akan memiliki minat yang tinggi terhadap
suatu hal karena kepuasan dan manfaat yang telah didapatkannya,
serta mendapat penguatan respon dari orang tua, guru, kelompok,
dan lingkungannya, maka seseorang tersebut akan fokus pada
aktivitas yang diminatinya.
3) Aspek psikomotor
Aspek psikomotor lebih mengorientasikan pada proses tingkah
laku atau pelaksanaan, sebagai tindak lanjut dari nilai yang
didapat melalui aspek kognitif dan diinternalisasikan melalui
aspek afektif sehingga mengorganisasi dan diaplikasikan dalam
bentuk nyata melalui aspek psikomotor. Seseorang yang memiliki
30
minat tinggi terhadap suatu hal akan berusaha mewujudkannya
sebagai pengungkapan ekspresi atau tindakan nyata dari
keinginannya.
2) Bakat
Istilah bakat dalam bahasa inggris aptitude disebut juga talent. Suatu
bakat adalah suatu konsistensi karakteristik yang menunjukkan
kapasitas seseorang untuk menguasai suatu pengeahuan khusus (dengan
latihan), keterampilan, atau serangkaian respon yang terorganisir.
Misalnya, kemampuan berbicara bahasa inggris, kemampuan musikal,
atau mengerjakan tugas-tugas mekanik.
Dalam rumusan yang mudah dan komunikatif, bakat adalah
kemampuan yang lebih menonjol atau istimewa daripada yang lain
misalnya, seorang yang mempunyai bakat bahasa inggris , maka ia
senang berbahasa tersebut sangat cepat dan mudah mempelajarinya,
sehingga cakap berbahasa inggris baik secara lisan maupun tertulis.
Pada waktu sekolah pelajaran bahasa inggrisnya bernilai tinggi. Bakat-
bakat kelihatan menonjol, baik secara intelektual maupun secara
praktikal, Artinya dalam teori dan praktek menduduki posisi kualitas
yang tinggi.
a) Pengertian bakat
Menurut Frank S. Freeman dalam Fudyartanta (2004: 3) mengatakan
bahwa “An aptitude is a combination characteristics indicative an
individual’s capacity to acquire (with training) some specific
31
knowledge, skill, or set of organized responses, such as the ability to
speak a language, to become a musician, to do mechanical work.”
bakat adalah kombinasi karakteristik yang mengindikasikan
kemampuan individu untuk memperoleh (dengan pelatihan)
pengetahuan, keterampilan, atau serangkaian tanggapan terorganisir
tertentu, seperti kemampuan untuk berbicara bahasa, untuk menjadi
seorang musisi, untuk melakukan pekerjaan mekanis.
Menurut R.S. Chauhan dalam Fudyartanta (2004: 3) definisi bakat
adalah “An aptitude is a combination of acquire some characteristics
indicative of an individual’s capacity to acquire some specific
knowledge, skill, or a set of organized responses such as the ability
to become an artist or to be a mechanic.” Bakat adalah kombinasi
dari memperoleh beberapa karakteristik yang menunjukkan
kemampuan individu untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan,
atau serangkaian tanggapan terorganisir tertentu seperti kemampuan
untuk menjadi seorang seniman atau menjadi seorang mekanik.
Menurut Dewa Ketut Sukardi (2009:107 ) “bakat adalah suatu
kondisi dimana menunjukkan potensi seseorang untuk
mengembangkan kecakapannya dalam suatu bidang tertentu.”
Menurut Branca dalam Fudyartanta (2004: 3) berpendapat bahwa
“An aptitude is an ability that is regarded as an indication of how
well individual can learn with training and practice, some particular
skill or knowledge.” bakat adalah kemampuan yang dianggap
sebagai indikasi seberapa baik individu dapat belajar dengan
32
pelatihan dan latihan, beberapa keterampilan atau pengetahuan
tertentu
Menurut lyman dalam Fudyartanta (2004: 4)”... A condition or set
characteristics regarded as symptomatic of an individual ability to
acquire, with training some (usually specified) knowledge, skill or
set of responses.” Suatu kondisi atau karakteristik set yang dianggap
sebagai gejala kemampuan individu untuk memperoleh, dengan
melatih beberapa (biasanya ditentukan) pengetahuan, keterampilan
atau rangkaian tanggapan
Berdasarkan pendapat ahli dapat disimpulkan bakat adalah suatu
kemampuan khusus yang berkembang secara istimewa atau
menonjol, dibandingkan dengan kemampuan-kemampuan yang lain.
Dan bakat memang tidak sama dengan kecerdasan, tetapi kecerdasan
menjadi dasar untuk berkembangnya bakat.
b) faktor-faktor yang mempengaruhi bakat
Menurut Ali dan Asrori (2006: 81) Ada sejumlah faktor yang
mempengaruhi perkembangan bakat khusus yang secara garis besar
dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu. Faktor-
faktor internal tersebut adalah
1) minat,
2) motif berprestasi,
3) keberanian mengambil resiko,
4) keuletan dalam menghadapi tantangan, dan
33
5) kegigihan atau daya juang dalam mengatasi kesulitan yang
timbul.
Adapun faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari
lingkungan individu tumbuh dan berkembang. Faktor-faktor
eksternal meliputi:
1) kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri,
2) sarana dan prasarana,
3) dukungan dan dorongan orang tua atau keluarga,
4) lingkungan tempat tinggal, dan
5) pola asuh orang tua.
Untuk memahami peserta didik berbakat dapat diidentifikasi dari
karakteristik yang sering muncul dalam bentuk perilaku sebagai
berikut.
1) karakteristik belajar
belajar lebih cepat dan lebih mudah
menyukai tugas dan tantangan yang kompleks
mengetahui banyak hal dimana anak lainnya tidak
mengetahuinya
memiliki kosa kata yang sangat maju dan kemampuan
berbahasa sangat baik
sudah dapat membaca pada usia yang sangat awal
terampil dalam memecahkan masalah
sering mengajukan pertanyaan yang kritis dan tidak terduga
menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap banyak hal
34
2) karakteristik motivasi
persisten dalam menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi
minatnya
senang mengerjakan secara independen hanya sedikit
memerlukan pengarahan
komitmen kuat pada tugas yang dipilihnya
karakteristik kreativitas
sensitif terhadap estetika
suka bereksperimen, sering menemukan cara baru dalam
mengerjakan tugas
spontan dalam mengekspreikan rasa humor
banyak ide ketika menghadapi tantangan
3) karakteristik sosial-emosional
memiliki rasa percaya diri yang kuat
lebih menyukai teman yang lebih tua usianya dan memiliki
kesamaan minat
mudah menyesuiakn diri pada situasi baru
3) kemampuan intelektual
a) pengertian kemampuan
Menurut Mohammad Zain dalam MilmanYusdi (2011) mengartikan
bahwa “Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita
berusaha dengan diri sendiri.”
35
Anggiat M.Sinaga dan Sri Hadiati (2001:34) mendefenisikan
"Kemampuan sebagai suatu dasar seseorang yang dengan sendirinya
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan secara efektif atau sangat
berhasil.”
Kemampuan merupa kan suatu penilaian individu terhadap hasil
yang diharapkan. Menurut Robbin (2006: 67) pengertian
kemampuan yaitu:
Kemampuan merupakan bawaan kesanggupan sejak lahir atau
merupakan hasil dari latihan yang digunakan untuk melakukan
suatu pekerjaan. Kemampuan tersebut meliputi kemampuan fisik
dan kemampuan intelektual. Kemampuan fisik berkaitan dengan
stamina dan karakteristik tubuh, sedangkan kemampuan
intelektual berkaitan dengan aktivitas mental.
kemampuan juga dikemukakan oleh Soehardi (2003: 24), yaitu yang
dimaksud “Kemampuan atau abilities ialah bakat yang melekat pada
seseorang untuk melakukan suatu kegiatan secara fisik atau mental
yang ia peroleh sejak lahir, belajar dan dari pengalaman.”
Kemampuan sangat di butuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan,
seperti menurut pendapat Prawito (2012: 112) “Kemampuan adalah
sifat yang dibawa lahir atau dipelajari yang memungkinkan
seseorang yang dapat menyelesaikan pekerjaannya, baik secara
mental ataupun fisik.”
Berdasarkan pendapat ahli dapat disimpulkan kemampuan adalah
kesanggupan, kecakapan, kekuatan seseorang untuk dapat
menyelesaikan pekerjaannya dengan usahanya sendiri.
36
b) jenis-jenis kemampuan
Menurut Robbin (2006:57) menyatakan bahwa kemampuan terdiri
atas dua kelompok faktor yaitu :
1) kemampuan intelektual (intelectual ability) yaitu kemampuan
yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas mental,
berfikir, menalar dan memecahkan masalah.
2) kemampuan fisik (physical ability) yaitu kemampuan melakukan
tugas – tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan,
dan karakteristik serupa.
Sedangkan menurut Guilford dalam Sumadi Suryabrata (2004:163)
membagi kemampuan kedalam tiga jenis yaitu :
1) kemampuan perseptual adalah melalui kemampuan dalam
mengadakan persepsi atau pengamatan antara lain mencakup
faktor-faktor kepekaan indera perhatian, kecepatan persepsi dan
sebagainya.
2) kemampuan psikomotor adalah mencakup beberapa faktor antara
lain kekuatan, kecepatan gerak, ketelitian, keluwesan, dan lain –
lain.
3) kemampuan intelektual adalah kecenderungan yang menekankan
pada kemampuan akal dimana mencakup beberapa faktor antara
lain ingatan, pengenalan, evaluasi, berfikir, dan lain – lain.
c) ciri-ciri intelektual
Yang dimaksud dengan tingkah laku intelektual adalah tingkah laku
yang menggunakan pengertian rasional. Kalau memakai konsep
37
kecerdasan, maka tingkah laku intelektual adalah tingkah laku yang
cerdas atau tingkah laku yang intelegen. Jadi, tingkah laku yang
cerdas adalah manifestasi kecerdasan. Maka untuk memahami ciri-
ciri atau atribut tingkah laku intelektual dapat ditempuh dengan
menganalisis konsep kecerdasan.
Menurut Frank S. Freeman dalam Fudyartanta (2004:11)
mengatakan bahwa ada tiga macam tipe definisi kecerdasan, yakni:
1) kelompok definisi kecerdasan yang menekankan pada
kemampuan adaptasi atau penyesuaian diri.
2) kelompok definisi kecerdasan yang menekankan pada
kemampuan belajar.
3) kelompok definisi kecerdasan yang menekankan pada
kemampuan abstraksi.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar, faktor ini berupa guru
dan teman.
1) guru
Guru sebagai elemen yang penting dalam pendidikan perlu untuk
mengarahkan dan membimbing peserta didik dalam proses belajar
mengajar. Menurut Kunandar (2007: 54) “Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah.”
38
Peran dan fungsi guru berpengaruh terhdap pelaksanaan pendidikan di
sekolah. Di antara peran dan fungsi guru tersebut adalah sebagai
berikut.
a) sebagai pendidik dan pengajar
setiap guru harus memiliki kestabilan emosi, ingin memajukan
peserta didik, bersikap realitas, jujur dan terbuka, serta peka terhadap
perkembangan, terutama inovasi pendidikan. Untuk mencapai semua
itu, guru harus memiliki pengetahuan yang luas, menguasai berbagai
jenis bahan pembelajaran, menguasai teori dan praktek pendidikan,
serta menguasai kurikulum dan metodologi pembelajaran.
b) sebagai anggota masyarakat
guru harus pandai bergaul dengan masyarakat. Untuk itu, harus
menguasai psikologi sosial, memiliki pengetahuan tentang hubungan
antar manusia, memiliki keterampilan membina kelompok,
keterampilan bekerjasama dalam kelompok, dan menyelesaikan
tugas bersama dalam kelompok.
c) sebagai pemimpin
setiap guru adalah pemimpin, yang harus memiliki kepribadian,
menguasai ilmu kepemimpinan, prinsip hubungan antar manusia,
teknik berkomunikasi, serta menguasai berbagai aspek kegiatan
organisasi sekolah.
d) sebagai administrator
setiap guru akan dihadapkan pada berbagai tugas administrasi yang
harus dikerjakan di sekolah, sehingga harus memiliki pribadi yang
39
jujur, teliti, rajin, serta memahami strategi dan manajemen
pendidikan.
e) sebagai pengelola pembelajaran
setiap guru harus mampu dan menguasai berbagai metode
pembelajaran dan memahami situasi belajar mengajar di dalam
maupun di luar kelas.
2) Teman
Dalam meningkatkan belajar harus memperlihatkan hubungan
kerjasama yang baik diantara peserta didik. Peserta didik harus mampu
berkomunikasi dengan baik kepada teman-temannya dan peserta didik
harus dapat berinteraksi dengan baik di dalam pembelajaran. Peserta
didik yang mempunyai sifat kurang menyenangkan, rendah diri atau
mengalami tekanan batin akan diasingkan dalam kelompoknya. Hal
tersebut akan berdampak pada terganggunya aktivitas belajar. Peserta
didik tersebut akan malas untuk sekolah dengan berbagai macam alasan
yang tidak-tidak. Jika terjadi demikian, peserta didik tersebut
memerlukan bimbingan dan penyuluhan. Menciptakan hubungan yang
baik antar peserta didik akan memberikan pengaruh positif terhadap
belajar. Hubungan yang harmonis dengan teman sekelas dapat menjadi
pendorong bagi peserta didik untuk belajar.
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Christin Panjaitan dari Universitas Jambi
dengan judul “Analisis minat belajar biologi pada rumpun lintas minat
40
berdasarkan implementasi kurikulum 2013 pada siswa kelas X SMA Negeri
5 Kota Jambi.” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat belajar
biologi pada rumpun lintas minat berdasarkan implementasi kurikulum
2013. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif
dengan metode kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa minat belajar biologi siswa lintas minat kelas X IIS SMA Negeri 5
Kota Jambi memiliki minat belajar biologi dengan rata-rata persentase
74.54% termasuk dalam kategori tinggi. Minat belajar biologi terdiri dari
kesukaan, ketertarikan, perhatian, dan keterlibatan. Persamaan penelitian ini
dengan penelitian yang dilakukan penulis ialah sama-sama membahas
mengenai mata pelajaran lintas minat. Perbedaan terhadap penelitian
tersebut adalah objek penelitian yang penulis lakukan lebih kepada faktor –
faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar peserta didik daam program
lintas minat bukan untuk mengetahui minat belajar pada lintas minat
biologi.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Harisandi dari Pendidikan Ekonomi FKIP
Untan Pontianak dengan judul “Pengaruh pembelajaran lintas minat
ekonomi terhadap prestasi belajar siswa kelas XI MIA SMA.” Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran lintas minat ekonomi
terhadap prestasi belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah
deskriptif dengan bentuk penelitian studi hubungan. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat pengaruh pembelajaran lintas minat ekonomi
terhadap prestasi belajar ekonomi. Ini terlihat dari t hitung > t tabel
(6,582>2,032) yang menunjukkan adanya pengaruh variabel bebas terhadap
41
variabel terikat. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan
penulis ialah sama-sama membahas mengenai mata pelajaran lintas minat.
Perbedaan terhadap penelitian tersebut adalah objek penelitian yang penulis
lakukan lebih kepada faktor – faktor yang mempengaruhi kesulitan peserta
didik daam program lintas minat bukan untuk mengetahui prestasi belajar
Lintas Minat Ekonomi.
C. Kerangka Pikir
Lintas minat adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi
perluasan pilihan minat, bakat dan atau kemampuan akademik peserta didik
dengan orientasi penguasaan kelompok mata pelajaran keilmuan di luar pilihan
minat. Dalam hal tersebut, peneliti melihat peserta didik mengalami kesulitan
dalam mengikuti program lintas minat yang dilihat berdasarkan nilai hasil
belajar mid semester yang rendah. Hal ini dikarenakan sekolah menerapkan
program lintas minat kurang sesuai dengan prosedur dari kemendibud. Diduga
ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesulitan peserta didik dalam
mengikuti program lintas minat sehingga dalam pelaksanaannya belum
mencapai hasil yang maksimal. Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin
mengetahui faktor apakah yang dominan dalam mempengaruhi kesulitan
belajar peserta didik dalam mengikuti pelaksanaan program lintas minat di
SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018. Hal
tersebut dapat dilihat dalam bagan kerangka pikir sebagai berikut:
42
Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir
Faktor yang Mempengaruhi
Kesulitan Belajar Peserta Didik
dalam Mengikuti Program lintas
Minat (X)
internal:
1. Minat
2. Bakat
3. Kemampuan Intelektual
Eksternal
1. Guru
2. Teman
Pelaksanaan Program
Lintas Minat
1. Sulit
2. Cukup sulit
3. Tidak sulit
43
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut F.Hair dkk dalam
Sangadji dan Sopiah (2010:21) “Penelitian deskriptif adalah penelitian
terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi yang
meliputi kegiatan penilaian sikap atau pendapat terhadap individu, organisasi,
keadaan, atau prosedur. Penelitian deskriptif merupakan metode yang berusaha
menggambarkan dan menginpretasikan objek apa adanya.” Sedangkan menurut
Margono (2010:105), “Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan
pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan
keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui.”
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Hadari Nawawi dalam Margono (2010:118) mengartikan populasi
adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda,
hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa
44
sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu
penelitian.
Populasi memiliki parameter yakni besaran terukur yang menunjukkan ciri
dari populasi itu. Diantara yang kita kenal besaran-besaran: rata-rata,
bentengan, rata-rata simpangan, variansi, simpangan baku sebagai
parameter populasi. Parameter suatu populasi tertentu adalah tetap nilainya,
bila nilainya itu berubah maka berubah pula populasinya.
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik
SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung yang mengikuti program lintas
minat.
Tabel 3. Data Jumlah Peserta Didik Yang Mengikuti Program Lintas
Minat Tahun Ajaran 2017-2018
No Kelas/Jurusan Jumlah Peserta
Didik
1 X/ IPA 1 36
2 X/ IPA 2 36
3 X/ IPA 3 36
4 X/ IPS 1 36
5 X/ IPS 2 36
6 X/ IPS 3 36
7 Jumlah 216
Data: Waka Kurikulum SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung
2. Sampel
Menurut Margono (2010:121) “Sampel adalah sebagai bagian dari populasi,
sebagai contoh (monster) yang diambil dengan menggunakan cara-cara
tertentu.”
45
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:120), “Apabila subjek kurang dari 100
lebih baik di ambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih dari 100 dapat diambil
antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”.
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka sampel yang akan diambil dalam
penelitian adalah sebesar 15% dari jumlah populasi, yaitu diambil 15% dari
216 peserta didik yaitu sejumlah 32 peserta didik.
C. Variabel Penelitian
Sugiyono (2012:61) menjelaskan bahwa “Variabel penelitian adalah suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.”
Dalam penelitian ini penulis membedakan dua variabel, yaitu variabel bebas
sebagai variabel yang mempengaruhi (X) dan variabel terikat sebagai variabel
yang dipengaruhi, (Y) yaitu:
1. variabel bebas (X)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi kesulitan belajar peserta didik.
2. variabel terikat (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pelaksanan program pelajaran
lintas minat.
46
D. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional
1. Definisi Konseptual
a. peserta didik adalah seseorang yang berusaha mengembangkan potensi
diri melalui proses pembelajaran dari pemerintah atau masyarakat luas
baik menyangkut kebutuhan jasmani maupun rohani.
b. kesulitan belajar adalah hambatan-hambatan yang dialami oleh peserta
didik dalam mengikuti proses pembelajaran yang menyebabkan
mendapatkan hasil belajar kurang optimal.
c. Lintas minat adalah program kurikuler yang disediakan untuk
mengakomodasi perluasan pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan
akademik peserta didik dengan orientasi penguasaan kelompok mata
pelajaran keilmuan di luar pilihan minat.
2. Definisi Operasional
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang mempengaruhi kesulitan peserta didik
dalam mengikuti pelaksanaan program lintas minat yang berasal dari
dalam diri seorang peserta didik itu sendiri.
1) minat adalah kecenderungan jiwa untuk memberikan perhatian
terhadap beberapa aktivitas yang disertai rasa senang. Minat besar
pengaruhnya terhadap kegiatan yang dilakukan seseorang. Dengan
adanya minat seseorang akan melakukan sesuatu dengan rasa senang
47
dan penuh perhatian, namun sebaliknya jika tanpa dilandasi minat
maka seseorang akan merasa enggan untuk melakukan sesuatu.
2) bakat adalah suatu kemampuan khusus yang berkembang secara
istimewa atau menonjol, dibandingkan dengan kemampuan-
kemampuan yang lain.
3) kemampuan intelektual yaitu kemampuan yang dibutuhkan untuk
melakukan berbagai aktifitas mental, berfikir, menalar dan
memecahkan masalah. kemampuan ditunjukkan dengan adanya
kesanggupan, kecakapan, kekuatan seseorang untuk dapat
menyelesaikan pekerjaannya dengan usahanya sendiri.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi kesulitan peserta
didik dalam mengikuti pelaksanaan program lintas minat yang berasal
dari luar seorang peserta didik itu sendiri.
1) Guru
Guru sebagai elemen yang penting dalam pendidikan perlu untuk
mengarahkan dan membimbing peserta didik dalam proses belajar
mengajar. Perilaku yang simpatik dari seorang guru sebagai
administrator juga dapat menjadi pendorong dan penggerak bagi
peserta didik untuk meningkatkan belajar supaya lebih baik lagi.
2) Teman
Dalam meningkatkan belajar harus menampakkan hubungan
kebersamaan diantara siswa. Siswa harus dapat bergaul berteman-
teman dengan baik dan siswa harus dapat berinteraksi dengan baik
48
dalam belajar. Hubungan yang harmonis dengan teman sekelas dapat
menjadi pendorong bagi peserta didik untuk belajar.
E. Pengukuran Variabel
Untuk mengukur variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan alat ukur
berupa angket yang berisikan tingkat kecenderungan yang mempengaruhi
kesulitan peserta didik dalam mengikuti pelaksanaan program lintas minat
diukur melalui skor yang berskala 3 (tiga) nilai. Indikator pengukuran dapat
dikategorikan sebagai berikut.
1. sulit
2. cukup sulit
3. tidak sulit
Angket akan disebarkan kepada responden oleh peneliti. Angket yang
diberikan adalah angket tertutup yang berisi indikator dari faktor – faktor yang
mempengaruhi kesulitan peserta didik dalam mengikuti program lintas minat.
Angket akan berbentuk pertanyaan dan pilihan serta akan diberikan tiga
pilihan kemudian responden harus memilih salah satu pilihan.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu:
1. Teknik Pokok
Teknik pokok dilakukan dengan menyebarkan angket yang berisikan
pertanyaan kepada responden dengan tujuan untuk mengumpulkan data.
Angket yang digunakan berbentuk angket tertutup, artinya jawaban sudah
disediakan oleh peneliti, jadi respon hanya memilih salah satu jawaban yang
49
telah disediakan. Adapun angket akan berisi item – item pertanyaan yang
terkait indikator faktor -faktor yang mempengaruhi kesulitan peserta didik
dalam mengikuti program lintas minat.
Kriteria pengukuran adalah (a), (b), (c) yang masing-masing diberi skor
yaitu:
a. Memilih alternatif (a) diberi skor 3 untuk jawaban yang sesuai dengan
harapan.
b. Memilih alternatif (b) diberi skor 2 untuk jawaban yang kurang sesuai
dengan harapan.
c. Memilih alternatif (c) diberi skor 1 untuk jawaban yang tidak sesuai
dengan harapan.
Nilai tertinggi tiga (3) dan nilai terendah satu (1).
2. Teknik Penunjang
a. Wawancara
Teknik pengumpulan data ini merupakan cara untuk mendapatkan data
yang belum didapatkan ketika melakukan pengumpulan data melalui
teknik pengumpulan data angket. Maka dari itu, teknik wawancara perlu
untuk dilakukan. Adapun teknik wawancara dilakukan oleh peneliti
dengan guru dan peserta didik di SMA Muhammadiyah 2 Bandar
Lampung.
b. Dokumentasi
Teknik dokumentasi ini dilakukan agar dapat mendukung dalam proses
pengumpulan data. Adapun data tertulis yang diperoleh melalui teknik
50
dokumentasi ini yaitu berupa dokumen atau naskah profil sekolah,
sejarah sekolah, dan jumlah peserta didik di SMA Muhammadiyah 2
Bandar Lampung.
G. Uji Kelayakan Instrumen
1. Uji Validitas
Menurut Arikunto (2010:222) validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mengungkap data dari variabel
yang diteliti secara tepat. Untuk mengetahui tingkat validitas soal angket,
peneliti melakukan dengan cara kontrol langsung terhadap teori-teori yang
melahirkan indikator-indikator. Dalam penelitian ini validitas yang
digunakan adalah logical validity, yaitu melakukan konsultasi dengan
pembimbing I dan pembimbing II yang kemudian diambil revisinya. Setelah
dinyatakan valid maka angket siap digunakan sebagai alat pengumpul data
dan dilakukan uji reliabilitas.
2. Uji Reliabilitas
Menurut Arikunto (2010:170) reliabilitas menunjuk pada satu pengertian
bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Penelitian
yang mengguanakan uji coba angket, memerlukan alat pengumpulan data
yaitu uji reliabilitas. Langkah-langkah yang ditempuh ialah:
1. Menguji coba angket kepada 10 orang diluar responden
51
2. Mengkorelasikan item ganjil genap dengan rumus Product Moment
sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦 = 𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋) (∑ 𝑌)
√{𝑁 ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋)2} {𝑁 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌)2}
Keterangan :
𝑟𝑥𝑦: Koefisien korelasi antara gejala x dan y
X : Variabel bebas
Y : Variabel terikat
N : Jumlah sampel
Kemudian dicari reliabilitasnya dengan menggunakan rumus Spearman
Brown menurut Suharsimi Arikunto (2010 :223), yaitu :
𝑟𝑥𝑦 =2(𝑟𝑔𝑔)
1 + (𝑟𝑔𝑔)
Keterangan :
𝑟𝑥𝑦 : Koefisien reliabilitas seluruh tes
𝑟𝑔𝑔 : Koefisien korelasi item x dan y
kriteria besarnya reliabilitas menurut Manase Malo (1989:139):
0,90-1,00 : Reliabilitas tinggi
0,50-0,89 : Reliabilitas sedang
0,00-0,49 : Reliabilitas rendah
H. Teknik Analisis Data
Analisis data bertujuan untuk menyederhanakan kedalam bentuk yang lebih
mudah dipahami dan diinterpretasikan. Dalam penelitian ini menggunakan
52
analisis data kuantitatif yaitu menguraikan kata-kata dalam kalimat serta angka
secara sistematis. Selanjutnya disimpulkan untuk mengelola dan menganalisis
data dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi
(1989:12) untuk menentukan klasifikasi skor dengan menggunakan rumus
interval, yaitu:
I=𝑁𝑇−𝑁𝑅
𝐾
Keterangan:
I : Interval
NT : Nilai tertinggi
NR : Nilai terendah
K : Kategori
Kemudian untuk mengetahui tingkat persentase digunakan rumus presentase
sebagai berikut:
P =𝐹
𝑁 x100%
Keterangan:
P : Besarnya persentase
F : Jumlah skor yang diperoleh diseluruh item
N : Jumlah perkalian seluruh item dengan responden
Untuk menafsirkan banyaknya persentase yang diperoleh digunakan kriteria
sebagai berikut (Suharsimi, 2010:196):
76% - 100% = Baik
56% - 75% = Cukup
40% - 55% = Tidak Baik
53
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh maka di pergunakan rumus Chi
kuadrat :
𝑥2 = ∑ ∑(𝑂𝑖𝑗 − 𝐸𝑖𝑗)2
𝐸𝑖𝑗
𝐾
𝑗−𝑖
𝐵
𝑖=𝑗
Keterangan:
𝑥2 : Chi Kuadrat
∑𝐵𝑖=𝑗 : Jumlah baris
∑𝐾𝑗−𝑖 : Jumlah kolom
Oij : Banyaknya data yang diharapkan terjadi
Eij : Banyaknya data hasil pengamatan
Selanjutnya data akan diuji dengan menggunakan rumus koefesien kontingen,
Sudjana, (2005:282), yaitu :
𝐶 = √𝑋2
𝑋2+𝑛
Keterangan :
C : Koefesien kontingensi
𝑋2: Chi Kuadrat
n : Jumlah sampel
Agar C diperoleh dapat dipakai untuk derajat asosiasi antara faktor-faktor
diatas maka harga C dibandingkan koefisien maksimum yang biasa terjadi
maka harga maksimum ini dapat dihitung dengan rumus:
54
𝐶 𝑚𝑎𝑘𝑠 = √𝑚 − 1
𝑚
Keterangan:
𝐶 𝑚𝑎𝑘𝑠: Koefesien kontingen maksimum
M : Harga minimum antara banyak baris dan kolom
1 : Bilangan konstan
Sehingga dengan uji hubungan ini dapat diketahui bahwa “makin dekat harga
C pada 𝐶𝑚𝑎𝑘𝑠, makin besar derajat asosiasi antara faktor”. Kemudian setelah
menggunakan rumus koefisien kontingensi C dan 𝐶𝑚𝑎𝑘𝑠 , sehingga data 𝐶𝑚𝑎𝑘𝑠
tersebut selajutnya dijadikan patokan untuk menentukan tingkat keeratan
pengaruh, dengan langkah sebagai berikut :
∈𝐾𝐴𝑇 = 𝐶
𝐶𝑚𝑎𝑘𝑠
Maka dapat diperoleh klasifikasi atau pengkategorian sebagai berikut :
0,00 – 0,19 = kategori sangat rendah
0,20 – 0,39 = kategori rendah
0,40 – 0,59 = kategori sedang
0,60 – 0,79 = kategori kuat
0,80 – 1,00 = kategori sangat kuat
(Sugiyono 2012:257)
124
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis maka dapat disimpulkan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar peserta didik dalam
mengikuti pelaksanaan program lintas minat berdasarkan kurikulum 2013 Di
SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung memiliki beberapa faktor. Adapun
faktor internal yang mempengaruhi kesulitan belajar peserta didik dalam
mengikuti pelaksanaan program lintas minat yaitu minat, bakat, dan
kemampuan intelektual. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi
kesulitan belajar peserta didik dalam mengikuti pelaksanaan program lintas
minat yaitu guru dan teman. Berdasarkan analisis data, pembahasan hasil
penelitian, khususnya analisis data seperti yang telah diuraikan dalam
pembahasan maka penulis dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Faktor internal yang mempengaruhi kesulitan belajar peserta didik dalam
mengikuti pelaksanaan program lintas minat adalah:
1) Terdapat pengaruh yang sangat kuat antara faktor minat terhadap
kesulitan belajar peserta didik dalam mengikuti pelaksanaan program
lintas minat Di SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung. Semakin
rendah minat peserta didik dalam mengikuti pelaksanaan lintas minat
125
maka semakin tinggi tingkat kesulitan belajar peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran lintas minat tersebut.
2) Terdapat pengaruh yang sangat kuat antara faktor bakat dengan kesulitan
belajar peserta didik dalam mengikuti pelaksanaan program lintas minat
Di SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung. Apabila bakat peserta
didik tidak mendukung dalam mengikuti pelaksanaan lintas minat maka
peserta didik akan sulit menyesuaikan diri dalam mengikuti pembelajaran
lintas minat tersebut.
3) Terdapat pengaruh yang sangat kuat antara faktor kemampuan intelektual
dengan kesulitan belajar peserta didik dalam mengikuti pelaksanaan
program lintas minat Di SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung.
Apabila kemampuan intelektual peserta didik kurang baik dalam
mengikuti pelaksanaan lintas minat maka peserta didik akan sukar belajar
dalam mengikuti pembelajaran lintas minat tersebut.
b. Faktor eksternal yang mempengaruhi kesulitan belajar peserta didik dalam
mengikuti pelaksanaan program lintas minat adalah:
1) Terdapat pengaruh yang sangat kuat antara faktor guru dalam mengikuti
pelaksanaan program lintas minat Di SMA Muhammadiyah 2 Bandar
Lampung. Hubungan yang kurang harmonis antara peserta didik dengan
guru akan menurunkan semangat belajar peserta didik sehingga hasil
belajar pun menurun.
126
2) Terdapat pengaruh yang sangat kuat pada faktor teman dalam mengikuti
pelaksanaan program lintas minat Di SMA Muhammadiyah 2 Bandar
Lampung. Teman belajar yang mempunyai sifat kurang menyenangkan
akan mengakibatkan terganggunya kegiatan belajar peserta didik
sedangkan hubungan yang harmonis dengan teman belajar dapat menjadi
pendorong bagi peserta didik untuk belajar lebih gigih lagi.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian, beberapa saran dibawah ini dapat
dipertimbangkan untuk pelaksanaan program lintas minat supaya dapat
berjalan dengan baik:
1. Bagi sekolah, hendaknya menyediakan pilihan mata pelajaran lintas minat
sesuai dengan pedoman peminatan dan juga memberiakn kebebasan kepada
peserta didik untuk memilih mata pelajaran lintas minat yang sesuai dengan
bakat, minat dan kemampuan akademik peserta didik.
2. Tenaga pendidik, hendaknya selalu memotivasi belajar peserta didik supaya
lebih giat lagi dalam belajar, guru harus mampu berinteraksi dengan baik
kepada peserta didik supaya pembelajaran berjalan dengan baik pula supaya
prestasi belajarnya meningkat.
3. Peserta didik, harus memiliki semangat belajar yang tinggi dalam dirinya
untuk mengikuti pembelajaran agar bisa belajar dengan optimal dan
berusaha meningkatkan prestasi belajarnya secara terus menerus.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Ahmadi dan Supriyono. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Ahmadi, Rulam. 2016. Pengantar Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Ali, Mohammad, M. Asrori. 2008. Psikologi Remaja. Jakarta. PT Bumi Aksara.
Ali, asrosri. 2006. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta didik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Penerbit
Rineka Cipta.
Dewa dan Nila. 2009. Analisis Tes Psikologi Teori dan Praktik dalam Penyelenggaraan
Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djaka. 2004. Rangkuman Ilmu Mendidik. Jakarta: Mutiara Jakarta.
Djamarah, Bahri Syaiful. 2010. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:
Rineka Cipta.
-----------------------------. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Fudyartanta, ki. 2004. Tes Bakat dan Perskalaan Kecerdasan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hadi, Sutrisno. 1989. Metode Research. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi
UGM.
Harisandi. 2015. Pengaruh pembelajaran lintas minat ekonomi terhadap prestasi belajar
siswa kelas XI MIA SMA [skripsi]. Pontianak Universitas Tanjungpura: tidak
diterbitkan.
Hurlock. B.Elizabeth. 1995. Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta. Erlangga.
Irham dan Wiyani. 2013. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2017. Model Peminatan dan
Lintas Minat. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. (E-book)
Diakses tanggal 29 Maret 2018.
Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum KTSP dan Sukses dalam
Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Margono. 2010. Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Ngalim, Poerwanto. 2008. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Oemar, Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
--------------------. 2000. Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito.
Panjaitan, Christin. . Analisis minat belajar biologi pada rumpun lintas minat berdasarkan
implementasi kurikulum 2013 pada siswa kelas X SMA Negeri 5 Kota Jambi [Skripsi].
Jambi Universitas Jambi: tidak diterbitkan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014
Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2014
Tentang Peminatan Pada Pendidikan Dasar Dan Menengah.
Prawito, Febriawan Dwiadi. 2012. Pengertian Kemampuan.
http://www.scribd.com/doc/89466477/Pengertian-Kemampuan#scribd. Diakses
tanggal 23 April 2018
Robbin, S.P. 2006. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT.Indeks.
Sangadji dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian-Pendekatan Praktis dalam Penelitian.
Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Sinaga, A.M dan Hadiati, S. 2001. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R&D.
Bandung : Alfabeta.
Soehardi. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Suharto, Toto. 2016. Filsafat Pendidikan Islam.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sukring. 2013. Pendidik dan peserta didik dalam pendidikan islam. Yogyakarta: Graha ilmu.
Suryabrata, Sumadi. 2004. Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Yusdi, Milman. 2011. Pengertian Kemampuan. Diakses 11 April 2018.
http://milmanyusdi.blogspot.com/2011/07/pengertian-kemampuan.html