FAKTOR PENYEBAB, DAMPAK DAN UPAYA MENGATASI
RENDAH DIRI PADA PEMUDI GEREJA : STUDI KASUS DI
GEREJA EFATA SALATIGA
ARTIKEL TUGAS AKHIR
Oleh:
Dwiki Daniel
132013079
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017
FAKTOR PENYEBAB, DAMPAK DAN UPAYA
MENGATASI RENDAH DIRI PADA PEMUDI GEREJA :
STUDI KASUS DI GEREJA EFATA SALATIGA
Oleh : Dwiki Daniel
(Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)
Pembimbing :
Drs. Tritjahjo Danny S, M.Si.dan Drs. Umbu Tagela, M.Si.
(Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-Faktor penyebab, Dampak
dan Upaya Mengatasi Rendah Diri. Subyek penelitian ini adalah YM salah
satu pemudi Gereja Efata. Teori yang digunakan adalah teori dari Alfred
Adler, yang meneliti tentang inferiority feeling. Studi kasus ini
menggunakan desain kasus tunggal. Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik Wawancara, Observasi dan Catatan Anekdotal. Teknik
analisis data menggunakan miles dan hubberman yaitru reduksi data, display
data dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan
triangulasi teknik yaitu menggunakan teknik wawancara, observasi dan
catatan anekdotal. Berdasarkan analisis data dari ketiga aspek yaitu aspek
fisik, aspek sosial dan aspek psikologis maka dihasilkan faktor penyebab
rendah diri yaitu saat lahir, sikap orang tua dan kekurangan fisik. Dampak
dari rendah diri adalah permasalahan yang menumpuk, kegagalan dalam
karir dan gangguan kesehatan mental. Upaya mengatasi rendah diri adalah
melipatgandakan usaha dan bantuan orang lain.
Kata kunci : Rendah Diri, Faktor, Dampak, Upaya, Pemudi Gereja.
PENDAHULUAN
Ketika individu mempunyai
permasalahan dalam dirinya (rendah
diri) maka keadaanya cenderung
takut, merasa bersalah, dan merasa
dunia terlalu besar bagi dirinya yang
sangat kecil tidak berdaya. Rendah
diri ini dapat dimiliki oleh semua
orang dan bukanlah, sesuatu yang
abnormal. Tidak ada manusia yang
terlahir sempurna, ketika bertumbuh
seorang anak pasti memiliki perasaan
kurang pada dirinnya dalam segi
sosial, ingin jadi pribadi yang lebih
bisa di andalkan, segi pikologis
merasa menjadi pembawa masalah.
Rendah diri juga sering ditemui di
proses peralihan menuju remaja.
Dalam masa ini individu menemui
lingkungan baru, teman baru dan
keadaan yang tidak sama seperti
rumah dimana indiviu itu biasa
tinggal. Seseorang membutuhkan
orang lain untuk berkomunikasi
karena itulah proses menuju
penyesuaian diri dan perkembangan
diri yang optimal, namun jika dalam
tahap yang cukup penting ini tidak
dapat terpenuhi maka sudah pasti
perubahan yang kian terjadi menjadi
gelombang besar yang
menghempaskan pribadi individu.
Minder adalah perilaku yang
ditimbulkan dari individu yang
merasa bahwa dirinya kurang dalam
suatu hal dibandingkan dengan orang
lain. Minder membuat individu
menarik diri dari lingkungan dan
merasa sedang terisolasi dari
masyarakat. Seperti dikatakan oleh
“Alder bahwa rasa rendah diri
berarti perasaan kurang berharga
yang timbul karena ketidakmampuan
psikologis atau sosial maupun karena
keadaan jasmani yang kurang
sempurna (Suryabrata, 1983) ”.
Manusia selalu ingin diakui dan
diterima oleh orang lain bahkan
untuk mendapatkan hal tersebut
manusia rela tidak menjadi dirinya
sendiri dan melakukan hal yang
sebenarnyapun tidak ingin di
lakukan. Seorang yang mengalami
rendah diri akan semakin kehilangan
identitas dirinya dan akan mudah
untuk dijatuhkan dalam kenakalan
yang berkedok sebagai penerimaan.
Hasil wawancara yang telah
dilakukan pada individu berinisial
YM berusia 31 tahun, aktivis pemudi
Gereja Efata Salatiga. Walaupun usia
tergolong dewasa namun si individu
merasa tertolak dan lebih nyaman
berada komisi pemuda-pemudi
karena mendapatkan penerimaan
yang baik. Individu sudah
mengalami rasa rendah diri ini dalam
kurun waktu yang cukup lama sekitar
10 tahun, yang mengakibatkan
dirinya seakan-akan tidak memiliki
harapan untuk kehidupan yang lebih
baik karena banyak hal terasa begitu
sulit dilakukan dan benar-benar
menjadi penghambat pertumbuhan
ke arah yang optimal. Pemudi gereja
adalah individu yang aktif
berorganisasi dan memberikan masa
mudanya untuk melayani dalam
acara gerejawi, tentu dibutuhkan
interaksi, action, sosialisasi dan
keterampilan untuk kegiatan
spiritual. YM adalah salah satu dari
pemudi dari gereja Pantekosta Isa
Almasih Salatiga, dalam kehidupan
bergereja YM mengalami kesulitan
dalam kegiatan yang sifatnya publik
seperti saat pelayanan altar, vokal
grup, choir dan usaha dana.
Subjek bernama YM merasa
dirinya ingin menjadi pribadi yang
normal layaknya orang lain. Penulis
juga melihat beberapa perilaku
individu yang menunjukan akibat
dari stres yang dialami, diharapkan
penelitian ini juga sangat diperlukan
sebagai pencegahan individu ke arah
gangguan mental. Dengan
permasalahan yang cukup mendalam
ini penulis memutuskan untuk
melakukan studi kasus pada YM
karena sangat rentan terkena stres
berat dan individu juga sering merasa
depresi. Diharapkan dengan studi ini
dapat menolong individu untuk
mengetahui rasa rendah dirinya.
LANDASAN TEORI
Rendah diri
Adler (dalam Suryabrata, 1983)
mengenai perasaan rendah diri ini
berawal dari pengamatannya atas
penderitaan pasien-pasiennya yang
seringkali mengeluh sakit pada
daerah tertentu pada tubuhnya,
mengenai psikosomatis, Adler
(dalam Suryabrata, 1983)
mengatakan bahwa rasa sakit yang
diderita individu sebenarnya adalah
usaha untuk memecahkan masalah-
masalah nonfisik. Keadaan tersebut,
menurut Adler disebabkan adanya
kekurang sempurnaan pada daerah-
daerah tubuh tersebut, yang
dikatakannya sebagai organ
penyebab rendah diri (organ
inferiority). Jadi manusia lahir
memang tidak sempurna, atau secara
potensial memiliki kelemahan dalam
organ tubuhnya.
Jenis Penelitian
Penelitian studi kasus ini
menggunakan desain kasus tunggal.
Langkah-langkah yang digunakan
didalam studi kasus ini menurut
Yin(2002) adalah sebagai berikut :
1. Menentukan subjek
2. Menyusun instrumen,
pengumpulan data
3. Menentukan metode penelitian
4. Analisis data berdasar metode
yang telah disusun
5. Menyusun kesimpulan berdasar
hasil analisis
Teknik analisis data
Dalam menganalisis data studi
kasus, Yin(2002) menyarankan untuk
menggunakan teknik analisis Miles
dan Huberman. Menurut
Sugiyono(2009) data-data yang
terkumpul di analisis dengan tiga
langkah mengikuti model Miles dan
Huberman, yaitu reduksi data,
display data dan penarikan
kesimpulan dan verifikasi.
a. Reduksi data
memilih hal-hal pokok yang
sesuai dengan fokus penelitian.
Reduksi data pula membantu
dalam memberikan kode-kode
pada aspek-aspek tertentu.
b. Display data
Data yang semakin
bertumpuk itu kurang dapat
memberikan gambaran secara
menyeluruh. Oleh karena itu
diperlukan display data .dalam
penelitian ini penyajian data
menggunakan bentuk tabel.
c. Pengambilan keputusan
Peneliti melihat pola,
hubungan, perbedaan, sebab-
akibat, dan sebagainya dari
informasi/ data yang didapat
untuk menyusun kesimpulan
Faktor Penyebab Rendah Diri
Menurut Adler (dalam Khasanah
2011) faktor-faktor penyebab rendah
diri adalah :
a. Saat lahir - setiap orang lahir
dengan perasaan rendah diri
karena pada waktu itu ia
tergantung pada orang lain yang
berada di sekitarnya.
b. Sikap orangtua - memberikan
pendapat dan evaluasi negatif
terhadap perilaku dan kelemahan
anak di bawah enam tahun akan
menentukan sikap anak tersebut.
c. Kekurangan fisik - seperti
kepincangan, bagian wajah yang
tidak proporsional,
ketidakmampuan dalam bicara
atau penglihatan mengakibatkan
reaksi emosional dan
berhubungan dengan
pengalaman tidak
menyenangkan sebelumnya.
d. Keterbatasan mental - membawa
rasa rendah diri saat dilakukan
perbandingan dengan prestasi
tinggi dari orang lain, dan saat
diharapkannya penampilan yang
sempurna padahal aturannya pun
tidak dipahami.
e. Kekurangan secara sosial -
keluarga, ras, jenis kelamin, atau
status sosial.
Dampak Rendah Diri
Menurut Rahman(2007) dampak
rendah diri adalah sebagai berikut :
a. Kegagalan dalam karir
b. Kesulitan dalam hubungan antar
pribadi dan sosial
c. Gangguan kesehatan mental dan
fisik
d. Permasalahan yang menumpuk
e. Sulit mengambil keputusan
f. Penampilan dan daya tarik yang
buruk
Upaya mengatasi Rendah Diri
Menurut Adler(dalam Suhartin,
2010) upaya mengatasi rendah diri
adalah sebagai berikut :
a. Melipat gandakan usaha
b. Mencari tujuan lain yang lebih
mudah jika gagal (dilakukan
secara terus menerus)
c. Mengurangi tingkatan cita-cita
d. Menerima kenyataan
e. Bantuan dari orang lain atau ahli
dibidang inferioritas
Berdasarkan data yang telah diambil
dan dianalisis mengenai Rendah Diri
pada subjek berinisial YM maka
kesimpulan penelitian sebagai
berikut
Faktor-Faktor Penyebab Rendah
Diri
Faktor-faktor penyebab rendah diri
yang dialami oleh subjek berinisial
YM.
a. Saat Lahir
Kesimpulan bahwa Saat Lahir
subjek terbentuk sehingga menjadi
pribadi yang sering menyimpan
rahasia. Hanya menjadi seorang
pengamat dan menyimpan segalanya
sendirian sehingga tidak ada
keterbukaan maupun kerjasama yang
dibangun dengan orang lain
menjadikan peribadinya sebagai
pribadi yang biasa tertutup. Subjek
berperilaku menutup diri secara
berlebihan dan dilakukan dalam
kurun waktu yang sudah cukup lama.
b. Sikap Orangtua
Kesimpulan bahwa keluarga
merupakan variabel penting yang
berpengaruh pada kehidupan sujbek.
Ada peristiwa traumatik yang
disimpan YM sehingga membuatnya
menjadi sebuah rahasia yang
menghambat dirinya menyatu dalam
keluarga yang mengakibatkan
penutupan diri pada keluarga. Juga
berefek samping pada pendidikan
keluarga, perhatian dan
perkembangan yang seharusnya
subjek dapat dari sebuah keluarga.
c. Kekurangan Fisik
Subjek memiliki kelemahan-
kelamahan fisik yang berpengaruh
terhadap kondisi psikologisnya yang
menganggap dirinya berbeda dan
kurang menghargai dirinya. Timbul
rasa kurang pada dirinya terjadi
ketika proses membandingkan
dirinya dengan orang lain seperti
subjek menceritakan bagaimana
sudut pandangnya tentang dirinya
dibandingkan dengan wanita-wanita
yang ditemuinya.
Dampak Rendah Diri
Dampak rendah diri yang dialami
oleh subjek berinisial YM.
a. Permasalahan Yang Menumpuk
Menunjukan perilaku
menyimpang seperti, merokok dan
mengkonsumsi minum keras adalah
akibat dari kondisi psikologis subjek
yang merasa frustasi karena tidak
menemukan solusi dari permasalahan
yang mengganggu hidupnya. Subjek
akhirnya mencari kompensasi yang
negatif untuk melepas beban yang
menumpuk hanya untuk beberapa
saat.
b. Kegagalan Dalam Karier
Subjek menunjukan karirnya
yang tidak sesuai dengan
keinginannya bahkan menjadi
sesuatu hal yang memalukan dan
lebih baik ditutupi dengan
kebohongan. Subjek juga
menunjukan usaha yang belum
maksimal dibidang kariernya
sekarang dan masih perlu banyak
perbaikan, mengingat usia subjek
yang seharusnya pada usia produktif
kerja.
c. Gangguan Kesehatan Mental
Subjek adalah individu yang
menyembunyikan luka dan luka itu
semakin membuatnya sakit karena
belum ada obat yang membuat luka
itu sembuh. Kondisi ini yang
membuat individu lemah secara
psikologis sehingga berpotensi pada
frustasi dan depresi.
Upaya Mengatasi Rendah Diri
Upaya mengatasi rendah diri
yang dialami oleh subjek berinisial
YM.
a. Melipat Gandakan Usaha
Subjek mengatakan bahwa
dirinya terus belajar dari pengalaman
sendiri dan subjek adalah tipikal
individu yang memikirkan sesuatu
secara dalam dan berhati-hati dalam
melakukan suatu hal. Kebiasaannya
ini sebenarnya melatih dirinya peka
terhadap sesuatu yang dapat menjadi
potensi konflik, menunjukan bahwa
dirinya berusaha melakukan hal yang
lebih baik dibandingkan peristiwa
sebelumnya.
b. Bantuan Dari Orang Lain
Subjek merasa bahwa
dukungan dan semangat adalah hal
yang sangat berarti bagi dirinya yang
merasa sendirian. Semangat dapat
menajadi hal yang tepat bagi subjek
karena memang dibutuhkan
penanganan yang tepat dan cukup
sulit untuk melakukan pendekatan
pada YM seorang pribadi yang
berselimutkan ketertutupan.
PENUTUP
Saran Bagi Subjek
1. Mau membuka diri secara jujur
agar terjadi kondisi emosional
yang sehat dan baik.
2. Berkompensasi secara positif
dan dalam porsi yang realistis,
sehingga terdapat usaha ke arah
yang lebih baik.
3. Menjalin hubungan sosial
sebanyak mungkin untuk belajar
beradaptasi.
4. Mau memulai langkah dengan
penuh keyakinan, sehingga tidak
goyah apapun yang terjadi.
5. Mengikuti kegiatan yang bersifat
sosial.
6. Jangan kehilangan harapan untuk
bekerja dan berkarya sehingga
karir akan tetap berjalan.
7. Berlatih mengasah kemampuan
berkomunikasi agar tidak banyak
terjadi perselisihan menjadi
pembawa masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Adler, Alfred. Teori konseling.
(http//edilkonse10.wordpress.c
om/bimbinan-dan-
konseling/teori
konseling/adlerian-psikologi-
individual/). Diunduh Pada 20
Agustus 2016.
Boerre George C. 2006. Personality
Theories “ Melacak
Kepribadian Anda Bersama
Psikologi Dunia”. Yogjakarta:
Pustaka Pelajar.
Caprio, Frank S. 1985. Mengatasi
Rasa Sepi, Frustasi dan
Rendah Diri. Jakarta: Mega
Media
Feist, J., & Feist, G. J. 2009.
Theories of personality.
Jakarta: Penerbit Salemba
Humanika.
Fitria. Mengatasi Rasa Minder.
(https://fitria95.wordpress.com/
2009/01/11/10-cara-mengatasi-
masalah-rasa-minder/).
Diunduh pada 30-09-2016.
Hasanah. Rendah Diri.
(http://mardhaarafah.blogspot.c
om/2011/04/definisi-rendah-
diri.html). Diunduh Pada 30-
09-2016.
Loekmono, J T Lobby. 2003. Model-
model Konseling. Salatiga:
Widyasari Press.
Margono. Instrumen Penelitian.
(http://megapuspitasari14blog.
uny.ac.id/2017/01/01/refleksi-
5-metodologi -penelitian-
pendidikan/). Diunduh pada
13-02-2017.
Palmer, Stephen. 2011. Konseling
Dan Psikoterapi. Yogjakarta:
Pustaka Pelajar.
Rahman, Adi. Dampak Berbahaya
Dari Kurang Percaya Diri.
(http://adhierachmanmotivation.blog
spot.co.id/2014/02/accept-who-
you-are-and-revel-in-
it,html?m=1). Diunduh pada
20-01-2017.
Sugiyono. 2010. Memahami
Penelitian Kualitatif. Bandung:
CV Alfabeta.
Suhartin, R. 2010. Smart Parenting.
Jakarta: PT BPK Gunung
Mulia.
Suryabrata, Sumadi. 1983. Psikologi
Kepribadian. Jakarta: CV
Rajawali.
Setiawan, Pongki. 2014. Siapa Takut
Tampil Percaya Diri.
Yogyakarta: Parasmu.
Yin, Robert K. 2002. Studi Kasus.
Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.