Download - farmakoterapi 4
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 1/37
RABIES
KELOMPOK 2A:RANI ZAFIRA ARMAN
KHIKY DWI NATRANA
LEFRINA GUSRIANI
FRISKA FORTUNELLA
MONA ADE LISA
MAISURA ANTIKA RURIANDA
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 2/37
KLASIFIKASI
Ordo : Mononegavirales
Famili : Rhabdoviridae
Genom : Lyssavirus
Spesies : Rhabdovirus(Virus Rabies)
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 3/37
DEFINISIRabies (penyakit anjing gila adalah penyakit
infeksi akut pada susuanan saraf pusat (SSP)
yang disebabkan oleh virus rabies dan ditularkan
melalui gigitan hewan ,seperti anjing, kera, dan
kucing.
Rabies bersifat zoonosa artinya penyakit tersebut
dapat menular dari hewan ke manusia
Rabies sangat berbahaya. Rabies belum ada
obatnya. Apabila gejala klinis sudah timbul,
selalu diikuti dengan kematian, baik pada hewan
maupun manusia.
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 4/37
PENYEBAB• Rabies disebabkan oleh viruslyssaviruses. Virus
ini ditularkan pada manusia melalui hewan yang
sebelumnya telah terjangkit penyakit ini juga.
Seseorang dapat terjangkit rabies jika air liur
dari hewan rabies tersebut masuk ke dalamtubuhnya lewat gigitan, Bahkan lewat cakaran
pun bisa jika hewan rabies tersebut sebelumnya
telah menjilati kuku-kukunya. Dalam beberapa
kasus yang jarang terjadi, seseorang terjangkitrabies karena luka di tubuhnya terjilat oleh
hewan yang terinfeksi.
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 5/37
EPIDEMIOLOGI
Rabies (penyakit anjing gila) merupakan
penyakit zoonosa yang terpenting di
Indonesia karena penyakit tersebut
tersebar luas di 18 Propinsi, dengan jumlahkasus gigitan yang cukup tinggi setiap
tahunnya (16.000 kasus gigitan), serta
belum diketemukan obat/cara pengobatan
untuk penderitarabies sesingga selaludiakhiri dengan kematian pada hampir
semua penderitarabies baik manusia
maupun pada hewan.
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 6/37
EPIDEMIOLOGI
Sampai kini hanya 5 Propinsi di Indonesiabebas historisrabies, yaitu KalimantanBarat, Bali, Nusa Tenggara Barat, Malukudan Irian Jaya. Sejak tahun 1994 propinsiyang tadinya endemisrabies, telahdibebaskan darirabies pada anusia padahewan yaitu di Jawa Timur, Jawa Tengahdan D.I Yogyakarta sampai saat ini ada 18
propinsi yang belum bebas kasusrabies.Pada tahun 1998 terjadi outbreak di Kab.Flores Timur, Prop. NTT
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 7/37
EPIDEMIOLOGI
Jumlah rata-rata pertahun kasus gigitanpada manusia oleh hewan penularrabies tiga tahun terakhir (1995-1997) 15.000kasus, diantaranya 8.550 (57 %) divaksinasiantirabies (VAR) dan 662 (1,5%) diberikankombinasi VAR dan SAR (serum antirabies). Selama tiga tahun ( 1995- 1997).Ditemukan rata-rata pertahun 59 kasus
rabies pada manusia, seangkan 22,44spesimen dari hewan yang diperiksa, 1327(59%) menunjukkan positifrabies.
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 8/37
PENYEBARAN DAN
PENULARAN
Rabies pertama kali ditemukan pada tahun 2000
SM, yaitu ketiak Ariestoteles menemukan bahwa
anjing dapat menularkan infeksi kepada anjing
yang lain melalui gigitan. Lalu pada tahun 1885,
ketika seorang anak laki-laki 9 tahun digigitoleh anjing yang terinveksi virus rabies, Louis
Pasteur mengobatinya dengan vaksin dari
medulla spinalis anjing tersebut. Hal ini
menjadikannya orang pertama yangmendapatkan imunitas, karena anak tersebut
tidak menderita rabies.
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 9/37
MORFOLOGI VIRUS RABIES
Virus rabies atau Rhabdovirusmerupakan salah
satu virus yang mempunyai sifat morfologik dan
biokimiawi yang lazim dengan virus somatic
vesikuler sapi dan beberapa virus hewan,
tanaman, dan serangga. Virus rabies dan viruslainnya terdiri dari dua komponen dasar, yaitu
sebuah inti dari asam nukleat yang disebut
genomdan yang mengelilingi protein disebut
protein.
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 10/37
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 11/37
Rhabdovirusmerupakan partikel berbentuk batang atau
peluru berdiameter 75 nm x panjang 180 nm. Partikel
dikelilingi oleh selubung selaput dengan duri yangmenonjol yang panjangnya 10 nm, dan terdiri dari
glikoprotein tunggal. Genom beruntai tunggal, RNA
negative-sense (12 kb; BM 4,6 x 106) yang berbentuk
linear dan tidak bersegmen. Sebuah virus rabies yang
lengkap diluar inang (virion) mengandung polimerase
RNA. Komposisi dari virus rabies ini adalah RNA
sebanyak 4%, protein sebanyak 67%, lipid sebanyak 26%,
dan karbohidrat sebanyak 3%.
Rhabdovirus melakukan replikasi dalam sitoplasma dan
virion bertunas dari selaput plasma. Karakter yang
menonjol dari Rhabdovirus ini merupakan virus yang
bersusun luas dengan rentang inang yang lebar. Virus ini
merupakan jenis virus uang mematikan. Kapsid
melindungi genom dan juga memberikan bentuk pada
virus.
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 12/37
SIKLUS HIDUP
Virus rabies ini akan melekat atau menempel pada
dinding sel inang. Virus rabies melekat pada sel
melalui duri glikoproteinnya. Reseptor asetilkolin
nikotinat dapat bertindak dapat bertindak sebagai
reseptor seluler untuk virus rabies. Kemudian secaraendositosis virus dimasukkan ke dalam sel inang.
Pada tahap penetrasi, virus telah masuk ke dalam sel
inang dan melakukan penyatuan diri dengan sel
inang yang ia tempati. Lalu terjadilah transkripsi dan
translasi. Genom RNA unttai tunggal direkam olehpolymerase RNA terkait, virion menjadi lima spesies
mRNA. Genom ini merupakan cetakan untuk
perantara replikatif yang menimbulkan pembentukan
RNA keturuanan.
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 13/37
RNA genomic berhubungan dengan transcriptase
virus, fosfoprotein, dan nucleoprotein. Setelah
enkapsidase, pertikel berbentuk peluru
mendapatkan selubung melalui pertunasan yang
melewati selaput plasma. Protein matriks virusmembentuk lapisan pada sisi dalam selubung,
sementara glikoprotein virus berada pada
selaput luar dan membentuk duri. Setelah
bagian-bagian sel lengkap, sel virus tadimenyatukan diri kembali dan membentuk virus
yang baru.
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 14/37
Setelah itu, virus keluar dari sel inang dan
menginfeksi sel inang yang lainnya. Keseluruhan
proses dalam siklus hidup virus rabies ini terjadi
dalam sitoplasma. Virus rabies membelah diri
dalam otot atau jaringan ikat pada tempatinokulasi dan kemudian memasuki saraf tepi
pada sambungan neuromuskuler dan menyebar
sampai ke susunan saraf pusat. Virus membelah
diri disini dan kemudian menyebar melalui saraftepi ke kelenjar ludah dan jaringan lain.
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 15/37
MASA INKUBASI
Masa inkubasi rabies pada anjing 10 – 15 hari,
dan pada hewan lain 3-6 minggu kadang-kadang
berlangsung sangat panjang 1-2 tahun. Masa
inkubasi pada manusia yang khas adalah 1-2
bulan tetapi bisa 1 minggu atau selama beberapatahun (mungkin 6 tahun atau lebih). Biasanya
lebih cepat pada anak-anak dari pada dewasa.
Kasus rabies manusia dengan periode inkubasi
yang panjang (2 sampai 7 tahun) telahdilaporkan, tetapi jarang terjadi.
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 16/37
GEJALA KLINIS
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 17/37
FASE PADA HEWAN
Ada beberapa fase yaitu :
1. Fase prodromalyang berupa demam dan
terjadi perubahan perilaku, selanjutnya
memasuki
2. Fase eksitasiberupa kegelisahan, respons
yang berlebihan terhadap suara ataupun
cahaya dan anjing cenderung menggigit.
3. Fase paralitikyang ditandai dengan kejang,
dysphagia, hydrophobia, hypersalivasi,
kelumpuhan otot termasuk otot pernafasan dan
diakhiri dengan kematian.
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 18/37
FASE PADA MANUSIA
1. Stadium Prodromal
Gejala awal yang terjadi sewaktu virus
menyerang susunan saraf pusat adalah
perasaan gelisah, demam, malaise, mual, sakit
kepala, gatal, merasa seperti terbakar,
kedinginan, kondisi tubuh lemah dan rasa nyeri
di tenggorokan selama beberapa hari.
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 19/37
2. Stadium Sensoris
Penderita merasa nyeri, rasa panas disertai
kesemutan pada tempat bekas luka kemudian
disusul dengan gejala cemas dan reaksi yang
berlebihan terhadap ransangan sensoris.
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 20/37
3.Stadium Eksitasi
Tonus otot-otot akan aktivitas simpatik menjadi
meninggi dengan gejala berupa eksitasi atau
ketakutan berlebihan, rasa haus, ketakutan
terhadap rangsangan cahaya, tiupan angin atau
suara keras. Umumnya selalu merintih sebelum
kesadaran hilang. Penderita menjadi bingung,
gelisah, rasa tidak nyaman dan ketidak
beraturan. Kebingungan menjadi semakin hebatdan berkembang menjadi argresif, halusinasi,
dan selalu ketakutan. Tubuh gemetar atau kaku
kejang.
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 21/37
4. Stadium Paralis
Sebagian besar penderita rabies meninggal
dalam stadium eksitasi. Kadangkadang
ditemukan juga kasus tanpa gejala-gejala
eksitasi, melainkan paresis otot-otot yang
bersifat progresif. Hal ini karena gangguan
sumsum tulang belakang yang memperlihatkan
gejala paresis otot-otot pernafasan
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 22/37
PEMERIKSAAN LAB
Virus rabies dapat diisolasi dari air liur, cairan
serebrospinal, dan urin penderita. Walaupun
begitu, isolasi virus kadang-kadang tidak
berhasil didapatkan dari jaringan otak dan
bahan tersebut setelah 1-4 hari sakit. Hal iniberhubungan dengan adanya neutralizing
antibodies. Pemeriksaan Flourescent Antibodies
Test (FTA) dapat menunjukkan antigen virus di
otak, sedimen cairan serebrospinal, urin, kulitdan hapusan kornea, bahkan setelah tekhnik
isolasi tidak berhasil.
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 23/37
PENANGANAN LUKA GIGITAN
HEWAN MENULAR RABIES
Setiap ada kasus gigitan hewan menular
rabies harus ditangani dengan cepat dan
sesegeramungkin. Untuk mengurangi/mematikan
virusrabies yang masuk pada luka gigitan,
usaha yang paling efektif ialah mencuci luka
gigitan dengan air (sebaiknya air mengalir)dan sabun atau diteregent selama 10-15
menit, kemudian diberi antiseptik (alkohol
70 %, betadine, obat merah
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 24/37
Luka gigitan tidak dibenarkan untukdijahit, kecuali jahitan situasi. Bilamemang perlu sekali untuk dijahit(jahitannya jahitan situasi), maka diberi
Serum AntiRabies (SAR) sesuai dengandosis, yang disuntikan secara infiltrasi disekitar luka sebanyak mungkin dan sisanyadisuntikan secara intra muskuler.
Disamping itu harus dipertimbangkan
perlu tidaknya pemberian serum/ vaksinanti tetanus, anti biotik untuk mencegahinfeksi dan pemberian analgetik
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 25/37
PENATALAKSANAAN RABIES
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 26/37
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 27/37
PENDERITA GIGITAN ANJING,
KUCING, KERA SEGERA:
a. Cuci luka gigitan dengan sabun,
detergentlain di air mengalir selama 10 –
15 menit dan beri anti septik (betadine,
alkohol 70 %, obat merah dll)b. Segera ke Puskesmas/ Rabies Center/
Rumah Sakit untuk mencari pertolongan
selanjutnya.
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 28/37
2. Di Puskesmas/ Rabies Center/ Rumah Sakit di lakukan
Penangana luka gigitan dengan cara:
a. Ulangi cuci luka gigitan dengan sabun, detergentlain di airmengalir selama 10 –15 menit dan beri anti
septik(betadine, alkohol 70 %, obat merah dll)
b. Amamnesis apakah didahului tindakan provokatif, hewan
yang menggigit menunjukkan gejala rabies, penderitagigitan hewan pernah divaksinasi dan kapan, hewan
penggigit pernah divaksinasi dan kapan.
c. Identifikasi luka gigitan
Luka resiko tinggi : Jilatan/luka pada mukosa,luka diatas daerah
bahu (mukosa, leher, kepala), luka pada jari tangan, kaki,
genetalia, luka
lebar/dalam dan luka yang banyak multiple wound)
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 29/37
d. VAR (Vaksin Anti Rabies)
1)Purified Vero Rabies Vaccine(PVRV)
Dosis Dewasa/anak sama yaitu:)hari ke 0 (pertama berkunjung ke Puskesmas /
Rabies Center / Rumah Sakit). Diberikan2 dosis @
0,5 ml diberikan deltoideuskanan/kiri.
)Hari ke 7 dan 21 diberikan 0,5 ml lagi secara intramuskulerdi deltoideuskanan/kiri. Apabila VAR
Verorab + SAR perlu diberikan boosterpada hari ke
90.
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 30/37
2)Suckling Mice Brain Veccine (SMBV)
Dosis :
)
Dewasa, dasar 2 ml, diberikan 7x setiap hari subcutan didaerah sekitar pusar/umbillus.
Ulangan 0,25 ml diberikan ke 11,15,30 dan 90 secara
intra cutan dibagian fleksorlengan bawah.
) Anak-anak 3 tahun ke bawah, dasar 1 ml diberikan7x setiap hari subcutan disekitar daerah sekitar
pusar/umbillus.
Ulangan 0,1 ml diberikan hari ke 11,15,30,dan 90
secara intra cutan dibagian fleksor lengan bawah.
) Pemberian SMBV + SAR (Serum Anti Rabies)
Jadwal pemberian VAR dasar sama ulangan
boostarjadwalnya 11, 15, 25, 35, dan 90.
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 31/37
SAR (Serum Anti Rabies)
SAR Heterolog (serum kuda)
dosis 40 IU/Kg BB, harus dilakukan skin testpositiftidak boleh diberikan, kemasan vial= 20 ml(1 ml = 100
IU)
Serum omolog, misal IMDGAM produksi Pasteur
Merieux Perancis,
dosis 20 IU/Kg kemasan Vial 2 ml (1ml = 150 IU) cara
pemberian disuntikkan secara infiltrasi disekitar luka
sebanyak mungkin sisanya intra muskulerdi
gluleus/pantat
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 32/37
Pencegahan Rabies
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 33/37
PENCEGAHAN PRIMER
1. Tidak memberikan izin untuk memasukkan atau menurunkan
anjing, kucing, kera dan hewan sebangsanya di daerah bebas rabies.
2. Memusnahkan anjing, kucing, kera atau hewan sebangsanya yang
masuk tanpa izin ke daerah bebas rabies.
3. Dilarang melakukan vaksinasi atau memasukkan vaksin rabies
kedaerahdaerah bebas rabies.
4. Melaksanakan vaksinasi terhadap setiap anjing, kucing dan
kera, 70% populasi yang ada dalam jarak minimum 10 km disekitar
lokasi kasus.
5. Pemberian tanda bukti atau pening terhadap setiap kera,anjing, kucing yang telah divaksinasi.
6. Mengurangi jumlah populasi anjing liar atan anjing tak
bertuan dengan jalan pembunuhan dan pencegahan
perkembangbiakan.
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 34/37
7. Anjing peliharaan, tidak boleh dibiarkan lepas berkeliaran,
harus didaftarkan ke Kantor Kepala Desa/Kelurahan atau
Petugas Dinas Peternakan setempat.
8. Anjing harus diikat dengan rantai yang panjangnya tidak bolehlebih dari 2 meter. Anjing yang hendak dibawa keluar halaman
harus diikat dengan rantai tidak lebih dari 2 meter dan
moncongnya harus menggunakan berangus(beronsong).
9. Menangkap dan melaksanakan observasi hewan tersangka
menderita rabies, selama 10 sampai 14 hari, terhadaphewan yang mati selama observasi atau yang dibunuh,
maka harus diambil spesimen untuk dikirimkan ke
laboratorium terdekat untuk diagnosa.
10. Mengawasi dengan ketat lalu lintas anjing, kucing, kera
dan hewan sebangsanya yang bertempat sehalaman denganhewan tersangka rabies
11. Membakar dan menanam bangkai hewan yang mati
karena rabies sekurang-kurangnya 1 meter
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 35/37
PENCEGAHAN SEKUNDER
1. Mencuci luka gigitan dengan sabun atau
dengan deterjen selama 5-10 menit dibawah
airmengalir/diguyur.
2. Kemudian luka diberi alkohol 70% atau
Yodium tincture.
3. Setelah itu pergi secepatnya ke Puskesmas
atau Dokter yang terdekat untuk
mendapatkan pengobatan.
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 36/37
PENCEGAHAN TERSIER
Apabila hewan yang dimaksud ternyata
menderita rabies berdasarkan pemeriksaan
klinis atau laboratorium dari Dinas Perternakan,
maka orang yang digigit atau dijilat tersebut
harus segera mendapatkan pengobatan khusus
(Pasteur Treatment) di Unit Kesehatan yang
mempunyai fasilitas pengobatan Anti Rabies
dengan lengkap.
7/23/2019 farmakoterapi 4
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-4 37/37
Terimakasih