Download - Format Pemeriksaan Fisik Friska
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah 1 Fakultas Keperawatan UNAND
ASUHAN KEPERAWATAN
_____________________________________________________________
DATA KLINIS
Nama : ____________________
No. RM : __________________
JK : ____________________
BB : ________kg TB : ______cm
Umur : ________________
Tanggal masuk : __________________
Tanggal Pengkajian : __________________
Dx. Medis : _________________
ALASAN DIRAWAT DI RUMAH SAKIT
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
Friska Ladio Zonedy, S.Kep
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah 1 Fakultas Keperawatan UNAND
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
THERAPY DAN OBAT – OBATAN
Obat – obatan Dosis Frekuensi
POLA PERSEPSI DAN PENANGAN KESEHATAN
Persepsi terhadap penyakit :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Penggunaan :
Tembakau : ( ) Tidak ( ) Ya Berhenti (tanggal) : ______ ( ) Pipa ( ) Cerutu
( ) <1 bgks/hari ( ) 1-2 bgks/hari ( ) >2 bgks/hari Riwayat bgks/tahun : _____
Alkohol : ( ) Tidak ( ) Ya Jenis/jumlah : ____/hari ____/minggu ____/bulan
Obat lain : ( ) Tidak ( ) Ya Jenis : _________ Penggunaan : _________
Alergi : ___________________________________________________________
Reaksi : ____________________________________________________________
Obat – obatan warung / tanpa resep dokter : _______________________________
Friska Ladio Zonedy, S.Kep
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah 1 Fakultas Keperawatan UNAND
POLA NUTRISI / METABOLISME
Diet / suplemen khusus : ______________________________________________
Instruksi diet sebelumnya : ( ) Ya ( ) Tidak
Nafsu makan : ( ) Normal ( ) Meningkat ( ) Menurun
( ) Penurunan sensasi kecap ( ) Mual ( ) Muntah ( ) Stomatitis
Perubahan BB 6 bulan terakhir : ( ) Tdk ada ( ) Ada ____kg (peningkatan / penurunan)
Kesulitan menelan (Disfagia) : ( ) Tidak ( ) Makanan padat ( ) Makanan cair
Gigi : _____ Atas ( ____ Parsial ____ Lengkap) ____ Bawah ( ____ Parsial ____ Lengkap)
Riwayat masalah kulit / penyembuhan ( ) Tdk ada ( ) Penyembuhan abnormal ( ) Ruam
( ) Kering ( ) Keringat berlebihan
Gambaran diet pasien dalam sehari
Makan pagi : _________________________________________________________
_________________________________________________________
Makan siang : _________________________________________________________
_________________________________________________________
Makan malam : _________________________________________________________
_________________________________________________________
Pantangan / alergi : _______________________________________________________
POLA ELIMINASI
Kebiasaan defekasi _____Defekasi/hari _____tanggal defekasi terakhir _____DBN
_____Kostipasi _____Diare _____Inkontinensia
_____Ostomi _____Jenis _____Alat _____Karakter stoma
Kebiasaan berkemih _____DBN _____Frekuensi _____Disuria _____Nokturia
_____Hematuria _____Retensi
Inkontinensia _____Tidak _____Ya _____Total _____Siang hari _____Malam hari
_____Kadang – kadang _____Kesulitan menahan berkemih
_____Kesulitan mencapai toilet
Alat bantu _____Kateterisasi intermiten
_____Kateter indwelling _____Kateter eksternal
_____Jenis implantasi penis
Lain – lain :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Friska Ladio Zonedy, S.Kep
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah 1 Fakultas Keperawatan UNAND
POLA AKTIVITAS / OLAHRAGA
Kemampuan perawatan diri :
0 = Mandiri 1 = Dengan alat bantu 2 = Bantuan orang lain
3 = Bantuan peralatan dan orang lain 4 = Tergantung / tidak mampu
Kategori 0 1 2 3 4
Makan / minum
Mandi
Berpakaian / berdandan
Toileting
Mobilisasi di tempat tidur
Berpindah
Berjalan
Menaiki tangga
Berbelanja
Memasak
Pemeliharaan rumah
Alat bantu : _____Tida ada _____Kruk _____pispot tempat tidur _____walker _____tongkat
_____belat / mitela _____kursi roda
Kekuatan otot :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Keluhan beraktifitas :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
POLA ISTIRAHAT TIDUR
Kebiasaan : _____jam/malam ( ) Tidur siang ( ) Tidur sore
Merasa segar setelah tidur ( ) Ya ( ) Tidak
Masalah : ( ) Tidak ada ( ) Terbangun ( ) Terbangun dini ( ) Insomnia ( ) Mimpi buruk
Lain – lain : ___________________________________________________________________
POLA KOGNITIF – PERSEPSI
Friska Ladio Zonedy, S.Kep
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah 1 Fakultas Keperawatan UNAND
Status mental : ( ) Sadar ( ) Afasia reseptif ( )Mengingat cerita buruk
( ) Terorientasi ( ) Kelam pikir ( ) Kombatif ( ) Tidak responsif
Bicara : ( ) Normal ( ) Tidak jelas ( ) Gagap ( ) Afasia ekspresif
Bahasa sehari – hari : ( ) Indonesia ( ) Daerah Lain – lain : ________
Kemampuan membaca Bahasa Indonesia : ( ) Ya ( ) Tidak
Kemampuan memahami : ( ) Ya ( ) Tidak
Tingkat ansietas : ( ) Ringan ( ) Sedang ( ) Berat ( ) Panik
Keterampilan interaksi : ( ) Tepat Lain – lain : ____________________
Pendengaran : ( ) DBN ( ) Kerusakan ( ___ kanan ___ kiri) ( ) Tuli ( ___kanan ___kiri
___alat bantu dengar ____ Tinitus
Penglihatan : ( ) DBN ( ) Kaca mata ( ) Lensa kontak
( ) Kerusakan _____kanan _____kiri _____Buta _____kanan _____kiri
Vertigo : ______________________________
Ketidaknyamanan / nyeri : ( ) Tidak ada ( ) Akut ( ) Kronik
Pentalaksanaan nyeri :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
PERSEPSI KONSEP DIRI
Menggambarkan diri sendiri :
Sering marah ( ), cemas ( ) depresi ( ) takut ( )
POLA PERAN HUBUNGAN
Pekerjaan : ____________________________________________________
Status pekerjaan : ( ) Bekerja ( ) Ketidakmampuan jangka pendek
( ) Ketidakmampun jangka panjang ( ) Tidak bekerja
Sistem pendukung : ( ) tidak ada ( ) Pasangan ( ) Tetangga ( ) Teman
( ) keluarga serumah ( ) Keluarga tinggal berjauhan
Lain – lain : _________________________________
Masalah keluarga berkenaan dengan masalah di Rumah Sakit :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Friska Ladio Zonedy, S.Kep
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah 1 Fakultas Keperawatan UNAND
Kegiatan Sosial :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Lain – lain :
________________________________________________________________________________
POLA SEKSUALITAS / REPRODUKSI
Tanggal menstruasi terakhir (TMA) : ______________________________________________
Masalah menstruasi : ______________________________________________
Pap smear terakhir : ______________________________________________
Pemeriksaan payudara / testis mandiri bulanan : ( ) Ya ( ) Tidak
Masalah seksualitas b.d penyakit : _____________________________________________
Lain – lain : __________________________________________________________________
POLA KOPING – TOLERANSI STRES
Perhatian utama tentang perawatan di Rumah sakit atau penyakit (finansial, perawatan diri) :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Kehilangan / perubahan dimasa lalu : ( ) Tidak ( ) Ya
Hal yang dilakukan jika ada masalah :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Penggunaan obat untuk menghilangkan stres : __________________________________________
________________________________________________________________________________
Keadaan emosi dalam sehari – hari : ( ) Santai ( ) Tegang ( ) Lain – lain __________________
POLA KEYAKINAN – NILAI
Agama : ( ) Islam ( ) Kristen ( ) Protestan ( ) Hindu ( ) Budha
Pantangan keagamaan : ( ) Tidak ( ) Ya
________________________________________________________________________________
Pengaruh agama dalam kehidupan :___________________________________________________
________________________________________________________________________________
Permintaan kunjungan rohaniawan pada saat ini : ( ) Ya ( ) Tidak
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Friska Ladio Zonedy, S.Kep
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah 1 Fakultas Keperawatan UNAND
Diagnostik :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Laboratorium :
1. Darah lengkap
Haemoglobin : ..................................
Haematokrit : ..................................
Leukosit : ..................................
Trombosit : ..................................
Eritrosit : ...................................
2. Kimia darah :
Ureum : ..................................
Creatinin : .................................
SGOT : ...................................
SGPT : .................................
BUN : ..................................
Bilirubin : ..................................
Total Protein : ..................................
3. Analisa elektrolit :
Natrium : .............................
Kalium : .............................
Clorida : .............................
Calsium : .............................
Phospor : .............................
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda vital TD :
Friska Ladio Zonedy, S.Kep
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah 1 Fakultas Keperawatan UNAND
N :
P :
S :
Kepala
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
Dada
1. Jantung
2. Paru
Abdomen
Ekstremitas
1. Atas
Friska Ladio Zonedy, S.Kep
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah 1 Fakultas Keperawatan UNAND
2. Bawah
Genitalia
Friska Ladio Zonedy, S.Kep
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah 1 Fakultas Keperawatan UNAND
FORMAT PENILAIAN PEMERIKSAAN FISIK UMUM PADA ANAK
PEMERIKSAAN FISIK UMUM
PADA ANAK
Nama Mahasiswa : …………………………..
NIM : …………………………..
Penguji : …………………………..
A. ALAT (20%)
No. Alat Disediakan
Ya Tidak
1 Alat tulis (pena dan kertas)
2 Meteran
3 Timbangan badan
4 Spignomanometer
5 Stetoskop
6 Thermometer
7 Senter / pen light
8 Bak instrument berisi :
Tongue spatel
Spekulum hidung
Reflek hammer
9 Bengkok
10 Kasa
11 Handscund
12 Tempat pakaian kotor
Proses Penilaian : (Nilai A)
Nilai : Jumlah Nilai yang Di Dapat= …………………………..
14
B. TINDAKAN (80%)
Friska Ladio Zonedy, S.Kep
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah 1 Fakultas Keperawatan UNAND
No. Langkah-Langkah Tindakan Dilakukan
Ya Tidak
A. Persiapan Alat dan Pasien
1 Mengucapkan salam terapeutik
2 Komunikasi dengan pasien
3 Menjaga Privasi
4 Mencuci tangan
B. Pemeriksaan Fisik
1 Mempersiapkan alat sesuai urutan kerja
Pemeriksaan fisik
2 Keadaan umum
3 Observasi tanda-tanda vital
4 Mengukur pertumbuhan
tinggi badan dan berat badan
LK, LD, LP, LLA
5 Sistem Penglihatan
Posisi dan pergerakan bola mata
Kelopak mata, konjungtiva
sklera, kornea, pupil
fungsi penglihatan (kaca mata), tanda-tanda radang
6 Sistem Pendengaran
Bentuk daun telinga (simetris)
Cairan telinga
Karakteristik serumen
Fungsi pendengaran
memakai alat Bantu
7 Sistem Wicara (sesuai perkembangan anak/gangguan)
8 Sistem Pernapasan
Frekeunsi, irama, kedalaman, suara nafas
Jenis napas, bersihan jalan napas
Batuk, sputum
9 Sistem Kardiovaskuler
1. system penter
nadi, distensi vena jugularis, temperature dan warna kulit
Friska Ladio Zonedy, S.Kep
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah 1 Fakultas Keperawatan UNAND
Edema, pengisian kapiler
2. sirkulasi jantung
irama jantung, kecepatan, serta kelainan bunyi jantung, nyeri dada
10 Sistem Syaraf pusat
Tingkat kesadaran, reaksi pupil, GCS
peningkatan TIK, kejang
11 Sistem Pencernaan
Keadaan mulut, kesulitan menelan, keaddaan saliva
Mual, muntah, nafsu makan.
Nyeri perut, karakteristiknya, lokasinya. Bising usus
Kebiasaan BAB, warna feses, konsistensinya
Diare atau konstipasi
Pemeriksaan hepar dan abdomen
12 Sistem Endokrin
Bau nafas
Gangren (warna, bau)
Exolptalmus, tremor, pembesaran kelenjar tiroid
13 Sistem Urogenital
Pola berkemih, distensi vesika urinaria
BAK, rasa sakit ketika BAK
Keadaan genital
14 Sistem Integumen
Rambut, kuku,
Turgor, warna, serta kebersihan kulit
15 Sistem musculoskeletal
Kesulitan dalam pergerakan
Sakit di sendi, fraktur, kontraktur
Tonus otot, kelainan tulang dan sendi
Friska Ladio Zonedy, S.Kep
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah 1 Fakultas Keperawatan UNAND
Osca Perawat Perawatan Luka Kotor
PERAWATAN LUKA KOTOR
STANDARD
OPERSIONAL
PROSEDUR
PENGERTIANMelakukan tindakan perawatan : mengganti balutan, membersihkan luka pada luka
kotor
TUJUAN1. Mencegah infeksi
2. Membantu penyembuhan luka
KEBIJAKAN Dilakukan pada luka kotor
PETUGAS Perawat
PERALATAN
Bak Instrumen yang berisi:
1. Pinset anatomi
2. Pinset chirurgis
3. Gunting debridemand
4. Kasa steril
5. Kom: 3 buah
Peralatan lain terdiri dari:
1. Sarung tangan
2. Gunting plester
3. Plester/perekat
4. Alkohol 70 % / Wash bensin
5. Desinfektant
6. NaCl 0,9 %
7. Bengkok 2 buah, 1 buah berisi larutan desinfektan
8. Verband
9. Obat luka sesuai kebutuhan
Friska Ladio Zonedy, S.Kep
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah 1 Fakultas Keperawatan UNAND
PROSEDUR
PELAKSANAAN
1. Tahap PraInteraksi
1. Melakukan verifikasi program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
2. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
3. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy
2. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas
3. Membuka peralatan
4. Memakai sarung tangan
5. Membasahi plester dengan alcohol/wash bensin dan buka
menggunakan pinset
6. Membuka balutan lapis luar
7. Membersihkan sekitar luka dan bekas plester
8. Membuka balutan lapis dalam
9. Menekan tepi luka (sepanjang luka) untuk mengeluarkan pus
10. Melakukan debridement
11. Membersihkan luka dengan cairan NaCl
12. Melakukan kompres desinfektan dan tutup dengan kasa
13. Memasang plester atau verband
14. Merapikan pasien
4. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
Friska Ladio Zonedy, S.Kep
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah 1 Fakultas Keperawatan UNAND
CONTOH FORMAT SUPERVISI PEMASANGAN INFUS
Hari/Tanggal :………………. Supervisor :……………….
Yang disupervisi:………………. Ruangan :……………….
Aspek
PenilaianParameter Bobot
Dilakukan Keteran
ganYa Tidak
Friska Ladio Zonedy, S.Kep
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah 1 Fakultas Keperawatan UNAND
Persiapan
Pelaksana
an
A. Menyiapkan Alat Steril
1. Abocath sesuai dengan ukuran
Dewasa : 14-20
Anak-anak : 22-24
Infant : 24-25
2. Infus set
3. Kapas Steril
4. Kasa Steril
B. Menyiapkan Alat Non Steril
1. Sarung tangan
2. Alkohol 70%
3. Pengalas
4. Bengkok
5. Standar infus
6. Torniket
7. Perlak
8. Betadin dalam tempatnya
9. Plester/hipaviks
10. Guntung
11. Alat tulis
12. Jam tangan dengan detikan
C. Menyiapkan Bahan-bahan
Cairan infuse sesuai kebutuhan pasien.
D. Menyiapkan Pasien
1. Memberi penjelasan kepada pasien tentang
prosedur yang akan dilakukan.
2. Mengatur posisi pasien yang nyaman.
Pelaksanaan Injeksi Intravena:
1. Cuci tangan atau gunakan alkohol
gliserin
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
1
1
2
Friska Ladio Zonedy, S.Kep
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah 1 Fakultas Keperawatan UNAND
2. Siapkan alat dalam satu tempat dan
bawa alat alat-alat ke dekat pasien.
3. Letakkan pengalas di bawah tangan
yang akan dipasang dan dekatkan
bengkok dengan pasien.
4. Pasang infus set ke cairan dan pastikan
selang infus tidak berisi udara.
5. Memasang sarung tangan bersih.
6. Memilih posisi dan vena yang tepat
dan benar, motivasi pasien untuk
mengepalkan tangan.
7. Pasang torniket 10-12 cm diatas
tempat penusukan.
8. Desinfeksi vena dengan teknik yang
benar memakai betadin dan hapus
dengan alkohol (Memutar atau Ke
bawah dengan 1 kali usapan)
9. Masukkan abocath ke dalam vena
yang dipilih
10 .Tekan kateter dengan 1 jari dan
lepaskan seluruh needle dalam
kateter, kemudian torniket dilepas.
11 Menyambungkan kateter dengan
selang infus.
12 Buka klem selang infus dan observasi
apakah cairan infus menetes dengan
lancar.
13 Fiksasi kateter dengan tidak
menyentuh area penusukan.
14 Oleskan antiseptik diarea penusukan,
tutup dengan kasa steril.
15 Memberi plester/hipaviks untuk
keamanan agar tidak tercabut.
16 Mengatur tetesan infus sesuai
kebutuhan pasien.
1
2
1
3
1
3
3
1
2
1
2
2
2
2
2
1
1
1
1
Friska Ladio Zonedy, S.Kep
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah 1 Fakultas Keperawatan UNAND
17 Beri etiket pada selang infus.
Sikap perawat pada waktu injeksi:
1. Komunikasi
2. Kerjasama
3. Tanggung jawab
4. Kewaspadaan
Evaluasi:
1. 1. Mengevaluasi lokasi pemasangan infus dan
kelancaran tetesan.
2. 2. Mengevaluasi kenyamanan posisi.
3. 3. Mengobservasi kemungkinan plebitis.
1
1
2
Total Nilai 60
Kriteria:
Baik : Jika Nilai 55-60
Cukup : 50-54
Kurang : <50
FORMAT PROSEDUR MERAWAT LUKA DAN MENGANGKAT JAHITAN
Nama Mahasiswa :…………………………………..
Program Studi :…………………………………..
Tanggal Praktek :…………………………………..
NO ASPEK PENILAIAN DILAKUKAN TIDAK
1. Persiapan Alat:
1. Derssing card / Trolly (1)
2. Bak instrumen yang berisi :
- Pinset anatomis steril (2)
- Pinset cicurgis steril. (1)
- Lidi waten steril. (2)
- Gunting Aj steril. (1)
- Gunting jaringan lurus steril. (1)
Friska Ladio Zonedy, S.Kep
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah 1 Fakultas Keperawatan UNAND
- Hand schoen steril.
- Cucing. (2)
3. Plester/penutup luka sintetik transparan .
4. Kom besar berisi kasa steril (1)
5. Betadine solution. ( k/p)
6. NaCl 0,9 % / BWC.
7. Obat topikal (Fremisetin sulfat 1%)
8. Korentang dan tempat (1)
9. Bengkok. (1)
10. Perlak (1)
11. Gunting plester (1)
12. Larutan khlorin 1 %.
13. Tempat sampah. (1)
2. Persiapan Pasien dan Lingkungan:
1. Memberitahu dan menjelaskan tujuan dan tindakan yang akan
dilakukan.
2. Menyiapkan tempat yang aman dan nyaman.
3. Kelambu ditutup.
Friska Ladio Zonedy, S.Kep
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah 1 Fakultas Keperawatan UNAND
3. Prosedur Pelaksanaan:
1. Bawa alat dan bahan kedekat pasien.
2. Memberitahu pasien akan dilakukan tindakan perawatan luka.
3. Pasang perlak dibawah area yang terluka
4. Petugas mencuci tangan.
5. Buka bak instrument dan ambil cucing dengan korentang.
6. Petugas menuangkan betadine dan larutan NaCl / BWC ke
dalam cucing.
7. Menggunakan sarung tangan steril sesuai ukuran.
8. Ambil pincet anatomi dan 1 kasa yang telah dibasahi dengan
NaCl / alkohol
9. Usapkan kasa /kapas yang basah pada plester yang terpasang
10. Buka penutup luka dengan menggunakan pinset anatomis
perlahan-lahan.
11. Masukkan bekas penutup luka ke dalam tempat sampah.
12. Letakkan pinset anatomis yang telah dipakai ditepi bak
instrumen / dalam bengkok.
13. Bersihkan luka dengan kassa steril yang dijepit dengan pinset
cicurgis / lidi waten basah (NaCl / BWC).
14. Kaji luka, bila ditemukan kelainan lapor perawat.
15. Bila diperlukan angkat jahitan, caranya :
16. Simpul jahitan ditarik sedikit keatas secara hati-hati
dengan memakai pinset cicurgi sehingga benang yang
berada dalam kulit kelihatan. Benang ini digunting dan
ditarik hati-hati, bersihkan luka dengan kassa steril
( NaCl ) dan kemudian tutup luka dengan kassa steril
17. Jika perlu berikan obat topikal (sufratule/leumatule)
18. Tutup luka dengan kasa steril yang mengandung NaCl 0,9 %
19. Tutup luka dengan kasa steril kering
20. Lakukan fiksasi (plester)
21. Rapikan pasien
22. Rapikan alat
23. Lepas Hanscoon
24. Cuci tangan
4. Evaluasi :
Friska Ladio Zonedy, S.Kep
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah 1 Fakultas Keperawatan UNAND
1. Luka bersih.
2. Pasien merasa nyaman.
Jumlah Nilai Yang Dicapai
JML SKOR Ttd
KELULUSAN = X 100 %
JML ITEM Pembimbing/Penguji
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMASANGAN KATETER MENETAP PADA
PRIA DAN WANITA DAN WANITA
A. TAHAP PRA INTERAKSI
1. Cek catatan keperawatan dan medis klien
2. Cuci tangan
3. Menyiapkan alat :
Friska Ladio Zonedy, S.Kep
bak instrumen berisi pinset
anatomis &sirurgis,
kom steril,
sarung tangan steril,
cairan antisepik/betadin
10%,
Jelly dlm spoit steril 5 cc
sesuai kondisi,
kasa steril
Diluar bak instrumen :
kateter sesuai ukuran,
urin bag,
aquades 50 cc,
spoit steril 10 cc,
perlak dan alasnya,
plester,
gunting,
bengkok,
gantungan,
korentang steril
B. TAHAP ORIENTASI
1. Berikan salam, panggil klien/keluarga dengan namanya
2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan serta minta persetujuannya
3. Memberi kesempatan klien untuk bertanya
C. TAHAP KERJA
1. Memberi privasi pada klien: tutup pintu kamar atau pasang tirai
2. Mengatur posisi klien supinasi
3. Memberi pengalas pada bokong
4. Mendekatkan alat-alat dan bengkok disamping pasien
5. Membuka bak instrumen
6. Memakai sarung tangan steril
7. Menggunakan tangan kiri: pengang daerah dibawah glas penis dengan ibu jari
telunjuk prepusium ditarik kebawah
8. Lakukan desinfeksi dengan gerakan sirkuler dari meatus keluar dengan kasa streil
sekali usap terus dibuang minimal 3 kali
9. Tangan non dominan memegang penis memasukkan jelly dalam spoit 5 cc kedalam
uretra
10. Memasukan kateter 18-20 cm dengan memegang penis 45 derajat sampai urin keluar
11. Jika waktu memasukkan kateter ada tahanan jangan dilanjutkan, selama pemasangan
anjurkan klien untuk nafas panjang
12. Masukan lagi kateter sepanjang 2 cm sambil sedikit diputar
13. Isi balon kateter dengan sesuai petunjuk pada kateter dengan menggunakan spoit
14. Tarik kateter perlahan-lahan sampai ada tahanan balon
15. Buka sarung tangan
16. Fiksasi kateter kebawah abdomen
17. Gantung urin bag lebih rendah dari vesika urinaria
18. Bantu pasien pada posisi yang nyaman
19. Rapikan alat-alat pada tempatnya
20. Cuci tangan
D. TAHAP TERMINASI
1. Evaluasi perasaan klien
2. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Dokumentasikan kondisi penis dan meatus, tanggal dan jam pemasangan, warna, bau,
jumlah urin yang keluar serta reaksi pasien pada catatan perawatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMASANGAN KATETER
MENETAP PADA WANITA
A. TAHAP PRA INTERAKSI
1. Cek catatan keperawatan dan medis klien
2. Cuci tangan
3. Menyiapkan alat :
bak instrumen berisi pinset
anatomis &sirurgis,
kom steril,
sarung tangan steril,
cairan antisepik/betadin
1%,
Jelly dlm spoit steril 5 cc,
sesuai kondisi,
kasa steril
Diluar bak instrumen :
kateter sesuai ukuran,
urin bag,
aquades 50 cc,
spoit steril 10 cc,
perlak dan alasnya,
plester,
gunting,
bengkok, gantungan,
korentang steril
B. TAHAP ORIENTASI
a. Berikan salam, panggil klien/keluarga dengan namanya
b. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan serta minta persetujuannya
c. Memberi kesempatan klien untuk bertanya
C. TAHAP KERJA
1. Memberi privasi pada klien: tutup pintu kamar atau pasang tirai
2. Mengatur posisi klien dorsal recumbent
3. Memberi pengalas pada bokong
4. Mendekatkan alat-alat dan bengkok disamping pasien
5. Membuka bak instrumen
6. Memakai sarung tangan steril
7. Menggunakan tangan kiri untuk membuka labia mayora dengan jari telunjuk dan ibu jari
lalu tarik sedikit keatas
8. Lakukan vulva higiane dengan kapas betadin 1% dari labia mayora kanan kiri
9. labia minora kanan kiri, kemudian meatus dengan kapas sekali buang
10. Mengolesi jelly kedalam kateter 4-5 cm, tangan non dominan membuka vulva
11. Memasukan kateter 5-7 cm sampai urin keluar
12. Jika waktu memasukkan kateter ada tahanan jangan dilanjutkan, selama pemasangan
anjurkan klien untuk nafas panjang
13. Masukan lagi kateter sepanjang 2 cm sambil sedikit diputar
14. Isi balon kateter dengan sesuai petunjuk pada kateter dengan menggunakan spoit
15. Tarik kateter perlahan-lahan sampai ada tahanan balon
16. Buka sarung tangan
17. Fiksasi kateter pada paha depan
18. Gantung urin bag lebih rendah dari vesika urinaria
19. Bantu pasien pada posisi yang nyaman
20. Rapikan alat-alat pada tempatnya
21. Cuci tangan
D. TAHAP TERMINASI
1. Evaluasi perasaan klien
2. lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
E. DOKUMENTASI
1. Dokumentasikan kondisi vagina dan meatus, tanggal dan jam pemasangan, warna, bau,
jumlah urin yang keluar serta reaksi pasien pada catatan perawatan.
SOP pemasangan NGT
PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT)
STANDARD
OPERSIONAL
PROSEDUR
PENGERTIANMemasang slang / pipa khusus melalui saluran pencernakan atas secara langsung
yang berakhir di lambung
TUJUAN
1. Memasukkan makanan, obat pasien yang tidak bisa makan melalui mulut
2. Mencegah distensi gaster
3. Melakukan bilas lambung
4. Mengambil spesimen asam lambung untuk diperiksa di laboratorium
KEBIJAKAN
1. Pasien yang tidak dapat makan melalui mulut
2. Pasien yang Illeus atau Peritonitis trauma abdoment (untuk dekompresi
3. Pasien perdarahan lambung/bilas lambung
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Slang NGT
2. Klem
3. Spuit 10 cc
4. Stetoskop atau gelas berisi air matang
5. Plester & gunting
6. Kain kassa
7. Pelumas (jelly)
8. Perlak atau pengalas
9. Bengkok
10. Sarung tangan
PROSEDUR
PELAKSANAAN
A. Tahap PraInteraksi
1. Melakukan pengecekan program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy
2. Mengatur posisi pasien dalam posisi semi fowler atau fowler (jika
tidak ada kontra indikasi
3. Memakai sarung tangan
4. Membersihkan lubang hidung pasien
5. Memasang pengalas diatas dada
6. Mengukur panjang NGT dan memberi tanda (dari prosessus
xipoideus ke hidung dan belok ke daun telinga)
7. Mengolesi ujung NGT dengan jelly sesuai panjang NGT yang akan
di pasang
8. Mengatur pasien pada posisi fleksi kepala, dan masukkan perlahan
ujung NGT melalui hidung (bila pasien sadar menganjurkan pasien
untuk menelan ludah berulang-ulang)
9. Memastikan NGT masuk kedalam lambung dengan cara:
menginspirasi NGT dengan spuit atau memasukkan udara 10 cc
sambil di auskultasi di region lambung atau memasukkan kedalam
gelas berisi air)
10. Menutup ujung NGT dengan spuit/klem atau disesuaikan dengan
tujuan pemasangan
11. Melakukan fiksasi NGT di depan hidung dan pipi
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILAN
PEMASANGAN NGT
No ASPEK YANG DINILAI BOBOTNILAI
0 1 2
A ALAT
1 Slang NGT 2
2 Klem 1
3 Spuit 10 cc 1
4 Stetoskop atau gelas berisi air matang 1
5 Plester & gunting 1
6 Kain kassa 1
7 Pelumas (jelly) 1
8 Perlak atau pengalas 1
9 Bengkok 1
10 Sarung tangan 1
B Tahap Pra Interaksi
1 Melakukan pengecekan program terapi 2
2 Mencuci tangan 1
3 Membawa alat di dekat pasien 1
C Tahap Orientasi
1 Memberikan salam dan menyapa nama pasien 1
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan 2
3 Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien 1
D Tahap kerja
1 Menjaga privacy 1
2 Mengatur posisi pasien dalam posisi semi fowler atau
fowler (jika tidak ada kontra indikasi1
3 Memakai sarung tangan 1
4 Membersihkan lubang hidung pasien 1
5 Memasang pengalas diatas dada 1
6 Mengukur panjang NGT dan memberi tanda (dari
prosessus xipoideus ke hidung dan belok ke daun telinga)7
7 Mengolesi ujung NGT dengan jelly sesuai panjang NGT
yang akan di pasang3
8 Mengatur pasien pada posisi fleksi kepala, dan masukkan
perlahan ujung NGT melalui hidung (bila pasien sadar
6
menganjurkan pasien untuk menelan ludah berulang-
ulang)
9 Memastikan NGT masuk kedalam lambung dengan cara:
menginspirasi NGT dengan spuit atau memasukkan udara
10 cc sambil di auskultasi di region lambung atau
memasukkan kedalam gelas berisi air)
6
10 Menutup ujung NGT dengan spuit/klem atau disesuaikan
dengan tujuan pemasangan1
11 Melakukan fiksasi NGT di depan hidung dan pipi 1
12 Merapikan pasien 1
E Tahap Terminasi
1 Melakukan evaluasi tindakan 1
2 Berpamitan dengan klien 1
3 Membereskan alat-alat 1
4 Mencuci tangan 1
5 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan 1
TOTAL 50
Diposkan oleh Haris Basyari P di 04.53
PEMASANGAN NASOGASTRIK TUBE (NGT)
A. Pengertian Memberi Makan Melalui Sonde
Memberikan makanan melalui sonde adalah memasukan formula cairan makanan atau obat
dalam perut dengan cara memasukan selang makanan lewat hidung atau mulut kedalam perut,
pola pasien yang tidak bisa menelan dan tidak sadar.
Prosedur ini juga diperbolehkan untuk menyediakan makanan pada pasien yang
membutuhkan makanan dengan syarat bernutrisi tinggi atau seseorang dengan luka bakar yang
luas. Selain itu juga bisa memberi makanan lewat lambung atau ketika pemberian makanan lewat
lambung menyebabkan aspirasi.
Insersi pemasangan dan pembenaman slang nasogastrik berdiameter kecil.
Insersi pemasangan ini meliputi pemasangan slang plastik lunak melalui nasofaring klien
kedalam lambung.
Slang mempunyai lumen berongga yang memungkinkan baik pembuanagn sekret gastrik dan
pemasukan cairan kedalam lambung.
Memberi makanan dengan slang nasogastrik : memberi dan mempertahankan nutrisi.
Memberi makanan enternal lebih dipilih dari pada nutrisi parental karena tindakan ini
memperbaiki utilisasi nutrien lebih aman untuk klien dan tidak mahal.
Tidak semua klien mampu makan secara enternal, tetapi bila sistem GI mampu mencerna
dan mengabsorpsi nutrien, cairan harus digunakan.
· Irigasi slang nasogastrik
· Slang nasoghastrik diirigasi untuk mempertahan kan potensi. Bila ujung distal selang
menyentuh didinding lambung atau selang dapat mengakibatkan distensi abdomen dan
kemungkinan muntah.Irigasi selang nasogastrik secara rutin diprogramkan bila pengisa-an gaster
intermitten juga diprogramkan.
B. Indikasi Dan Kontra Indikasi
1. Indikasi
Indikasi pemasangan sonde
a. Pada pasien tidak sadar yang tidak dapat makan secara biasa.
b. Adanya faktur pada rahang atau faktur mandibula.
c. Bayi prematur yang mempunyai kemampuan menelan yang lemah.
d. Adanya paralisis ( kelumpukan ) pada tenggorokan.
e. Pada orang tua yang lemah dan cepat lelah karena sakit.
o Indikasi pemasangan slang nasogastrik
a. Klien tidak dapat makan
b. Klien tidak ingin makan
c. Klien tidak dapat mempertahankan nutrisi oral adekuat ( cotoh pasien menderita
penyakit kanker, sepsis, Trauma, Pasien koma )
2. KONTRA INDIKASI
o Kontra indikasi pemasangan sonde
- Adanya sesak napas pada klien
- Terjadi nekrosis atau kebiru-biruan.
C. PERALATAN
Ü Peralatan melalui sonde
1. Pipa NGT dan bahan plastik atau karet.
2. Baskom berisi air hanagt atau es.
3. Spet 60 ml untuk menghisap udara di pipa untuk memriksa letak sonde.
4. Stetoskop untuk auskultasi
5. Plester mencegah agar pipa tidak terlepas
6. Gunting untuk menggunting plester.
7. Bak steril berisi : corong klem arteri, tongue spatel, sarung tangan.
8. NACL
9. Makanan cair hangat dan tempatnya.
Ü Insersi pemasangan dan pembenaman slang nasogastrik berdiameter kecil
1. Slang nasogastrik berdiameter kecil ( 8 – 12 french ) dengan kawat penuntun atau stylet.
2. Pelumas l;arut air
3. Spuit berujung kateter 60 ml.
4. Stetoscop
5. Lampu senter
6. Plester hipo alergik dan thinktur benzoin
7. Strip indikator pH ( Skala 0 – 14,0 )
8. Segelas air dan sedotan
9. Baskom
10. Peniti pengaman, pita karet, klem
11. Kantung drainase
12. Handuk mandi, tisu wajah
13. Spatel lidah
14. Sarung tangan sekali pakai
15. Alat tekanan
16. Cairan salin normal
17. Alat pengisap pada kasus aspirasi
Ü Memberi makan dengan slang nasogastik
o Kantung dan slang makan sekali pakai, sistem siap jantung
o Sarung tangan sekali pakai
o Spuit berujung kateter 60 ml ( slang nasogastrik berdiameter besar )
o Spuit berujung atau luer-lok 30 ml atau lebih besar ( slang NG berdiameter besar )
o Stetoskop
o Strip indikator pH ( skala 0 – 14,0 )
o Formula makanan slang yang di resepkan
o Pompa infus ( digunakan pompa didesain untuk slang makan )
o Peralatan untuk mendapatkan glukosa darah dengan stik jari.
Ü Irigasi slang nasogastrik
o Spuit berujung kateter 60 ml
o Salin normal atau air biasa 30 ml
o Baskom atau nampan irigasi ( handuk )
o Sarung tangan sekali pakai
D. PROSEDUR PELAKSANAAN
♥ Prosedur tindakan pemasangan sonde
1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuan
2. Mendekatkan alat kedekat pasien
3. Membantu klien dalam posisi nyaman
4. Mencucu tanagan
5. Letakkan handuk mandi diatas dada pasien, meletakkan tisu dan bengkok dalam jangjauan
pasien.
6. Memakai sarung tangan
7. Untuk menentukan inersi NGT, Minta klien untuk rileks dan bernapas dengan normal
dengan menutup satu hidung dengan mengulangi menutup[ hidung yang lain.
8. Mengukur panjang tube yang akan dimasukkan dengan metode tradisional = ukur jarak dari
puncak lubang hidung kedaun telinga atas dan ke prosesus dari sternum
9. Beri tanda panjang selang yang akan diukur
10. Beri NACL pada NGT sepanjang 10 – 20 cm
11. Mengingatkan klien bahwa selang akan segera dimasukkan dan intruksikan klien untuk
mengatur posisi kepala ekstensi, masukan slang melalui lubang hidung yang telah
ditentukan dan instriuksikan klien untuk seperti menelan.
12. Lanjutkan memasang slang sepanjang rongga hidung, jika merasakan agak tertahan putarlah
selang dan janagn dipaksakan untuk dimasukkan.
13. Lanjutkan memasangn slang sampai melewati nasofarink setelah melewati nasofaring 3 – 4
cm dan fleksikan klien kearah dad, biarkan klien rileks sebentar.
14. Fleksikan kepada pasein kearah dada setelah melalui nasofaringn biarkan klien releks
sebentar.
15. Jangan didorong paksa selang bila tahanan terjadi atau pasien mulai terdesak. Hentikan
pemasukan slang dan tarik sealng kembali periksa posisi bslang dibelakang tenggorokan
dengan tongue spatel lidah.
16. Periksa letak selang : Sambungkan spuit pada ujung selang nasofaring letakkan diafragma
stetoskop diatas kuadran kiri atas abdomen klien. Suntikan 10 20 ml udara saat auskultasi
abdomen dan aspirasi pelan-pelan untuk mendapatkan isi lambung.
17. Amankan selang dedngan plester dan hindari tekanan pada lubang hidung. Potong 10 cm
plester. Bagi dua sepanjang ujung 5 cm. Tempatkan ujung plester yang lain diatas batang
hidung klien balut 1.3 cm plester melingkari slang dibagian luar hidung.
18. Pastikan pesanan dokter untuk makanan, kecepatan rute dan frekuensi.
19. Siapkan corong dan selang untuk memberikan makanan.
20. Mulai memberikan makanan. Hubungkan corong keujung selang dan tinggikan 45 cm diatas
kepala klien. Isi kantong dentgan jumlah makanan yang dipesankan jangan sampai corong
kosong
21. Berikan air melalui selang makanan bersamaan / diantara makanan
22. Bilas kantong dan slang dengan air hangat setelah pemberian makanan
23. Bila slang makan tidak digunakan. Klem ujung proksimal selang makan.
24. Klien tetap pada posisi fowler tinggi ? dengan kepala tempat tiodur di tinggikan 300 atau
lebih selama 30 menit setel;ah pemberian makanan melaui selang.
25. Setelah selesai melakukan prosedur, bersihkan mulut dan sekitarnya dengan serbed atau
tissue
26. Bereskan alat-alat
27. Melepa sarung tangan
28. Mencucu tangan
29. Catat jumlah dan jenis makanan, Psatikan letak selang, respon pasien terhadap makanan dan
adanya efek yang merugikan.
HAL – HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
- Pada waktu memasuakan selang makanan liat keadaan umum pasien
- Sebaiknya selang NGT Dipasang tetap untuk mencegah terjadinya iritasi dan bahaya
mengurangi perasaan tidak enak.
- Sonde yang dipasang terus menerus harus diganti pada umumnya dua harui sekali kecuali
kalau ada intruksi baru.
- Untuk mencegah udara yang, masuk lambung (yang menyebabkan kembung):
Waktu memasukan dan mencabut selang makanan, pangkal selang harus diklem
Corong janngan di biarkan kosong bila akan menuangkan cairan selanjutnya.
Memasukan makanan jangan terlalu deras
Suhu makanan sesuai dengan suhu ruang ( suhu badan ) dan usahakan makanan dalam
keadaan segar.
Pertahankan keamanan pasien selama melakukan tindakan
Untuk pasien tidak sadar atau stoke sedikit gerakan kerongkongan untuk merangsang
efek penelanan.
Pastikan slang tidak salah masuk atau merubah posisi kesaluran pernafasan
Instuksi dalam relaksasi dan latihan nafas dalam pra prosedur dapat membantu
menguirangi ansietas pasien dan meningkatkan kerja sama selama insersi selang.
Gunakan selang sesuai dengan yang telah ditentukan
Pada pasien orang dewasa tua memerlukan peningkatan lebih lanjut pada formula
makanan selang ( dapat menurunkan resiko diare sebagai komplikasi pemberian
makanan perselang pada kelompok umur itu )
Untuk pelepasan selang biasanya pasien mengalami batuk paroksim sealam prosedur.
Diameter sonde yang diamsukan melalui hidung lebih kecik jika dibandingkan dengan
diameter sonde yang dimasukan melalui mulut
Aliran 3 ml air hangat tiap 4 jam sekali untuk melicinkan pemasukan formula
makanan kedalm pencernaan.
Obat-obat yang diberikan harus diahulskan terlebih dahulku kemudian dicampur
dengan air, lalu diberikan melalui sonde
SOP MEMANDIKAN PASIEN
Defenisi
Memandikan pasien merupakan tindakan keperawatan yang di lakukan pada pasien yang
tidak mampu mandi secara mandiri atau memerlukan bantuan.
Dengan cara membersihkan pasien dengan air dan sabun.
Tujuan
1. Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan
2. Memberikan rasa nyaman
3. Merangsang peredaran darah
4. Sebagai pengobatan
5. Mencagah infeksi kulit
6. Mendidik pasien dalam kebersihan perseorangan.
Dilakukan pada :
1. Pada pasien baru, terutama bila kotor sekali dan keadaan umumnya memungkinkan.
2. Pada pasien yang dirawat, sekurang-kurangnya dua kali sehari dengan kondisinya.
Alat dan Bahan :
Memandikan biasanya dilakukan pada jam-jam tertentu sesuai dengan kebijakan rumah
sakit atau sesuai dengan kebutuhan.
Sebelum memulai memandikan, hal yang harus dipersiapkan adalah peralatan. Peralatan
memandikan terdiri dari :
1. 2 waskom sebagai tempat air,
2. 2 waslap,
3. sabun,
4. handuk,
5. pakaian, selimut, dan underpad ganti
6. perlak,
7. sarung tangan,
8. trolli,
9. bila perlu minyak talon dan bedak,
10. air hangat.
Prosedur Kerja :
1. Pintu, jendela atau gorden ditutup, bila digunakan scherm bila perlu.
2. Selimut dan bantal dipindahkan dari tempat tidur. Bila masih dibutuhkan, bantal digunakan
seperlunya
3. Perawat berdiri disisi kiri atau kanan pasien
4. Beri tahu pasien, bahwa pakaian bagian atas harus dibuka, lalu bagian yang terbuka itu ditutup
dengan selimut mandi atau kain penutup
5. Pasien siap dimandikan dengan urutan sbb :
a. Mencuci muka
b. Mencuci lengan
c. Mencuci dada dan perut
d. Mencuci punggung
e. Mencuci kaki
f. Mencuci daerah lipat paha dan genetalia
a) Mencuci Muka
1. Handuk dibentangkan dibawah kepala
2. Muka, telinga dan leher dibersihkan dengan waslap lembab lalu dikeringkan dengan handuk
3. Tanyakan, apakah pasien biasa menggunakan sabun atau tidak
b) Mencuci Lengan
1. Selimut mandi atau kain penutup diturunkan
2. Kedua tangan pasien dikeataskan, letakkan diatas dada pasien dan lebarkan kesamping kiri dan
kanan sehingga kedua tangan dapat diletakkan diatas handuk
3. Kedua tangan pasien dibasahi dan disabuni, pekerjaan ini dimulai dari bagian yang jauh dari
petugas. Kemudian dibilas bersih selanjutnya dikeringkan dengan handuk
c) Mencuci Dada dan Perut
1. Pakaian pasien bagian bawah ditinggalkan dan selimut atau kain penutup diturunkan sampai
perut bagian bawah
2. Kedua tangan pasien dikeataskan, handuk diangkat dan dibentangkan pada sisi pasien
3. Ketiak, dada dan perut disabuni, dibilas sampai bersih dan dikeringkan dengan handuk,
selanjutnya ditutup dengan kain penutup atau handuk.
d) Mencuci Punggung
1. Pasien dimiringkan kekiri
2. Handuk dibentangkan dibawah pungguntg sampai bokong
3. Punggung sampai bokong dibasahi, disabuni, dibilas dan selanjutnya dikeringkan dengan handuk
4. Pasien dimiringkan kekanan dan handuk dibentangkan dibawah punggung
5. Punggung kiri dicuci seperti pada punggung kanan
6. Pasien ditelsntsngksn, pakain bagian atas dipasang dengan rapi
e) Mencuci Kaki
1. Kaki pasien yang terjauh dari petugas dikeluarkan dari bawah kain penutup atau handuk
2. Handuk dibentangkan dibawahnya dan lutut ditekuk
3. Kaki disabuni, dibilas, selanjutnya dikeringkan, demikian juga kaki yang satu lagi
f) Mencuci Daerah Lipat Dan Paha dan Genetalia
1. Handuk dibentangkan dibawah bokong dan pakaian bagian bawah perut dibuka
2. Daerah lipatan paha dan genetalia dibasahi, disabuni lalu dibilas dan dikeringka.
3. Pakaian bagian bawah dikenakan kembali, kain penutup atau handuk diangkat, selimut pasien
dipasangkan lagi
4. Pasien dan tempat tidur dirapikan kembali
5. Pakaian dan alat tenun kotor serta peralatan lain dibereskan dan dibawa ketempatnya
Hal yang harus diperhatikan
a) Hindari tindakan yang menimbulkan rasa malu pasa pasien dan tetap menjaga kesopanan
b) Perhatikan keadaan umum pasien dan kelainan pada badannya (misalnnya luka dan
sebagainya)