1
GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA
PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan D-III Gizi
OLEH :
GUSTI AYU PUTU WULANDARI
NIM. P00331015. 033
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
PRODI DIII GIZI
2018
i
ii
iii
GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA
PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA
RINGKASAN
Gusti Ayu Putu Wulandari
Di bawah bimbingan Kameria Gani dan Rosnah
Latar Belakang : Hipertensi sering disebut sebagai The Silent Disease dan The Silent
Killer. Hipertensi dapat terjadi karena beberapa faktor, salah satu faktor penyebab
terjadinya hipertensi adalah konsumsi garam dan kolestrol. Kebiasaan mengkonsumsi
asin berisiko menderita hipertensi sebesar 3,95 kali dibandingkan orang yang tidak
mempunyai kebiasaan mengkonsumsi asin. Sementara itu kolesterol, dapat
menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang dikenal dengan aterosklerosis.
Makanan yang menyebabkan peningkatan jumlah timbunan lemak tubuh akan berujung
pada peningkatan berat badan, peningkatan timbunan lemak, dan peningkatan tekanan
darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran asupan makan natrium dan
kolestrol pada pasien hipertensi rawat jalan di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross
sectional study dan telah dilaksanakan pada tanggal 25 Juli - 3 Agustus 2018 bertempat
di poli penyakit dalam di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi tenggara. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 36 orang. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan yaitu purposive sampling.
Hasil : Penelitian ini menunjukkan bahwa umur responden rata-rata 56,4 ± 8,42, jenis
kelamin responden sebagian besar adalah perempuan yakni sebanyak 21 orang (58,3%).
Asupan makan natrium lebih berjenis kelamin perempuan sebanyak 17 orang (47,2%)
dengan nilai 2.585,18 mg dan asupan makan natrium lebih berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 13 orang (36,1%) dengan nilai 2.524,28 mg. Asupan kolestrol normal yang
berjenis kelamin perempuan sebanyak 16 orang (44,5%) dengan nilai 214,93 mg, dan
laki-laki yang memiliki asupan kolestrol normal, yakni sebanyak 12 orang (33,3%)
dengan nilai 211,39 mg.
Penelitian ini menyarankan perlunya membatasi konsumsi natrium bagi pasien
hipertensi, bukan hanya membatasi mengkonsumsi garam tetapi membatasi makanan
yang memiliki rasa asin.
Kata kunci : Asupan Natrium, Asupan Kolestrol dan Hipertensi
Daftar bacaan : 25 (2000-2017)
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dengan
judul ―Gambaran Asupan Makan Natrium Dan Kolestrol Pada pasien Hipertensi Rawat
Jalan Di Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara‖ sebagai
salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Bidang Gizi.
Proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini telah melewati perjalanan panjang
dalam penyusunannya yang tentunya tidak lepas dari bantuan moril dan materil pihak
lain. Karena itu sudah sepatutnya penulis dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu Direktur Poltekes Kendari yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan
masukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
2. Ibu Ketua Jurusan Gizi Kendari yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan
masukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
3. Ibu Kameria Gani, SKM, M.Kes, selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan masukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
4. Ibu Rosnah, SST, MPH selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,
pengarahan dan masukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
5. Seluruh dewan penguji, yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan
masukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
6. Seluruh dewan pengajar dan staf Jurusan Gizi Poltekkes atas segala nasehat dan
ilmu yang diberikan selama ini.
7. Rumah Sakit Umum Bahtermas yang berhubungan dengan tempat pengambilan
data.
8. Rekan – rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan tepat waktu.
9. Teruntuk Saudara Saya I Gusti Made Kresmana dan Gusti Agung Arikrisna yang
selalu memberikan semangat, motivasi untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
dengan tepat waktu.
10. Teruntuk Husnaeni, Nita Febriyanti, Yeni Anggraeni, Rezky Yulianti,
Misdanayanti, Fitri Nurul Handayani, Gita Suci Sakul Bahar, Made Pramana Iliana,
v
I Wayan Pasek Aribowo, dan I Wayan Arya Wiratama yang selalu memberikan
semangat, motivasi untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan tepat waktu.
11. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya selama penulisan Karya Tulis
Ilmiah ini.
Ucapan terima kasih yang tidak ternilai harganya penulis persembahan kepada
Bapak I Gusti Made Suranama dan Ibu Ni Nyoman Padmi atas segala kasih sayang
yang tidak henti–hentinya memberikan segenap perhatian, do’a dan dukungan moril
selama penulis mengikuti perkuliahan sampai penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhirnya penulis meyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk
kesempurnaan penulisan sangat harapkan. Atas saran dan kritik, penulis ucapkan
banyak terima kasih.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca, Amin.
Kendari, Agustus 2018
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. i
RINGKASAN ..................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... x
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 6
A. Telaah Pustaka ............................................................................ 6
BAB III. METODE PENELITIAN..................................................................... 24
A. Rancangan Penelitian .................................................................. 24
B. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 24
C. Populasi dan Sampel ................................................................... 24
D. Variabel Penelitian ...................................................................... 26
E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data .............................................. 26
F. Analisis Data ............................................................................... 27
G. Definisi Operasional.................................................................... 28
vii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 30
A. Hasil ............................................................................................ 30
B. Pembahasan ................................................................................. 37
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 41
A. Kesimpulan ................................................................................. 41
B. Saran ............................................................................................ 41
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 42
LAMPIRAN ........................................................................................................ 45
viii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Klasifikasi Tekanan Darah Untuk Orang Dewasa Di Atas 18 Tahun ........... 6
2. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan ............................. 20
3. Bahan Makanan Sumber Kolestrol ............................................................... 21
4. Karakteristik Responden di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara ........................................................................................................ 35
5. Distribusi Asupan Makan Natrium Responden di RSUD Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara .......................................................................... 36
6. Distribusi Asupan Makan Kolestrol Responden di RSUD Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara .......................................................................... 36
ix
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Kerangka Teori........................................................................................ 22
2. Kerangka Konsep .................................................................................... 23
x
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
1. Lembar Persetujuan
2. Kuesioner semi quantitative food frequency (SQ-FFQ)
3. Master Tabel
4. Hasil Analisis Statistik
5. Foto Dokumentasi
6. Surat Izin Penelitian
7. Surat Etik Penelitian
8. Surat Telah Melakukan Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua
kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang.. Hipertensi adalah penyakit yang bisa menyerang siapa saja, baik
muda maupun tua, entah orang kaya maupun miskin. Peningkatan tekanan darah
yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan
kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak
(menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan
yang memadai. Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol
dan jumlahnya terus meningkat (Pusdatin Kemenkes RI, 2014).
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang cukup
berbahaya. Bahkan sebagian orang tidak menyadari bahwa dirinya telah terkena
hipertensi sehingga cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak
mengetahui dan menyadari faktor risiko dan gejalanya, sehingga hipertensi sering
disebut sebagai The Silent Disease dan The Silent Killer (Sudarmoko, 2010).
Data Riskesdas (2013) menunjukkan prevalensi hipertensi di Indonesia yang
didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8 %, dimana hanya
9,4% penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi. Sementara di
Sulawesi Tenggara sendiri prevalensi hipertensi sebesar 22,5%. Prevalensi
hipertensi bedasarkan kelompok umur di Indonesia adalah umur 15-24 tahun
sebanyak 8,7%, umur 25-34 tahun sebanyak 14,7%, umur 35-44 tahun sebanyak
2
24,8%, umur 45-54 tahun sebanyak 35,6%, umur 55-64 tahun sebanyak 45,9%,
umur 65-74 tahun sebanyak 57,6%, umur 75+ tahun sebanyak 63,8%. Prevalensi
hipertensi berdasarkan terdiagnosis tenaga kesehatan dan pengukuran terlihat
meningkat dengan bertambahnya umur. Pada profil Dinas Kesehatan Sulawesi
Tenggara (2015) penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular terutama
hipertensi menempati urutan kedua tertinggi dengan jumlah kasus 19.743 kasus
hipertensi. Di Wilayah Sulawesi Tenggara yang merupakan rumas sakit pusat
rujukan adalah RSUD Bahteramas. Di RSUD Bahteramas sendiri penderita
hipertensi rawat jalan yang tercatat pada catatan rekam medik dari bulan januari-juni
tahun 2017 cukup tinggi yakni sebanyak 364 orang.
Hipertensi dapat terjadi karena beberapa faktor, faktor resiko hipertensi adalah
umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik (faktor resiko yang tidak dapat
diubah/dikontrol), kebiasaan merokok, konsumsi garam, kolestrol, penggunaan
jelantah, kebiasaan konsumsi minum-minuman beralkohol, obesitas, kurang
aktifitas fisik, stres, penggunaan estrogen (Pusdatin Kemenkes RI, 2014).
Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi ialah asupan
natrium. Berdasarkan hasil penelitian bahwa konsumsi natrium berhubungan dengan
kejadian hipertensi, tetapi data penelitian pada daerah dimana konsumsi garam
tinggi tidak selalu mempunyai prevalensi tinggi. Hubungan asupan natrium terhadap
tekanan darah, jika dikonsumsi lebih banyak akan meretensi lebih banyak air untuk
mempertahankan pengenceran elektrolit, sehingga cairan intensi biasa
terakumulasi dan volume plasma meningkat. Peningkatan volume plasma dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah, terutama bila fleksibilitas pembuluh darah
menurun oleh arterosklerosis (Mustamin, 2010 dalam Legi 2015). Dalam keadaan
3
normal, jumlah natrium yang dikeluarkan tubuh melalui urin harus sama dengan
jumlah yang dikonsumsi, sehingga terdapat keseimbangan perilaku konsumsi
makanan asin juga diyakini berkontribusi dalam penyakit hipertensi. Kebiasaan
mengkonsumsi asin berisiko menderita hipertensi sebesar 3,95 kali dibandingkan
orang yang tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi asin (Almatsier S, 2010).
Penelitian yang dilakukan oleh Nugraheni (2008) dalam Legi, N, dkk 2015
mengungkapkan bahwa terlalu banyak mengkonsumsi natrium dapat memicu
tekanan darah tinggi, serangan jantung dan stroke. Untuk itu, perlu dibatasinya
asupan natrium karena secara teoritis asupan natrium yang meningkat menyebabkan
tubuh merentensi cairan dan meningkatkan volume darah serta mengecilkan
diameter arteri sehingga kerja jantung semakin berat karena arteri menyempit dan
akhirnya terjadi kenaikan tekanan darah.
Selain itu konsumsi makanan sumber lemak, khususnya kolesterol, dapat
menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang dikenal dengan aterosklerosis.
Makanan yang menyebabkan peningkatan jumlah timbunan lemak tubuh akan
berujung pada peningkatan berat badan, peningkatan timbunan lemak, dan
peningkatan tekanan darah. Kolesterol merupakan faktor resiko yang dapat
dirubah dari hipertensi, jadi semakin tinggi kadar kolesterol total maka akan
semakin tinggi kemungkinan terjadinya hipertensi (Fujikawa, dkk 2015 dalam
Maryati 2017). Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam
diproduksi oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh. Kolesterol yang berlebihan
dalam darah akan menimbulkan masalah terutama pada pembuluh darah jantung
dan otak. Darah mengandung kolesterol, dimana 80 % kolesterol darah tersebut di
produksi oleh tubuh sendiri dan hanya 20% yang berasal dari makanan. Kolesterol
4
yang diproduksi terdiri atas 2 jenis yaitu kolesterol HDL (High Density
Lipoprotein) dan kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein). Kolesterol LDL yang
jumlahnya berlebihan di dalam darah, akan diendapkan pada dinding pembuluh
darah dan membentuk bekuan yang dapat menyumbat pembuluh darah.
Sedangkan kolesterol HDL, mempunyai fungsi membersihkan pembuluh darah dari
kolesterol LDL yang berlebihan. (Siswono,2006 dalam Septianggi, dkk 2013).
Penelitian terdahulu menyatakan bahwa terdapat hubungan langsung antara
asupan kolesterol dengan tekanan darah sistolik. Selain itu, terdapat penelitian
yang menunjukkan adanya hubungan kadar kolesterol darah dengan tekanan
darah pada pasien hipertensi. Rekomendasi asupan kolesterol dianjurkan <300 mg
dalam sehari (Rahima dkk 2016).
Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin mengetahui gambaran asupan makan
natrium dan kolestrol pada pasien hipertensi rawat jalan di Rumah Sakit Umum
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang peneliti ingin mengetahui bagaimanakah gambaran
asupan makan natrium dan kolestrol pada pasien hipertensi rawat jalan di Rumah
Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara?
5
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran asupan makan natrium dan kolestrol pada
pasien hipertensi rawat jalan di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui asupan natrium pada pasien hipertensi rawat jalan
2. Untuk mengetahui asupan kolestrol pada pasien hipertensi rawat jalan
D. Manfaat penelitian
1. Bagi peneliti
Peneliti dapat menambah pengalaman dan memperluas wawasan tentang
gambaran asupan makan natrium dan kolestrol pada pasien hipertensi rawat
jalan di Rumah Sakit Umum Bahteramas.
2. Bagi rumah sakit
Pihak rumah sakit dapat mengetahui gambaran asupan makan natrium
dan kolestrol pada pasien hipertensi sehingga dapat memberikan pemahaman
pada pasien.
3. Bagi institusi
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan informasi laporan tugas
akhir yang berguna bagi institusi khususnya di bidang gizi klinik, terkait asupan
makan natrium dan kolestrol pada pasien hipertensi rawat jalan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Hipertensi
a. Pengertian Hipertensi
Masyarakat awam sering menyebut Hipertensi dengan istilah ―bludrek‖
atau ―budrek‖ yang sebenarnya berasal dari bahasa Belanda ―hoge
bloeddruk” yang berarti tekanan darah. Hipertensi juga dikenal dengan
istilah ―the sillentkiller” atau dalam bahasa Indonesia diartikan dengan
pembunuh diam-diam karena tidak ditemukan tanda fisik yang menyertainya
(Suiraoka, 2012 dalam Jumria, 2016).
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan
angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) (Basha,
2004).
Tabel 1
Klasifikasi Tekanan Darah Untuk Orang Dewasa di Atas 18 Tahun
Klasifikasi Tekanan
Darah
Tekanan Sistolik
(mmHg)
Tekanan Distolik
(mmHg)
Normal <120 Dan <80
Prehipertensi 120-139 Atau 80-90
Hipertensi Stadium I 140-159 Atau 90-99
Hipertensi Stadium II ≥160 Atau ≥100
Sumber : Qoni’ah 2009
Besarnya tekanan darah selalu dinyatakan dengan dua angka. Angka
yang pertama menyatakan tekanan sistolik, yaitu tekanan yang dialami
7
dinding pembuluh darah mengalir saat jantung memompa darah keluar dari
jantung. Angka yang kedua disebut tekanan diastolik, yaitu angka yang
menunjukkan besarnya tekanan darah yang dialami kembali kedalam
jantung. Tekanan sistolik diukur ketika jantung berkontraksi, sedangkan
tekanan diastolik diukur ketika jantung mengundur (relaksasi) (Qoni’ah
2009).
b. Faktor Penyebab Hipertensi
Menurut Sianturi (2011) dalam jumria (2016) ada beberapa faktor yang
dapat menghubungkan darah tinggi merupakan kondisi degeneratif yang
disebabkan oleh diet yang teratur dan cara hidup yang berbudaya. Faktor
pemicu Hipertensi dibedakan atas :
1) Tidak dapat dikontrol
a) Keturunan
Faktor keturunan tidak lagi diragukan pengaruhnya terhadap
timbulnya hipertensi hanya saja belum dapat dipastikan apakah ini
disebabkan oleh sepasang gen tunggal atau oleh banyak gen. Bagi
yang memiliki faktor resiko ini seharusnya lebih waspada dan lebih
dini dalam melakukan upaya-upaya pencegahan. Contoh yang paling
sederhana adalah rutin memeriksakan darahnya minimal satu bulan
sekali disertai dengan menghindari faktor pencetus timbulnya
Hipertensi.
b) Jenis kelamin
Berbagai penelitian membuktikan jenis kelamin laki-laki lebih
berisiko terkena hipertensi dibandingkan perempuan. Wanita
8
penderita hipertensi lebih banyak daripada laki-laki, tetapi wanita
lebih tahan daripada laki-laki tanpa kerusakan jantung dan pembuluh
darah. Laki-laki lebih banyak mengalami kemungkinan menderita
hipertensi daripada wanita. Pada laki-laki hipertensi lebih banyak
disebabkan oleh pekerjaan.
c) Umur
Tekanan darah cenderung meningkat seiring perkembangan
usia. Pada umumnya penderita hipertensi adalah orang-orang berusia
40 tahun namun tidak menutup kemungkinan diderita oleh orang
yang berusia muda.
2) Dapat dikontrol
a) Kolesterol
Kolesterol adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
setiap sel. Fungsi kolesterol adalah untuk mengsintesis (membuat)
membran sel, mengubah fluiditas sel, dan mengsintesis hormon
steroid dan asam empedu. Tubuh, melalui hati menghasilkan
kolesterolnya sendiri dari bahan-bahan baku seperti karbohidrat,
protein, dan lemak. Selain dari kolesterol yang dibiosintesis ini,
tubuh juga menerima kolesterol yang sudah dibentuk sebelumnya
dari daging hewan yang dikonsumsi (Irianto, 2014 dalam Harefa
2017). Daging hewan yang dikonsumsi secara berlebihan
dapat menyebabkan peningkatan kadar lemak dalam darah.
Kandungan lemak yang berlebih dalam darah, dapat menyebabkan
timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini
9
dapat membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya
tekanan darah akan meningkat.
b) Garam
Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada
beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita
hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan mereka yang
berkulit hitam (Manurung, 2016 dalam Harefa 2017).
c) Obesitas (Kegemukan)
Orang yang memiliki berat badan di atas 30% berat badan ideal,
memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah
tinggi. Obesitas mempunyai korelasi positif dengan hipertensi,
semakin besar massa tubuh, makin banyak darah yang
dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke jaringan
tubuh. Volume darah yang beredar melalui pembuluh darah
menjadi meningkat sehingga memberi tekanan lebih besar pada
dinding arteri (Manurung, 2016 dalam Harefa 2017)
d) Stres
Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat
memicu tekanan darah tinggi. Stres akan meningkatkan resistensi
pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan
merangsang aktivitas saraf simpatetik. Stres ini dapat
berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan
karakteristik personal (Nurrahmani,dkk, 2015 dalam Harefa 2017).
10
e) Rokok
Merokok meningkatkan tekanan darah melalui mekanisme
pelepasan norepinefrin dari ujung-ujung saraf adrenergik yang
dipacu oleh nikotin. Risiko merokok berkaitan dengan jumlah
rokok yang diisap per hari, tidak tergantung pada lamanya
merokok. Seseorang yang merokok lebih dari satu pak per hari
memiliki kerentanan dua kali lebih besar daripada yang tidak
merokok. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan
ketika memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang
sangat berbahaya yang akan memicu penyakit-penyakit yang
berkaitan dengan jantung dan darah (Nurraahmani, dkk, 2015 dalam
Harefa 2017).
f) Alkohol
Konsumsi alkohol secara berlebihan juga menyebabkan
tekanan darah tinggi. Jika meminum minuman keras (alkohol)
sedikitnya dua kali per hari, maka tekanan darah sistolik meningkat
kira-kira 1,0 mmHg dan tekanan darah diastolik juga meningkat
kira-kira 0,5 mmHg per satu kali minum. Peminum harian
mempunyai tekanan darah sistolik dan diastolik lebih tinggi,
berturut-turut 6,6 mmHg dan 4,6 mmHg dibandingkan dengan
peminum sekali seminggu (Bustan, 2015 dalam Harefa 2017).
g) Kurang Olahraga
Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan tekanan
darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu
11
menurunkan tekanan darah tinggi namun jangan melakukan
olahraga yang berat jika menderita tekanan darah tinggi.
Olahraga teratur adalah suatu kebiasaan yang memberikan
banyak dapat mengurangi kekakuan pembuluh darah dan
meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru sehingga dapat
menurunkan tekanan darah (Widyanto, dkk, 2013 dalam Harefa
2017).
c. Gejala
Menurut Muhammadun (2010) Hipertensi tidak memberikan gejala atau
symptom pada tingkat awal. Kebanyakan orang menganggap bahwa sakit
kepala terutama pada pagi hari, pusing, jantung berdebar-debar dan telinga
berdengung merupakan gejala hipertensi. Namun tanda tersebut sebenarnya
dapat terjadi pada tekanan darah normal bahkan sering kali tekanan darah
yang relative tinggi tidak memiliki tanda-tanda atau gejala tersebut. Cara
yang tepat untuk meyakinkan seseorang memiliki tekanan darah tinggi
adalah dengan mengukur tekanan darahnya. Hipertensi yang sudah mencapai
taraf lanjut, yang berarti telah berlangsung beberapa tahun dapat
menyebabkan :
1) Sakit kepala
2) Nafas pendek
3) Pandangan mata kabur
4) Gangguan tidur
12
d. Akibat Hipertensi
Hipertensi dapat berpotensi menjadi komplikasi berbagai penyakit
diantaranya adalah stroke hemorragik, penyakit jantung hipertensi, penyakit
arteri koronaria, anuerisma, gagal ginjal, dan ensefalopati hipertensi (Shanty,
2011 dalam Pusparani 2016).
1) Stroke
Stroke adalah kerusakan jaringan otak yang disebabkan karena
berkurangnya atau terhentinya suplai darah secara tiba-tiba. Jaringan
otak yang mengalami hal ini akan mati dan tidak dapat berfungsi
lagi. Kadang pula stroke disebut dengan CVA (cerebrovascular
accident). Hipertensi menyebabkan tekanan yang lebih besar pada
dinding pembuluh darah, sehingga dinding pembuluh darah menjadi
lemah dan pembuluh darah rentan pecah. Namun demikian,
hemorrhagic stroke juga dapat terjadi pada bukan penderita hipertensi.
Pada kasus seperti ini biasanya pembuluh darah pecah karena lonjakan
tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba karena suatu sebab tertentu,
misalnya karena makanan atau faktor emosional. Pecahnya
pembuluh darah di suatu tempat di otak dapat menyebabkan sel-sel
otak yang seharusnya mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang
dibawa melalui pembuluh darah tersebut menjadi kekurangan nutrisi
dan akhirnya mati. Darah yang tersembur dari pembuluh darah yang
pecah tersebut juga dapat merusak sel-sel otak yang berada
disekitarnya.
13
2) Penyakit Jantung
Peningkatan tekanan darah sistemik meningkatkan resistensi
terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri, sebagai akibatnya
terjadi hipertropi ventrikel untuk meningkatkan kekuatan kontraksi.
Kebutuhan oksigen oleh miokardium akan meningkat akibat hipertrofi
ventrikel, hal ini mengakibat peningkatan beban kerja jantung yang
pada akhirnya menyebabkan angina dan infark miokardium.
Disamping itu juga secara sederhana dikatakan peningkatan tekanan
darah mempercepat aterosklerosis dan arteriosklerosis.
3) Penyakit Arteri Koronaria
Hipertensi umumnya diakui sebagai faktor resiko utama penyakit
arteri koronaria, bersama dengan diabetes mellitus. Plak terbentuk
pada percabangan arteri yang ke arah aterikoronaria kiri, arteri
koronaria kanan dan agak jarang pada arteri sirromflex. Aliran darah
kedistal dapat mengalami obstruksi secara permanen maupun
sementara yang di sebabkan oleh akumulasi plak atau penggumpalan.
Sirkulasi kolateral berkembang disekitar obstruksi arteromasus yang
menghambat pertukaran gas dan nutrisi ke miokardium. Kegagalan
sirkulasi kolateral untuk menyediakan suplai oksigen yang adekuat ke
sel yang berakibat terjadinya penyakit arteri koronaria.
4) Aneurisme
Pembuluh darah terdiri dari beberapa lapisan, tetapi ada yang
14
terpisah sehingga memungkinkan darah masuk. pelebaran pembuluh
darah bisa timbul karena dinding pembuluh darah aorta terpisah atau
disebut aorta disekans. kejadian ini dapat menimbulkan penyakit
aneurisma dimana gejalanya adalah sakit kepala yang hebat, sakit di
perut sampai ke pinggang belakang dan di ginjal. aneurisme pada perut
dan dada penyebab utamanya pengerasan dinding pembuluh darah
karena proses penuaan (aterosklerosis) dan tekanan darah tinggi
memicu timbulnya aneurisme.
2. Asupan Natrium Dan Asupan Kolestrol
Natrium (sodium) merupakan salah satu mineral penting bagi tubuh.
Natrium adalah zat gizi mikro, yang bukan hanya bersumber dari garam dapur
saja, tetapi juga banyak terdapat di dalam bahan makanan lain yang dikonsumsi.
Natrium memegang peran penting dalam tubuh manusia. Namun, konsumsi
yang berlebihan akan berdampak negatif bagi tubuh. Hampir semua bahan
makanan mengandung natrium, baik yang secara alami terkandung di
dalamnya maupun yang ditambahkan melalui proses pemasakan. Oleh karena
itu, defisiensi natrium sangat jarang terjadi. Sebaliknya, kelebihan asupan
natrium sering menjadi penyebab munculnya berbagai macam penyakit,
sehingga kelebihan asupan natrium perlu diwaspadai dengan mencermati pola
makan sehari-hari. National Research Council of the National Academy of
Sciences merekomendasikan asupan natrium per hari sebanyak 1100-3300 mg.
Jumlah tersebut setara dengan ½—1½ sendok teh garam dapur per hari.
American Heart Association (AHA) merekomendasikan asupan natrium bagi
15
orang dewasa tidak lebih dari 2400 mg/hari, yaitu setara dengan satu sendok teh
garam dapur sehari (Prihatini dkk 2016).
Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam diproduksi
oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh.Asupan kolestrol yang dianjurkan
adalah <300 mg dalam sehari. Kolesterol yang berlebihan dalam darah akan
menimbulkan masalah terutama pada pembuluh darah jantung dan otak. Darah
mengandung kolesterol, dimana 80 % kolesterol darah tersebut di produksi oleh
tubuh sendiri dan hanya 20% yang berasal dari makanan. Kolesterol yang
diproduksi terdiri atas 2 jenis yaitu kolesterol HDL (High Density Lipoprotein)
dan kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein). Kolesterol LDL yang jumlahnya
berlebihan di dalam darah, akan diendapkan pada dinding pembuluh darah dan
membentuk bekuan yang dapat menyumbat pembuluh darah. Sedangkan
kolesterol HDL, mempunyai fungsi membersihkan pembuluh darah dari
kolesterol LDL yang berlebihan. (Siswono,2006 dalam Septianggi dkk 2013).
3. Pengukuran Asupan Makan
Berdasarkan jenis data yang diperoleh, pengukuran konsumsi makanan
menghasilkan dua jenis data konsumsi, yaitu data yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif. Metode yang bersifat kualitatif biasanya digunakan untuk mengetahui
frekuensi makan, frekuensi konsumsi menurut jenis bahan makanan, dan
menggali informasi tentang kebiasaan makan (food habit) serta cara-cara
memperoleh bahan makanan tersebut. Metode-metode pengukuran konsumsi
makanan yang bersifat kualitatif adalah Metode frekuensi makanan (food
frequency method), metode dietary history, dan metode pendaftaran makanan
16
(food list). Metode pengukuran makanan yang bersifat kuantitatif adalah metode
recall 24 jam, perkiraan makanan (estimated food records), penimbangan
makanan (food weighing), metode food account, metode inventaris (inventory
method) dan metode food records (Supariasa dkk, 2016).
a. Food Recall 24 jam
Menurut Supariasa, dkk (2016) prinsip metode recall 24 jam adalah
mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24
jam yang lalu. Hal penting yang perlu diketahui bahwa data yang diperoleh
dari recall 24 jam cenderung lebih bersifat kulaitatif. Oleh sebab itu, untuk
mendapatkan data kualitatif. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan data
kuantitatif, jumlah konsumsi makanan individu ditanyakan secara teliti
dengan menggunakan alat URT (sendok, gelas, piring, dan lain-lain).
Apabila pengukuran hanya dilakukan 1 kali 24 jam, data yang diperoleh
kurang representative untuk menggambarkan kebiasaan makanan individu.
Dengan demikian recall 24 jam sebaiknya dilakukan berulang-ulang dan
tidak dilakukan dalam beberapa hari berturut-turut. 1 kali 24 jam recall dapat
digunakan dalam penelitian skala besar untuk mengetahui kelompok
masyarakat jika subjek yang digunakan representative untuk masyarakat, dan
penilaian dilakukan secara berturut-turt dalam 1 minggu. Data ini tidak cocok
untuk menjelaskan konsumsi makanan dan zat gizi individu sehingga perlu
dilakukan recall 24 jam beberapa hari secara berulang (repeated 24-hours
Recalls) pada individu untuk mendapatkan data individu tersebut (Gibson,
2005 dalam Supariasa dkk, 2016).
17
Kelebihan metode Recall 24 Jam:
1) Mudah melaksanakannya serta tidak terlalu membebani responden.
2) Biaya relatif murah, karena tidak memerlukan peralatan khusus dan
tempat yang luas untuk wawancara.
3) Cepat, sehingga dapat mencakup banyak responden.
4) Dapat digunakan untuk responden yang buta huruf.
5) Dapat memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi
individu sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari.
Kelemahan metode Recall 24 Jam:
1) Tidak dapat menggambarkan asupan makan sehari-hari, bila hanya
dilakukan recall satu hari.
2) Ketepatannya sangat tergantung pada daya ingat reponden.
3) The flat slope syndrom, yaitu kecenderungan bagi responden yang kurus
untuk melaporkan konsumsinya lebih banyak (over estimate) dan bagi
responden yang gemuk cenderung melaporkan lebih sedikit (under
estimate).
4) Membutuhkan tenaga atau petugas yang terlatih dan terampil dalam
menggunakan alat-alat bantu URT dan ketepatan alat bantu yang dipakai
menurut kebiasaan masyarakat.
b. FFQ (Food Frequency Questionnaires).
Menurut Supariasa, dkk (2016) Metode frekuensi makanan cocok
digunakan untuk mengetahui makanan yang pernah dikonsumsi pada masa
lalu sebelum gajala penyakit dirasakan oleh individu, yaitu dengan
menggunakan FFQ (Food Frequency Questionnaires). Tujuan metode
18
frekuensi makanan adalah untuk memperoleh data asupan energy dan zat
gizi dengan menentukan frekuensi penggunaan sejumlah bahan makanan
atau makanan jadi, sebagai sumber utama dari zat gizi tertentu dalam sehari,
seminggu, atau sebulan selama periode waktu tertentu (6 bulan sampai 1
tahun terakhir ).
Semi kuantitatif FFQ adalah kualitatif FFQ dengan tambahan perkiraan
ukuran porsi, seperti ukuran : kecil, medium, besar dan sebagainya.
Modifikasi tipe ini dapat dilakukan untuk mengetahui asupan energy dan zat
gizi spesifik. Kuesioner semi kuantitatif FFQ ini harus memuat bahan
makanan sumber zat gizi yang lebih utama.
Prosedur semi kuantitatif FFQ
1) Responden di minta untuk memberi tanda pada daftar makanan yang
tersedia pada kuesioner mengenai frekuensi penggunaannya dan ukuran
porsinya.
2) Rekapitulasi tentang frekuensi penggunaan jenis-jenis bahan makanan
terutama bahan makanan yang merupakan sumber-sumber zat gizi
tertentu selama periode tertentu pula.
3) Gunakan 3 ukuran porsi, yaitu : kecil, sedang, besar. Isikan ukuran porsi
yang dikonsumsi pada kotak yang tersedia.
4) Konversikan seluruh frekuensi bahan makanan yang digunakan ke dalam
penggunaan setiap hari dengan cara sebagai berikut :
1 kali/hari = 1
3 kali/hari = 3
4 kali/minggu = 4/7 hari = 0,57
19
5 kali/bulan = 5/30 hari = 0, 17
5) Frekuensi yang berulang-ulang setiap hari, dijumlahkan menjadi
konsumsi per hari.
6) Kemudian menghitung asupan zat gizi sehari menggunakan berat bahan
makanan per hari.
Kelebihan metode FFQ :
a) Mudah mengumpulkan data dan biaya murah.
b) Cepat (membutuhkan waktu sekitar 20 menit hingga 1 jam untuk setiap
responden).
c) Tidak membebani responden, dibandingkan dengan metode food record.
d) Dapat diisi sendiri oleh responden atau oleh pewawancara.
e) Pengolahan data mudah dilakukan.
f) Dapat digunakan pada jumlah sampel populasi yang besar.
g) Dapat menggambarkan kebiasaan makan untuk suatu makanan spesifik
jika dilaksanakan pada periode yang lebih panjang.
h) Dapat membantu untuk menjelaskan hubungan antara penyakit dan
kebiasaan makan.
Kelemahan metode FFQ :
a) Hasil tergantung pada kelengkapan daftar bahan makanan yang ditulis
pada kuesioner.
b) Makanan musiman sulit dihitung.
c) Bergantung pada daya ingat responden.
d) Ukuran porsi yang diberikan pada FFQ semi kuantitatif, mungkin tidak
sesuai dengan jumlah makanan yang dimakan oleh responden.
20
e) Hanya dapat menilai zat gizi tertentu, tidak digunakan untuk semua zat
gizi.
f) Akurasi alat ukur untuk jumlah konsumsi (absolute intake) rendah.
g) Sulit untuk menilai ketepatan frekuensi karena responden hanya berfikir
untuk mengingat frekuensi kebiasaan penggunaan bahan makanan.
h) Perlu membuat percobaan pendahuluan untuk menentukan jenis bahan
makanan yang akan masuk dalam daftar kuesioner.
i) Responden harus jujur dan mempunyai motivasi tinggi
3. Bahan Makanan Sumber Natrium Dan Kolestrol
Menurut Atmatsier (2004) bahan makanan yang dianjurkan dan yang
tidak dianjurkan sumber natrium adalah sebagai berikut :
Tabel 2
Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan
Bahan makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan
Sumber karbohidrat Beras terutama beras
tumbuk/merah, pasta,
macaroni, roti tinggi serat,
Sereal, ubi, kentang, kue
buatan sendiri dengan
menggunakan sedikit
minyak/lemak tak jenuh.
Produk makanan jadi :
pie, cake, croissant,
pastries, biskuit,
kreakers, dan kue-kue
berlemak lain.
Sumber protein
hewani
Ikan, unggas tanpa kulit,
daging kurus, putih telur,
susu skim, yoghurt rendah
lemak, dan keju rendah
lemak.
Daging gemuk, daging
kambing, daging babi,
jeroan, otak, sosis,
sarden, kuning telur
(batasi hingga 3
butir/minggu), telur asin,
susu kental manis, krim,
yoghurt dari susu penuh,
keju dan es krim.
21
Tabel 2 lanjutan
Sumber protein nabati Tempe, tahu dan kacang-
kacangan
Dimasak dengan santan dan
digoreng dengan minyak
jenuh, seperti kelapa dan
kelapa sawit.
Buah Semua buah dalam
keadaan segar atau bentuk
jus
Buah yang diawetkan
dengan gula, seperti buah
kaleng dan buah kering.
Sumber lemak Minyak jagung. Kedelai,
kacang tananh, bunga
matahari dan wijen,
margarin tanpa garam
yang dibuat dari minyak
tidak jenuh ganda,
mayonase dan salad
dressing tanpa garam
yang dibuat dari minyak
tidak jenuh ganda.
Minyak kelapa dan minyak
kelapa sakit, mentega,
margarin, kelapa, santan,
krim, minyak babi/lard,
bacon, cocoa mentega,
mayonase dan dressing
dibuat dengan telur.
Sumber : Almatsier, S 2004
Bahan makanan sumber kolestrol adalah sebagai berikut :
Tabel 3
Bahan Makanan Sumber Kolestrol
Daging sapi Jantung ayam boiler Rampela ayam kampung
Daging kambing Usus ayam boiler Jantung ayam kampung
Daging ayam boiler Kulit ayam boiler Usus ayam kampung
Daging ayam kampung Telur ayam boiler Kulit ayam kampung
Hati ayam boiler Kuning terlur ayam boiler Telur ayam kampung
Rempela ayam boiler Hati ayam kampung Kuning terlur ayam kampung
Ikan tongkol Udang Ikan sepat
Ikan bandeng Ikan mas Ikan lele lokal
Ikan bawal Ikan mujair Ikan lele dumbo
Cumi-cumi Ikan nila
Sumber : Saidin, M 2000
22
B. KERANGKA TEORI
Gambar 1. Kerangka Teori
HIPERTENSI
Tidak Dapat Dikontrol Dapat Dikontrol
1. Keturunan 2. Jenis Kelamin 3. Umur
1. Kolestrol 2. Garam (Natrium) 3. Obesitas 4. Stress 5. Rokok 6. Alcohol 7. Kurang Olahraga
23
C. KERANGKA KONSEP
Keterangan : : Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
Gambar 2. Kerangka Konsep
Keturunan
Umur
Jenis Kelamin
Kurang Olahraga
Rokok
Obesitas
Stress
Alkohol
Tidak Dapat Dikontrol
Dapat Dikontrol
Kolestrol
Garam (Natrium)
HIPERTENSI
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis penelitian
deskriptif. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study dimana
variabel dependen dan independen diukur dalam satu waktu.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal Januari - Agustus 2018
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit
Umum Daerah Bahteramas.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari unit didalam pengamatan yang akan
dilakukan. Populasi pada penelitian ini adalah jumlah rata-rata pasien hipertensi
rawat jalan setiap bulan di Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas yakni
sebanyak 61 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari pasien hipertensi rawat jalan di Rumah Sakit
Umum Daerah Bahteramas. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive
sampling yaitu dengan menggunakan menggunakan kriteria dalam memilih
25
sampel. Kriteria pemilihan sampel terbagi menjadi kriteria inklusi dan eksklusi..
Pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas yang terdapat
pada catatan rekam medik dari bulan Januari-Juni tahun 2017 sebanyak 364
orang dengan rata-rata 1 bulan sebanyak 61 orang. Penentuan jumlah sampel
dalam penelitian ini menggunakan rumus Stanley Lameshow sebagai berikut:
n =Z1−∝/2
2 P 1 − P N
d2 N − 1 + Z1−∝/2 2 P (1 − P)
Keterangan :
n = besar sampel
N = jumlah populasi
Z2
1-α/2 = standar devisi nominal1,96 dengan taraf kepercayaan 95%
d2 = tingkat kesalahan (10% = 0,1)
P = proporsi hipertensi di Sultra adalah 22,5% (0,225 ) (Sumber
Riskesdas 2013)
Perhitungan Sampel :
n =Z1−∝/2
2 P 1 − P N
d2 N − 1 + Z1−∝/2 2 P (1 − P)
n =1,962 x 0,225 1 − 0,225 61
0,12 61 − 1 + 1,962 x 0,225 (1 − 0,225)
n =3,8416 x 0,225 0,775 61
0,01 (60) + 3,8416 x 0,225 (0,775)
n =40,8626
0,6 + 0,66
n =40,8626
1,26
n = 32,43 + (10% x 32,43)
26
n =32,43 + 3,243
n = 35,67
n = 36 orang
Kriteria Sampel :
a) Kriteria sampel inklusi dalam penelitian ini adalah :
1) Subjek bersedia menjadi responden
2) Penderita hipertensi
3) Menjalani rawat jalan dan sedang berkunjung di Rumah Sakit
Bahteramas
4) Berusia ≥ 40 tahun
5) Mampu berkomunikasi dengan baik
b) Kriteria sampel ekslusi dalam penelitian ini adalah :
1) Penderita hipertensi yang mengalami stroke
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah asupan natrium, asupan kolestrol dan pasien
hipertensi
E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
1. Jenis Data
a. Data Primer
1) Data karakteristik sampel meliputi : umur dan jenis kelamin.
2) Data asupan natrium dan kolestrol
27
b. Data Skunder
1) Data mengenai gambaran lokasi umum penelitian.
2. Cara Pengumpulan data
a. Data karakteristik sampel diperoleh melalui wawancara menggunakan
kuesioner.
b. Data asupan natrium dan kolestrol diperoleh dengan wawancara
menggunakan formulir Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire
(SQFFQ) dan alat bantu dengan buku foto makanan (Kemenkes RI, 2014)
c. Data mengenai gambaran lokasi umum penelitian diperoleh dari hasil
dokumentasi di Rumah Sakit Umum Bahteramas.
F. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
a. Data karakteristik sampel diolah berdasarkan jawaban responden tentang
karakteristik masyarakat meliputi : umur, jenis kelamin, pekerjaan dan
pendidikan responden.
b. Data asupan natrium dan kolestrol
Bahan makanan yang diperoleh dari wawancara formulir Semi Quantitative
Food Frequency Questionnaire (SQFFQ) menggunakan ukuran porsi.
Kemudian konversikan seluruh frekuensi bahan makanan yang digunakan ke
dalam penggunaan setiap hari dengan cara sebagai berikut :
1 kali/hari = 1
3 kali/hari = 3
28
4 kali/minggu = 4/7 hari = 0,57
5 kali/bulan = 5/30 hari = 0, 17
Frekuensi yang berulang-ulang setiap hari, dijumlahkan menjadi
konsumsi per hari. Kemudian menghitung asupan zat gizi sehari
menggunakan berat bahan makanan per hari menggunakan software
nutrisurvey. Asupan natrium dan kolestrol akan dikategorikan menjadi 2
yaitu asupan normal dan asupan lebih.
2. Analisis Data
Data yang terkumpul akan dianalisis secara deskriptif dalam bentuk distribusi
frekuensi.
G. Definisi Operasional
1. Hipertensi merupakan suatu keadaan sampel yang didiagnosa hipertensi oleh
dokter atau tenaga medis lain, diukur menggunakan tensimeter yang diperoleh
dari rekam medik.
2. Asupan natrium adalah jumlah natrium yang dikonsumsi dalam sehari yang
berasal dari garam dan sumber makanan lain.
Kriteia :
Asupan normal : < 2.400 mg
Asupan lebih : ≥ 2.400 mg
3. Asupan kolestrol adalah jumlah kolestrol yang dikonsumsi dalam sehari.
Kriteria :
Asupan normal : < 300 mg
Asupan lebih : ≥ 300 mg
29
4. Pasien hipertensi rawat jalan adalah pelayanan medis kepada seorang pasien
hipertensi untuk tujuan pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan
pelayanan kesehatan lainnya, tanpa mengharuskan pasien tersebut dirawat inap.
30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Keadaan Geografis
Sejak bulan November 2012, Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi
Tenggara (RSU Prov. Sultra) pindah dari jalan Dr. Ratulangi No. 151
Kelurahan Kemaraya Kecamatan Mandonga ke jalan Kapt. Pierre Tendean
No. 40 Baruga, dan bernama Rumah Sakit Daerah (RSUD) Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara. Lokasi ini sangat strategis karena mudah
dijangkau dengan kendaraan umum. Adapun batas-batas RSUD Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara secara administratif sebagai berikut :
1) Sebelah Utara : Kantor Pengadilan Agama
2) Sebelah Timur : Kantor Polsek Baruga
3) Sebelah Selatan : Perumahan Penduduk
4) Sebelah Barat : Balai Pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara
b. Sarana dan Prasarana
RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara berdiri di atas tanah
dengan luas mencapai 170.000 m2. Sarana dan prasarana yang berupa
bangunan fisik seluas 54.127 m2 sedangkan selebihnya belum terealisasi atau
belum selesai dibangun. Namun semua bangunan yang telah dioprasikan
memiliki tingkat aktivitas yang sangat tinggi.
Sebagian sarana fisik termasuk sarana pelayanan pasien telah
direhabilitasi namun masih ada beberapa sarana fisik lain yang memerlukan
31
rehabilitas dan renovasi. Sarana kesehatan terdiri dari pelayanan rawat jalan,
rawat inap, instalasi dan pelayanan penunjang medik. Pelayanan rawat jalan
terdiri: poliklinik penyakit dalam, poliklinik kesehatan anak, poliklinik
bedah, poliklinik THT, poliklinik mata, poliklinik kulit dan kelamin,
poliklinik kesehatan gigi dan mulut, poliklinik neurologi, poliklinik
kebidanan dan penyakit kandungan, poliklinik jantung dan kardiovaskular
dan poliklinik gizi.
Sedangkan pelayanan rawat inap terdiri dari: ruang perawatan penyakit
dalam, kesehatan anak, bedah, THT, mata, kulit dan kelamin, gigi dan mulut,
neurologi, penyakit kandungan, perawatan intensif, prenatologi. Sedangkan
instalasi terdiri dari instalasi gawat darurat dan instalasi rehabilitasi medik.
Pelayanan penunjang antara lain terdiri dari: patologi klinik, patologi
anatomi, radiologi, farmasi, dan pelayanan lain seperti binantu, ambulance
serta pengatur jenazah.
Prasarana rumah sakit terdiri dari: listrik dari PLN tersedia 1.100 KVA
dibantu dengan 2 unit genset (2 x 250 KVA), air yang digunakan berasal dari
sumur dalam, sumur bor dan PDAM, sarana komunikasi berupa jaringan
PABX dan jaringan internet, sistem alarm kebakaran, hydrant, dan tabung
kebakaran disemua gedung, pembuangan limbah padat (insenarator) dan
pembuangan limbah cair (IPAL).
c. Visi dan Misi Rumah Sakit
Visi RSUD bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu
―Pembangunan kesehatan di Sultra mengacu pada visi yang telah ditetapkan
oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu terwujudnya
32
masyarakat Sulawesi Tenggara yang sehat 2010‖. Untuk mewujudkan visi
tersebut, maka misi yang diemban oleh RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara adalah:
1) Memberikan pelayanan kesehatan prima berlandaskan etika profesi.
2) Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
3) Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, dan penelitian tenaga
kesehatan.
Motto RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara adalah:
―Melayani dengan hati dan senyuman‖ dan Filosofi RSUD Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara adalah ―Melayani dengan baik merupakan
ibadah‖.
d. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit
Tugas pokok dan fungsi RSUD Bahteramas Sulawesi Tenggara
mengacu pada Perda Nomor 5 tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara dan Pola Tata Kelola RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara yakni
―Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan hasil guna dengan
mengutamakan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan serta
pencegahan, dan melaksanakan upaya rujukan‖.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut diatas, RSU
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara mempunyai fungsi yaitu
menyelenggarakan pelayanan medik, menyelenggarakan pelayanan
penunjang medik, menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan,
33
menyelenggarakan pelayanan rujukan, menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan, menyelenggarakan penelitian dan pengembangan kesehatan,
menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan.
e. Organisasi dan Manajemen
Struktur organisasi RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
ditetapkan berdasarkan PP Nomor 41 tahun 2007 yang dituangkan dalam
Perda Provinsi Sulawesi Tenggara No 5 tahun 2008, Peraturan Gubernur
Sulawesi tenggara Nomor 65 tahun 2008 dan Pola Tata Kelola RSU Provinsi
Sulawesi Tenggara.
Pimpinan RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara disebut
Direktur dan menduduki jabatan struktural eselon II B. Direktur dibantu oleh
tiga orang wakil direkdur yaitu wakil direktur umum dan keuangan, wakil
direktur pendidikan dan pelatihan serta wakil direktur pelayanan, masing
menduduki jabatan struktural eselon III A. wakil direktur umum dan
keuangan membawahi tiga bagian yakni bagian umum, bagian keuangan dan
bagian perencanaan dan rekam medis. Kepala bidang dan kepala bagian
masing menduduki jabatan struktural eselon III B. wakil direktur pendidikan
dan pelayanan membawahi bidang pendidikan dan pelatihan. Sedangkan
wakil direktur pelayanan membawahi dua bidang yakni bidang pelayanan
medik dan bidang keperawatan.
Masing-masing kepala bidang dan kepala bagian membawahi seksi atau
sub bagian yaitu kepala bidang pelayanan medik membawahi seksi
pelayanan medik, pelayanan penunjang medik serta seksi diklat dan
penelitian dan pengembangan kesehatan. Kepala bidang keperawatan
34
membawahi seksi pelayanan keperawatan dan seksi etika dan mutu
keperawatan. Sedangkan kepala bagian membawahi sub bagian masing-
masing yaitu kepala bagian umum membawahi sub bagian tata usaha, sub
bagian kepegawaian dan sub bagian perlengkapan rumah tangga. Kepala
bagian keuangan membawahi sub bagian mobilisasi dana, sub bagian
verifikasi dan akuntansi dan sub bagian perbendaharaan, serta kepala bagian
perencanaan dan rekam medis membawahi sub bagian penyusunan program
dan pelaporan, sub bagian rekam medis dan sub bagian pemasaran dan
hokum. Kepala seksi dan kepala sub bagian masing-masing menduduki
jabatan struktural eselon IV B.
Selain jabatan struktural, di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi
tenggara juga terdapat jabatan fungsional yakni kepala-kepala instalasi yang
dibawahi langsung oleh kepala instalasi. Sedangkan komite medis yang
merupakan perwakilan dan kelompok staf medis fungsional dibawahi
langsung oleh direktur. Pengangkatan kepala instalasi adalah wewenang
direktur, sedangkan pengangkatan komite medis adalah wewenang direktur
atas usulan direktur.
f. Tenaga Kesehatan
Tenaga Kesehatan di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
hingga tahun 2016 berjumlah 771 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS), terdiri
atas tenaga medis sebanyak 71 orang, paramedis perawatan sebanyak 358
orang, paramedis non perawatan 212 orang dan non medis sebanyak 121
orang. Sedangkan tenaga kontrak sebanyak 74 orang.
35
2. Karakteristik Responden
Karakteristik responden di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara disajikan pada tabel 4 sebagai berikut:
Tabel 4
Karakteristik Responden di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara
Indikator n %
Umur 56,4 ± 8,42*
Jenis Kelamin
Perempuan
Laki-Laki
21
15
58,3
41,7
Ket :
*Mean (± standar deviasi 8,42)
*Umur (n= 36 orang)
Tabel 4 menunjukkan bahwa responden rata-rata berumur 56,4 ± 8,42,
tingginya hipertensi sejalan dengan bertambahnya umur yang disebabkan oleh
perubahan struktur pada pembuluh darah besar. Sebagian besar responden
berjenis kelamin perempuan, yakni sebanyak 21 orang (58,3%).
3. Gambaran Asupan Makan Natrium dan Kolestrol Pada Pasien Hipertensi
a. Asupan Makan Natrium
Berdasarkan asupan makan natrium responden di RSUD Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara yang diperoleh dengan emnggunakan metode
semi quantitative food frequency (SQFFQ) disajikan pada tabel 5 sebagai
berikut:
36
Tabel 5
Distribusi Asupan Makan Natrium Responden di
RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
Jenis Kelamin
Asupan Makan Natrium
Normal
(<2400 mg)
Lebih
(≥2400 mg) Nilai
n % n %
Perempuan 4 11,1 17 47,2 2585,18
Laki-Laki 2 5,6 13 36,1 2524.28
Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis
kelamin perempuan memiliki asupan makan natrium lebih sebanyak 17 orang
(47,2%), dan responden berjenis kelamin laki-laki yang memiliki asupan
natrium tinggi sebanyak 13 orang (36,1%).
b. Asupan Makan Kolestrol
Berdasarkan asupan makan kolestrol responden di RSUD Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara yang diperoleh dengan emnggunakan metode
semi quantitative food frequency (SQFFQ) disajikan pada tabel 6 sebagai
berikut:
Tabel 6
Distribusi Asupan Makan Kolestrol Responden di
RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
Jenis Kelamin
Asupan Makan Kolestrol
Normal
(<300 mg)
Lebih
(≥300 mg) Nilai
n % n %
Perempuan 16 44,5 5 13,9 214.93
Laki-Laki 12 33,3 3 8,3 211.39
Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden perempuan
memiliki asupan kolestrol normal, yakni sebanyak 16 orang (44,5%), dan
37
responden laki-laki yang memiliki asupan kolestrol normal, yakni sebanyak
12 orang (33,3%).
B. Pembahasan
Responden pada penelitian ini rata-rata berumur 56,4 ± 8,42. Umur
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah. Umur berkaitan
dengan tekanan darah tinggi (hipertensi). Semakin tua seseorang maka semakin besar
resiko terserang hipertensi (Khomsan, 2003). Hal ini terjadi karena pada usia tersebut
arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku karena itu darah pada
setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh darah yang sempit daripada
biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan darah.
Responden pada penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin perempuan
yaitu sebanyak 21 orang (58,3%) dan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 15 orang
(41,7%). Dalam penelitian ini subjek yang banyak mengalami hipertensi adalah
perempuan. Menurut Singalingging (2011) rata-rata perempuan akan mengalami
peningkatan resiko tekanan darah tinggi (hipertensi) setelah menopouse yaitu usia
diatas 45 tahun. Perempuan yang belum menopouse dilindungi oleh hormon
estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein
(HDL). Kadar kolesterol HDL rendah dan tingginya kolesterol LDL (Low Density
Lipoprotein) mempengaruhi terjadinya proses aterosklerosis (Anggraini dkk, 2009).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien hipertensi rawat
jalan di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara yang berjenis kelamin
perempuan memiliki asupan makan natrium lebih sebanyak 17 orang (47,2%), dan
38
responden berjenis kelamin laki-laki yang memiliki asupan natrium lebih sebanyak
13 orang (36,1%).
Banyaknya makanan yang mengandung natrium berpengaruh terhadap
jumlah natrium yang masuk kedalam tubuh, dimana 75% konsumsi natrium berasal
dari makanan olahan, jika konsumsi natrium berlebih akan menyebabkan
penumpukan cairan dalam tubuh sehingga meningkatkan volume darah yang pada
akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. (Teguh 2009 dalam Melisa 2011).
Asupan natrium yang tinggi akan menyebabkan pengeluaran berlebihan
hormon natriouretik. Apabila terlalu banyak air keluar dari tubuh, volume darah dan
tekanan darah akan turun. Sel-sel ginjal akan mengeluarkan enzim renin. Renin
mengaktifkan protein di dalam darah yang dinamakan angiotensinogen ke dalam
bentuk aktif berupa angiotensin. Angiotensin akan mengecilkan diameter pembuluh
darah sehingga tekanan darah akan naik. Jantung harus memompa keras untuk
mendorong volume darah yang meningkat melalui ruang yang makin sempit
sehingga menyebabkan hipertensi. Konsumsi garam (natrium) yang tinggi selama
bertahun-tahun kemungkinan meningkatkan tekanan darah karena meningkatnya
kadar sodium di dalam sel-sel otot halus pada dinding arteriol. Garam menyebabkan
penumpukan cairan dalam tubuh karena menarik cairan di luar sel agar tidak
dikeluarkan, sehingga akan meningkatkan volume dan tekanan darah. (Atun, dkk
2014).
Konsumsi tinggi lemak juga dapat menyebabkan tekanan darah meningkat.
Konsumsi lemak yang berlebihan akan meningkatkan kadar kolesterol dalam
darah terutama kolesterol LDL dan akan tertimbun dalam tubuh. Kolesterol tersebut
akan melekat pada dinding pembuluh darah yang lama-kelamaan pembuluh darah
39
akan tersumbat diakibatkan adanya plaque dalam darah yang disebut dengan
aterosklerosis. Plaque yang terbentuk akan mengakibatkan aliran darah
menyempit sehingga volume darah dan tekanan darah akan meningkat (Morrell,
2005 dalam Ismuningsih 2013).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien hipertensi rawat
jalan di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara yang berjenis kelamin
perempuan memiliki asupan kolestrol normal, sebanyak 16 orang (44,5%), dan
responden laki-laki yang memiliki asupan kolestrol normal, yakni sebanyak 12 orang
(33,3%). Asupan makan kolestrol lebih responden yang berjenis kelamin perempuan
adalah sebanyak 5 orang (13,9%), dan responden yang berjenis kelamin laki-laki
adalah sebanyak 3 orang (8,3%).
Jenis makanan sumber natrium dan kolestrol sering dikonsumsi oleh
responden diantaranya untuk sumber karbohidrat: roti sebagian besar dikonsumsi 1-
2x/minggu, mie sebagian besar dikonsumsi 2-3x/minggu, bihun sebagian besar
dikonsumsi 1-2x/bulan, kue kering dikonsumsi 1-2x/mg, biskuit sebagian besar
dikonsumsi 1-2x/hari. Sumber protein hewani diantaranya ikan asin sebagian besar
dikonsumsi 1-2x/bulan, ikan sarden sebagian besar dikonsumsi 1x/bulan, cumi-cumi
segar sebagian besar dikonsumsi 1-3x/bulan, udang segar sebagian besar dikonsumsi
1x/minggu, susu sebagian besar dikonsumsi 1-3x/bulan, daging sapi sebagian besar
dikonsumsi 1x/bulan, daging ayam boiler sebagian besar dikonsumsi 1x/minggu,
telur ayam ras sebagian besar dikonsumsi 3x/minggu, ikan tongkol sebagian besar
dikonsumsi 2-3x/minggu, ikan bandeng sebagian besar dikonsumsi 1-2x/minggu,
ikan lele dumbo sebagian besar dikonsumsi 1-2x/bulan. Sumber protein nabati yang
sering dikonsumsi adalah kacang tanah 1-2x/minggu. Jenis bumbu yang sering
40
dikonsumsi adalah garam yakni 3x/hari (1-1 ½ sdt /hari), saos sebagian besar
dikonsumsi 2-3x/minggu, kecap manis sebagian besar dikonsumsi 2-3x/minggu.
Semua responden yang merupakan pasien hipertensi rawat jalan di RSUD
bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara pada umumnya sudah mendapatkan edukasi
untuk membatasi mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak garam
(natrium) atau makanan yang mempunyai rasa asin. Sebagian besar responden biasa
mengkonsumsi makanan yang diolah dengan cara direbus atau dibakar, hanya sedikit
responden yang biasa mengkonsumsi makanan dengan pengolahan digoreng.
Keterbatasan pada penelitian ini adalah kurangnya jenis makanan yang
terdapat pada formulir semi-FFQ, jenis makanan yang sudah diolah dan yang biasa
dikonsumsi oleh masyarakat Sulawesi Tenggara serta yang mengandung tinggi
garam (natrium) dan kolestrol.
41
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah
sebagai berikut:
1. Pasien hipertensi rawat jalan di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
memiliki asupan makan natrium lebih berjenis kelamin perempuan sebanyak 17
orang (47,2%) dengan nilai 2.585,18 mg dan asupan makan natrium lebih
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 13 orang (36,1%) dengan nilai 2.524,28 mg.
2. Pasien hipertensi rawat jalan di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
memiliki asupan kolestrol normal yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 16
orang (44,5%) dengan nilai 214,93 mg, dan laki-laki yang memiliki asupan
kolestrol normal, yakni sebanyak 12 orang (33,3%) dengan nilai 211,39 mg.
B. Saran
1. Bagi penderita hipertensi, agar dapat lebih membatasi makanan yang
mengandung tinggi garam (natrium) atau makanan yang memiliki rasa asin.
2. Bagi peneliti lain, jika meeliti variabel yang sama agar dapat menambahkan
berbagai jenis makanan sumber natrium dan kolestrol lainnya.
42
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, AD.,Waren, S., Situmorang, E., Asputra, H., dan Siahaan, SS. 2009.
Faktor—Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien
Yang Berobat Di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode Januari
Sampai Juni 2008. Fakultas Kesehatan. Universitas Riau. Files of DrsMed-FK
UNRI : 1-41
Atmasier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia. Jakarta
Atun, L, Siswati, T, Kurdanti W. 2014. Sumber Asupan Natrium, Rasio Kalium
Natrium, Aktivitas Fisik, Dan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi. Media
Gizi Mikro Indonesia. Vol. 6, No. 1, Hal 63-71.
Data Rekam Medik. RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara. 2017
Dinkes, 2015. Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara.Dinkes Provinsi Sulawesi Tenggara.
Kendari. p 101.
Harefa, V.M. 2017. Hubungan Kadar Kolestrol Dengan Derajat Hipertensi Pada
Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Hiliweto Gido Kabupaten
Nias. Universitas Sumatra Utara Medan. Skripsi.
Ismuningsih, R. 2013. Pengaruh Konsumsi Lemak Terhadap Tekanan Darah Penderita
Hipertensi Rawat Jalan Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.
Universitas Muhammadiyah Surakarta. KTI.
Jumria. 2016. Hubungan Hipertensi Pada Ibu Hamil Dengan Berat Badan Dan Panjang
Badan Lahir Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Wakatobi. Politeknik
Kesehatan Kendari. KTI.
Kemenkes RI. 2013. Laporan Riset Kesehatan Dasar. Badan Kementrian Kesehatan.
Jakarta. RI, p 88.
Kemenkes RI. 2014. InfoDatin : Hipertensi. Jakarta : Pusat Data dan Informasi
Kementrian Kesehatan RI.
43
Kemenkes RI. 2014. Buku Foto Makanan Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI
2014). Jakarta.
Legi, N, Rumagit, F.A, Ansyu, E.Y. 2015. Asupan Lemak Dan Natrium Pada Penderita
Hipertensi Di Puskesmas Paceda Kecamatan Mandidir Kota Belitung. Info
Kesehatan. Vol. 10 No. 1. Hal: 68-75.
Lemeshow, S & David W.H.Jr, 1997. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan
(terjemahan). Gadjhmada University Press. Yogyakarta.
Maryati, H. 2017. Hubungan Kadar Kolestrol Dengan Tekanan Darah Penderita
Hipertensi Di Dusun Sidomolyo Desa Rehoagung Kecamatan Ploso Kabupaten
Jombang. Indonesian Jurnal Of Human Nutrition. Vol. 8 No. 2. Hal: 128-137.
Melisa. 2011. Faktor Resiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Di RSUD
Kabupaten Wakatobi. Politeknik Kesehatan Kendari. KTI.
Muhammadun, A.S., 2010. Hidup bersama hipertensi. Yogyakarta: In-Books.
Pusparani, I.D. 2016. Gambaran Gaya Hidup Pada penderita Hipertensi Di Puskesmas
Ciangsana Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor. Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi
Prihatini, S, Permaesih, D, Julianti, E.D. 2016. Asupan Natrium Penduduk Indonesia:
Analisis Data Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI) 2014. Gizi
Indonesia. Vol. 39 No. 1. Hal: 15-24.
Prodi D-III Gizi. 2017. Pedoman Menulis Karya Ilmiah. Politeknik Kesehatan Kendari.
Qoni’ah. 2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung, dan
Stroke. Dianloka Pustaka. Yogyakarta. Hal 71-72.
Rahima, D, Rahmawati, W, Holipah, Wirawan, N. 2016. Asupan Kolestrol Dan
Tekanan Darah Pada WUS Hipertensi Suku Madura di Kota Malang. Indonesian
Jurnal Of Human Nutrition. Vol. 3 No. 2. Hal: 75-83.
Saidin, M. 2000. Kandungan Kolestrol Dalam Berbagai Bahan Makanan Hewani. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Gizi, Badan Litbangkes, Depkes RI. Vol. 27 No 2
44
Supariasa,dkk, 2016. Penilaian Status Gizi, Ed 2. Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Septianggi, F.N, Mulyati, T, Sulistya, H.K. 2013. Hubungan Asupan Lemak Dan
Asupan Kolestrol Dengan Kadar Kolestrol Total Pada Penderita Jantung
Koroner Rawat Jalan Di RSUD Tugurejo Semarang. Jurnal Gizi Universitas
Muhammadiyah Semarang. Vol. 2. No. 2.
45
LAMPIRAN
Lampiran 1 Penelitian Asupan Natrium Dan Kolestrol Pasien Hipertensi Rawat Jalan
Di Rumah Sakit Umum Bahteramas tahun 2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Gizi
Program Studi Diploma III Jl. Patimura No. 45 Kota Kendari Telp./Fax.0401-3123173
LEMBAR PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONDEN
Saya adalah mahasiswa Prodi DIII Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Kendari yang saat ini sedang melakukan penelitian. Oleh karena itu, saya memohon kesediaan waktu ibu/bapak untuk melakukan wawancara selama maksimal 1 jam. Saya akan merahasiakan seluruh informasi yang ibu/bapak berikan. Perlu saya informasikan bahwa keikut sertaan ibu/bapak dalam wawancara ini bersifat suka rela.
Setelah dijelaskan mengenai tujuan dan manfaat studi tentang “Gambaran Asupan Natrium Dan Kolestrol Pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Bahteramas”, maka saya:
Nama(usia) :…………………................................……………………….. ( ……tahun) Alama :………..………………………………………………………. No.HP :………..……………………………………………………….. Secara suka rela dan tanpa ada paksaan setuju untuk menjadi responden dan di wawancarai dalam studi
ini.
Bahteramas ,....................................... 2018 Tanda tangan Responden
Nama:………….….........…….…………..
Lampiran 2
Penelitian Asupan Makan Natrium dan Kolestrol Pada Penderita Hipertensi
Di Rumah Sakit Umum Bahteramas tahun 2018
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
Jurusan Gizi
Program Studi Diploma III
Jl. Patimura No. 45 Kota Kendari Telp./Fax.0401-3123173
Nama Responden :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
No Hp :
Formulir Metode Semi Kuantitatif FFQ
Jenis Makanan
Ukuran
Penyajian
Frekuensi Konsumsi Porsi Rata-rata
frekuensi/hari
Rata-rata
gram/hari 1x /
hari
1x /
minggu
1x /
bulan
Tidak
pernah URT
Gram
1. Karbohidrat
a. Roti
b. Mie
c. Bihun
d. Kue kering
e. Biscuit
f. kreackers
2. Protein hewani
a. Kornet
b. Ikan Asin
c. Ikan sarden
d. Cumi-cumi segar
e. Cumi kering
f. Udang segar
g. Udang kering
h. Telur asin
i. Susu
j. Daging sapi
k. Daging kambing
l. Daging ayam boiler
m. Daging ayam kampung
n. Hati ayam boiler
o. Rempela ayam boiler
p. Jantung ayam boiler
q. Usus ayam boiler
r. Kulit ayam boiler
s. Telur ayam boiler
t. Kuning terlur ayam boiler
u. Hati ayam kampung
v. Rampela ayam kampung
w. Jantung ayam kampung
x. Usus ayam kampung
y. Kulit ayam kampung
z. Telur ayam kampung
aa. Kuning terlur ayam kampung
bb. Ikan tongkol
cc. Ikan bandeng
dd. Ikan bawal
ee. Ikan mas
ff. Ikan mujair
gg. Ikan nila
hh. Ikan sepat
ii. Ikan lele lokal
jj. Ikan lele dumbo
3. Protein nabati
a. Keju
b. Kacang Tanah
4. Sayur
a. Sawi asin
b. Acar
5. Buah
a. Buah dalam kaleng
6. Bumbu-Bumbu
a. Garam
b. Vetsin
c. Masako
d. Royiko
e. Saos tomat
f. Saos cabe
g. Kecap manis
h. Kecap asin
i. Minyak kelapa
j. Mentega
k. Margarine
Lampiran 3
Master Tabel Asupan Natrium Dan Kolestrol
No Nama Jenis
Kelamin
Usia Alamat Pendidikan Pekerjaan Tekanan
Darah
Asupan
Natrium
Kategori Asupan
Natrium
Asupan
Kolestrol
Kategori Asupan
Kolestrol
1 A P 64 lapulu D3 pensiunan 180/100 2252.75 asupan natrium
normal
308.5 asupan kolestrol
lebih
2 S P 52 jln dr
sutomo
S1 ibu rumah
tangga
150/80 2928.69 asupan natrium
lebih
188.3 asupan kolestrol
normal
3 AN L 48 pondidaha SD wiraswasta 130/80 2005 asupan natrium
normal
137.1 asupan kolestrol
normal
4 T P 66 baito SMA ibu rumah
tangga
140/70 2592.15 asupan natrium
lebih
268.8 asupan kolestrol
normal
5 B L 69 benu-benua D1 pensiunan 140/90 2620.72 asupan natrium
lebih
339.4 asupan kolestrol
lebih
6 SH P 65 lepo-lepo D1 pensiunan 140/90 2250.89 asupan natrium
normal
323.3 asupan kolestrol
lebih
7 BD L 57 rabunale SMA wiraswasta 130/90 2204.15 asupan natrium
normal
154.3 asupan kolestrol
normal
8 DH P 60 batu gong SD ibu rumah
tangga
130/100 2481.15 asupan natrium
lebih
302.1 asupan kolestrol
lebih
9 DN P 53 kemaraya D3 PNS 120/70 2514.02 asupan natrium
lebih
318.4 asupan kolestrol
lebih
10 drs A L 71 baruga S1 pensiunan 130//80 2512.72 asupan natrium
lebih
347.9 asupan kolestrol
lebih
11 E P 44 pondidaha SMA ibu rumah
tangga
140/90 2511.49 asupan natrium
lebih
160.2 asupan kolestrol
normal
12 A P 56 unaaha S1 PNS 160/90 1992.59 asupan natrium
normal
265.7 asupan kolestrol
normal
13 SU P 49 konda SD pedagang 170/90 2784.14 asupan natrium 303.4 asupan kolestrol
lebih lebih
14 MY L 46 sodoha SMA wiraswasta 130/70 2417.1 asupan natrium
lebih
216.8 asupan kolestrol
normal
15 IS L 65 baruga S1 pensiunan 130/90 2802.53 asupan natrium
lebih
163.9 asupan kolestrol
normal
16 DR L 60 kadia SD pensiunan 130/90 2413.56 asupan natrium
lebih
319.9 asupan kolestrol
lebih
17 J L 40 konawe
utara
S1 PNS 140/80 2594.43 asupan natrium
lebih
281.4 asupan kolestrol
normal
18 M P 58 moramo SD ibu rumah
tangga
160/100 2607.17 asupan natrium
lebih
199.7 asupan kolestrol
normal
19 N P 40 wolesi SD ibu rumah
tangga
160/90 2551.78 asupan natrium
lebih
259 asupan kolestrol
normal
20 MS L 67 kemaraya SMP petani 180/100 2926.51 asupan natrium
lebih
155.6 asupan kolestrol
normal
21 S L 57 pondidaha SMA wiraswasta 145/80 2862.81 asupan natrium
lebih
173.3 asupan kolestrol
normal
22 JS P 53 azatata SMA ibu rumah
tangga
120/80 2358.9 asupan natrium
normal
226.5 asupan kolestrol
normal
23 SM P 65 graha mulya SMA ibu rumah
tangga
170/70 2805.5 asupan natrium
lebih
171.1 asupan kolestrol
normal
24 K P 50 andonohu SD ibu rumah
tangga
140/100 2418.1 asupan natrium
lebih
135.2 asupan kolestrol
normal
25 LI L 50 baruga SMA wiraswasta 150/90 2508.31 asupan natrium
lebih
187.1 asupan kolestrol
normal
26 JM L 55 silia jaya SD wiraswasta 150/80 2618.64 asupan natrium
lebih
263.8 asupan kolestrol
normal
27 LA L 60 btn korem SMA pensiunan 140/100 2500.49 asupan natrium
lebih
155.9 asupan kolestrol
normal
28 MSN L 59 mataiwoi S1 PNS 130/80 2413.38 asupan natrium
lebih
141 asupan kolestrol
normal
29 H P 41 lepo-lepo S1 ibu rumah
tangga
150/100 2697.27 asupan natrium
lebih
134.6 asupan kolestrol
normal
30 BH L 59 konawe SMA pensiunan 130/80 2463.9 asupan natrium
lebih
133.5 asupan kolestrol
normal
31 MB P 55 punrang SMA ibu rumah
tangga
170/70 2896.88 asupan natrium
lebih
121.2 asupan kolestrol
normal
32 N P 53 batu gong SMP ibu rumah
tangga
140/100 2838.61 asupan natrium
lebih
153.3 asupan kolestrol
normal
33 HM P 55 KONSEL SD ibu rumah
tangga
150/80 2726.34 asupan natrium
lebih
141.6 asupan kolestrol
normal
34 hj. DN P 61 perumnas S1 pensiunan 130/70 2598.17 asupan natrium
lebih
189.3 asupan kolestrol
normal
35 JY P 72 sao-sao SD ibu rumah
tangga
140/100 2506.92 asupan natrium
lebih
217.9 asupan kolestrol
normal
36 SS P 57 Soropia SD ibu rumah
tangga
200/100 2975.44 asupan natrium
lebih
125.5 asupan kolestrol
normal
Lampiran 4. Hasil Analisi Statistik
Statistics
usia responden
N Valid 36
Missing 0
Mean 56.44
Std. Deviation 8.419
Statistics
jenis kelamin responden
N Valid 36
Missing 0
Mean 1.58
Median 2.00
Std. Deviation .500
Minimum 1
Maximum 2
jenis kelamin responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
laki-laki 15 41.7 41.7 41.7
perempuan 21 58.3 58.3 100.0
Total 36 100.0 100.0
kategori tekanan darah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid hipertensi 36 100.0 100.0 100.0
Statistics
asupan natrium responden
N Valid 36
Missing 0
Mean 2559.8111
Median 2532.9000
Std. Deviation 242.38563
Minimum 1992.59
Maximum 2975.44
kategori natrium
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
asupan natrium normal 6 16.7 16.7 16.7
asupan natrium lebih 30 83.3 83.3 100.0
Total 36 100.0 100.0
Statistics
asupan kolestrol responden
N Valid 36
Missing 0
Mean 213.4583
Median 188.8000
Std. Deviation 72.57489
Minimum 121.20
Maximum 347.90
kategori kolestrol
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
asupan kolestrol normal 28 77.8 77.8 77.8
asupan kolestrol lebih 8 22.2 22.2 100.0
Total 36 100.0 100.0
sumber karbohidrat roti
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1x/bln 2 5.6 5.6 5.6
1x/hr 1 2.8 2.8 8.3
1x/mg 16 44.4 44.4 52.8
1xmg 1 2.8 2.8 55.6
2x/bln 1 2.8 2.8 58.3
2x/hr 1 2.8 2.8 61.1
2x/mg 11 30.6 30.6 91.7
3x/mg 2 5.6 5.6 97.2
tidak pernah 1 2.8 2.8 100.0
Total 36 100.0 100.0
sumber karbohidrat mie
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1x/bln 5 13.9 13.9 13.9
1x/hr 1 2.8 2.8 16.7
1x/mg 5 13.9 13.9 30.6
2x/mg 11 30.6 30.6 61.1
2xmg 1 2.8 2.8 63.9
3x/bln 1 2.8 2.8 66.7
3x/mg 11 30.6 30.6 97.2
4x/mg 1 2.8 2.8 100.0
Total 36 100.0 100.0
sumber karbohidrat bihun
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1x/bln 3 8.3 8.3 8.3
1x/hr 1 2.8 2.8 11.1
1x/mg 1 2.8 2.8 13.9
2x/bln 4 11.1 11.1 25.0
3x/bln 1 2.8 2.8 27.8
tidak pernah 26 72.2 72.2 100.0
Total 36 100.0 100.0
sumber karbohidrat kue kering
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1x/bln 2 5.6 5.6 5.6
1x/mg 4 11.1 11.1 16.7
2x/bln 1 2.8 2.8 19.4
2x/mg 2 5.6 5.6 25.0
3x/hr 1 2.8 2.8 27.8
tidak pernah 26 72.2 72.2 100.0
Total 36 100.0 100.0
sumber karbohidrat biskuit
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1x/bln 4 11.1 11.1 11.1
1x/hr 8 22.2 22.2 33.3
1x/mg 5 13.9 13.9 47.2
1xhr 1 2.8 2.8 50.0
2x/hr 2 5.6 5.6 55.6
2x/mg 4 11.1 11.1 66.7
3x/mg 4 11.1 11.1 77.8
4x/mg 7 19.4 19.4 97.2
tidak pernah 1 2.8 2.8 100.0
Total 36 100.0 100.0
sumber protein hewani ikan asin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1x/bln 13 36.1 36.1 36.1
1x/mg 2 5.6 5.6 41.7
2x/bln 4 11.1 11.1 52.8
2x/mg 1 2.8 2.8 55.6
3x/mg 1 2.8 2.8 58.3
tidak pernah 15 41.7 41.7 100.0
Total 36 100.0 100.0
sumber protein hewani ikan sarden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1x/bln 10 27.8 27.8 27.8
1x/mg 1 2.8 2.8 30.6
2x/bln 4 11.1 11.1 41.7
tidak pernah 21 58.3 58.3 100.0
Total 36 100.0 100.0
sumber protein hewani cumi-cumi segar
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1x/bln 10 27.8 27.8 27.8
1x/mg 9 25.0 25.0 52.8
2x/bln 3 8.3 8.3 61.1
2x/mg 1 2.8 2.8 63.9
tidak pernah 13 36.1 36.1 100.0
Total 36 100.0 100.0
sumber protein hewani udang segar
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1x/bln 8 22.2 22.2 22.2
1x/mg 10 27.8 27.8 50.0
2x/bln 6 16.7 16.7 66.7
2x/mg 1 2.8 2.8 69.4
tidak pernah 11 30.6 30.6 100.0
Total 36 100.0 100.0
sumber protein hewani susu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1x/bln 5 13.9 13.9 13.9
1x/mg 5 13.9 13.9 27.8
1xhr 1 2.8 2.8 30.6
2x/bln 1 2.8 2.8 33.3
2x/mg 4 11.1 11.1 44.4
3x/mg 4 11.1 11.1 55.6
tidak pernah 16 44.4 44.4 100.0
Total 36 100.0 100.0
sumber protein hewani daging sapi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1x/bln 15 41.7 41.7 41.7
1x/bn 1 2.8 2.8 44.4
1x/mg 1 2.8 2.8 47.2
2x/bln 5 13.9 13.9 61.1
2x/mg 1 2.8 2.8 63.9
3x/bln 1 2.8 2.8 66.7
tidak pernah 12 33.3 33.3 100.0
Total 36 100.0 100.0
sumber protein hewani ayam boiler
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1x/bln 1 2.8 2.8 2.8
1x/mg 22 61.1 61.1 63.9
2x/bln 3 8.3 8.3 72.2
2x/mg 2 5.6 5.6 77.8
3x/mg 1 2.8 2.8 80.6
tidak pernah 7 19.4 19.4 100.0
Total 36 100.0 100.0
sumber protein hewani telur ayam ras
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1x/hr 9 25.0 25.0 25.0
1x/mg 3 8.3 8.3 33.3
1xhr 2 5.6 5.6 38.9
2x/hr 1 2.8 2.8 41.7
3x/mg 12 33.3 33.3 75.0
4x/mg 6 16.7 16.7 91.7
tidak pernah 3 8.3 8.3 100.0
Total 36 100.0 100.0
sumber protein hewani ikan tongkol
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1x`mg 1 2.8 2.8 2.8
1x/hr 5 13.9 13.9 16.7
1x/mg 5 13.9 13.9 30.6
2x/bln 1 2.8 2.8 33.3
2x/mg 13 36.1 36.1 69.4
2xmg 1 2.8 2.8 72.2
3x/mg 6 16.7 16.7 88.9
4x/mg 3 8.3 8.3 97.2
tidak pernah 1 2.8 2.8 100.0
Total 36 100.0 100.0
sumber protein hewani ikan bandeng
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1x/hr 5 13.9 13.9 13.9
1x/mg 12 33.3 33.3 47.2
2x/mg 11 30.6 30.6 77.8
3x/mg 5 13.9 13.9 91.7
tidak pernah 3 8.3 8.3 100.0
Total 36 100.0 100.0
sumber protein hewani ikan lele dumbo
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1x/bln 8 22.2 22.2 22.2
2x/bln 5 13.9 13.9 36.1
3x/bln 2 5.6 5.6 41.7
tidak pernah 21 58.3 58.3 100.0
Total 36 100.0 100.0
sumber protein nabati kacang tanah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1x/bln 2 5.6 5.6 5.6
1x/mg 2 5.6 5.6 11.1
1xmg 1 2.8 2.8 13.9
2x/mg 5 13.9 13.9 27.8
3x/mg 1 2.8 2.8 30.6
5x/mg 1 2.8 2.8 33.3
tidak pernah 24 66.7 66.7 100.0
Total 36 100.0 100.0
bumbu garam
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2x/hr 6 16.7 16.7 16.7
3x/hr 30 83.3 83.3 100.0
Total 36 100.0 100.0
bumbu saos
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2x/mg 11 30.6 30.6 30.6
3x/mg 6 16.7 16.7 47.2
5x/mg 1 2.8 2.8 50.0
tidak pernah 18 50.0 50.0 100.0
Total 36 100.0 100.0
bumbu kecap
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1x/hr 1 2.8 2.8 2.8
1x/mg 2 5.6 5.6 8.3
2x/hr 1 2.8 2.8 11.1
2x/mg 12 33.3 33.3 44.4
3x/hr 1 2.8 2.8 47.2
3x/mg 9 25.0 25.0 72.2
4x/mg 2 5.6 5.6 77.8
5x/mg 1 2.8 2.8 80.6
tidak pernah 7 19.4 19.4 100.0
Total 36 100.0 100.0
minyak kelapa
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 3x/hr 36 100.0 100.0 100.0
Lampiran 5. Foto Dokumentasi