Transcript

GANGGUAN TUMBUHU KEMBANG ANAK

1. AUTISMEA. AUTISME INFANTILPsikosis ini terjadi sebelum usia 30 bulan. Ditandai dengan gangguan kualitatif padakomunikasi verbal dan nonverbal, pada aktifitas imajinatif, dan pada interaksi sosial timbal balik. EpidemiologiPrevalensi 3-4 : 10.000 anak. Manifestasi KlinisGejala yang penting ialah tidak atau kurang berkembangnya kemampuan verbal atau non verbal, kelainan pada pola berbicara, gangguan kemampuan mempertahankan percakapan, permainan sosial yang abnormal, tidak adanya empati,dan ketidakmampuan berteman. sering memperlihatkan gerakan stereotipik, kebutuhan kesamaan yang mencolok, minat yang sangat sempit dan keasyikan terhadap bagian-bagian tubuh. Anak autistik sering menarik diri dan sering menghabiskan waktunya untuk bermain sendiri. Kadang terdapat ledakan amarah. Kontak mata minimal atau tidak ada. Pengamatan visual terhadap gerakan jari dan tangan, pengunyahan benda, dan menggosok permukaan dapat menunjukkan penguatan kesadaran dan sensitivitas terhadap beberapa rangsangan. Hilangnya respons terhadap nyeri dan kurangnya respon terkejut terhadap suara-suara keras yang mendadak menunjukkan menurunnya sensitivitas pada rangsangan lain. Saat berbicara menunjukkan ekholalia, pembalikan kata ganti (pronomial). Dalam tes non verbal, beberapa anak yang kemampuan bicaranya berkembang menunjukkan intelektual yang baik. Anak autis mungkin terisolasi, berbakat luar biasa, analog dengan bakat orang dewasa terpelajar yang idiot.Ciri khas autistik adalah defisit dalam keteraturan verbal, abstraksi, memori rutin, dan pertukaran verbal timbal balik. PengobatanTerapi perilaku dapat meningkatkan kemahiran berbicara. Manajemen perilaku dapat mengatasi perilaku destruktif dan agresi.Antagonis opioat untuk mengubah masalah perilaku, penarikan diri, dan perilaku.

2. BIBIR SUMBINGCelah bibir ini timbul akibat adanya hypoplasia lapisan mesenkim, menyebabkan kegagalan penyatuan prosesus nasalis media dan prosesus maksilaris. Celah palatum muncul akibat terjadinya kegagalan dalam mendekatkan atau memfusikan lempeng palatum.a. Insidensi dan epidemiologiInsidensi celah bibir dengan atau tanpa adanya celah pada palatum kira-kira pada 1:600 kelahiran; sedangkan insidensi celah palatum sekitar 1:1000 kelahiran. Bibir sumbing lebih lazim terjadi pada laki-laki.Kemungkinan penyebab meliputi ibu yang terpajan obat, kompleks sindrom malformasi, maupun genetic. Insiden tertinggi pada orang asia dan terendah pada orang kulit hitam.b. Manifestasi klinisCelah bibir dapat terjadi dalam berbagai variasi, mulai dari takik kecil pada batas yang merah terang sampai celah sempurna yang meluas ke dasar hidung. Celah bisa unilateral (pada sisi kiri) ataupun bilateral, dan biasanya melibatkan rigi-rigi alveolus. Biasanya disertai gigi yang cacat bentuk, gigi tambahan atau bahkan tidak tumbuh gigi. Celah kartilago cuping hidung-bibir seringkali disertai dengan defisiensi sekat hidung dan pemanjangan vomer, menghasilkan tonjolan keluar bagian anterior celah prosesus maksilaris. Celah palatum murni terjadi pada linea mediana dan dapat melibatkan uvula saja, atau dapat meluas kedalam atau melalui palatum molle dan palatum durum sampai foramen insisivus.Klasifikasi yang diusulkan oleh Veau dibagi dalam 4 golongan yaitu : Golongan I : Celah pada langit-langit lunak (gambar 1). Golongan II : Celah pada langit-langit lunak dan keras dibelakang foramen insisivum (gambar 2). Golongan III : Celah pada langit-langit lunak dan keras mengenai tulang alveolar dan bibir pada satu sisi (gambar 3). Golongan IV : Celah pada langit-langit lunak dan keras mengenai tulang alveolar dan bibir pada dua sisi (gambar 4).

c. PengobatanMasalah paling utama dan mendesak adalah proses makan; segera setelah lahir, bayi dipasangi penutup plastic yang cocok, dimaksudkan untuk mengendalikan cairan tubuh, menjaga stabilitas segmen-segmen arkus lateral. Putting artifisial lunak dengan lubang yang besar berguna pada penderita ini. Tekanan lembut pada pipi bayi dengan labioschisis mungkin dapat meningkatkan kemampuan hisapan oral. Keadaan tambahan yang ditemukan adalah reflex hisap dan refleks menelan pada bayi dengan celah bibir tidak sebaik normal, dan bayi dapat menghisap lebih banyak udara pada saat menyusu. Cara memegang bayi dengan posisi tegak lurus mungkin dapat membantu proses menyusui bayi dan menepuk-nepuk punggung bayi secara berkala dapat membantu.Penutupan bibir sumbing secara bedah dilakukan pada usia 2 bulan, ketika anak telah menunjukkan kenaikan berat badan yang memuaskan dan bebas infeksi oral, saluran nafas dan sistemik.

Prosthetic feeding aids merupakan sebuah alat prostodontik yang dibentuk sesuai anatomi rahang dengan celah langit-langitnya sehingga menutup celah. Dengan mengembalikan kondisi rongga mulut dan hidung yang terpisah akan membantu dalam pemberian makan. Rancangan plat ini ditentukan oleh dapat tidaknya tekanan intra oral diciptakan. Dirancang dengan menambahkan ketinggian 2-3 mm ke arah permukaan mekanis belakang palatum durum sehingga lidah dapat berkontak dengan plat saat penghisapan. Secara fungsional perawatan plat ini berusaha untuk menormalisir pemberian susu, posisi lidah dan menelan dengan menutup celah

d. Komplikasi Infeksi telingaAnak dengan labio-palato schisis lebih mudah untuk menderita infeksi telinga karena terdapatnya abnormalitas perkembangan dari otot-otot yang mengontrol pembukaan dan penutupan tuba eustachius. Gangguan berbicaraPada bayi dengan labio-palato schisis biasanya juga memiliki abnormalitas pada perkembangan otot-otot yang mengurus palatum mole. Saat palatum mole tidak dapat menutup ruang/ rongga nasal pada saat bicara, maka didapatkan suara dengan kualitas nada yang lebih tinggi (hypernasal quality of 6 spech). Meskipun telah dilakukan reparasi palatum, kemampuan otot-otot tersebut diatas untuk menutup ruang/ rongga nasal pada saat bicara mungkin tidak dapat kembali sepenuhnya normal. Penderita celah palatum memiliki kesulitan bicara, sebagian karena palatum lunak cenderung pendek dan kurang dapat bergerak sehingga selama berbicara udara keluar dari hidung. Anak mungkin mempunyai kesulitan untuk menproduksi suara/ kata "p, b, d, t, h, k, g, s, sh, danch", dan terapi bicara (speech therapy) biasanya sangat membantu.

3. GANGGUAN BELAJAR

1. Gangguan Belajara. Ganggaun membaca (Disleksia)Ganggaun membaca ditandai oleh gangguan kemampuan untuk mengenali kata, membaca yang lambat dan tidak tepat, dan pemahaman yang buruk tanpa adanya kecerdasan yanbg rendah atau deficit sensorik yang bermakna. EpidemiologiDiperkirakan 4% anak usia sekolah di Amerika serikat memiliki gangguan membaca. EtiologiInsidensi tinggi ditemukan pada anak cerebral palsy dengan kecerdasan normal dan anak-anak epileptic. Komplikasi selama masa kehamilan, kesulitan prenatal dan pasca natal, prematuritas, BBLR ditemukan dalam riwayatr anak dengan gangguan membaca.Gangguan membaca sekunder ditemukan pada anak dengan lesi otak pascanatal di lobus sccipital kiri yang menyebabkan kebutaan lapangan pandang kanan. Gangguan juga bditemnukan pada anak dengan lesi splenum korpus kalosum yang menghambat transmisi informasi visual dari hemisfer kanan yang intak ke are bahasa di hemisfer kiri. Diagnosis

Kriteria diagnostic untuk gangguan membaca

APencapaian membaca, seperti yang diukur oleh tes baku yang diberikan secara individual tentang keakuratan atau pemahaman membaca, adalah jelas dibawah tingkat yang diharapkan menurut usia kronologis pasien, intelegensia yang terukur, dan pendidikan yang sesuai dengan usia

BGangguan dalam kriteria A secara bermakna mengganggu pencapaian akademik atau aktivitas kehidupan sehari-hari yang memerlukan keterampiulan membaca

CJika terdapat deficit sensorik, kesulitan membaca adalah melebihi apa yang biasanya berhubungan dengannya

Jika terdapat kondisi medis umum (missal: neurologis) atau deficit sensorik, maka ditulis pada aksis III

Ciri diagnostik utama adalah pencapaian membaca di bawah kapasitas intelektual seseorang.Ciri lain yaitu kesulitan mengingat, evokasi, dan mengikuti huruf dan kata yang dicetak; dalam memproses konstruksi tata bahasa yang sulit; dan dengan membuat kesimpulan.Tes psikoedukasionalTes pengejaan baku, menulis suatu komposisi, memproses dan menggunakan bahasa oral dan mencontoh rancangan, suatu pertimbangan keadekuatan penggunaan pensil. Skrining proyektis bias berupa menggambar tokoh manusia, tes mengisahkan gambar, dan melengkapi kalimat. Gambaran klinisGangguan ini biasanya tampak pada usia 7 tahun, pada kasus berat mungkin tampak pada usia 6 tahun.Anak dengan gangguan membaca membuat banyak kesalahan dalam membaca oralnya. Kesalahan membaca ditandi oleh menghilangkan, menambahkan, atau penyimpangan kata. Anak tersebut sulit membedakan karakter huruf dan ukuran huruf terutama yang dibedakan hanya oleh orientasi ruang dan panjang garis. Kecepatan membacanya lambat sering dengan pemahaman minimal. Anak dengan gangguan membaca kesulitan dalam mengurutkan kata, dan biasanya memulai membaca pada huruf pertengahan atau pada akhir kalimat yang tercetak atau tertulis. Kadang-kadang anak tersebut memindahkan huruf yang akan dibaca karena kesulitan pengurutan kiri ke kanan. Kegagalan mengingat dan menemukan yang menetap menyebabkan pengingatan nama dan bunyi huruf yang buruk. TerapiPengobatan pendekatan pendidikan

b. Gangguan berhitungGangguan berhitung adalah suatu ketidakmampuan dalam melakukan keterampilan aritmatika yang diharapkan untuk kapasitas intelektual dan tingkat pendidikan seseorang. Keterampilan aritmatika diukur dengan tes yang dilakukan dan diberikan secara individual. Tidak adanya kemampuan berhitung yang diharapkan mengganggu kinerja sekolah atau aktivitas hidup sehari hari, dan gangguan yang ada aadalah melebihi dari gangguan yang menyertai deficit neurologis atau bsensorik yang ada. EpidemiologiPrevalensi gangguan matematika belum diteliti dengan baik dan dapat diperkirakan dengan kasar sebesar 6% dari anak anak usia sekolah yang tidak mengalami redratasi mental. Besarnya keterbatasan pendidikan mempengaruhi angka tersebut adalah tidak jelas. Data tidak berarti bahwa anak dengan gangguan matematika kemungkinan menunjukkan gangguan belajar atau ketidakmampuan bahasa lainnya. Rasio jenis kelamin gangguan matematika masih diteliti. Gangguan mungkin lebih sering pada anak perempuan dibandingkan dengan laki laki.

EtiologiPenyebab gangguan matematika adalah tidak diketeahui. Suatu teori awal mengajukan deficit neurologis di hemisfer serebral kanan, terutama di lobus osipitalis. Daerah tersebut adalah bertanggung jawab untuk memproses stimulasi visual spasial yang sebaliknya adalah bertanggung jawab untuk keterampilan matematika. Tetapi keabsahan teori tersebut mendapatkan sedikit dukungan pada penelitian neuropsikiatrik setelahnya.Pandangan sekarang adalah bahwa penyebabya adalah multifactorial. Factor maturasional, kognitif, emosional, pendidikan, dan sosioekonomi menyebabkan berbagai derajat dan kombinasi unbtuk gangguan matematika. Dibandingkan dengan membaca, kemampuann aritmatika tampaknya lebih tergantung pada jumlah dan kualitas intruksi. Diagnosis Gambaran klinisGAMBARAN KLINIS GANGGUAN BERHITUNG

APencapaian matematika, seperti yang diukur oleh tes baku yang diberikan secara individual, adalah jelas dibawah tingkat yang diharapkan menurut usia kronologis pasien, intelegensia yang terukur, dan pendidikan yang sesuai dengan usia.

BGangguan dalam kriteria A secara bermakna mengganggu pencapaian akademik atau aktivitas kehidupan sehari hari yang memerlukan kemampuan matematika.

CJika terdapat defisit sensorik, kesulitan dalam kemampuan matematika adaklah melebihi apa yang biasanya berhubungan dengannya.

Gambaran klinis1. Kesulitan dalam belajar menghitung dengan tulisan maupun angka2. Kesulitan menguasai system cardinal dan ordinal3. Kesulitan melakukan operasi aritmatika4. Kesulitan dalam memmbayangkan objek sebagai kelompok kelompok5. Kesulitan dalam mengasosiasikan simbul auditorik dan visual, mengerti arti kuantitas, dan mengingat urutan, PrognosisGangguan matematika biasnya tampak pada saat anak usia 8 tahu. Pada beberapa anak gangguan tampak pada usia 6 tahun, dan pada anak lain tidak terlihat sampai usia 10 tahunatau lebih lambat. Sampai sekarang masih sedikit data yang meneyebutkan prognosis dari gangguan matematika, namun sebagian menyatakan jika terapi dilaksanakan dengan tepat dan cepat ( umur yang masih relative muda ), maka prognosisnya cukup baik. Tetapi anak dengan gangguan matematika yang tidak diobati dengan intensif mungkin akan timbul komplikasi termasuk kesulitan akademik yang terus menerus, konsep diri yang buruk, depresi, dan frustasi. Komplikasi tersebut selanjutnya dapat menyebabkan bolos masuk sekolah. TerapiTerapi yang paling efektif sekarang ini adlah pengobatan dengan pendidikan. Salah satunya adalah metode MATH, suatu program latian multimedia self instructional atau group instructional telah berhasil pada beberapa anakdengan gangguan matematia. Program pengobatan dengan computer juga dapat meningkatkan kepatuhan terhadap usaha pengobatan. Terapi aktivitas fisik juga dpat membantu memperbaiki koordinasi yang buruk pada si anak.

c. Gangguan Ekspresi tulisanGangguan ini ditandai dengan keterampilan menulis yang secara bermakna di bawah standar menurut usia, kapasitas intelektual, dan pedidikan seseorang seperti yang diukur dengan tes baku Epidemiologi3-10% anak-anak usia sekolah Etiologi

DiagnosisKriteria diagnostic untuk gangguan menulis

AKeterampilan menulis, seperti yang diukur oleh tes baku yang diberikan secara individual (atau penilaian fungsional keterampilan menulis) dibawah standar sesuai usia kronologis pasien, intelegensia yang terukur, dan pendidikan sesuai usia

BGangguan dalam kriteria A secara bermakna mengganggu pencapaian akademik atau aktivitas kehidupan sehari-hari yang memerlukan komposis teks tertulis (misal: menulis kalimat yang tepat secara tata bahasa dan paragraf yang tersusun)

CJika terdapat deficit sensorik, kesulitan menulis adalah melebihi apa yang biasanya berhubungan dengannya

Jika terdapat kondisi medis umum (missal: neurologis) atau deficit sensorik, maka ditulis pada aksis III

Gambaran klinis1. Kesulitan dalam mengeja kata dan mengekspresikan pikirannya menurut tata bahasa yang sesuai menurut usianya.2. Kesulitan menulis kalimat pendek pada kelas awal, semakin besar kalimat yang ditulis menjadi lebih primitif,aneh, dan inferior dibanding temannya. Pemilihan kata yang salah dan tidak tepat, paragraf tidak tersusundalam urutan yang tepat3. Penurunan minat bersekolah dan untuk melakukan tugas menulis. Prestasi menurun

Terapi1. Psikoterapi untuk mengatasi rasa marah, melatih kesabaran dalam belajar menulis.2. Pembelajaran menulis kreatif dan ekspresif secara intensif dan kontinu4. PECANDU NARKOBA


Top Related