GENDER DAN SIKAP BAHASA KOMUNITAS BAHASA
SUNDA BREBES
(Gender and Language Attitudes of Brebes Sundanese Languange Communities)
Oleh/by:
Siti Junawaroh, Cece Sobarna, Wahya, Sugeng Riyanto Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran
*) Diterima: 27 April 2020; Disetujui: 10 September 2020
ABSTRAK
Bahasa Sunda Brebes merupakan salah satu bahasa daerah yang hidup di antara bahasa Jawa,
bahasa Indonesia, dan bahasa internasional. Tulisan ini mengkaji sikap bahasa perempuan dan
laki-laki Sunda Brebes terhadap bahasa Sunda Brebes. Hal ini penting dilakukan untuk
mengungkap kedudukan bahasa Sunda Brebes bagi penuturnya. Perempuan Sunda biasanya
memilih bahasa yang menurut mereka “baik”. Penelitian sikap bahasa dari sisi gender ini untuk
melihat sikap positif bahasa Sunda Brebes perempuan dan laki-laki pada bahasa Sunda Brebes.
Kajian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Jumlah responden 400 orang. Hasil kajian
menunjukkan bahwa sikap bahasa laki-laki terhadap bahasa Sunda Brebes lebih positif daripada
perempuan. Kecenderungan sikap bahasa laki-laki adalah positif tinggi, sedangkan perempuan
adalah positif rendah. Hal ini ditunjukkan dengan sikap kaum perempuan Sunda Brebes yang
kurang percaya diri dengan bahasa Sunda Brebes. Pengakuan dan pembinaan bahasa Sunda Brebes
menjadi penting untuk mempertahankan keberadaan bahasa itu.
Kata kunci: gender, sikap bahasa, bahasa Sunda Brebes, pemertahanan bahasa
ABSTRACT
Brebes Sundanese is one local among di existence of Javanese, Indonesian, and international
language. This paper discussed the language attitudes of male and female Brebes Sundanese
people to Brebes Sundanese language. This is necessary to make in revealing the position of
Brebes Sundanese language for its user. Females usually select "good" language. The research
on language attitudes from gender side possibly see the positiveness of both males' and females'
Brebes Sundanese language as Brebes Sundanese language users. This research used a
quantitative approach with a total of 400 respondents. The research result showed that the males
had more positive language attitudes than the females. The males' language attitudes tended to be
high positive, while the females' tended to be low positive. These we're proven by the attitudes of
female Brebes Sundanese people who we're less confident with their Brebes Sundanese language.
Brebes Sundanese language acknowledgement and supervision are greatly required to maintain its
existence.
Keywords: gender, language attitude, Brebes Sundanese language, language maintenance.
PENDAHULUAN
Bahasa Sunda Brebes digunakan
sebagai istilah bahasa Sunda yang
dipakai oleh komunitas Sunda di
Kabupaten Brebes. Pemakaian bahasa
Sunda Brebes terbatas pada
komunikasi lisan. Komunitas Sunda
Jalabahasa, Vol. 16, No. 2, November 2020, hlm. 115—131
116
bertahan hidup dengan bahasa Sunda
di tengah keharusan mereka
berinteraksi dengan budaya dan
bahasa yang lebih dominan di Jawa
Tengah, yakni budaya dan bahasa
Jawa. Selain itu, penggunaan bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional
dan bahasa negara turut mengisi
ranah-ranah kehidupan masyarakat
Sunda Brebes. Ditambah dengan
keberadaan bahasa internasional,
khususnya bahasa Inggris, melalui
pendidikan dan media, ikut
memengaruhi kehidupan masyarakat
Sunda Brebes. Bahasa Sunda Brebes
dalam hal ini dimasukkan dalam
bahasa berpotensi terancam, yakni
bahasa dengan jumlah penutur banyak
(termasuk generasi muda) tetapi tidak
mempunyai status resmi atau tidak
prestisius (mengacu pendapat
[Salminem, 1999]).
Bahasa Sunda digunakan oleh
masyarakat di Kecamatan Salem serta
sebagian besar masyarakat di
Kecamatan Bantarkawung dan
Kecamatan Banjarharjo. Selain itu,
ada beberapa desa yang menggunakan
bahasa Sunda di Kecamatan
Ketanggungan, Losari, Kersana,
Tanjung, dan Larangan (Junawaroh,
Sobarna, Wahya, & Riyanto, 2018).
Kajian ini berisi sikap bahasa
laki-laki dan perempuan penutur
bahasa Sunda Brebes. Bagaimana
sikap bahasa mereka terhadap bahasa
Sunda Brebes. Apakah positif ataukah
negatif. Tujuan kajian ini
mendeskripsikan sikap bahasa
masyarakat Sunda Brebes terhadap
bahasa Sunda Brebes secara umum.
Khususnya sikap bahasa masyarakat
Sunda Brebes menurut karakteristik
gender.
Penelitian terdahulu menyatakan
bahwa perempuan cenderung
memiliki sikap positif terhadap
bahasa pertama (Yildiz & Kiziltas,
2018) dan bahasa kedua (Slik, Hout,
& Schepens, 2015). Sikap bahasa
pelajar perempuan Turki lebih baik
dari pada pelajar pria terhadap bahasa
Turki (Yildiz & Kiziltas, 2018).
Pelajar perempuan secara konsisten
mengungguli kemampuan pelajar
laki-laki dalam penguasaan bahasa
Belanda sebagai bahasa kedua (Slik,
Hout, & Schepens, 2015).
Dalam kajian ini, istilah gender
dipilih dari pada jenis kelamin dengan
pertimbangan bahwa istilah jenis
kelamin merujuk pada perbedaan
biologis, sedangkan istilah gender
merujuk pada kriteria sosial budaya
(Meyerhoff, 2006: 202). Secara
sosial, laki-laki berbeda dengan
perempuan. Begitu pula dengan pola
tingkah laku mereka yang juga
berbeda. Adanya keragaman bahasa
berdasarkan gender karena bahasa
menjadi cermin kenyataan sosial.
Bahasa juga sebagai gejala sosial
yang erat hubungannya dengan sikap
sosial.
Bahasa kaum perempuan bukan
hanya berbeda, melainkan juga lebih
“benar”. Penelitian sosiologi
menjelaskan bahwa kaum perempuan
umumnya lebih sadar kedudukannya
daripada laki-laki. Atas dasar itu
perempuan lebih peka terhadap faktor
kebahasaan yang dihubungkan
dengan kelas sosial. Tutur kelas
pekerja mempunyai konotasi
kejantanan atau ada hubungannya
dengan kejantanan, yang
mengakibatkan kaum laki-laki
cenderung lebih menyukai bentuk
bahasa nonbaku (yang menyimpang
dari yang baik) dibandingkan
perempuan (Wibowo, 2012).
Perempuan lebih merasa perlu
Gender dan Sikap Bahasa … (Siti Junawaroh, dkk.)
117
berhati-hati dalam berbahasa. Kehati-
hatian ini tampak dalam kebiasaannya
yang lebih menaati norma-norma
baku kebahasaan dan kecenderungan
untuk selalu menggunakan bahasa
yang berprestise (Trudgill, 1984).
Melalui sudut pandang
sosiolinguistik, sikap bahasa dapat
memprediksi situasi kebahasaan pada
masyarakat aneka bahasa.
Selanjutnya, kriteria sikap bahasa ini
dianalisis dengan parameter
psikologi. Sikap bahasa sebagai
bagian dari sikap secara keseluruhan
dapat dianalisis dengan menggunakan
indikator sikap, yakni kognitif,
afektif, dan konatif.
Keberlangsungan bahasa Sunda
Brebes dipengaruhi sikap penutur
terhadap bahasanya. Holmes
(Holmes, 2013: 63) menemukan
bahwa sikap positif memotivasi
penutur bahasa minoritas untuk
menggunakan bahasa mereka di
berbagai ranah dan ini membantu
memperlambat pergeseran bahasa ke
bahasa dominan. Pemertahanan
bahasa akan menjadi sulit jika
terdapat sikap negatif terhadap bahasa
setempat di masyarakat. Sikap bahasa
juga memiliki pengaruh terutama
pada pergeseran dan pemeliharaan
bahasa antara masyarakat Tonga,
Yunani dan Cina di Selandia Baru
(Holmes, 2013: 63).
Trudgill (2003: 73) melihat sikap
bahasa sebagai sikap manusia secara
positif atau sebaliknya terhadap
bahasa, dialek, logat dan penutur
bahasa yang berlainan. Sikap bahasa
tidak hanya ditunjukkan dalam
penilaian objektif terhadap ciri-ciri
penutur, tetapi juga dalam penilaian
objektif terhadap nilai estetika,
tingkat standar, dan penggunaan suatu
variasi (Trudgill, 2003: 73). Sikap
bahasa adalah posisi mental atau
perasaan penutur terhadap bahasa itu
sendiri atau orang lain (Kridalaksana,
1993: 153).
Secara umum, kelompok
mentalisme mengelompokkan sikap
bahasa dalam tiga aspek, yaitu
kognitif, afektif, dan konatif (Fasold,
1984: 148); (Triandis, 1971: 2—3).
Aspek kognitif berkaitan dengan
fakta, pemikiran, dan kepercayaan
terhadap bahasa, yang biasanya
dipengaruhi oleh aspek demografi,
warisan kebudayaan, pentingnya
sosial politik, situasi ekonomi, dan
kompleksitas sistem kebahasaan.
Aspek afektif berkaitan dengan
perasaan tentang bahasa. Posisi
seorang penutur suatu bahasa dalam
menempatkan diri sendiri di antara
bahasa-bahasa lain. Apakah satu
bahasa dikatakan inferior, superior,
atau seimbang, perasaan takut atau
percaya diri menggunakan satu
bahasa. Aspek konatif berkaitan
dengan kesiapan atau kemauan untuk
bertindak dengan tujuan. Ketiga
aspek sikap bahasa tersebut berkaitan
dengan dasar pemilihan masyarakat
Sunda Brebes terhadap bahasa Sunda
Brebes di antara sekian bahasa yang
akan digunakan sebagai alat
komunikasi, yakni bahasa Sunda
Priangan, bahasa Jawa, dan bahasa
Indonesia.
Urgensi penelitian sikap bahasa
dalam masyarakat aneka bahasa
seperti di Kabupaten Brebes menjadi
penting dilakukan bagi perancang dan
pembuat kebijakan bahasa untuk
memahami sikap masyarakat terhadap
bahasa mereka sendiri, termasuk
ragam-ragamnya, dan juga terhadap
bahasa lain. Pengetahuan tentang
sikap bahasa dapat membantu untuk
mengantisipasi cara masyarakat
Jalabahasa, Vol. 16, No. 2, November 2020, hlm. 115—131
118
dalam merespons perencanaan bahasa
dan dalam penentuan bahasa atau
ragam bahasa yang dianggap paling
patut untuk pengembangan bahasa.
Tulisan ini menggunakan metode
kuantitatif. Indikator variabel sikap
bahasa dalam penelitian ini meliputi
pernyataan sikap bahasa yang
dijabarkan dalam dimensi kognitif,
afektif, dan konatif.
Penutur bahasa Sunda Kabupaten
Brebes sekitar 270 ribu orang yang
tersebar di delapan kecamatan dari
total 1.788.880 penduduk Kabupaten
Brebes atau sekitar 14 persen dari
penduduk Kabupaten Brebes (data
diolah dari Badan Pusat Statistik
Kabupaten Brebes 2017). Penetapan
responden dilakukan dengan sampel
bertujuan atau purposive sampling.
Responden dipilih yang memenuhi
syarat menetap di wilayah penutur
bahasa Sunda Brebes, lahir di wilayah
Sunda Brebes, dan orang tua
merupakan penutur bahasa Sunda
Brebes. Adapun instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini berupa
angket yang terdiri atas pertanyaan-
pertanyaan yang mengukur sikap
bahasa berjumlah 42 pertanyaan
meliputi 14 pertanyaan kategori
kognitif, 14 kategori afektif, dan 14
kategori konatif. Dengan pengujian
validitas diperoleh 41 pertanyaan. Tabel 1
Karakteristik Responden Berdasarkan Gender
No. Gender Jumlah Persentase
1. Laki-laki 197 49.25
2. Perempuan 203 50.75
Jumlah 400 100.00
Tabel tersebut terlihat bahwa
banyaknya responden adalah 400
orang, terdiri atas 197 orang (49,25%)
laki-laki dan 203 orang (50,75%)
perempuan.
Data berupa kuesioner. Analisis
kuantitatif dilakukan berdasarkan
jawaban-jawaban atas pertanyaan
yang diberikan dan diberi bobot
berdasarkan skala likert.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kecenderungan Sikap Bahasa
Laki-laki dan Perempuan Sunda
Brebes
Sikap Positif Laki-laki terhadap
Bahasa Sunda Brebes
a. Laki-laki cenderung tidak
percaya bahwa bahasa Sunda
Brebes akan tergantikan oleh
bahasa Indonesia. Tabel 2
Sikap Kognitif Berdasarkan Gender
Saya percaya bahwa lama
kelamaan bahasa Sunda Brebes
akan terganti oleh bahasa Indonesia.
Juml
ah SS S R TS STS
Ge
nder
lak
i-lak
i
Jumlah 14 35 37 90 21 197
%
Berdasarka
n Gender
7.1% 17.8
%
18.8
%
45.7
%
10.7
%
100.0
%
%
Keseluruhan
3.5% 8.8% 9.3% 22.5
%
5.3% 49.3
%
perem
pu
an
Jumlah 21 61 24 83 14 203
%
Berdasarkan Gender
10.3
%
30.0
%
11.8
%
40.9
%
6.9% 100.0
%
% Keseluruha
n
5.3% 15.3%
6.0% 20.8%
3.5% 50.8%
Jumlah Jumlah 35 96 61 173 35 400
%
Berdasarkan Gender
8.8% 24.0
%
15.3
%
43.3
%
8.8% 100.0
%
%
Keseluruha
n
8.8% 24.0
%
15.3
%
43.3
%
8.8% 100.0
%
Tabel 2 terlihat bahwa lebih dari
setengah responden laki-laki bersikap
positif terhadap bahasa Sunda Brebes
dengan 56,4% menyatakan tidak
percaya bahwa bahasa Sunda Brebes
akan tergantikan oleh bahasa
Indonesia. Hampir setengah dengan
Gender dan Sikap Bahasa … (Siti Junawaroh, dkk.)
119
responden perempuan (47,8%)
menyatakan tidak percaya. Sebagian
kecil responden laki-laki (18,8%) dan
responden perempuan (11,8%)
menyatakan ragu-ragu. Sebagian kecil
responden laki-laki (24,9%) dan
hampir setengah responden
perempuan (40,3%) menyatakan
bahwa mereka percaya lama
kelamaan bahasa Sunda Brebes akan
terganti oleh bahasa Indonesia. Oleh
karena itu, responden laki-laki
cenderung menyatakan tidak percaya
bahwa bahasa Sunda Brebes akan
tergantikan oleh bahasa Indonesia
(56,4%).
b. Laki-laki cenderung percaya
bahwa bahasa Sunda Brebes
lebih cocok sebagai identitas
kebudayaan dibandingkan
dengan bahasa Indonesia. Tabel 3
Sikap Kognitif Berdasarkan Gender
Bahasa Sunda Brebes
lebih cocok sebagai
identitas kebudayaan dibandingkan dengan
bahasa Indonesia. Jumlah STS TS R S SS
Gend
er
Laki-
lak
i
Jumlah 5 29 37 84 42 197
%
Berdasarkan Gender
2.5% 14.
7%
18.
8%
42.6
%
21.
3%
100.0
%
% Keseluruhan
1.3% 7.3%
9.3%
21.0%
10.5%
49.3%
Per
em
pu
an
Jumlah 3 36 42 96 26 203
%
Berdasarkan Gender
1.5% 17.
7%
20.
7%
47.3
%
12.
8%
100.0
%
% Keseluruhan
.8% 9.0%
10.5%
24.0%
6.5%
50.8%
Jumlah Jumlah 8 65 79 180 68 400
%
Berdasarkan Gender
2.0% 16.
3%
19.
8%
45.0
%
17.
0%
100.0
%
%
Keseluruhan
2.0% 16.
3%
19.
8%
45.0
%
17.
0%
100.0
%
Lebih dari setengah responden
laki-laki (73,9%) dan perempuan
(60,1%) menyatakan bahwa bahasa
Sunda Brebes lebih cocok sebagai
identitas kebudayaan dibandingkan
dengan bahasa Indonesia. Sebagian
kecil responden laki-laki (18,8%) dan
perempuan (20,7%) menyatakan
ragu-ragu. Demikian juga, sebagian
kecil responden laki-laki (17,2%) dan
responden perempuan (19,2%)
menyatakan bahwa bahasa Sunda
Brebes tidak lebih cocok sebagai
identitas kebudayaan dibandingkan
dengan bahasa Indonesia. Oleh
karena itu, responden laki-laki
cenderung menyatakan bahwa bahasa
Sunda Brebes lebih cocok sebagai
identitas kebudayaan dibandingkan
dengan bahasa Indonesia (73,9%).
c. Laki-laki cenderung tidak
percaya bahwa bahasa Sunda
Brebes akan tergantikan oleh
bahasa Jawa. Tabel 4
Sikap Kognitif Berdasarkan Gender
Saya percaya bahwa lama
kelamaan bahasa Sunda
Brebes akan terganti oleh bahasa Jawa.
Juml
ah SS S R TS STS
Ge
nder
lak
i-lak
i
Jumlah 4 12 24 129 28 197
%
Berdasarkan
Gender
2.0
%
6.1
%
12.2
%
65.5
%
14.2
%
100.0
%
%
Keseluruhan
1.0
%
3.0
%
6.0% 32.3
%
7.0% 49.3
%
Per
empu
an
Jumlah 3 24 42 114 20 203
%
Berdasarkan
Gender
1.5
%
11.
8%
20.7
%
56.2
%
9.9% 100.0
%
%
Keseluruhan
.8
%
6.0
%
10.5
%
28.5
%
5.0% 50.8
%
Jumlah Jumlah 7 36 66 243 48 400
% BerdasarkanG
ender
1.8%
9.0%
16.5%
60.8%
12.0%
100.0%
% Keseluruhan
1.8%
9.0%
16.5%
60.8%
12.0%
100.0%
Tabel 4 terlihat bahwa sebagian
besar responden laki-laki bersikap
positif terhadap bahasa Sunda Brebes
(79,7%) dan menyatakan tidak
percaya bahwa bahasa Sunda Brebes
Jalabahasa, Vol. 16, No. 2, November 2020, hlm. 115—131
120
akan tergantikan oleh bahasa Jawa.
Lebih dari setengah responden
perempuan (66,1% ) menyatakan
tidak percaya. Sebagian kecil
responden laki-laki (12,2%) dan
responden perempuan (20,7%)
menyatakan ragu-ragu. Selanjutnya,
sebagian kecil (8,1%) responden laki-
laki dan perempuan (13,3%)
menyatakan mereka percaya lama
kelamaan bahasa Sunda Brebes akan
tergantikan oleh bahasa Jawa. Oleh
karena itu, responden laki-laki
cenderung menyatakan tidak percaya
bahwa bahasa Sunda Brebes akan
tergantikan oleh bahasa Jawa
(79,7%).
d. Laki-laki cenderung mengakui
bahasa Sunda Brebes lebih cocok
sebagai identitas kebudayaan
dibandingkan dengan bahasa
Jawa. Tabel 5
Sikap Kognitif Berdasarkan Gender
Bahasa Sunda Brebes
lebih cocok sebagai
identitas kebudayaan dibandingkan dengan
bahasa Jawa.
Juml
ah
ST
S TS R S SS
Ge
nd
er
La
ki-
laki
Jumlah 2 34 49 84 28 197
% Berdasarkan
Gender
1.0%
17.3%
24.9%
42.6%
14.2%
100.0%
%
Keseluruhan
.5
%
8.5% 12.
3%
21.
0%
7.0% 49.3
%
Per
em
puan
Jumlah 2 36 59 84 22 203
% Berdasarkan
Gender
1.0%
17.7%
29.1%
41.4%
10.8%
100.0%
%
Keseluruhan
.5
%
9.0% 14.
8%
21.
0%
5.5% 50.8
%
Jumlah Jumlah 4 70 108
168
50 400
%
Berdasarkan
Gender
1.0
%
17.5
%
27.
0%
42.
0%
12.5
%
100.0
%
% Keseluruhan
1.0%
17.5%
27.0%
42.0%
12.5%
100.0%
Lebih dari setengah responden
laki laki (56,8%) dan perempuan
(52,2%) menyatakan bahwa bahasa
Sunda Brebes lebih cocok sebagai
identitas kebudayaan dibandingkan
dengan bahasa Jawa. Sebagian kecil
responden laki-laki (24,9%) dan
hampir setengah responden
perempuan (29,1%) menyatakan
ragu-ragu. Demikian pula, sebagian
kecil responden laki-laki (18,3%) dan
responden perempuan (18,7%)
menyatakan bahwa bahasa Sunda
Brebes tidak lebih cocok sebagai
identitas kebudayaan dibandingkan
dengan bahasa Jawa. Oleh karena itu,
responden laki-laki cenderung
menyatakan bahwa bahasa Sunda
Brebes lebih cocok sebagai identitas
kebudayaan dibandingkan dengan
bahasa Jawa (56,8%).
e. Laki-laki cenderung mengaku
tidak percaya bahwa bahasa
Sunda Brebes akan tergantikan
oleh bahasa Sunda Priangan. Tabel 6
Sikap Kognitif Berdasarkan Gender
Saya percaya bahwa lama
kelamaan bahasa Sunda
Brebes akan terganti oleh bahasa Sunda Priangan.
Juml
ah SS S R TS STS
Ge
nder
La
ki-lak
i
Jumlah 17 50 29 82 19 197
% Berdasarkan
Gender
8.6
%
25.4
%
14.7
%
41.6
%
9.6% 100.0
%
% Keseluruhan 4.3
%
12.5
%
7.3% 20.5
%
4.8% 49.3
%
Per
empu
an
Jumlah 18 48 48 73 16 203
% Berdasarkan Gender
8.9%
23.6%
23.6%
36.0%
7.9% 100.0%
% Keseluruhan 4.5
%
12.0
%
12.0
%
18.3
%
4.0% 50.8
%
Jumlah Jumlah 35 98 77 155 35 400
% Berdasarkan
Gender
8.8
%
24.5
%
19.3
%
38.8
%
8.8% 100.0
%
% Keseluruhan 8.8%
24.5%
19.3%
38.8%
8.8% 100.0%
Tabel 6 menunjukkan bahwa
lebih dari setengah responden laki-
Gender dan Sikap Bahasa … (Siti Junawaroh, dkk.)
121
laki bersikap positif terhadap bahasa
Sunda Brebes dengan 51,2%
menyatakan tidak percaya bahwa
bahasa Sunda Brebes akan
tergantikan oleh bahasa Sunda
Priangan. Hampir setengah responden
perempuan (43,9%) menyatakan
percaya bahasa Sunda Brebes akan
tergantikan oleh bahasa Sunda
Priangan. Sebagian kecil responden
laki-laki (14,7%) dan perempuan
(23,6%) menyatakan ragu-ragu.
Selanjutnya, hampir setengah (34%)
responden laki-laki dan perempuan
(32,5%) menyatakan bahwa mereka
percaya lama kelamaan bahasa Sunda
Brebes akan tergantikan oleh bahasa
Sunda Priangan. Oleh karena itu,
responden laki-laki cenderung
menyatakan tidak percaya bahwa
bahasa Sunda Brebes akan
tergantikan oleh bahasa Sunda
Priangan (51,2%).
f. Laki-laki cenderung tidak merasa
malu menggunakan bahasa
Sunda Brebes ketika berbicara
dengan orang bukan Sunda
Brebes. Tabel 7
Sikap Afektif Berdasarkan Gender
Saya malu menggunakan
bahasa Sunda Brebes ketika
berbicara dengan orang bukan Sunda Brebes.
Juml
ah SS S R TS STS
Ge
nder
La
ki-lak
i
Jumlah 21 49 21 87 19 197
%
Berdasarkan Gender
10.7
%
24.9
%
10.7
%
44.2
%
9.6% 100.0
%
% Keseluruhan
5.3% 12.3%
5.3% 21.8%
4.8% 49.3%
Perem
pu
an
Jumlah 29 62 30 70 12 203
%
Berdasarkan Gender
14.3
%
30.5
%
14.8
%
34.5
%
5.9% 100.0
%
% Keseluruhan
7.3% 15.5%
7.5% 17.5%
3.0% 50.8%
Jumlah Jumlah 50 111 51 157 31 400
% Berdasarkan
Gender
12.5%
27.8%
12.8%
39.3%
7.8% 100.0%
%
Keseluruhan
12.5
%
27.8
%
12.8
%
39.3
%
7.8% 100.0
%
Lebih dari setengah responden
laki-laki (53,8%) dan hampir
setengah responden perempuan (40,4
%) menyatakan tidak merasa malu
menggunakan bahasa Sunda Brebes
ketika berbicara dengan orang bukan
Sunda Brebes. Di sisi lain, sebagian
kecil responden laki-laki (10,7%) dan
perempuan (14,8%) menyatakan
ragu-ragu. Selanjutnya, hampir
setengah responden laki-laki (35,6%)
dan perempuan (44,8%) menyatakan
merasa malu menggunakan bahasa
Sunda Brebes ketika berbicara dengan
orang bukan Sunda Brebes. Oleh
karena itu, responden laki-laki
cenderung menyatakan tidak merasa
malu menggunakan bahasa Sunda
Brebes ketika berbicara dengan orang
bukan Sunda Brebes. (53,8%).
g. Laki-laki cenderung merasa lebih
akrab berbahasa Sunda Brebes
dibanding dengan bahasa Jawa
ketika mereka berkomunikasi
dengan teman-teman sekampung. Tabel 8
Sikap Afektif Berdasarkan Gender
Dibanding dengan bahasa
Jawa, lebih akrab kalau saya berbahasa Sunda Brebes
dengan teman-teman
sekampung.
Juml
ah
ST
S TS R S SS
Gend
er
Laki-
lak
i
Jumlah 1 6 12 93 85 197
%
Berdasarkan Gender
.5
%
3.0% 6.1% 47.2
%
43.1
%
100.0
%
% Keseluruhan
.3%
1.5% 3.0% 23.3%
21.3%
49.3%
Perem
pu
an
Jumlah 0 14 11 96 82 203
%
Berdasarkan Gender
.0
%
6.9% 5.4% 47.3
%
40.4
%
100.0
%
%
Keseluruhan
.0
%
3.5% 2.8% 24.0
%
20.5
%
50.8
%
Jalabahasa, Vol. 16, No. 2, November 2020, hlm. 115—131
122
Jumlah Jumlah 1 20 23 189 167 400
% Berdasarkan
Gender
.3%
5.0% 5.8% 47.3%
41.8%
100.0%
%
Keseluruhan
.3
%
5.0% 5.8% 47.3
%
41.8
%
100.0
%
Sebagian besar responden laki-
laki (90,3%) dan perempuan (87,7%)
menyatakan dibanding dengan bahasa
Jawa lebih akrab kalau mereka
berbahasa Sunda Brebes dengan
teman-teman sekampung. Sebagian
kecil responden laki-laki (6,1%) dan
perempuan (5,4%) menyatakan ragu-
ragu. Sedikit responden laki-laki
(3,5%) dan sebagian kecil responden
perempuan (6,9%) menyatakan
bahwa dibanding dengan bahasa
Jawa, responden tidak lebih akrab
kalau mereka berbahasa Sunda
Brebes dengan teman-teman
sekampung. Oleh karena itu,
responden laki-laki cenderung
menyatakan lebih akrab
menggunakan bahasa Sunda Brebes
dibanding bahasa Jawa ketika
berkomunikasi dengan teman-teman
sekampung (90,3%).
h. Laki-laki cenderung lebih akrab
berbahasa Sunda Brebes
dibanding dengan bahasa
Indonesia ketika berbicara
dengan teman sekampung. Tabel 9
Sikap Afektif Berdasarkan Gender
Dibanding dengan
bahasa Indonesia lebih akrab kalau saya
berbahasa Sunda Brebes dengan teman-teman
sekampung. Jumlah TS R S SS
Gend
er
Laki-
lak
i
Jumlah 8 6 99 84 197
%
Berdasarkan Gender
4.1% 3.0% 50.3
%
42.6
%
100.0
%
% Keseluruhan
2.0% 1.5% 24.8%
21.0%
49.3%
Per Jumlah 11 5 98 89 203
em
puan
%
Berdasarkan Gender
5.4% 2.5% 48.3
%
43.8
%
100.0
%
% Keseluruhan
2.8% 1.3% 24.5%
22.3%
50.8%
Jumlah Jumlah 19 11 197 173 400
%
Berdasarkan
Gender
4.8% 2.8% 49.3
%
43.3
%
100.0
%
% Keseluruhan
4.8% 2.8% 49.3%
43.3%
100.0%
Sebagian besar responden laki-
laki (92,9%) dan perempuan (92,1%)
menyatakan lebih akrab kalau
mereka berbahasa Sunda Brebes
dibanding bahasa Indonesia ketika
berkomunikasi dengan teman-teman
sekampung. Sedikit responden laki-
laki (3%) dan perempuan (2,5%)
menyatakan ragu-ragu. Demikian
pula, sedikit responden laki-laki
(4,1%) dan sebagian kecil responden
perempuan (5,4%) menyatakan
bahwa mereka tidak lebih akrab kalau
berbahasa Sunda Brebes dibanding
bahasa Indonesia ketika
berkomunikasi dengan teman-teman
sekampung. Oleh karena itu,
responden laki-laki cenderung
menyatakan mereka lebih akrab
berbahasa Sunda Brebes dibanding
bahasa Indonesia ketika
berkomunikasi dengan teman-teman
sekampung (92,9%).
i. Laki-laki cenderung merasa
bahwa bahasa Sunda Brebes
lebih penting dari bahasa Jawa. Tabel 10
Sikap Afektif Berdasarkan Gender
Bahasa Sunda Brebes lebih
penting dari bahasa Jawa. Jumlah STS TS R S SS
Gend
er
Laki-
lak
i
Jumlah 8 44 45 74 26 197
%
Berdasarkan Gender
4.1% 22.3
%
22.8
%
37.6
%
13.2
%
100.0
%
% Keseluruhan
2.0% 11.0%
11.3%
18.5%
6.5% 49.3%
Per Jumlah 1 52 66 69 15 203
Gender dan Sikap Bahasa … (Siti Junawaroh, dkk.)
123
em
puan
%
BerdasarkanGender
.5% 25.6
%
32.5
%
34.0
%
7.4% 100.0
%
% Keseluruhan
.3% 13.0%
16.5%
17.3%
3.8% 50.8%
Jumlah Jumlah 9 96 111 143 41 400
%
BerdasarkanG
ender
2.3% 24.0
%
27.8
%
35.8
%
10.3
%
100.0
%
% Keseluruhan
2.3% 24.0%
27.8%
35.8%
10.3%
100.0%
Lebih dari setengah responden
laki-laki (50,8 %) dan hampir
setengah responden perempuan
(41,4%) menyatakan bahwa bahasa
Sunda Brebes lebih penting dari
bahasa Jawa. Di sisi lain, sebagian
kecil responden laki-laki (22,8%) dan
hampir setengah responden
perempuan (32,5%) menyatakan
ragu-ragu. Hampir setengah
responden laki-laki (26,4%) dan
perempuan (26,1%) menyatakan
bahwa bahasa Sunda Brebes tidak
lebih penting dari bahasa Jawa. Oleh
karena itu, responden laki-laki
cenderung menyatakan bahwa bahasa
Sunda Brebes lebih penting dari
bahasa Jawa (50,8%).
Sikap Positif Perempuan terhadap
Bahasa Sunda Brebes
a. Perempuan cenderung mengaku
bahwa bahasa Sunda Brebes
adalah bahasa yang mudah. Tabel 11
Sikap Kognitif Berdasarkan Gender
Saya percaya bahwa bahasa Sunda Brebes
adalah bahasa yang mudah
Jumlah
STS TS R S SS
Gend
er
laki-laki
Jumlah 1 5 10 122 59 197
% Berdasarkan
Gender
.5
%
2.5% 5.1
%
61.9
%
29.
9%
100.0
%
% Keseluruhan .3
%
1.3% 2.5
%
30.5
%
14.
8%
49.3
%
pere Jumlah 1 4 9 117 72 203
mpua
n
% Berdasarkan
Gender
.5
%
2.0% 4.4
%
57.6
%
35.
5%
100.0
%
% Keseluruhan .3
%
1.0% 2.3
%
29.3
%
18.
0%
50.8
%
Jumlah Jumlah 2 9 19 239 131
400
% Berdasarkan
Gender
.5
%
2.3% 4.8
%
59.8
%
32.
8%
100.0
%
% Keseluruhan .5
%
2.3% 4.8
%
59.8
%
32.
8%
100.0
%
Sikap positif masyarakat Sunda
Brebes terlihat dari tabel tersebut
yaitu sebagian besar responden laki-
laki menyatakan bahasa Sunda Brebes
merupakan bahasa yang mudah
(91,8%). Begitu juga dengan
responden perempuan (93,1%)
menyatakan hal yang sama. Sebagian
kecil responden laki-laki (5,1%) dan
perempuan (4,4%) yang menyatakan
ragu-ragu. Demikian juga, sedikit
responden laki-laki (3%) dan
perempuan (2,5%) yang menyatakan
bahwa bahasa Sunda Brebes
merupakan bahasa yang tidak mudah.
Oleh karena itu, responden
perempuan cenderung lebih
berpandangan bahwa bahasa Sunda
Brebes adalah bahasa yang mudah
(93,1%).
b. Perempuan cenderung menyatakan
bahwa sedapat-dapatnya mereka
akan memiliki jodoh orang
Sunda Brebes. Tabel 12
Sikap Konatif Gender
Kecenderungan saya
sedapat-dapatnya akan memiliki jodoh orang
Sunda Brebes.
Juml
ah
ST
S TS R S SS
Ge
nder
La
ki-lak
i
Jumlah 7 43 40 74 33 197
%
Berdasarkan
Gender
3.6
%
21.8
%
20.3
%
37.
6%
16.
8%
100.0
%
%
Keseluruhan
1.8
%
10.8
%
10.0
%
18.
5%
8.3
%
49.3
%
Per Jumlah 2 40 43 89 29 203
Jalabahasa, Vol. 16, No. 2, November 2020, hlm. 115—131
124
em
puan
%
Berdasarkan Gender
1.0
%
19.7
%
21.2
%
43.
8%
14.
3%
100.0
%
% Keseluruhan
.5%
10.0%
10.8%
22.3%
7.3%
50.8%
Jumlah Jumlah 9 83 83 16
3
62 400
%
Berdasarkan Gender
2.3
%
20.8
%
20.8
%
40.
8%
15.
5%
100.0
%
%
Keseluruhan
2.3
%
20.8
%
20.8
%
40.
8%
15.
5%
100.0
%
Pada tabel tersebut, responden
laki-laki (54,4%) dan perempuan
(58,1%) menyatakan bahwa sedapat-
dapatnya mereka akan memiliki jodoh
orang Sunda Brebes. Sebagian kecil
responden laki-laki (20,3%) dan
perempuan (21,2%) menyatakan
ragu-ragu. Hampir setengah
responden laki-laki (25,4%) dan
perempuan (29,7%) menyatakan
bahwa tidak sedapat-dapatnya mereka
akan memiliki jodoh orang Sunda
Brebes. Oleh karena itu, responden
perempuan cenderung menyatakan
bahwa sedapat-dapatnya mereka akan
memiliki jodoh orang Sunda Brebes
(58,1%).
c. Perempuan cenderung berusaha
memakai bahasa Sunda Brebes di
rumah Tabel 13
Sikap Konatif Berdasarkan Gender
Saya berusaha memakai
bahasa Sunda Brebes di rumah. Juml
ah STS TS R S SS
Gend
er
Laki-
lak
i
Jumlah 1 10 7 116 63 197
%
Berdasarkan Gender
.5% 5.1% 3.6% 58.9
%
32.0
%
100.0
%
% Keseluruhan
.3% 2.5% 1.8% 29.0%
15.8%
49.3%
Per
em
puan
Jumlah 1 5 11 138 48 203
% Berdasarkan
Gender
.5% 2.5% 5.4% 68.0%
23.6%
100.0%
%
Keseluruhan
.3% 1.3% 2.8% 34.5
%
12.0
%
50.8
%
Jumlah Jumlah 2 15 18 254 111 400
% Berdasarkan
Gender
.5% 3.8% 4.5% 63.5%
27.8%
100.0%
%
Keseluruhan
.5% 3.8% 4.5% 63.5
%
27.8
%
100.0
%
Sebagian besar responden laki-
laki (90,9%) dan perempuan (91,6%)
menyatakan bahwa mereka berusaha
memakai bahasa Sunda Brebes di
rumah. Sedikit laki-laki (3,6%) dan
sebagian kecil responden perempuan
(5,4%) menyatakan ragu-ragu. Begitu
juga, sebagian kecil responden laki-
laki (5,6%) dan perempuan (3%)
menyatakan bahwa mereka tidak
berusaha memakai bahasa Sunda
Brebes di rumah. Oleh karena itu,
responden perempuan lainnya
cenderung menyatakan bahwa mereka
berusaha memakai bahasa Sunda
Brebes di rumah (91,6%).
d. Perempuan cenderung berusaha
memakai bahasa Sunda Brebes
ketika berbelanja Tabel 14
Sikap Konatif Berdasarkan Gender
Saya berusaha memakai
bahasa Sunda Brebes ketika berbelanja.
Juml
ah STS TS R S SS
Ge
nder
La
ki-lak
i
Jumlah 4 59 38 84 12 197
%
Berdasarka
n Gender
2.0% 29.
9%
19.
3%
42.6
%
6.1
%
100.0
%
%
Keseluruhan
1.0% 14.
8%
9.5
%
21.0
%
3.0
%
49.3
%
Perem
pu
an
Jumlah 5 45 42 94 17 203
%
Berdasarkan Gender
2.5% 22.
2%
20.
7%
46.3
%
8.4
%
100.0
%
% Keseluruha
n
1.3% 11.3%
10.5%
23.5%
4.3%
50.8%
Jumlah Jumlah 9 104
80 178 29 400
%
Berdasarka
n Gender
2.3% 26.
0%
20.
0%
44.5
%
7.3
%
100.0
%
% Keseluruha
n
2.3% 26.0%
20.0%
44.5%
7.3%
100.0%
Gender dan Sikap Bahasa … (Siti Junawaroh, dkk.)
125
Hampir setengah responden laki-
laki (48,9%) dan lebih dari setengah
responden perempuan (54,7% )
menyatakan berusaha memakai
bahasa Sunda Brebes ketika
berbelanja. Sebagian kecil responden
laki-laki (19,3%) dan perempuan
(20,7%) menyatakan ragu-ragu.
Hampir setengah responden laki-laki
(31,9%) dan sebagian kecil responden
perempuan (24,7%) menyatakan tidak
berusaha memakai bahasa Sunda
Brebes ketika berbelanja. Oleh karena
itu, responden perempuan cenderung
menyatakan berusaha memakai
bahasa Sunda Brebes ketika
berbelanja (54,7%).
Sikap Negatif Laki-laki terhadap
Bahasa Sunda Brebes
a. Laki-laki cenderung mengaku
bahasa Sunda Brebes lebih
ekspresif daripada bahasa
Indonesia. Tabel 15
Sikap Kognitif Berdasarkan Gender
Bahasa Sunda Brebes
lebih ekspresif daripada
bahasa Indonesia. Juml
ah STS TS R S SS
Ge
nd
er
La
ki-
laki
Jumlah 8 53 50 69 17 197
% Berdasarkan
Gender
4.1% 26.9%
25.4%
35.0%
8.6%
100.0%
%
Keseluruhan
2.0% 13.3
%
12.
5%
17.
3%
4.3
%
49.3
%
Per
empu
an
Jumlah 11 51 53 75 13 203
% Berdasarkan
Gender
5.4% 25.1%
26.1%
36.9%
6.4%
100.0%
%
Keseluruhan
2.8% 12.8
%
13.
3%
18.
8%
3.3
%
50.8
%
Jumlah Jumlah 19 104 103
144
30 400
%
Berdasarkan
Gender
4.8% 26.0
%
25.
8%
36.
0%
7.5
%
100.0
%
% Keseluruhan
4.8% 26.0%
25.8%
36.0%
7.5%
100.0%
Hampir setengah responden laki-
laki (43,6%) dan perempuan (43,3%)
menyatakan bahasa Sunda Brebes
lebih ekspresif daripada bahasa
Indonesia. Begitu pun, hampir
setengah (25,4%) responden laki-laki
dan perempuan (26,1%) menyatakan
ragu-ragu. Selanjutnya, responden
laki-laki (31%) dan perempuan
(30,5%) menyatakan bahasa Sunda
Brebes tidak lebih ekspresif daripada
bahasa Indonesia. Oleh karena itu,
responden laki-laki cenderung
menyatakan bahasa Sunda Brebes
lebih ekspresif daripada bahasa
Indonesia (43,6%).
b. Laki-laki cenderung merasa
bahasa Sunda Brebes tidak halus
dibanding bahasa Sunda
Priangan. Tabel 16
Sikap Afektif Berdasarkan Gender
Bahasa Sunda Brebes
sama halusnya dengan
bahasa Sunda Priangan
Jumlah STS TS R S SS
Ge
nd
er
La
ki-
laki
Jumlah 12 120 34 24 7 197
% Berdasarka
n Gender
6.1% 60.9%
17.3%
12.2%
3.6%
100.0%
%
Keseluruha
n
3.0% 30.0
%
8.5
%
6.0
%
1.8
%
49.3%
Per
empu
an
Jumlah 9 115 40 36 3 203
%
Berdasarka
n Gender
4.4% 56.7
%
19.
7%
17.
7%
1.5
%
100.0%
%
Keseluruhan
2.3% 28.8
%
10.
0%
9.0
%
.8
%
50.8%
Jumlah Jumlah 21 235 74 60 10 400
%
Berdasarkan Gender
5.3% 58.8
%
18.
5%
15.
0%
2.5
%
100.0%
%
Keseluruha
n
5.3% 58.8
%
18.
5%
15.
0%
2.5
%
100.0%
Lebih dari setengah responden
laki-laki (67%) dan perempuan
(61,1%) menyatakan bahwa bahasa
Sunda Brebes tidak sama halusnya
Jalabahasa, Vol. 16, No. 2, November 2020, hlm. 115—131
126
dengan bahasa Sunda Priangan.
Selanjutnya, sebagian kecil responden
laki-laki (17,3%) dan perempuan
(19,7%) menyatakan ragu-ragu.
Demikian pula, sebagian kecil
responden laki-laki (15,8%) dan
responden perempuan (19,2%)
menyatakan bahwa bahasa Sunda
Brebes sama halusnya dengan bahasa
Sunda Priangan. Oleh karena itu,
responden laki-laki lebih menyatakan
bahwa bahasa Sunda Brebes tidak
sama halusnya dengan bahasa Sunda
Priangan (67%).
c. Laki-laki cenderung merasa
bahwa bahasa Sunda Brebes
tidak lebih penting dari bahasa
Indonesia. Tabel 17
Sikap Afektif Berdasarkan Gender
Bahasa Sunda Brebes lebih
penting dari bahasa
Indonesia. Juml
ah STS TS R S SS
Ge
nd
er
La
ki-
laki
Jumlah 22 83 37 39 16 197
% Berdasarka
n Gender
11.2%
42.1%
18.8%
19.8%
8.1%
100.0%
%
Keseluruha
n
5.5% 20.
8%
9.3% 9.8% 4.0
%
49.3
%
Per
empu
an
Jumlah 13 94 50 40 6 203
%
Berdasarka
n Gender
6.4% 46.
3%
24.6
%
19.7
%
3.0
%
100.0
%
%
Keseluruha
n
3.3% 23.
5%
12.5
%
10.0
%
1.5
%
50.8
%
Jumlah Jumlah 35 17
7
87 79 22 400
%
Berdasarkan Gender
8.8% 44.
3%
21.8
%
19.8
%
5.5
%
100.0
%
%
Keseluruhan
8.8% 44.
3%
21.8
%
19.8
%
5.5
%
100.0
%
Lebih dari setengah responden
laki-laki (53,3% ) dan perempuan
(52,7%) menyatakan bahwa bahasa
Sunda Brebes tidak lebih penting dari
bahasa Indonesia. Sebagian kecil
responden laki-laki (18,8%) dan
perempuan (24,6%) menyatakan
ragu-ragu. Di sisi lain, responden
laki-laki (27,9%) dan sebagian kecil
responden perempuan (22,7%)
menyatakan bahwa bahasa Sunda
Brebes lebih penting dari bahasa
Indonesia. Oleh karena itu, responden
laki-laki lebih menyatakan bahwa
bahasa Sunda Brebes tidak lebih
penting dari bahasa Indonesia
(53,3%).
d. Laki-laki cenderung merasa
bahwa bahasa Sunda Brebes
berbeda dengan bahasa Sunda
Priangan. Tabel 18
Sikap Afektif Berdasarkan Gender
Saya merasa bahasa Sunda
Brebes berbeda dengan
bahasa Sunda Priangan. Juml
ah STS TS R S SS
Ge
nd
er
La
ki-
laki
Jumlah 3 12 11 119 52 197
% Berdasarka
n Gender
1.5% 6.1%
5.6%
60.4%
26.4%
100.0%
%
Keseluruha
n
.8% 3.0
%
2.8
%
29.8
%
13.0
%
49.3
%
Per
empu
an
Jumlah 1 20 11 116 55 203
%
Berdasarka
n Gender
.5% 9.9
%
5.4
%
57.1
%
27.1
%
100.0
%
%
Keseluruhan
.3% 5.0
%
2.8
%
29.0
%
13.8
%
50.8
%
Jumlah Jumlah 4 32 22 235 107 400
%
Berdasarka
n Gender
1.0% 8.0
%
5.5
%
58.8
%
26.8
%
100.0
%
% Keseluruha
n
1.0% 8.0%
5.5%
58.8%
26.8%
100.0%
Sebagian besar responden laki-
laki (86,8%) dan perempuan (84,2%)
menyatakan bahwa bahasa Sunda
Brebes berbeda dengan bahasa Sunda
Priangan. Selanjutnya, sebagian kecil
responden laki-laki (5,6%) dan
perempuan (5,4%) menyatakan ragu-
ragu. Sebagian kecil responden laki-
Gender dan Sikap Bahasa … (Siti Junawaroh, dkk.)
127
laki (7,6%) dan perempuan (10,4%)
menyatakan bahwa bahasa Sunda
Brebes berbeda dengan bahasa Sunda
Priangan. Oleh karena itu, responden
laki-laki lebih menyatakan bahwa
bahasa Sunda Brebes berbeda dengan
bahasa Sunda Priangan (86,8%).
e. Laki-laki cenderung tidak
berusaha memakai bahasa Sunda
ketika di sekolah. Tabel 19
Sikap Konatif Berdasarkan Gender
Saya berusaha memakai
bahasa Sunda Brebes ketika
di sekolah.
Juml
ah
ST
S TS R S SS
Ge
nder
Laki-
laki
Jumlah 11 72 29 65 20 197
%
Berdasarkan
Gender
5.6
%
36.5
%
14.7
%
33.0
%
10.2
%
100.0
%
%
Keseluruhan
2.8
%
18.0
%
7.3% 16.3
%
5.0% 49.3
%
Pere
mpuan
Jumlah 3 60 34 97 9 203
%
Berdasarkan
Gender
1.5
%
29.6
%
16.7
%
47.8
%
4.4% 100.0
%
%
Keseluruhan
.8
%
15.0
%
8.5% 24.3
%
2.3% 50.8
%
Jumlah Jumlah 14 132 63 162 29 400
% Berdasarkan
Gender
3.5%
33.0%
15.8%
40.5%
7.3% 100.0%
%
Keseluruhan
3.5
%
33.0
%
15.8
%
40.5
%
7.3% 100.0
%
Hampir setengah responden laki-
laki (42,1%) dan sebagian kecil
responden perempuan (31,1%) tidak
berusaha memakai bahasa Sunda
ketika di sekolah. Sebagian kecil
responden laki-laki (14,7%) dan
perempuan (16,7%) menyatakan
ragu-ragu. Selanjutnya, hampir
setengah responden laki-laki (43,2%)
dan lebih dari setengah responden
perempuan (52,2%) berusaha
memakai bahasa Sunda Brebes ketika
di sekolah. Oleh karena itu,
responden laki-laki cenderung
menyatakan tidak berusaha memakai
bahasa Sunda ketika di sekolah
(42,1%).
f. Laki-laki tidak berusaha
memakai bahasa Sunda Brebes
ketika di kantor. Tabel 20
Sikap Konatif Berdasarkan Gender
Saya berusaha
memakai bahasa
Sunda Brebes ketika di kantor.
Juml
ah STS TS R S SS
Ge
nder
La
ki-lak
i
Jumlah 15 89 36 47 10 197
%
Berdasarka
n Gender
7.6% 45.
2%
18.
3%
23.
9%
5.1
%
100.0
%
%
Keseluruhan
3.8% 22.
3%
9.0
%
11.
8%
2.5
%
49.3
%
Perem
pu
an
Jumlah 5 76 51 60 11 203
%
Berdasarkan Gender
2.5% 37.
4%
25.
1%
29.
6%
5.4
%
100.0
%
% Keseluruha
n
1.3% 19.0%
12.8%
15.0%
2.8%
50.8%
Jumlah Jumlah 20 16
5
87 10
7
21 400
% Berdasarka
n Gender
5.0% 41.3%
21.8%
26.8%
5.3%
100.0%
%
Keseluruhan
5.0% 41.
3%
21.
8%
26.
8%
5.3
%
100.0
%
Lebih dari setengah responden
laki-laki (52,8%) dan hampir
setengah responden perempuan
(39,9%) menyatakan tidak berusaha
memakai bahasa Sunda Brebes ketika
di kantor. Sebagian kecil responden
laki-laki (18,3%) dan hampir
setengah responden perempuan
(25,1%) menyatakan ragu-ragu.
Sebaliknya, hampir setengah
responden laki-laki (29%) dan
perempuan (35%) berusaha memakai
bahasa Sunda Brebes ketika di kantor.
Oleh karena itu, responden laki-laki
lebih menyatakan tidak berusaha
memakai bahasa Sunda Brebes ketika
di kantor (52,8%).
Jalabahasa, Vol. 16, No. 2, November 2020, hlm. 115—131
128
Sikap Negatif Perempuan terhadap
Bahasa Sunda Brebes
Perempuan cenderung merasa bahwa
bahasa Sunda Brebes tidak terdengar
santun. Tabel 21
Sikap Afektif Berdasarkan Gender
Bahasa Sunda Brebes
terdengar santun.
Jumlah STS TS R S SS
Gend
er
Laki-laki
Jumlah 6 44 62 59 26 197
%
Berdasarkan Gender
3.0% 22.3
%
31.5
%
29.9
%
13.2
%
100.0%
% Keseluruha
n
1.5% 11.0%
15.5%
14.8%
6.5% 49.3%
Pere
mpua
n
Jumlah 5 56 54 73 15 203
% Berdasarka
n Gender
2.5% 27.6%
26.6%
36.0%
7.4% 100.0%
%
Keseluruha
n
1.3% 14.0
%
13.5
%
18.3
%
3.8% 50.8%
Jumlah Jumlah 11 100 116 132 41 400
% Berdasarka
n Gender
2.8% 25.0%
29.0%
33.0%
10.3%
100.0%
%
Keseluruhan
2.8% 25.0
%
29.0
%
33.0
%
10.3
%
100.0%
Hampir setengah responden laki-
laki (25,3%) dan perempuan (30,1%)
menyatakan bahwa bahasa Sunda
Brebes tidak terdengar santun.
Hampir setengah responden laki-laki
(31,5%) dan perempuan (26,6%)
menyatakan ragu-ragu. Demikian
juga, Hampir setengah responden
laki-laki (43,1%) dan perempuan
(43,4%) menyatakan bahwa bahasa
Sunda Brebes terdengar santun. Oleh
karena itu, responden perempuan
cenderung menyatakan bahwa bahasa
Sunda Brebes tidak terdengar santun
(30,1%).
Rata–Rata Nilai Indikator dan
Variabel Sikap Bahasa Masyarakat
Sunda Brebes terhadap Bahasa
Sunda Brebes
Tabel 22 Rata-Rata Nilai Indikator dan Variabel Sikap Bahasa
Masyarakat Sunda Brebes Terhadap Bahasa Sunda
Brebes
No. Indikator Variabel Rata-rata
Nilai
1. Komponen
Kognitif
3.66
2. Komponen
Afektif
3.43
3. Komponen
Konatif
3.63
4. Sikap
Bahasa
3.57
Kriteria skor
Skor 1,00—1,99 = sangat negatif Skor 2,00—2,99 = negatif
Skor 3,00—3,99 = positif rendah
Skor 4,00-- 5,00 = positif tinggi
Secara umum, sikap bahasa
responden terhadap bahasa Sunda
Brebes pada ketiga komponen adalah
positif rendah dengan indeks 3,57.
Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa
responden memiliki sikap baik
terhadap bahasa Sunda Brebes.
Rentang masing-masing komponen
sikap ini tidak terlalu jauh, yakni
masih dalam rentang positif rendah
(3,00—3,99). Komponen kognitif
merupakan komponen paling tinggi
dalam sikap bahasa masyarakat Sunda
Brebes (3,66). Hal ini bermakna,
bahwa masyarakat Sunda Brebes
memiliki pemikiran dan kepercayaan
yang baik terhadap bahasa Sunda
Brebes. Komponen afektif merupakan
komponen paling rendah yang
dimiliki responden. Hal ini dapat
ditafsirkan bahwa masyarakat Sunda
Brebes memiliki perasaan yang
kurang baik terhadap bahasa Sunda
Brebes. Perasaan ini meliputi
perasaan inferior dan kurang percaya
diri dengan bahasa Sunda Brebes.
Berikut kategorisasi sikap bahasa
masyarakat Sunda Brebes terhadap
bahasa Sunda Brebes berdasarkan
gender.
Gender dan Sikap Bahasa … (Siti Junawaroh, dkk.)
129
Berdasarkan tabel tersebut,
sikap bahasa responden laki-laki
cenderung positif tinggi. Hal ini dapat
dilihat dari persentase paling besar
untuk gender berdasarkan
kategorisasi sikap bahasa responden
laki-laki yaitu 60,5% pada kategori
sikap positif tinggi. Di sisi lain,
kecenderungan sikap bahasa
responden perempuan adalah positif
rendah. Hal ini ditunjukkan dengan
persentase paling besar untuk gender
berdasarkan kategorisasi sikap bahasa
responden perempuan adalah 52,2%
pada sikap bahasa positif rendah.
Kaum laki-laki memiliki sikap
bahasa lebih baik daripada perempuan
pada variabel afektif dan kognitif. Hal
ini bermakna bawa kaum laki-laki
memiliki kepercayaan dan pemikiran
yang lebih baik tentang bahasa Sunda
Brebes. Laki-laki labih percaya
bahwa bahasa Sunda Brebes dalam
kondisi baik-baik saja. Jumlah
penuturnya masih banyak. Orang
Sunda Brebes akan tetap menjadi
orang Sunda Brebes dan tidak
berubah menjadi orang Jawa.
Masyarakat Sunda dan Jawa sudah
hidup berdampingan sejak dahulu dan
tidak saling mengancam. Kaum laki-
laki juga percaya bahwa penutur
bahasa Sunda Brebes mudah
mempelajari dan mempraktikkan
bahasa Sunda Brebes. Laki-laki lebih
memiliki perasaan bangga terhadap
bahasa Sunda Brebes, sebagai jatidiri
dan kepribadian orang Sunda Brebes.
Namun, laki-laki beranggapan
pemakaian bahasa Sunda Brebes
disesuaikan dengan situasi dan
kondisi. Dalam situasi resmi, tidak
bermasalah jika menggunakan bahasa
Indonesia. Begitu pun, jika berbicara
dengan orang Jawa tidak bermasalah
jika menggunakan bahasa Jawa agar
lebih akrab.
Sementara itu, kaum perempuan
memiliki sikap konatif lebih baik
daripada laki-laki. Perempuan
memiliki kemauan yang lebih baik
terhadap bahasa Sunda Brebes.
Mereka ingin menggunakan bahasa
Sunda Brebes di banyak ranah dan
Tabel 23 Tabulasi Silang Gender dan Kategorisasi Sikap Bahasa
Kategorisasi Sikap Bahasa
Jumlah
Negatif Tinggi Positif Rendah Positif Tinggi
Gender Laki-
laki
Jumlah 8 163 26 197
Persentase berdasarkan Gender 4.1% 82.7% 13.2% 100.0%
Persentase berdasarkan
Kategorisasi Sikap Bahasa
50.0% 47.8% 60.5% 49.3%
Persentase Keseluruhan 2.0% 40.8% 6.5% 49.3%
Pere
mpua
n
Jumlah 8 178 17 203
Persentase berdasarkan Gender 3.9% 87.7% 8.4% 100.0%
Persentase berdasarkan
Kategorisasi Sikap Bahasa
50.0% 52.2% 39.5% 50.8%
Persentase Keseluruhan 2.0% 44.5% 4.3% 50.8%
Jumlah Jumlah 16 341 43 400
Persentase berdasarkan Gender 4.0% 85.3% 10.8% 100.0%
Persentase berdasarkan
Kategorisasi Sikap Bahasa
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Persentase Keseluruhan 4.0% 85.3% 10.8% 100.0%
Jalabahasa, Vol. 16, No. 2, November 2020, hlm. 115—131
130
situasi. Namun, ada kegelisahan di
kalangan perempuan Sunda Brebes.
Antara idealisme sebagai orang
Sunda, tetapi di sisi lain mereka
kurang percaya diri dengan bahasa
Sunda Brebes.
SIMPULAN
Secara keseluruhan kaum laki-laki
dan perempuan Sunda Brebes
memiliki sikap bahasa positif rendah
terhadap bahasa Sunda Brebes.
Kecenderungan sikap bahasa laki-laki
terhadap bahasa Sunda Brebes adalah
positif tinggi, dan sikap bahasa
perempuan terhadap bahasa Sunda
Brebes adalah positif rendah. Tulisan
ini menguatkan teori bahasa dan
gender. Kaum perempuan cenderung
memilih bahasa yang “baik”. Sikap
bahasa kaum perempuan masyarakat
Sunda Brebes lebih rendah daripada
kaum laki-laki. Meskipun begitu,
pada beberapa indikator perempuan
menunjukkan sikap bahasa positif
terhadap bahasa Sunda Brebes.
Dengan sikap bahasa positif rendah
yang dimiliki masyarakat Sunda
Brebes, bahasa Sunda Brebes tetap
dan masih dipakai dalam komunikasi
sehari-hari oleh penutur. Untuk
mempertahankan bahasa Sunda
Brebes, perlu adanya pengakuan dan
pembinaan bahasa Sunda di
Kabupaten Brebes agar tidak terus
bergeser ke bahasa Jawa, bahasa
Indonesia, atau bahkan bahasa asing.
DAFTAR PUSTAKA
Fasold, R. 1984. The Sociolinguistics
of Society. Newyork: Basil
blakcwell.
Holmes, J. 2013. An Introduction to
Sociolinguistics. Fourth
Edition. New York: Routledge.
Junawaroh, S., Sobarna, C., Wahya,
& Riyanto, S. 2018. Brebes
Sundanese Language in the
Realm of Social Intercourse as a
Territorial Identity. ISLLE 2017
The Ist International Seminar
on Language, Literature, and
Education (357--363). Jakarta:
KnE Social Sciences DOI
10.502/ kss.v3l9.2697.
Kridalaksana, H. 1993. Kamus
Linguistik. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Meyerhoff, M. 2006. Introducing
Sociolinguistics. London and
New york: Routledge Taylor
and Francis Group.
Salminem.1999. UNESCO Red Book
on Endangered Languages: .
Europe.
Slik, F. W., Hout, R. W., & Schepens,
J. J.2015. The Gender Gap in
Second Language Acquisition:
Gender Differences in the
Acquisition of Dutch among
Immigrants from 88 Countries
with 49 Mother Tongues. PLOS
ONE OI:10.1371/journal.pone.
0142056, 1—22.
Triandis, H. 1971. Attitude and
Attitude Change (Foundations
of Social Psychology).
Hoboken: NJ John Wileys &
Sons Inc.
Trudgill, P. 2003. Sociolinguistics.
Edinburgh University Press.
Gender dan Sikap Bahasa … (Siti Junawaroh, dkk.)
131
Wibowo, P. A. 2012. Bahasa dan
Gender. Lite Volume 8 Nomor
1, Maret 2012, 15—23.
Yildiz, M., & Kiziltas, Y. 2018. The
Attitudes of Secondary School
Students toward School and
Reading : A Comparison in
Terms of Mother
Tongue,Gender, and Class
Level. International Journal of
Education & Literacy Studies,
27—37.