Download - Geografi Kota Balikpapan
PERKEMBANGAN KOTA BALIKPAPAN DAN DAMPAK PERMASALAHANNYA
Disusun guna memenuhi tugas Geografi Kota
Dosen pengampu:
Dra. Inna Prihartini, M.S.
Disusun oleh:
1. Agustin Maharani (k5413004/A)2. Rika Oktariyani (k5413057/B)3. Rini Astuti (k5413058/B)4. Shara Nur Istiqomah (k5413063/B)5. Siti Fatimah (k5413065/B)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Secara umum kota adalah tempat bermukimnya warga kota,
tempat bekerja, tempat kegiatan dalam bidang ekonomi, pemerintah
dan lain-lain. Kota terdapat berbagai fasilitas untuk kebutuhan
masyarakat dan terbentuk dengan tahap dan proses yang cukup lama.
Selain itu, dalam perkembangan kota sendiri dipengaruhi oleh faktor
alamiah dan faktor sosial. Dalam perkembangannya, terutama terkait
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kota tersebut pasti
tidak terlepas dari permasalahan sosial seperti kemacetan,
kemiskinan, permukiman, dan lain-lain. Hal ini akan memberikan
pengaruh perkembangan bahkan perubahan tata kota yang tidak
hanya bersifat sementara, namun bisa jadi bersifat terus-menerus
akibat tidak konsistensinya kebijakan akan solusi dari permasalahan
tersebut.
Setiap kota dalam perkembangannya pasti memiliki
permasalahan. Pada umumnya disebabkan oleh daya tarik kota itu
sendiri, misalnya kemajuan di sektor ekonomi, pariwisata,
pendidikan dan lain-lain. Kemajuan dalam sector-sektor tersebut
cenderung untuk menarik para pendatang menuju suatu kota. Tetapi,
dalam prosesnya justru menimbulkan berbagai permasalahan seperti
kemacetan, kriminalitas tinggi, sampah dan lain-lain. Hal ini juga
terjadi di salah satu kota di Indonesia yaitu Kota Balikpapan
tepatnya di Provinsi Kalimantan Timur. Oleh karena itu, penulis
tertarik untuk mengulas Kota Balikpapan yang dijuluki sebagai“
Kota Kaya Raya“ dengan judul “ PERKEMBANGAN KOTA
BALIKPAPAN DAN DAMPAK PERMASALAHANNYA“.
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas, dapat diketahui rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana kondisi faktor alamiah dan sosial kota Balikpapan
terkait perkembangan kota tersebut?
2. Bagaiamana dampak dari perkembangan kota Balikpapan?
3. Bagaimana solusi dari dampak perkembangan kota Balikpapan?
C. Tujuan penulisan
Dari rumusan masalah diatas, dapat diketahui tujuan penulisan
sebagai berikut:
1. Mengetahui kondisi faktor alamiah dan sosial kota Balikpapan
terkait perkembangan kota tersebut,
2. Mengetahui dampak dari perkembangan kota Balikpapan,
3. Mengetahui solusi dari dampak perkembangan kota Balikpapan.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kondisi Faktor Alamiah dan Sosial Kota Balikpapan Terkait
Perkembangan Kota Tersebut
Kota Balikpapan dengan luas 503,30 kilometer persegi
mempunyai lima wilayah kecamatan, masing-masing: Kecamatan
Balikpapan Barat, Balikpapan Utara, Balikpapan Tengah,
Balikpapan Selatan, dan Balikpapan Timur. Wilayah Kota
Balikpapan berdasarkan kemiringan dan ketinggian dari permukaan
laut sangat beragam, dari ketinggian 0 meter di wilayah pantai
sampai wilayah berbukit dengan ketinggian 100 meter dari
permukaan laut.
Menurut letak geografisnya Kota Balikpapan antara 116,6’
BT dan 117,0’ LU dan 1,5’ LS. Sedangkan perbatasan untuk sebelah
utara berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara, sebelah
timur berbatasan dengan Selat Makassar, sebelah selatan berbatasan
dengan Selat Makassar, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten
Penajam Paser Utara. Dari adanya pembagian kecamatan dan
perbatasan di wilayah kota Balikpapan menimbulkan adanya
perkembangan kota. Hal ini didasari pada kota Balikpapan yang
memiliki daya tarik utama dalam sektor ekonomi mampu menarik
para pendatang untuk bekerja bahkan menetap disana. Berikut
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kota.
a. Faktor alamiah
Faktor alamiah merupakan salah satu di antara dua faktor
yang mempengaruhi perkembangan kota. Faktor tersebut
meliputi topografi, iklim, suhu dan kelembaban, penggunaan
lahan dan lain-lain. Berikut merupakan elemen-elemen faktor
alamiah kota Balikpapan, Kalimantan Timur adalah:
1) Iklim
Balikpapan beriklim tropis, mempunyai musim yang
hampir sama dengan wilayah yang ada di Kalimantan Timur
pada umumnya, yaitu adanya musim kemarau dan musim
penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Mei
sampai dengan Oktober, sedangkan musim penghujan terjadi
pada bulan November sampai bulan April.
Keadaan ini berlangsung terus setiap tahun yang
diselingi dengan musim peralihan pada bulan-bulan tertentu.
Selain itu, karena letaknya di daerah khatulistiwa maka iklim
di Kalimantan Timur juga dipengaruhi oleh angin musson
barat pada bulan November–April dan musson timur pada
bulan Mei – Oktober. Namun dalam tahun-tahun terakhir ini,
keadaan musim di Balikpapan terkadang tidak menentu, pada
bulan-bulan tertentu adalah musim penghujan, tetapi tidak
terjadi pada sebaliknya.
2) Suhu dan Kelembaban
Sebagaimana biasanya bahwa suhu di suatu tempat
sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut
terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Secara
umum daerah Balikpapan beriklim panas dengan suhu udara
sepanjang tahun berkisar 20° celcius sampai dengan 34,4°.
Selain itu sebagai daerah beriklim tropis, Balikpapan
mempunyai kelembaban udara relatif tinggi dengan rata-rata
berkisar antara 85 – 89 % sampai dengan 8.00 knot.
3) Topografi
Keadaan geografis Kota Balikpapan adalah 85 %
merupakan daerah berbukit dengan kemiringan 15 – 40 %
dan daerah datar 15 % dengan kemiringan 0 40 %, sedangkan
elevasi Kota Balikpapan berada pada ketinggian 0 – 100
meter DPL. Adapun strukrur tanah di Kota Balikpapan ini
terdiri atas tanah podsolik merah kuning, tanah alluvial, dan
pasir kwarsa. Berikut peta topografi kota Balikpapan:
4) Tutupan dan Penggunaan Lahan
Secara umum kondisi tutupan lahan di Kota
Balikpapan masih didominasi oleh lahan tidak terbangun
dengan luas 44.813, 21 ha (89,04%) dari luas wilayah Kota
Balikpapan. Sedangkan lahan terbangun mencapai luas
5.517,36 ha (10,96.%) dari luas wilayah. Lahan tidak
terbangun di Kota Balikpapan berupa hutan dengan luas
20.295,86 ha (40,33%), semak dan belukar seluas 12.226,31
HA (24,29%), ladang/kebun seluas 5.100, 29 ha (10,13%),
sawah 103,93 ha, tambak 694,59 ha, perkebunan 316,93 ha,
ruang terbuka hijau berupa makam-makam, taman, lapangan
seluas 393,46 ha. Lahan tidak terbangun ini pada umumnya
masih mendominasi Kota Balikpapan bagian utara, barat dan
timur, tepatnya di Kecamatan Balikpapan Barat, Utara dan
Kecamatan Balikpapan Timur.
Sedangkan lahan terbangun pada umumnya terpusat
di wilayah kota tepatnya di Kecamatan Balikpapan Selatan,
Tengah dan sebagian Barat. Penggunaan lahan terbesar
berupa permukiman dengan luas 3.147,32 Ha disusul
kemudian penggunaan lahan untuk kegiatan industri dan
pergudangan seluas 630,24 ha, perdagangan dan jasa seluas
424,12 ha, pelayanan umum dan bangunan umum mencapai
luas 503,28 ha. Berikut adalah luas tiap-tiap jenis tutupan
lahan di Kota Balikpapan :
Sedangkan berdasarkan status lahannya penggunaan lahan dibedakan atas
kawasan budidaya dan kawasan lindung. Berdasarkan klasifikasi tersebut
maka luas penggunaan lahan yang ada di Kota Balikpapan dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
5) Kekayaan Alam
Potensi sumber daya alam yang dimiliki Propinsi
Kalimantan Timur, terutama kota Balikpapan cukup besar,
sebagian telah dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian,
pertambangan, dan industry. Sebagian besar sumber daya
alam tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan, yaitu
sumber daya hutan yang sangat luas, lahan yang relative
subur untuk pertanian, perikanan dan sumber daya mineral
yang cukup besar seperti batu bara, emas, minyak bumi dan
gas alam, serta sumber daya kelautan. Berikut salah satu peta
persebaran batu bara:
b. Faktor sosial
Faktor sosial meliputi aspek ekonomi, demografi,
1) Demografi
Keadaan penyebaran penduduk di Kota Balikpapan adalah
merupakan konsentrasi pada kawasan perdagangan, kawasan
pantai dan pertanian, selebihnya adalah kawasan kosong.
Adapun gambaran umum per wilayah sebagai berikut:
Kecamatan Luas Wilayah Jumlah Penduduk
Kepadatan Penduduk
Balikpapan Timur
132,12 km² 50.156 jiwa 379 jiwa
Balikpapan Selatan
47,95 km² 188.317 jiwa 3.927 jiwa
Balikpapan Tengah
11,07 km² 114,548 jiwa 10.347 jiwa
Balikpapn Utara 132,17 km² 101.539 jiwa 768 jiwa
Balikpapan Timur
179,95 km² 85.904 jiwa 477 jiwa
Total 503,31 km² 540.464 jiwa
Jumlah penduduk selain dari penduduk asli juga di tambah
dengan pendatang yang bertujuan migrasi baik yang sifat
permanen maupun tidak. Migrasi dengan tujuan balikpapan
dan samarinda kebanyakan berasal darindaerah jawa,
Sulawesi dan Sumatra. Berikut peta migrasi penduduk :
2) Indikator Ekonomi
perkembangan industri kecil, menengah, dan
perdagangan. secara khusus pada sektor perdagangan dan
industri:
a) sektor perdagangan
skala kecil, jumlah 6.598, investasi rp
155.560.081.386,00. Skala menengah, jumlah 1.709,
investasi rp 116.663.590.200,00.
b) sektor industry
skala kecil, jumlah 2.985, investasi rp
91.358.593.776,00. Skala menengah, jumlah 38, investasi rp
15.879.555.117,00. Jumlah skala kecil: 9.583, investasi rp
246.918.675.162,00. jumlah skala menengah: 1.767,
investasi rp 132.543.145.317,00.
3) Faktor SDM Kota Balikpapan
a) Sumberdaya petani dan hasil produksi pertanian
Jumlah kelompok tani di kota Balikpapan mencapai
125 kelompok dan jumlah anggotanya 3.765 orang. Jumlah
petani di kota Balikpapan sangat sedikit bila di
bandingkan dengan kabupaten dan kota lain di provinsi
Kalimantan Timur di karena kan iklim kerja di kota
Balikpapan iklim indutri dan lahan yang tersedia juga sangat
sedikit.
Produksi padi untuk kota Balikpapan baik untuk
padi sawah dan padi ladang berfluktuatif produksi
tertinggi untuk padi sawah terjadi pada tahun 2008
dengan produksi 1.178 ton sedangkan untuk padi ladang
terjadi pada tahun 2012 dengan produksi 326 ton. Untuk luas
tanam sendiri menurun dalam kurun waktu 2008 sampai
dengan 2012 baik untuk padi sawah sedangkan untuk
padi ladang ada penambahan luas tanam. Perkembangan
luas panen, produktivitas, dan produksi padi sawah di
Kota Balikpapan. Berikut komoditi hasil pertanian kota
Balikpapan dengan luas panen produktivitas dan produksi
yang dihasilkan tahun 2012:
Padi Sawah 146 44,71 653
Padi Ladang 130 25,09 326
Padi 276 35,47 979
Jagung 183 30,83 564
Kedelai 0 0,00 0
Kacang Tanah 19 22,88 43
Kacang Hijau 0 0 0
Ubi Kayu 418 296,03 12.374
Ubi Jalar 22 155,92 343
Sumber : ATAP 2012
4) Fasilitas umum dan social kota Balikpapan
a) Fasilitas Pendidikan
Kota Balikpapan sebagai kota besar memiliki
fasilitas pendidikan yang cukup memadai yang tersebar
di tiap-tiap kecamatan. Jumlah Taman Kanak-Kanak
seluruhnya 90 unit, Sekolah Dasar 192 unit, SLTP 52
unit, SMU 23 unit SMK ekonomi 9 unit, SMK Teknologi
10 unit, dan SMK Kesejahteraan Keluarga / Pariwisata 3
unit
b) Fasilitas Kesehatan
Jumlah Rumah Sakit di Kota Balikpapan sebanyak
5 unit, Puskesmas 38 unit, yang terdiri dari Puskesmas
Umum dan Puskesmas Pembantu. Selain itu tersedia pula
fasilitas kesehatan yang lainnya, seperti apotik, balai
pengobatan, BKIA dan sebagainya.
2. Dampak dari Perkembangan Kota Balikpapan
Nama kota yang mungkin asing ditelinga khalayak ramai,
namun sesekali berkunjunglah ke kota yang terletak di Kalimantan
Timur ini. Kota kecil yang penduduknya ramah, bersih, indah, aman,
dan nyaman, seperti slogannya, “Balikpapan Beriman”. Namun apa
yang digambarkan tadi merupakan situasi kondisi kota Balikpapan
beberapa tahun yang lalu. Kini Kota Balikpapan telah melakukan
transformasi besar-besaran disegala aspek, mulai dari infrastruktur
sampai pengembangan wilayah seperti industri, pariwisata, dan
perdagangan.
Balikpapan kini telah memasuki masa puber-nya, bahkan ada
yang menjuluki Balikpapan sebagai kota mini metro politan, entah
mungkin saja beberapa tahun kedepan Balikpapan akan sungguh-
sungguh menjadi Kota Metropolitan seperti Surabaya, Jakarta, dan
lain-lain. Kota yang sering dikabarkan akan menjadi Ibukota Negara
ini bahkan menyaingi Ibu kota provinsi di Kalimantan Timur, yaitu
Samarinda. Namun perlu kembali dicermati kembali perihal
kemajuan yang terbilang begitu pesat dan cepat di Kota Balikpapan
itu sendiri, mulai dari kepantasan dan kesiapan Kota dan yang
terpenting kesiapan dan kepantasan Masyarakat Kota Balikpapan.
Balikpapan menunjukkan perkembangan yang sangat cepat.
Namun perkembangan yang cukup signifikan pada kota Balikpapan
ini menimbulkan beberapa dampak. Dampaknya meliputi dampak
positif dan negatif. Dampak positifnya bias menjadikan Balikpapan
lebih maju dan tidak terbelakang. Namun dampak negatifnya bias
jadi membuat alam yang dulunya sangat terjaga menjadi rusak.
Bukti perkembangan yang terjadi di kota Balikpapan beserta
dampaknya meliputi sebagai berikut :
a. Makin menjamurnya tempat-tempat pusat perbelanjaan.
Semua tempat perbelanjaan berusaha menunjukkan
eksistensinya masing-masing dengan memberikan hiburan yang
lengkap yang dibutuhkan oleh masyarakat Balikpapan yang haus
akan tempat hiburan. Makin maraknya bioskop dengan standar
internasional menjadi salah satu tempat yang sekarang paling banyak
diminati. Seiring perkembangan tersebut, maka berdampak pada
keadaan kota. Tingkat kemacetan pun semakin terasa. Terutama
dijalan-jalan yang melewati kawasan perbelanjaan.
b. Makin menjamurnya tempat-tempat pusat hiburan (Club
malam/diskotik).
Dengan adanya perkembangan tempat-tempat hiburan di kota
balik papan menyebabkan munculnya Pragmatisme dan hedonisem
yang merupakan sedikit contoh dari banyak penyakit yang timbul akibat
dari kekagetan masyarakat dalam menerima hal-hal yang baru di kota
Balikpapan. Dengan merebaknya penyakit hedonisme maka munculah
human trafficking yang ditandai makin banyaknya anak baru gede
(ABG) yang menjual diri demi memenuhi hawa hedonism mereka.
c. Para investor mulai melirik kota Balikpapan sebagai tempat
investasi yang menguntungkan.
Selain itu ditambah lagi dengan banyaknya perusahaan
tambang dan minyak bisa menjadi motivasi bagi investor untuk
menanamkan modalnya disegala bentuk investasi. Tingkat
perekonomian dan pendapatan yang tinggi dibanding provinsi
lainnya yang ada di Indonesia menambah jumlah kedatangan pencari
kerja untuk mencari penghidupan di kota Balikpapan. Pengawasan
yang tidak ketat oleh pemerintah Balikpapan membuat arus
perpindahan penduduk ke kota ini tidak terkendali. Di satu sisi
membuat pendapatan para investor meningkat akan tetapi di sisi
lainnya berdampak pada padatnya kota Balikpapan. Pertambahan
penduduk di kota Balikpapan yang tidak terkendali akan
memunculkan pemukiman-pemukiman kumuh yang dibangun oleh
pendatang. Banyak yang memperkirakan pada tahun 2015
Balikpapan akan menjadi kota terpadat dan termacet.
d. Dibukanya beberapa lahan yang dulunya adalah hutan.
Pembukaan lahan sebagai jalan tol. Dampak dari pembangunan jalan
tol:
1) Berkurangnya luas area hutan lindung di Pulau Kalimantan
Alasan: Dalam pembuatan jalan tol tersebut memerlukan
lahan yang tidak sedikit. Apalagi untuk kota Samarinda dan
Balikpapan yang banyak terdapat hutan lindung. Sebenarnya
sudah cukup luas ara hutan lindung yang di ubah menjadi hutan
produktif, apalagi bila ditambah untuk jalan tol, maka
berkuranglah hutan sebagai penyumbang oksigen dibumi.
2) Hilangya habitat flora dan fauna endemic penghuni Pulau
Kalimantan.
Alasan: Proyek pembangunan jalan tol Samarinda –
Balikpapan tidak sedikit memakan lahan area hutan lindung.
Padahal dalam hutan lindung tersebut banyak terdapat jenis flora
dan fauna yang tidak terdapat di hutan lain. Misalnya baberapa
jenis anggrek yang tidak terdapat di hutan manapun, begitupun
juga hewan seperti orang utan yang habitat aslinya di Pulau
Kalimantan.
3) Sering terjadi pencurian satwa dan tumbuhan langka
Alasan: Apabila proyek pembangunan jalan tol tersebut
terealisasi dan ada jalan tol melalui hutan lindung di Kalimantan,
maka pencurian satwa maupun tumbuhan marak terjadi, karena
akses ke hutan lindung lebih mudah dengan adanya jalan tol.
Walaupun jalan tol terkenal tidak terputus-putus oleh lalulintas
kendaraan yang lalu lalang, tidak menutup kemungkinan untuk
terjadinya tindakan-tindakan yang dilakukan oleh orang yang
tidak bertanggungjawab seperti pencurian tersebut.
Perkembangan di kota Balikpapan sangat menunjang
pendidikan yang ada di balikpapan. Karena dengan
berkembangnya akses keluar masuk kota Balikpapan itu maka
akses fasilitas pendidikan ke kota balikpapan juga semakin
mudah. Dengan terbukanya akses pendidikan tersebut maka
pendidikan yang didapat oleh masyarakat kota Balikpapan akan
semakin maju.
e. Kasus Sampah
1) Komponen Persampahan
Pengolahan sampah di Kota Balikpapan dilakukan oleh
beberapa pihak di samping Dinas Kebersihan dan Pertamanan
(DKP), masing-masing memiliki daerah pelayanannya sendiri.
Namun lokasi pembuangan akhir sampahnya berada di tempat
yang sama, yaitu 12 km arah Samarinda. Volume sampah yang
dilaksanakan Kota Balikpapan dari tahun ke tahun makin
meningkat sejalan dengan bertambahnya penduduk dan tingkat
kesejahteraannya. Dari data DKP bahwa pada tahun 1998
timbunan sampah Kota Balikpapan sebesar 922 m3 dengan
volume yang terangkut baru mencapai 812 m3 yang berarti baru
terlayani 95.14% .
2) Komponen Sanitasi/Limbah Cair
Limbah cair dari kegiatan permukiman dalam
pembuangannya saat ini masih disatukan dengan jaringan
drainase. Sedangkan limbah padat (tinja) saat ini masih
menggunakan sanitasi setempat (on site sanitation). Secara
umum sistem ini masih belum menimbulkan permasalahan yang
serius. Di masa datang untuk pertumbuhan penduduk dan
kepadatan penduduk yang tinggi, pembangunan jaringan sistem
limbah perkotaan dapat digunakan sebagai alternatif penaganan
limbah.
f. Kemacetan
Pertambahan penduduk yang dipengaruhi oleh tingginya
jumlah pendatang, mengakibatkan permasalahan serius yakni
kemacetan yang sekarang tidak hanya terjadi di Jalan Sudirman
dan Stalkuda, namun telah meluas ke jalan arteri lainnya.
Penduduk mengeluhkan kondisi Balikpapan yang macet apalagi
pada saat jam-jam sibuk, pagi hari ketika hendak pergi kerja dan
sekolah maupun di sore hari ketika kembali ke rumah. Semua
persimpangan maupun jalan arteri perkotaan mengalami
kemacetan.
g. Kriminalitas
Seiring bertambahnya penduduk, lapangan pekerjaan
menjadi sempit, tingkat stres tinggi, mengakibatkan kehilangan
kendali sehingga membuat angka kriminalitas (kejahatan)
pencurian kendaraan di Balikpapan tertinggi se-Kaltim.[9]
Sekcam (Sekretaris Camat) Balikpapan Tengah dan Kasi (Kepala
Seksi) Trantib Damai menyatakan bahwa pendatang
menimbulkan kerawanan akan terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan, tindak kejahatan serta buronan polisi yang sangat
meresahkan penduduk.
d. Pengemis Menjamur
Sejumlah pengemis yang merupakan pendatang, menyerbu
titik-titik keramaian seperti Balikpapan Permai (BP), Kampung
Baru, pasar, tempat ibadah dan wisata. Pengemis juga meminta-
minta di rumah penduduk dengan dalih menjual buku atau
sumbangan pembangunan masjid.
Mereka mengaku bahwa pendapatannya meminta-minta di
Balikpapan jauh lebih tinggi dibanding di Jawa. Di Balikpapan,
mereka bisa mendapat uang sebanyak Rp 5.000,00 hingga
mencapai Rp 10.000,00 sedangkan di Jawa mereka mendapat
lima ratus sampai seribu rupiah. Kebanyakan dari pengemis
masuk ke Balikpapan dengan pesawat ketimbang kapal.
3. Solusi dari Dampak Perkembangan Kota BalikpapanSeiring dengan berkembangnya suatu kota yang meliputi
kemajuan di berbagai bidang seperti kemajuan di bidang ekonomi,
industri, perdagangan, jasa, pendidikan, transportasi dan lain-lain
tentunya memiliki dampak bagi kota tersebut. Hal ini memang
menunjukkan suatu kemajuan suatu kota, akan tetapi di sisi lain juga
menimbulkan dampak negatif. Dampak negatif tersebut dapat dilihat
dari tingginya jumlah pendatang yang memadati Kota Balikpapan,
munculnya kemacetan di jalan raya, kemiskinan, kriminalitas dan
lain-lain. Permasalahan tersebut dapat diminimalisir dengan cara
saling berpartisipasi dari berbagai pihak. Upaya-upaya yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Upaya mengatasi tingginya pendatang menuju Kota
Balikpapan
Kebanyakan dari para pendatang menuju ke Kota Balikpapan
karena daya tarik dari aspek ekonomi. Semakin banyaknya para
pendatang tentunya harus ada upaya dalam menangani hal tersebut.
Walaupun tidak dibatasi, hal itu akan membantu pulau jawa dalam
persebaran penduduk. Namun jika dibatasi maka akan meringankan
Pemerintah Kota dalam mengurusi hal kependudukan oleh para
pendatang dari berbagai pulau.
b. Upaya mengatasi kemacetan di jalan raya
Kemacetan terjadi dikarenakan tingginya jumlah kendaraan
pribadi, sempitnya jalan raya, dan banyaknya orang-orang yang
melewati jalur dan waktu yang sama. Hal itu dapat diatasi dengan
berbagai cara diantaranya :
1) Menaikkan harga dan pajak kendaraan pribadi
Semakin rendah harga kendaraan bermotor maka
kemampuan masyarakat untuk membeli kendaraan pribadi
semakin tinggi. Apalagi dengan mudahnya cara pembelian
dengan cara kredit semakin memudahkan masyarakat untuk
membeli. Hal ini akan menyebabkan tingginya jumlah kendaraan
pribadi sehingga kemacetan pun tidak dapat dihindari.
Upaya yang dapat dilakukan dalam menekan jumlah
kendaraan pribadi adalah dari pihak Pemerintah sendiri membuat
kebijakan untuk menaikkan harga kendaraan dan pajak
kendaraan, serta menghapus sistem pembelian kredit kendaraan.
Hal itu akan menyebabkan menurunnya minat masyarakat untuk
membeli kendaraan pribadi.
2) Memperbaiki kualitas kendaraan umum
Untuk menarik minat masyarakat dalam menggunakan
kendaraan umum sebaiknya Pemerintah memperbaiki kualitas
transportasi umum. Misalnya, mengganti kendaraan yang tidak
layak jalan, memperbanyak halte dan lain-lain.
3) Pelebaran jalan dan penambahan jalur alternatif
Hal ini dilakukan supaya mengurangi padatnya kendaraan di jalan.4) Menunda jam kerja bagi pegawai negeri
Kemacetan yang terjadi di jalan raya umumnya terjadi
pada waktu jam berangkat kerja dan pulang kerja. Maka
Pemerintah dapat memberlakukan kebijakan untuk menunda jam
kerja bagi pegawai negeri yaitu jam 09.00 misalnya. Dengan
upaya tersebut maka jumlah kendaraan dapat dikurangi oleh
kendaraan pegawai negeri tersebut karena mereka berangkat jam
09.00 bukan jam 07.00 seperti biasa.
c. Upaya mengatasi sampah
Pembuangan sampah dapat dilakukan dengan memilah
sampah terlebih dahulu antara sampah organik dan non organik.
Dengan demikian sampah non organik dapat dimanfaatkan.
Upaya yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Mengumpulkan sampah yang sudah ditaruh di trotoar,
dibungkus dalam kantung plastik berwarna hitam, yang
sudah dikelompokan menurut jenisnya. Seperti untuk
sampah yang berbentuk kertas, buku-buku, karton dan lain-
lain dikumpulkan ke dalam kantung plastik tersendiri.
Sampah yang berjenis botol-botol juga dikumpulkan
tersendiri. Semuanya dipisahkan terlebih dulu sambil
menunggu waktu sampah-sampah itu diangkut.
2) Sampah yang tadinya sudah dikumpulkan akan diangkut
sesuai jenisnya, dan pisahkan sesuai hari yang berbeda.
Misalnya untuk sampah kertas dan lain-lain diangkut hari
Senin, begitu pula dengan jenis sampah lainnya.
3) Bagi ada masyarakat yang mencampur isi sampah ke dalam
satu kantung plastik maka akan dikenai denda.
4) Pertugas juga membersihkan kota, tertutama soal kebersihan
kota dari guguran daun-daunan pada musim gugur.
5) Petugas yang dipekerjakan adalah petugas-petugas yang
handal. Mereka mulai beroperasi sejak subuh dengan maksud
tidak mengganggu kelancaran lalu lintas. Ada prosedur yang
harus mereka lakukan, yaitu kerap menjaga kebersihan
kendaraan dan peralatan mereka setiap selesai bekerja.
Dengan demikian sampah-sampah dapatteorganisir
dengan baik dan dapat di lakukan daur ulang untuk sampah
non organik. Sedangkan sampah yang organik dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk kompos.
d. Upaya mengatasi pengemis
Banyaknya gelandangan yang tersebar di kota-kota besar
membuat pemandangan kota terlihat kurang indah dan
menganggu kenyamanan para pengguna jalan dan masyarakat
yang memanfaatkan fasilitas kota yang ada. Oleh sebab itu
sebaiknya pemerintah dapat memberi kebijakan berupa kegiatan
rehabilitatif dengan cara memberi ketrampilan kepada mereka
sehingga memiliki bekal untuk mencari pekerjaan. Sebelum
melakukan hal tersebut, perlu upaya preventif untuk mengatasi
pengemis. Upaya preventif tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut :
1) Penyebaran pamflet dan leaflet tentang gelandangan dan
pengemis serta bahaya merantau ke kota tanpa bekal dan
ketrampilan. Hal ini dilakukan pada daerah-daerah desa yang
berada di sekitar Kota Balikpapan.
2) Penyuluhan sosial dengan melibatkan tokoh masyarakat dan
tokoh agama yang peduli terhadap gelandang dan pengemis.
Upaya-upaya tersebut semoga dapat mengurangi tingkat
pengemis di Kota Balik papan.
e. Upaya mengatasi kriminalitas di Kota Balikpapan
Secara konsepsial usaha pembinaan terhadap pelaku
kejahatan adalah dengan memasukan unsur-unsur yang yang
terkait dengan mekanisme peradilan pidana dan partisi
masyarakat, antara lain:
1) Peningkatan dan pemantapan aparat penegak hukum yaitu
meliputi pemantapan organisasi, personal, sarana, prasarana,
untuk dapat mempercepat penyelesaian perkara-perkara
pidana.
2) Perundang-undangan berfungsi untuk menganalisis dan
menekan kejahatan dengan mempertimbangkan masa depan.
3) Mekanisme peradilan yang efektif (memenuhi sifat-sifat:
cepat, tepat, murah, dan sederhana).
4) Koordinasi antara aparatur penegak hukum dan aparatur
pemerintah lainnya yang saling berhubungan dan saling
mengisi untuk meningkatkan daya guna penanggulangan
kriminalitas.
5) Partisipasi masyarakat untuk membantu kelancaran
pelaksanaan penanggulangan kriminalitas.
Disamping upaya-upaya tersebut diatas, yang
terpenting adalah upaya yang bersifat preventif atau
pencegahan, yaitu dengan jalan menyadarkan atau menekan
terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan kejahatan.
Disinilah peran moral dan agama untuk menuntun manusia
kepada jalan yang benar. Salah satu contoh kecenderungan
manusia untuk melakukan pencurian dan perampokan di
beberapa tempat.
a.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Faktor alam juga mempengaruhi perkembangan kota Balikpapan,
seperti keadaan iklim, suhu, kelembaban dan topografi. Keadaan
yang relative ini membuat orang nyaman dan tertarik untuk
tinggal di balikpapan sehingga lama-kelamaan akan mendorong
suatu perkembangan kota. sedangkan Faktor social seperti
penduduk, ekonomi, dan SDM dalam mengolah lingkungan
(petani) juga mendukung perkembangan kota. Kedua faktor ini
tidak dapat dipisahkan karena satu sama liain saling
mempengaruhi.
2. Perkembangan kota juga memiliki berbagai dampak seperti
kemacetan lalu lintas, sampah, limbah, kemiskinan
(gelandangan) dan perubahan fungsi lahan.
3. Upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi permasalahan
yang muncul seiring dengan perkembangan kota yakni menahan
jumlah penduduk yang masuk ke daerah balikpapan,
memperlebar jalan untuk minghindari kemacetan, penundaan
jam kerja untuk pegawai negeri, kemudian untuk menahan
jumlah kendaraan pribadi maka, menaikan harga kendaraan dan
pajak, menghapuskan sistem kredit. Untuk masalah gelandangan
maka upaya yang dapat dilakukan yaitu rehabilitative dan
sosialisasi.
4.
DAFTAR PUSTAKA
http://balikpapanberiman.blogspot.com/2011/06/profil-kota-
balikpapan.html. profil kota balikpapan(akses 31 mei 2014)
http://dispertan.kaltimprov.go.id/media/KOTA%20BALIKPAPAN.pdf.
Kota balikpapan(akses 29 mei 2014)
http://madinatuliman.blogspot.com/2008/03/kondisi-kota-balikpapan.html.
kondisi kota balikpapan(akses 30 mei 2014)
http://www.balikpapan.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=99&Itemid=68&lang=in .
aspek geografi kota Balikpapan(akses 29 mei 2014)