21
A. Hasil
Dari hasil wawancara, diketahui terdapat 58 jenis
tumbuhan dari 38 famili yang dimanfaatkan sebagai
bahan baku obat tradisional oleh masyarakat setempat
(Tabel 1). Jenis tumbuhan tersebut ada yang tumbuh
liar di hutan alami ataupun ditanam di pekarangan
rumah. Tumbuh-tumbuhan tersebut tidak semua
dibudidayakan oleh masyarakat kampung Yenbekwan
dan hanya ada beberapa tumbuhan saja yang ditanam
di pekarangan rumah di antaranya sereh (Andropogon
citratus), kemangi (Ocimum sanctum), iler (Coleus
scutellarioides), kumis kucing (Orthosiphon aristatus),
keji beling (Strobilanthes crispus), pandan (Pandanus
amaryllitolius), kunyit (Curcuma domestica), dan
temulawak (Curcuma xanthorrhiza). Berbagai tumbuhan
tersebut tidak hanya digunakan untuk obat, tetapi juga
sebagai bumbu masak.
Dari pengamatan dan wawancara masih ada
beberapa warga masyarakat yang tidak mau berobat ke
Puskesmas. Mereka lebih percaya pada pengobatan
tradisional yang diturunkan oleh leluhur mereka.
Mereka memiliki pengetahuan tentang jenis tanaman
obat dan cara meramunya. Berdasarkan pengalaman,
mereka dapat meramu dan menentukan takaran
IV.
Hasil dan Pembahasan
22
berdasarkan kebutuhan si penderita. Beberapa
responden yaitu responden 1 (pemuka adat, Bapak
Fiktor Pakdawer), responden 2 (pemuka agama, Bapak
Orgenes Sauyai), responden 3 (dukun kampung, Ibu
Marice Mambrasar), responden 4 (seorang dukun
beranak, Ibu Marice Waromi), responden 5 (mantri
kesehatan, Bapak Alif Mambraku), responden 6 – 10
adalah peramu; responden 11, 13, 16, 18, dan 20,
sebagai pemakai. Mereka memberikan gambaran kuat
bahwa masyarakat setempat memiliki pengetahuan
lokal dan pengalaman dalam memilih tanaman yang
berkhasiat sebagai obat yang sesuai dengan jenis
penyakit serta cara meramunya. Menurut mereka, cara
itu memberikan hasil yang positif karena terbukti
memberikan efek penyembuhan (Box 1).
Masyarakat meramu bermacam-macam
tumbuhan hutan yang bermanfaat sebagai obat dengan
menggunakan alat-alat yang sederhana diantaranya
belanga tanah dan panci, dan hasil ramuan yang
didapatkan dari berbagai tumbuhan memberikan
warna yang berbeda-beda antara lain ramuan dari kulit
kayu susu, ramuan dari kulit kayu kapok, ramuan
daun ketapang pantai, ramuan pandan wangi; ramuan
daun beluntas, daun woru, daun siri, dan daun anat;
ramuan daun sirsak, ramuan daun jarak, ramuan daun
23
anat, ramuan daun mangkok, ramuan akar anat, dan
amuan daun alpokat.
BOX 1
Pertanyaan 1 Jenis tumbuhan apa saja yang dipakai untuk pengobatan dan waktu
pengunaannya?
R1 : “Ada macam-macam yang katorang pakai: krit, yaren, andrakream, berent, Inayen, imyui, kapaya, bawawai, uram bobo, waker, kabuyeyen, dan anat”
R2 : “Kalau katong sudah rasa badan sakit begitu, katong jalan ambil tumbuhan yang kitorang su tau mau minum”
R3 : “Biasanya satu jenis tumbuhan saja, bisa juga lebih”
R4 : “Kitorang pakai ramuan obat ini sudah lama sejak diperkenalkan dari orang tua kita dulu-dulu sampai sekarang”
R5 : “Kitorang pakai tumbuhan untuk rebus/ masak tinggal ambil dihutan saja atau ada juga yang tumbuh di halaman sekitar rumah, jadi tidak beli”
Pertanyaan 2 Apa bagian tumbuhan yang digunakan dan bagaimana cara meramunya?
R6 : “Kitorang biasa pakai akar, kulit kayu, getah, daun, bunga, buah, dan biji” R7 : “Biasa juga kitorang pakai tergantung dari kitorang so tau rasa sakit apa,
baru kitorang ambil bagian tumbuhan tertentu saja” R8 : “Ada yang kitorang rebus tumbuhan akang pung akar, batang, dan daun
saja” R9 : “Kalau kulit kayu, kitorang biasa kikis bisa juga kitorang rebus sendiri” R10 : “Bisa juga daun dipakai untuk tempel saja”
Pertanyaan 3 Ulangan minum obat, usaha apa yang dilakukan kalau tidak/belum sembuh, dan apakah ada efek sampingan dari obat tradisional? R11 : “Kitorang minum sampai baik (sembuh)”
R13 : “Kalau kitorang minum belum baik (sembuh) begitu, yo kitorang cari tumbuhan lain lagi, rebus untuk minum sampai kitorang baik (sembuh)”
R16 : “Kitorang minum sembuh. Abis kitorang mau pigi di rumah sakit jauh, mantri, suster belum ada sama sekarang ini, cari hubungan (angkutan) jua susa”
R18 : “Sampai sekarang kalau kitorang sakit banyak (keras) yang penting kuat tahan minum berapa tumbuhan yang rebus sambil berdoa itu sembuh”
R20 : “Kitorang rasa aman-aman saja”
24
Gambar 1. Obat tradisional (kiri atas) beberapa jenis daun tanaman obat yang digunakan oleh masyarakat lokal, (kanan atas) peralatan sederhana yang
dipakai untuk meramu obat tradisional, (bawah) hasil ramuan obat
tradisional dalam bentuk cair.
25
Tabel 1. Jenis tumbuhan obat di Kampung Yenbekwan, Distrik Mansuar, Kabupaten Raja Ampat
No. Nama Tumbuhan
Gambar Pengobatan
Penyakit Indonesia Lokal Ilmiah Famili
1. Daun ungu - Graptophyllum pictum Acanthaceae
Bisul Panas
2. Keji beling Beling Strobilanthes crispus Acanthaceae
Sakit pingang
3. Sirsak Annona muricata Annonaceae
Bisul Hipertensi Sakit pinggang
4. Buah nona - Annona squamosa Annonaceae
Obat cacing Sakit gigi
5. Pegagan Uram-nyuwar Centella asiatica Apiaceae
Batuk berdahak Badan pegal linu
6. Pulai Yaren Alstonia scholaris Apocynaceae
Darah putih Penyakit kulit Malaria
26
7. Tapak darah
Bawan-waei Catharanthus roseus
Apocynaceae
Hipertensi Demam Bengkak
8. Kemboja Aipioper Plumiera acuminata Apocynaceae
Sakit gigi Bisul Kencing nanah Perut bengkak orang dewasa Darah putih
9. Mangkokan - Nothopanax scutellarium Araliaceae
Luka Rambut rontok Susu bengkak karena banyak asi
10. Pinang Berent Areca catechu Arecaceae
Bau mulut Sakit gigi Cacingan
11. Beluntas - Pluchea indica Asteraceae
Bau badan Badan pegal Jerawatan
12. Sawi tanah Waker wawi Vernonia cinerea Asteraceae
Batuk lidah putih pada bayi 6 bulan keatas mempermudah proses melahirkan
27
13. Pepaya Kapaya Carica papaya Caricaceae
Malaria Hipertensi luka bakar
kulit kaki kasar Sakit pingang
14. Ketapang Krit Terminalia catappa Combretaceae
Muntaber Hipertensi mengeringkan kandungan
15. Tapak kuda Mangkaududa Ipomea pescaprae Convolvulaceae
Menghilangkan bengkak Rematik keracunan ikan paru-paru basah
16. Cocor bebek
Uram ikpoer Kalanchoe pinata Crassulaceae
Panas luka terbakar tersiram air panas
17. Pakis haji Dawer Cycas rumphii Cycadaceae
Obat luka borok
18. Jarak Jarak Jatropha curcas Euphorbiaceae
Perut kembung Demam membersihkan lidah pada balita
28
19. Meniran Even wawi Phyllanthus niruri Euphorbiaceae
Malaria lendir pada bayi memperkuat sendi pada anak 10 bulan
ke atas
20. Turi Taven baken Sesbania grandiflora Fabaceae
Darah putih bagi ibu setelah melahirkan
keputihan
21. Sereh Ampui Adropogon citratus Gramineae
Sakit gigi Malaria
22. Miana/iler Muyana Coleus scutellarioides Lamiaceae
Sakit mata lendir Batuk
23. Kemangi Waker Ocimum sanctum Lamiaceae
Panas Memperlancar ASI bagi ibu menyusui
24. Tali putri Kairabon Cassytha filiformis Lauraceae
Pendarahan Kanker Malaria Membersikan darah kotor pada ibu sesudah melahirkan
25. Alpokat - Persea gratissima Lauraceae
Hipertensi Sariawan Diabetes
29
26. Asam jawa - Tamarindus indica Leguminoceae
Asma Demam cacar air untuk orang dewasa Sakit perut setelah melahirkan
27. Lidah buaya - Aloe vera Liliaceae
Penyubur rambut Sakit kepala Bisul
28. Kapok Kaiilupa Ceiba pentandra Malvaceae
Ginjal Batuk Sakit perut Kedinginan dibadan
29. Waru Uram boba Hibiscus tiliaceus Malvaceae
Batuk Paru-paru basah
30. Gedi - Abelmoschus manihot Malvaceae
Cuci perut Memperlancar proses melahirkan Memperlancar ASI
31. Sukun Wamo Artocarpus altilis Moraceae
Lever Ginjal Malaria Asam urat Mengeluarkan darah putih waktu haid
30
32. Beringin Krit Ficus benjamina Moraceae
Sakit gigi Sambung tulang Penyubur rambut
33. Jambu biji Imyui Psidium guajava Myrtaceae
Sakit perut Obat luka baru
34. Belimbing wuluh Marebi Averrhoa bilimbi Oxalidaceae
Panu Diabetes Hipertensi
35. Pandan wangi Yarin-nahrem Pandanus amaryllitolius Pandanaceae
Hipertensi
36. Katuk Katok Sauropus androgynus Phyllanthaceae
Memperlancar ASI Luka borok
37. Sirih hutan Inambawi Piper decumanum Piperaceae
Malaria Badan pegal Sembelit
38. Mengkudu Andra-kream Morinda citrifolia Rubiaceae
Hipertensi Malaria
31
39. Jeruk nipis Inkraita-mak Citrus aurantifolia Rutaceae
Amandel Batuk Influenza Malaria
40. Ciplukan Yarih-nahren Physalis peruviana Solanaceae
Paru-paru Diabetes Hipertensi
41. Pecut kuda Urama-nyuwer Stachytarpheta jamaicensis
Verbenaceae
Batu ginjal
42. Jahe Kontop Zingiber officinale Zingiberaceae
Pusing Gatal Nyeri pinggang
43. Kunyit Bonor Curcuma domestica Zingiberaceae
Pencuci mata Mata ikan
44. Temulawak Lawaka Curcuma xanthorrhiza Zingiberaceae
Sakit pinggang Cacar air
32
45. Kayu besi pantai
Kabuyeyen Pongamia pinnata Fabaceae
Keracunan kerang Badan pegal Luka
46. Kastroli Kastroli Ricinus communis Euphorbiaceae
Cuci perut (kurangi lemak)
47. Sirih Inayen Piper betle Piperaceae
Bau mulut Gigi berlubang Gatal kulit keputihan
48. Belimbing manis
Marebi Averrhoa carombola Oxalidaceae
Panu Hipertensi Batuk Kolesterol
49. Kembang sepatu
Invandiek Hibicus rosasinensis Malvaceae
Batuk Memperlancar proses melahirkan
50. Balakaciut Mahnatem Galingsoga parviflora Asteraceae
Memperbaiki nafsu makan Sariawan pada anak
51. - Anat Scaevola sericea Goodeniacea
Usus buntu Membersihka kandungan bagi Ibu melahirkan Gatal kulit
33
52. - Tali kuning Arcangelisia ftava Menispermaceae
Malaria Badan pegal
53. - Ambronoit Smilax sp Smilacaceae
Kanker Lever Bengkak di muka, perut, lutut, dan betis kaki
54. - Uram onkor - -
Membersihkan kandungan Ibu setelah melahirkan
55. Ayu
Memperkuat sendi pada bayi Menyembuhkan luka dan bibir orang dewasa
56. Tafer
Lidah luka pada bayi
57. Mnur
Luka benda tajam Luka pusar bayi
34
58. Kairo
Batuk
59. Maneek pantai
Patah tulang
35
B. Pembahasan
Sampai saat ini obat tradisional sudah mulai
banyak digunakan dalam praktek medis. Sebagai
contoh, Cina merupakan salah satu negara yang
banyak mengunakan herbal sebagai obat tradisional
bahkan menempati urutan pertama di dunia dan
terkenal dengan nama gudangnya herbal. Menurut
badan kesehatan dunia (WHO), 30 – 50% konsumsi
masyarakat di Cina dialokasikan untuk ramuan herbal.
Selain Cina, Indonesia juga merupakan negara
pemakai tanaman obat yang sudah terkenal sejak
dahulu kala. Beberapa daerah di Indonesia memakai
jenis-jenis tumbuhan obat sebagai cara alternatif
karena mudah mendapatkannya, dan relatif lebih
murah dibandingkan dengan obat generik buatan
pabrik.
Dalam penelitian, ditemukan 38 famili tumbuhan
obat yang digunakan oleh masyarakat setempat terdiri
atas 58 spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan,
serta dapat menyembuhkan 72 jenis penyakit,
sedangkan ada 6 spesies tumbuhan obat yang dikenal
oleh masyarakat Yenbekwan dengan nama daerah uram
onkor, maneek pante, tafer, ayu, mnur, dan kairo yang
belum diketahui nama spesies dan familinya.Hal
tersebut mengindikasikan bahwa potensi keragaman
36
sumber tanaman obat untuk berbagai penyakit cukup
tinggi.
Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan
dalam ramuan berturut-turut adalah daun pada 37
jenis tumbuhan, bagian pohon/batang dan akar pada
11 jenis tumbuhan, bagian kulit kayu pada 7 jenis
tumbuhan, bagian batang dan bunga pada 3 jenis
tumbuhan, dan bagian bunga pada 2 jenis tumbuhan.
Hal tersebut menunjukkan bahwa bagian daun
digunakan sebagai bahan utama untuk pengobatan
karena mudah didapat dan juga mudah diramu sebagai
obat jika dibandingkan dengan kulit, batang, dan akar
tumbuhan (Hamsari, 2008).