Download - Hasil Radiologi Intraoral Periapikal
HASIL RADIOLOGI INTRAORAL PERIAPIKAL
ANTERIOR RAHANG ATAS
Oleh : Siti Liana Erawati
Nim : 10610036
Fakultas Kedokteran Gigi
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
2012
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas seijinNya kami berhasil
menyelesaikan penyusunan tulisan yang berjudul “HASIL FOTO RADIOLOGI PERIAPIKAL
ANTERIOR RAHANG ATAS” yang merupakan bagian dari tugas modul II Kurikulum Berbasis
Kompetensi Pendidikan Dokter Gigi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.
Tidak lupa kami menghanturkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu
terselesaikannya tulisan ini, antara lain :
1. Pihak Institusi yang telah menyediakan segala fasilitas study sehingga penyusunan tulisan
ini berjalan lancar.
2. Orang tua kami yang selalu menyertai kami dengan restu dan doanya.
3. Semua pihak yang belum tersebut di sini yang baik secara langsung maupun tidak langsung
telah mendukung terselesaikannya tulisan ini.
Semoga apa yang kami sajikan dalam tulisan ini dapat menjadi tambahan wacana dan
semakin memperluas cakrawala keilmuan khususnya di dunia kedokteran gigi.
Kami menyadari bahwa dalam tulisan ini masih banyak cacat dan kekurangan di sana sini
yang mana semua itu tidak terlepas dari kekurangan dan keterbatasan kami. Untuk itu kami
selalu menerima dengan tangan terbuka segala kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca.
Terima kasih,
Wassalam’mualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Hormat kami,
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebelum melakukan perawatan dan pengobatan gigi geligi dan mulut, maka tahap
pertama yang perlu dilakukan adalah pembuatan dental radiogram. Dental radiogram memegang
peranan yang penting dalam menegakkan diagnosis, merencanakan perawatan dan mengevaluasi
hasil perawatan. Untuk menunjang ini, diperlukan radiogram yang dibuat dengan teknik yang
tepat.
Dalam mempelajari radiologi oral ada 2 bagian yang harus diperhatikan yaitu Pertama, teknik
atau cara untuk mendapatkan hasil yang optimal dan kedua tentang interprestasi atau menafsirkan
radiogram yang telah di buat. Ketrampilan serta kecermatan dalam menafsirkan suatu radiograf di
perlukan apabila ingin mendapatkan suatu diagnosa klinis yang benar.
Pada pelaksanaan pengambilan foto rontgen, operator hendaknya di bekali dengan
pengetahuan anatomi dari gigi dan bagian mulut yang lain posisi kepala penderita, pengetahuan
mengenai alat rontgen, sebab seperti diketahui bahaya penggunaan alat ini sangat cukup besar
misalnya bahaya pada radiasi. Bahaya radiasi ini dapat terjadi secara langsung maupun tak langsung,
bahaya langsung misalnya pada anak dapat mempengaruhi perkembangan gigi yang nomal, bahaya yang
tidak langsung adalah karies. Jadi dengan bekal pengetahuan yang memadai maka bahaya radiasi dapat
dikurangi dan di atasi.
Alat rontgen atau dentak X-ray unit yang muthakir tidak menjamin akan menghasilkan suatu
radiogram yang baik tanpa disertai dengan penerapan teknik foto yang baik dan memadai. Walaupun
demikian dapat terjadi kesalahan dalan diagnosis jika hanya digunakan radiogram saja, karena
radiogram periapikal merupakan gambaran 2 dimensi, sehingga akan menimbulkan bayangan yang tidak
mungkin di interprestasikan. Jadi sejarah penyakit diperlukan apabila terjadi keragu-raguan dalam
diognosa. (Margono.1998)
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan periapikal radiograf ?
2. Bagaimana teknik yang digunakan pada foto periapikal radiogaraf intraoral ?
3. Apa saja yang menjadi penyebab dan kesalahan radiograf ?
1.3 Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui periapikal radiograf.
2. Untuk mengetahui teknik yang digunakan pada periapikal radiograf intraoral.
3. Untuk mengetahui penyebab dan kesalahan dari radiogaraf.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Radiografi Periapikal
Radiografi periapikal merupakan jenis proyeksi intra oral radiography yang
secara rutin digunakan dalam praktek kedokteran gigi. Proyeksi ini menggunakan film
ukuran standart (4x3 cm) yang dapat memuat 3-4 gambar gigi serta jaringan
pendukungnya. Proyeksi periapikal antara lain dapat digunakan untuk : (Margono.1998)
Mengetahui kondisi elemen gigi dan jaringan pendukungnya
Untuk mengetahui besar, panjang, dan bentuk gigi (dapat mendekati sebenarnya)
Untuk mengetahui keadaan anatomis dari akar dan saluran akar (bentuk, jumlah
dan foramen apikalnya)
Keperluan perawatan Endodontik
Untuk mengetahui kelainan periapikal gigi dan jaringan pendukungnya yang
secara klinis sulit terdeteksi(kista, tumor, abses, granuloma dll)
Untuk mengevaluasi pergantian gigi geligi
Untuk menentukan situs kesehatan periodontal
2.2Teknik Pelaksanaan Radiografi Periapikal
Secara umum teknik pelaksanaan pembuatan radiograf periapikal adalah sebagai
berikut :
1. Mengatur posisi penderita atau kepala
Posisi kepala bila di lihat dari depan, maka bidang sagital harus tegak lurus
dengan bidang horizontal sehingga kepala bisa bergerak ke atas atau ke bawah.
a) Untuk RA, posisi kepala dibuat sedemikian rupa sehingga garis imaginer yang
ditarik dari tragus dan alanasi sejajar dengan bidang horizontal (penderita lebih
menunduk)
b) Untuk RB, posisi kepala dibuat sedemikian rupa sehingga garis imaginer yang
ditarik dari sudut mulut (angularis oris ) ke tragus sejajar dengan bidang
horizontal ( posisi akan lebih mendongak )
2. Penempatan dan fiksasi film
a) Posisi film untuk gigi-gigi anterior RA adalah vertikal
b) Posisi film untuk gigi-gigi posterior RB adalah horizontal
c) Posisi film dipusatkan pada regio yang akan disinari (gigi yang menjadi target)
d) Bagian gigi yang dimaksug harus tampak seluruhnya
e) Penempatan film jangan sampai melengkung karena dapat memyebabkan
ketidakteraturan gambar
f) Untuk gigi-gigi rahang atas, fiksasi film dilakukan dengan sisi medial ibu jari
pasien secara kontra lateral
g) Untuk gigi-gigi rahang bawah, fiksasi film dilakukan dengan sisi medial jari
telunjuk pasien secara kontra lateral
h) Untuk penempatan film pada gigi-gigi rahang bawah, sebelumnya di minta untuk
menurunkan dan menarik lidahnya agar plika sublingualis tertarik menjauhi
gingiva serta bernafas dengan menggunakan rongga mulut.
i) Fiksassi film dilakukan pada bagian belakang film
3. Mengatur sudut penyinaran
Sudut penyinaran dalam pembuatan radiografi periapikal intra oral merupakan
faktor yang sangat menentukan keakuratan suatu radiografi. Terdapat 2 sudut penyinaran
yang harus diatur yaitu :
Sudut penyinaran vertikal yaitu sudut yang di bentuk terhadap garis lurus yang
sejajar dengan lantai
Sudut penyinaran horizontal yaitu Sudut yang dibentuk terhadap garis yang
tegak lurus permukaan fasial gigi
Sudut penyinatan vertikal yang biasa (standar) :
Regio RA RB
Molar
Premolar
Kaninus
Insisivus
+30
+40
+50
+60
0-(-5)
-10
-20
-30
Keterangan :
+ = kearah atas dari dataran oklusal
- = kearah bawah dari datran oklusal
4. Penyinaran (Exposure)
a) Atur terlebih dahulu indicator exposure antara lain : proyeksi pemotretan, Gigi
yang menjadi target, dan Film sensitivity
b) Perhatikan sekali lagi apakah film masih dalam posisi yang benar
c) Intruksikan pada pasien agar jangan bergerak
d) Operator hendaknya mengambil posisi membelakangi sinar 3 m
e) Exposure dilakukan dengan cara menekan tombol ready yang tedapat pada
controller
5. Prosesing film (Film processing)
Pemrosesan adalah suatu cara untuk mendapatkan gambaran yang permanen
dalam pembuatan foto rontgen dengan cairan kimia tertentu. Cara melakukan prosesing
antara lain :
a) Film dibuka dari pembungkusnya
b) Masukan film yang sudah dibuka ke dalam larutan developer selama 8-10 detik
tergantung pada developer yang digunakan
c) Kemudian film tersebut dicuci dengan menggunakan air bersih sampai lendirnya
hilang
d) Film selanjutnya dimasukan lagi kedalam larutan fiksasi
e) Film tersebut dicuci dibawah air yang mengalir sampai bau larutan fiksasi hilang
Bahan yang diperlukan untuk prosesing antara lain :
I. Larutan developer berfungsi untuk mengendapkan halida perak yang ada
emulsi film yang tertembus sinar-X sehingga berwarna hitam. Bahan yang
digunakan adalah: (margono.1998)
Hidroquinone
Metol (elon)
Natrium karbonat
Kalium bromide
Natrium sulfit
Air
II. Larutan fiksasi berfungsi untuk melarutkan Kristal yang tidak tembus
sinar-X sehingga film tersebut bersih dari larutan emulsi halide perak dan
larutan developer yang tertinggal. Bahan yang digunakan adalah :
Natrium thiosulfida
Asam asetat
Natrium sulfit
Kalium alum
Air
6. Pengeringan film/ radiograf
Untuk mengerikan film dibutuhkan hanger film, alat pengering, dan ral untuk
tempat film
2.3 Penyebab dan Kesalahan Radiografi Periapikal
Kegagalan kegagalan ro-gram dan penyebabnya dapat berupa :
1. Ro-gram terlalu putih
- under exposured
- under developed
- larutan developer terlalu dingin, kadaluwarsa, kotor atau tercampur satu sama lain
- kualitas film jelek
- film terbalik
- voltage dan mA kurang tinggi
2. Ro – gram terlalu gelap
- Over exposured
- Over developed
- Larutan developer terlalu hangat
- Secara kebetulan terkena cahaya
- Voltage an mA terlalu tinggi/bertambah
- Penerangan kamar gelap kurang aman karena sinar infra merah/ hijau terlalu
terang .
3. Ro – gram kabur
- Film/penderita/tube bergerak saat exposured
- Penyinaran berulang
- Gelating membesar atau berpindah karena panas
4. Ro – gram distorasi / berubah (elongations/shortening)
- Film melengkung
- Arah sinar tidak tepat
- Akar – akar gigi condong (inklinasi akar) terutama gigi – gigi posterior atas
menyebabkan arah sinar X terlalu kebelakang .
- Elongations karena sudut sinar yang datar atau terlalu kecil .
- Shortening karena sudut penyinaran terlalu besar .
5. Ro – gram bernoda
- Under fixing .
- Larutan procesing kotor .
- Pencucian dengan air kurang .
- Kesalahan memegang film .
- Kertas pembungkus film melekat pada film karena pembasahan oleh saliva .
- Sinar hanya mengenai sebagian film .
6. Ro – gram tidak lengkap
- Film kontak dengan hanger , sisi bak pencuciatau kontak dengan film yang lain
selama pencucian sehingga kerja developer tidak rata .
- Sinar tidak mengenai film obyeknya secara keseluruhan .
- Sebagian film atau obyeknya secara keseluruhan .
- Sebagian film tidak masuk dalam larutan pengembang .
7. Ro – gram berkabut .
- Film kadaluarsa .
- Sinar stray
- Terbuka/ terkena cahaya karena penerangan kamar gelap kurang aman .
8. Ro – gram dengan gambaran benda asing .
- Ada benda – benda radiopaq pada jalan sinar seperti karet , timah dan lain lain .
- Frame kaca mata , dll.
9. Ro – gram dengan cap jari .
- Memegang film dengan jari yang basah atau berkeringat .
10. Ro – gram dengan bercak hitam .
Film terlalu melengkung sehingga bungkus film tersobek pada tempat tersebut
sehingga cahaya masuk dan menyebabkan bercak hitam setelah dikembangkan .
11. Ro – gram dengan gambar jaring .
Perbedaan temperature yang terlalu besar antara developer dengan air pencuci ,
antara developer dengan fixer , atau antara fixer dengan air pencuci sehingga terjadi
pembesaran dari gelatin pada emulsi dan menghasilkan suatu kerutan pada film .
2.4 Cara Menentukan Kelainan Pada Radiografi Periapikal
Pada dasarnya untuk menentukan ada tidaknya suatu kelainan pada radiograf
periapikal adalah dengan cara melihat lamina duranya. Apabila pada radiograf periapikal
ada kelainan maka lamina dura pada periapikal gigi adalah terputus.
Lamina dura didefinisikan sebagian pinggir dari tulang yang mengellingi ligament
periodontium. Lamina dura pada radiogram terlihat paling radiopak karena susunan
tulangnya mengandung kalsium paling kuat.(Margono.1998)
2.5 Anatomi Yang Tampak
Dilihat secara mikrokopisnya anatomi yang tampak antara lain :
1. Mahkota merupakan Bagian gigi yang dilapisi jaringan enamel/ email dan
normalnya terletak di luar jaringan gingival
2. Akar merupakan bagian gigi yang dilapisi jaringan sementum dan ditopang oleh
tulang alveolar dari maksila dan mandibula
3. Ruang Pulpa merupakan Suatu ruang yang terletak pada dikorona gigi
4. Saluran gigi merupakan Saluran di akar gigi, kadang-kadang bercabang dan ada
saluran tambahan
5. Email merupakan jaringan yang paling keras, paling kuat oleh karena itu disebut
jaringan pelindung gigi yang paling kuat terhadap rangsangan-rangsangan pada
waktu pengunyahan
6. Denti merupakan jaringan dibawah enamel dengan gambaran radiografik kurang
radiopak dibandingkan dengan enamel karena densitasnya lebih rendah
7. Sementum merupakan lapisan tipis yang menutupi pada bagian akar.
(Itjingningsih.1995).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Hasil Radiografi Periapikal
3.1.1 Interpretasi Radiografi periapikal
Gigi anterior pada rahang Atas :
Mahkota , akar, saluran akar : Normal
Restorasi : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
Jarinngan Periapikal
Lamina Dura : Normal
Lig. Periodonsium : Normal
Jaringa Periodontal
Lig. Periodonsium : Normal
Crestal Bone : Normal
Furcation : Tidak ada
Kalkulus : Tidak ada
Lesi Patologis : Tidak ada
Struktur Anatomi Yang Tampak :
Gigi ( Mahkota, saluran akar, saluran akar,)
Tulang Alveolar
Lamina Dura
Ligamen Periodontal
No Kesalahan Penyebab
1 Gambaran film putih - Under developer
- Under e xposure
- Larutan developer terlalu dingin, kotor
atau bercampur dengan bahan lain
2 Gambaran tampak ada cap jari Memegang film dengan tangan yang basah
atau berkeringat
3 Akar pendek -Film tidak sejajar dengan sumbu panjang
gigi
-Kesalahan pengambilan sudut vertikal
3.2 Diagnosa Pembanding
Gambaran radiogarf periapikal Nampak terdapat cap jari, ini di karena memegang film
dengan tangan dalam keadaan basah atau berkeringat. Terdapat kesalahan terhadap bidang
vertical yaitu foreshortened sehingga panjang gigi kelihatan pendek dikarenakan film tidak
sejajar pada sumbu gigi dan kesalahan pengambilan sudut vertical.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Radiografi intra oral berguna dalam mengetahui keadaan anatomis dari akar dan
saluran akar dalam menentukan jenis perawatan yang tepat bagi pasien. Hasil radiografi
sangat tergantung pada teknik dan proses pengambilan gambar
4.2 Saran
Dalam melakukan foto rontgen hendaknya di bekali dengan penetahuan yang
cukup serta ketrampilan sehinnga dapat menghasilkan foto rontgen yang optimal yang
dapat digunakan untuk menegakan diagnose suatu penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Lukman,D. 1991. Dasar-Dasar Radiologi dalam Ilmu Kedokteran Gigi. Alih bahasa: Lilian
Yuwono. Jakarta : Widya Medika
Murgono G, 1998, Radiografi Intra Oral; Teknik, Prosesing, Interpretasi Radiogram,
Jakarta :EGC
W.H , Itjingningsih. 1995. Anatomi gigi. Edisi ke -2. Jakarta : EGC
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................
2.1 Radiografi Periapikal........................................................................
2.2 Teknik Pelaksanaa Radiografi Periapikal .........................................
2.3 Penyebab dan Kesalahan Radiografi Periapikal ................................................
2.4 Cara Menentukan Kelainan pada Radiografi Periapikal ............................
2.5 Anatomi yang Tampak…………..
BAB III PEMBAHASAN .......................................
3.1 Interpretasi hasil radiography Periapikal
3.2 Diagnosa Banding
BAB I V KESIMPULAN dan SARAN ....................................................................
4.1 Kesimpulan ......................................................................................
4.2 Saran .................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................