HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DUKUNGAN SOSIAL
DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA TENAGA KERJA WANITA
INDUSTRI ROKOK DI CV. TIDAR MAGELANG JAWA TENGAH
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana S1-Keperawatan
Oleh :
NASHRUN AHMADI
NPM. 3206007
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL AHMAD YANI
YOGYAKARTA
2011
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul :
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DUKUNGAN SOSIAL
DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA TENAGA KERJA WANITA
INDUSTRI ROKOK DI CV. TIDAR MAGELANG JAWA TENGAH
yang disusun untuk memenuhi persyaratan menjadi Sarjana Keperawatan pada
Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal
Ahmad Yani Yogyakarta, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau
duplikasi dari skripsi yang sudah dipublikasikan dan atau pernah digunakan untuk
mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta maupun di Perguruan Tinggi atau Instansi
manapun, kecuali bagian yang sumber informasinya dicantumkan sebagaimana
mestinya.
Yogyakarta, 21 Januari 2011
Nashrun Ahmadi
NPM 3206007
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DUKUNGAN SOSIAL
DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA TENAGA KERJA WANITA
INDUSTRI ROKOK DI CV. TIDAR MAGELANG JAWA TENGAH
Yang diajukan oleh:
NASHRUN AHMADI
NPM. 3206007
Dipertahankan di hadapan Penguji Skripsi
Pada tanggal: Februari 2011
Oleh tim penguji:
Penguji I Penguji II Penguji III
Dr. Dra,Sumarni DW, M.kes Fajriyati N A, S.Kep.,Ns Siti Urbayatun, S.Psi, M.Si
NIP 130907349 NIDN 05-1405-83010 NIY 60010242
Tanggal: Tanggal: Tanggal:
Mengetahui,
Ketua program studi keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jendral Ahmad Yani Yoyakarta
Yanita Trisetyaningsih, S.Kep.,Ns
NIDN 05-0501-8201
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahi rabbil’alamin. Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan
kepada Allah SWT atas segala nikmat dan barokah-Nya yang dilimpahkan kepada
umat manusia dan seluruh makhluk yang diciptakan-Nya.
Sungguh merupakan suatu anugerah yang tak terhingga yang harus disyukuri
ketika penulis berhasil menyelesaikan karya tulis ini. Hanya suatu persembahan
teramat sangat kecil jika dibandingkan dengan nikmat yang telah penulis terima
dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari
sempurna dan penuh dengan kekurangan. Namun demikian diharapkan semoga
penelitian ini dapat berguna bagi siapa saja yang membaca dan membutuhkan.
Penulis menyadari bahwa semua keberhasilan ini tidak diperoleh dengan
mudah tanpa perjuangan yang sungguh-sungguh dan tentunya dengan bantuan
dari berbagai pihak. Banyak bantuan baik secara langsung maupun tidak
langsung yang diterima penulis selama penelitian ini dan selama masa studi di
Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal
Ahmad Yani Yogyakarta. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin
mengucapkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak dr. I Edy Purwoko, Sp.B selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta.
2. Ibu Yanita Trisetyaningsih, S.Kep.,Ns selaku ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta.
3. Ibu Dr. Dra. Sumarni DW, M.kes, selaku dosen pembimbing yang banyak
meluangkan waktunya untuk motivasi, bimbingan, bantuan, arahan dan
petunjuk serta penuh kesabaran, dan perhatiannya dalam membimbing
sehingga penulis mampu menyelesaikan penelitian ini.
4. Ibu Fajriyati Nur A, S.Kep., Ns selaku dosen pembimbing yang banyak
meluangkan waktunya untuk motivasi, bimbingan, bantuan, arahan dan
petunjuk serta penuh kesabaran, dan perhatiannya dalam membimbing
sehingga penulis mampu menyelesaikan penelitian ini.
5. Ibu Siti Urbayatun, S. Psi, M.Si. selaku penguji yang telah memberikan
banyak masukan untuk perbaikan skripsi ini.
6. Seluruh dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Jederal Ahmad Yani Yogyakarta. Terima kasih telah mencurahkan
ilmunya bagi penulis selama menempuh pendidikan di kampus ini.
7. Pimpinan CV. Tidar Magelang Jawa Tengah yang telah memberikan izin
penelitian.
8. Seluruh Karyawati CV. Tidar Magelang Jawa Tengah yang telah menjadi
subjek penelitian ini.
Akhirnya penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, Januari 2011
Nashrun Ahmadi
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………………………...i
Pernyataan Keaslian Penelitian……………………………………………………………ii
Lembar Pengesahan………………………………………………………………………iii
MOTTO...............................................................................................................................iv
Halaman Persembahan.........................................................................................................v
Kata pengantar ………………………………………………………………………….vi
Daftar isi……………………………………………………………………………........viii
Daftar Tabel……………………………………………………………………………....xi
Daftar Gambar....................................................................................................................xii
Intisari...............................................................................................................................xiii
Abstrac..............................................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….....……………...1
A. Latar Belakang……………………………….……………………………1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………5
C. Tujuan Penelitian………………………………………………………….5
D. Manfaat Penelitian………………………………………………………...6
E. Keaslian Penelitian………………………………………………………...6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………12
A. Tinjauan teori…………………………………………………………….12
1. Depresi……………………………………………………………….12
a. Pengertian…………………………………………………….12
b. Etiologi……………………………………………………….13
c. Gejala depresi………………………………………………...15
d. Macam-macam depresi………………………………………19
e. Pengukuran depresi…………………………………………..21
2. Dukungan sosial……………………………………………………...23
a. Pengertian…………………………………………………….23
b. Tipe dukungan………………………………………………..24
c. Sumber dukungan…………………………………………….25
d. Manfaat dukungan sosial……………………………………..27
e. Pengukuran dukungan sosial…………………………………28
3. Hubungan dukungan sosial dengan depresi……………………….....30
4. Depresi pada Tenaga Kerja Wanita………………………………......30
5. Tenaga Kerja Wanita Industri Rokok………………………………...31
6. Bidang produksi tenaga kerja wanita industri bumbu rokok melipat
sendiri (tingwe)....................................................................................31
B. Kerangka Teori…………………………………………………………...33
C. Kerangka Konsep………………………………………………………...34
D. Hipotesis Penelitian………………………………………………………35
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………....………………….36
A. Jenis dan Rancangan Penelitian………………………………………….36
B. Unit Analisis dan Populasi Penelitian……………………………………36
C. Variabel Penelitian……………………………………………………….37
D. Definisi Operasional……………………………………………………...37
E. Instrumen Penelitian……………………………………………………...38
F. Cara pengumpulan data…………………………………………………..40
G. Jalannya Penelitian……………………………………………………….40
H. Tehnik Analisis Data……………………………………………………..42
I. Etika Penelitian…………………………………………………………..44
J. Jadwal Penelitian…………………………………………………………45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................................46
A. Hasil penelitian...........................................................................................46
1. Tenaga Kerja Wanita dan Lingkungan Pekerjaannya...........................46
2. Dukungan Sosial....................................................................................48
3. Depresi...................................................................................................48
4. Hubungan Antara Tingkat Dukungan Sosial dengan Tingkat
Depresi...................................................................................................52
B. Pembahasan................................................................................................53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................58
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………....………60
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Tingkat dukungan sosial responden......................................................48
Tabel 2: Tingkat depresi responden.....................................................................49
Tabel 3: Tingkat depresi berdasarkan umur tenaga kerja wanita.........................49
Tabel 4: Tingkat depresi berdasarkan status perkawinan tenaga kerja wanita....50
Tabel 5: Tingkat depresi berdasarkan pendidikan tenaga kerja wanita...............51
Tabel 6: Tingkat depresi berdasarkan masa kerja tenaga kerja wanita................51
Tabel 7: Hubungan Dukungan Sosial Dengan Depresi........................................52
Tabel 8: Hubungan antara tingkat dukungan sosial dengan tingkat depresi pada
tenaga kerja wanita................................................................................53
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Kerangka Teori.....................................................................................33
Gambar 2: Kerangka Konsep.................................................................................34
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DUKUNGAN SOSIAL
DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA TENAGA KERJA WANITA
INDUSTRI ROKOK DI CV. TIDAR MAGELANG JAWA TENGAH
Nashrun Ahmadi1, Sumarni
2, Fajriyati
3
INTISARI
Latar belakang: Jumlah pekerja wanita yang semakin meningkat, baik untuk
membantu suaminya memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari ataupun hanya
sekedar untuk mengaktualisasikan dirinya. Dengan demikian perempuan
mempunyai perah ganda yaitu sebagai istri dan juga sebagai tenaga kerja untuk
pembangunan. Pada periode waktu yang sama, secara psikososial wanita akan
bekerja pada lingkungan yang buruk yaitu pekerjaan yang stresful sehingga
wanita akan kehilangan kendali dan kesehatannya. Hasil penelitian di Jawa tengah
tahun 1999 menunjukkan 49,4% tenaga kerja wanita mengalami gangguan
depresi. Depresi merupakan gangguan mood. Dukungan sosial baik diberikan
secara emosional, penghargaan, informasi, dan instrumen mempunyai manfaat
pencegahan dan penyembuhan pada gangguan psikologis dan sosiologis seperti
depresi.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara tingkat dukungan sosial dengan
tingkat depresi pada tenaga kerja wanita industri rokok cv. Tidar Magelang Jawa
Tengah.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental menggunakan
rancangan penelitian cross sectional dengan pendekatan deskriptif korelasional.
Subjek penelitian adalah tenaga kerja wanita industri rokok cv. Tidar Magelang
Jawa Tengah, diambil dengan teknik total sampling. Data dikumpulkan dengan
Beck Depression Inventory (BDI) dan Sosial Support Questionnaire (SSQ).
Analisa data menggunakan rank order corellation dari Spearman.
Hasil: hasil penelitian menunjukkan 87,25% responden mengalami depresi ringan
dan 87,25% dari responden mendapatkan dukungan sosial sedang. Hasil korelasi
menunjukkan adanya korelasi yang negatif antara tingkat dukungan sosial dengan
tingkat depresi ( r = 0,463 dan p = 0,001).
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang negatif dan bermakna antara tingkat
dukungan sosial dengan tingkat depresi pada tenaga kerja wanita industri rokok
cv. Tidar Magelang Jawa Tengah.
Kata kunci: tenaga kerja wanita, depresi, dukungan sosial.
CORRELATION BETWEEN SOCIAL SUPPORT’S LEVEL
AND DEPRESSION’S LEVEL AMONG WOMEN WORKERS
IN CIGARETTE INDUSTRY CV TIDAR MAGELANG CENTRAL JAVA
Nashrun Ahmadi1, Sumarni
2, Fajriyati
3
ABSTRACT
Background: the number of women workers has increased, both to help her
husband meet daily needs or actualize herself. Thus women have a double role as
a wife and labor for development. In a long time, the psychososial women will
work in a bad neighborhood, that is a stressful job so they will loss control and
her health. Result in Central Java at 1999 showed 49,4% women workers were
eksperienching depression disorder. Depression is a mood disorder. Social
support has many advantages in cure and prevention due to psychological and
sociological disorder suck as depression, whether it was given by emotional,
awards, information, and instrument.
Objective: to know the correlation between social support’s level and
depression’s level among women worker in cigarette industry cv. Tidar
Magelang, Central Java.
Method: this study was a non-eksperimental research using cros sectional design
and deskriptif correlation approached. The subject of this study where women
workers in cigarette industry cv Tidar Magelang Central Java, were taken by
total sampling technique. The data was collected by using Beck Depression
Inventory (BDI) and Social Support Questionnaire (SSQ). The data analysis was
done by Spearman’s rank order correlation.
Results: The results of this study showed that 87,25 % respondent were
eksperiencing mild level of depression and 87,25% respondent were having
medium level of social support. The correlation analysis demonstrated a negative
correlation between the social support’s level and depression’s level (r = 0,463
and p 0,001).
Conclution: there is negative correlation between social support’s level and
depression’s level among women workers in cigarette industry cv Tidar Magelang
Central Java but not statistically significant.
Keywords: women workers, depression, social support.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat memandang wanita tidak terlepas dari aspek-aspek lain
dengan memusatkan perhatian pada persoalan perbedaan seksual. Cara-cara
seperti ini ternyata tidak memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan
peningkatan partisipasi wanita dalam industri karena persoalan struktur
sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang membedakan laki-laki dan wanita
(gender differences) tidak diperhatikan. Keterlibatan wanita dalam dunia
industri hanya dilihat dari sudut pandang ekonomi saja yang mencakup
alokasi waktu dan pengupahan (Kodiran, 2006).
Jumlah pekerja wanita di Indonesia semakin meningkat, baik yang
bekerja untuk membantu suaminya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi
sehari-hari ataupun hanya sekedar untuk mengaktualisasikan dirinya. Dengan
demikian, wanita mempunyai peran ganda yaitu sebagai istri dan juga sebagai
tenaga kerja untuk pembangunan. Berbagai kecenderungan wanita selama
beberapa tahun terakhir ini, ditandai makin meningkatnya angka partisipasi
angkatan kerja wanita, yang didominasi oleh mereka yang berusia relatif
muda. Kenaikan tingkat partisipasi angkatan kerja wanita sebagian
disebabkan oleh bertambahnya kemiskinan dan merebaknya pengangguran.
Seperti sudah dikaji banyak ahli, di lingkungan keluarga semakin mereka
dihimpit kemiskinan, semakin berat tekanan yang mengharuskan mereka
2
mencari pekerjaan produktif sekalipun dengan imbalan yang sangat rendah
(Iswari, 2007).
Menurut data statistik dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2003,
pekerja di Indonesia mencapai 100.316.007 jiwa dimana 64,63% pekerja
laki-laki dan 35,37% pekerja wanita (Depkes cit Iswari, 2007). Data ini
menunjukkan besarnya peranan perempuan pekerja dalam membangun
struktur ketenagakerjaan di Indonesia.
Hasil penelitian pada tenaga kerja wanita di Swedia oleh Holmgren
menyatakan bahwa perasaan stres pada tenaga kerja wanita muncul karena
beberapa faktor yaitu 38% akibat dari kenaikan beban kerja, 23% konflik
pada lingkungan pekerjaan, 17% akibat dari supervisor, selain itu juga
disebut bahwa 44% akibat dari pembatasan perlengkapan, 29% tuntutan yang
tinggi pada pekerjaan, dan 29% akibat tanggung jawab yang besar pada
pekerjaan (Holmgren et al, 2009). Pada periode waktu yang sama, wanita
secara psikososial bekerja pada lingkungan yang buruk yaitu pekerjaan yang
stresful, tuntutan dan ritme pekerjaan yang semakin meningkat melebihi
kemampuan, situasi kerja yang penuh ketegangan, konflik-konflik yang
belum terselesaikan dan tanggung jawab yang besar menyebabkan wanita
kehilangan kendali dan kesehatannya (Holmgren et al, 2009).
Hasil penelitian pada tenaga kerja wanita industri di Jawa Tengah oleh
Sumarni tahun 1999 menunjukkan bahwa 96,7% diantaranya mengalami stres
psikososial dan 49,4% mengalami gangguan depresi (Sumarni, 2010). Tidak
3
tersedia fasilitas dasar di tempat kerja, gaji yang rendah, jam kerja yang lama,
target kerja yang tinggi, terbatasnya peluang untuk promosi jabatan,
kekerasan di tempat kerja, hubungan sosial yang rendah, dan prasangka
negatif dari majikan. Dengan demikian, perusahaan memiliki alasan
pembenaran untuk memberikan upah yang rendah kepada tenaga kerja wanita
karena tidak mampu mencapai target produksi yang ditetapkan (Soetrisno cit
Sumarni, 2010).
Dalam kondisi depresi, tenaga kerja wanita akan mengalami gangguan
konsentrasi, tidak ada gairah, mudah lelah, lamban berfikir, dan bertindak.
Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap kesiagaan tenaga kerja dalam
melaksanakan tugas sehingga membuka peluang timbulnya kecelakaan kerja.
Kecelakaan kerja yang sering terjadi adalah tertarik atau tergulung mesin,
perlukaan pada tangan, muka dan bagian tubuh lain karena peralatan mesin
yang kecil-kecil dan tajam, karena gangguan konsentrasi, lamban dalam
bertindak, tenaga kerja dapat tertindih atau terjepit peralatan, dapat terjatuh
atau tersangkut karena tidak bertindak waspada ketika mengoperasikan atau
memperbaiki mesin, atau memperbaiki proses produksi yang terganggu. Jadi
tenaga kerja yang mengalami depresi berpengaruh terhadap gangguan
konsentrasi, kelambanan bertindak padahal dituntut harus selalu penuh
konsentrasi sehingga berisiko mengalami kecelakaan kerja (Sumarni, 2010).
Depresi merupakan salah satu gangguan mood. Gangguan mood
merupakan sekelompok besar dari gangguan psikiatrik yang menunjukkan
mood patologik, gangguan vegetatif dan psikomotor. Mood menunjukkan
4
keadaan emosi yang berlarut-larut. Afek menunjukkan pada ekspresi
eksternal keadaan emosi saat ini. Gangguan mood dipertimbangkan sebagai
sindrom penyakit yang memiliki ciri-ciri tersendiri, terdiri atas kelompok
tanda-tanda dan gejala-gejala. Sindrom gangguan mood dipertahankan
selama beberapa minggu sampai beberapa bulan, dengan memperlihatkan
model periodik atau siklik (Akiskal cit Widiatmoko, 2001).
Dukungan sosial merupakan salah satu sumber penanggulangan
terhadap stres yang penting yang mempunyai pengaruh terhadap kondisi
kesehatan seseorang. Dukungan sosial adalah perasaan individu mendapat
perhatian dan disenangi, dihargai dan termasuk bagian dari masyarakat (Cobb
cit Marthan, 2005). Dukungan sosial baik yang diberikan secara emosional,
penghargaan, atau penilaian, informasi, dan instrumen mempunyai manfaat
pencegahan dan penyembuhan pada gangguan psikologis dan sosiologis
seperti stres, depresi, sedih, cemas, dan kehilangan harga diri (Taylor, cit
Wulandari, 2006).
Studi pendahuluan dilakukan di Kabupaten Magelang yang
merupakan sentra industri yang menyerap paling banyak tenaga kerja
wanita.Tempat penelitian adalah di CV. Tidar Magelang yang terletak di
Magelang . Selama bekerja, tenaga kerja dituntut mempunyai fisik yang kuat,
perhatian serta ketelitian saat bekerja. Selain itu, mereka juga dihadapkan
dengan jam kerja yang panjang dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul
17.00 WIB (9 jam), serta kondisi lingkungan sosial yang kurang mendukung.
Lingkungan fisik terasa panas, kurang ventilasi, bising dan bau aroma
5
tembakau yang menyengat. Gejala-gejala fisik yang terlihat dari tenaga kerja
wanita antara lain kelemahan fisik, pusing dan cemas. Selain gejala fisik ada
juga gejala psikis yang muncul yaitu sensitif. Hal-hal seperti ini yang memicu
timbulnya depresi yang akan menyebabkan kecelakaan kerja, kecacatan kerja
dan penurunan produktifitas. Berdasarkan keadaan tersebut, maka peneliti
bermaksud untuk meneliti tentang apakah ada hubungan antara tingkat
dukungan sosial yang dimiliki oleh tenaga kerja wanita dengan tingkat
depresi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
dapat dirumuskan masalah “Apakah terdapat hubungan antara dukungan
sosial dengan depresi pada tenaga kerja wanita industri di CV. Tidar
Magelang?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat
dukungan sosial dengan tingkat depresi pada tenaga kerja wanita industri
rokok di CV. Tidar Magelang.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat dukungan sosial pada tenaga kerja wanita di CV.
Tidar Magelang.
6
b. Mengetahui tingkat depresi pada tenaga kerja wanita di CV. Tidar
Magelang.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi
perkembangan ilmu keperawatan khususnya Keperawatan Jiwa dan Psikologi
Keperawatan dengan memberikan tambahan data empiris yang teruji secara
statistik, baik hipotesis tersebut terbukti ataupun tidak.
Secara praktis penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan
masukan kepada pihak-pihak terkait seperti masyarakat khususnya wanita
pekerja industri atau perusahaan-perusahaan dan industri sebagai gambaran
untuk membuat sebuah prosedur tetap agar angka kejadian depresi yang
terjadi dalam perusahaan atau industri tersebut dapat berkurang.
E. Keaslian Penelitian
Beberapa penelitian tentang dukungan sosial dengan depresi pernah
dilakukan oleh:
1. Iswari (2007), dengan judul penelitian hubungan antara dukungan sosial
dengan depresi pada tenaga kerja wanita industri tekstil di Kabupaten
Sleman. Rancangan penelitian menggunakan cross sectional, sampel
didapatkan dengan teknik random sampling dengan jumlah 92 orang.
Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan
antara dukungan sosial dengan tingkat depresi pada tenaga kerja wanita.
Persamaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti terletak pada
variabel penelitian dan rancangan penelitian. Perbedaan penelitian terletak
7
pada subyek penelitian, dan teknik sampling. Penelitian Iswari
menggunakan tenaga kerja wanita industri tekstil di Kabupaten Sleman
sebagai subyek penelitiannya, sedangkan penelitian ini subyek
penelitiannya adalah tenaga kerja wanita industri rokok di CV. Tidar
Magelang Jawa Tengah. Teknik sampling penelitian Ambar menggunakan
random sampling, sedangkan penelitian ini menggunakan total sampling.
2. Karunanithi (2007), Correlation Between Social Support and Depression
on Women Workers in PT Kusuma Sandang Mekar Jaya, Gamping,
Sleman. Rancangan penelitian dengan cross sectional menggunakan
kuantitatif non eksperimental dengan metode diskriptif analitik. Jumlah
sampel 150 responden. Hasilnya adalah terdapat hubungan yang positif
yang tidak bermakna antara dukungan sosial dengan depresi pada tenaga
kerja wanita PT Kusuma Sandang Mekar Jaya, Gamping, Sleman.
Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada kedua
variabel yang diteliti dan subyek penelitian. Perbedaan terletak pada
metode dan tempat penelitian.
3. Krishnasamy (2007), Correlation Between Violence and Depression
Among Women Workers in PT Kusuma Sandang Mekar Jaya, Gamping,
Sleman, Yogyakarta. Rancangan penelitian dengan cross sectional
menggunakan kuantitatif non eksperimental dengan metode diskriptif
analitik. Jumlah sampel 150 responden. Hasilnya adalah terdapat korelasi
positif yang bermakna antara kekerasan dan depresi pada tenaga kerja
wanita PT Kusuma Sandang Mekar Jaya, Gamping, Sleman, Yogyakarta.
8
Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada salah satu
variabel yang diteliti dan subyek penelitian. Perbedaan terletak pada
metode dan tempat penelitian.
4. Sumarni (2010), Pengaruh Rekreasi Terhadap Derajat Depresi Pada
Tenaga Kerja Wanita Industri Tekstil di Kabupaten Sleman. Penelitian
dilakukan dengan dua tahap, yaitu survei dan eksperimen yang termasuk
dalam jenis penelitian observasional dengan rancangan cross sectional dan
tahap eksperimen termasuk dalam jenis penelitian eksperimental
menggunakan rancangan pre-test dan post-test control design. Subyek
penelitian adalah tenaga kerja wanita PT Kusuma Sandang Mekar Jaya
yang dipilih melalui metode proportional random sampling, terbagi secara
proporsional menjadi 5 kelompok responden/ 67 orang per kelompok.
Hasil penelitian menyatakan bahwa pemberian perlakuan rekreasi
berpengaruh mengurangi rerata skor depresi dari 20,26 menjadi 18,11
(turun 10,61%) dan perubahan tersebut secara statistik signifikan (Fh=
12,0369; p= 0,00056<0,05). Persamaan dengan penelitian yang akan
dilakukan adalah pada salah satu variabel yang di teliti dan subyek
penelitian. Perbedaan terletak pada metode dan tempat penelitian.
5. Noor (2008), dengan judul penelitian Korelasi Dukungan Sosial dengan
Depresi pada Lansia dengan Gangguan Kognitif Ringan di Panti Wredha
Abiyoso Yogyakarta. Rancangan penelitian dengan cross sectional
menggunakan penelitian non eksperimental yang bersifat observasi secara
deskriptif analitik. Sampel diambil dengan metode concecutive sampling
9
dengan jumlah 47 orang lansia. Hasilnya adalah terdapat hubungan negatif
yang bermakna antara dukungan sosial dengan depresi pada lansia dengan
gangguan kognitif ringan di Panti Wredha Abiyoso Yogyakarta. Walaupun
menggunakan variabel yang sama peneliti disini mengukur tingkat
dukungan sosial dengan tingkat depresi pada tenaga kerja wanita industri
rokok di CV. Tidar Magelang Jawa Tengah. Perbedaan penelitian terletak
pada subyek penelitian dan teknik sampling. Penelitian Noor subyek
penelitiannya adalah lansia di Panti Wredha Abiyoso Yogyakarta,
sedangkan penelitian ini subyek penelitiannya adalah tenaga kerja wanita
industri rokok di CV. Tidar Magelang Jawa Tengah. Teknik sampling
penelitian Noor menggunakan concecutive sampling, sedangkan penelitian
ini teknik samplingnya adalah total sampling.
6. Triningsih (2003), Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Tingkat
Depresi Pasien Kanker Leher Rahim di Ruang Anggrek I RS Dr. Sardjito
Yogyakarta. Rencana penelitian kuantitatif non-eksperimental secara cross
sectional, sampel yang diambil menggunakan teknik accidental sampling
sebanyak 30 orang. Hasil penelitiannya adalah terdapat korelasi antara
dukungan sosial dengan tingkat depresi pasien kanker leher rahim dengan
koefisien korelasi memberikan hasil negatif. Perbedaan dengan penelitian
yang dilakukan peneliti terletak pada teknik sampling dan subyek
penelitian; penelitian Triningsih menggunakan teknik sampling accidental
sampling, sedangkan penelitian ini menggunakan total sampling.
Penelitian Triningsih subyek penelitiannya adalah pasien kanker leher
10
rahim di Ruang Anggrek I RS Dr. Sardjito Yogyakarta, sedangkan
penelitian ini subyek penelitiannya adalah tenaga kerja wanita industri
rokok di CV. Tidar Magelang Jawa Tengah.
7. Asri (2005), Hubungan Dukungan Sosial dengan Tingkat Depresi Pasien
yang Menjalani Terapi Hemodialisis di RS Dr. Sardjito Yogyakarta.
Rencana penelitian kuantitatif non-eksperimental secara cross sectional,
sampel yang diambil menggunakan teknik aksidental sampling sebanyak
32 orang. Hasil penelitiannya adalah terdapat hubungan antara dukungan
sosial dengan tingkat depresi pasien hemodialisa dengan koefisien korelasi
memberikan hasil yang negatif. Perbedaan dengan penelitian yang
dilakukan peneliti terletak pada teknik sampling dan subyek penelitian;
penelitian Asri menggunakan teknik sampling aksidental sampling,
sedangkan penelitian ini menggunakan total sampling. Penelitian Asri
subyek penelitiannya adalah pasien hemodialisa di RS Sardjito
Yogyakarta, sedangkan penelitian ini subyek penelitiannya adalah tenaga
kerja wanita industri rokok di CV. Tidar Magelang Jawa Tengah.
8. Widiatmoko (2001), Korelasi Dukungan Sosial Dengan Derajat Depresi
pada Pasien Lanjut Usia di Poliklinik Geriatri RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta. Rencana penelitian adalah survei deskriptif analitik dengan
cross sectional, sampel yang diambil menggunakan teknik incidental
random sampling. Hasil penelitiannya adalah terdapat hubungan negatif
yang bermakna antara dukungan sosial dengan derajat depresi pada lansia
di poliklinik geriatri RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Perbedaan penelitian
11
terletak pada subyek penelitian dan teknik sampling. Penelitian
Widiatmoko subyek penelitiannya adalah lansia di poliklinik geriatri
RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, sedangkan penelitian ini subyek
penelitiannya adalah tenaga kerja wanita industri rokok di CV. Tidar
Magelang Jawa Tengah. Teknik sampling penelitian Widiatmoko
menggunakan incidental random sampling, sedangkan penelitian ini
teknik samplingnya adalah total sampling.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Tenaga Kerja Wanita dan Lingkungan Pekerjaannya
a. Lokasi penelitian
Industri rokok CV. Tidar Magelang yang diteliti, terletak di
Jalan Jenggala Nomor 23 Magelang. Luas area keseluruhan
sekitar 0,5 hektar, yang sepenuhnya digunakan untuk bangunan
pabrik. Bangunan pabrik terbagi menjadi unit produksi I, unit
produksi II, unit produksi III, gudang bahan baku, gudang bahan
jadi, kantor, dan tempat parkir. Industri rokok CV. Tidar
Magelang memproduksi bahan jadi untuk bumbu rokok yang
meliputi cengkeh, kemenyan dan tembakau.
b. Tenaga kerja wanita
Banyaknya tenaga kerja wanita CV Tidar Magelang saat
dilakukan penelitian sebanyak 47 orang. Dalam penelitian ini
terdapat kesenjangan jumlah responden dari 50 responden yang
direncanakan menjadi 47 responden karena ada 3 tenaga kerja
wanita yang sedang bertugas di luar. Tenaga kerja di CV. Tidar
Magelang terdiri dari tenaga kerja tetap dan tenaga kerja kontrak.
Sistem tenaga kerja kontrak biasanya diberlakukan bagi tenaga
kerja baru dan tenaga kerja tetap sebagian besar berasal dari
tenaga kerja kontrak. Tenaga kerja wanita sebagian besar berada
46
dibagian produksi karena wanita cenderung lebih teliti, tekun dan
sabar dalam melakukan suatu kegiatan yang rumit. Tenaga kerja
pria biasanya berkedudukan sebagai pemilik perusahaan dan ada
sebagian tenaga kerja laki-laki bekerja sebagai tenaga serabutan.
Tenaga kerja wanita pada bagian splinting cengkeh sebanyak 6
orang; bagian processing cengkeh sebanyak 8 orang; bagian
packing cengkeh 6 orang; bagian splinting “klembak” dan
kemenyan sebanyak 6 orang; bagian prosessing “klembak” dan
kemenyan 9 orang; bagian packing “klembak” dan kemenyan 5
orang; bagian gudang 5 orang; dan staf 3 orang.
c. Lingkungan pekerjaan
Lingkungan tempat kerja; Lingkungan tempat kerja tenaga
kerja wanita terbagi dalam beberapa bagian, ada yang bertugas di
bagian cengkeh, tembakau, dan kemenyan. Pada saat melakukan
tugas pekerjaannya, tenaga kerja wanita sering mengangkat
barang berat seperti cengkeh, tembakau atau kemenyan,
memotong bahan-bahan mentah menjadi potongan kecil,
penggelompokan, pengepakan barang jadi, dengan teliti, dan
trampil.
Kondisi ruangan yang cukup panas; Suhu ruangan di bagian
produksi cukup panas karena ventilasi yang kurang memadai,
ruangan yang cukup sempit dengan kapasitas 5 orang sehingga
penghantaran panas dan sirkulasi udara kurang memadai, dan atap
47
ruangan yang terbuat dari seng sehingga akan meningkatkan suhu
ruangan.
Polusi udara; Debu dan bau bahan cengkeh, tembakau, dan
kemenyan yang menyengat merupakan masalah polusi udara yang
ada di perusahaan sehingga sangat mengganggu sistem
pernafasan. Jika hal ini berlangsung lama dan terpapar terus
menerus hal ini akan menyebabkan penyakit Infeksi Saluran
pernafasan Atas (ISPA).
Kesehatan dan keselamatan kerja; Perusahaan tidak
menyediakan alat pelindung diri seperti masker atau sarung
tangan bagi tenaga kerja.
2. Dukungan Sosial
Dukungan sosial yang diterima tenaga kerja wanita
dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu dukungan sosial rendah,
dukungan sosial sedang, dan dukungan sosial tinggi.
Tabel 1: Tingkat Dukungan Sosial Responden
Kategori F %
Dukungan sosial rendah
Dukungan sosial sedang
Dukungan sosial tinggi
5
41
1
10,60
87,25
2,15
Jumlah 47 100
Sumber : data primer
48
Dari tabel 1 menunjukkan bahwa tingkat dukungan sosial paling
banyak dirasakan oleh tenaga kerja wanita pada dukungan sosial
sedang 41 responden (87,25%). Tingkat dukungan sosial rendah 5
responden (10,60%) dan tingkat dukungan sosial tinggi 1 responden
(2,15%).
3. Depresi
Dari data yang diperoleh dikelompokkan berdasarkan tingkat
depresi, yaitu depresi ringan, depresi sedang, dan depresi berat. Dari
hasil menunjukkan bahwa sebagian besar (87,25%) responden
mengalami depresi ringan, 12,75% responden mengalami depresi
sedang dan tidak ada yang mengalami depresi berat. Selengkapnya
tersaji dalam tabel 2 berikut:
Tabel 2. Tingkat Depresi Responden
Kategori F %
Depresi Ringan
Depresi Sedang
Depresi Berat
41
6
0
87,25
12,75
0
Jumlah 47 100
Sumber: data primer
Distribusi frekuensi derajat depresi berdasarkan karakteristik
responden dapat dilihat pada tabel berikutnya. Karakterisitik
responden yang disajikan meliputi: umur tenaga kerja wanita, status
perkawinan tenaga kerja wanita, pendidikan tenaga kerja wanita,
masa kerja tenaga kerja wanita.
49
a. Tingkat depresi berdasarkan umur tenaga kerja wanita
Tabel 3: Tingkat Depresi Berdasarkan Umur Tenaga Kerja Wanita
Umur
Tingkat Depresi
Jumlah Ringan Sedang Berat
f % f % f % f %
< 20 th
21-30 th
31-40 th
41-50 th
4 8,5
12 25,5
17 36,2
8 17,0
- -
- -
4 8,5
2 4,3
- -
- -
- -
- -
4 8,5
12 25,5
21 44,7
10 21,3
Jumlah 41 87,25 6 12,75 - - 47 100
Sumber : data primer
Berdasarkan umur responden pada tabel 3 didapatkan hasil
bahwa sebagian besar tenaga kerja wanita berumur antara 21
tahun hingga 40 tahun atau berada dalam usia produktif.
Berdasarkan usia responden didapatkan hasil bahwa tingkat
depresi ringan terdapat pada rentang usia 31-40 tahun yaitu
sebanyak 17 orang (36,2%).
50
b. Tingkat depresi berdasarkan status perkawinan tenaga kerja
wanita
Tabel 4: Tingkat Depresi Berdasarkan Status Perkawinan Tenaga
Kerja Wanita.
Status
perkawinan
Tingkat depresi
Jumlah Ringan Sedang Berat
f % f % f % f %
Kawin
Belum kawin
33 70,2
8 17,0
5 10,6
1 2,1
- -
- -
38 80,9
9 19,1
Jumlah 47 87,2 6 12,75 - - 47 100
Sumber : data primer
Berdasarkan status perkawinan pada tabel 3 terdapat 38
responden (80,9%) telah menikah dan 9 orang (19,1%) belum
menikah. Dari hasil terlihat bahwa sebagian besar responden
mengalami depresi ringan berstatus kawin.
c. Tingkat deresi berdasarkan pendidikan tenaga kerja wanita
Tabel 5: Tingkat Depresi Berdasarkan Pendidikan Tenaga Kerja
Wanita
Pendidikan
Tingkat depresi
Jumlah Ringan Sedang Berat
f % f % f % f %
SD
SMP
SMA
24 51,1
9 19,1
8 17,0
5 10,6
1 2,1
- -
- -
- -
- -
29 61,7
10 21,3
8 17,0
Jumlah 41 87,25 6 12,75 - - 47 100
Sumber : data primer
51
Berdasarkan jenjang pendidikan pada tabel 4 didapatkan
hasil bahwa tingkat depresi ringan pada tenaga kerja wanita yang
berpendidikan SD mempunyai persentase terbesar yaitu 24 orang
(51,1%).
d. Tingkat depresi berdasarkan masa kerja tenaga kerja wanita
Tabel 6: Tingkat Depresi Berdasarkan Masa Kerja Tenaga Kerja
Wanita
Masa
kerja
Tingkat depresi
Jumlah Ringan Sedang Berat
f % f % f % f %
< 10 th
11-20 th
>20 th
17 36,2
23 48,9
1 2,1
1 2,1
4 8,5
1 2,1
- -
- -
- -
18 38,3
27 57,4
2 4,3
Jumlah 41 87,25 6 12,75 - - 47 100
Sumber : data primer
Berdasarkan masa kerja pada tabel 6 didapatkan hasil
bahwa sebagian besar adalah depresi ringan pada tenaga kerja
dengan masa kerja 11-20 tahun dengan jumlah 23 responden
(48,9%).
52
4. Hubungan Antara Tingkat Dukungan Sosial dengan Tingkat Depresi
Tabel 7: Hubungan Dukungan Sosial Dengan Depresi
Tingkat
Dukungan
Sosial
Tingkat Depresi Total
Ringan Sedang Berat
Rendah 2
4,3%
3
6,4%
-
-
5
10,6%
Sedang 38
80,9%
3
6,4%
-
-
41
87,2%
Tinggi 1
2,1%
0
0%
-
-
1
2,1%
Total 41
87,2%
6
12,8%
-
-
47
100%
Sumber: data primer
Berdasarkan tabel 7 kita bisa melihat bahwa sebagian besar
responden yang mengalami depresi ringan mendapatkan dukungan
sosial sedang dengan 38 responden (80,9%).
Tabel 8: Korelasi Antara Dukungan Sosial Dengan Depresi
Depresi
Dukungan sosial Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
-.463
.001
47
Sumber : data primer
Dari hasil analisis uji statistik rank order correlation dari
Spearman antara tingkat dukungan sosial dengan tingkat depresi
pada tenaga kerja wanita di CV. Tidar Magelang didapatkan hasil
53
nilai (r) hitung sebesar -0,463 dan nilai (p) sebesar 0,001. Dari hasil
analisa di atas maka didapatkan korelasi yang negatif antara tingkat
dukungan sosial dengan tingkat depresi. Hal ini berarti bahwa
semakin tinggi tingkat dukungan sosial responden maka akan
semakin rendah tingkat depresi yang dialami responden.
B. Pembahasan
Dukungan sosial yang diterima oleh tenaga kerja wanita paling
banyak berada pada tingkat dukungan sosial sedang yaitu 87,25%. Hal
ini berarti bahwa responden kurang mendapatkan dukungan sosial yang
baik. Hasil penelitian ini berbeda dengaan penelitian yang dilakukan oleh
Iswari (2007) dimana pada penelitian Iswari dukungan sosial yang paling
banyak berada pada tingkat dukungan sosial tinggi sebesar 51,1%. Hal
ini disebabkan karena kondisi lingkungan pekerjaan yang berbeda,
persepsi individu yang berbeda dan perhatian dari sumber dukungan
sosial.
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa depresi yang terjadi paling
banyak berada pada tingkat depresi ringan yaitu 41 responden (87,25%),
kemudian depresi sedang terdapat 6 responden (12,75%), dan tidak ada
responden yang mengalami depresi berat. Banyak hal yang berpengaruh
terhadap timbulnya depresi, diantaranya kurangnya dukungan sosial,
usia, status perkawinan, pendidikan, status sosial dan stresor yang
dialami (Lubis, 2009).
54
Berdasarkan umur responden pada tabel 3 didapatkan hasil bahwa
sebagian besar tenaga kerja wanita berumur antara 21 tahun hingga 40
tahun atau berada dalam usia produktif. Berdasarkan usia responden
depresi banyak terjadi pada rentang usia 31-40 tahun yaitu sebanyak 17
orang (36,2%). Menurut Brunner & Suddarth (2000), salah satu faktor
resiko depresi adalah terjadi pada usia sebelum 40 tahun. Pada usia
tersebut, seorang individu berada pada masa produktif dan masih
menanggung anak yang berusia prasekolah maupun sekolah. Hal ini akan
menyebabkan kesulitan untuk mencukupi kebutuhan biaya sekolah anak
yang dapat memicu timbulnya stres yang berlanjut pada depresi. Menurut
Wilkinson cit Lubis (2009) pada usia dewasa dalam rentang umur 18-44
tahun merupakan tahap-tahap serta tugas perkembangan yang penting,
yaitu peralihan dari masa remaja ke dewasa, masa dewasa ke masa
bekerja, serta masa pubertas hingga ke pernikahan. Survei masyarakat
terakhir melaporkan adanya prevalensi yang tinggi dari gejala-gejala
depresi pada golongan usia dewasa muda (18-44 tahun).
Berdasarkan status perkawinan pada tabel 4 terdapat 38 responden
(80,9%) telah menikah dan 9 orang (19,1%) belum menikah. Dari hasil
terlihat bahwa sebagian besar responden mengalami depresi ringan
berstatus kawin. Status perkawinan turut berpengaruh terhadap timbulnya
depresi. Dari survey WHO World Mental Health (WMH) menjelaskan
bahwa kesehatan mental amat dipengaruhi oleh sebuah perkawinan
55
(http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-yanuarhida-
5482-3-babii.pdf).
Berdasarkan jenjang pendidikan pada tabel 5 terlihat bahwa tingkat
depresi ringan pada tenaga kerja wanita yang berpendidikan SD
mempunyai persentase terbesar yaitu 24 orang (51,1%). Sesuai penelitian
yang dilakukan Santosa (1994) bahwa kelompok yang berpendidikan
menengah kebawah lebih tinggi mendapatkan depresi tingkat ringan
(25%) daripada kelompok yang berpendidikan menengah keatas,
demikian juga pada depresi sedang, kelompok berpendidikan menengah
kebawah lebih tinggi (8,33%) daripada menengah ke atas (2,08%).
Berdasarkan masa kerja pada tabel 6 didapatkan hasil bahwa
sebagian besar adalah depresi ringan pada tenaga kerja dengan masa
kerja 11-20 tahun dengan jumlah 23 responden (48,9%). Dari hasil di
atas diketahui bahwa loyalitas tenaga kerja wanita di CV. Tidar
Magelang sangat tinggi. Hal ini dikarenakan pendidikan tenaga kerja
wanita di CV. Tidar Magelang yang terbatas sehingga peluang kerja
semakin sempit. Kondisi pekerjaan, pengembangan karir, dan konflik
peran yang dialami oleh tenaga kerja wanita turut berperan dalam
timbulnya stres (Cooper cit Rini, 2002)
Berdasarkan tabel 7 didapatkan hasil bahwa sebagian besar
responden yang mengalami derajat depresi ringan mendapatkan
dukungan sosial sedang dengan jumlah 38 responden (80,9%).
Berkurangnya dukungan sosial dapat melemahkan kemampuan individu
56
dalam mengatasi berbagai peristiwa hidup yang negatif sehingga menjadi
rentan terhadap depresi. Dukungan sosial baik secara emosional,
penghargaan atau penilaian, informasi dan instrumen mempunyai
manfaat pencegahan dan penyembuhan pada gangguan psikologis dan
sosiologis seperti stres, depresi, sedih, cemas, dan kehilangan harga diri
(Taylor cit Wulandari, 2006).
Uji statistik rank order correlation dari Spearman didapatkan hasil
nilai (r) hitung sebesar -0,463 dan nilai (p) sebesar 0,001. Dari hasil
analisa di atas maka didapatkan korelasi yang negatif antara tingkat
dukungan sosial dengan tingkat depresi. Menurut Sugiyono (2007)
mengatakan bahwa hipotesis alternatif (Ha) menunjukkan ada hubungan
jika tidak sama dengan nol, mungkin lebih besar dari nol atau lebih kecil
dari nol. Ha pada penelitian ini diterima sehingga ada hubungan antara
dukungan sosial dengan tingkat depresi pada tenaga kerja wanita industri
rokok di CV. Tidar Magelang. Angka koefisien yang negatif
menunjukkan pertentangan sehingga semakin tinggi tingkat dukungan
sosial yang diterima responden maka akan semakin rendah tingkat
depresi yang dialami oleh responden.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Iswari (2007)
yang menunjukan hubungan yang tidak signifikan antara tingkat
dukungan sosial dengan tingkat depresi pada tenaga kerja wanita industri
tekstil di Kabupaten Sleman Yogyakarta. Karunanithi (2007) dalam
penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif yang tidak
57
bermakna antara dukungan sosial dengan depresi pada tenaga kerja
wanita PT Kusuma Sandang Mekar Jaya, Gamping, Sleman.
Perbedaan hasil penelitian ini terjadi karena tenaga kerja wanita di
pabrik rokok di hadapkan dengan hal-hal yang lebih ringan dari pada
tenaga kerja wanita di perusahaan tekstil. Di pabrik rokok, tenaga kerja
wanita bekerja dengan jam kerja yang panjang tanpa adanya shiff,
peralatan yang mudah di operasikan, adanya kesempatan untuk berbagi
dengan sahabat dan tuntutan kerja yang lebih rendah daripada industri
tekstil. Sementara di perusahaan pabrik tekstil, tenaga kerja wanita
dihadapkan dengan peralatan-peralatan yang berat dan besar, adanya
shiff kerja, tidak ada kesempatan untuk berbagi dengan rekan kerja
karena di tuntut konsentrasi yang tinggi, dan tuntutan kerja yang tinggi.
Hal inilah yang menyebabkan nilai derajat depresi pada tenaga kerja
wanita di pabrik rokok lebih rendah daripada di pabrik tekstil.
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada tenaga kerja wanita di CV. Tidar
Magelang dapat disimpulkan bahwa:
1. Tenaga kerja wanita industri rokok CV. Tidar Magelang Jawa Tengah
sebagian besar mengalami depresi ringan.
2. Tenaga kerja wanita industri rokok CV. Tidar Magelang Jawa Tengah
sebagian besar mendapatkan dukungan sosial dengan kategori sedang.
3. Hasil penelitian menunjukkan hubungan negatif yang bermakna antara
tingkat dukungan sosial dengan tingkat depresi pada tenaga kerja
wanita industri rokok di CV. Tidar Magelang Jawa Tengah.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat diberikan adalah:
1. Bagi tenaga kerja wanita perlu diberikan bimbingan dan konsultasi
untuk menurunkan derajat depresi karena skor depresi masih dalam
ambang batas meskipun depresi ringan.
2. Bagi perusahaan selanjutnya perlu dilakukan pengadaan alat
pelindung diri seperti masker dan sarung tangan untuk menjaga
kesehatan tenaga kerja.
3. Bagi perusahaan perlu melakukan penataan ruangan pabrik untuk
kenyamanan tenaga kerja dalam ruangan pekerjaan.
59
4. Bagi penelitian selanjutnya perlu melakukan uji coba alat ukur
dukungan sosial untuk mengetahui valid dan tidaknya kuesioner .
5. Bagi peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian lebih dalam lagi
dengan wawancara mendalam, penelitian secara kualitatif atau
eksperimen.
60
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2007) Prosedur Penelitian Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.
Asri. (2005) Hubungan Dukungan Sosial dengan Tingkat Depresi Pasien yang
Menjalani Terapi Hemodialisa di RS Dr. Sardjito Yogyakarta. Skripsi.
Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada.
Azwar, S . (2005) Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Beck, AT. (1967) Depression: Causes and Treatment. Philadelphia:
University of Pennsylvania Press.
Boyd, MA. and Nihart, MA. (1998) Psychiatric Nursing: Contemporary
Practice. Philadelphia : Lippincott Raven Publishers.
Brunner, LS and Suddarth, DS. (2000) Brunner and Suddarth’s Textbook of
Medical Surgical Nursing. 9th
edition. Pennsylvannia : Lippincott
Williams & Willkins.
Corless, IB. Germino, BB. and Pittman, M. (1994) Dying, Death, and
Bereavement Theoritical Perspectives and Other Ways of Knowing.
London: Jones and Barlett Publishers.
Departemen Kesehatan RI. (1993) PPDGJ III. Jakarta.
Fadhilah, ML. (2010) Analisis Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kepuasan
Kerja Dengan Dukungan Sosial Sebagai Variabel Moderating di PT
Coca Cola Amatil Indonesia Central Java. Skripsi. Jawa Tengah:
Fakultas Ekonomi Undip.
Gotlieb, IH. and Hammen, CL. (1992) Psychological Aspects of Depression
Toward A Cognitive-Interpersonal Integration. West Sussex : John
Wilet & Sons Ltd.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-yanuarhida-5482-3-
babii.pdf
Holmgren, K. (2009) The prevalence of work-related stres, and its association
with self-perceived health and sick-leave, in a population of employed
Swedish women. Sweden: BMC Public Health
Ismanto. (1999) Kontribusi Dukungan Sosial Terhadap Kesembuhan
Gangguan Psikosomatik Asma Bronkhiale di RSUP Dr. Sardjito.
Yogyakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran
Universitas Gajah Mada.
61
Iswari, NA. (2007) Hubungan Antara Tingkat Dukungan Sosial dengan
Tingkat Depresi pada Tenaga kerja Wanita Industri Tekstil Di
Kabupaten Sleman Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas
Kedokteran UGM.
Ismiyati (2006) Hubungan Stresor Psikososial Dengan Tingkat Depresi Pada
Tenaga Kerja wanita Industri Tekstil di Kabupaten Sleman
Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran UGM.
Kalsum, IR. (2006) Tenaga Kerja Wanita dan Perlindungan. http: //
www.library.usu.ac.id/download/fkm/kkm-kalsum.pdf. [Diakses 29
Oktober 2009]
Kaplan, HI. and Sadock, BJ. (1995) Comprehensive Textbook of
Psychiatry/VI. 6th
edition. Maryland: Lippincott Williams & Wilkins.
Karunanithi. (2007) Correlation Between Social Support And Depression on
Women Workers in PT Kusuma Sandang Mekar Jaya, Gamping,
Sleman. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran UGM.
Kodiran. (2006) Peningkatan Partisipasi Wanita dan Pengembangan
Hubungan Industrial yang Berwawasan Gender di Kawasan Timur
Indonesia (KTI) [internet], September, 25. 1. Available from:
http://www.unsri.ac.id [Diakses 21 Oktober 2009]
Krishnasamy (2007) Correlation Between Violence and Depression Among
Women Workers in PT Kusuma Sandang Mekar Jaya, Gamping,
Sleman, Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran UGM.
Kuntjoro, ZS. (2002) Dukungan Sosial Pada Lansia. http: // www.e-
psikologi.com/usia/160802.htm [Diakses 21 Oktober 2009]
Lubis, LM. (2009) Depresi Tinjauan Psikologi: gejala – gejala depresi, jenis
– jenis depresi. Edisi pertama. Jakarta : Kencana Prenada Media
Group.
Marthan, AP. (2005) Hubungan Dukungan Sosial dengan Tingkat Depresi
Pasien yang menjalani Terapi Hemodialisa di RS Dr. Sardjito
Yogyakarta.Thesis. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran UGM.
Mc Dowell, I. and Nowell, C. (1996) Measuring Health A Guide to Rating
Scales and Questionnaires. 2nd
edition. New York: Oxford University
press.
62
Noor, MI. (2008) Korelasi Dukungan Sosial Dengan Depresi Pada Lansia
Dengan Gangguan Kognitif Ringan Di Panti Werdha Abiyoso
Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran UGM.
Notoatmodjo, S. (2002) Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nursalam. (2003) Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Puspita, VT. (2007) Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Depresi Pada
Pasien Fraktur Pasca Gempa di Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul
Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran UGM.
Rahayu. (2006) Hubungan Orang Tua Dengan Anak Dewasanya Dan
Keputusasaan di Kalangan Warga Tua. Indonesian Psychological
Journal; 21 (2): 136-144.
Rini, JF. (2002) Wanita Bekerja. On line: http://www.e-
psikologi.com/masalah/wanita bekerja-1.htm. [diakses 9 Januari 2011]
Romilda, FT. (1997) Pengaruh Stresor Psikososial Terhadap Depresi Pada
Tenaga Kerja Wanita Sektor Industri Tekstil di Kodya Yogyakarta.
Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran UGM.
Santosa, ZB. (1994) Gambaran Kasus Depresi Pada Manusia Lanjut Usia di
Desa Sinduadi Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Yogyakarta.
Karya Ilmiah. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran UGM.
Sarason, GI. and Sarason, BR. (1993) Abnormal Psychology: The problem of
maladaptive behavior. 7th
edition. New Jersey: Englewood eliffs
Sari, Y. (2010) Hubungan Dukungan Suami Dengan Perilaku Kesehatan Ibu
Selama Menjalani Kehamilan di Puskesmas Imogiri I.Skripsi.
Yogyakarta: Fakultas Kedokteran UGM.
Schwarzer, R. dan Schulz, U. (2000) Berlin Sosial Support Scales (BSSC).
http: // userpage. Fuberlin. de / ~health/soc e. htm. [Diakses 21
Oktober 2009]
Smith, J. (2004) Social support: key to psychological wellbeing among rural,
low income mothers.http://www.hhp.umd.edu/FMST/fis/MDresources.
[Diakses 20 Desember 2010]
63
Stuart, GW. and Sunden, SJ. (1998) Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sugiyono. (2007) Statistik Untuk penelitian. Bandung : Alfabeta
Sumarni, (2010) Pengaruh Rekreasi Terhadap Derajat Depresi Pada Tenaga
Kerja Wanita Industri Tekstil di Kabupaten Sleman.Disertasi.
Yogyakarta: Program doktor ilmu kedokteran dan kesehatan Fakultas
Kedokteran UGM.
Taylor, SE., Peplau, LA., and Sears, DO. (1997) Social Psycology. 9th
edition.
New Jersey: Prentice Hall.
Triningsih. (2003) Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Tingkat
Depresi Pasien Kanker Leher Rahim di Ruang Anggrek I RS Dr.
Sardjito Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran UGM.
Widiatmoko, D. (2001) Korelasi Dukungan Sosial dengan Derajat Depresi
pada Pasien Lanjut Usia di Poliklinik Geriatri RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta. Thesis. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran UGM.
Wulandari, R.T (2006) Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Stres pada
Narapidana Penyalahguna Napza di Lembaga Pemasyarakatan
Wirogunan Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada.
Zimet, D., and Zimet, F. (1988) Multidimensional Scale of Perceived Social
Support. http://www.atkinson.Yorku.ca/~psyctest/socsupp.pdf .
[Diakses 10 Februari 2010]