HUBUNGAN MINAT MEMBACA BUKU-BUKU PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DENGAN SIKAP KEBERAGAMAAN
SISWA SMK NUSANTARA II
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam
OLEH
ISMAWATI
NIM : 106011000107
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ismawati
Tempat / Tgl Lahir : Jakarta, 19 Februari 1985
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : Hubungan Minat Membaca Buku-Buku PAI
dengan Sikap Keberagamaan Siswa SMK Nusantara
Dosen Pembimbing : 1. Prof. Dr. H. Ahmad Syafi’ie Noor
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya
sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakarta, 20 April 2011
ISMAWATI
NIM. 106011000107
i
ABSTRAK
Nama: Ismawati, NIM: 106011000107, Hubungan Minat Membaca
Buku-buku Pendidikan Agama Islam dengan Sikap Keberagamaan Siswa
SMK Nusantara II Ciputat. Masalah sikap keberagamaan siswa khususnya di
sekolah SMK Nusantara II Ciputat merupakan permasalahan yang harus ditangani
dengan serius. Beragam persoalan tentang sikap siswa yang diakibatkan oleh
pengaruh lingkungan (keluarga, sekolah dan masyarakat) dan media massa yang
kurang baik, berdampak negatif bagi perkembangan sikap keberagamaan siswa.
Salah satu aspek yang mempengaruhi sikap keberagamaan siswa adalah
pemahaman akan ajaran agama. Untuk meningkatkan pemahaman siswa akan
ajaran agama, salah satu solusinya adalah dengan meningkatkan minat baca siswa
terhadap buku-buku PAI. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
minat membaca siswa SMK Nusantara II Ciputat, khususnya buku-buku PAI,
untuk mengetahui sikap atau tingkah laku siswa yang merupakan ekspresi dari
sikap keberagaman siswa SMK Nusantara, dan untuk mengetahui adakah
hubungan yang erat antara minat membaca buku-buku PAI dengan sikap
keberagamaan siswa di SMK Nusantara II Ciputat. Adapun metode yang
digunakan penulis yaitu dengan pendekatan kuantitatif, dengan metode analisis
deskriptif. Data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan alat ukur angket
yang berjumlah 50 item dengan menggunakan Formula Product Moment Karl
Person diperoleh hasil r hitung=0,569 dan r tabel=0,315 dengan df=32%. Hasil
penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang cukup signifikan antara minat
membaca buku-buku PAI dengan sikap keberagamaan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa siswa yang berminat membaca buku-buku PAI dapat
memberikan kontribusi positif terhadap sikap keberagamaan.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahi walhamdulillah.
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji bagi Allah Sang Pencipta Alam Semesta, yang telah
memberikan karunia dan kesehatan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah atas Baginda Nabi Muhammad SAW
beserta keluarganya, segenap sahabatnya dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu bagian untuk memenuhi persyaratan
Gelar Sarjana (S1) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan
Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dan pada kesempatan ini, penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih
yang sedalam-dalamnya kepada segenap pihak-pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini:
1. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Prof. Dr. Dede
Rosyada, MA. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Bapak Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Bapak
Bahrissalim, M.Ag dan Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag. Semoga kebijakan
yang dibuat selalu mengarah pada kontinuitas eksistensi mahasiswanya.
3. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan Pendidikan Agama Islam universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta
pengalamannya kepada penulis semoga menjadi ilmu yang bermanfaat
bagi penulis.
4. Segenap keluarga khusunya Ayahanda Muhammad Rifa’ie dan ibunda
Ranie tercinta yang telah mendidik penulis hingga dewasa.
iii
5. Bapak Prof. Dr. Ahmad Syafi’ie Noor sebagai dosen pembimbing materi
dan teknik penulisan skripsi ini, yang telah mencurahkan tenaga dan
perhatiannya dalam memberikan bimbingan dan arahan yang sangat
berharga bagi penulis dengan penuh kesabaran dan dedikasi yang tinggi.
6. Ibu Drs. Hj Eri Rossatria, M.Ag sebagai penasehat akademik yang telah
memberikan bimbingan selama penulis menjadi Mahasiswa.
7. Kepada Kepala sekolah dan segenap Guru SMK Nusantara II yang telah
memberikan tempat kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
8. Kepada kakak Andhika Rachmad Wahyudi sebagai pusat Inspirasi yang
memberikan motivasi agar selalu optimis dalam hidup, dan memberikan
dorongan motivasi tanpa lelah dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
9. Untuk kakak dan adik-adikku yang tersayang terima kasih atas doa-doanya
moga Allah menjadikan kalian semua orang-orang yang sukses yang
mampu membahagiakan orang tua terima kasih doa dan dukungannya.
10. Kepada para sahabatku, Laila Baroah, Ika Wibowo, Ida Farida Afandi ,
Ivana Mega, Ina, Apiet, Jihad, Lili, Husna, Mina, Laifah, Eko yang telah
menemani separuh perjalanan selama ini. Husna, Mina, Laifah, Eko.
Pada akhirnya, tiada yang lebih berarti selain menjadi pribadi yang
berguna bagi orang lain. ”Khoirunnas Anfa’uhum linnas”.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta 15 Mei 2011
Ismawati
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 5
C. Pembatasan Masalah ................................................................. 6
D. Perumusan Masalah .................................................................. 7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 7
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Minat Membaca buku-buku PAI ............................................... 9
1. Pengertian Minat Membaca ................................................. 9
2. Ciri-ciri Minat ..................................................................... 11
3. Macam-macam Minat ......................................................... 11
4. Indikator Minat .................................................................... 12
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat ............................ 14
6. Buku-buku PAI ................................................................... 17
B. Sikap Kebergamaan ................................................................... 18
1. Pengertian Sikap Kebergamaan .......................................... 18
2. Dimensi Kebergamaan ........................................................ 20
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberagamaan
siswa .................................................................................... 22
C. Kerangka Berpikir ..................................................................... 26
D. Pengajuan Hipotesis .................................................................. 28
v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian ....................................................................... 29
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........................... 29
C. Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................... 30
D. Populasi dan Sampel ................................................................. 30
E. Teknik Pengumpulan data ......................................................... 30
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...................................... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMK Nusantara II ....................................... 39
B. Deskripsi Data ............................................................................ 43
C. Analisis Data ............................................................................. 69
D. Interpretasi Data ........................................................................ 70
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 72
B. Saran .......................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 74
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kisi-kisi instrument minat membaca dan sikap keberagamaan ............ 31
Tabel 2 indeks korelasi nilai “r” product moment ............................................ 36
Tabel 3 Data Guru ............................................................................................. 41
Tabel 4 Siswa senang membaca buku yang berkaitan dengan PAI ................... 43
Tabel 5 Siswa berusaha meminjam buku-buku agama ..................................... 43
Tabel 6 Siswa berusaha membeli buku-buku agama ....................................... 44
Tabel 7 Siswa lupa waktu dalam membaca ..................................................... 44
Tabel 8 Siswa meresapi isi buku dalam bacaan ................................................. 45
Tabel 9 Siswa pergi ke toko buku ..................................................................... 45
Tabel 10 Siswa berusaha mempunyai buku paket agama ................................. 46
Tabel 11 Siswa selalu ingin membaca buku-buku agama ................................ 46
Tabel 12 Penting mengetahui ilmu agama untuk membimbing prilaku ........... 47
Tabel 13 Siswa memanfaatkan waktu dengan membaca buku agama .............. 47
Tabel 14 Siswa menyisihkan uang untuk membeli buku-buku agama ............. 48
Tabel 15 Siswa lupa denga pekerjaan yang lainnya ketika membaca buku
agama………………………………………..... ................................. 48
Tabel 16 Siswa banyak membaca buku-buku agama untuk meningkatkan
keimanan ............................................................................................. 49
Tabel 17 Siswa segan membaca buku-buku agama karena layoutnya
kurang menarik……………………………………............................ 49
Tabel 18 Siswa mengambil bagian yang penting saja dalam membaca
buku .................................................................................................... 50
Tabel 19 Siswa tertarik untuk membaca buku-buku agama ............................. 50
Tabel 20 Siswa berpendapat dengan membaca buku-buku agama sama
halnya dengan ibadah…………………………………………….. .... 51
Tabel 21 Siswa larut dalam isi bacaan ............................................................... 51
Tabel 22 Siswa membaca buku-buku PAI sebelum mengikuti pelajaran
PAI ...................................................................................................... 52
Tabel 23 Siswa membaca buku-buku agama ketika mendapat tugas dan tes ... 52
vii
Tabel 24 Siswa tidak merasa jenuh dalam membaca buku-buku agama ........... 53
Tabel 25 Siswa memilih membaca buku dari pada membuang waktu
dengan percuma ................................................................................. 53
Tabel 26 Siswa memilih buku-buku PAI ketika pergi ke perpustakaan ........... 54
Tabel 27 Siswa mencari intisari buku dalam membaca buku-buku agama ...... 54
Tabel 28 Siswa lebih memilih membaca buku agama dari pada membaca
novel .................................................................................................... 55
Tabel 29 Siswa percaya akan adanya malaikat mencatat amal perbuatan ........ 55
Tabel 30 Siswa menginggat Allah setiap waktu ................................................ 56
Tabel 31 Siswa berusaha mengamalkan ajaran Al-Qur’an ............................... 56
Tabel 32 Siswa berusaha mengikuti ajaran yang dibawa nabi dan Rasul ......... 57
Tabel 33 Siswa percaya akan adanya hari akhir ................................................ 57
Tabel 34 dengan percaya akan adanya hari akhir menjadikan siswa
semakin bertakwa ................................................................................ 58
Tabel 35 Siswa mendahulukan sholat 5 waktu dibandingkan pekerjaan
yang lainnya…………………………………………………… ........ 58
Tabel 36 Siswa menjalankan puasa denga ikhlas .............................................. 59
Tabel 37 Siswa merasa tenang setelah sholat tahajjud....................................... 59
Tabel 38 Siswa menunaikan kewajiban membayar zakat fitrah ........................ 60
Tabel 39 Siswa brsikap baik tanpa membedakan RAS ...................................... 60
Tabel 40 Siswa bertoleransi pada penganut agama lain..................................... 61
Tabel 41 Siswa patuh terhadap perintah orang tua……………………… ........ 61
Tabel 42 Siswa menghormati semua makhluk Allah……………………… ..... 62
Tabel 43 Dendam adalah penyakit hati yang harus
dihilangkan…………………………………………………. ............. 62
Tabel 44 Berakhlak baik sama halnya dengan berdakwah secara
perbuatan……………………………………………… ..................... 63
Tabel 45 Menutup aurat adalah kewajban bagi umat
islam………………………..……………………… .......................... 63
Tabel 46 Disiplin sholat mengajarkan disiplin waktu……………………… .... 64
viii
Tabel 47 Siswa membaca kitab suci seusai sholat
magrib…………………..……………………… ............................... 64
Tabel 48 Siswa Beusaha bersikap jujur pada sendiri……………………… ..... 65
Tabel 49 Bersegera sholat ketika mendengar adzan……………………… ...... 65
Tabel 50 Siswa menghormati guru layaknya orang tua
sendiri……………………………………………… .......................... 66
Tabel 51 Siswa mengikuti kegiatan keagamaan yang diadakan
disekolah…………………………………………. ............................ 66
Tabel 52 Membantu tetangga yang terkena musibah adalah
kewajiban…………………………………………. ........................... 67
Tabel 53 Siswa melaksanakan ajaran agama untuk membentuk sikap
jujur……………………………………………………. .................... 67
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu faktor pokok untuk mencapai sukses dalam segala bidang baik
berupa studi, kerja, hobi, atau aktivitas apapun adalah minat. Minat yang besar
akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Minat
melahirkan perhatian dan hal ini memungkinkan seseorang melakukan sesuatu
dengan tekun untuk jangka waktu yang lama.
Benua Eropa masa lalu tidak semegah dan secerah saat ini, karena melalui
proses yang panjang. Pada awal benua berada dalam kegelapan dan
kesengsaraan, sebab kebenaran ditentukan oleh penguasa yang memegang
otoritas. Barulah pada abad XIV-XV M sinar pencerahan mulai masuk melalui
disiplin ilmu.
Islam pada masa lalu mempunyai peranan yang penting bagi perkembangan
bangsa Eropa, kenyataan ini diakui sendiri oleh ilmuwan Barat bangsa Eropa,
yaitu: H.A.R. Gibb yang menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa salah
2
satu sumbangan paling besar bagi kemajuan dunia adalah ”Sumbangan
pengembangan ilmu pengetahuan dari Islam”.1
Buku sebagai sarana penyampaian pengetahuan belum didasari secara
mendalam akan kelebihannya, tak jarang orang tua kurang mempedulikan
pentingnya buku bagi anak. Anak lebih sering diajak ke pasar atau ke tempat
keramaian dari pada mengajaknya ke perpustakaan atau ke toko buku. Kenyataan
ini menimbulkan kekhawatiran pendidik akan kesadaran masyarakat tentang
lemahnya budaya membaca masyarakat, kenyataan ini menjadi pertimbangan.
Sementara kalimat Perintah membaca merupakan kalimatillah, ucapan Allah
utama yang diturunkan sebagai wahyu pertama. Mengapa disebut sebagai wahyu
utama, kalau tidak diutamakan pastilah tidak akan dikedepankan sebagai wahyu
Allah pertama yang diturunkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Melalui malaikat Jibril hikmah membaca sebagai perintah paling berharga dari
Allah kepada umat manusia, karena membaca merupakan jalan membuka pintu
perubahan peradaban manusia dan akan mampu menghantarkan manusia
mencapai derajat kemanusiaan yang sempurna. Perintah ini jelas termaktub
dalam firman Allah SWT:
“(1). Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, (2). Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3). Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah, (4). Yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam, (5).Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya".(Q.S. Al-Alaq 96: 1-5).
Ayat di atas menjelaskan bahwa baca tulis adalah kunci untuk mendapat
Ilmu Pengetahuan dalam surat Al-alaq tersebut, kita diperintahkan membaca
1 Rofiqul Umam, Membangun Masyarakat Gemar Membaca, (Rangkuman Makalah pada
Muzakarah Ulama Tentang “Upaya meningkatkan minat baca Umat Islam”).(Jakarta: Kerja sama
MUI, Depdikbud, PMGM, 1997) h.3
3
yang ditulis berulang-ulang, pengulangan kata ini mengandung arti yang lebih
luas dari membaca yakni belajar tentang apa saja yang tidak kita ketahui.
Oleh karena itu dengan memiliki minat dan kebiasaan membaca, selain otak
berkembang juga akan memiliki attitude yang baik, di sinilah pentingnnya
membaca dengan minat yang lebih besar dan kuat. Dengan membaca kita juga
dapat berfikir rasional dan memiliki wawasan yang lebih luas serta lebih dapat
mengendalikan diri. Dalam bahasa lain kebiasaan membaca akan memperkaya
diri seseorang untuk menyiapkannya menjadi manusia yang lebih berkualitas.2
Dewasa ini perkembangan media elektronik sedemikian pesatnya. Disinilah
peran kita dalam memberikan hal-hal yang terbaik agar minat membaca serta
belajar Agama Islam jauh lebih meningkat karena tujuan dari pendidikan agama
Islam membina remaja agar menjadi hamba yang suka beribadah kepada Allah.
Ibadah di sini tidak hanya sebatas pada menunaikan shalat, puasa, dibulan
ramadhan, tetapi mencakup amal pikiran atau perasaan manusia, selama semua
itu dihadapkan kepada Allah SWT.
Pendidikan Islam sebuah upaya membentuk kepribadian agar sesuai ajaran
Agama Islam. Ajaran Islam itu sendiri bersifat sempurna, namun
permasalahannya adalah dengan cara bagaimana ajaran yang telah sempurna itu
dapat diajarkan dan ditanamkan kepada anak-anak. Kita tidak lagi
mempermasalahkan substansi ajaran Islam, tetapi masalah media dengan metode.
Suatu perangkat penting dalam mendukung system pendidikan anak. Harus
diakui penggalian aspek metode dan media bagi pendidikan anak masih lemah
sehingga perlu terus di tingkatkan lagi.
Agar tidak menyimpang dari tujuan Agama Islam, maka sejak dini para
remaja sudah dikenalkan pada buku-buku bacaan Agama dan pengaruhnya
sangat besar dalam pendidikan Agama dan pembentukan akhlak atau sikap
2 Tabloid Nakita, Agar Si Kecil Suka Membaca, (Jakarta: 2 Oktober, 1999), h. 16
4
beragama dalam kehidupan sehari-hari. Dan disini membaca mempunyai peranan
yang sangat penting dan merupakan salah satu cara terbaik untuk mengisi otak
dan jiwa. Seseorang yang banyak membaca akan lebih luas pengetahuannya dari
pada orang yang sedikit membaca. Intelek seseorang tidak akan tumbuh
sempurna tanpa membaca bahan bacaan yang cukup. Minat dapat mempengaruhi
sikap seseorang baik untuk memiliki kebiasaan-kebiasaan begitupun dalam sikap
keberagamaannya baik ditinjau dari aspek Ibadah maupun tingkah laku walaupun
kadar pengaruhnya masing-masing individu tidak sama karena faktor-faktor lain
akan mempengaruhinya juga, dengan demikian anak yang berminat membaca
terutama buku-buku keagamaan sedikit banyak memberikan nilai positif terhadap
nilai agama islam dan membentuk sikap hidup yang dijiwai nilai-nilai islam yang
melandasinya.
Membaca memiliki peranan penting yang dapat meningkatkan pengetahuan.
seseorang tergantung pada kadar bacaannya, pribahasa mengatakan ”Buku adalah
gudang Ilmu, sedangkan kuncinya adalah membaca”. Banyak sekali orang yang
mengartikan hal ini, akan tetapi masih sedikit sekali yang melakukannya. Orang
yang gemar membaca pada umumnya sudah memiliki kebiasaan membaca sejak
kanak-kanak. Disinilah pentingnya menumbuhkan minat baca pada diri kita.
Karena jika kita sudah ada keinginan atau minat, jadi sudah barang tentu akan
lebih bersemangat untuk mengkaji dan mempelajari sesuatu yang diminatinya,
seperti pepatah mengatakan dimana ada kemauan disitu ada jalan. Dimana kita
masih mau mempelajari dan menggali tentang keagaaman maka di situ kita akan
lebih banyak pengetahuan dan wawasan sehingga menjadikan kita manusia yang
lebih berakal dan berprilaku keagamaan yang baik dan benar.
Dapat diketahui pada kenyataan akhir-akhir ini gejala yang nampak di
lingkungan siswa remaja tingkat SMK yang pada umumnya ada pada usia paling
goncang antara 16 sampai 18 tahun. dan yang terjadi adalah pertumbuhan
kepribadian dan sosial yang ingin diakui dan untuk mendapat tempat yang patut
5
dalam lingkungan teman sejawatnya, dan cenderung bahwa mereka tidak suka
membaca, karena waktu lebih banyak digunakan untuk hanya sekedar pergi ke
pusat perbelanjaan, facebookan, dan nonton televisi, perpergian tanpa tujuan
yang kurang bermanfaat dan sebagainya.3
Gejala tersebut dapat dilihat pada hasil Ujian Nasional (UN) setiap tahunnya,
dimana hasilnya cukup besar persentase siswa yang tidak lulus ujian, hal tersebut
dapat disimpulkan bahwa mereka tidak banyak membaca, sekalipun itu pelajaran
wajib mereka.
Pada sisi lain, tidak jarang kita menyaksikan berbagai macam sikap dan
tindakan negatif para pelajar tingkat menengah pada umumnya
. Sikap dan tindakan tersebut baik berupa perkelaian antara individu pelajar,
kelompok pelajar yang berakibat hilangnya nyawa diantara mereka, maupun
tindakan kriminal lainnya, seperti pencurian, penipuan, pemerkosaan, dan
penodongan, yang kesemuanya itu sangat merugikan orang lain.
Dengan melihat uraian tersebut, penulis tertarik untuk membahas masalah
dengan judul ”HUBUNGAN MINAT MEMBACA BUKU-BUKU
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN SIKAP KEBERAGAMAAN”
(Studi kasus Siswa Kelas II SMK Nusantara)
B. Identifikasi Masalah
Dari penjelasan dan uraian di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa
masalah yang timbul, diantaranya:
1. Minimnya minat baca pada kalangan remaja pada umumnya pada khususnya
tingkat SMK, terutama terhadap buku-buku agama.
3 Abdul Rahman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, (Jakarta: PT Gemawindu
Pancaperkasa, 2000), h. 25
6
2. Kurangnya motivasi menumbuhkan kebiasaan membaca terutama buku-
buku Pendidikan Agama Islam akibat faktor budaya.
3. Langkanya bahan bacaan yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan
membaca.
4. Menariknya media elektronik yang semakin berkembang.
5. Rendahnya sikap keberagamaan siswa pada umumnya terutama dari segi
akhlak ataupun ibadah pada tingkat SMK. Hal tersebut tercermin dari
tindakan mereka yang sering bertentangan dengan ajaran agama dan tata
tertib, seperti terjadinya perkelaian di kalangan mereka yang tidak jarang
membawa korban jiwa dari mereka.
6. Kesiapan mental yang belum matang pada siswa tingkat SMK.
C. Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah penelitian ini maka penulis akan membatasi masalah
tersebut sebagai berikut:
1. Minat siswa SMK Nusantara dalam membaca buku agama, dalam hal ini
peneliti ingin mengetahui secara pasti bagaimana minat mereka dalam
membaca buku-buku agama, baik yang ada di sekolah maupun di luar
sekolah.
2. Sikap keberagamaan siswa SMK Nusantara dalam hal ini penelitian akan
menfokuskan kajiannya tentang bagaimana pandangan dan sikap serta
tingkah laku sehari hari mereka yang merupakan ekspresi dari pemahaman
keagamaan.
3. Pengaruh minat membaca buku-buku agama terhadap sikap keberagamaan
siswa SMK Nusantara.
7
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, rumusan masalah yang akan
menjadi acuan dalam penelitin ini adalah:
1. Bagaimana minat membaca siswa SMK Nusantara II Ciputat, khususnya
buku-buku PAI?
2. Bagaimana sikap atau tingkah laku siswa yang merupakan ekspresi dari
sikap keberagaman siswa SMK Nusantara II Ciputat?
3. Adakah hubungan minat membaca buku-buku agama terhadap sikap
keberagamaan siswa di SMK Nusantara II Ciputat?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dengan melihat pokok permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin
diperoleh penulis dari penyusunan skripsi ini adalah:
a. Untuk mengetahui minat membaca siswa SMK Nusantara II Ciputat,
khususnya buku-buku PAI.
b. Untuk mengetahui sikap atau tingkah laku siswa yang merupakan
ekspresi dari sikap keberagaman siswa SMK Nusantara.
c. Untuk mengetahui hubungan minat membaca buku-buku agama terhadap
sikap keberagamaan siswa di SMK Nusantara II Ciputat.
2. Manfaat Penelitian
Mengenai manfaat penulisan, ada beberapa hal yang penulis inginkan
dari penulisan skripsi ini, yaitu:
a. Diharapkan dapat berguna untuk menembah khazanah ilmu pengetahuan
bagi penulis sebagai calaon guru pada khsusnya guna menumbuhkan
minat membaca buku agama.
8
b. Diharapkan dapat memberikan informasi bagi kepala sekolah maupun
segenap guru dalam meningkatkan minat siswa dalam membaca.
c. Diharapkan dapat berguna bagi pendidik, peserta didik dan dan para ahli
pendidikan tentang pengaruh minat membaca buku agama terhadap sikap
keberagaman.
9
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Minat Membaca Buku Pendidikan Agama Islam
1. Hakikat Minat Membaca
Secara sederhana minat (interest) berarti kecenderungan hati yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.1 Untuk lebih jauh
memahami tentang definisi minat, maka penulis mengangkat beberapa
pendapat tentang minat yang dikemukakan oleh para tokoh yang dapat di
uraikan sebagai berikut:
a. Ahmad D. Marimba; Ia memberikan definisi tentang minat yaitu
“kecenderungan jiwa terhadap sesuatu karena kita merasa ada
kepentingan dengan sesuatu itu, yang umumnya disertai dengan
perasaan senang terhadap sesuatu.”2
b. Menurut C.P. Caplins suatu keadaan motivasi yang menuntun
tingkah laku menuju satu arah (sasaran tertentu).3
c. H.M. Alisuf Sabri; Menurut beliau minat (interest) adalah “suatu
kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu
secara terus-menerus.4
1 Muhibbin Syah, “Psikologi Pendidikan “ (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1995), h. 136
2Ahmad D. Marimba, “Pengantar Filsafat Pendidikan Islam”, (Bandung: PT. Al
Ma’arif,1999), h.79
3 Harun Iskandar, “Tumbuhkan minat kembangkan bakat” (Jakarta: ST book,
2010), h. 48
10
Minat memiliki dua aspek, yaitu aspek kognitif dan aspek afektif.
Aspek kognitif didasarkan atas konsep yang dikembangkan anak mengenai
bidang yang berkaitan dengan minat. Misalnya, aspek kognitif dari minat
anak terhadap sekolah aspek afektif menunjukkan pada derajat emosional
yang dinyatakan dalam bentuk proses menilai dan seleksi untuk menentukan
kegiatan yang disenangi. 5 kedua komponen itu merupakan satu kesatuan
yang dikenal sebagai minat yang sifatnya konsisten antara aspek minat yang
satu dengan aspek yang lainnya.
Minat dipengaruhi oleh perkembangan fisik, mental, kesiapan belajar,
pengalaman budaya serta bobot emosi. Minat merupakan salah satu faktor
pendorong individu dalam mencapai tujuan.
Minat baca adalah kecenderungan seseorang pada kegiatan membaca,
hal ini apabila seseorang mampu menjadikan aktivitas membaca menjadi
bagian dari kebiasaaan hidup mereka. Banyak para ahli menekankan
pentingnya minat membaca dalam meningkatkan kemampuan membaca,
mendorong dan mengarahkan membaca, pada dasarnya akan sikap
membaca adalah suatu sikap positif, yang merupakan dasar dari minat baca
pada diri seorang anak.
Menurut Juel, membaca adalah proses untuk memperoleh pengertian
dari kombinasi beberapa huruf dan kata. Membaca juga merupakan proses
untuk mengenal kata dan dan memadukan arti kata dalam kalimat dan
stuktur bacaan. Hasil akhir dari proses membaca adalah seorang mampu
membuat intisari bacaan. Hasil akhir dari proses membaca adalah seorang
mampu membuat intisari bacaan buku.
Membaca adalah salah satu aktifitas belajar yang sangat penting,
membaca merupakan kegiatan kompleks dan sengaja yang dapat dilakukan
oleh semua orang. Dengan membaca dapat diperoleh banyak pengetahuan
ataupun pengalaman dari ahli-ahli dibidanganya, yang kemungkinan hal
4 M. Aliyusuf Sabri, “Psikologi Pendidikan” (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,
1996), h. 84
5.Elizabeth B. Hurlock, “Perkembangan Anak Jilid II, Alih Bahasa Oleh: Med.
Maitasari Tjandrasa”, (Jakarta: Eralangga,1990), h. 116-117
11
tersebut tidak didapat siswa di sekolah. Minat pada kenyataannya mampu
mendorong timbulnya tingkah laku.
2. Ciri-ciri Minat
Ciri bahwa seorang mempunyai minat menurut Drs. Slameto sebagai
berikut:
a. Minat dapat diekspresikan melalui sesuatu yang menunjukkan bahwa
siswa lebih menyukai suatu hal dari pada yang lain
b. Minat dapat dimanifestasikan melalui partisipasinya dalam suatu
aktivitas.
c. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu kecenderungan
untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek
tersebut.6
Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah
membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang
diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu.
Proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau
kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya,
memuaskan kebutuhan-kebutuhannya.
3. Macam-macam Minat
Minat merupakan suatu karakteristik efektif yang dapat mempengaruhi
seseorang agar tertarik pada sesuatu hal. Ditinjau dari timbulnya minat di
dalam proses belajar-mengajar terdapat tiga macam minat, yaitu:
a. Minat Volunter, adalah minat yang timbul dengan sendirinya dari pihak
pelajar tanpa ada pengaruh.
b. Minat Involunter, adalah minat yang timbul dari dalam diri pelajar
dengan pengaruh situasi yang diciptakan oleh pengajar.
c. Minat Non Volunter, adalah minat yang timbul secara sengaja atau
diharuskan oleh para guru sehingga minat dalam diri siswa itu yang
sebelumnya tidak ada menjadi ada.7
6 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Adi
Mahasatya, 2003), h. 180
12
Sedangkan kata membaca merupakan kata yang berasal dari kata
“baca” yang berarti “melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis
dengan melisankan atau hanya dilihat”.8
Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa minat
membaca adalah kecenderungan hati dan jiwa terhadap sesuatu, baik
terhadap objek, aktivitas ataupun situasi yang dianggap penting dan
berguna, sehingga sesuatu itu diperlukan, diperhatikan, dan diingat terus
menerus yang kemudian diikuti dengan perasaan senang.
Pengertian minat baca memang bisa berbeda pendapat antara ahli yang
satu dengan ahli yang lain karena perbedaan sudut pandang, dan
menekankan makna sesuai konteksnya. Disini diambil pengertian minat
baca dari Henry Guntur Tarigan, yaitu suatu sikap mencurahkan perhatian
akan sikap ingin tahu yang intelektual bijaksana, serta ditambah dengan
suatu usaha yang konstan untuk mengenali bidang-bidang pengetahuan
(informasi) baru, dan adanya kesediaan untuk menyediakan waktu guna
melakukan kegiatan tersebut.9
4. Indikator minat membaca
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, indikator adalah alat pemantau
(sesuatu) yang dapat memberikan petunjuk atau keterangan.10
Kaitannya
dengan minat maka indikator adalah sebagai alat pemantau yang dapat
memberikan petunjuk ke arah minat.
Ada beberapa indikator yang mempengaruhi minat siswa dalam
membaca. Siswa yang memiliki minat tinggi terhadap membaca dikenal
dari:
7
Mohammad Surya, Karekteristik pelajar dalam proses Belajar, (Bandung,
Media Pembinaan, No 124 juli 2000, h. 36
8 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: BAlai Pustaka, 1989),
h.62
9 Pawit, M yusuf.” Mengukur Prilaku Membaca Berdasarkan Perspektif Sosial
Budaya”,
http.www.pusdatin, fikom@unpad ac,id, 18 April.
10
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, “Kamus
Besar Bahasa Indonesi”a, (Jakarata: Balai Pustaka, 1999), h.94
13
a. Perasaaan senang
Seorang siswa yang berminat membaca buku agama, maka ia harus
senang terhadap membaca tersebut, yaitu dengan senang hati
mempelajari dan menimba ilmu yang berhubungan dengan hal tersebut,
dan tidak ada sedikitpun perasaan yang terpaksa.
b. Pemusatan perhatian
Dalam hal ini perhatian yang diberikan oleh siswa yang berminat
terhadap membaca dapat diukur melalui prestasi dan perhatian terhadap
sikap yang diberikan ketika membaca berlangsung, keaktifan dalam
belajar di kelas dan lain-lain.
c. Memiliki pengetahuan
Pengetahuan merupakan salah satu indikator minat. Karena setiap siswa
yang berminat ingin menjadi seorang guru, ia harus memiliki
pengetahuan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan membaca
untuk menjadi bekal, misalnya mempunyai banyak buku-buku bacaan,
khususnya yang berkaitan tentang keagamaan.
d. Keinginan dan cita-cita
Keinginan dan cita-cita anak yang masih muda pada umumnya bersifat
material. Akan tetapi makin dewasa seseorang, maka keinginan tersebut
akan berubah dan berkisar pada perbaikan dan pembentukan
kepribadiannya, ambisi, kesopanan, dan aspirasi.
e. Prestise atau penghargaan
Sudah sejak kecil anak menemukan bahwa berbagai pekerjaan
mempunyai berbagai tingkat prestise. Misalnya bekerja di kantor lebih
bergengsi dari pada disekolahan.11
f. Perasaan tertarik
Makna minat menurut crow n crow minat/interest bisa berhubungan
dengan gaya gerak yanng mendoronng kita cenderung atau rasa tertarik
11 Elisabeth B Hurlock, Psikologi Perkembangan jilid 2 edisi ke 6, (jakarata:
Erlangga 1978), h 144
14
pada orang, benda atau kegiatan itu sendiri.12
Begitupun jika berminat
pada kegiatan membaca dan mengkaji buku-buku agama maka orang
tersebut cenderung kuat untuk menggunakan waktunya dengan
membaca.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Baca
a. Kesiapan Mental
Kesehatan mental sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
membaca dan belajar. Apabila pembaca memiliki mental kurang sehat
akan timbul gejala-gejala, seperti sering lupa, kemampuan berfikir
menurun, sulit berkonsentrasi terhadap segala sesuatu yang sedang
dipelajari, akibatnya si pembaca tidak dapat membaca secara efektif
dan efisien.
Minat yang timbul dari kebutuhan seseorang merupakan faktor
bagi orang tersebut dalam melaksanakan usahanya, begitu pentingnya
kesiapan mental sehingga ikut mempengaruhi hasil yang diperoleh
seseorang dalam bahan bacaannya. Konsentrasi merupakan bagian dan
salah satu dari kesipan mental, tanpa konsentrasi, hasil intisari dari
bahan bacaan sulit didapati oleh seorang pembaca, tentunya disertaai
degan kondisi yang sehat pada bagian mental lainnya.
b. Kesiapan Fisik
Kesiapan fisik untuk membaca tergantung pada pertumbuhan fisik
dan kesehatan. Siswa yang sering sakit, kurang istirahat, terlalu lelah,
dapat kehilangan kondisi yanng optimal untuk membaca dan belajar.
Secara spesifik ada beberapa faktor yang mempengaruhi
keberhasilan membaca. Faktor ini berhubungan dengan kesiapan fisik
yaitu kemampuan penglihatan, dan kemampuan pendengaran.
Seseorang yang lemah penglihatannya tidak akan dapat melihat
dengan jelas apa yang dibaca, sehingga orang tersebut akan
mengalami kesulitan membaca.
12 M . Alisuf Sabri, “Psikologi Pendidikan”, h. 85
15
c. Kesiapan Emosi
Kuat lemahnya perasaan dalam menghayati sesuatu oleh seseorang
berbeda satu sama lain. Hal ini tergantung dengan keadaan jasmani
dan rohani seseorang dan bagaimana situasi yang dihadapi hal lainnya
yang dapat mempengaruhi keberhasilan pembaca dan belajar adalah
gangguan emosi. Seorang siswa yanng memiliki sifat pemalu, takut
gelisah, pemarah, mudah jengkel, dan sering kesal. Hal yang demikian
merupakan serangkaian dari gejala kesulitan emosi. Begitupun siswa
yang terlalu menggantungkan diri kepada orangtuanya, selalu
ketakutan, penuh rasa cemas, dan selalu merasa kurang aman, hal
tersebut menunjukkan bahwa siswa tersebut kurang siap membaca dan
belajar memahami bahan bacaannya.
Melanie Kellar menyatakan dalam penelitiannya bahwa
ketertarikan akan membaca dapat diukur dengan salah satunya, adalah
efek (hasil) yang ditimbulkan karena tugas pembaca yang diberikan di
Universitas Dallhouise, Halifax. Pengukuran penelitian akan
diindikasi ketertarikan pada bahan bacaaan meliputi beberapa
indikator waktu yang dipakai untuk membaca, gerak-gerik yang
dilakukan pada saat membaca, dan interaksi dengan dokumen (bahan
bacaan), seperti menyimpan dan mencatat bahan bacaan tersebut.13
Seorang siswa yang membaca dengan perasaan senang atau tertarik
pada subyek, baik itu isi buku, pengarang buku, bentuk buku, dan
faktor lainnya akan menimbulkan hasil pada diri anak terutama dalam
pemahaman bahan bacaan.
d. Kesiapan Pengalaman
Kesiapan pengalaman di sini adalah pernah atau tidaknya
membaca, sering tidaknya membaca, dan luas tidaknya pengetahuan
yang dimilikinya. Siswa yang memahami dan mengerti kata-kata yang
banyak akan mudah dalam membaca dalam waktu yang relatif cepat
13 Mellanie Kellar, “Effect of Task on Time Sient Reading as an Implicit Measure
of Interest”. Dallhouise University, Halifax, Nova Scotia, http//www.Melanie cs, 24 Mei
2008 h.1
16
dari pada siswa yang kurang mengerti dan memahami kata-kata.
Begitu juga siswa yang memiliki latar belakang pengetahuan yang
luas akan lebih cepat paham dari pada siswa yang kurang memiliki
latar belakang pengetahuan, oleh karena itu kesiapan pengalaman
sangat mempengaruhi hasil dari minat baca siswa.
Dalam mengenali minat yang dimiliki dalam diri seorang anak,
D.P Tampubolon (1987:228) mengatakan bahwa pada beberapa faktor
yang mempengaruhi minat baca seseorang, yaitu:
Keinginan
Keinginan dan kemauan lahir dengan sendirinya dalam diri
seseorang tanpa paksaan dari orang lain. Kegiatan yang didasari dari
kemauan akan menimbulkan kesenangan tersendiri dan akan bertahan
lama.
Motivasi
Motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu menggerakkan,
mengarahkan, dan menompang tingkah laku manusia. Seseorang akan
berminat terhadap sesuatu jika ada motivasi yang dapat menggerakkan
ke arah kegiatan tertentu.
Lingkungan
Lingkungan dapat mempengaruhi minat siswa terhadap pembaca
buku-buku pelajaran, siswa yang hidup dilingkungan yang
mendukung minat membacanya akan menunjukkan minat baca yang
lebih besar daripada siswa yang hidup dilingkungan yang kurang
mendukung minat baca anak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca dapat diidentifikasi
menjadi dua. Pertama yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan
aspek internal, seperti perolehan teori untuk bidang pelajaran di
sekolah, serta prestasi belajar mereka dalam pelajaran di sekolah.
Kedua, ialah faktor eksternal faktor ini meliputi aspek-aspek
sosiologis disekitar.
17
Pendapat yang didasari bahwa lingkungan memliiki peran sebagai
indikator minat baca, seperti kutipan dalam judul perpustakaan dan
peningkatan sumber daya manusia, dipaparkan bahwa sekurang-
kurangnya terdapat tiga faktor mendasar yang dapat mempengaruhi
minat baca anggota masyarakat yaitu, pertama, kebijakan pemerintah
dalam pendidikan nasional termasuk di dalamnya kebijakan
perbukuan nasional, tata niaga buku, sistem royalti dan perpajakan.
Kedua, peran aktif masyarakat sebagai subyek sekaligus sebagai
obyek dalam memandang dan memperlakukan buku. Ketiga, peran
keluarga dalam menumbuhkembangkan dalam minat dan budaya baca
dalam ruang lingkup terkecil.
6. Buku Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian buku
Buku adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong.
Buku bacaan adalah buku untuk pelajaran membaca atau buku yang
dibaca sebagai pengisi waktu.14
Sedangkan buku pendidikan agama Islam yaitu buku bacaan atau
buku yang berisi tentang pelajaran agama Islam yaitu diantaranya terdiri
dari:
1) Qur’an Hadits
2) Akidah
3) Sejarah Kebudayaan Islam
4) Fiqih
5) Bahasa Arab.15
b. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Menurut penjelasan pasal 39, Bab IX, ayat 2 Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 1989, pendidikan agama diartikan
sebagai usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik
14
Hasan Alwi dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka, 2005). 15
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Madrasah dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 6.
18
yang bersangkutan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati
agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam
masyarakat.
Mata pelajaran PAI ini merupakan mata pelajaran yang ada dalam
kurikulum di sekolah. Dan diberikan pada siswa yang beragama Islam.
Untuk itu perlu mengetahui apa saja yang termuat di dalam pelajaran
agama Islam ini dengan mengetahui dari pengertian pendidikan agama
Islam itu sendiri.
Istilah pendidikan agama Islam dan pendidikan Islam sebagaimana
Sedangkan pendidikan agama Islam menurut Zuhairini adalah usaha
yang diarahkan pada pembentukan kepribadian seseorang sesuai dengan
ajaran Islam atau suatu upaya dengan ajaran Islam dapat berfikir,
membuat suatu keputusan dan bertindak berdasarkan nilai-nilai Islam
serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam pula.16
B. Sikap Keberagamaan Siswa
1. Pengertian Sikap Keberagamaan
Secara historis attitude pertama kali digunakan Spencer pada tahun
1862 yang pada saat itu diartikan olehnya sebagai status mental seseorang.
Dimasa-masa awal itu pula penggunaan konsep sikap sering dikaitkan
dengan konsep mengenai postur fisik atau posisi tubuh seseorang. Misalnya
sikap hormat dengan membungkukkan badan sikap takut diekspresikan
dalam perubahan wajah dan lain sebagainya. Proses kemapanan sikap
bersumber pada perasaan yang dimunculkan pada fisik maupun perilaku,
sehingga studi sikap pada awalnya lebih cenderung pada pengamatan
perilaku fisik.
Sikap dalam arti yang sempit adalah pandangan atau kecenderungan
mental. Menurut Bruno, sikap adalah kecenderungan yang relatif melekat
untuk bereaksi dengan baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu.
Sejalan dengan pendapat Bruno, Louis Thurstone, Rensis Likert, dan
16 Zuhairini, “Filsafat Pendidikan Islam”, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),h. 29
19
Charles Osgood menurut mereka sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau
reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan
mendukung atau memihak maupun persaan tidak mendukung atau tidak
memihak pada objek tertentu, secara lebih spesifik Thurstone sendiri
memformulasikan sikap sebagai derajat afek positif atau afek negative
terhadap suatu objek psikologis. Menurut newcomb, sikap merupakan suatu
kesatuan kognisi yang mempunyai valensi dan akhirnya berintegrasi
kedalam pola yang lebih luas.17
Menurut Ellis, sebagaimana yang dikutip oleh Purwanto, menyatakan
bahwa yang memegang peranan penting dalam sikap adalah faktor perasaan
atau emosi, dan faktor reaksi respon, atau kecenderungan untuk bereaksi.
Dalam beberapa hal sikap merupakan penentu yang penting dalam tingkah
laku manusia, yaitu sebagai reaksi maka sikap selalu berhubungan dengan
dua alternative, yaitu senang atau tidak senang, menurut dan
melaksanakannya atau menjauhinya.
Sedangkan keberagamaan berasal dari kata agama, yang dalam kamus
besar Bahasa Indonesia berarti ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan
(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata
kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dengan manusia dan
lingkungannya18
. Agama dalam kamus besar bahasa arab berarti “diin” yang
berarti tunduk, patuh, balasan dan beragama.19
Quarisy Shihab juga berpendapat bahwa pengertian agama adalah
hubungan antara makhluk dan khalikNya. Hubungan ini terwujud dalam
sikap batinnya serta nampak dalam ibadah yang dilakukannya dan
bercermin pula dalam sikap kesehariannya.20
17 Mar’at” Sikap Manusia Serta Pengukurannya”, (Jakarta:Ghalia
Indonesia,1982) h, 11.
18
Prof. Zakiah Daradjat, “Kesehatan Mental”, (Jakarta: Gunung Agung, 2001),
hal.122.
19
Mahmud Yunus, “Kamus Besar Bahasa Arab-Indonesia”, (Jakarta: PT
Hidakarya Agung, 1989)h, 132.
20
Quraisy Shihab, “membumikan Al-Qur’an”, (Bandung: Mizan anggota IKAPI,
1993), h. 210
20
Disamping sebagai sandaran batinnya, secara psikologis manusia
memerlukan agama agar jiwanya selalu bersih dan berkualitas , memiliki
sifat-sifat keutamaan atau kemuliaan, memiliki pengabdian yang tulus
kepada Tuhan. Pada hakikatnya manusia senantiasa ingin mendapatkan
kebenaran, kebaikan dan keindahan. Gabungan tiga hal ini disebut suci.
Usaha untuk memperolehnya itulah disebut “beragama”, atau dalam kata
lain keberagamaan adalah terlatihnya rasa kesucian dalam jiwa seseorang.
Karena itu seseorang yang beragama akan selalu berusaha untuk
mendapatkan yang benar, baik dan yang indah. Mencari yang benar
menghasilkan ilmu, mencari yang baik mennghasilkan akhlak, dan mencari
yang indah menghasilkan seni.21
2. Dimensi Keberagamaan
Menurut C. Y. Glock dan R. Stark yang dikutip oleh Djamaludin Ancok
dalam bukunya Psikologi Agama, bahwa ada 5 dimensi keberagamaan,
yaitu:
g. Dimensi Keyakinan akidah Islam
Dimensi keyakinan atau akidah Islam menunjuk pada beberapa tingkat
kepatuhan muslim terhadap kebenaran ajaran-ajaran agamanya. Dalam
keislaman dimensi keimanan menyangkut keyakinan tentang Allah,
Malaikat, Nabi, Rasul kitab-kitab, Surga dan Neraka serta Qodho dan
Qadarnya.
h. Dimensi Praktik Agama (Peribadatan)
Dimensi praktik agama (peribadatan) menunjuk pada beberapa tingkat
kepatuhan muslim dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual. Dalam
keIslaman, dimensi ini menyangkut tentang pelaksanaan sholat, puasa,
zakat, haji, membaca Al Qur’an, Doa dan Dzikir.
i. Dimensi Konsekuensi(pengamalan)
Dimensi konsekuensi (pengamalan) atau akhlak menunjuk pada
beberapa tingkat kepatuhan muslim berprilaku di motivasi oleh ajaran-
21 Supriadi dkk, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Grafika Karya Utama
2001)h. 27,
21
ajaran agamanya yaitu bagaimana individu bereaksi dengan dunianya,
dalam keIslaman dimensi ini meliputi perilaku suka menolong, bekerja
sama, berderma, berlaku jujur, memaafkan dan lain-lain.
j. Dimensi Pengetahuan Agama
Dimensi pengetahuan agama menunjuk pada beberapa tingkat
pengetahuan dan pemahaman muslim terhadap ajaran-ajaran agamanya
terutama ajaran-ajaran pokok, sebagaimana termuat dalam kitab sucinya,
dalam keberIslaman dimensi ini menyangkut pengetahuan tentang isi Al-
Qur’an, pokok-pokok ajaran Islam yang harus diimani dan dilaksanakan
(rukun Islam dan rukun Iman) yaitu hukum-hukum yang ada dalam Islam.
k. Dimensi Pengalaman
Dimensi pengalaman adalah dimensi yang menyertai keyakinan
pengamalan dan peribadatan, dimensi ini menunjuk pada beberapa jauh
tingkat muslim dalam merasakan dan mengalami perasaan-perasaan dan
pengalaman relegius. Dalam keberislaman dimensi ini terwujud dalam
perasaan dekat dengan Allah merasa doa-doanya sering terkabul, perasaan-
perasaan tentram dan bahagia, dan perasaan tawakkal pada Allah.22
Sedangkan menurut Yusuf Qardhowy dimensi atau pokok-pokok Islam
yang secara garis besar di bagi tiga yaitu:.23
a. Akidah
Akidah diartikan secara terminology sering diartikan atau disamakan
dengan keimanan, yang tersusun menjadi enam perkara, yaitu:
1) Percaya kepada Allah
2) Percaya kepada alam Ghaib
3) Percaya kepada Kitab yang diturunkan Allah
4) Percaya kepada Nabi dan Rasul
5) Percaya kepada Hari Akhir
6) Percaya kepada Takdir (Qadho dan Qodar)
22 Djamaludin Ancok Fuad Nashori, Psikologi…….. H. 80-82
23 Yusuf Qordhowy, Pengantar kajian Islam, Penerjemah Setiawan Budi Utomo,
(Jakarta Pustaka Al-Kautsar, 1997), h. 55
22
b. Ibadah
Ibadah adalah praktek agama yang berisi peraturan-peraturan yang
menyangkut hubungan langsung seorang muslim dengan sang kholik dan
juga dengan sesama manusia, dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan
keagamaan yang diperintahkan dan dianjurkan baik menyangkut ibadah
ritual dalam arti khusus maupun dalam arti luas, yang merupakan media
komunikasi langsung dan integral serta sarana konsultasi antara makhluk
dengan kholiknya.
c. Akhlak
Secara etimologi , kata akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu jamak dari
kata khuluq yang berarti tabiat, budi pekerti, kebiasaan atau adat, kesatriaan,
kejantanan, dan kemarahan.24
Secara terminologi kata akhlak didefinisikan
dalam beberapa pendapat, salah satunya adalah Imam Al Ghozali, Akhlak
adalah:
Karakter adalah suatu sikap (hay’ah) yang mengakar dalam jiwa yang
darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa perlu
pemikiran dan pertimbangan. Jika sikap itu mendorong timbulnya perbuatan
yang baik dan terpuji, baik dari segi akal dan syara’, maka ia sebut akhlak
yang baik. Dan jika darinya menimbulkan perbuatan tercela, maka sikap
tersebut ialah akhlak yang buruk.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberagamaan siswa
Manusia adalah makhluk beragama (homo religius), akan tetapi untuk
menjadikan manusia yang memiliki sikap atau rasa keberagamaan, maka
potensi tersebut memerlukan bimbingan dan pengembangan dari
lingkungannya. Oleh karena itu pada perkembangan selanjutnya
pembentukan keberagamaan dipengaruhi oleh berbagai faktor , dalam hal ini
penulis mengkaji beberapa faktor yang mempengaruhi keberagamaan
seseorang, yakni faktor Intern (dari dalam) dan faktor Ekstern (dari luar).
a. Faktor Internal
24
Tim Peyusun Ensiklopedia Islam (Jakarta: PT. Iktisar Baru Van Houve, 1994), jilid
III, h. 58
23
1) Faktor Hereditas
Jiwa keagamaan memang tidak secara langsung sebagai faktor bawaan
yang diwariskan secara turun-temurun, melainkan terbentuk dari berbagai
unsur kejiwaan lainnya baik kognitif, afektif, dan konatif. Tetapi dari
penelitian terhadap janin seseorang ibu terungkap bahwa makanan dan
perasaan ibu sangat mempengaruhi terhadap kondisi janin yang
dikandungnya.
2) Tingkat usia
Hubungan antara perkembangan usia dengan perkembangan jiwa
keagamaan tampaknnya tidak dapat dihilangkan begitu saja. Bila konversi
lebih di pengaruhi oleh sugesti, maka tentunya konversi lebih banyak terjadi
pada anak-anak. Hal itu dikarenakan pada tingkat usia tersebut mereka lebih
mudah menerima sugesti.
3) Kepribadian
Unsur bawaan merupakan salah satu faktor intern, yang bisa memberi
ciri khas pada diri seseorang. Dalam hal ini, kepribadian sering disebut
sebagai identitas (jati diri) seseorang, yang sedikit banyaknya menampilkan
ciri-ciri pembeda dari individu lain di luar dirinya.
4) Kondisi Kejiwaaan
Banyak jenis prilaku abnormal yang bersumber dari kondisi kejiwaan
yang tidak wajar dalam diri manusia akan tetapi yang paling penting adalah
hubungannya dengan perkembangan jiwa keagamaan.25
b. Faktor Eksternal
1) Lingkungan Keluarga
Kehidupan keluaraga menjadi fase pertama bagi pembentukan
keberagamaan seseorang, karena merupakan gambaran kehidupan, sebelum
seseorang mengenal kehidupan luar. Pengalaman hidup dalam keluarga
akan menjadi pegangan untuk menjalani kehidupan selanjutnya.
Di sisi lain pengaruh kedua orang tua terhadap perkembangan jiwa
keagamaan seorang anak dalam pandangan Islam sudah lama di sadari. Oleh
25
Jalaludin, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1990), h. 241-251
24
karena itu sebagai intervensi tehadap perkembangan jiwa keagamaan
tersebut, kedua orang tua di berikan beban dan tanggung jawab. Oleh karena
itu keluarga dinilai sebagai faktor yang paling dominan dalam meletakkan
dasar bagi perkembangan jiwa keagamaan.26
Namun untuk masyarakat kita di Indonesia ada tiga bentuk corak
pendidikan agama dalam keluarga beserta ciri-cirinya. Yakni pendidikan
agama masyarakat sederhana, berkembang dan modern.
a) Pendidikan agama masyarakat sederhana
Yang dimaksud masyarakat sederhana artinya lingkungan masyarakat
yang penghidupan dan hubungan sosialnya masih sederhana. Pengetahuan
dan pemahaman keagamaannya masih terbatas. Ciri-ciri dan peran keluarga
pada masyarakat ini biasanya para Ibu dan Bapak memiliki waktu yang
cukup untuk memberikan serta memantau pendidikan untuk anak-anak
mereka.
Dalam masyarakat yang demikian keterkaitan mereka dengan kaidah
agama umumnya cukup kuat. Bagi mereka hidup merupakan karunia yang
maha kuasa. Rasa ketergantungan kepada kasih sayang dan keridhoan
Tuhan begitu kuat. Oleh karena itu kesempatan bagi mereka untuk
mensyukuri nikmat dengan cara melakukan pendidikan, khususnya
pendidikan agama pada keluarga mereka.27
b) Pendidikan agama masyarakat berkembang
Dalam masyarakat ini kesibukan keluarga sudah mulai menguat
sehingga kesempatan mereka dalam membina keluarga termasuk pendidikan
agama mulai mengurang. Hal itu disebabkan karena kesibukan mereka
diluar makin banyak terutama dalam hal pekerjaan. Mereka berharap semua
tugas pendidikan termasuk pendidikan agama dapat di ambil alih oleh
sekolah.
26
Jalaludin, Ilmu Jiwa Agama,…. h. 241 27
Departemen Agama RI Direktorat Jendral Pembinaan Perkembangan Agama Islam,
Pola Pembinaan PendidikanAgama Islam Terpadu, (Jakarta : 1998) cet 1, h. 5
25
c) Pendidikan agama masyarakat modern
Pada keluarga masyarakat modern ini, pengertian keluarga sudah
menyempit, bahkan peran bapak dan ibupun terhadap putra dan putrinya
lebih bersifat kemitraan, bukan penentu. Ciri masyarakat modern ini bersifat
praktis, pragmatis, mencari yang aman dan nyaman, mementingkan
kepentingan kini dan di sini serta yang akan datang (tapi bukan akhirat).
Pendidikan yang dapat diterima masyarakat ini adalah lembaga formal dan
profesional yang siap pakai.
Kebutuhan mereka akan pendidikan agama sudah mulai berkurang.
Sekalipun dibutuhkan ketika pendidikan agama disini dapat menguntungkan
bagi mereka, meski tidak keseluruhan seperti itu, namun menurut
masyarakat ini meraka beranggapan agama itu harus fungsioanal. Agama
akan dihargai jika beguna untuk mencapai cita-cita mereka, menyembuhkan
penyakit dan sebagainya.28
2) Lingkungan Institusional
Lingkungan institusioanal yang ikut mempengaruhi perkembangan jiwa
keagamaan dapat berupa institusi formal seperti sekolah, ataupun yang
nonformal seperti berbagai perkumpulan dan organisai.
Sebagian pendidik kedua dari keluarga tentunya sekolah memiliki peran
yang sangat besar dalam pembinaan moral serta akhlak seorang anak
terutama pada usia remaja. Dengan pemberian pendidikan agama
diharapkan pada siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan
keyakinan akan agama yang dianutnya sehingga menimbulkan kesadaran
beragama dalam perilaku mereka sehari-hari, dengan kesadaran beragama
ini, para siswa selalu menjadikan agama sebagai pedoman atau petunjuk
untuk meentukan mana yang baik dan mana yang buruk dalam sikap,
preilaku dan perbuatannya. Dengan demikian mereka akan terdorong untuk
selalu berbuat yang baik menghindarkan diri dari perbuatan yang dilarang
agama.
3) Lingkungan Masyarakat
28
Departemen Agama, Pola Pembinaan….. h. 15
26
Lingkungan masyarakat sangat besar pengaruhnya terhadap
pembentukan keberagamaan seseorang, karena sebagian waktu banyak
dihabiskan dalam masyarakat. Sehingga segala sesuatu yang ada dalam
masyarakat, baik yang langsung maupun yang tidak langsung
mempengaruhi sikap atau prilaku keberagamaan seseorang.
C. Kerangka Berfikir
Minat adalah suatu modus yang mengarah pada rasa suka atau keinginan
akan suatu objek atau pada suatu hal, dan keinginan untuk mencapai atau
mempelajari objek atau suatu hal yang dipelajarinya tersebut sesuai dengan
kebutuhannya dan memuaskan keinginan jiwanya sehingga dapat
mempengaruhi apa yang ada didalam dirinya sendiri, pengetahuan atau
keterampilannya, serta membawa kemajuan pada dirinya yang akan membuat
dia dapat mencapai apa yang menjadi tujuannya selama ini.
Minat baca adalah kecenderungan hati dan jiwa terhadap suatu yang
dapat dibaca baik dalam bentuk buku-buku, majalah, surat kabar, artikel, dan
sumber-sumber bacaan lainnya, yang dianggap penting dan berguna, sehingga
sesuatu itu diperlukan, diperhatikan dan diingat terus-menerus yang kemudian
diikuti dengan perasaan senang. Minat membaca bukanlah tingkah laku
tetapi, mendorong timbulnya tingkah laku. Tingkah laku tersebut merupakan
tanggapan mendekat (approach response) atau tanggapan menjauh (avoidance
response). (mager 1968).
Minat didasarkan pada konsep-konsep evaluative terhadap sifat-sifat
objek atau kegiatan tertentu yang merangsang timbulnya tingkah laku. Minat
adalah karakteristik yang dipelajari, tidak diturunkan atau bawaan, namun
diperoleh melalui interaksi dengan objek-objek, orang atau kelompok orang
dalam siuasi dan kejadian-kejadian tertentu oleh karena itu minat dalam
kelangsungan dapat diubah.
Dalam penelitian sebelumnya banyak fakta yang menjelaskan bahwa
kecakapan membaca mempengaruhi perkembangan intelegensi. Hal ini
27
memiliki keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan penulis yaitu minat
baca merupakan ketertarikan peserta didik dalam membaca sedangkan sikap
adalah dalam arti sempit merupakan pandangan atau kecenderungan mental.
Hal ini menjelaskan bahwa seseorang yang kurang membaca maka akan
timbul kecenderungan orang tersebut kurang pengetahuan dan dalam bersikap
tidak seperti kebanyakan orang yang sering membaca buku-buku agama
Islam.
Manusia adalah homo relegius (manusia beragama), akan tetapi untuk
menjadikan manusia memiliki sikap keberagamaan, akan potensi tersebut
memerlukan bimbingan dan pengembangan dari lingkungan. Melihat
fenomena yang ada maka, di sini pentingnya menumbuhkan minat membaca
buku-buku agama kepada siswa khususnya siswa SMK yang sedang mencari
jati diri dalam usianya yang sangat rentan terhadap pergaulan yang salah,
karena dengan membaca siswa akan memperoleh pengetahuan dan akan
menjadikan atau membentuk suatu sikap yang baik yaitu sikap yang
mengakar dalam jiwa dan darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah
dan gampang tanpa perlu kepada pemikiran dan pertimbangan.
Menurut Zakiyah Drajat bahwa pada diri manusia itu terdapat kebutuhan
pokok. Beliau mengemukakan, selain kebutuhan jasmani dan rohani
manusiapun mempunyai kebutuhan akan adanya kebutuhan akan
keseimbangan dalam kehidupan jiwanya agar tidak mengalami tekanan.
Unsur-unsur yang dikemukakan yaitu: kebutuhan kasih sayang, kebutuhan
akan rasa aman, kebutuhan akan harga diri, kebutuhan akan rasa bebas,
kebutuhan akan rasa sukses, kebutuhan akan rasa ingin tahu. Dan diantara
kebutuhan-kebutuhan tersebut terdapat kebutuhan rasa ingin sukses dan rasa
ingin tahu dapat diwujudkan dengan adanya minat.
Menurut Zakiah Daradjat, semua kebutuhan tersebut menyebabkan orang
memerlukan agama. Melalui agama kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat
disalurkan. Dengan melaksanakan ajaran agama secara baik, maka kebutuhan
28
rasa ingin tahu akan terpenuhi, jadi terdapat hubungan antara minat membaca
buku-buku pendidikan agama Islam terhadap sikap keberagamaan.29
Jadi minat membaca buku-buku pendidikan agama Islam akan
menumbuhkan perilaku keagamaan siswa yang baik, maka minat merupakan
salah satu faktor atau wujud seseorang dalam memberi perhatian terhadap
sesuatu kegiatan tertentu, sehingga tercapai hasil yang diinginkan.
D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan sementara, yang
sifatnya bisa benar juga bisa salah. Maka untuk itu diperlukan penelitian.
Jadi, dari kerangka berfikir di atas hipotesis yang diajukan penulis sementara
ini adalah untuk benar atau tidaknya dugaan sementara penulis mengenai
pengaruh antara minat membaca buku-buku pendidikan agama Islam dengan
sikap keberagamaan.Tegasnya, jika terdapat pengaruh yang positif antara
minat membaca buku-buku pendidikan agama Islam terhadap sikap
keberagamaan, maka alternatif (Ha) diterima, sedangkan hipotesa nihil (Ho)
ditolak.
Dalam penelitian skripsi ini, penulis ini mengajukan hipotesis sebagai
berikut:
Ha: Terdapat hubungan positif yang nyata antara minat membaca buku-
buku pendidikan agama Islam terhadap sikap keberagamaan siswa
Ho: Tidak terdapat hubungan positif yang nyata antara minat membaca
buku-buku pendidikan agama Islam terhadap sikap keberagamaan siswa.
29
Zakiyah daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), cet. 15.
29
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Desain yang digunakan dalam
penelitian ini adalah desain deskeriptif analisis, deskeriptif analisis yaitu
menganalisa keterkaitan antara variabel-variabel dalam satu fenomena dan
menguraikan data-data yang ada kemudian disimpulkan. Metode analisis
yang di gunakan adalah study korelasional yang menelaah hubungan antara
variabel-variabel pada suatu situasi atau kelompok subyek yang dilakukan
untuk melihat hubungan antara fenomena atau hubungan variabel dengan
variabel yang lain dalam hal ini penulis mendeskripsikan penelitian ini
sehingga dapat diketahui apakah terdapat korelasi yang positif antara minat
membaca buku agama dengan sikap keberagamaan siswa pada tingkat SMK.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, unit
analisisnya adalah:
1. Minat Membaca Buku Pendidikan Agama Islam
2. Sikap Keberagamaan Siswa
B. Variabel penelitian dan Devinisi Operasional
Variabel Penelitian
Penelitian korasional antara minat membaca buku agama dan
hubungannya dengan sikap keberagamaaan memiliki dua variabel yaitu minat
30
membaca siswa sebagai variabel bebas (Independent Variabel), dan sikap
keberagamaan siswa sebagai variabel terikat (Dependent Variabel)
Definisi Operasional
Minat membaca yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah
suatu aktivitas ataupun situasi terhadap objek yang dianggap penting dan
berguna, sehingga sesuatu itu diperlukan, diperhatikan, dan diingat terus
menerus yang kemudian diikuti dengan perasaan senang ,sedangkan sikap
keberagamaan dalam penelitian ini adalah sikap kecenderungan yang relatif
melekat untuk bereaksi dengan baik atau buruk terhadap orang atau barang
tertentu.
C. Waktu dan lokasi Penelitian
Penelitian ini dimulai tanggal 04 Maret Pada semester ganjil Tahun ajaran
2011. Adapun lokasi yang dijadikan tempat untuk melakukan kegiatan
penelitian yakni disalah satu sekolah yang berada di Jakarta yakni SMK
Nusantara II.
D. Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMK Nusantara
pengambilan sampel ditetapkan secara “purposive Sampling” yaitu sampel
diambil dari orang-orang yang ditentukan oleh penulis menurut ciri-ciri
spesifik yang dimiki oleh sampel tersebut, yaitu responden siswa SMK
Nusantara laki-laki dan perempuan kelas dua.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang diperlukan dalam penulisan penelitian ini
dilakukan melalui teknik-teknik, sebagai berikut:
1. Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena-
fenomena yang diselidiki, dalam arti luas observasi tidak hanya terbatas
kepada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung ataupun tidak
langsung.1 Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data tentang kondisi
objektifitas SMK Nusantara
1Hadi Sutrisno, “Metodologi Research Jilid I”, (Jakarta: AndiOffet, 1986), h. 136
31
2. Wawancara, yaitu sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
memperoleh informasi dari terwawancara.2 Berkaitan dengan masalah ini
wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah untuk memperoleh
gambaran tentang kondisi objektifitas SMK Nusantara.
3. Angket yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.3
Untuk mendapatkan data secara komprehensif tentang hubungan minat
membaca buku-buku pendidikan agama Islam dengan sikap keberagmaan,
penulis menyebar angket yang merupakan suatu daftar pertanyaan yang
disusun secara tertulis.
Angket yang digynakan penulis adalah angket tertutup, angket ini
mengandung 50 butir item pertanyaan, setiap butir pertanyaan memiliki 4
alternatif jawaban, yaitu point a skor =4, point b skor =3, point c skor =2 dan
point d skor =1.
Tabel 2
Kisi-kisi instrument minat membaca dan sikap keberagamaan
Variabel Indikator Nomor soal Jumla
h
Minat
membaca
buku-buku
pendidikan
agama Islam
1.1 Senang
terhadap
buku yang
berakitan
dengan PAI
1.2 Tertarik
untuk
membaca
bukubuku
agama
1,7,16,21 4
2.1 Menjadikan
buku sebagai
pusat
3,5,13 3
2Suharsimi Arikunto,ProsedurPenelitian Suatu Pendekatanpraktek
(Jakarta:RinekaCipta, 2002), h. 128 3 Hadi Sutrisno, “Metodologi Research Jilid I,” (Jakarta: Andi Offest,198, h. 136
32
perhatian
2.2 Banyak
membaca
buku-buku
agama Islam
3.1 Menggunaka
n waktu yang
cukup untuk
membaca
3.2 Memberikan
curahan
waktu untuk
membaca
8,19,22,23,25 5
4.1 Mengutamak
an membaca
dari pada
pekerjaan
lain
4.2 Mengarahkan
membaca
untuk tujuan
9,15,17,20 4
5.1 Meresapi
makna yang
terkandung
dalam buku
5.2 Lupa waktu
serta larut
dalam bacaan
4,10,12,18,24 5
6.1 Berusaha
memiliki
buku-buku
agama
6.2 Berusaha
meminjam
buku kepada
teman
2,11,6,14 4
Sikap
keberagama
an sisawa
1.1 Aqidah
1.2 Mengamalka
n rukun iman
yang 6
26,27,28,30,31,45,50 7
2.1 Ibadah
2.2 Shoat wajib
dan sunnah
2.3 Puasa wajib
2.4 Puasa sunnah
29,32,33,34,35,36,37,
41,44,56
10
33
2.5 Zakat
3.1 Akhlak
3.2 Hormat
kepada orang tua
3.3 Menghargai
sesama
3.4 Mencintai
semua makhluk
Allah
38,39,40,42,43,47,48,
49
8
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, langkah selanjutnya
yaitu pengolahan dan analisis data. Adapun teknik pengolahan data,4 sebagai
berikut:
1. Editing
Dalam penngolahan yang pertama kali harus dilakukan adalah
editing yakni semua angket diteliti satu persatu tentang kelengkapan dan
kebenaran pengisian angket sehingga terhindar dari kesalahan dan
kekeliruan.
2. Skoring
Memberikan skor untuk setiap alternatif jawaban pada angket.
Untuk skor tertinggi bernilai 4 untuk jawaban selalu, 3 untuk jawaban
sering, 2 untuk jawaban jarang, dan 1 untuk jawaban tidak pernah.
3. Coding
Yang dimaksud dengan koding adalah mengklasifikasikan
jawaban-jawaban dari pada responden ke dalam kategori-kategori.
Biasanya klasifikasi dilakukan dengan cara memberi tanda atau kode
berbentuk angka pada masing-masing jawaban. Jadi, setelah data-data
tersebut diedit, selanjutnya penulis melakukan pengkodean dan
pengelompokkan data-data tersebut berdasarkan kategori pembahasan.
4
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, “Metodologi penelitian”, (Jakarta: BumuAksara,
1999,) h. 15-156
34
4. Tabulasi
Pekerjaan tabulasi adalah pekerjaan membuat tabel jawaban-
jawaban yang sudah diberi kode kategori jawaban kemudian dimasukkan
dalam tabel.
Setelah data-data diolah, langkah selanjutnya adalah menganalisis
data. Teknik analisis yaitu penulis berusaha untuk memberikan uraian
mengenai hasil penelitian. Untuk mengetahui ada atau tidaknya minat
membaca buku pendidikan agama Islam terhadap sikap keberagamaan.
Penulis menggunakan teknik analisis sebagai berikut:
a. Analisis Deskriptif
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya prosentase
jawaban angket dari responden. Rumus yang digunakan ialah:
p=𝑓𝑥100%
𝑁
f = frekuensi yang sedang dicari presentasenya
N= Number of Cases (jumlah frekuensi atau banyaknya individu)
p = angka presentase5
Ketentuan skala presentase yang digunakan adalah:
100% = Seluruhnya
85%-99% = Hampir seluruhnya
68%-84% = Sebagian besar
51%-67% = Lebih dari setengah
50% = Setengah
34%-49% = Hampir setengah
17%-33% = Sebagian kecil
0% = Tidak ada
5Anas Sudjono, “Pengantar Statistik Pendidikan”, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2004), h. 43
35
b. Analisis Mean
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya mean (rata-rata)
nilai angket tentang minat membaca buku pendidikan agama Islam dan
sikap keberagamaan siswa.
c. Analisis Korelasi
Untuk menganalisis hubungan kedua variabel digunaka teknik
Analisis Korasional Bivariat denga rumus Product Moment dari Karl
Pearson, rumus tersebur sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦 =𝑁 𝑋𝑌− 𝑋 𝑌
𝑁 𝑋2− 𝑋 2 𝑁 𝑌2− 𝑌 2
Keterangan:
rxy : Angka Indeks Korelasi ”r” Product Moment
N : Number of Cases
∑ X Y : Jumlah hasil perkiraan antara skor X dan Y
∑ X : Jumlah seluruh skor X
∑ Y : Jumlah seluruh skor Y6
Analisis product Moment dimaksudkan untuk mencari titik nilai
korelasi antara variabel X dan Y srta untuk mengetahui apakah
hubungannya erat, cukup, atau lemah.
d. Interpretasi Data
Cara memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi ”r”
Product Moment yang telah diperoleh dari perhitungan kita dapat
memberikan interpretasi. Dalam hubungan ini ada dua macam cara
yang ditempuh dalam menginterpretasikan data yang diperoleh,
sebagaimana Anas Sudjono sebutkan dalam bukunya yang berjudul
”Pengantar Statistik Pendidikan”, yaitu:
6Anas Sudijono, “Pengantar statistic Pendidikan”, h. 206
36
a. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi product
moment secara kasar (sederhana)
Dalam memberikan interpretasi secara sederhana terhadap angka
indeks korelasi ”r” product moment (rxy), pada umumnya
dipergunakan pedoman atau ancar-ancar sebagai berikut:
Tabel 5
Nilai”r” Product Moment
Besarnya ”r” Product Moment (r x
y)
Interprettasi
0,00-0,20
0,20-0,40
0,40-0,70
0,70-0,90
0,90-1,00
Antara variabel X dan Variabel Y
memang terdapat korelasi, akan tetapi
korelasi itu sangat lemah atau rendah
sehingga korelasi itu diabaikan
(dianggap tidak ada korelai antara
variabel X dan Variabel Y)
Antara Variabel X dan Variabel Y
terdapat korelasi yang lemah atau
rendah
Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang sedang atau
cukup
Antara variabel X atau variabel Y
terdapat korelasi kuat atau tinggi
Antara variabel X atau variabel Y
terdapat korelasi yang sangat kuat atau
sangat tinggi
b. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi ”r”
product moment, dengan jalan berkorealitasi pada tabel nilai ”r”
product moment
37
Apabila cara kedua ini yang kita tempuh, maka prosedur yang kita
lalui secara berturut-turut adalah sebagai berikut:
1) Merumuskan (membuat) Hipotesis alternatif (Ha) nihil atau
Hipotesis nol (Ho). Hipotesis alternatifnya (Ha) kita rumuskan
sebagai berikut: ” Ada (atau terdapat) korelasi positif (atau:
korelasi negatif) yang signifikan (meyakinkan) antara variabel X
dan Y.”
2) Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesis yang telah kita
ajukan diatas tadi. (maksudnya: manakah yang benar Ha ataukah
Ho), dengan jalan membandingkan besarnya ”r” yang telah
diperoleh dalam proses perhiungan atau ”r” observasi (ro)
dengan bearnya ”r” yang tercantum dalam Tabel nilai ”r”
product moment (rt), dengan terlebih dahulu mencari derajat
bebasnya (db) atau degrees of freedomnya(df) yang rumusnya
adalah sebagai berikut:
df =N – nr
df=degrees of freedom
N=number of cases
Nr= banyaknya variabel yang kita korelasikan
Dengan diperolehnya db atau df maka dapat dicari besarnya
”r” tercantum dalam tabel nilai ”r” Product Moment, baik pada
taraf signifikansi 5% maupun pada taraf signifikansi 1%. Jika ro
sama dengan atau lebih besar dari pada rt maka Hipotesis
alternatif (Ha) disetujui atau diterima atau terbukti
kebenarannya. Berarti memang benar antara variabel X dan
Variabel Y terdapat korelasi positif (atau korelasri negatif) yang
signifikan. Sebaliknya, Hipotesis Nihil (Ho) untuk dapat
disetujui atau tidak dapat diterima atau tidak terbukti
kebenarannya. Ini berarti bahwa hipotesis nihil yang
38
menyatakan tidak adanya korelasi antara variabel X dan
Variabel Y itu salah.7
Untuk mencari kontrubusi variabel X terhadap Y penulis
menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = r x 100%
Keterangan:
KD = koefisien Determination (kontribusi variabel X terhadap
variabel Y)
R = Koefisien Korelasi antara variabel X dan Y8
7AnasSudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, h. 193-195.
8Sudjana, “Metode Statistik”, ( Bandung: Tarsito, 1996), h. 371.
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah SMK Nusantara II
1. Sejarah Berdirinya
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan kepala sekolah Drs. H.
Hudlori Ma’arif, M.Pd. diperoleh keterangan bahwa SMK Nusantra II
memiliki Visi, Misi dan Tujuan yang disesuikan dengan perkembangan
IPTEK dan DU DI (Dunia Usaha / Industri) khususnya dikota Tangerang
Selatan yang sedang membangun didalam instansi kesehatan, lulusan kami
dapat dijadikan tingkat menengah yang terampil dalam bekerja. demi
meningkatkan Sumber Daya Manusia.
Visi SMK Nusantara II : Menjadi tenaga Kesehatan yang beriman,
bertaqwa, berakhlak mulia, Profesional, terampil dan mandiri.1
Misi SMK Nusantara II :
a. Membimbing siswa/i untuk menjadi tenaga kerja yang bertaqwa
dan mandiri serta berjiwa usaha dibidang kesehatan.
b. Menjadikan tenaga kerja medis yang berdedikasi tinggi, dan
professional.
c. Memberikan pendidikan, pengetahuan dan keterampian yang
berkualitas,
d. Mengorganisir kegiatan dimasyarakat.
1 Brosur SMK Nusantara.
40
e. Menjadikan kebersihan pangkal/sumber segalanya.
Dengan Tujuan ;
a. Membentuk siswa berakhlak mulia, professional dan berjiwa social
masyarakat.
b. Menjadikan siswa tenaga kerja medis tingkat menengah yang
terampil dan professional.
c. Menjadikan tenaga kerja yang handal, dapat menciptakan
wirausaha dan membuka lapangan kerja.
d. Menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang produktif, adaptif dan
kreatif.
2. Fasilitas Sekolah
Fasilitas yang ada disekolah ini lengkap, sehingga sangat membantu
terlaksananya proses pembelajaran yang baik. Gedung milik sendiri, ruang
kelas full AC, proyektor (OHP), Lab. Resep, Lab. Analisa, Lab. Kimia,
Lab Biologi, Lab Farmakognisi, lab. Bahasa, Lab Komputer, Klinik
sekolahku, Perpustakaan, masjid, lapangan olah raga, kantin, apotek.
3. Keadaan Siswa, Guru, Karyawan
a. Keadaan Siswa
Keadaan siswa SMK Nusantara II, berdasarkan data statistik tahun
ajaran 2010-2011 adalah sebag berikut: kelas XII berjumlah 51, kelas
XI 98, dan Kelas XI kesehatan berjumlah 151. Jadi total jumlah 298.
b. Keadaan Guru
Guru-guru yang mengajar SMK Nusantara II sebagian besar lulusan
S1. Tenaga pengajarnya berjumlah 29 orang. Untuk lebih jelasnya
keadaan guru di SMK Nusantara II ini dapat di lihat pada tabel 6.
41
No Nama Pegawai Jenis
Kelamin
Bidang Studi
1 Drs.H. Hudlori Ma’arif, M.Pd L Kepala Sekolah
2 Shinta Dwiwani S.si P Wakasek
Manajemen Farmasi
3 Siti Muthoaharoh S.Pd P Seni budaya
4 Dr. H. Etimuliawati P Seni Budaya
5 Sumarno S.km.MM.MLT L Kimia Klink
6 R.R. Astriani,S.Farm,Apt P Ilmu Resep
7 Nurul Badriah,S.Si P IPA
8 Nita Isnaini,S.Farm,Apt P Alat-alat Kesehatan
9 Tantri Susanti,S.Si P IKM
10 Rifa Kusmiati,S.Si P Kimia
11 MayaAndria Sari,S.Si,Apt P Undang-undang
Kesehatan
12 Salmawati Hutagalung,SH P PKn
13 Rizki H,S.Psi L Pengembangan Diri
14 dr. Khotimah P Patofisiologi
15 dr. Dedi Arief L Dasar2
Mikro&Parasitologi
16 Rosna Sari Dewi, A.Mk P KDM Farmasi
17 Rini Ramdani Y,SE P Kewirausahaan
18 Ika Kusumastuti, S.Kom P Matematika
19 Ismowati Lestari,ST P Matematika
20 Mariam Jamilah, S.S P Aqidah akhlak
21 Hardi Susanto L Penjaskes
22 Hanum, S.Pd L Bahasa Indonesia
23 Idah,S.Pd P Biologi
24 Ipung Surahman, S.Pd L Bahasa inggris
42
25 Iceu Nururrohmah S.Pd P Fisika
26 Robbi Rodiansyah, SHI, MA L Pend. Agama Islam
27 Supriadi, A.Mk L Keperawatan
28 Wasdiyono, SE,MM L K3
29 Sugiri L KDM
Tabel 3
No Jabatan/status L P Jumlah
1 Kepala sekolah 1 - 1
2 wakasek - 1 1
3 Guru 10 18 29
c. Keadaan Karyawan
Keadaan karyawan yang ada pada SMK Nusantara II berjumlah 4
orang, yang terdiri dari 2 orang TU, 1 orang keuangan, 1 peetugas
kebersihan, dan 1 orang satpam.
d. Kurikulum
Kurikulum terapan antara kurikulum Diknas dan muatan lokal yang
bercirikan Islam.
43
B. Deskripsi Data
Tabel 4
Siswa senang membaca buku yang berkaitan dengan PAI.
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
6
12
22
-
15%
30%
55%
-
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 15% responden menjawab
selalu, 30% menyatakan sering, 55% menjawab jarang, dan 0% menyatakan tidak
pernah membaca buku agama sangat menyenangkan. Ini menjelasakan 55%
responden menyatakan jarang terhadap pernyataan membaca buku agama
menyenangkan.
Tabel 5
Siswa berusaha untuk memiliki buku-buku Agama
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
2
13
25
-
5%
32,5%
62,5%
-
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 5% responden menjawab
selalu, 32,5% responden menyatakan sering, 62,5% responden menjawab jarang,
dan 0% responden menyatakan tidak pernah meminjam buku pada teman. Ini
44
menjelasakan 62,5% responden menyatakan jarang terhadap pernyataan
meminjam buku baru kepada teman.
Tabel 6
Siswa lupa waktu dalam membaca
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
1
1
27
11
2,5%
2,5%
67,5%
27,5%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 2,5% responden menjawab
selalu, 2,5% responden menyatakan sering, 67,5% responden menjawab jarang,
27,5% responden menyatakan tidak pernah menyempaykan membaca buku agama
ketika pergi ke mall. Ini menjelasakan 67,5% responden menyatakan jarang
terhadap pernyataan menyempatkan membaca buku-buku agama ketika pergi ke
mall.
Tabel 7
Siswa meresapi isi buku dalam bacaan
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
20
13
3
4
50%
32,5%
7,5%
10%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 50% responden menjawab
selalu, 32,5% responden menyatakan sering, 7,5% responden menjawab jarang,
10% responden menjawab tidak pernah meresapi makna yng terkandung dalam
45
buku. Ini menjelasakan 20% responden menyatakan selalu meresapi makna yang
terkandung dalam buku.
Tabel 8
Siswa pergi ke toko buku
Aternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
2
7
30
1
5%
17,5%
75%
2,5%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa 5% responden menjawab selalu,
17,5% responden menyatakan sering, 75,5% responden menjawab jarang, 2,5
responden menyatakan tidak tertuju pada buku agama jika ke toko buku. Ini
menjelaskan 75% responden menyatakan jarang tertuju pada buku-buku agama
jika ke toko buku.
Tabel 9
Siswa berusaha mempunyai buku paket agama
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
6
10
22
2
15%
25%
55%
5%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 15% responden menjawab
selalu, 25% responden menyatakan sering, 55% responden menjawab jarang, 5%
responden menjawab tidak pernah berusaha memiliki buku pakaet agama. Ini
menjelasakan 55% responden menyatakan jarang terhadap pernyataan responden
jarang mempunyai buku paket dan berusaha membeli.
46
Tabel 10
Siswa selalu ingin membaca buku-buku agama
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
12
10
17
1
25%
25%
42,5%
2,5%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 25% responden menjawab
selalu,25% responden menyatakan sering, 42,5% responden menyatakan jarang,
2,5% responden menyatakan berminat membaca buku terbaru tentang PAI. Ini
menjelaskan 42,5% responden menyatakan jarang berminat membaca buku-buku
terbaru PAI.
Tabel 11
Siswa banyak membaca buku agama menjadikan buku sebagai pusat
perhatian
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
2
5
29
3
5%
12,5%
72,5%
7,5%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 5% responden
menjawab selalu, 12,5% responden menyatakan sering, 72,5% responden
menjawab jarang, 7,5% responden menyatakan tidak pernah menggunakan
47
waktu liburan untuk membaca. Ini menjelasakan 72% responden
menyatakan jarang terhadap pernyataan membaca buku agama
menyenangkan.
Tabel 12
Penting mengetahui ilmu agama untuk membimbing prilaku
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
10
13
15
2
25%
32,5%
37,5%
5%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 25% responden menjawab
selalu, 32,5% responden menyatakan sering, 37,5% responden menjawab jarang,
5% responden menyatakan tidak pernah menganggap ilmu agama itu penting
untuk membimbing prilaku. Ini menjelasakan 37,5% responden menyatakan
jarang terhadap pernyataan mengetahui ilmu agama itu penting untuk
membimbing prilaku.
Tabel 13
Siswa memanfaatkan waktu dengan membaca buku agama.
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
4
14
20
2
10%
35%
50%
5%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 10% responden menjawab
selalu, 35% responden menyatakan sering, 50% responden menjawab jarang, 5%
responden tidak pernah memanfaatkan waktu luang untuk membaca. Ini
48
menjelasakan 50% responden menyatakan jarang terhadap pernyataan
menggunakan waktu luang untuk membaca.
Tabel 14
Siswa menyisihkan uang untuk membeli buku agama
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
5
7
23
5
12,5%
17,5%
57,5%
12,5%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 12,5% responden menjawab
selalu,17,5% responden menyatakan sering, 57,5% responden menjawab jarang,
12,5% menyatakan tidak pernah menyisihkanwaktu uang membeli buku-buku
agama. Ini menjelasakan 55% responden menyatakan jarang terhadap pernyataan
membaca buku agama menyenangkan.
Tabel 15
Siswa lupa dengan pekerjaan yang lainya ketika membaca buku agama
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
5
5
23
7
12,5%
12,5%
57,5
17,5
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 12,5% responden
menjawab selalu, 12,5% responden menyatakan sering, 57,5% responden
menjawab jarang, 17,5% menyatakan tidak lupa pada pekerjaan lainnya saat
embaca buku-buku agama Ini menjelasakan 57,5% responden menyatakan
49
jarang terhadap pernyataan lupa pada pekerjaan lainnya saat membaca
buku-buku agama.
Tabel 16
Siswa banyak membaca buku-buku agama untuk meningkatkan keimanan.
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
24
9
6
1
60%
22,5%
15%
2,5%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 60% responden menjawab
selalu, 22,5% responden menyatakan sering, 15% responden menjawab jarang,
2,5% responden menyatakan tidak pernah beranggapan bahwa dengan membaca
buku-buku agama dapat meninngkatkan keimanan. Ini menjelasakan 60%
responden menyatakan selalu terhadap pernyataan dengan membaca buku dapat
meningkatkan keimanan.
Tabel 17
Siswa segan membaca buku-buku agama karena layoutnya kurang menarik
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidaak pernah
4
9
18
9
10%
22,5%
45%
22,5%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 10% responden menjawab
selalu, 22,5% responden menyatakan sering, 45% responden menjawab jarang,
22,5% responden menyatakan tidak pernah beranggapan bahwa yang
50
menyebabkan segan membaca buku dikarenakan layoutnya kurang menarik. Ini
menjelasakan 45% responden menyatakan jarang terhadap pernyataan segan
membaca buku-buku agama dikarenakan layoutnya kurang menarik.
Tabel 18
Siswa membaca buku bagian yang penting saja
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
12
15
11
2
30%
37,5%
27,5%
5%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 30% responden menjawab
selalu, 37,5% responden menyatakan sering, 27,5% responden menjawab jarang,
5% responden menyatakan tidak pernah beranggapan bahwa hanya membaca
bagian bagian yang penting saja ketika membaca buku agama. Ini menjelasakan
37,5% responden menyatakan sering terhadap pernyataan membaca bagian-bagian
yang penting saja ketika membaca buku agama.
Tabel 19
Siswa tertarik untuk membaca buku-buku agama
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
23
6
11
-
57,5%
15%
27,5%
-
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 57,5% responden menjawab
selalu,15% responden menyatakan sering, 27,5% responden menjawab tertarik
51
dalam membaca buku-buku agama. Ini menjelasakan 57,5% responden
menyatakan selalu terhadap pernyataan trtarik dalam membaca buku-buku agama.
Tabel 20
Siswa berpendapat dengan menggunakan waktu untuk membaca sama
halnya dengan ibadah
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
18
12
10
-
45%
30%
25%
-
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 45% responden menjawab
selalu, 30% responden menyatakan sering, 25% responden menjawab jarang
membaca buku agama sangat mendalam pernyataan membaca buku agama sama
halnya dengan ibadahyenangkan. Ini menjelasakan 45% responden menyatakan
selalu terhadap pernyataan menggunakan waktu untuk membaca buku-buku
agama sama halnya dengan ibadah.
Tabel 21
Siswa larut dalam isi bacaan ketika membaca buku-buku agama
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
17
15
7
1
42,5%
37,5%
17,5%
2,5%
Jumlah 40 100%
52
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 42,5% responden menjawab
selalu 37,5% responden menyatakan sering, 17,5% responden menjawab jarang,
2,5% responden menjawab tidak pernah larut dama isi bacaan ketika membaca.
Ini menjelasakan 42,5% responden menyatakan selalu terhadap pernyataan larut
dalam isi bacaan ketika membaca buku-buku agama.
Tabel 22
Siswa membaca buku materi agama sebelum mengikuti pelajaran agama
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
15
12
10
3
37,5%
30%
25%
7,5%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 37,5% responden menjawab
selalu, 30% responden menyatakan sering, 25% responden menjawab jarang,
7,5% responden menyatakan tidak pernah membaca materi agama sebelum
mengikuti mata pelajaran agama. Ini menjelasakan 37,5% responden menyatakan
selalu terhadap pernyataan membaca materi agama sebelum mengikuti mata
pelajaran agama.
Tabel 23
Siswa membaca buku agama ketika mendapat tugas dan tes saja
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
17
9
11
3
42,5%
22,5%
27,5%
7,5%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 42,5% responden menjawab
selalu, 22,5% responden menyatakan sering, 27,5% responden menjawab jarang,
53
7,5% responden menyatakan tidak pernah membaca buku agama ketika tugas
dan tes. Ini menjelasakan 42,5% responden menyatakan selalu terhadap
pernyataan membaca buku agama ketika akan tes da tugas sekolah.
Tabel 24
Siawa tidak ada perasaan jenuh dalam membaca buku agama
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
13
12
13
2
32,5%
30%
32,5%
5%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 32,5% responden menjawab
selalu, 30% responden menyatakan sering, 32,5% responden menjawab jarang,
5% responden menyatakan jenuh dalam membaca buku-buku agama Ini
menjelasakan 32,5% responden menyatakan selalu dan jarang terhadap
pernyataan tidak merasa jenuh dalam membaca buku agama.
Tabel 25
Siswa memillih membaca daripada membuang waktu dengan percuma
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
6
3
28
3
15%
7,5%
70%
7,5%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 15% responden menjawab
selalu, 7,5% responden menyatakan sering, 70% responden menjawab jarang,
7,5% responden menyatakan tidak pernah mengisi waktu dengan membaca . Ini
54
menjelasakan 70% responden menyatakan jarang terhadap pernyataan lebih
penting membaca dai pada mengobrol.
Tabel 26
Siwa memilih buku PAI ketika pergi ke perpustakaan
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
4
12
17
7
10%
30%
42,5%
17,5%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 10% responden menjawab
selalu, 30% responden menyatakan sering, 42,5% responden menjawab jarang,
17,5% responden menyatakan tidak pernah tertuju pada buku agama ketika ke
perpustakaan. Ini menjelasakan 42,5% responden menyatakan jarang terhadap
pernyataan memilih membaca buku Pai ketika perpustakaan.
Tabel 27
Siswa mencari inti bacaan dalam membaca buku PAI
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
14
10
14
2
35%
25%
35%
5%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 35% responden menjawab
selalu, 25% responden menyatakan sering, 35% responden menjawab jarang, 5%
responden menyatakan tidak pernah mencari intisari bacaan dalam membaca buku
55
PAI. Ini menjelasakan 35,5% responden menyatakan sealu dan jarang terhadap
pernyataan mencari intisari bacaan dalam buku PAI.
Tabel 28
Siswa lebih suka membaca buku keagamaan disbanding membaca novel
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
10
10
15
5
25%
25%
37,5%
12,5%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 25% responden menjawab
selalu, 25% responden menyatakan sering, 37,5% responden menjawab jarang,
12,5% responden menyatakan tidak pernah meilih buku agama disbanding novel.
Ini menjelasakan 37,5% responden menyatakan jarang terhadap pernyataan lebih
suka membaca bku-buku agama disbanding novel.
Tabel 29
Siswa percaya akan adanya malaikat yang memcatat amal perbuatan
manusia
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
29
8
3
-
72,5%
20%
7,5%
-
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 72,5% responden menjawab
selalu, 20% responden menyatakan sering, 7,5% responden menjawab jarang, 0%
56
responden menyatakan tidak pernah takut akan perbuatan yang akan dicatat oleh
malaikat. Ini menjelasakan 72,5% responden menyatakan siswa selalu takut
berbuat salah karena apa yang dikerjakan dicatat oleh malaikat.
Tabel 30
Siswa mengingat Allah dimanapun berada
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
31
9
-
-
77,5%
22,5%
-
-
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 77,5% responden menjawab
selalu, 22,5% responden menyatakan sering, 0% responden menyatakan jarang,
0% rsponden menyatakan tidak pernah dalam mengingat Allah dimanapun dan
kapanpun berada. Ini menjelasakan 77,5% responden menyatakan sealu terhadap
pernyataan mengingat Allah dimanapun dan kapanpun berada.
Tabel 31
Siswa berusaha mengamalkan ajaran Al-Qur’an
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
23
10
7
-
57,5%
25%
17,5%
-
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 57,5% responden menjawab
selalu tentang, 25% responden menyatakan sering, 17,5% responden menyatakan
jarang, 0% responden menyatakan tidak prnah dalam usaha menjalankan
57
petunjuk yang terkandung dalam Al Qur’an. Ini menjelaskan 55% responden
menyatakan selalu terhadap pernyataan berusaha menjalankan petunjuk yang
terkandung dalam Al Qur’an.
Tabel 32
Siswa berusaha mengikuti ajaran yang dibawa Nabi dan Rasul
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
22
11
7
-
55%
27,5%
17,5%
-
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 55% responden menjawab
selalu, 27,5% responden menyatakan sering, 17,5% responden menjawab jarang,
0% responden menyatakan tidak pernah dalam berusaha mengikuti ajaran yang
dibawa nabi dan Rasul. Ini menjelasakan 55% responden menyatakan selalu
terhadap pernyataan beruasaha dalam mengikuti ajaran yang dibawa nabi dan
rasul.
Tabel 33
Siswa percaya akan adanya hari akhir
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Sealu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
37
3
-
-
92,5%
7,5%
-
-
Jumlah 40 100%
58
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 92,5% responden menjawab
selalu, 7,5% responden menyatakan sering, 0% responden menyatakan jarang, 0%
responden mnyatakan tidak pernah dalam pernyataan percaya dan meyakini akan
adanya hari akhir. Ini menjelasakan 92,5 % responden menyatakan selalu terhadap
pernyataan percaya dan meyakini akan adanya hari akhir.
Tabel 34
Dengan percaya akan adanya hari akhir menjadikan siswa makin beartakwa
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
39
1
-
-
97,5%
2,5%
-
-
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 97,5% responden menjawab
selalu, 2,5% responden menyatakan sering, 0% responden menyatakan jarang, 0%
responden menyatakan tidak pernah dalam pernyataan dengan meyakini adanya
hari akhir menjadikan responden semakin bertakwa. Ini menjelasakan 97,5%
responden menyatakan selalu dalam pernyataan semakin bertakwa dengan
meyakini adanya hari akhir.
Tabel 35
Siswa mendahulukan sholat 5 waktu disbanding pekejaaan lainnya
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
20
12
8
-
50%
30%
20%
-
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 50% responden menjawab
selalu, 30% responden menyatakan sering, 20% responden menjawab jarang, 0%
59
responden menyatakan tidak pernah dalam mendahulukan sholat disbanding
pekerjaan lain. Ini menjelaskan 50% responden menyatakan selalu terhadap
pernyataan mendahulukan sholat wajib disbanding pekerjaan lainnya.
Tabel 36
Siswa mmenjalankan puasa dengan penuh keikhlasan
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
33
4
3
-
82,5%
10%
7,5%
-
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 82,5% responden menjawab
selalu, 10% responden menyatakan sering, 7,5% responden menjawab jarang, 0%
responden menyatakan tidak pernah dalam pernyataan dalam menjalankan puasa
dengan hati yang ikhlas. Ini menjelasakan 82,5% responden menyatakan sealu
terhadap pernyataan berpuasa dengan penuh keikhlasan.
Tabel 37
Siswa merasa tenang setelah tahajjud
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
25
4
8
3
62,5%
10%
20%
7,5%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 62,5% responden menjawab
selalu, 10% responden menyatakan sering, 20% responden menjawab jarang,
7,5% responden menyatakan tidak pernah merasakan tenang setelah sholat
60
tahajjud. Ini menjelasakan 62,5% responden menyatakan selalu merasakan tenang
setelah sholat tahajjud.
Tabel 38
Siswa menunaikan kewajiban membayar zakat fitrah
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
36
2
2
-
90%
5%
5%
-
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 90% responden menjawab
selalu, 5% responden menyatakan sering, 5% responden menjawab jarang, 0%
menyatakan tidak pernah menunaikan zakat fitrah. Ini menjelasakan 90%
responden menyatakan selalu terhadap pernyataan kewajiban umat Islam dalam
menunaikan zakat fitrah.
Tabel 39
Siswa bersikap baik tanpa membdakan RAS
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
33
3
4
-
82,5%
37,5%
10%
-
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 82,5% responden menjawab
selalu, 37,5% responden menyatakan sering, 10% responden menjawab jarang,
61
0% responden menyatakan tidak pernah bersikap baik tanpa membedakan ras. Ini
menjelasakan 82,5% responden menyatakan selalu terhadap beruasaha bersikap
baik tanpa membedakan ras.
Tabel 40
Siswa mempunyai sikap toleransi pada penganut agama lain
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
34
6
-
-
85%
15%
-
-
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 85% responden menjawab
selalu, 15% responden menyatakan sering, 0% responden menyatakan jarang, 0%
responden menyatakan tidak pernah dalam bertoleransi antar teman yang berbeda
agama. Ini menjelasakan 85% responden menyatakan selalu toleransi antar umat
beragama.
Tabel 41
Siswa mematuhi perintah orang tua
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
28
11
1
-
70%
27,5%
2,5%
-
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 70% responden menjawab
selalu, 27,5% responden menyatakan sering, 2,5% responden menjawab jarang,
0% responden menyatakan tidak pernah dalam mematuhi perintah orang tua. Ini
62
menjelasakan 27,5% responden menyatakan selalu terhadap pernyataan mematuhi
perintah orangtua.
Tabel 42
Siswa menghargai semua makhluk Allah
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
34
6
-
-
85%
15%
-
-
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 85% responden menjawab
selalu, 15% responden menyatakan sering, 0% responden menyatakan jarang, 0%
responden menyatakan tidak pernah dalam menghargai semua mahluk ciptaan
Allah. Ini menjelasakan 85% responden menyatakan selalu terhadap pernyataan
berusaha menghargai semua makhluk ciptaan Allah.
Tabel 43
Dendam adalah penyakit hati yang harus dihilangkan
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
30
4
4
2
75%
10%
10%
5%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 75% responden menjawab
selalu, 10% responden menyatakan sering, 10% responden menjawab jarang, 5%
responden menyatakan tidak pernah mengangap dendam adalah penyakit hati
63
yang harus dihilangkan. Ini menjelasakan 75% responden menyatakan selalu
terhadap pernyataan bahawa dendam adalah penyakit hati yang harus dihilangkan.
Tabel 44
Berakhlak baik sama halnya dengan berdakwah secara perbuatan
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
30
7
3
-
75%
17,5%
7,5%
-
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 75% responden menjawab
selalu, 17,5% responden menyatakan sering, 7,5% responden menjawab jarang,
0% responden menyatakan tidak pernah dalam pernyataan berakhlak baik sama
halnya dengan dakwah secara perbuatan. Ini menjelasakan 75% responden
menyatakan selalu terhadap pernyataan berakhlak baik sama halnya dengan
berdakwah secara perbuatan.
Tabel 45
Menutup aurat adalah kewajiban bagi umat Islam
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
23
10
7
-
57,5%
25%
17,5%
-
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 57,5% responden menjawab
selalu, 25% responden menyatakan sering, 17,5% responden menjawab jarang,
64
0% responden menyatakan tidak pernah dalam pernyataan menutup aurat adalah
kewajiban umat Islam. Ini menjelasakan 57,5% responden menyatakan selalu
terhadap pernyataan menutup aurat adalah kewajiban umat Islam.
Tabel 46
Disiplin sholat mengajarkan disiplin waktu
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
28
6
6
-
70%
15%
15%
-
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 70% responden menjawab
selalu, 15% responden menyatakan sering,15% responden menjawab jarang, 0%
responden menyatakan tidak pernah dalam pernyataan disiplin sholat sama halnya
dengan disiplin waktu. Ini menjelasakan 70% responden menyatakan selalu
terhadap pernyataan disiplin sholat mengajarkan kita disiplin waktu.
Tabel 47
Siswa membaca kitab suci setelah sholat magrib
Alternatif Jawaban rekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
6
15
19
-
15%
37,5%
47,5%
-
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 15% responden menjawab
selalu, 37,5% responden menyatakan sering, 47,5% responden menjawab jarang,
0% responden menyatakan tidak pernah dalam pernyataan membaca ayat suci
65
setelah sholat magrib. Ini menjelasakan 47,5% responden menyatakan jarang
terhadap pernyataan membaca ayat suci setelah sholat magrib.
Tabel 48
Berusaha bersikap jujur pada diri sendiri
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
17
21
2
-
42,5%
52,5%
5%
-
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 42,5% responden menjawab
selalu, 52,5% responden menyatakan sering, 5% responden menjawab jarang, 0%
responden menyatakan tidak pernah dalam pernyataan berusaha jujur terhadap diri
sendiri. Ini menjelasakan 52,5% responden menyatakan sering terhadap
pernyataan berusaha jujur terhadap diri sendiri.
Tabel 49
Bersegera sholat ketika mendengar azan
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
7
17
15
1
17,5%
52,5%
37,5
2,5%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 17,5% responden menjawab
selalu, 52,5% responden menyatakan sering, 37,5% responden menjawab jarang,
2,5% responden menyatakan tidak pernah dalam pernyataan langsung sholat
66
ketika mendengar adzan. Ini menjelasakan 52,5% responden menyatakan sering
terhadap pernyataan langsung sholat ketika mendengar adzan.
Tabel 50
Siswa menghormati guru layaknya menghormati orang tua sendiri
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
36
4
-
-
90%
10%
-
-
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 90% responden menjawab
selalu, 10% responden menyatakan sering, 0% responden menyatakan jarang, 0%
responden menyatakan tida pernah dalam pernyatan menghormati guru layaknya
orang tua sendiri. Ini menjelasakan 90% responden menyatakan sering terhadap
pernyataan menghormati guru layaknya orang tua sendiri.
Tabel 51
Siswa mengikuti kegiatan keagamaan yang diadakan disekolah
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
12
21
7
-
30%
52,5%
17,5%
-
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 30% responden menjawab
selalu, 52,5% responden menyatakan sering, 17,5% responden menjawab jarang,
0% responden menyatakan tidak pernah dalam pernyataan menghadiri kegiatan
67
keagamaan yang diadakan di sekolah. Ini menjelasakan 52,5% responden
menyatakan sering terhadap pernyataan responden mengikuti kegiatan keagamaan
yang diadakan disekolah.
Tabel 52
Membantu tetangga yang terkena musibah adalah kewajiban
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
31
7
1
1
77,5%
17,5%
2,5%
2,5%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 77,5% responden menjawab
selalu, 17,5% responden menyatakan sering, 2,5% responden menyatakan jarang,
2,5% responden menyatakan tidak pernah dalam pernyatan membantu tetangga
adalah kewajiban kita semua. Ini menjelasakan 77,5% responden menyatakan
selalu terhadap pernyataan membantu tetangga yang terkena musibah adalah
kewajiban kita semua.
Tabel 53
siswa melaksanakan ajaran agama untuk bersikap jujur
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
28
11
-
1
70%
27,5%
-
2,5%
Jumlah 40 100%
68
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 70% responden menjawab
selalu, 27,5% responden menyatakan sering, 0% responden menyatakan jarang,
2,5% responden menjawab tidak pernah meyakini pernyataan harus berusaha jujur
sebagaimana ajaran agama. Ini menjelasakan 70% responden menyatakan selalu
terhadap pernyataan berusaha jujur sesuai dengan ajaran agama.
C. Analisis Data
Penelitian yang telah dilakukan kepada sejumlah siswa yang menjadi
sampel, penulis melakukan analisa data yang merupakan bagian penting dalam
metode ilmiyah untuk menjawab masalah penelitian. Dalam menganalisa data
penulis memberikan nilai pada jawaban angket, mengenai minat membaca
buku-buku pendidikan agama Islam (variable X) dan sikap keberagamaan
(variable Y) .
69
Untuk mengetahui nilai rata-rata minat siswa membaca buku-buku
pendidikan agama Islam menggunakan rumus:
Mx =
Mx = Mean
∑X = jumlah nilai variable X
N = Number of Cases
Mx = = 66,2
Data mengenai sikap keberagamaan siswa dilihat pada nilai tertinggi
dan terendah rata-ratanya dengan menggunakan rumus:
My =
My = Mean
∑Y = Jumlah nilai variabel Y
N = Number of Cases
My = =89,42
Untuk mencari koefisien korelasi antara minat membaca buku-buku
pendidikan agama Islam (variabel X) dengan sikap keberagamaan (variabel
Y). teknik analisa menggunakan analisa kuantitatif melalui teknik analisa
product moment.
Perhitungan Korelasi antara Minat Membaca Buku-buku PAI dengan
Sikap Keberagamaan Siswa
70
Dari pertungan tersebut dapat diketahui bahwa korelasi antara minat
membaca buku-buku agama dengan sikap keberagamaan siswa sebesar
0,569
Sebelum diberikan interpretasi data, terlebih dahulu dikemukakan
kembali hipotesa penelitian, yaitu:
Ha (Hipotesa Alternatif): Adanya korelasi positif yang signifikan
antara minat membaca buku-buku pendidikan agama Islam dengan sikap
keberagamaan siswa.
Ho (Hipotesis Nihil): Tidak ada korelasi positif yang signifikan antara
minat membaca buku-buku pendidikan agama Islam dengan sikap
keberagamaan.
D. Interpretasi Data
Dari analisa dan interpretasi data di atas diperoeh kesimpulan bahwa
terdapat hubungan yang cukup signifikan antara minat membaca buku-
buku pendidikan agama islam dengan sikap keberagamaan. Dengan kata
lain dengan minat membacabuku-buku pendidikan agama islam dapat
meningkatkan sikap keberagamaan. Hal ini berarti anak yang mempunyai
minat membaca terhadap buku-buku agama islam memberi kontribusi
positif terhadap sikap keberagamaan, begitupun juga sebaliknya.
Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata mengenai minat membaca
buku-buku pendidikan agama islam 66,2 dengan nilai tertinggi 69 dan
terendah 53. Berada pada kategori sadang, sedangkan dalam sikap
keberagamaan diperoleh nilai rata-rata 89,4 dengan nilai tertinggi 98 dan
terendah 71. dimana berada pada kategori baik. Pada perhitungan
71
koefisiensi korelasi didapat nilai r sebesar 0,569 dengan koefisiensi
determinasi sebesar 32%.
Sedangkan untuk menngetahui kontribusi (sumbangan) yang
diberikan variabel X terdapat variabel Y digunakan rumus koefisien
determinan sebagai berikut:
Perhitungan Koefisien Determinasi
Diket:
r = 0,569
Rumus:
KD = r² x 100 %
= 0,569² x 100 %
= 0,32 x 100 %
= 32 %
Berdasarkan hasil analisa di atas dapat diinterpretasikan bahwa antara
minat membaca buku-buku PAI terhadap sikap keberagamaan siswa di
SMK Nusantara II Ciputat terdapat hubungan positif yang signifikan, dan
korelasi tersebut adalah korelasi yang sedang atau cukup.
Kontribusi minat membaca buku-buku dengan hubungannya terhadap
sikap keberagamaan siswa di SMK Nusantara II sebesar 32%. Faktor
keterkaitan yang diberikan dalam kategori sedang dan masih terdapat
68% faktor-faktor lain yang memiliki keterkaitan antara minat membaca
buku-buku dan hubungannya dengan sikap keberagamaan siswa di SMK
Nusantara II Ciputat.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperkuat oleh data-data yang dianalisis
melalui rumus korasional, serta pengujian hipotesis yang telah dilakukan,
maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Minat membaca buku-buku pendidikan agama Islam pada siswa SMK
Nusantara II dengan analisis mean nilai rata-rata minat membaca buku-
buku agama Islam 66,2 dengan nilai tertinggi 69 dan nilai terendah 53.
pada kategori sedang atau cukup.
2. Sikap keberagamaan siswa SMK Nusantara II berdasarkan analisis mean
nilai rata-rata sikap kebaragamaan 89,4 dengan nilai tertinggi 98 dan nilai
terendah 71. berada pada kategori baik
3. Dengan hasil perhitungan diatas, dapat disimpulkan bahwa hipotesa
alternative (Ha) diterima atau disetujui dengan bukti kebenarannya setelah
dihitung terdapat nilai korelasi positif atau ada korelasi yang signifikan
antara minat baca siswa terhadap buku-buku PAI dengan sikap
keberagamaan siswa SMK Nusantara hal tersebut dapat diketahui dari
hasil perhitungan yang menggunakan rumus korelasi yang menghasilkan
angka 0,569 setelah diuji baik pada tabel “r” product moment dengan
tingkat signifikan 5% 0,304 dan 1% 0,393 ternyata angka tersebut
menunjukkan adanya korelasi sedang atau cukup. Ternyata hasil
perhitungan yang diperoleh lebih besar dari tabel atau 0,569>0,304 dengan
73
demikian semakin tinggi minat baca siswa terhadap buku-buku PAI maka
akan semakin tinggi sikap keberagamaannya. jadi minat baca siswa
terhadap buku-buku PAI memberikan kontribusi positif terhadap
peningkatan sikap keberagamaan
B. Saran
1. Saran Bagi Guru dan Orang Tua
a. Diharapkan dalam proses pembelajaran guru dapat memberikan sikap
tauladan yang baik dan ikut serta dalam meningkatkan budaya
membaca.
b. Bagi orang tua dan guru hendaknya ikut berperan aktif dalam
meningkatkan minat membaca siswa, khususnya dalam mengarahkan
buku-buku PAI. Dengan membaca akan membuka cakrawala berfikir
siswa lebih luas. Sehingga aplikasi teori akan berjalan seiring dan
seirama dan syarat dengan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-
hari.
c. Diharapkan dalam proses mendidik anak orangtua dapat memberikan
pendidikan yang berimbang antara pendidikan intelektual dan juga
pendidikan agama agar anak tidak menyimpang dari ajaran agamanya.
d. Hendaklah kepada orang tua agar menumbuhkan minat baca kepada
anaknya sejak usia dini.
2. Saran Bagi Siswa
a. Perbanyaklah membaca karena membaca adalah membuka wawasan,
menengok isi dunia, karena tak ada pelajaran yang tidak membutuhkan
membaca
b. Berhati-hatilah dalam bersikap selalu berusaha memperbaiki ahklak
yang ada dalam diri agar lebih baik.
c. Jagalah ketaatanmu terhadap Allah dan kendalikan emosimu dalam
kehidupan sehari-hari.
74
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktek, Jakarta:
Rineka Cipta, 2002.
Bukhori , M, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1991.
Daradjat, Zakiah, Kesehatan Mental, Jakarta: Gunung Agung, 2001.
Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, cet. I, 1997.
Daradjat, Zakiyah, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1996.
Departemen Agama RI Direktorat Jendral Pembinaan Perkembangan Agama
Islam, Pola Pembinaan Pendidikan Agama Islam Terpadu, Jakarta : 1998.
Harun Iskandar, Tumbuhkan Minat Kembangkan Bakat, STBook, 2010.
Hurlock, Elizabeth B, Perkembangan Anak Jilid 2, edisi ke-6, Jakarta:
Erlangga,1990.
Jalaludin, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1990.
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Madrasah dan Perguruan Tinggi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007.
Marimba, Ahmad D, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT. Al
Ma’arif,1999.
Mar’at, Sikap Manusia Serta Pengukurannya, Jakarta: Ghalia Indonesia,1982.
Nakita, Tabloid, Agar Si Kecil Suka Membaca, Jakarta: 2 Oktober, 1999.
Narbuko, Cholid dan Achmadi Abu, Metodologi penelitian, Jakarta: Bumi
Aksara, 1999.
75
Purwanto, M, Ngalim, Psikologi pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya,
1984.
Qordhowy, Yusuf Pengantar kajian Islam, Penerjemah Setiawan Budi Utomo,
Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1997.
Sabri , M, Aliyusuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996.
Sudjana, Metode Statistik, Bandung: Tarsito, 1996.
Sudjono Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja GrafindoPersada,
2004.
Shihab, Quraisy, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan anggota IKAPI,
1993.
Sholeh Abdul Rahman, Pendidikan Agama dan Keagamaan, Jakarta: Gemawindu
Pancaperkasa, 2000
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT. Adi
Mahasatya, 2003
Supriadi DKK, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Grafika Karya Utama, 2001.
Surya , Mohammad, Karekteristik pelajar dalam proses Belajar, Bandung: Media
Pembinaan, No 124 juli 2000.
Sutrisno, Hadi, Metodologi Research Jilid 1, Jakarta: Andi Offest, 1986.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995.
Tim Peyusun Ensiklopedia Islam Jakarta: PT. Iktisar Baru Van Houve, jilid 3,
1994.
Umam, Rofiqul, Membangun Masyarakat Gemar Membaca, Rangkuman
Makalah pada Muzakarah Ulama Tentang “Upaya meningkatkan minat
baca Umat Islam, Jakarta: Kerja sama MUI, Depdikbud, PMGM, 1997.