IDENTIFIKASI TANAMAN OBAT DI KEBUN
PERCOBAAN FAKULTAS PERTANIAN
UDAYANA
Ida Ayu Mayun
PROGARAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR 2017
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang
Widhi Wasa karena atas rahmatnya penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian yang
berjudul “Identifikasi Tanaman Obat di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Udayana”.
Laporan ini disusun untk memenuhi salah satu dari tridarma perguruan tinggi.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis
mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak sehingga
laporan ini menjadi lebih baik. Semoga laporan ini bermanfaat dan dapat memberikan
tambahan informasi tentang manfaat tanaman sebagai obat bagi yang memerlukan.
Karena manusia dibebaskan berupaya ,termasuk dalam mencari kesembuhan terhadap
penyakit yang sedang menimpanya. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.
Denpasar, 10 Desember 2017
Penulis
3
Daftar isi halaman
Kata pengantar………………………………………………… 1 Daftar isi……………………………………………………… 2
I. Pendahuluan …………………………………………… 3
I.1 Landasan Teori………………………………………… 3
A. Pengertian Tanaman Obat…………………………. 3
B. Penggolongan Tanaman Obat……………………… 5
II. Bahan dan Metode……………………………………… 5
2.1 Alat dan Bahan……………………………………… 5
2.2 Metode ……………………………………………… 5
2.3 Waktu dan Tempat………………………………… 5
III. Hasil dan Pembahsana………………………………… 7
3.1 Sirsak……………………………………………… 7
3.2 Srikaya…………………………………………… 9
3.3 Pepaya…………………………………………… 12
3.4 Asam Jawa………………………………………. 16
3.5 Serai……………………………………………… 19
3.6 Talas……………………………………………… 21
3.7 Jarak Pagar……………………………………… 23
IV Penutup……………………………………………… 27
4.1 Kesimpulan……………………………………… 27
4.2 Saran…………………………………………… 27
Daftar Pustaka…………………………………………… 28
4
1.1 Landasan Teori
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian Tanaman Obat
Pengobatan tradisional adalah pengobatan dan atau perawatan dengan
cara, obat, dan pengobatannya yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan
turun temurun dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam
masyarakat. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (gelenik) atau campuran
dari bahan tersebut secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman (Zukulfi, 2004, h. 2).
Jamu/obat tradisional adalah ramuan tradisional yang berasal dari tumbuh
–tumbuhan dan hasil-hasilnya atau hewan dari hasil-hasilnya, akar-akaran yang
secara tradisional dapat dianggap berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit atau
untuk memelihara kesehatan. Bentuknya dapat berupa cairan, rajangan, bubuk,
tablet, kapsul, parem dan sebagainya. Pengobatan secara tradisional di Indonesai
telah berkembang selama berabad-abad sehingga merupakan kebutuhan sebagian
besar masyarakat Indonesia. Melihat kenyataan disekitar kita oleh adanya tenaga
dokter sebagai pelaksana pengobatan dan pengobatan dari barat atau pengobatan
tradisional pasti mendapat termpat di hati masyarakat Indonesia pada umumnya
dan pada bangsa jawa pada khususnya (Zukulfi, 2004, h. 3).
Pengertian mengenai tanaman obat tradisional di Indonesia telah
diterapkan dengan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.179/Menkes/Per/VII/76. Peraturan tersebut menjelaskan bahwa obat
tradisional adalah obat jadi atau bungkus yang berasal dari bahan tumbuhan-
tumbuhan, hewan, mineral dan atau sediaan galeniknya atau campuran dari bahan-
bahan tersebut yangbelum mempunyai data klinis dan dipergunakan dalam usaha
pengobatan berdasarkan pengalaman (Widjaja & Tilaar, 2014, h. 16).
Tanaman obat adalah aneka tanaman obat yang dikenali sebagai tanaman
untuk obat-obatan. Tanaman obat dapat dengan mudah ditemukan disekitar kita
karena Indonesia mengenal pengobatan herbal sudah sejak beribu tahun yang lalu
(Suparni, I. & Wulandari, A., 2012, h. 4).
5
Tanaman obat merupakan spesies tanaman yang diketahui, dipercaya dan
benar-benar berkhasiat sebagai obat (Utami, P. &Puspaningtyas, E., 2013, h. 2).
Pengertian berkhasiat obat adalah mengandung zat aktif yang berfungsi
mengobati penyakit tertentu atau jika tidak mengandung efek resultan/sinergi dari
berbagai zat yang berfungsi mengobati (Indriati, 2014, h. 52). Menurut Zuhud,
Ekarelawan dan Riswan dalam Utami, (2013, h. 2), tanaman obat terbagi dalam
tiga jenis.
a. Tanaman obat tradisional, merupakan spesies tumbuhan yang diketahui
atau dipercaya memiliki khasiat dan telah digunakan sebagai bahan baku
obat tradisional.
b. Tanaman obat modern, merupakan spesies tumbuhan yang secara ilmiah
telah dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat
obat dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis.
c. Tanaman obat potensial, merupakan spesies tumbuhan yang diduga
mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat, tetapi
belum dibuktikan secara ilmiah medis atau penggunaanya sebagai bahan
obat tradisional perlu ditelusuri
Dari beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa tanaman obat
adalah tanaman yang diketahui, dipercaya dan terbukti dapat menjaga kesehatan
bahkan dapat menyembuhkan suatu penyakit. Tanaman obat tradisional adalah 6
tanaman yang terbukti mengandung khasiat dan diolah secara tradisional oleh
masyarakat dahulu dan diturunkan secara turun menurun.
B. Penggolongan Tanaman Obat
Menurut Suparni, I. & Wulandari, A. (2012, h. 4) berdasarkan bahan yang
dimanfaatkan untuk pengobatan, tanaman obat dapat digolongkan menjadi
beberapa, yaitu sebagai berikut:
a. Tanaman obat yang diambil daunnya, misalnya daun salam, daun
sirih, daun randu, daun sukun, daun pecah beling, dan lain-lain.
b. Tanaman obat yang diambil batangnya, misalnya kayu manis,
brotowali, pulasari, dan lain-lain.
c. Tanaman obat yang diambil buahnya, misalnya jeruk nipis,
ketumbar, belimbing waluh, mahkota dewa, dan lain-lain.
6
d. Tanaman obat yang diambil bijinya, misalnya kecubung, pinang,
pala, mahoni, dan lain-lain.
e. Tanaman obat yang diambil akarnya, misalnya pepaya, aren, pulai
pandak, dan lain-lain.
f. Tanaman obat yang diambil umbi atau rimpangnya, misalnya
kencur, jahe, bengle, kunyit, dan lain-lain.
7
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
Alat tulis
Kamera
2.1.2 Bahan
BAB II. BAHAN DAN METODE
Sampel tanaman Sirsak
Sampel tanaman Srikaya
Sampel tanaman Jarak Pagar
Sampel tanaman Asam Jawa
Sampel tanaman Talas
Sampel tanaman Pepaya
Sampel tanaman Serai
2.2 Metode
Penelitian ini menggunakan metode pengamatan kualitatif, yakni
pengamatan hanya dilakukan secara fisik dan ditentukan berdasarkan ciri –
cirinya. Kemudian mencari dan mencatat klasifikasi dan morfologinya.
Setelah dilakukan pengamatan, dicari informasi mengenai tanaman yang
telah diamati. Adapun pembahasan yang dicari pada penelitian ini adalah :
Nama tanaman
Klasifikasi
Morfologi
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat
Bahan aktif yang terkandung
Cara pengaplikasian dan kegunaan
2.3 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian
Universitas Udayana, Jln Pulau Moyo pada hari Sabtu, 15 Desember 2017.
8
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Sirsak
Tanaman : Sirsak (Annona muricata)
Bagian
Tanaman yang
digunakan
Daun
Klasifikasi
Tanaman
Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )
Divisi : Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga )
Kelas : Magnoliopsida ( berkeping dua / di kotil )
Ordo : Magnoliales
Famili : Annonaceae
Genus : Anonna
Spesies : Annona muricata
Morfologi
Daun : Tanaman sirsak memiliki daun berwarna hijau mudah
dan tua dengan panjang 6-18 cm, lebar 3-7 cm, berbentuk bulat
telur, ujung lancip dan ada juga yang tumpul, daun bagian atas
mengkilap hujai dan gundul kusam di bagian bawah daun. Daun
tanaman sirsak ini memiliki bau yang sangat menyengat dengan
tangkai 3-10 mm.
9
Bahan Aktif Acetogenin dan Adriamycin : bersifat anti kanker
Antioksidan (polifenol, saponin, dan bioflavonoid) : melindungi
10
tubuh dari radikal bebas
Cara
Penggunaan
Mengobati kanker
Caranya adalah dengan merebus 10 lembar daun sirsak dengan 3
gelas air mineral. Rebus hingga air hanya tersisa ⅓ nya saja. Bisa
diminum dalam keadaan hangat atau dingin. Minum setiap pagi
agar manfaat daun sirsak cepat dirasakan. Kemudian air rebusan
diminum.
Mengobati asam urat
Ambil 10-15 daun sirsak, Bersihkan daun-daun tersebut.
Masukkan daun yang sudah dicuci tadi ke dalam wadah untuk
merebus. Tuangkan air yang cukup banyak sampai daun sirsak
itu terendam semuanya. Rebus terus daun sirsak tersebut sampai
air yang ada di dalam wadah tersisa kira-kira sekitar 2 gelas saja.
Selama belum diminum, air rebusan daun sirsak dibiarkan di
dalam wadah, tidak perlu pisahkan air dari daun-daun sirsak
yang sudah direbus tadi. Konsumsi air rebusan tersebut dua kali
sehari, sebaiknya pagi dan sore hari
3.2 Srikaya
Tanaman : Srikaya (Annona squamosa L.)
Bagian
Tanaman
yang
digunakan
Daun, Buah, Biji, Kulit Batang
11
Klasifikasi
Tanaman
Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )
Sub kingdom : Tracheobionta ( Tumbuhan berpembulu )
Super divisi : Spermatophyta ( Menghasilkan biji )
Divisi : Magnoliopsida ( Tumbuhan berbunga )
Kelas : Magnoliopsida ( berkeping dua/ dikotil )
Sub kelas : Magnoliidae
Ordo : Magnoliales
Famili Annonaceae
Genus : Annona
Spesies : Annona squamosa L.
Morfologi
Tanaman ini tumbuh dengan perdu, berumur panjang, dengan
tinggi mencapai 2-4 m. Akar tungga, batang berkayu, silindris,
tegak berwarna keabu-abuan, memiliki kulit tipis, permukaan
kasar, percabangan banyak, dengan arah cabang miring keatas.
Daun tanaman tunggal, bertangkai pendek, tersusun selang seling,
berwarna hijau, berbentuk memanjang dengan panjang mencapai
6-17 cm dengan lebar 2,5 – 7,5 cm, helaian daun tipis kaku, ujung
dan pangkal meruncing, bagian tepi merat, pertulangan menyirip
dengan permukaan halus.
Bunga tanaman ini tunggal, tumbuh pada ketiak daun dan ujung
batang, bertangkai, memiliki kelopak berwarna hijau kekuningan.
Selain itu, buah tanaman srikaya ini semu, bulat mengerucut,
berwarna hijau dengan diameter 5-10 cm, permukaan tidak merata
atau ada tonjolan, dengan biji berbentuk pipih atau kepingan kecil
berearna hitam mengkilat, tanaman ini dapat berbuah pada umur
3-5 tahun dengan perbanyakan secara generatif ( melalui biji ).
Bahan Aktif
Asam amino, tanin, niasin, magnesium, potassium, mucilago, dan
gula alami.
Karbohidrat, protein, Vitamin C, kalsium, zat besi, vitamin B1,
fosfor, dan juga lemak.
Asam kaur, flavonoid, borneol, kamfer, terpen, alkoloid anonoin,
saponin, tanin, dan pelifenol.
Cara
Penggunaan
Daun Srikaya
12
Mengobati borok atau bisul
Dengan menumbuk halus daun srikaya, setelah itu dioleskan pada
area borok atau bisul dan ditutup dengan kain perban atau kain
kasa. Dilakukan sampai borok atau bisul membaik dan sembuh.
Mengobati penderita histeris
Dilakukan dengan menumbuk daun srikaya sampai halus dan
kemudian dioleskan pada hidung penderita sampai penderita
menghisapnya. Ramuan ini akan ampuh membuat orang pingsan
cepat putih kembali.
Mengobati cacingan
Siapkan15 lembar daun srikaya dan 5 gelas air bersih. Kemudian
rebusan daun srikaya yang telah dicuci bersih dengan 5 gelas air
tersebut sampai air tersisa menjadi 3 gelas saja, tambahkan madu
untuk memperbaiki rasa. Setelah itu dinginkan sebentar hingga
menjadi hangat dan berikanlah ramuan tersebut kepada anak yang
cacingan. Dilakukan setiap hari dua kali sehari untuk
mendapatkan hasil maksimal.
Mengatasi gangguan pencernaan
Ditumbuk daun srikaya dan menambahkan sedikit minyak kelapa
yang hangat. Setelah itu oleskan ramuan ke atas perut supaya
perut menjadi lebih enak dan gangguan pencernaan dapat di atasi.
Mengobati kudis
Dengan menumbuk daun srikaya sampai halus dan kemudian
tempelkan di area kulit yang terdapat kudis. Lakukan hal ini
sampai kudis anda sembuh.
Biji srikaya
Mematikan kutu kepala
Caranya adalah dengan menyiapkan 10 biji srikaya dan daun
srikaya. Kemudian tumbuk atau giling sampai halus dan
kemudian campurkan sedikit minyak kelapa. Setelah itu oleskan
adonan tadi ke kepala dan bungkus kepala dengan menggunakan
kain, handuk atau plastic atau penutup kepala lainnya yang pada
intinya menutupi semua area rambut hingga membuat rambut jadi
pengap di dalamnya. Tunggu selama kurang lebih 20 menit dan
kemudian bilas rambut.
Mengobati bisul
13
Caranya adalah dengan menumbuk biji srikaya sampai halus dan
kemudian tambahkan dengan garam kemudian dioleskan di area
bisul. Lakukan hal ini secara terus menerus sampai bisul matang.
Membasmi kutu anjing
Dengan merebus biji srikaya dengan air bersih dan kemudian air
rebusan biji srikaya tersebut dibuat untuk memandikan anjing.
Lakukanlah rutin untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Buah Srikaya
Mengobati anemia, diabetes, mrtingnkan gejala asma,
mencegah penyakit jantung.
Dengan mengonsumsi buah srikaya secara rutin untuk membantu
mengatasi penyakit.
Akar dan Kulit Kayu Srikaya
Cara penggunaannya adalah dengan menyiapkan akar atau kulit
kayu srikaya dan dicuci sampai bersih. Kemudian potong kecil-
kecil akar dan kulit kayu dan siapkan 5 gelas air bersih. Siapkan
juga gula jawa, madu dan daun sereh. Kemudian rebus bahan
yang sudah disiapkan sampai air mendidih dan menyusut hingga 3
gelas saja. setelah itu ramuan tersebut diminum sebanyak 2 kali
sehari untuk mendapatkan hasil optimal pada penyakit yang
diderita.
3.3 Pepaya
Tanaman : Pepaya (Carica papaya L)
14
Bagian
Tanaman
yang
digunakan
Daun, Akar dan Buah
Klasifikasi
Tanaman
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Violales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya L.
Morfologi
Akar : Akar adalah bagian pokok yang nomor tiga (disamping
batang dan daun) bagi tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan
komus. Akar pepaya merupakan akar serabut (radix advencita),
karena akar-akar ini bukan berasaldari calon akar yang asli atau
yang disebut dengan akar liar, dan bentuknyaseperti serabut.
Sistem akar serabut yaitu jika akar lembaga dalamperkembangan
selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh sejumlah akaryang
kurang lebih sama besar dan semuanya keluar dari pangkal batang
Buah : Pepaya termasuk dalam golongan buah sungguh (buah
sejati) tunggal. Buah sejati tunggal yaitu buah sejati yang terdiri
dari bunga denga satu bakalbuah saja. Buah ini dapat berisi satu
biji atau lebih, dapat pula tersusun darisatu atau banyak daun buah
dengan satu atau banyak naungan. Dalam buahpapaya terjadi dari
beberapa daun buah dengan satu ruang dan banyak biji.Pepaya
juga termasuk buah buni(bacca). Biji-biji terdapat bebas dalam
bagian yang lunak itu. Pepaya termasuk buah buni yang berdiding
tebal dan dapat dimakan. Buah papaya juga bentuknya bulat
sampai lonjong.
Daun : Daun pepaya merupakan dauntunggal, berukuran besar,
dan bercangap, juga mempunyai bagian-bagian daun lengkap
(falicum completum) atau upih daun (vagina), tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina).Daun pepaya dikatakan
15
mempunyai bangun bulat (orbicularis), ujung daun yang
meruncing, tangkai daun panjang dan berongga. Dilihat dari
sususnan tulang daunnya, daun pepaya termasuk daun-daun yang
bertulang menjari (palmineruis). Daun yang muda terbentuk
dibagian tengah tanaman
Bahan Aktif Glikosida sianogenetik, karpain, papain, asam malat, kalsium
maleat, kimopapain dan fitokinase
Cara
Penggunaan
Akar Pepaya
Mengobati sakit kandung kemih
Bahan : 10 gram akar pepaya yang sudah kering dan dipotong
kecil, Air putih 100 ml dan 3 siung bawang putih dipotong kecil
Cara membuat
Akar pepaya yang sudah dipotong dan dicuci bersih ke
dalam air yang sudah disiapkan sebelumnya untuk direbus
Tunggu hingga kurang lebih 20 menit sampai mendidih
dan sampi air sudah menyusut setengahnya
Kemudian masukan bawang putih
Setelah matang, angkat dan dinginkan sebentar Saat ramuan masih hangat kemudian saring dan minumlah
air dari ramuan akar pepaya tersebut secara rutin sebanyak
2 kali sehari untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Mengobati rematik
Bahan : Akar pepaya sebanyak 30 gram, Daun sambiloto 20 gram,
Jeruk nipis 20 gram, Daun ketapang china 15 gram, Daun sirih 30
gram, Cabe rawit 6 buah
Cara membuat
Tumbuk akar pepaya sampai halus,
Iris kecil bahan lainnya
Kemudian rendam semua bahan dengan menggunakan
alkohol 75% sampai 1 minggu lamanya.
Setelah satu minggu kemudian peras air dari rendaman
tadi dan urutkan pada bagian tubuh yang mengalami sakit
akibat penyakit rematik yang diderita
Lakukan pengurutan secara rutin sebanyak 3 kali sehari
dan ketika anda mengalami sakit rematik kambuh untuk
hasil lebih optimal.
16
Daun Pepaya :
Obat Penambah Nafsu Makan
Untuk mengatasi masalah kurang nafsu makan, campur kan daun
pepaya segar dengan garam dapur dan air hangat secukupnya.
Tumbuk sampai halus kemudian saring airnya dan minum air
saringan tersebut. Cara ini juga dapat digunakan pada anak yang
susah makan.
Berikan jamu penambah nafsu makan ini 2 - 3 hari sekali, jangan
terlalu sering. Untuk anak-anak sebanyak 1/4 gelas.
Melancarkan Pencernaan
Cukup mengkonsumsi rebusan daun ini atau diolah menjadi tumis
sayur maka anda akan mendapatkan manfaat yaitu terhindar dari
masalah gangguan pencernaan makanan.
Manfaat daun pepaya untuk wanita
Campurkan 1 lembar daun pepaya mentah, asam jawa dan garam
kemudian rebus sampai matang. Minum air ramuan jamu tersebut
agar nyeri haid bisa berkurang.
Wanita hamil sebaiknya tidak terlalu sering mengkonsumsi daun
pepaya (dalam bentuk olahan apapun) karena beresiko
memberikan efek buruk pada janin dalam kandungan.
Menghilangkan Jerawat Di Wajah
Cara alami mengobati jerawat menggunakan daun ini adalah
tumbuk 2 lembar daun pepaya tua yang sudah dijemur
sebelumnya, campurkan sedikit air hangat lalu oleskan ramuan
tersebut pada daerah wajah berjerawat. Diamkan 20 – 30 menit
baru kemudian cuci muka anda dengan air bersih.
Mengatasi Tekanan Darah Tinggi
Rebus lima lembar daun dengan setengah liter air kemudian ambil
air rebusan tersebut lalu tambahkan pemanis madu murni atau
gula merah. Minum selagi hangat.
Mengobati Demam Berdarah
Dengan mencampurkan 5 lembar daun pepaya dengan temulawak,
gula merah dan meniran secukupnya. Rebus dan minum air
rebusan daun tersebut secara teratur sampai demam berdarah
sembuh.
Melancarkan ASI Ibu Menyusui
Siapkan 5 lembar daun muda kemudian letakkan di atas api
17
sampai daun layu. Tempelkan selagi hangat di atas payudara ibu
kecuali bagian puting.
3.4 Asam Jawa
Tanaman : Asam Jawa (Tamarindus indica L)
Bagian
Tanaman
yang
digunakan
Daun dan Buah
Klasifikasi
Tanaman
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub-kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Familia : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Tamarindus
Spesies : Tamarindus indica L
Morfologi
Buah : Termasuk ke dalam buah sejati tunggal (buah sungguh) dan
kering. Dimana mengandung banyak atau lebih dari satu biji dan
jika masak dapat pecah menjadi beberapa bagian buah
18
(mericarpia). T. indica termasuk buah kotak yang digolongkan ke
buah polong (legumen), yang mempunyai daging dan jika masak
juga tidak pecah.
Buahnya yang berbentuk seperti polong itu tidak merekah dan
ketika kering akan rapuh, panjangnya mencapai 5 – 15 cm dengan
tebal 2,5 cm, agak melengkung dan membungkus biji. Kulit
cangkang luar lunak dan daging buahnya asam. Daging buahnya
asam sedap dan kulit buahnya coklat. Terdapat 1 – 10 biji setiap
polong, dibungkus oleh daging buah yang lengket.Saat muda
daging buahnya berwarna putih kehijauan dan sesudah tua menjadi
coklat.
Daun : Daun pada tanaman Tamarindus indica ini termasuk ke
dalam daun majemuk menyirip genap karena saling berhadapan.
Duduk daun bergantian, daun majemuk dengan 8 – 18 pasang anak
daun, panjang anak daun 1 – 3,5 cm.
Bahan
Aktif
Tanin, Minyak Esensial, Pati, Asam Oleat, Kalori, Protein, Lemak,
Karbohidrat, Kalsium, Zat besi, Vitamin A, Vitamin B, Vitamin C,
Fosfor.
Cara
Penggunaan
Bisul
Asam kawak (daging buah asam matang yang sudah diolah dan
warnanya hitam bukan cokelat) sebanyak lima gram, daun bayam
duri dan daun kangkung masing-masing 10 gram, sedikit garam.
Daun bayam dan kangkung ditumbuk halus, dicampur dengan
asam dan diberi sedikit garam dapur. Tempelkan pada bisul sampai
seluruh permukaannya tertutup semua. Bila sudah kering, ganti lagi
dengan yang baru. Lalu bisul akan matang dan pecah.
Sariawan
Satu cangkir daun asam muda dicuci bersih, satu potong kunyit 5
cm diiris tipis. Rebus dengan empat gelas air sampai tinggal
setengahnya. Supaya rasanya agak enak, tambahkan gula aren saat
merebus. Saring. Minum setiap pagi dan sore. Ulangi selama
beberapa hari.
Nyeri Haid
1. Satu genggam daun asam muda dicampur dengan dua ruas
kunyit dan setengah gelas air masak, lalu ditumbuk halus.
Tumbukan ditambah air secukupnya kemudian disaring dan
diminum.
2. Asam kawak setengah ibu jari, temulawak 10 potong, gula
19
aren secukupnya. Rebus ketiga bahan tadi dengan air satu
gelas, biarkan hingga menjadi setengahnya. Minum setiap
pagi, lakukan berturut-turut selama seminggu menjelang
datang bulan.
Pencegah kolesterol tinggi
Ambil 150-200 gram daun asam jawa, tumbuk halus. Beri segelas
(220 ml) air matang panas. Lalu saring dan minum sampai habis.
Lakukan sehari tiga kali.
Menurunkan demam bayi
Asam kawak dan kunyit masing-masing satu ibu jari, daun melati
muda lima lembar, daun bawang dua tangkai. Setelah dicuci,
tumbuk semua bahan tersebut hingga halus. Tempelkan di ubun-
ubun bayi.
Demam setelah nifas
Asam kawak satu jari, gula aren secukupnya. Asam dan gula aren
diseduh dengan air panas dalam gelas. Setelah agak hangat minum.
Minum dua kali masing-masing satu gelas sampai beberapa hari.
Ambeien
Asam kawak satu gram, daun keji beling dan meniran masing-
masing enam gram, temulawak tiga gram. Setelah dibersihkan,
rebus dengan seliter air, biarkan hingga menjadi setengahnya.
Setelah dingin, minum tiga kali sehari.
Darah rendah
Asam kawak lima gram, bayam 250 gram, gula aren 10 gram,
bawang merah 50 gram, cabai 15 gram, garam dapur tujuh gram.
Bayam direbus, jangan terlalu masak. Semua bahan lainnya
ditumbuk jadi satu menjadi sambal. Nasi beras merah, bayam, dan
sambal digunakan sebagai santapan makan siang. Lakukan setiap
hari sebagai lauk pauk.
Difteri
Asam jawa, lobak, bawang merah, kencur masing-masing lima
gram, daun pepaya 10 gram. Selain asam, semua bahan ditumbuk
diberi air kemudian diperas airnya. Tambahkan asam. Seduh
dengan air panas. Aduk hingga merata. Selagi masih hangat,
gunakan untuk kumur. Lakukan tiga kali sehari.
Disentri
20
Asam kawak lima gram, kunyit dan temulawak masing-masing 10
gram, madu murni satu sendok makan. Asam kawak, kunyit, dan
temulawak ditumbuk jadi satu, beri air panas satu cangkir, peras,
lalu saring. Tuangkan madu ke dalam perasan tersebut, aduk rata.
Diminum sekaligus pada pagi hari.
Eksim
Asam jawa satu genggam, umbi temu lawak satu buah, gula aren
satu potong. Umbi temulawak ditumbuk, campur dengan asam dan
gula. Rebus dengan dua gelas air hingga tersisa setengahnya.
Minum sekali sehari. Lakukan dua hari sekali.
3.5 Serai
Tanaman : Serai (Cymbopogon citratus)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisio : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub-Classis :Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus: Cymbopogon
Species: Cymbopogon citratus
Morfologi
Akar : Tanaman sereh memiliki akar yang besar. Akarnya
merupakan jenis akar serabut yang berimpang pendek
21
Batang : Batang tanaman sereh bergerombol dan berumbi, serta
lunak dan berongga. Isi batangnya merupakan pelepah umbi
untuk pucuk dan berwarna putih kekuningan. Tanaman sereh
memiliki batang yang berwarna putih. Namun ada juga yang
berwarna putih keunguan atau kemerahan. Selain itu, batang
tanaman sereh juga bersifat kaku dan mudah patah. Batang
tanaman ini tumbuh tegak lurus di atas tanah.
Daun : Daun tanaman sereh berwarna hijau dan tidak bertangkai.
Daunnya kesat, panjang, dan runcing, hampir menyerupai daun
lalang. Selain itu, daun tanaman ini memiliki bentuk seperti pita
yang makin ke ujung makin runcing dan berbau citrus ketika
daunnya diremas. Daunnya juga memiliki tepi yang kasar dan
tajam. Tulang daun tanaman sereh tersusun sejajar. Letak daun
pada batang tersebar. Panjang daunnya sekitar 50-100 cm,
sedangkan lebarnya kira-kira 2 cm. Daging daun tipis, serta pada
permukaan dan bagian bawah daunnya berbulu halus.
Bahan Aktif Geraniol, sitronelol, minyak atsiri, geranil butirat, sitral, limonen,
eugenol, metileugenol, enansiomer, antioksidan,
Cara
Penggunaan
Menurunkan Kolesterol
Sediakan 40 gram daun serai segar dicuci bersih. Ambil 2 gelas
air dan direbus hingga airnya menjadi ½. Setelah dingin disaring
Diminum deh 2 kali sehari. Efek sampingnya dapat
meningkatkan frekuensi buang air kecil.
Batuk
Bahan : 1batang daun serai, 1 jempol jahe bakar, 1/2 jari kayu
manis, 7 biji cengkih, 7 biji kapulaga, 4 gelas air, gula merah
secukupnya, garam secukupnya
Cara membuat : Pertama bakar jahe sampai kira kira semua
bagian terbakar. Lalu rebus air sambil di campur semua bahan.
Tunggu hingga mendidih. Saring air rebusan. Dan minum seperti
minum teh. Ramuan ini baik diminum pada pagi dan sore sampai
batuk hilang.
Rematik
Bahan : 7 batang serai, Segenggam daun jeruk nipis, 6 gelas air,
air dingin secukupnya.
Cara membuatnya : Rebus batang serai dan daun jeruk nipis
dalam enam gelas air hingga mendidih. Lalu campur dengan air
22
dingin untuk berendam tak lebih dari 1/2 jam. Lakukan teratur
hingga sembuh.
Detoksifikasi
Bahan :70 gram serai, 100 cc air
Cara membuatnya : Rebus serai ke dalam air sampai mendidih.
Saring air seduhan kedalam cangkir lalu minum air rebusan itu
pada pagi hari sebelum mengkonsumsi makanan dan minuman
lain. Tunggu 1 jam sebelum menyantap makanan lain.
Memperlancar Haid
Bahan : 2 batang serai, 2 gelas air dan gula merah secukupnya
Cara membuat : Memarkan batang serai, lalu rebus dengan air
hingga mendidih dan harum. Saring air rebusan kedalam cangkir
dan masukkan gula merah. Minum hangathangat tiga perempat
gelas, 2 x 1 hari.
Asam Urat
Bahan : 10 lembar daun salam, 700 cc air dan 2 batang serai.
Cara membuat : Rebus daun salam dengan air dan batang serai
hingga tersisa 200 cc. Kemudian minum airnya pada saat hangat
dengan teratur 1 hari 1 gelas atau 2 gelas.
Menghindari Kanker
Bahan : 100 gram serai, 2 gelas air
Cara membuat : Rebus serai dengan gelas air hingga mendidih.
Tuang kedalam cangkir. Minum saat pagi dan sore hari 1/2 gelas
setiap saat minum.
23
3.6 Talas
Tanaman : Talas (Colocasia esculenta L)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Alismatelas
Famili : Araceae
Genus : Colocasia
Spesies : Colocasia esculenta L
Morfologi
Akar : Akar tanaman talas serabut, yang tersusun dari
perakaran adventif, dengan tumbuh tegak mencapai
kedalam 10-20 cm bahkan lebih.
Batang : Batang tanaman talas berbentuk bulat memanjang,
dengan panjang mencapai 50- 60 cm bahkan lebih, batang
tanaman ini berwarna keungguan, kehitaman hingga
kecoklatan, dan memiliki bulu halus. Batang tanaman ini
tumbuh dengan tegak, dan juga memiliki percabangan daun
tunggal.
Daun : Daun tanaman talas ini adalah daun sempurna atau
lengkap, dengan bentuk melebar mencapai 50-60 cm
bahkan lebih, dengan warna daun hijau muda hingga tua.
Daun talas merupakan daun tunggal, dengan tangkai
panjang berwarna keungguan atau keccoklatan, dan pangkal
daun meruncing. Selain itu, daun talas ini juga memiliki
bagian tepi rata, dengan pertulangan daun yang besar atau
menonjol yang berbentuk menjari yang berwarna keputihan
24
kotor.
Bunga : Bunga tanaman talas ini berukuran 10-30 cm,
dengan ukuran seludang 10 – 30 cm, berwarna hijau hingga
kemerahan, dan juga bunga ini terdiri dari beberapa tongkol
yaitu tangkai dan seludang. Bunga tanaman ini terspisah
dengan bunga jantan dan betina yang terletak pada bagian
bawah dan atas. Penyerbukaan bakal buah ini akan di
lakukan dengan dua cara yaitu dengan cara melakukan
penyerbukan sendiri dengan bantuan angin, dan dengan
cara bantuan hewan sekitar dengan melekatkan bunga
jantan dan betina.
Bahan Aktif
Karbohidrat Kompleks, Betakaroten, Kalium, Cryptoanthin,
Vitamin C
Cara
Penggunaan
Mencegah diabetes
Talas dapat digunakan sebagai pengganti nasi
Mengobati Diare
30 gr batang talas dan 30 gr patikan kebo cuci dan potong.
Kemudian rebus, kemudian minum air rebusannya 2x sehari
Mengobati Nyeri sendi dan otot
Ambil isi talas secukupnya, kupas kulitnya lalu ditumbuk atau
diblender sampai halus, tambahkan 1-2 sdt cuka beras putih dan
minyak wijen secukupnya, aduk sampai rata. Oleskan ramuan
pada bagian sendi dan otot yang sakit. Lakukan pengobatan
secara rutin 1-2 kali sehari.
25
3.7 Jarak Pagar
Tanaman : Jarak (Jatropha curcas)
Bagian
Tanaman
yang
digunakan
Daun
Klasifikasi
Tanaman
Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Ordo: Euphorbiales
Famili: Euphorbiaceae
Genus: Jatropha
Spesies: Jatropha curcas
Morfologi
Jarak pagar berbentuk pohon kecil atau belukat besar dengan
tinggi tanaman mencapai 5 meter dan bercabang tidak teratur.
Batang berkayu, berbentuk silindris, dan bergetah. Daun jarak
pagar berupa daun tunggal, berwarna hijau mudah sampai hijau
tua, permukaa bawah lebih pucat daripada bagian atasnya. Bunga
berwarna kuning kehijauan , berupa bunga majemuk berbentuk
malai.buah berbentuk bunga kendaga, oval, berupa buah kotak,
berdiameter 2-4 cm. berwarna hijau ketika masih muda dan
kuning jika sudah matang. Biji berbentuk bulat lonjong, berwarna
coklat kehitaman dengan ukuran panjang 2 cm, tebal 1 cm, dan
26
berat 0,4-0,6 gram/biji.
Cara
Penggunaan
Mengobati Perut Kembung
Caranya dengan memanggang beberapa lembar daun jara pagar
di atas api agar sedikit layu. Oleskan sedikit minyak kelapa lalu
tempelkan pada perut bayi.
Mengatasi Keputihan Pada Lidah Bayi
Sisa-sisa ASI yang menempel pada lidah bayi akan merubah
warna lidah bayi menjadi putih pucat. Dapat diatasi dengan
meneteskan getah daun jarak pagar yang masih muda pada lidah
bayi. Efeknya akan dirasakan ketika keputihan akan keluar
bersama liur bayi.
Menyembuhkan Masuk Angin
Dengan menempatkan beberapa lembar daun jarak pagar di atas
api. Tambahkan minyak kayu putih lalu tempelkan pada area
perut, dada, dan punggung bayi.
Menurunkan Demam
Basahi beberapa lembar daun jarak pagar, lalu tempelkan pada
dahi dan ubun-ubun bayi. Tunggu beberapa saat maka demam
akan turun perlahan.
Mengobati Bekas Luka
Dengan menumbuk beberapa lembar daun jarak kemudian
menempelkannya pada koreng atau bekas luka.
Mengatasi Kanker Serviks
Dengan rutin mengkonsumsi air rebusan daun jarak pagar. Daun
ini dimethyl sulfoxide yang mampu secara efektif menjaga
kesehatan daerah kewanitaan.
Mengobati Radang Telinga
Meneteskan 6 tetes getah daun jarak pagar. Dilakukan sampai
peradangan pada telinga sembuh sempurna.
Menyembuhkan Sakit Gigi
Dengan meneteskan getah daun jarak pagar pada gigi berlubang
27
yang sakit, makan zat antimikrobanya akan bekerja efektif untuk
mengurangi rasa nyeri pada gigi.
Mengobati Sariawan
Sariawan akan membuat nafsu makan menurun. Selain itu,
penyakit ini juga bisa membuat bau pada mulut yang diakibatkan
karena aktivitas bakteri. Atasi dengan getah daun jarak pagar
pada area sariawan. Lakukan langkah ini tiga kali sehari sampai
sariawan sembuh.
Mengatasi Sembelit
Dengan mengonsumsi daun jarak pagar yang telah dikukus
sebagai lalapan atau pendamping sayur.
Mengobati Rematik
Pilih daun jarak pagar yang sudah tua namun tetap segar.
Ditumbuk sampai halus lalu tempelkan pada area yang menjadi
sumber rematik. Lakukan setiap hari.
Menyembuhkan Batuk
Rebuslah beberapa lembar daun atau akar jara pagar dalam air
secukupnya. Diminum ketika hangat tiga kali sehari untuk
menyembuhkan batuk sekaligus mengencerkan dahak.
Mengobati Hernia
Pilih beberapa lembar daun jarak pagar yang sudah dewasa lalu
haluskan dengan cara manual. Diletakkan pada area tengah
telapak kaki bawah dan bungkus dengan kassa..
Mengatasi Pembengkakan
Dengan menempelkan tumbukan daun jarak pagar pada
permukaan kulit yang mengalami pembengkakan. Tutup dengan
perban dan gantilah setiap hari.
28
4.1 Kesimpulan
BAB IV PENUTUP
Kebanyakan dari bagian tanaman yang digunakan sebagai obat
adalah daunnya. Pada umumnya dikonsumsi segar ato dikeringkan dan
diminum seperti menyajikan teh.. Tanaman obat tidak memiliki khaisat
yang spesifik terhadap penyakit tertentu, sehingga satu jenis tanaman obat
bisa untuk mengobati berbagai jenis penyakit dan bergantung pada
pengolahan dan cara pemakaiannya. Tanaman obat dapat digunakan
sebagai obat luar dan dikonsumsi (dimakan atau diminum). Penggunaan
untk mengobati luka bisa dengan cara diperam atau dububuhkan langsung
pada bagian yang sakit atau luka. Apabila penggunaan dalam tubuh,
tanaman obat dapat diminum atau bahkan dikonsumsi sebagai
pengganti makanan utama.
4.2 Saran
Pada lokasi penelitian ini dibuatkan area plot khusus tanaman
obat,yang dapat didesain secara flrksibel dengan memperhatikan nilai
estetikanya. Hal ini dapat meningkatkan minat orang untk
mengembangakan dan mempelajari tanaman obat
29
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Sumatera Utara. Tinjauan Pustaka : Tanaman asam jawa [internet].
Universitas Sumatera Utara; [diakses 2017 Desember 18 15:00]. Tesedia pada:
http://www.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29884/4/Chapter%20II.pdf
Anonim. 2015. Klasifikasi morfologi tanaman [internet]. Materi
pertanian; [diunduh 2015 Desember 4 15:24]. Tersedia pada:
http://www.materipertanian.com/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-asam- jawa/.html
Anonim. 2015. Klasifikasi morfologi tanaman [internet]. Materi pertanian;
[diunduh 2015 November 4 06:55]. Tersedia pada:
http://www.materipertanian.com/klasifikasi-dan-ciri-ciri-morfologi-pepaya/.html
Petani hebat. 2017. Klasifikasi dan morfologi tanaman pepaya [internet]. Petani
hebat; [diunduh 2017] Tersedia pada:
http://www.petanihebat.com/2013/12/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman- pepaya.html
Khasiat.co.id. 2017. 15 Manfaat dan Khasiat Buah Srikaya untuk Kesehatan
[internet]. Khasiat.co.id; [diunduh 2017]. Tersedia pada:
http://www.khasiat.co.id/buah/srikaya.html
Kurniawan, Fredi. 2017. Klasifikasi dan morfologi tanaman sarikaya [internet].
Fredikurniawan.com; [diunduh 2017]. Tesedia pada:
http://fredikurniawan.com/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-srikaya/
Doktercantik.com. 2015. Ampuh, Begini Cara Racik Daun Sirsak Obati Asam
Urat [internet]. Makasar: Tribun timur; [diunduh 27 April 2015 13:29]. Tersedia
pada: http://makassar.tribunnews.com/2015/04/27/ampuh-begini-cara-racik- daun-sirsak-obati-asam-urat?page=2
Masyrakat Desa Budiharja Kabupaten Bandung Barat. Anonim, BAB II : Kajian
Tentang Etnobotani dan Tanaman Obat Oleh Masyarat Desa Budiharja Kabupaten
Bandung Barat [internet]. Bandung. Tersedia pada:
http://repository.unpas.ac.id/12388/5/BAB%20II.pdf