III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang meneliti masalah-masalah yang
ada di dalam kelas. PTK ini diharapkan dapat memperbaiki masalah-masalah yang sedang
dialami oleh siswa di dalam kelas. Penelitian dalam bagian ini diuraikan tentang tempat dan
waktu penelitian, jenis penelitian, gambaran subyek penelitian, teknik pengumpulan data dan
teknik analisis data. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran
yang didasarkan atas pertimbangan bahwa (1) analisis masalah dan tujuan penelitian yang
menuntut sejumlah informasi dan tindak lanjut berdasarkan prinsip daur ulang, (2) menuntut
kajian dan tindakan secara reflektif, kolaboratif, dan partisipatif berdasarkan situasi alamiah
yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran. Masalah penelitian yang harus dipecahkan
berasal dari persoalan praktik pembelajaran di kelas. Oleh karena itu Penelitian Tindakan
Kelas bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang seharusnya dilakukan oleh
seorang dosen.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ABA Dian Cipta Cendikia (DCC) Bandar Lampung gedung B
yang terletak di Jalan Zaenal Abidin Pagar Alam No. 1 Gedung Meneng Bandar Lampung.
Subyek penelitian kelas D3-BI1 semester 3 tahun akademik 2011-2012.
3.2.2 Waktu Penelitian
Observasi awal untuk menemukan permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran
dikelas dalam penelitian ini akan di laksanakan pada tahun ajaran 2011/2012. Pelaksanaan
penelitian direncanakan tiga siklus selama tiga minggu dan setiap minggu ada dua kali
pertemuan dan setiap pertemuan hanya 90 menit. pertemuan pada bulan November 2012 pada
jam mengajar peneliti.
3.3 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan classroom action research (penelitian tindakan kelas) yang
berfokus pada upaya mengubah kondisi nyata sekarang kearah kondisi yang diharapkan.
Penelitian tindakan kelas dilakukan secara fokus pada masalah penelitian, perencanaan
tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi-interpretasi, analisis dan refleksi. Dalam setiap
siklus akan diawali dengan penentuan masalah, perencanaan skenario pembelajaran yang
meliputi: tujuan, jenis kegiatan dosen dan mahasiswa, pembelajaran dikelas, lembar
observasi, angket, Satuan Acara Perkuliahan (SAP), teknis pelaksanaan tindakan, observasi
dan refleksi. Kelas yang dilibatkan yaitu kelas D3 Bahasa Inggris (BI1) di ABA DCC Bandar
Lampung.
3.4 Lama tindakan dan indikator keberhasilan
3.4.1 Lama Tindakan
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris. Penelitian
berlangsung selama satu semester. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester tiga
tahun akademik 2011/2012 yaitu D3BI1, dimana kelas berjumlah 30 mahasiswa di ABA
DCC Bandar Lampung.
3.4.2 Indikator Keberhasilan
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan bentuk kolaborasi. Peneliti menjadi pihak
kolaborator yang melaksanakan pembelajaran yang dirancang oleh peneliti untuk
dilaksanakan dikelas dan mengundang seorang dosen Bahasa Inggris sebagai observer,
khususnya dosen yang memiliki spesialisasi mengajar mata kuliah Speaking agar dapat
melakukan pengamatan proses pembelajaran secara efektif dan juga mengamati kegiatan
dosen pada tahap-tahap pembelajaran.
Adapun indikator keberhasilan dapat dilihat melalui :
1. Penilaian kemampuan menyusun Satuan Acara Perkuliahan (SAP). Kategori penilaian
SAP sebagai berikut : 4 (amat baik), 3 (baik), 2 (cukup), 1 (kurang). (sumber Pedoman
Akademik ABA DCC Bandar Lampung/APKG yang telah direvisi dalam lokakarya
akademik). Penyusunan SAP dinyatakan berhasil jika adanya peningkatan penilaian SAP
dari siklus pertama ke siklus berikutnya, dan siklus tindakan akan diberhentikan jika
penilaian SAP mencapai standar nilai 3 (baik)
2. Proses pembelajaran dinyatakan berhasil bilamana adanya peningkatan jumlah
mahasiswa yang aktif dari siklus pertama ke siklus berikutnya, dan siklus tindakan akan
dihentikan jika jumlah mahasiswa yang aktif dalam proses pembelajaran mencapai 75 %
dan mahasiswa terlihat aktif pada tiga hingga empat aktifitas dari semua proses
pembelajaran (sumber pedoman akademik ABA DCC Bandar Lampung)
3. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran diberikan pada tiap siklus. Analisa tes dapat
dilakukan melalu face validity, reliability dan practicality-authenticity.Tes kemampuan
berbicara ini dapat ditinjau dati tiga aspek utama, antara lain: validity, reliability, dan
practicality (Harris, 1977:21). Tiga aspek tersebut membantu peneliti untuk menilai tes.
Tes disebut valid jika bisa menunjukkan kemampuan siswa yang sebenarnya, seperti;
artikulasi, penenmpatan tekanan, intonasi, pilihan kata, penguasaan topik dan kelancaran.
Dari face validity, test tersebut valid jika memenuhi beberapa criteria, seperti: tersusun
dengan baik, dapat dikerjakan secara jelas, dan tidak menyulitkan siswa, memiliki
instruksi yang jelas, mengacu pada kurikulumnya, dan memberikan tantangan kesulitan.
Dan dari segi reliability (reliabilitas) tes tersebut reliable bila memiliki instruksi yang
jelas. Dan dalam, pengujian tes berbicara, untuk mengurangi subjektifitas maka
penyekoran bisa digunakan inter-rater reliability artinya keandalan antar penilai. Disini
nilai dikatakan andal ketika ada dua penguji memberikan nilai yang sama dalam satu
waktu. Dalam hal practicality, tes tersebut practical karena menghemat waktu, juga
dalam authenticity jika tes tersebut menghubungkan kemampuan murid pada kehidupan
sehari-hari dan interaksional dalam kemampuan berbahasa. Evaluasi pembelajaran
dinyatakan berhasil bilamana adanya peningkatan aktifitas mahasiswa mulai dari siklus I,
II, dan III memenuhi indicator keberhasilan, keterampilan berbicara Bahasa Inggris
mahasiswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni 70 % maka tindakan
akan dihentikan.
4. Peningkatan prestasi belajar keterampilan berbicara mahasiswa diamati melalui nilai
hasil tes diakhir siklus tindakan. Peningkatan prestasi belajar keterampilan berbicara
dinyatakan berhasil jika adanya peningkatan jumlah mahasiswa yang tuntas dari siklus
pertama ke siklus berikutnya, dan siklus tindakan akan dihentikan jika jumlah mahasiswa
yang tuntas belajar mencapai 70 % dari proporsi mahasiswa dalam satu kelas dengan
nilai ketuntasan 71. Kriteria penilaian sebagai berikut : A (100-81), B (80-71), C (70-61),
D (60-51) dan E (50-0). (sumber Penilaian Acuan Baku BAAK Perguruan Tinggi DCC
Bandar Lampung).
3.5 Rancangan Penelitian Tindakan Kelas
Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran keterampilan berbicara melalui
penggunaan teknik information gap tasks yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
berbicara Bahasa Inggris di ABA DCC Bandar Lampung, peneliti perlu mengadakan rencana
pembelajaran yang tepat dengan mempertimbangkan lingkungan fasilitas belajar dan
pengalaman belajar siswa.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 3 siklus melalui tahapan sebagai berikut :
1. Satu kali pertemuan pemberian informasi penelitian kepada mahasiswa, dan mencari
informasi tentang kesulitan yang dimiliki oleh mahasiswa dalam pembelajaran Bahasa
Inggris khususnya keterampilan berbicara.
2. Mengamati proses pembelajaran pada Mata Kuliah Speaking 3 yang diberikan oleh
dosen pengampu hingga masa ujian kuis.
3. Dua kali pertemuan pemberian tindakan proses pembelajaran pada siklus I.
4. Satu kali pemberian tes penguasaan siklus I.
5. Dua kali pertemuan pemberian tindakan proses pembelajaran pada siklus II
6. Satu kali pemberian tes penguasaan siklus II.
7. Dua kali pertemuan pemberian tindakan proses pembelajaran pada siklus III.
8. Satu kali pemberian tes penguasaan siklus III.
3.5.1 Siklus Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan terdiri dari tiga siklus, dengan setiap siklusnya
terdiri dari empat tahapan berdasarkan model Kemmis dan Taggart, yaitu :
1. Tahap perencanaan (Planning)
2. Tahap Pelaksanaan (Acting)
3. Observasi (Observing)
4. Refleksi (Reflecting)
Penelitian ini direncanakan dalam 3 siklus dan setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Setiap
pertemuan berlangsung selama 2X45 menit. Prosedur penelitian ini adalah setiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti apa yang telah didesain
dalam faktor yang akan diselidiki. Penentuan rencana tindakan dilaksanakan pada hasil
refleksi di siklus pertama. Untuk melihat keterampilan berbicara mahasiswa serta tingkat
aktivitasnya dalam pembelajaran, maka perlu diberikan tes yang berfungsi sebagai evaluasi
awal. Sedangkan observasi awal dilakukan untuk dapat mengetahui tindakan yang tepat yang
diberikan dalam rangka meminimalkan kesalahan tersebut.
Berdasarkan evaluasi dan observasi awal, maka dalam refleksi ditentukan/ ditetapkan bahwa
tindakan yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan berbicara dan aktivitas
mahasiswa adalah dengan menggunakan teknik information gap task. Rancangan Penelitian
Tindakan Kelas yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Siklus 1
1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan peneliti meliputi kegiatan pra-observasi untuk mengetahui kondisi,
karakteristik siswa dan fasilitas serta lingkungan belajar, serta analisis kebutuhan siswa
dalam belajar Bahasa Inggris. Pada tahap ini peneliti merencanakan persiapan kegiatan
pembelajaran seperti:
1. Mempersiapkan kelas penelitian.
2. Mempersiapkan Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan (SAP)
3. Mempersiapkan instrument penelitian untuk dosen dan mahasiswa
4. Mempersiapkan sumber belajar yang berupa worksheet pendukung information
gap tasks yang akan digunakan dalam bentuk lembar-lembar bergambar dan
perangkat multimedia berupa komputer, slide, dan LCD.
5. Mempersiapkan pre-test dan tes siklus I.
2. Tahap Tindakan
1. Dosen memberi motivasi untuk mengarahkan mahasiswa memasuki topik bahasan
dan memberikan tes kemampuan awal secara implisit melalui beberapa pertanyaan
lisan yang bersifat umum kepada beberapa mahasiswa.
2. Selanjutnya dosen menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3. Dosen menjelaskan materi pembelajaran Speaking 3 serta instruksi yang jelas
tentang langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dibagi menjadi tiga tahapan
yaitu pra aktifitas (pre-activity), selama kegiatan (while-activity), dan pasca
kegiatan (post-activity) melalui layar LCD sehingga semua mahasiswa dapat
memahami detail aktifitas yang akan dilakukan.
4. Pada tahap pra aktivitas (pre-activity), dosen memberi motivasi dengan kegiatan
tanya jawab mengenai materi pada pertemuan sebelumnya dan membagi mahasiswa
dalam pair group.
5. Dosen meminta satu orang dari setiap group untuk maju dan dosen memberikan
masing-masing mahasiswa tersebut sebuah gambar tentang family tree (silsilah
keluarga) lalu meminta mereka memahami maksud dari gambar tersebut.
Mahasiswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai kata-kata sulit
berkenaan dengan topik yang sedang dibahas.
6. Pada tahap selama kegiatan (while-activity), dosen meminta perwakilan group
untuk menyampaikan isi gambar kepada rekan masing-masing, dan mereka
diperintahkan untuk bertanya jawab mengenai silsilah keluarga masing-masing.
7. Mahasiswa saling bertukar informasi mengenai silsilah keluarga masing-masing.
8. Berikutnya pada tahap pasca kegiatan (post-activity), dosen dan mahasiswa
menyimpulkan pembelajaran pada materi pertemuan tersebut dan mahasiswa
merespon stimulus yang telah diberikan selama pembelajaran.
9. Kegiatan diakhiri dengan pemberian tes, dengan meminta mahasiswa menceritaka
silsilah keluarga masing-masing.
3. Tahap Observasi
Tahap observasi ini dilakukan bersamaan dengan tahap tindakan. Peneliti sebagai
observer pertama melakukan observasi dan evaluasi aktifitas mahasiswa selama
pembelajaran melalui lembar observasi mahasiswa. Pengamatan atau observasi
dilakukan dalam rangka pengumpulan data kualitatif diambil dari hasil pembelajaran
berupa produk berbicara siswa yang diperoleh pada akhir setiap siklus. Pada saat
penelitian berlangsung. Kolaborator sebagai observer kedua melaksanakan observasi
dan evaluasi dengan menggunakan lembar observasi dosen.
4. Tahap Refleksi
Refleksi adalah mengingat atau merenungkan kembali suatu tindakan. Pada tahap ini
digunakan untuk mengkaji ulang kegiatan pembelajaran yang baru berlangsung
berdasarkan hasil pengamatan. Pada tahap refleksi, peneliti dan kolaborator bersama-
sama mengumpulkan data dan informasi berupa temuan tingkat efektifitas
pembelajaran mahasiswa terhadap proses pembelajaran, serta hambatan yang dialami
selama proses pembelajaran pada siklus I.
Siklus 2
1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus kedua meliputi:
1. Identifikasi masalah dan perumusan masalah bedasarkan refleksi siklus I.
2. Menyusun Satuan Acara Perkuliahan (SAP)
3. Mempersiapkan instrument penelitian untuk dosen dan mahasiswa serta tes siklus II.
4. Mempersiapkan sumber belajar yang berupa worksheet pendukung information gap
tasks yang akan digunakan dalam bentuk lembar-lembar bergambar dan perangkat
multimedia berupa komputer, slide, dan LCD.
2. Tahap Tindakan
1. Dosen member apersepsi dan motivasi untuk mengarahkan mahasiswa memasuki
topik bahasan.
2. Dosen menjelskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3. Dosen menjelaskan materi pembelajaran Speaking 3 serta instruksi yang jelas tentang
langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dibagi menjadi tiga tahapan yaitu pra
aktifitas (pre-activity), selam kegiatan (while-activity), dan pasca kegiatan (post-
activity).
4. Pada tahap pra aktifitas (pre-activity), dosen memberi motivasi dengan kegiatan tanya
jawab mengenai kegiatan yang mereka lakukan pada hari itu.
5. Pada tahap selama kegiatan (while-activity), dosen membagi mahasiswa dalam group
berjumlah 5 orang. Lalu dosen meminta seorang perwakilan dari tiap group untuk
maju. Kemudian dosen memberikan setiap perwakilan selembar kertas bergambar
aktifitas sehari-hari yang dilakukan oleh orang-orang. Setelah mahasiswa dinilai
cukup memahami isi dari kertas bergambar tersebut, mereka kembali ke group
masing-masing.
6. Berikutnya dosen meminta mahasiswa berdiskusi dalam kelompok masing-masing
tentang topik aktifitas sehari-hari. Selanjutnya mereka saling bertukar informasi
mengenai aktifitas yang mereka lakukan sehari-hari dan dosen tetap membantu
apabila mahasiswa kesulitan dalam mencari kata yang benar untuk dihasilkan dan
diucapkan.
7. Pada tahap pasca kegiatan (post activity), dosen dan mahasiswa menyimpulkan
pembelajaran pada materi pertemuan tersebut dan mahasiswa merespon stimulus yang
diberikan selama pembelajaran.
8. Selanjutnya mahasiswa diberikan evaluasi berupa tes lisan untuk menceritakan
kegiatan sehari-hari mereka dalam bentuk lisan.
3. Observasi
Tahap observasi ini dilakukan bersamaan dengan tahap tindakan. Peneliti sebagai
observer pertama melakukan observasi dan evaluasi aktifitas mahasiswa selama
pembelajaran melalui lembar observasi mahasiswa. Pengamatan atau observasi
dilakukan dalam rangka pengumpulan data kualitatif diambil dari hasil pembelajaran
berupa produk berbicara siswa yang diperoleh pada akhir setiap siklus. Pada saat
penelitian berlangsung. Kolaborator sebagai observer kedua melaksanakan observasi
dan evaluasi dengan menggunakan lembar observasi dosen.
4. Refleksi
Refleksi adalah mengingat atau merenungkan kembali suatu tindakan. Pada tahap ini
digunakan untuk mengkaji ulang kegiatan pembelajaran yang baru berlangsung
berdasarkan hasil pengamatan. Pada refleksi, peneliti dan kolaborator bersama-sama
menganalisis hasil pengamatan untuk menentukan sudah sejauh mana teknik yang
digunakan dalam proses pembelajaran telah berhasil memecahkan masalah di dalam
kelas.
Siklus 3
1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus ketiga meliputi:
1. Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan refleksi siklus II
2. Menyusun Satuan Acara Perkuliahan (SAP)
3. Mempersiapkan instrument penelitian untuk dosen dan mahasiswa serta tes siklus III.
4. Mempersiapkan sumber belajar yang berupa worksheet pendukung information gap
tasks yang akan digunakan dalam bentuk lembar-lembar bergambar dan perangkat
multimedia berupa komputer, slide, dan LCD.
2. Tahap Tindakan
1. Dosen memberi apersepsi dan motivasi untuk mengarahkan mahasiswa memasuki topik
bahasan.
2. Dosen menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3. Dosen menjelaskan materi pembelajaran Speaking 3 serta instruksi yang jelas tentang
langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dibagi menjadi tiga tahapan yaitu pra
aktifitas (pre-activity), selam kegiatan (while-activity), dan pasca kegiatan (post-
activity).
4. Pada tahap pra aktifitas (pre-activity), dosen memberi motivasi dengan kegiatan tanya
jawab mengenai kegiatan yang mereka lakukan pada hari itu.
5. Pada tahap selama kegiatan (while-activity), dosen kembali membagi mahasiswa dalam
group berjumlah 2 orang. Lalu dosen meminta seorang perwakilan dari tiap group
untuk maju. Kemudian dosen memberikan setiap perwakilan selembar kertas
bergambar produk dan aktifitas jual beli pada sebuah toko. Setelah mahasiswa dinilai
cukup memahami isi dari kertas bergambar tersebut, mereka kembali ke group masing-
masing.
6. Berikutnya dosen meminta mahasiswa untuk bermain peran sebagai penjual dan
pembeli. Selanjutnya mereka membuat percakapan singkat seolah bertransaksi sebuah
produkk dan dosen tetap membantu apabila mahasiswa kesulitan dalam mencari kata
yang benar utnuk dihasilkan dan diucapkan.
7. Pada tahap pasca kegiatan (post activity), dosen dan mahasiswa menyimpulkan
pembelajaran pada materi pertemuan tersebut dan mahasiswa merespon stimulus yang
diberikan selama pembelajaran.
8. Selanjutnya mahasiswa diberikan evaluasi berupa tes lisan untuk menceritakan kegiatan
sehari-hari mereka dalam bentuk lisan.
3. Observasi
Tahap observasi ini dilakukan bersamaan dengan tahap tindakan. Peneliti sebagai
observer pertama melakukan observasi dan evaluasi aktifitas mahasiswa selama
pembelajaran melalui lembar observasi mahasiswa. Pengamatan atau observasi
dilakukan dalam rangka pengumpulan data kualitatif diambil dari hasil pembelajaran
berupa produk berbicara siswa yang diperoleh pada akhir setiap siklus. Pada saat
penelitian berlangsung, kolaborator sebagai observer kedua melaksanakan observasi
dan evaluasi dengan menggunakan lembar observasi dosen.
4. Refleksi
Refleksi adalah mengingat atau merenungkan kembali suatu tindakan. Pada tahap ini
digunakan untuk mengkaji ulang kegiatan pembelajaran yang baru berlangsung
berdasarkan hasil pengamatan. Pada sikus III ini dilakukan analisis kembali untuk
mendapatkan kesimpulan apakah tujuan penelitian sudah tercapai atau tidak.
Garis besar dalam langkah-langkah penelitian adalah:
Gambar 3.1 Daur Kegiatan PTK Suharsimi Arikunto (2006:98)
3.6 Definisi Konseptual dan Operasional
3.6.1 Definisi Konseptual
Definisi konseptual adalah pemaknaan dari konsep yang digunakan, sehingga memudahkan
peneliti untuk mengoperasikan konsep tersebut di lapangan. Berdasarkan definisi tersebut
maka definisi konsep penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. a) Perencanaan Pembelajaran. Komponen-komponen penting yang ada dalam rencana
pembelajaran meliputi menentukan bahan pembelajaran dan merumuskan tujuan,
mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media dan sumber belajar,
merencanakan skenario pembelajaran, pengelolaan kelas, menyiapkan alat penilaian, dan
tampilan SAP.
b) Satuan Acara Perkuliahan adalah perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai
proses penyusunan materi pembelajaran, penggunaan meia, pendekatan dan metode
Siklus I Siklus
III
Siklus II
Rencana I
Refleksi I
Observasi I
Tindakan III Observasi II
Perbaikan
perencanaan I
Observasi III Tindakan
II
Refleksi
II
Perbaikan
Perencanaan II
Orientasi Lapangan dan
Kajian teori
Tindakan
I
Refleksi III
pembelajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada
masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, Uno (2008:2).
2. a) Proses pelaksanaan pembelajaran adalah proses komunikasi, dan proses komunikasi
adalah proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu
kepada penerima pesan, pesan-pesan tersebut berupa isi ajaran yang ada di kurikulum
dituangkan oleh guru atau sumber lain ke dalam simbol-simbol komunikasi visual
maupun verbal, Sadiman (1993:6)
b) Keaktifan mahasiswa dalam belajar adalah pengalaman belajar yang melibatkan
proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan dosen,
serta lingkungan dan sumber belajar, Supinah (2008:9).
c) Teknik Information Gap Tasks merupakan gabungan dari teknik yang mana (which
face)?, pura-pura lupa (loss of memory), dan membagi informasi (shared information).
Kegiatan ini adalah salah satu bentuk dari banyak kegiatan komunikatif (Mazrojikin,
2010;16). Nation (1996: 8) menyebutnya sebagai split information activities. Kegiatan
pembelajaran ini melibatkan minimal satu siswa yang mempunyai informasi dan yang
siswa lainnya tidak mempunyainya tetapi memerlukannya. Untuk mendapatkan
informasi tersebut siswa yang tidak mempunyainya harus melakukan komunikasi dalam
bentuk tertentu. Keterampilan yang dapat dikembangkan dengan kegiatan ini adalah
keterampilan berbicara.
3. Evaluasi pembelajaran
Tes merupakan suatu bentuk alat evaluasi untuk mengukur seberapa jauh tujuan
pengajaran telah tercapai, jadi berarti evaluasi terhadap hasil belajar. Tes yang baik harus
memenuhi beberapa persyaratan tertentu ; 1) harus efisien (parsimony) 2) harus baku
(standardize) 3) mempunyai norma 4) objektif 5) sahih (valid) 6) andal
(reliable),” Arikunto (2006).
4. a) Peningkatan adalah proses, perbuatan, atau cara meningkatkan kemampuan bidang
ilmu khususnya penguasaan keterampilan berbicara Bahasa Inggris.
b) Prestasi belajar merupakan suatu kemampuan internal peserta didik yang telah
menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan mereka melakukkan sesuatu atau
memberikan prestasi tertentu (performance).
3.6.2 Definisi Operasional
Definisi operasional penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Satuan Acara Perkuliahan (SAP) adalah perencanaan yang disusun oleh dosen
pengampu mata kuliah sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran terdiri dari
komponen-komponennya sebagai berikut : 1) standar kompetensi, 2) kompetensi dasar,
3) indikator, 4) tujuan pembelajaran, 5) materi pembelajaran, 6) metode dan media, 7)
sumber pembelajaran, 8) komponen evaluasi. Hasilnya dimasukkan dalam kategori
sangat baik, baik, cukup, kurang atau sangat kurang.
2. Proses pelaksanaan pembelajaran adalah aktivitas mahasiswa dan dosen dengan sumber
belajar dan media belajar dalam lingkungan belajar. Penelitian ini fokus pada aktivitas
mahasiswa yang terdiri dari: keaktifan, perhatian, kerjasama, tanggung jawab. Sumber
belajar yang digunakan adalah teknik information gap tasks yang didalamnya terdiri dari
beberapa aktifitas role play, interview dan game.
3. Sistem evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data aktivitas belajar siswa melalui
kegiatan pengamatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan pengumpulan data
prestasi belajar melalui tes dalam bentuk soal sbujektif yakni tes keterampilan berbicara
yang diberikan setiap akhir siklus tindakan. Analisis dilakukan untuk memdapatkan
validitas dan reliabilitas soal.
4. Peningkatan prestasi keterampilan berbicara merupakan data kuantitatif hasil belajar
mahasiswa setelah mengikuti pembelajaran beurpa nilai. Dan peningkatan ini dilihat
setelah proses pembelajaran melalui tes penguasaan. Prestasi kemampuan berbicara
diperoleh menggunakan tes oral. Aspek-aspek yang dinilai adalah artikulasi, penempatan
tekanan, intonasi, pilihan kata, penguasaan topik, kelancaran.
3.7 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari;
1. Satuan Acara Perkuliahan (SAP)
SAP sebagai seperangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman dosen
dalam melaksanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran dan disusun
tiap pertemuan pada perguruan tinggi.
2. a) Lembar Observasi Kegiatan Mahasiswa
Lembar observasi ini digunakan untuk pengamatan pada aktifitas mahasiswa selama
proses pembelajaran.
b) Lembar Observasi Dosen
Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan aktifitas
dosen selama proses pembelajaran.
3. Sistem evaluasi
Tes yang diberikan kepada mahasiswa pada tiap akhir siklus tindakan untuk
mengetahui adanya peningkatan hasil belajar mahasiswa.
4. Tes
Tes diberikan tiap akhir siklus tindakan untuk mengetahui tingkat ketercapaian
indikator keberhasilan tindakan pada tiap siklus.
3.8 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Kisi-kisi ini digunakan utnuk pedoman bagi penelitia dan kolaborator dalam melakukan
pencatatan kegiatan pembelajaran.
1. Satuan Acara Perkuliahan (SAP)
Kisi-kisi SAP berfungsi untuk menilai efektifitas perangkat pembelajaran, dapat dilihat
pada table 3.1.
Tabel 3.1 Instrumen Satuan Acara Perkuliahan
No INDIKATOR
1. Tujuan pembelajaran
a Standar Kompetensi
b Kompetensi Dasar
c Indikator
d Tujuan Pembelajaran sesuai dengan kurikulum
2. Bahan dan Materi Pembelajaran
a Bahan Belajar mengacu/sesuai dengan tujuan
b Bahan belajar disusun dengan sistematis
c Menggunakan bahan belajar sesuai dengan kurikulum
d Memberi pengayaan
3 Teknik Pembelajaran
a Pemilihan teknik sesuai dengan tujuan
b Pemilihan teknik sesuai dengan materi
c Pemilihan teknik sesuai dengan kondisi kelas
d Penentuan langkah-langkah proses pembelajaran sistematis
e Penataan alokasi waktu pembelajaran
f Penerapan teknik disesuaikan dengan kemampuan mahasiswa
g Penerapan teknik disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa
h Penerapan teknik disesuaikan dengan jenis evaluasi
i Memberi pengayaan
4 Media disesuaikan dengan tujuan
a Media disesuaikan dengan materi
b Media disesuaikan dengan kondisi kelas
c Media disesuaikan dengan kemampuan dosen
d Media disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa
5 Evaluasi
a Evaluasi mengacu pada tujuan
b Mencantumkan bentuk evaluasi
c Mencantumkan jenis evaluasi
d Disesuaikan dengan alokasi waktu
2. Observasi Mahasiswa dan Dosen
a) Kisi-kisi observasi aktifitas mahasiswa, sebagai berikut :
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Observasi aktivitas mahasiswa
No. Indikator Banyak Butir
1
2
3
4
Keaktifan
Perhatian
Kerjasama
Tanggung Jawab
1
1
1
1
b) Kisi-kisi observasi kegiatan dosen, sebagai berikut :
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Observasi aktivitas dosen
No Komponen yang diamati
A Pre-activity
1 .Menyiapkan ruang, alat bantu belajar, dan sumber belajar.
2 .Membuka pembelajaran dengan memberi salam
3 .Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
4 .Memberi apersepsi dan motivasi
B While-activity
1. memperkenalkan teknik IGT dan membagi mahasiswa dalam
group-group
2. meminta perwakilan setiap group untuk maju dan memberikan
gambar yang berisi topik/materi pembelajaran 3. Membantu dan melatih mahasiswa untuk menceritakan isi gambar yang
telah dilihatnya
4. memantau kegiatan diskusi kelompok mahasiswa dan memberi bantuan
5. membahas materi pembelajaran
6. memberi kesempatan bertanya kepada mahasiswa apabila ada hal yang
kurang jelas
7. meminta mahasiswa menceritakan kembali materi sesuai dengan topik ,
untuk melatih peningkatan keterampilan berbicara
C Post-activity 1. Memberi kesimpulan
2. Menutup pertemuan dan memberi salam
3. Tes
Kisi-kisi soal untuk instrument tes keterampilan berbicara 1 pada siklus I, sebagai berikut:
Tabel 3.4 Instrumen Kompetensi Dasar soal tes keterampilan berbicara 1
Nomor
KD Rumusan Kompetensi Dasar (KD)
1. Mahasiswa mampu memberi berita yang menarik perhatian
2. Mahasiswa mampu memberi komentar terhadap informasi yg
diterima
3. Mahasiswa mampu meminta informasi dan pendapat
4. Mahasiswa mampu meminta dan memberi komentar dalam
konteks wawancara
5. Mahasiswa mampu memberi respon percakapan
6. Mahasiswa mampu meminta perulangan
7. Memenuhi aspek keterampilan berbicara antara lain; artikulasi,
penempatan tekanan, intonasi, pilihan kata, penguasaan topik,
dan kelancaran
Kisi-kisi soal untuk instrument tes keterampilan berbicara 2 pada siklus II, sebagai berikut:
Tabel 3.5 Instrumen Kompetensi Dasar soal tes keterampilan berbicara 2
Nomor
KD Rumusan Kompetensi Dasar (KD)
1. Mahasiswa mampu memberi berita yang menarik perhatian
2. Mahasiswa mampu memberi komentar terhadap informasi yg
diterima
3. Mahasiswa mampu meminta informasi dan pendapat
4. Mahasiswa mampu meminta dan memberi komentar dalam
konteks wawancara
5. Mahasiswa mampu memberi respon percakapan
6. Mahasiswa mampu meminta perulangan
7. Memenuhi aspek keterampilan berbicara antara lain; artikulasi,
penempatan tekanan, intonasi, pilihan kata, penguasaan topik,
dan kelancaran
Kisi-kisi soal untuk instrument tes keterampilan berbicara 3 pada siklus III, sebagai berikut:
Tabel 3.6 Instrumen Kompetensi Dasar soal tes keterampilan berbicara 3
Nomor
KD Rumusan Kompetensi Dasar (KD)
1. Mahasiswa mampu memberi berita yang menarik perhatian
2. Mahasiswa mampu memberi komentar terhadap informasi yg
diterima
3. Mahasiswa mampu meminta informasi dan pendapat
4. Mahasiswa mampu meminta dan memberi komentar dalam
konteks wawancara
5. Mahasiswa mampu memberi respon percakapan
6. Mahasiswa mampu meminta perulangan
7. Memenuhi aspek keterampilan berbicara antara lain; artikulasi,
penempatan tekanan, intonasi, pilihan kata, penguasaan topik,
dan kelancaran
3.9 Teknik Pengumpulan Data
Pada bagian ini akan disampaikan tentang teknik pengumpulan data. Adapun pengumpulan
data dilakukan dengan tes dan non tes.
3.9.1 Teknik Tes
Teknik tes akan dilakukan dengan dua aspek, yang pertama tes keterampilan berbahasa
sebelum dan tes keterampilan berbahasa diberikan sesudah tindakan kelas. Sebelum tindakan
kelas pre test dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan Speaking 3 mahasiswa.
Tes tersebut akan dilakukan dalam satu kali pertemuan. Selanjutnya tes setiap kali siklus akan
diberikan kembali. Tes yang diberikan yaitu speaking untuk mengetahui peningkatan
kemampuan Bahasa Inggris mahasiswa. Keterampilan berbahasa dalam Speaking 3 dipakai
untuk melihat keberhasilan dan perkembangan dalam berbicara Bahasa Inggris. Berbicara
dalam Bahasa Inggris adalah aspek keberhasilan yang sangat penting.
3.9.2 Teknik Non Tes
Teknik non tes yaitu pertama observasi kelas. Tujuan utamanya adalah untuk memperoleh
data yang sebenarnya serta pendekatan langsung dengan tujuan menyampaikan dan menerima
pertanyaan atau pendapat dengan jelas. Non tes yang lakukan adalah sebagai berikut:
a. Observasi Kelas
Observasi kelas dilakukan untuk memperoleh data yang sebenarnya mencakup aspek-aspek,
gejala-gejala dan perilaku dosen peneliti serta mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran.
Dosen sebagai peneliti sekaligus dosen Bahasa Inggris ABA di kelas D3-BI1. Dalam
observasi ini peneliti sebagai subyek dimana peneliti yang harus mempersiapkan instrument
yang di perlukan dan obyek penelitian ini adalah mahasiswa ABA DCC Bandar Lampung
kelas D3 jurusan Bahasa Inggris 1 (BI1). Peneliti akan dibantu oleh pengamat pendukung.
Pengamat tersebut merupakan dosen Bahasa Inggris (Desi Meliasari) di kampus tersebut.
b. Dokumentasi
Dokumentasi yang digunkan berupa foto-foto pembelajaran, media gambar, slide langkah-
langkah pembelajaran, dan video pendek proses pembelajaran keterampilan berbicara
melalui teknik Information Gap Tasks.
3.10 Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode/teknik dalam kegiatan pembelajaran, perlu
dilakukan analisis data. Pada penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis deskriptif yaitu
suatu metode analisis yang bersifat mendeskripsikan fakta sesuai dengan data yang diperoleh
dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar mahasiswa dan mengetahui peingkatan
keterampilan mahasiswa selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun analisis data
menggunakan statistik sederhana berikut ini :
1. Analisis SAP
SAP diukur melalui APKG dimana tiap komponen dinilai dengan skala 1-5 dengan rumusan
sebagai berikut:
Keterangan:
NA = Nilai akhir
A = Tujuan Pembelajaran
B = Bahan dan materi pembelajaran
C = Strategi/metode pembelajaran
D = Teknik Pembelajaran
E = Evaluasi
2. Analisis keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran
Analisis keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran menggunakan tolak ukur dengan standar
penilaian. Dalam pembelajaran Speaking, untuk menentukan prosentase jumlah mahasiswa
yang aktif pada tiap pertemuan dengan rumus sebagai berikut :
NA = A + B + C + D
+ E
5
Persentase siswa yang aktif = jumlah siswa yang aktif x
100 %
Jumlah total siswa
Persentase siswa yang aktif = jumlah siswa yang pasif x
100 %
Jumlah total siswa
Mahasiswa yang dinyatakan aktif dalam pembelajaran jika memenuhi tiga hingga empat
aktifitas variabel sebagai berikut :
Table 3.7 Tabel keaktifan mahasiswa
No. Indikator 1 2 3 4
1 Keaktifan
2 Perhatian
3 Kerjasama
4 Tanggung Jawab
Keterangan Penilaian
4 (Amat Baik) : Jika semua indikator dilaksanakan.
3 (Baik) : Jika hanya tiga indikator dilaksanakan.
2 (Cukup) : Jika hanya dua indikator dilaksanakan.
1 (Kurang) : Jika hanya satu indikator dilaksanakan
3. Analisis ketuntasan belajar
Mahasiswa yang dinyatakan tuntas dalam belajar bila memenuhi standar ketuntasan diatas 70.
Data nilai hasil belajar diperoleh dari tes penguasaan yang dilaksanakan setiap akhir
pembelajaran tiap siklus tindakan pada pertemuan kedua. Untuk menghitung persentase
ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
Kriteria tingkat keberhasilan dapat dilihat pada tabel dibawah ini;
Tabel 3.8 Kriteria tingkat keberhasilan belajar mahasiswa dalam %
Tingkat Keberhasilan
Arti
>80% Sangat tinggi
Tinggi
∑ mahasiswa yang tuntas
P = ----------------------------------------------------- X
100 %
∑ mahasiswa
70-80%
60-70%
50-59%
<50%
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
(sumber : BAAK ABA DCC Bandar Lampung 2012)
Tabel 3.9 Bobot Nilai
Nilai
Bobot Nilai
A
B
C
D
E
81-100
71-80
61-70
51-60
0-50
(Sumber: BAAK ABA DCC Bandar Lampung 2012)