Download - Jenis Reaksi Kimia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Reaksi kimia merupakan kunci utama ilmu kimia. Dengan mereaksikan
suatu zat,berarti kita merubah zat lain baik sifat maupun wujudnya. Reaksi
kimia adalah suatu proses perubahan kimia yang terjadi pada suatu materi
yang menghasilkan zat baru. Persamaan reaksi menjelaskan secara kualitatif
peristiwa yang terjadi jika dua pereaksi atau lebih bergabung dengan secara
kuantitatif menyatakan jumlah zat yang bereaksi,serta jumlah produk
pereaksi. Persamaan kimia menggunakan kimia untuk menunjukkan apa yang
terjadi saat reaksi kimia berlangsung.
Reaksi-reaksi kimia dapat diamati dari perubahan yang terjadi.
Diantaranya perubahan warna,perubahan wujud dan yang paling utama
adalah perubahan zat yang disertai perubahan energi dalam bentuk kalor.
Hampir sebagian besar reaksi kimia dilakukan dalam larutan. ada 3 macam
reaksi yang berlangsung dalam larutan,yaitu reaksi pengendapan,reaksi
netralisi,dan reaksi pembentukan gas.
Dalam bidang farmasi,reaksi kimia merupakan konsep dasar yang paling
penting. Prinsip kerja reaksi kimia banyak digunakan dalam mencampur
senyawa-senyawa yang hendak dijadikan sebagai obat. Sehingga dapat
diketahui reaksi apa saja yang terjadiapabila kita mencampur senyawa yang
satu dan lainnya dan menjadi dasar untuk berbagai praktikan.
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud percobaan
Mengetahui dan memahami jenis-jenis dan terjadinya reaksi kimia
2. Tujuan percobaan
a. Untuk menunjukkan berbagai jenis reaksi kimia.
b. Untuk dapat mengamati terjadi atau tidaknya reaksi kimia.
c. Untuk menggunakan persamaan kimia dalam menggambarkan reaksi
kimia.
C. Prinsip percobaan
Penentuan reaksi kombinasi pada sampel (aluminium foil) yang diamati
perubahan warna pada aluminium foil pada saat pembakaran.
Penentuan reaksi dekomposisi pada sampel (KBr dan KBrO3) yang
dipanaskan dengan indikator korek api serta (NH4)2SO4 yang dipanaskan
dengan indikator kertas lakmus.
Penentuan reaksi subtitusi pada sampel (Fe + NaOH, Fe + H2SO4, Fe +
HCl, Al + NaOH, Al + H2SO4, Al + HCl) yang dihomogenkan dalam tabung
reaksi.
Penentuan reaksi metatesis pada sampel (HCl + NaOH, FeCl3 + NaOH,
KBr + AgNO3, KBrO3 +AgNO3, CaCl2 + H2SO4, HCl + AgNO3, dan AgNO3
+ NaCl) yang dihomogenkan dalam tabung reaksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori umum
Reaksi kimia adalah suatu perubahan dari satu senyawa atau molekul
menjadi senyawa lain. Reaksi yang terjadi pada senyawa anorganik. Biasanya
merupakan reaksi antara ion , sedangkan reaksi yang terjadi pada senyawa
organik biasanya dalm bentuk molekul.
Struktur organik ditandai dengan adanya ikatan kovalen antara atom-
atom molekulnya. Oleh karena itu, reaksi kimia pada senyawa organik
dengan adanya pemutusan ikatan kovalen dan pembentukan ikatan kovalen
yang baru.
Proses pemutusan ikatan kovalen dan pembentukan ikatan kovalen yang
baru membutuhkan waktu yang sangat tergantung pada kondisi saat
berlangsungnya suatu reaksi. Proses ini mungkin terjadi secara berpisah,
seperti pada reaksi yang berlangsung secara bertahap dimana pemutusan
ikatan mungkin mendahului pembentukan ikatan baru atau dapat berlangsung
secara serentak. (Riswujanto,1996 : 83)
Dengan mengetahui beberapa sifat-sifet jenis reaksi, kita dapat
menerangkan reaksi-reaksi kimia lebih mudah dan mungkin reaksi itu terjadi
lebih mudah dipahami. Satu skema klasifikasi yang menerangkan semua
reaksi kimia.
1. Pembakaran
Pembakaran adalah suatu reaksi dimanasuatu unsur atau senyawa
bergabung denga oksigen dengan membentuk senyawa yang
mengandung oksigen sederhana, misalnya CO2, H2O, dan SO2. Reaksi
propana dengan oksigen merupakan eaksi pembakaran.
2. Penggabungan
Penggabungan adalah suatu reaksi dimana sebuah zat yang lebih
kompleks terbentuk dari dua/lebih zat yang lebih sederhana (baik unsur
maupun senyawa). Reaksi merupakan sintesis dari unsur-unsurnya,
metanol dari CO dan H2.
3. Penguraian
Penguraian adalah suatu reaksi kimia dimana suatu zat dipecah
menjadi zat yang leih sederhana.
4. Penggantian
Penggantian adalah suatu reaksi dimana sebuah unsur memindahkan
unsur lain daam suatu senyawa.
5. Metatesis
Metatesis adalah suatu reaksi kimia dimana terjadi pertukaran antara
2 reaksi. Dalam reaksi NO3- dan C- ditukar tempatnya sehingga NO3-
bergabung dengan Na+ dan Cl- bergabung dengan Ag+ membentuk AgCl
yang tidak larut. (Petrucci, 1989 : 96)
Kriteria yang pasti untuk mengenali suatu perubahan kimia didasarkan
pada pemahaman mendalam dan informasi yang diperoleh dalam
perkembangan ilmu kimia deksriptif. Tiga macam perubahan selalu menyertai
reaksi kimia. Ketika reaksi kimia berlangsung, pereaksi berubah menjadi hasil
reaaksi yang mempunyai ( I ) sulfat, ( 2 ) susunan dan ( 3 ) energi dalam yang
berlainan. (Putjaatmaka, 2001 : 88)
Reaksi kimia menunjukkan kesetimbangan dinamis, di mana terdapat
reaktan dan produk tetapi keduanya tidak lagi mempunyai kecenderungan
unutk berubah. Kadang-kadang konsentrasi produk jauh lebih besar daripada
konentrasi reaktan yangbelum bereaksi dalam campuran kesetimbangan
sehingga untuk tujuan praktisnya reaksi dikatakan “sempurna”. (Afkins, 2003
: 226)
Secara umum kita dapat menyetarakan persamaan kimia molekul
beberapa tahap sebagai berikut (Raymond Chang, 2004 : 71) :
a. Identifikasi semua reaktan dan produk, kemudian tulis rumus molekul
yang benar, masing-masing dari sisi kiri dan kanan dari persamaan.
b. Setarakan persamaan tersebut dengan mencoba berbagai koefisien yang
berbeda jumlah atom dari tiap unsur pada kedua sisi persamaan agar kita
dapat mengubah koefisien tetapi subksripnya tidak boleh diubah.
Permukaan subksrip ( angka dalam rumus molekul ) akan mengubah
identitas dari senyawa misalnya 2NO2 berarti dua molekul nitrogan
dioksida. Tetapi nilai kita lipatduakan subksripnya. Kita memperoleh
N2O4 yaitu dinitrogen tetra oksida, senyawa yang jauh berbeda.
Persamaan reaksi adalah persamaan yang menyatakan perubahan materi
dalam suatu reaksi kimia. Contohnya C + O2 CO2. Zat-zat yang ada
disebelah kiri tanda panah adalah hasil reaksi ( produk ). Apabila persamaan
reaksinya belum setara antar jumlah disebelah kiri dan kanan tanda panah
belum sama. Maka persamaan reaksi harus disetarakan dengan menambahkan
angka koefisien didepan rumus kimia zat-zat. (Jamal, 2003 : 24)
Studi tentang reaksi kimia dan mekanisme reaksi dipelajari dalm kinetika
kimia. Pengetauan tentang kinetika kimia sangat penting untuk penerapan
kimia dalam skala industri. Rancangan industri kimia seringkali didasarkan
pada kecepatan reaksi dan perubahan kecepatan reaksi akibat perubahan suhu,
tekanan dan konsentrasi. Rumus kimia ada yang berjalan sangat cepat, tetapi
ada yang sangat lambat. Peluruhan radioaktif misalnya ada yang berjalan
sangat cepat (dalam orde detik) namun ada yang berjalan sangat lambat
(dalam orde tahun). (Laboratorium Kimia FMIPA UNM, 2010 : 28)
B. Uraian Bahan
1. Air suling (Dirjen POM, 1979 : 96)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling
Rumus molekul : H2O
Berat molekul : 18,02 gr/mol
Pemerian : cairan jernih,tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : sebagai zat pelarut
2. NaOH (Dirjen POM, 1979 : 412)
Nama resmi : NATRII HYDROXYDUM
Nama lain : natrium hidroksida
Rumus molekul : NaOH
Berat molekul : 40, 60 gr/mol
Pemerian : bentuk batang, butiran, massa hblur atau keping,
kering keras, rapuh dan menunjukkan susunan
hablur : putih,mudah meleleh basah, sangat
alkalif dan korolif, segera menyerap karbon
dioksida.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air,etanol (95%)P
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : reaktan dalam proses metatesis
3. Asam klorida ( Dirjen POM, 1979 : 649 )
Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama lain : asam klorida
Rumus molekul : HCl
Berat molekul : 36,46
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, berasap, bau
merangsang, jika diencerkan denagn dua bagian
air, asap dan bau hilang
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : reaktan dalam proses subtitusi
4. Kalium iodida (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : KALII IODIDUM
Nama lain : kalium iodida
Rumus molekul : KI
Berat molekul : 166,0 gr/mol
Pemerian : hablur, heksa hidral, transparan atau tidak
berwarna, opak dan putih, atau serbuk putih,
higroskopik
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : sebagai pembanding dalam reaksi dekomposisi
KIO3
5. Besi (III) Nitrat (Dirjen POM, 1979 : 763)
Nama resmi : FERROSI NITRAT
Nama lain : Besi ( III ) Nitrat
Rumus molekul : Fe(NO3)2
Berat molekul : 404,0 gr/mol
Pemerian : serbuk putih
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : reaktan dalam proses metatesis
6. Natrium karbonat (Dirjen POM, 1979 : 400)
Nama resmi : NATRII CARBONAS
Nama lain : natrium karbonat
Rumus molekul : Na2CO3
Berat molekul : 124,00 gr/mol
Pemerian : hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : reaktan dalam proses metatesis
7. Perak nitrat (Dirjen POM, 1979 : 97)
Nama resmi : ARGENTI NITRAS
Nama lain : perak nitrat
Rumus molekul : AgNO3
Berat molekul : 169, 87 gr/mol
Pemerian : hablur transparan atau serbuk hablur berwarna
putih, tidak berbau, menjadi gelap jika kena
cahaya
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, dalam etanol
(95%)P
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : pereaksi
8. Barium klorida (Dirjen POM, 1979 : 656)
Nama resmi : BARII CHLORIDUM
Nama lain : barium klorida
Rumus molekul : BaCl2
Berat molekul : 208,336 gr/mol
Pemerian : hablur tidak berwarna
Kelarutan : larut dalam 5 bagian air
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : pereaksi
9. Asam sulfat (Dirjen POM,1979 : 794)
Nama lain : ACIDUM SULFARIUM
Nama lain : asam sulfat
Rumus molekul : H2SO4
Berat molekul : 98,07 gr/mol
Pemerian : cairan kental seperti minyak, korosif, tidak
berwarna, jika ditambahkan air menimbulkan
panas
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : pereaksi
10. Kalium iodat (Dirjen POM, 1979 : 689)
Nama lain : KALII IODAT
Nama lain : kalium iodat
Rumus molekul : KIO3
Berat molekul : 213,998gr/mol
Pemerian : serbuk hablur putih
Kelarutan : larut dalam air
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : sebagai reaktan
11. Kalium nitrat (Dirjen POM, 1979 : 691)
Nama lain : KALIUM NITRAS
Nama lain : kalium nitrat
Rumus molekul : KNO3
Berat molekul : 101,1032 gr/mol
Pemerian : hablur tidak berwarna atau serbuk habur putih
Kelarutan : larut dalam 3,3 bagian air
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : reaktan dalam metatesis
12. Kalium kromat (Dirjen POM, 1979 : 690)
Nama lain : KALIUM KROMAT
Nama lain : kalium kromat
Rumus molekul : K2CrO4
Berat molekul : 194,1902 gr/mol
Pemerian : massa hablur kuning
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air jernih
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : reaktan dalam metatesis
13. Natrium klorida (Dirjen POM, 1979 : 403)
Nama lain : NATRII CHLORIDUM
Nama lain : natrium klorida
Rumus molekul : NaCl
Berat molekul : 54,44 gr/mol
Pemerian : hablur heksahedral, tidak berwarna atau serbuk
hablur putih, tidak berbau, rasa asin.
Kelarutan : larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air
mendidih, dan dalam lebih 10 bagian gliserol,
sukar larut dalam etanol (95%) P
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : reaktan dalam metatesis
14. Aluminium foil (Dirjen POM,1979 : 639)
Nama lain : ALUMINII
Nama lain : aluminium foil
Rumus molekul : Al
Berat molekul : 26,92 gr/mol
Pemerian : warna keperakan, tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan : tidak larut dalam
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : reaktan
C. Prosedur kerja
1. Reaksi kombinasi
a. Ambil sepotong aluminium foil sekitar 2 0,5 inc. pegang salah satu
ujungnya dengan pinset atau penjepit tabung dan ujung lainnya di
bagian terpanas nyala api bunsen. Amati apa yang terjadi dan catat
hasil pengamatan anda dan selesaikan persamaan reaksi
keseimbangan jika anda melihat bahwa terjadi reaksi. Simpan
aluminium foil pada sebuah kawat kasa untuk mendinginkannya.
b. Ambil sepotong kawat tembaga, pegang disalah satu ujung dengan
sepasang pinset atau penepit dan ujung lainnya di bagian terpanas
dari nyala api bunsen. Amati apa yang terjadi dengan logam. Catat
pengamatan anda dan selesaikan persamaan keseibangan jika anda
melihat bahwa reaksi telah terjadi. Dinginkan kawat pada kawat
kasa.
c. Korek yang bagian abu-abu dari permukaan aluminium yang
diperoleh pada langkah no.1 ka dalam tabung reaksi. Tambahkan 1
ml air dan kocok. Apakah padatan terlarut? Catat pengamatan anda.
d. Korek bagian yang hitam dari permukaan tembaga yang diperoleh
pada langkah no.2 ke tabung reaksi. Tambah 1 ml air dan kocok.
Apakah padatan terlarut? Catat pengamatan anda.
2. Reaksi dekomposisi
a. Dekomposisi amonium karbonat. Masukkan 0,5 g amonium karbonat
ke dalam tabung reaksi kering dan bersih. Panaskan tabung reaksi
pada nyala api bunsen. Letakkan selembar kertas lakmus merah yang
basah pada mulut tabung reaksi. Apa yang terjadi? Apakah ada gas
yang dihasilkan ? apa yang terjadi padawarna kertas lakmus? Gas
amonia bersifat basa dan ternyata kertas lakmus merah basah
berubah menjadi biru. Catat pengamatan anda dan selesaikan
persamaan jika anda melihat bahwa reaksi telah terjadi
b. Dekomposisi kalium iodat
1) Ambil 3 tabung reaksi yang kering dan bersih. Berikan label dan
tambahkan 0,5 g senyawa dibawah ini :
a) KIO3 2) KIO3 3) KI
2) Panaskan tabung reaksi no.1 dengan api terpanas dari bunsen.
Jauhkan penjepit tabung reaksi dibagian ujung atas tabung
tersebut. Sementara tabung 1 dipanaskan, ambil kayu belat yang
manyala, taruh dekat mulut tabung reaksi. Oksigen
menyebabkan pembakaran korek bersinar lebih cerah atau
mungkin mejadi api dengan khadiran oksigen. Catat apa yang
terjadi pada korek dan tuliskan persamaan reaksi.
3) Keluarkan tabung reaksi dari api dan biarkan hingga dingin.
Tambahkan 5 ml air suling untuk masing-masing dari tiga
tabung tes dan aduk secara menyeluruh untuk memastikan
bahwa padatab benar-benar terlarut. Tambahkan 10 tetes larutan
AgNO3 0,1 M untuk setiap tabung uji. Amata apa yang terjadi
pada setiap larutan. Catat warna psipitat dan seimbangkan
persamaan untuk reaksi ini. (KIO3 dan padatan KI dapat
dibedakan oleh hasil uji dengan AgNO3.Agl adalah endapan
kuning,AgIO3 adalah endapan putih). Senyawa apa yang terjadi
dalam tabung 1 setelah dipanaskan?
3. Reaksi subtitusi
a. Dalam rak tabung reaksi, aturlah tabung reaksi berlabel dari 1
samapai 9. Masukkan 1 ml (sekitar 20 tetes) dari laruan dibawah ini
denagn sepotong logam.
1) H2O Ca
2) H2O Fe
3) H2O Cu
4) HCl 3 M Zn
5) HCl 6 M Pb
6) HCl 6 M Cu
7) NaNO3 0,1 M Al
8) CuCl2 0,1 M Al
9) AgNO3 0,1 M Cu
b. Amati campuran selama 20 menit. Perhatikan setiap perubahan
warna, evolusi gas, setiap pembentukan presipitat, atau perubahan
energi ( pegang setiap tabung reaksi dan perhatikan apakah tabung
menjadi lebih hangat atau dingin ) yang terjadi selama reaksi : catat
observasi anda pada tempat yang sesuai pada lembar laporan (9).
Tulis persamaaan reaksi yang trjadi secara lengkap. Untuk kasus-
kasus dimana tidak ada reaksi yang terjadi,tulis “ tidak breaksi “.
c. Buang logam yang tidak bereaksi seperti yang diarahkan oleh
instruktur anda.
4. Reaksi metatesis
a. Setiap percobaan pada bagian membutuhkan pencampuran volume
yang sama dari dua larutan dalam tabung reaksi. Gunakan sekitar 10
tetes setiap larutan. Catat pengamatan anda pada saat pencampuran
(10). Ketika timbul tanda- tanda adanya reaksi, pgang abung reaksi
untuk mengetahui adanya perubahan energi (eksotermik atau
endotermik). Larutan untuk dicampur diuraikan dalam tabel di
bawah ini.
NaCl 0,1 M KNO3 0,1 M
NaCl 0,1 M AgNO3 0,1 M
Na2CO3 0,1 M HCl 3 M
NaOH 3 M HCl 3 M
BaCl2 0,1 M H2SO4 3 M
Pb(NO3)2 0,1 M K2CrO4 0,1 M
Fe(NO3) 0,1 M NaOH 3 M
Cu(NO3)2 0,1 M NaOH 3 M
b. Bila terjadi reaksi tulis persamaan keseimbangan reaksinya, tandai
bila terjadi endapan, gas, atau perubahan warna.
c. Buang larutan sesuai petunjuk instruktur anda
Beberapa endapan yang tidak larut
AgCl Putih
Ag2CrO4 Merah
AgIO3 Putih
Agl Kuning
BaSO4 Putih
Cu(OH)2 Biru
Fe(OH3) Merah
PbCrO4 Kuning
PbI2 Kuning
PbSO4 Putih
BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan
Alat- alat yang digunakan dalam percoaan ini: batang pengaduk
1 buah, botol semprot 1 buah, spiritus 1 buah, gelas ukur 2 buah, kawat
kasa, penjepit tabung 2 buah, pinset 1 buah, pipet tetes 6 buah, rak tabung
reaksi 2 buah, sendok porselin 1 buah, dan tabung reaksi 14 buah, kawat
tembaga, kayu bulat, korek api, aluminium foil.
2. Bahan yang digunakan
Bahan-bahan yang digunakan adalah air suling, AgNO3 0,1 M, BaCl
0,1 M, CaCl 0,1 M, Cu(NO3)2 0,1 M, Fe(NO3)2 0,1 M, HCl 3 M dan 6 M,
H2O, H2SO4 3 M, ICIO3 0,1 M, K2CrO4 0,1 M, kertas lakmus merah,
KNO3 0,1 M, NaCl 0,1 M, NaCO3 0,1 M, Na2CO3 0,1 M, NaOH 3 M,
NaNO3 0,1 M, dan Pb(NO3)2 0,1 M.
B. Cara kerja
1. Reaksi kombinasi
a. Disiapkan alat dan bahan;
b. Diambil aluminium foil (alfol) kemudian dibakar menggunakan
spiritus;
c. Diamati perubahan yang terjadi;
2. Reaksi dekomposisi
a. Dekomposisi kalium bromat dan kalium bromida
1) Disiapkan alat dan bahan;
2) Dimasukkan KBrO3 dan KBr pada tabung reaksi yang berbeda;
3) Dipanaskan diatas spiritus sambil tabung digoyangkan;
4) Dinyalakan korek api diatas mulut tabung;
5) Diamati perubahan nyala api.
b. Dekomposisi amonium kromat
1) Disiapkan alat dan bahan;
2) Dimasukkan (NH4)2CO3 ke dalam tabung reaksi;
3) Dipanaskan diatas spiritus dan ditambahkan kertas lakmus
merah;
4) Diamati perubahan kertas lakmus;
3. Reaksi subtitusi
a. Disiapkan alat dan bahan;
b. Diambil 6 buah tabung reaksi, diisikan 2 tabung untuk H2SO4, 2
tabung untuk NaOH, dan dua tabung untuk HCl;
c. Ditambahkan masing- masing Fe (besi) dan Al (aluminium) pada
setiap tabung reaksi;
d. Didiamkan ± 20 menit;
e. Diamati perubahn yang terjadi.
4. Reaksi metatesis
a. Disiapkan alat dan bahan;
b. Diambil 6 tabung reaksi dan masing-masing tabung
diisi HCl+NaOH, FeCl+NaOH, KBr+AgNO3, CaCl2+H2SO4,
AgNO3+HCl, dan AgNO3+NaCl;
c. Dihomogenkan;
d. Diamati perubahan yang terjadi.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan
1. Reaksi Kombinasi
Perlakuan Hasil Pengamatan
Aluminium Foil dipanaskan
Terjadi perubahan warna menjadi abu-abu dan bentuk agak megkerut
2. Reaksi Dekomposisi KBrO3 dan KBr
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1. KBrO3 dipanaskan, kemudian dinyalakan korek api di atas mulut tabung.
Nyala api membesar
2. KBr dipanaskan, kemudian dinyalakan korek api di atas mulut tabung.
Nyala api tetap
3. Reaksi Dekomposisi (NH4)2CO3
Perlakuan Hasil Pengamatan
(NH4)2CO3 dipanaskan di atas pembakar bunsen lalu dimasukkan kertas lakmus merah ke dalam tabung
Kertas lakmus merah berubah menjadi warna biru (basa)
4. Reaksi Substitusi
No. Perlakuan Hasil Reaksi
1. Fe + H2SO4 Sedikit gelembung
2. Fe + NaOH Tidak terjadi reaksi
3. Fe + HCl Ada gelembung, warna abu-abu
4. Al + H2SO4 Tidak terjadi reaksi, warna jernih
5. Al + NAOH Bereaksi, sedikit gelembung
6. Al+HCl Terapung, tidak terjadi reaksi
5. Reaksi Metatesis
No. Perlakuan Hasil Reaksi
1. HCl+NaOH Panas (eksoterm); bening
2. FeCl+NaOH Panas (eksoterm); orange
3. KBrO3+AgNO3 Kuning kehijauan dan ada endapan
4. CaCl2+ H2SO4 Tidak terjadi reaksi/perubahan
5. AgNO3+HCl Endoterm; bening
6. AgNO3+NaCl Endapan putih dan keruh.
B. Reaksi Kimia
1. Reaksi Kombinasi
2Al + 3O2 Al2(O2)3
2. Reaksi Dekomposisi
a. 2KBrO3 2KBr + 3O2
b. (NH4)2CO3 2NH4 + CO3
3. Reaksi Substitusi
a. Fe + H2SO4 Fe2( SO4)3 + 2H+
b. Fe + 3HCl FeCl3 + 3H+
c. Al + 3H2SO4 Al2 (SO4)3 + 6H+
d. Al + 3HCl Al Cl3 + 3H+
4. Reaksi Metatesis
a. HCl + NaOH NaCl + H2O
b. FeCl3 + 3NaOH 3NaCl + Fe(OH)3
c. KBrO3 + AgNO3 AgBrO3 + KNO3
d. AgNO3 + HCl AgCl + HNO3
e. AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3
5. Reaksi Pada Penuntun
a. H2O + Ca CaOH + H+
b. 3H2O + Fe Fe(OH)3 + 3H+
c. 2H2O + Cu Cu(OH)2 + 2H+
d. 2HCl + Zn ZnCl2 + 2H+
e. 2HCl + Pb PbCl2 + 2H+
f. 2HCl + Cu CuCl2 + 2H+
g. 3NaNO3 + Al Al(NO3)3 + 3Na+
h. 3CuCl2 + 2Al 2AlCl3 + 3Cu2+ (tidak terjadi reaksi)
i. 2AgNO3 + Cu Cu(NO3)2 + 2Ag+
j. NaCl + KNO3 NaNO3 + KCl
k. NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
l. Na2CO3 + 2HCl H2 CO3 + 2NaCl
m. NaOH + HCl NaCl + H2O
n. BaCl2 + H2SO4 BaSO4 + 2HCl
o. Pb(NO3)2 + K2CrO4 2KNO3 + PbCrO4
p. Fe(NO3)2 + 2NaOH Fe(OH)3 + 2NaNO3
q. Cu(NO3)2 + 2NaOH 2NaNO3 + Cu(OH)2
BAB V
PEMBAHASAN
Reaksi kimia adalah suatu reaksi antar senyawa kimia ataupun unsur kimia
yang melibatkan perubahan struktur dari molekul yang umumnya berkaitan
dengan pembentukan dan pemutusan ikatan kimia. Dalam suatu reaksi kimia,
terjadi proses ikatan kimia, di mana atom zat mula-mula (edukte) bereaksi
menghasilkan produk.
Ada empat jenis reaksi kimia yang mendasari semua reaksi, yaitu :
1. Reaksi Kombinasi
Reaksi kombinasi disebut juga reaksi penggabungan, yaitu senyawa-
senyawa yang lebih sederhana bergabung atau berikatan membentuk senyawa
baru yang lebih kompleks.
A + B AB
2. Reaksi Dekomposisi
Reaksi dekomposisi atau reaksi penguraian adalah reeaksi yang
menguraikan senyawa yang kompleks menjadi senyawa yamg lebih
sederhana.
AB A + B
3. Reaksi Substitusi
Reaksi substitusi disebut juga reaksi penggantian tunggal di mana satu
komponen menggantikan komponen lainnya dalam suatu senyawa.
AB + C CB + A
4. Reaksi Metatesis
Reaksi metatesis atau reaksi penggantian ganda merupakan reaksi yang
melibatkan pertukaran bagian pereaksi dan membentuk senyawa baru.
Dalam reaksi kimia melibatkan juga deret volta, yaitu urutan logam-logam
(ditambah hidrogen) berdasarkan kenaikan potensial elektroda standarnya. Urutan
deret volta, yaitu :
Li K Ba Ca Na Mg Al Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb H Sb Bi Cu Hg Ag Pt Au
Pada deret volta, unsur logam dengan potensial elektroda lebih negatif
ditempatkan di bagian kiri, sedangkan dengan potensial elektroda yang positif
diletakkan di bagian kanan, semakin ke kiri kedudukan suatu logam dalam deret
tersebut, maka logam semakin reaktif (semakin mudah melepas elektron) dan
logam logam merupakan reduktor yang semakin kuat (semakin mudah mengalami
oksidasi). Sebaliknya, semakin ke kanan kedudukan suatu logam dalam deret
tersebut, maka logam semakin kurang reaktif (semakin sulit melepas elektron) dan
logam merupakan oksidator yang semakin kuat (semakin mudah mengalami
reduksi).
Dapat diketahui bahwa terjadinya reaksi kimia jika terdapat tanda-tanda
sebagai berikut :
1. Perubahan Warna
Pada reaksi kimia, reaktan diubah menjadi produk. Contohnya pada
fosfat putih secara spontan menangkap api di udara, terbakar dengan nyala
putih dan menghasilkan asap putih campuran Fosfor (III) Oksida dan Fosfor
(V) Oksida.
2. Perubahan Suhu
Pada reaksi kimia, reaktan diubah menjadi produk. Perubahan yang
terjadi disebabkan adanya pemutusan ikatan antar atom pereaksi dan
pembentukan ikatan-ikatan baru yang membentuk produk. Untuk
memutuskan ikatan, diperlukan energi. Untuk pembentukan ikatan yang baru,
dilepaskan sejumlah energi. Jadi, pada reaksi kimia terjadi perubahan energi.
Reaksi yang menghasilkan energi dalam bentuk panas disebut reaksi
eksotermis, dan reaksi yang menyerap energi disebut reaksi endotermis.
3. Pembentukan Endapan
Ketika mereaksikan 2 larutan dalam tabung reaksi, kadang terbentuk
senyawa yang tidak larut, berbentuk padatan, dan terpisah dari larutannya
yang disebut dengan endapan.
4. Pembentukan Gas
Secara sederhana, dalam reaksi kimia adanya gas yang terbentuk
ditunjukkan dengan adanya gelembung-gelembung dalam larutan yang
direaksikan. Adanya gas dapat diketahui dengan baunya yang khas sepereti
asam sulfida (H2S) dan Amonia (NH3) yang berbau busuk atau tajam.
Pada percobaan jenis reaksi kimia ini, ada empat jenis reaksi yang ingin
diketahui, yaitu reaksi kombinasi, dekomposisi, subttitusi, dan metatesis. Jenis
reaksi yang pertama dicobakan adalah reaksi kombinasi. Pada percobaan reaksi
ini, sampel yang digunakan adalah alumunium foil. Alumunium foil dipotong
dengan ukuran sekitar 4 x 10 cm kemudian dijepit salah satu ujung alumunium
foil dengan penjepit dan dibakar di atas nyala api spiritus. Setelah kurang lebih 5
menit dibakar, alumunium foil dijauhkan dari api dan diamati perubahan yang
terjadi pada alumunium foil.
Dari hasil pembakaran alumunium foil, sampel yang awalnya berwarna silver,
elastis, dan tidak mudah sobek berubahh menjadu warna keabu-abuan, agak
rapuh, dan mudah sobek. Perubahan perubahan tersebut menunjukkan bahwa
alumunium foil mengalami reaksi saat pembakaran dan bereaksi dengan oksigen
(O2). Alumunium foil berkombinasi dengan oksigen sehingga membentuk
senyawa yang lebih kompleks, yaitu alumunium oksida.
Reaksi yang kedua, yaitu rekasi kombinasi. Pada percobaan ini dilakukan dua
jenis rekasi dekomposisi, yaitu dekomposisi kalium bromat dan dekomposisi
ammonium karbonat. Pada dekomposisi kalium bromat, sampel yang digunakan
adalah kalium bromat (KBrO3) dan kalium bromida (KBr). Dimasukkan kalium
bromida secukupnya ke dalam tabung reaksi, dipanaskan di atas api spiritus
kemudian didekatkan nyala korek api di dekat mulut tabung dan diperhatikan
nyala apinya. Selanjutnya, dimasukkan kalium bromat secukupnya ke dalam
tabung reaksi, dipanaskan di atas api spiritus kemudian didekatkan didekatkan
nyala korek api ke mulut tabung dan diperhatikan nyala korek api tersebut.
Dibandingkan besar nyala korek api yang pertama dengan nyala korek api yang
kedua, dicatat hasil yang diperoleh. Kemudian dilakukan percobaan dekomposisi
amonium karbonat ((NH4)2CO3). Amonium karbonat dimasukkan ke dalam tabung
reaksi secukupnya, diletakkan kertas lakmus merah pada mulut tabung dan tabung
reaksi tersebut dipanaskan. Diamati perubahan-perubahan yang terjadi pada
sampel.
Pada dekomposisi kalium bromat diperoleh hasil bahwa nyala korek api yang
didekatkan pada mulut tabung reaksi yang berisi kalium bromat lebih besar
daripada nyala korek api yang didekatkan pada tabung reaksi yang berisi kalium
bromida. Hal ini terjadi karena kalium bromat mengalami dekomposisi atau
penguraian menjadi kalium bromida dan oksigen. Seperti yang diketahui secara
umum bahwa oksigen akan semakin memperbesar nyala api. Sedangkan pada
sampel kalium bromida, nyala api konstan. Hal ini terjadi karena kalium bromida
tidak bereaksi saat dipanaskan. Kemudian pada dekomposisi amonium sulfat, saat
pembakaran kertas lakmus yang awalnya berwarna merah berubah menjadi warna
biru, yang menunjukkan adanya reaksi pada amonium sulfat dan hasil reaksi
tersebut ada yang bersifat basa. Selain itu tercium bau menyengat saat sampel
dipanaskan, yaitu seperti bau pesing. Berarti hal ini menunjukkan bahwa
amonium sulfat terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana yaitu amonia,
oksigen, dan air. Amonia bersifat basa sehingga mengubah lakmus merah menjadi
biru dan amonia memiliki pemerian yaitu berbau menyengat atau pesing.
Reaksi selanjutnya adalah reaksi substitusi. Pada reaksi ini digunakan enam
tabung reaksi dengan larutan asam sulfat, natrium hidroksida, dan asam klorida
serta digunakan dua jenis logam, yaitu besi dan alumunium foil. Tabung pertama
dimasukkan serbuk besi dengan asam sulfat, tabung kedua diisi dengan
alumunium foil dan asam sulfat, tabung ketiga diisi alumunium dan natrium
hidroksida, tabung keempat diisi serbuk besi dan natrium hidroksida, tabung
kelima diisi alumunium foil dan asam klorida, dan tabung reaksi keenam diisi
serbuk besi dan asam klorida. Setelah semua bahan dimasukkan ke dalam tabung
reaksi, disimpan tabung-tabung tersebut ke rak tabung reaksi dan diamati
perubahan atau reaksi yang terjadi.
Hasil percobaan dari keenam tabung reaksi tersebut, hanya sampel
alumunium foil dengan natrium hidroksida dan sampel besi dengan asam klorida
yang bereaksi, ditandai dengan adanya gelembung-gelembung gas. Alumunium
foil dan natrium hidroksida bereaksi membentuk logam natrium dan alumunium
hidroksida, besi dan asam klorida bereaksi membentuk hidrogen dan besi klorida.
Sedangkan keempat sampel lainnya tidak mengalami reaksi. Konsep bereaksi atau
tidaknya suatu larutan yang ditambahkan dengan logam bergantung pada
kereaktifannya. Secara sederhana, hal ini dapat dijelaskan dengan konsep deret
Volta (telah dijelaskan pada awal pembahasan), yaitu urutan logam-logam yang
disusun berdasarkan kereaktifannya. Logam-logam yang berada di sebelah kanan
dapat mereduksi logam yang berada di sebelah kirinya, tetapi logam di sebelah
kiri tidak dapat mereduksi logam di sebelah kanannya. Namun pada percobaan ini,
berdasarkan teori, sampel yang seharusnya bereaksi (alumunium dan asam sulfat,
besi dan asam sulfat, alumunium dan asam klorida) tidak bereaksi, dan yang
seharusnya tidak bereaksi (alumunium dan natrium hidroksida), sampel tersebut
bereaksi. Berdasarkan teori atau literature, dari hasil percobaan ini sampel yang
benar bereaksi hanyalah besi dengan asam klorida.
Reaksi yang terakhir adalah reaksi metatesis. Pada percobaan ini disiapkan
lima tabung reaksi. Dimasukkan asam klorida, besi klorida, kalsium klorida,
natrium klorida, dan kalium bromida ke dalam tabung reaksi secara tepisah.
Selanjutnya, ditambahkan natrium hidroksida pada tabung reaksi yang berisi asam
klorida, besi klorida, dan kalsium klorida. Kemudian ditambahkan perak nitrat
pada tabung reaksi yang berisi natrium klorida dan kalium bromat. Campuran-
campuran di dalam tabung reaksi tersebut disimpan pad arak tabung reaksi dan
diamati perubahan yang terjadi.
Ternyata, pada campuran besi klorida dan natrium hdroksida terjadi rekasi
dengan adanya sedikit gelembung gas dalam sampel. Reaksi ini menghasilkan
natrium klorida dan besi hidroksida. Pada campuran kalsium klorida dan natrium
hidroksida terbentuk endapan putih yang menunjukkan adanya reaksi dan
menghasilkan natrium klorida dengan kalsium hdroksida. Kemudian pada
campuran natrium klorida dan perak nitrat terjadi perubahan warna menjadi putih
dan terbentuk endapan putih. Reaksi ini menghasilkan perak klorida dan natrium
nitrat. Campuran kalium bromat dan perak nitrat terjadi perubahan warna menjadi
hijau muda dan terbentuk padatan pada permukaan campuran. Reaksi ini
menghasilkan perak bromida dan kalium nitrat. Sedangkan pada campuran asam
klorida dan natrium hidroksida tidak terjadi perubahan atau reaksi, tetapi
berdasarkan teori campuran tersebut harusnya bereaksi.
Adapun faktor-faktor kesalahan yang terjadi yaitu kurang cermat dalam
melihat perubahan pada setiap reaksi, serta kurang tepat dalam melakukan
prosedur kerjanya.
Hubungan jenis-jenis reaksi dalam dunia farmasi yaitu dalam pembuatan
sediaan-sediaan farmasi dimana komposis atau zat-zat yang menyusun suatu
komponen obat harus saling bereaksi untuk mendapatkan khasiat dari sediaan-
sediaan tersebut. Selain itu, untuk mengetahui waktu paruh dari suatu obat.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jenis-jenis reaksi kimia yaitu reaksi kombinasi, reaksi dekompoposisi,
reaksi substitusi, dan reaksi metatesis. Adapun tanda-tanda terjadinya reaksi
yaitu adanya perubahan suhu, perubahan warna, terjadi endapan, dan timbul
gas.
B. Saran
1. Laboratorium
Agar dijaga kebersihannya, serta sarana dan prasarananya dilengkapi.
2. Asisten
Agar lebih ditingkatkan pengawasan terhadap praktikan.
SKEMA KERJA
1. Reaksi Kombinasi
Disiapkan alat dan bahan
Dijepit Aluminium foil dengan
pinset
Dibakar pada spiritus
Diamati perubahan yang terjadi
2. Reaksi Dekomposisi
Dipanaskan dengan
pembakar bunsen
Dipanaskan diatas
pembakar bunsen
Dinyalakan api diatas
kesua mulut tabung
Diamati perubahan
pada nyala api
Dicatat hasil
pengamatan
Diamati perubahan
warna pada kertas
lakmus
Dimasukkan kertas
lakmus merah dalam
tabung reaksi
Sampel
Dimasukkan ke dalam
tabung reaksi
Dimasukkan ke dalam
2 Tabung Reaksi
(NH4)
2CO
3KBrO
3 + KBr
3. Reaksi Substitusi
H
Didiamkan ± 20 menit
Diamati perubahan yang terjadi
Sampel
Fe + H2SO
4, Fe + NaOH, Fe + HCl,
Al + 3H2SO
4, Al + NaOH, Al + HCl
Dimasukkan dalam 6 tabung reaksi
4. Reaksi Metatesis
H
Diamati perubahan yang terjadi
HCl + NaOH FeCl3 + 3NaOH
KBrO3 + AgNO
3 CaCl
2 + H
2SO
4
AgNO3
+ HCl AgNO3 + NaCl
Dimasukkan dalam 6 tabung reaksi
Dihomogenkan
Sampel
Dicatat hasil
pengamatan
Diamati perubahan
warna pada kertas
lakmus
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Hiskia. Kimia Larutan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. 1996
Chang, Raymond. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid II Edisi III.
Jakarta: Erlangga. 2005
Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: DEPKES RI. 1979
Martin. Kimia. Jakarta: Erlangga. 1993.
Tim Dosen Kimia Dasar. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Makassa: UIN
Alauddin. 2011
Tim Dosen Kimia Unhas. KIMIA DASAR. Makassar: UNHAS. 2003
Yazid, Estien. Kimia Fisika untuk Paramedis. Yogyakarta : ANDI. 2005