Download - Jurnal GERI
VALPROIC ACID MONOTHERAPY IN PREGNANCY AND MAJOR CONGENITAL
MALFORMATION
Disusun Oleh :Gabriele Ramadhan R. D.
Pembimbing :Dr. Tut Wuri Handayani, Sp. S, M.
Kes
LATAR BELAKANG
• Asam valproat, yang telah digunakan untuk pengobatan kejang selama lebih dari 30 tahun, telah lama diakui bersifat teratogen.• Penggunaan asam valproat pada trimester pertama
kehamilan dikaitkan dengan peningkatan risiko spina bifida, namun data pada risiko cacat bawaan lainnya terbatas.• Paparan monoterapi asam valproat terhadap ibu hamil
selama trimester pertama, pertama kali dikaitkan dengan peningkatan risiko bawaan yaitu spina bifida pada tahun 1980.
METODE• Dengan menggabungkan data dari delapan studi kohort
yang dipublikasikan (1565 Ibu hamil yang mengkonsumsi asam valproat, serta diantaranya 118 malformasi utama yang diamati) dan di identifikasi 14 malformasi yang secara signifikan lebih umum terjadi dari perempuan yang telah menerima asam valproat selama trimester pertama.• Kemudian dinilai hubungan antara penggunaan asam
valproat selama trimester pertama dan 14 malformasi tersebut secara case-control studi dengan penggunaan Surveillance Anomali kongenital Eropa (EUROCAT) Database antiepilepsi-studi, yang berasal dari populasi berbasis sampel.
Lanjutan. . . .• Kemudian dibandingkan antara pasien yang terkena paparan
asam valproat monoterapi selama trimester pertama dengan tidak adanya paparan obat antiepilepsi dan dengan paparan sebuah obat antiepilepsi monoterapi lain selain asam valproat.• Kasus didefinisikan sebagai semua kelahiran hidup, kematian
janin setelah setidaknya 20 minggu kehamilan, dan penghentian kehamilan setelah diagnosis prenatal dengan setidaknya salah satu dari malformasi berikut : spina bifida, mikrosefali, defek septum ventrikel, defek septum atrium , tetralogi Fallot, atresia katup paru, hipoplasia jantung kanan, langit-langit sumbing (tanpa terkait bibir sumbing), hernia diafragma, gastroschisis, hipospadia, clubfoot, polydactyly, dan craniosynostosis.
• Kriteria Inklusi Pasien harus tercatat dengan
diagnosis epilepsi Pasien terdaftar dengan
paparan terapi antiepilepsi untuk setidaknya 3 pendaftaran per 1000
Pendaftar harus mencatat nama obat lengkap atau kode ATC untuk setidaknya 80% dari seluruh kehamilan yang terpapar obat antiepilepsi selama periode penelitian
• Kriteria EksklusiPasien yang tidak
mendapatkan terapi antiepilepsy
Pendaftar dengan data paparan obat antiepileptik yang tidak lengkap
Kasus dengan diagnosis kelainan kromosom atau sindrom monogenik
HASIL
• Sebanyak 37.154 kasus, 39.472 kontrol tanpa kelainan kromosom (kelompok kontrol 1), dan 11.763 kontrol dengan abnormalitas kromosom (kelompok kontrol 2) dimasukkan dalam penelitian ini. Frekuensi penggunaan obat antiepilepsi pada seluruh kehamilan di trimester pertama adalah 5,7 per 1.000 pendaftar, dan frekuensi spesifik penggunaan asam valproat adalah 2,0 per 1000. Frekuensi paparan asam valproat adalah tiga kali lebih tinggi di antara kasus (3,3 per 1.000 pendaftar) sebagai kelompok kontrol pada kedua kelompok (1,1 per 1000)
DISKUSI• Dari hasil penelitian ditemukan hubungan yang signifikan
antara paparan monoterapi asam valproat pada trimester pertama (dibandingkan dengan tanpa adanya paparan obat antiepilepsi) dan enam dari kondisi ini, yaitu: spina bifida, atrial septal defek, bibir sumbing, hipospadia, polydactyly, dan craniosynostosis. Risiko untuk lima dari kondisi ini adalah 2-7 kali lebih tinggi untuk terkena janin, dan risiko untuk kondisi keenam, yaitu spina bifida, adalah 12 atau 16 kali lebih tinggi, tergantung pada kelompok kontrol yang digunakan.• Dan juga ditemukan hubungan antara cacat anggota tubuh
dengan paparan monoterapi asam valproat dibandingkan dengan tidak adanya paparan obat antiepilepsi, seperti yang disarankan dalam studi kasus kontrol sebelumnya.
KETERBATASAN PENELITIAN
• Kurangnya informasi tentang potensi pembaur.• Dasar acuan kelompok kontrol berdasarkan pada
mereka yang mengalami malformasi, dan bukan mereka yang tidak malformasi, karena EUROCAT tidak memasukkan data berbasis populasi yang rinci untuk kehamilan tanpa malformasi.
KESIMPULAN
• Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa paparan asam valproat selama trimester pertama dikaitkan dengan peningkatan risiko enam malformasi tertentu, dibandingkan dengan tidak adanya paparan obat antiepilepsi, dan risiko lima dari enam malformasi ini tetap meningkat secara signifikan ketika dibandingkan antara paparan asam valproat dengan paparan obat antiepilepsi lainnya.
SARAN
• Risiko yang terkait dengan penggunaan asam valproat harus dipertimbangkan secara rutin dalam memilih terapi untuk wanita dengan usia subur.
TERIMA KASIH