Download - Jurnal RidhaJurnal RidhaJurnal Ridha
8/18/2019 Jurnal RidhaJurnal RidhaJurnal Ridha
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-ridhajurnal-ridhajurnal-ridha 1/13
Channel-Assisted M inimally I nvasive Repair (CAMIR)
Pada Ruptur Tendon AchillesHua Chen, Xinran Ji, Qun Zhang, Xiangdang Liang and Peifu Tang*
Abstrak
Latar Belakang: Penjahitan secara perkutaneus (yang minimal invasif) merupakan
pilihan yang sangat menjanjikan untuk memperbaiki ruptur tendon Achilles dengan
resiko yang rendah terjadinya ruptur berulang dan infeksi kembali. Lesi pada nervus
sural merupakan masalah utama yang perlu dihindari pada teknik ini. Oleh karena itu,
Sebuah alat baru telah didesain sedemikian rupa untuk menjahit tendon Achilles,
dengan teknik Channel-assisted minimally invasive repair. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk membandingkan secara klinik dan hasil keluaran secara fungsional dari
teknik CAMIR dengan teknik yang konvensional (Open Repair ).
Metode: Delapan puluh dua pasien dengan ruptur tendon Achilles diinklusikan: 41
dengan CAMIR dan 41 dengan Open Repair. Semua pasien difollow up dan telah
menjalani protokol rehabilitasi yang telah terstandarisasi. Follow up dilakukan setelah
12 hingga 24 bulan setelah operasi. Evaluasi fungsional didasarkan pada skor clinical
American Orthopaedic Foot & Ankle Society yang diasosiasikan dengan defisit
neurologis (nervus sural), lingkar betis, range of motion (ROM), dan tes isometrik.
Hasil: Tidak ada perbedaan antara grup berdasarkan kekuatan plantar fleksi, ROM
dari pergelangan kaki, atau lingkar betis. CAMIR secara signifikan mengurangi
waktu operasi bila dibandingkan dengan open repair (17 vs. 56 min, P < 0.0001).
Rata-rata panjang luka bekas operasi lebih panjang pada grup dengan open repair (10
vs. 2 cm, P < 0.0001). Tidak ada komplikasi luka pada CAMIR sedangkan ada 4 pada
open repair (P< 0.0001). Tidak ada DVT, ruptur berulang, ataupun lesi atau perlukaan
pada nervus sural yang terjadi.
Kesimpulan: CAMIR dan Open Repair secara esensial memiliki hasil klinik dan
fungsional yang identik. Perlukaan pada nervus sural dapat diminimalkan denganmenggunakan teknik CAMIR dengan secara hati-hati melakukan penjahitan dengan
stab insisi, dan trocar khusus berdasarkan teknik penjahitan Bunnell yang telah
dimodifikasi.
8/18/2019 Jurnal RidhaJurnal RidhaJurnal Ridha
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-ridhajurnal-ridhajurnal-ridha 2/13
Pendahuluan.
Perbaikan pada ruptur tendon Achilles termasuk manajemen secara
konservatif dengan menggunakan short-leg resting cast atau brace pada posisi
equinus, baik itu secara perkutaneus, pembedahan minimal invasif, dan penjahitan
secara terbuka. [1,2]. Pilihan terbaik sampai sekarang masih menjadi hal yang
kontroversial [3]. Beberapa ahli bedah memilih cara operatif karena
penalatalaksanaan secara terbuka dapat memastikan aproksimasi dari tendon dan
memiliki resiko rendah terjadinya ruptur berulang [4]. Walaupun, diasosiasikan
dengan tingkat komplikasi yang lebih tinggi, termasuk infeksi luka, tambatan kulit,
lesi nervus sural, bekas luka yang hipertofi, yang mana akan menyebabkan rasa
cemas pada dokter dan pasien [2]. Oleh karena itu, penjahitan minimal invasif secara
perkutaneus telah dikembangkan, yang mengurangi resiko dari komplikasi tersebut.Terutama pada teknik penjahitan Achilles yang secara umum dan luas yang
digunakan sebagai penjahitan yang minimal invasif pada ruptur AT [5,6].
Masalah utama dari teknik minimal invasif secara perkutaneus adalah
keterkaitannya dengan nervus sural [7-9]. Beberapa teknik telah menggambarkan
pengukuran yang diambil untuk mengurangi resiko perlukaan pada nervus, seperti
teknik Achillon yang dimofikasi dengan bantuan pemeriksaan arthroscopic [10],
endoscopy-assisted percutaneous repair [11], teknik pembedahan secara internal [12],
and teknik Mayo needle [13-15]. Kami menyimpulkan bahwa CAMIR yang kami
desain dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya lesi pada nervus sural. Tujuandari penelitian ini adalah untuk membandingkan secara klinik dan hasil keluaran
secara fungsional dari teknik CAMIR dengan teknik yang konvensional (Open
Repair ).
Metode
Penelitian ini dilakukan oleh profesor ortopedi Hua Chen mulai januari 2011
hingga desember 2013 pada departemen ortopedi di General Hospital of People’s
Liberation Army (301 rumah sakit) di Beijing. Penelitian ini dilakukan dengan
persetujuan dari Dewan institusi pada 301 rumah sakit tersebut. Inform consentsecara tertulis telah dilakukan pada setiap pasien.
8/18/2019 Jurnal RidhaJurnal RidhaJurnal Ridha
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-ridhajurnal-ridhajurnal-ridha 3/13
Gambar 1. Sistem CAMIR
Contoh estimasi sampel didasarkan pada apa yang dibutuhkan utnuk
mendeteksi perbedaan komplikasi pada kedua grup. Kami memperkirakan bahwa
lebih dari 30 pasien pada setiap grup cukup untuk mendeteksi adanya perbedaan
sekitar 20% pada skor American Orthopaedic Foot & Ankle Society (AOFAS)
diantara kedua grup, dengan alpha set 0,05 dan beta set 0,1. Dan tambahan 10% dari
total pasien direncanakan pada setiap grup untuk menutupi kemungkinan hilangnya
pasien selama follow up.
Pasien
90 pasien yang mengalami ruptur tendon Achilles merupakan luka pada saat berolahraga yang diinklusikan pada studi retrospektif ini. Dari 90 pasien dengan
ruptur tendon Achilles (gambar 2), 41 pasien dengan Channel-assisted minimally
invasive repair (CAMIR) dan sisanya dengan open repair.Pasien tersebut diinklusikan
apabila ia memiliki gap pada saat dipalpasi pada ujung dari tendon, tes thompsonnya
positif, ujung distalnya lebih dari 2 cm dari insersi yang dikonfirmasi melalui USG.
Kami mengeklusikan pasien dengan ruptur tendon yang tidak sempurna, ujung
distalnya kurang dari 2 cm dari insersi, waktu terjadinya ruptur tendon dan
dilakukannya perbaikan pada tendon lebih dari interval 2 minggu, atau komorbidias
lainnya yang bisa mempengaruhi hasil secara klinis contohnya diabetes. Pasien yang
menolak untuk berpartisipasi juga diekslusikan pada studi ini.
Teknik operasi
Teknik operasi kami memerlukan sebuah tourniquet yang dipasang pada paha,
sehingga dapat mengurangi terjadinya proses kehilangan darah pada tungkai yang
terlibat pada kedua grup. Pasien diposisikan dengan dengan posisi prone dengan
8/18/2019 Jurnal RidhaJurnal RidhaJurnal Ridha
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-ridhajurnal-ridhajurnal-ridha 4/13
kedua kaki di draped (ditutupi kain) untuk menentukan ketegangan dari ruptur tendon
Achilles setelah perbaikan dan dibandingkan dengan sisi yang kontralateral.
Pemberian prophylaxis 1 gram intravena sefalosforin dimasukkan selama induksi.Anastesi Epidural dilakukan pada semua prosedur.
Grup dengan Open Repair
Open repair dilakukan dengan menggunakan insisi medial kutaneus 8-12 cm
di atas ruptur (Gambar 3). Dan dilakukan teknik penjahitan Bunnell dengan metode
jahitan end-to-end dengan menggunakan Ethibond No.2 (Ethicon Inc, Somer ville,
NJ, USA) dengan jahitan intermitten dengan Vicryl absorbable 3-0. Paratenon dijahit
dengan Vicryl absorbable 3-0 dan kutis dijahit dengan silk 2-0 dengan jahitan
interuptus.
Grup dengan CAMIR
Dibuat insisi tranversal 1,5 cm pada bagian gap yang terpalpasi pada ruptur
tendon achilles, dan paratenon terekspos tanpa mencederai nervus sural pada sisi
lateral dari insisi (Gambar 4). Lapisan yang menutupi paratenon kemudian diinsisi
dan ujung dari tendon diidentifikasi. Lakukan penarikan dari bagian ujung tendon
proksimal dengan Kocher Forcep, bagian dalam dari tungkai diletakkan di bawah dari
lapisan yang menutupi paratenon dengan ujung berada di antara 2 bagian dalam dari
tungkai dan bagian luar tungkai dan bagian luar kulit. Lakukan stab insisi dengan
ukuran 5 mm melalui lubang target pada CAMIR. Selubung atau lapisan yang
menutupi paratenon dapat di insisi terbuka secara longitudinal sekitar 1 cmm dengan
pisau bedah dengan cara menekan bagian proximal atau dengan menariknya ke arah
distal. Sleeve diletakkan melalui kulit dan selubung paratenon dan masuk melalui
lubang dari tungkai bagian dalam. Dengan bantuan CAMIR, tendon Achilles yang
ruptur dijahit dengan teknik Bunnel dengan jahitan Ethibond No.2. dan kemudian
ditambah dengan jahitan secara intermitten dengan menggunakan benang Vicryl
absorbable 3-0. Paratenon kemudian dijahit dengan benang Vicryl absorbable 3-0 dan
kutis dijahit secara interuptus dengan benang Silk 2-0. Penggunaan tourniquet
diperlukan selama 20 menit pada grup CAMIR.
Perawatan Post Operasi dan Rehabilitasi
Perawatan Post Operasi yang diberuikan pada kedua grup sama. Setelah
penutupan luka, dorsal splint tetap dipertahankan pada pergelangan kaki dengan sudut
25-30 derajat dengan plantar fleksi. Semua jahitan kemudian dibuka 14 hari setelah
8/18/2019 Jurnal RidhaJurnal RidhaJurnal Ridha
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-ridhajurnal-ridhajurnal-ridha 5/13
operasi. Kemudian dipasang walker boot untuk menjaga agar pergelangan kaki tetap
berada pada posisi fleksi selama 4 minggu. Pasien diberitahu untuk melepas walker
boot selama 2 kali sehari dan melakukan latihan dorsofleksi hingga dapat mencapaifleksi yang normal. Semua pasien diberitahu untuk menghindari plantar fleksi secara
aktif. Pada minggu ke 6, walker boot dilepas, dan baru dimulai latihan plantar fleksi
secara aktif, dan diperbolehkan menggunakan sepatu normal dengan heel 2 cm.
Pasien diperbolehkan memakai sepatu normal pada minggu ke 8 hingga 9, dan latihan
stretching sudah boleh dilakukan.
Penilaian Hasil Fungsional
Follow up dilakukan pada 12 hingga 24 bulan setelah pembedahan. Evaluasi
fungsional didasarkan pada skor AOFAS ditambah dengan penilaian klinis seperti
panjang bekas luka, defisit neurologis, lingkar betis, dan ROM dari pergelangan kaki.
Gambar 2. Flowcart seleksi pasien
Pada waktu yang bersamaan, kami memakai hand-held dinanometer untuk
menilai puncak akhir isometrik dari kekuatan plantar fleksi dari pergelanagan kaki.
Pasien dinstruksikan untuk melakukan plantar fleksi secara maksimal pada sensor
dinamometer (KinCom ; diproduksi oleh Chattecx, Harrison, TN). Pengukuran ini
secara relatif lebih dapat diandalkan bila dibandingkan dengan metode lainnya
8/18/2019 Jurnal RidhaJurnal RidhaJurnal Ridha
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-ridhajurnal-ridhajurnal-ridha 6/13
[6,13,16]. Fisioterapist melakukan pengukuran yang sama untuk mengeliminasi
kesalahan interobserver. Tidak ada trombosis vena dalam dan cedera pada nervus
sural yang dinilai dengan USG Doppler dan Elctromyography.
Gambar 3. A. Penjahitan CAMIR bunnel dengan ikatan diluar dari tendon. B.
Penjahitan secara terbuka dengan teknik bunnel dengan jahitan diantara ujung tendon.
Garis titik – titik hijau = tempat melakukan insisi. Garis merah = jahitan yang
menfiksasi kedua bagian yang ruptur.
Metode Statistik
Ambang batas dikatakan signifikan apabila mencapai 0,05. Variabel yang
berkelanjutan, menunjukkan rata-rata dan standar deviasi, yang dibandingkan oleh
Student t test untuk mendeteksi perbedaan diantara kedua grup dengan skor AOFAS,
panjang bekas luka, defisit neurologis (nervus sural), lingkar betis, dan ROM dari
pergelangan kaki. Data kualitatif (rasio jenis kelamin) antara kedua grup
dibandingkan dengan test X2 . Semua data statistik terdistribusi secara normal.
Analisis statistik dilakukan dengan Software SAS Statistical 9.1.3.
8/18/2019 Jurnal RidhaJurnal RidhaJurnal Ridha
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-ridhajurnal-ridhajurnal-ridha 7/13
Hasil
Dari januari 2011 hingga desember 2013, dengan total 90 pasien yang
berpastisipasi dalam studi ini. Data informasi dasar dan karasteristik demografik
terlampir pada tabel 1.
Evaluasi klinis
Tidak ada perbedaan yang signifikan pada linkar betis, ROM, puncak
isometrik akhir kekuatan plantar fleksi, dan skor AOFAS antara kedua grup CAMIR
dan Open repair pada 12 hingga 24 bulan setelah dioperasi. Walaupun, kami melihat
adanya pengurangan yang signifikan pada rata-rata waktu operasi dan panjang bekas
luka pada grup dengan CAMIR bila dibandingkan dengan grup Open Repair (Tabel
2).
Gambar 4. Perbaikan tendon achilles dengan bantuan alat CAMIR. a. Lakukan stab
insisi dengan ukuran 5 mm melalui lubang target pada pada tungkai. b. 2 trocar
dengan sebuah saluran sleeve dimasukkan melalui lubang pada tungkai, stab insisi,
dan selubung hingga menyentuh tendon. Terdapat pisau 2 sisi dengan panjang 15 cm
8/18/2019 Jurnal RidhaJurnal RidhaJurnal Ridha
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-ridhajurnal-ridhajurnal-ridha 8/13
dan ujung yang tumpul pada bagian akhir dari trocar. c. Selubung paratenon diinsisi
terbuka secara longitudinal sekitar 1 cm dengan pisau bedah dengan cara menekan
bagian proximal atau dengan menariknya ke arah distal. Sleeve diletakkan melaluikulit dan selubung paratenon dan masuk melalui lubang dari tungkai bagian dalam. d.
Setelah melepaskan trocar, tempat penjahitan dipindahkan ke proksimal atau distal
bersama dengan permukaan tendon Achilles, yang memudahkan dilakukannya
penjahitan dengan teknik bunnel. e. Pegang ujung dan tekan ke arah proksimal,
lakukan jahitan Ethibond No.2. yang melaui channel/saluran tersebut dan tendon.
Akhir jahitan berada pada arah berlawanan dari saluran/channel. Tarik alat ke arah
distal, jahitan melalui saluran/channel dan tendon dan berakhir pada arah yang
berlawanan dari saluran/channel. f. Saluran/Channel slevee dilepas, dan alat dengan
perlahan ditarik dan ditutup secara progresif. Oleh karena itu, jahitan keluar pada
daerah insisi, yang menjebak ujung proksimal dari tendon dengan teknik bunnel di
dalam selubung paratenon. g. Setelah melakukan penjahitan pada proksimal dari
tendon yang ruptur, kami menguji kekuatan jahitan pada tendon dengan cara menarik
jahitan dengan paksa. h. Manuver yang hampir sama juga dilakukan pada ujung
distal, denga jahitan melalui celah pada tulang calcaneus. i. Kedua jahitan diikat
dengan kaki berada pada posisi equinus dengan benang Vicryl absorbable 3-0 secara
intermitten.
Komplikasi
Tidak ada DVT, ruptur berulang, ataupun cedera nervus sural yang terjadi pada kedua grup, Walaupun, ada 4 pasien dari grup open repair yang mengalami
perlambatan penyembuhan luka yang baru sembuh dalam jangka waktu sekitar 30
hari (P < 0,001).
Tabel 1. Infornasi dasar pada pasien yang diinklusikan
8/18/2019 Jurnal RidhaJurnal RidhaJurnal Ridha
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-ridhajurnal-ridhajurnal-ridha 9/13
Tabel 2. Hasil klinis pada studi ini
Diskusi
Bila dibandingkan dengan open repair, teknik secara perkutaneus mengurangi
tingkat terjadinya komplikasi, termasuk penyembuhan luka [3,17]. Teknik secara
perkutaneus juga diasosiasikan dengan tingkat terjadinya ruptur ulang yang lebih
rendah bila dibandingkan dengan teknik open repair [16,18]. Teknik perkutaneus
memudahkan terjadinya aproksimasi kembali dari ujung tendon dengan perbaikan
vaskularisasi yang lebih baik pada paratenon dan permukaannya. Salah satu teknik
minimalminvasif yang populer adalah dengan alat Achillon [5,19,20], yang mana
memberikan visualisasi langsung dari dua ujung tendon dan penempatan dari
penjahitan transtendinous di bawah paratenon. Dengan teknik CAMIR, ujung tendon
dapat dengan mudah diidentifikasi hanya dengan membuat insisi kecil.
Teknik CAMIR mengurangi potensi perlukaan pada nervus sural. Pada stusi
ini, tidak ditemukan adanya cedera pada semua pasien dengan CAMIR. Telah
diketahui bahwa cedera pada nervus sural merupakan masalah utama selama
dilakukannya penjahitan perkutaneus atau minimal invasif pada tendon achilles.
8/18/2019 Jurnal RidhaJurnal RidhaJurnal Ridha
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-ridhajurnal-ridhajurnal-ridha 10/13
Teknik perkutaneus pertama berdasarkan teknik bunnel yang dideskripsikan oleh Ma
dan Griffifh pada tahun 1977 [16]. Dimana ia menyebabkan cedera iatrogenik pada
nervus sural, walaupun Klein melaporkan bahwa kejadian lesi nervus sural tersebutsekitar 13% [21]. Walaupun begitu, teknik ini masih tetap sering digunakan.Pada
penelitian oleh Haji [22], 38 pasien yang melakukan operasi perbaikan ruptur tendon
Achilles dengan teknik Ma dan Griffifh yang telah dimodifikasi mengalami lesi
nervus sural yang bersifat sementara (10,5%). Teknik Achillon merupakan sebuah
alat baru untuk menjahit secara perkutaneus. Walaupun tidak ada laporan klinis yang
mnyebutkan bahwa ia menyebabkan lesi nervus sural, kami percaya bahwa tetap ada
kemungkinan/resiko untuk terjadinya lesi pada nervus sural. Study Aibinder’s
cadaveric menunjukkan ada 14,8% (8/54) resiko terjadinya cedera pada nervus sural
pada setiap kali jarum melewati posisi netral [7]. Mungkin saja nervus dapat
mengalami cedera selama penusukan lansung ketika terjadi penetrasi oleh jarum pada
tungkai dan pada saat jarum ditarik. Jarum mayo (BL059N, B00 round point spring
eye; B Braun Aesculap, Tuttlin gen, Germany) merupakan alat lain yang dapat
digunakan pada teknik bunnel [2,14,19]. Jarum tersebut masuk melalui insisi stab
paratendinous dan muncul melalui stab insisi sentral pada daerah yang mengalami
ruptur. Radius yang besar dari lekukan dari jarum menunjukkan bahwa stab insisi
yang cenderung menghindari jalur dari nervus sural. Kerugiannya mungkin yaitu
dapat menyebabkan tambatan pada fasia kruris hingga tendon. Dan juga, terdapat
resiko terjadinya cedera pada nervus. Walaupun begitu, teknik yang digunakan pada
studi ini dapat menghindari terjadinya cedera pada nervus sural dengan cara membuatsebuah saluran untuk melakukan penjahitan antara kulit dan tendon dengan stab insisi
yang kecil, dengan menempatkan sebuah trocar khusus, dan insisi pada paratenon.
Kekuatan yang lebih kuat dihasilkan dari teknik perbaikan tendon achilles
yang juga memungkinkan percepatan dari rehabilitasi pasien. Konfigurasi dari sistem
Achillon ini merupakan hal yang baru, sama halnya dengan teknik box suture. Studi
biomekanik menunjukkan bahwa konfigurasi yang mirip dengan Achillon memiliki
biomekanikal yang hampir sama dengan metode penjahitan bunnelz, metode
penjahitan Kessler yang dimodifikasi, dan metode penjahitan Krackow, yang mana
secara luas dipakai pada open repair [23,24]. Walaupun, penelitian lain menunjukkanhasil yang berbeda [25]. Jarak resistensi secra signifikan lebih sedikit pada teknik
penjahitan Achillon (5 cycles) daripada metode Krackow (502 cycles). Semua
penjahitan yang mirip dengan metode Achillon gagal selama 100-N cycling (102±135
cycles), di mana metode Krackow gagal selama 190-N cycling (total cycles to failure
: 1268±345). Dan juga, metode Krackow intak (tidak ada gap) setelah 190-N cycles.
8/18/2019 Jurnal RidhaJurnal RidhaJurnal Ridha
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-ridhajurnal-ridhajurnal-ridha 11/13
Teknik CAMIR pada studi ini didasarkan pada metode Bunnell, yang berbeda dari
teknik Achillon.
Tidak didapatkan masalah mengenai luka pada grup yang minimal invasif,
yang mana dihubungkan dengan kejadian cedera pada paratenon yang lebih sedikit.
Paratenon berfungsi mencegah penyebaran infeksi superficial ke lapisan dalam yang
terletak di antara tendon dan kulit. Ia juga menyediakan suplai darah kepada tendon
dan mencegah terjadinya tambatan pada kulit terhadap tendon Achilles. Sebuah insisi
secara transversal 1,5 cm dilakukan (membuat sebuah luka kecil) pada paratenon,
yang menyebabkan tereksposnya sebagian paratenon. Teknik ini juga akan
menghasilkan penutupan yang baik pada paratenon. Semua kondisi ini melingdungi
suplai darah ke tendon achilles dan merangsang terjadinya penyembuhan jaringan.
Alasan lain dari kurangnya kejadian luka didasarkan pada waktu operasi yangdibutuhkan. Pada studi ini, rata-rata waktu dari insisi kulit hingga penutupan kulit
sekitar 17,0±4,4 menit dengan teknik CAMIR dan 56,0±15,8 menit pada open repair.
Alasan yang terakhir yang mungkin yaitu karena posisi dari ikatan dari jahitan. Ikatan
dari jahitan terletak pada bagian luar dari tendon yang akan diperbaiki, yang mana
akan menurunkan terjadinya destruksi dari suplai darah menuju ke tendon.
Terjadinya ruptur ulang dan tambatan pada kulit tidak terjadi pada studi ini.
Ini mungkin berhubungan karena adanya visualisasi langsung dari ujung tendon dan
ditambah dengan jahitan secara intermitten setelah perbaikan tendon, yang
memperbolehkan terjadinya pertemuan antara ujung tendon saling bertemu dan bersambung kembali secara sempurna. Insisi kecil dari paratenon ditutup dengan
rapat dan kuat, dengan tujuan untuk menghidari terbentuknya tambatan ke tendon.
Adanya pengurangan yang signifikan pada panjang bekas luka yang sangat
berkontribusi dalam hal kosmetik.
Walaupun kami mendapat hasil dan keluaran klinis yang memuaskan, desain
studi dan jumlah pasien kami tidak cukup banyak untuk menyediakan konklusi
statistik yang valid. Kami percaya bahwa studi multicenter, teracak, dan terkontrol
dari beberapa jenis metode untuk perbaikan tendon achilles sebaiknya dan seharusnya
dilakukan di masa yang akan datang. Tentunya di masa yang akan datangmemungkinkan dilakukannya pengembangan pada kriteria atau guideline untuk
menentukan strategi operasi yang paling menguntungkan untuk mengatasi ruptur
tendon Achilles. Sebagai tambahan, kekurangan kami yaitu sedikitnya data
biomekanikal dari metode bunnel yang dimodifikasi, Kessler yang dimodifikasim
8/18/2019 Jurnal RidhaJurnal RidhaJurnal Ridha
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-ridhajurnal-ridhajurnal-ridha 12/13
Krackow, dan teknik box suture. Kekurangan ini tentunya membuka kesempatan agar
dilakukannya studi di masa yang akan datang.
Kesimpulan
Channel-assisted minimally invasive repair (CAMIR) memberikan hasil klinis
dan fungsional yang secara esensial identik dengan open repair, tapi dengan
komplikasi perlukaan yang lebih rendah. Potensi terjadinya cedera pada nervus sural
dapat diminimalisir dengan menggunakan alat menjahit yang baru dengan secara hati-
hati menempatkan saluran tempat penjahitan (suture channel) dengan stab insisi
terlebih dahulu dan dengan trocar khusus berdasarkan teknik menjahit metode
Bunnell yang dimodifikasi.
Konflik kepentingan
Penulis menyatakan bahwa tidak ada konflik kepentingan pada tulisan ini.
Kontribusi penulis
Studi ini didesain oleh HC dan XJ. HC membuat manuskrip. QZ dan XL
berpartisipasi dalam revisi dari manuskrip ini. Dan terakhir, manuskrip dikoreksi oleh
penulis, PT. Semua penulis membaca dan menyetujui manuskrip akhir.
Informasi penulis
Hua Chen dan Xinran Ji merupakan penulis
Pernyataan
Studi ini sebagiannya didukung oleh Peifu Tang.
Diterima: 14 juli 2015, Disetujui: 22 Oktober 2015
Dipublikasikan secara online: 26 oktober 2015
8/18/2019 Jurnal RidhaJurnal RidhaJurnal Ridha
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-ridhajurnal-ridhajurnal-ridha 13/13
References
1. Carmont MR, Roberto R, Scheffler S, Dan OM, Beaufils P.
Percutaneous & mini invasive Achilles tendon repair. Sports MedArthrosc Rehabil Ther Technol. 2011;3:28.
2. Khan RJ, Fick D, Keogh A, Crawford J, Brammar T, Parker M.
Treatment of acute Achilles tendon ruptures. A meta-analysis of
randomized, controlled trials. J Bone Joint Surg Am.
2005;87(10):2202 – 10.
3. Cretnik A, Kosanovic M, Smrkolj V. Percutaneous versus open
repair of the ruptured Achilles tendon: a comparative study. Am JSports Med.2005;33(9):1369 – 79.
4. Jiang N, Wang B, Chen A, Dong F, Yu B. Operative versusnonoperative treatment for acute Achilles tendon rupture: a meta-
analysis based on current evidence. Int Orthop. 2012;36(4):765 – 73.
5. Kakiuchi M. A combined open and percutaneous technique for
repair of tendo Achillis. Comparison with open repair. J Bone Joint
Surg Br. 1995;77(1):60 – 3.
6. Rippstein PF, Jung M, Assal M. Surgical repair o f acute
Achilles tendon rupture using a "mini-open" technique. Foot AnkleClin. 2002;7(3):611 – 9.
7. Aibinder WR, Patel A, Arnouk J, El -Gendi H, Korshunov Y,
Mitgang J, et al. The rate of sural nerve violation using the
Achillon device: a cadavericstudy. Foot Ankle Int. 2013;34(6):870 – 5.
8. Lansdaal JR, Goslings JC, Reichart M, Govaert GA, van
Scherpenzeel KM, Haverlag R, et al. The results o f 163 Achillestendon ruptures treated by a minimally invasive surgical technique
and functional after treatment. Injury. 2007;38(7):839 – 44.
9. Metz R, van der Heijden GJ, Verleisdonk EJ, Kolfschoten N,
Verhofstad MH, van der Werken C. Effect of complications after
minimally invasive surgical
repair of acute Achilles tendon ruptures: report on 211 cases. Am JSports Med. 2011;39(4):820 – 4.
10. Ozsoy MH, Cengiz B, Ozsoy A, Aksekili M A, Yucel M,
Fakioglu O, et al. Minimally invasive Achilles te ndon repair: a
modification of the Achillon technique. Foot Ankle Int.
2013;34(12):1683 – 8.
11. Chiu CH, Yeh WL, Tsai MC, Chang SS, Hsu KY, Chan YS.Endoscopy-assisted percutaneous repair of acute Achilles tendon
tears. Foot Ankle Int. 2013;34(8):1168 – 76.
12. Soma CA. Mandelbaum BR repair of acute Achilles tendonruptures. Orthop Clin North Am. 1995;26(2):239 – 47. Review.
13. Carmont MR, Maffulli N. Modified percutaneous repair o f
ruptured Achilles tendon. Knee Surg Sports Traumatol Arthrosc.
2008;16(2):199 – 203.
14. Maffulli N, Longo UG, Maffulli GD, Khanna A, Denaro V.Achilles tendon ruptures in elite athletes. Foot Ankle Int.
2011;32(1):9 – 15.
15. Maffulli N, Longo UG, Ronga M, Khanna A, Denaro V.
Favorable outcome of percutaneous repair of Achilles tendonruptures in the elderly. Clin Orthop Relat Res. 2010;468(4):1039 –
46.
16. Ebinesan AD, Sarai BS, Walley GD, Maffulli N. Conservative,open or percutaneous repair for acute rupture of the Achilles
tendon. Disabil Rehabil. 2008;30(20 – 22):1721 – 5.
17. McMahon SE, Smith TO, Hing CB. A meta-analysis of
randomised controlled trials comparing conventional to minimally
invasive approaches for repair of an Achilles tendon rupture. FootAnkle Surg. 2011;17(4):211 – 7.
18. Cetti R, Christensen SE, Ejsted R, Jensen NM, Jorgensen U.
Operative versus nonoperative treatment of Achilles tendon
rupture. A prospective randomized study and review of the
literature. Am J Sports Med. 1993;21(6):791 – 9.
19. Ma GW, Griffith TG. Percutaneous repair of acute closedruptured Achilles tendon: a new technique. Clin Orthop Relat Res.
1977;128:247 – 55.
20. Vadalà A, Lanzetti RM, et al. Functional evaluation of
professional athletes treated with a mini-open technique forAchilles tendon rupture. Muscles Ligaments Tendons J.
2014;4(2):177 – 81. eCollection 2014.
21. Klein W, Lang DM, Saleh M. The use of the Ma-Griffith
technique for percutaneous repair of fresh ruptured tendo Achillis.Chir Organi Mov. 991;76(3):223 – 8.
22. Haji A, Sahai A, Symes A, Vyas JK. Percutaneous versus open
tendo Achillis repair. Foot Ankle Int. 2004;25(4):215 – 8.
23. Heitman DE, Ng K, Crivello KM, Gallina J. Biomechanical
comparison of the Achillon tendon repair system and the Krackowlocking loop technique.
Foot Ankle Int. 2011;32(9):879 – 87.
24. Longo UG, Forriol F, Campi S, Maffulli N, Denaro V. A
biomechanical comparison of the primary stability of two
minimally invasive techniques for repair of ruptured Achillestendon. Knee Surg Sports Traumatol Arthrosc.
2012 Jul;20(7):1392 – 7. Lee SJ, Sileo MJ, Kremenic IJ, Orishimo
K, Ben-Avi S, Nicholas SJ, M Hugh M. Cyclic loading of 3Achilles tendon repairs simulating early postoperative forces. Am
J Sports Med. 2009 Apr;37(4):786 – 90.
25. Safa M, Kaya M, Hakan S, Adem A, Halil A. Internal
splinting: a new technique for Achilles tendon repair. Techniques
in Foot & Ankle Surgery. 2013;12(2):92 – 8.