Download - Kajian Citra CSR Di Bogor
KAJIAN CITRA PERUSAHAAN MELALUI KEGIATAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA BANK “X”
BOGOR
INDRA JATMIKO
H24087024
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
RINGKASAN
INDRA JATMIKO. H24087024. Kajian Citra Perusahaan Melalui Kegiatan Corporate Social Responsibility Pada Bank “X” Bogor. Di bawah bimbingan ABDUL KOHAR IRWANTO Tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan sebutan Corporate Social Responsibility (CSR) semakin sering terdengar dan terlihat aktivitasnya di layar kaca. Banyak perusahaan (terutama perusahaan besar) yang mengiklankan aktivitas kegiatan CSR-nya dengan tujuan yang berbeda-beda. Salah satunya adalah untuk meningkatkan citra perusahaan. Bank “X” memiliki program CSR yang berfokus pada bidang sosial dan pendidikan. Melalui program Mega Peduli, bantuan sosial selalu disalurkan setiap tahunnya baik pada kantor pusat maupun masing-masing kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Lain halnya dengan program Mega Berbagi. Program CSR yang berbentuk produk tabungan ini, mengajak masyarakat untuk ikut langsung berbagi kepada para generasi penerus bangsa dalam meningkatkan taraf hidup berkependidikannya dengan menyisihkan 1 persen dari bunga tabungan setiap bulannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi program CSR Bank “X” serta melihat dimensi citra manakah yang paling berpengaruh dalam meningkatkan citra Bank “X” melalui kegiatan CSR dengan melihat dari respon nasabah Kota Bogor. Dengan menggunakan kuesioner sebagai instrument pengambilan data, 35 orang responden terpilih untuk menjadi sampel penelitian. Hasilnya nanti dapat melihat faktor dimensi mana yang paling berpengaruh serta yang paling tidak berpengaruh terhadap peningkatan citra Bank “X”. Hasil identifikasi program didapatkan bahwa program CSR Bank “X” termasuk dalam kategori aktivitas CSR Cause Related Marketing (Mega Berbagi) dan Corporate Philanthropy (Mega Peduli). Benefit yang didapatkan dari kegiatan CSR dalam kategori tersebut adalah meningkatkan reputasi perusahaan, memperkuat bisnis, membantu penyelesaian masalah sosial lokal, menarik nasabah baru, meningkatkan penjualan produk dan membangun identitas merk yang positif. Sedangkan berdasarkan hasil analisis faktor didapatkan bahwa dimensi Successful memiliki pengaruh terbesar terhadap citra Bank “X” (90,4%) dan dimensi Dynamic memiliki pengaruh terkecil (67,2%) adapun dimensi Business Wise, Character, Cooperative dan Withdrawn masiing-masing memiliki pengaruh sebesar 89,1 persen, 89 persen, 73,2 persen dan 70,4 persen.
KAJIAN CITRA PERUSAHAAN MELALUI KEGIATAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA BANK “X”
BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
INDRA JATMIKO
H24087024
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
Judul : Kajian Citra Perusahaan Melalui Kegiatan Corporate Social
Responsibility Pada Bank “X” Bogor
Nama : Indra Jatmiko
NIM : H24087024
Menyetujui
Dosen Pembimbing,
(Dr.Ir.Abdul Kohar Irwanto, M.Sc)
NIP 194912101978031002
Mengetahui
Ketua Departemen,
(Dr.Ir.Jono M. Munandar, M.Sc)
NIP 196101231986011002
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Terlahir sebagai putra ketiga dari pasangan H.Soegeng Santoso,
SH., MM dan Hj.K.Sukaesih Wijayanti pada tanggal 22 Januari 1987,
penulis mengawali pendidikannya di Surabaya sebelum pada akhirnya di
tahun 2000 melanjutkannya ke Bogor. Sebelum berstatus sebagai
mahasiswa Departemen Manajemen FEM IPB, penulis terlebih dahulu
menempuh pendidikan pada program Diploma III Pendidikan Ahli
Administrasi Perusahaan (PAAP) di Fakultas Ekonomi Universitas
Padjadjaran pada jurusan perpajakan (2005-2008).
Semasa hidupnya, penulis telah mengikuti berbagai macam
kegiatan dan mendapat berbagai penghargaan. Diantaranya meraih juara I
drum band se-Jabodetabek bersama tim dari SLTPN I Bogor (2000-2002).
Terpilih menjadi atlet kontingen Kota Bogor dan meraih medali perunggu
kelas D putra pada cabang olahraga pencak silat pada POPDA 2004. Dan
sebagai semifinalis lomba debat pajak pada event Tax Goes To Campus
2006.
Dalam kegiatan keorganisasian, penulis telah memulainya semasa
aktif berkuliah di Unpad sebagai Menteri Penalaran Ilmiah BEM PAAP
FE-UNPAD (2006-2007) dan Wakil Presiden BEM PAAP FE-UNPAD
(2007-2008). Kemudian penulis terpilih sebagai ketua pada Gerombolan
Penulis Kreatif yang terbentuk di Yogyakarta pada tahun 2009 dan telah
mempublikasikan satu karya berjudul Indulgensia Bunda diterbitkan oleh
penerbit Juxtapose Yogyakarta pada awal tahun 2010.
Penulis pernah bekerja sebagai staf Akunting & Pajak pada PT.
Sadikun Niagamas Raya (2008-2009), tenaga lepas pada ILNA Training
Center (2009) dan staf pada PT. BPRS Al-Salaam (2010). Kini penulis
sedang menulis sebuah novel dan menjadi penulis lepas pada salah satu
media online di Bandung.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta
salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, kepada keluarga serta
sahabatnya hingga akhir zaman.
Skripsi ini berjudul “Kajian Citra Perusahaan Melalui Kegiatan
Corporate Social Responsbility Pada Bank ‘X’ Bogor” yang diajukan sebagai
salah satu syarat untuk menempuh Ujian Sidang dan meraih gelar Sarjana
Ekonomi (SE) pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Skripsi ini memaparkan tentang kegiatan tanggung jawab sosial yang
dilakukan oleh Bank “X” dengan melihat kategori kegiatannya serta melihat
faktor-faktor citra yang dipengaruhinya. Kegiatan CSR yang merupakan salah
satu pilar kemajuan sebuah perusahaan memerlukan perencanaan dan penerapan
yang sangat baik agar nasabah maupun masyarakat secara luas mampu
menangkap isi pesan yang disampaikan melalui kegiatan CSR. Berdasarkan hasil
penelitian terbukti bahwa faktor-faktor pembentuk citra perusahaan dipengaruhi
oleh kegiatan CSR.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Maka dari
itu, penulis sangat mengharapkan masukan berupa saran-saran maupun kritik yang
membangun untuk memperbaikinya.
Bogor, Januari 2011
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara
moril maupun materiil. Oleh karenanya penulis ingin mengucapkan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr.Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc sebagai dosen pembimbing
yang telah meluangkan segenap waktu dan tenaganya dalam
memberikan bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan kepada
penulis.
2. Ibu Hj.Ir.Mimin Aminah, MM dan Ibu Hardiana Widyastuti, S.Hut.,
MM selaku dosen penguji yang telah banyak membantu dan memberi
masukan-masukan.
3. Mas Hino yang memberi banyak masukan dan koreksi terhadap skripsi
ini.
4. Mbak Risma selaku salah satu staf Bank Mega KC Bogor yang
bersedia memberikan bantuan dan kemudahan informasi selama
penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Gatot Aries Munandar dan Mas Yova Andre dari Corporate
Secretary Division Bank Mega Pusat yang telah bersedia meluangkan
waktu untuk berbagi informasi untuk kelancaran skripsi ini.
6. Rekan-rekan eksman 5 yang telah mengawali pendidikan ini bersama-
sama.
DAFTAR ISI
Halaman RINGKASAN RIWAYAT HIDUP …………………………………………………... iii KATA PENGANTAR …………………………………………… iv UCAPAN TERIMA KASIH ……………………………………......... v DAFTAR ISI …………………………………………………. vi DAFTAR TABEL …………………………………………………. viii DAFTAR GAMBAR …………………………………………………. ix DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………... x I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang……………………………………………….. 1 1.2. Rumusan Masalah…...…………………………..…................. 3 1.3. Tujuan Penelitian…………………......…................................. 3 1.4 . Kegunaan Penelitian………………………….………………. 3 1.5 . Ruang Lingkup Penelitian……........…………..……………… 4
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank…………………………………………………………... 5 2.2. Stakeholders…………………………………………………………. 5 2.2.1 Pengertian Stakeholders...................................................... 5 2.2.2 Kategori Stakeholders.....................……………………… 6 2.3. Corporate Social Responsibility………………………………… 7 2.3.1 Definisi Corporate Social Responsibility (CSR)………... 7 2.3.2 Dasar Hukum CSR Corporate Social Responsibility
(CSR)................................................................................... 8 2.3.3 Kategori Aktivitas Corporate Social Responsibility
(CSR)......…………………................................................. 8 2.3.4 Konsep Penerapan Corporate Social Responsibility
(CSR)................................................................................... 10 2.4. Citra Perusahaan……………………………………................. 12 2.5. Penelitian Terdahulu Yang Relevan…………………………... 14
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran.................................................................. 16 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................... 18 3.3. Pengumpulan Data.................................................................... 18 3.4. Analisis Deskriptif.................................................................... 20 3.5. Skala Likert……....................................................................... 20 3.6. Analisis Faktor……………………………………………….. 21 IV. HASIL & PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Bank “X”....................................................... 23 4.1.1 Sejarah Singkat Bank “X”...................................................... 23 4.1.2 Visi, Misi, Nilai dan Strategi Bank “X”................................. 24 4.2. Program CSR Bank “X”............................................................. 25 4.3. Adaptasi Program CSR Bank “X” Cabang Bogor..................... 27
4.5. Alokasi Dana CSR Bank “X”………………………………... 28 4.6. Karakteristik Responden………………………….................... 30 4.7. Identifikasi kegiatan CSR bank “X”…………………………. 36 4.8. Persepsi Responden Terhadap Citra Bank “X”……………..... 38 4.9. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Citra Bank “X” 39 4.10. Implikasi Manajerial…………………………………………. 37
KESIMPULAN & SARAN 1. Kesimpulan………………………………………………………. 39 2. Saran………………………………………………….................... 40
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………. 41
TERMINOLOGI …………………………………………………….. 43
LAMPIRAN …………………………………………………….. 45
DAFTAR TABEL
No Halaman
1 Kegiatan CSR berdasarkan jumlah kegiatan dan dana……………… 1 2 Jenis kegiatan CSR berdasarkan jumlah kegiatan dan dana……… 2 3 Kategori aktivitas CSR…………………………………………………. 8 4 Skor penilaian skala likert……………………………………………... 21 5 Rekapitulasi anggaran dana CSR 2006-2010…………………………… 33 6 Kategori dan benefit program CSR Bank “X”………………………….. 38 7 Posisi skor dimensi citra Bank “X”..…………………………………… 36
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
1 Hubungan antara CSR & pengembangan masyarakat……………… 10 2 Triple Bottom Liner dalam CSR…………………………………… 12 3 Kerangka pemikiran penelitian……………………………………. 17 4 Sebaran jenis kelamin responden………………………………….. 34 5 Sebaran tingkat pendidikan responden……………………………. 35 6 Sebaran profesi/ pekerjaan responden…………………………….. 35 7 Sebaran tingkat penghasilan responden……………………………. 36 8 Urutan dimensi citra yang berpengaruh……………………………… 41
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
1 Struktur organisasi perusahaan…………………………………….. 46 2 Kuesioner penelitian…………………………………………………. 47 3 Rekap hasil responsi responden……………………………………… 51 4 Hasil uji validitas……………………………………………………. 52 5 Hasil uji reliabilitas………………………………………………….. 55 6 Hasil uji chi-square…………………………………………………. 56 7 Hasil analisa faktor………………………………………………… 60
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan sebutan
Corporate Social Responsibility (CSR) semakin sering terdengar dan terlihat
aktivitasnya di layar kaca. Banyak perusahaan (terutama perusahaan besar)
yang mengiklankan aktivitas kegiatan CSR-nya dengan tujuan yang berbeda-
beda. Perusahaan seperti Unilever, Bank Mandiri dan Golden Missisipi (Aqua)
adalah salah satu contoh perusahaan besar yang mempublikasikan kegiatan
CSR-nya kepada masyarakat luas melalui media-media, baik itu media massa
maupun media elektronik.
Dengan dikukuhkannya UU no.40 tahun 2007, kedudukan CSR
sebagai salah satu kewajiban perusahaan semakin kuat. Meskipun baru pada
tahun 2007 CSR memiliki kedudukan atas dasar hukum, namun kegiatan dan
aktivitas CSR telah dilakukan lama oleh sebagian perusahaan di Indonesia.
Dalam jurnal Suharto (2006) disampaikan bahwa telah berlangsung sebanyak
279 kegiatan CSR dengan jumlah dana Rp 115,3 M selama tahun 2004.
Informasi tersebut di dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Maka
dimungkinkan terjadi peningkatan kegiatan CSR di Indonesia seiring dengan
telah ditetapkannya legalitas kegiatan CSR bagi perusahaan-perusahaan di
Indonesia.
Tabel 1. Kegiatan CSR berdasarkan jumlah kegiatan dan dana No Model Jumlah Kegiatan Jumlah Dana (Rupiah) 1 Langsung 113 (40,5%) 14,2 Miliar 2 Yayasan Perusahaan 20 (7,2%) 20,7 Miliar 3 Bermitra dengan Lembaga Sosial 114 (51,6%) 79 Miliar 4 Konsorsium 2 (0,7%) 1,5 Miliar Jumlah Total 279 115,3 Miliar Sumber: Saidi dan Abidin dalam Suharto (2006)
Tabel 2. Jenis kegiatan CSR berdasarkan jumlah kegiatan dan dana No Jenis/ Sektor Kegiatan Jumlah Kegiatan JumlahDana(Rupiah) 1 Pelayanan Sosial 95 (34,1%) 38 Miliar 2 Pendidikan dan Penelitian 71 (25,4%) 66,8 Miliar 3 Kesehatan 46 (16,4%) 4,4 Miliar 4 Kedaruratan (emergency) 30 (10,8%) 2,9 Miliar 5 Lingkungan 15 (5,4%) 395 Juta 6 Ekonomi Produktif 10 (3,6%) 640 Juta 7 Seni, Olah Raga, Pariwisata 7 (2,5%) 1 Miliar 8 Pembangunan Prasarana dan
Perumahan 5 (1,8%) 1,3 Miliar
Jumlah Total 279 115,3 Miliar Sumber: Saidi dan Abidin dalam Suharto (2006)
Sebagai salah satu bank swasta nasional, Bank “X” terus berkembang
dan berkomitmen untuk maju dalam melayani nasabahnya. Hal ini dibuktikan
dengan motto yang diangkat yaitu “We Love Our Customer” dan dengan
ditetapkannya tanggal 4 September sebagai “Service Day”, Bank “X” sangat
ingin melayani dan memuaskan para nasabahnya. Selain itu Bank “X” juga
terpilih untuk kedelapan kalinya memperoleh Wealth Added Creator Award di
tahun 2010. Acara yang diselenggarakan oleh Majalah SWA bersama Stern
Stewart & Co tersebut diberikan kepada perusahaan publik yang berkinerja
baik di Indonesia dengan penilaian yang bersumber pada kekayaan perusahaan
untuk para shareholder (pemegang saham) perusahaan.
Bank “X” juga melakukan kegiatan CSR sejak tahun 1996. Kegiatan
tersebut dilakukan dengan cara membagi-bagikan sembako kepada kaum
dhuafa disekitar lingkungan perusahaan di seluruh Indonesia. Kegiatan
tersebut dilakukan secara kontinu hingga kini. Pada tahun 2008 Bank “X”
menambahkan program CSR-nya dengan nama program Mega Peduli, dimana
program Mega Peduli ini difokuskan untuk pengembangan pendidikan di
seluruh Indonesia. Program ini dilakukan dengan cara melakukan perbaikan,
pembangunan dan penambahan fasilitas sekolah-sekolah yang ada di
Indonesia yang berada di daerah-daerah pedalaman.
Beberapa hal yang dilakukan Bank “X” tersebut merupakan beberapa
aspek dalam membentuk citra perusahaan menurut sumber News of Perhumas
(2004). Dimana aspek berfokus pada pelanggan, kemampuann finansial dan
kegiatan tanggung jawab sosial merupakan salah satunya. Adapun aspek-
aspek secara keseluruhan antara lain:
1. Kemampuan finansial 2. Mutu produk dan pelayanan 3. Fokus pada pelanggan 4. Keunggulan dan kepekaan SDM 5. Reliabilitas 6. Inovasi 7. Tanggung jawab lingkungan 8. Tanggung jawab sosial 9. Penegakan Good Corporate Governance (GCG)
Dengan perkembangan kondisi tersebut maka judul penelitian yang
diangkat adalah “Kajian Citra Perusahaan Melalui Kegiatan Corporate
Social Responsibility Pada Bank ‘X’ Bogor” untuk diajukan sebagai tema
skripsi kali ini. Adapun lokasi penelitian yaitu di Bank “X” Kantor Cabang
Kota Bogor.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat pada penelitian kali ini ada 2
(dua) rumusan. Kedua rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Termasuk dalam kategori manakah kegiatan CSR Bank “X”?
2. Faktor-faktor manakah yang paling utama dalam mencitrakan Bank
“X” melalui kegiatan CSR?
1.3. Tujuan Penelitian
Atas dasar rumusan masalah diatas, maka tujuan yang diharapkan dari
penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi kategori kegiatan CSR Bank “X”.
2. Menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh pada pencitraan Bank
“X” melalui kegiatan CSR.
1.4. Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat atau kegunaan yang dapat diperoleh dari hasil
penelitian ini adalah agar pihak Bank “X” dapat mengetahui faktor manakah
yang mempengaruhi citra Bank “X” melalui kegiatan CSR.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Pada penelitian kali ini, penulis membatasi ruang lingkup
penelitiannya. Yaitu sebatas pada penganalisaan kategori kegiatan CSR Bank
“X” serta faktor yang mempengaruhi citra Bank “X” melalui kegiatan non-
bisnis yaitu CSR.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bank
Dalam Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 tahun 1998,
pengertian bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Sedangkan definisi secara teknis dapat ditemukan pada Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI
Nomor 792 Tahun 1990. Pengertian bank menurut Standar Akuntansi
Keuangan (1999) adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara
keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak-pihak
yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi
memperlancar lalu lintas pembayaran. Sedangkan pengertian bank pada SK
Menteri Keuangan RI Nomor 792 tahun 1990 adalah suatu badan yang
kegiatannya di bidang keuangan melakukan penghimpunan dan penyaluran
dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan.
Sehingga dari beberapa definisi berbagai sumber tersebut, dapat
disimpulkan definisi bank secara umum yaitu sebuah badan yang berfungsi
untuk menghimpun dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat.
Bank berfungsi sebagai penyalur dan penghimpun atau sebagai pihak kedua.
2.2. Stakeholders
2.2.1 Pengertian Stakeholders
Menurut Prasetijo, et.al (2004) Stakeholders adalah anggota
komuniti, atau kelompok individu, masyarakat (tidak semua) yang
berasal dari wilayah korporat tersebut berdiri, wilayah negara dan bisa
juga negara lain (global) yang mempunyai pengaruh terhadap jalannya
suatu korporat. Stakeholders menurut kamus Oxford dalam Prasetijo,
et.al (2004) memiliki pengertian seseorang atau organisasi yang
mempunyai bagian dan kepentingan pada bentuk korporat atau
korporat. Dalam Solihin (2008) Stakeholders atau pemangku
kepentingan sebagai orang atau kelompok yang dapat mempengaruhi
atau dipengaruhi oleh berbagai keputusan, kebijakan, maupun operasi
perusahaan.
Sehingga dapat disimpulkan pengertian Stakeholders adalah
pihak-pihak yang dalam hal ini yaitu pegawai, manajemen, supplier,
pemerintah dan masyarakat sekitar lingkungan perusahaan yang
memiliki kepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Stakeholder tidak dapat terlepas dari kegiatan berbisnis, karena akan
terkait baik secara langsung maupun tidak langsung.
2.2.2 Kategori Stakeholders
Jones (1995) mengklasifikasikan Stakeholders menjadi 2 (dua)
kategori, yaitu inside stakeholders dan outside stakeholders.
a) Inside Stakeholders, terdiri dari orang-orang yang memiliki
kepentingan dan tuntutan terhadap sumber daya perusahaan serta
berada di dalam organisasi perusahaan. Yang termasuk ke dalam
inside stakeholders adalah pemegang saham (stockholders), para
manajer (managers), dan karyawan (employees).
b) Outside Stakeholders, terdiri atas orang-orang maupun pihak-pihak
(constituencies) yang bukan pemilik perusahaan, bukan pemimpin
perusahaan dan bukan pula karyawan perusahaan, namun memiliki
kepentingan terhadap perusahaan dan dipengaruhi oleh keputusan
serta tindakan yang dilakukan oleh perusahaan. Yang termasuk ke
dalam kategori outside stakeholders adalah pelanggan (customers),
pemasok (suppliers), pemerintah (government), masyarakat lokal
(local communities) dan masyarakat secara umum (general public).
Dari kedua kategori tersebut dapat diketahui mengenai peran
pada masing-masing kategori stakeholders terhadap program CSR
perusahaan. Pada kategori Inside Stakeholders, orang-orang yang
termasuk dalam kategori tersebut memiliki peran dalam rangka
merumuskan serta menjalankan program CSR perusahaan. Sedangkan
orang-orang yang termasuk pada kategori Outside Stakeholders
memiliki peran sebagai pendukung ataupun sebagai objek dari
program CSR yang dilaksanakan oleh perusahaan.
2.3. Corporate Social Responsibility
2.3.1 Definisi Corporate Social Responsibility (CSR)
Schermerhorn dalam Suharto (2007) menyebutkan bahwa
definisi tanggung jawab sosial adalah Suatu kepedulian organisasi
bisnis untuk bertindak dengan cara-cara mereka sendiri dalam
melayani kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal.
Lawrence, et.al dalam Kartini (2008) mendefinisikannya sebagai CSR
means that a corporation should be held accountable for any of its
action that affect people, their communities and their environment.
Kotler dan Lee dalam Solihin (2008) memiliki definisi yang
berbeda terhadap CSR, yaitu Corporate Social Responsibility is a
commitment to improve community well being through discretionary
business practices and contribution of corporate resources.
Sedangkan World Business Council for Sustainable Development
dalam Suharto (2008) CSR adalah komitmen berkesinambungan dari
kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberi kontribusi bagi
pembangunan ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan
karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas
pada umumnya.
Pada rancangan (draft) ISO 26000 yang akan mengatur
mengenai CSR dalam Suharto (2008) Corporate Social Responsibility
adalah tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak
dari keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat
dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan
dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan
kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan pemangku
kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma
perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara
menyeluruh (draft 3).
2.3.2 Dasar Hukum Corporate Social Responsibility (CSR)
Dalam Pasal 74 ayat 1 UU Republik Indonesia No.40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas disebutkan bahwa “PT yang
menjalankan usaha di bidang dan/atau bersangkutan dengan sumber
daya alam wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan”.
Sedangkan dalam Pasal 15 (b) UU Republik Indonesia No.25 tahun
2007 tentang Penanaman Modal menyatakan bahwa “Setiap penanam
modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial
perusahaan.”
2.3.3 Kategori Aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR)
Berdasarkan sumber dari Kotler dan Lee (2005) menyebutkan
bahwa terdapat 6 (enam) kategori aktivitas CSR, yaitu:
Tabel 3. Kategori aktivitas CSR
No Kategori CSR Definisi Contoh 1 Cause Promotions Perusahaan menyediakan dana
atau sumber daya lainnya yang dimiliki perusahaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap suatu kegiatan sosial atau untuk mendukung pengumpulan dana, partisipasi dari masyarakat atau perekrutan tenaga sukarela untuk suatu kegiatan tertentu.
Perusahaan DELL mensponsori pengumpulan komputer bekas untuk di donasikan kepada organisasi non-profit dan organisasi publik
2 Cause-Related Marketing
Perusahaan memiliki komitmen untuk menyumbangkan persentase tertentu dari penghasilannya untuk suatu kegiatan sosial berdasarkan besarnya penjualan produk.
Perusahaan DELL memberi 10% dari produk baru yang dipilihnya ketika tiga produk bekasnya dipergunakan kembali
Lanjutan Tabel 1.
No Kategori CSR Definisi Contoh 3 Corporate Social
Marketing Perusahaan mengembangkan dan melaksanakan kampanye untuk mengubah perilaku masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan keselamatan publik, menjaga kelestarian lingkungan hidup serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
McDonald menyelenggarakan imunisasi gratis untuk anak-anak
4 Corporate Phylanthropy
Perusahaan memberikan sumbangan langsung dalam bentuk derma untuk kalangan masyarakat tertentu.
Bank “X” Cabang Bogor memberikan sembako untuk pantri wredha
5 Community Volunteering
Perusahaan mendukung serta mendorong para karyawan, rekan pedagang eceran, atau para pemegang franchise agar menyisihkan waktu mereka secara sukarela guna membantu organisasi masyarakat lokal maupun masyarakat
McDonald memberikan makanan kepada para profesional dan sukarelawan pada musibah 9/11
6 Social Responsible Business Practice
Perusahaan melaksanakan aktivitas bisnis melampaui yang diwajibkan oleh hukum serta melaksanakan investasi yang mendukung kegiatan sosial dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan komunitas dan memeliharalingkungan hidup.
McDonald menggunakan material berbahan daur ulang pada pengemasannya
Sumber: Kotler dan Lee, 2005
Dari keenam kategori aktivitas CSR tersebut, dapat disimpulkan
bahwa inti atau output yang dihasilkan dari program CSR salah
satunya adalah sebagai wadah atau sarana untuk mengembangkan
masyarakat. Kesimpulan tersebut sesuai seperti yang disampaikan
oleh Suharto (2007) dalam Gambar 1 dibawah ini.
Gambar1. Hubungan antara CSR & pengembangan masyarakat (Suharto, 2007)
2.3.4 Konsep Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR)
Dalam Suharto (2005) dikatakan bahwa munculnya konsep CSR
didorong oleh terjadinya kecenderungan pada masyarakat industri
yang kemudian disingkat sebagai fenomena DEAF (Dehumanisasi,
Equalisasi, Aquariumisasi dan Feminisasi) :
1) Dehumanisasi industri
Efisiensi dan mekanisasi yang semakin menguat di dunia industri
telah menciptakan persoalan-persoalan kemanusiaan baik bagi
kalangan buruh di perusahaan tersebut, maupun bagi masyarakat di
sekitar perusahaan. “Merger mania” dan perampingan perusahaan
telah menimbulkan gelombang Pemutusan Hubungan Kerja dan
pengangguran, ekspansi dan eksploitasi dunia industri telah
melahirkan polusi dan kerusakan lingkungan yang hebat.
2) Equalisasi hak-hak publik.
Masyarakat kini semakin sadar akan haknya untuk meminta
pertanggungjawaban perusahaan atas berbagai masalah sosial yang
seringkali ditimbulkan oleh beroperasinya perusahaan. Kesadaran
ini semakin menuntut akuntabilitas (accountability) perusahaan
bukan saja dalam proses produksi, melainkan pula dalam kaitannya
dengan kepedulian perusahaan terhadap berbagai dampak sosial
yang ditimbulkannya.
3) Aquariumisasi dunia industri.
Dunia kerja kini semakin transparan dan terbuka laksana sebuah
akuarium. Perusahaan yang hanya memburu rente ekonomi dan
cenderung mengabaikan hukum, prinsip etis dan filantropis tidak
akan mendapat dukungan publik. Bahkan dalam banyak kasus,
masyarakat menuntut agar perusahaan seperti ini ditutup.
4) Feminisasi dunia kerja.
Semakin banyaknya wanita yang bekerja, semakin menuntut
penyesuaian perusahaan, bukan saja terhadap lingkungan internal
organisasi, seperti pemberian cuti hamil dan melahirkan,
keselamatan dan kesehatan kerja, melainkan pula terhadap
timbulnya biaya-biaya sosial, seperti penelantaran anak, kenakalan
remaja, akibat berkurangnya atau hilangnya kehadiran ibu-ibu di
rumah dan tentunya di lingkungan masyarakat.
Dari akar permasalahan yang menjadi pemicu munculnya CSR,
maka diperlukan solusi berupa kerangka upaya pemecahan masalah
tersebut. Maka Tanggung jawab sosial atau Corporate Social
Responsibility dalam Suharto (2007) diteorikan sebagai bentuk
kepedulian perusahaan yang didasari tiga prinsip dasar yang dikenal
dengan istilah Triple Bottom Lines atau 3P, yaitu:
1) Profit
Perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan
ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan
berkembang.
2) People
Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan
manusia. Beberapa perusahaan mengembangkan program CSR,
seperti pemberian beasiswa bagi pelajar sekitar perusahaan,
pendirian sarana pendidikan dan kesehatan, penguatan kapasitas
ekonomi lokal, dan bahkan ada perusahaan yang merancang
berbagai skema perlindungan sosial bagi warga setempat.
3) Plannet
Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan keberlanjutan
keragaman hayati. Beberapa program CSR yang berpijak pada
prinsip ini biasanya berupa penghijauan lingkungan hidup,
penyediaan sarana air bersih, perbaikan pemukiman,
pengembangan pariwisata (ekoturisme).
Gambar 2. Triple bottom lines dalam CSR (Suharto, 2007)
2.4. Citra Perusahaan
Definisi Citra menurut Jefkins (2003) adalah kesan seseorang atau
individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan
pengalaman yang dimilikinya. Selanjutnya, menurut Rakhmat (2000), citra
merupakan kesan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan pengertian
seseorang tentang fakta-fakta atau kenyataan.
Dalam jurnal Roslina (2010) dikatakan bahwa citra perusahaan adalah
persepsi eksternal stakeholders. Sedangkan dalam News of Perhumas (2004)
disebutkan bahwa terdapat beberapa aspek dalam membentuk citra dan
reputasi perusahaan, antara lain:
1. Kemampuan finansial.
2. Mutu produk dan pelayanan.
3. Fokus pada pelanggan.
4. Keunggulan dan kepekaan SDM.
5. Reliability.
6. Inovasi.
7. Tanggung jawab lingkungan.
8. Tanggung jawab sosial.
9. Penegakan Good Corporate Governance (GCG)
Namun dalam upaya pengukurannya, Spector dalam Picton &
Broderick (2001) menemukan enam faktor utama yang dapat mengukur
dimensi utama para calon responden yang mereka gunakan dalam
mengekspresikan citra dari suatu organisasi. Keenam faktor utama tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Dynamic : pioneering, attention-getting, active, goal oriented
Bahwa sebuah organisasi atau perusahaan haruslah dinamis :
pelopor, menarik perhatian, aktif dan berorientasi pada tujuan.
2. Cooperative : friendly, well-liked, eager to please good relations
Sebuah organisasi harus mampu bekerja sama : ramah, disukai,
membuat senang orang lain dan memiliki hubungan baik dengan
orang lain.
3. Business : wise, smart, persuade, well-organized
Organisasi harus memiliki karakter bisnis : bijak, cerdas, persuasif,
terorganisir dengan baik.
4. Character : ethical, reputable, respectable
Sebuah organisasi yang baik, harus memiliki karakter yang baik
pula seperti : etis, reputasi baik dan terhormat
5. Successful : financial performance, self-confidence
Ciri yang dimiliki organisasi sukses adalah kinerja keuangan yang
baik dan percaya diri
6. Withdrawn : aloof, secretive, cautious
Organisasi pun harus mampu menahan diri : ketat, menjaga rahasia
dan berhati-hati.
Dengan demikian, maka parameter atau pengukuran citra perusahaan
dapat dilakukan, melalui keenam faktor temuan Spector ini yang akan
dikonversi melalui instrument penelitian, yaitu kuesioner. Parameter citra
ini kemudian akan dikonversi dengan menggunakan skala agar dapat diukur
melalui angka. Skala yang digunakan adalah Skala Likert.
2.5. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Seravina (2008) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Loyalitas
Nasabah Tabungan Britama (Studi Kasus Pada Nasabah PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk. Cabang Bogor)”. Penelitian tersebut dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana peranan program CSR terkait dengan
loyalitas nasabah, khususnya pada nasabah tabungan britama. Penelitian
eksplanatori ini menjelaskan kaitan atau hubungan antar variabel dalam
penelitian melalui pengujian hipotesa. Untuk mempermudah dalam
menjabarkan hasil penelitiannya, penulis menggunakan alat analisis
deskriptif. Serta analisis rank spearman dalam menganalisa hubungan yang
terjadi antara program CSR terhadap loyalitas nasabah. Hal tersebut
dilakukan agar dapat diketahui pengaruh sikap nasabah tabungan britama
terkait dengan program CSR yang mengakibatkan seberapa jauh tingkat
loyalitas yang terjadi yang dalam pengolahannya menggunakan analisis
regresi linear sederhana. Dari hasil penelitiannya tersebut, menunjukkan
bahwa terdapat 96 persen responden yang memberikan tanggapan positif
terhadap pelaksanaan CSR BRI.
Prasetya (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis
Pengaruh Corporate Social Responsibility ‘Lifebuoy Berbagi Sehat’
Terhadap Loyalitas Konsumen dan Citra Perusahaan Unilever Indonesia
(Studi Kasus di Kota Bogor)” mendapatkan kesimpulan bahwa Brand
Awareness produk Lifebuoy di kota Bogor mencapai 100 persen aware
dengan posisi Top of Mind 61 persen, Brand Recall 33 persen dan Brand
Recognition 6 persen. Sementara efektifitas iklan televisi CSR “Lifebuoy
Berbagi Sehat” melalui perhitungan CRI adalah sebesar 76,99 persen.
Kemudian terdapat hubungan positif yang kuat antara kegiatan CSR
dengan loyalitas konsumennya (39,2%) serta positif lemah dengan citra
perusahaan (16,1%).
Panggabean (2009) dengan judul penelitian “Pengaruh Kegiatan
Filantropi Perusahaan Terhadap Citra Medco (Studi Kajian Bidang
Pendidikan)” menghasilkan bahwa terdapat pengaruh positif antara
kegiatan filantropi terhadap citra Medco. Hasil ini didapatkan setelah
mengkorelasikan dan meregresikan antara kegiatan filantropi Medco
dengan teori citra yang telah dilakukan survey lapangan.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Visi dan misi suatu perusahaan disusun dengan fungsi sebagai
pedoman dan landasan dalam melaksanakan kegiatan operasional
perusahaan agar menjadi lebih beraturan dan tepat menuju sasaran. Seperti
Bank “X” yang memiliki visi dan misi yang dirumuskan untuk menjadi
landasan dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Penelitian ini memulai kerangka pemikirannya pada visi dan misi
Bank “X”. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apa saja yang menjadi
tujuan jangka pendek, menengah dan panjang dari Bank “X”. Selanjutnya
mengetahui program-program CSR yang disiapkan oleh Bank “X” kepada
para Stakeholders-nya.
Program CSR yang baik adalah program yang memiliki tujuan untuk
membantu dan membangun masyarakat sekitar lingkungan perusahaan.
Penganalisaan citra nasabah Bank “X” Cabang Bogor terhadap program
CSR Bank “X” dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada para
responden yang terpilih menjadi sampel. Pemilihan ini dilakukan sengaja
secara acak (Simple Random Sampling) agar semua nasabah memiliki
kesempatan yang sama.
Penilaian responden dinilai secara deskriptif. Penilaian atau pengujian
deskriptif ini dimaksudkan untuk menjelaskan mengenai karakteristik
responden yang merupakan sampel dari populasi nasabah Bank “X” Cabang
Bogor serta melakukan uji Chi Square untuk melihat apakah masing-masing
karakteristik responden tersebut memiliki pengaruh terhadap jawaban yang
diberikan. Selanjutnya mengidentifikasikan kegiatan CSR Bank “X”.
Identifikasi ini dilakukan untuk melihat termasuk dalam kategori apakah
kegiatan CSR yang dilakukan oleh Bank “X” tersebut. Kemudian
menganalisa faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam membentuk citra
Bank “X” melalui kegiatan CSR.
Pada akhir dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan serta implikasi
manajerialnya yang dimaksudkan untuk menyimpulkan hasil kegiatan
penelitian serta beberapa masukan kepada pihak Bank “X” atas kegiatan
CSR yang dijalankannya agar lebih baik lagi dalam upaya untuk
meningkatkan citra perusahaannya melalui kegiatan CSR. Untuk lebih jelas
isi dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar kerangka pemikiran berikut
(Gambar 3).
Gambar 3. Kerangka pemikiran tahapan penelitian
VISI DAN MISI BANK “X”
FAKTOR YANG PALING
MEMPENGARUHI CITRA BANK “X”
ANALISIS DESKRIPTIF
PROGRAM CSR BANK “X”
FAKTOR-FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI
CITRA
ANALISIS FAKTOR CITRA MELALUI
KEGIATAN CSR
PERSEPSI RESPONDEN
TERHADAP CSR BANK
“X”
1. Dynamic 2. Cooperative 3. Business 4. Character 5. Successful 6. Withdrawn
KARAKTERISTIK
RESPONDEN
KUESIONER
PT. BANK “X”, Tbk
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bank “X” Cabang Bogor. Lama penelitian
ini dilakukan dalam tiga (3) bulan, terhitung sejak bulan Agustus hingga
Oktober 2010.
3.3. Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan dua macam data, yaitu data primer dan
sekunder. Dimana data primer diperoleh melalui survey langsung dengan
metode wawancara dan penyebaran kuesioner. Sedangkan data sekunder
diperoleh dari studi literatur, pustaka, laporan institusi pendidikan dan
melalui media internet.
Sampel yang diambil adalah dari populasi nasabah Bank “X” Kota
Bogor. Dan jumlah sampel minimal yang diambil menurut Setiadi (2003)
adalah 30 orang. Namun pada penelitian ini, jumlah sampel yang diambil
adalah 96 orang dengan mengacu pada hasil dari metode pengambilan
sampel Slovin.
…………………………………………………...(1)
n = 96,2 ~ 96 orang
Dimana:
n = jumlah sampel N = jumlah populasi
e = tingkat kelonggaran 10%
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah probability
sampling, yaitu suatu sampel yang ditarik sedemikian rupa dimana suatu
elemen (unsur) individu dari populasi tidak didasarkan pada pertimbangan
pribadi, tetapi tergantung kepada aplikasi kemungkinan (Nazir, 2005).
Dengan metode pengambilan sampel secara acak (Simple Random
Sampling).
Salah satu syarat kuesioner yang baik sebelum disebarkan menurut
Umar (2003) adalah dilakukan dua pengujian, yaitu uji validitas dan uji
reliabilitas. Uji validitas berguna untuk mengukur sejauh mana alat
pengukur atau skor yang diperoleh dapat mengukur hasil observasi yang
hendak diukur. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur.
2. Melakukan uji coba pengukuran kepada sejumlah responden.
3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.
4. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pertanyaan
dan pernyataan dengan skor total. Nilai korelasi ini dapat diketahui
dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment, yaitu:
......................................(2)
Dimana: X = Skor untuk masing-masing pertanyaan
Y = Skor total
N = Jumlah responden, (orang)
Tahap selanjutnya yaitu melakukan pengujian reliabilitas. Fungsi dari
uji reliabilitas ini untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya atau diandalkan. Indeks reliabilitas pada penelitian ini
menggunakan teknik Cronbach dengan menggunakan koefisien alpha (α).
................................................................(3)
Dimana:
r11 = Reliabilitas instrumen k = Banyak butir pertanyaan atau jumlah pertanyaan, (buah)
σt2 = Varian total
∑σb2 = Jumlah butir pertanyaan atau pernyataan, (buah)
Dengan rumus sebagai berikut:
...............................................................................(4)
Dimana:
n = Jumlah responden, (orang) X = Nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir
pertanyaan)
3.4. Analisis Deskriptif
Fungsi dari analisis deskriptif itu sendiri adalah untuk memberikan
gambaran umum tentang data yang diperoleh. Kemudian gambaran umum
ini dapat digunakan untuk menjadi acuan dalam melihat karakteristik data
yang diperoleh.
Karakteristik nasabah dijabarkan dengan menggunakan analisis ini.
Dimana data tersebut diperoleh dari penyebaran kuesioner. Kemudian
jawaban yang sama akan dikelompokkan dan akan disajikan dalam bentuk
diagram atau tabel. Karakteristik pada penelitian ini dilihat berdasarkan
jenis kelamin, usia, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, jumlah
penghasilan dan domisili.
3.5. Skala Likert
Skala pengukuran yang digunakan untuk menilai persepsi responden
pada kuesioner dalam penelitian kali ini adalah Skala Likert. Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat atau persepsi seseorang
terhadap variabel penelitian yang telah dijabarkan dalm item-item
pertanyaan. Jawaban pada setiap item pertanyaan yang menggunakan Skala
Likert merupakan gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif
(Sugiyono, 2004).
Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan lima (5) skala, yang
dimana pada masing-masing skala diberi bobot sesuai dengan tingkat
skalanya. Kemudian bobot ini akan dihitung untuk mendapatkan skor atas
jawaban para responden. Sedangkan rincian bobot dan skala yang digunakan
adalah sebagai berikut:
Bobot nilai = 5 Sangat Setuju (SS) Bobot nilai = 4 Setuju (S)
Bobot nilai = 3 Netral (N) Bobot nilai = 2 Tidak Setuju (TS)
Bobot nilai = 1 Sangat Tidak Setuju (STS)
Kemudian membuat tabulasi skor yang nanti akan diperoleh dari
jawaban responden. Dengan menggunakan rumus rentang kriteria (Umar,
2003), yaitu:
Rentang Skala (RS) = …………………………..(5)
Dimana m adalah jumlah alternatif jawaban pada masing-masing
item. Sehingga akan di dapatkan rentang skala
(RS=) = = 0,8
Maka skala penilaiannya adalah:
Tabel 4. Skor penilaian skala likert
Skor Penilaian
1,00 – 1,80 Sangat Buruk
1,80 – 2,60 Buruk
2,60 – 3,40 Cukup Baik
3,40 – 4,20 Baik
4,20 – 5,00 Sangat Baik
Sumber: Umar (2003), Diolah Oktober 2010
3.6. Analisis Faktor
Analisis faktor merupakan analisis statistic yang bertujuan untuk
mengidentifikasi, mengelompokkan, dan meringkas faktor-faktor yang
merupakan dimensi suatu variabel, definisi dan sebuah fenomena tertentu.
Pengujian dengan menggunakan analisis faktor dapat menggunakan data
yang berasal dari data primer maupun data sekunder. Analisis faktor yang
berasal dari data primer didapat melalui sebuah kuesioner (angket) yang
bertujuan untuk mengkuantitatifkan data dengan menggunakan skala likert
serta menggunakan rata-rata pembobotan tersebut sebagai data statistik
yang diolah.
Analisis faktor dengan data sekunder bisa menggunakan data yang
diperoleh dari hasil dokumentasi. Namun dalam hal ini dimensi data yang
digunakan harus disesuaikan dengan definisi suatu variabel atau fenomena
yang akan diukur. (B.A Nugroho, 2005)
IV. HASIL & PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Bank “X”
4.1.1 Sejarah Singkat Bank “X”
Sejarah Bank “X” berawal dari sebuah usaha milik keluarga
bernama PT. Bank Karman yang didirikan pada tahun 1969 dan
berkedudukan di Surabaya. Selanjutnya pada tahun 1992 berubah
nama menjadi PT. Mega Bank dan melakukan relokasi Kantor Pusat
ke Jakarta.
Seiring dengan perkembangannya PT. Mega Bank pada tahun
1996 diambil alih oleh PARA GROUP (PT. Para Global Investindo
dan PT. Para Rekan Investama). Untuk lebih meningkatkan citra PT.
Mega Bank, pada bulan Juni 1997 melakukan perubahan logo dengan
tujuan bahwa sebagai lembaga keuangan kepercayaan masyarakat,
akan lebih mudah dikenal melalui logo perusahaan yang baru tersebut.
Dan pada tahun 2000 dilakukan perubahan nama dari PT. Mega Bank
menjadi PT. Bank “X”.
Dalam rangka memperkuat struktur permodalan maka pada
tahun yang sama PT. Bank “X” melaksanakan Initial Public Offering
dan listed di BEJ maupun BES. Dengan demikian sebagian saham PT.
Bank “X” dimiliki oleh publik dan berubah namanya menjadi PT.
Bank “X” Tbk. Pada saat krisis ekonomi, Bank “X” mencuat sebagai
salah satu bank yang tidak terpengaruh oleh krisis dan tumbuh terus
tanpa bantuan pemerintah bersama-sama dengan Citibank, Deutche
Bank dan HSBC.
Dengan semboyan "Mega Tujuan Anda" Bank “X” tumbuh
dengan pesat dan terkendali serta menjadi lembaga keuangan ternama
yang mampu disejajarkan dengan bank-bank terkemuka di Asia
Pasifik dan telah mendapatkan berbagai penghargaan dan prestasi baik
di tingkat nasional, regional maupun internasional. Dalam upaya
mewujudkan kinerja sesuai dengan nama yang disandangnya, PT.
Bank “X” Tbk. berpegang pada azas profesionalisme, keterbukaan dan
kehati-hatian dengan struktur permodalan yang kuat serta produk dan
fasilitas perbankan terkini.
4.1.2 Visi, Misi, Nilai dan Strategi Bank “X”
Manajemen Bank “X” percaya bahwa keberhasilan organisasi
sangat bergantung kepada seberapa kuat seluruh jajarannya
mempedomani Visi, Misi dan Nilai-nilai ideal yang tumbuh dari
dalam organisasinya. Nilai-nilai yang telah terbukti berkali-kali
menopang kinerja dan mempersembahkan karya yang dapat dinikmati
bersama oleh para stakeholdernya.
Adapun visi dari Bank “X” adalah “Menjadi Kebanggaan
Bangsa”. Sedangkan Misi dari Bank “X” adalah “Menciptakan
hubungan baik yang berkesinambungan dengan nasabah melalui
pelayanan jasa keuangan dan kemampuan kinerja organisasi terbaik
untuk meningkatkan nilai bagi para pemegang saham”.
Sedangkan nilai-nilai positif yang disematkan oleh Bank “X”
kepada para karyawannya ada 5 (lima), yaitu:
1. Kewirausahaan
2. Etika
3. Kerjasama
4. Dinamis
5. Komitmen.
Dalam mengembangkan usahanya, Bank “X” memiliki strategi-
strategi primer yang digunakan sebagai landasan tata laksananya
dalam pencapaian tujuan. Adapun tiga strategi yang diterapkannya,
yaitu:
1. Tumbuh dengan hasil optimal, resiko minimal dan patuh
terhadap ketentuan yang berlaku
2. Menyelaraskan sumber daya manusia dan organisasi untuk
tujuan perusahaan
3. Kepuasan untuk nasabah dan masyarakat.
4.2. Program CSR Bank “X”
Filosofi yang mendasari program-program CSR di Bank “X”
mencakup lebih dari memberikan kembali kepada masyarakat. Tanggung
jawab sosial yang diselenggarakan Bank “X” bertujuan untuk mewujudkan
hubungan yang harmonis dengan alam sekitar, tepatnya komunitas dan
lingkungan, dengan mencapai keuntungan bagi semua pihak yang
berkesinambungan hingga generasi selanjutnya.
Beberapa program yang telah dilaksanakan selama tahun 2009
adalah:
1. Program Mega Peduli
Program ini merupakan tahunan yang memberikan santunan
kepada kaum dhuafa. Program yang telah berlangsung sejak tahun
1996 ini, Bank “X” berbagi kebahagiaan kepada kaum dhuafa dan
masyarakat kurang mampu di sekitar kantor, dengan membagikan
paket sembako. Kegiatan ini dilakukan setiap tahunnya dalam rangka
menyambut hari raya idul fitri, dan kegiatan ini dilakukan, mulai
Kantor Pusat hingga Kantor Cabang yang tersebar di seluruh
nusantara. Kegiatan ini bertujuan meringankan beban saudara-saudara
kita yang kurang beruntung serta sebagai bentuk kesadaran diri akan
pentingnya untuk berbagi kebahagiaan terutama di saat-saat tertentu
seperti perayaan keagamaan.
Melalui santunan tersebut, diharapkan pula dapat
menumbuhkan rasa kepedulian sosial di antara para karyawan
terutama terhadap orang-orang yang kekurangan seperti kaum jompo,
yatim piatu, tuna wisma, orang cacat, dan lain sebagainya. Kegiatan
ini merupakan program rutin yang diselenggarakan setiap tahun dan
mendapat apresiasi yang sangat luar biasa dari masyarakat.
2. Program Mega Berbagi
Sejak tahun 2008 Bank “X” memberi bantuan untuk membantu
dalam pengembangan pendidikann salah satunya yaitu bantuan untuk
membangun kembali beberapa sekolah yang rusak akibat gempa bumi
di tasikmalaya dan Pengalengan, jawa Barat. Melalui tabungan Mega
Berbagi yang merupakan produk simpanan Bank “X”, kami bersama
nasabah bahu-membahu melakukan kegiatan sosial. tabungan Mega
Berbagi memang dipersiapkan untuk mengakomodir keinginan
nasabah yang mempunyai niat dan memiliki kepedulian sosial.
Dengan memiliki tabungan Mega Berbagi, nasabah tanpa terasa telah
mendonasikan 1 persen dari pendapatan bunga tabungannya, dan
Bank “X” akan menambahkan sejumlah nominal yang terkumpul
untuk bantuan perbaikan sarana pendidikan di indonesia.
Salah satu bentuk perwujudan dari program ini adalah bantuan
pembangunan sarana pendidikan yang rusak akibat korban gempa
bumi berkekuatan 7,3 skala richter di Jawa Barat yang terjadi pada
tanggal 2 September 2009 dan merusak bangunan - bangunan serta
infrastruktur di Tasikmalaya dan Pangalengan. Sebagai bentuk
partisipasi dalam menolong korban dan memperbaiki sarana
pendidikan, seperti gedung 1 sekolah, Bank “X” melalui Mega
Berbagi menyumbangkan dana untuk membangun kembali 3 sekolah
yang rusak akibat gempa bumi di Tasikmalaya dan Pengalengan.
Ketiga Sekolah Dasar tersebut adalah SD negeri Sukamanah Citere-
Pangalengan, SD negeri Sidamukti-Pengalengan dan SD negeri
Cigalontang - Tasikmalaya.
3. Program Ayo Ke Bank
Sebagai manifestasi dari pilar ke-enam arsitektur Perbankan
indonesia oleh Bank indonesia, yang menetapkan bahwa bank-bank
bertanggungjawab untuk mendidik masyarakat dasar-dasar
perbankan, Bank “X” mengundang murid-murid dan menerima
permohonan dari beberapa sekolah untuk mengunjungi kantor Bank
untuk melihat dan mempelajari kegiatan operasional suatu bank. topik
yang dibahas adalah “AYO ke Bank” suatu kampanye nasional yang
bertujuan untuk:
1. Membangun masyarakat yang bank minded.
2. Mengubah sikap masyarakat dan pemahaman atas produk dan
layananperbankan.
3. Meningkatkan kehati-hatian dalam bertransaksi.
Bank “X” mendapat tanggapan yang positif terhadap program
tersebut dari para siswa. Kedepannya, Bank “X” berencana untuk
menuangkan upaya lebih terhadap pendidikan, sesuai dengan misinya
dan membantu mengembangkan masyarakat.
4.3. Adaptasi Program CSR Bank “X” Cabang Bogor
Seperti yang telah di paparkan pada sub bab 4.2 perihal Program
Corporate Social Responsibility Bank “X”, bahwasannya kegiatan sejenis
tersebut dilakukan oleh kantor pusat hingga kantor cabang yang berada di
seluruh penjuru Indonesia dengan aturan dimana Bank “X” Pusat-lah yang
menentukan kegiatan dan mengatur pembiayaannya, sedangkan masing-
masing cabang hanya mengimplementasikannya yang kemudian membuat
laporan untuk diteruskan kepada kantor pusat sebagai bentuk pertanggung
jawabannya.
Demikian pula dengan Bank “X” Cabang Bogor dengan melakukan
hal yang sama, yaitu mengimplementasikan program CSR yang telah
ditetapkan oleh kantor pusat. Berdasarkan dengan aturan yang ditetapkan
oleh Bank “X”, bahwa yang memiliki kewenangan dalam perumusan dan
pengambilan keputusan program-program CSR apa saja yang akan
dilaksanakan atau dilakukan oleh Bank “X” pusat dan cabang adalah Bank
“X” kantor pusat Jakarta. Demikian pula dengan pengalokasian dana
kegiatannya. Kantor pusat-lah yang memiliki kewenangan dalam
pengalokasian dana kegiatan CSR baik itu untuk pusat atau untuk masing-
masing kantor cabang.
Bank “X” Cabang Bogor telah melakukan kegiatan tanggung jawab
sosial perusahaannya selama beberapa tahun belakang ini. Sejak tahun 2007,
Bank “X” Cabang Bogor secara rutin memberikan bantuan berupa sembako
kepada Rumah Perlindungan Sosial Tresna Werdha Bogor yang berlokasi di
Jalan R.Aria Suriawinata (Pulo Empang) Kelurahan Paledang, Kecamatan
Bogor Tengah, Kota Bogor.
Dengan memberikan sembako yang berisikan beras, tepung terigu,
minyak goreng, kue kering, mie instan dan lain sebagainya, diharapkan
cukup membantu para lansia yang menetap di Panti Sosial Tresna Werdha
yang terdapat sekitar 60 orang lansia yang ada disana. Para lansia tersebut
tidak hanya menetap, tetapi juga melakukan kegiatan-kegiatan seperti
pengajian rutin, olah raga senam dan lain sebagainya.
Sekalipun telah dikelola oleh Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas
Sosial, namun Panti Sosial Tresna Werdha ini masih perlu banyak perhatian
dan dukungan baik berupa dukungan moral maupun materiil seperti yang
tengah dilakukan oleh Bank “X” Cabang Bogor. Hal inilah yang kemudian
menjadi harapan agar kedepannya semakin banyak perusahaan yang
concern untuk membantu di bidang sosial.
4.4. Alokasi Dana CSR Bank “X”
Dalam rangka menyelenggarakan kegiatannya, Bank “X” melakukan
penganggaran biaya secara matang. Hal ini dilakukan agar dana yang
dialokasikan untuk kegiatan CSR tidak berlebih atau dengan kata lain tidak
efektif sehingga terjadi pemborosan.
Dana yang dialokasikan untuk masing-masing program berbeda,
dikatakan bahwa untuk program Mega Peduli yang telah dilakukan selama
kurang lebih 14 tahun, dana yang dialokasikan untuk 3 tahun terakhir adalah
Rp 5.000.000,- untuk masing-masing cabang di seluruh Indonesia serta
untuk 40 divisi di kantor pusat Jakarta. Sehingga untuk program Mega
Peduli alokasi dana yang dikeluarkan setiap tahunnya kurang lebih Rp
1.450.000.000,-. Adapun gambaran perhitungannya adalah sebagai berikut:
a. Rp 5.000.000,- X 250 Cabang = Rp 1.250.000.000,-
b. Rp 5.000.000,- X 40 Divisi = Rp 200.000.000,-
c. Total = Rp 1.450.000.000,-
Sedangkan untuk program Mega Berbagi, seperti yang telah
dijabarkan, bahwa program ini adalah program yang berbentuk produk
tabungan dengan mengajak para nasabah untuk turut serta membantu
mengembangkan pendidikan di Indonesia. Hanya dengan menyisihkan
1persen dari bunga tabungan maka nasabah telah membantu pembangunan
pendidikan di Indonesia.
Sejak peluncurannya di tahun 2008 hingga kini, program Mega
Berbagi telah membangun sekolah di Pengalengan (2 sekolah) dan
Tasikmalaya (satu sekolah) yang keduanya berada di wilayah Jawa Barat.
Total biaya yang telah terkumpul dari para nasabah tabungan Mega Berbagi
kurang lebih Rp 2,1 Miliar dan kemudian ditambahkan dengan nominal
yang sama. Sehingga pembangunan ketiga sekolah tersebut menghabiskan
dana kurang lebih Rp 5 Miliar. Dalam rencana yang akan datang Bank “X”
yang terus concern untuk mengembangkan pendidikan di Indonesia
berencana untuk membangun sekolah di wilayah-wilayah tertinggal yang
ada di Indonesia.
Tabel 5. Rekapitulasi anggaran dana CSR 2006-2010
Program Tahun Alokasi Dana
Mega Peduli 2006 Rp 1.160.000.000
2007 Rp 1.160.000.000
2008 Rp 1.450.000.000
2009 Rp 1.450.000.000
2010 Rp 1.450.000.000
Mega Berbagi 2009 Rp 5.000.000.000
Sumber: Corporate Secretary Division (COSD), Bank “X” Pusat 2010
4.5. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan perihal jenis kelamin
responden, di dapat bahwa pada penelitian ini responden berjenis kelamin
laki-laki berjumlah 22 orang (63%) dan responden berjenis kelamin
perempuan berjumlah 13 orang (37%). Dengan komposisi jumlah tersebut
di dapat bahwa perbedaan jenis kelamin responden tidak memiliki
perbedaan sikap terhadap persepsi atas citra Bank “X”. Karena nilai X2
hitung < X2 tabel, yaitu 1,876 < 5,991 (hasil uji Chi Square).
Gambar 4. Sebaran jenis kelamin responden
Pada sebaran tingkat pendidikan responden, berdasarkan hasil uji
Chi Square didapat bahwa tidak terdapat perbedaan sikap antara tingkat
pendidikan terhadap persepsi atas citra Bank “X” dengan nilai X2 hitung <
X2 tabel (1,597 < 5,991) pada komposisi tingkat pendidikan perguruan
tinggi 28 orang (80%) dan SMA 7 orang (20%).
Gambar 5. Sebaran tingkat pendidikan responden
Selanjutnya pada sebaran profesi atau pekerjaan responden, dengan
komposisi sebagai pelajar/ mahasiswa 9 orang (26%), pegawai negeri sipil
(PNS) 3 orang (8%), pegawai swasta 18 orang (51%), ibu rumah tangga 3
orang (9%) dan wiraswasta 2 orang (6%). hasil yang didapatkan
berdasarkan uji Chi Square bahwa nilai X2 hitung < X2 tabel (5,746 <
15,507), yang artinya tidak ada perbedaan sikap antara profesi/ pekerjaan
responden dengan persepsi atas citra Bank “X”.
Gambar 6. Sebaran profesi/ pekerjaan responden
Hasil uji Chi Square pada sebaran tingkat penghasilan responden
didapat nilai X2 hitung 2,623 dan nilai X2 tabel 9,487 yang artinya adalah
X2 hitung < X2 tabel. Sehingga tidak ada perbedaan sikap responden
terhadap persepsi atas citra Bank “X” berdasarkan tingkat penghasilan.
Gambar 7. Sebaran tingkat penghasilan responden
4.6. Identifikasi Kegiatan CSR Bank “X”
Kegiatan CSR Bank “X” yang telah dilakukan sejak tahun 1996
yaitu program Mega Peduli. Program ini dilakukan dengan cara
membagikan paket sembako kepada kaum dhuafa dan masyarakat kurang
mampu di sekitar kantor, baik kantor pusat maupun kantor cabang seluruh
Indonesia.
Dalam teori kategori aktivitas CSR, program Mega Peduli
termasuk dalam kategori Corporate Phylanthropy, yaitu perusahaan hanya
memberikan sumbangan langsung dalam bentuk derma untuk kalangan
masyarakat tertentu. Akibat dari kegiatan ini, Bank “X” mendapatkan
benefit yang menurut Kotler dan Lee (2005) adalah sebagai berikut:
1. Dapat meningkatkan reputasi Bank “X”, khususnya dimata para
penerima sumbangan yaitu kaum dhuafa.
2. Kegiatan ini dapat memperkuat bisnis Bank “X” di masa depan
melalui penciptaan citra yang baik dimata publik.
3. Memberi dampak dalam menyelesaikan masalah sosial dalam
komunitas lokal. Dalam hal ini, program Mega Peduli membantu
menyelesaikan permasalahan pendanaan bagi panti-panti sosial serta
kaum dhuafa.
Kegiatan CSR Bank “X” yang lain adalah Mega Berbagi. Program
ini berlangsung sejak tahun 2008 dengan sasaran yaitu untuk membantu
dalam pengembangan pendidikan di Indonesia. Program yang dananya di
dapatkan dengan cara membuka tabungan di Bank “X” yang setiap 1
persen dari bunga tabungan setiap bulan diterima oleh nasabah, kemudian
dana yang telah terkumpul akan ditambah dengan nominal yang sama oleh
pihak Bank “X” sebelum disalurkan ke sekolah-sekolah yang
membutuhkan di seluruh Indonesia.
Program Mega Berbagi ini termasuk dalam kategori Cause Related
Marketing, yaitu perusahaan memiliki komitmen untuk menyumbangkan
persentase tertentu dari penghasilannya untuk suatu kegiatan sosial
berdasarkan besarnya penjualan produk. Akibat dari aktivitas ini, Bank
“X” mendapat beberapa benefit yang menurut Kotler dan Lee (2005)
adalah sebagai berikut:
1. Karena program CSR Mega Berbagi berbentuk tabungan, maka Bank
“X” dapat menarik nasabah baru. Seperti yang telah diketahui bahwa
sejak peluncurannya di tahun 2008, tabungan Mega Berbagi terus
mengalami peningkatan jumlah nasabah salah satu contoh untuk
wilayah Jawa Tengah pada tahun 2008 terdapat 942 nasabah dan pada
tahun 2009 meningkat menjadi 2794.
2. Karena dapat menarik nasabah baru, maka aktivitas CSR Mega
Berbagi dapat meningkatkan penjualan produk perusahaan, yaitu
produk tabungan Mega Berbagi.
3. Program ini dapat membangun identitas merk yang positif dimata
nasabah.
Tabel 6. Kategori dan benefit program CSR Bank “X” No Program Kategori CSR Benefit bagi Bank “X”
1 Mega Peduli Corporate Philanthropy Meningkatkan reputasi
Memperkuat bisnis di masa depan
Membantu penyelesaian masalah sosial lokal
2 Mega Berbagi Cause Related Marketing Menarik nasabah baru
Meningkatkan penjualan produk
Membangun identitas merk yang positif
4.7. Persepsi Responden Terhadap Citra Bank “X”
Pada penilaian responden terhadap citra Bank “X” yang dibangun
melalui pelaksanaan program CSR didapatkan hasil bahwa sebagai besar
responden menilai baik atas citra yang dibangun melaui program CSR
tersebut. Nilai tersebut didapatkan setelah masing-masing responden
melakukan penilaian atas masing-masing dimensi citra. Berikut adalah
rekapitulasi penilaian responden pada masing-masing dimensi citra Bank
“X” yang dibangun melalui pelaksanaan program CSR.
Tabel 7. Posisi skor dimensi citra Bank “X” Dimensi Citra Skor Rataan Kategori
Dynamic 4,66 Sangat Baik Cooperative 3,65 Baik Business 3,68 Baik Character 3,67 Baik Successful 3,51 Baik
Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa rentang penilaian responden pada
masing-masing dimensi citra yaitu antara 3,51 – 4,66 dimana pada rentang
nilai tersebut berada pada kategori cukup baik hingga sangat baik.
Kemudian pada penilaian secara keseluruhan di dapatkan skor 3,83 yang
artinya responden menilai citra yang dibangun oleh Bank “X” melalui
program CSR sudah baik.
4.8. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada Citra Bank “X”
Pada Dimensi Dynamic: pioneering, attention-getting, active,
goal oriented mampu menjelaskan variasi sebesar 49,16 persen. Faktor
goal-oriented tidak termasuk dalam faktor yang mendukung dimensi
ini karena memiliki nilai komponen kurang dari 50 persen atau hanya
sebesar 43,7 persen. Faktor yang mendukung pada dimensi ini bila
diurutkan yaitu:
1. Attention-getting (81%)
2. Active (79,8%)
3. Pioneering (69,4%)
Pada dimensi Cooperative: friendly, well-liked, eager to please
good relations mampu menjelaskan variase sebesar 64,4 persen. Faktor
yang mendukung pada dimensi ini bila diurutkan yaitu:
1. Eager to please good relations (90,27%)
2. Well-liked (82,58%)
3. Friendly (65,96%)
Pada dimensi Business Wise: Smart, persuade, well-organized
mampu menjelaskan variase sebesar 87,32 persen. Faktor yang
mendukung pada dimensi ini bila diurutkan yaitu:
1. Persuade (95,03%)
2. Well-Organized (94,63%)
3. Smart (90,61%)
Pada dimensi Character: ethical, reputable, respectable
mampu menjelaskan variasi sebesar 83,45 persen. Faktor yang
mendukung pada dimensi ini bila diurutkan yaitu:
1. Reputable (93,16%)
2. Respectable (91,31%)
3. Ethic (89,54%)
Pada dimensi Successful: financial performance, sel-confidence
mampu menjelaskan variasi sebesar 77,09 persen. Faktor yang
mendukung pada dimensi ini bila diurutkan yaitu:
1. Self-confiedence 2 (91,98%)
2. Self-confiedence (87,78%)
3. Financial performance (83,42%).
Pada dimensi Withdrawn: aloof, secretive, caoutious mampu
menjelaskan variasi sebesar 43,04 persen. Faktor secretive tidak
termasuk dalam faktor yang mendukung dimensi ini karena memiliki
nilai komponen kurang dari 50 persen atau hanya sebesar 4,06 persen.
Faktor yang mendukung pada dimensi ini bila diurutkan yaitu:
1. Cautious (81,16%)
2. Aloof (79,41%)
Dari keenam dimensi (dynamic, cooperative, business,
character, successful dan withdrawn), setelah dilakukan analisis faktor
maka mampu menjelaskan variasi sebesar 64,745 persen. Bila
diurutkan, maka urutan dimensi yang paling mendukung adalah
sebagai berikut:
1. Successful (90,4%)
2. Business Wise (89,1%)
3. Character (89%)
4. Cooperative (73,2%)
5. Withdrwan (70,4%).
6. Dynamic (67,2%)
Gambar 8. Urutan dimensi citra yang berpengaruh
4.9. Implikasi Manajerial
Berdasarkan dari hasil analisis yang telah dijabarkan pada sub bab
sebelumnya, maka dapat dibuat implikasi manajerial kepada Bank “X”
yang nantinya dapat dijadikan rekomendasi. Adapun implikasi manajerial
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dynamic
Pihak manajemen Bank “X” harus kembali memperjelas
tujuan CSR yang dilakukan oleh perusahaan karena tujuan
menjadi dasar utama perumusan program kegiatan CSR dan
kegiatan CSR yang baik adalah CSR yang memiliki tujuan
serta bersifat membangun masyarakat dan lingkungan sekitar
perusahaan secara berkesinambungan.
2. Cooperative
Perusahaan agar lebih meningkatkan hubungan baik kepada
sasaran program CSR, sehingga hubungan yang terjalin tidak
hanya sebatas hubungan antara pemberi dan penerima.
3. Business Wise
Pada dimensi ini, diharapkan perusahaan dapat
mempertahankan kondisi yang ada, lebih baik lagi bila
meningkatkannya.
4. Character
Dalam melaksanakan kegiatan CSR, dari segi karakter etis
dari perusahaan sebaiknya lebih ditingkatkan lagi. Agar dapat
membentuk citra organisasi yang baik dimata masyarakat.
5. Successful
Performa keuangan yang baik menjadi salah satu unsur
dalam kegiatan CSR. Karena dengan baiknya performa
keuangan, maka laba perusahaan pun akan semakin meningkat.
Dengan demikian, alokasi dana yang digunakan dalam program
CSR pun dapat ditingkatkan pula.
6. Withdrawn
Karena hasil analisa menunjukkan bahwa faktor-faktor
pada dimensi withdrawn tidak memiliki pengaruh yang cukup
terhadap citra perusahaan (43,04% < 50%), maka perlu
perhatian khusus. Pada faktor secretive yang tidak termasuk
faktor yang mampu mendukung dimensi Withdrawn karena
hanya memiliki nilai komponen sebesar 4,06 persen maka
faktor ini dapat dihiraukan atau dihilangkan.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan selama tiga (3) bulan
sejak bulan Agustus hingga Oktober 2010. Maka dapat diambil beberapa
buah kesimpulan.
a. Program CSR Bank “X” termasuk dalam dua kategori, yaitu kategori
Corporate Philanthropy untuk program Mega Peduli dan Cause
Related Marketing untuk program Mega Berbagi. Pada masing-masing
kategori tersebut member benefit bagi Bank “X” diantaranya adalah
meningkatkan reputasi, memperkuat bisnis dimasa depan, membantu
penyelesaian masalah sosial lokal, menarik nasabah baru,
meningkatkan penjualan produk dan membangun identitas merk yang
positif.
b. Berdasarkan hasil analisis faktor pada dimensi citra Bank “X”, di dapat
bahwa dimensi Successful memiliki pengaruh tertinggi terhadap citra
Bank “X” sebesar 90,24 persen sedangkan dimensi Dynamic memiliki
pengaruh terkecil terhadap citra sebesar 66,76 persen. Selanjutnya
pada dimensi Business Wise, Character dan Cooperative masing-
masing secara berurutan memiliki tingkat pengaruh sebesar 89,08
persen, 88,93 persen dan 73,85 persen.
2. Saran
Adapun saran-saran yang sekiranya dapat memberi masukan
kepada pihak Bank Mega adalah sebagai berikut:
a. Pihak manajemen Bank “X” harus kembali memperjelas tujuan CSR
yang dilakukan oleh perusahaan karena tujuan menjadi dasar utama
perumusan program kegiatan CSR dan kegiatan CSR yang baik adalah
CSR yang memiliki tujuan serta bersifat membangun masyarakat dan
lingkungan sekitar perusahaan secara berkesinambungan.
b. Menambahkan program kegiatan CSR yang mampu mengembangkan
dan memandirikan masyarakat lokal di lingkungan sekitar perusahaan
secara berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Jalal. 2009. Kesalahpahaman Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Harian Tempo, 15 Januari 2009.
Jefkins, F. 2003. Public Relation. Erlangga. Jakarta. Kartini, D. 2008. Corporate Social Responsibility: Transformasi Konsep
Sustainable Management dan Implementasi di Indonesia. Refika Aditama. Bandung.
Kotler, P, N. Lee.2005. Corporate Social Responsibility: Doing The Most Good for Your Company and Your Cause. John Wiley & Sons Inc. New Jersey
Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. News of PERHUMAS. 2004. CSR dan Citra Corporate.
http://www.perhumas.or.id/ [5 September 2010] Nugroho, B.A. 2005. Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Penerbit
ANDI. Yogyakarta.
Panggabean, M.F. 2009. Pengaruh Kegiatan Filantropi Perusahaan Terhadap Citra Medco (Studi Kajian Bidang Pendidikan). Skripsi pada Jurusan .Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Indonesia. Depok.
Picton, D, A. Broderick. 2001. Integrated Marketing Communications.
LexisNexis. Canada. Prasetijo, Budimanta, Rudito. 2004. Corporate Social Responsibility: Jawaban
Bagi Model Pembangunan Indonesia Masa Kini. Jakarta. Prasetya, F.E. 2010. Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility “Lifebuoy
Berbagi Sehat” Terhadap Loyalitas Konsumen dan Citra Perusahaan Unilever Indonesia (Studi Kasus di Kota Bogor).Skripsi pada Program Penyelenggaraan Khusus Manajemen. Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Rakhmat, J. 2000. Metode Penelitian Komunikasi. Rosdakarya. Bandung Roslina. 2010. Citra Merek: Dimensi, Proses Pengembangan serta
Pengukurannya. Dalam Jurnal Bisnis & Manajemen vol.6 no.3, Mei 2010. Seravina, M. 2008. Pengaruh Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR)
Terhadap Loyalitas Nasabah Tabungan Britama (Studi Kasus Pada Nasabah PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Bogor).
Skripsi pada Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Insitut Pertanian Bogor. Bogor.
Siregar, C.N. 2007. Analisis Sosiologis Terhadap Implementasi Corporate Social Responsibility Pada Masyarakat Indonesia. Dalam Jurnal Sosioteknologi Edisi 12 tahun 6, Desember 2007.
Solihin, I. 2008. Corporate Social Responsibility: From Charity to Sustainability.
Salemba Empat, Jakarta. Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Affabeta. Bandung. Suharto, E. 2006. Tanggung Jawab Sosial dan Comdev. Jurnal. 2006 Suharto, E. 2007. Pekerjaan Sosial Di Dunia Industri. Refika Aditama. Bandung. Suharto, E. 2008. Menggagas Standar Audit Program CSR. Jurnal. 2008 Umar, H. 2003. Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Ghalia Indonesia. Jakarta. Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal http://bankmega.com/corsec/ [4 September 2010] http://id.wikipedia.org/wiki/ http://vivanews.com [3 Februari 2009]
TERMINOLOGI
CSR Corporate Social Responsibility atau tanggung
jawab sosial perusahaan muncul pertama kali
atas konsep atau gagasan dari Socrates “I am not
an Athenian or a Greek, but a citizen of the
world, so i have to take care to my environment”
(www.findarticles.com)
Data Sesuatu yang digunakan atau dibutuhkan dalam
penelitian dengan menggunakan parameter
tertentu yang telah ditentukan.
Degree of Freedom (Df) Derajat ketergantungan banyaknya observasi (n)
dan banyak variabel independen. Df digunakan
untuk menentukan nilai kritis.
Hipotesis Sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau
pengutaraan pendapat (teori, proposisi, dsb)
meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan.
ISO 26000 Muncul atas gagasan Vice President ISO Zina
Patir. ISO 26000 akan mengatur mengenai tata
kelola organisasi, hak asasi manusia,
ketenagakerjaan, lingkungan, praktik operasi
yang adil, isu konsumen dan pengembangan
masyarakat.
Para Group (CT Corporation) Group yang dibangun oleh Chairul Tandjung
sejak tahun 1987 ini bermula dari sebuah usaha
sepatu ekspor yang bermodalkan uang sebesar
Rp 150 juta yang dipinjam dari Bank Exim.
Kemudian Mengakuisisi Mega Bank menjadi
Bank Mega kemudian mendirikan Trans TV
serta membeli sebagian saham TV7 untuk
menjadi Trans7.
Populasi Suatu kelompok atau kumpulan subjek atau
objek yang akan dikenai generalisasi hasil
penelitian.
Stakeholders Para pemangku kepentingan perusahaan baik
dari internal perusahaan seperti pegawai,
pemegang saham, direksi hingga dari pihak luar
(eksternal) perusahaan seperti warga masyarakat
sekitar lingkungan perusahaan, suplier, dan lain
sebagainya.