Download - Kasus Appendiksitis , PengkajianNa
-
7/29/2019 Kasus Appendiksitis , PengkajianNa
1/19
B. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada hari selasa tanggal 10 juni 2008 pukul 12.00
Wita di Ruang Flaminggo BP RSUD Wangaya Denpasar dengan tehnik
wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan dokumentasi.
a. Pengumpulan Data
1) Identitas Pasien Penanggung (Ayah)
Nama : D.A G.D
Umur : 17 tahun 45 tahun
Jenis kelamin : Perempuan Laki-laki
Status : Belum menikah Menikah
Suku/ Bangsa : Bali/ Indonesia Bali/ Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Pelajar Wiraswasta
Agama : Hindu Hindu
Alamat : Jln. Gunung Lumut Jln. Gunung Lumut
No.3 Denpasar Barat No.3 Denpasar Barat
No. CM : 551527
Tanggal MRS : 10 juni 2008
2) Alasan Dirawat
a) Keluhan utama
(1) Saat masuk rumah sakit (tanggal 10 juni 2008) pukul 10.00
Wita, pasien mengeluh sakit pada perut kanan bawah
seperti ditusuk-tusuk sejak 1 minggu yang lalu (tanggal 3
juni 2008).
(2) Saat pengkajian (tanggal 10 juni 2008) pukul 12.00 Wita,
pasien mengeluh sakit pada perut kanan bawah seperti
ditusuk-tusuk terutama saat bergerak.
-
7/29/2019 Kasus Appendiksitis , PengkajianNa
2/19
b) Riwayat penyakit
Pasien mengatakan sejak 1 minggu yang lalu (3 juni 2008)
perutnya sakit. Oleh keluarganya, pasien diajak berobat ke
puskesmas. Di puskesmas pasien disuntik dan diberi obat
(pasien lupa nama obat yang diberikan). Setelah minum obat,
pasien mengatakan sakit perutnya tak kunjung hilang. Pada
tanggal 10 juni 2008 pukul 08.00 Wita, pasien mengatakan
perutnya kembali sakit dan disertai dengan muntah-muntah
setelah makan, isi muntahan berupa makanan dan cairan yang
habis dimakan. Oleh keluarga pasien segera dibawa ke Poli
Bedah RSUD Wangaya Denpasar, pasien diperiksa oleh dokter
dan dinyatakan menderita appendiksitis akut. Selanjutnya
pasien dirujuk ke Ruang Flaminggo. Pasien diterima di Ruang
Flaminggo pada tanggal 10 juni 2008 pada pukul 10.00 Wita.
Di Ruang Flaminggo pasien dipersiapkan untuk tindakan
operasi.
Diagnosa medis : Appendiksitis akut
Therapi tanggal 10 juni 2008 : Rencana operasi
3) Riwayat Penyakit Sebelumnya
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit gangguan
pembekuan darah (hemofili), jantung dan ginjal. Pasien
mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang parah yang
menyebabkan harus dirawat di Rumah Sakit.
4) Riwayat Penyakit keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang memiliki
riwayat penyakit Appendiksitis seperti yang dialami pasien. Dalam
keluarga pasien tidak ada riwayat penyakit keturunanseperti
diabetes mellitus, jantung, maupun asma dan penyakit menular
seperti TB paru dan hepatitis.
-
7/29/2019 Kasus Appendiksitis , PengkajianNa
3/19
5) Data Biologis-Psikologis-Sosial-Spiritual
a) Data biologis
(1) Bernafas
Pasien mengatakan sebelum sakit dan saat pengkajian tidak
mengalami kesulitan dalam bernafas baik dalam menghirup
dan menghembuskan nafas. Pasien juga mengatakan tidak
ada nyeri pada dadanya saat bernafas.
(2) Makan dan minum
Makan : Sebelum sakit pasien mengatakan biasa makan 3
kali sehari dengan menu nasi, lauk pauk dan
sayur, habis 1 porsi setiap kali makan dan
kadang-kadang mengkonsumsi buah. Pasien
juga suka makan makanan yang pedas. Saat
pengkajian pasien puasa.
Minum : Sebelum sakit pasien mengatakan biasa minum
6-8 gelas sehari ( 1200-1800 cc). Saat
pengkajian pasien puasa.
(3) Eliminasi
BAB : Sebelum sakit pasien mengatakan biasa buang
air besar 1 kali setiap hari dengan konsistensi
lembek, warna kuning, bau khas feses, tidak ada
lendir dan darah. Saat pengkajian pasien
mengatakan sudah BAB 1 kali sebelum masuk
rumah sakit.
BAK : Sebelum sakit pasien mengatakan biasa BAK
6-8 kali sehari ( 1600 cc/ hari) dengan warna
kuning dan bau pesing. Saat pengkajian pasien
sedah mengatakan BAK.
-
7/29/2019 Kasus Appendiksitis , PengkajianNa
4/19
(4) Gerak dan aktivitas
Sebelum sakit pasien mengatakan biasa melakukan
aktivitas sehari-hari. Saat pengkajian pasien hanya
berbaring di tempat tidur.
(5) Istirahat dan tidur
Sebelum sakit dan saat pengkajian pasien mengatakan tidak
mengalami kesulitan dalam istirahat dan tidur. Pasien biasa
tidur malam pada pukul 21.30 Wita dan bangun pukul
05.30 Wita
(6) Kebersihan diri
Sebelum sakit pasien mengatakan biasa mandi 2 x sehari di
kamar mandi dengan menggunakan sabun, gosok gigi 2 x
sehari dengan menggunakan pasta gigi, mencuci rambut 3 x
seminggu dengan menggunkan shampo, dan memotong
kukunya sendiri jika sudah panjang. Saat pengkajian pasien
tampak belum mandi.
(7) Berpakaian
Saat pengkajian pasien tampak cukup rapi dengan
menggunakan kemeja dan celana panjang.
(8) Pengaturan suhu tubuh
Sebelum sakit dan saat pengkajian pasien mengatakan tidak
pernah mengalami peningkatan suhu tubuh
b) Data psikologis
(1) Rasa aman (cemas)
Pasien dan keluarganya mengatakan takut dan cemas
dengan keadaan pasien, terlebih lagi karena akan dilakukan
tindakan operasi, ekspresi wajah tegang, pasien dan
keluarga tampak cemas dan gelisah.
(2) Rasa nyaman (nyeri)
Pasien mengatakan nyeri pada perut kanan bawah, pasien
mengatakan nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, skala
-
7/29/2019 Kasus Appendiksitis , PengkajianNa
5/19
nyeri 6 (sedang) dari 0-10 skala yang diberikan, nyeri
dirasakan saat pasien bergerak, pasien tampak meringis,
pasien tampak sering memegang perutnya saat bergerak.
c) Data sosial
(1) Sosial
Hubungan pasien dengan keluarga, perawat dan pasien
yang lain baik, pasien kooperatif dalam memberikan
informasi data dan kooperatif dalam menerima setiap
tindakan yang diberikan.
(2) Prestasi
Pasien mengatakan masih sekolah di SMAN 2
Denpasar dan sampai saat ini pasien mengatakan tidak
memiliki prestasi yang dapat dibanggakan.
(3) Bermain dan rekreasi
Pasien mengatakan jika ada waktu luang, pasien
biasanya menghabiskan waktu dengan jalan-jalan
bersama temannya.
(4) Pengetahuan belajar
Pasien dan keluarganya mengatakan tidak tahu tentang
penyakit, penyebab, perawatan, dan pengobatannya.
Pasien sering bertanya-tanya tentang penyakitnya dan
perawatan setelah operasi. Pasien tampak tegang.
d) Data spiritual
Pasien beragama Hindu, sebelum sakit pasien mengatakan
biasa sembahyang 3 x sehari, dan saat pengkajian pasien
mengatakan hanya bisa berdoa di tempat tidur saja.
6) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
(1) Kesadaran : CM (compos mentis)
(2) Bangun tubuh : Kurus
(3) Postur tubuh : Tegak
-
7/29/2019 Kasus Appendiksitis , PengkajianNa
6/19
(4) Gerak motorik : Terkoordinir
(5) Keadaan kulit : Warna kulit normal (sawo matang),
lembab, tidak ada sianosis, turgor elastis,
dan kebersihannya cukup.
b) Gejala kardinal
(1) Suhu : 37,4 C
(2) Pernafasan : 20 x / menit
(3) Denyut nadi : 88 x / menit
(4) Tekanan darah : 120/80 mmHg
c) Ukuran-ukuran lain
(1) BB sebelum sakit : 52 kg
(2) BB saat pengkajian : 50 kg
(3) TB : 168 cm
d) Keadaan fisik
(1) Kepala : Bentuk simetris, lesi tidak ada, benjolan
tidak ada, nyeri tekan tidak ada,
penyebaran rambut merata, rambut tidak
rontok, warna rambut hitam, dan kulit
kepala bersih.
(2) Wajah/ Muka : Bentuk oval, lesi tidak ada, oedem tidak
ada, benjolan tidak ada, dan nyeri tekan
tidak ada.
(3) Mata : Bentuk simetris, pergerakan bola mata
terkoordinasi sesuai dengan fungsi 6 otot
mata dan lapang pandang 160 , refleks
pupil baik, pupil isokor, nyeri tekan tidak
ada, konjungtiva merah muda, sklera
putih, dan penglihatan baik.
(4) Hidung : Bentuk simetris, nyeri tekan tidak ada,
sekret tidak ada, kebersihan cukup,
-
7/29/2019 Kasus Appendiksitis , PengkajianNa
7/19
mukosa hidung merah muda, dan
penciuman baik.
(5) Telinga : Bentuk simetris, nyeri tekan tidak ada,
serumen ada, kebersihan cukup, dan
pendengaran baik.
(6) Mulut : Bentuk simetris, mukosa bibir lembab,
stomatitis tidak ada, pembesaran tonsil
tidak ada, lidah bersih, kebersihan gigi
cukup, caries tidak ada, jumlah gigi
lengkap (32 buah), dan secara umum
kebersihan mulut pasien cukup.
(7) Leher : Nyeri tekan tidak ada, pembesaran
kelenjar limfe tidak ada, pembesaran
kelenjar tiroid tidak ada, bendungan vena
jugularis tidak ada, dan pergerakan
terkoordinasi.
(8) Thorak : Pergerakan dada simetris, gerakan dada
bebas, nyeri pada dada tidak ada, retraksi
otot dada tidak ada, suara nafas
vesikuler, ronchi tidak ada, wheezing
tidak ada, suara jantung S1S2 tunggal
reguler, gallop tidak ada, murmur tidak
ada, payudara simetris, dan tidak ada
nyeri dan bengkak pada payudara.
(9) Abdomen : Bising usus 3x/ 20 detik, terdapat nyeri
tekan pada perut kanan bawah (titik Mc.
Burney). Distensi abdomen, perkusi
suara tympani.
(10)Genetalia : Lesi tidak ada, kemerahan tidak ada,
kebersihan cukup.
-
7/29/2019 Kasus Appendiksitis , PengkajianNa
8/19
(11)Anus : Lesi tidak ada, kemerahan tidak ada,
kebersihan cukup.
(12)Ekstremitas
Atas : Edema tidak ada, sianosis pada ujung
kuku tidak ada, clubing finger tidak ada,
lesi tidak ada, da pergerakan pada tangan
kanan dan kiri terkoordinasi.
Bawah : Edema tidak ada, lesi tidak ada, nyeri
atau kesemutan tidak ada, refleks patella
+/+, kuku pendek dan bersih.
Kekuatan otot : 555 555
555 555
7) Data Penunjang
a) Hasil pemeriksaan lab.DL pada tanggal 10 juni 2008
Parameter Hasil Normal Range
WBC 12,77 [k/ul] 4,60-10,2 [k/ul]
RBC 3,90 [g/dl] 3,80-6,50 [g/dl]
HGB 11,7 [g/dl] 11,5-18,0 [g/dl]
HCT 35,1 [%] 37,0-54,0 [%]
MCV 90,0 [fl] 80,0-100 [fl]
MCH 30,0 [fl] 27,0-32,0 [fl]
RDW 12,7 [H%] 11,5-14,5 [H%]
PLT 441 [k/ul] 150-400 [k/ul]
MPV 8,7 [fl] 7,80-11,0 [fl]
PCT 0,38 [%] 0,19-0,36 [%]
PDW 9,0 [fl] 15,5-17,1 [fl]
-
7/29/2019 Kasus Appendiksitis , PengkajianNa
9/19
b) Data tambahan (post operasi)
(1) Laporan operasi
Pada tanggal 10 juni 2008 pukul21.20 Wita dilaksanakan
tindakan operasi. Sebelumnya pasien mendapatkan obat
premedikasi: viloz 4 mg, pethidin 25 mg, katapres 75 mcg
secara intravena. Jenis anastesi yang digunakan adalah RA
(Regional Anastesi)/ BSA (Blok Spinal Anastesi). Insisi
pada area kuadran kanan bawah sepanjang 10 cm kemudian
appendiks diangkat, dimana sudah terjadi komplikasi
perforasi appendiksitis supuratif. Luka ditutup dengan gaas
steril, supratul dan hypafik. Operasi selesai pukul 21.45
Wita. TD 120/80 mmHg, RR 18 x/menit, nadi 89 x/menit,
suhu 37,6C
(2) Pengkajian setelah operasi (tanggal 11 juni 2008 pukul
07.30 Wita)
Setelah keadaan pasien membaik, pasien kemudian
dipindahkan ke Ruang Flaminggo untuk mendapatkan
perawatan lebih lanjut. Pasien mengatakan perutnya sakit
pada daerah luka operasi, pasien mengatakan nyeri seperti
ditusuk-tusuk, skala nyeri 6 (sedang) dari 0-10 skala yang
diberikan, pasien mengatakan nyerinya bertambah saat
badannya digerakkan, pasien tampak kesakitan dan
meringis saat badannya digerakkan, pasien tampak sering
memegang perutnya saat bergerak, terdapat luka operasi di
perut kanan bawah sepanjang 10 cm, luka tertutup hypafik,
pasien mengatakan sebagian kebutuhan dibantu seperti
mandi, pasien mengatakan badannya terasa lemas, pasien
tampak lemah, pasien hanya tampak berbaring di tempat
tidur, pasien hanya mampu miring kiri dan kanan dengan
sangat hati-hati, kebutuhan ADL pasien dibantu oleh
keluarga, pasien tampak tidak leluasa untuk bergerak,
-
7/29/2019 Kasus Appendiksitis , PengkajianNa
10/19
terpasang IVFD RL 28 tetes/menit pada tangan kanan
pasien.
Diagnosa pasca bedah : Post Appendiktomy
Therapi pasca bedah (tanggal 11 juni 2008) :
- IVFD RL 28 tetes/menit
- Cefotaxime 3 x 1 gram
- Rantin 3x1 ampul
- Metronidazol 3 x 500 mg
-
7/29/2019 Kasus Appendiksitis , PengkajianNa
11/19
b. Analisa Data
TABEL 1ANALISA DATA KEPERAWATAN PASIEN D.A.
DENGAN APPENDIKSITIS AKUT DAN POST APPENDIKTOMY
DI RUANG FLAMINGGO BP RSUD WANGAYA DENPASAR
PRE OPERASI
No Data Subyektif Data Obyektif Kesimpulan
1 2 3 4
1 - Pasien mengatakan nyeripada perut kanan bawah
- Pasien mengatakan nyeri
dirasakan seperti ditusuk
-tusuk.
- Skala nyeri 6 (sedang)
dari 0-10 skala yang
diberikan
- Pasien mengatakan nyeri
dirasakan saat pasien
bergerak
- Pasien tampak meringis.- Pasien tampak sering
memegang perutnya saat
bergerak
- Terdapat nyeri tekan pada
perut kanan bawah (titik
Mc. Burney).
- N = 88 x/menit
Nyeri Akut
2 - Pasien dan keluarganya
mengatakan takut dan
cemas dengan keadaan
pasien, terlebih lagi
karena akan dilakukan
tindakan operasi.
- Ekspresi wajah tegang.
- Pasien dan keluarga
tampak cemas dan gelisah.
Ansietas
3 - Pasien dan keluarganya
mengatakan tidak tahu
tentang penyakit,
penyebab, perawatan,dan pengobatannya
- Pasien sering bertanya-
tanya tentang penyakitnya
dan perawatan setelah
operasi.- Pasien tampak tegang.
Kurang
Pengetahuan
-
7/29/2019 Kasus Appendiksitis , PengkajianNa
12/19
POST OPERASI
No Data Subyektif Data Obyektif Kesimpulan1 2 3 4
1 - Pasien mengatakan
perutnya sakit pada
daerah luka operasi.
- Pasien mengatakan nyeri
seperti ditusuk-tusuk.
- Skala nyeri 6 (sedang)
dari 0-10 skala yang
diberikan.
- Pasien mengatakan
nyerinya bertambah saatbadannya digerakkan.
- Pasien tampak kesakitan
dan meringis saat
badannya digerakkan.
- Pasien tampak sering
memegang perutnya saat
bergerak.
- Terdapat luka operasi di
perut kanan bawah
sepanjang 10 cm, luka
tertutup hypafik.- N = 89 x/menit.
Nyeri Akut
2 - - Terdapat luka operasi di
perut kanan bawah
sepanjang 10 cm, luka
tertutup hypafik.
- S = 37,6C
- Luka hari ke-0
- Terpasang IVFD RL 28
tetes/menit pada tangankanan pasien.
Risiko
terhadap
infeksi
3 - Pasien mengatakan
sebagian kebutuhan
dibantu seperti mandi.
- Pasien mengatakan
badannya terasa lemas.
- Pasien tampak lemah.
- Pasien hanya tampak
berbaring di tempat tidur.
- Pasien hanya mampu
miring kiri dan kanan
dengan sangat hati-hati.
- Kebutuhan ADL pasien
dibantu oleh keluarga.
- Pasien tampak tidakleluasa untuk bergerak.
Intoleransi
aktivitas
-
7/29/2019 Kasus Appendiksitis , PengkajianNa
13/19
c. Rumusan Masalah Keperawatan
(1) Pre operasi
(a) Nyeri akut
(b) Ansietas
(c) Kurang pengetahuan
(2) Post operasi
(a) Nyeri akut
(b) Risiko terhadap infeksi
(c) Intoleransi aktivitas
d. Analisa Masalah
(1) Pre operasi
(a) P : Nyeri akut
E : Peradangan pada appendik
S : Pasien mengatakan nyeri pada perut kanan bawah, pasien
mengatakan nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, skala
nyeri 6 (sedang) dari 0-10 skala yang diberikan, nyeri
dirasakan saat pasien bergerak, pasien tampak meringis,
pasien tampak sering memegang perutnya saat bergerak,
terdapat nyeri tekan pada perut kanan bawah (titik Mc.
Burney), dan nadi = 88 x/menit.
Proses terjadinya :
Karena adanya proses peradangan yang mengiritasi mukosa
appendik mengakibatkan adanya jaringan atau saraf yang
rusak sehingga impuls ini dihhantarkan ke otak melalui
saraf aferen kemudian dipersepsikan dan ditransfer kembali
melalui saraf eferen ke perifer sehingga pasien merasakan
nyeri.
Akibat bila tidak ditanggulangi :
Pasien merasa tidak nyaman dan akan mengganggu
istirahat tidur pasien.
-
7/29/2019 Kasus Appendiksitis , PengkajianNa
14/19
(b) P : Ansietas
E : Ancaman integritas biologis sekunder terhadap
pembedahan
S : Pasien dan keluarganya mengatakan takut dan cemas
dengan keadaan pasien, terlebih lagi karena akan
dilakukan tindakan operasi, ekspresi wajah tegang, pasien
dan keluarga tampak cemas dan gelisah.
Proses terjadinya :
Karena adanya ancaman integritas biologis sekunder
terhadap pembedahan ditambah pandangan pasien
terhadap penyakitnya sehingga dapat menyebabkan
pasien menjadi cemas.
Akibat bila tidak ditanggulangi :
Pasien menjadi tidak kooperatif terhadap tindakan yang
dilakukan.
(c) P : Kurang pengetahuan
E : Kurang informasi tentang penyakit, penyebab, perawatan,
dan pengobatan.
S : Pasien dan keluarganya mengatakan tidak tahu tentang
penyakit, penyebab, perawatan, dan pengobatannya,
pasien sering bertanya-tanya tentang penyakitnya dan
perawatan setelah operasi, pasien tampak tegang.
Proses terjadinya :
Karena kurangnya informasi tentang penyakit, penyebab,
perawatan, dan pengobatan sehingga pasien kurang
mengetahui dan mengerti tentang penyakit, penyebab,
perawatan, dan pengobatannya.
Akibat bila tidak ditanggulangi :
Menghambat proses penyembuhan.
-
7/29/2019 Kasus Appendiksitis , PengkajianNa
15/19
(2) Post operasi
(a) P : Nyeri akut
E : Trauma jaringan dan spasme otot sekunder terhadap
pembedahan (appendiktomy).
S : Pasien mengatakan perutnya sakit pada daerah luka
operasi, pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk,
skala nyeri 6 (sedang) dari 0-10 skala yang diberikan,
pasien mengatakan nyerinya bertambah saat badannya
digerakkan, pasien tampak kesakitan dan meringis saat
badannya digerakkan, pasien tampak sering memegang
perutnya saat bergerak, terdapat luka operasi di perut
kanan bawah sepanjang 10 cm, luka tertutup hypafik,
nadi: 89 x/menit.
Proses terjadinya :
Karena adanya luka post operasi appendiktomy
mengakibatkan adnya jaringan atau saraf yang rusak,
sehingga impuls ini dihantarkan ke otak melalui saraf
aferen kemudian diinterpretasikan melalui saraf eferen ke
perifer sehingga pasien merasakan nyeri pada area luka.
Akibat bila tidak ditanggulangi :
Pasien merasa tidak nyaman dan akan mengganggu
istirahat tidur pasien.
(b) P : Risiko terhadap infeksi
FR : Sisi masuknya organisme sekunder terhadap pembedahan
(luka operasi) dan adanya jalur invasif.
Proses terjadinya :
Dengan adanya luka pada organ terlebih lagi luka terbuka
yang masih basah dan terpasangnya alat-alat medis adalah
media yang sangat baik bagi kuman untuk berkembang
biak dan menginfeksi luka yang akan memperberat luka
itu sendiri.
-
7/29/2019 Kasus Appendiksitis , PengkajianNa
16/19
Akibat bila tidak ditanggulangi :
Akan terjadi infeksi
(c) P : Intoleransi aktivitas
E : Kelemahan akibat efek anastesi pasca pembedahan
S : Pasien mengatakan sebagian kebutuhan dibantu seperti
mandi, pasien mengatakan badannya terasa lemas, pasien
tampak lemah, pasien hanya tampak berbaring di tempat
tidur, pasien hanya mampu miring kiri dan kanan dengan
sangat hati-hati, kebutuhan ADL pasien dibantu oleh
keluarga, pasien tampak tidak leluasa untuk bergerak.
Proses terjadinya :
Karena kelemahan pasien dan pasien tidak mampu
memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga pemenuhan
kebutuhannya dibantu oleh keluarga.
Akibat bila tidak ditanggulangi :
ADL tidak terpenuhi
e. Diagnosa keperawatan
(1) Pre Operasi
(a) Nyeri akut berhubungan dengan peradangan pada appendik
ditandai dengan pasien mengatakan nyeri pada perut kanan
bawah, pasien mengatakan nyeri dirasakan seperti ditusuk-
tusuk, skala nyeri 6 (sedang) dari 0-10 skala yang diberikan,
nyeri dirasakan saat pasien bergerak, pasien tampak meringis,
pasien tampak sering memegang perutnya saat bergerak,
terdapat nyeri tekan pada perut kanan bawah (titik Mc.
Burney), dan nadi = 88 x/menit.
(b) Ansietas berhubungan dengan ancaman integritas biologis
sekunder terhadap pembedahan ditandai dengan pasien dan
keluarganya mengatakan takut dan cemas dengan keadaan
pasien, terlebih lagi karena akan dilakukan tindakan operasi,
-
7/29/2019 Kasus Appendiksitis , PengkajianNa
17/19
ekspresi wajah tegang, pasien dan keluarga tampak cemas dan
gelisah.
(c) . Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
tentang penyakit, penyebab, perawatan, dan pengobatan
ditandai dengan pasien dan keluarganya mengatakan tidak tahu
tentang penyakit, penyebab, perawatan, dan pengobatannya,
pasien sering bertanya-tanya tentang penyakitnya dan
perawatan setelah operasi, pasien tampak tegang
(2) Post Operasi
(a) Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan dan spasme
otot sekunder terhadap pembedahan (appendiktomy) ditandai
dengan pasien mengatakan perutnya sakit pada daerah luka
operasi, pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk, skala
nyeri 6 (sedang) dari 0-10 skala yang diberikan, pasien
mengatakan nyerinya bertambah saat badannya digerakkan,
pasien tampak kesakitan dan meringis saat badannya
digerakkan, pasien tampak sering memegang perutnya saat
bergerak, terdapat luka operasi di perut kanan bawah sepanjang
10 cm, luka tertutup hypafik, nadi: 89 x/menit.
(b) Risiko terhadap infeksi berhubungan dengan sisi masuknya
organisme sekunder terhadap pembedahan (luka operasi) dan
adanya jalur invasif.
(c) Intoleransi aktvitas berhubungan dengan kelemahan akibat efek
anastesi pasca pembedahan ditandai dengan pasien mengatakan
sebagian kebutuhan dibantu seperti mandi, pasien mengatakan
badannya terasa lemas, pasien tampak lemah, pasien hanya
tampak berbaring di tempat tidur, pasien hanya mampu miring
kiri dan kanan dengan sangat hati-hati, kebutuhan ADL pasien
dibantu oleh keluarga, pasien tampak tidak leluasa untuk
bergerak.
-
7/29/2019 Kasus Appendiksitis , PengkajianNa
18/19
2. Perencanaan
a) Prioritas masalah keperawatan
Prioritas masalah keperawatan berdasarkan keluhan yang paling
dirasakan pasien :
1) Pre operasi
(a) Nyeri akut
(b) Ansietas
(c) Kurang pengetahuan
2) Post operasi
(a) Nyeri akut
(b) Risiko terhadap infeksi
(c) Intoleransi aktivitas
-
7/29/2019 Kasus Appendiksitis , PengkajianNa
19/19