Transcript
Page 1: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

KEAMANAN EKSTRAK ETANOL 96% DAUN WUNGU

(Graptophyllum pictum (L.) Griff) MELALUI KAJIAN

HISTOPAT ORGAN MENCIT

RAMA ANDHITA SETIAWAN

DEPARTEMEN BIOKIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

Page 2: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

ABSTRAK

RAMA ANDHITA SETIAWAN. Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu

(Graptophyllum Pictum (L.) Griff) Melalui Kajian Histopat Organ Mencit.

Dibimbing oleh EDY DJAUHARI dan DIMAS ANDRIANTO.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji keamanan dan pengaruh ekstrak etanol

96% daun wungu (Graptophyllum pictum (L.) Griff) terhadap organ mencit (hati

dan ginjal). Keamanan daun wungu diuji selama 3 bulan dengan metode toksisitas

subkronis. Pengelompokan hewan coba dibagi menjadi 4 kelompok yaitu,

kelompok 100 mg/kgbb, 500 mg/kgbb, 1000 mg/kgbb dan normal. Kelompok

tersebut diamati dan dilihat tingkat kematiannya serta bobot badannya dalam

perlakuannya. UJi keamanan yang dilakukan selama 3 bulan tersebut

menampakkan bahwa daun wungu aman dan memberikan manfaat dalam

menambah daya hidup hewan coba. Hewan coba yang digunakan dalam

percobaan ini ialah mencit dengan jumlah 10 ekor tiap kelompok. Umur mencit

yang digunakan ialah 2 bulan. Hasil analisis kematian menghasilkan data yang

tidak dapat dihitung secara LD 50 karena pertambahan kematian pada dosis

tertinggi makin sedikit sementara pertambahan kematian pada dosis terendah

semakin banyak. Setelah itu dilakukan histopatologi untuk melihat kerusakan

yang terjadi dalam jaringan. Uji keamanan yang telah dilakukan menunjukkan

bahwa ekstrak etanol 96% daun wungu aman karena kematian mencit yang

dipakai dari semua kelompok kurang dari 50%. Apabila ditelisik lebih lanjut

berdasarkan data histopatologi didapatkan kesimpulan mengenai harapan hidup

dari mencit yang makin menjadi besar seiring dengan penambahan dosis yang

digunakan mengindikasikan senyawa tersebut kemungkinan memiliki kemampuan

yang menambah daya hidup mencit dikarenakan ekstrak etanol 96% daun wungu.

Kata Kunci: Daun wungu, Toksisitas subkronis, Etanol 96%.

Page 3: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

ABSTRACT

RAMA ANDHITA SETIAWAN. Safety Test 96% Ethanol Extracts of Wungu

(Graptophyllum Pictum (L.) Griff) Leaves Through the Study of Organ

Histopathology. Under the direction of EDY DJAUHARI and DIMAS

ANDRIANTO.

This study aims to test the safety and effect of 96% ethanol extract of leaves

Wungu (Graptophyllum pictum (L.) Griff) against murine organs (liver and

kidney). Security Wungu leaves tested for 3 months with subkronis toxicity

methods. Grouping of experimental animals were divided into 4 groups, namely,

the 100 mg / kg bb, 500 mg / kg bb, 1000 mg / kg bb and normal. The group was

observed and seen the death and his body weight in treatment. Safety testing is

conducted for 3 months showed that the leaf Wungu safe and beneficial in adding

to the animal life. Experimental animals used in these experiments is that mice

with a number of 10 fish per group. Age of mice used is 2 months. The results of

death analysis produces data that can not be calculated in the LD 50 because the

accretion death at the highest dose while the accretion death a little more at the

lowest dose increased. Once that was done histopathologically to see the damage

that occurs in the whole body. Safety testing has been conducted shows that 96%

ethanol extract of leaves Wungu safe because of the death of mice used for all

groups of less than 50%. When examined further conclusions based on data

obtained on the histopathology of the life expectancy of mice is more in line with

the addition of a large dose of a compound that is used to indicate the possibility

of having the ability to increase survival of mice caused 96% ethanol extract of

leaves Wungu.

Keywords: Wungu leaves, Subkronis toxicity, Ethanol 96%.

Page 4: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

KEAMANAN EKSTRAK ETANOL 96% DAUN WUNGU

(Graptophyllum pictum (L.) Griff) MELALUI KAJIAN

HISTOPAT ORGAN MENCIT

RAMA ANDHITA SETIAWAN

Skripsi

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Sains pada

Departemen Biokimia

DEPARTEMEN BIOKIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

Page 5: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

Judul Skripsi : Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum

Pictum (L.) Griff) Melalui Kajian Histopat Organ Mencit.

Nama : Rama Andhita Setiawan.

NIM : G84070041

Disetujui

Komisi Pembimbing

Drs. Edy Djauhari P.K, MS

Ketua

Dimas Andrianto, S.Si, M.Si

Anggota

Diketahui

Dr.Ir. I Made Artika, M.App.Sc.

Ketua Departemen Biokimia

Tanggal Lulus :

Page 6: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

PRAKATA

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puja puji serta syukur penulis ucapkan pada Allah SWT yang telah

menjadi motivasi terbesar penulis untuk menyelesaikan usulan penelitian ini

dengan menciptakan dunia dan semesta alam yang melimpah akan ilmu

pengetahuan ini. Tak lupa pula shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad

SAW yang telah menjadi panutan serta pemimpin di dunia ini sehingga penulis

dapat termotivasi dan lancar dalam penyelesaian usulan penelitian ini.

Terima kasih juga penulis ucapkan pada Drs. Edy Djauhari P.K, MS dan

Dimas Andrianto, S.Si, M.Si atas bantuan dan bimbingannya sehingga penulis

dapat menyelesaikan usulan penelitian ini sebaik mungkin. Penulis juga

mengucapkan terima kasih yang sangat besar pada kedua orang tua penulis yaitu

Bapak Budy Setiawan dan Ibu Endang Surastuti atas doa dan motivasinya untuk

kelancaran serta kesuksesan penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih

sebesar-besarnya kepada Gian Nubekti, Rezana Falachi, Rori Theresia, Bahrul

Mufid, Suherman, Muhammad Gufron, M Ikbal Ardi, Muhammad Taufan,

Ibrahim F, Tantry N dan Ismi W serta karyawan Departemen Biokimia yang setia

membantu penulis.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bogor, Mei 2012

Rama Andhita Setiawan

Page 7: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Wonosobo (Jawa Tengah) pada tanggal 31 Desember

1988 dari seorang bapak bernama Budy Setiawan dan dari ibunda Endang

Surastuti sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. Tahun 2007 penulis lulus dari

SMA Negeri 1 Banjarnegara (Jawa Tengah) dan pada tahun yang sama penulis

diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB

(USMI). Penulis mengambil Mayor Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam (FMIPA) dan setelah menyelesaikan tahun pertamanya di

TPB (Tingkat Persiapan Bersama) penulis memilih Ilmu dan Teknologi Pangan,

Fakultas Teknologi Pertanian (FATETA) sebagai minor.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah aktif di berbagai organisasi

kemahasiswaan.Tahun 2007-2009 penulis aktif sebagai Staff PSDM BEM KM

IPB (Staff Peningkatan Sumber Daya Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa

Keluarga Mahasiswa IPB). Tahun 2009-2010 penulis aktif di himpunan profesi

Community of Research and Education of Biochemistry Student (CREBs) sebagai

Wakil Ketua. Pengalaman profesi penulis diantaranya adalah sebagai asisten

praktikum Biokimia Umum untuk mahasiswa Departemen Teknologi Hasil

Perairan dan Departemen Budi Daya Perairan FPIK IPB pada tahun 2011. Penulis

juga menjadi asisten praktikum Metabolisme untuk mahasiswa Departemen

Biokimia Fakultas MIPA. Penulis pernah menjalani Praktik Lapang (PL) di PT

Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang

berjudul “Analisis Pengendalian Mutu Produk Sambal Olahan dan Perbandingan

Analisis Kekentalan dengan Dua Instrumentasi yang Berbeda”. Selain itu, pada

tahun 2011 penulis menjadi panitia dalam acara Globalization of Djamoe Brand

Indonesia yang diselenggarakan di IPB International Convention Center (IICC) di

Bogor.

Page 8: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

18

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ x

PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................... 2

Daun Wungu ........................................................................................................ 2

Metode Ekstraksi dan Pelarut .............................................................................. 3

Uji Toksisitas Subkronis ..................................................................................... 3

Hati ...................................................................................................................... 4

Ginjal ................................................................................................................... 5

Histopatologi ....................................................................................................... 5

BAHAN DAN METODE ........................................................................................ 6

Bahan dan Alat .................................................................................................... 6

Metode Penelitian ................................................................................................ 6

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................ 7

Rendemen Ekstrak Daun Wungu dan Preparasi Pencekokan Hewan Coba ....... 7

Kondisi Hewan Coba ........................................................................................... 8

Uji Toksisitas Subkronis ..................................................................................... 9

Histopatologi Hati Hewan Coba ........................................................................ 10

Histopatologi Ginjal Hewan Coba .................................................................... 11

Pengamatan Histopatologi Organ Lain ............................................................. 13

SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................... 18

Simpulan ............................................................................................................ 18

Saran .................................................................................................................. 18

LAMPIRAN ........................................................................................................... 21

Page 9: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Klasifikasi toksisitas ............................................................................................ 4

2 Rendemen ekstrak daun wungu ........................................................................... 6

3 Bobot badan, konsumsi pakan, efisiensi pakan, dan berat feses tikus ................. 9

4 Hasil histopatologi hati hewan coba. ................................................................. 11

5 Hasil histopatologi ginjal hewan coba ............................................................... 13

6 Pengamatan mikroskopis otak ........................................................................... 14

7 Pengamatan mikroskopik jantung ...................................................................... 15

8 Pengamatan mikroskopik paru-paru .................................................................. 16

9 Pengamatan mikroskopis usus ........................................................................... 17

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Daun wungu (Graptophyllum pictum ( L.) Griff.)................................................ 2

2 Bobot badan hewan coba selama perlakuan........................................................ 8

3 Kematian hewan coba .......................................................................................... 9

4 Histopatologi kerusakan hati bulan pertama ...................................................... 11

5 Histopatologi kerusakan ginjal bulan pertama ................................................... 12

6 Histopatologi kerusakan otak bulan pertama ..................................................... 13

7 Histopatologi kerusakan jantung bulan pertama ................................................ 14

8 Histopatologi kerusakan paru-paru bulan pertama ............................................ 15

9 Histopatologi kerusakan usus bulan pertama ..................................................... 17

Page 10: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

18

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Gambaran umum penelitian ............................................................................... 22

2 Ekstraksi secara umum ....................................................................................... 23

3 Uji toksisitas subkronis secara umum ................................................................ 24

4 Teknik histopatologi .......................................................................................... 25

5 Perhitungan rendemen ekstrak daun wungu dengan pelarut etanol 96% ........... 26

6 Kematian hewan coba ........................................................................................ 26

7 Bobot badan kelompok normal .......................................................................... 27

8 Bobot badan kelompok 100 mg/kgbb ................................................................ 30

9 Bobot badan kelompok 500 mg/kgbb ................................................................ 33

10 Bobot badan kelompok 1000 mg/kgbb ............................................................ 36

Page 11: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

1

PENDAHULUAN

Penyakit dan infeksi merupakan salah satu

ancaman terhadap kesehatan masyarakat.

Meskipun pengobatan secara intensif telah

dilakukan namun hingga saat ini belum

ditemukan obat yang dapat mengatasi secara

memuaskan. Hal ini disebabkan karena

rendahnya selektifitas obat-obat yang

digunakan atau karena patogenesitas penyakit

itu sendiri belum jelas. Di lain pihak

masyarakat Indonesia telah mengenal

berbagai ramuan tradisional yang dinyatakan

sebagai obat. Obat-obatan tradisional ini

selalu diturunkan pada tiap generasi

(Kumalasari 2006).

Obat herbal telah diterima secara luas di

hampir seluruh Negara di dunia karena obat

herbal memiliki sedikit efek samping yang

berbahaya dibandingkan obat modern yang

biasanya digunakan. Selain itu biaya untuk

penggunaan obat herbal lebih terjangkau

disbanding obat modern. Menurut WHO,

Negara Negara di Afrika, Asia dan Amerika

Latin menggunakan obat herbal sebagai

pelengkap pengobatan primer yang mereka

terima. Bahkan di Afrika, sebanyak 80% dari

populasi menggunakan obat herbal untuk

pengobatan primer (WHO 2003).

WHO merekomendasi penggunaan obat

tradisional termasuk herbal dalam

pemeliharaan kesehatan masyarakat,

pencegahan dan pengobatan penyakit,

terutama untuk penyakit kronis. WHO juga

mendukung upaya-upaya dalam peningkatan

keamanan dan khasiat dari obat tradisional

(WHO 2003). Indonesia sendiri memiliki

banyak jenis tanaman obat yang dapat

memberikan manfaat. Sebagai contoh menurut

Morina Adfa (2005) di propinsi Bengkulu

terdapat 47 spesies tanaman obat yang telah

diidentifikasi. Gray & Flatt (1999) juga telah

meneliti tanaman obat yang dapat menjadi

terapi untuk penyembuhan dari beberapa

penyakit.

Penyakit dapat dicegah dengan beberapa

cara pengobatan, namun pengobatan yang

dilakukan pada beberapa tahun terakhir masih

memiliki beberapa efek samping yang

merugikan manusia dan dapat menimbulkan

akibat yang justru membahayakan manusia.

Penelitian terhadap beberapa obat dari

tumbuh-tumbuhan juga terus dilakukan.

Diantaranya senyawa aktif daun wungu

(Graptophyllum pictum (L.) Griff). Daun

wungu sudah dimanfaatkan oleh masyarakat

dalam penyembuhan berbagai penyakit,

seperti wasir, bisul, koreng telinga dan perut,

serta pelancar siklus haid bagi wanita

(Dalimartha 1999).

Hasil studi literatur mendapatkan bahwa di

dalam rebusan daun tumbuhan wungu tersebut

dapat menghilangkan gejala hemoroid

eksternum derajat II (Sardjono et al. 1995).

Kusumawat et al. (2002) juga telah meneliti

peran senyawa alkaloida yang terdapat dalam

ekstrak etanol daun tumbuhan wungu yang

memiliki efek analgesik/antiinflamasi dan

penghambat pembentukan prostaglandin. Hal

yang sama jg dikemukakan oleh Ozaki et al.

(1989) dan Lavergne & Vera (1989).

Olagbende-Dada et al (2009) juga

mengatakan bahwa dalam tanaman wungu

mengandung utoretonik agen. Namun

demikian penelitian mengenai daun tumbuhan

wungu sampai saat ini hanya uji efek

farmakologisnya saja (Umi Kalsum et al.

1996). Daun tumbuhan ini mengandung

alkaloida yang tidak beracun, glikosida,

steroida, saponin, klorofil dan lendir. Salah

satu bahan tanaman yang diteliti adalah daun

handeuleum mengandung beberapa senyawa

steroid, di samping itu daun handeleum

mengandung bahan-bahan lain seperti alkaloid

dan tannin (Hakim dan Soedigdo 1983).

Uji toksisitas merupakan suatu rangkaian

pengujian untuk dapat membedakan senyawa

yang aman dan beracun (berbahaya). Uji

toksisitas terbagi menjadi toksisitas akut,

toksisitas subkronis dan kronis. Pengujian ini

juga memberikan informasi mengenai dosis

yang dapat mematikan 50% populasi hewan

coba (Lethal Dose 50). Dari penentuan

tersebut dapat diketahui dosis yang aman

untuk digunakan. Uji toksisitas akut pada

daun wungu telah dilakukan oleh Olagbende-

Dada pada tahun 2011. Menurut Olagbende-

Dada et al. (2011) dosis yang aman pada

toksisitas akut ditemukan dibawah 4000

mg/kg BB. Sementara toksisitas subkronis

belum ada yang melakukan. Hasil uji

toksisitas kemudian biasanya dilakukan

histopatologi terhadap hati dan ginjalnya.

Rumusan masalah pada penelitian ini ialah

meski sudah diteliti tentang banyaknya khasiat

daun wungu namun peneliti keamanan

penggunaan tanaman wungu masih belum

banyak. Oleh karena itu perlu diadakan

penelitian terhadap toksisitas dan

histopatologi berdasarkan konsentrasi

pemberian ekstrak etanol 96% daun wungu

sebagai pembuktian dosis yang aman terhadap

konsumsinya.

Hipotesis penelitian yaitu ekstrak etanol

96% daun wungu (Graptophyllum pictum

Page 12: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

2

(L.)Griff) tidak toksik dan tidak merusak

jaringan organ dalam mencit sehingga dapat

digunakan sebagai obat herbal. Tujuan

penelitian ini adalah untuk menguji toksisitas

dan pengaruh terhadap histopatologi organ

mencit menggunakan ekstrak etanol 96%

daun wungu (Graptophyllum pictum (L.)

Griff) untuk mendapatkan dosis terbaik yang

aman dikonsumsi. Penelitian ini diharapkan

bermanfaat sebagai informasi terhadap

toksisitas sehingga keamanan penggunaan

dapat tercapai.

TINJAUAN PUSTAKA

Daun Wungu

Tanaman Wungu asalnya dari Irian dan

Polinesia, dapat ditemukan di dataran rendah

sampai pegunungan dengan ketinggian kira-

kira mencapai 1.250 m dpl. Perdu atau pohon

kecil, dengan tinggi 1,5-3 m, batang berkayu.

Kulit dan daun berlendir dan baunya kurang

enak. Cabang bersudut tumpul, berbentuk

galah dan beruas rapat. Tanaman wungu

sering ditemukan tumbuh liar di pedesaan atau

ditanam sebagai tanaman hias dan tanaman

pagar. Tumbuh baik pada tempat-tempat

terbuka yang terkena sinar matahari, dengan

iklim kering atau lembab. Tanaman wungu

merupakan tanaman perdu atau pohon kecil,

dengan tinggi 1.5-3 m, batang berkayu. Kulit

dan daun berlendir dan baunya kurang enak.

Wungu memiliki daun yang letaknya

berhadap-hadapan. Perbungaan majemuk dan

tersusun dalam rangkaian berupa tandan yang

berwarna merah tua. Tanaman ini memliki 3

varietas, yaitu yang berdaun ungu, hijau, dan

belang-belang putih. Namun yang digunakan

sebagai obat adalah varietas yang berdaun

ungu (Wijayakusuma et al 1995).

Tumbuhan wungu sering ditemukan

tumbuh liar di pedesaan atau ditanam sebagai

tanaman hias dan tanaman pagar. Tumbuh

baik pada tempat-tempat terbuka yang terkena

sinar matahari pada iklim tropis, dengan iklim

kering atau lembap. Negara-negara yang

memiliki iklim tropis tersebut juga memiliki

beberapa variasi dari jenis-jenis tumbuhan

wungu dan menelitinya untuk dijadikan obat.

Sistematika (Taksonomi) tumbuhan wungu

terdiri atas kingdom Plantae, divisi

Spermatophyta, kelas Dicotyledonae, ordo

Tubiflorae, famili acanthaceae, genus

Graptophyllum, spesies Graptophyllum

pictum. Tanaman ini memiliki nama lain yang

bisa disebut juga dengan Graptophyllum

hortense. Nees (Dalimartha 1999).

Gambar 1 Daun wungu (Graptophyllum

pictum ( L.) Griff.)

Tumbuhan wungu (daun) berkhasiat

sebagai peluruh kencing (diuretik),

mempercepat pemasakan bisul, pencahar

ringan (laksatif), dan pelembut kulit

(emoliens). Sedangkan bunganya berkhasiat

sebagai pelancar haid dan obat wasir

(Dalimartha 1999). Dari studi literatur yang

dilakukan, telah diteliti bahwa di dalam

rebusan daun tumbuhan wungu tersebut dapat

menghilangkan gejala hemoroid (Perry 1980;

Kasahara & Mangunkawatjia 1986). Umi

Kalsum et al (1996) juga telah meneliti peran

senyawa alkaloida yang terdapat dalam

ekstrak etanol daun tumbuhan wungu yang

memiliki efek analgesik/antiinflamasi dan

penghambat pembentukan prostaglandin.

Namun demikian penelitian mengenai daun

tumbuhan wungu sampai saat ini hanya uji

efek farmakologisnya saja dan penelitian lain

yang berkaitan tentang daun wungu masih

sangat terbatas. Terutama penelitian mengenai

keamanan terhadap senyawa yang terkandung

di dalam tumbuhan wungu tersebut masih

belum banyak dilakukan (Umi Kalsum et al.

1996). Penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa

penggunaan ekstrak daun wungu pada mencit

diovariektomi tidak menimbulkan

pertumbuhan yang sangat meningkat pada

uterusnya (Suhargo et al. 2003; Bodhankar et

al. 1974; Farnsworth et al. 1975), sehingga

penggunaan daun wungu ini tidak

menimbulkan karsinoma pada uterus. Daun

wungu diketahui mengandung alkaloid,

glikosida, steroid dan tannin (Wijayakusuma

et al. 2004). Ekstrak etanol daun wungu juga

dapat menurunkan kadar kolesterol dan LDL

serum. Menurut hasil penelitian Hakim dan

Soedigdo (1983) diketahui bahwa sebagian

besar senyawa steroid yang terkandung dan

terdapat di dalam daun wungu adalah

phytosterol. Menurut Gylling dan Miettinen

(2005) fitosterol dapat menurunkan

penyerapan kolesterol dari makanan yang

telah diserap oleh tubuh.

Page 13: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

3

Metode Ekstraksi dan Pelarut

Keanekaragaman flora berarti

keanekaragaman senyawa kimia yang

terkandung didalamnya. Hal tersebut memicu

dilakukannya suatu analisis terhadap

metabolit sekunder yang terkandung didalam

tumbuh-tumbuhan melalui teknik pemisahan,

metode analisis dan uji farmakologi (Simpen

2008).

Ekstraksi merupakan proses penarikan

komponen atau zat aktif dari suatu campuran

padatan atau cairan dengan menggunakan

pelarut tertentu. Pelarut yang digunakan tidak

bercampur atau hanya bercampur sebagian

dengan campuran padat atau cairan. Dengan

kontak yang intensif, komponen aktif pada

campuran akan berpindah ke dalam pelarut

(Gamse 2002). Pemilihan pelarut merupakan

salah satu faktor yang dapat menentukan

kesempurnaan proses ekstraksi. Pelarut yang

digunakan pada proses ekstraksi harus dapat

menarik komponen aktif dari campuran dalam

sampel (Gamse 2002).

Faktor-faktor yang harus diperhatikan

dalam memilih pelarut diantaranya,

selektivitas, sifat pelarut dan kemampuan

pelarut untuk mengekstraksi, tidak bersifat

racun, mudah diuapkan, serta relatif murah

(Gamse 2002). Pelarut yang digunakan dalam

proses ekstraksi dapat menembus pori-pori

bahan padat sehingga bahan yang ingin

diekstrak dapat dengan mudah tertarik. Pelarut

yang umum digunakan diantaranya, etil asetat,

heksana, eter, benzena, toluene, etanol,

isopropanol, aseton dan air (Simpen 2008).

Metode ekstraksi ini dapat dikelompokkan

menjadi dua yaitu ekstraksi sederhana dan

ekstraksi khusus. Ekstraksi sederhana terdiri

atas maserasi, perkolasi, reperkolasi,

evakolasi, dan dialokasi. Ekstraksi khusus

terbagi atas sokletasi, arus balik dan ultrasonik

(Harborne 1987).

Maserasi biasanya digunakan untuk

mengekstraksi contoh yang relatif mudah

rusak oleh panas. Metode ini dilakukan

dengan merendam contoh dalam suatu pelarut

baik tunggal maupun campuran dengan lama

waktu tertentu, yang umumnya sekitar 1

hingga 2 hari perendaman tanpa diberikan

pemanasan. Kelebihan metode ini diantaranya

adalah relatif sederhana, yaitu tidak

memerlukan alat-alat yang rumit, relatif

mudah, murah, dan dapat menghindari

rusaknya komponen senyawa akibat panas

(Meloan 1999).

Istilah maserasi berasal dari bahasa latin

macerare yang artinya ”merendam”

merupakan proses paling tepat karena obat

yang sudah halus memungkinkan direndam

dalam pelarut sampai meresapkan dan

melunakkan susunan sel sehingga zat-zat yang

sudah larut akan meluruh (Ansel 1989). Salah

satu pelarut yang umum digunakan ialah

etanol. Etanol tidak menyebabkan

pembengkakan pada membran sel dan

memperbaiki stabilitas bahan obat terlarut.

Keuntungan lainnya adalah sifatnya yang

mampu mengendapkan albumin dan

menghambat kerja enzim. Umumnya yang

digunakan sebagai cairan pengekstraksi

adalah campuran bahan pelarut yang berlainan

khususnya campuran etanol-air, etanol (96%

volume) sangat efektif dalam menghasilkan

jumlah bahan aktif yang optimal,

menjadikannya bahan pengotor hanya dalam

skala kecil larut dalam cairan pengekstraksi

(Voigt1995).

Uji Toksisitas Subkronis

Uji toksisitas digunakan sebagai uji

keamanan suatu senyawa yang akan

digunakan oleh manusia. Uji toksisitas suatu

senyawa dibagi menjadi dua golongan yaitu

toksisitas umum dan toksisitas khusus. Uji

toksisitas umum meliputi berbagai pengujian

yang dirancang untuk mengevaluasi

keseluruhan efek umum suatu senyawa pada

hewan uji. Pengujian toksisitas umum

meliputi pengujian toksisitas akut, subakut

atau subkronis dan kronik. Sedangkan

pengujian toksisitas khusus meliputi uji

potensiasi, uji kekarsinogenikan, uji

reproduksi, kulit, mata, dan perilaku

(Loomis1978).

Toksisitas subkronis didefinisikan sebagai

efek yang ditimbulkan oleh senyawa kimia

atau obat terhadap organisme target. Efek

toksik dari sediaan yang sama dapat

memberikan efek yang berbeda pada organ

didalam tubuh (Clarke & Clarke 1975).

Pengujian toksisitas subkronis dilakukan

dengan memberikan obat atau zat kimia yang

sedang diuji sebanyak beberapa kali dalam

jangka 3 bulan. Secara umum toksisitas

subkronis diarahkan pada penentuan LD50 dan

efeknya yang terjadi pada hewan coba yang

diberi perlakuan dengan suatu senyawa. Uji

toksisitas subkronis dirancang untuk

menentukan efek toksik suatu senyawa yang

akan terjadi dalam waktu yang lama setelah

pemajanan atau pemberian bahan kimia

dengan takaran tertentu (Donatus 1998).

Toksisitas subkronis juga didefinisikan

secara berbeda oleh Chan et al. (1982) sebagai

efek yang ditimbulkan oleh senyawa kimia

atau obat terhadap organisme target yaitu

Page 14: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

4

dengan memberikan obat atau zat kimia yang

sedang diuji sebanyak satu kali atau beberapa

kali dalam jangka waktu 3 bulan. Kebanyakan

pemeriksaan toksisitas subkronis diarahkan

pada penentuan LD50 dari suatu bahan kimia

tertentu. Akan tetapi toksisitas subkronis tidak

selalu mendapatkan nilai LD50 (Chan et al

1982). Pengamatan ini dilakukan untuk

menentukan jumlah respon dari suatu respon

diskret (all or none response) pada suatu

kelompok hewan uji. Jumlah respon tersebut

dapat 100%, 99%, 50%, 20%, 10%, atau 1%.

Respon yang bersifat diskret itu dapat berupa

kematian, aksi potensial, dan sebagainya

(Ngatidjan 1997). Pengujian toksisitas

bertujuan untuk mencegah kerugian terhadap

kesehatan manusia dan lingkungan (Koeman

1987).

Uji toksisitas subkronis biasanya

menggunakan hewan uji mencit dari satu jenis

kelamin. Hewan uji harus sehat dan berasal

dari satu galur yang jelas. Menurut Weil

penelitian uji toksisitas subkronis ini paling

tidak menggunakan 4 peringkat dosis yang

masing-masing peringkat dosis menggunakan

paling sedikit 4 hewan uji. Dosis dibuat

sebagai suatu peringkat dengan kelipatan

logaritmik yang tetap. Dosis terendah

merupakan dosis yang tidak menyebabkan

timbulnya efek atau gejala keracunan, dan

dosis tertinggi merupakan dosis yang

menyebabkan kematian semua (100%) hewan

uji. Cara pemberian obat atau bahan yang

diteliti harus disesuaikan pada pemberiannya

pada manusia, sehingga dapat mempermudah

dalam melakukan ekstrapolasi dari hewan ke

manusia (Ngatidjan 1997).

Indeks besar kecilnya percobaan LD50

berdasarkan tingkat kematian dari hewan

coba. Apabila hewan coba yang mati dari

suatu kelompok lebih dari 50% dalam jangka

waktu 3 bulan untuk toksisitas subkronik,

maka bisa dikatakan bahwa senyawa uji

tersebut memiliki tingkat toksisitas yang

besar. Apabila indeks kematian yang

didapatkan masih kurang dari 50% berarti

nilai toksisitas dari senyawa uji masih bisa

dikatakan aman dan dicari dosis yang tepat

(Clarke & Clarke 1975). ). Sekurang-

kurangnya digunakan tiga kelompok dosis dan

satu kelompok kontrol. Batas uji dosis

toksisitas subkronis sebesar 1000 mg/kg bobot

badan (Harmita & Radji 2008). Menurut

Environmental Protection Agency (EPA

1998), Tingkat keracunan senyawa kimia pada

suatu ekstrak berdasarkan nilai LD50 dapat

diklasifikasikan menurut Lu (1995) seperti

pada Tabel 1.

Tabel 1 Klasifikasi toksisitas

LD50 peroral

(mg/kgbb)

Tingkat Keracunan

<5 Supertoksik

5-50 Amat sangat toksik

50-500 Sangat toksik

500-5000 Toksik

5000-15000 Tidak toksik

>15000 Praktis non toksis

Sumber (Lu 1995)

Hati

Hati merupakan organ terbesar dalam

tubuh yaitu sekitar 2-3% dari bobot badan.

Hati berada dalam rongga perut di sebelah

kanan, tepat di bawah diafragma berwarna

cokelat kemerahan (Kaplan 2002). Sel hati

berbentuk polihedral, berdiameter 20-25

mikron pada hewan dewasa, sedangkan pada

hewan muda sekitar 2-7 mikron. Inti bulat di

tengah dan kadang-kadang tampak lebih dari

satu inti (Hartono 1992).

Hati terbagi dalam beberapa lobus. Secara

fungsional unit terkecil hati adalah lobulus.

Setiap lobulus hati yang berbentuk heksagonal

mempunyai sebuah vena sentral. Sudut-sudut

pertemuan antara lobulus disebut segitiga

Kiernan yang mengandung tiga unsur yaitu

vena sentralis, cabang-cabang arteri hepatika,

dan kanalikuli biliaris (Handoko 2003). Sel-

sel kuffer yang berada di lumen sinusoid

bertindak sebagai makrofag yang mempunyai

fungsi fagositik (Ganong 2003).

Beberapa fungsi hati adalah sebagai tempat

pembentukan empedu, penyimpanan dan

pelepasan karbohidrat, pembentukan urea,

metabolisme lemak, detoksifikasi obat dan

toksin. Selain itu juga sebagai tempat

pembentukan protein dan metabolisme

beberapa hormon polipeptida serta

metabolisme kolesterol (Ganong 2003). Hati

dapat menyintesis lebih dari 1000 protein

plasma, seperti albumin dan globulin secara

de novo dari asam amino esensial dan non

esensial. Hati juga dapat menyintesis asam

lemak, trigliserida, kolesterol, apolipoprotein,

lipoprotein, dan kolesterol ester dalam

fosfolipid. Beberapa bahan hasil metabolisme

ini dapat tersimpan dalam hati, seperti

glikogen, trigliserida, Fe, dan Cu (Stockham

& Scott 2008).

Hati merupakan organ yang paling sering

mengalami kerusakan (Carlton 1995).

Sebagian besar senyawa toksik memasuki

tubuh melalui sistem gastrointestinal. Setelah

terjadi penyerapan, bahan toksik dibawa oleh

Page 15: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

5

vena porta ke hati. Aliran darah yang

membawa obat atau senyawa organik asing

melewati sel-sel hati secara perlahan-lahan

(Siswandono 1995). Sirosis hati adalah suatu

keadaan yang menggambarkan pengerasan

hati. Sirosis dapat disebabkan oleh berbagai

hal tetapi penyebabnya belum diketahui secara

pasti. Umumnya bahan-bahan toksik dan

parasit dapat menyebabkan sirosis hati

(Ressang 1984; Price 1995).

Gangguan fungsi hati terjadi karena

terjadinya peningkatan bilirubin total hati.

Kegagalan dan gangguan dalam proses

detoksikasi dapat diketahui dengan

meningkatnya kadar enzim-enzim

transminase, yaitu Serum Glutamate

Oxaloacetat Transminase (SGOT) dan Serum

Glutamate Pyruvate Transminase (SGPT).

Ginjal

Ginjal adalah alat tubuh yang mempunyai

kemampuan menyaring dan menyerap

kembali beberapa bahan dari sirkulasi darah

dalam tubuh (Ressang 1984). Secara

anatomis, ginjal merupakan alat tubuh yang

berpasangan, berwarna cokelat, terletak dorsal

di dalam rongga perut di sebelah kanan dan

kiri tulang punggung yang umumnya

berbentuk kacang dengan hilis renalis (tempat

masuknya pembuluh darah dan keluarnya

ureter) (Hartono 1992). Ginjal terletak di

retroperitoneum vertebralis lumbalis,

dibungkus oleh kapsula yang normalnya dapat

bergerak bebas pada permukaannya (Maxie

1993).

Ginjal berfungsi untuk mempertahankan

keseimbangan susunan darah dengan cara

mengeluarkan air yang berlebihan dalam

darah, mengeluarkan sisa metabolisme

sebagai urea, asam kemih, alantoin dan

amonia. Selain itu juga dapat mengeluarkan

bahan-bahan asing yang terlarut dalam darah

serta mengeluarkan garam-garam anorganik

yang kebanyakan berasal dari makanan

(Ressang 1984). Sisa tersebut sering disebut

dengan nama urin dan harus dikeluarkan oleh

tubuh.

Urin merupakan jalur utama ekskresi

sebagian besar bahan toksik, akibatnya ginjal

mempunyai aliran darah yang tinggi

mengkonsentrasi bahan toksik pada filtrat,

membawa bahan toksik melalui sel tubulus

dan mengaktifkan bahan toksik tertentu. Oleh

karena itu, ginjal adalah organ sasaran utama

dari efek toksik. Semua bagian nefron secara

potensial dapat dirusak oleh bahan toksik (Lu

1995). Perubahan-perubahan pada ginjal dapat

berlangsung di dalam glomerulus, tubuli,

interstitium dan pembuluh darah (Ressang

1984).

Ginjal mencit bertekstur lembut, berwarna

coklat kemerahan, berada di dorsal dinding

tubuh, dikelilingi jaringan lemak dan

termasuk unilobular dengan papilla tunggal.

Ginjal kanan normalnya berada lebih anterior

daripada ginjal kiri dan pada kelamin jantan

lebih berat dibandingkan pada kelamin betina

(Seely 1999).

Kerusakan yang terjadi pada ginjal dapat

bersifat subkronis atau kronis karena

kerusakan permanen (Huminto et al. 1995).

Gangguan pada ginjal seperti infeksi ginjal

atau masuknya bahan-bahan racun, polutan,

dan obat-obatan yang merusak ginjal dapat

menyebabkan terhambatnya proses

pembentukan urin. Gangguan yang paling

jelas pada kasus gagal fungsi ginjal adalah

kemampuan filtrasi glomerulus menurun.

Akibatnya, jumlah urin berkurang, tekanan

darah meningkat dan timbul racun

metabolisme dalam darah, terutama limbah

metabolisme nitrogen seperti urea dan

kreatinin.

Histopatologi Hati, Ginjal dan Organ Lain

Teknik histopatologi merupakan teknik

yang dipakai pada suatu hewan percobaan

biasanya ialah tikus atau mencit. Organ hewan

percobaan yang telah mati diwarnai pada

teknik ini. Teknik histopatologi ini didahului

dengan pengambilan organ secara nekropsi.

Nekropsi merupakan suatu cara yang cepat

dalam menentukan diagnosa bermacam-

macam penyakit pada hewan yang mati.

Setelah dilakukan pembedahan nekropsi,

organ yang diambil kemudian disiapkan dan

diwarnai secara teknik histopatologi (Legowo

1996).

Organ pada hewan secara cepat diambil

setelah hewan percobaan tersebut mati. Hal ini

dilakukan karena pada hewan percobaan yang

mati tersebut dikhawatirkan terjadi perubahan

post mortal. Perubahan post mortal tersebut

dapat mengganggu gambaran patologis yang

didapatkan. Faktor-faktor yang mengubah

post mortal ialah pengaruh suhu yang tinggi,

tekanan udara yang rendah, keseterilan dan

kelembaban. Biasanya untuk menghindari

terjadinya perubahan post mortal maka

sampel dimasukkan ke pendingin (Legowo

1996).

Pengambilan organ biasanya dilakukan di

laboratorium yang steril dan memiliki sarana

pembuangan bangkai atau incinerator. Tempat

yang digunakan juga harus memiliki

peralatan yang memadai dan memudahkan

Page 16: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

6

dalam melakukan teknik histopatologi ini.

Bahan-bahan yang merupakan kelengkapan

dalam pewarnaan histopatologi ialah seperti

buffer, bahan-bahan ekstraksi, alkohol dan

pewarna histopatologi (Legowo 1996).

BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah daun wungu, akuades,

etanol 30%, etanol 70%, etanol 96, Buffer

Neutral Formaline (BNF) 10% alkohol 70%,

alkohol 80%, 96%, alkohol 95%, alkohol

absolut II, alkohol absolut I, xilol I, xilol

II,albumin, gliserin, Hematoxylin Mayers,

Litium Karbonat, pewarna Eosin, dan

permount.

Alat-alat yang dipakai adalah corong kaca,

kertas saring, penangas air, neraca analitik,

maserator, corong pisah, pipet mikro, pipet

volumetrik, pipet tetes, labu Erlenmeyer,

tabung reaksi, oven, gelas Mesin

Autotehnicon, parafin, pemanas, alat pencetak,

mikrotom dan mikroskop cahaya.

Metode Penelitian

Metode ekstraksi daun wungu

Daun wungu yang telah didapat dari

daerah sekitar Jawa Barat, diproses dengan

dua tahapan, preparasi dan ekstraksi. Daun

wungu (Graptophyllum pictum (L.) Griff)

dikeringkan dalam oven dengan suhu 40-50°C

selama 4 hingga 5 hari. Simplisia daun wungu

yang sudah kering kemudian digiling hingga

berukuran 100 mesh dan berbentuk serbuk

(dengan kadar air ≤ 10 %). Sampel yang

diproses dengan metode ekstraksi.

Ekstraksi Daun wungu (Graptophyllum

pictum (L.) Griff) memiliki dua tahapan yaitu

persiapan dan pengekstrakkan. Tahap

persiapan dilakukan dengan cara pengeringan

dalam oven dengan suhu 40-50°C selama 4

hingga 5 hari. Sampel daun wungu yang

sudah kering kemudian digiling hingga

berukuran 100 mesh yang berbentuk serpihan

serbuk (kadar air ≤ 10 %). Tiap-tiap bahan

mentah disebut ekstrak, tidak mengandung

hanya satu unsur saja tetapi berbagai macam

unsur, tergantung pada obat yang digunakan

dan kondisi ekstraksi (Ansel 1989).

Sampel tersebut setelah diproses akan

diketahui efektivitasnya di dalam

menghasilkan hasil ekstrak. Efektivitas

tersebut biasa disebut rendemen ekstrak.

Rendemen ini yang dapat menjadi tolak ukur

dalam efektifitas proses ekstreaksi. Rendemen

ekstrak dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Rendemen ekstrak daun wungu

Ulangan Berat

simplisia

(g)

Berat

ekstrak

(g)

Rendemen

(%)

1 140 6.74 4.81

2 175 8.19 4.68

3 160 7.45 4.66

Rata-rata : 4.72 0.09%

Maserasi sampel dilakukan dengan

merendam sampel dalam pelarut dengan

perbandingan 1:10, proses ini dilakukan

dalam maserator selama 6 jam dan sesekali

diaduk. Kemudian ekstrak sampel tersebut

didiamkan selama 24 jam, maserat yang

didapat dipisahkan, dilakukan penggantian

pelarut dan dilakukan pengulangan sebanyak

3 kali. Pelarut yang digunakan yaitu etanol

etanol 96%. Pelarut ini dipilih karena pelarut

ini menunjukkan efektifitas yang tinggi.

Metode toksisitas subkronis

Toksisitas subkronis dilakukan selama 3

bulan, kelompok percobaan dibagi menjadi 4

kelompok. Hewan coba yang digunakan ialah

mencit. Mencit yang digunakan berumur 2

bulan dan bergalur ddy. Mencit

dikelompokkan secara acak dengan

mempertimbangkan keseragaman bobot

badan. Jumlah ulangan uji toksisitas subkronis

setiap kelompok terdiri atas 10 mencit jantan

(Gad 2007). Kelompok I merupakan kontrol

negatif yaitu tanpa menerima formula.

Kelompok II, III, dan IV, memperoleh

cekokan ekstrak pelarut air dengan

konsentrasi yang berbeda-beda didasarkan

pada uji toksisitas dengan BSLT yaitu 100

ppm 500 ppm dan 1000 ppm. Sehingga dosis

yang didapatkan pada percobaan toksisitas

subkronik ialah 100, 500 dan 1000 mg/kgbb.

Perlakuan tersebut dilakukan setiap hari.

Kerusakan hati dan ginjal akan diuji setiap

bulan terhadap kerusakan secara

histopatologis. Air minum diberikan secara ad

libitum dan dilakukan pengukuran bobot

badan dan komsumsi pakan selama perlakuan

diberikan.

Pembuatan preparat histopatologi organ

hati, ginjal dan organ penting pada mencit

Metode histopatologi yang digunakan

adalah metode Andrew Kent (1985) yang

terdiri atas 4 tahapan proses, yaitu fiksasi,

dehidrasi, pencetakan (embedding), dan

pewarnaan (staining). Histopatologi

dikerjakan di Balai Besar Veteriner. Tahap

fiksasi dilakukan dengan memotong organ

mencit dengan ukuran 2x2x1 cm, dimasukkan

Page 17: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

7

ke dalam buffer neutral formalin (BNF) 10%

selama 3x24 jam, kemudian dipotong lagi

dengan ukuran lebih tipis. Potongan-potongan

organ tersebut dilanjutkan ke tahap dehidrasi,

yaitu dengan perendaman menggunakan

etanol bertingkat (etanol 70%, 80%, 96%,

absolut 1, absolut 2). Kemudian etanol

dihilangkan dengan xilol I, II, dan III masing-

masing selama 40 menit. Infiltrasi

menggunakan parafin cair dilakukan pada

suhu 60oC selama 4 kali masing-masing

selama 30 menit. Sebelum pencetakan cetakan

dicuci dengan campuran etanol 96%, xilol,

dan air.

Pencentakan dilakukan dengan penuangan

parafin panas dalam blok cetakan sebanyak

setengah cetakan dengan alat Tissue Tec.

Potongan hati dan ginjal dimasukan ke

dalamnya perlahan agar tidak menyentuh

dasar cetakan lalu ditutup lagi dengan parafin

cair. Setelah beku organ dalam parafin

tersebut dipotong dengan alat mikrotom

setebal 4-5 um. Potongan yang diperoleh

dimasukkan ke dalam air hangat (40 oC) untuk

melelehkan parafin, kemudian diletakkan

dalam kaca objek. Potongan tadi dikeringkan

dalam oven inkubator bersuhu 56 oC selama

satu malam.

Tahap pewarnaan Haematoxylin Eosin

(HE) dilakukan setelah diparafinasasi, yaitu

dengan merendamnya setelah xilol 2 kali

masing-masing selama 2 menit, rehidrasi

dengan etanol absolut selama 2 menit,

kemudian dengan etanol 95% dan 80%

masing-masing selama 1 menit, dan dicuci

dengan air mengalir. Kemudian preparat

direndam dalam pewarnaan Mayer’s

Haemotoxylin selama 8 menit, dicuci dengan

air mengalir, dimasukkan ke dalam LiCl

selama 30 detik, dan dicuci kembali dengan

air mengalir. Kemudian irisan preparat diberi

pewarna eosin selama 2-3 menit, lalu

dicuci.Setelah itu, irisan hati dicelupkan

dalam etanol 95% dan absolut I masing-

masing sebanyak 10 kali dan diteruskan

dengan etanol absolut II selama 2 menit, xilol

I selama 1 menit dan xilol II selama 2 menit.

Setelah diangin-anginkan beberapa saat,

preparat yang telah diwarnai tersebut

kemudian diberi permounting medium dan

ditutup dengan kaca penutup. Setelah

terbentuk sediaan histologi, kemudian

dilakukan analisis dan pengamatan terhadap

perubahan yang terjadi pada sel-sel hati

dengan menggunakan mikroskop cahaya dan

kemudian di foto. Foto tersebut

memperlihatkan kerusakan yang terjadi di

dalam jaringan setiap organ.

Pengamatan histopatologi organ hati, ginjal

dan organ penting pada mencit

Kerusakan sel hepatosit yang meliputi

nekrosis, degenerasi butir, degenerasi lemak,

oedema sirosis, dan pendarahan merupakan

parameter pengamatan yang akan digunakan.

Pengamatan dilakukan dengan cara

pengamatan daerah yang terjadi kelainan.

Histopatologi yang diamati berupa irisan dari

ginjal dan hati. Pengamatan dilakukan secara

mikroskopik menggunakan mikroskop dan

difoto. Pemberian tanda juga dilakukan

terhadap organel penting yang normal dan

tidak terjadi kerusakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Rendemen Ekstrak Daun Wungu dan

Preparasi Pencekokan Hewan Coba

Rendemen ekstrak etanol 96% daun

wungu ini setelah dilakukan ekstraksi

berdasarkan metode maserasi ialah rata-rata

4.8% (Tabel 1). Rendemen dari ekstrak etanol

ini didapat setelah melakukan beberapa kali

ulangan dan pembuatan ekstrak. Rendemen

yang diperoleh tidak begitu besar dikarenakan

hasil ekstrak yang memiliki bentuk gel yang

pekat dan lengket sehingga sulit untuk

didapatkannya. Waktu yang dibutuhkan untuk

melakukan proses ekstraksi kurang lebih

antara 1 jam sampai 2 jam.

Ekstraksi bertujuan untuk mengambil zat-

zat yang terkandung dalam suatu campuran

dengan bantuan pelarut tertentu. Sampel daun

wungu yang akan diekstrak diduga memiliki

kemampuan untuk menyembuhkan diabetes.

Bentuk dari daun wungu yang diekstrak ialah

sudah berupa serbuk namun masih sedikit

kasar. Hal ini memiliki pengaruh yang

mempengaruhi hasil ekstraksi karena semakin

kecil dan semakin halus akan memperbesar

efisiensi dari ekstraksi yang dilakukan (Tuyet

& Chuyen 2007).

Metode ekstraksi yang digunakan adalah

maserasi dengan pelarut etanol 96%. Metode

ini dipilih dikarenakan kesederhanaannya

dalam prosesnya yaitu dengan cara merendam

atau dengan merendam dan menggoyangkan

(shaking) yang akan menambahkan efektifitas

dari ekstraksi tersebut. Pelarut yang berupa

etanol juga memiliki keunggulan

dibandingkan pelarut air. Penelitian

sebelumnya juga telah memberikan kadar

rendemen yang bagus pada konsentrasi

ekstrak 96%.

Ekstrak berupa cairan yang diperoleh

setelah penyaringan untuk memisahkan

ekstrak dan pellet atau padatan. Setelah itu

dilakukan evaporasi sehingga didapatkan

Page 18: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

8

bentuk gel atau padatan. Pemekatan dilakukan

dengan menggunakan rotary evaporator pada

suhu 40 oC untuk mencegah kemungkinan

terjadinya kerusakan komponen bahan aktif

yang terkandung di dalam ekstrak. Setelah

didapatkan hasil ekstrak kemudian ekstrak

dipersiapkan untuk pembagian dosis. Hasil

ekstrak ini kemudian dipersiapkan untuk

pemberian ke mencit dengan membaginya ke

dalam dosis 100 mg/kgbb, 500 mg/kgbb dan

1000 mg/kgbb.

Banyaknya rendemen yang diperoleh

tersebut menunjukkan jumlah senyawa yang

terekstrak dan diduga sebagai senyawa

bioaktif. Berdasarkan nilai rendemen, dapat

dikatakan bahwa hasil ekstrak yang dihasilkan

menggunakan etanol 96% stabil dengan hasil

rendemennya hampir sama.

Kondisi Hewan Coba

Kondisi hewan coba selama penelitian

mengalami beberapa perubahan diantaranya

ialah ada penurunan bobot badan pada hewan

coba. Penurunan bobot badan ini terjadi

karena beberapa faktor. Diantaranya ialah

kebersihan kandang, kelainan yang terjadi

pada mencit dan penurunan nafsu makan dari

mencit.

Kandang yang baik untuk mencit

memiliki suhu rata-rata 22 derajat celcius.

Kandang juga baiknya berada ditempat yang

tenang tanpa gangguan berupa suara ataupun

gangguan lain. Sirkulasi udara juga harus

memiliki aliran yang baik. Kandang juga

harus bersih dan sedikit debu. Serbuk kayu

yang digunakan dalam memelihara mencit

biasanya memakai serbuk kayu yang dapat

menjadi salah satu faktor mempengaruhi

kesehatan mencit. Karena alas yang berupa

serpihan kayu merupakan tempat mencit

membuang kotorannya sehingga rentan akan

penyakit (Malole & Pramono 1989).

Bobot badan hewan coba setelah

dibandingkan antara 100 mg/kgbb, 500

mg/kgbb, 1000 mg/kgbb dan normal

menunjukkan bahwa hewan coba yang

diberikan ekstrak daun wungu yang dilarutkan

dengan etanol 96% memiliki peningkatan

bobot badan yang lebih besar dibandingkan

dengan bobot badan hewan coba normal. Hal

ini kemungkinan dipengaruhi oleh aktivitas

dari ekstrak yang diberikan terhadap hewan

coba.

Selain bobot badan juga dapat dilihat dari

nafsu makan hewan coba yang tetap. Bobot

badan tertinggi dialami pada hewan coba

kelompok 1000 mg/kgbb. Namun pada

akhirnya bobot badan turun sedikit dan

menjadi sama dengan kelompok 100 mg/kgbb

dan 500 mg/kgbb. Perlakuan dilakukan mulai

pada 10 Agustus 2011 hingga 10 November

2011. Setiap akhir bulan hewan coba

dilakukan uji histopatologi dengan cara

mengambil tiap ekor dari tiap kelompok coba

dengan waktu setiap bulan sehingga dapat

dilihat kelainan dan kerusakan yang terjadi

pada organ mencit tersebut. Pertambahan

bobot badan hewan coba yang terjadi selama

penelitian dapat dilihat pada Gambar 2 dan

tabel 3.

Gambar 2 Bobot badan hewan coba selama perlakuan. (---) normal, (---) 100 mg/kgbb,

(---) 1000 mg/kgbb dan (---) 500 mg/kgbb.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

-2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Minggu Ke-

Bo

bo

t B

ad

an

(G

ram

)

Page 19: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

9

Tabel 3 Bobot badan, konsumsi pakan, dan

efisiensi pakan.

Kelompok

Pertambah

an bobot

badan

(g/hari)

Konsum

si pakan

(g/hari)

Efisien

si

pakan

(%)

Kontrol 0.17 3.79 4.46%

K1 0.15 3.89 3.82%

K2 0.24 3.95 6.10%

K3 0.19 4.01 4.72%

Keterangan: Data disampaikan dalam rata-

rata. Persentase efisiensi pakan = pertambahan

bobot badan/konsumsi pakan x 100%.

Selama percobaan juga didapati beberapa

kelainan seperti pembengkakan pada hewan

coba. Pembengkakan ini terjadi pada organ

gerak dari hewan coba seperti kaki dan

sebagian ekor. Namun pembengkakan ini

hanya berlangsung sementara dan hilang

dengan sendirinya. Menurut Sudono (1981),

rata-rata keefisienan pakan mencit umur 3-8

minggu adalah 0,16 dengan keefisienan

tertinggi terjadi pada umur 21-29 hari yaitu

sebesar 0,25.

Uji Toksisitas Subkronis

Selama penelitian ada beberapa hewan

coba yang mengalami kematian setelah

penelitian berjalan 3 bulan. Kelompok hewan

coba 100 mg/kgbb yang mengalami kematian

sebanyak 3 ekor dari total 10 ekor hewan

coba. Kelompok 500 mg/kgbb jumlah

kematian hewan coba pada penelitian

berjumlah 2 ekor dari 10 ekor hewan coba.

Kelompok 1000 mg/kgbb memiliki jumlah

kematian yang paling sedikit yaitu 1 ekor

hewan coba yang mati dari keseluruhan 10

ekor hewan coba. Sementara pada kelompok

normal kematian yang terjadi ialah 4 ekor dari

total 10 ekor hewan coba setelah penelitian

berjalan selama 3 bulan. Kematian hewan

coba yang telah dijelaskan tersebut terpisah

dari kematian karena histopatologi per bulan.

Data histopatologi ini akan digunakan

untuk melihat beberapa kerusakan yang terjadi

pada organ hewan coba. Histopat ini juga

dapat memperlihatkan bahwa dengan

pemberian ekstrak dapat memacu beberapa

kelainan maupun pengobatan yang terjadi.

Histopay dilakukan pada semua kelompok

hewan coba sehingga pada tiap kelompok.

Data kematian hewan coba yang diperoleh

selanjutnya akan diolah untuk mencari

perhitungan LD50. Namun dari data kematian

yang diperoleh kemudian digunakan untuk

menghitung LD50 ternyata tidak dapat

dilakukan karena terjadi kematian yang makin

sedikit pada dosis ekstrak yang paling besar.

Hal ini juga dapat ditinjau dari cara

perhitungan LD50 menurut metode Gad

(2007) tidak dapat dihitung dikarenakan

makin sedikitnya kematian pada dosis yang

semakin tinggi. Tingkat kematian yang

semakin rendah berbanding terbalik dengan

banyaknya pemasukan ekstrak melalui oral.

Selain itu juga daya hidup mencit juga

semakin meningkat seiring dengan makin

tingginya dosis ekstrak yang diberikan.

Tingkat kematian hewan coba dapat dilihat

pada Gambar 3.

Gambar 3 Tingkat kematian hewan coba. Bulan pertama, bulan kedua dan bulan ketiga.

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

kontrol 100 mg/kgbb 500 mg/kgbb 1000 mg/kgbb

Ju

mla

h K

ema

tian

Men

cit

Kelompok

Page 20: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

10

Berdasarkan penelitian Saragih et al 2006,

mengenai pengaruh ekstrak etanol propolis

terhadap hepatotoksitas dan stress oksidasi

akibat pemberian 2,3,7,8 –

Tetrachlorodibenzo – P - Dioksin (TTCD)

secara kronis pada tikus albino ditemukan

kesamaan pada kasus harapan hidup dari

mencit yang makin menjadi besar seiring

dengan penambahan / semakin besarnya dosis

yang digunakan. Hal tersebut

mengindikasikan bahwa di dalam ekstrak

yang dimasukkan secara oral memiliki

kemampuan atau potensi hepatoprotektor

sehingga melindungi hati dan menambahkan

daya hidup yang makin besar pada hewan uji

mencit.

Apabila ditinjau dari presentase kematian

maka akan didapatkan bahwa harapan hidup

mencit makin besar dengan makin

bertambahnya pencekokan ekstrak etanol 96%

daun wungu. Bulan pertama mencit yang mati

berjumlah 4 ekor, bulan kedua kematian yang

terjadi berjumlah 3 ekor dan bulan ketiga

kematian yang terjadi ialah 1 ekor. Hal ini

tidak sesuai dengan pernyataan Guyton dan

Hall (1997) bahwa dosis yang digunakan

yaitu dosis terendah yang hampir tidak

mematikan seluruh hewan percobaan dan

dosis tertinggi yang dapat menyebabkan

kematian seluruh atau hampir seluruh hewan

percobaan. Namun pada percobaan ini

ditemukan bahwa dosis terendah justru

mematikan paling banyak mencit. Sehingga

nilai LD50 tidak dapat ditentukan. Dari skema

kematian per bulan dapat ditelisik lebih lanjut

bahwa kemungkinan memiliki aktivitas yang

dapat menambah harapan hidup mencit. Hal

ini juga diperkuat dengan hasil histopatologi

organ hati yang semakin bagus dan baik dari

bulan pertama sampai bulan ketiga.

Histopatologi Hati Hewan Coba

Hasil histopatologi hati yang

ditunjukkan oleh gambar 4 menyebutkan

bahwa hati sampel hewan coba yang diberi

ekstrak daun wungu dengan pelarut etanol

96% tidak mengalami kelainan terutama pada

pengujian bulan kedua. Bulan pertama hati

dari kelompok 100 mg/kgbb mengalami

polimorphonuklear. Sel darah putih ini

biasanya tidak terdapat di hati, kemungkinan

adanya sel darah putih ini bisa dikarenakan

terjadinya infeksi pada hati. Hal yang sama

juga terdapat pada kelompok normal. Infeksi

yang terjadi bisa dikarenakan oleh pakan

ataupun dari faktor lingkungan.

Kelompok 500 mg/kgbb mengalami

kongesti pada uji histopatologi bulan pertama.

Kongesti ialah proses pendarahan yang

disebabkan oleh gangguan aliran keluar darah

dalam jaringan. Jaringannya biasanya

berwarna merah kebiruan (sianosis). Tapi

pada hati memiliki ciri berwarna coklat pucat.

Kongesti yang terjadi pada hati ini bisa

dikarenakan aliran darah yang kurang stabil

dari jantung sehingga menimbulkan gangguan

pada hati. (Richard N et al. 2006). Kelompok

uji 1000 mg/kgbb tidak terjadi kelainan

apapun. Menurut Himawan (1979). Kongesti dapat

terjadi aktif atau pasif. Kongesti aktif terjadi

karena jumlah darah arterial tubuh bertambah

dan biasanya terjadi karena arteriol atau

kapiler berdilatasi akibat rangsang saraf

vasodilatator atau karena kelumpuhan

vasokonstriktornya. Kejadian kongesti pada

hati ini terjadi karena adanya hambatan aliran

darah. Hal ini terjadi karena zat toksik

mengganggu fungsi kerja hati. Kongesti pasif

terjadi karena aliran darah vena dari satu

daerah berkurang dan disertai dilatasi

pembuluh vena dan kapiler. Kongesti yang

terjadi tidak disebabkan penggunaan eter

untuk euthanasia, karena pada proses

pematian tikus tidak menggunakan eter, eter

merupakan anestetik sangat kuat yang dapat

menyebabkan vasokonstriksi pada pembuluh

darah hewan coba (Handoko dalam Ganiswara

1995).

Ketidakseimbangan aliran darah tersebut

dapat mengganggu proses metabolisme tubuh

yaitu diantaranya pengangkutan dan respirasi

yang dilakukan oleh darah. Mengingat fungsi

hati yang paling utama ialah proses

pengeluaran racun, proses kongesti ini dapat

menyebabkan intoksifikasi ini tidak berjalan

sewajarnya. Sebagian besar toksikan

memasuki tubuh melalui sistem

gastrointestinal dan setelah diserap, toksikan

dibawa oleh vena porta ke hati. Kadar enzim

yang memetabolisme xenobiotik dalam hati

juga tinggi (terutama sitokrom P-450). Hal ini

membuat sebagian besar toksikan menjadi

mudah diekskresikan (Lu 1995).

Kongesti dapat mengakibatkan terjadinya

kerusakan sel yang memicu degenerasi.

Biasanya degenerasi terjadi karena rusaknya

beberapa sel yang terdapat di dalam hati

tersebut. Degenerasi dalam patologi dapat

diartikan secara luas sebagai kehilangan

struktur dan fungsi normal. Degenerasi pada

sitoplasma menurut Himawan (1979) antara

lain adalah degenerasi lemak. Degenerasi

lemak/lipidosis merupakan akumulasi lemak

netral yang terjadi pada sitoplasma (Cheville

1999).

Page 21: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

11

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 4 Foto histopatologi kerusakan hati bulan pertama. (a) kelompok normal, (b) kelompok

100 mg/kgbb, (c) kelompok 500 mg/kgbb, (d) kelompok 1000 mg/kgbb. (1) kongesti

pada vena centralis; (2) polymorphonuklear

Lemak dalam sel hati menunjukkan adanya

ketidakseimbangan proses normal yang

mempengaruhi kadar lemak di dalam dan luar

jaringan hati akibat metabolisme. Degenerasi

lemak ini secara tak langsung akan

mempengaruhi metabolisme lemak yang ada

di dalam tubuh. Proses metabolisme lemak

yang dapat terganggu antara lain adalah

proses katabolisme lemak dan anabolisme

lemak. Kedua proses ini dapat mempengaruhi

siklus metabolisme yang lain di dalam tubuh.

Pengamatan terhadap histopatologi hati hewan

coba yang berupa mencit dapat dilihat pada

Tabel 4.

Tabel 4Hasil histopatologi hati hewan coba.

Kelompok Bulan

Pertama Kedua Ketiga

Normal Poly

morpho

nuklear

Kongesti TAKS

100

mg/kgbb

Poly

morpho

nuklear

TAKS TAKS

500

mg/kgbb

Konges

ti

TAKS Kongesti

1000

mg/kgbb

TAKS TAKS TAKS

TAKS : Tidak Ada Kelainan Spesifik

Tidak ada kelainan yang terjadi pada

pemeriksaan uji histopatologi bulan kedua di

semua kelompok dari 100 mg/kgbb, 500

mg/kgbb dan 1000 mg/kgbb. Kelompok

normal pada pemeriksaan bulan kedua

mengalami kongesti pada jaringannya. Hal ini

menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun

wungu dengan pelarut etanol 96% memiliki

pengaruh yang baik sesuai dengan acuan

literatur penelitian Saragih et al. (2006).

Uji histopatologi bulan ketiga

menunjukkan tidak ada kelainan yang spesifik

pada kelompok 100 mg/kgbb, 1000 mg/kgbb

dan kelompok normal. Hal ini dapat dilihat

terjadinya perbaikan jaringan pada hampir

semua kelompok. Kelompok 500 mg/kgbb

menunjukkan terdapat sedikit kelainan berupa

kongesti. Namun secara keseluruhan kongesti

tersebut terjadi sedikit hanya pada hati

kelompok percobaan 500 mg/kgbb.

Histopatologi Ginjal Hewan Coba

Hasil histopatologi ginjal yang dilihat pada

Gambar 5 dan Tabel 5, bulan pertama pada

kelompok 100 mg/kgbb dan 1000 mg/kgbb

tidak terjadi kelainan yang dapat

menimbulkan beberapa hal yang tidak

diinginkan, sementara pada kelompok 500

2

1

Page 22: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

12

mg/kgbb mengalami kelainan berupa nekrosis

tubulus proksimat. Nekrosis sebenarnya

hampir sama dengan apoptosis. Nekrosis

merupakan kematian sel yang terjadi karena

gangguan patologis sementara apoptosis

merupakan kematian sel yang telah diprogram

oleh tubuh organisme itu sendiri (Amin et al.

1997).

Nekrosis yang terjadi pada kelompok 500

mg/kgbb ini kemungkinan terjadi karena

gangguan masuknya senyawa baru yaitu

ekstrak daun wungu ke dalam ginjal hewan

coba dan mempengaruhi kerja ginjal.

Kerusakan berupa nekrosis tersebut terjadi

terutama pada bagian tubulus proksimal.

Nekrosis yang terjadi ini akan mengganggu

kerja dari tubulus proksimal yang memiliki

tugas untuk melakukan reabsorbsi dari cairan.

Sementara pada pengujian histopatologi ginjal

pada kelompok normal mengalami

polymorphonuklear atau terdapat sel darah

putih yang terdapat di ginjal. Hal ini biasanya

terjadi karena kurang bersihnya tempat, pakan

ataupun minum selain itu bias juga

dikarenakan ada organ yang terinfeksi oleh

agenvirus atau bakteri. Nekrosis sendiri

merupakan kematian sel lokal yang dapat

menyebabkan lisis sel atau pecahnya sel.

(Price & Wilson, 1988).

Nekrosis yang terjadi pada ginjal membuat

ginjal terganggu dalam menjalankan perannya

dalam metabolisme tubuh. Metabolisme yang

dilakukan oleh ginjal antara lain

mengeluarkan kelebihan air dalam darah dan

mengeluarkan sisa-sisa metabolisme sebagai

ureum, asam urin, alantoin, ammonia, asam

hipurat, metabolit-metabolit triptofan. Selain

itu juga ginjal mengeluarkan kelebihan garam

sehingga keseimbangan garam natrium dan

basa dalam tubuh menjadi seimbang.

Pengujian pada bulan kedua menunjukkan

bahwa pada semua kelompok hewan uji

mengalami kelainan berupa nekrosis tubulus

proksimal. Pengujian pada bulan ketiga

menunjukkan pada kelompok 100 mg/kgbb

dan 1000 mg/kgbb tidak terjadi kelainan

spesifik. Kelompok 500 mg/kgbb

menunjukkan terjadinya masuknya limfoasit

ke dalam jaringan. Limfoasit ialah sel antibodi

yang masuk ke dalam jaringan ginjal yang

biasanya dikarenakan adanya peradangan di

dalam ginjal.

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 5 Foto histopatologi kerusakan ginjal bulan pertama (a) kelompok normal, (b) kelompok

100 mg/kgbb, (c) Kelompok 500 mg/kgbb, (d) Kelompok 1000 mg/kgbb. 1 Kongesti

pada tubulus, 2 Akumulasi protein di dalam tubulus (protein cast), 3 Infiltrasi sel

mononuk-lear (limfosit dan makrofag).

1

3

2

Page 23: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

13

Tabel 5 Hasil histopatologi ginjal hewan coba

Kelompok Bulan

Pertama Kedua Ketiga

Normal Poly

Morpho

nuklear

Kongesti

TP

Konge

sti

100

mg/kgbb

TAKS Nekrosis

TP

TAKS

500

mg/kgbb

Nekrosis

TP

Nekrosis

TP

Limfo

asit

1000

mg/kgbb

TAKS Nekrosis

TP

TAKS

TAKS : Tidak Ada Kelainan Spesifik

TP : Tubulus Proksimat

Masuknya sel darah putih juga menjadi

tolak ukur kurang berjalannya sistem

metabolism ginjal pada umumnya dan sistem

ultrafiltrasi pada khususnya. Sementara

kelompok normal mengalami kongesti pada

ginjalnya. Hal ini menunjukkan bahwa

semakin banyak pemberian oral ekstrak akan

meningkatkan resiko terjadinya nekrosis pada

jaringan tubulus proksimal.

Metabolisme yang terganggu pada ginjal

ini akan berdampak pada masuknya zat asing

seperti protein ke dalam saluran ginjal

(Himawan 1979). Protein yang masuk ke

dalam saluran ginjal antara lain sel darah putih

yang menyebabkan terjadinya

polimorponuklear dan limfoasit dalam ginjal.

Masuknya sel darah putih menunjukkan

bahwa telah terjadi permaslahan proses

ultrafiltrasi pada ginjal. Ginjal juga berperan

dalam penyerapan glukosa yang biasa

digunakan dalam pembentukan ATP.

Terganggunya sistem penyerapan glukosa ini

membuat pembentukan ATP dalam siklus

glikolisis dan siklus Crebs kurang optimal.

Pengamatan Histopatologi Organ Lain

Pengamatan mikroskopis organ otak pada

Gambar 6 dan Tabel 6 ini dilakukan ketika

melakukan uji histopatologi. Pengamatan ini

dilakukan terhadap beberapa organ tubuh dari

hewan coba untuk mengetahui keadaan atau

penampakan dari organ setelah dilakukan

perlakuan pemberian ekstrak daun wungu

dengan pelarut etanol 96%. Pengamatan yang

dilakukan yaitu pengamatan terhadap

beberapa organ berupa otak, jantung, paru-

paru dan usus.

Hasil uji pada bulan pertama tidak

ditemukan kelainan pada organ otak pada

kelompok manapun. Pengujian pada bulan

kedua ditemukan gejala kongesti pada kedua

kelompok yaitu 100 mg/kgbb dan 500

mg/kgbb, sedangkan pada kelompok 1000

mg/kgbb dan normal tidak ditemukan kelainan

spesifik dan pada kelompok tersebut otak

terlihat normal tanpa adanya kerusakan pada

jaringannya.

(a) (b)

(c)

Gambar 6 Foto histopatologi kerusakan otak bulan pertama(a) Kelompok 100 mg/kgbb : (b)

Kelompok 500 mg/kgbb : (c) Kelompok 1000 mg/kgbb.

Page 24: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

14

Tabel 6 Pengamatan mikroskopis otak

Kelompok Bulan

Pertama Kedua Ketiga

Normal TAKS TAKS TAKS

100

mg/kgbb

TAKS FH dan

Kongesti

TAKS

500

mg/kgbb

TAKS Kongesti TAKS

1000

mg/kgbb

TAKS TAKS TAKS

TAKS : Tidak Ada Kelainan Spesifik

FH : Focal Hemorargi

Kongesti merupakan keadaan jaringan

mengalami hambatan dalam aliran darah

sehingga terkadang dapat menimbulkan

pendarahan. Secara sederhana kongesti adalah

suatu keadaan adanya darah yang berlebihan

di dalam pembuluh pada daerah tertentu.

kongesti dapat memicu terjadinya

penyumbatan pembuluh darah pada otak

hewan coba. Keadaan tersebut memungkinkan

terjadinya hipoksia jaringan yang dapat

mengakibatkan penyusutan.

Focal hemorrargi juga ditemukan pada

kelompok 100 mg/kgbb pada bulan kedua.

Hemorargi biasanya merupakan pecahnya

pembuluh darah dikarenakan tekanan aliran

darah (Price & Wilson 1988). Pengamatan

pada bulan ketiga tidak ditemukan kelainan

spesifik pada semua kelompok percobaan. Hal

ini menunjukkan pemberian ekstrak tidak

memberikan pengaruh besar.

Pengamatan mikroskopik jantung dapat

diamati pada Gambar 7 dan Tabel 7

ditemukan degenerasi otot. Bulan pertama

degenerasi otot jantung hanya terjadi pada

kelompok normal. Kemungkinan pemberian

ekstrak yang tepat dosisnya dapat mengurangi

faktor resiko degenerasi otot jantung.

Degenerasi otot yang terjadi memiliki

beberapa macam jenis dan kebanyakan ada

hubungannya dengan peyakit-penyakit

infeksius misalnya agen virus dan agen

bakteri yang dapa menimbulkan gangguan

pada jaringan di dalam organ jantung

(Robbins & Kumar 1995).

Degenerasi otot pada jantung dapat

menimbulkan beberapa kerusakan pada

system metabolisme hewan coba. Degenerasi

pada otot jantung akan membuat kerja jantung

dalam memompa darah menurun sehingga

akan mengurangi suplai oksigen serta zat gizi

makanan dalam darah yang berfungsi sebagai

bahan utama metabolisme. Selain itu pada

pembuluh darah pada otot yang mengalami

degenerasi juga memungkinkan terjadinya

timbunan lemak yang berpotensi menjadi

atherosklerosis. Penimbunan lemak pada

jaringan dikarenakan degenerasi otot jantung

juga menyebabkan gangguan hidrolisis lemak

dan penyerapannya secara otomatis

mempengaruhi penyerapan semua vitamin

yang larut dalam lemak.

Pengamatan pada bulan ketiga ditemukan

degenerasi otot pada kelompok normal.

Degenerasi otot tidak terjadi pada kelompok

perlakuan dari kelompok 100 mg/kgbb, 500

mg/kgbb dan 1000 mg/kgbb. Hal ini

menunjukkan dengan adanya pemberian

ekstrak daun wungu dengan pelarut etanol

96% dapat mengurangi resiko degenerasi otot

jantung pada mencit. Meskipun hal ini masih

diperlukan penelitian lanjutan yang

berhubungan dengan fokus organ yang berupa

jantung dan kelainan yang dapat terjadi pada

organ jantung. Tetapi ini merupakan langkah

awal yang dapat memberikan hasil baik

terhadap organ yang diberikan ekstrak

tersebut.

(a) (b)

Gambar 7 Foto histopatologi kerusakan jantung bulan pertama. (a) Kelompok Normal. HE. 10 x

10. (b) Kelompok 500 mg/kgbb. 1 Degenerasi serabut otot jantung, 2 Degenerasi inti sel

serabut otot jantung.

2

1

Page 25: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

15

Tabel 7 Pengamatan mikroskopik jantung

Kelompok Bulan

Pertama Kedua Ketiga

Normal Degene

rasi otot

Kongesti Degene

rasi otot

100

mg/kgbb

TAKS TAKS TAKS

500

mg/kgbb

TAKS Degene

rasi otot

TAKS

1000

mg/kgbb

TAKS Degene

rasi otot

TAKS

TAKS : Tak Ada Kelainan Spesifik

Pengurangan resiko terkena degenerasi otot

jantung ini menunjukkan bahwa pemberian

ekstrak daun wungu dengan pelarut etanol

96% dapat memberikan perlindungan

terhadap organ jantung mencit, hal ini

ditunjukkan dengan makin berkurangnya

degenerasi otot pada jantung setelah diberikan

senyawa ekstrak selama 3 bulan. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Soenanto (2005)

bahwa penyembuhan penyakit menggunakan

ramuan tradisional membutuhkan waktu yang

lama, tetapi efek yang diberikan bersifat

perlindungan, membangun dan berimplikasi

positif terhadap organ lain yang lemah atau

yang kuat.

Ekstrak daun wungu memiliki implikasi di

dalam penyembuhan beberapa organ

khususnya jantung. Hal ini juga dapat dilihat

dari kelompok mencit normal yang

mengalami degenerasi otot pada jantung

namun tidak terjadi penyembuhan.

Pengamatan mikroskopik paru-paru yang

dilihat pada Gambar 8 dan Tabel 8 ditemukan

beberapa kelainan pada bulan pertama.

Diantaranya ialah oedema ringan dan

hiperemia. Oedema ringan merupakan gejala

terdapatnya cairan di dalam sela-sela alveolar.

Cairan ini dapat berasal dari luar ataupun

inkubasi bakteri di dalam paru-paru tersebut.

Hal ini menimbulkan gangguan terhadap

pernapasan (Collins SP et al. 2006). Oedema

ini masih ringan jika dilihat dari sampel..

Selain oedema ringan juga terjadi

hiperemia pada kelompok percobaan 500

mg/kgbb dan 1000 mg/kgbb. Hiperemia atau

kongesti, menyebabkan warna merah lokal

karena peradangan akut yang biasanya terjadi

pada jaringan-jaringan yang terkena

penyumbatan aliran darah. Timbulnya

hiperemia pada permulaan reaksi peradangan

diatur oleh tubuh baik secara neurogenik

maupun secara kimia melalui pengeluaran zat

seperti histamin.

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 8 Foto histopatologi kerusakan paru-paru bulan pertama. (a) Kelompok normal (b) Kelompok

100 mg/kgbb (c) Kelompok 500 mg/kgbb (d) Kelompok 1000 mg/kgbb : 1 Oedema

pulmonum 2 Broncheolus berisi sel darah merah, 3 Pneumonia

1

2

3

Page 26: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

16

Tabel 8 Pengamatan mikroskopik paru-paru

Kelompok Bulan

Pertama Kedua Ketiga

Normal TAKS Broncho

Pneumo

nia

TAKS

100

mg/kgbb

Oedema

Ringan

Oedema

Pulmo

num

Oedema

Ringan

500

mg/kgbb

Hipere

mia

Pneumo

nia

Limfo

asit

1000

mg/kgbb

Hipere

mia

Oedema

Pulmo

num

Oedema

Ringan

TAKS : Tak Ada Kelainan Spesifik

Pengamatan bulan kedua ditemukan

beberapa kelainan diantaranya oedema

pulmonum dan pneumonia. Oedema

pulmonum yang terjadi kemungkinan

dikarenakan masuknya cairan ke dalam

saluran pernafasan. Pneumonia merupakan

penyakit dari paru-paru dan sistem pernapasan

menjadi radang dan dengan penimbunan

cairan. Penimbunan cairan ini akan

menghambat system pertukaran gas O2 dan

CO2 yang terjadi pada alveolus paru-paru.

Hal ini terjadi karena paru-paru diselubungi

oleh air sehingga pertukaran gas akan

terhambat oleh adanya air.

Terjadinya hambatan pada pertukaran

oksigen dan karbon dioksida ini menjadikan

beberapa gangguan pada sistem metabolism

dari hewan coba. Sistem metabolisme yang

paling terganggu ialah sistem pembentukan

ATP dalam siklus Crebs. Siklus pembentukan

ATP ini terganggu karena oksigen dibutuhkan

dalam proses pembentukan ATP. Apabila

suplai oksigen berkurang maka pembentukan

ATP akan dialihkan ke dalam siklus glikolisis.

Apabila hal ini berlangsung secara terus

menerus maka akan membuat hewan coba

mengalami lemas karena ATP yang hanya

diproduksi dari glikolisis masih belum cukup

untuk menutupi kebutuhan energi dan dapat

menimbulkan kematian.

Pneumonia disebabkan oleh berbagai

macam sebab meliputi infeksi karena bakteri,

virus, jamur atau parasit. Pneumonia juga

dapat terjadi karena bahan kimia atau

kerusakan fisik dari paru-paru, atau secara tak

langsung dari penyakit lain seperti kanker

paru atau penggunaan alkohol (Collins SP et

al. 2006).

Pengamatan pada bulan ketiga ditemukan

kelainan oedema ringan pada kelompok 100

mg/kgbb dan 1000 mg/kgbb. Sementara pada

kelompok 500 mg/kgbb ditemukan kelainan

berupa limfoasit, yaitu masuknya agen

antibodi pada saluran pernafasan atau paru-

paru karena adanya peradangan atau infeksi.

Kelompok normal tidak mengalami kelainan

spesifik apapun pada paru-parunya. Faktor

yang dapat menyebabkan pneumonia, oedema

dan limfoasit ini dikarenakan kurang

bersihnya kandang karena kotoran atau air

seni dari mencit sendiri yang bisa menjadi

media bakteri dan virus yang dapat masuk ke

dalam tubuh hewan coba yang digunakan.

Pengamatan terhadap usus ditemukan

beberapa kelainan diantaranya ada kongesti

pada kelompok mencit percobaan 100

mg/kgbb. Kongesti adalah suatu keadaan

adanya darah yang berlebihan di dalam

pembuluh pada daerah tertentu. Darah yang

berlebihan tersebut merupakan indicator

terjadinya kerusakan pada jaringan suatu

organ. Keadaan tersebut memungkinkan

terjadinya hipoksia jaringan yang dapat

mengakibatkan penyusutan atau hilangnya

sel-sel dari jaringan yang dapat mengganggu

proses penyerapan zat gizi (Price & Wilson

1988). Lingkungan sel yang bersifat asam,

sampah atau sisa metabolisme sel tertumpuk

dan meracuni sel sehingga kerusakan dapat

terjadi pada beberapa sel yang memiliki

lingkungan asam di dalam sel tersebut.

(Pringgoutomo 2002).

Hilangya sel pada usus akan

mengakibatkan penyerapan zat makanan dan

lemak terganggu. Hal ini dapat

mengakibatkan jalur metabolisme seperti

katabolisme lemak, anabolisme lemak dan

metabolisme protein terganggu. Penyerapan

makanan di dalam usus yang kurang stabil

akan membuat ketidakseimbangan juga dalam

pemenuhan gizi di dalam tubuh hewan coba

itu sendiri. Pemenuhan gizi yang kurang juga

dapat menjadi faktor yang mempengaruhi

kinerja dari sel-sel dalam tubuh hewan coba

sehingga dapt bekerja dengan baik.

Pengurangan nafsu makan juga dipengaruhi

oleh penyerapan makanan dalam usus.

Apabila penyerapan terganggu maka makanan

akan tertahan dalam usus dan membuat nafsu

makan hewan coba berkurang atau tidak

bertambah. Bobot badan hewan coba yang

dipengaruhi oleh nafsu makan juga akan

mengalami penurunan sehingga hewan coba

memiliki bobot badan yang berada di bawah

rata-rata. Sementara pada kelompok 500

mg/kgbb terdapat autolisis dan pada kelompok

1000 mg/kgbb terjadi kasus hiperemia,

sementara itu kelompok normal tidak

ditemukan kelainan. Hasil pengamatan dapat

dilihat pada Gambar 9.

Page 27: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

17

(a) (b)

(c)

Gambar 9 Foto histopatologi kerusakan usus bulan pertama. (a) Kelompok Normal (b) Kelompok

100 mg/kgbb (c) Kelompok 1000 mg/kgbb. 1 Kongesti

Autolisis terjadi pada kelompok 500

mg/kgbb. Autolisis berarti self digestion, yaitu

suatu keadaan saat enzim proteolisis (pengurai

protein) dan enzim lipolisis (pengurai lemak)

yang terdapat dalam tubuh hewan coba segera

melancarkan aksinya, menguraikan protein

dan lemak menjadi senyawa yang lebih

sederhana (Pringgoutomo 2002). Autolisis ini

juga terjadi biasanya karena proses post

mortal yang telah terjadi dalam beberapa

waktu setelah matinya hewan coba yang akan

dihistopatologi. Hasil dari pengamatan

mikroskopis pada usus dapat dilihat pada

Tabel 9.

Tabel 9 Pengamatan mikroskopis usus

Kelompok Bulan

Pertama Kedua Ketig

a

Normal TAKS TAKS TAKS

100

mg/kgbb

Kongesti Cacing TAKS

500

mg/kgbb

Autolisis Kongesti TAKS

1000

mg/kgbb

Hipere

mia

TAKS Hemo

rargi

TAKS : Tidak Ada Kelainan Spesifik

Bulan kedua ditemukan beberapa

permasalahan diantaranya ialah terdapat

parasit berupa cacing pada kelompok 100

mg/kgbb. Hal ini menjadikan adanya beberapa

dugaan cacing tersebut berasal. Kemungkinan

cacing tersebut bisa ada di dalam tubuh hewan

coba melalui sekam yang kotor atau bisa

karena terbawa pada saat hewan coba

dimasukkan ke dalam percobaan, bisa

dijelaskan bahwa sejak awal hewan coba

sudah membawa benih cacing dalam

tubuhnya. Hal ini bisa terjadi mengingat

cacing merupakan parasit yang bisa masuk ke

dalam tubuh inangnya melalui bentuk telur

dan menjadi dewasa di dalam tubuh inangnya.

Kelompok 500 mg/kgbb ditemukan hiperemia

yang kemungkinan dikarenakan kotornya

sekam. Sementara kelompok 1000 mg/kgbb

dan normal tidak ditemukan kelainan sama

sekali.

Pengamatan bulan ketiga secara

keseluruhan tidak terjadi kelainan spesifik

pada setiap kelompok, hanya terjadi

hemorargi pada kelompok 1000 mg/kgbb.

Hemorargi ialah peradangan yang ditunjukkan

dengan warna merah pada organ dikarenakan

pecahnya pembuluh darah dan tekanan aliran

darah (Price & Wilson 1988).

1

Page 28: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

18

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Analisis uji toksisitas subkronis daun

wungu dengan menggunakan ekstrak etanol

96% telah berhasil dilakukan. Penelitian ini

menunjukkan bahwa ekstrak etanol 96% daun

wungu dapat digunakan dan aman. Hal ini

dilihat dari persentase kematian tiap kelompok

yang kurang dari 50% dan efek yang

ditimbulkan pada histopatologi organ dalam

mencit ternyata memberikan pemulihan yang

baik terhadap organ hati dan jantung.

Saran

Pengembangan penelitian potensi ekstrak

daun wungu menggunakan pelarut etanol 96%

perlu diadakan penelitian lanjutan dalam

potensinya sebagai senyawa aktif yang dapat

menambah kemampuan hidup mencit dan

memastikan keamanan ekstrak ini secara

pasti. Tempat uji yang lebih baik dan sesuai

dengan standar juga diperlukan dalam

pengembangan penelitian ini karena tempat

sangat mempengaruhi hasil yang diperoleh.

DAFTAR PUSTAKA

Adfa M. 2005. Survey etnobotani, studi

senyawa flavonoid dan uji brine shrimp

beberapa tumbuhan obat tradisional suku

Serawai di Propinsi Bengkulu. Jurnal

Gradien Vol.1 No.1: 43-50

Amin AN, Susanne H. 1997. Apoptosis and

necrosis. Alcohol Health & Research

WorLD 21: 325-330.

Bodhankar SL, Garg SK, Mathur VS. 1974.

Anti-fertility screening of plants, Part

IX; Effect of five indigenous plants on

early pregnancy in albino rats. Indian J.

Med. Res. 62(6): 831-7

Carlton WW, Mc Glavin. 1995. Special

Veterinary Pathology. 2nd Edition.

Santo Louis: Mosby Year Book.

Chan DK, Hayes WA. 1982. Prinsiples and

Method for acute and Subchronis

Toxicity. New York: Ranen.

Clarke EGC, Clarke ML. 1975. Veterinary

Toxicology. London: Bailliere Tindall.

Collins SP et al. 2006. Use of NIV in

emergency department in patients with

cardiogenic pulmonary oedema. A

Systematic Review 48:260-269.

Dalimartha. 1999. Ramuan Tradisional untuk

Pengobatan Hepatitis. Jakarta: Penebar

Swadaya.

Donatus IA. 2001. Toksikologi dasar.

Yogyakarta: Laboratorium Farmakologi

dan Toksikologi Fakultas Farmasi,

Universitas Gajah Mada.

Farnsworth NR. 1966. Review on Biological

and Phytochemical screening of plants.

J. Pharm. Sci. 55: 225-76.

Gad S.C. 2007. Animal Models in Toxicology.

Ed ke-2. Florida: Boca Raton.

Gamse T. 2002. Liquid-liquid Extraction and

Solid-Liquid Extraction. New York:

Graz Pr.

Ganong WF. 2003. Buku Ajar Fisiologi

Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Girinda A. 1988. Biokimia Patologi Hewan.

Bogor. Bogor: Pusat Antar Universitas

dan LSI-IPB.

Gray AM, Flatt PR .1999. Insulin-releasing

and insulin-like activity of the traditional

anti-diabetic plant Coriandrum sativum

(coriander). Br. J. Nutr. 81: 203-208.

Guyton AC, Hall JE. 1997. Buku Ajar

Fisiologi Kedokteran. Ed ke-9. Setiawan

I, Tengadi KA, Santoso A, penerjemah;

Setiawan I, editor. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran, EGC. Terjemahan

dari: Textbook of Medical Physiology.

Gylling H, Miettinen TA. 1999 Cholesterol

reduction by different plant stanol

mixtures and with variable fat intake.

Metabolism. 48:575-580.

Handoko, Hani T. 2003. Manajemen.

Yogyakarta: BPFE.

Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia. Iwang

S, penerjemah. Bandung: ITB Pr.

Terjemahan dari: Phytochemical

Method.

Hartono. 1992. Histologi Veteriner. Bogor:

Fakultas Kedokteran Hewan, Institut

Pertanian Bogor.

Huminto H, Bahagia S, Estuningsih S,

Koesharto FX. 1995. Patologi Gizi.

Page 29: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

19

Kejuruan.Jakarta :Proyek Peningkatan

pendidikan dan Kejuruan Non Teknik

II.Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Direktorat Jendral

Pendidikan Dasar dan Menengah.

Kaplan LA, Pesce AJ. 2002. Clinical

Chemistry. USA: Mosby.

Kasahara YS, Mangunkawatjia S. 1986.

Medicinal Herb index in Indonesia, P. T.

Eisai Indonesia, p. 318

Koeman JH. 1987. Pengantar Umum

Toksikologi. R.H. Yudono, penerjemah;

Otto Sumarwoto, editor. Yogyakarta:

Gajah Mada University Press.

Terjemahan dari : Historisch overzicht,

huidige werkwijze en ontwikkelingen

van de WGD.

Kumalasari. LOR. 2006. Pemanfaatan Obat

Tradisional dengan Pertimbangan

Manfaat dan Keamanannya. Majalah

Ilmu Kefarmasian, Vol. III, No. 1, April

2006, 01-07

Kusumawat I et al.. 2002. The Effect of

ethanol extract of the Leaf of

Graptophyllum pictum against

Phagositosis function and formation of

Imunoglobulin. Airlangga J. Pharm.

2(2): 76.

Lavergne R, Vera R .1998. Medicine

traditionnelle et pharmacopee etude

ethnobotanique des plantes utilisees dan

la pharmacopee traditinnelle. Reunion,

41: 24-29.

Legowo D, Sujarwo SA, Hamid. 1996.

Dampak Penggunaan Estrogen Jangka

Lama Pada Gambaran Histopatologi Sel

Hati dan Ginjal serta Berat Badan

Mencit Betina. Surabaya: Lembaga

Penelitian Universitas Airlangga.

Loomis TA. 1987. Essential of Toxicology.

Ed ke-3. Philadelpia: Lea&Febiger.

Lu FC. 1995. Toksikologi Dasar: Asas,

Organ, Sasaran, dan Penilaian Resiko.

Edisi 2. Jakarta: UI Press.

Malole MBM. dan Pramono CS. 1989.

Penggunaan Hewan-hewan Per-

cobaan Laboratorium. Bogor: IPB

Press.

Maxie MG. 1993. The Urinary System. Di

dalam: Jubb KVF, Peter CK, Nigel P,

editor. Pathology of Domestic Animal.

Ed ke-4. Volume ke-2. London:

Academic Press hlm. 447-538.

Meiyanto E, Sugiyanto. 1997. Uji toksisitas

beberapa fraksi ekstrak etanol daun

Gynura procumbents (Lour) Merr

terhadap larva udang Arthemia salina

Leach. Majalah Farmasi Indonesia 8(1):

42-49.

Meloan CE. 1999. Chemical Separation. New

York: J Willey.

Ngatidjan. 1991. Laboratory Method For

Toxicology. Yogyakarta: Gadjah Mada

University.

Olagbende-Dada SO et al.. 2011. Blood

glucose lowering effect of aqueous

extract of Graptophyllum pictum

(Linn) Griff. on alloxan-induced

diabetic rats and its acute toxicity in

mice. Afr. J. Biotechnol. 10(6), pp.

1039-1043

Olagbende-Dada SO et al. 2009. Oxytocic and

anti-implantation activities of the leaf

extract of Graptophyllum pictum. Afr. J.

Biotechnol. 18(21): 5979-5984.

Ozaki Y et al. 1989. Anti-inflammatory effect

of Graptophyllum pictum (L.) Griff.

Chem. Pharm. Bull. 37(10): 2799-2802.

Perry LM 1980. Medicinal plants of East and

South East Asia; Attributed Properties

and Uses MIT press, Cambridge, United

States and London, p. 2. Population

Reference Bureau. 2008 World

population Data sheet.

Price SA, Wilson LM. 1995. Fisiologi Proses-

Proses Penyakit. Anugerah P,

penerjemah. Ed ke-4. Jakarta: EGC hlm

65-66. Terjemahan dari:

Pathophysiology Clinical Concepts of

Diseases Processes.

Price SA, Wilson LM. 1988. Pathophysiology

Clinical Concepts of Diseases

Processes. Edisi 2. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

Pringgoutomo S. 2002. Buku Ajar Patologi I

(Umum). Edisi 1. Jakarta: Sagung Seto

hlm 5-20.

Page 30: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

20

Ressang AA. 1984. Patologi Khusus

Veteriner. Ed ke-2. Denpasar: Bali

Press.

Richard N et al. 2006. Pocket Companion to

Robbins & Cotran pathologic Basic of

Diseas. Edisi 7. Pennsylvania: Elsevier

Inc.

Robbins, Stanley L, Kumar, Vinay. 1995.

Basic Pathology Part I. Ed ke-4. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Saragih, Mangkoewidjoyo dan Santoso.

2006. mengenai pengaruh ekstrak etanol

propolis terhadap hepatotoksitas dan

stress oksidasi akibat pemberian 2,3,7,8-

Tetrachlorodibenzo-P-Dioksin (TTCD)

secara kronis pada tikus albino [tesis]

Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana,

Universitas Gadjah Mada.

Sardjono et al. 1995. Tinjauan Hasil

Penelitian Tanaman Obat di Berbagai

Institusi. Jilid III. Cetakan Pertama.

Jakarta: Depkes RI, Pusat Penelitian

dan Pengembangan Farmasi

Balitbangkes.

Seely JC. 1999. Kidney. Di dalam: Maronpot

RR, Gary AB, Beth WG, editor.

Pathology of The mouse. USA: Cache

River Press hlm 207-226.

Simpen I. 2008. Isolasi cashew nut shell liquid

dari kulit jambu mete (Anarcadium

occidentalle L) dan kajian beberapa sifat

fisiko-kimianya. J Kimia 2:71-76.

Siswandono, Bambang S. 1995. Kimia

Medisinal. Surabaya: UNAIR.

Soenanto H. 2005. Musnahkan Penyakit

dengan Tanaman Obat. Jakarta: Puspa

Swara.

Stockham SL, Scott MA. 2008. Fundamentals

of Veterinary Clinical Pathology. Ed.

ke-1, Blackwell: Iowa State Press.

Tuyet T, Chuyen NV. 2007.

Antihyperglikemic activity of an

aqueous extract from flower buds of

Cleistocalyx operculatus (Roxb.) Merr

and Perry. Biosci Biotechnol Biochem

71: 69-76.

Umi Kalsum et al. 1996. Penelitian Tanaman

Obat di Beberapa Perguruan Tinggi di

Indonesia. Jakarta: Depkes RI.

Voigt. 1995. Buku Pelajaran Teknologi

Farmasi. Soendar NS. penerjemah.

Yogyakarta: UGM Press. Terjemahan

dari: Tvrminne Studies

Weiss L, Grepp. 1977. Histology. New York:

Graphic Services.

WHO (2003). Report of the WHO expert

committee on Diabetes Melitus.

Technical Report Series Geneva: World

Health Organisation. 646: p. 66.

Wijayakusuma H. 2004. Atasi Diabetes

Melitus dengan Tanaman Obat. Jakarta:

Puspa Sehat.

Winarto. 2007. Pengaruh minyak buah merah

(Pandanus conoideus Lam.) terhadap

gambaran sel β pankreas dan efek

hipoglikemik glibenklamid pada tikus

putih (Rattus novergicus) jantan galur

wistar diabetik [tesis]. Yogyakarta:

Sekolah Pascasarjana, Universitas

Gadjah Mada.

Page 31: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

21

LAMPIRAN

Page 32: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

22

Lampiran 1 Gambaran umum penelitian

Preparasi sampel

Ekstraksi etanol 96%

Uji Toksisitas Subkronis

Simplisia

Ekstrak kasar

Histopatologi Hati, Ginjal, dan Organ

pendukung

Daun Wungu

(Graptophyllum pictum (L.)

Griff)

Page 33: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

23

Lampiran 2 Diagram alir ekstraksi secara umum

Daun wungu segar

Serbuk Daun Wungu

Filtrat

Ekstrak etanol

daun wungu

96%

Pencekokan pada mencit

Uji Toksisitas Subkronis

Etanol 96%

Saring

Residu

Rotavapor

Page 34: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

24

Lampiran 3 Diagram alir uji toksisitas subkronis secara umum

Ekstrak Etanol yang

didapat (96%)

Dosis I Dosis II Dosis III

Pencekokan

mencit kelompok

I (@10 ekor)

Pencekokan

mencit kelompok

II (@10 ekor)

Pencekokan

Mencit kelompok

III (@10 ekor)

Pengamatan LD 50

Uji Histopatologi

Dosis 100 mg/kgbb Dosis 500

mg/kgbb Dosis 1000 mg/kgBB

Mencit kelompok

IV (Normal)

(@10 ekor)

Akuades

Page 35: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

25

Lampiran 4 Diagram alir teknik histopatologi

Sampling Organ

Fiksasi

Dalam BNF 10% selama 6-48 jam

Dehidrasi

(Penghilangan air dengan alkohol 70%, 80%, 90%, 95%alkohol absolut

I dan alkohol absolut IImasing-masing selama 2 jam)

Clearing

(Pembersihan dengan Xilol I dan Xilol II)

Embedding

(Penanaman jaringan dalam parafin)

Sectioning

(Pengirisan dengan menggunakan mikrotom setebal 5μm)

Mounting

(Penempelan sediaan pada gelas obyek)

Staining

(Pewarnaan Hematoksilin-Eosin )

Page 36: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

26

Lampiran 5 Perhitungan rendemen ekstrak daun wungu dengan pelarut etanol

96%

Rendemen ekstrak = bobot ekstrak/bobot sampel x 100% Ulangan Berat sampel (g) Berat ekstrak (g) Rendemen (%)

1 140 6.7400 4.8143

2 175 8.1900 4.6810

3 160 7.4500 4.6563

Cara perhitungan rendemen ekstrak daun wungu :

Ulangan 1 :

: 4.8143 %.

Ulangan 2 :

: 4.6810%

Ulangan 1 :

: 4.6563%

Lampiran 6 Tabel kematian hewan coba

Kelompok

Bulan

Pertama

Bulan

Kedua

Bulan

Ketiga

jumlah

kematian

100

mg/kgbb 1 1 1 3

500

mg/kgbb 1 1 0 2

1000

mg/kgbb 1 0 0 1

Normal 2 1 1 4

Page 37: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

27

Lampiran 7 Tabel bobot badan kelompok normal

konsentrasi kandang

tanggal

10-Aug-11 11-Aug-11 12-Aug-11 13-Aug-11 14-Aug-11 18-Aug-11 24-Aug-11 28-Aug-11 30-Aug-11 2-Sep-11

Normal 1a 21 22 23 23 23 26 28 30 28 28

1b 20 21 21 22 23 25 28 31 32 32

2a 22 22 21 24 24 27 29 31 31 31

2b 21 22 21 21 24 29 34 38 34 34

3a 21 22 20 22 23 25 30 34 32 32

3b 21 20 22 23 24 25 28 30 29 29

4a 20 23 21 23 22 21 21 23 21 21

4b 20 21 21 20 20 20 20 19 21 31

5a 20 22 23 23 21 20 24 23 28 28

5b 21 21 23 mati

konsentrasi kandang tanggal

3-Sep-11 4-Sep-11 5-Sep-11 8-Sep-11 12-Sep-11 14-Sep-11 16-Sep-11 17-Sep-11 18-Sep-11 19-Sep-11

Normal 1a 25 24 25 21 31 30 27 27 26 38

1b 31 31 30 24 mati

2a 34 34 33 33 36 34 34 35 35 34

2b 37 36 35 35 35 35 35 36 37 36

3a 36 38 37 36 38 37 36 36 37 35

3b 32 33 31 30 34 36 38 40 39 40

4a 16 mati

4b 18 18 17 18 18 18 17 18 18 19

5a 26 26 26 26 28 29 28 27 29 30

5b

27

Page 38: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

28

Lanjutan Lampiran 7

konsentrasi kandang tanggal

20-Sep-11 23-Sep-11 29-Sep-11 4-Oct-11 14-Oct-11 15-Oct-11 18-Oct-11 19-Oct-11 20-Oct-11 21-Oct-11

Normal 1a 26 26 27 28 26 27 26 26 25 25

1b

2a histopat

2b 35 35 36 35 36 37 36 34 35 34

3a 34 33 35 34 41 40 39 37 39 39

3b 42 40 43 42 40 42 40 39 39 40

4a

4b 17 18 19 19 histopat

5a 32 30 31 32 33 30 31 31 29 29

5b

konsentrasi kandang tanggal

23-Oct-11 24-Oct-11 25-Oct-11 26-Oct-11 29-Oct-11 31-Oct-11 1-Nov-11 2-Nov-11 3-Nov-11 4-Nov-11

Normal 1a 24 22 23 24 23 22 22 22 22 23

1b

2a

2b 38 38 37 38 37 37 mati

3a 37 37 36 36 36 38 36 35 34 34

3b 38 38 39 39 38 39 38 37 37 38

4a

4b

5a 31 31 30 30 31 30 31 31 31 30

5b 28

Page 39: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

29

Lanjutan Lampiran 7

konsentrasi kandang tanggal

5-Nov-11 6-Nov-11 7-Nov-11 8-Nov-11 9-Nov-11 10-Nov-11

Normal 1a 22 21 22 21 21 20

1b

2a

2b

3a 35 32 34 34 34 33

3b 37 37 42 39 40 38

4a

4b

5a 31 31 35 32 33 31 histopat

5b

29

Page 40: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

30

Lampiran 8 Tabel bobot badan kelompok 100 mg/kgbb

konsentrasi dosis kandang

tanggal

2-Sep-11 3-Sep-11 4-Sep-11 5-Sep-11 8-Sep-11 12-Sep-11 14-Sep-11 16-Sep-11 17-Sep-11 18-Sep-11 19-Sep-11 20-Sep-11

96%

100

mg/kgbb 1a 32 32 33 32 32 32 33 31 32 33 32 33

1b 26 21 20 mati

2a 34 36 36 35 34 36 35 36 37 37 39 41

2b 36 36 36 36 35 35 36 34 36 37 38 38

3a 38 35 36 35 34 36 36 35 37 38 37 39

3b 30 31 31 30 29 29 30 30 29 31 30 33

4a 32 32 32 32 31 33 30 mati

4b 34 33 33 32 33 36 35 34 33 32 33 histopat

5a 28 29 28 28 28 28 28 27 29 28 30 30

5b 28 31 31 30 29 31 32 30 31 30 29 32

konsentrasi dosis kandang

tanggal

10-Aug-11 11-Aug-11 12-Aug-11 13-Aug-11 14-Aug-11 18-Aug-11 24-Aug-11 28-Aug-11 30-Aug-11

96%

100

mg/kgbb 1a 21 22 23 24 25 28 31 33 32

1b 22 21 22 21 21 22 22 23 23

2a 20 22 23 24 24 27 30 34 34

2b 23 24 25 24 26 28 31 35 35

3a 22 23 23 23 24 27 32 35 34

3b 21 22 23 24 24 29 30 33 31

4a 21 21 22 23 24 26 31 33 31

4b 20 20 21 22 24 27 32 33 34

5a 20 21 22 23 25 27 28 30 30

5b 21 21 20 22 23 25 27 29 29

30

Page 41: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

31

Lanjutan Lampiran 8

konsentrasi dosis kandang

tanggal

23-Sep-11 29-Sep-11 4-Oct-11 14-Oct-11 15-Oct-11 18-Oct-11 19-Oct-11 20-Oct-11 21-Oct-11 23-Oct-11

96% 100 mg/kgbb 1a 32 29 27 mati

1b

2a 41 40 39 39 38 37 39 36 36 35

2b 38 37 39 42 41 41 41 41 39 39

3a 38 36 39 45 44 41 41 40 39 38

3b 32 30 34 37 36 34 35 35 33 32

4a

4b

5a 28 30 32 histopat

5b 32 33 35 36 36 35 34 34 34 34

konsentrasi dosis kandang

tanggal

24-Oct-11 25-Oct-11 26-Oct-11 29-Oct-11 31-Oct-11 1-Nov-11 2-Nov-11 3-Nov-11 4-Nov-11 5-Nov-11 6-Nov-11

96%

100

mg/kgbb 1a

1b

2a 35 37 35 36 34 36 34 34 37 34 33

2b 39 40 39 38 37 37 37 36 37 37 37

3a 39 38 37 34 35 36 36 36 37 35 34

3b 34 34 34 31 32 33 33 33 34 33 32

4a

4b

5a

5b 34 31 32 33 32 33 34 33 34 33 32

31

Page 42: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

32

Lanjutan Lampiran 8

konsentrasi dosis kandang

tanggal

7-Nov-11 8-Nov-11 9-Nov-11 10-Nov-11

96%

100

mg/kgbb 1a

1b

2a 36 34 36 33

2b 38 36 37 36 histopat

3a 36 34 36 33

3b 35 33 34 33

4a

4b

5a

5b 35 34 34 34

32

Page 43: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

33

Lampiran 9 Tabel bobot badan kelompok 500 mg/kgbb

konsentrasi dosis kandang

tanggal

10-Aug-11 11-Aug-11 12-Aug-11 13-Aug-11 14-Sep-11 18-Aug-11 24-Aug-11 28-Aug-11 30-Aug-11

96% 500 mg/kgbb 1a 20 22 21 22 23 27 31 34 39

1b 19 19 20 23 22 24 24 26 27

2a 21 22 22 23 24 25 28 30 28

2b 20 23 20 22 23 28 30 34 33

3a 20 21 21 20 25 21 22 23 24

3b 22 24 21 23 23 29 35 38 38

4a 21 23 mati

4b 20 22 21 20 23 27 35 36 36

5a 22 23 23 24 25 29 36 37 39

5b 21 24 21 22 26 28 32 35 35

konsentrasi dosis kandang

tanggal

2-Sep-11 3-Sep-11 4-Sep-11 5-Sep-11 8-Sep-11 12-Sep-11 14-Sep-11 16-Sep-11 17-Sep-11

96% 500 mg/kgbb 1a 32 34 34 34 34 36 34 35 36

1b 26 25 29 28 28 30 31 29 28

2a 24 31 30 29 30 29 30 31 32

2b 26 36 34 35 35 34 32 33 34

3a 24 22 24 24 25 24 23 21 22

3b 36 39 39 38 38 39 38 40 41

4a

4b 34 37 36 36 34 34 35 36 34

5a 36 36 37 38 38 39 38 40 39

5b 32 35 35 35 34 42 40 41 42

33

Page 44: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

34

Lanjutan Lampiran 9

konsentrasi dosis kandang

tanggal

18-Sep-11 19-Sep-11 20-Sep-11 23-Sep-11 29-Sep-11 4-Oct-11 14-Oct-11 15-Oct-11 18-Oct-11 19-Oct-11

96% 500 mg/kgbb 1a 37 38 37 37 36 38 38 37 36 36

1b 29 30 31 32 33 34 33 34 32 31

2a 34 33 35 34 32 34 36 36 32 32

2b 32 31 31 31 32 31 histopat

3a 20 21 23 20 mati

3b 39 38 39 38 41 44 42 40 38 38

4a

4b 32 33 histopat

5a 39 40 41 42 41 42 42 43 41 41

5b 40 41 39 40 41 39 38 41 40 39

konsentrasi dosis kandang

tanggal

20-Oct-11 21-Oct-11 23-Oct-11 24-Oct-11 25-Oct-11 26-Oct-11 29-Oct-11 31-Oct-11 1-Nov-11 2-Nov-11

96% 500 ppm 1a 37 37 36 34 37 36 36 35 35 34

1b 31 31 31 31 31 31 29 34 36 31

2a 31 32 32 31 32 33 32 31 32 32

2b

3a

3b 38 38 36 37 38 37 39 36 33 35

4a

4b

5a 40 39 39 37 39 37 39 48 37 35

5b 39 38 37 37 37 36 36 34 35 39

34

Page 45: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

35

Lanjutan Lampiran 9

konsentrasi dosis kandang

tanggal

3-Nov-11 4-Nov-11 5-Nov-11 6-Nov-11 7-Nov-11 8-Nov-11 9-Nov-11 10-Nov-11

96%

500

mg/kgbb 1a 36 35 33 30 36 36 36 34 histopat

1b 30 34 33 34 31 31 31 30

2a 32 33 32 32 33 33 33 33

2b

3a

3b 36 34 33 36 38 37 39 37

4a

4b

5a 34 37 35 33 36 37 34 34

5b 37 36 36 38 40 36 40 38

35

Page 46: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

36

Lampiran 10 Tabel bobot badan kelompok 1000 mg/kgbb

konsentrasi dosis kandang

tanggal

10-Aug-11 11-Aug-11 12-Aug-11 13-Aug-11 14-Aug-11 18-Aug-11 24-Aug-11 28-Aug-11 30-Aug-11

96%

500

mg/kgbb 1a 21 21 22 23 24 26 28 30 28

1b 22 21 24 23 22 21 20 19 18

2a 20 20 20 22 23 26 27 29 30

2b 21 21 22 23 24 25 27 28 30

3a 23 23 22 23 23 26 26 28 27

3b 20 22 22 22 24 29 30 36 34

4a 20 22 21 22 23 28 30 31 33

4b 21 22 21 23 25 29 29 31 32

5a 21 22 22 24 25 mati

5b 22 23 22 24 25 29 36 39 39

konsentrasi dosis kandang

tanggal

2-Sep-11 3-Sep-11 4-Sep-11 5-Sep-11 8-Sep-11 12-Sep-11 14-Sep-11 16-Sep-11 17-Sep-11

96%

500

mg/kgbb 1a 28 31 32 31 30 33 31 32 34

1b 20 18 20 20 19 20 21 22 21

2a 28 32 32 32 33 36 37 38 38

2b 28 32 34 33 32 36 34 35 34

3a 28 30 31 31 31 35 36 34 33

3b 34 33 34 34 33 36 35 36 35

4a 32 34 35 34 34 33 34 35 33

4b 30 31 31 31 32 30 31 33 32

5a

5b 38 39 39 39 37 41 39 38 39

36

Page 47: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

37

konsentrasi dosis kandang

tanggal

19-Oct-11 20-Oct-11 21-Oct-11 23-Oct-11 24-Oct-11 25-Oct-11 26-Oct-11 29-Oct-11 31-Oct-11

96% 500 mg/kgbb 1a 34 35 34 33 32 35 32 31 31

1b

2a 39 41 40 39 39 42 40 37 38

2b 34 33 34 31 33 34 33 33 34

3a 35 36 35 33 34 36 34 33 33

3b 37 37 36 36 36 36 35 34 35

4a 36 36 37 35 35 32 32 32 32

4b 34 36 35 34 35 33 33 34 33

5a

5b

Lanjutan Lampiran 10

konsentrasi dosis kandang

tanggal

18-Sep-11 19-Sep-11 20-Sep-11 23-Sep-11 29-Sep-11 4-Oct-11 14-Oct-11 15-Oct-11 18-Oct-11

96% 500 mg/kgbb 1a 35 33 34 36 35 33 36 36 34

1b 20 19 20 21 19 18 histopat

2a 37 39 39 41 40 39 41 40 40

2b 33 33 35 35 34 35 36 36 34

3a 32 33 34 34 34 35 36 35 35

3b 36 37 37 37 38 41 37 36 38

4a 35 34 33 35 36 39 36 37 36

4b 33 32 34 34 35 36 36 36 36

5a

5b 40 39 histopat

37

Page 48: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

38

Lanjutan Lampiran 10

konsentrasi dosis kandang

tanggal

1-Nov-11 2-Nov-11 3-Nov-11 4-Nov-11 5-Nov-11 6-Nov-11 7-Nov-11 8-Nov-11 9-Nov-11

96% 500 mg/kgbb 1a 33 33 31 34 33 32 34 37 33

1b

2a 41 41 39 42 39 38 41 40 39

2b 35 34 32 36 35 32 35 32 33

3a 34 34 32 34 33 33 35 34 36

3b 36 36 34 35 35 35 38 31 38

4a 32 31 31 33 32 31 34 31 33

4b 33 34 33 33 31 30 36 33 33

5a

5b

konsentrasi dosis kandang

tanggal

10-Nov-11

96% 500 mg/kgbb 1a 33 histopat

1b

2a 39

2b 33

3a 36

3b 36

4a 32

4b 31

5a

5b

32

38

Page 49: Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu (Graptophyllum ... · Indofood Sukses Makmur CBP pada tahun 2010 dan menulis laporan ilmiah yang ... dapat menghilangkan gejala hemoroid eksternum

39


Top Related