KEJADIAN POHON TUMBANG DI PANGKALAN BUN
TANGGAL 5 APRIL 2017
I. INFORMASI CUACA
Lokasi Kota Pangkalan Bun
Tanggal 5 April 2017
Dampak Dua pohon tumbang akibat angin kencang yang menyapu Kota Pangkalan Bun, Rabu
(5/4/2017) sekitar pukul 13.30 WIB. Dua pohon yang tumbang tersebut berada di Jalan
HM Rafii, depan kantor Balai Taman Nasional Tanjung Puting (BTNTP), dan di Jalan
Sutan Syahrir depan Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (BORNEONEWS,
Pangkalan Bun).
II. DATA KECEPATAN ANGIN
Kecepatan angin yang tercatat dari pengamatan cuaca Stasiun Meteorologi Iskandar
Pangkalan Bun.
Jam Pengamatan (UTC) Arah Angin (Derajat) Kecepatan Angin (Knot )
05.00 290 (Barat) 08
06.00 330 (Barat Laut) 12
07.00 300 ( Barat Laut) 05
III. ANALISA METEOROLOGI
1. ANALISA ENSO ( El Nino – South Oscillation)
Gambar 3.1 Grafik Index Nino 3.4
Berdasarkan indek nino 3.4 pada tanggal 5 April 2017 menunjukan nilai + 0.25 hal
ini menunjukan nilai normal, yaitu pengaruhnya tidak signifikan terhadap
pertumbuhan awan konvektif.
2. ANALISA MJO (Madden Julian Osilasi)
Gambar 3.2 Fase MJO
Madden Julian Osilasi (MJO) adalah mode dominan variabilitas antar musim di wilayah
tropis. MJO berhubungan dengan konveksi yang bergrak ke Timur di wilayah Tropis dengan
periode 30 – 90 hari, dan menjadi penyebab utama tumbuhnya awan dan konveksi di
Samudera hindia dan Pasifik. Ketika indeks berada dalam pusat lingkaran maka MJO
dianggap lemah atau netral, pada tanggal 5 April 2017 berada pada phase netral. Sehingga
tidak ada pengaruh MJO terhadap pertumbuhan awan hujan diwilayah Indonesia.
3. ANALISA STREAMLINE
Gambar 3.3 streamline tanggal 5 April 2017
Dari gambar streamline diatas menunjukan terdapat arus angin konvergensi di sekitar pulau
kalimantan tengah. Arus angin konvergensi tersebut akibat adanya daerah tekanan rendah
(1006 Hpa) di sebelah selatan pulau Jawa. Adanya konvergensi tersebut dapat memicu
pengangkatan massa udara yang menimbulkan pertumbuhan awan. Selain ada nya daerah
pertemuan udara atau yang dikenal dengan konvergensi, terdapat daerah pumpunan deretan
tekanan rendah di sekitar daerah equator yang disebut sebagai equator trough atau palung
ekuator. Adanya palung ekuator tersebut dapat memicu adanya pertumbuhan awan konvektif.
4. ANALISA ISOBAR
Gambar 3.4 Isobar tanggal 5 April 2017
Dari gambar analisa isobar diatas menunjukan adanya tekanan rendah di bagian selatan
wilayah Indonesia dan tekanan udara tinggi di bagian utara wilayah indonesia. Sehingga
massa udara akan bergerak dari indonesia bagian utara ke indonesia bagian selatan. Hal ini
akan menjadikan surplai massa udara yang banyak pada daerah indonesia bagian selatan
terutama daerah sekitar jawa dan laut jawa termasuk pada pulau kalimantan bagian tengah.
Adanya penumpukan massa udara di daerah tersebut menjadikan potensi adanya awan
konvektif atau awan cumulonimbus.
5. ANALISA RADAR
Gambar 3.5 Radar Cuaca
Dari gambar Radar cuaca terlihat pada pukul 05.50 UTC adanya deretan awan
Cumulonimbus di sekitar daerah Barat kota Pangkalan Bun. Pada pukul 06.20 UTC awan
cumulonimbus mulai berada di daerah sekitar kejadian pohon tumbang kota Pangkalan
Bun. Terlihat dari Vertical Cut awan Cumulonimbus menjulang hingga ketinggian antara
8 km sampai 10 km dengan nilai dBZ mencapai 55 – 60 dBZ. Adanya awan
Cumulonimbus pada daerah tersebut memungkinkan adanya angin kencang.
6. ANALISA SATELIT
Gambar 3.6 Citra Satelit Cloud Type
Dari gambar Citra Satelit terpantau adanya awan Cumulonimbus di daerah barat kota
Pangkalan Bun pada pukul 05.30 UTC dan bergerak ke Kota pangkalan Bun. Pada pukul
06.20 UTC deretan awan Cumulunimbus berada di daerah kota Pangkalan Bun. Adanya
awaN Cumolonimbus berpotensi terjadinya angin Kencang pda daerah tersebut.
Gambar 3.7 Citra Satelit Himawari IR dan Angin 850 mb
Dari Gambar Citra Satelit Himawari dan angin 850 mb terlihat bahwa angina bergerak
dari arah barat. Hal ini menunjukan bahwa awan cumulonimbus di daerah sebelah barat
pangkalan Bun bergerak Menuju kota Pangkalan Bun .
7. ANALISA STABILITAS UDARA
Gambar 3.8 indeks stabilitas K-Index tanggal 5 April 2017
Berdasarkan nilai indeks stabilitas menunjukan nilai K- index sebesar 30, yang
mengindikasi adanya pembentukan awan konvektif sedang. Hal ini menunjukan bahwa
keadaan atmosfer yang tidak stabil pada daerah kalimantan tengah khususnya Pangkalan
Bun dan dapat memicu pertumbuhan awan yang signifikan pada daerah tersebut.
8. ANALISA KELEMBABAN UDARA