Download - Ketahanan Nasional (KWN)
KETAHANAN NASIONAL
KETAHANAN NASIONAL DI ERA GLOBALISASI
Disusun oleh :
BRIGITA YULISE 118114012
AGESTY 118114013
ASRIANTI MASSAU 118114014
ALFONSA LIQUORY SERAN 118114018
THERESIA LENNY LYANA 118114037
MG NIKEN ARUM DATI 118114075
SHINTA CHRISTIA MAHARANI 118114088
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
A. PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Setiap negara dibangun atas suatu dasar yang kokoh yang biasa disebut ideologi. Di
Indonesia sendiri ideologi nyata dan menjadi landasan pengembangan negara. Upaya Indonesia
untuk mempertahankan ideologi dari segala bentuk ancaman khususnya di era globalisasi adalah
dengan menciptakan ketahanan nasional. Ketahanan nasional merupakan suatu dinamika bangsa
yang berisi ketangguhan dalam upaya untuk mempertahankan keutuhan bangsa dari setiap
ancaman, gangguan, dan tantangan baik datang dari dalam maupun dari luar. Di jaman era
globalisai ini segala aspek kehidupan manusia menjadi tidak terbatas yang ditandai dengan
perkembangan teknologi di segala bidang, mulai dari bidang ekonomi, sosial budaya, pendidikan
dan politik. Hal ini menuntut negara untuk tetap waspada dan tidak menutup diri dari
perkembangan dan perubahan yang terjadi.
Era globalisasi ini menempatkan Indonesia dalam posisi yang dilema, disatu sisi
globalisasi merupakan ajang untuk mengembangkan potensi bangsa Indonesia kepada negara
lain agar tercapai hubungan internasional yang baik yang dapat mendatangkan keuntungan untuk
bangsa Indonesia, proses ini merangsang bangsa Indonesia untuk melakukan upaya untuk
meningkatkan daya saing dan kompetensi dengan bangsa lain dalam segala segi aspek
kehidupan. Di sisi lain globalisasi dapat menjadi beban tersendiri dari bangsa Indonesia karena
dituntuk untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan masyarakat Internasional.
Masyarakat Indonesia pun ikut mempengaruhi negara karena tidak terbatasnya akses untuk
mengetahui segala isu yang terjadi di dunia saat ini. Apabila Indonesia tidak dapat mengatasi
tuntutan-tuntutan dari lingkungan sekitar maka tidak menutup kemungkinan aka nada campur
tangan dari negara lain. Penanganan suatu masalah dalam negeri yang tidak efektif dapat
menganggu ketahanan nasional bangsa Indonesia yang dapat ditandai dengan munculnya
berbagai konflik-konflik seperti munculnya gerakan-gerakan separatis di pelosok tanah air yang
dapat menganggu ideologi bangsa Indonesia untuk mencapai tujuan dan cita-cita menjadi bangsa
yang satu dan maju.
Berdasarkan uraian tersebut sebagai kaum muda yang nantinya akan menjadi penurus
bangsa kita ini, sudah sewajarnya kita paham betul tentang ketahanan negara khususnya di era
globalisasi ini. Era globalisasi membuat dunia seakan tidak bersekat sehingga masyarakat dengan
mudah mengetahui apa yang ingin mereka ketahui. Sebagai kaum muda kita dapat ikut serta
menjaga ketahanan nasional dari berbagai ancaman dan gangguan tentunya dengan tidak
menutup diri dari perkembangan jaman namun tetap waspada terhadap perubahan yang terjadi.
Makalah ini dibuat agar dapat membantu dalam proses mempelajari konsep ketahanan nasional.
II. Perumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ketahan nasional?
2. Bagaimana pengaruh era globalisasi terhadap ketahanan nasional?
3. Apa saja asas – asas ketahanan nasional?
4. Apa saja sifat-sifat ketahanan nasional?
5. Bagaimana kedudukan dan fungsi ketahan nasional?
6. Apa saja ancaman, tantangan, hambatan, dan ganguan yang mengancam ketahanan
Negara?
7. Bagaimana contoh ketahanan nasional dalam kehidupan sehari – hari? (KASUS)
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Ketahanan Nasional
Secara umum ketahanan nasional adalah kondisi dinamika suatu bangsa yang berisi
keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan ketahanan, kekuatan nasional
dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, hambatan dan ancaman baik yang
datang dari dalam maupun dari luar.
Pengertian ketahanan nasional menurut Lemhanas, yang disebut dalam konsep 1968
adalah sebagai berikut :
Ketahanan nasional adalah keuletan dan daya tahan kita dalam menghadapi segala
kekuatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung maupun tidak
langsung membahayakan kelangsungan hidup Negara dan bangsa Indonesia.
Pengertian ketahanan nasional menurut Lemhanas yang disebut dalam konsep tahun
1969 merupakan penyempurnaan dari konsepsi pertama yaitu :
Ketahanan nasional adalah keuletan dan daya tahan suatu bangsa yang mengandung
kemampuan untuk memperkembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala
ancaman baik yang datang dari luar maupun yang datang dari dalam yang langsung
maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup Negara Indonesia.
Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan dan
ketangguahan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dalam
menghadapi dan mengisi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan baik yang datang
dari luar maupun dari dalam, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas,
identitas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara. Ketahanan nasional harus senantiasa
diwujudkan dan dibina secara terus-menerus dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dimulai
dari lingkungan terkecil yaitu diri pribadi, keluarga, masyarakat.
Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan kekuatan
nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang,
serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh, menyeluruh dan terpadu
berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Dengan kata lain, konsepsi
Ketahanan Nasional Indonesia merupakan pedoman (sarana) untuk meningkatkan (metode)
keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional, dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan.
2. Bagaimana Pengaruh Era Globalisasi Terhadap Ketahanan Nasional?
Globalisasi merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang
kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara nyata,
sehingga sulit untuk diseleksi atau dikontrol. Globalisasi memiliki hubungan dengan
peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia
melalui perdagangan, investasi, budaya, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-
batas suatu negara menjadi biasa sehingga pada akhirnya globalisasi dapat mempengaruhi
ketahanan nasional suatu negara. Hal ini disebabkan karena adanya keterkaitan dan
ketergantungan antar bangsa di seluruh dunia sehingga tidak menutup kemungkinan akan
adanya campur tangan bangsa lain dalam sistem ketahanan nasional bangsa. Dampak
globalisasi terhadap Ketahanan Nasional antara lain terdiri dari :
a) Dampak positif
Globalisasi sosial budaya
Dalam globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos
kerja yang tinggi dan disiplin dan iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk
meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan
mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.
Semakin menguatnya supremasi hukum dan demokratisasi. Hal ini dapat ditunjukkan
dengan menguatnya regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundang-undangan
yang memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat banyak.
Semakin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum yang lebih
profesional, transparan, dan akuntabel. Hal ini dapat ditunjukkan dengan menguatnya
supremasi sipil dengan mendudukkan tentara dan polisi sebatas penjaga keamanan,
kedaulatan, dan ketertiban negara yang profesional.
Adanya hubungan kerja sama antarbangsa, khususnya dalam bidang pertahanan
keamanan baik kerja sama bilateral, regional maupun internasional.
b) Dampak negatif
Ideologi bangsa.
Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat
membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan
mengubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi
akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang dan sistem ketahanan nasional akan
menurun.
Peran masyarakat dalam menjaga keamanan, kedaulatan, dan ketertiban negara semakin
berkurang karena hal tersebut sudah menjadi tanggung jawab pihak tentara dan polisi.
Perubahan dunia yang cepat, mampu mempengaruhi pola pikir masyarakat secara
global. Masyarakat sering kali mengajukan tuntutan kepada pemerintah dan jika tidak
dipenuhi, masyarakat cenderung bertindak anarkis sehingga dapat mengganggu
stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Aspek-aspek yang dapat mempengaruhi ketahanan nasional di era globalisasi yaitu :
a) Aspek sosial-politik yang juga akan terpengaruh globalisasi. Keadaan sosial politik bangsa
akan berpengaruh ataupun dipengaruhi oleh dunia luar dan bisa merubah paham dan asas
yang sudah dianut. Hal ini akan melemahkan Ketahanan Nasional Indonesia dan
menurukan wibawa bangsa di mata bangsa lain.
b) Kehidupan tatanan nasional akan dipengaruhi secara langsung juga dengan globalisasi.
Oleh karena itu diperlukan kebijakan - kebijakan dari pemerintah untuk dapat
mengatasinya. Apabila kebijakan yang diambil pemerintah salah maka globalisasi akan
memperlemah Ketahanan Nasional. Pedoman yang digunakan bangsa Indonesia adalah
wawasan nusantara. Wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia
terhadap diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.
Wawasan nusantara juga merupakan sumber utama dan landasan yang kuat dalam
menyelenggarakan kehidupan nasional sehingga wawasan nusantara dapat disebut sebagai
wawasan nasional dan merupakan landasan ketahanan nasional.
3. Asas – asas ketahanan nasional adalah :
Asas ketahanan nasional adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang tersusun
berlandaskan Pancasil, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Asas-asas tersebut adalah
sebagai berikut (Lemhannas, 2000: 99 – 11).
Asas kesejahtraan dan keamanan
Asas ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan wajib dipenuhi bagi
individu maupun masyarakat atau kelompok. Didalam kehidupan nasional berbangsa
dan bernegara, unsur kesejahteraan dan keamanan ini biasanya menjadi tolak ukur
bagi mantap/tidaknya ketahanan nasional.
Asas komprehensif/menyeluruh terpadu
Artinya, ketahanan nasional mencakup seluruh aspek kehidupan. Aspek-aspek tersebut
berkaitan dalam bentuk persatuan dan perpaduan secara selaras, serasi, dan seimbang.
Asas kekeluargaan
Asas ini bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang rasa dan
tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hal
hidup dengan asas kekeluargaan ini diakui adanya perbedaan, dan kenyataan real ini
dikembangkan secara serasi dalam kehidupan kemitraan dan dijaga dari konflik yang
bersifat merusak/destruktif.
4. Sifat-Sifat Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional memiliki beberapa sifat yang melandasi untuk tetap memberikan
kontribusi konstruktif bagi Indonesia. Sifat - sifat tersebut antara lain tercermin dari beberapa
hal di bawah ini, antara lain:
a) Mandiri, artinya ketahanan nasional bersifat percaya pada kemampuan dan kekuatan
sendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah
menyerah serta bertumpu pada identitas, integritas, dan kepribadian bangsa. Kemandirian
ini merupakan prasyarat untuk menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dalam
perkembangan global.
b) Dinamis, artinya ketahanan nasional tidaklah tetap, melainkan dapat meningkat ataupun
menurun bergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara, serta kondisi
lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat dan pengertian bahwa segala
sesuatu di dunia ini senantiasa berubah. Oleh sebab itu, upaya peningkatan ketahanan
nasional harus senantiasa diorientasikan ke masa depan dan dinamikanya di arahkan
untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional yang lebih baik.
c) Wibawa, artinya ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang dapat mewujudkan
kewibawaan nasional yang akan diperhitungkan oleh pihak lain sehingga dapat menjadi
daya tangkal suatu negara. Semakin tinggi daya tangkal suatu negara, semakin besar pula
kewibawaannya.
d) Konsultasi dan kerjasama, artinya ketahanan nasional Indoneisa tidak mengutamakan
sikap konfrontatif dan antagonis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik
semata, tetapi lebih pada sifat konsultatif dan kerja sama serta saling menghargai dengan
mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.
5. Kedudukan dan fungsi ketahanan nasional
a) Kedudukan :
Ketahanan nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh
bangsa Indonesia serta merupakan cara terbaik yang perlu di implementasikan secara
berlanjut dalam rangka membina kondisi kehidupan nasional yang ingin diwujudkan,
wawasan nusantara dan ketahanan nasional berkedudukan sebagai landasan konseptual,
yang didasari oleh Pancasil sebagai landasan ideal dan UUD sebagai landasan
konstisional dalam paradigma pembangunan nasional.
b) Fungsi :
Ketahanan nasional nasional dalam fungsinya sebagai doktrin dasar nasional perlu
dipahami untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak dan pola
kerja dalam menyatukan langkah bangsa yang bersifat inter – regional (wilayah), inter –
sektoral maupun multi disiplin. Konsep doktriner ini perlu supaya tidak ada cara berfikir
yang terkotak-kotak (sektoral). Satu alasan adalah bahwa bila penyimpangan terjadi,
maka akan timbul pemborosan waktu, tenaga dan sarana, yang bahkan berpotensi dalam
cita-cita nasional. Ketahanan nasional juga berfungsi sebagai pola dasar pembangunan
nasional.
6. Beberapa bentuk ancaman era globalisasi terhadap ketahanan nasional
a) Ancaman di dalam negeri
Ancaman dalam negeri menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia dalam
mengukuhkan ketahanan nasional bangsa Indonesia dalam berbagai kondisi ancaman yang
berasal dari dalam negeri. Ancaman ini bisa berupa pemberontakan, subversi, kudeta, atau
tindakan apapun yang berasal atau terbentuk dari masyarakat Indonesia sendiri
b) Ancaman dari luar negeri
Ancaman dari luar negeri meliputi bentuk fisik dan nonfisik. Dalam bentuk fisik antara
lain infiltrasi, subversi dan intervensi dari kekuatan kolonialisme dan imperialisme serta
invasi dari darat, udara dan laut dari luar negri. Ancaman dalam bentuk non fisik meliputi
perang pemikiran, propaganda global, pelemehan sistem – sistem kehidupan yang
berhubungan dengan SARA. Hal ini jika tidak disadari dan dibiarkan berlarut – larut akan
memicu kemerosotan suatu bangsa. Dimulai dari kemerosotan finansial, hingga
kemerosotan moral.
7. Kasus Ketahanan Nasional
Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas dan kaya akan kebudayaan dan adat istiadat
yang berbeda antara suku bangsa satu dan yang lainnya. Bangsa Indonesia memiliki sekitar
17.506 pulau dan sebanyak 92 pulau diantaranya adalah pulau-pulau terluar. Ketahanan
nasional sangat diperlukan untuk mempertahankan kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia.
Ketahanan nasional cenderung digoyahkan oleh ancaman-ancaman yang datang dari eksternal
seperti ancaman globalisasi maupun internal dari dalam negeri sendiri. Kasus-kasus yang
pernah terjadi antara lain :
a) Masalah keamanan dalam negeri.
Gerakan Aceh Merdeka (GAM)
Masalah ini menjadi masalah yang cukup pelik dalam penanganannya karena adanya
perbedaan pandangan seperti dikatakan bahwa : “Persoalan yang menjadi masalah
adalah terminologi self government yang berbeda. Bagi Bangsa Indonesia self
government adalah otonomi khusus yang cukup luas, tetapi bagi GAM adalah state.
State yang dimaksud adalah provinsi dengan kewenangan luas, termasuk lagu
kebangsaan, bendera, memiliki kewenangan pendidikan, pelabuhan, pariwisata,
anggota DR asal Aceh yang memiliki veto masalah Aceh” (Kompas, Minggu 17
April 2005). Masalah perbedaan pandangan ini ditangani dengan perundingan yang
juga dihadiri oleh Menkoinfo yang menyatakan ada proposal GAM yang langsung
disetujui dan ada yang perlu diubah serta ada pula yang tidak bisa diterima karena
menyentuh konstitusi negara. Babak pembicaraan inilah yang menjadi fokus
pembicaraan maraton antara delegasi RI dengan delegasi GAM di Helsinki. Belajar
mengenai perundingan di antara dua delegasi yang berunding memang harus bekerja
keras dan saling memperlihatkan good faith dan mendekatkan pendapat masing-
masing agar mendapatkan titik temu dan menciptakan perdamaian di bumi Aceh.
Papua Merdeka
Isu tentang referendum Papua mencuat kembali pada awal Agustus 2013 lalu dimana
ribuan orang turun ke jalan-jalan di Jayapura dan Manokwari. Massa yang turun ke
jalan-jalan di Papua merupakan gabungan dari tiga kelompok organisasi yaitu
Pergerakan Papua Merdeka atau West Papua National Authoroty (WNPA), Komite
Nasional Papua Barat (KNPB), dan Dewan Adat Papua (DAP). Mereka mendesak
pemerintah untuk segera merealisasikan referendum di tanah Papua.
Papua Barat memang menjadi wilayah yang diperdebatkan sejak kemerdekaan
Indonesia pada tahun 1945. Indonesia mengklaim seluruh wilayah Hindia-Belanda
termasuk bagian barat pulau Papua, namun pihak Belanda menganggap wilayah itu
masih menjadi salah satu provinsi Kerajaan Belanda yang dipersiapkan untuk
menjadi negara merdeka selambat-lambatnya pada tahun 1970-an. Masalah ini
menjadikan Papua Barat menjadi pembicaraan yang dibahas hingga ke berbagai
forum Nasional seperti Konferensi Meja Bundar tahun 1949 namun belum mencapai
kesepakatan. Pada Desember 1950, PBB memutuskan bahwa Papua Barat memiliki
hak merdeka sesuai dengan pasal 73e Piagam PBB. Pihak Belanda mengundang
Indonesia ke Mahkamah Internasional untuk membicarakan masalah ini namun
Indonesia menolak. Sebagai kelanjutannya, pada tahun 1956 Indonesa membentuk
Provinsi Irian Barat dan pada Desember 1961 Soekarno menyatakan Trikora yang
isinya adalah : Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan kolonial
Belanda; Kibarkan Sang Saka Merah Putih di seluruh Irian Barat; Bersiaplah untuk
mobilisasi umum, mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air bangsa.
Konflik yang terjadi di tanah Papua sangat banyak terjadi. Konflik horizontal
antar warga sipil dan juga konflik vertikal yang terjadi antara pemerintah Indonesia
dengan orang asli Papua. Di satu pihak, orang Papua dicurigai sebagai anggota atau
pendukung gerakan separatis. Di pihak lain, orang Papua juga tidak mempercayai
Pemerintah. Konflik yang masih terus terjadi secara jelas menunjukkan tuntutan
Merdeka dan Referendum, serta terjadinya pengibaran bendera bintang kejora, dan
berlangsungnya aksi pengembalian Undang-undang No. 21 Tahun 2001 Tentang
Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua. Masalah separatisme yang terjadi di Papua
akhir-akhir ini semakin mengkhawatirkan. Belakangan, kelompok Organisasi Papua
Merdeka mengaku bertanggungjawab atas konflik yang terjadi. Organisasi Papua
Merdeka (OPM) didirikan pada tahun 1965. Tujuan OPM adalah mewujudkan
kemerdekaan Papua bagian Barat dari NKRI. OPM ini muncul menentang
pemerintahan yang sah, Melakukan pemberontakan atau perlawanan kepada
pemerintah Indonesia diantaranya pemberontakan fisik yaitu dengan melakukan
penyerangan terhadap pasukan TNI yang menjaga pos keamanan di Irian Jaya yang
menimbulkan korban jiwa dari TNI. Sedangkan pemberontakan non-fisik yaitu
melakukan pengibaran bendera Bintang Kejora, penculikan dan proklamasi
pemerintahan Papua Barat di Viktoria, Mencari dukungan kepada rakyat Irian Jaya.
Organisasi Papua Merdeka dalam mencari dukungan rakyat Irian Jaya yaitu dengan
cara mempengaruhi rakyat yang tinggal dipedalaman, karena mudah diprovokasi,
Mencari dukungan kepada dunia internasional, yaitu negara-negara yang serumpun,
Negara Eropa Barat, dan negara Afrika. OPM ini bermula sebelum masa revormasi,
pada saat itu OPM merasa bahwa mereka bukanlah bagian dari NKRI, maupun
Negara-negara Asia lainnya. Organisasi Papua Merdeka ini beranggapan bahwa
penyatuan wilayah papua kedalam NKRI hanya merupakan hasil perjanjian yang
dilakukan antara bangsa Indonesia dengan bangsa Belanda, dimana bangsa belanda
menyerahkan wilayah jajahannya kepada bangsa Indonesia. Berbeda pada masa orde
baru latar belakang OPM pada era reformasi ini dikarenakan konflik atau pertikaian
yang sering terjadi di papua serta pelanggaran HAM seperti yang diungkapkan oleh
Lambert Pekikir, sehingga untuk menangani ini semuah NKRI harus melepaskan
Papua. Usaha pemerintah RI dalam memadamkan pemberontakan Organisasi Papua
Merdeka adalah dengan menggunakan pendekatan keamanan yaitu mengirim
pasukan TNI untuk melakukan berbagai operasi untuk menumpas Organisasi Papua
Merdeka dan pendekatan kesejahteraan, yaitu pemerintah melibatkan TNI untuk
melakukan operasi di daerah sasaran operasi kemudian setelah daerah itu dikuasai
oleh TNI, baru diselenggarakan pembangunan.
Kekalahan diplomasi dalam Mahkamah Internasional
Bermula dengan lepasnya Timor Timur 1999, kemudian kekalahan diplomasi kita di
Mahkamah Internasional dengan kasus Sipadan dan Ligitan pada tahun 2002 sehingga
kedua pulau tersebut menjadi milik Malaysia. Lepasnya kedua pulau Sipadan dan Ligitan
dengan waktu relatif singkat membuat rakyat Indonesia menjadi trauma akan lepasnya
blok Ambalat yang kaya minyak ke tangan Malaysia.
Klaim oleh negara tetangga
Kekayaan budaya dan luasnya wilayah kepulauan Indonesia menjadi kekayaan dan
tanggung jawab yang cukup berat bgi bangsa Indonesia. Sudah banyak kebudayaan
Indonesia yang di klaim negeri Jiran seperti misalnya batik motif Parang Rusak,
angklung, wayang kulit, rendang, lagu Rasa Sayange, tari Barongan yang muncul di
Malaysia yang sangat mirip dengan Reog Ponorogo, hingga bahasa Indonesia yang
diklaim sebagai bahasa Melayu yang merupakan milik Malaysia pada tahun 2007.
Dengan adanya kasus seperti ini, dibutuhkan pengembangan ketahanan nasional sebagai
usaha untuk mengembangkan dan meningkatkan ketahanan nasional bagi warga negara
dalam rangka mengatasi berbagai aspek ancaman terhadap kehidupan bangsa dan negara.
C. KESIMPULAN
Ketahanan nasional Indonesia adalah kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi
segenap aspek kehidupan nasional, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dalam menggapai dan mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari luar dan dari dalam untuk
menjamin identitas, integrasi, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai
tujuan nasional.
Era globalisasi akan dapat berdampak posistif bagi kehidupan berbangsa. Globalisasi
dapat menjadi ajang untuk mengembangkan potensi bangsa Indonesia melalui hubungan
internasional yang baik yang dapat mendatangkan keuntungan untuk bangsa Indonesia. Proses
ini merangsang bangsa Indonesia untuk melakukan upaya untuk meningkatkan daya saing dan
kompetensi dengan bangsa lain dalam segala segi aspek kehidupan. Akan tetapi era globalisasi
juga akan berdampak negatif bagi kehidupan negara jika tidak dibentengi dengan ketahanan
nasional. Dampak paling nyata hilangnya ideologi suatu bangsa. Dampak negatif tersebut dapat
diatasi dengan beberapa prinsip ketahanan nasional salah satunya asas-asas yang terdapat pada
ketahanan nasional, antara lain asas kesejahtraan dan keamanan, komprehensif/menyeluruh
terpadu dan kekeluargaan. Selain itu, negara perlu memiliki suatu landasan konseptual untuk
melindungi ketahanan nasional, yang didasari oleh Pancasila sebagai landasan ideal dan UUD
sebagai landasan konstisional dalam paradigma pembangunan nasional.
D. SARAN
Indonesia merupakan negara yang kompleks oleh karena itu kita sebagai kaum muda
haruslah ikut aktif dalam menjaga keutuhan Indonesia dengan cara mengetahui dan memahami
teori dari Ketahanan Nasional yang selanjutnya akan dipakai untuk memperjuangkan dan
mempertahankan kesatuan Indonesia. Pemerintah diharapkan tidak mudah menerima ideologi
dari negara asing yang dapat membawa kita menjauh dari ideologi sendiri dan berdampak pada
melemahnya Ketahanan Nasional. Semangat juang para pemuda diharapkan dapat membantu
dan mempelopori terbentuknya Ketahanan Nasional yang baik, membawa serta menjaga
kesatuan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan cita- cita bangsa.
E. DAFTAR PUSTAKA