Download - KISI UTS Transportasi 2013
KISI-KISI BAHAN UJUAN AKHIR SEMESTER:MATA KULIAH TRANSPORTASI.
1.Gambaran flowchart diatas merupakan suatu proses pendekatan secara system (Black 1981) dari awal sampai implementasi. (Dipakai dalam penyelesaian permasalahan transportasi)
2
3
4
5Dlm Jaringan transportasi dikenal istilah 4 step model, sebutkan dan jelaskan 4 step model tersebut ?
Empat tahapan permodelan sebagai berikut:
1a.Perkiraan Bangkitan Perjalanan (Trip Generation)1b. Perkiraan Tarikan Perjalanan (Trip Attaction)2.Distribusi Perjalanan (Trip Distribution)3.Pemilihan Moda (moda choice)4.Traffic Assignment (pemilihan jalur jalan)
6Pada prinsipnya, proses pemodelan dan prediksi permintaan lalu lintas mencakup lima tahapan kegiatan sebagaimana ditunjukkan pada Gambar dibawah, yaitu:
Pembuatan Model Jaringan Jalan. Pada tahap ini akan dibuat jaringan jalan tahun dasar dan tahun rencana secara computerized sesuai format software yang digunakan. Data inventory jalan serta hasil pengamatan lapangan menjadi basis pembentukan jaringan jalan tahun dasar.
Analisa Sosio-Ekonomi. Kajian terhadap kondisi sosio-ekonomi eksisting/historis beserta prediksi pertumbuhannya di masa mendatang menjadi masukan utama dalam pemodelan dan prediksi permintaan lalu lintas.
Penyusunan Model Permintaan Lalu Lintas. Matriks Asal Tujuan dari studi-studi terdahulu di-kalibrasi terhadap kondisi eksisting wilayah studi berdasarkan data yang diperoleh dari survai lapangan. Selanjutnya dilakukan kalibrasi model permintaan lalu lintas (four step modeling).
Prediksi Permintaan Lalu Lintas. Perkiraan permintaan lalu lintas masa mendatang diprediksi dengan mengaplikasikan model lalu lintas terhadap prediksi pertumbuhan sosio-ekonomi.
Pembebanan Lalu Lintas (Trip Assignment). Pembebanan permintaan lalu lintas masa mendatang pada jaringan jalan akan menghasilkan keluaran berupa volume lalu lintas pada ruas dan simpang serta keluaran spesifik lain yang diperlukan untuk proses desain/studi selanjutnya.
7Model Bangkitan Perjalanan (Trip Generation)
Trip Generation adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona (bangkitan lalu lintas, atau trip production) dan jumlah pergerakan yang akan tertarik kepada suatu zona (tarikan lalu lintas, atau trip attraction). Trip Generation dari setiap zona studi dibentuk dengan mengambil asumsi adanya keterkaitan antara kondisi sosio ekonomi dan tata guna lahan zona tersebut dengan besarnya volume kendaraan yang keluar masuk zona dimaksud. Sebagai faktor pembangkit perjalanan digunakan data sosio-ekonomi seperti populasi, PDRB, dan pendapatan per kapita.
Dengan mengambil asumsi adanya keterkaitan di antara faktor-faktor tersebut di atas dengan jumlah perjalanan yang keluar masuk zona, maka akan dapat ditentukan hubungan matematis yang akan menggambarkan tingkat bangkitan dan tarikan perjalanan dari zona tersebut.
Model bangkitan perjalanan akan dikembangkan untuk tiap jenis kendaraan dengan menggunakan teknik multiple regression yaitu :
T = a + bx1 + cx2 + dx3 +ex4dengan :
T= Perjalanan harian dengan kendaraan bermotor
a,b,c,d,e= Konstanta
x1,x2,x3,x4=Variabel bebas berupa parameter social-ekonomi yang
mempengaruhi tingkat perjalanan
Kunci ; Apakah Trip Generation ?
8Model Distribusi Perjalanan (Trip Distribution)
Model distribusi perjalanan dipakai untuk memperkirakan sebaran perjalanan di antara zona-zona asal tujuan di wilayah studi; bagaimana memprediksi penyebaran hasil penghitungan jumlah bangkitan/tarikan perjalanan dari tahap sebelumnya. Hasil keluaran tahap pemodelan ini yang berupa Matriks Asal Tujuan (OD Matrix) merupakan gambaran dari pola dan besarnya permintaan perjalanan di wilayah studi.
Model yang digunakan untuk distribusi perjalanan adalah gravity model dengan formulasi sebagai berikut :
dengan :
Tij= Perjalanan dari zona i ke i
Pi= Bangkitan perjalanan dari zona i
Aj= Tarikan perjalanan ke zona j
Ft,ij= Faktor waktu perjalanan antara zona i ke j
Kij= Faktor penyesuaian
Dalam penerapannya pada saat kalibrasi model, referensi yang digunakan adalah distribusi frekuensi perjalanan terhadap jarak/waktu perjalanan (trip length frequency distribution, TLFD).Kunci ; Apakah Trip Distribution ?
9Model Pemilihan Moda (Modal Split)
Model dari modal split yang digunakan adalah model yang relatif sederhana. Untuk menentukan pangsa penggunaan moda angkutan umum dan angkutan pribadi secara umum dengan melihat kecenderungan yang ada dikaitkan dengan kondisi kepemilikan kendaraan yang relatif terpengaruh oleh pertumbuhan ekonomi daerah. Kinci ; Apakah Modal split itu ?
10Model Pembebanan Lalu Lintas (Trip Assignment)
Tahapan terakhir adalah trip/traffic Assignment. Tahapan ini akan menghasilkan volume kendaraan di tiap ruas jalan yang kemudian divalidasi dengan volume lalu lintas hasil survai. Pada proses assignment ini jumlah
perjalanan antar zona yang sudah dibagi menurut penggunaan moda kendaraan dialokasikan ke jaringan jalan. Terdapat berbagai metoda trip assignment sebagai berikut :
Metode All or Nothing merupakan salah satu metode yang paling mendasar. Dasar asumsi metode ini adalah seluruh perjalanan yang keluar dari suatu zona akan melalui suatu ruas jalan dengan jarak terpendek. Ruas jalan yang bukan rute terpendek tidak akan menerima pembebanan lalu lintas.
Metode Capacity Restraint merupakan modifikasi dari metode All or Nothing di atas. Pada metode ini, seluruh perjalanan yang keluar dari suatu zona dianggap tidak bergerak secara bersamaan, akan tetapi secara bertahap. Dengan demikian apabila ruas jalan pilihan (minimum path) telah menerima beban volume tertentu, maka bagian volume berikut dari perjalanan zona tersebut akan memilih minimum path sesuai kondisi kepadatan lalu lintas dari pembebanan sebelumnya.
Model trip assignment yang akan digunakan dalam kajian adalah equilibrium trip assignment yang berbasis capacity restraint pada jaringan jalan. Capacity restraint tersebut diturunkan dari kurva hubungan volume kecepatan untuk kemudian menghasilkan volume delay function yang menunjukkan tingkat kepekaan supply jaringan terhadap penambahan volume lalu-lintas. Dengan demikian masukan data yang dibutuhkan pada proses assignment ini adalah :
Jaringan jalan;
Matriks Asal Tujuan Perjalanan Kendaraan; dan
Hubungan volume dan Kecepatan untuk tiap ruas jalan.
Kunci; - Apakah Trip Assignment ? Untuk menghitung Trip Assignment data apa saja yang diperlukan ?
11Siklus pembangunan
Inisiatif pemikiran
Pra FS
FS
DED
Fisik
Pemeliharaan
Perluasan
PembongkaranKirim File Penjelasannya
12Ciri2 FS harus ada ? alternatif, Kriteria (teknis, Ekonomi, finansial, dan Lingkungan)
13Ceritakan mengenai gambaran transportasi di Jakarta. (Lokasi gak boleh ada yang sama)
Kondisi wilayah
Masalah
Mencoba mengusulkan solusi
14Jalan Arteri Primer adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang ke satu
dengan kota jenjang ke satu yang terletak berdampingan atau menghubungkan
kota jenjang kesatu dengan kota jenjang kedua.
15Jalan Kolektor Primer adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang kedua dengan
kota jenjang kedua atau menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang
ketiga.
16Jalan Lokal Primer adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu
dengan persil atau menghubungkan kota jenjang kedua dengan persil atau
menghubungkan kota jenjang ketiga dengan kota jenjang ketiga, kota jenjang ketiga
dengan kota jenjang dibawahnya, kota jenjang ketiga dengan persil, atau kota
dibawah jenjang ketiga sampai persil.
Bisa lihat gambar skema: di Buku Panduan penentuan klasifikasi fungsi jalan (PDF) sudah di bagikan via mail.
17Kriteria ini dimaksudkan sebagai ciri-ciri umum yang diharapkan pada masing-masing fungsi jalan. Ciri-ciri ini dapat merupakan arahan fungsi jalan yang perlu dipenuhi/ didekati. Sketsa hipotetis hirarki jalan kota dapat dilihat pada Gambar dibawah.
18Menurut wewenang pembinaan jalan dikelompokkan menjadi jalan Nasional,
Jalan Propinsi, Jalan Kabupaten, Jalan Kotamadya dan Jalan
Khusus.
a. Jalan Nasional
Yang termasuk kelompok jalan nasional adalah jalan arteri primer, jalan
kolektor primer yang menghubungkan antar ibukota propinsi,
dan jalan lain yang mempunyai nilai strategis terhadap kepentingan nasional.
Penetapan status suatu jalan sebagai jalan nasional dilakukan dengan
Keputusan Menteri.
b. Jalan Propinsi
Yang termasuk kelompok jalan propinsi adalah:
i. Jalan kolektor primer yang menghubungkan lbukota Propinsi dengan Ibukota
Kabupaten/Kotamadya.
ii. Jalan kolektor primer yang menghubungkan antar lbukota Kabupaten/
Kotamadya.
iii. Jalan lain yang mempunyai kepentingan strategis terhadap kepentingan propinsi.
iv. Jalan dalam Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang tidak termasuk jalan nasional.
Penetapan status suatu jalan sebagai jalan propinsi dilakukan dengan Keputusan
Menteri Dalam Negeri atas usul Pemerintah Daerah Tingkat I yang
bersangkutan, dengan memperhatikan pendapat Menteri.
c. Jalan Kabupaten
Yang termasuk kelompok jalan kabupaten adalah:
i. Jalan kolektor primer yang tidak termasuk jalan nasional dan jalan propinsi.
ii. Jalan lokal primer
iii. Jalan sekunder dan jalan lain yang tidak termasuk dalam kelompok jalan nasional,
jalan propinsi dan jalan kotamadya.
Penetapan status suatu jalan sebagai jalan kabupaten dilakukan dengan Keputusan
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, atas usul Pemerintah Daerah Tingkat II yang
bersangkutan.
d. Jalan Kotamadya
Yang termasuk kelompok jalan Kotamadya adalah jaringan jalan sekunder di dalam
kotamadya. Penetapan status suatu ruas jalan arteri sekunder dan atau ruas jalan
kolektor sekunder sebagai jalan kotamadya dilakukan dengan keputusan Gubernur
Kepala Daerah Tingkat I atas usul Pemerintah Daerah Kotamadya yang bersangkutan.
Penetapan status suatu ruas jalan lokal sekunder sebagai jalan Kotamadya dilakukan
dengan Keputusan Walikotamadya Daerah Tingkat II yang bersangkutan.
e. Jalan Khusus
Yang termasuk kelompok jalan khusus adalah jalan yang dibangun dan dipelihara oleh
instansi/badan hukum/perorangan untuk melayani kepentingan masing-masing.
Penetapan status suatu ruas jalan khusus dilakukan oleh instansi/badan
hukum/perorangan yang memiliki ruas jalan khusus tersebut dengan memperhatikan
pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum.
19Tiga jenis konstruksi jalan : Jalan Tanah
Jalan Aspal
Jalan Beton
20Kerusakan yang terjadi pada Jalan tanah;
terjadi sliding,
pumping,
berlobang Kerusakan yang terjadi pada Jalan Aspal:
Crack (retak rambut retak buaya),
Berlubang
Bergelombang
sliding
Kerusakan yang terjadi pada Jalan Beton;
Beton pecah (crack)
Pumping (air dibawahkonstruksi naik krn ada udara dan air.
Lubang karena pecah beton
21Gambarkan sketsa hipotesis hierarcki jalan kota, jelaskan !!! (ada di gambar skema: di Buku Panduan penentuan klasifikasi fungsi jalan (PDF) sudah di bagikan via mail.
_1067514927.unknown