Konsep konsep E-Learning
Bagaimana Memilih Teknologi Dan Media Pembelajaran Yang Tepat Dalam Pendidikan Jarak Jauh?
Dalam artikel ini, saya akan sedikit berbagi pengetahuan bagaimana cara kita memilih media
dan saluran komunikasi yang tepat baik untuk keperluan pembelajaran sinkronous maupun
asinkronous? Dari aspek pembelajaran ada beberapa hal yang penting kita pertimbangkan. Hal-hal
tersebut adalah sebagai berikut: (Holden, 2005)
Identifikasi kesenjangan antara pengetahuan dan keterampilan, baik dari sisi peserta belajar
maupun pengajar. Apakah baik peserta belajar maupun pengajar familiar? Jangan gunakan
media dan saluran komunikasi yang kedua-duanya tidak memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang cukup untuk memanfaatkannya secara tepat guna.
Efektifitas assessment dan pengukuran. Apakh dengan menggunakan media tersebut mudah
untuk dilakukan pengukuran dan penilan atau tidak?
Level interaksi. Apakah dengan media tersebut dapat meningkatkan interaktifitas?
Strategi pembelajaran. Apakah menunjang strategi pembelajaran yang kita gunakan?
Kompleksitas konten; Apakah konten akan sulit atau sangat “jelimet” jika menggunakan
media tersebut?
Dinamika perubahan konten. Apakah dengan media tersebut cocok untuk tingkat kedinamisan
perubahan isi konten yang mungkin terjadi? Misalkan, gunakan media berbasis web untuk konten yang
perubahnnya dinamis, jangan gunakan rekaman video.Berikut adalah bagan alur pertimbangan dalam
pemilihan media pembelajaran yang relevan dalam pendidikan jarak jauh. Bagan alur ini dibuat oleh
United State Distance Learning Association yang lebih menekankan pada pertimbangan penggunaan
pembelajaran sinkronous atau asinkronous.
Blended Learning : Salah Satu Alternatif Pendidikan Masa Kini Dan Masa Depan
Pesatnya pertumbuhan teknologi selama satu darsawasa terakhir sangat berdampak terhadap
seluruh aktivitas manusia, tak terkecuali bidang pendidikan. Hal ini mempengaruhi metode maupun pola
pembelajaran peserta didik di berbagai belahan dunia. Salah satu metode baru yang menyebar luas di
dunia pendidikan barat, seperti Amerika, Inggris, dan Autralia adalah metode pembelajaran terpadu
atau yang dikenal dengan istilah blended learning. Ia adalah metode pembelajaran yang
memadumadankan pembelajaran tradisional (konvensional) di kelas dengan pembelajaran e-learning, di
mana peserta didik belajar mandiri (baik secara online maupun offline) namun tetap ada pertemuan
tatap muka dengan pendidik untuk mengontrol kegiatan belajar peserta didik sehingga motivasi belajar
mereka dapat terus di-upgrade, walaupun intensitasnya tidak begitu sering dibandingkan dengan
pembelajaran konvensional. Berbeda dengan pembelajaran e-learning, di mana tidak ada pertemuan
tatap muka, motivasi peserta didik tidak dapat di-upgrade secara intensif. Maka jangan heran jika
kuantitas peserta didik yang mengikuti program pembelajaran e-learning atau online learning (selama
prosesnya) akan semakin berguguran.
Metode ini dianggap sebagai solusi terhadap pendidikan masa kini dan masa depan, mengapa?
Ada beberapa faktor yang mendukung statment tersebut, antara lain:
1. Perkembangan teknologi, khususnya internet yang semakin pesat.
2. Infrastruktur yang semakin baik.
3. Paradigma, pola pikir, dan psikologi peserta didik yang mulai berubah. Kondisi psikologi peserta didik
zaman dahulu dengan sekarang sangatlah berbeda. Dulu, peserta didik akan ‘pasrah’ menerima semua
pengetahuan yang berasal dari guru karena menganggap guru adalah gudangnya ilmu dan minimnya
sumber belajar yang ada. Lain halnya dengan era globalisasi saat ini, peserta didik akan merasa sangat
bosan jika mereka hanya duduk manis mendengarkan sang guru berceramah, mereka akan sangat
senang jika dibiarkan menacari informasi dan pengetahuannya sendiri melalui bimbingan pendidik atau
orang tuanya, mengingat sumber belajar sekarang sangat banyak dan mudah didapat atau diakses.
Selain itu, riset yang dilakukan Universitas Central Florida menunjukkan keberhasilan mahasiswa yang
belajar dengan metode blended learning menduduki peringkat pertama (51%) dibandingkan dengan
online penuh (48,3%) ataupun tatap muka di dalam kelas (48,2%). Karena, dengan blended learning,
peserta didik dapat dengan nyaman menetukan sendiri gaya belajar yang sesuai dengan kepribadiannya,
secara bebas dapat mencari informasi sebanyak-banyaknya sesuai kebutuhan, dan melatih jiwa
kemandirian peserta didik dalam belajar.
Jika kita usut berdasarkan grand teorinya, blended learning akan mengacu pada teori belajar
kognitivisme yang berkaitan dengan perilaku kognitif atau pengetahuan manusia dan teori belajar
konstruktivisme yang berkaitan dengan bagaimana peserta didik atau individu mengembangkan
pengetahuannya sendiri sebagai hasil dari berbagai pengalaman yang mereka hadapi (mengkonstruk
sendiri pengetahuannya). Ia merupakan modifikasi dari pembelajaran berbasis e-learning. Tujuan dari
blended learning ialah membantu peserta didik untuk berkembang lebih baik di dalam proses belajar,
sesuai dengan gaya belajar dan preferensinya masing-masing; menyediakan peluang praktis dan realistis
bagi pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran mandiri; menjadikan pembelajaran lebih
bermanfaat dan bermakna bagi peserta didik; serta membantu jiwa mandiri peserta didik dalam belajar.
Aktivitas pada blended learning, mencakup: pembelajaran face to face (pembelajaran tatap muka di
ruang kelas), video conference (face to face secara online), dan e-learning (aktivitas yang dilakukan
dengan pemanfaatan software pengelolaan konten pembelajaran). Menurut Jared M. Carmen, seorang
President Aglint Learning, menyebutkan bahwa ada lima kunci dalam mengembangkan blended
learning, yaitu:
1. Live Event
Pembelajaran langsung atau tatap muka (instructor - led instruction), baik dalam waktu dan tempat
yang sama (missal di dalam kelas) maupun waktu sama tetapi tempat berbeda (misal virtual classroom).
Pola pembelajaran ini perlu didesain sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran sesuai dengan
harapan dan kebutuhan. Pola ini dapat mengkombinasikan teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan
konstruktivisme agar terjadi pembelajaran yang bermakna.
2. Self-Paced Learning
Pembelajaran mandiri yang memungkinkan peserta didik belajar kapan saja, di mana saja, dengan
berbagai cara sesuai kebutuhan dan kepribadiannya masing-masing dengan menggunakan berbagai
bahan ajar yang dirancang khusus untuk pembelajaran mandiri, baik bersifat text based (buku, modul,
dll) maupun multimedia based (video, animasi, audio, dll). Pengaksesan bahan ajarnya juga dapat dipilih,
mau secara online (via web atau mobile dovice) atau offline (dalam bentuk CD, buku, dll).
3. Collaboration
Adanya kolaborasi antar peserta didik dan antara peserta didik dengan pendidik, baik satu
sekolah/universitas maupun lintas sekolah/universitas. Dalam hal ini, perancang blended learning harus
jeli dan kreatif dalam mendesain bentuk-bentuk kolaborasi melalui tool-tool komunikasi yang dapat
digunakan, misalnya: e-mail, grup pada jejaring social, dll.
4. Assessment
Ada satu hal yang menjadi ciri khas pembelajaran, baik itu menggunakan metode blended learning, e-
learning, maupun konvensional, yaitu evaluasi atau penilaian. Ini merupakan kunci dari tolak ukur
peserta didik. Seorang perancang blended learning harus meperhatikan dan mampu mengkombinasikan
jenis penilaian (test ,non-test, dan authentic assessment) secara online dan offline.
5. Performance Support Materials
Bahan ajar pendukung pada pembelajaran berbasis blended learning harus dipersiapkan dengan
matang. Yang harus dipertimbangkan antara lain: apakah ia berbentuk digital atau cetak, apakah dapat
diakses oleh peserta didik secara offline dan online dengan meudah. Jika bahan ajarnya secara online,
pastikan aplikasi dan manajemen sistemnya telah terinstal dengan baik dan mudah diakses.
Dari pemaparan di atas, blended learning memang dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif
pembelajaran dengan syarat, akses internet yang cukup memadai. Metode ini sangat cocok digunakan di
semua negara tak terkecuali Indonesia. Namun, di Indonesia sendiri, metode ini tidak akan berjalan
secara efektif di seantero nusantara, mengingat wilayah daerah negara Indonesia yang dikenal dengan
sebutan negara maritim dan kepulauan ini sangat berjauhan dan terpisahkan oleh lautan yang cukup
luas. Mungkin, di kota-kota besar metode ini akan sangat baik jika diaplikasikan karena akses internet
dan jaringannya yang sudah bagus, tetapi lain halnya dengan daerah pedalaman, seperti pelosok irian
jaya, pedalaman maluku, dan daerah terpencil lainnya di mana infrastruktur bangunan dan jalannya saja
masih sangat minim, apalagi untuk akses internet. Metode blended learning tidak akan berjalan secara
efektif. Maka, dalam pengembangannnya, ada beberapa yang harus diperhatikan, salah satunya ialah
keadaan atau kondisi peserta didik dan lingkungannya.
Model Pembelajaran E-Learning Melalui Homepage Meningkatkan Minat Dan Kreativitas Siswa
Pelaksanaan proses belajar mengajar untuk mengaktifkan belajar siswa memang tidak mudah, karena
dalam setiap metode pembelajaran pasti ada beberapa hambatan. Salah satu hambatan yang dihadapi
guru adalah kurangnya minat belajar dari mahasiswa sehingga mahasiswa menjadi malas dan jenuh
dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga guru seringkali mengalami kesulitan dalam merangsang
kreativitas dan minat belajar. Penggunaan multi model pembelajaran dan multi media dapat dijadikan
altematif yang dilakukan untuk merangsang kreativitas dan minat belajar mahasiswa, salah satunya
dengan melaksanakan model pembelajaran e-learning dengan menggunakan homepage sebagai media
pembelajarannya. Ini dilakukan untuk melihat hubungan model pembelajaran e-learning melalui
homepage sebagai media pembelajaran kaitannya dalam meningkatkan kreativitas dan minat belajar
mahasiswa.
Rencana Model Pembelajaran E-Learning dalam Meningkatkan Kretifitas dan Minat Belajar Mahasiswa
Pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi khususnya internet/ situs web/
homepage menuntut kreativitas, minat dan kemandirian diri sehingga memungkinkan mahasiswa untuk
mampu mengembangkan semua potensi yang dimilikinya. Kreativitas dari segi kognitif merupakan
kemampuan berfikir yang memiliki kelancaran, keluwesan, keaslian, dan perincian. Sedangkan dari segi
afektifnya kreativitas ditandai dengan motivasi yang kuat, rasa ingin tahu, tertarik dengan tugas
majemuk, berani menghadapi resiko, tidak mudah putus asa, menghargai keindahan, memiliki rasa
humor, selalu ingin mencari pengalaman baru, menghargai diri sendiri dan orang lain. Karya-karya
kreatif ditandai dengan orisinalitas, memiliki nilai, dapat ditransformasikan, dan dapat dikondensasikan.
Minat Merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respon terarah terhadap suatu
situasi/obyek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan kepadanya. Minat seseorang
ditandai dengan adanya ketertarikan yang menyebabkan timbulnya perhatian secara khusus, dan
sumber tenaga yang mendorong individu berhadapan dengan suatu obyek. Pembelajaran dengan
dukungan TIK memungkinkan dapat menghasilkan karya-karya baru yang orsinil, memiliki nilai yang
tinggi, dan dapat dikembangkan lebih jauh untuk kepentingan yang lebih bermakna. Melalui TIK
mahasiswa akan memperoleh berbagai informasi dalam lingkup yang Iebih luas dan mendalam sehingga
meningkatkan wawasannya. Hal ini merupakan rangsangan yang kondusif bagi berkembangnya
kemandirian anak terutama dalam hal pengembangan kompetensi, kreativitas, minat, kendali diri,
konsistensi, dan komitmennya baik terhadap diri sendiri maupun terhadap pihak lain.
Konsep Homepage
Homepage dibangun oleh sebuah file yang didalamnya terdapat kode-kode dan informasi. Kode-kode
dan informasi tersebut dibaca oleh sebuah aplikasi yang jenisnya bernama Browser. Oleh Browser,
kode-kode dan informasi tersebut akan disajikan sebagai sebuah halaman web yang kita kenal sebagai
homepage. Kode-kode dan informasi yang ditulis dalam file homepage tersebut haruslah ditulis
menurut aturan tertentu yang dapat dimengerti oleh browser. Aturan-aturan tersebut dikenal dengan
bahasa pengkodean.
Software-Software Yang Digunakan Untuk Membuat Homepage :
Beberapa software yang sebaiknya dimiliki untuk membuat homepage sederhana bagi pemula yang
dihimpun penulis berdasarkan internet dari http://handel.pacific.net.id/TS/homepage.html adalah:
1. Front Page Editor/Netscape Composer Front Page Editor/Netscape Comp digunakan untuk membuat
format dari tampilan yang diinginkan, dimana pada front page editor ini terdapat fasilitas-fasilitas yang
memudahkan kita untuk mendesain tampilan sesuai dengan keinginan.
2. Adobe Photoshop/Paint Shop Pro Adobe Photoshop/Paint Shop Pro digunakan untuk memudahkan
kita dalam mengedit suatu gambar atau membuat suatu ikon yang nantinya akan digunakan untuk
pembuatan homepage itu sendiri.
Langkah-Langkah Membuat Homepage:
Salah satu langkah yang harus kita lakukan dalam membuat homepage sederhana adalah memiliki
pengetahuan cara menggunakan komputer dan software-software penunjang untuk mengerjakan
homepage dan sedikit pengetahuan tentang grafis.
Untuk membuat home page dengan menggunakan Komputer PC, Macintosh atau jenis komputer
lainnya, kite harus membuat file yang berisi kode HTML. Untuk itu, kits dapat menggunakan HTML editor
atau text editor umum lainnya. HTML adalah singkatan dari Hypertext Markup Language. HTML terdiri
dan sepasang kode yang disisipkan dalam suatu dokumen untuk mengontrol tampilan dokumen di layer
monitor oleh Web Browser, seperti Netscape atau Mosaic. Apabila akan memandang suatu dokumen di
Internet, harus menggunakan Web Browser dan disana ada fasilitas "View source" untuk melihat kode-
kode web page ini. Suatu dokumen berisi kode-kode ini disebut HTML. Suatu dokumen HTML harus
mempunyai formulir yang tepat, sehingga dapat dikenal dan di interpretasikan dengan tepat oleh
perangkat lunak dan Browser.
Pemanfaatan E-mail sebagai Media atau Perantara Pengiriman Tugas
Electronic mail atau biasa dikenal dengan sebutan e-mail, dalam bahasa indonesia e-mail memiliki arti
surat elektronik. Sedangkan, menurut Ali Zaki & Smitdev Community, e-mail adalah surat elektronik yang
memungkinkan semua orang saling berkirim pesan via jaringan internet. E-mail atau surat elektronik
merupakan sebuah sistem yang memungkinkan pesan berbasis teks untuk dikirim dan diterima secara
elektornik melalui komputer atau telepon seluler. Bukan hanya berbasis teks saja, e-mail juga dapat
mengirimkan data berupa gambar, video, audio. Tentu saja, perbandingan e-mail dengan surat biasa
sangat jauh berbeda, jika surat biasa membutuhkan waktu berhari-hari untuk sampai ke tujuan. Dengan
adanya e-mail ini jauh lebih mudah dan menghemat waktu, karena hanya dalam sekejap data terkirim
pada alamat e-mail yang dituju. Kita bukan hanya bisa mengirimkan data ke dalam negeri saja, tetapi ke
luar negeri pun bisa.
E-mail sendiri berfungsi sebagai sarana mengirim pesan atau data melalui jaringan internet. Sejarah e-
mail di Indonesia, berbarengan dengan masuknya teknologi internet, yaitu sekitar pada tahun 1980-an.
Pada tahun 1980-1990, milis sangat digandrungi oleh masyarakat, terutama pelajar. Saat itu, e-mail
merupakan salah satu sarana komunikasi antar pelajar, baik antara pelajar didalam negeri dengan
pelajar diluar negeri. Banyak manfaat yang kita peroleh dengan menggunakan e-mail, antara lain: akses
pendidikan lebih luas, sebagai media pengiriman dokumen, dan dapat mengurangi penggunaan kertas.
Banyak peserta didik (baik siswa maupun mahasiswa) yang menggunakan e-mail sebagai salah satu
media atau perantara mengirimkan tugas kepada pendidik (guru atau dosennya) maupun antar peserta
didik itu sendiri. Adapun kelebihan dengan menggunakan e-mail, yaitu: 1) mudah, karena hanya
menggunakan jaringan internet untuk mengirim datanya; 2) cepat, tidak membutuhkan waktu yang
lama; 3) biaya pengiriman relatif murah, jika dibandingkan penggunaan telepon atau mengirim surat ke
luar daerah ataupun luar negeri; 4) global, bisa digunakan oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja
sebagai sarana komunikasi seluruh dunia; 5) reliabel, dapat menyimpan e-mail di server yang tidak akan
hilang, kecuali di hapus; 6) sebagai pesan multimedia, yang dapat mengirim data bukan hanya teks saja,
tetapi dapat berupa gambar, audio, dan video.
Selain itu, adapun kekurangan dari penggunaan e-mail, yaitu: 1) salah kirim alamat e-mail, jika data yang
dikirim merupakan data rahasia bisa saja disalahgunakan; 2) pemalsuan identitas, karena tidak bisa
memastikan keaslian identitas hanya dari alamat e-mail saja; 3) banyak sampah e-mail, berupa iklan
komersil; 4) respon terlambat, tidak semua orang membaca e-mail setiap hari, sehingga ada
kemungkinan balasan e-mail mengalami keterlambatan.
Pengiriman tugas melalui e-mail juga dapat meningkatkan kedisiplinan peserta didik. Misalnya: peserta
didik diberi tugas, tetapi diberi batas waktu pengumpulan, maka kedisplinan disini dimaksudkan dalam
hal batas waktu pengumpulan tugas. Dalam hal ini, peserta didik tidak dapat berbohong, karena pada e-
mail terdapat keterangan waktu kapan file atau dokumen itu dikirim atau diterima. Selain itu, apabila
tugas yang diberikan adalah tugas individu, maka dapat melatih rasa tanggungjawab masing-masing
peserta didik untuk mengumpulkan tugas sebelum waktu yang ditentukan.
Namun, adapun hambatan dalam mengirim tugas melalui e-mail, misalnya: apabila data yang dikirim
dengan kapasitas yang besar dan akses jaringan internet atau sinyal saat itu kurang bagus, maka akan
menghambat pengiriman yang menyebabkan keterlambatan pengiriman data. Tetapi, hambatan
tersebut tidak menjadi penghalang yang besar untuk kita. Karena, sampai saat ini masih banyak yang
mengunakan menggunakan e-mail untuk mengirim data yang praktis dan mudah. Bukan itu saja, dengan
memanfaatkan e-mail, dapat mengurangi penggunaan kertas. Jika dokumen tersebut dalam bentuk
kertas, bisa saja kertas tercecer kemana-mana yang menyebabkan hilang, tetapi berbeda dengan e-mail
yang bersifat reliabel, karena dapat menyimpan e-mail di server yang tidak akan hilang, kecuali di
hapus. Data tersebut dapat dibuka kapan saja, dimana saja apabila diperlukan.
Pemanfaatan Google Docs Sebagai Media Penyimpanan Data/Tulisan (Artikel, Skripsi, Buku,Dll)
Dijaman yang semakin maju ini, terutama dalam bidang teknologi yang semakin cepat berkembang.
Sudah banyak sekali inovasi-inovasi teknologi yang telah dikembangkan oleh orang-orang yang ahli
dalam bidangnya. Salah satu teknologi yang cukup berkembang saat ini yaitu komputer/laptop dan
internet. Mungkin kita sering sekali menggunakan komputer/ laptop dan internet untuk membantu kita
dalam mengerjakan pekerjaan kantor, menyelesaikan tugas-tugas kuliah, atau mungkin untuk menulis
buku. Biasanya seorang penulis ingin sekali hasil tulisannya tersebut dapat lihat oleh orang banyak baik
itu berupa artikel dan bahkan dibuat mebjadi sebuah buku. File-file yang kita kerjakan atau hasil tulisan
tersebut dapat tersimpan dengan baik didalam komputer/laptop yang sering kita gunakan tetapi jangan
salah, disetiap kelebihan alat yang kita gunakan masih saja terdapat kekurangannya seperti file-file yang
kita simpan didalam komputer/laptop bisa saja hilang atau terkena virus.
Saat ini dibidang internet sudah ada inovasi terbaru yang dapat membantu kita untuk menyimpan hasil
pekerjaan kita atau tulisan yang telah kita kerjakan. Inovasi di bidang internet itu yaitu GOOGLE DOCS.
GOOGLE DOCS merupakan salah atu aplikasi yang dikembangkan oleh Google untuk kebutuhan
manajemen dokumen. Khususnya aplikasi office, mulai dari pengolahan kata (word psocessor),
pengolahan lembar kerja (spreadsheet) dan persentasi (persentation). Google Docs bukan hanya dapat
menyimpan saja tetapi penggunaan google docs bisa digunakan untuk membuat, mengolah menyimpan
dan meng-edit dokumen kembali seperti pada saat mengedit pada microsoft office hanya saja secara
online.
Awal mula adanya google docs berasal dari dua produk terpisah, Writely dan Google Spreadsheets.
Writely adalah web berbasis processor (pengolah kata) yang dibuat oleh perusahaan software Upstartle
dan diluncurkan pada Agustus 2005.Spreadsheet, diluncurkan sebagai Google Labs Spreadsheets pada
tanggal 6 Juni 2006, berasal dari akuisisi dari produk XL2Web oleh 2Web Technologies . Fitur asli Writely
termasuk kolaborasi editing teks dan kontrol akses. Menu, shortcut keyboard, dan kotak dialog sesuai
dengan apa yang diharapan pengguna dengan pengolah kata desktop seperti Microsoft Word atau
OpenOffice.org Writer. Google Docs dapat digunakan (melihat dan mengedit) dalam modus offline
menggunakan Google Gears.
Adapun beberapa fitur dasar yang ada pada google docs :
· Mengedit dan menyimpan file
· Mengupload file
· Mengatur hak akses
· Bekerja secara offline dokumen
· Mendownload atau mengunduh file
· Fasilitas see revision histori
· Translate dokumen
Tidak bisa kita pungkiri disetiap aplikasi-aplikasi atau program-program yang semakin berkembang pasti
memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Adapun kelebihan yang dimiliki oleh google docs
yaitu :
1. Mudah untuk digunakan
2. Tidak memerlukan biaya yang banyak (gratis)
3. Kehilangan data akibat kerusakan hardisk dapat dihindari
4. Support dan dokumentasi yang cukup lengkap
5. Menggunakan editor WYSWYG (what you see what you get) yang sederhana untuk memformat
dokumen, memeriksa ejaan dll.
6. Akses pekerjaannya dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.
7. Bekerja diberagam sistem oprasi
8. Kemudahan mengunggah dan berbagi berkas
9. Kontrol akses aman ( administrator dapat mengelola izin berbagi berkas diseluruh sistem dan
pemilik dokumen dapat berbagi dan mencabut akses kapan saja dan setiap saat)
Selain kelebihan yang dimiliki oleh google docs ini terdapat kekurangannya juga yaitu :
1. Membutuhkan koneksi internet
2. Pengerjaannya harus dilakukan secara online terlebih dahulu.
Pemanfaatan Handphone sebagai Media Pembelajaran Sederhana
Di era globalisasi seperti saat ini, segala aspek kehidupan dituntut untuk semakin maju dan berkembang.
Hal tersebut juga disesuaikan dengan kemajuan teknologi yang semakin berkembang pesat. Memasuki
abad ke-21 ini pemanfaatan teknologi sudah tidak asing lagi bahkan menjadi sesuatu yang wajib dalam
semua aspek kehidupan, salah satunya pada aspek pendidikan dan ekonomi. Pada abad 21 ini, teknologi
informasi dan komunikasi bisa dikatakan sebagai kebutuhan primer. Dimana teknologi informasi dan
komunikasi itu sudah menjadi konsumsi masyarakat umum dari berbagai kalangan dan jenjang usia.
Pergerakan teknologi yang semakin berkembang memang memberikan pengaruh kepada manusia untuk
merubah gaya hidupnya agar lebih dapat menyesuaikan dengan keadaan teknologi yang ada. Hal
tersebut juga berdampak dalam dunia pendidikan. Dimana pemanfaatan perangkat teknologi
(elektronik) saat ini menjadi hal penting, salah satunya diteapkan dalam pembelajaran yang dikenal
dengan istilah E-learning. Oleh karena itu, sistem pembelajaran menggunakan elektronik pun semakin
dikembangkan, hal tersebut dilakukan agar dapat disesuaikan dengan tuntutan zaman yang semakin
canggih.
Salah satu pemanfaatan teknologi adalah pemanfaatan telepon genggam atau yang biasa dikenal
dengan istilah handphone. Mengapa handphone? Handphone merupakan perangkat teknologi yang
paling praktis dan bisa dibawa kemana saja, dan tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini hampir semua
orang dari berbagai usia memilikinya. Handphone merupakan sebuah alat komunikasi yang bisa
dimanfaatkan untuk pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran. Handphone atau telepon
genggam bisa dijadikan sebagai media pembelajaran sederhana. Hal tersebut mungkin akan
memunculkan pertanyaan, Handphone sebagai media pembelajaran ? Seperti apa ? Bagi sebagian
orang mungkin hal tersebut akan menjadi pertanyaan yang dilontarkan. Karena sebagian dari mereka
beranggapan bahwa handphone atau telepon genggam hanyalah sebuah alat yang digunakan untuk
keperluan komunikasi saja. Jadi, bagaimana bisa sebuah handphone bisa dijadikan sebagai media
pembelajaran ? Pertanyaan itu akan bisa dijawab, jika kita melihat kembali akan fungsi dari handphone
itu sendiri. Handphone berfungsi sebagai alat atau media komunikasi, sehingga dari fungsinya tersebut
bisa kita manfaatkan sebagai media pembelajaran.
Kemajuan teknologi menjadi salah satu pemicu utama semakin banyaknya inovasi yang diciptakan
dalam dunia pendidikan. Salah satunya, dengan dimanfaatkannya perangkat teknologi seperti
handphone ini, kegiatan pembelajaran tidak hanya bersifat konvensional saja. Hal tersebut sejalan
dengan konsep pembelajaran yang memanfaatkan perangkat elektronik atau e-learning yaitu untuk
mengatasi batas ruang dan waktu, sehingga proses belajar dapat dilakukan kapan dan dimana saja.
Dalam hal ini, handphone berperan sebagai media pembelajaran. Seperti yang kita tahu, bahwa media1
merupakan sebuah alat atau perantara. Kata media bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang
secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media pembelajaran merupakan alat atau perantara
yang membantu dalam proses belajar mengajar dalam hal menyampaikan sebuah informasi. Media
dirancang dan diciptakan untuk mempermudah proses belajar, baik bagi guru maupun siswa. Dimana
handphone atau telepon genggam merupakan salah satu perangkat teknologi yang paling praktis dan
bisa digunakan untuk membantu proses belajar. Handphone memang sebuah alat komunikasi, akan
tetapi dalam sebuah proses komunikasi bisa memunculkan sebuah informasi.
Alasan praktis namun bermanfaat itulah yang membuat sebuah handphone disebut media pembelajaran
sederhana. Dalam sistem pembelajaran memanfaatkan perangkat teknologi berupa handphone biasa
disebut dengan istilah mobile learning. Mobile learning (M-Learning)2 merupakan suatu model atau
metode pembelajaran yang memanfaatkan media “mobile” atau handphone sebagai alat bantunya.
Mobile learning bisa dikatakan sebagai bagian dari e-learning, karena pada dasarnya sama yaitu
menggunakan perangkat elektronik sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Lalu, bagaimana
pemanfaatan handphone sebagai media pembelajaran sederhana tersebut ? Saat ini, perkembangan
teknologi seperti handphone sudah semakin berkembang. Hampir semua jenis handphone sudah
memiliki fitur dan layanan yang cukup memadai untuk membantu proses belajar. Salah satunya, bisa
terkoneksi dengan internet. Apalagi untuk tingkatan pelajar dan mahasiswa yang notabene menyenangi
hal yang praktis, adanya layanan handphone yang bisa terkoneksi dengan internet bisa mereka
manfaatkan untuk browsing, sehingga mereka dapat mendapatkan informasi dengan mudah dan cepat
serta bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun. Selain itu, bisa dimanfaatkan untuk sharing
pengetahuan sehingga mereka bisa saling bertukar pikiran dengan memanfaatkan perangkat elektronik
tersebut.
Dengan dimanfaatkannya handphone sebagai media pembelajaran siswa dapat mengakses materi atau
bahkan mencari segala bentuk informasi mengenai pendidikan. Selain itu, pembelajaran dengan
memanfaatkan perangkat teknologi seperti handphone dapat dirasakan lebih praktis lagi, karena kita
bisa memanfaatkan Short Message Service atau SMS sebagai media untuk saling bertukar informasi
(sharing pengetahuan). Itulah salah satu alasan yang menjadi handphone sebagai media pembelajaran
sederhana, selain praktis dengan memanfaatkan fitur atau layanan yang terdapat di dalamnya kita bisa
memperoleh materi pelajaran bahkan pengetahuan secara global, karena belajar dengan system mobile
learning bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun tanpa harus terikat jarak dan waktu.
Penerapan Cloud Computing Terhadap Pembelajaran E-Learning
Cloud computing adalah istilah untuk kegiatan menyelesaikan suatu proses untuk pengolahan data,
perhitungan dan penyajian informasi secara online melalui intenet dengan memanfaatkan sumber daya
yang dimiliki oleh suatu kumpulan computer yang saling terhubung di suatu tempat. Cloud computing
menggambarkan pelengkap baru, konsumsi, dan layanan IT berbasis model dalam internet, dan biasanya
melibatkan ketentuan dari keterukuran dinamis dan sumber daya virtual yang sering menyediakan suatu
layanan melalui internet. Penggunaan cloud computing ini sangatlah mudah, kita pun sebenarnya sudah
pernah memakai teknologi ini walaupun selama ini kita tidak menyadarinya. Salah satu contoh yang
paling sering kita gunakan pada cloud computing ini adalah layanan email seperti gmail dan yahoo yang
pastinya kalian punya dan sudah tidak aneh lagi. Dengan menggunakan email kita tidak perlu lagi
menginstal aplikasi lain seperti outlook karena kita dapat mengakses email dimana pun kita berada
asalkan terhubung dengan internet
Contoh software yang bisa kita manfaatkan pada gmail itu ada yang namanya google docs,google drive
dan lain-lain. Kini kita dapat membuat dokumen dengan mudah dan gratis. Google docs merupakan
layanan cloud computing milik google yang berfungsi untuk membuat berbagai jenis dokumen dan kita
dapat menyimpan dokumen tersebut dan mengaksesnya dimanapun kita berada. Google docs ini sangat
cocok dalam pembelajaran e-learning karena kita bisa berkolaborasi dalam diskusi pembelajaran tanpa
harus datang ke kelas. Di Indonesia sendiri sudah banyak yang menerapkan google docs sebagai
pembelajaran karena dapat menghemat dan memudahkan pekerjaan mereka.
Teknologi cloud computing dapat menjadi alternative bagi sekolah-sekolah yang ingin menerapkan
pembelajaran e-learning. Karena cloud computing dapat memberikan kemudahan dan kemurahan
dalam biaya pembelajaran e-learning. Nah cloud computing yang bersifat software as a service,
menjadikan sekolah tidak perlu membuat system e-learning dari awal, sekolah tinggal menyewa system
e-learning yang sudah di sediakan, disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan dari sekolah
tersebut. Hal ini akan memudahkan pengelolaan dan pemeliharaan e-learning bagi sekolah sekaligus
menekan biaya pembangunan e-learning. Sebagai layanan software as a service, cloud learning
menyediakan paket e-learning yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan sekolah
dalam menyewa lapangan.Dengan teknologi cloud computing ini dapat memudahkan bagi sekolah-
sekolah yang ingin menerapkan pembelajaraan e-learning selain cukup mudah harganya pun cukup
murah dalam menyewa layanan e-learning yang disediakan. Software yang paling mudah di pelajari
dalam teknologi cloud computing ini adalah google docs cukup dengan memiliki akun gmail kita sudah
bisa mempelajari google docs dengan mudah dan murah tanpa perlu menggunakan software micorosoft
yang tentunya cukup mahal, kita tidak perlu membeli aplikasi-aplikasi untuk computer kita karena kita
dapat menggunakan aplikasi berbasis web yang dapat melakukan penyimpanan data di server. Dan
banyak di antaranya yang gratis. Dengan memanfaatkan layanan software as a service dapat
meringankan biaya operasional sekolah, sehingga sekolah dapat berlangganan sesuai kebutuhan dan
membayar sesuai harga yang diberikan.
Penerapan E-learning Berbasis Social Learning Network "Edmodo" Dalam Mata Pelajaran TIK Di
Sekolah
Perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi dewasa ini telah membawa perubahan besar di
hampir semua aspek kehidupan manusia. Dengan adanya perkembangan yang signifikan pada teknologi
komunikasi serta persaingan manusia yang semakin kompleks. sehingga untuk mencetak sumber daya
manusia yang berkualitas dan mampu berperan di era teknologi ini, harus mampu mengimbangi
perkembangan teknologi serta tuntutan zaman. Oleh karena itu diperlukan peningkatan kualitas sumber
daya manusia.
Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang peran yang sangat
penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dalam kebijakan nasional TIK menjadi
kunci dalam dua hal yaitu (1) efesiensi proses, dan (2) memenangkan kompetisi. Demikian juga dengan
lembaga pendidikan. Tanggung jawab sekolah dalam memasuki era globalisasi yaitu harus menyiapkan
siswa untuk menghadapi semua tantangan yang berubah sangat cepat dalam masyarakat kita. Hal ini
menyebabkan sekolah dituntut untuk mampu menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan
mampu bersaing dalam kompetisi global ini.
Peningkatan kualitas dan kemampuan siswa dapat dilakukan dengan mudah, yakni dengan
memanfaatkan internet sebagai lahan untuk mengakses ilmu pengetahuan seluas-luasnya. Upaya ini
dilakukan dengan mamasukan TIK sebagai pendekatan dalam proses pembelajaran pada lembaga
pendidikan salah satunya dengan menggunakan e-learning. Hal ini didasarkan bahwa e-learning
kelangsungan proses pembelajaran secara efektif yang dihasilkan dengan cara menggabungkan
penyampaian materi secara digital yang terdiri dari dukungan dan layanan dalam belajar (Mayub,
2004:11).
Dipilihnya e-learning dalam pemecahan masalah yang berhubungan dengan peningkatan kualitas
pembelajaran pada mata pelajaran TIK karena e-learning mempermudah interaksi antara peserta didik
dengan bahan materi pelajaran. Demikian juga interkasi antara peserta didik dengan guru maupun
antara sesama peserta didik.
Rosenberg (2001) menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk
mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan banyak sekolah atau lembaga pendidikan yang mulai
mengembangkan proses pembelajaran menggunakan E-learning, maka banyak pula guru yang terdorong
untuk mulai merancang dan mengembangkan proses pembelajaran dengan memanfaatkan sistem
pembelajaran online di sekolahnya. Hal ini didorong juga dengan banyaknya aplikasi atau platform yang
menawarkan berbagai fasilitas yang menunjang untuk proses pembelajaran, salah satunya adalah
Edmodo.
Edmodo menyediakan cara yang aman dan mudah bagi kelas untuk terhubung dan berkolaborasi,
berbagi konten dan akses pekerjaan. Dalam mendukung proses pembelajaran, Edmodo dilengkapi
dengan beberapa aktivitas pembelajaran, sepertiQuiz, Assignment dan Poll. Sedangkan
untuk Resources (bahan ajar), Edmodo mendukung bahan ajar berupa File dan Link (URL/Embed media).
Edmodo dirancang dengan sistem yang aman, dan pada dasarnya platform ini dikhususkan untuk
pembelajaran, sebagai wadah bagi guru, siswa, dan orangtua dalam berkomunikasi secara aman dan
terkontrol. Sehingga guru tidak perlu cemas terhadap aktivitas yang biasa siswa lakukan dengan
internet khususnya facebook.
Kelebihan dari edmodo ini adalah, dengan adanya akun parent dalam edmodo, ini memberi ruang bagi
para orangtua untuk dapat mengontrol hasil pekerjaan anaknya. Disini seorang guru juga bisa
mengontrol atau memonitor aktivitas siswanya dengan baik, karena jika ada penyusup atau orang asing
yang terdaftar dalam grup atau kelas, maka dapat terdeteksi oleh gurunya dengan mudah. Edmodo
menggunakan sistem kelas atau grup, sehingga jika ada orang luar yang ingin bergabung ke dalam kelas
atau grup tertentu, maka dia harus mempunyai kode grup tersebut, jika tidak maka dia tidak akan bisa
masuk dan bergabung dengan grup atau kelas tersebut.
Edmodo bukanlah jawaban untuk setiap kelas tetapi yang terpenting adalah platform ini memberikan
aspek penting dari sebuah lingkungan belajar yang positif. Platform ini memberikan siswa jalur
untuk berinteraksi dengan rekan-rekan mereka dan guru mereka dalam suasana akademis. Lebih jauh
lagi penggunaan platform ini dapat mengajarkan siswa untuk bagaimana berperilaku secara online
dan bertanggung jawab dalam mengatur kegiatan belajar mereka dengan sistem yang
keamanannya terjamin.
Perancangan User Interface Berbasis Web
Interaksi antara user dengan komputer merupakan hal yang sangat penting dalam membuat suatu
perancangan E-learning, Hali ini dapat kita cermati beberapa kendala yang dialami oleh user merasa
kesulitan dalam menjalankan fiture-fiture yang tersedia di web untuk melakukan proses belajar
mengajar secara jarak jauh. Dalam hal ini diperlukan kecermatan,kemampuan dan pengetahuan dalam
mendisain, Memprogram serta merancang e-lerning berbasis web.
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan e-learning meliputi;
· User familiarity/ mudah dikenali
Dalam perancangannya fiture – fiture yang ditampilkan di web sebisa mungkin menggunakan bahasa
yang familiar hal ini dilakukan untuk mempermudah user/ pengguna dalam mengakses web e-learning
tersebut.
· Consistency/ konsisten
Yang dimaksud konsisten dalam perancangan web e-lerning adalah bagaimana web designer dan web
developer dapat menempatkan tataletak baik fiture-fiture maupun artikel bacaan secara konsisten/
tidak berubah – ubah, hal ini dilakukan agar user/ pengguna tidak mengalami kebingungan.
· Minimal surprise/ dapat dipahami
User/ pengguna dapat mengoprasikan perangkat – perangkat, fiture –fiture yang tersedia di web e-
learning yang pengoprasianya dapat diduga prosesnya berdasarkan perintah yang tersedia di web.
· Recoverability/ pemulihan
Recoverability dibagi menjadi dua yaitu confirmation of destructive action (konfirmasi terhadap aksi
yang merusak) dan ketersediaan fiture pembatalan atau undo.
· User guidance/ bantuan
Menyediakan sistem bantuan, seperti fiture help yang memberikan berbagai informasi dalam
mengoprasikan seluruh fiture- fiture yang tersedia di web, hal ini dapat memudahkan user/ pengguna
untuk mendapatkan informasi secara rinci dan tepat.
Youtube Sebagai Sumber Belajar Modern Saat Ini
YouTube merupakan satu dari banyaknya situs jejaring sosial yang sedang banyak digunakan dewasa ini.
Dimasukkannya YouTube ke dalam bidang pendidikan adalah cara yang mudah dan user-friendly untuk
meningkatkan keterampilan kerjasama dan mengintegrasikan teknologi ke dalam kegiatan pengajaran.
YouTube merupakan layanan file sharing berbasis web, video/ audio yang memungkinkan individu untuk
dapat :
(a) membangun profil publik atau semi-publik dalam sistem yang dibatasi,
(b) mengartikulasikan daftar pengguna lain dengan siapa mereka akan berbagi sambungan, dan
(c) melihat daftar koneksi yang dibuat oleh orang lain dalam sistem tersebut.
Layanan berbasis web memungkinkan pengguna untuk mendownload video yang bisa dibagi dengan
orang lain (teman, mahasiswa, pendidik) dengan hubungan sosial dalam kondisi belajar. YouTube adalah
layanan video-sharing yang memungkinkan pengguna untuk mengirim video pribadi yang
dikembangkan, dari animasi untuk rekaman pribadi. YouTube adalah aplikasi sosial yang memungkinkan
pengguna untuk berbagi dan membentuk masyarakat di sekitar konten mereka. Ini menarik pengguna
konten seperti siswa yang mendapatkan literature dalam proses belajar yang jelas dalam bentuk visual.
Teknologi pembelajaran menggunakan web atau media sosial seperti YouTube telah di kenal lama oleh
negera negar besar dunia, terutama Amerika. YouTube merupakan metode pembelajaran yang sangat
praktis dan mudah difahami namun dalam pencarian literatur saat ini tidak menjadikan informasi yang
ditemukan di YouTube sebagai referensi. Dikarenakan YouTube hanya merupakan strategi mengajar
dalam pendidikan.Dimana media ini menyajikan gambaran dari YouTube dan aplikasi sebagai alat
pembelajaran yang efektif dalam pendidikan tinggi, seperti contoh-contoh yang spesifik digunakan
dalam program pendidikan. Beberapa keuntungan yang di dapatkan menggunakan YouTube dalam
bidang pendidikan, yaitu:
1. Sebagai strategi mengajar untuk mendapatkan refrensi dalam proses belajar mengajar.
2. YouTube dapat menjadi sumber instruksional yang baik.
3. Sebagai sumber alat motivasi mengajar yang dapat melibatkan peserta didik dan
4. mendukung gaya pembelajaran yang modern.
Melalui YouTube proses belajar mengajar online lebih praktis hanya dengan menyisipkan URL
video di situs YouTube yang akan dipilih. Pengguna dapat meng account untuk di tampilkan di
depan kelas YouTube menawarkan alternative sumber pendidikan yang tepat waktu, namun
memilki tantangan yang unik yaitu keterbatasan ketersediaan dari video tersebut. Para
penyelenggara hendaknya meninjau dan mengevaluasi semua video sebelum di tampilkan ke
peserta didik. pendidikan perlu memperhatikan tanggal konten video tersebut untuk
memastikan bahwa informasi yang akan disampaikan tidak ketinggalan zaman. Terkadang
akurasi dan kualitas video sangat terbatas dan menampilkan gambar yang tidak senonoh dan
kurang dapat diterima. Tantangan lainnya banyaknya videoyang muncul saat mencari sesuai
pencarian. salah cara untuk mempersempit pilihan adalah fokus pada nama-nama user yang
telah mengupload video tersebut dengan mengklik pada username dan akan di bawa ke
halaman YouTube pribadi pengguna. Mengintegrasikan video YouTube memungkinkan peserta
didik lebih kreatif dalam belajar dan tidak terbatas hanya dalam materi pelajaran. Video
YouTube benar-benar memberikan kejelasan kepada peserta didik untuk melihat gambaran
visual dari berbagai kondisi dan juga memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk benar-
benar melihat kondisi yang sebenarnya.
Web Science dalam Dunia Pendidikan dan Sosial
E-Learning atau pembelajaran elektronik merupakan pembelajaran yang menggunakan fasilitas internet
dengan menggabungkan fasilitas elektronik sebagai media pembelajaran. Sehingga pembelajaran e-
learning memanfaatkan fasilitas internet dan perangkat keras seperti laptop atau computer yang dapat
dihubungkan antara pendidik dan peserta didik oleh jaringan network. Dalam pembelajaran e-learning,
peserta didik dapat menggunakan sumber pembelajaran secara online yang dapat mengakses internet
berbasis website maupun secara offline dengan software yang diinstall di computer atau laptop masing-
masing peserta didik.
Salah satu aplikasi dalam pembelajaran e-learning adalah aplikasi web science. Web science merupakan
ilmu pengetahuan yang telah diteliti dari Web yang muncul melalui desentralisasi sistem informasi. Ilmu
ini sudah ada sejak tahun 1990 yang di buat secara team yang diberi nama berners-lee. Pada jaman
tersebut dikenalkan pertama kali yaitu web 1.0 yang masih bersifat read-only, kemudian dilanjutkan
dengan generasi web 2.0 yang sifatnya bisa menulis dan membaca (read-write), sedangkan pada
generasi web 3.0 itu hanya untuk mengembangkan hubungan antara manusia dengan manusia, manusia
dengan mesin, dan mesin dengan mesin.
Web science lebih menekankan dalam proses penyajian data yang berhubungan dengan penyajian
internet sehingga dari berbagai perkembangan teknologi yang ada dapat diambil sisi positif dan
memanfaatkannya atau bahkan mengembangkannya dengan sebaik-baiknya. Web science berkembang
dengan berbagai macam variasi. Seiring dengan ditambahkannya aplikasi penunjang untuk user dalam
memperindah tampilan web nya, mendekor ulang website sangatlah mudah. Saat ini telah banyak
program untuk membuat website. Beberapa diantaranya dapat dipakai meski dalam keadaan offline,
contohnya adalah joomla yang bisa digunakan tanpa harus tersambung dengan internet. Aplikasi online
lainnya adalah dreamweaver, adobe go live, dsb. Dengan adanya web science, masyarakat pada
umumnya dapat mengakses berbagai informasi yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dengan
lebih efektif dan efisien.
Web science memiliki beberapa manfaat dalam dunia pendidikan, yaitu:
- Bagi peserta didik : Siswa dapat belajar tanpa menggunakan buku, dan juga siswa dapat lebih
memahami akan teknologi seperti menggunakan computer dan fasilitas internet.
- Bagi pendidik : Guru tidak perlu melakukan pertemuan pembelajaran dikelas contoh aplikasinya adalah
V-Class, dan juga guru dapat mengirim tugas melalui email tanpa harus bertatap muka dengan siswanya
sendiri.
Pada era globalisasi banyak terdapat situs jejaring sosial yang sangat diminati, seperti Facebook, Twitter,
My Space, Line, Foursquare, dan sebagainya. Web science dapat digunakan melalui aplikasi jejaring
sosial, salah satunya adalah aplikasi web science facebook. Aplikasi WEB Science Facebook adalah suatu
sarana sosial yang menghubungkan antar individu dengan kerabat kerja, sekolah dan kehidupan di
sekitar mereka. Aplikasi Web science dalam bidang sosial telah menyederhanakan proses penerbitan
data menggunakan alat yang mudah digunakan dan interaktif (seperti Wiki, penandaan, dan
microblogging) dan menurunkan biaya serta meningkatkan insentif untuk berkontribusi data. Kombinasi
prinsip Sosial Web dan teknologi web science memungkinkan pengguna untuk secara besar-besaran
memproduksi dan menggunakan data semantik melalui aplikasi sosial, yang pada zaman ini
memungkinkan aplikasi berbasis web lebih cerdas dalam berbagai domain. Ini termasuk Web sosial itu
sendiri, di mana web bisa menjadi untuk data milik Web science dan menemukan hubungan yang tidak
jelas, apakah itu dalam identifikasi jaringan sosial atau untuk tujuan informasi pengambilan. Namun
selain aspek teknis, ada juga kebutuhan untuk memahami perilaku dan pola pengguna di Web, dan
khususnya di Web Sosial. Ilmu web bertujuan untuk mengatasi masalah ini, juga mempertimbangkan
aspek lain yang penting untuk mewujudkan Sosial Science Web, seperti pemerintahan,, hukum
kebijakan dan pengambilan keputusan, dll
Utilization Blended Learning (dengan weblog) Untuk Meningkatakan Multimedia di Dalam Proses
Pembelajaran
Sebelum kita memasuki pembahasan artikel yang lebih luas dan detail, alangkah lebih baiknya
lagi jika kita mengetahui apa pengertian “blended learning” secara harfiah. Berikut adalah penjabaran
dari definisi blended learning tersebut :
Ada beberapa definisi blended learning dari beberapa ahli dalam bidang e-learning diantaranya, yaitu ;
menurut Thorne (2003) blended learning adalah perpaduan dari : teknologi multimedia, cd rom video
streaming, kelas virtual, voicemail, email dan telefon conference, animasi teks online dan video
streaming.
Beberapa komponen diatas, dikombinasikan kedalam bentuk tradisional pelatihan dikelas dan
pelatihan secara individual (satu persatu). Blended learning menjadi solusi yang tepat untuk
pembelajaran yang sesuai tidak hanya dengan kebutuhan pembelajaran, akan tetapi juga gaya si
pebelajar.
Perlunya signifikasi blended learning terletak pada potensialnya. Blended learning merepresentasikan
keuntungan yang jelas untuk menciptakan pengalaman belajar yang memberikan pembelajaran yang
tepat pada saat yang tepat dan waktu yang tepat pada setiap individu. Blended learning menjadi
batasan yang benar-benar universal dan global dan membawa kelompok pembelajar bersama-sama
melintas budaya dengan zona waktu yang berbeda. Pada konteks ini, blended learning dapat menjadi
salah satu pengembangan pembelajaran paling signifikan pada abad saat ini.
Sedangkan menurut MacDonald (2008), istilah blended learning biasanya berasosiasi dengan
memasukan media online pada program pembelajaran, sementara pada saat yang sama tetap
memperhatikan dan perlunya mempertahankan kontak tatap muka dan pendekatan tradisional yang
lain untuk mendukung pembelajaran peserta didik. Istilah ini juga digunakan saat media asynchronous,
seperti email, forums, blogs atau wiki yang digabungkan dengan teknologi, teks atau audio synchronous.
Blended learning kombinasi berbagai media pembelajaran yang berbeda (teknologi, aktivitas, dan
berbagai jenis peristiwa), untuk menciptakan berbagai program pembelajaran yang optimum untuk
audiens (siswa) yang spesifik. Istilah blended learning sendiri berarti bahwa pembelajaran tradisional
didukung dengan format elektronik yang lain. Program blended learning menggunakan berbagai bentuk
e-learning, mungkin digabungkan dengan pelatihan yang terpusat pada infrastruktur dan format
langsung lainnya.
Nah, setelah mengetahui artian blended learning secara umum, kita akan memasuki dunia blended
learning yang menggunakan pendekatan tradisonal yang tetap mempertahankan pertemuan atau tatap
muka secara langsung yang saat ini disiasati dengan menggunakan media asynchronous, seperti email,
forum, blogs atau wiki yang digabungkan dengan teknologi, teks atau audio synchronous. Khususnya
menggunakan media weblogs.
Yang dimaksud dengan media weblog disini adalah halaman situs web yang berisi postingan yang
di update secara terus menerus dan berisi ke link ke website lain., bersamaan dengan komentar untuk
interaksi antara pemilik weblog dan weblog. Weblog adalah jurnal nline atau catatan harian online atau
kadang-kadang ditulis sebagai blog atau web. Sedangkan orang yang mengelola weblog ini disebut
sebagai blogger dan kegiatan yang dilakukan oleh seorang blogger adalah blogging.
Istilah web atau blog, saat ini digunakan untuk merujuk ke jurnal online. Weblog adalah sebuah
jurnal online yang biasanya ditulis oleh individu atau kelompok kecil (komunitas). Dalam suatu buku
karya Agung (2004), ditulis bahwa weblog adalah jurnal online atau catatan harian online yang
dipublikasikan melalui internet dan dapat dibaca dan diakses oleh semua orang. Biasanya, weblog berisi
kegiatan sehari-hari penulis, artikel dan lain sebagaianya. Begitupula dengan media weblog yang
digunakan untuk proses pembelajaran blended learning, berfungsi untuk mempublikasikan materi-
materi yang terkait pembelajaran, yang tentunya telah disesuaikan dengan skenario pembelajaran
disuatu lembaga formal maupun non formal (kursus) oleh seorang instruktur.
Setelah materi yang telah dipersiapkan sesuai dengan skenario pembelajaran, kemudian
disampaikan di posting dan dipublikasikan (dikirim) pada weblog. Hal ini, diperbaharui setiap hari, setiap
kali penulis (instruktur) ingein menambah materi pada tulisan yang dipublikasikan di web tersebut.
Kegitan pemutakhiran yang telah disampaikan diatas disebut dengan “blogging”. Dan orang yang
mengelola isi dari weblog tersebut biasanya terkait dengan tema materi atau nama blog suatu web
pembelajaran.
Pada tulisan ini, akan dikemukakan penggunaan blended learning yang dioptimalkan untuk
proses pembelajaran melalui saluran dan pesan pendidikan seperti blog pada suatu web pembelajaran,
yang pemnafaatnya digunakan sebagai peningkatan dan perkembangan media pembelajaran. Proses
blending learning diperkenalkan sebagai mekanisme untuk menentukan komposisi campuran dan model
spiral pembelajaran yang diperkenalkan sebagai metode atau cara untuk merekonstruksi siswa,
(penyampaian pesan pendidikan) kepada aspek kognitif. Hal ini termasuk juga kedalam jenis teori
belajar konstruktivisme. Proses yang ini dimaksudkan untuk merekonstruksi pikiran siswa melalui
aplikasi weblog, yang kemudian dibahas sebagai komponen blended learning dan e-learning serta
lingkungan belajar.
Kita juga dapat mendifinisikan blended learning sebagai pendekatan pedagogi yang mencampur
berbagai jenis sumber daya pendidikan (yang mungkin berasal dari berbagai sumber) dalam rangka
menciptakan pengalaman belajar yang optimal bagi target audience atau peserta didik pada suatu
lembaga formal maupun non formal yang mengakses media blog pembelajaran melalui web.
Hubungan antara model blended learning dengan proses kognitif bahwa pendekatan
pembelajaran konstruktivisme ini, dimaksudkan untuk menstimulasi dan mendukung proses
pembelajaran. Hal ini, merupakan aspek penting dari sebuah proses belajar mengajar adalah akuisisi
pengetahuan dan keterampilan.
Pemanfaatan blended learning (dengan weblog) ini akan mencapai tujuan yang baik untuk
meningkatakan multimedia di dalam proses pembelajaran jika, management didalamnya dapat
terkondisikan dengan baik pula, dimulai dari proses perencanaan, pengelolaan, pengembangan sampai
penilaian berikut dengan sumber daya manusia yang ada didalamnya.
Definisi E-Learning
Banyak pakar yang menguraikan definisi E-Learning dari sudut pandang yang berbeda. Secara garis besar
banyak orang mengatakan E-Learning adalah sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan
teknologi informasi dalam proses belajar mengajar.
Beberapa pakar menguraikan definisi E-Learning sebagai berikut:
Ø E-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar
ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain (Hartley,
2001).
Ø E-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar
mengajar dengan media internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone (LearnFrame.Com,
2001)
Ø E-learning adalah semua yang mencakup pemanfaatan komputer dalam menunjang peningkatan
kualitas pembelajaran, termasuk di dalamnya penggunaan mobile technologies seperti PDA dan MP3
players. Juga penggunaan teaching materials berbasis web dan hypermedia, multimedia CD-ROM atau
web sites, forum diskusi, perangkat lunak kolaboratif, e-mail, blogs, wikis, computer aided assessment,
animasi pendidikan, simulasi, permainan, perangkat lunak manajemen pembelajaran, electronic voting
systems, dan lain-lain. Juga dapat berupa kombinasi dari penggunaan media yang berbeda (Thomas
Toth, 2003; Athabasca University, Wikipedia).
Ø E-learning terdiri dari dua bagian yaitu e- yang merupakan singkatan dari elektronika dan learning
yang berarti pembelajaran. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan
perangkat elektronika, khususnya perangkat komputer. (Maryati S.Pd.,)
Ø E-Learning adalah proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
secara sistematis dengan mengintegrasikan semua komponen pembelajaran, termasuk interaksi
pembelajaran lintas ruang dan waktu, dengan kualitas yang terjamin.( Prof. Dr. Sulistyoweni Widanarko
(BPMA)).
Ø E-learning adalah sebuah rancangan aplikasi untuk pengelolaan dan pendistribusian materi
pendidikan dan latihan melalui berbagai media elektronik, seperti Internet, LAN, WAN, broadband,
wireless, dan sebagainya. (Novira Putri Ayuningtyas).
Ø E-learning tidak hanya merupakan materi training yang di-online-kan tetapi meliputi proses distribusi
informasi, komunikasi, edukasi, pelatihan, dan manajemen pengetahuan.
Ø E-learning merupakan sistem berbasis web (internet) yang memungkinkan informasi dan
pengetahuan dapat diakses oleh siapa saja yang berhak serta kapan saja dan dimana saja.
Ø E-learning memberikan perangkat baru untuk memberikan nilai tambah pada berbagai model
pendidikan tradisional di kelas, buku pelajaran, CD-ROM, serta pelatihan berbasis komputer lainnya.
Ø E-learning merupakan suatu proses belajar mengajar yang memanfaatkan teknologi informasi (dalam
hal ini internet) sebagai sarana efektif dan memperluas pengetahuan sesuai dengan perkembangan ilmu
secara real-time.
E-learning tidak akan menggantikan pertemuan di kelas tetapi meningkatkan dan mengambil manfaat
dari materi-materi dan teknologi pengiriman baru untuk mendukung proses belajar mengajar. Dengan e-
learning, para siswa akan lebih diberdayakan, karena kini proses belajar-mengajar tidak lagi berpusat
pada guru tetapi beralih ke siswa. Dengan koneksi ke internet, seorang siswa punya akses ke berbagai
sumber informasi yang tak terbatas. Selain itu, e-learning bersifat individual sehingga siswa yang aktif
dan cepat menyerap materi pelatihan akan bisa maju dengan lebih cepat.[2]
Ø Matthew Comerchero dalam E-Learning, Concepts and Techniques [Bloomsburg, 2006]
mendefinisikan: E-learning adalah sarana pendidikan yang mencakup motivasi diri sendiri, komunikasi,
efisiensi, dan teknologi. Karena ada keterbatasan dalam interaksi sosial, siswa harus menjaga diri
mereka tetap termotivasi. E-learning efisien karena mengeliminasi jarak dan arus pulang-pergi. Jarak
dieliminasi karena isi dari e-learning didesain dengan media yang dapat diakses dari terminal komputer
yang memiliki peralatan yang sesuai dan sarana teknologi lainnya yang dapat mengakses jaringan atau
Internet. Dari definisi-definisi yang muncul dapat kita simpulkan bahwa sistem atau konsep pendidikan
yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar dapat disebut sebagai suatu e-
Learning (Wahono, 2005, p. 1).
Ø Menurut Allan J. Henderson, E-learning adalah pembelajaran jarak jauh yang menggunakan teknologi
komputer, atau biasanya Internet (The e-learning Question and Answer Book, 2003). Henderson
menambahkan juga bahwa e-learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di
tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran di kelas.
Ø E-learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik. Salah satu media yang
digunakan adalah jaringan komputer. Dengan dikembangkannya di jaringan komputer memungkinkan
untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan
komputer yang lebih luas yaitu internet, inilah makanya system e-learning dengan menggunakan
internet disebut juga internet enabled learning. Penyajian e-learning berbasis web ini bisa menjadi lebih
interaktif. Informasi-informasi perkuliahan juga bisa realtime. Begitu pula dengan komunikasinya,
meskipun tidak secara langsung tatap muka, tapi forum diskusi perkuliahan bisa dilakukan secara online
dan real time. System e-learning ini tidak memiliki batasan akses, inilah yang memungkinkan
perkuliahan bisa dilakukan lebih banyak waktu (Nugraha,2007).
Ø William Horton menjelaskan bahwa e-learning merupakan pembelajaran berbasis web (yang bisa
diakses dari Internet). Terdiri dari beberapa kata kunci ; Pembelajaran jarak jauh. E-learning
memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik menghadiri kelas.[4]
Pembelajaran dengan menggunakan media elektronik. E-learning, seperti juga namanya “Electronic
Learning” disampaikan dengan menggunakan media elektronik yang terhubung dengan Internet (world
wide web yang menghubungkan semua unit komputer di seluruh dunia yang terkoneksi dengan
Internet) dan Intranet (jaringan yang bisa menghubungkan semua unit komputer dalam sebuah
perusahaan).[5] Pembelajaran formal vs. informal. E-learning dalam arti luas bisa mencakup
pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal.[6]
Pembelajaran yang di tunjang oleh para ahli di bidang masing-masing.[7]
Dari berbagai komentar yang dilontarkan, ada tiga persamaan dalam hal manfaat yang bisa dinikmati
dari e-learning yaitu Fleksibilitas[8], “Independent Learning”*9+, Biaya.[10]
E-Learning tidak diberikan semata-mata oleh mesin, tetapi seperti juga pembelajaran secara
konvensional di kelas, e-Learning ditunjang oleh para ahli di berbagai bidang terkait.[11] Bagaimana
memanfaatkan e-learning secara optimal? Seperti halnya pembelajaran dengan cara lain, e-learning bisa
memberikan manfaat yang optimal jika beberapa kondisi berikut terpenuhi, diantaranya: Tujuan.[12].
Pembelajar.[13] Dukungan.[14] Media lain.[15] Pilih yang Anda perlu.[16]
Komponen E-Learning mencakup:
1. Perangkat keras
2. Infrastruktur/jaringan
3. Perangkat lunak
4. Materi/Isi
5. Strategi interaksi
6. Pemeran (dosen, mahasiswa dan lain-lain)
7. Skenario e-Learning memungkinkan mahasiswa dapat kontak langsung dengan: Mahasiswa lain,
Dosen, Berbagai materi dan sumber belajar dalam bentuk elektronik. Materi yang dimaksud bisa dalam
bentuk bahan ajar, materi tugas, soal ujian/tes maupun bentuk linkages.[17]
B. Manfaat E-learning
Seperti sebagaimana yang disebutkan di atas, e-learning telah mempersingkat waktu pembelajaran dan
membuat biaya studi lebih ekonomis. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan
bahan/materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta
didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan
berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan
penguasaannya terhadap materi pembelajaran. Dalam e-learning, faktor kehadiran guru atau pengajar
otomatis menjadi berkurang atau bahkan tidak ada. Hal ini disebabkan karena yang mengambil peran
guru adalah komputer dan panduan-panduan elektronik yang dirancang oleh "contents writer", designer
e-learning dan pemrogram komputer.
Dengan adanya e-learning para guru/ dosen/ instruktur akan lebih mudah :
1. melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan
tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir
2. mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya
3. mengontrol kegiatan belajar peserta didik.
Ada beberapa manfaat pembelajaran elektronik atau e-learning yang lain, diantaranya adalah:
1. Pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).
2. Bertambahnya Interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru
atau instruktur (interactivity enhancement).
3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (global audience).
4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content
as well as archivable capabilities).
Manfaat e-learning juga dapat dilihat dari 2 sudut pandang :
a. Manfaat bagi siswa
Dengan kegiatan e-Learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, kita
dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Selain itu kita juga dapat
berkomunikasi dengan guru/dosen setiap saat, misalnya melalui chatting dan email. Mengingat sumber
belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses melalui internet, maka kita
dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja, juga tugas-tugas
pekerjaan rumah dapat diserahkan kepada guru/dosen begitu selesai dikerjakan.
b. Manfaat bagi pengajar
Dengan adanya kegiatan e-Learning manfaat yang diperoleh guru/dosen antara lain adalah bahwa
guru/dosen/ instruktur akan lebih mudah melakukan pembaruan materi maupun model pengajaran
sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi, juga dapat dengan efisien mengontrol
kegiatan belajar siswanya. Pengalaman negara lain dan juga pengalaman distance learning di Indonesia
ternyata menunjukkan sukses yang signifikan, antara lain: (a) mampu meningkatkan pemerataan
pendidikan; (b) mengurangi angka putus sekolah atau putus kuliah atau putus sekolah; (c) meningkatkan
prestasi belajar; (d) meningkatkan kehadiran siswa di kelas, (e) meningkatkan rasa percaya diri; (f)
meningkatkan wawasan (outward looking); (g) mengatasi kekurangan tenaga pendidikan; serta (h)
meningkatkan efisiensi. (Soekartawi, 2005)
Kehadiran guru sebagai makhluk yang hidup yang dapat berinteraksi secara langsung dengan para
murid telah menghilang dari ruang-ruang elektronik e-learning ini. Inilah yang menjadi ciri khas dari
kekurangan e-learning yang tidak bagus. Sebagaimana asal kata dari e-learning yang terdiri dari e
(elektronik) dan learning (belajar), maka sistem ini mempunyai kelebihan dan kekurangan.[18]
E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi pelajaran. Demikian juga
interaksi antara peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun antara sesama peserta didik.
Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut
pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta didik. Guru atau instruktur dapat
menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik di tempat
tertentu di dalam web untuk diakses oleh para peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, guru/instruktur
dapat pula memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengakses bahan belajar tertentu
maupun soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam rentangan
waktu tertentu pula (Website Kudos, 2002).
Secara lebih rinci, manfaat e-Learning dapat dilihat dari 2 sudut, yaitu dari sudut peserta didik dan guru:
1. Dari Sudut Peserta Didik
Dengan kegiatan e-Learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya,
peserta didik dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Peserta didik juga
dapat berkomunikasi dengan instruktur setiap saat. Dengan kondisi yang demikian ini, peserta didik
dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran. Manakala fasilitas
infrastruktur tidak hanya tersedia di daerah perkotaan tetapi telah menjangkau daerah kecamatan dan
pedesaan, maka kegiatan e-Learning akan memberikan manfaat (Brown, 2000) kepada peserta didik
yang (1) belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah-daerah miskin untuk mengikuti mata pelajaran
tertentu yang tidak dapat diberikan oleh sekolahnya, (2) mengikuti program pendidikan keluarga di
rumah (home schoolers) untuk mempelajarii materi pembelajaran yang tidak dapat diajarkan oleh para
orangtuanya, seperti bahasa asing dan keterampilan di bidang komputer, (3) merasa phobia dengan
sekolah, atau peserta didik yang dirawat di rumah sakit maupun di rumah, yang putus sekolah tetapi
berminat melanjutkan pendidikannya, yang dikeluarkan oleh sekolah, maupun peserta didik yang
berada di berbagai daerah atau bahkan yang berada di luar negeri, dan (4) tidak tertampung di sekolah
konvensional untuk mendapatkan pendidikan.
2. Dari Sudut Instruktur (guru)
Dengan adanya kegiatan e-Learning (Soekartawi, 2002a,b), beberapa manfaat yang diperoleh instruktur
antara lain adalah bahwa instruktur dapat: (1) lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan
belajar yang menjadi tanggung-jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi,
(2) mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan wawasannya karena waktu luang
yang dimiliki relatif lebih banyak, (3) mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan instruktur juga
dapat mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama sesuatu topik
dipelajari, serta berapa kali topik tertentu dipelajari ulang, (4) mengecek apakah peserta didik telah
mengerjakan soal-soal latihan setelah mempelajari topik tertentu, dan (5) memeriksa jawaban peserta
didik dan memberitahukan hasilnya kepada peserta didik.
Sedangkan manfaat pembelajaran elektronik menurut A. W. Bates (Bates, 1995) dan K. Wulf (Wulf,
1996) terdiri atas 4 hal, yaitu:
1. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur
(enhance interactivity). Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat
meningkatkan kadar interaksi pembelajaran, baik antara peserta didik dengan guru/instruktur, antara
sesama peserta didik, maupun antara peserta didik dengan bahan belajar (enhance interactivity).
Berbeda halnya dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani atau mempunyai kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi. Mengapa? Karena pada
pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang disediakan
dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas. Biasanya kesempatan
yang terbatas ini juga cenderung didominasi oleh beberapa peserta didik yang cepat tanggap dan berani.
Keadaan yang demikian ini tidak akan terjadi pada pembelajaran elektronik. Peserta didik yang malu
maupun yang ragu-ragu atau kurang berani mempunyai peluang yang luas untuk mengajukan
pertanyaan maupun menyampaikan pernyataan/pendapat tanpa merasa diawasi atau mendapat
tekanan dari teman sekelas (Loftus, 2001).
2. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place
flexibility). Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses
oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan sumber
belajar ini kapan saja dan dari mana saja (Dowling, 2002). Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan
pembelajaran, dapat diserahkan kepada instruktur begitu selesai dikerjakan. Tidak perlu menunggu
sampai ada janji untuk bertemu dengan guru/instruktur. Peserta didik tidak terikat ketat dengan waktu
dan tempat penyelenggaraan kegiatan pembelajaran sebagaimana halnya pada pendidikan
konvensional. Dalam kaitan ini, Universitas Terbuka Inggris telah memanfaatkan internet sebagai
metode/media penyajian materi. Sedangkan di Universitas Terbuka Indonesia (UT), penggunaan internet
untuk kegiatan pembelajaran telah dikembangkan. Pada tahap awal, penggunaan internet di UT masih
terbatas untuk kegiatan tutorial saja atau yang disebut sebagai “tutorial elektronik” (Anggoro, 2001).
3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach adalah global audience).
Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau melalui kegiatan
pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi
menjadi hambatan. Siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar. Interaksi dengan
sumber belajar dilakukan melalui internet. Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa
saja yang membutuhkan.
4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content
as well as archivable capabilities). Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai
perangkat lunak yang terus berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar
elektronik. Demikian juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan
tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah. Di samping
itu, penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat pula dilakukan, baik yang didasarkan
atas umpan balik dari peserta didik maupun atas hasil penilaian instruktur selaku penanggung-jawab
atau pembina materi pembelajaran itu sendiri. Pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan
bahan belajar elektronik ini perlu dikuasai terlebih dahulu oleh instruktur yang akan mengembangkan
bahan belajar elektronik. Demikian juga dengan pengelolaan kegiatan pembelajarannya sendiri. Harus
ada komitmen dari instruktur yang akan memantau perkembangan kegiatan belajar peserta didiknya
dan sekaligus secara teratur memotivasi peserta didiknya.[19]
Fitur E-learning
E-learning memiliki fitur-fitur sebagai berikut (Clark & Mayer, 2008, p. 10):
1. Konten yang relevan dengan tujuan belajar.
2. Menggunakan metode instruksional seperti contoh dan praktek untuk membantu belajar.
3. Menggunakan elemen media seperti kalimat dan gambar untuk mendistribusikan konten dan
metode belajar.
4. Pembelajaran dapat secara langsung dengan instruktur (synchronous) ataupun belajar secara
individu (asynchronous).
5. Membangun wawasan dan teknik baru yang dihubungkan dengan tujuan belajar.[25]
G. Elemen E-learning
Definisi e-learning memiliki beberapa elemen tentang apa, bagaimana, dan mengapa dari e-learning
(Clark & Mayer, 2008, p. 10):
1. Apa. E-learning memasukkan baik konten, yaitu informasi, dan metode instruksional, yaitu teknik,
yang membantu orang mempelajari konten belajar.
2. Bagaimana. E-learning didistribusikan melalui komputer dalam bentuk kalimat dan gambar.
Pendistribusiannya dapat dalam bentuk asynchronous yang didesain untuk belajar secara individu dan
dalam synchronous yang didesain dengan bimbingan dari instruktur secara langsung.
3. Mengapa. E-learning ditujukan untuk membantu pelajar mencapai tujuan belajarnya atau
melakukan pekerjaannya.[26]
H. Aspek Penting dalam E-learning
1. E-learning menciptakan solusi belajar formal dan informal.
Salah satu kesalahan berpikir tentang e-learning adalah e-learning hanya menciptakan sistem belajar
secara formal, seperti dalam bentuk kursus. Namun faktanya adalah saat ini 80% pembelajaran didapat
secara informal. Banyak orang saat beraktivitas sehari-hari dan menghadapi suatu masalah
membutuhkan solusi secepatnya. Dalam hal ini, e-learning haruslah memiliki karakteristik berikut:
a. just in time –tersedia untuk pengguna ketika mereka membutuhkannya untuk menyelesaikan
tugasnya.
b. on-demand – tersedia setiap saat.
c. bite-sized – tersedia dalam ukuran yang kecil agar dapat digunakan secara cepat.
2. E-learning menyediakan akses ke berbagai macam sumber pembelajaran baik itu konten ataupun
manusia.
Kesalahan lainnya dalam berpikir tentang e-learning bahwa e-learning hanya membuat konten saja.
Sebenarnya e-learning adalah sebuah aktivitas sosial. E- learning menyediakan pengalaman belajar yang
kuat melalui komunitas online pengguna e-learning. Karena manusia adalah makhluk sosial, jadi ada
banyak kesempatan untuk berkomunikasi, berkolaborasi, dan berbagi ilmu antara sesama pengguna e-
learning.
3. E-learning mendukung sekelompok orang atau grup untuk belajar bersama. E-learning bukan
aktivitas individu saja, tetapi juga mendukung sekelompok orang atau grup untuk belajar bersama, baik
untuk berkomunikasi, berkolaborasi, berbagi ilmu, dan membentuk sebuah komunitas online yang dapat
dilakukan secara langsung (synchronous) atau tidak langsung (asynchronous).
4. E-learning membawa pembelajaran kepada pelajar bukan pelajar ke pembelajaran. Bentuk
pembelajaran tradisional bahwa pelajar harus pergi keluar untuk mencari pembelajaran mereka sendiri.
Sedangkan Model e-learning disebut juga Pull Model of Learning (Knight, 2005, p. 11).[27]
I. Arsitektur E-learning
Arsitektur View Interaktif Penggunaan
a. Receptive.
b. Akuisisi Informasi Rendah.
c. Penginformasian.
d. Directive.
e. Peguatan respons.
f. Medium.
g. Melakukan prosedur seperti penggunaan software.
h. Guided Discovery.
i. Konstruksi wawasan Tinggi.
j. Melakukan strategi seperti pemecahan masalah.[28]
J. Pro dan kontra terhadap E-Learning
Pengkritik e-Learning mengatakan bahwa “di samping daerah jangkauan kegiatan e-Learning yang
terbatas (sesuai dengan ketersediaan infrastruktur), frekuensi kontak secara langsung antarsesama
siswa maupun antara siswa dengan nara sumber sangat minim, demikian juga dengan peluang siswa
yang terbatas untuk bersosialisasi (Wildavsky, 2001). Terhadap kritik ini, lingkungan pembelajaran
elektronik dapat membantu membangun / mengembangkan “rasa bermasyarakat” di kalangan peserta
didik sekalipun mereka terpisah jauh satu sama lain. Guru atau instruktur dapat menugaskan peserta
didik untuk bekerja dalam beberapa kelompok untuk mengembangkan dan mempresentasikan tugas
yang diberikan. Peserta didik yang menggarap tugas kelompok ini dapat bekerjasama melalui fasilitas
homepage atau web. Selain itu, peserta didik sendiri dapat saling berkontribusi secara individual atau
melalui diskusi kelompok dengan menggunakan e-mail (Website kudos, 2002). Concord Consortium
(2002) (http://www.govhs.org/) mengemukakan bahwa pengalaman belajar melalui media elektronik
semakin diperkaya ketika peserta didik dapat merasakan bahwa mereka masing-masing adalah bagian
dari suatu masyarakat peserta didik, yang berada dalam suatu lingkungan bersama. Dengan
mengembangkan suatu komunitas dan hidup di dalamnya, peserta didik menjadi tidak lagi merasakan
terisolasi di dalam media elektronik. Bahkan, mereka bekerja saling bahu-membahu untuk mendukung
satu sama lain demi keberhasilan kelompok. Lebih jauh dikemukakan bahwa di dalam kegiatan e-
Learning, para guru dan peserta belajar mengungkapkan bahwa mereka justru lebih banyak mengenal
satu sama lainnya. Para peserta belajar sendiri mengakui bahwa mereka lebih mengenal para gurunya
yang membina mereka belajar melalui kegiatan e-Learning. Di samping itu, para guru e-Learning ini juga
aktif melakukan pembicaraan (komunikasi) dengan orangtua peserta didik melalui telepon dan email
karena para orang tua ini merupakan mitra kerja dalam kegiatan e-Learning. Demikian juga halnya
dengan komunikasi antara sesama para peserta e-Learning. Di pihak manapun kita berada, satu hal yang
perlu ditekankan dan dipahami adalah bahwa e-Learning tidak dapat sepenuhnya menggantikan
kegiatan pembelajaran konvensional di kelas (Lewis, 2002).
Tetapi, e- Learning dapat menjadi partner atau saling melengkapi dengan pembelajaran konvensional di
kelas. E-Learning bahkan menjadi komplemen besar terhadap model pembelajaran di kelas atau sebagai
alat yang ampuh untuk program pengayaan. Sekalipun diakui bahwa belajar mandiri merupakan “Basic
Thrust” kegiatan pembelajaran elektronik, namun jenis kegiatan pembelajaran ini masih membutuhkan
interaksi yang memadai sebagai upaya untuk mempertahankan kualitasnya (Reddy, 2002).[29]
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan E-Learning dapat kami simpulkan sebagai berikut :
1. Definisi E-Learning adalah suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya
bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan
komputer lain, atau proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) secara sistematis dengan mengintegrasikan semua komponen pembelajaran,
termasuk interaksi pembelajaran lintas ruang dan waktu, dengan kualitas yang terjamin.
2. Manfaat E-learning adalah mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih
ekonomis. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi,
peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat
saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-
ulang, lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran. Dengan adanya e-
learning para guru/dosen/instruktur akan lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan
belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang
mutakhir, mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya,
mengontrol kegiatan belajar peserta didik, Pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and
place flexibility).
3. Sejarah dan Perkembangan E-learning pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illinois di
Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (Computer-
Assisted Instruction ) dan komputer bernama PLATO.
4. Keuntungan Menggunakan E-learning diantaranya Fleksibel, Menghemat waktu proses belajar
mengajar, Mengurangi biaya perjalanan, biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur,
peralatan, buku-buku), Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas
5. E-Learning 2.0 adalah cara pandang baru terhadap pembelajaran elektronik yang terinspirasi
oleh munculnya teknologi Web 2.0. Sistem konvensional pembelajaran elektronik biasanya
berbasis pada paket pelajaran yang disampaikan kepada siswa dengan menggunakan teknologi
Internet (biasanya melalui LMS).
6. Fitur E-learning yaitu Konten yang relevan dengan tujuan belajar, Menggunakan metode
instruksional seperti contoh dan praktek untuk membantu belajar, Menggunakan elemen media
seperti kalimat dan gambar untuk mendistribusikan konten dan metode belajar, Pembelajaran
dapat secara langsung dengan instruktur (synchronous) ataupun belajar secara individu
(asynchronous), Membangun wawasan dan teknik baru yang dihubungkan dengan tujuan belajar
7. Elemen E-learning yaitu apa, bagaimana dan mengapa dari e-learning Apa : memasukkan baik
konten, yaitu informasi, dan metode instruksional, yaitu teknik, yang membantu orang
mempelajari konten belajar, Bagaimana, didistribusikan melalui komputer dalam bentuk kalimat
dan gambar, Mengapa, ditujukan untuk membantu pelajar mencapai tujuan belajarnya atau
melakukan pekerjaannya.
8. Aspek Penting dalam E-learning yaitu menciptakan solusi belajar formal dan informal,
menyediakan akses ke berbagai macam sumber pembelajaran baik itu konten ataupun manusia,
mendukung sekelompok orang atau grup untuk belajar bersama, membawa pembelajaran
kepada pelajar bukan pelajar ke pembelajaran.
9. Arsitektur E-learning yaitu Receptive, Akuisisi Informasi Rendah, Penginformasian, Directive,
Peguatan respons, Medium, Melakukan prosedur seperti penggunaan software, Guided
Discovery, Konstruksi wawasan Tinggi, Melakukan strategi seperti pemecahan masalah.
10. Pro dan kontra terhadap E-Learning, bagi yang kontra mengatakan bahwa “Di samping daerah
jangkauan kegiatan e-Learning yang terbatas (sesuai dengan ketersediaan infrastruktur),
frekuensi kontak secara langsung antarsesama siswa maupun antara siswa dengan nara sumber
sangat minim, demikian juga dengan peluang siswa yang terbatas untuk bersosialisasi). Bagi
yang pro mengatakan bahwa e-learning dapat menjadi partner atau saling melengkapi dengan
pembelajaran konvensional di kelas. E-Learning bahkan menjadi komplemen besar terhadap
model pembelajaran di kelas atau sebagai alat yang ampuh untuk program pengayaan.
komponen yang membentuk e-Learning adalah:
1. Infrastruktur e-Learning: Infrastruktur e-Learning dapat berupa personal computer (PC), jaringan
komputer, internet dan perlengkapan multimedia. Termasuk didalamnya peralatan
teleconference apabila kita memberikan layanan synchronous learning melalui teleconference.
2. Sistem dan Aplikasi e-Learning: Sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar
mengajar konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum
diskusi, sistem penilaian (rapor), sistem ujian online dan segala fitur yang berhubungan dengan
manajemen proses belajar mengajar. Sistem perangkat lunak tersebut sering disebut dengan
Learning Management System (LMS). LMS banyak yang opensource sehingga bisa kita
manfaatkan dengan mudah dan murah untuk dibangun di sekolah dan universitas kita.
3. Konten e-Learning: Konten dan bahan ajar yang ada pada e-Learning system (Learning
Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based Content
(konten berbentuk multimedia interaktif) atau Text-based Content (konten berbentuk teks
seperti pada buku pelajaran biasa). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS)
sehingga dapat dijalankan oleh siswa kapanpun dan dimanapun. Depdiknas cukup aktif bergerak
dengan membuat banyak kompetisi pembuatan multimedia pembelajaran. Pustekkom juga
mengembangkan e-dukasi.net yang mem-free-kan multimedia pembelajaran untuk SMP, SMA
dan SMK. Juga mari kita beri applaus ke pak Gatot (Biro PKLN) yang mulai memberikan insentif
dan beasiswa untuk mahasiswa yang mengambil konsentrasi ke Game Technology yang arahnya
untuk pendidikan. Ini langkah menarik untuk mempersiapkan perkembangan e-Learning dari sisi
konten.
Sedangkan Actor yang ada dalam pelaksanakan e-Learning boleh dikatakan sama dengan proses
belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya guru (instruktur) yang membimbing, siswa
yang menerima bahan ajar dan administrator yang mengelola administrasi dan proses belajar
mengajar.
Oh ya terminologi yang berhubungan dengan e-Learning sebenarnya banyak. Ada online
learning, software learning, multimedia learning, computer based learning. Boleh dikatakan
semua bisa diwakili oleh e-Learning, baik dalam perspektif umum (online learning, computer
based learning) maupun dalam perspektif komponen e-Learning (multimedia learning sebagai
komponen e-Learning content dan software learning sebagai komponen e-learning system).
Sedikit perlu kita garis bawahi untuk terminologi distance learning. Terminologi distance
learning ini sejak dulu sudah ada, hanya dulu distribusi bahan ajar dan proses pembelajaran
tidak menggunakan media elektronik, misalnya universitas terbuka yang dulu mengirimkan
module pembelajaran lewat pos. Hanya, saat ini universitas yang menerapkan distance learning
kebanyakan sudah menggunakan media elektronik untuk mendistribusikan bahan ajar dan
proses belajar mengajar, dengan kata lain bisa saja distance learning masuk ke definisi e-
Learning untuk kondisi ini. Tapi tidak menjadi masalah kalau open university yang ada di dunia
ini tetap menggunakan term distance learning, karena mungkin sudah lebih lama dan terbiasa
digunakan. Yang pasti secara kohesi terminologi, distance learning akan dekat dengan
terminologi open university dan synchronous learning.
Fitur Unik Bimbingan Belajar Online yang dipakai oleh situs
FOCUS-A
Web Tutor Virtual
Tutor Web virtual adalah ruang kelas virtual dimana guru terpilih telah mempersiapkan catatan
yang sesuai dengan mata pelajaran yang dipilih. Web tutor terdiri dari gambar dan suara melalui
penjelasan yang dapat dimainkan dan diberhentikan melalui tombol ‘Play’ dan ‘Stop’ oleh anak-
anak anda.
Semua topik yang tersedia di bimbingan belajar Online FOCUS-A ini disusun berdasarkan
silabus (kurikulum) Departemen Pendidikan Indonesia.
Setelah pelajar-pelajar menghabiskan Virtual Web Tutor ini, mereka boleh melanjutkan diri ke
peringkat selanjutnyanya yaitu dengan latihan Web Topik.
Web-Assessment
Di Web-Assesment, soal-soal ujian akan diperbarui dan diberikan secara berkala. Jenis-jenis
pertanyaan untuk ujian ini mulai dari tingkat mudah, sedang dan sulit. Penilaian dibuat setingkat
demi setingkat untuk membuat pembelajaran lebih mudah dan menyenangkan. Mirip dengan
Web-Topic, pelajar-pelajar harus mendapatkan NILAI MINIMAL 80% dan ke atas untuk
melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi.
Dengan nilai minimal 80%, bimbingan belajar online Focus-A langsung akan mendorong siswa
untuk berprestasi dalam studi mereka dan secara tidak langsung memotivasi mereka untuk
unggul dalam segala hal yang mereka lakukan.
Instant Marking Answers ( Menandai jawaban secara instant )
Dalam bimbel online Focus-A, semua pertanyaan segera diperiksa setelah jawabannya di-klik
oleh pelajar-pelajar. ‘Instant Marking’ ini adalah cepat. Oleh karena itu, pelajar-pelajar dapat
mengidentifikasi kesalahan-kesalahan mereka secara langsung dan mampu menghafal kesalahan
mereka agar tidak diulangi dikemudian hari. Siswa juga didorong dengan kata-kata bermotivasi.
Web-Editor
Web Editor membolehkan pelajar-pelajar untuk menjawab pertanyaan subjektif. Kertas
pertanyaan akan dievaluasi oleh pembimbing setiap subyek dan kemudian akan dinilai dan
dicatat dalam kartu skor siswa. bimbingan belajar Online Focus-A adalah satu-satunya program
bimbel online yang mendukung kertas pertanyaan dan jawaban.
Web-Dictionary
Fungsi dari Kamus Web adalah untuk menjelaskan setiap kata yang tidak dimengerti oleh siswa.
Hanya double klik pada kata tertentu dan penjelasannya akan dilakukan dalam format Bahasa
Indonesia – Bahasa Inggris – Mandarin.
Web- Trial Exam
Bagian ini akan memberi kertas ujian yang disiapkan khusus untuk pelajar-pelajar.
Web-Trial Exam juga dapat memberi persiapan akhir sebelum pelajar-pelajar siap untuk ujian
yang sebenarnya.
Web-Past Year Exam
Bimbingan belajar Online FOKUS-A memberikan kertas ujian hingga 5 tahun yang sebelumnya.
Kertas ujian tahun lalu memberi peluang kepada pelajar-pelajar untuk bersedia dan menghindari
phobia ujian yang semakin umum di kalangan pelajar-pelajar sekolah pada masa sekarang.
Semua soal ujian tahun lalu ditetapkan dalam sistem mereka secara otomatis, serupa dengan
ujian yang nyata. Hal ini menciptakan lingkungan ujian dan akan meningkatkan keyakinan
mereka untuk menghadapi ujian akan datang.
Catatan dalam Web Notes disusun oleh guru-guru dalam format pemetaan pikiran, nilai dan
bentuk-bentuk grafis. Cara ini lebih mudah untuk difahami, menarik dan interaktif. Catatan ini
juga bisa dicetak untuk revisi pada masa tertentu.
Web-Score Card
Web-Score Card memberikan kedua pelajar dan orang tua dengan hasil nilai dari pembelajaran
yang telah dibuat dari semua Web-Topik, Web-Assesment, Web-Trial Exam dan Web Past Year
Exam. Web-Score Card ini dapat membantu para orang tua untuk mengetahui kinerja anak-anak
mereka dan kemajuan dalam studi mereka.
Web Notes
Results Stored Online
Semua hasil Web-Topik, Web-Assessment, Web-Trial Exam dan Web Past Year Exam yang
telah dilakukan oleh pelajar-pelajar dicatat dan disimpan secara online. Latihan yang dilakukan
sebelumnya dapat ditinjau oleh kedua orang tua dan juga pelajar-pelajar pada kapan saja, di
mana saja.
Focus-A Web Forum
Dalam bimbel online Focus-A, pelajar-pelajar, guru-guru bahkan orang tua dapat berdiskusi atau
bertukar pikiran pada setiap topik tertentu. Siapapun bisa memulai sebuah topik yang menarik.
Sebagai contoh, seorang pelajar sekolah yang tidak memahami suatu topik tertentu dapat
menanyakan sebuah pertanyaan, dan semua orang dapat berpartisipasi dalam diskusi itu.
Focus-A online Chat
Online Chat adalah obrolan antar pelajar dan guru yang log in pada masa yang sama. Pelajar dan
Guru bisa mendiskusikan dan bertukar pikiran, membuat topik baru chatting dan memilih topik
yang ingin berpartisipasi. Chat room memberikan lingkungan yang sehat bagi siswa untuk
membuat teman-teman dan membahas topik secara intelektual.