Download - Koperasi Simpan Pinjam Dan Pengelolaanya
KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN PENGELOLAANYA
Written By admin on Jumat, 21 Desember 2012 | 01.57
Koperasi simpan pinjam dikelola dengan cara yang sama dengan koperasi pada umumnya hanya saja ada beberapa bagian teknis yang berbeda. Konsep dasar yang digunakan dalam koperasi harus dipahami terlebih fahulu oleh pengurus anda bisa melihat posting tentang manajemen koperasi untuk mengetahui lebih jauh tentang konsep dasar pengelolaan koperasi.
Manajemen Koperasi Simpan Pinjam
Secara umum ruang lingkup kegiatan usaha koperasi simpan pinjam adalah penghimpunan dan penyaluran dana yang berbetuk penyaluran pinjaman terutama darai dan untuk anggota. Pada perkembanganya memang koperasi simpan pinjam melayani tidak saja anggota tetapi juga masyarakat luas.Kegiatan dari Sisi pasiva. Koperasi simpan pinjam dilihat dari aspek pasiva melakukan kegiatan penghimpunan dana baik dari anggota ataupun masyarakat umum. Bentuk penghimpunan ini bisa berupa tabungan atau simpanan sedangan dari masyarakat bisa berbentuk pinjaman modal.Kegiatan usaha dari aspek aktiva merupakan upaya dari koperasi simpasn pinjam atau ksp serta usp untuk memperoleh laba dengan cara mengalokasikan dari hasil dari penghimpunan yang disalukan kepada anggota dalam bentuk pijaman. Lebih jauh jika di kerucupkan maka kegiatan koperasi simpan pinjma bisa di rinci sebagai berikut.
1) Koperasi simpan pinjam dituntut mampu melayani penyimpanan dan juga penarikan dana oleh anggota sesuai dengan ketentuan serta kesepakatan.
2). Koperasi simpan pinjam juga menyalurkan dana yang terkumpul kepada anggota yang dimasa datang akan diterima kembali secara bertahap.
Kedua kegiatan diatas harus dikelola sedemikian rupa sehingga penghimpunan dan penyaluran berjalan seimbang. Lantas bagaimana praktek dalam pengelolaan sebuah koperasi simpan pinjam? dalam hal ini anda akan dihadapkan pada 2 kasus yaitu detail kegiatan arus kas masuk dan arus kas keluar.
Penghimpunan Dana Koperasi Simpan Pinjam
Untuk bisa menjalankan usahanya koperasi simpan pinjam harus melakukan penghimpunan dana. Dana2 tersebut bisa uang yang masuk kategori hutang atau ekuitas atau kekayaan bersih. Jika dilihat jenis sumber dana maka dana yang berbentuk hutang berasal dari tabungan kemudian simpanan berjangka atau pinjaman yang diterima koperasi simpan pinjam sednagkan yang bersumber dari kekayaan bersin diantaranya berasal dari sumber simpanan wajib anggota dan simpanan sukerela, cadangan umum serta sehu di tahun berjalan.
Dari keseluruhan sumber dana tersebut, sumber dana utama adalah simpanan, sehingga perlu diberikan penjelasan yang lebih mendalam tentang simpanan. Menurut PP 9 Tahun 1995
simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya kepada KSP/USP dalam bentuk tabungan dan simpanan koperasi berjangka. Pengertian simpanan sebagaimana dinyatakan dalam PP tersebut adalah simpanan yang merupakan hutang bagi KSP/USP, sementara itu terdapat jenis simpanan lain dari anggota yang merupakan kekayaan bersih bagi KSP/USP, yaitu simpanan pokok dan simpanan wajib (bagi KSP). Pembahasan mengenai simpanan di bawah ini, meliputi simpanan yang merupakan kekayaan bersih, yaitu simpanan pokok dan simpanan wajib serta simpanan yang merupakan hutang, Yaitu tabungan dan simpanan berjangka.
Jenis Simpanan Koperasi Simpan Pinjam
1) Simpanan Pokok (KSP)Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya dan atau sama nilainya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota.2) Simpanan Wajib (KSP)Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama, wajib dibayar oleh anggota, kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota.3) Tabungan KoperasiTabungan koperasi adalah simpanan pada koperasi yang penyetorannya dilakukan berangsur-angsur dan penarikannya hanya dapat dilakukan oleh anggota yang bersangkutan atau kuasanya dengan menggunakan Buku Tabungan Koperasi, setiap saat pada hari kerja Koperasi.Faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh KSP/USP agar anggota berminat menyimpan di koperasi antara lain adalah:1. Keamanan dana, dalam arti dapat ditarik kembali oleh pemiliknya sesuai dengan perjanjian.2. Menghasilkan nilai tambah dalam bentuk bunga simpanan atau insentif lainnya dan diterima oleh anggota sesuai dengan perjanjian.3. Bahwa menabung di KSP/USP merupakan wujud dari partisipasi anggota di dalam kedudukannya sebagai pengguna jasa, dan karena itu anggota merasakan adanya kedudukan yang lebih istimewa dibandingkan dengan menabung di tempat lain. Keistimewaan anggota tersebut antara lain misalnya karena menerima sisa hasil usaha pada akhir tahun buku, ikut serta mengambil keputusan koperasi dan lain-lain.
Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan' tabungan dapat meliputi.a. Penyetoran dan pengambilan dapat dilakukan setiap saat pada hari kerja;b. Jumlah setoran minimal pertama (saat pembukaan tabungan) dan setoran minimal selanjutnya;c. Jumlah saldo minimal yang harus ada dalam tabungan;d. Penyetoran dapat dilakukan oleh siapa saja, tidak harus pemilik tabungan;e. Pengambilan tabungan hanya dapat dilakukan oleh pemilik tabungan atau yang diberikan kuasa;f. Sebagai imbalan, KSP/USP memberikan bunga tabungan kepada penyimpan;g. Bunga tabungan dihitung menggunakan metode tertentu misalnya saldo rata-rata harian, saldo terkecil atau yang lainnya;h. Pembayaran bunga dilakukan setiap akhir bulan dengan menambahkannya ke dalam saldo tabungan;
i. Penanggung jawab penghitungan bunga adalah bagian pembukuan.
4) Simpanan Berjangka KoperasiSimpanan berjangka koperasi adalah simpanan pada koperasi yang penyetorannya dilakukan satu kali untuk suatu jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara penyimpan dengan koperasi yang bersangkutan dan tidak boleh diambil sebelum jangka waktu tersebut berakhir.Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan simpanan berjangka dapat meliputi:a. Calon penyimpan pada simpanan berjangka disyaratkan terlebih dulu untuk menjadi penabung.b. Jumlah setoran minimal.c. Sebagai imbalan, penyimpanan akan mendapatkan bunga sesuai dengan jangka waktu dari simpanan berjangka tersebut:d. Pembayaran bunga simpanan berjangka dilakukan setiap akhir bulan dengan menambahkannya ke dalam saldo tabungan.
Kami akan melanjutkan pembahasan manajemen koperasi simpan pinjam pada posting kedua. Tunggu ya lanjutan pembahasan koperasi simpan pinjam.
Kondisi Koperasi Indonesia saat ini..
Perkembangan dunia perkoperasian di
Indonesia saat ini banyak mengalami pasang
surut. koperasi sebagai organisasi ekonomi yang
merupakan perkumpulan orang-orang termasuk
badan hukum yang mempunyai kepentingan dan
tujuan yang sama, Menggabungkan diri secara
sukarela menjadi anggota dan mempunyai hak dan
kewajiban yang sama sebagai pencerminan
demokrasi dalam ekonomi, Kerugian dan
keuntungan ditanggung dan dinikmati bersama
secara adil, Pengawasan dilakukan oleh anggota,
Mempunyai sifat saling tolong menolong, dan
Membayar sejumlah uang sebagai simpanan pokok
dan simpanan wajib sebagai syarat menjadi
anggota.
Pada awalnya, pengembangan koperasi di
Indonesia disebabkan oleh dukungan pemerintah
untuk memajukan perekonomian di Indonesia,
dengan menjalankan program-program tersebut
dalam kurun waktu yang lama. Jika pada awalnya
ketergantungan terhadap captive market program
menjadi sumber pertumbuhan maka pergeseran
kearah peran swasta menjadi pesaing terbaru bagi
unit-unit usaha koperasi di Indonesia.
* Awal mula perkembangan koperasi di indonesia
Struktur organisasi koperasi di Indonesia
mirip dengan lembaga kemasyarakatan yang
strukturnya primer sampai ke tingkat nasional.
Karena hal itu, menyebabkan kurang efektifnya
peran organisasi sekunder didalam membantu
koperasi primer. tidak heran, menjadi sebuah
fenomena di masa akan datang yang harus diubah
karena adanya perubahan pola pikir terhadap
perkembangan bisnis yang ada di dunia, yaitu era
globalisasi.
bersama awal berdirinya koperasi hanya ada
koperasi simpan pinjam, sekarang telah
berkembang menjadi beberapa bentuk koperasi
yang ada di Indonesia yang sangat bervariasi
bentuknya. koperasi yang didirikan pada abad ke
19 awalnya belum mengalami kemajuan yang
begitu pesat di karenakan faktor antara lain
mungkin karena pada saat koperasi didirikan
indonesia belum menggenggam kemerdekaan,
koperasi mengalami perkembangan yang cukup
pesat setelah indonesia memproklamirkan
kemerdekaan indonesia.
koperasi di indonesia didirikan atas dukungan
pemerintah agar dapat memperluas lapangan
pekerjaan, sebelum didirikannya koperasi
mungkin lebih banyak pengangguran di banding
dengan saat ini, dengan adanya koperasi paling
tidak dapat mengurangi tingkat pengangguran di
negara kita dan membuka lapangan pekerjaan
lebih luas lagi, informasi ini saya dapatkan yang
saya dapatkan dari google bahwa sampai pada
bulan november 2001 tercatat di Indonesia ada
sekitar 103.000 unit koperasi, dengan jumlah
keseluruhan anggotanya kurang lebih sebanyak
26.000.000 orang.
* Perkembangan koperasi sebelum era
kemerdekaan
Di Indonesia, ide-ide perkoperasian
diperkenalkan pertama kali oleh Patih di
Purwokerto, Jawa Tengah, R. Aria Wiraatmadja
yang pada tahun 1896 mendirikan sebuah Bank
untuk Pegawai Negeri. Cita-cita semangat
tersebut selanjutnya diteruskan oleh De Wolffvan
Westerrode. Pada tahun 1908, Budi Utomo yang
didirikan oleh Dr. Sutomo memberikan peranan
bagi gerakan koperasi untuk memperbaiki
kehidupan rakyat. Pada tahun 1915 dibuat
peraturan Verordening op de Cooperatieve
Vereeniging, dan pada tahun 1927 Regeling
Inlandschhe Cooperatieve. Pada tahun 1927
dibentuk Serikat Dagang Islam, yang bertujuan
untuk memperjuangkan kedudukan ekonomi
pengusaha-pengusaha pribumi. Kemudian pada
tahun 1929, berdiri Partai Nasional Indonesia
yang memperjuangkan penyebarluasan semangat
koperasi. Hingga saat ini kepedulian pemerintah
terhadap keberadaan koperasi nampak jelas
dengan membentuk lembaga yang secara khusus
menangani pembinaan dan pengembangan
koperasi, Informasi ini saya dapatkan dari situs
google.
* Perkembangan koperasi setelah kemerdekaan
Setelah era kemerdekaan di Indonesia,
koperasi mulai perlahan menunjukkan perubahan.
pada tahun 1945,Koperasi masuk dalam tugas
Jawatan Koperasi serta Perdagangan Dalam
Negeri dibawah Kementerian Kemakmuran.
Setelah itu, pada tahun 1946 koperasi memasuki
Urusan Perdagangan Dalam Negeri dimasukkan
pada Jawatan Perdagangan, sedangkan Jawatan
Koperasi berdiri sendiri mengurus soal koperasi.
kemudian tahun 1947-1948,Jawatan Koperasi
dibawah pimpinan R. Suria Atmadja, pada masa
ini ada suatu peristiwa yang cukup penting yaitu
tanggal 12 Juli 1947, Gerakan Koperasi
mengadakan Kongres di Tasikmalaya dan hasil
Kongres menetapkan bahwa tanggal 12 Juli
dinyatakan sebagai Hari Koperasi. pada tahun
1949 Pusat Jawatan Koperasi RIS berada di
Yogyakarta, tugasnya adalah mengadakan kontak
dengan jawatan koperasi di beberapa daerah
lainnya. Tugas pokok yang dihasilkan telah
melebur Bank dan Lumbung Desa dialihkan
kepada Koperasi. Pada tahun yang sama yang
diundangkan dengan Regeling Cooperatieve 1949
Ordinasi 7 Juli 1949 (SBT. No. 179). Tahun 1950
Jawatan Koperasi RI yang berkedudukan di
Yogyakarta digabungkan dengan Jawatan Koperasi
RIS, bekedudukan di Jakarta. tahun 1954 Pembina
Koperasi masih tetap diperlukan oleh Jawatan
Koperasi dibawah pimpinan oleh Rusli Rahi. Tahun
1958 Jawatan Koperasi menjadi bagian dari
Kementerian Kemakmuran.tahun 1960
Perkoperasian dikelola oleh Menteri Transmigrasi
Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa
(TRANSKOPEMADA), dibawah pimpinan seorang
Menteri yang dijabat oleh Achmadi. Tahun 1963
Transkopemada diubah menjadi Departemen
Koperasi dan tetap dibawah pimpinan Menteri
Achmadi . Tahun 1964 Departemen Koperasi
diubah menjadi Departemen Transmigrasi dan
Koperasi dibawah pimpinan Menteri ACHMADI
kemudian diganti oleh Drs. Achadi, dan Direktur
Koperasi dibawah pimpinan seorang Direktur
Jenderal yang bernama Chodewi Ami. Informasi ini
saya dapatkan pada situs google.
* Perkembangan koperasi pada era sekarang
Sejarahnya koperasi sudah dikenal pada
masa peralihan abad 19-20 dan berarti sudah
lebih dari satu abad kemudian juga dipraktekkan
oleh para pimpinan pergerakan nasional. Setelah
proklamasi peranan koperasi ditulis dalam
konstitusi sehingga memiliki posisi politis
strategis, kemudian pada tahun 1947 gerakan
koperasi menyatukan diri dalam wadah gerakan
koperasi, yang saat ini bernama Dekopin, yang
berarti tahun ini usia organisasi gerakan koperasi
ini sudah 61 tahun Dengan modal pengalaman
selama lebih dari satu abad, dukungan politis dari
negara dan wadah tunggal gerakan koperasi,
seharusnya koperasi Indonesia sudah bisa mapan
sebagai lembaga ekonomi dan sosial yang kuat
dan sehat. Tetapi kenyataan menunjukkan,
koperasi yang dengan landasan konstitusi pernah
didambakan sebagai “soko guru perekonomian
nasional” itu, saat ini tidak mengalami
perkembangan yang berarti, sehingga amat jauh
ketinggalan dari koperasi-koperasi di negara-
negara lain, termasuk koperasi di negara sedang
berkembang.
Perkembangan koperasi di Indonesia pada masa
sekarang banyak mengalami peningkatan. Jumlah
koperasi primer tingkat nasional mencapai 873
unit dan koperasi sekunder menjadi 165 unit.
Sedangkan total koperasi Indonesia yang tersebar
di seluruh Indonesia sebanyak 149.793 Koperasi,
jumlah yang tidak sedikit. Secara Jumlah ini
memang cukup luar biasa tetapi secara kualitas
masih jauh dibawah usaha-usaha kapitalis apalagi
jika dibandingkan dengan koperasi internasional,
selain itu pada tahun 2008 jumlah koperasi
berkualitas mencapai 42.267.
koperasi menjadi salah satu unit ekonomi yang
punya peran besar dalam memakmurkan negara
ini sejak zaman penjajahan sampai sekarang.
Hanya saja perkembangan koperasi di Indonesia
walaupun terbilang lumayan pesat tetapi
pekembanganya tidak sepesat di negara – negara
maju ,ini dikarenakan beberapa hal yaitu:
1. Imej koperasi sebagai ekonomi kelas dua masih
tertanam dalam benak orang – orang Indonesia
sehingga, menjadi sedikit penghambat dalam
pengembangan koperasi menjadi unit ekonomi
yang lebih besar ,maju dan punya daya saing
dengan perusahaan – perusahaan besar.
2. Perkembangan koperasi di Indonesia yang
dimulai dari atas (bottom up) tetapi dari atas (top
down),artinya koperasi berkembang di indonesia
bukan dari kesadaran masyarakat, tetapi muncul
dari dukungan pemerintah yang disosialisasikan
ke bawah. Berbeda dengan yang di luar negeri,
koperasi terbentuk karena adanya kesadaran
masyarakat untuk saling membantu memenuhi
kebutuhan dan mensejahterakan yang merupakan
tujuan koperasi itu sendiri,
sehingga pemerintah tinggal menjadi pendukung
dan pelindung saja. Di Indonesia, pemerintah
bekerja double selain mendukung juga harus
mensosialisasikanya dulu ke bawah sehingga
rakyat menjadi mengerti akan manfaat dan tujuan
dari koperasi.
3. Tingkat partisipasi anggota koperasi masih
rendah, ini disebabkan sosialisasi yang belum
optimal. Masyarakat yang menjadi anggota hanya
sebatas tahu koperasi itu hanya untuk melayani
konsumen seperti biasa, baik untuk barang
konsumsi atau pinjaman. Artinya masyarakat
belum tahu esensi dari koperasi itu sendiri, baik
dari sistem permodalan maupun sistem
kepemilikanya. Mereka belum tahu betul bahwa
dalam koperasi konsumen juga berarti pemilik,
dan mereka berhak berpartisipasi menyumbang
saran demi kemajuan koperasi miliknya serta
berhak mengawasi kinerja pengurus. Keadaan
seperti ini tentu sangat rentan terhadap
penyelewengan dana oleh pengurus, karena tanpa
partisipasi anggota tidak ada kontrol dari anggota
nya sendiri terhadap pengurus.
4. Manajemen koperasi yang belum profesional,
ini banyak terjadi di koperasi koperasi yang
anggota dan pengurusnya memiliki tingkat
pendidikan yang rendah. contohnya banyak terjadi
pada KUD yang nota bene di daerah terpencil.
Banyak sekali KUD yang bangkrut karena
manajemenya kurang profesional baik itu dalam
sistem kelola usahanya, dari segi sumberdaya
manusianya maupun finansialnya. Banyak terjadi
KUD yang hanya menjadi tempat bagi
pengurusnya yang korupsi akan dana bantuan dari
pemerintah yang banyak mengucur. Karena hal
itu, maka KUD banyak dinilai negatif dan disingkat
Ketua Untung Duluan.
5. Pemerintah terlalu memanjakan koperasi, ini
juga menjadi alasan kuat mengapa koperasi
Indonesia tidak maju maju. Koperasi banyak
dibantu pemerintah lewat dana dana segar tanpa
ada pengawasan terhadap bantuan tersebut. Sifat
bantuanya pun tidak wajib dikembalikan. Tentu
saja ini menjadi bantuan yang tidak mendidik,
koperasi menjadi ”manja” dan tidak mandiri hanya
menunggu bantuan selanjutnya dari pemerintah.
Selain merugikan pemerintah bantuan seperti ini
pula akan menjadikan koperasi tidak bisa bersaing
karena terus terusan menjadi benalu negara.
Seharusnya pemerintah mengucurkan bantuan
dengan sistem pengawasan nya yang baik,
walaupun dananya bentuknya hibah yang tidak
perlu dikembalikan. Dengan demikian akan
membantu koperasi menjadi lebih profesional,
mandiri dan mampu bersaing.
Dengan melihat sejarah dan perkembangan
koperasi di Indonesia tersebut, kita diharapkan
dapat terus memajukan dunia perkoperasian di
Indonesia dengan pesat seiring dengan
perkembangan zaman. Dan tetap
mempertahankan citra koperasi sebagai salah satu
lembaga yang memajukan perkembangan
perekonomian di Indonesia.
BAB I
KONSEP, ALIRAN DAN SEJARAH KOPERASI
I. KONSEP KOPERASI1. Konsep Koperasi Barat
Adalah koperasi merupakan organisasi swasta, yang dibentuk secara sukarela oleh orang-orang yang mempunyai persamaan kepentingan, dengan maksud mengurusi kepentingan para anggotanya serta menciptakan keuntungan timbale balik bagi anggota koperasi maupun perusahaan koperasi.
2. Konsep Koperasi SosialisAdalah koperasi direncanakan dan dikendalikan oleh pemerintah dan dibentuk dengan tujuan merasionalkan produksi, untuk menunjang perencanaan nasional. Menurut konsep ini, koperasi tidak berdiri sendiri tetapi merupakan subsistem dari system sosialisme untuk mencapai tujuan-tujuan system sosialis-komunis.
3. Konsep Koperasi Negara BerkembangKarena koperasi sudah berkembang dengan cirri tersendiri, yaitu dominasi campur tangan pemerintah dalam pembinaan dan pengembangannya. Bertujuan meningkatkan kondisi social ekonomi anggotanya.
II. LATAR BELAKANG TIMBULNYA ALIRAN KOPERASI1. Keterkaitan Ideologi, System Perekonomian dan Aliran Koperasi- Ideologi System Perekonomian Aliran Koperasi- Liberalisme/Kapitalisme System Ekonomi Bebas Liberal Yardstick- Tidak termasuk Liberalisme dan Sosialisme System Ekonomi Campuran Persemakmuran
(commonwealth)
2. Aliran Koperasi Aliran Yardstick Aliran Sosialis Aliran Persemakmuran (commonwealth)
III. SEJARAH PERKEMBANGAN KOPERASI1. Sejarah Lahirnya Koperasi 1844 di Rochdale Inggris, lahirnya koperasi modern yang berkembang dewasa ini. Tahun 1852
jumlah koperasi di Inggris sudah mencapai 100 unit. 1862 Dibentuk Pusat Koperasi Pembelian “The Cooperative Whole Sale Society (CWS)” 1818 – 1888 koperasi berkembang di Jerman dipelopori oleh Ferdinan Lasalle, Fredrich W.
Raiffesen. 1808 – 1883 koperasi berkembang di Denmark dipelopori oleh Herman Schulze. 1896 di London terbentuklah ICA (International Cooperative Alliance) maka koperasi telah
menjadi suatu gerakan internasional.
2. Sejarah Perkembangan Koperasi di Indonesia 1895 di Leuwiliang didirikan pertama kalai koperasi di Indonesia (Sukoco, “Seratus Tahun
Koperasi di Indonesia”). 1920 diadakan Cooperative Commissie yang diketuai oleh Dr. JH. Boeke sebagai Adviseur voor
Volks-credietwezen. 12 Juli 1947, diselenggarakan kongres gerakan koperasi se Jawa yang pertama di Tasikmalaya. 1960 Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 140 Tentang Penyaluran Bahan
Pokok dan menugaskan koperasi sebagai pelaksananya. 1961, diselenggarakaan musyawarah Nasional Koperasi I (Munaskop I) di Surabaya untuk
melaksanakan prinsip demokrasi Terpimpin dan Ekonomi Terpimpin.
IV. TUJUAN KOPERASISesuai UU No. 25/1992 Pasal 3Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
BAB IIPENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI
I. PENGERTIAN KOPERASIPengertian koperasi menurut:Definisi ILOTerdapat 6 elemen yang didukung dalam koperasi, yaitu:
Koperasi adalah perkumpulan orang-orang Penggabungan orang-orang berdasarkan kesukarelaan Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai Koperasi berbentuk organisasi bisnis yang diawasi dan dikendalikan secara demokratis Terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan
Anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara seimbang
Definisi Arifinal Chaniago (1984)Koperasi sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.
Definisi P.J.V. DoorenThere is no single definition (for cooperative) which is generally accepted, but the common principle is that cooperative union is an association of number, either personal or corporate, which have voluntarily come together in pursuit of a common economic objective.
Definisi Hatta (Bapak Koperasi Indonesia)Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong. Semangat tolong menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan ‘seorang buat semua dan semua buat seorang’.
Definisi MunknerKoperasi sebagai organisasi tolong menolong yang menjalankan ‘urusniaga’ secara kumpulan, yang berazaskan konsep tolong menolong. Aktivitas dalam urusniaga semata-mata bertujuan ekonomi, bukan social seperti yang dikandung gotong royong.
Definisi UU No. 25/1992Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan.
II. TUJUAN KOPERASITujuan Utama:Koperasi adalah memajukan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta membagi tata perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945
III. PRINSIP-PRINSIP KOPERASI Prinsip-prinsip Munkner Prinsip Rochdale Prinsip Raiffeisen Prinsip Herman Schulze Prinsip ICA Prinsip / Sendi Koperasi Menurut UU No. 12 / 1967 Prinsip Koperasi UU No. 25 / 1992
BAB IIIMANAJEMEN DAN ORGANISASI
BENTUK ORGANISASI Menurut Hanel:
Suatu system social ekonomi atau social teknik yang terbuka dan berorientasi pada tujuan. Menurut Ropke
Identifikasi Ciri KhususKumpulan sejumlah individu dengan tujuan yang sama (kelompok koperasi), Kelompok usaha untuk perbaikan kondisi social ekonomi (swadaya kelompok koperasi), Pemanfaatan koperasi secara bersama oleh anggota (perusahaan koperasi), Koperasi bertugas untuk menunjang kebutuhan para anggotanya (penyediaan barang dan jasa).
DiIndonesia :Bentuk: Rapat Anggota, Pengurus, Pengelola dan Pengawas
- RapatAnggota: Wadah anggota untuk mengambil keputusan.- Pengurus: Mewakili koperasi didalam & luar pengadilan serta meningkatkan peran koperasi- Pengawas: Perangkat organisasi yang dipilih dari anggota dan diberi mandat untuk melakukan
pengawasan terhadap jalannya organisasi & usahak operasi.- Pengelola: Karyawan / Pegawai yang diberikan kuasa & wewenang oleh pengurus untuk
mengembangkan usaha dengan efisien & profesional
BAB IVTUJUAN DAN FUNGSI KOPERASI
I. Badan Usaha Koperasi adalah badan usaha atau perusahaan yang tetap tunduk pada kaidah & aturan prinsip
ekonomi yang berlaku (UU No. 25, 1992) Mampu untuk menghasilkan keuntungan dan megembalikan organisasi & usahanya Ciri utama koperasi adalah pada sifat keanggotaan; seperti pemilik sekaligus pengguna jasa Pengelolaan koperasi sebagai badan usaha dan unit ekonomi rakyat memerlukan system
manajemen usaha (keuangan, teknik, organisasi & informasi) dan system keanggotaan (membership system)
II. Tujuan & Nilai- Perusahaan Bisnis
Theory of the firm; perusahaan perlu menetapkan tujuan:o Mendefinisikan organisasio Mengkoordinasi keputusano Menyediakan normao Sasaran yang lebih nyata Tujuan perusahaan: Maximize profit, maximize the value of the firm, minimize cost.- Koperasi
Berorientasi pada profit oriented & benefit oriented Landasan operasional didasarkan pada pelayanan (service at a cost) Memajukan kesejahteraan anggota merupakan prioritas utama (UU No. 25, 1992) Kesulitan utama pada pengukuran nilai benefit dan nilai perusahaan.
III. Kontribusi Teori Bisnis pada Success Koperasi Maximization of sales (William Banmoldb) Maximization of management utility (Oliver Williamson) Satisfying Behaviour (Herbert Simon)
IV. Kontribusi Teori Laba pada Success Koperasi Konsep laba dalam koperasi adalah SHU Innovation theory of profit Managerial Efficiency Theory of profit
V. Kegiatan Usaha UsahaKey success factors kegiatan usaha koperasi:
- Status dan motif anggota koperasi- Bidang usaha (bisnis)- Permodalan Koperasi- Manajemen Koperasi- Organisasi Koperasi- System Pembagian Keuntungan (Sisa Hasil Usaha)
VI. Status & Motif Anggota Anggota sebagai pemilik (owners) dan sekaligus pengguna (users/customers) Owners : menanamkanmodal investasi Customers : memanfaatkan pelayanan usahak operasi dengan maksimal Kriteriaminimal anggota koperasio Tidak berada dibawah garis kemiskinan & memiliki potensi ekonomio Memiliki pola income regular yang pasti
VII. BisnisKoperasi Usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota untuk meningkatkan kesejahteraan
anggota. Dapat memberikan pelayanan untuk masyarakat (bila terdapat kelebihan kapasitas; dalam rangka
optimalisasi economies of scale). Usaha dan peran utama dalam bidang sendi kehidupan ekonomi rakyat.
BAB VSISA HASIL USAHA
I. PENGERTIAN SHUMenurut pasal 45 ayat(1) UU No. 25/1992, adalah sebagai berikut:Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
II. INFORMASI DASARBeberapa informasi dasar dalam penghitungan SHU anggota diketahui sebagai berikut:1.SHU Total Koperasi pada satu tahun buku.2.Bagian (persentase) SHU anggota.3.Total simpanan seluruh anggota.4.Total seluruh transaksi usaha (volume usaha atau omzet) yang bersumber dari anggota.5.Jumlah simpanan per anggota.6.Omzet atau volume usaha per anggota.7.Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota.8.Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota.
III. RUMUS PEMBAGIAN SHUMenurutUU No. 25/1992 pasal5 ayat1 mengatakan bahwa “Pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadilan”.
SHU per anggotaSHUA = JUA + JMADimana:SHUA = Sisa Hasil Usaha AnggotaJUA = Jasa Usaha AnggotaJMA = Jasa Modal Anggota
SHU per anggota dengan model matematikaSHU Pa = Va x JUA + Sa x JMA ----- ----- VUK TMS
Dimana:SHU Pa : Sisa Hasil Usaha per AnggotaJUA : Jasa Usaha AnggotaJMA : Jasa Modal AnggotaVA : Volume usaha Anggota (total transaksi anggota)UK : Volume usaha total koperasi (total transaksi Koperasi)Sa : Jumlah simpan ananggotaTMS : Modal sendiri total (simpanan anggota total)
IV. PRINSIP-PRINSIP PEMBAGIAN SHU KOPERASI1.SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota.2.SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan anggota sendiri.3.Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan.4.SHU anggota dibayar secara tunai.
BAB VIPOLA MANAJEMEN KOPERASI
I. PengertianManajemendan PerangkatOrganisasiDefinisi Paul Hubert Casselman dalam bukunya berjudul “The Cooperative Movement and some of its Problems” yang mengatakan bahwa: “Cooperation is an economic system with social content”.Artinya koperasi harus bekerja menurut prinsip-prinsip ekonomi dengan melandaskan pada azas-azas koperasi yang mengandung unsur-unsur social di dalamnya.
Menurut Prof. Ewell Paul Roy, Ph.D mengatakan bahwa manajemen koperasi melibatkan 4 unsur (perangkat) yaitu:a). Anggotab). Pengurusc). Manajerd). Karyawan merupakan penghubung antara manajemen dan anggota pelanggan
Menurut UU No. 25/1992 yang termasuk Perangkat Organisasi Koperasi adalah:a). Rapat anggotab). Pengurusc). Pengawas
BAB VIIJENIS –JENIS DAN BENTUK KOPERASI
I. JENIS KOPERASIa. JenisKoperasi MenurutPP 60 Tahun1959
• KoperasiDesa• KoperasiPertanian• KoperasiPeternakan• KoperasiPerikanan• KoperasiKerajinan/Industri• KoperasiSimpanPinjam• KoperasiKonsumsi
b. Jenis Koperasi Menurut Teori Klasik• Koperasi pemakaian• Koperasi penghasil atau Koperasi produksi• Koperasi Simpan Pinjam
II. BENTUK KOPERASI (SESUAI PP No. 60 Tahun1959)Terdapat 4 bentuk Koperasi, yaitu:a. Koperasi Primerb. Koperasi Pusatc. Koperasi Gabungan
d. Koperasi IndukDalam hal ini, bentuk Koperasi masih dikaitkan dengan pembagian wilayah administrasi.
III. BENTUK KOPERASI (ADMINISTRASI PEMERINTAHAN; PP 60 Tahun1959)•Di tiap desa ditumbuhkan Koperasi Desa•Di tiap Daerah Tingkat II ditumbuhkan Pusat Koperasi•Di tiap Daerah Tingkat I ditumbuhkan Gabungan Koperasi•Di Ibu Kota ditumbuhkan Induk Koperasi
IV. KOPERASI PRIMER & KOPERASI SEKUNDER• Koperasi Primer merupakan Koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari orang–orang.• KoperasiSekunder merupakan Koperasi yang anggota-anggotanya adalah organisasi koperasi.
BAB VIIIPERMODALAN KOPERASI
I. KONSEP MODAL• Modal merupakan sejumlah dana yang akan digunakan untuk melaksanakan usaha-usaha Koperasi.– Modal jangka panjang– Modal jangka pendek•Koperasi harus mempunyai rencana pembelanjaan yang konsisten.
II. SUMBER-SUMBER MODAL KOPERASIA. SUMBER-SUMBER MODAL KOPERASI (UU NO. 12/1967)
•Simpanan Pokok•Simpanan Wajib•Simpanan Sukarela•Modal SendiriB. SUMBER-SUMBER MODAL KOPERASI (UU No. 25/1992)•Modal sendiri (equity capital)•Modal pinjaman (debt capital)
II. SUMBER-SUMBER MODAL KOPERASI (UU No. 25/1992) Modal sendiri (equity capital) , bersumber dari simpanan pokok anggota, simpanan wajib, dana
cadangan, dan donasi/hibah. Modal pinjaman ( debt capital), bersumber dari anggota, koperasi lainnya, bank atau lembaga
keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, serta sumber lain yang sah.
BAB IXEVALUASI KEBERHASILAN KOPERASI DILIHAT DARI SISI
ANGGOTA
I. Efek-Efek Ekonomis Koperasi
Salah satu hubungan penting yang harus dilakukan koperasi adalah dengan para anggotanya, yang kedudukannya sebagi pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.Motivasi ekonomi anggota sebagi pemilikakan mempersoalkan dana (simpanan-simpanan) yang telah diserahkannya, apakah menguntungkan atau tidak. Sedangkan anggota sebagai penggunaakan mempersoalkan kontinuitas pengadaan kebutuhan barang-jasa, menguntungkan tidaknya pelayanan koperasi dibandingkan penjual/pembeli diluar koperasi.
II. Efek Harga dan Efek BiayaPartisipasi anggota menentukan keberhasilan koperasi. Sedangkan tingkat partisipasi anggota dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya: Besarnya nilai manfaat pelayanan koperasi secara utilitarian maupun normatif.Motivasi utilitarian sejalan dengan kemanfaatan ekonomis. Kemanfaatan ekonomis yang dimaksud adalah insentif berupa pelayanan barang-jasa oleh perusahaan koperasi yang efisien, atau adanya pengurangan biaya dan atau diperolehnya harga menguntungkan serta penerimaan bagian dari keuntungan (SHU) baik secara tunai maupun dalam bentuk barang.
III. Analisis Hubungan Efek Ekonomis dan Keberhasilan koperasiKeberhasilan koperasi ditentukan oleh salah satu faktornya adalah partisipasi anggota dan partispasi anggota sangat berhubungan erat dengan efek ekonomis koperasi yaitu manfaat yang di dapat oleh anggota tsb.
IV. Penyajian dan Analisis Neraca PelayananAda dua factor utama yang mengharuskan koperasi meningkatkan pelayanan kepada anggotanya.1.Adanya tekanan persaingan dari organisasi lain (terutama organisasi non koperasi).2.Perubahan kebutuhan manusia sebagai akibat perubahan waktu dan peradaban. Perubahan kebutuhan ini akan menentukan pola kebutuhan anggota dalam mengkonsumsi produk-produk yang ditawarkan oleh koperasi.
BAB XEVALUASI KEBERHASILAN KOPERASI DI LIHAT DARI SISI
PERUSAHAAN
I. Efisiensi Perusahaan KoperasiManfaat ekonomi pelayanan koperasi yang diterima anggota dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:TME = MEL + METLMEN = (MEL + METL) – BABagi suatu badan usaha koperasi yang melaksanakan kegiatan serba usaha (multipurpose), maka besarnya manfaat ekonomi langsung dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:MEL = EfP + EfPK + Evs + EvP + EvPUMETL = SHUaDimana:
1. MEL (Manfaat ekonomi langsung) adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh anggotalangsung diperoleh pada saat terjadinya transaksi antara anggota dengan koperasinya.
2. METL (Manfaat ekonomi tidak langsung) adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota bukan pada saat terjadinya transaksi, tetapi diperoleh kemudian setelah berakhirnya suatu periode tertentu atau periode pelaporan keuangan/pertanggungjawaban pengurus & pengawas, yakni penerimaan SHU anggota.
1.Tingkat efisiensi biaya pelayanan BU ke anggota(TEBP) = Realisasi Biaya pelayanan
Anggaran biaya pelayanan= Jika TEBP < 1 berarti efisien biaya pelayanan BU ke anggota2.Tingkat efisiensi biaya usaha ke bukan anggota
(TEBU) = Realisasi biaya usaha Anggaran biaya usaha
Jika TEBU < 1 berarti efisien biaya usaha
II. EfektivitasKoperasiEfektivitas adalah pencapaian target output yang diukur dengan cara membandingkan output anggaran atau seharusnya (Oa), dengan output realisasi atau sungguhnya (Os), jikaOs >Oa disebut efektif.Rumus perhitungan Efektivitas koperasi (EvK):EvK = Realisasi SHUk + Realisasi MEL
Anggaran SHUk+ Anggaran MEL= JikaEvK > 1, berarti efektif
III. Produktivitas KoperasiProduktivitas adalah pencapaian target output (O) atas input yang digunakan (I), jika (O>1) disebut produktif.Rumus perhitungan Produktivitas Perusahaan Koperasi
PPK = SHUk x 100 %(1)Modal koperasi
PPK = Lababersihdrusahadgnnon anggota x 100% (2)Modal koperasi
BAB XIPERANAN KOPERASI
Peranan Koperasi dalam berbagai bentuk pasar.Berdasarkansifatdanbentuknya, pasar diklasifikasikan menjadi 2 macam:1. Pasar dengan persaingan sempurna (perfect competitive market).2. Pasar dengan persaingan tak sempurna (imperfect competitive market) , yaitu: Monopoli, Persaingan Monopolistik (monopolistic competition), dan Oligopoli.
Peranan Koperasi dalam Persaingan Sempurna (perfect competitive market)Ciri-ciri pasar persaingan sempurna:
- Adanya penjual dan pembeli yang sangat banyak- Produk yang dijual perusahaana dalah sejenis (homogen)- Perusahaan bebas untuk masuk dan keluar- Para pembeli dan penjual memiliki informasi yang sempurna
Koperasi dalam Pasar MonopolistikCiri-cirinya:
Banyak pejual atau pengusaha dari suatu produk yang beragam Produkyang dihasilkan tidak homogeny Ada produk substitusinya Keluar atau masuk ke industry relative mudah Harga produk tidak sama disemua pasar, tetapi berbeda-beda sesuai dengan keinginan
penjualnya Gambar
Koperasi dalam Pasar Oligopolio Oligopoli adalah struktur pasar dimana hanya ada beberapa perusahaan (penjual) yang menguasai
pasaro Dua strategi dasar untuk Koperasi dalam pasar oligopoly yaitu strategi harga dan nonharga
BAB XIIPEMBANGUNAN KOPERASI
I. Pembangunan Koperasi di Negara Berkembang (di Indonesia ) Kendala yang dihadapi masyarakat:1. Perbedaan pendapat masayarakat mengenai Koperasi2. Cara mengatasi perbedaan pendapat tersebut dengan menciptakan 3 kondisi yaitu:a. Koqnisib. Apeksic. Psikomotor3. Masa Implementasi UU No.12 Tahun 1967Tahapan membangun Koperasi:a. Ofisialisasib. De-ofisialisasic. Otonomisasi4. Misi UU No.25 Tahun 1992 Merupakan gerakan ekonomi rakyat dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, Makmur berlandaskan Pancasila dan UUD1945.
II. Tahapan Pembangunan Koperasi di Negara Berkembang menurut A. Hanel, 1989TahapI : Pemerintah mendukung perintisan pembentukan organisasi koperasi.TahapII : Melepaskan ketergantungan kepada sponsor dan pengawasan teknis, manajemen dan keuangan secara langsung dari pemerintah dan atau organisasi yang dikendalikan oleh pemerintah.TahapIII : Perkembangan koperasi sebagai organisasi koperasi yang mandiri.