Download - KORAN KRIDA edisi5
-
8/3/2019 KORAN KRIDA edisi5
1/7
NOMOR 5, TAHUN I EDISI MARET 2011
MEDIA INFORMASI -KOMUNIKASI AKTIVITAS PEREMPUAN LIMA DESA DI BANTUL
DARI REDAKSI
Perbedaan gender antar lakilaki dan permpuan sampaisekarang masih menjadi perde-batan di tengah masyarakat.Persoalan ini dibahas paraperempuan di gugus belajar
Gilangharjo dan Mulyodadi.Selain berita tersebut, Kridakali ini menyuguhkan profil IinNarniyati, perempuan yangpandai dalam membaca pelu-ang untuk berwirausaha.
Kabar baik kami sampaikanpada para pembaca Krida yangsetia. Mulai edisi ini, Kridamenambah rubrik baru, SuaraPerempuan. Isinya tentangcurahan hati para perempun.Bisa tentang dirinya, bisa ten-tang lingkungan atau kehidupan
sosial di sekitarnya.Rubrik Suara Perempuan
diharapkan menjadi ruang un-tuk berdiskusi dan berbagi,sebab pembaca pun di-persilakan mengomentari ataumendiskusikannya, di rubrik
yang sama.Itu sebagian kabar yang
dapat kami sajikan di edisi kelima ini. Semoga apa yang kamisampaikan dapat bermanfaat.
Salam.
LAPORAN
KHULIL KHASANAHPloso, Wonolelo, Pleret
Pr o f e s i t i d a k d i t e n t u k a nberdasarkan jen is ke laminseseorang, tetapi tergantungseseorang tersebut memilih danmenjalani profesi. Ini yangditerapkan Iin Narniyati (33), wargaDusun Kedungrejo, Desa Wonolelo,Pleret.
Perempuan kelahiran 6November 1977 yang dipanggil Iinoleh penduduk desa Wonolelo inimemilih montir sebagai profesi.
Awalnya, saya hanyamembantu melayani penjualanbensin, oli, solar dan mengamatisuami saat bekerja, tutur anakkeenam dari 10 bersaudara ini.
Bersama suami, Abdul Gofur(43), mulai 2002 dia membukausaha bengkel dan BBM di sebuahkios desa di dusun Guyangan,Wonolelo. Pekerjaan montirdilakukan suaminya.
Melihat seringkali terjadiantrian panjang di bengkelnya Iintergerak untuk mencoba membantusuami mengatasi persoalan
tersebut.Saya mulai dari membantu
menambal ban, nge-tap oli,berlanjut ke pasang kampas danlainnya. Ini saya lakukan darimelihat suami, kemudian mencoba,terus bertanya pada suami danakhirnya terbiasa. Maklum sayabukan dari STM, tapi saya di SMU.SMU Negeri Pleret. Sehingga untukbisa mbengkel saya harus belajardari suami, ujar ibu dari seoranganak, Ira Sofiyatul Murifah (9), inikepada Krida, Jumat siang, 18Februari.
Dengan bantuan Iin yanglambat laun bisa mbengkel,pelanggan bisa lebih terlayani.Pelanggan pun banyak, terlebihkarena letak bengkelnya strategis,
ongkos tak terlalu mahal,
pelayanan baik. MenurutSekretaris Koperasi Wanita LKPRukun Makmur Santosa ini,penghasilan bersih bengkelnyabisa mencapai Rp 500 ribu- Rp700 ribu per hari.
Kerja mbengkel sempatdihentikannya, yaitu saat diahamil tua sampai anaknyaberumur kurang lebih satu
setengah tahun. Namun
setelah anak saya bisa disambisaya kembali membantukerjaansuami saya, ujar Iin.
Gempa, Roboh, Pindah
Iin Montir Narniyati
Karena Antrian Panjang...
TERBIT BULANANGRATIS DICETAK 15OO EKS
ALBUM WARGA
LAHIRMuhammad Irfan Harun, MingguPon 6 Maret 2011 di RS RajawaliCitra, Jl Pleret, Jambidan. Berat33 kg, panjang 50 cm. Anak ke-2Untoro Hartatik (Perusahaan
Harun Mebel), Ploso RT 04,Wonolelo, Pleret.
.LIHAT JUGA DI HAL 3
yang paling penting tidakmalu dalam melakukan
pekerjaan apapun,asalkan halal
Iin Narniyati, pemilik bengkel,Wonolelo, PleretKRIDA
BERSAMBUNG KE HAL 2
FOTO KHULIL KHASANAH
Iin Narniyati, di bengkelnya, Kedungrejo, Wonolelo, Pleret , Jumat (18/2),
-
8/3/2019 KORAN KRIDA edisi5
2/7
usaha. Menurut isteri Abdul Ghofur itu, Untukmengatasi masalah itu (menurunnyapenghasilan red) saya juga melayanipenggilingan beras dan jagung. Alhamdulillah,sampai hari ini punya beberapa langganantetap.Di sisi lain, banyaknya usaha penggilingan padikeliling di dusunnya tak dianggap sebagaipesaing. Justru membantu memperlancarbisnis solarnya. Iin mengaku mempunyaibeberapa pelanggan solar. Per orang, dalam
sehari membeli 15-20 liter, ujarnya.
Yang paling menggembirakan, katanyamenyambung soal pembeli solaritu,walaupun bengkel saya tutup saat sayatinggal ke sawah ataupun mencari jeramiuntuk empat sapi saya, para pelanggan solaritu mau mengambil sendiri.
Hal itu, lanjutnya, bisa terjalin karenasudah ada modal saling percaya satu denganlainnya. Sebagai ungkapan terima kasih,saya pun memberikan bingkisan lebaranuntuk mereka. Walaupun tidak mahal, tapi ini
tidak dilihat dari harga tapi nilai persaudaraanyang telah kita jalin, katanya.Tentang bermacam pekerjaan yang
dilakukannya, Iin berprinsip, apapunbisa kita lakukan asal ada niat dankemauan. Dan yang paling pentingtidak malu dalam melakukan pekerjaanapapun itu, asalkan halal. (*)
Usaha bengkel di Guyangan takbertahan lama. Gempa besar yangmengguncang Bantul pada 27 Mei 2006merobohkan kios desa Wonolelo. Termasukkios bengkel Iin.
Tak putus asa, Iin memindahkantempat usahanya ke rumah di DusunKedungrejo yang merupakan dusun palingutara di Desa Wonolelo.
Awalnya, masih banyak pelangganyang mau datang ke bengkelnya. Namun,
lambat laun pelanggan berkurang.Karena rumah saya di ujung desa,lama-lama banyak pelanggan yangmengeluh kejauhan jika harus ke sini(Kedungrejo-red). Berangsur-angsurbanyak langganan yang pindah kebengkel-bengkel yang menempati jalanstrategis, sehingga penghasilan sayapun turun drastis, tutur Iin.
Iin yang semula membantumbengkel, di tempat baru justru menjaditenaga pokok. Ia menjadi montir utama.Terutama setelah banyak bengkel diWonolelo dan suami menekuni profesilain, yaitu sinso kayu (usaha
penggergajian kayu), katanya.Meski penghasilan dari bengkel
menurun, Iin tak melepaskan pekerjaansebagai mont i r dan menutupbengkelnya. Ia malah menambah jenis
Hasil Tak Seberapa, Tetap Bersyukur
2 KRIDA NOMOR 5 , TAHUN I EDIS I MARET 2011
LAPORAN EMY CAYARANIKadisoro, Gilangharjo, Pandak
Bahagia dan senang. Itulah yangdiucapkan Sarini (42), salah satupedagang jajanan di depan SDMuhammadiyah Kadisoro I, Gilangharjo,Pandak.
Meskipun diakuinya hasil berjualan jajanan tidak begitu banyak, ia merasagembira. Karena saya bisa memperolehpenghasilan untuk membantu ekonomikeluarga, ujarnya saat ditemui Krida ditempatnya berjualan, Sabtu (19/3).
Ibu dari dua anak, RinoSulistyo (18) dan YeniSulistyaningsih (7), ini
mengatakan, awalnya iaburuh buruh thutuk emping.Karena pekerjaan ini tidakbisa disambi ia berjualan esgabus dan es pisang.
D i a m e n g a m b i ldagangan dari juragan, lalum e n j u a l n y a d e n g a nkeuntungan yang diatentukan sendiri. Misalnya,dari juragan dia ambildengan harga Rp 400 diamenjualnya Rp 500. Ia bisa
memetik untung Rp 100 per biji.
Namun, katanya, dari berjualan es diahanya mendapat penghasilan sekitar Rp6.000 per hari.
Ia berpikir untuk mencari usaha lain.Yang penghasilannya lebih besar, tentu.
Dari pengalaman berjualan es, istriSihono (41) ini kemudian sejak 2009memilih jualan siomay goreng dan tireng(pati goreng) yang bahan utamanya daritepung kanji.
Dia menjajakan dagangannya pukul09.00 hingga 10.00. Suaminya, jugamenjual jajanan serupa. Hanya saja,Sihono, suami Sarini, menjajakannya
berkeliling di Siyangan dan Pandak. Jikapagi menjual siomay, sore menjual tireng.
Penghasilan pasangan suami-istriwarga Banyudono, Gilangharjo, Pandak inidari berjualan siomay goreng dan tirengsekitar Rp 70 ribu per hari. Dikurangi modaluntuk membeli bahan dagangan (kanji,
saos dan minyak) sekitar Rp 30.000,pendapatan bersih keduanya Rp 40 ribuper hari.
Ya tidak seberapa. Tapi tetap sayasyukuri. Dari usaha ini saya juga bisanyekolahake anak, ujar Sarini, serayamenyebutkan bahwa anak pertamanya iasekolahkan di salah satu SMK swasta diBantul.
Bagi Sarini, bisa menyekolahkananaknya amat disyukuri. Sebab, baginyapendidikan anak dan kesehatan harusdinomorsatukan.
Hanya saja, dengan penghasilan
harian yang tak seberapa itu, terkadangSarini sedih apabila banyak tetangga yangpunya hajatan.
Sudah menjadi kebiasaan dan tradisi,jika ada yang hajatan mau tak mau ia harusnyumbang. Tapi, katanya, apa mau dikatakarena itu merupakan bentuk kepeduliansosial terhadap sesama juga. (*)
Karena An trian Panjang SAMBUNGAN HAL 1
FOTO KHULIL KHASANAH
FOTO EMY CAYARANISarini, menjual tireng di depan SD Muhammadiyah Kadisoro, Gilangharjo
-
8/3/2019 KORAN KRIDA edisi5
3/7
ujar ibu dua anak, Tita Pintasari PutriRamadhani dan Taufik Sunu Nurcahyono,ini saat ditemui Krida di rumahnya, akhirDesember 2010.
Modal usaha ini, kata Dwi, merupakanbantuan dari Kelurahan Gilangharjo. Modalsebesar Rp 3 juta tersebut untukkelompoknya. Bantuan modal sebesar itumasing-masing Rp 1 juta untuk pengolahansampah organik dibuat menjadi pupukorganik dan Rp 2 juta untuk pengolahansampah anorganik yang dibuat menjadikerajinan.
Dalam membuat kerajinan berbahanbaku limbah plastik kemasan, istri Murdiantoitu dibantu seorang tenaga kerja. Bahanbaku disetor oleh tetangga, ibu-ibu yangsebelumnya membuat kerajinan seperti Dwi.Bahan baku bisa berupa lembaran maupunyang sudah berbentuk cacahan, yangdihargai Rp 10.000 per kilogram.
Sampah atau limbah plastik ini sebelumdigunakan terlebih dahulu dicuci sampaibersih kemudian dijemur. Selanjutnya, untuk
jenis lembaran yang tipis dipintal dan
dianyam untuk dibuat dompet. Jenislembaran yang tebal, seperti plastikkemasan cairan pewangi pakaian, dipotong-potong lantas disatukan dengan dijahitmenjadi lembaran panel untuk dibuat tas.
Adapun plastik cacahan digunakan untukpengisi lembaran dompet atau tempat tisu.
Untuk pengerjaan kerajinan limbahplastik ini Dwi memanfaatkan sebuah mesin
jahit miliknya ditambah satu mesin jahit milikkelompok dan sebuah mesin pinjaman.
Produk olahan limbah plastik ini selaindijual di sanggarnya, terutama untuk
melayani tamu dari luar negeri, jugadititipkan di sebuah toko di daerahGambiran, Yogyakarta.
Menurut Dwi, omset usahanya tidaktentu. Tergantung pada order dari tamu
luar negeri yang akan berkunjung,katanya, seraya menambahkan bahwaminimal dia meraih omset Rp 300 ribuper bulan.
Adapun harga produk kerajinan darisanggar Kreasi Limbah PlastikBersenandung ini bervariasi. Tergantungbentuk dan ukuran. Untuk dompet,misalnya, dihargai Rp 25 ribu- Rp 30ribu per buah.
Meskipun omset tidak begitu besar,istri seorang laden tukang (pembantutukang bangunan) ini mengaku banggadengan pekerjaannya. Saya banggakarena perempuan pun bisa berkarya,
ujarnya.Selain itu, tentu saja, dia ikut
menyelamatkan bumi dari polusi. (*)
LAPORAN EMY CAYARANIKadisoro, Gilangharjo, Pandak
Di Dusun Bebekan RT 02, Kadekrowo,Gilangharjo, Pandak, Bantul, sampah bukansesuatu yang menjijikkan. Di sini, jikadimanfaatkan sedemikian rupa sehinggamemiliki nilai ekonomi, sampah merupakansumber keuangan bagi sebagian kaum ibu.
Dwi Khasanah (33) adalah salahseorang warga Kadekrowo yang mengolahsampah sehingga menjadi sumberpemasukan. Sejak satu setengah tahunlalu, tepatnya Juli 2009, dia memulaiusaha membuat kerajinan dari hasilolahan limbah plastik kemasan di KreasiLimbah Plastik Bersenandung di
rumahnya. Awal perkenalannya dengan usaha
mengolah limbah plastik adalah ketikadia mengikuti pelatihan pengolahanlimbah plastik di Sanggar Giri GinoGuno di Bebekan, Kadekrowo, selamasatu minggu. Di pelatihan itu, dia dansejumlah perempuan tetangganya dilatihmembuat kompos dari limbah organikdari dapur dan memanfaatkan limbahanorganik, khususnya plastik bekaskemasan.
Pelatihan ini menginspirasi Dwi danibu-ibu tetangganya untuk membuatkerajinan berbahan dasar limbah plastikbekas kemasan.
Ibu-ibu yang pernah mengikuti pelatihanitu lalu membentuk kelompok pengelolakerajinan limbah plastik. Terbentuklahbeberapa kelompok.
Namun, yang bertahan tinggal DwiKhasanah. Yang lain mandeg karenamerasa kurang telaten untuk membuatkerajinan. Mereka memilih untuk menyetorlimbah plastiknya saja, dalam bentukcacahan, ke Dwi.
Saya bertahan karena saya senangmembuat kerajinan dari limbah plastik ini,
Di Kadekrowo, Limbah Plastik Jadi Kerajinan Cantik
3KRIDANOMOR 5 , TAHUN I EDIS I MARET 2011
ULANG TAHUN
Zuniyati, pedagang sayur keliling,Guyangan, Wonolelo, Pleret. Ulang tahunke-30, Sabtu Pon 26 Maret 2011. Semoga
dagangan tambah laris...
ULANG TAHUN
Muhammad Emillul Fata, ulang tahun
ke 8, Jumat Pahing 25 Maret 2011. Putra
pertama Taslip Sulaiman-Khulil
Khasanah, Ploso RT 04, Wonolelo, Pleret.NIKAH
Dewi Indra Widiyawati SKepNers (putri
Daroni-Sri Wahyuni), Somenggalan
RT 06, Dukuh Joho, Jambidan,Banguntapan dengan Kristanto
(Marsono-Sri Supatmi), Dk Patoman RT02, Desa Krikilan, Bayat, Klaten. Akadnikah, Minggu Kliwon 13 Maret 2011 di
Somenggalan RT 06, Jambidan,Banguntapan.
NIKAH
Wahyuni (putri Suhardi-Hartini),
Purworejo, Wonolelo, Pleret dengan
Widiyanto (putra Hadi Sumarto), Desa
Ngampon, Pleret. Akad nikah Minggu 20
Maret di Purworejo, Wonolelo, Pleret
NIKAH
Surantini, Kepuh, Mulyodadi,
Bambanglipuro dengan Waryanto,
Warungpring RT 02, Mulyodadi,
Bambanglipuro. Akad nikah Minggu
Kliwon 13 Maret 2011 di Kepuh,
Mulyodadi, Bambanglipuro.
SIAPA DI BULAN APRIL?
KIRIM VIA SMS ke 0813-2878-2156 atau
email ke [email protected] TIS!
Lanjutan ALBUM WARGA
FOTO EMY CAYARANI
Karya DWI Khasanah hasil daur ulang plastik bekas kemasan
-
8/3/2019 KORAN KRIDA edisi5
4/7
nama istri. Tetapi, jika suatu saat dijual mintapersetujuan suami. Sedangkan tabungan atasnama pribadi.
Karena bisa dikatakan 70 persen laki-lakimenjadi tulangpunggung keluarga dan 30 persenmerupakan wanita mandiri, peserta menganggapwajar jika kekayaan keluarga atas nama suami.
Lalu, bagaimana dengan pengambilkeputusan dalam keluarga? Pesertamenyimpulkan biasanya perempuan tidak beranimengambil keputusan sendiri. Perempuan atauistri tergantung pada pendapat suami. Sehingga
segala sesuatunya harus dimintakan persetujuansuami. Tapi, dalam hal untuk sosial, misalnyanyumbang atau untuk takziyah, biasanya istrimengambil keputusan sendiri tanpa mintapersetujuan suami.
Salah kaprahUsai diskusi dan presentasi, Radiyem
menjelaskan mengenai perbedaan genderdengan kodrat. Sebab, selama ini terjadi salahkaprah.
.RGUDW NDWD 5DGLHP GDODK HDWsifat yang tidak bisa ditukar atau diubah. Misal,seorang wanita hamil, menstruasi, menyusui,tidak bisa digantikan oleh laki-ODNL
Adapun gender, katanya, merupakananggapan orang, masyarakat, yang bisaGLSHUWNDUND 0LVDO ZDLWD PHPDVDN ELVDdigantikan laki-laki. Jabatan presiden, gubernur,bupati, bisa diganti atau diduduki perempuan.Pekerjaan yang biasa dilakukan perempuan bisadikerjakan laki-laki. Intinya, kalau kodrat adalahsesuatu yang datang dari Yang Maha.DVDMDUJUJJVEHODMDULW
Adanya berbagai pertanyaan serta masukandari peserta gugus belajar menambah hidupdiskusi. Suasana belajar pun jadimenyenangkan, meskipun santai.
25 Or ang di MulyodadiSehari setelah di Gilangharjo, Sabtu (19/3),
kegiatan gugus belajar bulanan diselenggarakanperempuan warga Desa Mulyodadi,Bambanglipuro. Kali ini gugus belajar yangdiketuai Muntiningsih (warga Dusun Ngentak)diselenggarakan di rumah Tugiyem di DusunPlumutan.
Kegiatan kali ini dihadiri 25 orang perempuandari seluruhnya 42 anggota perwakilan 14 dusunse Desa Mulyodadi. Tiap dusun diwakili tigaorang.
Dipandu Suyatmi, kegiatan belajar kali iniserupa di Gilangharjo, yaitu membahaspersoalan gender. Materi tentang ini
disampaikan guru gugus, Radiyem.Seperti di Gilangharjo, dalam diskusi
kelompok mereka juga memetakan tiga topikyaitu peran di keluarga, penguasaan kekayaandan pengambilan keputusan.
Berdasarkan pengalaman sehari-hari, merekamenggambarkan bahwa peran bapak yaitubekerja mencari nafkah, membantu pekerjaan
ibu, beraktivitas di masyarakat dan istirahat.Peran dan pekerjaan istri, yaitu mengerjakanpekerjaan rumah tangga seperti memasak,mencuci, membersihkan rumah, usaha yangbisa menambah penghasilan keluarga,mendampingi anak dalam belajar dan istirahat. Adapun anak, belajar, sekolah, membantuorangtua dan bermain.
Soal pengambilan keputusan di keluarga,peserta sependapat bahwa sebaiknyamerupakan keputusan bersama dan risikonyaditanggung bersama. Sedangkan tentangpenguasaan kekayaan, seharusnya apa yangmenjadi kekayaan keluarga merupakan milikbersama, harta suami juga harta istri dnakeluarga.
Dari diskusi ini Radiyem menyimpulkanbahwa seharusnya tidak ada perbedaan didalam keluarga antara laki-laki danSHUHPSD L VDW NHODUJD KDUV DGDkerjasama yang baik dan yang terpentingDGDODKNRPLNDVLNDWDD
Di akhir kegiatan, peserta bersepakatmengadakan pertemuan April di rumahKuswandari, Dusun Tulasan.(*)
RDO DM DRDD DD EO DM D D*ODKDMR DD D DO RD DEDORDKD D D DD E O DRD (DDDL D DRR *ODKDMRD DL D DO RD
Menyenangkan, tambah pengalaman danbanyak teman. Itulah kesan Ristiyani, salah satupeserta, usai mengikuti kegiatan gugus belajardi Balai Desa Gilangharjo, Pandak, Bantul,Jumat sore 18 Maret.
Pertemuan gugus belajar saat itumerupakan yang keenam. Kegiatan yangdifasilitasi Asppuk ini berlangsung sekalisebulan, dua jam setiap pertemuan.Gagasannya, gugus belajar sebagai saranauntuk menambah ilmu pengetahuan danpengalaman, serta sebagai media silaturahmiantarperempuan warga se kelurahanGilangharjo yang terdiri dari 15 pedukuhan.
Tak hanya upaya meningkatkan ekonomikeluarga yang dibicarakan, dan kemudian diikutipelatihan, yang dibicarakan.
Mengawali pertemuan pada Jumat 18 Maretitu, Ristiyani dan 16 perempuan lain dipanduguru gugus Radiyem mereview materi yangtelah dipelajari. Mereka menyebutkan antara lainmasalah kesehatan reproduksi, perempuanberjaringan/berorganisasi, pemanfaatan sampahberkaitan dengan gerakan lingkungan bersihdan sehat, dan membangun kapasitasperempuan sehingga berani mengambilkeputusan berkaitan dengan ekonomi keluargadan persamaan hak dengan laki-laki.
Selesai merevieuw, peserta yang terdiri dariperwakilan Dusun Kadisoro (4 orang),Karangasem (2), Karanggede (1), Jomboran (2),Daleman (2) dan Kadekrowo (6) berdiskusi
kelompok mengenai pemahaman gender. Topikini dibagi menjadi tiga, yaitu pembagian peranpekerjaan, kekayaan keluarga dan pengambilankeputusan dalam keluarga.Hasil diskusi kelompok berdasarkanpengalaman sehari-hari peserta dipresentasikanlalu dibicarakan bersama difasilitasiguru gugus.
Dari diskusi peserta menyimpulkan bahwadalam pembagian peran pekerjaan di keluargaternyata perempuanlah yang paling banyakmenyerahkan waktunya untuk keluarga,meskipun t idak ada aturan atauperjanjian/kesepakatan. Ini kebiasaan yangsudah turun temurun. Ini bisa dikatakan sebagaipemiskinan terhadap perempuan, sebabperempuan tak hanya diposisikan sebagaikanca wingking yang harus bekerja mulaibangun tidur sampai mau tidur lagi.
Untuk topik kekayaan k eluarga, menyangkuttanah, rumah atau kendaraan, menurut pesertabiasanya diatasnamakan suami. Perhiasan atas
4 KRIDANOMOR 5, TAHUN I EDISI MARET 2011
Perempuan Gilangharjo dan Mulyodadi Membincang Gender
%HNHUMD0ODL%DJ7LGU
LJJD0D7LGU/DJL
KRIDA 5NOMOR 5, TAHUN I EDISI MARET 2011
Gender
Sifat yang dilekatkan kepada laki-laki maupunperempuan oleh masyarakat. Pensifatan ini berbeda-beda dari waktu ke waktu, dari tempat ke tempat yanglain, dari kelas sosial-ekonomi berbeda, dari bangsa kebangsa, dari suku ke suku. Sifat ini bisa dipertukarkan.Perempuan bisa emosional, laki-laki juga bisa.Perempuan bisa keibuan, laki-laki juga tak sedikit yangbersifat keibuan. Perempuan juga tak sedikit yangperkasa, sebaliknya banyak lelaki yang lemah. Berpikirrasional tak hanya laki-laki, perempuan juga. Perempuandicap sebagai makhluk emosional, laki-laki rasional, itu
sifat yang dilekatkan oleh masyarakat. Itu perbedaangender namanya! Perempuan urusannya dapur, sumur,kasur, laki-laki urusannya ekonomi, politik,kemasyarakatan, itu juga gender. Perempuan reresikomah. Urusan perempuan adalah rumah, domestik. Itu juga gender. Cap. Ngurus dapur, reresik, sangat bisadilakukan laki-laki. Jadi? Bukan kodrat!
Kodrat
Sifat yang melekat secara biologis dan tidak bisadipertukarkan antara laki-laki dan perempuan. Secarapermanen tidak berubah. Ketentuan Tuhan. Manusia laki-laki adalah manusia yang memiliki atau bersifat berikut;laki-laki adalah manusia yang mempunyai jakun(kalamenjing), punya penis, memproduksi sperma, kumisdan jenggot. Perempuan, adalah jenis manusia yangmemiliki alat reproduksi seperti rahim dan saluran untukmelahirkan, memproduksi sel telur, memiliki vagina,mempunyai alat menyusui.
Kodrat perempuan sesungguhnya adalah menstruasi,mengandung/hamil, melahirkan dan menyusui (laki-laki hanyabisa membantu memberi susu)! Membesarkan, mengasuh danmendidik anak? Bukan kodrat perempuan, karena laki-laki punsangat bisa melakukan tugas ini.
Apa dampak Perbedaan Gender?
Kenyataan, perbedaan gender telah melahirkan berbagaiketidakadilan gender, baik bagi kaum laki-laki, maupunterutama terhadap kaum perempuan.
Contohnya? Perempuan dianggap tidak penting diikutkan dalampembuatan kebijakan pembangunan dan keputusan politik (daritingkat negara sampai RT, bahkan keluarga), jadi sasarankekerasan, beban kerja lebih panjang dan lebih banyak (bangunsubuh, ngurus anak, siapkan sarapan, bikin kopi, ngantar-jemputsekolah, belanja, siapkan masak makan siang, makan malam,reresik omah, umbah-umbah , cari nafkah juga atau ke sawah,sampai menjelang tidur malam), upah kerja perempuan lebihrendah meskipun beban kerja sama, dan banyak lagi.
Sumber: diolah dari buku Analisis Gender dan TransformasiSosial, Mansour Fakih, 1996.
Perempuan di Dapur, Gender atau Kodrat?
3HUHPSDZDUJDHDLODJKDUMREHUGLNLGDPGLNLNHORPSRNWHWDJJHGHUSDGDNHJLDWLODJKDUMR3DGDNPDWJEHODMDUGLLNWLSGGLHDLODJKDUMRDLWGDUL.DGLRUR.DUDJDRPERUDDOHPDGD.DGHNURZR
22,35:,
-
8/3/2019 KORAN KRIDA edisi5
5/7
Selain tentang simpanan, LKP juga
mengharapkan tiap bulan diadakanpertemuan di masing-masing kelompokKPUK (Kelompok Perempuan UsahaKecil). Jika ada permasalahan, makadalam per temuan bu lanan in ipermasalahan dapat dimusyawarahkandan diatasi.
Ketiga hal tersebut, kata pengurusLKP, tak lain untuk mencapai penilaianyang baik menuju koperasi yang sehat.
Lomba RT SehatPada pertemuan yang berlangsung
hampir tiga jam (19.30-21.30) itu warga
juga berembug soal persiapan menghadapiLomba RT Sehat. Lomba ini untukmenyambut Hari Kartini 2011 di Kadisoro.
Ada empat aspek yang dinilai padalomba RT Sehat.
Pertama, Rumah Sehat. Denganjumlah poin 30, indikator penilaian meliputiair bersih, jamban, Saluran Pembuangan
Air Limbah (SPAL), pembuangan sampah,ventilasi dan pencahayaan, bebas jentik.
Kedua, PHBS (Pola Hidup Bersih danSehat). Jumlah poin 30. Indikatorpenilaiannya yaitu cuci tangan dengansabun, makan bergizi seimbang dan
menggunakan garam beryodium,melakukan aktivitas fisik setiap hari, tidakmerokok, kebiasaan gosok gigi dansarapan.
Ketiga, Program Lingkungan Unggulandengan poin 20. Adapun indikator penilaianyaitu bukti pelaksanaan program,administrasi, peran serta warga, target dnapencapaian.
Keempat, Administrasi (10 poin).Indikator penilaiannya yakni peta wilayah,data fasilitas sanitasi (sumur, jamban,SPAL, kandang), data balita, data ibu
hamil, data ibu menyusui, data peserta
KB, PHBS dan Toga.
Racun Tikus dan PromosiSebelum pertemuan diakhiri semua
dibagi racun tikus. Gratis. Ini adahubungannya dengan mewabahnyaleptospirosis (penyakit yang ditimbulkanoleh kencing tikus).
Di Kadisoro telah digalakkanpemberantasan tikus baik di sawahmaupun rumah secara serentak. Bahkan,kalau warga mau membawa tikus matiatau hidup ke tempat dinas Bupati Bantulakan diberi uang Rp 500/ekor.
Di ujung acara, arisan RT pun digelardiikuti penyampaian laporan keuanganoleh bendahara.
Tentang kehadiran Sutarno dari MitraHusada Yogya, tak lain untuk promosi obatdan sabuk (korset) magnetik. Rupanya banyak
juga warga yang membeli obat/param kocokdan korset yang ditawarkan Sutarno.(*)
LAPORAN UMI NARSIH
Kadisoro, Gilangharjo, Pandak
GILANGHARJO, KRIDA Pertemuan RT(Rukun Tetangga) bisa untuk keperluanmacam-macam. Contohnya padapertemuan bulanan perempuan warga RT06 Kadisoro, Gilangharjo, Pandak, Bantul,Selasa 15 Maret malam.
Acara di rumah Umi Narsih yangjuga redaksi Krida untuk Gilangharjo iniagak lain dari biasanya. Kali ini tidak cumadiisi arisan dan rembug warga. Sebab,selain tingkat kehadiran warga yang lebihtinggi dari biasanya, mencapai 80%,
pertemuan dihadiri dua pengurus koperasiperempuan LKP Lestari Kadisoro, yakniSartini dan Susi Wahyuningsih, sertaSutarno dari Mitra Husada Yogyakarta.
Kehadiran Sartini dan Susi untukmenjelaskan perubahan mengenaiSimpanan Wajib dan Simpanan Pokok dikoperasi perempuan LKP Lestari.Perubahan ini, merupakan kesepakatanlima LKP pada pertemuan Jarpuk(Jaringan Perempuan Usaha Kecil)Bantul.
Mengenai Simpanan Wajib, kata Susidan Sartini, yang standar sebesar Rp
10.000/bulan. Di Kadisoro SimpananWajib masih Rp 3.000/bulan. Untukmenerapkan itu pengurus masihmemikirkannya, jadi belum bisadiberlakukan.
Kemudian, Simpanan Pokokstandarnya Rp 100.000. BerhubungSimpanan Pokok di LKP Lestari masih Rp50.000, maka perlu disetarakan dengan 4LKP lainnya menjadi Rp 100.000.Mengenai ini, pengurus memberikeringanan dengan cara mengangsur 10kali mulai April 2011.
6 KRIDA NOMOR 5 , TAHUN I EDIS I MARET 2011
PERENCANAAN EDISI MARET
Anggota Redaksi Krida merencanakan isi Krida edisi5/Maret pada rapat di rumah Khulil Khasanah,Ploso,Wonolelo, Pleret, Sabtu (19/3) siang. Pada rapatyang dipandu Khulil ini hadir Tin Ratmanta (Joho,Jambidan, Banguntapan), Emy Cayarani dan UmiNarsih (Kadisoro, Gilangharjo, Pandak), Nur Arofah(Wonolelo, Pleret), Istriyanti (Warungpring, Mulyodadi,Bambanglipuro), Ismay Prihastuti dan Dedi H Purwadi(LP3Y). Salah satu keputusan rapat yaitu menambahrubrik baru, Suara Perempuan. Selain itu, seperti biasapada akhir rapat, merembug siapa yang akan menjadituan rumah rapat perencanaan edisi berikut ditutup
makan siang.
FOTO: DEDI H PURWADI
KOREKSIPada Krida edisi Februari 2010 hal 5 terdapat
kekeliruan penulisan dalam boks berjudul6 INFORMASI MANAJEMEN INFORMASI
DESA. Dalam contoh tertulis ...Gilangharjo,Kecamatan Bambanglipuro. Seharusnya
...Gilangharjo, Kecamatan Pandak.Kepada pembaca, kami mohon maaf.
Redaksi
Pertemuan Perempuan Warga RT di Kadisoro
Dari Koperasi, Racun Tikus hingga Promosi
-
8/3/2019 KORAN KRIDA edisi5
6/7
miliki. Namun seandainya ada pekerjaanyang bisa memberikan penghasilan cukupdan waktu longgar alangkah itu akan lebihbaik.
Dengan adanya tulisan ini kamiberharap pembaca bisa memberikan saranagar kita perempuan-perempuan bisa tetapberorganisasi, menambah wawasan dantetap bisa membantu perekonomiankeluarga. (*)Ulil (Wonolelo, Pleret)
Bagaimana AgarPerempuan Bisa
Tetap Berorganisasi?
Hidup di masa ini serba sulit, terutama perekonomian keluarga. Perempuan yangawalnya hanya sebagai penunjang dalam
perekonomian keluarga namun saat ini justru kebanyakan perempuanlah yangmenjadi tulang punggung keluarga. Hal iniyang menjadi alasan mengapa perempuantidak memiliki banyak waktu untukberorganisasi dan menambah wawasanbagi mereka.
Keadaan ini dirasakan oleh kelompokFKKP (Forum Komunikasi Kader Posyandu)Desa Wonolelo. Tahun 2007 s/d 2010,
anggota FKKP sangat giat berorganisasidan dalam mengikuti pelatihan-pelatihanyang dilaksanakan oleh berbagai pihak(Pemerintah, LSM, dan OrganisasiMasyarakat). Namun di tahun ini banyakanggota yang sulit untuk diutus ke pelatihan-
pelatihan maupun untuk datang kepertemuan.
Mereka mengatakan alasan diantaranya mencari jerami untuk sapimereka dan untuk dijual, selain itu ada
yang harus derep (membantu panenorang agar dapat imbalan gabah) ,mendreng (jualan keliling), bikin empingdan kerja di pabrik.
Sedangkan untuk mencari jerami danderep mereka harus pergi ke wilayah diluar Wonolelo sehingga memakan waktusetengah hari bahkan lebih, sedangkanuntuk kerja di pabrik membutuhkan waktusehari penuh, sehingga waktu merekasangat kecil untuk bisa menghadiri
pertemuan-pertemuan ataupun pelatihan-pelatihan.
Memang kita tidak bisa memaksa
p e r e m p u a n - p e r e m p u a n h a r u sberorganisasi, karena sebenarnya
perempuan yang telah memiliki aktivitasmenandakan bahwa perempuan tersebuttelah berdaya dan telah mampumengembangkan sumber daya yang ia
SUARA PEREMPUANRubrik ini terbuka bagi perempuan, tua -muda, lajang-berkeluarga, warga Desa Jambidan, Wonolelo, Srihardono, Mulyodadi dan Gilangharjo, untukmenyampaikan gagasan, uneg-uneg, curhat, tentang persoalan diri maupun lingkungan sosial. Tulisan tidak boleh berisi fitnah, adu domba, memojokkan. Yangdisampaikan harus fakta (keadaan sesungguhnya). Penulis agar menyertakan nama, alamat lengkap dan nomor telepon. Keberatan untuk pemuatan identitas
Anda di rubrik ini harus disampaikan di awal disertai alasannya. Redaksi berhak menyunting atau tidak memuat karena pertimbangan tertentu. Tulisan bisadikirim melalui email ke [email protected], [email protected] atau ke perwakilan Krida di masing-masing desa.
Anggota BKM Wonolelo Ikuti Pelatihan Pengorganisasian
7KRIDANOMOR 5 , TAHUN I EDIS I MARET 2011
Ingin mengomentari, memberi sa-ran, berpendapat, tentang tulisan
ini? Silakan tulis dan kirim via emailke [email protected] [email protected], atauSMS ke 0813-2878-2156. Cantumkannama, alamat Anda.
LAPORAN KHULIL KHASANAHPloso, Wonolelo, Pleret
WONOLELO, KRIDA Sebanyak lima orang
anggota BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat)Desa Wonolelo, Pleret, empat di antaranyaperempuan, yaitu Khulil Khasanah (koordinator),Musirah, Giyanti, Ernawati dan Marwanto, pada19 dan 20 Maret mengikuti pelatihanPengorganisasian dan Jejaring untuk BKM didesa-desa Kecamatan Pleret dan KecamatanPundong. Pelatihan berlangsung di Balai DesaWonokromo, Pleret.
Di Balai Desa Wonokromo anggota BKMWonolelo bergabung dengan anggota BKM dariDesa Wonokromo, Pleret, Bawuran, Segoroyososerta BKM dari tiga desa di Kecamatan Pundong,yaitu Desa Srihardono, Panjangrejo danSeloharjo. Jumlah seluruh peserta 20 orang,
delapan di antaranya perempuan.Tujuan pelatihan, kata Yanan Zaqi Candra,Senior Fasilitator Tim Bantul 3, untukmeningkatkan kapasitas BKM agar mampumemaksimalkan peran dan fungsinya, sekaligusmampu menjalin kerjasama dengan berbagaipihak dan membentuk Forum BKM tingkatKecamatan. Untuk membangun BKM yang kuat,berdaya dan mampu menjalin kerjasama denganbanyak pihak maka perlu dilakukan pembekalan
B K M y a n gd i b e n t u k o l e hm a s y a r a k a tmerupakan wadah
pelaksana programP N P M u n t u km e n a n g g u l a n g ik e m i s k i n a n d im a s i n g - m a s i n gdesa.
Sebagai BKMn i r l a b a d a l a mpenanggulanagankemiskinan, BKMm e r u p a k a norganisasi tanpamenghitungkan labadan bertugas membangun kepedulian berbagaipihak terutama di wilayah desa. BKM merupakanagen perubahan sosial mewakili aspirasi
masyarakat sesuai tujuan pembangunan untukmenjadikan masyarakat lebih maju dan lebihmandiri dalam memecahkan persoalankemiskinan, BKM tidak bisa bekerja sendiri untukitu dibutuhkan kerjasama dan saling belajar antarBKM, ujar Zaqi.Selama pelatihan peserta mendapatkan materiantara lain Mendorong Perubahan Melalui ForumBKM, Pengorganisasian Masyarakat sebagaiBasis Pengembangan Forum BKM danMembangun Kerjasama.
Di akhir pelatihan peserta menyusunRencana Tindak Lanjut berupa pembentukanForum BKM Kecamatan Pleret dan Pundong
dengan menunjuk pengurus. Terpilih sebagaipengurus di antaranya H. Macrus dariWonokromo (koordinator), Khulil Khasanah dariWonolelo (Sekretaris Jenderal) dan Riyadisebagai Bendahara.
Selain itu disepakati akan ada koordinasipada 22 April 2011 agar tercapai kerjasamayang solid yang dimulai dari 8 BKM. (*)
Pelatihan Pengorganisasian BKM di Balai Desa Wonokromo, Pleret, Bantul, 19-20Maret 2011
-
8/3/2019 KORAN KRIDA edisi5
7/7
gembira oleh semua kelompok.Namun, untuk waktunya belum bisa
ditentukan. Menurut Nurma, ia akan berbicara duludengan warga yang akan dikunjungi agar nantinyaanggota jaringan bisa bertemu langsung dengan
warga. Sampai menjelang akhir Maret acara inibelum terlaksana.(*)
DARI PEMBACA
Memudahkan Penyampaian Informasi
Hadirnya Krida memberi informasi kepada warga denganmudah, warga cukup di rumah. Jadi, bukan cuma pen-gurus/orang tertentu yang tahu, tapi semua warga bisa tahu kare-na warga berhak tahu.
Lewat Krida semoga bisa memberi spirit untuk menciptakankemajuan di masing-masing desa, terutama di lima desa.
UmiKadisoro, Gilangharjo, Pandak
Perlu Tambah
Kehadiran Krida bisa membantu, juga untuk sosial-isasi koperasi perempuan dan juga untuk info-infoyang penting di warga.
Jumlahnya kalau bisa ditambah karenamasih banyak yang belum dapatKrida.
Pokoknya, saya mendukung dan se-nang dengan adanya Krida.
SumartiniJoho, Jambidan, Banguntapan
DITERBITKAN OLEH LP3Y (LEMBAGA PENELITIAN PENDIDIKANDAN PENERBITAN YOGYA) SEBAGAI MEDIA INFORMASI DANKOMUNIKASI AKTIVITAS PEREMPUAN LIMA DESA DI BANTUL.
PENERBITAN DIDUKUNG THE FORD FOUNDATION.TERBIT PERDANA NOVEMBER 2010
PENANGGUNGJAWAB:
PROGRAM OFFICER PROGRAM WARGA BERMEDIA LP3Y-FFREDAKSI:KARTINAH RATMANTA, DWI HARYATI, SRI NURYANTI (Jambidan,Banguntapan)UMI NARSIH, EMY CAYARANI (Kadisoro, Gilangharjo,Pandak)KHULIL KHASANAH, ENI AROFAH, NUR AROFAH (Wonolelo,Pleret) V MEI DIANA, ISTRIYANTI (Warungpring, Mulyodadi,Bambanglipuro) SRI RAHAYU, DWI PUJI ASTUTI (Klisat, Srihardono,Pundong)AGOES WIDHARTONO, DEDI H PURWADI
ALAMAT REDAKSI:LP3Y, JL KALIURANG KM 13,7, NGEMPLAK, SLEMAN
YOGYAKARTATELP: 0274-896016
E-MAIL: [email protected] REDAKSI: 0813-2878-2156
SEBAGIAN BESAR REPORTASE/ARTIKEL MERUPAKAN KARYAWARGA DI LIMA DESA DI BANTUL
BERITA KEGIATAN, SURAT, BISA DIKIRIM LANGSUNG KEREDAKSI, via E-MAIL ATAU PERWAKILAN REDAKSI DI
MASING-MASING DESA. NASKAH BOLEH DITULISTANGAN, PANJANG MAKSIMAL 1,5 HALAMAN KUARTO .
NASKAH DISERTAI NAMA, ALAMAT, TELEPON
mertua.Tak hanya mendengar pemaparan materi
dari pendamping, pada pertemuan kelompokyang menemukan masalah yang menyangkutKDRT menyampaikannya kemudian persoalan
tersebut dibicarakan bersama untuk mencarisolusinya.
Selain mendiskusikan masalah KDRT, padapertemuan ini peserta diajak bersama-samamenengok warga korban erupsi Merapi untukmemberikan dorongan semangat dalammenghadapi musibah. Ajakan ini disambut
LAPORAN TIN RATMANTAJoho, Jambidan, Banguntapan
JAMBIDAN, KRIDA Meskipun sudah berlaluhampir tiga tahun, anggota jaringan perempuan
yang didampingi Rifka Annisa Yogya yangdibentuk pada program pascagempa Bantul2007-2008 masih rutin berkumpul.
Jaringan ini terdiri dari enam kelompok, yaitukelompok dari Kedungpring (Desa Wonolelo,Plere t ) , Warungpr ing ( Mulyodadi ,Bambanglipuro), Kadisoro dan Krekah(Gilangharjo, Pandak), Klisat (Sirhardono,Pundong) dan Joho (Jambidan, Banguntapan).
Adapun ketua jaringan yaitu Susi.Para anggota jaringan ini berkumpul dua
bulan sekali. Tempatnya bergiliran dari desa kedesa. Terakhir, jaringan ini mengadakanpertemuan di rumah Kartinah Ratmanta di Joho(Jambidan), Minggu 20 Februari. Yang menjadi
tuan rumah adalah kelompok Sakinah.Pada pertemuan di Joho hadir 25 perempuanyaitu dari kelompok Sakinah sebagai tuan rumah,kelompok dari Wonolelo, Krekah dan Kadisoro(Gilangharjo) dan dari Klisat (Srihardono).Sebagai pendamping yaitu Nurmawati SE dariRifka Annisa.
Mengawali diskusi, Nurmawati memberikanmateri tentang upaya menuju keluarga yangbahagia dan sejahtera lahir maupun batin. Selainitu ia menyampaikan penjelasan tentang KDRT(Kekerasan Dalam Rumah Tangga) dansolusinya karena kekerasan itu ternyatabentuknya bermacam-macam, selain kekerasanfisik juga kekerasan psikis, ekonomi jugaseksual.
Soal kekerasan dalam rumah tangga inipenting dibahas, karena ternyata para anggota
jaringan mengungkapkan seringnya terjadikonflik dalam rumah tangga apalagi dengan
Temu Duabulanan Bahas KDRT
KRIDA
4 Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
A. Kekerasan FisikMenampar, memukul, menarik rambut, menyundut dengan rokok, melukai dengan senjata,mengabaikan kesehatan istri, dsb
B. Kekerasan PsikisMenghina, komentar-komentar merendahkan dan melukai harga diri, tidak mengijinkan istri atau
membatasi untuk mengunungi saudara maupun teman, mengancam akan mengembalikan istri kerumah orangtuanya, mengancam akan menceraikan, memisahkan istri dari anak-anaknya, dll
C. Kekerasan SeksualPengisolasian istri dari kebutuhan batin/biologis, pemaksaan hubungan seksual dengan cara yangtak dikehendaki atau tidak disetujui istri, pemaksaan hubungan seksual ketika istri sedang tidakmenghendaki, istri sedang sakit atau menstruasi, memaksa istri berhubungan seks dengan oranglain, memaksa jadi pelacur, dsb
D. Kekerasan EkonomiTidak memberi nafkah kepada istri, memanfaatkan ketergantungan istri secara ekonomi untukmengontrol kehidupan istri, membiarkan istri bekerja untuk kemudian penghasilannya dikuasaisuami.
Kekerasan terhadap istri merupakan tindak pidana ( pasal 351 jo 356 ayat 1 KUHP )
APA AKIBAT KDRT?KDRT menyebabkan perempuan/istri berada dalam keadaan yang menyakitkan; tidak tenang, kehilangankepercayaan kepada suami, kehilangan rasa percaya diri, pendiam, tremor, dan akibat-akibat lain. Secara fisik,
KDRT bisa menyebabkan istri menderita penyakit tertentu, kerusakan organ reproduksi dan bahkan penyakitmenular seksual.Sumber: Kekerasan dalam Rumah Tangga, Rifka Annisa 1997