RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (RPHJP)
KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG (KPHL) UNIT XIII OGAN ULU
KABUPATEN MUARA ENIM 2016-2025 PROVINSI SUMATERA SELATAN
MUARA ENIM, 2016
PEMERINTAH KABUPATEN MUARA ENIM DINAS KEHUTANAN MUARA ENIM
LEMBAR PENGESAHAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG
KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG (RPHJP KPHL)
UNIT XIII OGAN ULU KABUPATEN MUARA ENIM
PROVINSI SUMATERA SELATAN
TAHUN 2016 – 2025
DISUSUN OLEH :
Plt. KEPALA KPHL UNIT XIII OGAN ULU,
S. ANANG WAHYUDI NIP. 19600721 198602 1 001
DIKETAHUI OLEH :
KEPALA DINAS KEHUTANAN PROVINSI SUMATERA SELATAN,
Ir. SIGIT WIBOWO NIP. 19571006 198903 1 003
DISYAHKAN OLEH :
An. MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTUR KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINGUNG,
Ir. B. HERUDOJO TJIPTONO, MP NIP. 19610526 198903 1 001
Ringkasan Eksekutuf
RencanaPengelolaanHutanJangkaPanjang
KesatuanPengelolaanHutanLindung Unit XIII OganUluKabupatenMuaraEnim
RINGKASAN EKSEKUTIF
(1) Penetapan Kesatuam Pengelolaan Hutan (KPH) di Kabupaten Muara Enim
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.76/Menhut-II/2010
tanggal 10 Februari 2010 tentang Pembentukan KPH di Provinsi Sumatera
Selatan. Dan bererdasarkan Peraturan Bupati Muara Enim No. 31 tahun 2014
tentang Perubahan ke Dua pembentukan UPT Dinas Kehutanan Kabupaten
Muara Enim, maka Kelembagaan KPHL Unit XIII Ogan Ulu merupakan
Pelaksana Teknis Dinas Kehutanan Kabupaten Muara Enim. Merujuk pada
SK.866/Menhut-II/2014 tentang Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan di
Sumatera Selatan, luas wilayah pengelolaan KPHL Unit XIII Ogan Ulu adalah
70.047 ha yang secara keseluruhan merupakan fungsi hutan lindung. Agar
pengelolaan KPH dapat berjalan pada arah yang benar, mencapai tujuan dan
sasaran secara efektif dan efisien, maka diperlukan adanya rencana pengelolaan.
Maksud dari penyusunan rencana pengelolaan adalah sebagai acuan dalam
penyelenggaraan pengelolaan hutan, sedangkan tujuannya adalah untuk
menjamin terselenggaranya pengelolaan hutan yang memberikan manfaat
secara ekologi, ekonomi dan sosial yang berkelanjutan melalui pengelolaan
kawasan dan seluruh potensinya secara komprehensif. KPHL Unit XIII Ogan Ulu
berada di wilayah DAS Musi Sub DAS Lematang, Ogan dan Komering. Kondisi
vegetasi didominasi oleh hutan lahan kering primer dan sekunder. Terdapat
fauna dilindungi berdasarkan UU yang termasuk pada kelompok mamalia yakni
beruang madu, landak, dan rusa serta dari klas aves yaitu burung rangkong.
Izin pemanfaatan kawasan hutan yang ada di wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu
terdiri dari 13 hutan desa dan 4 HKm. Izin penggunaan hutan yaitu penggunaan
energi panas bumi oleh PT. Pertamian Geothermal Energy dan PT. Supremme
Energy. Visi KPHL Unit XIII Ogan Ulu adalah Pengelolaan Hutan yang Sehat,
Mandiri dan Lestari Hasil Kerjasama Masyarakat dan KPH, sedangkan misi nya
adalah : Penataan hutan sesuai dengan rencana pengelolaannya,
Mengembangkan beberapa potensi HHBK dan jasa lingkungan,
Ringkasan Eksekutuf
RencanaPengelolaanHutanJangkaPanjang
KesatuanPengelolaanHutanLindung Unit XIII OganUluKabupatenMuaraEnim
Membangun kelembagaan kemitraan dalam mendukung pelaksanaan
pengembangan HHBK dan jasa lingkungan, Mengikutsertakan masyarakat
dalam pengembangan HHBK dan jasa lingkungan dan Mempersiapkan /
prakondisi pembangunan industri pengolahan HHBK. Pembentukan
lembaga kemitraan dalam rangka mendukung pelaksanaan
pengembangan HHBK dan jasa lingkungan, Mengikut sertakan
masyarakat dalam pengembangan HHBK dan jasa lingkungan,
Mempersiapkan/ prakondisi pembangunan industri pengolahan HHBK.
Pembagian wilayah adminstrasi KPHL Unit XIII Ogan Ulu dibagi menjadi 5
resort yaitu Semende Darat Laut (SDL), Semende Darat Tengah (SDT),
Semende Darat Ulu (SDU), Mulak Ulu, dan Kota Agung. Berdasarkan
status fungsi kawasan, potensi sumberdaya alam, kondisi bio fisik,
keadaan masyarakat dan keberadaan izin pemanfaatan dan penggunaan
kawasan hutan yang ada di wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu, maka
pembagian blok pengelolaan hutan dibagi menjadi 2 Blok yakni Blok Inti
41.434 Ha, Blok Pemanfaatan 28.613 Ha. Areal yang diperuntukkan
sebagai pemanfaatan wilayah tertentu seluas 24.841 Ha atau sekitar
35,46% dari luas wilayah KPHL. Dari pembagian Blok tata hutan dibagi
menjadi kelas hutan antara lain kelas Perlindungan Kawasan,
Pemanfaatan Terbatas (Peramuan), Pengembangan HHBK, Jasa
lingkungan dan kelas usaha luar bidang kehutanan. Dari kelas hutan
pengembangan HHBK dibentuk kelas perusahaan rotan, bambu,
pengembangan madu alam, pengolahan kopi, pengembangan damar,
pinus, kemiri, lada, aren, pinang, buah-buahan ( alpukat, durian,
nangka), usaha pengembangan dan pengolahan strawberi dan markisa,
sayur - sayuran serta pengembangan usaha benih dan bibit. Kelas hutan
jasa lingkungan akan dibangun kelas perusahaan ekowisata yakni wisata
alam dan wisata edukasi, pemanfaatan sumberdaya air dan pemanfaatan
sumber energi listrik. Rencana kegiatan yang disusun meliputi
inventarisasi dan penataan hutan berkala, pemanfaatan hutan di wilayah
Ringkasan Eksekutuf
RencanaPengelolaanHutanJangkaPanjang
KesatuanPengelolaanHutanLindung Unit XIII OganUluKabupatenMuaraEnim
tertentu, pemberdayaan masyarakat, pembinaan dan pemantauan
terhadap wilayah berizin, rehabilitasi pada areal di luar izin, pembinaan
dan pemantauan rehabilitasi, perlindungan dan konservasi alam, kordinasi
dan sinkronisasi, penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM, pendanaan,
sarana dan prasarana, pengembangan database, rasionalisasi wilayah
kelola, review rencana pengelolaan serta pengembangan investasi. Untuk
menjamin tercapainya target yang diinginkan, maka dilakukan
pembinaan, pengawasan dan pengendalian. Selain itu dilakukan juga
pemantauan evaluasi dan pelaporan yang akan menjadi instrumen
penting untuk mengkoordinasikan, menyempurnakan dan menyesuaikan
kembali kegiatan - kegiatan yang telah direncanakan.
Kata Pengantar 1
RencanaPengelolaanHutanJangkaPanjang
KesatuanPengelolaanHutanLindung Unit XIII OganUluKabupatenMuaraEnim
KATA PENGANTAR
Rencana pengelolan Hutan jangka Panjang (RPHJP) KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Kabupaten Muara Enim merupakan Perencanaan Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
untuk kurun waktu sepuluh tahun. RPHJP ini disusun dengan menghimpun data primer
hasil survey dan data sekunder hasil studi literatur serta beberapa informasi dari berbagai
stake holder. RPHJP ini merupakan dokumen yang mengintegrasikan antara gambaran
kondisi umum, potensi wilayah KPHL yang dimiliki, informasi sosial ekonomi dan budaya
masyarakat, sinergi antara rencana pembangunan pusat dan daerah, informasi
pemanfaatan dan penggunaan hutan, isu kendala dan permasalahan, visi misi KPHL serta
rencana kerja yang meliputi rencana kegiatan, pengawasan dan pengendalian serta
pemantauan, evaluasi dan pelaporan.
Penyusunan RPHJP ini difasilitasi oleh UPT Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan BPKH Wilayah II Palembang didampingi oleh tenaga pakar dari Universitas
Muhammadiyah Palembang. RPHJP ini diharapkan akan menjadi panduan makro bagi
pelaksanaan kegiatan pengelolaan kawasan KPHL, jugan akan menjadi arahan umum bagi
semua pelaku izin usaha yang ada dan telah beroperasi di kawasan KPHL Unit XIII Ogan
Ulu. Apa bila dalam berjalannya waktu terjadi perubahan yang signifikan yang disebabkan
oleh adanya kebijakan, perizinan atau yang lainnya, maka RPHJP ini akan dilakukan
review.
Dengan telah selesainya penyusunan dokumen RPHJP KPHL Unit XIII Ogan Ulu, kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam
penyusunan nya. Semoga dokumen RPHJP KPHL Unit XIII Ogan Ulu mudah
diterjemahkan dan dapat dioperasionalkan dengan baik di tingkat tapak/lapangan.
Muara Enim, Januari 2016
Kepala KPHL Unit XIII Ogan Ulu
S. ANANG WAHYUDI NIP. 196007211986021001
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................. ii
Lembar Pengesahan ................................................................................... iii
Ringkasan Eksekutif ..................................................................................... iv
Daftar Isi ..................................................................................................... vii
Daftar Tabel ................................................................................................ viii
Daftar Gambar .............................................................................................. xi
Daftar Lampiran .......................................................................................... xii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. I-1
1.2 Tujuan Penyusunan ...................................................................................... I-3
1.3 Sasaran Pengolahan ..................................................................................... I-3
1.4 Ruang Lingkup ............................................................................................. I-4
1.5 Batasan dan Pengertian ................................................................................ I-5
II. DESKRIPSI KAWASAN
2.1 Risalah Wilayah KPH .................................................................................. II-1
2.1.1 Letak dan Luas .................................................................................. II-1
2.1.2 Batas - Batas ..................................................................................... II-2
2.1.3 Pembagian Blok dan Kondisi Geofisik ................................................... II-2
2.1.4 Aksesibilitas Kawasan ...................................................................... II-15
2.1.5 Sejarah Kawasan ............................................................................. II-17
2.2 Potensi Wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu ................................................... II-18
2.2.1 Informasi Penutupan Vegetasi .......................................................... II-18
2.2.2 Potensi Hasil Hutan Kayu (HHK) dan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) II-24
2.2.3 Keberadaan Flora dan Fauna Langka ............................................... II-27
2.2.4 Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata Alam ........................................ II-29
2.3 Data Informasi Sosial Budaya Masyarakat ................................................... II-31
2.3.1 Data Kependudukan ......................................................................... II-32
2.3.2 Data Perekonomian Masyarakat ........................................................ II-36
2.3.3 Sosial Budaya .................................................................................. II-42
2.3.4 Interaksi Masyarakat Terhadap Kawasan Hutan ................................. II-46
2.4 Kondisi Posisi Areal Kerja KPHL dalam Perspektif Rencana Pembangunan .... II-50
2.4.1 Kondisi Posisi dalam Perspektif RKTN ................................................ II-50
2.4.2 Kondisi Posisi dalam Moratorium ........................................................ II-50
2.4.3 Kondisi Posisi dalam Perspektif Tata Ruang Wilayah .......................... II-51
2.4.4 Kondisi Posisi dalam Perspektif Pembangunan Daerah ....................... II-54
2.5 Informasi Pemanfaatan dan Penggunaan Hutan ......................................... II-55
2.5.1 Pemanfaatan Hutan ......................................................................... II-55
2.5.2 Penggunaan Hutan .......................................................................... II-56
2.6 Isu Strategis Kendala dan Permasalahan ................................................... II-57
2.6.1. Isu Strategis ................................................................................... II-57
2.6.2. Kendala Permasalahan .................................................................... II-59
III. VISI DAN MISI
3.1 Aras Strategis Pembangunan Daerah ........................................................... III-1
3.2 Visi ........................................................................................................... III-1
3.2.1 Visi KPHL Unit XIII Ogan Ulu ............................................................. III-1
3.3.2 Misi KPHL Unit XIII Ogan Ulu ............................................................ III-2
3.3 Koherensi Visi Misi KPHL Ogan Ulu ............................................................. III-3
IV. ANALISIS DAN PROYEKSI
4.1 Analisisis.................................................................................................IV-1
4.2 Faktor Internal........................................................................................IV-3
4.3. Faktor Eksternal......................................................................................IV-13
4.4 Proyeksi ................................................................................................. IV-35
4.5 Proyeksiperencanaan sosial ekonomi di KPHL Unit XIII Ogan Ulu ................IV-40
4.6. Proyeksi dampak pembangunan KPH terhadap peningkatan kesejahteraan
masyarakat ...........................................................................................IV-43
4.7. Sumberdaya manusia .............................................................................IV-45
4.8. Sarana dan prasarana ............................................................................IV-47
4.9. Pendanaan ............................................................................................IV-48
4.10. Proyeksi Kelola .....................................................................................IV-48
4.11. Kelola blok pemanfaatan........................................................................IV-54
4.12.Kelola lahan kritis...................................................................................IV-54
4.13. Kelola Perlindungan Hutan ....................................................................IV-57
4.14. Proyeksi kelola ekonomi ........................................................................IV-59
4.15. Kelola HHBK .........................................................................................IV-61
4.16. Kelola sumber air ..................................................................................IV-64
4.17. Kelola sumber energi ............................................................................IV-64
4.18. Proyeksi kelola sosial ............................................................................IV-65
4.19. Sarana prasarana dan kelembagaan Desa ..............................................IV-66
4.20. Interaksi masyarakat dngan Kawasan Hutan ..........................................IV-67
V. RENCANA KEGIATAN
5.1 Inventarisasi dan Penataan Hutan Berkala ................................................... V-1
5.2 Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu .................................................. V-5
5.3 Pemberdayaan MasyarakatDalam Pengelolaan Hutan ................................... V-8
5.4 Pembinaan dan Pemantauan Areal yang Telah Ada Izin ................................. V-9
5.5 Penyelenggaraan Rehabilitasi pada Areal di Luar Izin ...................................V-11
5.6 Pembinaan dan Pemantauan Rehabilitasi pada Areal yang Berizin .................V-12
5.7 Perlindungan Konservasi Alam ...................................................................V-13
5.8 Koordinasi dan Sinkronisasi Antar Pemilik Izin .............................................V-16
5.9 Kordinasi dan Sinkronisasi dengan Stakeholders Terkait ...............................V-17
5.10Penyedian dan Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Manusia ...................... V-20
5.11Pendanaan ...............................................................................................V-20
5.12 Sarana dan Prasarana ...............................................................................V-21
5.13 Pengembangan Database..........................................................................V-22
5.14 Rasionalisasi Wilayah Kelola .....................................................................V-22
5.15 Review Rencana Pengelolaan ...................................................................V-23
5.16 Pengembangan Investasi ..........................................................................V-23
VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
6.1 Pembinaan ................................................................................................ VI-1
6.2 Pengawasan .............................................................................................. VI-2
6.3 Pengendalian ............................................................................................. VI-3
VII.PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
7.1 Pemantauan ............................................................................................. VII-1
7.2 Evaluasi .................................................................................................... VII-2
7.3 Pelaporan ................................................................................................. VII-2
VIII.PENUTUP ............................................................................................ VIII-1
T a b e l
1
RencanaPengelolaanHutanJangkaPanjang
KesatuanPengelolaanHutanLindung Unit XIII OganUluKabupatenMuaraEnim
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Sebaran Luas Struktur Geologi KPHL Unit XIII Ogan Ulu ................... II-3
Tabel 2.2. Sebaran Luas Jenis Tanah KPHL Unit XIII Ogan Ulu ......................... II-4
Tabel 2.3. Kualifikasi Tingkat Kemiringan Wilayah KPHL Ogan Ulu.................... II-5
Tabel 2.4. Sebaran Luas Sub Das KPHL Unit XIII Ogan Ulu .............................. II-6
Tabel 2.5. Daftar Analisis Potensi Pembagian/Peruntukan Blok dalam KPHL Unit Ogan Ulu ....................................................................................... II-8
Tabel 2.6. Pembagian Blok Tata Hutan KPHL Ogan Ulu ................................ II-12
Tabel 2.7. Kelas Hutan KPHL Ogan Ulu .......................................................... II-13
Tabel 2.8. Sebaran Petak Pada Blok Tata Hutan ............................................ II-13
Tabel 2.9. Korelasi Tata Hutan Kelas Hutan dan Kelas Perusahaan ................. II-14
Tabel 2.10. Sebaran Kelas Akses dalam Kawasan KPHL Ogan Ulu ................... II-17
Tabel 2.11. Sejarah Fungsi dan Luas Kawasan Hutan KPHL Ogan Ulu ............. II-18
Tabel 2.12. Sebaran Luas Tipe Penutupan Lahan KPHL Unit XIII Ogan Ulu ...... II-19
Tabel 2.13. Jumlah species dan nilai densitas pada hutan primer .................... II-20
Tabel 2.14. Jumlah species dan nilai densitas pada hutan sekunder ................ II-20
Tabel 2.15. Daftar species yang ditemukan di areal berhutan ........................ II-21
Tabel 2.16. Daftar species pohon yang menyusun areal berhutan .................. II-25
Tabel 2.17. Daftar HHBK Yang Ada di Wilayah KPHL Ogan Ulu ........................ II-26
Tabel 2.18. Daftar Rotan Dewasa di HL. Bukit Jambul Muara Enim ................. II-27
Tabel 2.19. Daftar Keragaman dan Stasus Perlindungan Satwa ...................... II-29
Tabel 2.20. Letak objek wisata diwilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu ................. II-31
Tabel 2.21. Sebaran Desa Yang Berada di Wilayah KPHL Unit XII Ogan Ulu ..... II-32
Tabel 2.22. Jumlah Penduduk dan Ratio Jenis Kelamin Desa Sekitar KPHL OU . II-33
Tabel 2.23. Kepadatan Penduduk Desa di Sekitar KPHL Ogan Ulu ................... II-34
Tabel 2.24. Luas Lahan Produktif dan Hasil Produksi Perkebunan .................... II-39
Tabel 2.25. Sarana Perekonomian (Pasar Kalangan) Sekitar KPHL Ogan Ulu ..... II-40
Tabel 2.26.Rasio Murid - Sekolah dan Rasio Murid - Guru ............................... II-42
Tabel 2.27.Saranan Prasarana Kesehatan ...................................................... II-43
Tabel 2.28. Hutan Desa diwilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu ............................ II-50
T a b e l
2
RencanaPengelolaanHutanJangkaPanjang
KesatuanPengelolaanHutanLindung Unit XIII OganUluKabupatenMuaraEnim
Tabel 2.29.Peruntukan Lahan di KPHK Ogan Ulu Berdasarkan RKTN ............... II-50
Tabel 2.30.Peruntukan Ruang Pada KPHL Ogan Ulu Perspektif RTRW .............. II-54
Tabel 2.31. Daftar Hutan Desa di KPHL Ogan Ulu .......................................... II-55
Tabel 2.32. Daftar Hutan Kemasyarakatan di KPHL Ogan Ulu .......................... II-56
Tabel 2.33. Daftar Pemegang ijin pinjam pakai Kawaan Hutan ......................... II-56
Tabel 2.34. Daftar Lahan Kritis di KPHL Ogan Ulu ........................................... II-57
Tabel 3.1. Rangkuman Koherensi Visi Misi KPHL Ogan Ulu ............................... III-3
Tabel 4.1. Identifikasi faktor internal dan eksternal KPHL Unit XIII Ogan Ulu ..... IV-2
Tabel 4.2. Kawasan Hutan yang belum ditata batas ....................................... IV-11
Tabel 4.3. Kombinasi faktor lingkungan internal dan eksternal ....................... IV-24
Tabel 4.4. Strategi kombinasi Strenght (kekuatan) dan opportunyti (peluang) dalam analisa SWOT ................................................................................ IV-25
Tabel 4.5. Strategi kombinasi Weaknes (kelemahan) dan opportunyti (peluang) dalam analisa SWOT ...................................................................... IV-27
abel 4.6. Strategi kombinasi Strenght (kekuatan) dan Treat (ancaman) dalam analisa SWOT ........................................................................................... IV-29
Tabel 4.7. Strategi kombinasi Weaknes (kelemahan) dan Treat (ancaman) dalam analisa SWOT ............................................................................... IV-32
Tabel 4.8. Koherasi antara visi, misi dan tujuan kombinasi faktor (strategi) sasaran dan program indikatif .................................................................... IV-36
Tabel 4.9. Proyeksi perencanaan sosial ekonomi dalam 10 tahun Blok Inti ...... IV-40
Tabel 4.10. Proyeksi perencanaan sosial ekonomi dalam 10 tahun Blok Pemanfaatan, Jasa Lingkungan dan HHBK ........................................................... IV-42
Tabel 4.11. Proyeksi Pendapatan Perkapita Masyarakat berdasarkan Harga
Patokan HHBK pada Kawasan Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu untuk
10 Tahun ................................................................................. IV-44
Tabel 4.12. Data SDM saat ini dan prediksi kedepan .................................... IV-46
Tabel 4.13. Daftar sarana dan prasarana yang dibutuhkan........................... IV-47
Tabel 4.14. Daftar nilai kepekaan tanah diwilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu .. IV-49
Tabel 4.15.Irigasi yang berasal dari sungai dalam wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu . .................................................................................................... IV-51
Tabel 4.16. Daftar pembangunan PLTMH ..................................................... IV-52
Tabel 4.17. Rencana rehabilitasi diwilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu ............... IV-58
T a b e l
3
RencanaPengelolaanHutanJangkaPanjang
KesatuanPengelolaanHutanLindung Unit XIII OganUluKabupatenMuaraEnim
Tabel 4.18. Rencana rehabilitasi lahan kritis diwilayah KPHL Unit XIII
Ogan Ulu .......................... ........................................... IV-59
Tabel 4.19. Prediksi target rehabilitasi lahan kritis diwilayah KPHL Unit XIII
Ogan Ulu ................................................................................ IV-59
Tabel 4.20. Nilai produktifitas HHBK diwilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu ......... IV-63
Tabel 4.21. Rencana pengembangan HHBK diwilayah KPHL Unit XIII
Ogan Ulu ................................................................................ IV-64
Tabel 4.22. Pembangunan PLTMH diwilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu ............ IV-67
Tabel 5.1. Luas kelas hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu ....................................... V-3
Tabel 5.2. Sebaran wilayah tertentu KPHL Unit XIII Ogan Ulu ........................... V-2
Tabel 5.3. Rancangan pengelolaan pada wilayah tertentu ................................. V-7
Tabel 5.4. Pelibatan masyarakat dalam pengelolaan wilayah kerja KPHL Unit XIII
Ogan Ulu ...................................................................................... V-9
Tabel 5.5. Stakeholder yang terkait dalam pengelolaan KPHL Unit XIII
Ogan Ulu .................................................................................... V-18
Tabel 5.6. Peranserta Stakeholder dalam pengelolaan KPHL Unit XIII
Ogan Ulu ..................................................................................... V-19
Tabel 5.7. Matriks pengembangan investasi ................................................... V-24
Tabel 5.8. Matriks rencana kegiatan KPHL Unit XIII Ogan Ulu ......................... V-26
Tabel 5.9. Tata waktu rencana kegiatan KPHL Unit XIII Ogan Ulu ................... V-40
T a b e l
4
RencanaPengelolaanHutanJangkaPanjang
KesatuanPengelolaanHutanLindung Unit XIII OganUluKabupatenMuaraEnim
Daftar Gambar
ix
RencanaPengelolaanHutanJangkaPanjang
KesatuanPengelolaanHutanLindung Unit XIII OganUluKabupatenMuaraEnim
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Sebaran Jenis Tanah di Wilayah KPHL Ogan Ulu ........................ II - 4
Gambar 2.2. Sebaran Kelas Kelerengan di Wilayah KPHL Ogan Ulu ................ II - 5
Gambar 2.3. Sebaran Wilayah DAS dalam Kawasan KPHL Ogan Ulu ................ II - 6
Gambar 2.4. Tata Hutan KPHL Ogan Ulu ....................................................... II-12
Gambar 2.5. Kelas Hutan KPHL Ogan Ulu ...................................................... II-13
Gambar 2.6. Sebaran kondisi akses dalam Kawasan KPHL Ogan Ulu ............... II-16
Gambar 2.7. Kontruksi Jalan Desa Menuju Wilayah KPHL Ogan Ulu ................ II-16
Gambar 2.8. Kondisi tutupan lahan hutan sekunder ...................................... II-22
Gambar 2.9. Kondisi lahan terbuka .............................................................. II-23
Gambar 2.10. Kondisi kebun campuran ......................................................... II-23
Gambar 2.11 Kondisi belukar semak ............................................................ II-23
Gambar 2.12 Kondisi kebun kopi .................................................................. II-24
Gambar 2.13. Kondisi areal pertanian ........................................................... II-27
Gambar 2.14. Fauna yang ada di KPHL Unit XIII Ogan Ulu ............................ II-26
Gambar 2.15. Objek wisata air terjun dan sungai .......................................... II-30
Gambar 4.16 Wilayah rawan kebakaran hutan KPHL Ogan Ulu .................... IV-61
Gambar 5.1. Wilayah Tertentu KPHL Ogan Ulu ............................................. V -6
Daftar Lampiran
xi
RencanaPengelolaanHutanJangkaPanjang
KesatuanPengelolaanHutanLindung Unit XIII OganUluKabupatenMuaraEnim
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Peta Iklim KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Lampiran 2. Peta Geologi KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Lampiran 3. Peta Jenis Tanah KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Lampiran 4 Peta Kelas Lereng KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Lampiran 5. Peta Hidrologi KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Lampiran 6. Peta DAS KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Lampiran 7. Peta Tata Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Lampiran 8 Peta Kelas Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Lampiran 9 Peta Akses Dalam Kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Lampiran 10. Peta Penutupan Lahan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Lampiran 11. Peta Kesesuai dengan RKTN
Lampiran 12. Peta Pemanfaatan Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Lampiran 13. Peta Penggunaan Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Lampiran 14. Peta Wilayah Tertentu KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Lampiran 15. Peta rawan kebakaran hutan di wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Pendahuluan I-1
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hutan merupakan sumberdaya alam yang menyangkut hajat orang banyak
dikuasai oleh Negara dan diperuntukkan sebesar - besarnya untuk kemakmuran
dan kesejahteraan masyarakat, sesuai dengan amanah Undang Undang Dasar
1945. Berdasarkan Undang Undang 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan pada
pasal 6 disebutkan bahwa hutan secara keseluruhan mempunyai tiga fungsi
yakni Fungsi Konservasi, Fungsi Lindung dan Fungsi Produksi. Pada pasal 1 ayat
8 didefinisikan bahwa, Hutan Lindung sebagai Kawasan Hutan yang mempunyai
fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk
mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air
laut, dan memelihara kesuburan tanah. Dari pengertian tersebut berarti bahwa
hutan lindung dapat ditetapkan di wilayah hulu sungai (termasuk pegunungan di
sekitarnya) sebagai wilayah tangkapan hujan (catchment area), di sepanjang
aliran sungai bilamana dianggap perlu, di tepi - tepi pantai (misalnya pada hutan
mangrove), dan tempat - tempat lain sesuai fungsi yang diharapkan.
Pengelolaan hutan secara umum merupakan usaha untuk mewujudkan
pengelolaan hutan lestari berdasar Tata Hutan, Rencana Pengelolaan,
Pemanfaatan Hutan, Rehabilitasi Hutan, Perlindungan Hutan dan Konservasi.
Untuk mewujudkan pengelolaan hutan lestari maka seluruh Kawasan Hutan
terbagi ke dalam Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). KPH menjadi bagian dari
penguatan sistem pengurusan Hutan Nasional, Provinsi dan Kabupaten / Kota.
Kebijakan strategis dari Pemerintah Pusat, diantaranya adalah PP No. 6
Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan
serta Pemanfaatan Hutan, kemudian disempurnakan di dalam PP No. 3
Tahun 2008 dan Peraturan Menteri Kehutanan No.6/Menhut-II/2009
tentang Pembentukan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan. Dalam PP dan
Permenhut tersebut dijelaskan mengenai Kesatuan Pengelolan Hutan (KPH),
BAB I
Pendahuluan I-2
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
adalah wilayah pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya yang
dapat dikelola secara efisien dan lestari, yang berperan sebagai penyelenggara
pengelolaan hutan di tingkat tapak. Keberadaan KPH menjadi semakin kuat
dengan dikeluarkannya Permendagri No. 61 Tahun2010 yang mengamanatkan
bentuk organisi KPH sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah,
ditetapkan dengan Peraturan Daerah, dan bertanggung jawab kepada Gubernur
atau Bupati / Walikota melalui Sekretaris Daerah. Selain itu Pemerintah Pusat
sudah mengeluarkan peraturan yang terkait dengan pelaksanaan teknis
antara lain : Permenhut No. 6 Tahun 2010 tentang Norma, Standar dan
Prosedur (NSPK) dan kriteria pengelolaan hutan pada Kesatuan Pengelolaan
Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP);
Permenhut No.41 Tahun 2011 tentang standarisasi fasilitas sarana dan
prasarana KPHL dan KPHP Model, yang kemudian disempurnakan melalui
Permenhut No.54 Tahun 2011; dan Permenhut No. 42 Tahun 2011 tentang
standar kompetensi bidang teknis Kehutanan pada KPHL dan KPHP.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor
SK.76/Menhut-II/2010 tanggal 10 Februari 2010 tentang Penetapan KPHL dan
KPHP di Provinsi Sumatera Selatan, salah satunya adalah KPHL Unit XIII
Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim seluas ± 70.047 Ha yang secara
keseluruhan merupakan fungsi Hutan Lindung. Kelembagaan KPHL UNIT XIII
Ogan Ulu saat ini adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kehutanan Kabupaten
Muara Enim melalui dasar hukum Peraturan Bupati Muara Enim Nomor 27 Tahun
2013.
Permasalahan hutan secara umum sebagaimana terdapat juga di KPHL Unit
XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim antara lain perambahan dan penguasaan
lahan hutan menjadi areal perkebunan, areal pertanian dan pemukiman, ilegal
logging, permasalahan batas kawasan dll. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut diperlukan adanya lembaga yang mengelola hutan di tingkat tapak
yang fokus dan intensif, dalam hal ini yaitu KPH. KPH diharapkan mampu
menjadi garis depan dan menjembatani dalam mewujudkan harmonisasi
Pendahuluan I-3
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
pemanfaatan hutan oleh berbagai pihak dalam kerangka pengelolaan hutan
lestari, dapat mengidentifikasi keberadaan dan kebutuhan masyarakat terhadap
manfaat sumberdaya hutan dengan lebih jelas dan cermat. Demikian pula
penyelesaian konflik maupun pencegahan terjadinya konflik lebih dapat
dikendalikan. Selain itu, KPH diharapkan dapat memfasilitasi komunikasi dengan
Pemerintah dan / atau Pemerintah Daerah untuk menata hak dan akses
masyarakat terhadap sumberdaya hutan.
Untuk melaksanakan pengelolaan tersebut, KPH memerlukan pedoman
berupa Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) untuk 10 tahun,
yang selanjutnya dijabarkan dalam Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek
(RPHJPd). Rencana ini didasarkan pada Visi dan Misi yang dijabarkan sesuai
dengan kondisi biofisik dan social di lapangan dan dengan mempertimbangkan
Visi Pemerintah secara umum dan Visi dalam sektor Kehutanan. Teknik
penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang ini mengacu pada
Peraturan Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan Nomor P.5/VII-WP3H/2012
tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Hutan pada KPHL dan KPHP.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (10 tahun) bersifat komprehensif
dan indikatif yang menjadi acuan bagi penyusunan rencana pengelolaan jangka
pendek dan rencana - rencana teknis yang lebih operasional di tingkat lapangan.
1.2. Tujuan Penyusunan
Tujuan pengelolaan KPHL Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
adalah menyusun rencana pembangunan, pengembangan, dan penguatan
kelembagaan KPHL Unit XIII Ogan Ulu sehingga mampu melaksanakan fungsi -
fungsi manajemen secara efektif dan efisien dengan hasil yang optimal.
1.3 Sasaran Pengelolaan
Sasaran pengelolaan KPHL Unit XIII Ogan Ulu periode 2016 – 2025
adalah :
Pendahuluan I-4
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
a) Terhimpun dan terdeskripsikannya data dan informasi kondisi biofisik serta
kondisi sosial ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar KPHL Unit XIII
Ogan Ulu yang dapat digunakan sebagai dasar dalam perencanaan
pengelolaan hutan berkelanjutan.
b) Tersusunnya tata hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu yang didasarkan pada
kondisi biofisik, sosial ekonomi, dan sosial budaya yang sesuai dengan
fungsi kawasan serta dapat mengakomodasi kepentingan perlindungan dan
pemanfaatan (pemberdayaan masyarakat), baik untuk kepentingan
pemanfaatan maupun penggunaan Kawasan Hutan.
c) Tersusunnya Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHL
Unit XIII Ogan Ulu yang dapat mengakomodir berbagai kepentingan
dengan mengacu pada Perdirjen P.5/VII-WP3H/2012.
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHL
Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim meliputi :
a) Persiapan pelaksanaan kegiatan penyusunan rencana pengelolaan hutan
jangka panjang.
b) Penyiapan peta - peta: iklim, jenis tanah, penutupan lahan, lahan kritis,
hidrologi, kelerengan, dan peta administrasi.
c) Survey lapangan pengumpulkan data meliputi :
Risalah wilayah KPH yang meliputi : letak, luas, aksesibilitas kawasan,
batas - batas, sejarah wilayah KPH;
Potensi wilayah KPH antara lain penutupan vegetasi, potensi kayu /
non kayu, keberadaan flora dan fauna langka, potensi jasa lingkungan,
dan wisata alam;
Informasi sosial budaya masyarakat di dalam dan di sekitar hutan
termasuk keberadaan masyarakat hukum adat;
Informasi ijin - ijin pemanfaatan hutan dan penggunaan Kawasan
Hutan yang ada diwilayah kelola;
Pendahuluan I-5
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Kondisi posisi KPH dalam perspektif tata ruang wilayah dan
pembangunan daerah;
Informasi kegiatan pembangunan Kehutanan yang pernah
dilaksanakan pada wilayah KPH;
Informasi lain yang relevan;
Isu strategis, kendala dan permasalahan
d. Analisis terhadap data yang diperoleh; dan
e. Menentukan lokasi prioritas RHL, kebijakan & strategi dan kelembagaan
RHL, mencakup seluruh isi RPHJP dalam rencana aksimmenurut waktu dan
lokasi.
1.5 Batasan Pengertian
Untuk menghindari timbulnya kerancuan dan keanekaragaman penafsiran
tentang istilah - istilah yang digunakan didalam penyusunan RPHJP KPHL Unit
XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim, maka berikut ini diberikan beberapa
pengertian daftar istilah yaitu :
a. Hutan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya
alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam dan
lingkungannya, yang satu dengan lainya saling mempengaruhi dan tidak
dapat dipisahkan.
b. Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan
oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.
c. Hutan Lindung adalah Kawasan Hutan yang mempunyai fungsi pokok
sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air,
mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan
memelihara kesuburan tanah.
d. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang
merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak - anak sungainya yang
dibatasi oleh pemisah topografi berupa punggung bukit atau gunung yang
Pendahuluan I-6
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
berfungsi menampung air yang berasal dari hujan dan sumber - sumber air
lainnya, menyimpan serta mengalirkannya ke danau atau laut secara alami.
e. Pengurusan Hutan, adalah meliputi kegiatan penyelenggaraan (UU 41 pasal
10 ayat 2) yaitu Perencanaan Kehutanan, Pengelolaan Hutan, Penelitian dan
Pengembangan, Pendidikan dan latihan serta Penyuluhan Kehutanan dan
Pengawasan.
f. Pengelolaan hutan adalah kegiatan yang meliputi Tata Hutan dan Rencana
Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan, Penggunaan Kawasan Hutan,
Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan serta Perlindungan Hutan dan Konservasi
Alam.
g. Perencanaan Hutan, adalah meliputi (UU 41 pasal 12) kegiatan
Inventarisasi Hutan, Pengukuhan Kawasan Hutan, Penatagunaan Kawasan
Hutan, Pembentukan Wilayah Pengelolaan Hutan, dan Penyusunan Rencana
Kehutanan.
h. Pemanfaatan hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan Kawasan Hutan,
memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan hasil hutan kayu dan bukan
kayu serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal dan
adil untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya.
i. Penggunaan hutan adalah merupakan penggunaan untuk kepentingan
pembangunan diluar Kehutanan tanpa mengubah status dan fungsi pokok
Kawasan Hutan.
j. Unit Pengelolaan Hutan adalah merupakan kesatuan pengelolaan terkecil
pada hamparan lahan hutan sebagai wadah kegiatan pengelolaan hutan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang dikelola secara efisien dan
lestari.
k. Kesatuan Pengelolaan Hutan adalah selanjutnya disebut KPH adalah
wilayah pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya yang
dapat dikelola secara efisien dan lestari.
Pendahuluan I-7
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
l. Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung adalah selanjutnya disebut KPHL
adalah KPH yang luas wilayahnya seluruhnya atau sebagian besar terdiri dari
kawasan Hutan Lindung.
m. Tata Hutan adalah kegiatan rancang bangun unit pengelolaan hutan,
mencakup kegiatan pengelompokan sumber daya hutan sesuai dengan tipe
ekosistem dan potensi yang terkandung di dalamnya dengan tujuan untuk
memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat secara lestari.
n. Tata batas adalah pengukuran dan pemancangan batas Kawasan Hutan
o. Rekontruksi batas adalah pemeriksaan dan pengukuran ulang batas
Kawasan Hutan
p. Inventarisasi Hutan adalah rangkaian kegiatan pengumpulan data untuk
megetahui keadaan dan potensi sumberdaya hutan serta lingkungan secara
lengkap.
q. Blok adalah Bagian dari KPH yang secara geografis bersifat permanen, yang
secara strategis ditetapkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
manajemen, terutama dalam fungsi perlindungan hidro - orologi, yang
menjadikannya sebagai kesatuan pengelolaan perlindungan hidro - orologi
lestari.
r. Petak adalah unit terkecil lahan hutan yang lokasi geografisnya bersifat
permanen, sebagai basis pemberian perlakuan pengelolaan, dan menjadi
satuan administrasi dari setiap kegiatan pengelolaan yang diterapkan atasnya.
s. Anak petak adalah bagian dari petak yang bersifat temporer, yang oleh
sebab yang tertentu memperoleh perlakuan silvikultur atau kegiatan
pengelolaan yang khusus.
t. Wilayah Tertentu adalah wilayah hutan yang situasi dan kondisinya belum
menarik bagi pihak ketiga untuk mengembangkan usaha pemanfaatannya
u. Rencana Pengelolaan Hutan adalah konfigurasi peta situasi, visi - misi,
tujuan dan sasaran yang dijabarkan ke dalam resep atau arah manajemen
strategis yang terpadu yang menyangkut kelola kawasan, kelola pemanfaatan
Pendahuluan I-8
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
hutan, kelola pasar, kelola konservasi, dan kelola rehabilitasi - restorasi dalam
kerangka pencapaian fungsi ekonomi, lingkungan, dan sosial yang optimal.
v. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang adalah Rencana
pengelolaan hutan pada tingkat strategis berjangka waktu 10 (sepuluh) tahun
atau selama jangka benah pembangunan KPH.
w. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek adalah Rencana
Pengelolaan Hutan berjangka waktu satu tahun pada tingkat kegiatan
operasional berbasis petak dan / atau zona dan / atau blok.
x. Rehabilitasi Hutan dan Lahan adalah upaya untuk memulihkan,
mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya
dukung, produktifitas dan perannya dalam mendukung sistem penyangga
kehidupan tetap terjaga
y. Perlindungan Hutan adalah usaha untuk mencegah dan membatasi
kerusakan hutan, Kawasan Hutan dan hasil hutan yang disebabkan oleh
perbuatan manusia, ternak, kebakaran daya - daya alam, hama, penyakit,
serta mempertahankan dan menjaga hak - hak negara, masyarakat dan
perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan investasi serta perangkat
yang berhubungan dengan pengelolaan hutan.
z. Pemberdayaan Masyarakat adalah perlibatan masyarakat sekitar
Kawasan Hutan dalam kegiatan pembinaan serta perlindungan hutan
berdasarkan pada pola kerjasama yang saling menguntungkan dengan tetap
menjaga fungsi utama Kawasan Hutan
aa. Perhutanan Sosial adalah terbangunnya pembangunan Kawasan Hutan
melalui pemanfaatan hutan dan keterpaduan dengan kegiatan lain luar sektor
Kehutanan
bb. Konflik Kawasan adalah timbulnya permasalahan sosial dan tata guna lahan
Kawasan Hutan sebagai dampak dari disharmonisasi dan disorientasi
pemanfaatan Kawasan Hutan dengan kepentingan masyarakat atau pihak lain
cc. Hasil Hutan Bukan Kayu adalah manfaat dan hasil yang dapat deperoleh
dari Kawasan Hutan berupa hasil ikutan dan hasil sampingan
Pendahuluan I-9
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
dd. Jasa Lingkungan adalah produk sumberdaya alam hayati dan ekosistimnya
yang berupa manfaat langsung dan tidak langsung yang meliputi jasa wisata
alam, jasa perlindungan tata air, kesuburan tanah, pengendalian erosi dan
banjir, keindahan dan keunikan alam, penyerapan dan penyimpanan karbon.
ee. Hutan Kemasyarakatan (HKm) adalah salah satu kegiatan Perhutanan
Sosial yang melibatkan masyarakat dalam 1 (satu) Kelompok untuk
mengelola.
ff. Hutan Desa (HD) adalah salah satu kegiatan Perhutanan Sosial yang
melibatkan masyarakat dan dikelola oleh Lembaga Desa.
gg. Blok adalah merupakan bagian proses kegiatan penataan hutan sebagai
kegiatan rancang bangun unit pengelolaan hutan, mencakup kegiatan
pengelompokan sumberdaya hutan sesuai dengan tipe ekosistem dan potensi
yang terkandung di dalamnya dengan tujuan untuk memperoleh manfaat
yang sebesar-besarnya bagi masyarakat secara lestari.
hh. Kemitraan adalah kegiatan kerjasama yang saling menguntungkan antara
KPHL Unit XIII Ogan Ulu dengan masyarakat (Kelompok Tani Hutan)
berdasarkan kesepakatan bersama.
Deskripsi Kawasan II-1
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
DESKRIPSI KAWASAN
2.1. Risalah Wilayah KPH.
2.1.1 Letak dan Luas
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 76/Menhut-II
/2010 tanggal 10 Februari 2010 tentang Penetapan Wilayah Kesatuan
Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi
(KPHP) Provinsi Sumatera Selatan salah satunya adalah KPHL Unit XIII Ogan
Ulu Kabupaten Muara Enim. Secara geografis, KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Kabupaten Muara Enim terletak diantara 04 20’ 00” sampai dengan 04 00’
00” Lintang Selatan dan antara 103 20’ 00” sampai dengan 103 50’ 00”
Bujur Timur. Berdasarkan administrasi pemerintahan wilayah KPHL Unit XIII
Ogan Ulu berada di 5 kecamatan meliputi Kecamatan Semende Darat Ulu,
Semende Darat Tengah dan Semende Darat Laut Kabupaten Muara Enim,
Kecamatan Kota Agung dan Kecamatan Mulak Ulu Kabupaten Lahat Provinsi
Sumatera Selatan. Secara kelembagaan, KPHL Unit XIII Ogan Ulu berada
dibawah Dinas Kehutanan Kabupaten Muara Enim dengan bentuk
kelembagaan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kehutanan Kabupaten Muara Enim
melalui Peraturan Bupati Muara Enim Nomor 27 Tahun 2013.
Luas KPHL Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim, sebagaimana
yang tercantum dalam SK. Menhut No. 76/Menhut-II/2010 tanggal 10
Februari 2010 tentang Penetapan KPHL dan KPHP Provinsi Sumatera Selatan
dan SK Menhut No. 866/Menhut-II/2014 tanggal 29 September 2014
tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Sumatera Selatan
serta berdasarkan batas administrasi kabupaten Provinsi Sumatera Selatan
yang diperoleh dari BAPPEDA Provinsi Sumatera Selatan, bahwa luas wilayah
KPHL Unit XIII Ogan Ulu adalah ± 70.047 Ha yang secara keseluruhan
merupakan fungsi Hutan Lindung merupakan bagian dari kelompok Hutan
Lindung Bukit Jambul, Bukit Nanti, Mekakau.
BAB II
Deskripsi Kawasan II-2
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
2.1.2 Batas - Batas
Batas - batas administrasi wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu sebelah Utara
berbatasan dengan dengan Kecamatan Tanjung Agung, sebelah Selatan
berbatasan dengan Provinsi Bengkulu, sebelah Barat berbatasan dengan
wilayah KPHL Unit XII Dempo dan Kabupaten Lahat dan sebelah Timur
berbatasan dengan wilayah KPHL Unit XV Bukit Nanti.
2.1.3 Pembagian Blok dan Kondisi Geofisik
Pada Permenhut Nomor P.6/Menhut-II/2010 tentang Norma, Standar
Prosedur dan Kriteria Pengelolaan Hutan pada KPHL dan KPHP Bab III
tentang Tata Hutan dan Pengelolaan Hutan Pasal 6 ayat 2 menyebutkan
bahwa “Pembagian blok harus memperhatikan karakteristik biofisik lapangan,
kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar, potensi sumberdaya alam dan
keberadaan hak-hak atau ijin usaha pemanfaatan hutan dan penggunaan
kawasan hutan”, sedangkan pada Pasal 7 ayat 3 menyebutkan bahwa
“Dalam hal wilayah yang bersangkutan telah ada ijin atau hak, pembagian
petak menyesuaikan dengan petak yang telah dibuat oleh pemegang ijin atau
hak. Atas dasar itu, berikut diuraikan beberapa kondisi geofisik yang akan
menjadi pertimbangan dalam pembagian blok. Adapun pembagian Blok
diwilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu antara lain :
- Blok Inti
- Blok Pemanfaatan (Pemanfaatan terbatas dan ijin)
a. Iklim
Tipe iklim KPHL Unit XIII Ogan Ulu, sebagaimana tipe iklim secara
umum di Sumatera Selatan yaitu beriklim tropis. Pernyataan iklim tropis ini
digambarkan oleh beberapa ahli dengan berbagai istilah :
a. Termasuk iklim Afa (iklim hujan tropis), menurut Koppen.
b. Termasuk iklim A (daerah sangat basah), menurut Schmidt-Ferguson
1950.
Deskripsi Kawasan II-3
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
c. Termasuk iklim B1 (daerah dengan 7 sampai 9 bulan basah dan dua
bulan kering), menurut Oldeman 1979.
Wilayah yang beriklim tropis secara umum mempunyai dua musim,
yaitu musim kemarau dan musim penghujan, dengan suhu rata-rata
26,10°C- 27,40°C serta kelembaban rata-rata dan kelembaban relatif
69,4% - 85,5% sepanjang tahun.
d. Geologi dan Jenis Tanah
1. Geologi
Berdasarkan peta geologi provinsi Sumatera Selatan yang bersumber
dari BPKH Wilayah II Palembang, wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu terdiri
dari struktur geologi breksi, lava dan tuf, andesit sampai bas, breksi dan
lava, riolit, dasit. Sebaran luasan struktur geologinya disajikan pada Tabel
berikut.
Tabel 2.1. Sebaran luas struktur geologi KPHL Unit XIII Ogan Ulu
No Struktur geologi Luas (ha) Presentasi (%)
1 Breksi, lava dan tuff, andesit sampai basalt
69.533 99,3
2 Tuff, breksi dan lava, riolit, dasit 514 0,7
Jumlah 70.047 100,0 Sumber: Puslitanak Bogor tahun 2014
2. Jenis Tanah
Berdasarkan Peta Jenis Tanah Provinsi Sumatera Selatan, struktur
tanah di KPHL Unit XIII Ogan Ulu pada umumnya tersusun dari tanah
Andosol Coklat dan Regosol; Latosol Coklat dan Litosol; serta Podsolik
Merah Kuning. Sebaran tanah dapat dilihat pada peta tanah yang disajikan
di lampiran, sedangkan persentasi struktur tanah disajikan pada Tabel 2.2.
Deskripsi Kawasan II-4
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Tabel 2.2. Sebaran luas jenis tanah KPHL Unit XIII Ogan Ulu
No Jenis tanah Fungsi Hutan
Luas (ha) Persentasi (%)
1. Andosol coklat dan regosol HL 54.529 77,8 2. Latosol coklat dan litosol HL 7.528 10,7 3. Podsolik merah kuning HL 7.990 11,5
Jumlah 70.047 100,0 Sumber Puslinak Pertanian tahun 2014
Gambar 2.1. Sebaran jenis tanah di wilayah KPHL Ogan Ulu
e. Topografi dan Kelerengan
Berdasarkan peta kelas lereng yang bersumber dari BPKH wilayah II
Palembang sebaran kelas lereng di wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu
didominasi oleh kelas lereng sangat curam, landai dan agak curam, lebih
terperinci sebaran kualifikasi kelas lereng disajikan pada Tabel 2.3.
Deskripsi Kawasan II-5
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Gambar 2.2. Sebaran kelas kelerengan dalam kawasan KPHLUnit XIII Ogan Ulu
Tabel 2.3. Kualifikasi Tingkat Kemiringan Wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Kelas lereng Tingkat
Kemiringan Kualifikasi Luas Persentase Luas (%)
1 0 - 8 Landai/Datar 26.466 37,8
2 15 - 25 Agak Curam 6.817 10,0
3 ≥ 45 Sangat Curam 36.764 52,2
Jumlah 70.047 100,0
Sumber : BPKH Wilayah II Palembang
f. Hidrologi dan Karakteristik Wilayah DAS
Berdasarkan kajian hidrologi, wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu
termasuk dalam DAS Musi Sub DAS Ogan, Sub DAS Lematang dan Sub
DAS Komering, sebaran wilayah Sub DAS tersebut disajikan pada tabel 2.4.
Anak - anak sungai yang terhimpun dalam Sub DAS - Sub DAS Enim
tersebut antara lain; Sungai Enim Kiri, Sungai Enim Kanan, Air Perikan,
Sungai Lubuk Nipis, Sungai Cawang Tengah, Sungai Luang Dalam, Sungai
Air Bengkok mengalir ke Sungai Enim. Sub - Sub DAS Endikat terdiri dari
sungai Endikat Bengkok dan Sungai Endikat Kiri mengalir ke Sungai
Deskripsi Kawasan II-6
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Endikat. Sungai Enim dan Sungai Endikat mengalir ke Sungai Lematang
yang terhimpun sebagai Sub DAS Lematang. Sub DAS Ogan merupakan
muara dari sungai Ogan Kiri dan Ogan Kanan, sedangkan Sub DAS
Komering muara dari Air Kisam dan Air Alakan. Akhirnya semua sungai baik
Sungai Lematang, Sungai Ogan dan Sungai Komering bermuara ke Sungai
Musi.
Tabel 2.4. Sebaran luas Sub DAS KPHL Unit XIII Ogan Ulu
No Jenis tanah Luas (ha) Persentasi (%)
1 Sub DAS Komering 252 0,36 2 Sub DAS Ogan 3.638 5,19 3 Sub DAS Lematang 66.157 94,45
Jumlah 70.047 100,00 Sumber : BPDAS-HL Musi Palembang
Gambar 2.3. Sebaran wilayah DAS dalam kawasan KPHLUnit XIII Ogan Ulu
Deskripsi Kawasan II-7
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
g. Pembagian Blok / Zona
Status fungsi kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu secara keseluruhan
merupakan hutan lindung, sehingga pembagian zona / Blok menjadi Blok
Inti, Blok Pemanfaatan. Hal ini sesuai dengan yang tercantum dalam
Petunjuk Teknis Tata Hutan yang tertuang dalam Perdirjen No. P.5/VII-
WP3H/2012.Blok inti diperuntukkan sebagai fungsi hidrologis dan edafis
sedangkan blok pemanfaatan adalah untuk pemanfaatan hasil hutan bukan
kayu (HHBK) dan jasa lingkungan pada hutan lindung. Dalam pelaksanaan
pemanfaatan tersebut ada yag melalui mekanisme perizinan yakni Hutan
Kemasyarakatan (HKm) dan Hutan Desa (HD) serta kemitraan.
Deskripsi Kawasan II-8
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Tabel 2.5. Daftar analisis potensi pembagian/peruntukkan blok dalam KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Fungsi Hutan
No Petak
Kepekaan Tanah
terhadap Erosi
Topografi/ kelerengan
Hidrologi/ DAS
Tutup an
lahan
Potensi pohon
Potensi HHBK
Potensi Jasa
Lingkung an
Informasi kekritisan
lahan
Akses masya-rakat
Perizi nan
Peruntuk kan Blok
HL HL 1 - 2; HL33 - 37; HL40;
- Peka dan Sangat Peka
- Agak Curam - Sangat
Curam - Landai
Daerah hulu
Hutan primer
Banyak Banyak Potensial - Potensial Kritis
- Agak kritis
Sulit Tidak ada
Inti
HL HL6; HL10 - 13; HL15 - 20 ; HL23 - 24;
- Peka sampai Sangat Peka
- Agak Curam - Sangat
Curam
Daerah hulu
Hutan primer
Banyak Banyak Potensial - Potensial Kritis
- Agak Kritis - Tidak
Kritis
Sulit Tidak ada
Inti
HL HL90 - 101; HL114 - 117; HL122 - 126; HL128 - 152; HL154 - 168; HL172 - 192; HL 199 - 207;
- Agak Peka, Peka dan Sangat Peka
- Sangat Curam
- Landai
Daerah hulu
Hutan primer
Banyak Banyak Potensial - Potensial Kritis
- Agak kritis - Tidak
Kritis
Sulit Tidak ada
Inti
Deskripsi Kawasan II-9
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Fungsi Hutan
No Petak
Kepekaan Tanah
terhadap Erosi
Topografi/ kelerengan
Hidrologi/ DAS
Tutup an
lahan
Potensi pohon
Potensi HHBK
Potensi Jasa
Lingkung an
Informasi kekritisan
lahan
Akses masya-rakat
Perizi nan
Peruntuk kan Blok
HL HL 233 - 239;
- Agak Peka Peka dan Sangat Peka
- Sangat Curam
- Landai
Daerah hulu
Hutan primer
Banyak Banyak Potensial - Agak Kritis - Potensial
Kritis
Sulit Tidak ada
Inti
HL HL 104; HL109; HL110; HL 113; HL118; HL121; HL127; HL153; HL 120; HL119; HL112
- Agak Peka, Peka dan Sangat Peka
- Sangat Curam
- Landai
Daerah hulu
Hutan primer
Banyak Banyak Potensial - Tidak kritis - Potensial
kritis
Sedang Tidak ada
Pemanfaatan Terbatas (Peramuan)
HL HL169 ; HL 171;
- Peka sampai Sangat Peka
- Sangat Curam
Daerah hulu
Hutan primer
Banyak Banyak Potensial - Potensial kritis
Sedang Tidak ada
Pemanfaatan Terbatas (Peramuan)
HL HL 193; HL196;
- Peka dan
- Sangat Curam
Daerah hulu
Hutan primer
Banyak Banyak Potensial - Potensial Kritis
Sedang Tidak ada
Pemanfaatan
Deskripsi Kawasan II-10
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Fungsi Hutan
No Petak
Kepekaan Tanah
terhadap Erosi
Topografi/ kelerengan
Hidrologi/ DAS
Tutup an
lahan
Potensi pohon
Potensi HHBK
Potensi Jasa
Lingkung an
Informasi kekritisan
lahan
Akses masya-rakat
Perizi nan
Peruntuk kan Blok
HL 197; HL198; HL213; HL214; HL 208; HL209;
Sangat Peka
- Landai
Terbatas (Peramuan)
HL HL41 ; HL39 ;
- Peka sampai Sangat Peka
- Sangat Curam
- Landai
Daerah hulu
Hutan primer
Banyak Banyak Potensial - Agak Kritis Sedang Tidak ada
Pemanfaatan Terbatas (Peramuan)
HL HL3, HL9, HL21, HL 38, HL60, HL61, HL111, HL170,HL 194, HL223, HL231, HL232
- Agak Peka, Peka dan Sangat Peka
- Agak Curam - Sangat
Curam - Landai
Daerah hulu
Hutan sekunder/ Belukar/ Perke-bunan
Sedang/Sedikit
Banyak Potensial - Tidak Kritis
- Potensial Kritis
- Agak Kritis
Mudah Izin Hutan Desa
Pemanfaatan Prizinan
HL HL4 -5 ; HL7 - 8; HL14; HL 22; HL
- Agak Peka, Peka dan
- Sangat Curam
- Landai
Daerah hulu
Hutan sekunder/ Belukar
Sedang/Sedikit
Banyak Potensial - Tidak Kritis
- Potensial
Mudah Tidak ada
Pemanfaatan Kemitraan
Deskripsi Kawasan II-11
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Fungsi Hutan
No Petak
Kepekaan Tanah
terhadap Erosi
Topografi/ kelerengan
Hidrologi/ DAS
Tutup an
lahan
Potensi pohon
Potensi HHBK
Potensi Jasa
Lingkung an
Informasi kekritisan
lahan
Akses masya-rakat
Perizi nan
Peruntuk kan Blok
25 - 32; HL42 - 59; HL 62 - 89; HL 102 - 103; HL105 - 108; HL 195; HL 210 - 212; HL215 - 222; HL224 - 230;
Sangat Peka
- Agak Curam / Perke-bunan
Kritis
- Agak Kritis
- Kritis
Keterangan:
Pertimbangan Pendukung
Pertimbangan utama
Deskripsi Kawasan II-12
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Berdasarkan analisis peruntukan dan pembagian Blok tersebut maka
pembagian Blok Tata Hutan dibagi menjadi 2 Blok yakni Blok Inti, Blok
Pemanfaatan.
Tabel 2.6 Pembagian Blok Tata Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Fungsi Hutan Blok Tata Hutan Luas (ha)
Hutan Lindung Blok Inti 28.417
Blok Pemanfaatan 41.630
Jumlah 70.047
Gambar 2.4. Tata hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Berdasarkan kajian biogeofisik, potensi sumberdaya hutan, akses
masyarakat dan perizinan, maka blok tata hutan selanjutnya dibagi menjadi
kelas hutan seperti yang tersaji pada tabel 2.7.
Deskripsi Kawasan II-13
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Tabel 2.7. Kelas Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Fungsi Hutan Blok Tata Hutan/ Kelas Hutan Luas (ha)
Hutan Lindung
Blok Inti 28.417
Blok Pemanfaatan Blok Pemanfaatan Terbatas (Peramuan/ Pemungutan HHBK)
13.207
Blok Pemanfaatan Jasling dan HHBK pola kemitraan
11.634
Blok Pemanfaatan Jasling dan HHBK pola perizinan
16.790
Jumlah 70.047 Sumber : Peta Tata Hutan
Gambar 2.5. Kelas hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Tabel 2.8 Sebaran petak pada Blok Tata Hutan
Fungsi Hutan
No Petak Blok Tata
Hutan Luas (Ha)
Hutan Lindung
1, 10, 100, 101, 102, 103, 11, 12, 124, 125, 126, 127, 128, 129,13, 131, 132, 133, 134, 135, 136, 137, 138, 139, 140, 141, 142, 143, 144, 145, 146, 147, 148, 149, 15, 150, 151, 152,153, 154, 156, 157, 158, 159, 16,160, 161, 162, 163, 164, 165, 166, 167, 168, 169, 17, 170, 174, 175, 176, 177, 178, 179, 18, 180, 181, 182, 183, 184, 185, 186, 187, 188, 189, 19, 190, 191, 192, 193, 194, 2, 20, 201, 202, 203, 204, 205, 206, 207, 208, 209, 23, 236, 239, 24, 240, 241, 242, 253, 34, 35, 36, 37, 38, 41, 6, 92, 93, 94, 95, 96, 97, 98,99
Blok Inti 28.417
Deskripsi Kawasan II-14
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Fungsi Hutan
No Petak Blok Tata
Hutan Luas (Ha)
Hutan Lindung
114,120,121, 122, 123, 130, 14, 155, 197, 198, 199, 200, 210, 211, 212, 213, 214, 215, 216, 217, 22, 220, 221, 222, 223, 224, 226, 227, 228, 229, 230, 232, 243, 244, 25, 26, 27, 28, 30, 32, 33, 4,5, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 7, 71, 75, 8
Blok Pemanfaatan Terbatas
13.207
Hutan Lindung
104, 105, 106, 107, 171, 173, 195, 218, 219, 231, 29, 40, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51,52,53, 54, 55, 56, 57,58, 59, 60, 70, 72, 73, 74, 76, 77, 78, 79, 81,82, 83, 84, 85, 86, 87,88, 89, 90,91
Bok Pemanfaatan HHBK dan Jasling pola Kemitraan
11.634
Hutan Lindung
108, 113, 172, 196, 21, 225, 233, 3, 39, 61, 62, 9, 235, 80
Blok Pemanfaatan HHBK dan Jasling Pola Perizinan
16.790
Sumber : Peta Tata Hutan
Selanjutnya semua blok dalam tata hutan akan dikelompokkan menjadi
kelas - kelas hutan. Dari kelas - kelas hutan tersebut masing - masing akan
dikelompokkan lagi menjadi kelas perusahaan seperti diuraikan pada tabel
berikut.
Tabel 2.9 Korelasi Tata Hutan, Kelas Hutan dan Kelas Perusahaan
Blok Tata Hutan Kelas Hutan Kelas Perusahaan
Blok Inti Perlindungan kawasan
Blok Peramuan/ Pemungutan HHBK
Peramuan/Pemungutan HHBK
Pemungutan HHBK
Blok Pemanfaatan Jasling dan HHBK (Kemitraan)
Pengembangan HHBK 1. Usaha rotan 2. Usaha bambu 3. Usaha pengolahan hasil kopi 4. Usaha damar mata kucing 5. Usaha pengembangan kemiri 6. Usaha pengembangan buah-
buahan (Alpukat, Durian, Nangka)
7. Usaha pengembangan lada 8. Usaha pengembangan getah
pinus 9. Usaha pengembangan pinang
dan aren 10. Usaha produksi benih dan bibit
Deskripsi Kawasan II-15
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Blok Tata Hutan Kelas Hutan Kelas Perusahaan
11. Usaha pengembangan markisa 12. Usaha pengolahan markisa
Jasa Lingkungan A. Ekowisata: 1. Wisata alam 2. Wisata edukasi
B. Pemanfaatan sumberdaya air C. Sumber energi listrik
Blok Pemanfaatan Jasling dan HHBK (Perizinan)
Pengembangan HHBK 1. Usaha rotan 2. Usaha bambu 3. Usaha pengolahan hasil kopi 4. Usaha damar mata kucing 5. Usaha pengembangan getah
pinus 6. Usaha pengembangan kemiri 7. Usaha pengembangan buah-
buahan (Alpukat, Durian, Nangka)
8. Usaha pengembangan lada 9. Usaha pengembangan pinang
dan aren 10. Usaha produksi benih dan bibit 11. Usaha pengembangan markisa 12. Usaha pengolahan markisa 13. Usaha pengembangan sayur
sayuran 14. Panas Bumi
Jasa Lingkungan A. Ekowisata: 3. Wisata alam 4. Wisata edukasi
B. Pemanfaatan sumberdaya air C. Sumber energi listrik
Sumber : Hasil Analisis
2.1.4 Aksesibilitas kawasan
Akses jalan menuju wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu dari Kota
Kabupaten Muara Enim dan kota Kecamatan dapat ditempuh dengan jalan
darat selama 2 - 3 jam dengan konstruksi jalan aspal. Adapun dari jalan desa
menuju wilayah KPHL terdapat tiga tipe jalan yakni kontruksi aspal, beton
dan batu kerikil.
Berdasarkan kajian dari peta aksesibilitas kawasan, akses terhadap
kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu tergolong menjadi tiga kualitas akses yakni
akses rendah, sedang, tinggi. Akses rendah adalah wilayah yang tidak
Deskripsi Kawasan II-16
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
terdapat akses jalan darat berupa jalan rintis ataupun jalan yang bisa
ditempuh melalui akses sungai. Akses sedang adalah terdapat salah satu
akses jalan antara jalan darat berupa rintis atau jalan melalui akses sungai,
sedangkan akses tinggi adalah wilayah yang terdapat banyak akses baik jalan
darat dengan berbagai tipe konstruksi dan jalan akses melalui sungai.
Gambar 2.6. Sebaran kondisi akses dalam kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Gambar 2.7. Kontruksi jalan desa menuju wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Deskripsi Kawasan II-17
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Tabel 2.10 Sebaran kelas akses dalam kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Kelas Akses Luas Persen(%) Ketarangan wilayah
Rendah 11.705 17 Tidak bisa diakses Sedang
37.818 54 Dapat diakses melalui satu akses
(darat) Tinggi 20.525 29 Dapat diakses dari akses darat
Jumlah 70.047 100
Sumber : Hasil pendataan Sosial Budaya BPKH Wilayah II Tahun 2015
2.1.5 Sejarah Kawasan
Secara keseluruhan status fungsi hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Kabupaten Muara Enim termasuk Hutan Lindung yang termasuk pada
Kelompok Hutan Bukit Jambul Asahan, Bukit Jambul Gunung Patah, Bukit
Nanti dan Mekakau dan Air Tebangka. Berdasarkan risalah kawasan hutan
berawal dari risalah Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) melalui Keputusan
Menteri Pertanian Nomor 925/Kpts/Um/12/1982 tanggal 27 Desember 1982
jo Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 410/Kpts-II/1986 tanggal 29
Desember 1986). Luasan Kawasan Hutan saat itu adalah ± 74.700 Ha.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 76/Kpts-II/2001
tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Sumatera Selatan
tanggal 15 Maret 2001 yang merupakan hasil paduserasi antara TGHK
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sumatera Selatan,
total luas Kawasan Hutan sebagaimana yang tertuang dalam lampiran
Keputusan Menteri tersebut adalah ± 81.082 Ha. Berdasarkan Keputusan
Menteri Kehutanan RI Nomor: SK.822/Menhut-II/2013 tentang perubahan
peruntukkan Kawasan Hutan menjadi Bukan Kawasan Hutan di Provinsi
Sumatera Selatan, ada beberapa perubahan fungsi kawasan, penambahan
dan pelepasan, sehingga luas KPHL Unit XIII Ogan Ulu luasannya menjadi
± 70.047 Ha. Risalah fungsi dan luas Kawasan Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
dari beberapa dekade kebijakan disajikan pada tabel 2.9.
Deskripsi Kawasan II-18
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Penetapan Kawasan Hutan yang meliputi Kawasan Hutan KPHL Unit XIII
Ogan Ulu ditetapkan sejak tahun 2014 dengan uraian penetapan Kelompok
Hutan Bukit Jambul Gunung Patah, Bukit Jambul Asahan, Bukit Nanti,
Mekakau dan Air Tebangka penetapan melalui SK Menteri Kehutanan No.
SK.3097/Menhut-VII/KUH/2014 tanggal 23 April 2014 seluas 310.520,42 Ha.
Tabel 2.11. Sejarah Fungsi dan Luas Kawasan Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Fungsi Hutan
Nama Kelompok
Hutan
Luas pada TGHK
th 1986 (Ha)
Luas pada SK.76 th
2001 penunjukkan kawasan(Ha)
Luas pada SK.76 th
2010 Penetapan KPH (Ha)
Luas pada SK.822 th
2013 penunjukkan kawasan (Ha)
Luas pada SK.866 th
2014 penunjukkan kawasan (Ha)
HL Bukit Jambul Gn. Patah Bukit Nanti dan Mekakau
74.700 81.082 73.966 70.047 70.047
Jumlah 74.700 81.082 73.966 70.047 70.047 Sumber : BPKH Wilayah II Palembang
2.2. Potensi Wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu
2.2.1. Informasi Penutupan Vegetasi
Penutupan lahan merupakan gambaran obyek (kenampakan biofisik) di
permukaan bumi yang diperoleh dari sumber data terpilih (umumnya data
penginderaan jauh) dan dikelompokkan ke dalam kelas - kelas tutupan yang
sesuai dengan kebutuhannya. Hal lain yang mempengaruhi perubahan tutupan
lahan adalah pertambahan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi.
Informasi mengenai perubahan tutupan lahan merupakan hal yang penting
untuk diketahui dalam kegiatan perencanaan. Dalam hal ini informasi yang
berkaitan dengan perubahan tutupan lahan digunakan sebagai salah satu data
untuk mengetahui karakteristik suatu wilayah sehingga arah perencanaan yang
akan dilaksaanakan menjadi lebih baik.
Kondisi hutan pada wilayah unit KPHL Unit XIII Ogan Ulu merupakan jenis
Hutan Lindung dataran tinggi yang termasuk pada tipe ekosistem hutan hujan
Deskripsi Kawasan II-19
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
tropis zona hutan hujan bawah dan tengah. Tegakan hutan hujan tropis
didominasi oleh pepohonan yang selalu hijau. Keanekaragaman spesies
vegetasi dan satwa yang ada di hutan hujan tropis sangat tinggi.
Jumlah spesies pohon yang ditemukan dalam hutan hujan tropis lebih
banyak dibandingkan dengan yang ditemukan pada ekosistem hutan lainnya.
Tajuk pohon hutan hujan tropis sangat rapat, ditambah lagi adanya tumbuh -
tumbuhan yang merambat, menggantung, dan menempel pada dahan - dahan
pohon, misalnya rotan, anggrek, dan paku - pakuan.
Berdasarkan data peta penutupan lahan hasil penafsiran citra Landsat
dan citra SPOT 6 tahun 2014 yang bersumber dari BPKH Wilayah II
Palembang, jenis penutupan lahan yang berada di wilayah KPHL Unit XIII
Ogan Ulu terdiri dari 5 jenis penutupan lahan yakni hutan lahan kering primer,
hutan lahan kering sekunder, kebun campuran dan perkebunan kopi dan
pertanian lahan kering campur semak.
Tabel 2.12. Sebaran luas tipe penutupan lahan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
No Tipe penutupan lahan Luas (ha) Persentasi (%)
1 Hutan lahan kering Primer 36.555 52 2 Hutan lahan kering sekunder 11.957 17 3 Kebun campuran 19.857 28 4 Perkebunan kopi 218 0 5 Pertanian lahan kering campur
semak 1.460 2
Jumlah 70.047 100 Sumber : Penafsiran Citra Landsat dan SPOT 6 Tahun 2014
a. Vegetasi Berhutan
Vegetasi berhutan dalam hal ini adalah tipe tutupan lahan hutan
lahan kering primer dan tipe tutupan lahan hutan lahan kering sekunder.
1. Hutan Lahan Kering Primer
Dari hasil survey lapangan yang dilakukan oleh tim BPKH pada
tingkat pohon ditemukan 69 species yang didominasi oleh medang, kayu
pasang , kelat kayu seru. Pada tingkat tiang ditemukan 47 species yang
Deskripsi Kawasan II-20
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
didominasi oleh jenis medang, kayu cabe, kelat, kayu pasang, kayu
sepat, seru, kayu tilam. Tingkat pancang ditemukan 37 species yang
didominasi oleh jenis medang, kayu cabe, kelat, kayu pasang, kayu
sepat, kayu beke dan sepungul. Adapun pada tingkat semai ditemukan
37 species yang didominasi oleh species medang, kayu cabe, kelat, kayu
pasang, kayu sepat, kayu beke dan sepungul. Nilai densitas atau
kergaman darisetiap strata disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2.13. Jumlah species dan nilai densitas pada hutan primer
Struktur Vegetasi Jml Species Densitas/K (idv/ha)
Semai 37 32.411 Pancang 37 8.772 Tiang 47 4.804 Pohon 69 137 Sumber : Pendataan Biogiofisik BPKH Wilayah II tahun 2015.
2. Hutan Lahan Kering Sekunder
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh tim BPKH pada lahan
hutan sekunder terdapat 103 species untuk tingkat pohon yang
didominasi oleh medang, kelat, pasang, kayu seru, beke, bayur, dan
bancung. Pada tingkat tiang terdapat 84 species yang didominasi oleh
kelat, medang, dan pasang. Untuk tingkat pancang terdapat 65 species
yang didominasi oleh species medang, kelat, pasang dan sepungul. Pada
tingkat tiang terdata ada 57 species yang didominasi oleh kelat,
medang, pasang dan sepungul.
Tabel 2.14. Jumlah species dan nilai densitas pada hutan sekunder
Struktur Vegetasi Jml Species Densitas/K (idv/ha)
Semai 57 28.693 Pancang 65 8.214 Tiang 84 5.509 Pohon 103 112 Sumber : Pendataan Biogiofisik BPKH Wilayah II tahun 2015.
Deskripsi Kawasan II-21
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Tabel 2.15. Daftar species yang ditemukan di areal berhutan
No Jenis No Jenis No Jenis
1 Aur Lanting 36 Keidung 71 Merbingkang
2 Aur Nasi 37 Kelat 72 Meululang
3 Balam 38 Kelat Cabe 73 Munil
4 Balik Angin 39 Kelat Jambu 74 Pasang
5 Bambang 40 Keli 75 Pasang Kasil
6 Bancung 41 Kelutum 76 Pauh
7 Bangka 42 Kemenyan 77 Peuleu
8 Banitan 43 Kemiling 78 Pudungan
9 Baru 44 Kemiri 79 Pungguh
10 Batu 45 Keridung 80 Punggung Kijang
11 Bayur 46 Ketuku 81 Regis
12 Beke 47 Kisam 82 Relai
13 Bengkinang 48 Kuning 83 Sapat
14 Beranai 49 Labu 84 Selimang
15 Beruas 50 Lau 85 Semara
16 Biawak 51 Leban 86 Sempunggul
17 Bintian 52 Lempaun 87 Semu
18 Bungin 53 Lengkenai 88 Sentul
19 Cangkring 54 Lengkenai Daun 89 Sepungguk
20 Cemara 55 Leubeu 90 Sia
21 Damar 56 Lulus 91 Sirih
22 Danau 57 Mampat 92 Surian
23 Delengu 58 Marsireu 93 Tampung Ayam
24 Delupang 59 Medang 94 Tegil
25 Dilau 60 Medang Catik 95 Tenam
26 Jelatang 61 Medang gambir 96 Tilam
27 Jelupang 62 Medang Kuning 97 Tinggiran punai
28 K. Labu 63 Medang Pauh 98 Tokok Biawak
29 Kandis 64 Medang Perle 99 Tui
30 Karido 65 Menggeris 100 Tulang
31 Katak 66 Mentuduk 101 Udang
32 Kayu Berasang 67 Merah Mata 102 Cyru
33 Kayu Bungin 68 Merampuyan 103 Kayu rebung
34 Kayu cabe 69 Meranti
35 Kayu Kapas 70 Merbau Sumber : Pendataan Biogiofisik BPKH Wilayah II tahun 2015.
Deskripsi Kawasan II-22
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Gambar 2.8. Kondisi tutupan lahan hutan sekunder
b. Vegetasi Tidak Berhutan
Berdasarkan hasil penafsiran citra landsat yang termasuk pada
tutupan lahan tidak berhutan adalah kebun campuran, perkebunan dan
pertanian lahan kering campur semak. Kondisi di lapangan berdasarkan
hasil survey tim BPKH ketiga tipe tutupan lahan tersebut saat ini
kondisinya berupa belukar semak, kebun kopi monokultur, kebun kopi
campuran, pertanian intensif, sawah dan lahan terbuka.
Kebun kopi adalah Kawasan Hutan yang sudah dimanfaatkan oleh
masyarakat menjadi areal kebun kopi dengan pola pengelolaan intensif
dengan pemeliharaan dan perawatan sehingga menjadi areal
monokultur tanaman kopi. Kebun campuran merupakan areal hutan
yang sudah digarap masyarakat dengan tanaman kopi, namun pola
pengelolaannya tidak dilakukan secara intensif, sehingga masih
memberikan ruang vegetasi yang lain tumbuh pada tipe tutupan ini.
Vegetasi yang berasosiasi pada tipe tutupan ini terdiri dari vegetasi
bawah baik yang termasuk pada habitus pohon, semak herba ataupun
perdu dan tanaman tingkat tinggi pohon.
Pertanian intensif merupakan Kawasan Hutan yang digarap
masyarakat menjadil areal pertanian dengan mengusahakan sayur -
sayuran dan buah - buah seperti cabe, kubis dan strawberi. Lahan
terbuka adalah lahan yang akan digarap oleh masyarakat dengan
Deskripsi Kawasan II-23
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
melakukan pembukaan lahan melalui pola tebas bakar. Keadaan lain
padalahan terbuka adalah bekas areal persawaahan yang belum kembali
digarap dan belukar homogen berupa hamparan paku resam dan alang -
alang.
Gambar 2.9. Kondisi lahan terbuka
Gambar 2.10. Kondisi Kebun campuran
Gambar 2.11. Kondisi belukar semak
Deskripsi Kawasan II-24
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Gambar 2.12. Kondisi kebun kopi
Gambar2.12. Kondisi areal Pertanian
Gambar 2.13. Kondisi areal Pertanian
2.2.2. Potensi Hasil Hutan Kayu (HHK) dan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK).
a. Hasil Hutan Kayu
Potensi hasil hutan kayu pada hutan lindung diperlukan untuk melihat
fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk
mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, dan memelihara
kesuburan tanah. Untuk melihat nilai keseimbangan komunitas tumbuhan
sebagai habitat dan sumber pakan satwa liar serta untuk melihat
ketersediaan biodiversity, sumber genetik dan potensi simpanan carbon.
Berdasarkan hasil survey potensi pohon yang dilakukan oleh Tim
BPKH, volume pohon yang tersedia baik yang berada pada hutan primer
Deskripsi Kawasan II-25
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
ataupun hutan sekunder adalah ± 1.242 m3/ha dengan keragaman jenis
seperti yang disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2.16 Daftar species pohon yang menyusun areal berhutan
No Jenis No Jenis No Jenis
1 Aur Lanting 50 Kelat 99 Mersireu
2 Aur Nasi 51 Kelat Cabe 100 Meululang
3 Balam 52 Kelat Jambu 101 Munil
4 Balik Angin 53 Keli 102 Pasang
5 Bambang 54 Kelutum 103 Pasang Abang
6 Bancung 55 Kemenyan 104 Pasang Ijang
7 Bangka 56 Kemiling 105 Pasang Ijo
8 Banitan 57 Kemiri 106 Pasang Kasih
9 Baru 58 Keridung 107 Pasang Kasil
10 Batu 59 Ketuku 108 Pasang Keli
11 Bayur 60 Kisam 109 Pasang Padi
12 Beke 61 Kuning 110 Pasang Putih
13 Bengkinang 62 Labu 111 Pasang Ubar
14 Beranai 63 Lau 112 Pauh
15 Beruas 64 Leban 113 Peperi
16 Biawak 65 Lebe 114 Peuleu
17 Bintian 66 Lempaun 115 Pudung Teh
18 Bungin 67 Lengkenai 116 Pudungan
19 Cabe 68 Lengkenai Daun 117 Pungguh
20 Cangkring 69 Lengkudu 118 Punggung Kijang
21 Cemara 70 Leubeu 119 Regis
22 Damar 71 Lulus 120 Relai
23 Danau 72 Mampat 121 Reulai
24 Delengu 73 Marsireu 122 Sapat
25 Delupang 74 Medang 123 Selimang
26 Dilau 75 Medang Abang 124 Semara
27 Gelai 76 Medang Bambang 125 Sempunggul
28 Gelundi 77 Medang Banglai 126 Semu
29 Ita-ita 78 Medang Basah 127 Sentul
30 Jelatang 79 Medang Benglai 128 Sepungguk
31 Jelupang 80 Medang Catik 129 Sepungul
32 K. Labu 81 Medang Durian 130 Serian
33 Kandis 82 Medang gambir 131 Sia
34 Karido 83 Medang Kapur 132 Sirih
35 Katak 84 Medang Kuning 133 Surian
36 Kayu Ara 85 Medang Pauh 134 Tampung Ayam
37 Kayu Berasang 86 Medang Perle 135 Tegil
38 Kayu Brikit 87 Medang Santik 136 Tenam
39 Kayu Bungin 88 Medang Seluang 137 Tilam
40 Kayu cabe 89 Medang Sengat 138 Tinggiran punai
41 Kayu Cendana 90 Medang Tirau 139 Tokok Biawak
42 Kayu Kapas 91 Melulang 140 Tui
Deskripsi Kawasan II-26
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
No Jenis No Jenis No Jenis
43 Kayu Kelat 92 Menggeris 141 Tulang
44 Kayu Kelat Gelundi 93 Mentuduk 142 Udang
45 Kayu Kelat Jambu 94 Merah Mata 143 Cyru
46 Kayu Kisim 95 Merampuyan 144 Kayu rebung
47 Kayu Munil 96 Meranti 145 Mersireu
48 Kayu Sengit 97 Merbau
49 Keidung 98 Merbingkang Sumber : Hasil Inventarisasi Biogeofisik KPHL Unit XIII Ogan Ulu Tahun 2015.
b. Hasil Hutan Bukan Kayu
Berdasarkan UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan,
pengertian hasil hutan bukan kayu (HHBK) adalah benda-benda hayati, non
hayati dan turunannya serta jasa yang berasal dari hutan. HHBK terdiri dari
produk nabati dan hewan, dan produk nabati dapat dikelompokkan menjadi
produk ikutan dan produk sampingan. Berdasarkan informasi masyarakat
dan informasi pihak yang berkepentingan, dalam wilayah KPHL Ogan Ulu
terdapat beberapa jenis HHBK baik yang tergolong hasil ikut ataupun hasil
sampingan antara lain seperti yang tercantum dalam tabel 2.17.
Berdasarkan hasil Survey dari Tim BPKH Wilayah II Palembang
tahun 2014, terdapat 8 jenis rotan yang ada di wilayah hutan lindung Bukit
Jambul denganspesifikasi yang tercantum dalam tabel 2.17.
Tabel 2.17. Daftar HHBK yang ada di wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Hasil Ikutan Hasil Sampingan
1. Damar 2. Kemiri 3. Alpukat 4. Durian 5. Nangka
1. Rotan 2. Bambu 3. Lada 4. Buah kopi 5. Pinang
6. Aren 7. Markisa 8. Sayur-sayuran
Sumber : Hasil Inventarisasi Biogeofisik KPHL Unit XIII Ogan Ulu Tahun 2015
Deskripsi Kawasan II-27
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Tabel 2.18. Daftar rotan dewasa di HL. Bukit Jambul Muara Enim
No Jenis Rotan NP NR Di (cm) Pi (m) Bi (Kg) Bki (Kg)
Rotan Diproduksi
1 Gambir 272 104 726,90 6.194,77 6.380,61 5.946,98
2 Jernang 286 92 528,50 6.324,70 4.427,29 3.415,34
Jumlah I 558 196 1.255,40 12.519,47 10.807,90 9.362,32
Rotan tidak produktif
3 Bubuar 2.036 712 13.670,30 151.225,88 181.471,06 136.103,29
4 Bubuar Kapur 6 4 25,60 40,80 53,04 44,88
5 Bubuar Lilin 30 24 57,02 120,00 150,00 108,00
6 Lemak 58 23 231,80 4.694,30 1.643,01 1.267,46
7 Paku 283 91 448,20 6.497,19 4.677,98 3.248,60
8 Sabut 2.331 1.234 6.355,70 73.930,50 40.556,51 25.395,25
Jumlah II 4.744 2.088 20.788,62 236.508,67 228.656,87 166.167,48
Jumlah I + II 5.302 2.284 22.044,02 249.028,14 239.464,77 175.529,80
Sumber: Hasil Survey Inventarisasi rotan Tim BPKH tahun 2014
Keterangan: Jumlah rumpun (NR), jumlah batang (NP), jumlah diameter (Di), jumlah
panjang (Pi), jumlah massa/berat basah (Bi),Jumlah berat kering (Bki)
2.2.3. Keberadaan flora dan fauna langka
Flora dan fauna langka diartikan merupakan flora dan fauna yang
dilindungi oleh Undang-undang indonesia yang diimplementasikan pada
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang perlidungan
tumbuhan dan satwa. Selain itu flora fauna tersebut akan menjadi
perhatian apa bila sudah termasuk pada red list IUCN yaitu lembaga
international yang memberikan informasi dan analisis mengenai status,
tren, dan ancaman terhadap spesies dengan tujuan untuk
memberitahukan, dan mempercepat tindakan dalam upaya konservasi
keanekaragaman hayati. Lembaga international lain yang menjadi bahan
pertimbanganan adalah CITES (Convention on International Trade in
Endangered Species of Wild Fauna and Flora) atau konvensi
perdagangan internasional tumbuhan dan satwa liar spesies terancam
yang bertujuan untuk melindungi tumbuhan dan satwa liar terhadap
perdagangan internasional spesimen tumbuhan dan satwa liar yang
mengakibatkan kelestarian spesies tersebut terancam. Berdasarkan hasil
Deskripsi Kawasan II-28
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
survey tidak terdata adanya flora dilindungi berdasarkan UU, sedangkan
berdasarkan IUCN terdapat flora yang sudah masuk pada Red List IUCN
antara lain Meranti (Shorea spp), Keruing (Dipterocapus spp), Kempas
(Koompassia malaccensis), merawan (Hopea sp), rambutan hutan
(Nephelium sp).
Selain flora tersebut, juga terdapat beberapa jenis fauna antara
lain : Beruang Madu -(Helarctos malayanus),Harimau (Panthera tigris
sumatrensis), Landak (Hystrix bracyura), menjangan (Cervus municolor),
siamang (Hylobates syndactylus), kucing hutan (Felis sp), ayam hutan
(Galus sp), burung hantu (Otus magicus), burung elang (Hinecopernis
longicauda) dan kambing hutan (Capricornis sumatraensis). Salah satu
fauna endemik yang terindentifikasi adalah Kambing hutan (Capricornis
sumatraensis).
Gambar 13 : Fauna yang ada di KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Kambing Hutan Beruang Madu
Harimau Rusa
Deskripsi Kawasan II-29
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Tabel 2.19 Daftar Keragaman dan status perlindungan satwa
No Nama lokal Nama ilmiah Status Perlindungan
UU IUCN CITES
Reptil 1 Ular sanca Broghammerus reticulatus - - App II 2 Bunglon hutan Gonocephalus liogaster - VU -
Mamalia 1 Beruang madu Herctos malayanus √ VU App I 2 Harimau Panthera tigris sumatrensis 3 Landak Hystrix brachyura √ LC App II 4 Monyet Macaca fascicularis - LC App II Siamang Hylobates syndactylus
5 Beruk Macaca nemestrina - VU App II 6 Kucing hutan Felis sp LC App II 7 Ayam hutan Galus sp LC App II 8 Kambing hutan Capricornis sumatraensis LC App II 9 Rusa Cervus sp √ VU App I
Aves 1 Burung hantu Otus magicus LC App II 2 Burung elang Hinecopernis longicauda LC App II 3 Elang Aquila chrysaetos - VU App II 4 Rangkong Anthracoceros malayanus √ VU App I Sumber: Hasil survey Tim Geofisik KPHL Ogan Ulu dan hasil studi literatur Keterangan: (√)= dilindungi UU CR= Critically Endangared (kritis) ,LR=Low Risk (Resiko rendah, VU=Vulnerable (Rentan), LC=Least Concern ( kurang diperhatikan ), NT= Near Threatened (Hampir terancam)
2.2.4. Potensi jasa lingkungan dan wisata alam
Pengertian Hutan Lindung sebagaimana yang tertuang dalam UU
No 41 tahun 1999 Pasal 1 ayat 8 mendefinisikan bahwa, Hutan Lindung
sebagai Kawasan Hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air,
mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan
memelihara kesuburan tanah. KPHL Unit XIII Ogan Ulu merupakan
Hutan Lindung daerah pegunungan sehingga fungsi lindungnya lebih
ditekankan pada perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk
mengatur tata air, mencegah banjir dan mengendalikan erosi.
Kawasan Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu juga merupakan daerah
hulu dari Sub DAS Lematang, Sub DAS Ogan dan Sub DAS Komering
yang sumber airnya dapat dimanfaatkan sebagai produk jasa ekosistem
Deskripsi Kawasan II-30
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
hutan. Jasa lingkungan yang dapat diberikan dari sumberdaya air yang
ada antara lain menjadi fungsi hidrologi sebagai penyangga kehidupan,
sumber air bersih dan sumber air minum, sumber energi dengan
pemanfaatan Pengolahan Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Selain itu
terdapat juga potensi alam yang memiliki nilai estetis sehingga dapat
dikembangkan menjadi wisata alam dengan objek wisata sungai dan air
terjun. Wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu juga memiliki potensi sumber
energi alam yakni sumber panas bumi yang digunakan sebagai sumber
pembangkit listrik dan objek wisata. Potensi holtikultura tanaman buah-
buahan (alpukat, durian, nangka, markisa, dan strawberi) serta sayur
sayuran yang ada di KPHL Unit XIII Ogan Ulu juga merupakan potensi
yang dapat dikembangkan menjadi wisata agro.
Gambar 2.15. Objek wisata air terjun dan
sungai
Deskripsi Kawasan II-31
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Tabel 2.20. Letak objek wisata di wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu
No JENIS OBJEK
WISATA KECAMATAN DESA KOORDINAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11
12
13
14
Air Panas Air mancur air panas Gua batu sungkur Air Terjun Arung Jeram Candi Batu Ampar Curup Enim Curup Kayu Kunyit Curup Tinggi 1 Curup Tinggi 2 Curup Tanjung Tiga Air Terjun Air Hitam Air Terjun Cahaya Alam Danau Deduhuk
SDL SDL SDL SDL SDL SDT SDT SDT SDT SDT SDU SDU SDU SDU
Penindaian Penindaian Penindaian Pulau Panggung Pulau Panggung Muara Tenang Muara Tenang Palak Tanah Palak Tanah Palak Tanah Tanjung Raya Pelakat Cahaya Alam Segamit
S. 4° 11” 29’ E. 103° 38” 17’ S. 4° 10” 59’ E. 103° 38” 24’ S. 4° 09” 51’ E. 103° 37” 53’ S. 4° 07” 22’ E. 103° 37” 18’ S. 4° 07” 37’ E. 103° 37” 26’ S. 4° 10” 51’ E. 103° 36” 27’ S. 4° 10” 49’ E. 103° 36” 24’ S. 4° 10” 14’ E. 103° 35” 51’ S. 4° 10” 48’ E. 103° 35” 25’ S. 4° 10” 48’ E. 103° 35” 27’ S. 4° 14” 15’ E. 103° 34” 47’ S. 4° 16” 53’ E. 103° 33” 55’ S. 4° 10” 25’ E. 103° 32” 28’ S. 4° 12” 04’ E. 103° 26” 33’
Sumber : Study Pengembangan Pariwisata Semende (BAPPEDA 2016)
2.3. Data Informasi Sosial Budaya Masyarakat
Berdasarkan wilayah administrasi, KPHL Unit XIII Ogan Ulu berada di 3
(tiga) Kecamatan berada di Kabupaten Muara Enim yakni Kecamatan
Semende Darat Laut, Semenda Darat Tengah dan Semende Darat Ulu dan
yang berada di Kabupaten Lahat yakni Kecamatan Mulak Ulu dan Kota Agung
dengan sebaran desa seperti yang disajikan pada tabel berikut.
Deskripsi Kawasan II-32
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Tabel 2.21. Sebaran desa yang berada di wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu
No Kecamatan Desa
1 Semende Darat Laut Kab. Muara Enim
Penindaian, Babatan, Muara Dua, Muara Danau Penyandingan, Pulau Panggung
2 Semende Darat Tengah Kab. Muara Enim
Swarna Dwipa, Rekimai Jaya, Gunung Agung, Kota Padang, Tanjung Raya, Palak Tanah, Seri Tanjung, Tebing Abang, Batu Surau, Muara Tenang, Tanjung Raya, Tenam Bungkuk
3 Semende Darat Ulu Kab. Muara Enim
Pajar Bulan, Cahaya Alam, Danau Gerak, Pelakat, Tanjung Tiga, Segamit, Siring Agung, Tanjung Agung, Pajar Bulan
4 Kota Agung Kab. Lahat
Tunggul Bute, Kota Agung, Karang Agung, Sukaraja, Tanjung Bulan, Gedung Agung, Tebat Langsat, Gunung Lewat, Pandan Arang Ulu, Karang Endah, Bangke
5 Mulak Ulu Kab. Lahat
Penindaian, Pengentaan, Mengkenang, Lawang Agung Mulak
Sumber : Hasil Inventarisasi Sosbud KPHL Unit XIII Ogan Ulu
2.3.1. Data Kependudukan
a. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk merupakan salah satu sumberdaya yang sangat
penting di dalam pembangunan. Penduduk merupakan subyek sekaligus
obyek pembangunan itu sendiri. Pada tahun 2014, jumlah penduduk
Kecamatan Semende Darat Tengah (SDT) tercatat sebanyak 10.064 jiwa,
dengan rincian jumlah penduduk laki - laki 4.952 jiwa dan penduduk
perempuan 5.112 jiwa (sex ratio 97). Jumlah penduduk Kecamatan
Semende Darat Laut (SDL) adalah 13.256 jiwa terdiri dari jumlah penduduk
laki - laki 6.588 jiwa dan perempuan 6.668 jiwa. Jumlah penduduk
Kecamatan Semende Darat Ulu (SDU) tercatat 16.403 jiwa, dengan rincian
jumlah penduduk laki - laki 8.190 jiwa dan perempuan 8.214 jiwa.
Sedangkan jumlah penduduk Kecamatan Mulak Ulu tercatat 17.389 jiwa
dengan rincian jumlah penduduk laki - laki 9.009 jiwa dan penduduk
perempuan 8.380 jiwa. Jumlah penduduk setiap desa yang berada di dalam
/ sekitar kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu secara lengkap dapat dilihat
pada tabel dibawah.
Deskripsi Kawasan II-33
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Tabel 2.22. Jumlah Penduduk dan Ratio Jenis Kelamin Desa Sekitar KPHL Unit XIII Ogan Ulu.
Kecamatan Desa Jumlah Penduduk Sex
Ratio Laki-laki Perempuan
1. Semendo Darat Laut
1. Penindaian 439 404 110
2. Babatan 1.108 1.011 109
3. Muara Dua 525 561 93
4. Muara Danau 439 446 100
5. Penyandingan 539 532 102
6. Pulau Panggung 1.817 1.962 101
2. Semendo Darat Tengah
1. Swarna Dwipa 363 344 106
2. Rekimai Jaya 370 356 104
3. Gunung Agung 789 845 93
4. Kota Padang 271 273 99
5. Tanjung Raya 515 562 92
6. Palak Tanah 581 541 107
7. Seri Tanjung 167 169 99
8. Tebing Abang 316 317 100
9. Batu Surau 263 270 97
10. Muara Tenang 369 403 92
11. Tanjung Raya 515 562 1.077
3. Semendo Darat Ulu
1. Pajar Bulan 1.319 1.397 94
2. Cahaya Alam 1.008 996 101
3. Danau Gerak 374 390 96
4. Pelakat 340 321 106
5. Tanjung Tiga 786 696 113
6. Aremantai 1.377 1.460 94
7. Datar Lebar 473 457 106
8. Segamit 1.513 1.512 100
9. Siring Agung 315 298 106
10. Tanjung Agung 684 687 100
11. Pajar Bulan 1.307 1.384 94
4. Kota Agung
1. Tunggul Bute 782 786 100
2. Kota Agung 1.023 940 108
3. Karang Agung 239 214 111
4. Sukaraja 170 191 89
5. Tanjung Bulan 454 414 109
6. Gedung Agung 277 243 113
7. Tebat Langsat 121 106 114
8. Gunung Lewat 60 57 105
9. Pandan Arang Ulu
165 146 113
10. Karang Endah 195 176 110
Deskripsi Kawasan II-34
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Kecamatan Desa Jumlah Penduduk Sex
Ratio Laki-laki Perempuan
11. Bangke 379 302 125
5. Mulak Ulu
1. Penindaian 224 184 121
2. Pengentaan 268 263 101
3. Mengkenang 720 669 107
4. Lawang Agung Mulak
1095 1023 107
Jumlah 21.415 20.962
Jumlah Total 42.377
Sumber : Kecamatan Dalam Angka BPS, 2015
Berdasarkan data BPS tahun 2014 tersebut jumlah penduduk yang
berada di dalam / sekitar kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu tercatat 21.415
jiwa penduduk laki-laki dan 20.962 jiwa penduduk perempuan, jumlah total
penduduknya tercatat 42.377. Secara umum dapat dikatakan bahwa
terdapat 42.377 jiwa penduduk yang sedikit banyak bergantung pada
keberadaan kawasan hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu.
b. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk tiap Desa berbeda - beda, biasanya Desa - Desa
lama (tua) mempunyai kepadatan penduduk yang lebih tinggi dibanding
Desa - Desa hasil pemekaran. Kepadatan penduduk tiap Desa
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2.23. Kepadatan Penduduk Desa di sekitar KPHL Unit XIII Ogan Ulu.
Kecamatan Desa Jumlah
Penduduk
Luas Wilayah (km²)
Kepadatan (jiwa/km²)
1. Semendo Darat Laut
1. Penindaian 844 80 10
2. Babatan 2.119 33 63
3. Muara Dua 1.086 21 50
4. Muara Danau 885 18 47
5. Penyandingan 1.071 4 273
6. Pulau Paggung 381 45 8,4
2. Semendo Darat Tengah
1. Swarna Dwipa 708 17 42
2. Rekimai Jaya 727 15 48
3. Gunung Agung 1.633 30 54
Deskripsi Kawasan II-35
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Kecamatan Desa Jumlah
Penduduk
Luas Wilayah (km²)
Kepadatan (jiwa/km²)
4. Kota Padang 545 24 23
5. Tanjung Raya 1.077 34 32
6. Palak Tanah 1.122 26 43
7. Seri Tanjung 336 17 20
8. Tebing Abang 634 18 35
9. Batu Surau 533 30 18
10. Muara Tenang 773 30 26
11. Tanjung Raya 1.077 61 33
3. Semendo Darat Ulu
1. Pajar Bulan 2.716 35 78
2. Cahaya Alam 2.007 45 45
3. Danau Gerak 764 35 22
4. Pelakat 661 41 16
5. Tanjung Tiga 1.482 37 40
6. Aremantai 2.837 35 78
7. Datar Lebar 930 30 34
8. Segamit 3.025 26 117
9. Siring Agung 613 31 20
10. Tanjung Agung 1.371 40 34
11. Pajar Bulan 2.691 35 77
4. Kota Agung
1. Tunggul Bute 1.568 5 330
2. Kota Agung 1.963 6 333
3. Karang Agung 453 9 52
4. Sukaraja 361 6 57
5. Tanjung Bulan 867 7 117
6. Gedung Agung 520 6 81
7. Tebat Langsat 227 6 34
8. Gunung Lewat 117 7 17
9. Pandan Arang Ulu
311 6 50
10. Karang Endah 371 7 49
11. Bangke 681 6 110
5. Mulak Ulu
1. Penindaian 408 3 155
2. Pengentaan 531 4 133
3. Mengkenang 1.389 7 204
4. Lawang Agung Mulak
2.118 12 172
Sumber : Kecamatan Dalam Angka BPS, 2015
Deskripsi Kawasan II-36
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
2.3.2. Data Perekonomian Masyarakat
a. Mata Pencaharian
Mayoritas mata pencaharian masyarakat yang berada di sekitar
kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu sebagian besar berkebun dengan
tanaman utama adalah kopi dan sebagian bertani padi sawah. Berkebun
kopi merupakan keahlian turun temurun masyarakat Semendo dari nenek
moyang dulu. Hampir 100% penduduk Semendo hidup dari hasil pertanian,
yang masih diolah dengan cara tradisional. Pengolahan kopi masih
dilakukan secara sederhana dengan cara dijemur di jalan - jalan umum
tanpa menggunakan alas. Cara ini sebetulnya kurang baik karena kopi
yang dijemur seperti ini kualitasnya akan menurun dan kemungkinan
bercampur dengan benda - benda yang lain seperti kerikil, tanah, dan
pasir. Selain itu juga akan mengganggu para pengguna jalan umum.
Selain berkebun kopi masyarakat juga mengolah lahan pertanian yang
ditanami padi. Lahan pertanian padi di daerah Semendo cukup luas dan
hampir semuanya berada di luar Kawasan Hutan Lindung. Atas dasar itu
sehingga daerah Semendo merupakan salah satu lumbung padi di Provinsi
Sumatera Selatan. Varietas padi yang ditanam adalah jenis “Ciherang” dan
varietas lokal jenis “Jambat Teras”.
Pengairan untuk lahan sawah mengandalkan sumber air yang berasal
dari hutan - hutan di daerah perbukitan yang merupakan Kawasan Hutan
Lindung. Air dialirkan melalui saluran - saluran air yang disebut “siring”
seperti selokan yang dibuat oleh leluhur sejak tahun 1960an dan masih
berfungsi sampai sekarang. Selain untuk pengairan sawah, air tersebut
juga digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air sehari -
hari. Sebetulnya masyarakat sudah menyadari bahwa mereka sangat
bergantung kepada hutan yang tersisa sebagai sumber air bersih dan
pengairan sawah. Kebiasaan membuka hutan sudah lama ditinggalkan
masyarakat setempat, namun masyarakat pendatang yang justru membuka
hutan dengan cara membeli lahan untuk dijadikan kebun kopi.
Deskripsi Kawasan II-37
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Selain mata pencaharian pokok berkebun kopi dan bersawah, masih
terdapat juga masyarakat yang memanfaatkan hutan untuk diambil
hasilnya, misalnya buah rotan jernang, rotan, bambu, madu dan kayu
manis. Namun hasilnya hanya untuk dimanfaatkan sendiri untuk memenuhi
keperluan sehari-hari. Dari beberapa HHBK (hasil hutan bukan kayu) buah
rotan jernang mempunyai prospek yang bagus ke depannya. Saat ini telah
ada tempat pengumpul dan pengolahan buah jernang di Desa Tanjung
Agung. Buah jernang yang diambil resin (getah yang sudah mengeras)
mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Untuk ukuran 1 ons resin di Desa
harganya mencapai Rp. 125.000 - Rp. 250.000. Namun belum banyak
masyarakat yang mengusahakan rotan jernang ini.
Buah Barangan atau sarangan atau yang lebih dikenal dengan
cheesnut (kacang keju) merupakan potensi yang perlu digali dan juga
fungsi pasarnya bisa digali lagi. Kacang ini merupakan produk ekspor yang
sangat digemari oleh masyarakat Eropa dan Amerika. Selama ini
masyarakat menjualnya dalam hitungan cantingan (kaleng susu) dengan
harga Rp. 15.000 untuk satu canting. Madu, kayu manis dan aren
merupakan salah satu potensi yang cukup baik untuk dikembangkan.
Jenis buah-buahan seperti durian, nangka, petai, dan jengkol
merupakan produk unggulan masyarakat tetapi sampai saat ini hanya
durian yang bisa dikelola menjadi produk sampingan. Jenis buah lainnya
biasanya mereka jual langsung ke pasar.
b. Produktivitas Lahan
Penutupan lahan kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu sekitar 70 %
masih berupa tutupan hutan (hutan primer dan hutan sekunder) dan
sisanya 30 % berupa tutupan lahan non hutan yaitu kebun kopi,
permukiman, sawah, dan semak belukar. Semak belukar merupakan
kebun yang sudah lama ditinggalkan sehingga tumbuh tumbuhan liar.
Semak belukar mudah dijumpai dan banyak yang sedang aktif digarap
Deskripsi Kawasan II-38
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
petani mulai dari batas Kawasan Hutan pada ketinggian 800 Mdpl
hingga berbatasan dengan hutan alam dengan ketinggian 1.000 Mpdl
atau lebih.
Secara umum tata guna lahan Desa dapat dikategorikan ke dalam
beberapa penggunaan lahan diantaranya adalah : hutan, kebun kopi,
semak belukar, permukiman dan lahan persawahan. Penggunaan lahan
hutan berada di daerah paling atas (gunung / bukit) kemudian dibawahnya
adalah penggunaan lahan untuk kebun kopi, baru kemudian bagian bawah
adalah untuk lahan permukiman dan lahan persawahan.
Dari hasil pengamatan lapangan dan Peta Kawasan Hutan di
Kabupaten Muara Enim, perkebunan kopi masyarakat Semendo tersebar
hampir di semua Kecamatan di sekitar Kawasan Hutan KPHL Unit XIII Ogan
Ulu. Berdasarkan data hasil penafsiran citra satelit SPOT 6 liputan tahun
2014 yang dilakukan oleh BPKH II Palembang sebanyak ± 18.526 Ha
kebun kopi masyarakat berada di dalam Kawasan Hutan Lindung Bukit
Jambul, Bukit Nanti. Dari hasil wawancara dikatakan bahwa kopi tersebut
telah ditanam sejak tahun 1980an atau sudah berumur 30 tahunan,
sebagian sudah diremajakan dengan cara stek. Kepemilikan kebun kopi
oleh masyarakat bervariasi luasnya, namun dirata - rata tiap kepala
keluarga memiliki 3000 - 6000 batang kopi atau sekitar 2 ha. Dalam
setahun mengalami 1 kali panen raya dan 1 kali panen selang. Panen raya
tiap bidang lahan mampu menghasilkan sekitar 20 ton kopi. Dengan harga
kopi sekarang mencapai Rp. 20.000/kg, dalam satu kali panen bisa
mendapatkan penjualan sampai Rp. 40.000.000 per kepala keluarga.
Selain kebun kopi masyarakat umumnya juga memiliki lahan
pertanian sawah, yang dikerjakan disela - sela menggarap kebun kopi.
Jenis padi yang ditanam umumnya padi yang berumur panjang (6 bulan
panen) yang terkenal dengan jenis jambat teras (varietas lokal). Hasil
panen padi umumnya digunakan untuk memenuhi keperluan sendiri dan
disimpan untuk persediaan musim paceklik.
Deskripsi Kawasan II-39
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Pada umumnya pemanfaatan sumberdaya alam berupa lahan di
wilayah kecamatan sekitar kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu sebagian
besar berupa lahan pertanian dan perkebunan dan sebagian berupa Hutan
Lindung. Sebagian besar penduduk menggantungkan hidupnya dengan
memanfaatkan lahan untuk digunakan sebagai lahan pertanian (sawah)
dan perkebunan rakyat dengan tanaman utamanya adalah kopi dan
sebagian karet. Tabel 2.23. menggambar luas lahan produktif dan hasil
produksi komoditas unggulan di sekitar kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu.
Tabel 2.24 Luas Lahan Produktif dan Hasil Produksi Perkebunan
Jenis SDL SDT SDU MLK KTA Jumlah Luas Lahan (Ha) Kopi 10.033 2.591 2.545 4.646 2.847 22.662 Karet 874 0 0 906 903 2.683 Kelapa Sawit 28 0 13 66 47 154 Produksi (Ton) Kopi 11.076 2.786 2.720 2.383 1.520 20.485 Karet 945 0 0 513 270 1.728 Kelapa Sawit 0 0 0 133 189 322 Sumber : Kecamatan Dalam Angka BPS, 2015
Keterangan: SDU = Kecamatan Semendo Darat Ulu
SDT = Kecamatan Semendo Darat Tengah SDL = Kecamatan Semendo Darat Laut
MLK = Kecamatan Mulak Ulu (Lahat)
KTA = Kecamatan Kota Agung (Lahat)
Dilihat dari luas tanaman komoditi perkebunan terlihat bahwa
mayoritas masyarakat sekitar kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
matapencahariannya adalah berkebun kopi. Kecamatan yang paling luas
perkebunan kopinya adalah Kecamatan Semende Darat Laut mencapai
10.033 ha dengan produksi kopi pada tahun 2014 mencapai 11.076 ton.
Kecamatan Semende Darat Laut merupakan Kecamatan yang letaknya
paling bawah diantara Kecamatan yang lain, sehingga lahan yang
dimanfaatkan sebagai perkebunan kopi relatif paling luas.
Deskripsi Kawasan II-40
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
c. Sarana Prasarana Ekonomi
Perekonomian suatu daerah ditandai dengan adanya kegiatan
ekonomi yaitu jual beli. Salah satu pusat perekonomian adalah pasar
sehingga keberadaannya sangat penting tidak hanya mendorong roda
perekonomian tapi juga menyediakan bahan pokok bagi masyarakat
sekitar. Di wilayah sekitar kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu atau daerah
Semendo pada umumnya kegiatan jual beli dilakukan di pasar kalangan.
Pasar kalangan tidak tiap hari buka hanya pada hari - hari tertentu saja
biasanya seminggu sekali dengan tempat berpindah - pindah. Pasar
kalangan menjadi tempat masyarakat untuk berbelanja memenuhi
kebutuhan hidup mulai dari sembako hingga sandang dan peralatan rumah
tangga.
Pedagang pasar kalangan umumnya berasal dari luar daerah
Semendo, biasanya dari Tanjung Enim atau Muara Enim. Para pedagang
biasa mengangkut barang dagangan menggunakan mobil bak terbuka.
Pasar kalangan mulai buka pukul 06.00 pagi hingga pukul 11.00 siang.
Tabel 2.25. dibawah menyajikan sarana prasarana perekonomian di
wilayah sekitar KPHL Unit XIII Ogan Ulu.
Tabel 2.25. Sarana Perekonomian (Pasar Kalangan) Sekitar KPHL Unit XIIIOgan Ulu.
Kecamatan Desa Hari Kalangan
Semendo Darat Ulu 1. Segamit 2. Aremantai 3. Pajar Bulan 4. Tanjung Agung 5. Cahaya Alam
Senin Selasa Sabtu Rabu Kamis
Semendo Darat Tengah 1. Kota Agung 2. Rekimai Jaya
Jumat Sabtu
Semendo Darat Laut a. Pulau Panggung b. Karya Nyata c. Babatan d. Tanah Abang
Minggu Jumat Sabtu Senin
Mulak Ulu 1. Muara Tiga Senin
Deskripsi Kawasan II-41
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Kecamatan Desa Hari Kalangan
2. Mengkenang 3. Penandingan 4. Keban Agung
Rabu Kamis Minggu
Kota Agung 1. Tunggul Bute
2. Singapura 3. Kota Agung
Minggu Rabu Kamis
Sumber : Kecamatan Dalam Angka BPS, 2015
d. Sarana Transportasi
Kemajuan suatu daerah ditunjang oleh adanya kemudahan
transportasi untuk menunjang aktivitas. Transportasi yang baik
membutuhkan jalan sebagai sarana mobilitas warga dalam melaksanakan
aktivitasnya. Daerah sekitar kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu umumnya
sudah terhubung jalan antar Desa / Kecamatan dengan kondisi yang baik
(aspal / cor beton). Jalan menuju ibukota kabupaten juga kondisinya
sangat baik.
Alat transportasi masyarakat mengandalkan sepeda motor karena
daerahnya berbukit - bukit. Sepeda motor juga banyak digunakan
masyarakat untuk mengangkut hasil perkebunan. Untuk mengangkut hasil
kebun sepeda motor biasanya dimodifikasi agar bisa mengangkut barang
dalam jumlah banyak dan dapat masuk ke perkebunan.
Transportasi dari daerah Semendo menuju kota Kabupaten dan kota -
kota lainnya umumnya menggunakan kendaraan umum roda 4 (travel).
Kendaraan umum roda 4 dari Semendo bahkan ada yang langsung menuju
kota - kota besar seperti Palembang, Bandar Lampung, dan Jakarta.
Penumpang hanya telepon saja biasanya akan dijemput kerumah masing -
masing untuk pemberangkatannya. Secara umum akses transportasi ke
daerah Semendo ini relatif mudah.
Deskripsi Kawasan II-42
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
2.3.3. Sosial Budaya
a. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan
kualitas sumberdaya manusia suatu daerah. Guna meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia diperlukan fasilitas pendidikan berupa sumberdaya
manusia dan sarana prasarana dalam jumlah yang memadai. Pada 5
kecamatan di sekitar kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu sarana pendidikan
tersedia mulai dari tingkat TK hingga tingkat SMA. Kualitas pendidikan
dapat dilihat dari indikator pendidikan yaitu rasio murid - sekolah dan rasio
murid - guru. Rasio murid - guru adalah rata -rata jumlah murid yang
diajar seorang guru dalam satu tahun tertentu. Semakin kecil angka rasio
murid terhadap guru tentunya akan semakin baik kualitas pendidikan yang
bisa diberikan guru terhadap muridnya. Sedangkan rasio murid - sekolah
adalah perbandingan antara jumlah murid dengan ketersediaan sekolah
dalam satu kecamatan. Tabel 2.26 menjelaskan rasio murid - guru dan
rasio murid - sekolah yang ada di sekitar Kawasan Hutan.
Tabel 2.26. Rasio Murid - Sekolah dan Rasio Murid - Guru
Uraian SDL SDU SDT MLK KTA
Rasio Murid-Sekolah - SD 111 140 113 138 118 - SLTP/MTs 185 127 117 223 130 - SLTA/SMK/MA 387 333 - 456 557
Rasio Murid-Guru
- SD 17 13 10 9 7 - SLTP/MTs 27 7 7 8 5 - SLTA/SMK/MA 29 9 - 11 10
Sumber : Kecamatan Dalam Angka, 2015 Keterangan : SDU = Kecamatan Semendo Darat Ulu
SDT = Kecamatan Semendo Darat Tengah SDL = Kecamatan Semendo Darat Laut
MLK = Kecamatan Mulak Ulu (Lahat) KTA = Kecamatan Kota Agung (Lahat)
Deskripsi Kawasan II-43
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
b. Agama
Hampir seluruh masyarakat Semendo memeluk agama Islam. Ajaran
Islam pada masyarakat Semendo sangat kuat dalam kehidupan sehari -
hari. Mereka sangat patuh menjalankan syariat Islam secara rutin dan
teratur sesuai dengan rukun Islam. Hampir di setiap tempat terdapat
tempat ibadah umat Islam yaitu masjid. Selain masjid banyak terdapat
pesantren di wilayah Semendo yang secara khusus mendidik putra putri
Semendo menjadi penyebar agama Islam di daerahnya.
c. Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu indikator dari kualitas sumberdaya
manusia suatu daerah. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia
membutuhkan jaminan kesehatan yang memadai. Hal ini perlu ditunjang
fasilitas kesehatan yang memadai, baik itu ketersediaan sarana prasarana
maupun ketersediaan tenaga kesehatannya.
Tabel 2.27. Sarana Prasarana Kesehatan
Uraian SDL SDU SDT MLK KTA
Sarana Kesehatan Rumah Sakit 0 0 0 0 0 Puskesmas 1 1 1 1 1 Pustu 2 4 2 2 - Puskesdes 10 10 12 6 12 Posyandu 11 10 15 27 23 Tenaga Kesehatan Dokter 3 3 2 1 1 Bidan 11 13 4 7 14 Bidan Desa - - 12 6 - Perawat 15 13 13 - 12
Sumber : Kecamatan Dalam Angka BPS, 2015
d. Suku - Etnis
Berdasarkan hasil survey di lapangan didapatkan hasil bahwa
masyarakat yang saat berada di sekitar kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
sebagian besar merupakan penduduk asli Semende dan sudah lama
bertempat tinggal di Semende secara turun temurun. Suku Semende
Deskripsi Kawasan II-44
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
adalah salah satu etnis yang cukup besar di Provinsi Sumatera Selatan
khususnya di Kabupaten Muara Enim. Berdasarkan literatur populasi suku
Semende diperkirakan 500 ribu hingga 1 juta orang yang tersebar di
beberapa kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan hingga Provinsi Lampung
dan Bengkulu. Masyarakat suku Semende berbicara dalam bahasa
Semende yang termasuk dalam rumpun bahasa Melayu. Bahasa Semende
banyak terdapat kemiripan dengan bahasa Palembang. Bahasa yang
digunakan dalam pergaulan sehari-hari pada bahasa Semende pada
umumnya berakhiran “e” yang merupakan ciri khas dari karakter bahasa
Melayu.
Budaya Melayu Islam sangat melekat dalam kehidupan sehari - hari
masyarakat Suku Semende. Dilihat dari sejarah masyarakat Semende, para
leluhur masyarakat Semende berasal dari ulama yang membawa misi
dakwah agama Islam. Hampir 100% masyarakat Semende beragama
Islam, masjid sebagai sarana beribadah umat Islam sangat banyak dan
pondok-pondok pesantren juga banyak terdapat di daerah Semende ini.
Masjid - masjid di daerah ini berdiri dengan megah, hal ini menandakan
masyarakatnya sangat taat dalam menjalankan agama yang dianutnya.
Selain penduduk asli Suku Semende, terdapat pula masyarakat
pendatang yakni dari suku Minang (Sumatera Barat), Sunda dan Jawa.
Masyarakat Minang umumnya berdagang sedangkan masyarakat Sunda
dan Jawa adalah bertani sayur dan kopi.
e. Keberadaan Masyararkat Hukum Adat
Berdasarkan kenyataan yang berada di dalam dan sekitar KPHL Unit
XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim tidak terdapat masyarakat adat.
Desa - desa di sekitar kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu merupakan
desa - desa tua yang sudah ada sejak jaman dulu dan sebagian merupakan
desa pemekaran. Masyarakat asli termasuk suku Semende yang asal usul
Deskripsi Kawasan II-45
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
nya adalah masyarakat Palembang yang tertekan oleh upaya perluasan
kerajaan Sriwijaya, sehingga memisahkan diri ke pedalaman Muara Enim.
Seluruh adat istiadat dan budaya dalam masyarakat suku Semende
terlihat jelas sangat dipengaruhi oleh budaya Melayu Islam. Hal ini terlihat
dari alat musik rebana, lagu daerah dan tari - tarian seluruhnya
dipengaruhi oleh budaya Melayu Islam. Salah satu adat pada suku
Semende yang masih terjaga hingga saat ini adalah adat “Tunggu
Tubang”, yaitu adat yang mengatur hak warisan pada keluarga. Adat
“Tunggu Tubang” ini menentukan hak atas warisan keluarga adalah anak
perempuan yang paling tua. Warisan berbentuk sebidang sawah dan
sebuah rumah yang diwariskan dari generasi ke generasi secara terus
menerus. Di sini kedudukan ibu lebih dominan daripada kedudukan ayah.
Adat inilah yang menyebabkan tingginya hasrat untuk merantau bagi anak
laki - laki. Budaya dan adat istiadat Islami yang diamalkan suku Semende
ini diperkirakan berasal dari bangsa - bangsa Melayu yang membawa
budaya mereka dari daratan Riau atau Malaysia.
Ajaran Islam pada masyarakat suku Semende sangat kuat dalam
kehidupan sehari - hari masyarakat Semende. Mereka sangat patuh
menjalankan syariat Islam secara rutin dan teratur, sesuai dengan rukun
Islam. Hampir setiap tempat terdapat tempat ibadah bagi umat muslim,
selain itu pondok pesantren juga banyak terdapat di wilayah suku Semende
ini. Sistem dan struktur masyarakat Semendo pada saat ini telah mengikuti
sistem yang berlaku secara nasional yaitu Pemerintahan Desa.
Struktur masyarakat ditandai oleh dua cirinya yaitu secara horizontal
dan vertikal. Secara horizontal, ia ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan
- kesatuan sosial berdasarkan perbedaan - perbedaan suku bangsa,
perbedaan agama, adat serta perbedaan - perbedaan kedaerahan.
Perbedaan - perbedaan suku bangsa, perbedaan - perbedaan agama, adat
dan kedaerahan sering kali disebut sebagai ciri masyarakat Indonesia yang
bersifat majemuk.
Deskripsi Kawasan II-46
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Dilihat dari strukturnya, masyarakat desa sekitar kawasan KPHL Unit
XIII Ogan Ulu secara horisontal relatif homogen. Kesatuan - kesatuan
sosial berdasarkan perbedaan suku bangsa, agama, dan adat istiadat
realatif tidak terlihat. Dari data yang ada suku bangsanya lebih dari 90%
adalah Suku Semende, agama yang dianut hampir 100% agama Islam,
adat istiadatnya merupakan adat Semende, dan bahasa sehari - hari yang
digunakan adalah bahasa Semendo.
Di dalam masyarakat Semende struktur masyarakat dipengaruhi oleh
jabatan sosial, keturunan, dan ilmu. Masyarakat yang mempunyai jabatan
sosial tinggi, ilmu yang tinggi, dan keturunan dari kelas “bangsawan”
biasanya menempati struktur yang paling tinggi seperti golongan ulama
(ahli agama) dan golongan pegawai / perangkat Desa. Dalam masyarakat
Semende pada umumnya struktur ini adalah para Pegawai Negeri / Pejabat
Pemerintah dan keturunan para ulama yang ahli agama. Struktur
masyarakat ini sangat dihormati dan mempunyai kedudukan sosial yang
tinggi. Biasanya secara ekonomi kelas ini tergolong mampu sehingga dapat
mengakses pendidikan tinggi sampai keluar kota. Struktur masyarakat yang
“dibawahnya” merupakan kelas yang secara ekonomi kurang mampu.
Berdasarkan pengamatan di lapangan struktur masyarakat ini terdiri dari
petani, pedagang, dan buruh.
2.3.4. Interaksi Masyarakat Terhadap Kawasan Hutan
Berdasarkan hasil penafsiran citra satelit SPOT 6 liputan tahun 2014
sekitar 30% luas wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu sudah menjadi penutupan
lahan non hutan. Hasil identifikasi kondisi penutupan lahan tersebut
merupakan lahan perkebunan kopi yang di garap oleh masyarakat. Luas
penutupan lahan non hutan berupa kebun kopi mencapai ± 18.526,88 Ha
atau sekitar 26,45% dari luas wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu. Berdasarkan
hasil wawancara dengan tokoh masyarakat, orang Semende membuka
Deskripsi Kawasan II-47
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
hutan semata untuk membuat kebun, khususnya kebun kopi. Hal ini
dilakukan karena mereka tidak memiliki lahan garapan. Menurut keterangan
masyarakat, hutan yang dirambah sebenarnya merupakan lahan yang
pernah digarap para leluhur dimasa lalu. Saat leluhur pindah ke permukiman
baru, lahan garapan tersebut ditinggalkan dan lambat laun menjadi hutan
kembali. Hal ini bisa dibuktikan dengan masih adanya tanaman kopi.
Persoalan di Semende ini mulai muncul sejak perkebunan kopi yang
digarap masyarakat sejak tahun 1995 dinyatakan masuk wilayah Hutan
Lindung Bukit Jambul Asahan. Penunjukan HL Bukit Jambul Asahan ini
berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 925/1882 yang direvisi
oleh Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 410/1986. Semenjak saat itu
masyarakat mulai dilarang berkebun di dalam hutan lindung oleh petugas
Dinas Kehutanan Muara Enim. Walaupun tidak sampai ada tindakan
penahanan namun peringatan/teguran petugas membuat masyarakat tidak
nyaman dalam mengelola lahan.
Pada tahun 2011 Departemen Kehutanan melalui Dinas Kehutanan
Kabupaten Muara Enim mengadakan pertemuan dengan para tokoh
masyarakat dan kepala desa di tiga kecamatan di Semende. Kepada
masyarakat ditawarkan konsep Hutan Desa kepada masyarakat. Setiap
keluarga diperbolehkan mengelola lahan seluas 1.5 Ha yang berada di hutan
lindung, dengan syarat tidak boleh memperluas lahan perkebunan.
Masyarakat juga harus menjaga lahan dan hutan dari bencana kebakaran,
melindungi satwa, serta menanam sejumlah pohon tutupan seperti durian,
jengkol, nangka, selain pohon kopi. Lahan dikelola selama 35 tahun yang
akan dievaluasi setiap 5 tahun. Apabila petani tidak memenuhi persyaratan,
misalnya tidak mengelola lahan dengan baik maka ijinnya bisa dicabut.
Tujuan dari adanya Hutan Desa ini adalah menjamin akses masyarakat
terhadap hutan juga sebagai upaya pencegahan perambahan hutan yang
akhirnya adalah untuk mingkatkan kesejahteraan masyarakat.
Deskripsi Kawasan II-48
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Masyarakat menyambut baik tawaran konsep Hutan Desa tersebut,
pada akhir tahun 2011 terdapat 5 desa dan pada tahun 2013 telah
bergabung 15 desa yang mengusulkan Hutan Desa di tiga Kecamatan
dengan total luas sekitar 26.670 Ha. Pada tahun 2014 pemerintah
mengeluarkan ijin Hutan Desa bagi 14 desa, seperti yang tercantum dalam
tabel dibawah.
Tabel 2.28. Hutan Desa di wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu
No LOKASI LUAS
USULAN LUAS
PENETAPAN PERSETUJUAN
GUB. KET
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1213
14
Kec. SDU Tanjung Tiga Pelakat Danau Gerak Tanjung Agung Cahaya Alam Segamit Kec. SDT Swarna Dwipa Rekimai Jaya Gunung Agung Kota Padang Tenam Bungkuk Sri Tanjung Muara Tenang Kec. SDL Muara Danau
1.000 3.000 5.000 1.420 840 3.280 2.000 3.000 1.100 1.110 1.100 630 1.700 1.000
1.000 2.000 2.400 1.400
900 3.245
- -
1.075 1.145 1.135
600 1.685
260
- - -
Sudah Sudah Sudah
- - - - - -
Sudah -
JUMLAH
26.670
16.845
-
Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Muara Enim, 2015
Saat ini 14 desa yang telah mendapatkan ijin dari Kementerian
Kehutanan tersebut masih menunggu dan baru 4 Desa telah mendapat ijin
mengelola lahan yang akan dikeluarkan oleh Gubernur Sumatera Selatan.
Seluruh lokasi Hutan Desa sedang menyusun RKHD (Rencana Kelola Hutan
Desa) yang difasilitasi oleh WBH (Wahana Bumi Hijau) dalam
penyusunannya.
Berdasarkan hasil identifikasi data BPS tahun 2014 terdapat 40 Desa di
sekitar kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu dengan jumlah penduduk tercatat
Deskripsi Kawasan II-49
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
42.377 jiwa. Diperkirakan jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan
semakin bertambahnya jumlah penduduk di sekitar Kawasan Hutan dan
semakin terbatasnya lahan pertanian / perkebunan. Dari Peta Tata Batas
Kawasan Hutan oleh BPKH II Palembang masih terdapat beberapa
permukiman Desa yang berada di dalam Kawasan Hutan Lindung,
diantaranya adalah permukiman Desa Swarna Dwipa, Desa Rekimai Jaya,
Desa Tanjung Tiga, dan Dusun IV Rantau Dedap Desa Segamit. Berdasarkan
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.866/Menhut-II/2014 tanggal 29
September 2014 sebagian Hutan Lindung di Desa Swarna Dwipa, Rekimai
Jaya dan Tanjung Tiga diubah menjadi APL (Area Penggunaan Lain).
Keputusan Menteri Kehutanan tersebut berasal dari usulan Revisi Rencana
Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP) Sumatera Selatan yang diajukan oleh
Gubernur Sumsel Nomor 522/1297/Bappeda/2011 tanggal 2 Mei 2011.
Hutan Lindung yang dikeluarkankan untuk Desa Swarna Dwipa adalah 13 Ha
dan Desa Rekimai Jaya adalah 18 Ha. Sedangkan kawasan hutan lindung
yang dikeluarkan di Desa Tanjung Tiga mencapai 790 Ha. Luasan tersebut
berdasarkan perhitungan di atas peta, tata batas pelepasan areal Hutan
Lindung tersebut dilakukan tahun 2015 dan luasan pastinya berdasarkan
hasil tata batas di lapangan. Proses tata batas definitif sudah dilakukan
tahun 2015 ini dan saat ini sedang dalam proses pengesahan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Masyarakat sebetulnya menyadari bahwa mereka sangat bergantung
kepada hutan sebagai sumber air untuk kebutuhan sehari - hari dan untuk
pengairan lahan persawahan masyarakat. Telah tumbuh kesadaran
masyarakat bahwa kalau hutan semakin gundul mereka akan kesulitan
mendapatkan sumber air. Di Desa Swarna Dwipa dan Rekimai Jaya
masyarakat menanam tanaman sela diantara tanaman kopi dengan tanaman
Sengon. Tanaman Sengon berfungsi sebagai tanaman pelindung kopi
sekaligus untuk meningkatkan unsur hara tanah. Saat ini tanaman Sengon
tersebut sudah berumur diatas 10 tahun dan mulai banyak yang mengering
Deskripsi Kawasan II-50
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
dan mati. Tanaman Sengon tersebut tidak bisa dimanfaatkan karena berada
di Kawasan Hutan Lindung.
2.4. Kondisi Posisi Areal Kerja KPHL dalam Perspektif Rencana
Pembangunan
2.4.1. Kondisi Posisi dalam Perspektif RKTN
Berdasarkan Rencana Kehutanan Tingkan Nasional (RKTN), pada
wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu terdapat dua pengelompokkan peruntukkan
lahan yakni arahan untuk pengelolaan Hutan alam dan arahan untuk
pelaksanaan rehabilitasi. Luasan areal dari setiap arahan pengelolaan tersaji
pada tabel 2.28.
Tabel 2.29. Peruntukan lahan di KPHL Unit XIII Ogan Ulu berdasarkan RKTN
Arahan peruntukkan lahan Luas
Arahan hutan alam 45.007 Arahan untuk rehabilitasi 25.040
Jumah 70.047 Sumber : Peta RKTN Tahun 2014
2.4.2. Kondisi Posisi dalam Moratorium
Dalam rangka menyelesaikan berbagai upaya penyempurnaan tata
kelola hutan dan lahan gambut yang tengah berlangsung untuk penurunan
emisi dari deforestasi serta degradasi hutan telah diterbitkan Instruksi
Presiden RI No. 6 tahun 2013 tentang Penundaan Pemberian Izin baru dan
penyempurnaan tata kelola hutan alam primer dan lahan gambut sebagai
kelanjutan dari Instruksi Presiden No. 10 tahun 2011. Menteri Kehutanan
menetapkan peta indikatif penundaan pemberian izin baru dan direvisi setiap
6 bulan sekali yang dituangkan dalam bentuk keputusan mentri. Penetapan
Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru Pemanfataan Hutan,
Penggunaan Kawasan Hutan Dan Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Dan
Areal Penggunaan Lain saat ini adalah revisi VIII melalui Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No. SK.2312 /Menhut-VII/IPSDH/2015
Deskripsi Kawasan II-51
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
tanggal 27 Mei 2015. Sehubungan dengan seluruh wilayah KPHL Unit XIII
Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim merupakan Hutan Lindung maka secara
keseluruah kawasan tersebut menjadi wilayah yang masuk sebagai wilayah
penundaan izin baru seluas 70.047 ha.
2.4.3. Kondisi Posisi dalam Perspektif Tata Ruang Wilayah
Muatan materi RTRW Kabupaten Muara Enim meliputi tujuan,
kebijakan dan strategi penataan ruang, rencana struktur ruang, rencana pola
ruang, penetapan kawasan strategis, arahan pemanfaatan ruang, dan arahan
pengendalian pemanfaatan ruang.
a. Struktur ruang adalah susunan pusat - pusat pemukiman dan sistem
jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung
kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki
hubungan fungsional. Dalam struktur ruang tersebut wilayah KPHL Unit
XIII Ogan Ulu memuat struktur pusat pelayanan kabupaten,
pembangunan irigasi dan jaringan energi. Dalam struktur pembangunan
irigasi berfungsi sebagai pemeliharaan daerah resapan air, bendungan dan
daerah irigasi sedangkan dalam jaringan energi terdapat pembangkit
listrik.
b. Dalam peta jaringan irigasi RTRW Kabupaten Muara Enim, wilayah KPHL
Unit III Ogan Ulu merupakan daerah pemeliharaan resapan air. Kawasan
resapan air adalah kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk
meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi
(akuifer) yang berguna sebagai sumber air. Perlindungan terhadap
kawasan resapan air dilakukan untuk memberikan ruang yang cukup bagi
peresapan air hujan pada daerah tertentu untuk keperluan penyediaan
kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir, baik untuk kawasan
bawahannya maupun kawasan yang bersangkutan. Kawasan ini dapat
berupa kawasan budidaya hutan, perkebunan dan pertanian lahan kering.
Pembangunan dapat dilakukan melalui disinsentif antara lain tidak
Deskripsi Kawasan II-52
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
membangun infrastruktur pada kawasan ini dan pembatasan KDB
(Koefisien Dasar Bangunan). Untuk kawasan resapan air yang telah
terbangun, upaya pengendalian dilakukan dengan membangun parit
resapan, sumur resapan atau danau resapan. kawasan resapan air di
kawasan perencanaan tersebar di seluruh Kecamatan yang terletak pada
kawasan perbukitan di sekitar Kecamatan Semendo Darat Ulu, Kecamatan
Semendo Darat Tengah, Kecamatan Semendo Darat Laut dan Tanjung
Agung. Dalam ketentuan umum pada daerah resapan air memuat hal - hal
yang dizinkan dan tidak diizinkan antara lain :
1. Tidak diizinkan melakukan kegiatan dan pemanfaatan kawasan yang
mengurangi fungsi resapan air dan daya serap tanah terhadap air.
2. Untuk pemukiman yang sudah terlanjur berada di kawasan resapan air
diizinkan dengan syarat perkerasan permukiman harus menggunakan
bahan yang memiliki daya serap tinggi.
3. Disarankan untuk membangun sumur - sumur resapan dan / atau
waduk sesuai ketentuan yang berlaku.
4. Diizinkan untuk melakukan pengembangan kegiatan budidaya dengan
syarat mampu memenuhi penyerapan air secara maksimal.
c. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang
meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang
untuk fungsi budidaya. Berdasarkan pola ruang, wilayah KPHL Unit XIII
Ogan Ulu diperuntukkan sebagai kawasan lindung yang memberikan
perlindungan terhadap kawasan hutan lindung dan resapan air. Dalam
ketentuan umum memuat hal - hal yang dizinkan dan tidak diizinkan
terhadap kawasan lindung antara lain :
1. Kegiatan pariwisata yang tidak merubah bentang alam seperti
outbound, wisata alam, olahraga, camping dan hiking.
2. Tidak diizinkan kegiatan yang merubah dan mengurangi luas hutan
dan kawasan lindung, seperti kegiatan pertambangan, kecuali kegiatan
pertambangan yang sudah produksi dan izinnya tidak untuk
Deskripsi Kawasan II-53
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
diperpanjang lagi.
3. Adanya pembatasan dalam jam operasi wisata
4. Prasarana yang dapat dibangun meliputi jalan inspeksi dan pos - pos
pengawasan
5. Pemanfaatan ruang harus disertai pengawasan Pemerintah Provinsi
dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Lingkungan Hidup dan
Kehutanan
6. Dizinkan untuk pemanfaatan kawasan melalui kegiatan usaha HHBK
dan jasa lingkungan
7. Terkait dengan kepentingan pembangunan di luar kegiatan Kehutanan
hanya dapat dilakukan untuk kegiatan yang mempunyai tujuan
strategis yang tidak dapat dielakkan.
d. Pola ruang untuk wilayah yang berada di sekitar KPHL Unit XIII Ogan Ulu
diperuntukan sebagai kawasan pertanian lahan basah dan holtikultura,
memuat hal - hal yang dizinkan dan tidak diizinkan.
1. Tidak diizinkan kegiatan yang merubah dan mengurangi luas pertanian
lahan basah terutama pada lahan irigasi teknis.
2. Prasarana yang dapat dibangun meliputi : jalan usaha tani dengan
rumija 8 m, gudang penyimpanan hasil pertanian, tempat penjemuran
padi, tempat penyimpanan Saprodi.
e. Berdasarkan kajian kawasan strategis, wilayah KPHL Unit III Ogan Ulu
termasuk pada kawasan strategis aspek lingkungan dan aspek ekonomi.
Kawasan strategis Kabupaten adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup
kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
f. Berdasarkan kajian rawan bencana, wilayah KPHL Unit III Ogan Ulu
termasuk pada wilayah potensi tanah longsor atau kawasan rawan erosi.
Dalam ketentuan umum, pada kawasan rawan erosi memuat hal - hal
yang dizinkan dan tidak diizinkan antara lain :
1. Diizinkan untuk melakukan kegiatan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Deskripsi Kawasan II-54
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
2. Diwajibkan menyediakan jalur evakuasi terhadap pemukiman yang
sudah ada
3. Prasarana yang dapat dibangun meliputi jalan inspeksi dengan rumija 8
meter yang disertai dengan pengawasan Pemerintah Provinsi
4. Untuk melakukan pembangunan, bersyarat pada kegiatan yang sudah
memiliki AMDAL dan UKL - UPL.
5. Pengembangan budidaya dapat dilakukan dengan syarat harus
mempertimbangkan konstruksi yang sesuai.
Daftar 2.30. Peruntukkan ruang pada KPHL Unit XIII Ogan Ulu perspektif RTRW
Dasar kajian Peruntukan Ruang Lokasi Ruang
Pola Ruang Kawasan lindung KPHL Ogan Ulu
Pertanian lahan basah dan holtikutura
Sekitar KPHL Ogan Ulu
Pembangunan irigasi Kawasan resapan air KPHL Ogan Ulu
Pembangunan strategis
kawasan strategis aspek lingkungan dan aspek ekonomi
KPHL Ogan Ulu
Rawan bencana Kawasan rawan erosi/longsor KPHL Ogan Ulu Sumber : RTRW Kabupaten Muara Enim
2.4.4. Kondisi Posisi dalam Perspektif Pembangunan Daerah
Berdasarkan kajian kawasan strategis pada RTRW Kabupaten Muara
Enim, wilayah KPHL Unit III Ogan Ulu masuk pada kawasan strategis aspek
lingkungan dan kawasan srategis aspek ekonomi. Atas dasar itu rencana
pembangunan daerah yang akan dibangun di sekitar KPHL Ogan Ulu adalah :
1. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Desa
Pulau Panggung Kecamatan Semende Darat Laut kapasitas 2 x 4,5 MW
2. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di
Semende Darat Ulu kapasitas 2 x 4,5 MW
3. Pembangunan jalan akses Desa berada dalam kawasan KPHL Ogan Ulu
sepanjang ± 35 Km yang menghubungkan Desa Rekimai Jaya ke Desa
Swarna Dwipa dan jalan yang menghubungkan antara Desa Segamit ke
Dusun Rantau Dedap.
Deskripsi Kawasan II-55
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
4. Pembangunan jalan dalam Kawasan Hutan KPHL Ogan Ulu untuk
kepentingan transportasi operasional PT. Suprame Energi sepanjang ±
16 Km dan PT. Pertamina Geothermal Energy sepanjang ± 10 Km
2.5. Informasi Pemanfaatan dan Penggunaan Hutan
2.5.1. Pemanfaatan Hutan
Penetapan Areal Kerja Hutan Desa (HD) sebanyak 14 (empat
belas) lokasi untuk 14 (empat belas) Desa.
Tabel 2.31. Daftar Hutan Desa di KPHL Unit XIII Ogan Ulu
No Pemilik Izin
Hutan Desa Kecamatan Luas No. SK
1 Hutan Desa
Pelakat Semende Darat Ulu
2.000 SK. Menhut No. 621/Menhut-II/2014 tanggal 11 Juli 2014
2 Hutan Desa
Danau Gerak Semende Darat Ulu
2.400 SK. Menhut No. 620/Menhut-II/2014 tanggal 11 Juli 2014
3 Hutan Desa
Tanjung Tiga Semende Darat Ulu
1.000 SK. Menhut No. 619/Menhut-II/2014 tanggal 11 Juli 2014
4 Hutan Desa
Cahaya alam Semende Darat Ulu
900 SK Menhut No. 327/Menhut-II/2014 tanggal 27 Maret 2014
5 Hutan Desa
Segamit Semende Darat Ulu
3.245 SK Menhut No. 331/Menhut-II/2014 tanggal 27 Maret 2014
6 Hutan Desa
Tanjung Agung Semende Darat Ulu
1.400 SK Menhut No. 333/Menhut-II/2014 tanggal 27 Maret 2014
7 Hutan Desa Kota
Padang Semende Darat Tengah
1.145 SK Menhut No. 329/Menhut-II/2014 tanggal 27 Maret 2014
8 Hutan Desa
Muara Tenang Semende Darat Tengah
1.685 SK Menhut No. 330/Menhut-II/2014 tanggal 27 Maret 2014
9 Hutan Desa Sri
Tanjung Semende Darat Tengah
600 SK Menhut No. 332/Menhut-II/2014 tanggal 27 Maret 2014
10 Hutan Desa
Gunung Agung Semende Darat Tengah
1.075 SK Menhut No. 328/Menhut-II/2014 tanggal 27 Maret 2014
Deskripsi Kawasan II-56
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
No Pemilik Izin
Hutan Desa Kecamatan Luas No. SK
11 Hutan Desa
Tenam Bungkuk Semende Darat Tengah
1.135 SK Menhut No. 334/Menhut-II/2014 tanggal 27 Maret 2014
12 Hutan Desa
Muara Danau Semende Darat Laut
260 SK Menhut No. 326/Menhut-II/2014 tanggal 27 Maret 2014
13 Hutan Desa
Rekimai Jaya
Semende Darat Tengah
- -
14 Hutan Desa
Swarna Dwipa
Semende Darat Tengah
- -
JUMLAH
16.845
Sumber : BPDASHL Musi Palembang 2012
Tabel 2.32. Daftar Hutan Kemasyarakatan di KPHL Unit XIII Ogan Ulu
No Pemilik Izin HKm Kecamatan Luas (Ha) No. SK
1 HKm Pengentaan Mulak Ulu 474 SK.540/Menhut-II/2013 tanggal 30 Juli 2013
2 HKm Singapura Kota Agung 800 522/721/Hutbun/2011 tanggal 24 Oktober 2011
3 HKm Tunggul Bute
Kota Agung 1.772 522/721/Hutbun/2011 tanggal 24 Oktober 2011
4 HKm Lawang Agung
Mulak Ulu 2.000 522/934/Hutbun/2011 tanggal 21 Oktober 2011
Total Luas 5.046 Ha
Sumber : BPDASHL Musi Palembang Tahun 2011
2.5.2. Penggunaan Hutan
Kawasan hutan yang digunakan untuk aktivitas luar kehutanan yang
ada di wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu adalah penggunaan sumberdaya
alam panas bumi yang di kelola menjadi energi listrik. Data perusahaan
yang tergabung dalam penggunaan tersebut adalah :
Tabel 2.33. Daftar pemegang Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan
Deskripsi Kawasan II-57
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
No PEMEGANG IJIN KECAMATAN Luas (Ha) Nomor SK 1
PT. Pertamina
Geotherman Energy
PT. Pertamina
Geotherman Energy
PT. Pertamina Geotherman Energy
PT. Suprame
Energy
Semende Darat
Laut
Semende Darat
Laut
Semende Darat Laut
Semende Darat
Ulu
29,01
89.40
9,11
91,00
81/MENHUT-II/2011 tanggal
07 Maret 2011
699/MENHUT-II/2011
tanggal 13 Desember 2011
685/MENHUT-II/2014 tanggal 15 Agustus 2011
699/MENHUT-II/2012
tanggal 21 Nopember 2011
Sumber : Data Pengguna Kawasan Hutan Dinas Kehutanan Kabupaten Muara Enim Tahun 2011
2.6. Isu Strategis, Kendala dan Permasalahan
2.6.1. Isu Strategis
Ada beberapa kendala dan potensi sumberdaya alam yang menjadi isu
strategis antara lain :
1. Keadaan lahan kritis
Berdasarkan informasi dari peta lahan kritis yang diperoleh dari BPDAS
Musi, wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu termasuk pada 4 katagori nilai
kritis yakni tidak kritis, potensial kritis, agak kritis dan kritis dengan uraian
seperti pada tabel berikut.
Tabel 2.34. Daftar Lahan Kritis di KPHL Unit XIII Ogan Ulu
No Kekritisan Lahan Luas (Ha) Presentasi (%)
1 Tidak kritis 6.699 9,56
2 Potensial kritis 43.091 61,52
3 Agak kritis 19.761 28,21
4 Kritis 496 0,71
Jumlah 70.047 100,00 Sumber : BPDASHL Musi Palembang Tahun 2012
Dalam mengatasi lahan kritis tersebut, ada beberapa kegiatan yang
telah dilakukan yang di fasilitasi oleh Dinas Kehutanan Kabuapaten
meliputi kegiatan rehabilitasi DAS dari pemegang izin penggunaan hutan
dan pendanaan yang bersumber dari APBN dengan perincian sebagai
berikut:
Deskripsi Kawasan II-58
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
a. Rehabilitasi DAS bagi pemegang ijin pinjam pakai pertambangan batu
bara atas nama PT. Bukit Asam Persero Tbk, Seluas 200 Ha di Desa
Kota Padang dan Gunung Agung Kecamatan Semende Darat Tengah.
b. Rehabilitasi DAS bagi pemegang ijin pinjam pakai produksi migas oleh
PT. Benakat Barat Petroleum dan PT. Medco Indonesia Ltd.di Sub DAS
Lematang Sub DAS Ogan dan Sub DAS Komering.
c. Kegiatan Reboisasi yang dibiayai melalui kegiatan P4KH di Desa
Segamit Kecamatan Semende Darat Ulu selama 2 (dua) tahun
anggaran seluas 300 Ha.
d. kegiatan Reboisasi yang dibiayai melalui kegiatan GERHAN seluas 300
Ha di Desa Batu Surau, Tebing Abang, Sri Tanjung, Tenam Bungkuk,
Kota Padang dan Gunung Agung Kecamatan Semende Darat Tengah.
2. Perambahan Hutan
Perambahan hutan yang terjadi berbentuk penggarapan Kawasan
Hutan Lindung menjadi perkebunan kopi dan pertanian intensif sayur
sayuran dan buah - buahan. Sampai sat ini belum ada data yang jelas
mengenai jumlah KK dan luas wilayah yang digarap oleh masyarakat
menjadi kebun. Hal ini menjadi perhatian yang serius karena aktivitas
pembukaan lahan baru sampai saat ini masih terus berlangsung. Menjadi
suatu hal yang mutlak melakukan pembinaan dan pemberdayaan
masyarakat ke arah pemanfaatan hutan dengan kaidah pengelolaan
hutan lindung.
3. Pemanfaatan sumberdaya air menjadi energi listrik
Sumberdaya air sungai yang bersumber dari kawasan KPHL Ogan
Ulu sudah ada beberapa yang digunakan menjadi Pembangkit Listrik
Tenaga Mikro Hidro (PLMTH) sudah dibangun sejak tahun 2014 dengan
kapasitas 40.000 watt di Desa Pelakat, dan saat ini akan dibangun lagi
melalui dana APBD di Kecamatan Semende Darat Ulu 2 X 4,5 MW dan di
Kecamatan Semende Darat Laut 2 X 4,5 MW. Hal ini menjadi potensi
Deskripsi Kawasan II-59
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
untuk KPHL Ogan Ulu membangun PLTMH yang diperuntukkan pada
masyarakat yang berada disekitar Kawasan Hutan yang tidak dapat
dipenuhi dari pembangunan daerah.
4. Pengembangan markisa dan strawberi
Sejak dulu masyarakat Semende sudah terbisa menanam markisa,
tapi pemanaatan dan pemasarannya belum optimal, sehingga berpotensi
untuk dilakukan pembinaan dan pendampingan dalam hal pengolahan
dan pemasaran. Dan KPHL Ogan Ulu mempunyai prospektif untuk
melakukan pengembangan wilayah penanaman pada blok pemanfaatan.
2.6.2. Kendala Permasalahan
Selain permasalahan yang menjadi isu strategsi terdapat juga
beberapa permasalahan yang muncul yang merupakan ganggunan,
tantangan dalam pengelolaan hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu adalah :
a. Masih terdapat aktivitas ilegal logging.
b. Adanya sertifikat tanah dalam kawasan hutan (di desa Segamit ± 200
surat @ 2 Ha, 28 Surat sudah di masyarakat).
c. Batas antar Kawasan Hutan dan Desa belum jelas.
d. Belum ada pengakuan batas Kawasan Hutan dari masyarakat.
e. Batas administrasi masih dianggap batas Kawasan Hutan.
f. Kurangnya informasi teknologi tepat guna untuk mengolah hasil hutan
bukan kayu.
g. Adanya explorasi gas.
h. Luas HD dan HKM kadang tidak sesuai antara di SK dan spasial.
Visi Misi III-1
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
VISI MISI
3.1 Arah Strategis Pembangunan Daerah
Secara kelembagaan KPHL Unit XIII Ogan Ulu merupakan Unit
Pelaksana Teknis Daerah Dinas Kehutanan Kabupaten Muara Enim, sehingga
arah strategis pembangunan KPHL perlu sejalan dengan arah strategis
pembangunan wilayah / daerah. Demikian halnya dengan tujuan
pengembangan KPHL perlu diselaraskan dengan tujuan pengembangan
wilayah Kabupaten Muara Enim serta Dinas Kehutanan Kabupaten Muara
Enim. Dengan demikian berarti harus merujuk pada rencana pembangunan
daerah Kabupaten dan rencana kerja Dinas Kehutanan Kabupaten Muara
Enim.
3.2 Visi
Visi merupakan cara pandang dalam pengelolaan untuk mencapai tujuan
yang mendekati ideal. Pencapaian visi dilakukan dengan menjalankan misi
dan tujuan.
3.2.1 Visi KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Berdasarkan data biogeofisik dan sosial ekonomi budaya, Kawasan
Hutan Lindung Kabupaten Muara Enim khususnya KPHL Unit XIII Ogan Ulu
mempunyai potensi sumberdaya alam yang dapat dikembangkan untuk
produksi hasil hutan bukan kayu baik berupa hasil ikutan ataupun hasil
sampingan dan jasa lingkungan. Dari potensi tersebut KPHL Unit XIII Ogan
Ulu dapat mendukung visi Dinas Kehutanan Kabupaten Muara Enim melalui
pengembangan HHBK dan jasa lingkungan,
BAB III
Visi Misi III-2
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
sehingga visi KPHL Unit XIII Ogan Ulu adalah: “ Pengelolaan Hutan yang
Sehat, Mandiri dan Lestari Hasil Kerjasama Masyarakat dan KPHL ”
Visi KPHL Unit XIII Ogan Ulu ini dapat dipahami secara benar, apabila
beberapa kata kunci dalam visi tersebut mendapat penjelasan secara jelas
dan terarah.
Hutan yang sehat
Terwujudnya hutan yang sehat dimaksudkan bahwa keberadaan hutan
merupakan kebutuhan yang terpenting oleh masyarakat.
Hutan yang Mandiri
Bertumpu pada optimalisasi pemanfaatan sumberdaya yang ada di
wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu, ditandai dengan berkembangnya unit
bisnis dan didukung oleh tersedianya sumberdaya manusia yang
berkualitas, dan tersedianya dana pembangunan dari sumber sendiri.
Hutan yang lestari
Sesuai dengan status fungsi hutan pada KPHL Unit XIII Ogan Ulu adalah
hutan lindung maka kelestarian dan keamanan keberadaan hutan menjadi
tanggung jawab utama masyarakat selaku pengguna hutan.
Kerjasama masyarakat dan KPHL
Yang dimaksud dengan kerjasama masyarakat dan KPHL dalam hal
pengelolaan, pemanfaatan, penjagaan dan pengamanan merupakan
penuh tanggung jawab masyarakat pengguna yang dibantu KPHL untuk
urusan penatausahaannya.
3.2.2 Misi KPHL Unit XIII Ogan Ulu
KPHL Unit III Ogan Ulu merupakan salah satu alat kelembagaan Dinas
Kehutanan Kabupaten Muara Enim untuk mencapai visi misinya. Misi Dinas
Kehutanan Kabupaten Muara Enim dapat selaras dan saling mendukung
diimplementasikan melalui misi KPHL Unit XIII Ogan Ulu.
Misi - misi yang dapat sejalan dan saling mendukung tersebut antara
lain : menyelengarakan pemanfaatan sumberdaya hutan yang sehat , mandiri
Visi Misi III-3
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
dan lestari, perlindungan hutan dan rehabilitasi sumberdaya hutan yang
sehat, mandiri dan lestari, serta membina dan mengembangkan sumberdaya
aparatur Kehutanan.
Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan, maka perlu ditentukan misi
pengelolaan KPHL Unit XIII Ogan Ulu. Misi ini merupakan pengejawantahan
dari visi yang ingin diraih pada masa 10 tahun mendatang. Misi yang disusun
dapat menjadi arahan bagi penentuan tujuan dan sasaran yang hendak
dicapai antara lain :
(1) Penataan hutan sesuai dengan rencana pengelolaannya
(2) Mengembangkan beberapa potensi HHBK dan jasa lingkungan.
(3) Membangun kelembagaan kemitraan dalam mendukung pelaksanaan
pengembangan HHBK dan jasa lingkungan.
(4) Mengikutsertakan masyarakat dalam pengembangan HHBK dan jasa
lingkungan
(5) Mempersiapkan/ prakondisi pembangunan industri pengolahan HHBK.
3.3 Koherensi Visi Misi KPHL
Berikut dirangkum koherensi antara visi misi Dinas Kehutanan
Kabupaten Muara Enim dan visi misi KPHL Ogan Ulu.
Tabel 3.1. Rangkuman Koherensi visi misi KPHL Ogan Ulu
Visi KPHL Misi KPHL Tujuan KPHL Sasaran KPHL Pengelolaan Hutan yang
Sehat, Mandiri dan Lestari hasil
Kerjasama
Masyarakat dan KPHL
1. Penataan hutan
sesuai dengan
rencana
pengelolaannya
1. Penataan batas
Kawasan Hutan yang
masih
bermasalah. 2. Tata batas
Blok 3. Tata batas
Petak
1. Batas Kawasan Hutan yang masih bermasalah
2. Tata batas Blok Inti dan Pemanfaatan
3. Tata batas Petak
Visi Misi III-4
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
1. Mengembangkan
beberapa potensi HHBK dan jasa
lingkungan
1. Melakukan
identifikasi prioritas HHBK
dan jasa
lingkungan yang akan
dikembangkan melalui
penelitian atau studi
kelayakan.
1. Pengembangan dan
pengolahan markisa 2. Pengembangan usaha rotan,
bambu, kemiri, lada, pinang
aren dan buah buahan 3. Pengembangan usaha damar
4. Pengembangan usaha sayur-sayuran
5. Pengembangan usaha produksi benih dan bibit
6. Pengembangan wisata alam
dan wisata edukasi 7. Pemanfaatan sumberdaya air
sebagai sumber air bersih, pengairan areal persawahan
dan sebagia sumber energi
PLTMH 8. Pengembangan energi panas
bumi untuk wisata alam
2. Membangun
kelembagaan
kemitraan dalam mendukung
pelaksanaan pengembangan
HHBK dan jasa
lingkungan
1. Membangun
kerjasama
dengan pihak ke-3 dalam
pelaksanaan pengembang an HHBK dan
jasa lingkungan
‘1. Menyepakati kerjasama /
perjanjian dengan pihak ke-3
sebagai investor dalam usaha pengembangan HHBK
dan jasa lingkungan. 1. Bekerjasama dengan pihak
ke-3 untuk melakukan
pendampingan dan pembinaan kelembagaan,
usaha pengembangan dan pengolahan HHBK dan usaha
pengembangan jasa lingkungan
9. Mengikutsertakan
masyarakat dalam pengembangan
HHBK dan jasa
lingkungan
3.Melibatkan
masyarakat dalam
pengembangan
HHBK dan jasa lingkungan dari
mulai perencanaan,
pelaksanaan dan
pemasaran.
2. Melakukan pembinaan dan
pendampingan masyarakat untuk membentuk
kelembagaan
3. Melakukan pelatihan pengembangan dan
pengolahan HHBK kepada masyarakat
4. Menyepakati kerjasama/
perjanjian dengan kelompok masyarakat dalam
pengembangan HHBK dan jasa lingkungan.
5. Melibatkan masyarakat dalam operasional
pembangunan usaha
pengambangan HHBK dan jasa lingkungan.
Visi Misi III-5
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
2. Mempersiapkan/
prakondisi pembangunan
industri
pengolahan HHBK
4. Membuka dan
menjajaki adanya peluang
kerjasama
investasi dalam pembangunan
industri pengolahan
HHBK.
1. Melakukan studi kelayakan
dalam prakondisi pembangunan industri
pengolahan HHBK.
2. Melakukan penjajakan pihak ke-3 sebagai investor
pembangunan industri pengolahan HHBK
Analisis dan Proyeksi IV-1
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
ANALISIS DAN PROYEKSI
4.1. Analisisis
Analisis SWOT adalah suatu metoda untuk menyusun rencana
strategis dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh suatu
organisasi termasuk dalam penyusunan Rencana Pengelolaan Jangka
Panjang 10 tahun KPHL Unit XIII Ogan Ulu. Analis SWOT dimulai dengan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari
Strength (Kekuatan) dan Weakness (kelemahan), sedangkan faktor
eksternal terdiri dari Oportunity (Peluang) dan Threat (Ancaman).
Strength (kekuatan) adalah sumberdaya, keahlian atau
keunggulan yang dimiliki oleh KPHL Unit XIII Ogan Ulu. Weakness
(kelemahan) adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumberdaya,
keahlian dan kemampuan yang mengganggu efektifitas kinerja KPHL Unit
XIII Ogan Ulu. Opportunity (peluang) adalah situasi di luar KPHL Unit
XIII Ogan Uluyang menguntungkan dan dapat membantu mencapai
tujuan pegelolaan KPHL Unit XIII Ogan Ulu. Threats (ancaman) adalah
situasi yang tidak menguntungkan di luar KPHL Unit XIII Ogan Ulu yang
menghambat pencapaian tujuan. Bila keempat hal tersebut
diidentifikasikan maka akan terlihat faktor - faktor yang akan membantu
dan menghambat KPHL Unit XIII Ogan Ulu untuk mencapai tujuan.
Analisa ini menghasilkan strategi pencapaian tujuan dengan
memaksimalkan Strengths (kekuatan) dan Opportunities (peluang),
BAB IV
Analisis dan Proyeksi IV-2
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
namun secara bersamaan meminimalkan Weaknesses (kelemahan) dan
Threats (ancaman). Dengan begitu akan dapat ditentukan berbagai
kemungkinan alternatif strategi yang dapat dijalankan (Freddy Rangkuti,
2005:19).
Dari hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan oleh KPHL Unit
XIII Ogan Ulu beserta para pihak, telah diidentifikasikan faktor internal
dan eksternal dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1. Identifikasi faktor internal dan eksternal KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Faktor Internal Faktor Eksternal
Strength (Kekuatan)
Weaknes (Kelemahan)
Opportunity (Peluang)
Threats (Ancaman)
1. Memiliki Struktur
Organisasi yang
jelas
2. Mempunyai legalitas hukum
Kawasan Hutan
dan kelembagaan
3. Adanya potensi
jasa lingkungan
(carbon trade, pariwisata,
peneltian, DAS, air bersih) dan
HHBK
4. Memiliki potensi
hasil hutan non kayu yang besar
5. Tingginya potensi keaneka ragaman
hayati
1. Jumlah Personil
terbatas dan
tidak sebanding dengan wilayah
pengelolaan.
2. Adanya batas Kawasan Hutan
yang masih
bermasalah
3. Pendanaan
belum
mencukupi.
4. Data potensi
Kawasan Hutan belum lengkap
5. Belum adanya data detai
potensi keaneka
ragamannya
1. Banyaknya
peluang HHBK
yang dapat dikelola
2. Sebagian besar masyarakat
mengakui batas
Kawasan Hutan yang ada.
3. Berada di
Kawasan Hutan
Lindung yang kondisi hutannya
masih baik
4. Dukungan para
pihak (Pemerintah
Pusat-Propinsi-Kabupaten,
privat sektor,
LSM, masyarakat
5. Peluang berkembangnya
bentuk - bentuk
kerjasama dengan pihak
1. Masih maraknya
pembukaan
hutan untuk perkebunan
2. Pemanfaatan Kawasan Hutan
oleh masyarakat
yang tidak teratur
3. Rendahnya
pendidikan dan
taraf hidup masyarakat di
sekitar Kawasan Hutan
4. Krisis ekonomi
global berpotensi menambah
masyarakat miskin
5. Pemanfaatan lahan yang masih
tidak sesuai
dengan norma dan kaidah
Analisis dan Proyeksi IV-3
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
6. Memiliki spesies
langka/endemik
7. Berfungsi sebagai
penyangga
kehidupan / penyeimbang
ekosistem
8. Sebagai daerah tangkapan air
untuk Sungai
Lematang, Ogan dan Komering
6. Sarana dan
prasarana belum
memadai
7. Kewenangan
pengelola masih
terbatas.
8. Akses (letak) ke pinggir Kawasan
Hutan sulit
dicapai
lain dalam
pengelolaan hutan dalam
rangka kemandirian KPH
6. Besarnya minat
peneliti untuk
melakukan penelitian di KPH
7. Adanya progam peningkatan
kapasitas staff dari lembaga lain
8. Tidak ada lagi
Desa dalam Kawasan Hutan
6. Masih maraknya
Perburuan satwa
liar
7. Masih maraknya
perambahan
hutan
8. Inkonsistensi peraturan
kebijakan
Kehutanan
4.2. Faktor Internal
a. Kekuatan (Strength)
1. Memiliki struktur organisasi yang jelas
Kesatuan Hutan Lindung (KPHL) Unit XIII Ogan Ulu merupakan
merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kehutanan yang
dikelola dengan struktur organisasi yang jelas berdasarkan
Peraturan Bupati Muara Enim Nomor 27 Tahun 2013, dengan jenis
organisasi Tipe B (Permendagri No 61/2010) dipimpin seorang
Kepala KPHL (Eselon IV/a) yang dibantu oleh satu Pejabat Eselon
(IV/b) yaitu Kepala Sub Bagian Tata Usaha.
Mempunyai status hukum kelembagaan dan Kawasan Hutan KPHL
Unit XIII Ogan Ulu dengan luas ± 70.047 ha.
Analisis dan Proyeksi IV-4
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
2. Mempunyai legalitas hukum dan Kawasan Hutan dan lembaga yang
jelas.KPHL Unit XIII Ogan Ulu dibentuk berdasarkan Peraturan
Bupati Muara Enim Nomor 27 Tahun 2013 tanggal 23 September
2013 dalam bentuk UPTD Dinas Kehutanan Kabupaten Muara Enim,
dan pada tahun 2015 sedang mendapat fasilitasi penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) oleh Balai
Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah II Palembang. Hal ini
mengartikan bahwa KPHL Unit XIII Ogan Ulu telah siap eksis
pengelolaan hutannya pada tahun 2016 setelah RPHJP disetujui
oleh Direktur KPHL Direktorat Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai dan Hutan Lindung KPHL Unit XIII Ogan Ulu wilayah
kerjanya berada di Kawasan Hutan Lindung Bukit Jambul Asahan
Kelompok Hutan Bukit Jambul Gunung Patah, Bukit Jambul Asahan,
Bukit Nanti, Air Tebangka dan Mekakau. Kondisi Kawasan Hutannya
masih banyak yang alami, sekitar 59.15 % dari luas Kawasan Hutan
± 74.047 Ha dan 40,85 % sudah dirambah masyarakat untuk
berkebun kopi, ijin pinjam pakai Kawasan Hutan untuk kegiatan
eksplorasi Panas Bumi oleh PT. Suprame Energy Rantau Dedap, PT.
Pertamina Geothermal Energi, Rehabilitasi DAS bagi pemegang ijin
pinjam pakai tambang batubara dan migas An. PT. Bukit Asam
Persero Tbk, dan PT. Medco Indonesia Ltd. Kelembagaan di KPHL
Unit XIII Ogan Ulu baru diduduki oleh 1 (satu) orang sebagai
Kepala KPHL Unit XIII Ogan Ulu.
Analisis dan Proyeksi IV-5
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
3. Adanya potensi jasa lingkungan (carbon trade, pariwisata,
penelitian, DAS, air bersih) dan HHBK
Potensi jasa lingkungan merupakan potensi besar yang dapat
dikembangkan sebagai sumber pendapatan untuk mewujudkan KPH
yang mandiri. Dana dari luar bisa masuk melalui mekanisme
pembayaran jasa lingkungan (payment for environmental services)
seperti misalnya daya serap karbon, keindahan landscape,
perlindungan Daerah Aliran Sungai (DAS), tata air dan Hasil Hutan
Bukan Kayu. Potensi Ekowisata yang dikelola dengan baik dapat
pula memberikan kontribusi signifikan pada konservasi Kawasan
Hutan maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar
Kawasan Hutan. Atraksi fauna yang menyebar di seluruh Kawasan
Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu merupakan daya tarik tersendiri
dalam Ekowisata dan penelitian. Sungai - sungai yang membelah
Kawasan Hutan merupakan bukti bahwa Daerah Aliran Sungai
banyak terdapat di dalam Kawasan Hutan dan merupakan sumber
air bersih yang potensial. Potensi ini dapat digunakan secara
optimal untuk memperkuat pengelolaan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
4. Memiliki potensi hasil hutan non kayu yang besar.
Kawasan Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu memiliki potensi hasil
hutan non kayu seperti rotan yang berlimpah, jamur kayu, kopi,
buah markisa dan alpukat. Seperti rotan kondisi sekarang siap
diolah menjadi rotan siap jual, disamping itu potensi rotan
Jerenang yang diambil buahnya juga sangat berlimpah. Buah
Analisis dan Proyeksi IV-6
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
markisa yang berlimpah dan tinggal diproses menjadi sirup karena
dengan hanya jual buahnya saja petani tidak mendapatkan nilai
tambah yang menjanjikan. Buah Alpukat berlimpah bila dijadikan
komoditi lanjutan tentu menjanjikan untuk peningkatan
penghasilan.
5. Tingginya potensi keanekaragaman hayati.
Wilayah kerja pengelolaan hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu memiliki
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang tinggi khas
pulau Sumatera seperti hasil Tim survey Biogiofisik BPKH Wilayah
II Palembang. Laporan - laporan ilmiah selalu mengindikasikan
kemungkinan adanya spesies langka bila penelitian dilakukan lebih
intensif. Potensi ini dapat digunakan secara optimal untuk
memperkuat pengelolaan tanaman langka KPHL Unit XIII Ogan
Ulu, memberdayakan masyarakat sekitar hutan dan
mengembangkan ekonomi wilayah.
6. Memiliki spesies langka / endemik
Berdasarkan survey yang dilakukan tim BPKH Wilayah II
Palembang, di dalam Kawasan Hutan KPH ditemukan beberapa
spesies dilindungi dan endemik. Sebagai contoh, misalnya
ditemukan jejak Babi Hutan, Kambing Hutan Sumatera, Harimau,
Rusa, Gajah dan lainnya. Khusus jenis Kambing Hutan Sumatera
(Capricornis sumateraensis), satwa ini merupakan satwa endemik
Sumatera. Spesies lain adalah Burung Enggang Gading (Rhinoplax
vigil), Siamang (Simphalangus syndaxtylus), Punai (Treron
Analisis dan Proyeksi IV-7
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
capellei) dll. Sejauh ini beberapa species yang disebutkan diatas
diperkirakan masih bisa ditemukan didalam Kawasan Hutan primer
KPHL Unit XIII Ogan Ulu. Banyak spesies langka lainnya baik flora
maupun fauna hidup di Kawasan Hutan ini. Hal ini merupakan
kekuatan untuk mempromosikan Kawasan Hutan KPHL Unit XIII
Ogan Ulu berfungsi sebagai penyangga kehidupan / penyeimbang
ekosistem. Keberadaan hutan sebagai bagian dari sebuah
ekosistem yang besar memiliki arti dan peran penting dalam
penyangga sistem kehidupan. Berbagai manfaat besar dapat
diperoleh dari keberadaan hutan melalui fungsinya sebagai
penyedia sumberdaya air bagi manusia dan lingkungan,
kemampuan penyerapan karbon, pemasok oksigen di udara,
penyedia jasa wisata dan mengatur iklim global. KPHL Unit XIII
Ogan Ulu memiliki tipe ekositem yang lengkap dari hutan hujan
dataran tinggi hingga hutan pegunungan bawah. Meskipun hutan
ini terletak di Kabupaten Muara Enim namun ini memiliki fungsi
penting sebagai penyangga kehidupan dan penyeimbang
ekosistem di Kabupaten lain seperti Kabupaten Muara Enim,
Lahat dan Ogan Komering Ulu. Sehingga kerusakan pada KPHL
Unit XIII Ogan Ulu akan secara langsung membawa dampak
negatif terhadap kualitas lingkungan hidup di hilir. Dengan
demikian Kawasan Hutan ini harus dipertahankan sehingga tetap
dapat berfungsi dan bermanfaat secara lestari
Analisis dan Proyeksi IV-8
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
7. Berfungsi sebagai penyangga kehidupan dan penyeimbang
ekosistem,
Kawasan Hutan diwilayah kerja pengelolaan hutan KPHL Unit XIII
Ogan Ulu mempunyai dungsi lindung, maka lindung tersebut
dikelola sebagai aspek penyangga kehidupan bagi masyarakat
disekitar Kawasan Hutan dan sebagai penyeimbang ekosistem
yang ada didalamnya. Sebagai daerah tangkapan air untuk Sungai
Enim, Sungai Endikat dan Ogan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
merupakan daerah hulu dari anak - anak sungai yang mengalir ke
sungai Musi, yaitu sungai Enim dari Sub DAS Lematang di
Kabupaten Muara Enim serta sungai Endikat Sub Sub DAS
Lematang di Kabupaten Lahat dan sungai Ogan Sub DAS Ogan di
Kabupaten Ogan Komering Ulu dan Sungai Saka Sub DAS
Komering di Kabupaten Ogan Komering Selatan. Kawasan
pegunungan di KPHL Unit XIII Ogan Ulu merupakan ”Menara air”
bagi Kabupaten, oleh karena itu sangat penting posisinya dalam
wilayah kelola tata air. Kerusakan pada KPHL Unit XIII Ogan Ulu
akan secara langsung membawa dampak negatif terhadap kualitas
lingkungan hidup di Kabupaten Muara Enim, Lahat, Ogan
Komering Ulu dan Ogan Komering Ulu Selatan. Kebutuhan akan
air masih dapat dipenuhi oleh keberadaan sungai di Kawasan
Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu yang debit airnya selalu tersedia
sepanjang tahun.
Analisis dan Proyeksi IV-9
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
b. Kelemahan
1. Jumlah Personil masih terbatas
Wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu dengan luas Kawasan Hutannya
± 70.047 Ha, idealnya memiliki jumlah tenaga fungsional Polisi
Hutan (POLHUT) minimal 70 orang dengan asumsi 1 orang : 1.000
Ha. Kondisi saat ini jumlah personil POLHUT di Dinas Kehutanan
Kabupaten Muara Enim adalah 9 orang.
Berdasarkan jumlah personil, kebutuhan tenaga pengelola KPHL
Unit XIII Ogan Ulu masih sangat kurang sejalan dengan makin
dinamisnya pembangunan di Kabupaten Muara Enim.
2. Pendanaan belum mencukupi
Saat ini operasional KPHL Unit XIII Ogan Ulu masih bergantung
kepada anggaran Departemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia dan APBD Kabupaten Muara Enim melalui
Daftar Penggunaan Anggaran (DPA) Dinas Kehutanan. Masih belum
terdapat lembaga donor yang yang membiayai operasional KPHL
Unit XIII Ogan Ulu, sehingga pelaksanaan pengelolaan Kawasan
Hutan belum maksimal dan menyeluruh baik pada Kawasan Hutan
maupun pada kegiatan di sekitar Kawasan Hutan termasuk
pemberdayaan masyarakat. Selama ini banyak kegiatan yang
menjadi prioritas tidak seluruhnya mampu diakomodir dalam DPA,
terutama terkait dengan berbagai faktor antara lain : luas Kawasan
Hutan, aksesibilitas, jumlah lokasi kegiatan dan jumlah kelompok
Analisis dan Proyeksi IV-10
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
sasaran target kegiatan. Faktor-faktor tersebut mengakibatkan
tingginya biaya yang dikeluarkan.
3. Data potensi Kawasan Hutan belum lengkap
Data dan informasi tumbuhan dan satwa liar sebagai jenis
unggulan, species kunci, species baru masih sangat minim.
Kegiatan inventarisasi keragaman hayati pada umumnya dilakukan
hanya di bagian terluar Kawasan Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
dan belum mengidentifikasi ditengah Kawasan Hutan KPHL Unit
XIII Ogan Ulu, padahal beberapa Kawasan Hutan di wilayah KPHL
Unit XIII Ogan Ulu masih memilki potensi yang tinggi. Potensi lain
yang belum teridentifikasi secara detail adalah potensi Hasil Hutan
Bukan Kayu (HHBK) yang bernilai ekonomis tinggi. Dengan
demikian belum tersedia peta potensi HHBK dan peta potensi
keragaman hayati yang mewakili Kawasan Hutan secara
keseluruhan. Ketidak tersediaan data tersebut mengakibatkan
pemanfaatan HHBK belum optimal. Sampai sekarang potensi HHBK
dan keanekaragaman hayati hanya mengandalkan hasil
inventarisasi yang dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh BPKH
Wilayah II Palembang
4. Tata batas Kawasan Hutan belum selesai
Berdasarkan hasil penelusuran informasi di BPKH Wilayah II
Palembang Kawasan Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu memiliki tata
batas yang masih belum tuntas dan banyak pal batas yang rusak
dan tidak jelas di lapangan. Pelaksanaan tata batas untuk
Analisis dan Proyeksi IV-11
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
mengeluarkan (enclave) masih dilakukan oleh BPKH Wilayah II
Palembang. Berdasarkan informasi yang dikumpulkan di BPKH
Wilayah II panjang Kawasan Hutan yang belum ditata batas
mencapai 24 km atau 15 % dari seluruh Kawasan Hutan yang harus
ditata batas. Total panjang Kawasan Hutan yang harus ditata batas
adalah 918,51 km. Selengkapnya perkembangan penataan batas
Kawasan Hutan di KPHL Unit XIII Ogan Ulu dapat dilihat pada tabel
4.2. di bawah ini
Tabel 4.2. Kawasan Hutan yang belum tuntas ditata batas
JENIS BATAS RINCIAN BATAS PANJANG (Km)
Batas Blok Batas Blok (HL) 15
Batas Blok Total 15
Batas Kabupaten
Batas Kabupaten ( Muara Enim dan Lahat) HL
12
Batas Kabupaten ( Muara Enim – OKU/OKUS ) HL
32
Batas Kabupaten Total
44
Grand Total 59
Sumber: BPKH Wilayah II (2014)
5. Sarana dan prasarana belum memadai
Dalam mendukung pengelolaan KPHL Unit XIII Ogan Ulu sangat
dibutuhkan sarana dan prasarana yang dapat menunjang
pelaksanaan kegiatan baik berupa motor lapangan (Trail) untuk
kepentingan patroli maupun wisata, bangunan / gedung, sarana
transportasi, alat komunikasi serta sarana dan prasarana lainnya.
Jika dibandingkan dengan luas Kawasan Hutan maka sarana dan
prasarana dalam pengelolaan masih sangat terbatas. Saat ini
Analisis dan Proyeksi IV-12
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
sarana dan prasarana KPHL Unit XIII Ogan Ulu belum ada, baru
ada pengadaan tanah untuk bangunan Kantor dari APBD Kabupaten
Muara Enim Tahun Anggaran. 2014. Sarana dan prasarana yang
mendesak yang dibutuhkan oleh pengelola KPHL Unit XIII Ogan Ulu
adalah kantor dan peralatan kantor, beberapa kendaraan darat
roda empat dan kendaraan roda dua untuk mempermudah
operasional kegiatan di lapangan. Sarana dan prasarana lain yang
dibutuhkan adalah Kantor Resort Pengelolaan Hutan (RPH) di 5
lokasi.
6. Kewenangan pengelola masih terbatas
Pengelolaan KPHL Unit XIII Ogan Ulu belum otonomi dan
domainnya masih dikendalikan oleh Pemerintah Daerah sehingga
berakibat pada tidak kreatifnya pengelola dalam mengembangkan
usaha di dalam Kawasan Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu.
Kewenangan yang terbatas dirasakan menghambat kelancaran
pengelolaan, misalnya pengurusan surat ijin pemanfaatan Kawasan
Hutan masih menjadi kewenangan Dinas Kehutanan, belum dapat
dilakukan di KPHL Unit XIII Ogan Ulu. Pelimpahan kewenangan
yang saat ini domainnya berada di tingkat Pemerintah Pusat kepada
KPH diharapkan mampu untuk memperpendek birokrasi dan
memperlancar kegiatan pengelolaan di lapangan. Pelimpahan
wewenang ini menjadi salah satu prasyarat untuk menuju
pengelolaan KPH yang lebih mandiri.
Analisis dan Proyeksi IV-13
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
7. Akses masih sulit dicapai
Akses jalan dari Kantor KPHL Unit XIII Ogan Ulu menuju tepi
Kawasan Hutan masih didominasi jalan tanah, yang mengakibatkan
bila musim hujan akan licin dan sulit dilalui.
4.3. Faktor Eksternal
a. Peluang (Opportunity)
1. Terdapat partisipasi masyarakat terhadap KPHL Unit XIII Ogan
Ulu Keberadaan KPHL Unit XIII Ogan Ulu sedikit banyak mulai
diakui oleh masyarakat khususnya yang tinggal di sekitar
Kawasan Hutan. Telah ada kesadaran sebagian masyarakat
untuk tidak memasuki Kawasan Hutan. Masyarakat pada
umumnya secara budaya menghormati pada aturan yang
ditetapkan oleh Pemerintah. Partisipasi, keterlibatan dan
dukungan masyarakat terhadap perlindungan dan pengelolaan
KPHL Unit XIII Ogan Ulu adalah komponen penting dalam
Kawasan Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu. Bila Kawasan Hutan
dianggap sesuatu yang mendatangkan manfaat bagi
masyarakat sekitar, maka masyarakat menjadi pendukung
dalam upaya pelestarian Kawasan Hutan KPHL Unit XIII Ogan
Ulu tersebut.
2. Pengembangan jasa lingkungan (carbon trade, pariwisata,
penelitian, DAS, air bersih) yang didukung dengan kebijakan
pemerintah. Perdagangan carbon (carbon trade) terkait dengan
Analisis dan Proyeksi IV-14
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
REDD (Reducing Emissions from Deforestation and Degradation
in developing countries) yaitu sebuah mekanisme internasional
yang dimaksudkan untuk memberikan insentif yang bersifat
positif bagi negara berkembang yang berhasil mengurangi emisi
dari deforestasi dan degradasi hutan. REDD hanya salah satu
skema untuk memberi insentif terhadap upaya perlindungan
atau pelestarian hutan. Pemberian kompensasi ini terkait
dengan pengurangan pelepasan karbon (carbon release
reduction), penyimpanan karbon (carbon storage) dan
penyerapan karbon (carbon sequestration). Carbon trade ini
merupakan salah satu potensi jasa lingkungan yang perlu
dimanfaatkan. Peluang lainnya adalah pengembangan
Ekowisata di Kawasan Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu.
Ekowisata di Kawasan Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
diharapkan mampu memberikan kontribusi pada pemanfaatan
dan konservasi Kawasan Hutan maupun peningkatan
kesejahteraan masyarakat di sekitar Kawasan Hutan.. Kawasan
Hutan sebagai daerah tangkapan air, banyaknya sungai -
sungai dan beberapa air terjun yang mengalir dari hulu
Kawasan Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu , membuat suatu
daya tarik tersendiri. Disamping itu potensi air yang dapat
dimanfaatkan disamping untuk menunjang pariwisata, juga
dapat dikemas menjadi air konsumsi.
Analisis dan Proyeksi IV-15
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
3. Dukungan para pihak (Pemerintah Pusat-Provinsi/Kabupaten,
privat sektor, LSM, Masyarakat). Pemerintah baik Pusat maupun
Daerah (Propinsi / Kabupaten) mendukung keberadaan KPHL
Unit XIII Ogan Ulu. Pemerintah Kabupaten Muara Enim sangat
diuntungkan dengan adanya KPHL Unit XIII Ogan Ulu, sehingga
Pemerintah Daerah sangat mendukung keberadaan KPHL Unit
XIII Ogan Ulu yang berada pada wilayah administratifnya.
Demikian pula dengan lembaga - lembaga non pemerintah baik
dari dalam maupun luar negeri, menaruh perhatian khusus
pada upaya-upaya pemanfaatan dan konservasi seperti KPHL
Unit XIII Ogan Ulu.
4. Berkembangnya bentuk - bentuk kerjasama dalam
pemanfaatan jasa lingkungan dalam rangka kemandirian.
Pengelolaan Kawasan Hutan bisa dilakukan bersama dengan
melibatkan pihak luar. Oleh karena itu pengembangan
kerjasama atau kolaborasi pengelolaan Kawasan Hutan perlu
dipertimbangkan. Pemerintah Pusat melalui Departemen
Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Pemerintah Daerah bisa
mengatur kebijakan dalam hal kerjasama dan kolaborasi
pengelolaan Kawasan Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku. Untuk hal ini
diperlukan serangkaian upaya-upaya promosi kepada pihak
luar, disamping kajian untuk mengidentifikasi investor potensial
untuk bermitra dalam pengelolaan KPHL Unit XIII Ogan Ulu.
Analisis dan Proyeksi IV-16
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
5. Besarnya minat ilmuan untuk melakukan penelitian di KPHL
Unit XIII Ogan Ulu
Minat peneliti yang ingin datang dan melakukan penelitian di
KPHL Unit XIII Ogan Ulu sangat dibutuhkan karena diwilayah
kerja KPHL Unit XIII Ogan Ulu terdapat binatang endemic
Sumatera yaitu Kambing Hutan. Dari LIPI pernah hadir meneliti
tanaman khas dataran tinggi untuk rencana pengembangan
Taman Hutan Raya Sriwijaya, ditemukan banyak flora baru
yang belum terdaftar.
6. Berada dalam pencadangan Kawasan Hutan Provinsi Sumatera
Selatan.
Keberadaan kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu yang terletak di
areal pencadangan Kawasan Hutan Propinsi Sumatera Selatan
merupakan hal yang strategis. Seluruh Kawasan Hutan Lindung
dalam wilayah KPHL diperuntukkan sebagai Kawasan Hutan
pemanfaatan HHBK Pemanfaatan HHBK. berdasarkan hasil
survey yang dilakukan oleh Tim BPKH potensi HHBK yang
terdapat di Kawasan Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu seperti
rotan masih banyak. Dengan demikian ini merupakan sebuah
peluang yang dapat bisa diraih dalam mendukung pengelolaan
KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Analisis dan Proyeksi IV-17
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
7. Adanya program peningkatan kapasitas untuk staf KPHL Unit
XIII Ogan Ulu dari lembaga lain
Berbagai bentuk peningkatan kualitas bagi tenaga pengelola
KPHL Unit XIII Ogan Ulu seperti pelatihan peningkatan
ketrampilan pengelolaan KPHL Unit XIII Ogan Ulu dan peluang
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi melalui bea
siswa dan sponsor serta berbagai bentuk program edukasi
telah diprogramkan oleh Departemen Lingkungan Hidup dan
Kehutanan melalui Pusat dan Balai Diklat Lingkungan Hidup
dan Kehutanan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia
(SDM) akan berdampak pada kualitas pengelolaan, artinya
untuk mengatasi jumlah tenaga pengelola yang masih kurang
dan belum sebanding dengan konflik dan luas Kawasan Hutan
kelolanya, maka ditempuh dengan peningkatan kualitasnya.
Adanya program peningkatan kapasitas staff yang ditawarkan
oleh lembaga di luar KPHL Unit XIII Ogan Ulu merupakan
peluang - peluang yang harus dimanfaatkan.
b. Ancaman (Threat)
1. Kegiatan illegal logging
Aktivitas pencurian kayu masih sering ditemukan KPHL Unit
XIII Ogan Ulu. hasil kayu curian ini umumnya diangkut
melalui jalan darat. Dampak dari aktivitas illegal logging ini
telah menimbulkan kerusakan lingkungan dan air sungai
yang dulunya jernih sebagai sumber air minum, namun
Analisis dan Proyeksi IV-18
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
sekarang sudah berubah menjadi keruh. Aktivitas illegal
logging juga telah menyebabkan banjir dibeberapa lokasi
akibat meluapnya sungai Enim.
2. Penyerobotan lahan untuk kegiatan perkebunan
Berdasarkan hasil analisis citra resolusi tinggi tahun 2011
yang dilakukan oleh BPKH Wilayah Il Palembang, di dalam
Kawasan Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu terdapat lahan
perkebunan. Terhadap aktivitas ini telah dilaksanakan
kegiatan operasi oleh Petugas Polhut Dinas Kehutanan
Kabupaten Muara Enim, namun belum mampu mengatasi
masalah dengan tuntas. Penyerobotan lahan untuk kebun ini
mungkin terkait dengan peningkatan jumlah penduduk yang
berakibat pada peningkatan kebutuhan akan pangan.
Kebutuhan pangan dicukupi dengan membuka lahan baru.
Penyerobotan lahan untuk perkebunan merupakan salah
satu ancaman terhadap kelestarian Kawasan Hutan KPHL
Unit XIII Ogan Ulu.
3. Rendahnya pendidikan dan taraf hidup masyarakat sekitar
Kawasan Hutan
Sarana pendidikan masyarakat lokal di sekitar KPHL Unit XIII
Ogan Ulu, umumnya hanya ada pada tingkat Sekolah Dasar
(SD) saja. Untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
berikutnya masyarakat harus keluar dari desa dan biasanya
hanya terdapat di Ibukota Kecamatan. Hal ini cukup sulit
untuk dilaksanakan terkait dengan biaya pendidikan yang
Analisis dan Proyeksi IV-19
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
cukup tinggi bagi masyarakat setempat. Rendahnya taraf
pendidikan juga ikut menyumbang dan sangat berpengaruh
kepada pemahaman dan persepsi masyarakat terhadap
KPHL Unit XIII Ogan Ulu , disamping kurangnya penyuluhan
untuk masyarakat. Rendahnya tingkat pendidikan berkolerasi
kepada taraf hidup masyarakat sekitar Kawasan Hutan,
sehingga dapat menjadi ancaman terhadap kelestarian dan
upaya - upaya pelestarian hutan. Taraf hidup dan tingkat
pendapatan rendah berakibat pada tingkat ketergantungan
dan ancaman terhadap hutan menjadi tinggi.
4. Tekanan ekonomi berpotensi menambah masyarakat miskin
Keuangan dan penghasilan masyarakat sebagian besar
didapat dari penjualan hasil bumi seperti kopi, alpukat,
nangka dan lainnya. Hasil dari penjualan ini digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup, biaya pendidikan dan
kesehatan. Hasil bumi yang didapatkan dari kebun umumnya
tidak bisa menutupi kebutuhan hidup, misalnya harga kopi
hanya dihargai Rp. 20.000,- per kilogramnya, hasil kopi per
ha hanya mencapai ± 100 kg untuk usia diatas 6 tahun
kadang kurang . Sehingga pendapatan per kapita dari hasil
kopi hanya mencapai Rp 2.000.000, masih jauh dari hidup
layak. Masyarakat lokal yang hidup dengan ukuran
pendapatan per kapita rendah akan semakin tertekan jika
tidak tersedia lapangan kerja lain yang dapat menghasilkan
uang di Desa. Situasi ini diperparah oleh harga - harga
Analisis dan Proyeksi IV-20
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
kebutuhan pokok ikut naik oleh karena semakin tingginya
biaya yang diperlukan untuk mendapatkan barang-barang
tersebut. Tekanan akan kebutuhan hidup bagi masyarakat di
sekitar Kawasan Hutan akan menimbulkan ancaman
terhadap kelestarian Kawasan Hutan. Disamping tingginya
tingkat ketergantungan masyarakat lokal terhadap Kawasan
Hutan
5. Berbatasan dengan lahan - lahan milik masyarakat
Di wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu terdapat beberapa
wilayah hutan yang berbatasan langsung dengan kebun milik
masyarakat. Dari sisi tata batas Kawasan Hutan tentu saja
bisa menimbulkan potensi konflik dengan masyarakat yang
memiliki kebun didekat Kawasan Hutan KPHL Unit XIII Ogan
Ulu. Hadirnya KPHL Unit XIII Ogan Ulu juga bertujuan untuk
membuka isolasi daerah, namun akses yang mudah setelah
ada KPHL Unit XIII Ogan Ulu juga sering menjadi pintu
masuk untuk illegal logging, perburuan liar dan aktivitas
ilegal lainnya.
6. Perburuan satwa liar
Potensi satwa liar yang ada di dalam kawasan sering
menjadi daya tarik pihak luar untuk melakukan perburuan.
Terdapat indikasi sekelompok orang yang dengan sengaja
berburu Kambing Hutan (Capricornis sumateraensis) untuk
tujuan komersil. Disamping mamalia seperti beberapa jenis
burung yang biasa diperdagangkan secara diam - diam di
Analisis dan Proyeksi IV-21
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
daerah sekitar KPHL Unit XIII Ogan Ulu yaitu burung
Enggang Gading. Burung - burung tersebut diambil dari
hutan, burung yang diambil adalah burung yang masih
anakan lalu dibawa dan dipelihara. Informasi yang diperoleh
dari masyarakat di sekitar Kawasan Hutan KPHL Unit XIII
Ogan Ulu, Cukong perburuan satwa umumnya pedagang
yang datang dari Lampung dan Jawa. Kegiatan perburuan ini
dilakukan secara hati - hati sekali sehingga tidak diketahui
oleh pihak yang berwenang, sementara untuk masyarakat
sekitar sendiri jarang melakukan kegiatan tersebut
7. Pembakaran lahan
Kebiasaan bagi masyarakat lokal yang hidup di sekitar
Kawasan Hutan dalam membuka lahan untuk berkebun,
adalah dengan cara membakar lahannya yang sebelumnya
telah ditebas dan dibiarkan beberapa waktu sampai tebasan
itu kering oleh sinar matahari sehingga mudah termakan api.
Potensi kebakaran hutan yang timbul dari kegiatan ini adalah
sangat besar, karena api dapat pula menjalar sampai ke
dalam Kawasan Hutan. Terjadi juga kebiasaan lain bagi
masyarakat yang memelihara ternak, yakni aktivitas
membakar padang ilalang, dimana setelah dibakar akan
tumbuh ilalang muda yang bertujuan untuk mendapatkan
pakan ternak. Tidak jarang akibat dari aktivitas ini dapat
menimbulkan kebakaran menjadi meluas dan terjadi sampai
berhari - hari. Walaupun aktivitas seperti ini terjadi di luar
Analisis dan Proyeksi IV-22
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Kawasan Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu, namun berpotensi
mengancam kelestarian sumber daya alam yang berbatasan
langsung dengan KPHL Unit XIII Ogan Ulu dan kebakaran
semacam ini terjadi hampir setiap tahun. Dalam beberapa
tahun terakhir, kebakaran hutan menjadi fenomena tahunan
di Indonesia. Kawasan Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
seharusnya sudah memilki Satgas Kebakaran yang didukung
dengan sarana prasarana dan anggaran pengendalian
kebakaran hutan. KPHL Unit XIII Ogan Ulu juga belum
memiliki peta secara detail tentang kerawanan kebakaran
Kawasan Hutan.
8. Inkonsisten peraturan kebijakan Kehutanan Dari beberapa era Pemerintahan di Indonesia, karakter
politik pemerintahan sangat berpengaruh pada keluarnya
kebijakan dan peraturan perundang - undanganan. Sehingga
seringkali beberapa kebijakan atau peraturan yang telah
diundangkan tumpang tindih satu sama lain, disamping
sosialisasinya belum menjangkau keseluruh lapisan
masyarakat, bahkan petunjuk pelaksanaannya belum
tersedia. Terhadap KPHL Unit XIII Ogan Ulu telah terjadi
kebijakan yang berbeda tentang batas administrasi. Secara
definitif KPHL Unit XIII Ogan Ulu telah ditetapkan
berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Republik
Indonesia Nomor 76/Menhut-II/2011 dengan luas Kawasan
Hutan seluruhnya adalah sebesar ± 76.264 Ha, berdasarkan
Analisis dan Proyeksi IV-23
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
analisa dari BPKH Wilayah II Palembang seluas ± 70.047
Ha. Dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Kehutanan
No.866/Menhut-II/2014 tentang Perubahan Kawasan Hutan
dan Perairan di wilayah Provinsi Sumatera Selatan
berkurang luasan Hutan Lindung dengan dienclavenya 3
(tiga) Desa dan telah dilaksanakan tata batasnya seluas ±
1.059 Ha. Untuk menyusun perencanaan strategis masa
depan, dilakukan kombinasi diantara dua faktor sehingga
menghasilkan empat macam strategi sebagai berikut :
1. Strategi Strength Opportunity (SO) yaitu strategi dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
2. Strategi Strength Threat (ST) adalah strategi dengan
menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi
ancaman.
3. Strategi Weakness Opportunity (WO) adalah
meminimalkan kelemahan untuk meraih peluang atau
strategi yang memanfaatkan peluang yang ada dengan
meminimalkan kelemahan yang dimiliki.
4. Strategi Weakness Threat (WT) adalah strategi yang
bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan
yang ada serta menghindari ancaman.
Kombinasi dari faktor - faktor lingkungan internal dan
lingkungan eksternal dalam analisis SWOT akan
Analisis dan Proyeksi IV-24
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
menghasilkan strategi-strategi. Model kombinasi tersebut
disajikan pada tabulasi sebagai berikut :
Tabel 4.3. Kombinasi Faktor Lingkungan Internal dan Eksternal
Peluang
(Opportunity)
Ancaman
(Threath)
Kekuatan
(Strength)
Kelemahan
(Weakness)
INTERNAL
EKSTERNAL
Analisis dan Proyeksi IV-25
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Tabel 4.4. Strategi Kombinasi Strength (Kekuatan) dan Opportunity (Peluang) Dalam Analisis SWOT Opportunity (Peluang) Kekuatan (Strength)
1. Terdapat partisipasi masyarakat terhadap KPHL Unit XIII Ogan Ulu
2. Pengembangan jasa lingkung (carbon trade, pariwisata, penelitian, DAS, air bersih) yang didukung dengan kebijakan pemerintah
3. Berada di kawasan pencadangan kawasan hutan
4. Dukungan para pihak pemerintah pusat-propinsi-kab/kota,privat,sektor LSM, masyarakat
5. Berkembangnya bentuk-bentuk kerjasama dalam pemanfaatan jasa lingkungan dalam rangka kemandirian KPHL Unit XIII Ogan Ulu
6. Besarnya minat ilmuwan untuk melakukan penelitian di KPHL Unit III Ogan Ulu
7. Adanya program peningkat an kapasitas staf dari lembaga lain
1 3 4 5 6 7 8 9
1. Memiliki Struktur Organisasi yang jelas
Struktur organisasi yang jelas mendorong pengembangan pemanfaatan jasa lingkungan melalui kerjasama dengan para mitra dan investor
Pemantapan struktur organisasi KPHL Unit XIII Ogan Ulu dalam upaya meningkatkan dukungan para pihak
Struktur organisasi yang jelas mendorong pengembangan pemanfaatan jasa lingkungan melalui kerjasama dengan para mitra dan investor
2. Mempunyai status hukum kelembagaan dan Kawasan Hutan
Menjaga status hukum kelembagaan dan Kawasan Hutan dengan menigkatkan partisipasi masyarakat dalam mendukung keberadaan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Memantapkan status hukum kelembagaan dan Kawasan Hutan dengan meningkatkan dukungan para pihak
Mempertahan kan status hukum kelembagaan dan Kawasan Hutan dapat meningkatkan minat para ilmuwan
3. Adanya potensi jasa lingkungan (carbon trade, pariwisata, penelitian, DAS, air bersih)
Adanya potensi jasa lingkungan mendorong pengembangan jasa lingkungan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Adanya potensi jasa lingkungan meningkatkan minat ilmuwan untuk melakukan penelitian di KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Analisis dan Proyeksi IV-26
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
4. Tingginya potensi keanekaragaman hayati
Menjaga kelestarian potensi keanekaragaman hayati yang tinggi dengan partisipasi masyarakat dalam mendukung keberadaan KPHL
Menjaga kelestarian potensi keanekara gaman hayati yang tinggi degan melibatkan dukungan lembaga international
Mejaga kelestarian potensi keanekaragaman hayati yang tinggi melalui kerjasama dalam pemanfaatan jasa lingkungan
Menjaga kelestarian potensi keanekaragaman hayati yang tinggi untuk meningkatkan minat para ilmuwan melakukan penelitian di KPHlL
5. Memiliki spesies langka/ endemik
Menjaga kelestarian spesies langka/ endemic dengan partisipasi masyarakat
Menjaga kelestarian spesies langka/ endemic dengan melibatkan dukungan Lembaga International
Menjaga kelestarian spesies langka/ endemic melalui kerjasama dalam pemanfaatan jasa lingkungan
Menjaga kelestarian spesies langka/ endemic dan meningkatkan minat para ilmuwan melakukan penelitian di KPHL
6. Berfungsi sebagai penyangga kehidupan/ penyeimbang ekosistem
Menjaga fungsi penyangga kehidupan dengan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mendukung keberadaan KPHL
Menjaga fungsi penyangga kehidupan dalam kerangka Pembangunan Kehutanan di daerah
7. Sebagai daerah tangkapan air untuk Sungai Enim,Sungai Lematang dan Sungai Ogan
Menjaga fungsi daerah tangkapan air dengan meningkatkan partisipasi masyarakat
Menjaga fungsi tangkapan air melalui pengembangan potensi jasa lingkungan air
Menjaga fungsi tangkapan air melalui dukungan Program pemerintah dan lembaga lain
Menjaga fungsi tangkapan air dengan membangun bentuk-bentuk kerjasama para pihak dalam pemanfaatan jasa lingkungan
Analisis dan Proyeksi IV-27
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Tabel 4.5. Strategi Kombinasi Weakness (Kelemahan) dan Opportunity (Peluang) Dalam Analisis SWOT
Opportunity (Peluang) Weakness (Kelemahan)
1. Terdapat partisipasi masyarakat terhadap KPHL Unit XIII Ogan Ulu
2. Pengembang an jasa lingkung (carbon trade, pariwisata, penelitian, DAS, air bersih) yang didukung dengan kebijakan Pemerintah
3. Berada di kawasan pencada ngan Kawasan Hutan
4. Dukungan para pihak (pemerintah Pusat-Propinsi-Kab,privat,sektor LSM, masyarakat)
5. Berkembang nya bentuk-bentuk kerjasama dalam pemanfaatan jasa lingkungan dalam rangka kemandirian KPHL Unit XIII Ogan Ulu
6. Besarnya minat ilmuwan untuk melakukan penelitian di KPHL Unit XIII Ogan Ulu
7. Adanya program peningkatan kapasitas staff dari lembaga lain
1 3 4 5 6 7 8 9
1. Personil KPHL Unit XIII Ogan Ulu (jumlah personil & kapasitas dibanding dengan luas Kawasan)
Jumlah personil yang kurang terbantu dengan adanya partisipasi masyarakat
Peningkatan kapasitas personil dengan memanfaatkan pogram peningkatan kapasaitas staff dari lembaga lain
2. Pendanaan belum memadai
Mengembangkan program ecowisata dan demonstrasi REDD untuk memobilisasi dana
Meningkatkan dukungan para pihak dalam penggalangan sumber-sumber dana alternatif yang dapat dimanfaatkan dalam mendukung pengelolaan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Menggalang kerjasama dengan lembaga-lembaga donor yang concern dan mengembangkan program payment environmental services untuk mendukukng pendanaan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
3. Data potensi Kawasan Hutan belum lengkap
Menggalang partisipasi masyarakat dalam mendukung pengumpulan data potensi Kawasan
Menggalang kerjasama dengan lembaga riset seperti Universitas untuk menggali potensi yang dimiliki oleh KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Memanfaatkan hasil-hasil penelitian untuk melengkapi data potensi Kawasan Hutan
4. Penataan batas Kawasan Hutan
Menggalang partisipasi
Meningkatkan koordinasi dengan
Analisis dan Proyeksi IV-28
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
belum selesai masyarakat dalam penyelesaian batas Kawasan Hutan
para pihak, terutama dengan pihak BPKH Wilayah Palembang dalam penyelesian penataan batas Kawasan Hutan
5. Sarana dan Prasarana belum memadai
Meningkatkan dukungan para pihak dalam pengadaan dan peningkatan sarana dan prasarana
6. Kewenangan pengelola masih terbatas
Meningkatkan koordinasi dengan para pihak terutama Pemerintah Pusat dalam perluasan kewenangan
7. Akses masih sulit dicapai
Menggalang dukungan para pihak untuk mempermudah akses ke kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Analisis dan Proyeksi IV-29
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Tabel 4.6. Strategi Kombinasi Strengh (Kekuatan) dan Threat (Ancaman) Dalam Analisis SWOT
Threat (Ancaman) Strength (Kekuatan)
1. Kegiatan illegal logging
2. Penyerobotan lahan untuk kegiatan perkebunan
3. Rendahnya pendidikan dan taraf hidup masyarakat di sekitar kawasan
4. Tekanan ekonomi menambah masyarakat miskin
5. Bebatasan dengan lahan lahan masyarakat
6. Perburuan satwa liar
7. Pembakaran lahan
8. Inkonsistensi peraturan kebijakan Kehutanan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Memiliki Struktur Organisasi yang jelas
Memberantas kegiatan illegal logging dengan struktur organisasi yang jelas
Memberantas kegiatan penyerobotan lahan untuk kegiatan perladangan dengan struktur organisasi yang jelas
Peningkatan pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang struktur organisasi KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Memberantas kegiatan perburuan satwa liar untuk kegiatan perladangan dengan struktur organisasi yang jelas
Konsistensi penegakan peraturan/ kebijakan kehutanan dengan struktur organisasi yang jelas
2. Mempunyai status hukum kelembagaan dan kawasan
Pemberantasan kegiatan illegal logging melalui penegakan hukum
Pemberantasan kegiatan penyerobotan lahan oleh masyarakat melalui penegakan hukum
Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang status hukum kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Penegakan hukum untuk memberantas perburuan satwa liar
Setiap pengambilan keputusan dalam pembuatan kebijakan kehutanan dapat mengakomodir saran dan kepentingan stakeholder terbawah
3. Adanya potensi jasa lingkungan (carbon trade, pariwisata, penelitian, DAS, air bersih)
Meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar melalui kegiatan pemanfaatan jasa lingkungan
Mengurangi masyarakat miskin melalui kegiatan pemanfaatan jasa lingkungan
Mengurangi kegiatan perburuan satwa liar dengan melibatkan masyarakat didalam
Mengurangi kegiatan pembakaran lahan perkebunan dengan melibatkan masyarakat di dalam kegiatan
Analisis dan Proyeksi IV-30
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
kegiatan pemanfaatan jasa lingkungan
pemanfaatan jasa lingkungan
4. Tingginya potensi keanekaragaman hayati
Mengelola potensi keanekaragaman hayati untuk meningkatkan taraf hidup dan tingkat pendidikan masyarakat sekitar kawasan
Mengurangi tingkat kemiskinan masyarakat melalui pemanfaatan potensi keanekaragaman hayati secara terbatas
Mencegah terjadinya kegiatan pembakaran lahan berkebun di dalam/ sekitar Kawasan Hutan agar potensi keanekaragaman hayati tetap terjaga
5. Memiliki spesies langka/ endemic
Menjaga spesies langka dengan meningkatkan pengetahuan/ pemahaman masyarakat tentang KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Usul penetapan spesies langka/ endemik melaluiperaturan/ kebijakan kehutanan
6. Berfungsi sebagai penyangga kehidupan/penye imbang ekosistem
Meningkatkan pengetahuan, pendidikan pemahaman dan taraf hidup masyarakat sekitar untuk mengurangi tekanan terhadap kawasan dalam meningkatkan fungsi KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Mengurangi tingkat kemiskinan sehingga fungsi dan keberadaan Kawasan Hutan tetap terjaga
Menjaga dan menanggulangi perburuan satwa liar sehingga fungsi Kawasan Hutan tetap terjaga
Mencegah dan menanggulangi pembakaran lahan untuk berladang (didalam/ sekitar Kawasan Hutan) sehingga fungsi Kawasan Hutan tetap terjaga
Konsistensi peraturan/ kebijakan Kehutanan untuk mendukung fungsi Kawasan Hutan
Analisis dan Proyeksi IV-31
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
penyangga kehidupan/ penyeimbang ekosistem
7. Sebagai daerah tangkapan air untuk Sungai Enim, Sungai Lematang dan Sungai Ogan
Meningkatkan taraf hidup dan pendidikan, pengetahuan dan pemahaman masyarakat sekitar untuk menjaga fungsi Kawasan Hutan sebagai daerah tangkapan air
Mengurangi tingkat kemiskinan sehingga fungsi Kawasan Hutan sebagai daerah tangkapan air tetap terjaga
Mencegah dan menanggulangi pembakaran lahan untuk berladang (di dalam/ sekitar Kawasan Hutan) sehingga fungsi Kawasan Hutan sebagai daerah tangkapan air tetap terjaga
Konsistensi peraturan/ kebijakan Kehutanan untuk mendukung fungsi Kawasan Hutan sebagai daerah tangkapan air
Analisis dan Proyeksi IV-32
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Tabel 4.7.. Strategi Kombinasi Weakness (Kelemahan) dan Threat (Ancaman) Dalam Analisis SWOT
Threat (Ancaman) Weakness (Kelemahan)
1. Kegiatan illegal logging
2. Penyerobotan lahan untuk kegiatan perkebunan
3. Rendahnya pendidikan dan taraf hidup masyarakat di sekitar Kawasan Hutan
4. Tekanan ekonomi menambah masyarakat miskin
5. Bebatasan dengan lahan lahan masyarakat
6. Perburuan satwa liar
7. Pembakaran lahan
8. Inkonsistensi peraturan kebijakan Kehutanan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Personil KPHL Unit XIII Ogan Ulu (jumlah personil & kapasitas dibanding dengan luas Kawasan Hutan)
Memberantas kegiatan illegal logging dengan meningkatkan jumlah personil dan kapasitas
Memberantas kegiatan penyerobotan lahan dengan meningkatkan jumlah personil dan kapasitas
Meningkatkan jumlah personil dan kapasitas untuk mengawasi kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu yang berbatasan dengan lahan lahan masyarakar
Meningkatkan jumlah personil dan kapasitas untuk mencegah dan mengurangi kegiatan perburuan liar
Mencegah dan menanggulangi kegiatan pembakaran lahan untuk berkebun (di dalam/ sekitar Kawasan Hutan) dengan meningkatkan jumlah pesonil dan kapasitas
2. Pendanaan belum memadai
Pendanaan yang memadai untuk mengatasi seluruh ancaman yang dihadapi
Pendanaan yang memadai untuk mengatasi seluruh ancaman yang dihadapi
Pendanaan yang memadai untuk mengatasi seluruh ancaman yang dihadapi
Pendanaan yang memadai untuk mengatasi seluruh ancaman yang dihadapi
Pendanaan yang memadai untuk mengatasi seluruh ancaman yang dihadapi
Pendanaan yang memadai untuk mengatasi seluruh ancaman yang dihadapi
Pendanaan yang memadai untuk mengatasi seluruh ancaman yang dihadapi
Pendanaan yang memadai untuk mengatasi seluruh ancaman yang dihadapi
3. Data potensi Kawasan Hutan belum lengkap
Penguatan data potensi Kawasan Hutan untuk menunjang kegiatan penanganan berbagai ancaman yang dihadapi
Penguatan data potensi Kawasan Hutan untuk menunjang kegiatan penanganan berbagai
Penguatan data potensi Kawasan Hutan untuk menunjang
Penguatan data potensi Kawasan Hutan untuk menunjang kegiatan
Penguatan data potensi Kawasan Hutan untuk menunjang kegiatan penanganan
Penguatan data potensi Kawasan Hutan untuk menunjang
Penguatan data potensi Kawasan Hutan untuk menunjang
Penguatan data potensi Kawasan Hutan untuk menunjang kegiatan
Analisis dan Proyeksi IV-33
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
ancaman yang dihadapi
kegiatan penanganan berbagai ancaman yang dihadapi
penanganan berbagai ancaman yang dihadapi
berbagai ancaman yang dihadapi
kegiatan penanganan berbagai ancaman yang dihadapi
kegiatan penanganan berbagai ancaman yang dihadapi
penanganan berbagai ancaman yang dihadapi
4. Penataan batas Kawasan Hutan belum selesai
Penyelesaian penataan batas Kawasan Hutan untuk memberikan kepastian hukum yang jelas dalam menangani segala ancaman
Penyelesaian penataan batas Kawasan Hutan untuk memberikan kepastian hukum yang jelas dalam menangani segala ancaman
Penyelesaian penataan batas Kawasan Hutan untuk memberikan kepastian hukum yang jelas dalam menangani segala ancaman
Penyelesaian penataan batas Kawasan Hutan untuk memberikan kepastian hukum yang jelas dalam menangani segala ancaman
Penyelesaian penataan batas Kawasan Hutan untuk memberikan kepastian hukum yang jelas dalam menangani segala ancaman
Penyelesaian penataan batas Kawasan Hutan untuk memberikan kepastian hukum yang jelas dalam menangani segala ancaman
Penyelesaian penataan batas Kawasan Hutan untuk memberikan kepastian hukum yang jelas dalam menangani segala ancaman
Penyelesaian penataan batas Kawasan Hutan untuk memberikan kepastian hukum yang jelas dalam menangani segala ancaman
5. Sarana dan Prasarana belum memadai
Penguatan data potensi Kawasan Hutan untuk menunjang kegiatan penanganan berbagai ancaman yang hadapi
Penguatan data potensi Kawasan Hutan untuk menunjang kegiatan penanganan berbagai ancaman yang dihadapi
Penguatan data potensi Kawasan Hutan untuk menunjang kegiatan penanganan berbagai ancaman yang dihadapi
Penguatan data potensi Kawasan Hutan untuk menunjang kegiatan penanganan berbagai ancaman yang dihadapi
Penguatan data potensi Kawasan Hutan untuk menunjang kegiatan penanganan berbagai ancaman yang dihadapi
Penguatan data potensi Kawasan Hutan untuk menunjang kegiatan penanganan berbagai ancaman yang dihadapi
Penguatan data potensi Kawasan Hutan untuk menunjang kegiatan penanganan berbagai ancaman yang dihadapi
Penguatan data potensi Kawasan Hutan untuk menunjang kegiatan penanganan berbagai ancaman yang dihadapi
6. Kewenangan pengelola masih terbatas
Penguatan koordinasidi dalam penyelesaian masalah illegal logging, penyerobotan lahan, dan batas dengan lahan masyarakat
Penguatan koordinasidi dalam penyelesaian masalah illegal logging, penyerobotan lahan, dan batas dengan lahan masyarakat
Penguatan koordinasidi dalam penyelesaian masalah illegal logging penyerobotan lahan, dan batas dengan lahan masyarakat
7. Akses masih sulit dicapai
Perencanaan dan koordinasi yang baik dalam penanganan
Perencanaan dan koordinasi yang baik dalam
Analisis dan Proyeksi IV-34
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
illegal logging, dan perburuan satwa liar mengingat sulitnya akses menuju lokasi pelanggaran tersebut
penanganan illegal logging dan perburuan satwa liar mengingat sulitnya akses menuju lokasi pelanggaran tersebut
Analisis dan Proyeksi IV-35
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
4.4. Proyeksi
SWOT merupakan perangkat umum yang digunakan sebagai langkah awal
dalam proses pembuatan keputusan dan perencanaan strategis dalam berbagai
terapan. Analisis SWOT menjawab dua pertanyaan dimana organisasi saat ini dan
ke arah mana organisasi ini akan dibawa. Jadi analisis SWOT dapat
memproyeksikan situasi masa depan dan membantu organisasi dalam menentukan
strategi yang tepat untuk memanfaatkan kemampuannya dalam meraih atau
merespon peluang dan meminimalkan ancaman dalam mencapai tujuan. Analisis
SWOT merupakan alat bantu analisis dalam menstrukturkan masalah dengan
melakukan analisis terhadap lingkungan strategis, yaitu lingkungan internal dan
lingkungan eksternal. Kombinasi dari faktor - faktor dalam lingkungan internal
kepada faktor - faktor dalam lingkungan eksternal, akan menghasilkan strategi
makro dalam pencapaian misi perencanaan jangka panjang. Strategi merupakan
langkah-langkah yang berisikan program - program indikatif untuk mewujudkan visi
dan misi. Masing - masing misi akan memiliki tujuan yang memuat manfaat dan
hasil capaian masa depan sehingga mengapa misi tersebut diperlukan. Cara - cara
untuk pencapaian misi tersebut akan dirumuskan dalam strategi yang berisikan
kebijakan. Kebijakan adalah arah atau tindakan yang diambil untuk mencapai tujuan
dengan sasaran yang berisikan program-program indikatif jangka panjang. Program
adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan
untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran maupun
waktu pentahapan pekerjaan. Logika keterhubungan semua komponen tersebut,
disajikan dalam tabulasi sebagai berikut :
Analisis dan Proyeksi IV-36
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Tabel 4.8. Koherensi Antara Visi, Misi, Tujuan, Kombinasi Faktor (Strategi) dan Sasaran Program Indikatif
VISI MISI TUJUAN KOMBINASI FAKTOR
(STRATEGI) SASARAN PROGRAM
1 2 3 4 5
Terwujudnya Pengelolaan KPHL Unit XIII mengelola hutan yang sehat, mandiri kerjasama antara masyarakat dan KPHL
1. Mengembangkan kelembagaan dan kemitraan dalam rangka pengelolaan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Pemantapan aspek kelembagaan dan kemitraan ditujukan untuk mempersiapkan aparatur pengelola dalam pelayanan publik, menyusun struktur, fungsi wewenang, tugas dan tanggung jawab serta tata hubungan yang efektif dan efisien dalam optimalisasi sumberdaya hutan di KPHL Unit XIII Ogan Ulu
a. Pemantapan Struktur Organisasi KPHL dalam upaya meningkatkan dukungan para pihak dan mendorong pengembangan pemanfaatan jasa lingkungan melalui kerjasama dengan para mitra dan investor
b. Meningkatkan jumlah dan kapasitas personil untuk mencegah dan mengurangi kegiatan perburuan liar serta mengawasi kawasan KPHL yang berbatasan dengan lahan-lahan masyarakat
c. Peningkatan kapasitas personil dengan memanfaatkan program peningkatan kapasitas staf dari lembaga lain
d. Pemantapan status hukum kelembagaan & kawasan dengan meningkatkan partisipasi masyarakat dan dukungan para pihak serta meningkatkan minat para ilmuwan untuk melakukan penelitian dalam mendukung keberadaan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
e. Menyediakan SOP dalam pengelolaan KPHL dalam upaya peningkatan pemahaman, pengetahuan dan partisipasi masyarakat meningkatkan pengembangan jasa lingkungan serta dukungan kegiatan penelitian akan keberadaan KPHL Unit XIII Ogan Ulu Meningkatkan koordinasi dengan para pihak terutama pemerintah daerah dan pemerintah pusat dalam perluasan kewenangan
f. Setiap pengambilan keputusan dalam pembuatan kebijakan Kehutanan dapat mengakomodir saran dan kepentingan
1. Pemantapan struktur organisasi Unit Pelaksana Teknis KPHL Unit XIII Ogan Ulu
2. Pemantapan status legal formal terhadap kelembagaan dan kawasan
3. Meningkatkan kapasitas personil dengan memanfaatkan program peningkatan kapasitas SDM dari lembaga lain serta penambahan jumlah personil lapangan
4. Penyiapan prosedur kerja (SOP)sesuai bidang tugas dan kebutuhan
5. Peningkatan sarana dan prasarana penunjang kelembagaan
Analisis dan Proyeksi IV-37
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
stakeholder terbawah g. Penyediaan sarana dan prasarana yang
memadai dalam mengatasi ancaman yang dihadapi
2. Memantapkan status kawasan dan pengelolaan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya;
Pemantapan status kawasan dilakukan melalui penataan kawasan yang ditujukan untuk memperoleh kepastian hukum dan kejelasan status, menghindari sengketa yang bersumber dari tumpang tindihnya perizinan dan areal kawasan disamping untuk menyediakan ruang bagi masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan baik dalam rangka mendukung program KPHL Unit XIII Ogan Ulu maupun untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat
a. Meningkatkan dukungan para pihak dan menggalang partisipasi masyarakat dalam penyelesaian batas kawasan dan penataan blok
b. Meningkatkan koordinasi dengan para pihak, terutama dengan pihak BPKH Wilayah II Palembang dalam penyelesaian penataan batas kawasan
c. Penguatan data potensi kawasan untuk menunjang kegiatan penanganan berbagai ancaman yang dihadapi
d. Penyelesaian penataan batas dan penetapan blok kawasan untuk memberikan kepastian hukum yang jelas dalam menangani segala ancaman
1. Penyelesaian trayek tata batas kawasan
2. Penataan blok dan petak KPHL Unit XIII Ogan Ulu
3. Membangun bank data/ database KPHL
4. Memantapkan kolaborasi dan partisipasi semua stakeholder yang berkepentingan dengan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Pemantapan kerjasama dan kolaborasi antara pengelola KPHL Unit XIII Ogan Ulu dengan para pihak ditujukan untuk upaya pemberdayaan, memperbaiki kinerja, menciptakan daya saing, memperluas jangkauan pelayanan, serta meminimalisir terjadinya
a. Menjaga fungsi penyangga kehidupan, kelestarian potensi dan spesies langka / endemik dalam Kerangka Program pembangunan berkelanjutan
b. Menjaga fungsi penyangga kehidupan, kelestarian spesies langka/ endemik melalui kerjasama dalam pemanfaatan jasa lingkungan, meningkatkan minat para ilmuwan melakukan penelitian di KPHL Unit XIII Ogan Ulu Meningkatkan dukungan para pihak dalam penggalangan sumber - sumber dana alternatif,
1. Menggalang partisipasi dan koordinasi program dari para pihak
2. Menggalang sumber dana alternative
3. Kolaborasi pemanfaatan jasa lingkungan
4. Program bersama dalam penyelesaian
Analisis dan Proyeksi IV-38
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
konflik pengadaan dan peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan
c. Penguatan koordinasi dan perencanaan didalam penyelesaian masalah illegal logging, perburuan satwa liar, penyerobotan lahan dan batas dengan lahan - lahan milik masyarakat
d. Mengurangi masyarakat miskin melalui kegiatan pemanfaatan jasa lingkungan
konflik
5. Mengoptimalkan perlindungan hutan, pengamanan dan penegakan hukum;
Mengoptimalkan perlindungan dan penegakan hukum ditujukan untuk menjaga fungsi perlindungan, pengamanan kawasan dan pelestarian, pengawetan serta pemanfaatan keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya
a. Memberantas kegiatan illegal logging, perburuan satwa liar, penyerobotan lahan dengan meningkatkan jumlah dan kapasitas personil, struktur organisasi yang jelas dan penegakan hukum
b. Penyediaan SOP dalam pemberantasan kegiatan illegal logging, perburuan satwa liar, penyerobotan lahan
c. Mengurangi kegiatan perburuan satwa liar, pembakaran lahan dengan melibatkan masyarakat didalam kegiatan pemanfaatan jasa lingkungan, agar potensi keanekaragaman hayati tetap terjaga
d. Pengusulan penetapan spesies langka / endemik melalui peraturan/ kebijakan kehutanan
e. Konsistensi peraturan/kebijakan kehutanan untuk mendukung fungsi kawasan
f. Pendanaan yang memadai untuk mengatasi seluruh ancaman yang dihadapi
g. Meningkatkan pengetahuan, pendidikan, pemahaman dan taraf hidup masyarakat sekitar untuk mengurangi tekanan terhadap konservasi kawasan dalam menjaga fungsi penyangga kehidupan dan penyeimbang ekosistem
1. Pemberantasan illegal Logging
2. Pemberantasan perambahan Kawasan Hutan
3. Penegakan supremasi hukum
4. Pengendalian kebakaran hutan dan lahan
5. Penyuluhan masyarakat
6. Memantapkan pemanfaatan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya
Pemanfaatan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya ditujukan untuk pengendalian fungsi
a. Mendorong pengembangan potensi jasa lingkungan, Ekowisata dan meningkatkan minat ilmuwan untuk melakukan penelitian di KPHL Unit XIII Ogan Ulu
b. Menjaga kelestarian potensi keanekaragaman
1. Pemanfaatan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dalam pengembangan pemanfaatan jasa
Analisis dan Proyeksi IV-39
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
secara berkelanjutan
pemanfaatan secara lestari dengan mengatur segala bentuk kegiatan di kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
hayati dengan partisipasi masyarakat dan kerjasama serta mengakomodir kearifan lokal masyarakat
c. Menggalang minat penelitian dan partisipasi masyarakat dalam medukung pengumpulan data potensi kawasan
d. Mengelola potensi keanekaragaman hayati dan jasa lingkungan untuk meningkatkan taraf hidup, tingkat pendidikan dan mengurangi tingkat kemiskinan masyarakat sekitar Kawasan Hutan
lingkungan 2. Membangun Pusat
Riset KPH dalam mendukung KPHL Unit XIII Ogan Ulu
3. Menggali potensi kayu yang memiliki nilai ekonomis tinggi
4. Penggalian potensi dalam pengembangan Ekowisata
5. Pengembangan daerah pemberdayaan masyarakat
6. Peningkatan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat
Analisis dan Proyeksi IV-40
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
4.5. Proyeksi Perencanaan Sosial Ekonomi di KPHL Unit XIII Ogan Ulu 1. Blok Inti pada KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Blok inti pada KPHL Unit XIII Ogan Ulu merupakan Blok yang difungsikan
sebagai inti perlindungan tata air dan perlindungan lainnya serta
direncanakan untuk tidak dimanfaatkan. Kriteria Blok Inti ini antara lain :
(1) termasuk dalam kriteria Kawasan Hutan Lindung, dan (2) dalam
RKTN/RKTP/RKTK dimungkinkan masuk dalam Kawasan Hutan untuk
perlindungan hutan alam. Proyeksi ekonomi perencanaan 10 tahun untuk
Blok Inti, dijelaskan pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9.. Proyeksi Perencanaan Sosial Ekonomi 10 Tahun Blok Inti
No Program Sasaran Strategis Kegiatan
1 Inventarisasi kawasan Blok Inti dan tata batas kawasan pada KPHL Unit XIII Ogan Ulu
1. Tersedianya data potensi hutan pada kawasan Blok Inti
2. Terdefinisikanya masing - masing peruntukan kawasan Blok Inti beserta batas - batasnya
1. Inventarisasi potensi hutan pada kawasan Blok Inti
2. Tata batas dan pemasangan pal batas pada kawasan Blok Inti
3. Pemetaan dan dokumentasi hasil inventarisasi dan tata batas kawasan Blok Inti
2 Pengukuhan kawasan Blok Pemanfaatan / Khusus pada KPHL Unit XIII Ogan Ulu
1. Terwujudnya kawasan Blok Pemanfaatan / Khusus yang tetap terjaga dari pemanfaatannya, baik secara ekonomi, sosial dan budaya
2. Terwujudnya tertib kawasan Blok Pemanfaatan / Khusus yang dapat menjamin kepastian hukum bagi masyarakat agar tidak memanfaatkan kawasan Blok Inti pada Kawasan Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
1. Penetapan aturan tentang larangan pemanfaatan kawasan Blok Inti oleh KPHL kepada masyarakat
2. Mengupayakan kepastian hukum mengenai status, batas dan luas wilayah kawasan Blok Inti pada Kawasan Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Analisis dan Proyeksi IV-41
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
3 Penyusunan regulasi daerah yang mengatur pemanfaatan pada Blok Pemanfaatan / Khusus KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Terdapatnya regulasi yang mengikat bagi masyarakat agar tidak memanfaatkan Blok Inti untuk usaha perkebunan rakyat
Menyusun dan mensosialisasikan regulasi pelestarian Blok Inti pada masyarakat sekitar kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
4 Perencanaan dan penyelenggaraan rehabilitasi lahan kawasan Blok Pemanfaatan / Khusus pada KPHL Unit XIII Ogan Ulu
1. Terdapatnya peta perencanaan dan rehabilitasi kawasan Blok Pemanfaatan / Khusus yang dijadikan dasar pengelolaan kawasan Blok Pemanfaatan / Khusus , baik secara ekonomi, sosial dan budaya
2. Terdapatnya pengaturan pada kawasan Blok Pemanfaatan / Khusus yang direncanakan sesuai daya dukung kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu Terehabilitasinya lahan - lahan kritis pada kawasan Blok Pemanfaatan / Khusus dengan berbagai jenis pohon unggulan lokal dan komersial.
1. Menyusun master plan penyelenggaraan restorasi hutan pada kawasan Blok Pemanfaatan / Khusus di KPHL Unit XIII Ogan Ulu
2. Penetapan prioritas restorasi hutan kawasan Blok Pemanfaatan / Khusus dan mendesain model restotarasinya
2. Blok Pemanfaatan dengan ijin , Jasa Lingkungan dan HHBK pada
KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Blok Pemanfaatan dengan ijin jasa lingkungan dan HHBK merupakan
Blok yang telah ada izin pemanfaatan, jasa lingkungan dan HHBK dan yang
akan difungsikan sebagai areal yang direncanakan untuk pemanfataan, jasa
lingkungan dan HHBK sesuai dengan potensi Kawasan Hutan yang telah
dihasilkan dari proses inventarisasi. Dalam blok ini diupayakan berintegrasi
dengan solusi konflik atau upaya pemberdayaan masyarakat melalui
Analisis dan Proyeksi IV-42
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
pemanfaatan Kawasan Hutan, jasa lingkungan dan HHBK. Pada Blok
Pemanfaatan (Ijin) akan dilaksanakan kegiatan pemanfaatan HHBK jenis rotan,
kegiatan yang dikerjasamakan dengan masyarakat untuk pencegahan
perambahan hutan dan illegal loging agar Blok Inti yang telah direncanakan
tetap lestari. Kriteria Blok Inti, antara lain : merupakan Blok untuk
perlindungan tata air, Blok Pemanfaatan Khusus adalah sebagian kecil Blok Inti
yang dimanfaatkan dengan penanaman rotan untuk buffer dari Blok Inti, Blok
Pemanfaatan adalah Kawasan Hutan yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat
untuk berkebun, Hutan Desa, Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan dan Areal
Rehabilitasi DAS bagi pemegang Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan bidang
pertambangan dan migas. Dalam RKTN / RKTP / RKTK dimungkinkan masuk
dalam Kawasan Hutan untuk kawasan rehabilitasi atau Kawasan Hutan.
Proyeksi ekonomi perencanaan 10 tahun untuk blok pemanfaatan kawasan,
jasa lingkungan dan HHBK, dijelaskan pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10. Proyeksi Perencanaan Sosial Ekonomi 10 Tahun Blok Pemanfaatan , Jasa Lingkungan dan HHBK
No Program Sasaran Strategis Kegiatan
1 Memantapkan penetapan fungsi pemanfaatan / khusus, jasa lingkungan dan HHKB untuk areal kelola KPHL Unit XIII Ogan Ulu bagi masyarakat
1. Tersedianya dokumen peta dan data base secara lengkap menyangkut batas, luas, potensi serta status Blok Pemanfaatan / Khusus, jasa lingkungan dan HHKB pada kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
2. Mantapnya status Blok Pemanfaatan / Khusus, jasa lingkungan dan HHBK yang proporsional dan mempertahankan hutan utuh dengan luas
1. Inventarisasi potensi Kawasan Hutan, jasa lingkungan dan HHKB
2. Tata batas dan pemasangan pal batas Kawasan Hutan, jasa lingkungan dan HHKB
3. Pemetaan dan dokumentasi hasil inventarisasi dan tata batas Kawasan Hutan, jasa lingkungan dan HHBK
Analisis dan Proyeksi IV-43
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
minimal 30% yang menyebar merata di seluruh DAS dalam wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu
2 Peningkatan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu pada Blok Pemanfaatan / Khusus, jasa lingkungan dan HHBK
1. Berkembangnya unit-unit usaha masyarakat di bidang pengolahan HHBK
2. Berkembangnya Industri Pengolahan Bukan Kayu (IUPHHBK)
1. Pembentukan unit usaha HHBK masyarakat di Desa
2. Pelatihan pemungutan dan pengolahan hasil hutan bukan kayu bagi masyarakat
3. Penyediaan dan diseminasi data potensi kayu dan HHBK
4. Penyederhanaan regulasi prosedur perizinan dan kepastian usaha IUPHHBK
5. Penyediaan infrastruktur yang memadai
3 Peningkatan fungsi hutan sebagai jasa lingkungan untuk kawasan wisata alam
Berkembangnya kawasan wisata alam yang berfungsi untuk menjaga kelestarian hutan pada wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu
1. Penyediaan sarana dan prasarana wisata alam yang memadai
2. Pembentukan kelompok pengelola hutan wisata yang berwawasan lingkungan
4.6. Proyeksi Dampak Pembangunan KPH Terhadap Peningkatan
Kesejahteraan
Permintaan masyarakat terhadap hasil hutan setiap tahun terus
meningkat searah dengan perkembangan pembangunan masyrakat.
Permintaan hasil hutan berupa Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) untuk
pemenuhan bahan jadi akan berdampak pada peningkatan pendapatan
perkapita masyarakat pada Kawasan Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu. Proyeksi
pendapatan perkapita masyarakat tersebut dijelaskan pada Tabel 4.11.
Analisis dan Proyeksi IV-44
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Tabel 4.11. Proyeksi Pendapatan Perkapita Masyarakat berdasarkan Harga
Patokan HHBK pada Kawasan Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu untuk
10 Tahun
Uraian Barang Harga Patokan
(Rp/satuan
kayu)
Rata-Rata
Pendapatan Masyarakat
(Rp/tahun)
Proyeksi Pendapatan
Masyarakat (%)
Bukan Kayu
Rotan
a) Rotan Manau 17,750,000/ton 3,793,033 467,96
b) Rotan Serimit 18,000,000/ton 3,793,033 474,55
c) Rotan Sega 7,250,000/ton 3,793,033 191,14
d) Biji Rotan Jerenang kering 2.000.000/kg
3,793,033
1,67
Bambu Hutan
a) Bambu apus 9,000/btg 3,793,033 0,24
b) Bambu petung 25,000/btg 3,793,033 0,66
c) Bambu milah 13,000/btg 3,793,033 0,34
Sumber : Harga patokan adalah Peraturan Menteri Perdagangan RI No. 12/M-DAG/PER/3/2012
Berdasarkan Tabel 4.11. di atas, maka proyeksi peningkatan
pendapatan perkapita masyarakat pada kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
jangka waktu 10 tahun cukup bervariasi untuk berbagai jenis Hasil Hutan Kayu
(HHK) dan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Proyeksi pendapatan perkapita
masyarakat tersebut berdasarkan pada harga patokan kayu sesuai Peraturan
Menteri Perdagangan RI Nomor. 12/M-DAG/PER/3/2012. Untuk pendapatan
perkapita masyarakat didasarkan pada pendapatan perkapita masyarakat
tertinggi pada Kawasan Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu, yaitu Rp.
3,793,033/tahun.
Peningkatan pendapatan perkapita masyarakat pada kawasan KPHL
Unit XIII Ogan Ulu yang bersumber dari Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) pada
Kawasan Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu, antara lain : pendapatan perkapita
masyarakat dari hasil rotan dll rata - rata proyeksi untuk 10 tahun mencapai
Analisis dan Proyeksi IV-45
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
0,34 % - 474,55 %, sedangkan pendapatan perkapita masyarakat dari hasil
bambu untuk proyeksi 10 tahun, yaitu: 0,24% - 0,66%.
Berdasarkan penjelas tersebut, maka ketergantungan pendapatan perkapita
masyarakat pada pada Kawasan Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu untuk 10
tahun yang akan datang masih lebih baik dari Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)
ditambah dengan hasil kebun kopinya. Hal ini mengindikasikan bahwa
masyarakat yang berada pada Kawasan Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu akan
ikut menjaga keberadaan Kawasan Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu sebagai
tempat mereka hidup.
4.7. Sumberdaya Manusia
1) Kondisi Saat Ini
SDM yang ada di KPHL Unit XIII Ogan Ulu saat ini ada 12 orang
berstatus PNS yang menjabat sebagai Kepala KPH,sekretaris, kepala resort
dan staf yang terdiri dari sarjana, D3 dan SMK.
2) Proyeksi kedepan
Secara bertahap dan sesuai perkembangan organisasi KPHL,
kebutuhan SDM dan personalia dapat dipenuhi untuk mengoptimalkan
kinerja KPHL sebagai unit manajemen kawasan yang optimal. Untuk jangka
pendek atau pada tahun 2016diharapkan KPHL Unit XIII Ogan Ulu sudah
terdapat 19 orang pengurus inti yakni Kepala KPH, Sekretaris, Kasubbag
Tata Usaha, 5 orang kepala resort dan 12 orang staf dengan tetap
memperhatikan kompetensi teknis dan adminstrasinya. Kemudian pada
tahun berikutnya ada penambahan jabatan fungsional bidang teknis
minimal 3 orang dan pengamanan kawasan minimal 4 orang. Penambahan
tenaga teknis menengah dan profesional dapat dikembangkan melalui
Analisis dan Proyeksi IV-46
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
rekruitment tenaga menengah kehutanan dan atau dengan mengikut
sertakan tenaga yang ada dalam program diklat teknis.
Seiring dengan berjalannya kebijakan maka akan terealisasi
implementasi UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. KPHL
Unit III Ogan Ulu akan berubah menjadi UPT Dinas Kehutanan Provinsi
dalam arahan struktur organisasi harus ada minimal 2 seksi yakni seksi
pemanfaatan dan penggunaan serta seksi rehabilitasi dan perlindungan.
Selain itu ada hal yang spesifik ada yang menangani khusus yakni
pemberdayaan masyarakat dan jasa lingkungan. Dalam mengakomodir
kondisi tersebut sudah barang tentu diperlukan penambahan SDM yang
jelas. Berikut disajikan prediksi kebutuhan SDM.
Tabel 4.12. Data SDM saat ini dan prediksi kedepan
Jabatan Ketersediaan dan Kebutuhan SDM (orang)
Saat Ini 2016 2017 UU 23 Selanjutnya
KKPH 1 1 1 1 1
Ka TU 1 1 1 1 1
Ka.Seksi 2 2
Ka Resort 1 5 5 5 5
Fungsional 3 3 6
Polhut 5 5 10
Staf 9 12 10 14 14
Bendahara 1
Pengurus barang 1
Penyaji dan pengolah data 4
Jumlah 12 19 25 31 45
Pada lima tahun kedua atau pada tahun 2019 dapat dilakukan
pengembangan tenaga masyarakat melalui kelompok tani hutan (KTH)
dengan program peningkatan keterampilan teknis lapangan. Untuk
memenuhi persyaratan administrasi minimal dalam pemenuhan SDM
KPHL Unit XIII Ogan Ulu serta pemenuhan syarat kelompok kompetensi
yang harus dimiliki oleh setiap jabatan struktural dan fungsional KPHL
dapat mengacu pada Permenhut nomor: P.42/Menhut-II/2011 tentang
Standar Kompetensi Bidang Teknis Kehutanan pada Kesatuan
Pengelolaan Hutan Lindung dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi.
Analisis dan Proyeksi IV-47
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
4.8. Sarana dan Prasarana
1) Kondisi Saat Ini
Sarana prasarana yang ada saat ini terdiri dari sarana trasportasi,
sarana pendukung operasional kantor dan peralatan survey. Sarana
prasarana yang dimaksud antara lain : 2 unit Motor, 2 unit Laptop, 1 unit
Komputer desktop, 1 unit Printer standar, 1 unit Printer A-3, 3 unit GPS,
dan 2 unit Kompas.
2) Proyeksi Kedepan
Terdapat beberapa sarana prasarana yang harus di siapkan / dipenuhi
seperti Tabel 4. 13. :
Tabel 4.13. : Daftar sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
No Tahun Jenis sarana dan prasarana
yang dibutuhkan Keterangan
1. 2 3 4
2015 2017 2018 2019
2 Unit Motor Trail 2 Unit Laptop 1 Unit Komputer 1 Unit Printer Standar 1 Unit Printer A3 1 Unit GPS 2 Unit Kompas
1 Unit Kantor KPHL 1 Unit Kantor RPH 1 Unit sarana prasarana
Kantor KPHL 1 Unit sarana prasarana
Kantor RPH 2 Unit Motor Trail 1 Unit Mobil Dinas 1 Set alat survey 1 Set peralatan pemadam
kebakaran 2 Set Radio Komunikasi 3 Set HT
1 Unit Kantor RPH 2 Unit Motor Trail 1 Unit Alat Komunikasi 2 Set HT 1 Unit Kantor RPH ‘2 Unit Motor Trail
DAK 2015 DAK 2015 DAK 2015 DAK 2015 DAK 2015 DAK 2015 DAK 2015
Analisis dan Proyeksi IV-48
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
5
2020 2021
1 Unit Alat Komunikasi 2 Set HT 1. Unit Kantor RPH ‘2 Unit Motor Trail 1 Unit Alat Komunikasi 1 Set HT 1 Unit Kantor RPH 2 Unit Motor Trail 1 Unit Alat Komunikasi 2 Set HT
4.9. Pendanaan
1) Kondisi Saat Ini
Belum ada sumber pendanaan khusus untuk KPHL Unit XIII Ogan Ulu,baik
yang berasal dari APBD ataupun dari APBN.
2) Proyeksi Kedepan
Seiring dengan kebijakan UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, bahwa KPH merupakan UPT Dinas Kehutanan Provinsi, sehingga
pendanaan akan bersumber dari APBD Provinsi, APBN, dan dana dari
berbagai pihak kemitraan baik perusahaan swasta ataupun NGO
Internasional. Dalam kurun waktu 10 Tahun seiring dengan meningkatnya
kualitas dan asset KPHL diharapkan bisa menarik pembiayaan dari
lembaga keuangan atau pihak mitra untuk meningkatkan investasi dalam
kawasan KPHL sehingga KPH punya pendapatan dari unit bisnis yang
dikelola KPH.
4.10. Proyeksi Kelola
Berdasarkan data dan informasi, proyeksi kelola wilayah KPHL Unit
XIII Ogan Ulu akan dibagi menjadi proyeksi kelola ekologi/lingkungan,
proyeksi kelola ekonomi/produksi, dan proyeksi kelola sosial/budaya.
Analisis dan Proyeksi IV-49
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
4.10.1. Proyeksi Kelola Ekologi
a. Kondisi Saat Ini
1) Potensi Geofisik Wilayah KPHL
Kondisi fisik wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu termasuk pada
tipe iklim tropis yang secara umum mempunyai dua musim, yaitu musim
kemarau dan musim penghujan, dengan suhu rata-rata 26,10°C -
27,40°Cserta kelembaban rata-rata dan kelembaban relatif 69,4% -
85,5% sepanjang tahun. dengan ketinggian berkisar antara 957m dpl -
2.757 m dpl dan memiliki jenis tanah dominan antara lainandosol coklat
dan regosol. Andosol memliki tekstur geluh berdebu dan struktur remah,
sedangkan regosol memiliki tekstur pasir sampai lempung berdebu,
kadar liat <40% dan tidak berstruktur. Begitu juga dengan jenis latosol,
litosol dan podsolik hampir semua bertekstur pasir dan tidak berstruktur.
Tabel 4.14. Daftar nilai kepekaan tanah di KPHL Unit XIII Ogan Ulu
No Jenis Tanah Nilai Kepekaan Keterangan
1 Andosol coklat dan regosol
Peka sampai sangat peka
Andosol : tekstur geluh berdebu, struktur remah
Regosol : tektur pasir sampai lempung berdebu, kadar liat <40%, tidak berstruktur
2 Latosol coklat dan litosol
Agak peka sampai sangat peka
latosol : tekstur lempung, struktur remah sampai gumpal Litosol : tekstur pasir, tidak berstruktur
3 Podsolik merah kuning
Peka Podsolik : Tektur lempung atau berpasir
Berdasarkan informasi klimatis dan edapis tersebut maka Hutan
Lindung Bukit Jambul, Bukit Nanti, Mekakaumerupakan tipe ekosistim
hutan hujan tropis zona hutan hujan bawah dan tengah. Tingkat
kelerengan wilayah KPHL Ogan Ulu didominasi oleh tingkat kelerengan ≥
45 dengankualifikasi sangat curam mencapai 52% dan hanya 38 % yang
landai, sisanya agak curam hanya 10%. Berdasarkan kajian hidrologi
Analisis dan Proyeksi IV-50
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Sungai Ogan,Sungai Lematang dan Sungai Komering termasuk pada
katagori sungai besar dan wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu termasuk
dalam Sub DAS sungai tersebut dan yang paling luas termasuk pada Sub
DAS Ogan mencapai 94, 45%.
2) Potensi Biofisik Wilayah KPHL
Tegakan hutan hujan tropis didominasi oleh pepohonan yang
selalu hijau. Keanekaragaman spesies vegetasi dan satwa yang ada di
hutan hujan tropis sangat tinggi. Lebih dari 100 spesies pohon yang
berada di kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu.Tajuk pohon cukup rapat
yang ditunjukkan dengan nilai densitas dari tingkat semai,pancang, tiang
dan pohon secara berturut turut adalah 48 idv/ha, 54 idv/ha, 65 idv/ha
dan 123 idv/ha. Ditambah lagi adanya tumbuh-tumbuhan yang
merambat, menggantung, dan menempel pada dahan-dahan pohon,
misalnya rotan, anggrek, dan paku-pakuan. Tercatat ada 8 jenis rotan.
Belum terdata terdapat flora yang dilindungi berdasarkan UU.
Terdapat Fauna dilindungi antara lain Beruang Madu (Helarctos
malayanus),Harimau (Panthera tigris sumatrensis), Landak (Hystrix
bracyura), menjangan (Cervus municolor), siamang (Hylobates
syndactylus), kucing hutan (Felis sp), ayam hutan (Galus sp), burung
hantu (Otus magicus) dan burung elang (Hinecopernis longicauda) dan
kambing hutan (Capricornis sumatraensis). Salah satu fauna endemik
yang terindentifikasi adalah Kambing hutan(Capricornis sumatraensis).
3) Potensi Jasa Lingkungan
Potensi jasa lingkungan yang terdapat di Kawasan hutan KPHL
Unit XIII Ogan Ulu antara lain:
a) Anak - anak sungai yang merupakan hulu-hulu daru Sub DAS
Lematang, Sub DAS Ogan dan Sub DAS Komering. Keberadaan
Analisis dan Proyeksi IV-51
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
daerah hulu dapat dimanfaatkan sebagai produk jasa ekosistem
hutan, menjadi fungsi hidrologi sebagai penyangga kehidupan.
b) Air sungai daerah hulu dapat dimanfaatkan menjadi sumber air
bersih dan sumber air minum. Saat ini seluruh sumber air bersih dan
air minum yang berada di desa-desa Kecamatan SDU, SDT dan SDL
berasa dari hulu sungai yang berada dalam kawasanKPHL Ogan Ulu
yang dibangun melalui program WISLICK dan PANSIMAS.
c) Air sungai daerah hulu dapat dimanfaatkan menjadi sumber
pengairan areal persawahan. Saat ini sudah terdapat 11 desa yang
memiliki bangunan irigasi untuk pengairan areal pertanian yang
bersumber dari hulu-hulu sungai yang ada dalam kawasan KPHL
Ogan Ulu. Data informasi seluruh irigasi yang dimaksud disajikan
pada tabel 4.15.
Tabel 4.15. Irigasi yang bersumber dari sungai dalam kawasan KPHL Unit
XIII Ogan Ulu
No Lokasi Irigasi Sumber air (Sungai) Panjang (m)
1 Ds. Segamit Kec. SDU S. Endikat Bengkok 6.000
2 Ds.Siring Agung Kec.SDU S. Endikat Bengkok 7.500
3 Ds. Arimantai dan Ds.Fajar Bulan
S. Lubuk Nipis 250
4 Ds.Danau Gerak Kec SDU S. Enim 1.500
5 Ds. Pelakat S. Enim 8.000
6 Ds. Tanjung Tiga S. Cawang 2.000
7 Ds. Tanjung Agung S. Lubuk Nipis 2.000
8 Ds. Palak Tanah,Kota Agung, Muara Tenang
S. Lubuk Nipis 4.500
9 Ds. Gunung Agung,Kota Padang, Tenam Bungkuk
S. Tengkiare 5.400
10 Ds. Tebing Abang, Batu Surau, Pulau Panggung, Muara Dua
S, Anaka Enim Tengah
12.000
11 Ds. Penindaian, Babatan S. Sepanas 2.000
d) Energi kinetik dari aliran sungai dapat digunakan menjadi sumber
energi dengan pemanfaatan Pengolahan Listrik Tenaga Mikro Hidro
(PLTMH). Saat ini sudah dibangun PLTMH di Desa Pelakat Kecamatan
Semende Darat Ulu, Desa Tanjung Tiga da Desa Babatan dibangun
Analisis dan Proyeksi IV-52
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
oleh PT.BA dan Pemerintah Kabupaten Muara Enim. PLTMH ini ada
juga yang dibangun melalui swadaya masyarakat dengan
pembangunaan tradisionaal yakni di Desa Danau Gerak.
Tabel 4.16.Daftar pembangunan PLTMH
No Desa Sumber Dana Mulai Dibangun
1 Tanjung Tiga APBD Kab.Muara Enim Tahun 2010
2 Babatan APBD Kab.Muara Enim Tahun 2014
3 Pelakat CSR PT. Bukit Asam Tahun 2014
4 Danau Gerak Swadaya
5 Rantau Dedap Segamit Swadaya
Kapasitas yang ada di Desa Pelakat adalah 40 ribu watt, tiap rumah
mendapatkan aliran listrik 250 watt. Program dari PT. BA ini
merupakan CSR bekerja sama dengan yayasan Pesantren Islam Al-
Azhar Peduli Umat. Saat ini dikelola oleh Koperasi Harapan Bersama
Desa Pelakat. Pemeliharaan dilakukan secara gotong royong, setiap
KK membayar iuran 1 kg biji kopi per bulan atau setara dengan Rp.
18.000. Dana tersebut dialokasikan Rp. 5.000 sebagai dana simpan
pinjam dan 13.000 untuk biaya perawatan turbin.
e) Selain itu terdapat juga potensi alam yang memiliki nilai estetis
sehingga dapat dikembangkan menjadi ekowisata dengan objek
wisata sungai dan air terjun.
f) Wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu juga memiliki potensisumber energi
alam yakni sumber panas bumi yang digunakan sebagai sumber
pembangkit listrik dan objek wisata.
g) Potensi holtikultura tanaman buah-buahan (alpukat, durian, nangka,
markisa, dan strawberi) serta sayur sayuran yang ada di KPHL Unit
XIII Ogan Ulu juga merupakan potensi yang dapat dikembangkan
menjadi wisata agro.
Analisis dan Proyeksi IV-53
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
b. Proyeksi Kedepan
Proyeksi kelola ekologi diarahkan dalam rangka memaksimalkan
fungsi lindung sebagai hutan hujan tropis dataran sedang dan tinggi
yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga
kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan
erosi, dan memelihara kesuburan tanah.Atas dasar itu proyeksi
ekologi/lingkungan diarahkan pada penjagaan dan pemeliharaan blok
inti agar berfungsi maksimal sebagai perlindungan. Pada blok
pemafaatan lebih diarahkan pada pemanfaatan HHBK dan jasa
lingkungan. Proyeksi kelola ekologi yang lain dapat diaplikasikan dari
kegiatan rehabilitasi pada areal-areal hutan yang terdegradasi dari
berbagai aktivitas masyarakat ilegal seperti aktivitas perkebunan dan
pertanian. Selain itu juga dilakukan pengelolaan terhadap gangguan
hutan, baik gangguan yang berasal dari perambahan hutan, kebakaran
dan ilegal logging melalui kegiatan perlindungan hutan.
Kelestarian ekologi kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu dapat
terjaga dengan baik apabila tekanan terhadap aktifitas yang merusak
hutan seperti perambahan, kebakaran hutan dan ilegal aktivity dapat
diminimalkan. Dengan melakukan kegiatan perlindungan hutan melalui
pengamanan hutan yang intensif maka kelestarian hutan akan terjaga.
Salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian besar dalam 10
tahun ke depan adalah masalah perambahan hutan yang dilakukan
oleh masyarakat dan potensi terjadinya kebakaran hutan.
Dengan adanya upaya pemanfaatan kawasan hutan yang sesuai
dengan kemampuan dan disertai dengan pengendalian kerusakan
hutan dan lahan dari segala aktifitas serta adanya jaminan
perlindungan pada blok inti maka kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
akan dapat lestari secara ekologi. Selain kelestarian dari jasa
lingkungan berupa pemanfaatan hasil hutan bukan kayu dan
ekowisata, kelestarian ekologi yang dapat bernilai ekonomi dapat
Analisis dan Proyeksi IV-54
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
diproyeksikan pada kegiatan pemanfaatan hutan untuk jasa lingkungan
seperti mekanisme perdagangan karbon seperti program REDD.Selain
dapat memberikan manfaat ekonomi juga akan memberikan jaminan
manfaat hutan yang berkelanjutan bagi pengendalian perubahan iklim
dan kerusakan ekosistem hutan serta lingkungannya.
Dengan adanya upaya pemanfaatan kawasan hutan yang sesuai
dengan kemampuan dan disertai dengan pengendalian kerusakan
hutan dan lahan dari segala aktifitas serta adanya jaminan
perlindungan pada blok inti maka kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
akan dapat lestari secara ekologi. Selain kelestarian dari jasa
lingkungan berupa pemanfaatan hasil hutan bukan kayu dan
ekowisata, kelestarian ekologi yang dapat bernilai ekonomi dapat
diproyeksikan pada kegiatan pemanfaatan hutan untuk jasa lingkungan
seperti mekanisme perdagangan karbon seperti program REDD. Selain
dapat memberikan manfaat ekonomi juga akan memberikan jaminan
manfaat hutan yang berkelanjutan bagi pengendalian perubahan iklim
dan kerusakan ekosistem hutan serta lingkungannya.
4.11. Kelola Blok Pemanfaatan
Agar fungsi lindung dari hutan lindung masih terjaga, maka pola
pengolahan lahan pada blok pemanfaatan baik yang dikelola dengan
pola kemitraan ataupun pola perizinan akan menerapkan pola
pengelolaan tanah yang menggunakan kaidah konservasi dengan
membangun terassering. Melakukan pengayaan pada tanaman kopi
dengan memakai pola tanaman sela dan tanaman tepi. Menanam
heterogenitas tanaman dengan cara mengkombinasikan tanaman
holtikultura dengan tanaman MPTS.
Analisis dan Proyeksi IV-55
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
4.12. Kelola Lahan Kritis
Total lahan kritis yang berada di wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu
adalah 20.257 Ha dengan level kekritisan 19.761 Ha agak kritis dan
496 Ha kritis. Dalam Rencana Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan
2014 - 2019 (15 tahun) yang disusun oleh BPDAS-HL Musi, rencana
rehabilitasi yang terkait dengan wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu
merupakan rehabilitasi kelompok hutan lindung seluas 19.052 Ha, yang
berada di Sub DAS Lematang dan Sub DAS Ogan tersebar di 4
Kecamatan yakni Semende Darat Laut, Semende Darat Tengah,
Semende Darat Ulu dan Kota Agung dengan perincian sebagai berikut.
Tabel 4.17. Rencana rehabilitasi di wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Kecamatan Sub DAS MRT Luas (ha)
Semende Darat Laut Lematang RL-HHL 2.769,28 Ogan RL-HHL 1.369,08 Semende Darat Tengah Lematang RL-HHL 6.996,28 Ogan RL-HHL 98,73 Semende Darat Ulu Lematang RL-HHL 3.446,33 Ogan RL-HHL 0,68 Mulak Ulu Lematang - - Kota Agung Lematang RL-HHL 4.371,28
Jumlah 19.052,66 Sumber: RTk-RHL BPDAS Musi tahun 2014
Berdasarkan data RTk - RHL diatas dapat dikaji bahwa program
rehabilitasi lahan kritis yang dapat dilaksanakan di wilayah KPHL Unit
XIII Ogan Ulu yang menjadi program BPDAS-HL Musi seluas 1.270,11
Ha / tahun dengan asumsi rata - rata setiap tahun selama 15 tahun.
Disamping itu KPHL Ogan Ulu juga dapat melakukan rehabilitasi
bekerja sama dengan pemilik izin penggunaan hutan seperti yang
dilaksanakan dari PT. Bukit Asam Persero Tbk seluas 200 Ha dan PT.
Medco Indonesia Ltd. seluas 134 Ha Apa bila diasumsikan rehabilitasi
lahan kritis wilayah KPHL Ogan Ulu difasilitasi oleh 4 pemilik izin
penggunaan kawasan hutan dengan masing masing merehabilitasi 200
Analisis dan Proyeksi IV-56
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
ha/tahun maka pelaksanakan rehabilitasi lahan kritis pada wilayah
KPHL Ogan Ulu dapat diprediksi sebagai berikut.
Tabel 4.18. Rencana rehabilitasi lahan kritis di wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Tahun
Fasilitasi
BPDAS Musi
IPKH-1
IPKH-2
IPKH-3 IPKH-4
Jumlah Jumlah Komulatif
2016 2.540,22 200 200 200 200 3.340,22 3.340,22
2017 1.270,11 200 200 200 200 2.070,11 5.410,33
2018 1.270,11 200 200 200 200 2.070,11 7.480,44
2019 1.270,11 200 200 200 200 2.070,11 9.550,55
2020 1.270,11 200 200 200 200 2.070,11 11.620,66
2021 1.270,11 200 200 200 200 2.070,11 13.690,77
2022 1.270,11 200 200 200 200 2.070,11 15.760,88
2023 1.270,11 200 200 200 200 2.070,11 17.830,99
2024 1.270,11 200 200 200 200 2.070,11 19.901,10
2025 1.270,11 1.270,11 21.171,21
Tabel 4.19. Prediksi target rehabilitasi lahan kritis di wilayah KPHL Unit XIII
Ogan Ulu
Tahun Rencana rehabilitasi (ha) Komulatif
Luas lahan kritis tersisa (ha)
Persentasi lahan kritis tersia (%)
2016 3.340,22 16.916,78 83,51
2017 5.410,33 14.846,67 73,29
2018 7.480,44 12.776,56 63,07
2019 9.550,55 10.706,45 52,85
2020 11.620,66 8.636,34 42,63
2021 13.690,77 6.566,23 32,41
2022 15.760,88 4.496,12 22,20
2023 17.830,99 2.426,01 11,98
2024 19.901,10 355,90 1,76
2025 0 0
Dari tabel diatas, dapat diprediksikan bahwa pada tahun 2024
KPHL Unit XIII Ogan Ulu hanya tinggal memiliki 355,90 Ha luas lahan
kritis atau hanya tersisa 1,76 % dari total lahan kritis yang ada dengan
asumsi terdapat 4 IPKH yang melakukan rehabilitasi DAS di wilayah
KPHL dengan luas rata - rata masing masing 200 Ha / tahun.
Pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis ini selain berfungsi untuk perbaikan
fungsi hidrologis, biodiversity, juga KPHL Ogan Ulu dapat mengikuti
Analisis dan Proyeksi IV-57
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
program mekanisme kompensasi simpan dan serap karbon seperti
REDD+ dan perhitungan penurunan emisi GRK.
4.13. Kelola Perlindungan Hutan
Untuk menjaga kelestarian hutan dan optimalisasi fungsi hutan
sebagai fungsi lindung, maka akan dilakukan pengelolaan terhadap
perlindungan hutan dari gangguan perambahan, kebakaran hutan dan
dari gangguan ilegal logging.
a) Perambahan Hutan
Dalam upaya menyelamatkan Kawasan Hutan dari kegiatan
perambahan oleh masyarakat, dilakukan melalui :
(1) Melakukan inventarisasi dan identifikasi penyebab perambahan
(2) Memberikan pemahaman pada masyarakat
(3) Menyediakan mata pencaharian alternatif
(4) Melakukan pembinaan dan pemberdayaan serta pelibatan
dalam pengelolaan hutan
(5) Membangun berbagai inisiatif kolaborasi multi pihak diberbagai
level
(6) Melakukan pendampingan untuk mengikuti program pelibatan
dalam pengelolaan hutan melalui mekanisme perizinan
b) Kebakaran Hutan
Berdasarkan peta rawan kebakaran hutan yang bersumber
dari Dinas kehutanan Provinsi Sumatera Selatan, pada wilayah
KPHL Ogan Ulu terdapat areal potensi kebakaran dengan skala
rendah seluas ± 397 Ha atau hanya mencapai 0,56 % dari
keseluruhan luas KPHL.
Analisis dan Proyeksi IV-58
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Gambar 4.3. Wilayah rawan kebakaran hutan KPHL Ogan Ulu
Sebagaimana yang tercantum dalam Intruksi Presiden No. 11
tahun 2015 tentang peningkatan pengendalian kebakaran hutan
dan lahan, maka KPH sebagai Unit Manajemen dalam lingkup
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menjadi semakin
diperjelas akan kewajibannya dalam melakukan pengendalian
kebakaran meliputi kegiatan :
(1) Pencegahan terjadinya kebakaran
(2) Pemadaman kebakaran
(3) Penanganan pasca kebakaran / pemulihan hutan
(4) Melakukan kordinasi dengan pihak yang berkepentingan dan
memiliki kapasitas dalam pegendalian kebakaran
(5) Meningkatkan kuantitas dan kualitas sumberdaya dalam
mendukung kegiatan pengendalian kebakaran
(6) Melengkapi sarana dan prasarana untuk melakukan kegiatan
pengendalian kebakaran
Analisis dan Proyeksi IV-59
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
(7) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan
pengendalian kebakaran
c) Penebangan Liar / Ilegal logging
Illegal logging atau penebangan liar adalah kegiatan
penebangan, pengangkutan dan penjualan kayu yang tidak sah
atau tidak memiliki izin dari otoritas setempat. Di KPHL Unit XIII
Ogan Ulu saat ini masih ada berlangsung kegiatan penebangan liar
walaupun kapasitas tidak terlalu banyak. Beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk melakukan penanggulangan penebangan liar
antara lain :
(1) Melakukan ground chek dan patroli di tempat - tempat yang
diduga terjadi penebangan liar dan sepanjang jalur
pengangkutan
(2) Menerima dan menindaklanjuti informasi yang datang dari
masyarakat
(3) Melakukan pembinaan, pemberdayaan dan pelibatan
masyarakat dalam pengelolaan hutan
(4) Pembangunan kelembagaan dan memberikan reward and
punisment terhadap masyarakat yang telah berpartisipasi
positif
(5) Menyediakan mata pencaharian alternatif
(6) Melakukan peningkatan dukungan sarana prasarana
4.14. Proyeksi Kelola Ekonomi
a. Kondisi Saat Ini
Hasil sumberdaya alam yang berasal dari wilayah KPHL Ogan ulu
dan memilki nilai potensi ekonomi antara lain kopi, rotan jernang,
rotan gambir, buah sarang (kacang keju), durian,nangka, petei,
jengkol.
Analisis dan Proyeksi IV-60
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Berdasarkan hasil penafsiran citra satelit kebun kopi masyarakat
yang berada di kawasan hutan KPHL Ogan Ulu mencapai ± 18.526
Ha. Berdasarkan informasi masyarakat setiap keluarga rata - rata
memiliki kebun kopi masing - masing seluas 2 Ha, sehingga jumlah
kepala keluarga yang berkebun kopi di kawasan KPHL Unit XIII
Ogan Ulu mencapai 9.263 KK. Dalam kurun waktu setahun satu kali
panen raya. Pada saat itu penghasilan kopi mencapai hingga 20 ton
/ Ha dengan harga kopi Rp. 20.000,- / Kg.
Tabel 4.20. Nilai produktivitas HHBK di KPHL Unit XIII Ogan Ulu
No SDA. HHBK Produktivitas Perioditas panen
Informasi harga saat ini
1 Kopi 2000 btg / ha atau 1,5 ton / ha
2 kali / tahun Rp. 20.000/kg(kopi kering)
2 Rotan jernang < 1 kg /rumpun 1 kali / th Rp. 1.250.000 – 2.500.000 / Kg
3 Rotan gambir, manau
6 kg /rumpun 1 kali / th Rp. 4000 / kg
4 Buah sarangan 4 ton / ha Umur panen 4 bulan (1 kali panen)
Rp. 1.500 /canting
6 Getah damar 2 kg / pohon 1 kali /bulan Rp. 80.000 / kg
7 Kemiri 25 kg / pohon 1 kali / th Rp. 6.000 / Kg (sudah proses pengupasan tempurung)
8 Alpukat 10 kg / pohon 2 kali / tahun Rp. 6.000 / Kg
9 Durian 50 buah/pohon 1 kali / th Rp.5.000 / buah
10 Nangka 30 - 40 buah / pohon
2 kali / tahun Rp. 2.000 / buah
11 Bambu 20 btg / rumpun
10 btg / rumpun / th
Rp. 10.000 / batang
12 Pinang 10 -15 kg /pohon
1kali / bln Rp.25.000 / kg
13 Aren 10 kg gula merah
2 kali / bulan Rp. 30.000 / kg
14 Lada 1,5 kg / pohon 1kali / th Rp. 40.000 / kg- Rp.200.000 / kg
15 Madu alam 25 kg / koloni (6- 20 koloni / pohon)
6 kali / bulan Rp.250.000 / kg
18 Markisa 50 buah / btg 6 kali / bln Rp.10.000 / lusin
Analisis dan Proyeksi IV-61
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
No SDA. HHBK Produktivitas Perioditas panen
Informasi harga saat ini
19 Strawberi 0,5 kg / btg 3 kali / bln Rp. 50.000 / kg
20 Sayur-sayuran 40 hari Rp.800 – 2.100 / kg
Sumber: Hasil survey (informasi masyarakatat)
b. Proyeksi Kedepan
Sesuai peruntukannya, KPHL Unit XIII Ogan Ulu berfungsi sebagai
hutan lindung, sehingga proyeksi kelola ekonomi/ produksi lebih
diutamakan dalam pemanfaatan hasil hutan bukan kayu yang
dikembangkan pada blok pemanfaatan.Pengembangan jasa lingkungan
lebih diarahkan pada pemanfaatan ekowisata, pemanfaatan sumberdaya
air dan penyediaan sumber energi listrik.Secara keseluruhan kegiatan
pemanfaatan hutan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan wilayah
KPHL Unit XIII Ogan Ulu. Tumbuhnya aktifitas ekonomi ini selanjutnya
akan merangsang pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Muara
Enim dan Provinsi Sumatera Selatan.
4.15. Kelola HHBK
Beberapa jenis Hasil Hutan Bukan Kayu yang berpotensi dapat
dikembangkan menjadi unit bisnis antara lain :
Analisis dan Proyeksi IV-62
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Tabel 4.21. Rencana pengembangan HHBK di KPHL Unit XIII Ogan Ulu
No Jenis HHBK
Peluang Pengembangan
Tahapan Kegiatan yang harus dilakukan
Keterangan
1 Rotan 1. Pengembangan budidaya
2. Pembangunan unit produksi hasil
3. Pemasaran
1. Inventarisasi jenis Untuk rotan sudah dilaksanakan
2 Bambu 2. Inventarisasi lahan untuk lokasi pengembangan budidaya
3. Studi kelayakan usaha meliputi ( potensi, alur pasar dan peluang produksi)
4. Sosialisasi pada masyarakat
5. Pencarian investor/bapak angkat melalui pola kemitraan
6. Pelibatan masyarakat melalui pemberdayaan, pelatihan dan pembinaan
3 1. Pengolahan hasil
2. Pemasaran
1. Pencarian lembaga atau perorangan sebagai tenaga ahli untuk melakukan pelatihan teknik pemanen dan pengolahan madu alam,kopi dan karet
2. Melakukan pelatihan teknik pemanenan dan pemrosesan madu alam, kopi dan karet
3. Melakukan pendampingan dalam pemasaran hasil madu alam,
Analisis dan Proyeksi IV-63
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
No Jenis HHBK
Peluang Pengembangan
Tahapan Kegiatan yang harus dilakukan
Keterangan
kopi dan karet
4 Damar mata kucing
1. Pengembangan budidaya
2. Pemasaran
1. Inventarisasi lahan untuk lokasi pengembangan budidaya
2. Studi kelayakan usaha meliputi ( potensi, alur pasar dan peluang produksi)
5 Getah pinus
6 Kemiri
7 Lada
8 Buah-buahan (Alpukat, durian, nangka)
1. Pengembangan budidaya
2. Pembangunan unit produksi hasil
3. Pemasaran
1. Inventarisasi lahan untuk lokasi pengembangan budidaya
2. Studi kelayakan usaha meliputi ( potensi, alur pasar dan peluang produksi)
3. Sosialisasi pada masyarakat
4. Pencarian investor/bapak angkat melalui pola kemitraan
5. Pelibatan masyarakat melalui pemberdayaan, pelatihan dan pembinaan
9 Pinang
10 Aren
11 Markisa
12 Strawberi
13 Sayur-sayuran
14 Benih dan bibit
1. Pengadaan benih dan bibit
2. Pemasaran
1. Survey jenis benih / bibit yang diperlukan
2. Sosialisasi pada masyarakat
3. Pelibatan masyarakt melalui pemberdayaan dan pembinaan
4. Pembangunan persemaian/pembibitan
Analisis dan Proyeksi IV-64
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
4.16. Kelola Sumberdaya Air
Potensi sumberdaya air yang ada di KPHL Ogan Ulu saat ini dapat
dimanfaatkan sebagi sumber pengairan terhadap sawah-sawah dan
sumber air bersih untuk keperluan domestik dan digunakan sebagai
sumber air minum. Potensi sumberdaya air yang dapat dikelola secara
ekonomi kedepan adalah dibangunnya produksi air minum kemasan.
4.17. Kelola Sumber Energi
PLTMH yang sudah terbangun dan yang rencana akan dibangun
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.22. Pembangunan PLTMH di wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Kondisi PLTMH
Sumber Dana
Lokasi Kapasitas terbangun
Distribusi Pemanfaatan
Sistim pengelolaan
Sudah terbangun sejak tahun 2010
APBD Kabupaten Muara Enim
Desa Tanjung Tiga
40.000 Watt
40 rumah dengan
kapasitas 250 Watt
Dikelola oleh Lembaga Desa
Sudah terbangun sejak tahun 2014
APBD Kabupaten Muara Enim
Desa Babatan
25.000 Watt
20 rumah
Sudah terbangun sejak tahun 2014
Swadaya masyarakat
Desa Danau Gerak
2.000 Watt
perunit
10 rumah Perorangan
Sudah terbangun sejak tahun 2014
Swadaya masyarakat
Desa Rantau Dedap Segamit
2.000 Watt
10 rumah RT
Sudah terbangun sejak tahun 2014
CSR PT. BA Desa Pelakat Kecamatan Semende Darat Ulu
40.000 Watt
160 rumah dengan kapasitas 250 watt/rumah
Dikelola oleh Koperasi Desa Pelakat. Iuran Rp. 18.000/kk dengan alokasi Rp. 13.000 untuk pemeliharaan turbin dan Rp.
Analisis dan Proyeksi IV-65
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
5.000 untuk simpanan wajib dana koperasi
Rencana pembangunan tahun 2016, dari anggaran ABPD
Kecamatan Semende Darat Ulu
2x 4,5 MW
Kecamatan SDL
2x 4,5 MW
Prediksi ke depan, KPHL Ogan Ulu dapat membangun PLTMH dengan
pola kemitraan dengan investor dan masyarakat.
4.18. Proyeksi Kelola Sosial
a. Kondisi Saat Ini
1) Potensi Sosial Budaya Masyarakat Wilayah KPHL
Berdasarkan data dari BPS jumlah penduduk yang berada di
dalam/sekitar kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu tahun 2014 tercatat
42.377 jiwa yang terdiri dari 21.415 jiwa penduduk laki - laki dan
20.962 jiwa penduduk perempuan. Kepadatan berkisar antara 16 -
333 jiwa / km2 dengan nilai rata rata 88 jiwa / km2 atau 11.363 m2 /
orang.
Etnis masyarakat yang berada di sekitar KPHL Unit XIII Ogan Ulu
didominasi oleh suku Semende yang asal usul nya adalah masyarakat
Palembang yang tertekan oleh upaya perluasan kerajaan Sriwijaya,
sehingga memisahkan diri ke pedalaman Muara Enim. Seluruh adat
istiadat dan budaya dalam masyarakat suku Semende sangat
dipengaruhi oleh budaya melayu Islam.
Selain penduduk asli Suku Semende, terdapat pula masyarakat
pendatang yakni dari suku Minang (Sumatera Barat), Sunda dan
Jawa. Masyarakat Minang umumnya berdagang sedangkan
masyarakat Sunda dan Jawa adalah bertani sayur.
Analisis dan Proyeksi IV-66
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Dilihat dari strukturnya, masyarakat desa sekitar kawasan KPHL
Unit XIII Ogan Ulu secara horisontal relatif homogen. Kesatuan -
kesatuan sosial berdasarkan perbedaan suku bangsa, agama, dan
adat istiadat realatif tidak terlihat. Dari data yang ada suku bangsanya
lebih dari 90% adalah Suku Semende, agama yang dianut hampir 100
% agama Islam, adat istiadatnya merupakan adat Semende, dan
bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa Semende.
4.19. Sarana Prasarana dan Kelembagaan Desa
Salah satu sarana prasarana perekonomian adalah pasar. Terdapat
14 pasar yang tersebar di 5 Kecamatan yang berada di sekitar KPHL Ogan
Ulu. Pasar tersebut merupakan pasar kalangan yang hanya menggelar
proses transaksi jual beli 1 minggu 1 kali, namun setiap harinya secara
bergiliran tercatat ada Pasar Kalangan yang buka.
Untuk sarana transportasi daerah sekitar kawasan KPHL Unit XIII
Ogan Ulu umumnya sudah terhubung jalan antar Desa / Kecamatan
dengan kondisi yang baik (aspal / cor beton). Jalan menuju ibukota
Kabupaten juga kondisinya sangat baik. Alat transportasi masyarakat
utama adalah sepeda motor karena daerahnya berbukit - bukit.
Sarana pendidikan berupa sekolah sudah ada dari SD sampai SMU /
SMK. Begitu juga dengan sarana prasarana kesehatan, di semua
Kecamatan sudah terdapat Puskesmas dan di tingkat Desa ada yang
berupa Pustu dan Puskesdes. Dokter berada di tingkat Kecamatan
sedangkan di tingkat Desa ada bidan dan perawat.
Kelembagaan yang berada di masyarakat yang ada saat ini adalah
Koperasi, sebagai contoh terdapat Koperasi Harapan Bersama di Desa
Pelakat.
Analisis dan Proyeksi IV-67
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
4.20. Interaksi Masyarakat dengan Kawasan Hutan
Sekitar 30 % luas wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu sudah menjadi
penutupan lahan non hutan. Hasil identifikasi kondisi penutupan lahan
tersebut merupakan lahan perkebunan kopi yang di garap oleh
masyarakat. Luas penutupan lahan non hutan berupa kebun kopi
mencapai ± 18.526,88 Ha atau sekitar 26,45 % dari luas wilayah KPHL
Unit XIII Ogan Ulu. Berdasarkan hasil identifikasi data BPS tahun 2014
terdapat 40 Desa yang berada di sekitar kawasan KPHL Unit XIII Ogan
Ulu dengan jumlah penduduk tercatat 42.377 jiwa.
Sejak tahun 2011 sudah ada 3 Desa yang mengikuti program HKm,
dan tahun 2013 bertambah satu Desa. Luas keseluruhan Kawasan Hutan
yang merupakan program HKm adalah 5.046 Ha. Pada tahun 2014
terdapat 12 Desa yang mengikuti program Hutan Desa dan sudah
mendapat persetujuan Menteri Kehutan dan 2 Desa sedang dalam proses.
Jumlah luas keseluruhan program Hutan Desa dari 14 desa tersebut
adalah 21.845 Ha.
b. Proyeksi Kedepan
Kelola sosial pada wilayah KPHLUnit XIII Ogan Ulu diupayakan untuk
dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pemanfaatan lahan
hutan, kesempatan berusaha, peningkatan kesempatan kerja, dan
penyedian fasilitas umum bagi penduduk sekitar. Seiring dengan adanya
pertambahan penduduk, maka Pertumbuhan dan perubahan sosial
kemasyarakatan merupakan perkembangan yang wajar. Dinamika
perubahan sosial masyarakat terjadi baik secara individu maupun
kelompok. Agar tidak terjadi penekanan terhadap fungsi hutan lindung
maka pemanfaatan hutan lindung oleh masyarakat harus melalui program
pembinaan dan pendampingan.
Fenomena gejolak sosial umumnya karena adanya perbedaan
kepentingan yang berdampak terhadap tatanan sosial dan kehidupan
Analisis dan Proyeksi IV-68
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
masyarakat. Sumber konflik dalam hal ini adalah adanya kepentingan
kebutuhan lahan untuk lahan garapan kebun kopi dan holtikultura yang
menjadi mata pencaharian masyarakat. Potensi konflik akan terus
berkembang dan semakin kompleks apabila tidak dikelola secara
profesional, proporsional dan mufakat maka tidak menutup kemungkinan
akan muncul konfliks di lapangan yang semakin nyata dan mengarah
pada konflisk fisik. Pada akhirnya akan merugikan semua pihak termasuk
pemerintahan daerah karena menciptakan kondisi politik dan stabilitas
lokal tidak kondusif untuk investasi usaha.
Pengelolaan sosial yang dapat dijadikan alternatif dan disepakati
bersama adalah dalam bentuk :
(1) Meminimalisir perbedaan persepsi tentang akses kegiatan dalam
tahapan proses antara lain proses pelibatan masyarakat dalam
pengelolaan kebun, proses pembangunan dan pengembangan
infrastrukur kawasan termasuk proses rekruitmen tenaga kerja lokal.
(2) Meningkatkan pelibatan kelembagaan masyarakat dalam
pengambilan keputusan yang berdampak terhadap masyarakat
antara lain pengelolaan lingkungan, Kegiatan CSR dan perencanaan
/ rekruitmen sumberdaya lokal.
(3) Melakukan evaluasi bersama terhadap program perusahaan dan
juga Program Desa untuk mensinergikan sasaran dan ruang lingkup
pengembangan wilayah dan pelibatan masing - masing pihak
sehingga tidak ada kegiatan yang tumpang tindih dan tidak tepat
sasaran.
(4) Membentuk tim terpadu antara KPH, perusahaan swata dan
masyarakat dalam hal perlindungan hutan dari gangguan kebakaran
hutan dan lahan
(5) Membangun forum pengelolaan konflik sosial yang melibatkan pihak
swasta, kelembagaan masyarakat dan pemerintah daerah. Melalui
Analisis dan Proyeksi IV-69
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
forum yang akan meningkatkan legalitas produks pengelolaan sosial
dan akan bisa lebih diterima berbagai pihak.
(6) Melakukan pendidikan dan pelatihan masyarakat dalam hal
pengolahan HHBK, manajemen organisasi, manajemen pemasaran,
serta penyusunan dan pengurusan proposal pembiayaan.
(7) Melakukan pengelolaan sumberdaya air untuk pengairan sawah dan
sumber air bersih untuk keperluan domestik.
(8) Pengelolaan konflik sosial harus diterapkan secara dini yaitu
dimasukan dari mulai tahap perencanaan serta selalu dilakukan
monitoring dan dievaluasi terutama dalam indikator pencapaiannya.
Penentuan skala prioritas pengelolaan akan memudahkan dalam
mengurai konflik. Menemukan sumber konflik dan dampak konflik
dapat diatasi dengan melakukan analisis kebijakan program para
pihak.`
Rencana Kegiatan V-1
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
RENCANA KEGIATAN
Kondisi lingkungan strategis KPHL Unit XIII Ogan Ulu mengindikasikan bahwa
program - program pengelolaan mencakup spektrum yang cukup luas, mulai dari
pemantapan kawasan, perlindungan hutan, rehabilitasi hutan, membangun
kelembagaan, pemberdayaan masyarakat, peningkatan nilai ekonomi sumber daya
hutan, meningkatkan pendapatan masyarakat, mengelola konflik kehutanan,
pengembangan SDM KPH, serta melakukan penguatan pangkalan data KPHL Unit
XIII Ogan Ulu itu sendiri. Secara keseluruhan perencanaan kegiatan merupakan
upaya untuk membangun dan mengoptimalkan kelestarian ekologi, ekonomi
produksi dan sosial budaya dari kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu. Perencanaan
diprioritaskan untuk mencapai target yang paling memungkinkan untuk dicapai.
Target yang ingin dicapai merujuk pada proyeksi yang merupakan hasil dari analisis
yang telah dilakukan.
5.1. Inventarisasi dan Penataan Hutan Berkala
Sumber daya hutan adalah sumber daya dinamis dan memerlukan
pengelolaan yang adaptif sesuai perkembangan dan dinamikanya. Sementara
dinamika itu sendiri akan terukur bila dilakukan inventarisasi berkala terhadap
potensi, karakteristik bentang alam, kondisi sosial ekonomi, serta data
informasi lainnya. Secara lebih sepesifik, inventarisasi ditujukan untuk
mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan potensi sumber daya
hutan. Potensi sumber daya hutan ini meliputi sumber daya biogeofisik dan
sosial ekonomi. Pelaksanaan kegiatan inventarisasi harus dilakukan di semua
blok dan petak menggunakan metoda yang sesuai.
Pemantapan Kawasan Hutan secara yuridis dan de facto sangat
diperlukan dalam pengelolaan Kawasan Hutan. Secara keseluruhan Kawasan
Hutan di KPHL Unit XIII Ogan Ulu telah dilakukan tata batas, namun
BAB V
Rencana Kegiatan V-2
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
rekonstruksi maupun pemeliharaan batas kawasan belum dilakukan secara
efektif. Kegiatan inventarisasi dilakukan secara berkala untuk mengetahui
perkembangan potensi hutan dan kondisi sosial di wilayah kelola KPHL Unit
XIII Ogan Ulu. Selain itu hasil inventarisasi ini dapat digunakan sebagai bahan
untuk mereview desain kawasan dan manajemen perencanaan. Kegiatan
inventarisasi dan penataan hutan secara berkala diarahkan kepada :
a. Rekontruksi dan pemeliharaan batas Kawasan Hutan.
Terkait dengan penetapan Kawasan Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
pada tahun 2014 yang terangkum dalam penetapan kelompok hutan Bukit
Jambul Gunung Patah, Bukit Jambul Asahan, Bukit Nanti, Mekakau dan Air
Tebangka, maka akan dilakukan kegiatan :
1. Sosialisasi penetapan Kawasan Hutan dan batas - batasnya kepada
masyarakat sekitar KPHL, perusahaan swasta yang ada di sekitar KPHL
dan stakeholder terkait.
2. Melakukan pemeliharaan tanda batas dan rekonstruksi batas
b. Penataan dan pemeliharaan batas blok
Berdasarkan tata hutan yang sudah dilakukan di wilayah KPHL Unit
XIII Ogan Ulu dibagi menjadi 2 Blok yakni Blok Inti dan Blok Pemanfaatan,
sehingga KPHL Unit XIII Ogan Ulu merencanakan kegiatan :
1. Penandaan batas blok
2. Pemeliharaan batas blok
c. Penataan dan pemeliharaan batas kelas hutan dan petak.
Dari blok pemanfaatan dikelompokkan menjadi tiga kelas hutan yakni
kelas hutan peramuan, pemanfaatan HHBK dan pemanfaatan jasa
lingkungan. Dalam pengurusannya, pemanfaatan HHBK dan pemanfaatan
jasa lingkungan menggunakan dua pola administrasi yakni pola perizinan
dan pola kemitraan. Kelas perusahaan akan dibangun dalam kelas hutan
pemanfaatan HHBK dan Jasling, dengan ragam kelas perusahaan seperti
pada tabel berikut :
Rencana Kegiatan V-3
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Tabel 5.1. Luas Kelas Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Blok Tata Hutan Kelas Hutan Luas (ha)
Inti 28.417
Pemanfaatan Blok Peramuan/ Pemungutan HHBK 13.207
Blok Pemanfaatan Jasling dan HHBK pola kemitraan
11.634
Blok Pemanfaatan Jasling dan HHBK pola perizinan
13.403
Jumlah 70.047 Sumber : Hasil Analisis Peta Tata Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
d. Inventarisasi Potensi Sumber Daya Hutan meliputi inventarisasi HHK,
HHBK, jasa lingkungan, dan satwa.
1. Inventarisasi potensi hasil hutan kayu pada hutan lindung dilaksanakan
untuk:
Melihat keragaman jenis yang hubungannya dengan
ketersediaan biodiversity yang dapat dijadikan sebagai sumber
benih dan sumber genetik.
Melihat potensi tegakan diukur dari nilai densitas, frekwensi dan
dominansi yang berhubungan dengan fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata
air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, dan memelihara
kesuburan tanah
Melihat nilai keseimbangan komunitas tumbuhan sebagai habitat
dan sumber pakan satwa liar
Untuk menilai simpanan karbon atas permukaan
2. Inventarisasi hasil hutan bukan kayu, dilanjutkan dengan menyusun
studi kelayakan pengembangan hasil hutan bukan kayu. HHBK yang
sudah teridentifikasi berpotensi untuk dikembangkan adalah rotan,
bambu, kemiri, buah - buahan (alpukat, durian, nangka), lada, pinang,
aren, strawberi, markisa dan sayur - sayuran.
Rencana Kegiatan V-4
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
3. Inventarisasi jasa lingkungan, dilanjutkan dengan penyusunan studi
kelayakan pengembangan ekowisata, pemanfaatan sumberdaya air dan
sumber energi listrik
4. Inventarisasi flora dan fauna langka dan atau dilindungi meliputi
spesies, populasi, penyebaran, kondisi umum habitat, dan karakteristik
spesies.
5. Melakukan inventarisasi dan identifikasi High Concervation Value
Forest (HCVF), baik sebagai pelindung tata air maupun sebagai
pelindung keanekaragaman hayati.
6. Melakukan inventarisasi perhitungan nilai simpanan karbon.
7. Melakukan inventarisasi sumber benih baik untuk penentuan areal
produksi benih ataupun tegakan benih.
e. Inventarisasi konflik tenurial
Konflik tenurial merupakan wujud dari adanya permasalahan
perambahan hutan baik berupa pemukiman ataupun lahan garapan berupa
kebun. Konflik ini terjadi antara masyarakat dengan Kehutanan sehingga
KPHL mempunyai rencana kegiatan :
1. Mengidentifikasi konflik, melalui kegiatan sosialisasi dan penelitian sosial
2. Melakukan kegiatan pemetaan konflik
3. Melakukan studi penanganan konflik melalui pelatihan tenurial
assesment dan studi banding
4. Melakukan mediasi penanganan konflik dengan musyawarah mufakat
melalui pola pemberdayaan masyarakat dan pemecahan masalah
f. Penataan pengelolaan pemberdayaan masyarakat berbasis potensi dan
konflik sosial.
Kegiatan inventarisasi dan penataan hutan dapat dilakukan secara berkala
setiap 2 (dua) tahun. Kegiatan ini dapat bekerja sama dengan pemilik izin
usaha penggunaan hutan dan masyarakat pemilik izin HD dan HKM.
Rencana Kegiatan V-5
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Selain itu KPHL Unit XIII Ogan Ulu dapat menjalin kerjasama dengan
lembaga pendidikan dan lembaga penelitian dalam melakukan inventarisasi dan
penataan hutan.
5.2. Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu
Pada PerMenHut Nomor P.6/Menhut-II/2010 tentang Norma, Standar
Prosedur dan Kriteria Pengelolaan Hutan pada KPHL dan KPHP. Bab III
tentang Tata Hutan dan Pengelolaan Hutan pada ayat 3 disebutkan bahwa
“Dalam pembagian blok sebagaimana dimaksud dimungkinkan untuk
menetapkan blok sebagai wilayah tertentu”, dan pada Pasal 7 ayat 3 “ Dalam
hal wilayah yang bersangkutan telah ada ijin atau hak, pembagian petak
menyesuaikan dengan petak yang telah dibuat oleh pemegang ijin atau hak.
Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Nomor.
P.5.VII-WP3H/2012 tentang Petunjuk Teknis Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan pada Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung dan
Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi, yang diperjelas pada lampiran yang
berbunyi ” Pada setiap blok pemanfaatan baik di wilayah KPHL dan KPHP
yang berfungsi HL atau berfungsi HP agar di rancang areal - areal yang
direncanakan akan di kelola sendiri oleh KPH dalam bentuk wilayah tertentu”,
sehingga pada wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu ada beberapa areal yang
tidak ada izin dan bukan sebagai zona inti hutan lindung dapat diperuntukkan
sebagai pemanfaatan wilayah tertentu.
Wilayah tertentu yang akan dikelola oleh KPHL Unit XIII Ogan Ulu
adalah wilayah diluar Zona inti dan diluar perizinan, baik diluar izin sebagai
pemanfaatan HD dan HKm. Wilayah tertentu dalam tata hutan diperuntukkan
sebagai Blok Pemanfaatan Hutan. Total Luasan wilayah yang akan dikelola
sebagai wilayah tertentu adalah 24.311 Ha atau sekitar 34,71 %, sebaran
wilayah tertentu tersebut disajikan pada lampiran.
Rencana Kegiatan V-6
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Gambar 5.1. Wilayah tertentu KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Tabel 5.2. Sebaran wilayah tertentu di KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Blok Tata Hutan Kelas Hutan Luas Jumlah petak
Pemanfaatan Peramuan 13.207 54
Pemanfaatan HHBK dan Jasling 11.634 50
Jumlah 24.841 104 Sumber : Peta Wilayah Tertentu KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Dengan adanya areal yang akan dikelola sebagai wilayah tertentu
diharapkan areal - areal tersebut dapat terkelola dengan efektif, selain itu
juga diharapkan adanya peningkatan produktivitas KPHL secara mandiri.
Kegiatan pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu akan lebih diarahkan pada
usaha peningkatan hasil hutan bukan kayu dan pengembangan jasa
lingkungan. sebagaimana yang menjadi misi KPHL Unit XIII Ogan Ulu, yang
pelaksanaannya akan mengkolaborasikan antara pemanfaatan Kawasan
Hutan yang lebih berorientasi pada kelola ekologi dan lingkungan, kelola
ekonomi produksi dan kelola sosial budaya.
Berbagai bentuk kegiatan yang dapat dilakukan adalah pengembangan
usaha HHBK yang diarahkan pada peningkatan usaha rotan, bambu, kemiri,
buah buahan (alpukat, durian, nangka), damar, lada, pinang, aren, markisa
dan sayur - sayuran. Usaha jasa lingkungan akan diarahkan pada
Rencana Kegiatan V-7
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
pengembangan ekowisata, pemanfaatan sumberdaya air dan sumber energi
listrik.
Dalam mengoperasionalkan wilayah tertentu, KKPH akan mengacu
pada Peraturan Menteri Kehutanan RI Nomor : P.47/Menhut-II/2013 tentang
Pedoman Kriteria dan Standar Pemanfaatan Hutan di Wilayah Tertentu pada
KPHL dan KPHP. Realisasi pelaksanaannya dapat dilakukan secara sendiri
maupun bekerja sama dengan pihak lain. Apabila dirasakan telah cukup
memiliki kemampuan baik dari sisi sumber daya maupun sumber dana maka
pengelola dapat melakukannya secara mandiri. Namun apabila belum
memungkinkan untuk melakukannya sendiri maka dapat bekerja sama
dengan pihak lain dalam skema yang dimungkinkan oleh peraturan
perundangan yang berlaku.
Pengolahan pada wilayah tertentu dilakukan dengan pola kemitraan
dengan berbagi hasil pada waktu panen antaramasyarakat dan KPHL Unit XIII
Ogan Ulu. Pada saat ini akan dikembangkan pengolahan buah Markisa untuk
menjadi sirup, karena potensi diwilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu sangat
melimpah dan harga beli dikebun murah sedangkan dipasar sangat tinggi.
Pada petak yang berdekatan dengan Blok Inti akan ditanam rotan jenis
Jerenang dan Manau yang dilaksanakan dengan pola kemitraan, sedang pada
lokasi yang terdapat tanaman kopi akan dimitrakan penanaman tanaman
MPTS (Multi Perpose Threes Spicies).
Tabel 5.3. Rancangan pengelolaan pada wilayah tertentu
Kelas Hutan Luas Nomor Petak Kelas Perusahaan/ Rencana Usaha
Peramuan Pemanfaatan HHBK
13.207 11.000
40,42,32,33,5, 14,26,27,28,25, 22,7,8.91.89. 90.81,79,104,
105,128,123,130, 155,122,121,114, 171,173,195,186,
199,200,216,
1. Penanaman rotan 2. Pemanfaatan rotan 3. Usaha pengembangan kemiri 4. Usaha pengembangan buah-
buahan (Alpukat, Durian, Nangka)
5. Usaha penanaman Pinus untuk pemanfaatan getah
6. Usaha pengembangan pinang dan aren
Rencana Kegiatan V-8
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Kelas Hutan Luas Nomor Petak Kelas Perusahaan/ Rencana Usaha 215,210,243
7. Usaha pengembangan markisa 8. Usaha pengolahan markisa
Pemanfaatan Jasling
624 237,234,196, 172,75
A. Ekowisata: 1. Wisata alam 2. Wisata edukasi
B. Pemanfaatan sumberdaya air C. Sumber energi listrik
Sumber : Hasil Analisis Peta Wilayah Tertentu KPHL Unit XIII Ogan Ulu
5.3. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Hutan
Kawasan Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu dikelilingi oleh banyak Desa -
Desa yang ada di sekitarnya. Dengan demikian kepentingan masyarakat
sekitar kawasan perlu diperhatikan dan diakomodir sehingga dapat memberikan
manfaat yang positif bagi keberlangsungan pengelolaan KPHL Unit XIII Ogan
Ulu secara aman dan berkelanjutan.
Dengan adanya keterlibatan masyarakat dalam program Hutan Desa dan
Hutan Kemasyarakatan, akan membuka akses yang sangat luas bagi
masyarakat untuk dapat memanfaatkan sumber daya hutan di sekitarnya bagi
peningkatan kualitas hidup dan penghidupannya.
Dalam kerangka kelola sosial - ekonomi maka kegiatan pemberdayaan
masyarakat diarahkan pada :
a. Penyusunan rencana dan SOP pelibatan masyarakat
b. Pemberian akses pemanfaatan hutan bagi masyarakat sekitar hutan dalam
skema pengelolaan yang sesuai dengan peraturan.
c. Pembentukan Kelompok Tani Hutan (KTH) binaan pelibatan masyarakat
dalam pembangunan dan pengembangan HHBK dan jasa lingkungan
d. Pelaksanaan pembinaan kelembagaan masyarakat di sekitar hutan.
e. Pendidikan dan pelatihan dalam kerangka peningkatan keterampilan
pengelolaan hutan kepada masyarakat di sekitar hutan untuk meningkatkan
produktivitas, pengolahan dan pemasaran dari HHBK.
f. Pendidikan dan pelatihan dalam kerangka peningkatan keterampilan
pemanfaatan HHBK dan jasa lingkungan.
Rencana Kegiatan V-9
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
g. Pemberdayaan dan pelibatan masyarakat dalam perlindungan hutan dan
kebakaran hutan.
h. Pemberdayaan dan pelibatan masyarakat dalam perlindungan
keanekaragaman hayati dan ekosistem.
Pelaksanaan pembinaan masyarakat disekitar Kawasan Hutan dapat
dilakukan bekerjasama dengan pemilik izin usaha penggunaan hutan yang
memiliki kewajiban yang sama dalam pemberdayaan masyarakat. Adapun
rencana pelibatan masyarakat dalam upaya pengelolaan wilayah kerja KPHL
Unit XIII Ogan Ulu seperti tabel 5.4 dibawah ini.
Tabel. 5.4. Pelibatan masyarakat dalam pengelolaan wilayah kerja KPHL Unit XIII Ogan Ulu setiap tahun.
No Jenis Kegiatan Target Keterangan
1.
2. 3.
4. 5.
6.
Penyusunan SOP pelibatan Masyarakat Pembentukan KTH Pembinaan kelembagaan Masyarakat Diklat pengelolaan HHBK Petugas Pengamanan Hutan Swadaya Petugas pemadaman kebakaran hutan dan lahan
1 Macam
2 Kelompok 2 Desa
2 Kelompok
4 Orang
1 Regu
Dilaksanakan 1 kali untuk 10 tahun
5.4. Pembinaan dan Pemantauan Areal yang Telah Ada Izin
5.4.1. Pembinaan dan Pemantauan Pemanfaatan Hutan
Terhadap areal KPHL Unit XIII Ogan Ulu yang telah memiliki izin usaha
pemanfaatan hutan (HD dan HKm) perlu dilakukan pembinaan dan
pemantauan secara berkala. Hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan
pengelolaan kawasan hutan dapat berjalan sesuai perencanaan.
Kegiatan pembinaan dan pemantauan areal izin pemanfaatan-HD dan
HKm diarahkan pada :
a. Monev dan pembinaan terhadap proses jalannya pengurusan perizinan
Rencana Kegiatan V-10
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
b. Melakukan monitoring dan evaluasi pada HKm yang sudah terbentuk,
sebagaimana yang tertuang dalam Peratutan Menteri Kehutanan Nomor:
P.52/Menhut-II/2011 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri
Kehutanan No. P.37/Menhut-II/2007 Tentang Hutan Kemasyarakatan
c. Melakukan monitoring evaluasi HD yang sudah terbentuk sebagaimana
yang tertuang dalam Peratutan Menteri Kehutanan Nomor: P.53/Menhut-
II/2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Mentri Kehutanan
Nomor: P.49/Menhut-II/2008 Tentang Hutan Desa
d. Monev dan pembinaan dalam penyusunan Rencana umum dan rencana
operasional pada HKm serta Rencana Kerja Hutan Desa (RKHD) dan
Rencana Tahunan Hutan Desa (RTHD) pada Hutan Desa
e. Monev terhadap pemenuhan kewajiban pemilik izin HKm dan HD terhadap
pembayaran PSDH, penataan batas areal, serta melakukan pengamanan
pencegahan dari terjadinya gangguan hutan.
f. Monev dan pembinaan terhadap pelestarian dan pengelolaan terhadap areal
konservasi, yakni kiri - kanan sungai atau daerah resapan air lainnya.
g. Monev dan pembinaan terhadap kesesuaian pelaksanaan rencana umun da
rencana operasional.
h. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan teknik budidya, pemanenan,
pengolahan hasil dan pemasaran
i. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan keuangan (administrasi keuangan,
pembiayaan dan peluang pasar)
Permasalahan dan hambatan yang ditemukan, selanjutnya dapat
dikoordinasikan dan didiskusikan dengan KPHL Unit XIII Ogan Ulu sebagai
penanggung jawab di tingkat tapak maupun pihak lain yang terkait.
5.4.2. Pembinaan dan Pemantauan Penggunaan Hutan
Terhadap areal KPHL Unit XIII Ogan Ulu yang telah digunakan untuk
kegiatan di luar sektor Kehutanan, maka dilakukan monitoring, evaluasi dan
pembinaan terhadap proses perizinan dan jalannya kegiatan. Monitoring dan
Rencana Kegiatan V-11
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
evaluasi dilakukan secara berkala dengan mengacu pada peraturan yang
berlaku dan azas manfaat. Kegiatan penggunaan hutan yang ada di KPHL Unit
XIII Ogan Ulu adalah kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam panas bumi
yang di kelola menjadi energi listrik oleh PT. Pertamina Geothermal Energy
Lumut Balai dan Ijin Eksplorasi PT. Supremme Energy Rantau Dedap sehingga
yang menjadi arah monitoring dan evaluasi adalah :
a. Monev dan pembinaan terhadap proses jalannya pengurusan perizinan
b. Monev terhadap proses jalannya operasional kegiatan penggunaan Kawasan
Hutan
c. Monev terhadap pemenuhan kewajiban perusahaan terhadap pembayaran
PSDH dan DR bidang Kehutanan.
d. Monev dan pembinaan pelaksanaan Rehabilitasi DAS diluar wilayah IPPKH
serta reklamasi di wilayah penggunaan seperti kiri kanan jalan dan sekitar
sarana prasarana.
e. Melaksanakan koprdinasi dan pembinaan dalam pelaksanaan identifikasi
HCVF
f. Monev dan pembinaan terhadap pelestarian dan pengelolaan terhadap areal
konservasi, yakni kiri - kanan sungai atau daerah resapan air lainnya.
5.5. Penyelenggaraan Rehabilitasi pada Areal di Luar Izin
Untuk menjaga keseimbangan fungsi ekologis, ekonomis dan sosial secara
optimal, pada kawasan hutan yang kritis dan rusak maka perlu dilakukan
rehabilitasi. Lahan kritis yang berada di Kawasan Hutan di luar pemilik izin
usaha maka menjadi tanggung jawab dan kewenangan Pengelola KPHL Unit
XIII Ogan Ulu untuk melakukan rehabilitasi. Rehabilitasi ini dimaksudkan untuk
mengembalikan fungsi ekologi hutan agar dapat optimal kembali dan
diharapkan juga dapat memberikan fungsi ekonomi dan sosial. Kegiatan yang
direncanakan antara lain :
Rencana Kegiatan V-12
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
1. Melakukan inventarisasi dan identifikasi lahan kritis dalam Kawasan Hutan
2. Melakukan pengelompokkan lahan kritis, untuk menentukan kebijakan
rehabilitasi, apakah rehabilitasi tersebut akan diarahkan pada fungsi lindung
atau fungsi produksi.
3. Melaksanakan rehabilitasi lahan khususnya pada areal yang ditinggalkan
pemiliknya menjadi belukar.
4. Bekerja sama dengan pemilik izin penggunaan Kawasan Hutan pada areal
rehabilitasi DAS
5. Menyusun rencana teknis kegiatan rehabilitasi
6. Melaksanakan kegiatan rehabilitasi dengan cara pemberdayaan masyarakat
baik dalam hal penyiapan bibit, penanaman dan pemeliharaan
7. Melakukan monitoring evaluasi terhadap kegiatan rehabilitasi yang telah
dilaksanakan.
Total lahan kritis yang berada di wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu adalah
20.257 Ha dengan level kekritisan 19.761 Ha agak kritis dan 496 Ha kritis.
Dalam Rencana Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan 2014 - 2019 (15 tahun)
yang disusun oleh BPDAS-HL Musi, rencana rehabilitasi yang terkait dengan
wilayah KPHL Unit XIII Ogan Ulu merupakan rehabilitasi kelompok hutan lindung
seluas 19.052 Ha, yang berada di Sub DAS Lematang dan Sub DAS Ogan
tersebar di 4 Kecamatan yakni Semende Darat Laut, Semende Darat Tengah,
Semende Darat Ulu dan Kota Agung
5.6. Pembinaan dan Pemantauan Rehabilitasi pada Areal yang Berizin.
Sesuai dengan peraturan perundangan maka untuk Kawasan Hutan yang
telah diberikan izin usaha maka tanggung jawab kegiatan rehabilitasi
diserahkan kepada pemilik izin usaha yang bersangkutan. Pihak pengelola KPHL
Unit XIII Ogan Ulu memiliki peran dalam pembinaan dan pemantauan terhadap
pelaksanaan rehabilitasi pada areal tersebut. Melalui pembinaan dan
pemantauan diharapkan kegiatan rehabilitasi dapat berjalan dengan baik sesuai
dengan perencanaan dan target pencapaian. Dari pelaksanaan pembinaan dan
Rencana Kegiatan V-13
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
pemantauan ini diharapkan kegiatan rehabilitasi berjalan sesuai dengan
rencana dan peraturan yang berlaku.
Kegiatan pembinaan dan pemantauan rehabilitasi pada areal yang telah
berizin diarahkan pada :
1. Untuk izin pemanfaatan Hutan (HD) pelaksanaan rehabilitasi disesuaikan
dengan Rencana Tahunan Hutan Desa (RTHD), sedangkan untuk HKm
disesuaikan dengan Rencana Operasional.
2. Melakukan kordinasi dan pembinaan dalam pelaksanaan rehabilitasi
terhadap pemegang izin.
3. Mengarahkan pelaksanaan rehabilitasi agar memberdayakan masyarakat
sekitar hutan.
4. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan rehabilitasi yang
sudah dilaksanakan oleh pemegang izin.
5.7. Perlindungan dan Konservasi Alam
Perlindungan dan konservasi alam dimaksudkan untuk menjamin Kawasan
Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu dapat berfungsi optimal secara ekologis.
Kegiatan perlindungan dan konservasi alam terutama ditujukan untuk
mencegah kerusakan dan mengamankan Kawasan Hutan dari berbagai
gangguan. Khusus di Kawasan Hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu pencegahan
dan pengamanan hutan difokuskan pada gangguan yang disebabkan oleh
aktifitas manusia.
Kegiatan perlindungan dan konservasi alam diarahkan pada upaya :
a. Pelaksanaan pengamanan hutan dari gangguan kebakaran hutan yang terdiri
dari :
1) Melakukan kegiatan yang terkait dengan pencegahan terjadinya
kebakaran :
(a) Membangun sistim informasi kebakaran (Sistem peringatan dini,
sistem peringkat bahaya kebakaran, sistem pemantauan titik panas)
Rencana Kegiatan V-14
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
(b) Melakukan distribusi informasi kerawanan terjadinya kebakaran
melalui media cetak, elektronik, papan pengumuman dan larangan
dll)
(c) Membangun partisipasi masyarakat lokal
2) Pembentukan tim / regu pemadam kebakaran KPH, masyarakat dan
istansi terkait
3) Melakukan kegiatan yang terkait dengan penangan pasca kebakaran /
pemulihan hutan
(a) Penilaian dampak kebakaran
(b) Melakukan upaya partisipasi yuridikasi
(c) Melakukan upaya rehabilitasi (pemilihan jenis tanaman, pengadaan
bahan tanaman, menentukan sistim penanaman, melakukan
partisipasi masyarakat)
4) Melakukan kordinasi dengan pihak yang berkepentingan dan memiliki
kapasitas dalam pegendalian kebakaran, sebagaimana tercantum dalam
Instruksi Presiden No. 11 tahun 2015 yang tercatat ada 25 instansi.
5) Meningkatkan kuantitas dan kualitas sumberdaya dalam mendukung
kegiatan pengendalian kebakaran hutan
6) Melengkapi sarana dan prasarana untuk melakukan kegiatan
pengendalian kebakaran :
(a) Membangun jaringan jalan
(b) Membangun menara api
(c) Melengkapi alat komunikasi
(d) Teropong
(e) Kompas
(f) Alat transportasi
(g) Alat pemadam kebakaran (kepyokan, garu, kampak, canggkul, sekop,
pompa punggung, chain saw)
(h) Perlengkapan tim pemadam (baju tahan api, sepatu boat, helm,
sarung tangan, senter, golok, tempat minum)
Rencana Kegiatan V-15
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
7) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan pengendalian
kebakaran melalui :
(a) Pemberian kesempatan mengelola dan mengilah Kawasan Hutan
kepada masyarakat
(b) Pemberian insentif pada masyarakat
(c) Motivasi (rangsangan dan dorongan) untuk terlibat dalam
pengendalian kebakaran hutan
(d) Peningkatan kemampuan masyarakat terkain pengendalian kebakaran
(pencegahan dan pemadaman)
(e) Melakukan bimbingan terhadap masyarakat
(f) Pembentuan tim peduli api
8) Melakukan pengolahan lahan tanpa bakar (zero burning)
b. Pelaksanaan pengamanan hutan dari gangguan aktivitas perambahan hutan
yang terdiri dari kegiatan :
1) Melakukan inventarisasi dan identifikasi penyebab perambahan
2) Memberikan pemahaman pada masyarakat
3) Menyediakan mata pencaharian alternatif
4) Melakukan pembinaan dan pemberdayaan serta pelibatan dalam
pengelolaan hutan
5) Membangun berbagai inisiatif kolaborasi multi pihak diberbagai level
6) Melakukan pendampingan untuk mengikuti program pelibatan dalam
pengelolaan hutan melalui mekanisme perizinan
c. Pelaksanaan pengamanan hutan dari gangguan aktivitas penebangan liar
dengan kegiatan yang terdiri dari :
1) Melakukan ground chek dan patroli di tempat - tempat yang diduga
terjadi penebangan liar dan sepanjang jalur pengangkutan
2) Menerima dan menindak lanjuti informasi yang datang dari masyarakat
3) Melakukan pembinaan, pemberdayaan dan pelibatan masyarakat dalam
pengelolaan hutan
Rencana Kegiatan V-16
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
4) Pembangunan kelembagaan dan memberikan reward and punisment
terhadap masyarakat yang telah berpartisipasi positif
5) Menyediakan mata pencaharian alternatif
6) Melakukan peningkatan dukungan sarana prasarana
d. Pembentukan kader konservasi pada masyarakat lokal
e. Bekerja sama dengan pihak pemegang izin dan pihak pemerhati lingkungan
dalam melakukan inventarisasi, pengawetan dan pemeliharaan areal
konservasi sebagaimana yang tercantum dalam Kepres No. 32 tahun 1990,
dengan kriteria - kriteria seperti kiri - kanan sungai (50 m sungai kecil, 100
m sungai besar), daerah resapan air, kedalaman gambut ≥ 3m, kelerengan
≥ 40%, sebagai kawasan yang mempunyai nilai konservasi tinggi di kawasan
hutan (High Conservation Value Forest).
f. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pengawetan dan
pemeliharaan zona HCVF di areal yang memiliki izin pemanfaatan dan
penggunaan hutan.
g. Pengawetan dan pemeliharaan flora fauna dilindungi pada zona - zona
HCVF dan pada wilayah - wilayah yang diperuntukkan sebagai blok inti hutan
lindung.
h. Mengikuti program insentif serap dan simpan karbon
i. Berpartisipasi dalam program penurunan emisi gas rumah kaca,
sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Gubernur no. 34 tahun 2012.
5.8. Koordinasi dan Sinkronisasi Antar Pemilik Izin
Agar kegiatan pengelolaan hutan di kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
dapat berjalan efektif dan lancar maka diperlukan adanya koordinasi dan
sinkronisasi antar pemegang izin dan KPHL Unit XIII Ogan Ulu. Koordinasi
lebih ditunjukkan untuk saling bertukar informasi dan data serta pengalaman
antar pemilik izin pemanfaatan hutan. Sinkronisasi lebih diupayakan untuk
menyerasikan dan mengintegrasikan semua kegiatan di dalam kawasan yang
dikelola oleh masing - masing pemilik izin agar tidak saling tumpang tindih
Rencana Kegiatan V-17
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
dan saling klaim. Fasilitasi kegiatan ini dapat diperankan oleh pengelola KPHL
Unit XIII Ogan Ulu. Kegiatan koordinasi dan sinkronisasi diarahkan pada :
a. Pelaksanaan koordinasi kegiatan antar pemegang izin dalam hal rehabilitasi
hutan dan rehabilitasi pada Daerah Aliran Sungai, sebagaimana kewajiban
perusahaan yang tercantum dalam peraturan Menteri Kehutanan RI No.
P.63/Menhut-II/2011
b. Melakukan kordinasi dalam hal penanganan konflik tenurial dengan
masyarakat
c. Pelaksanaan koordinasi dalam kegiatan mengimplementasikan CSR berupa
bantuan peningkatan kapasitas dan kualitas SDM, peningkatan
kesejahteraan masyarakat, ataupun bantuan dalam bentuk pembangunan
fisik.
d. Melakukan kordinasi dalam hal sosialisasi dan pelaksanaan program kepada
masyarakat.
5.9. Koordinasi dan Sinkronisasi dengan Stakeholders Terkait
Dalam upaya mengelola hutan di kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu agar
lebih berdaya guna dan memiliki dampak positif yang meluas maka diperlukan
adanya koordinasi dan sinkronisasi dengan stakeholders yang memiliki
keterkaitan dengan kegiatan pada tingkat tapak. Bentuk keterkaitan tersebut
dapat disebabkan karena fungsi, struktur, maupun kesamaan kepentingan
dan tujuan. Dengan berbagai peran maka akan memudahkan pencapaian
target dan mempercepat penyelesaian masalah dan kendala yang dihadapi.
Secara garis besar peranserta stakeholders tetap mengarah pada 3
kebijakan kelola yaitu kelola ekologi dan lingkungan meliputi perlindungan
dan pengamanan hutan, kelola sosial ekonomi dan kelembagaan serta kelola
produksi. Dalah hal stake holders yang terkait dengan arahan kelola ekologi
dan lingkungan adalah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dinas
Kehutanan Provinsi dan Kabupaten, Balai Pengelolaan DAS dan HL Musi,
BPKH Wilayah II, Balai KSDA, Balai Penelitian Kehutanan (BPK), BPTH, NGO
Rencana Kegiatan V-18
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
lokal dan internasional yang bergerak dibidang Konservasi dan Lingkungan
dan Perguruan Tinggi. Untuk Stake holders yang terkait dengan perlindungan
hutan sesuai dengan yang tercantum dalam Intruksi Presiden No. 4 tahun
2005 tentang pemberantasan penebangan kayu illegal. Stakeholders yang
terkait dengan arah kelola sosek dan kelembagaan adalah Pemda Provinsi
dan Kabupaten, Dinas Kehutanan Provinsi dan Kabupaten, Swasta industri
hulu dan hilir bidang Kehutanan, NGO lokal, nasional dan internasional.
Adapun stakehoders yang terkait dengan kelola ekonomi produksi adalah
pemegang izin pemanfaatan hutan (HD dan HKm), juga terkait dengan
Kementerian Kehutanan, Pemda Provinsi dan Kabupaten, Dinas kehutanan
Provinsi dan Kabupaten, Para swasta Industri Hulu dan Hilir bidang
Kehutanan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Perhubungan dan
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Stakeholders yang dimaksud
tercantum pada tabel 5.5.
Tabel 5.5. Daftar Stakeholders yang Terkait dalam pengelolaan KPHL Unit XIII
Ogan Ulu
No Stakeholders Terkait
1 KPHL Unit XIII Ogan Ulu 2 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 3 Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan 4 Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan 5 Pemerintah Daerah Kabupaten Muara Enim 6 UPT - UPT Kementrian Kehutanan (BPKH, BKSDA, BPPHP, BPTH,
BPK, BPDASHL) 7 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Selatan 8 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim 9 NGO Lokal, Nasional dan Internasional yang bergerak di bidang
konservasi dan lingkungan 10 Pihak Swasta Industri hulu dan hilir bidang Kehutanan 11 BAPPEDA Kabupaten Muara Enim 12 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Muara Enim 13 Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Muara Enim 14 Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Muara Enim 15 Pemerintah Kecamatan dan Desa 16 Aparat Hukum (Kepolisian dan Kejaksaan)
Sumber : Hasil Analisis
Rencana Kegiatan V-19
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Pelaksanaan koordinasi dilakukan disemua tingkatan saling bertukar
informasi dan data serta pengalaman antara Pengelola KPHL Unit XIII Ogan
Ulu dengan stakeholders, juga untuk melakukan pengembangan investasi,
melaksanakan perlindungan dan pengamanan hutan dan dalam
pemberdayaan masyarakat. Sinkronisasi dilakukan di semua tingkatan
dengan lebih mengupayakan pada menyerasikan dan mengintegrasikan
semua kegiatan di dalam kawasan KPHL Unit XIII Ogan Ulu agar sejalan
dengan berbagai tujuan dan kepentingan pembangunan yang lebih besar
yang sudah dikelompokkan menjadi kelola ekologi dan lingkungan , kelola
sosial ekonomi dan kelembagaan serta kelola produksi.
Tabel 5.6 Peranserta Stakeholder dalam Pengelolaan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
No. Bentuk Kelola Parapihak yang terlibat
1 Ekologi/Lingkungan Perusahaan pemegang izin usaha pemanfaatan hutan (HD dan HKm),NGO/LSM, Lembaga Donor, Dinas Kehutanan Provinsi, BPDASHL Musi, BKSDA, Badan Lingkungan Hidup Provinsi dan Kabupaten,
2 Perlindungan dan pengamanan
Pemda Prov-Kab-Kec-Desa, NGO, BPDASHL Musi, BKSDA, Kepolisian
3 Ekonomi/Produksi Perusahaan pemegang izin usaha pemanfaatan hutan (HD dan HKm), BPDASHL Musi, investor, Dinas Kehutanan Provinsi dan Kabupaten, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
4 Kelembagaan Badan Kepegawaian Daerah,NGO/LSM, BPDASHL Musi, Lembaga Donor, Dinas Kehutanan Provinsi dan Kabupaten, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
5 Sosial Perusahaan pemegang izin usaha pemanfaatan (HD dan HKm), BPDASHL Musi, NGO/LSM, Lembaga Donor, Dinas Kehutanan Provinsi, Kementerian Lingkungan hidup dan Kehutanan
Sumber : Hasil Analisis
Rencana Kegiatan V-20
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
5.10. Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia
Agar dapat berfungsi dengan baik maka sebagai institusi pengelola
Kawasan Hutan memerlukan kecukupan jumlah maupun kapasitas sumber
daya manusia. Untuk itu perlu diupayakan penyediaan sumber daya manusia
baik tenaga manajerial, teknis maupun non teknis dan pendukung. Perlu pula
disertai dengan upaya peningkatan kualitas dan kapasitas sumberdaya
manusia yang ada di institusi Pengelola KPHL agar dapat berperan optimal
bagi kemajuan KPHL.
Kegiatan penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM diarahkan pada :
a. Identifikasi kebutuhan SDM dan personalia baik struktural, non struktural,
maupun fungsional.
b. Identifikasi kebutuhan pelatihan (training need assesment).
c. Pengembangan kapasitas personil melalui berbagai program pendidikan,
pelatihan dan pembinaan.
5.11. Pendanaan
Agar tercapai tujuan, sesuai visi dan misi KPHL Unit XIII Ogan Ulu,
diperlukan dukungan pendanaan yang kuat. Sumber pendanaan dapat berasal
dari KPHL Unit XIII Ogan Ulu sendiri dan sumber dana lain. Dukungan dana
lainnya dimungkinkan untuk diperoleh dengan menjalin kerjasama dan
kemitraan dengan berbagai pihak, pemegang izin usaha yang ada di dalam
wilayah KPHLUnit XIII Ogan Ulu, APBN, APBD, Anggaran Pendapatan Belanja
Desa yang ada disekitar wilayah, mitra lembaga donor, dana dari swadaya
masyarakat dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat. Kegiatan yang
dilakukan terkait dengan sumber pendanaan adalah :
1. Mengusahakan dan memanfaatkan sumber dana dari anggaran APBD dan
APBN
2. Mengusahakan dan memanfaatkan sumber dana dari pihak ke-3 dalam
bentuk kemitraan atau investasi
Rencana Kegiatan V-21
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
3. Mengusahakan dan memanfaatkan sumber dana baik dari perusahaan
swasta ataupun NGO Internasional dalam bentuk kemitraan atau investasi
4. Mengusahakan dan memanfaatkan dana kemitraan atau hibah yang tidak
mengikat dari NGO Internasional
5. Menyiapkan KPHL Unit XIII Ogan Ulu untuk mendapatkan dana secara
mandiri dari bisnis yang KPH sendiri kembangkan
5.12. Sarana dan Prasarana
Agar pengelolaan kawasan hutan KPHL Unit XIII Ogan Ulu dapat
berhasil dengan baik diperlukan berbagai sarana prasarana pokok dan
penunjang. Saat ini sarana prasarana yang dimiliki oleh KPHL Unit XIII Ogan
Ulu terdiri dari 2 unit motor,2 unit laptop, 1 unit komputer desktop, 1 unit
printer standar, 1 unit printer A-3, 3 unit GPS, dan 2 unit kompas. Target
pengadaan sarana prasarana diarahkan pada :
a. Pengadaan dan pembangunan prasarana kantor berupa Kantor KPHL,
Kantor Resort beserta sarana pendukung operasional kantor.
b. Pengadaan sarana transportasi roda 4 dan roda 2.
c. Pengadaan perlengkapan peralatan survey dan perpetaan
d. Pengadaan dan pembangunan sarana dan prasarana perlindungan untuk
bidang pencegahan dan pengendalian kebakaran
e. Pembangunan pos penjaga keamanan hutan
f. Membangun jaringan jalan / koridor yang menghubungkan petak - petak
dalam wilayah kelas hutan dan kelas perusahaan
g. Pengadaan sarana telekomunikasi.
h. Pengadaan alat perlengkapan kerja di lapangan.
i. Pengadaan dan pembangunan mes dan rumah dinas
Rencana Kegiatan V-22
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
5.13. Pengembangan Database
Untuk kelangsungan kegiatan KPHL Unit XIII Ogan Uludalam jangka
waktu yang cukup lama ini diperlukan adanya database (data -data dasar)
menyangkut Kawasan Hutan, izin pemegang usaha, kegiatan- kegiatan dari
KPHL Unit XIII Ogan Ulu dari awal terbentuknya KPHL hingga rencana
pengembangan ke depan dari KPHL Unit XIII Ogan Ulu ini. Database ini
mutlak diperlukan untuk dapat merencanakan kegiatan sebelumnya, sehingga
diharapkan tujuan kegiatan dapat tercapai. Data base yang diperlukan untuk
pengembangan data lebih lanjut adalah data hasil penyelidikan kondisi dan
potensi Kawasan Hutan, data perkembangan sosial ekonomi masyarakat, data
hasil riset dan data administrai tata ruang kawasan maupun wilayah. Bentuk
pengembangan database diarahkan pada :
a. Pengadaan peralatan pendukung database.
b. Pengembangan sistem database.
c. Penyusunan dan pengelolaan database dan pusat informasi KPH
d. Pembuatan Website KPH dan operasionalnya.
5.14. Rasionalisasi Wilayah Kelola
Untuk terwujudnya kepastian areal kerja, dilakukan kegiatan tata batas,
penataan ruang yang efisien dan efektif, Penataan Areal Kerja (PAK) dengan
membuat zonasi pada areal kerja. Inventarisasi hutan dilakukan untuk
memperbaiki strategi dan pengembangan wilayah kelola yang sesuai dengan
kondisi terkini. Pelaksanaan rasional wilayah kelola ini dapat dilakukan
bekerjasama dengan pemegang izin pemanfaatan hutan (HD dan HKm) pada
areal masing - masing. Pada zona inti hutan lindung dan wilayah tertentu
Pengelola KPHL Unit XIII Ogan Ulu dapat melakukannya secara mandiri.
Bentuk rasionalisasi wilayah kelola diarahkan pada :
a. Tata batas kawasan pada arael di dalam izin.
b. Tata batas kawasan pada areal di luar izin.
c. Penataan ruang dan areal kerja melalui pembuatan zonasi.
Rencana Kegiatan V-23
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
d. Sosialisasi dan implementasi program
5.15. Review Rencana Pengelolaan
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (10 tahun) KPHL Unit XIII
Ogan Ulu yang telah disusun dan syahkan seiring berjalannya waktu tidak
menutup kemungkinan ada perubahan yang signifikan, sehingga diperlukan
kegiatan untuk meninjau kembali rencana pengelolaan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Kesesuaian antara rencana dan data serta fakta di lapangan,
akan memudahkan pelaksanaan pengelolaan di tingkat tapak. Selain itu,
upaya pengelolaan hutan yang efektif dan efisiensi dalam kerangka
kelestarian hasil dan kelestarian hutan dapat terwujud. Beberapa kegiatan
yang memungkinkan dapat dilakukan untuk review Rencana Pengelolaan
antara lain dengan :
1. Melakukan pendataan ulang apabila ada perubahan perkembangan
kondisi perizinan pemanfaatan dan penggunaan hutan.
2. Melakukan inventarisasi dan identifikasi permasalahan baru yang muncul
dan diperlukan tindak lanjut kebijakan.
3. Melakukan inventarisasi peluang rencana unggulan prioritas.
4. Melakukan konsultasi publik terkait review rencana pengelolaan
5. Melakukan review RPHJP KPHL
5.16. Pengembangan Investasi
Sebagai suatu unit kelola yang memiliki kewenangan untuk mengelola
kawasannya sendiri, upaya untuk mengembangkan investasi menjadi suatu
keharusan. Investasi yang dilakukan oleh KPHL Unit XIII Ogan Ulu diarahkan
pada kelola ekologi dan lingkungan kelola ekonomi produksi dan kelola sosial
budaya yang memberikan manfaat ekonomi bagi KPHL Unit XIII Ogan Ulu
sendiri maupun pemerintah dan masyarakat. Pengelolaan produksi dapat
berupa pengembangan hasil hutan bukan kayu dan jasa lingkungan,
Rencana Kegiatan V-24
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
sedangkan pengelolaan ekologi diarahkan pada perlindungan, konservasi dan
pengembangan investasi jasa lingkungan. Pengelolaan sosial dalam hal ini
adalah dalam pelaksanaan pengembangan investasi selalu melibatkan dan
memberdayakan masyarakat. Skema pengembangan investasi yang dapat
dilakukan antara lain :
a. Pengembangan investasi hasil hutan bukan kayu.
b. Pengembangan investasi jasa lingkungan (ekowisata, pemanfaatan
sumberdaya air dan sumber energi serta jasa simpan dan serap karbon)
c. Pengembangan investasi pembangunan industri pengolahan Hasil Hutan
Bukan Kayu
Secara administrasi pengembangan investasi akan dituangkan dalam
Penyusunan Rencana Bisnis KPH yang akan sinergi dengan Rencana
Pengelolaan Hutan Jangka Pendek (Rencan Kerja Tahunan). Selain itu untuk
memperkuat kondisi kelembagaan maka KPH melakukan kegiatan penyiapan
menuju PPK - BLUD.
Tabel 5.7. Matriks Pengembangan Investasi
No Tahun
Kegiatan Kegiatan Pengembangan Lembaga/Mitra
1 2016-2017 Penyusunan Rencana Pengelolaan
Hutan Jangka Pendek (RKT),
Penyusunan Rencana Bisnis KPH,
Penataan petak kerja, sosialisasi ,
pembentukan kelembagaan
kemitraan, Studi Kelayakan dll
KPHL,
Pemerintahan
Setempat dan
Pihak ke - III
2 2017-dst...
1. Investasi Hasil Hutan Bukan Kayu a. Pemilihan jenis b. Studi kelayakan dan analisis
pasar c. Penyuluhan, pelatihan,pembinaan
dan pendampingan d. Penataan petak kerja e. Pengembangan jenis terpilih f. Pembangunan unit industri
pengolahan g. Penguatan kelembagaan dan
kemitraan
KPHL, Pemda,
Kemen LHK, Pihak
ke - III dan
masyarakat
Rencana Kegiatan V-25
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
2. Investasi Jasa Lingkungan a. Penentuan jenis jasa lingkungan b. Penyusunan studi kelayakan jenis
jasa lingkungan c. Inventarisasi dan identifikasi
potensi ekowisata d. Sosialisasi pembangunan ataupun
pengembangan jasa lingkungan e. Pembentukan kelembagaan
kemitraan
3 2020- dst. 1. Pembangunan usaha jasa lingkungan a. Pembangunan sumber air bersih
dan atau sumber air minum b. Pembangunan sumber energi
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)
c. Pembangunan ekowisata (air terjun dan panas bumi)
d. Pembangunan wisata agro 2. Pembangunan usaha HHBK
a. Pengembangan usaha rotan b. Pengembangan usaha damar c. Pengembangan usaha bambu d. Pengembangan usaha buah –
buahan e. Pengembangan getah pinus f. Pengembangan usaha kemiri g. Pengembangan usaha lada h. Pengembangan usaha pinang dan
aren i. Pengembangan usaha makisa
Pengembangan usaha sayur-sayuran
3. Pengembangan usaha produksi benih dan bibit
4. Pengembangan usaha pengolahan hasil kopi
5. Pengembangan usaha pengolahan markisa
6. Pengembangan usaha pengolahan hasil hutan bukan kayu lainnya
Mitra / Pihak ke -
III
Sumber : Hasil Analisis
Rencana Kegiatan V-26
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Tabel 5.8. Matrik Rencana Kegiatan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
No Program Tujuan Bentuk Kegiatan Pelaksana Waktu Lokasi
Kegiatan
Target
Jumlah
Dana Rp (x1.000)
Sumber
Dana Para Pihak
1 Inventari sasi
dan Penataan
Hutan Berkala
1. Untuk
menciptakan kedaulatan
dan kepastian wilayah kelola
KPH
2. Untuk mengidentifik
asi potensi SDA dan
kondisi sosial
wilayah kelola Sebagai
bahan dan informasi
dalam mengambil
kebijakan
terhadap wilayah kelola
A. Inventarisasi Hutan
Menyeluruh Berkala 1. Rekonstruksi dan
pemeliharaan batas kawasan hutan
a. Sosialisasi
penetapan kawasan hutan
b. Pemeliharaan tanda batas
dan rekostruksi
batas 2. Penataan dan
pemeliharaan batas blok
a. Penandaan batas blok
b. Pemeliharaan
batas blok 3. Penataan dan
pemeliharaan batas kelas hutan dan
petak
4. Inventarisasi potensi
sumberdaya hutan a. Inventarisasi
potensi hasil
hutan kayu
KPHL Unit
XIII Ogan Ulu
bekerja sama
dengan
BPKH, BPDAS
HL Musi
Di mulai
tahun 2016 dan
dilakukan secara
bertahap
secara terus menerus
selama 10 tahun
KPHL
Unit XIII Ogan
Ulu
3 Desa
3 Km
5 Km
5 Km
5 Km
1 Keg
10.000
30.000
50.000
25.000
50.000
15.000
APBD,
APBN, dan
sumber dana
lainnya
KPHLUnit
XIII Ogan Ulu, BPKH,
BPDASHL Musi, Dinas
Kehutanan
Provinsi
Rencana Kegiatan V-27
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
No Program Tujuan Bentuk Kegiatan Pelaksana Waktu Lokasi
Kegiatan
Target
Jumlah
Dana Rp (x1.000)
Sumber
Dana Para Pihak
b. Inventarisasi
potensi hasil hutan bukan
kayu c. Inventarisasi
potensi jasa lingkungan
d. Inventarisasi
flora dan fauna langka
e. Inventarisasi dan identifikasi
HCVF
f. Perhitungan nilai simpan
serap karbon 5. Inventarisasi
sumber benih
a. Inventarisasi areal produksi
benih b. Identifikasi
tegakan benih 6. Inventarisasi
konflik tenurial
a. Mengidentifika si konflik
b. Pemetaan konflik
c. Melakukan
studi penangan
1 Keg
1 Keg
1 Keg
1 Keg
1 Keg
1 Keg
1 Keg
1 Keg
1 Keg
1 Keg
15.000
15.000
50.000
15.000
15.000
15.000
15.000
10.000
10.000
15.000
Rencana Kegiatan V-28
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
No Program Tujuan Bentuk Kegiatan Pelaksana Waktu Lokasi
Kegiatan
Target
Jumlah
Dana Rp (x1.000)
Sumber
Dana Para Pihak
konflik
d. Melakukan mediasi
penangan konflik
7. Penataan pengelolaan
pemberdayaan
masyarakat berbasis potensi
dan konflik sosial
1 Keg
1 Keg
15.000
15.000
2 Pemanfaatan Hutan pada
Wilayah Tertentu
1. Terkelolanya wilayah-
wilayah diluar izin
2. Peningkatan
produktivitas KPH secara
mandiri 3. Terinventarisir
nya perambahan
hutan
4. Terjaganya hutan dari
ancaman kebakaran
hutan
5. Terselesaikan nya konflik
6. Terjalin
A. Perencanaan 1. Sosialisasi RPHJP
Ogan Ulu 2. Membuat
perjanjian
kemitraan antara masyarakat dengan
masyarakat perambah
3. Penyusunan panduan dan
regulasi
pembangunan pola kemitraan pada
wilayah tertentu 4. Penyusunan studi
kelayakan
pengembangan HHBK
KPHL Unit XIII Ogan
Ulu
Dimulai tahun 2016
secara terus menerus
selama 10
tahun
Wilayah tertentu
1 Keg
2 KTH
1 Buku
2 KTH
5.000
10.000
5.000
20.000
APBD, APBN,
Sumber Dana
Lainnya
KPHL Unit XIII Ogan
Ulu, BPDAS Musi, BPKH,
Dinas
Kehutanan Provinsi,
BPK, NGO, Perguruan
Tinggi, mitra swasta, stake
holder terkait
dan masyarakat
Rencana Kegiatan V-29
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
No Program Tujuan Bentuk Kegiatan Pelaksana Waktu Lokasi
Kegiatan
Target
Jumlah
Dana Rp (x1.000)
Sumber
Dana Para Pihak
harmonisasi
dengan masyarakat
7. Terbentuknya unit
manajemen bisnis KPH
5. Penyusunan studi
kelayakan pengembangan
jasa lingkungan (jasa sumberdaya
air, Ekowisata, simpan dan serap
karbon serta
program penurunan emis
GRK) B. Pemanfaatan Lahan
1. Penanaman
berbagai jenis MPTS (jenis
kemiri, Aren dan buah-buahan)
2. Penanaman
berbagai jenis HHBK seperti
rotan,lada,pinang, bambu
3. Pengembangan jasa lingkungan
4. Penangkaran
satwa 5. Membangun
kerjasama dengan investor
(pihak ke-3)
dalam
Tahun 2016
s/d 2025
2 Desa
180 Ha
100 Ha
1 Lokasi
1 Lokasi
1 Keg
20.000
180.000
100.000
400.000
900.000
25.000
Rencana Kegiatan V-30
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
No Program Tujuan Bentuk Kegiatan Pelaksana Waktu Lokasi
Kegiatan
Target
Jumlah
Dana Rp (x1.000)
Sumber
Dana Para Pihak
pengelolaan dan
pemanfaatan hutan
6. Pemberdayaan dan pembinaan
masyarakat C. Pengolahan Hasil
1. Usaha
pengembangan dan pengolahan
hasil madu alam 2. Usaha pengolahan
Markisa
3. Usaha pengolahan buah-buahan dan
sayuran
2 KTH
2 Desa
2 Desa
1 Desa
10.000
20.000
90.000
10.000
3 Pemberdayaan Masyarakat
Dalam Pengelolaan
Hutan
1. Pelibatan masyarakat
dalam pengelolaan
hutan 2. Pemberdayaan
dan
pembinaan masyarakat
3. Peningkatan ekonomi
masyarakat
1. Penyusunan rencana dan SOP pelibatan
masyarakat 2. Pemberian akses
pemanfaatan hutan bagi masyarakat
sekitar hutan
3. Pembentukan kelompok tani hutan
(KTH) 4. Pembentukan
kelembagaan
masyarakat (koperasi dll) di sekitar hutan
KPHL Unit XIII Ogan
Ulu, BPDAS Musi,
Perguruan tinggi,
Lembaga
penelitian, perusahaan
mitra, NGO
2017
Setiap tahun selama 10
tahun
KPHL Ogan
Ulu dan masyara
kat sekitar
1 Buku
2 Desa
2 KTH
2 Unit
10.000
10.000
10.000
10.000
KPHL Unit
XIII Ogan
Ulu, Dishut
Muara
Enim, Dishut
Provinsi Sumsel,
Kemlhk
, Desa, NGO,
Lemba
KPHLUnit XIII Ogan
Ulu,BPDAS Musi, BPK,
NGO, Perguruan
Tinggi, mitra
swasta, stake holder terkait
dan masyarakat
Rencana Kegiatan V-31
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
No Program Tujuan Bentuk Kegiatan Pelaksana Waktu Lokasi
Kegiatan
Target
Jumlah
Dana Rp (x1.000)
Sumber
Dana Para Pihak
5. Melaksanakan
pendidikan dan pelatihan teknik
budidya, pemanenan, pengolahan hasil dan
pemasaran 6. Melaksanakn
pendidikan dan
pelatihan keorganisasian
7. Melaksanakan pendidikan dan
pelatihan keuangan
(administrasi keuangan,
pembiayaan dan peluang pasar)
8. Menyusun panduan
dan SOP pemberdayaan dan
pelibatan masyarakat dalam perlindungan
hutan 9. Membentuk
kelembagaan
masyarakat peduli hutan (kebakaran,
perambahan dan ilegal loging)
1 Keg
1 Keg
1 Keg
1 Keg
1 Desa
10.000
10.000
10.000
5.000
5.000
ga
Donor
Rencana Kegiatan V-32
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
No Program Tujuan Bentuk Kegiatan Pelaksana Waktu Lokasi
Kegiatan
Target
Jumlah
Dana Rp (x1.000)
Sumber
Dana Para Pihak
10. Pemberdayaan dan
pelibatan masyarakat dalam pengembangan
jasa lingkungan (sumberdaya air,
ekowisata, serta simpan dan serap
karbon)
11. Pembinaan petani HD dan HKm
1 Keg
2 Lokasi
5.000
10.000
4 Pembinaan
dan Pemantauan
Areal yang Telah Ada
Izin
1. Agar
pelaksanaan pengelolaan
di wilayah izin lahan sesuai
dengan
perencanaan dan
peraturan yang berlaku
2. Agar dapat menyelesaika
n
permasalahan konflik
tenurial secara
bersama-
sama 3. Agar
terciptanya
A. Pembinaan dan
Pemantauan Pemanfaatan Hutan
Kemasyarakatan (HKm dan HD)
1. Melakukan monev
dan pembinaan terhadap proses
jalannya pengurusan izin.
2. Melakukan monitoring dan
evaluasi pada
HKm yang sudah terbentuk
3. Melakukan
monitoring
evaluasi HD yang
sudah terbentuk
KPHL Unit
XIII Ogan Ulu
Dishut Sumsel,
Kemen LHK
Setiap tahun
selama 10 tahun
Blok
pemanfaatan
HKm dan blok
penggun
aan
14 Lokasi
1 Lokasi
14
Lokasi
28.000
2.500
14.000
APBD,
APBN
KPHLUnit
XIII Ogan Ulu, NGO
Rencana Kegiatan V-33
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
No Program Tujuan Bentuk Kegiatan Pelaksana Waktu Lokasi
Kegiatan
Target
Jumlah
Dana Rp (x1.000)
Sumber
Dana Para Pihak
sinergi dalam
hal pemberdayaa
n dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat
4. Agar
tercapainya hutan
sebagai fungsi,
ekologi, sosial
ekonomi, dan produksi
4. Monev dan
pembinaan penyusunan RKHD
dan RTHD, pembayaran PSDH
dan pengelolaan areal konservasi.
5. Melaksanakan
pendidikan dan pelatihan teknik
budidya, pemanenan,
pengolahan hasil
dan pemasaran 6. Melaksanakan
pendidikan dan pelatihan
keuangan
(administrasi keuangan,
pembiayaan dan peluang pasar)
B. Pembinaan dan Pemantauan
Penggunaan Hutan
1. Monev dan pembinaan
terhadap para pemegang izin
14 Desa
1 Keg
1 Keg
2 Lokasi
14.000
15.000
15.000
10.000
Rencana Kegiatan V-34
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
No Program Tujuan Bentuk Kegiatan Pelaksana Waktu Lokasi
Kegiatan
Target
Jumlah
Dana Rp (x1.000)
Sumber
Dana Para Pihak
2. Monev kegiatan
penggunaan Kawasan Hutan
3. Monev terhadap pemenuhan
kewajiban perusahaan
terhadap
pembayaran PSDH dan DR bidang
Kehutanan. 4. Monev dan
pembinaan
pelaksanaan rehabilitasi DAS
diluar wilayah IPPKH serta
reklamasi di
wilayah penggunaan
5. Melaksanakan kordinasi dan
pembinaan dalam pelaksanaan
identifikasi HCVF
6. Monev dan pembinaan terhadap
pelestarian dan pengelolaan
terhadap areal
konservasi, yakni
2 Lokasi
2 Lokasi
4 Lokasi
1 Keg
1 Keg
10.000
5.000
10.000
5.000
5.000
Rencana Kegiatan V-35
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
No Program Tujuan Bentuk Kegiatan Pelaksana Waktu Lokasi
Kegiatan
Target
Jumlah
Dana Rp (x1.000)
Sumber
Dana Para Pihak
kiri - kanan sungai
atau daerah resapan air lainnya.
5 Penyelenggaraan
Rehabilitasi
pada Areal di Luar Izin
1. Untuk menjaga
keseimbang
an fungsi ekologis
dan ekonomis
2. Agar
pelaksanaan
rehabilitasi berjalan
efektif,
memberikan nilai
fungsi yang nyata
1. Melakukan inventarisasi dan identifikasi lahan
kritis dalam Kawasan
Hutan 2. Melakukan
pengelompokkan lahan kritis, untuk
menentukan kebijakan
pelaksanaan rehabilitasi 3. Mensinergikan dengan
program RTK - RHL BPDASHL Musi
sebagai UPTD pusat
Ditjen PDAS dan Hutan Lindung Kemen LHK
dan RP - RHL Dinas Kehutanan Kabupaten.
4. Bekerjasama dengan pemilik IPKH dalam
pelaksanaan rehabiliasi
DAS 5. Menyusun rancangan
teknis kegiatan rehabilitasi
6. Melaksanakan kegiatan
rehabilitasi dengan cara pemberdayaan
masyarakat
KPHL Unit XIII Ogan
Ulu
bekerjasama dengan
pihak ke-3 dan
masyarakat
1 kali setahun
selama 10
tahun
Blok pemanfa
atan
kemi traan
dan per izinan
1 Keg
1 Keg
1 Keg
1 Keg
180 Ha
180 Ha
15.000
10.000
10.000
5.000
24.000
27.000
APBD, APBN,
Peme
gang Izin
Penggunaan
Kawasa
n Hutan dan
sumber lainnya.
KPHL Unit XIII Ogan
Ulu, BPDAS
Musi, Dinas Kehutanan
kabupaten, Perguruan
Tinggi, NGO,
pihak ke-3, masyarakat
Rencana Kegiatan V-36
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
No Program Tujuan Bentuk Kegiatan Pelaksana Waktu Lokasi
Kegiatan
Target
Jumlah
Dana Rp (x1.000)
Sumber
Dana Para Pihak
7. Melakukan monitoring
evaluasi terhadap kegiatan rehabilitasi
yang telah dilaksanakan
1 Keg
10.000
6 Pembinaan
dan Pemantauan
Rehabilitasi pada Areal
yang Berizin
1. Agar
pelaksanaan
rehabilitasi hutan di
wilayah izin
lahan sesuai
dengan perencanaa
n dan
peraturan yang
berlaku. 2. Agar
pelaksana an
rehabilitasi
hutan dapat
melibatkan masyarakat
3. Agar
pelaksana an
rehabilitasi
1. Pemanfaatan hutan
disesuaikan dengan RTHD untuk HD dan
rencana operasional untuk HKm
2. Melakukan kordinasi
dan pembinaan terhadap pemilik izin
pemanfaatan dan penggunaan hutan
dalam perencanaan
kegiatan rehabilitasi 3. Mengarahkan
pelaksanaan rehabilitasi agar
memberdayakan masyarakat sekitar
hutan
4. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
kegiatan rehabilitasi yang sudah
dilaksanakan oleh
pemegang izin
KPHL Unit
XIII Ogan Ulu bekerja
sama dengan
Kemen
LHK, Dishut Prov.
1 kali
setahun selama 10
tahun
Blok
pemanfaatan
HKm- HD, blok
penggu
naan
15
Lokasi
2 Lokasi
2 Desa
2 Lokasi
15.000
5.000
5.000
5.000
APBD,
APBN
KPHL Unit
XIII Ogan Ulu, Petani
HKm - HD, BPDASHL
Musi, Dinas
Kehutanan Provinsi,
Perguruan Tinggi, NGO,
masyarakat
Rencana Kegiatan V-37
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
No Program Tujuan Bentuk Kegiatan Pelaksana Waktu Lokasi
Kegiatan
Target
Jumlah
Dana Rp (x1.000)
Sumber
Dana Para Pihak
hutan
efektif dan memberi
kan nilai nyata
terhadap fungsi
ekologi,
ekonomi dan sosial
7 Perlindungan
dan Konservasi
Alam
1. Melindungi
zona inti hutan
lindung agar berfungsi
ekologis
secara maksimal.
2. Pencegahan kerusakan
dan pengamanan
hutan
3. Mengkonservasi
biodiversity (Flora dan
fauna)
4. Mengkonservasi areal
yang
a. Perlindungan terhadap
kebakaran hutan 1. Melakukan
kegiatan yang terkait dengan
pencegahan
kebakaran hutan 2. Pembentukan
tim/regu pemadam kebakaran
3. Melakukan kegiatan yang
terkait dengan
penanganan pasca kebakaran/pemulih
an hutan 4. Melakukan
kordinasi dengan
pihak yang berkepentingan
dan memiliki
KPHL Unit
XIII Ogan Ulu bekerja
sama dengan
pemegang
izin HKm. HD dan
pengunaan hutan
beserta masyarakat
sekitar
2 kali
setahun selama 10
tahun
1 kali 10 Tahun
KPHL
Ogan Ulu
1 Keg
1 Regu
1 Desa
2 Desa
10.000
64.000
250.000
5.000
APBD,
APBN
KPHL Unit
XIII Ogan Ulu, BKSDA,
Perguruan Tinggi, NGO
dan stake
holder terkait
Rencana Kegiatan V-38
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
No Program Tujuan Bentuk Kegiatan Pelaksana Waktu Lokasi
Kegiatan
Target
Jumlah
Dana Rp (x1.000)
Sumber
Dana Para Pihak
termasuk
pada areal yang
mempunyai nilai
konservasi tinggi (High
Conservation
Value Forest)
kapasitas dalam
pengendalian kebakaran hutan
5. Meningkatkan kuantitas dan
kualitas sumberdaya dalam
mendukung
kegiatan pengendalian
kebakaran hutan 6. Melengkapai
sarana dan
prasarana untuk melakukan
kegiatan pengendalian
kebakaran
7. Meningkatkan peran serta
masyarakat dalam kegiatan
pengendalian kebakaran
8. Melakukan
pengolahan lahan tanpa bakar (zero burning)
1 Keg
1 Paket
1 Keg
10 Ha
10.000
500.000
10.000
150.000
Rencana Kegiatan V-39
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
No Program Tujuan Bentuk Kegiatan Pelaksana Waktu Lokasi
Kegiatan
Target
Jumlah
Dana Rp (x1.000)
Sumber
Dana Para Pihak
b. Pencegahan /
pengendalian perambahan hutan
1. Melakukan inventarisasi dan
identifikasi penyebab
perambahan
2. Memberikan pemahaman pada
masyarakat 3. Menyediakan mata
pencaharian
alternatif 4. Melakukan
pembinaan dan pemberdayaan
serta pelibatan
dalam pengelolaan hutan
5. Membangun berbagai inisiatif
kolaborasi multi pihak diberbagai
level
6. Melakukan pendampingan
dalam program pelibatan
masyarakat
mekanisme
1 Keg
1 Keg
1 Keg
1 Keg
1 Keg
1 Keg
15.000
5.000
10.000
10.000
15.000
15.000
Rencana Kegiatan V-40
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
No Program Tujuan Bentuk Kegiatan Pelaksana Waktu Lokasi
Kegiatan
Target
Jumlah
Dana Rp (x1.000)
Sumber
Dana Para Pihak
perizinan
7) Melakukan ground chek dan patroli di
tempat - tempat yang diduga terjadi
penebangan liar dan sepanjang
jalur pengangkutan
8) Menerima dan menindaklanjuti
informasi yang datang dari
masyarakat
9) Melakukan pembinaan,
pemberdayaan dan pelibatan
masyarakat dalam
pengelolaan hutan 10) Pembangunan
kelembagaan dan memberikan
reward and punisment
terhadap
masyarakat yang telah berpartisipasi
positif 11) Menyediakan mata
pencaharian
alternatif
3 Lokasi
1 Kali
1 Desa
2 Orang
1 Keg
15.000
7.500
10.000
5.000
25.000
Rencana Kegiatan V-41
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
No Program Tujuan Bentuk Kegiatan Pelaksana Waktu Lokasi
Kegiatan
Target
Jumlah
Dana Rp (x1.000)
Sumber
Dana Para Pihak
12) Melakukan
peningkatan dukungan sarana
prasarana c. Pembentukan kader
konservasi pada masyarakat lokal
d. Melakukan
pemeliharaan areal konservasi sebagai
kawasan yang memiliki nilai
konservasi tinggi
e. Melakukan monev terhadap pelaksanaan
pengawetan dan pemeliharaan zona
HCVF
f. Melakulan pemeliharaan flora
dan fauna dilindungi g. Mengikuti program
insentif serap dan simpan karbon
h. Berpartisipasi dalam
program penurunan emisi gas rumah kaca
1 Keg
1 Keg
1 Keg
1 Keg
1 Keg
1 Keg
1 Keg
25.000
10.000
15.000
10.000
10.000
5.000
5.000
8 Koordinasi
dan Sinkronisasi
Antar Pemilik
1. Menyerasi
kan dan mengintegra
sikan semua
1. Pelaksanaan koordinasi
kegiatan antar pemegang izin dalam
hal rehabilitasi hutan
KPHL Unit
XIII Ogan Ulu,
pemilik
2 kali
setahun selama 10
tahun
Blok
pemanfaatan
perizi
1 Keg
5.000
APBD,
APBN
KPHL Unit
XIII Ogan Ulu,
Perusahaan
Rencana Kegiatan V-42
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
No Program Tujuan Bentuk Kegiatan Pelaksana Waktu Lokasi
Kegiatan
Target
Jumlah
Dana Rp (x1.000)
Sumber
Dana Para Pihak
Izin kegiatan
pemanfaatan dengan
pengelolaan KPHL secara
umum dan khusus
2. Saling
bertukar informasi,
data dan pengalaman
3. Terciptanya
kesinergian dalam hal
pemberdayaan dan
program
peningkatan kesejahteraa
n masyarakat
2. Melakukan kordinasi
dalam hal penanganan konflik tenurial dengan
masyarakat 3. Pelaksanaan koordinasi
dalam kegiatan mengimplementasikan
CSR berupa bantuan
peningkatan kapasitas dan kualitas SDM,
peningkatan kesejahteraan
masyarakat, ataupun
bantuan dalam bentuk pembangunan fisik.
4. Melakukan kordinasi dalam hal sosialisasi
dan pelaksanaan
program pemberdayaan
masyarakat.
izin
pemanfaatan hutan,
pemilik izin
penggunaan hutan,
Dishut
Muara Enim,
Dishut Sumsel,
Kemlhk
nan dan
blok penggun
aan
1 Keg
1 Keg
1 Keg
10.000
5.000
5.000
pemilik izin
penggunaan, Petani HKm,
BPK, BPTH, BPDAS, Musi,
BKSDA, Dinas
kehutanan
Provinsi dan Dinas
Kehutanan Kabupaten
9 Koordinasi
dan Sinkronisasi
dengan Stakeholders
Terkait
Menyerasikan
dan mengintegrasika
n semua kegiatan agar
sejalan dengan
berbagai tujuan dan kepentingan
pembangunan
1. Pelaksanaan kordinasi
dilakukan di semua tingkatan meliputi
tukar informasi dan pengalaman,
perlindungan dan
pengamanan hutan, serta pemberdayaan
masyarakat.
KPHL Unit
XIII Ogan Ulu,
Perusahaan pemilik izin
pengguna
an, Petani HKm-HD,
2 kali
setahun selama 10
tahun
KPHL
Ogan Ulu
1 Keg
10.000
KPHL,
Dinas Kehutan
an Prov.
KPHL Unit
XIII Ogan Ulu, Dinas
Kehutanan Provinsi,
BPK, BPTH,
BPDASHL Musi, BKSDA,
perusahaan
Rencana Kegiatan V-43
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
No Program Tujuan Bentuk Kegiatan Pelaksana Waktu Lokasi
Kegiatan
Target
Jumlah
Dana Rp (x1.000)
Sumber
Dana Para Pihak
daerah 2. Sinkronisasi dilakukan
di semua tingkatan dengan cara
menyerasikan dan mengintegrasikan
semua kegiatan KPHL agar sejalan dengan
tujuan dan
kepentingan pembangunan lokal,
regional dan nasional
1 Keg
5.000
pemilik izin
penggunaan, petani HKm
dan HD, Perguruan
tinggi, NGO dan stake
holder
lainnya
10 Penyediaan dan
Peningkatan Kapasitas
Sumber Daya
Manusia
Agar fungsi pengelolaan
dapat berjalan dengan baik
1. Identifikasi dan pengusulan
kebutuhan pegawai baik struktural, non
struktural, maupun
fungsional 2. Identifikasi kebutuhan
pelatihan (training need assesment)
3. Pengembangan kapasitas personil
melalui berbagai
program pendidikan, pelatihan dan
pembinaan
KPHL Unit XIII Ogan
Ulu, Kemen LHK,Dishut
Provinsi,
BPDASHL Musi,NGO
Setiap tahun
selama 10 tahun
KPHL Ogan
Ulu
1 Kali
1 Kali
4 kali
5.000
5.000
20.000
KPHL, APBN,
APBD 1. Sumsel,
APBD
KPHL Unit XIII Ogan
Ulu, Perusahaan
pemilik izin
penggunaan, BPK, BPTH,
BPDAS, BKSDA,
Dinas Kehutanan
Provinsi,
stake holder terkait
lainnya, NGO
11 Penyediaan Pendanaan
1. Terselenggaranya realisasi
rencana pengelolaan
1. Mengusahakan dan memanfaatkan sumber
dana dari anggaran APBD dan APBN
KPHL Unit XIII Ogan
Ulu, Kemen LHK, Dishut
Provinsi,
Setiap tahun
selama 10 tahun
KPHL Ogan
Ulu
1 Keg
2.000
KPHL Unit XIII
Ogan Ulu,
APBN,
KPHL Unit XIII Ogan
Ulu, Kementrian
KLHK,
Rencana Kegiatan V-44
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
No Program Tujuan Bentuk Kegiatan Pelaksana Waktu Lokasi
Kegiatan
Target
Jumlah
Dana Rp (x1.000)
Sumber
Dana Para Pihak
2. Terbentuknya
unit bisnis di KPH
2. Mengusahakan dan
memanfaatkan sumber dana dari pihak ke-3
dalam bentuk kemitraan atau
investasi 3. Mengusahakan dan
memanfaatkan sumber
dana baik dari perusahaan swasta
ataupun NGO Internasional dalam
bentuk kemitraan atau
investasi 4. Mengusahakan dan
memanfaatkan dana kemitraan atau hibah
yang tidak mengikat
dari NGO Internasional
5. Menyiapkan KPHL Unit XIII Ogan Ulu untuk
mendapatkan dana secara mandiri dari
bisnis yang KPH sendiri
kembangkan
NGO dan
pihak ke-3
1 Keg
1 Keg
1 Keg
1 Keg
10.000
10.000
10.000
15.000
APBD 1.
Sumsel, APBD
Pemerintah
Daerah Provinsi,
Dinas Kehutanan
Provinsi, NGO dan
Pihak ke-3
1. Pengadaan dan
pembangunan prasarana kantor
berupa kantor KPHL,
KPHL Unit
XIII Ogan Ulu
1 kali
setahun selama 10
tahun
KPHL
Unit XIII Ogan
Ulu
1 Unit dan
5 Unit
900.000
1.500.000
APBD,
APBN dan
lembaga
KPHL Unit
XIII Ogan Ulu,
Kementrian
Rencana Kegiatan V-45
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
No Program Tujuan Bentuk Kegiatan Pelaksana Waktu Lokasi
Kegiatan
Target
Jumlah
Dana Rp (x1.000)
Sumber
Dana Para Pihak
12 Sarana dan
Prasarana
Untuk
menjalankan fungsi
administrasi & mendukung
operasional pengelolaan
kantor resort beserta
sarana pendukung operasional kantor.
2. Pengadaan sarana transportasi roda 4
dan roda 2. 3. Pengadaan
perlengkapan
peralatan survey dan perpetaan
4. Pengadaan dan pembangunan sarana
dan prasarana
perlindungan untuk bidang pencegahan
dan pengendalian kebakaran
5. Pembangunan pos
penjaga keamanan hutan
6. Pengadaan sarana telekomunikasi.
7. Pengadaan alat perlengkapan kerja di
lapangan.
8. Pengadaan dan pembangunan mes
dan rumah dinas
14 Unit dan
1 Unit
1 Set
1 Set
2 Lokasi
6 Unit
20 Stel
1 Unit
434.000
450.000
250.000
500.000
300.000
1.500.000
5.000
800.000
donor,
CSR
KLHK, BPDAS
HL Musi, Pemerintah
Daerah Provinsi,
Dinas Kehutanan
Provinsi,
NGO.
13 Pengembangan Database
Untuk keberlangsunga
n kegiatan KPH
1. Pengadaan peralatan
pendukung
KPHL Ogan Ulu
Setiap 5 tahun sekali
selama 10
KPHL Unit XIII
Ogan
1 Keg
100.000
APBD, APBN
dan
KPHL Unit XIII Ogan
Ulu,
Rencana Kegiatan V-46
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
No Program Tujuan Bentuk Kegiatan Pelaksana Waktu Lokasi
Kegiatan
Target
Jumlah
Dana Rp (x1.000)
Sumber
Dana Para Pihak
database
2. Pengembangan sistem database
3. Penyusunan dan pengelolaan
database dan pusat informasi
KPH
4. Pembuatan website KPH dan
operasionalnya
tahun Ulu
1 Keg
1 Keg
1 Keg
50.000
100.000
25.000
lembaga
donor
Kementrian
KLHK, BPK, BPTH,
BPDASHL Musi, BKSDA,
Pemerintah Daerah
Provinsi,
Dinas Kehutanan
Provinsi, Perguruan
tinggi, NGO.
14 Rasionalisasi Wilayah
Kelola
Untuk memperbaiki
strategi dan
pengembangan wilayah kelola
sesuai dengan kondisi terkini
1. Tata batas Kawasan Hutan pada arael di
dalam izin.
2. Tata batas kawasan pada areal di luar izin.
3. Penataan ruang dan areal kerja melalui
pembuatan zonasi. 4. Sosialisasi dan
implementasi program
KPHL Ogan Ulu
bekerjasa
ma dengan
Kem LHK dan
pemegang izin
Setiap 5 tahun
sekali
selama 10 tahun
KPHL Unit XIII
Ogan
Ulu
2 Lokasi
1 Keg
1 Keg
1 Keg
50.000
50.000
75.000
15.000
KPHL Ogan Ulu
,Peme
Gang izin konsesi,
Kem LHK,
Dishut Sumsel,
KPHL Unit XIII Ogan
Ulu,
Kementrian KLHK, BPKH,
Pemerintah Daerah
Provinsi, Dinas
Kehutanan
Provinsi, NGO.
15 Review
Rencana Pengelolaan
Penyesuaian
rencana pengelolaan
dengan kondisi terkini antara
rencana, tata
1. Melakukan pendataan
ulang terhadap perubahan
perkembangan kondisi perizinan pemanfaatan
dan penggunaan
KPHL Unit
XIII Ogan Ulu
Bekerja sama
dengan
Setiap lima
tahun sekali
selama sepuluh
tahun
KPHL
Unit XIII Ogan
Ulu
1 Keg
25.000
KPHL
Unit XIII Ogan
Ulu, Kemen
LHK
KPHL Unit
XIII Ogan Ulu,
Kementrian LHK, BPKH,
BPDASHL
Rencana Kegiatan V-47
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
No Program Tujuan Bentuk Kegiatan Pelaksana Waktu Lokasi
Kegiatan
Target
Jumlah
Dana Rp (x1.000)
Sumber
Dana Para Pihak
kelola dan fakta
di lapangan
hutan.
2. Melakukan inventarisasi dan
identifikasi permasalahan baru
yang muncul dan diperlukan kebijakan
3. Melakukan inventarisasi
peluang rencana unggulan prioritas.
4. Melakukan konsultasi publik terkait review
rencana pengelolaan
5. Melakukan review RPHJP KPHL Unit XIII
Ogan Ulu
tenaga ahli
atau pihak ketiga
1 Keg
1 Keg
1 Keg
1 Keg
50.000
25.000
50.000
75.000
Musi,
BPKSDA, BPTH, BPK
Pemerintah Daerah
Provinsi, Dinas
Kehutanan
Provinsi, NGO.
16 Pengembangan Investasi
Percepatan pembangunan
dan peningkatan produktivitas
KPH yang mandiri
1. Pengembangan investasi HHBK
2. Pengembangan investasi jasa
lingkungan (sumberdaya air, eko
wisata serta simpan,
sumber energi dan serap karbon)
3. Pengembangan investasi pengolahan
hasil hutan bukan
kayu 4. Penyusunan RPHJPd
(Rencana Kerja
KPHL Ogan Ulu bekerja
sama dengan
pemilik izin, NGO,Pergur
uan tinggi
dan Pihak ke-3
Setiap tahun
selama 10 tahun
KPHL Unit XIII
Ogan Ulu
2 Desa
5 Desa
2 Desa
1 Buku
50.000
50.000
60.000
25.000
APBD, APBN
dan lemba
ga donor
KPHL Ogan Ulu,
Kementrian KLHK, ,
BPKH, BPDAS,
BPKSDA,
BPTH, BPK, Pemerintah
Daerah Provinsi,
Dinas
Kehutanan Provinsi,
NGO,
Rencana Kegiatan V-48
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
No Program Tujuan Bentuk Kegiatan Pelaksana Waktu Lokasi
Kegiatan
Target
Jumlah
Dana Rp (x1.000)
Sumber
Dana Para Pihak
Tahunan)
5. Penyusunan rencana bisnis KPH
6. Penyiapan menuju PPK-BLUD
1 Buku
1 Keg
15.000
25.000
investor
pihak ke-3
Sumber : Hasil Analisis
Rencana Kegiatan V-49
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Tabel 5.9. Tata Waktu Rencana Kegiatan Pengelolaan KPHL Unit XIII Ogan Ulu
Program Waktu
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
1. Inventarisasi berkala wilayah kelola serta penataan hutannya
2. Pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu
3. Pemberdayaan masyarakat
4. Pembinaan dan Pemantauan (controlling) pada areal KPHL yang telah ada izin pemanfaatan dan penggunaan
5. Penyelenggara an rehabilitasi pada areal di luar izin
6. Pembinaan dan pemantauan (controlling) pelaksanaan rehabilitasi pada areal yang sudah ada izin pemanfaatan dan penggunaan
7. Penyelenggara an perlindungan hutan dan konservasi alam
8. Penyelenggara an koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang izin
9. Koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder
Rencana Kegiatan V-50
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Program Waktu
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
terkait
10. Penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM
11. Penyediaan Pendanaan
12. Penyediaan sarana dan prasarana
13. Pengembangan database
14. Rasionalisasi wilayah kelola
15. Review Rencana Pengelolaan
16. Pengembangan investasi
Sumber : Hasil Analisis
Pembinaan Pengawasan dan Pengendalian V I-1
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
PEMBINAAN PENGAWASAN
DAN PENGENDALIAN
Kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian di lakukan dalam
kerangka menjamin tercapainya target yang diinginkan. Cara pencapaian target ini
dilakukan melalui pelaksanaan kegiatan. Agar dapat berjalan sesuai dengan
perencanaan maka peran pembinaan, pengawasan, dan pengendalian menjadi
sangat penting.
6.1. Pembinaan
Pembinaan yang dilakukan oleh KPHL Unit XIII Ogan Ulu, adalah
pembinaan terhadap (1). Sumberdaya dan Personalia / karyawan internal KPH,
(2) . pemegang izin pemanfaatan hutan (HD dan HKm), (3.) pihak ke-3 sebagai
mitra pengelola hutan, dan (4) masyarakat sebagai mitra pengelolaan hutan
serta masyarakat yang ada di sekitar hutan. Pembinaan tersebut dilakukan
secara kontinyu dengan memiliki prioritas aspek/ jenis pembinaan yang
dilakukan dan disesuaikan dengan kebutuhan organisasi. Dalam
pelaksanaannya KPH dapat bekerjasama dengan perguruan tinggi, Dinas
kehutanan Provinsi dan Kabupaten, UPT-UPT Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan, NGO Lingkungan atau pihak pihak lain yang kompeten
dibidangnya. Materi-materi pembinaan meliputi materi teknis, kelembagaan,
manajemen, sosial, ekonomi, dan perlindungan.
Muatan dan materi pembinaan secara teknis adalah melakukan
pendekatan terhadap kaidah-kaidah perlindungan hutan, konservasi, budidaya
tanaman hutan HHBK, dan budidaya holtikutura menurut ruang dan waktu
pengelolaan. Secara kelembagaan adalah membentuk lembaga masyarakat
antara lain Kelompok Tani Hutan yang mempunyai cara pandang pengelolaan
hutan lestari. Managemen meliputi perilaku organisasi dan kegiatan sesuai
dengan regulasi dan teknis pengelolaan. Pembinaan sosial antara lain
membangunan opini, sistem sosial dan hubungan sosial secara harmonis.
BAB VI
Pembinaan Pengawasan dan Pengendalian V I-2
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Pembinaan ekonomi antara lain dalam pengokohan sumber dan pembangunan
ekonomi produktif berorientasi pada pemanfaatan sumberdaya hutan lestari
dan pembinaan perlindungan yang menjadikan seluruh komponen ataupun
parapihak menjadi aliansi dalam penyelamatan sumberdaya hutan dalam hal:
1. Pelaksanaan pencegahan kerusakan hutan akibat kebakaran hutan
2. Pelaksanaan pengamanan hutan dari gangguan kegiatan perambahan
hutan
3. Pelaksanaan pengamanan hutan dari gangguan kegiatan penebangan liar
Untuk menunjang tercapainya pembinaan secara efektif dan efisien
maka dilakukan pembentukan kader kader pengelolaan hutan sinergi dengan
yang dijadikan target prioritas , kader pengelolaan yang bisa dibentuk antara
lain Kader perlindungan hutan, Kader Pengelola Sumber Daya Hutan Lestari,
Kader Penyuluh Swadaya, Kader Agroforestry dan Kader lainnya sesuai dengan
spesifikasi khusus KPHL Unit XIII Ogan Ulu.
6.2. Pengawasan
Pengawasan terhadap kinerja internal KPHL, mitra pemanfaatan dan
penggunaan hutan serta masyarakat sebagai mitra dilaksanakan agar
tercapainya efektifitas kerja sesuai dengan yang sudah direncanakan. Dalam
pelaksanaan pengawasan strategi pengawasan dilakukan dengan 3 (tiga)
metode atau jenjang yaitu ;
1. Pengawasan secara rutin adalah pengawasan terhadap adminisitrasi
pelaporan pengelolaan rutinitas bulanan.
2. Pengawasan secara formal dan menyeluruh dilakukan secara berkala setiap
semester (6 tahun).
3. Pengawasan secara khusus/ Insidentil .dilakukan berdasarkan tingkat
kepentingan khusus dan terdapat kejadian hal luar biasa yang memerlukan
tingkat pengawasan secara khusus. Hasil pengawasan digunakan sebagai
bahan perbaikan perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan ke depan.
Pembinaan Pengawasan dan Pengendalian V I-3
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
6.3. Pengendalian
Pengendalian meliputi kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
kegiatan pengelolaan KPHL Unit XIII Ogan Ulu. Kegiatan monitoring dilakukan
agar hasil yang dicapai dapat memenuhi atau sesuai dengan target yang telah
ditetapkan. Monitoring dan evaluasi secara formal dilakukan secara berkala
setiap semester (6 bulan). Namun dalam keadaan tertentu dapat dilakukan
monitoring dan evaluasi secara khusus. Hasil pengendalian digunakan sebagai
bahan evaluasi perbaikan perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan, dan/atau
perbaikan terhadap pengelolaan KPHL Unit XIII Ogan Ulu ke depan.
Tabel 6.1. Matrik Pembinaan Pengawasan dan Pengendalian
Pokok bahasan
Uraian materi Objek/Mitra Skala waktu
Sasaran Pencapaian
Pembinaan
Admistrasi/ Teknis/ manajemen
Rapat rutin internal
Staf internal Setiap bulan
Evaluasi pencapaian volume pekerjaan sesuai rencana dan evaluasi kinerja staf
Rapat rutin mitra
Para pihak dalam wilayah izin
Setiap enam bulan
Para pihak terlibat dalam pencapaian target dan sasaran pengelolaan.
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat
Penguatan kelembagaan dan peran aktif
Setiap enam bulan
Meningkatkanya partisifasi masyarakat dalam pembangunan hutan
Pemanfaatan hutan
HHBK dan Jasa lingkungan
Setiap tiga bulan
Optimalisasi manfaat dan hasil hutan
Pengembangan IPTEK
Penelitian aspek potensial
Setiap satu tahun
Menggali potensi yang dapat dikelola dan dikembangkan
Pengendalian
Administrasi/ Teknis/
Rapat rutin internal
Staf internal Setiap bulan
Pembinaan Pengawasan dan Pengendalian V I-4
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
Pokok bahasan
Uraian materi Objek/Mitra Skala waktu
Sasaran Pencapaian
Manajemen
Rapat rutin Para pihak dalam wilayah izin
Setiap tiga Bulan
Singkronisasi dan harmonisasi kegiatan
Pemberdayaan dan kelembagaan Masyarakat
Penguatan kelembagaan dan peran aktif
Setiap enam bulan
Daya dukung masyarakat dalam pembangunan kawasan
Pemanfaatan Hutan
HHBK dan Jasa lingkungan
Setiap tiga bulan
Potensi pertumbuhan dan pemanfaatan sesuai dengan studi yang dilakukan
Pengembangan IPTEK
Penelitian aspek potensial
Setiap satu tahun
Penemuan strategi nilai tambah kawasan.
Pengawasan
Administrasi/ Teknis/ Manajemen
Rapat rutin internal
Staf internal Setiap bulan
Rapat Rutin Para pihak dalam wilayah izin
Setiap empat Bulan
Adanya penyempurnaan kegiatan sesuai dengan target yang ditetapkan
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat
Penguatan kelembagaan dan peran aktif
Setiap enam bulan
Terbentuknya kelembagaan masyarakat secara aktif
Pemanfaatan hutan
HHBK dan Jasa lingkungan
Setiap tiga bulan
Memenuhi azas dan ktriteria legalitas dan konsep pengelolaan
Pengembangan IPTEK
Penelitian aspek potensial
Setiap satu tahun
Pengembangan IPTEK sesuai dengan visi dan misi pengelolaan
Pemantauan Evaluasi dan Pelaporan VII-1
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
PEMANTAUAN EVALUASI
DAN PELAPORAN
Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan merupakan instrumen penting untuk
mengkoordinasikan, menyempurnakan dan menyesuaikan kembali kegiatan-kegiatan
KPHL Unit XIII Ogan Ulu dari perubahan-perubahan temporal yang terjadi atau apa
bila dinilai adanya kelemahan dalam penyusunan perencanaan dan proses
pekerjaan. Dengan adanya kegiatan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan maka
setiap kendala dan inefesiensi yang terjadi dapat segera dicarikan solusi untuk
mengatasinya. Selain itu, pelaksanaan kegiatan dapat terus berjalan sesuai dengan
rencana pencapaian target yang telah ditetapkan. Nilai penting dari kegiatan ini
adalah sebagai saran pertanggungjawaban kegiatan serta organisasi pengelolaan
sehingga kinerja organisasi dan progres pembangunan KPHL bisa terukur secara
baik dengan arah yang jelas.
7.1. Pemantauan
Kegiatan pemantauan merupakan upaya monitoring dan pembinaan
organisasi pengelolaan dan operasional agar proses kegiatan sejalan dengan
rekomendasi dan perencanaan serta kebijakan organisasi yang telah disusun
dan disepakti. Kegiatan pemantauan dilakukan seiring dengan pelaksanaan
pekerjaan yang sedang dilaksanakan. Pemantauan tidak hanya pada kegiatan
yang bersifat terjadwal tetapi juga dilakukan terhadap aspek lainnya yaitu
dalam lingkup kegiatan produksi dan perlindungan. Kegiatan tersebut meliputi
pemantauan perencanaan, operasional, perlindungan, pemberdayaan dan
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan serta aktivitas organisasi
pengelolaan mitra atau pemegang izin yang ada. Prosedur pemantauan harus
memiliki instrument yang jelas baik dalam unsur-unsurnya, kriteria dan
capaian/ tolok ukur yang disepakati dalam manajemen sehingga mempunyai
baku standar dan kriterianya.
BAB VII
Pemantauan Evaluasi dan Pelaporan VII-2
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
7.2. Evaluasi
Kegiatan evaluasi merupakan tindak lanjut hasil pemantauan dan
pendampingan serta pembinaan. Dengan dilakukan evaluasi secara terjadwal
dan menyeluruh dimaksudkan untuk mengukur kinerja kegiatan dalam dimensi
pengelolaan. Evaluasi dapat dilakukan dalam tahapan kegiatan dengan hasil
yang dapat terukur pada tahapan tersebut dan pada saat setelah selesai suatu
kegiatan. Evaluasi melibatkan pihak perencana, pelaksana, pemantau dan atau
pihak independent dengan harapan hasil dari evaluasi bersifat independen
yang bisa di analisis secara menyeluruh menurut tahapannya. Dengan
melibatkan pihak Independent diharapkan laporan/study yang dilakukan dapat
memberikan informasi hasil lebih objektif , proporsional dan adanya masukan
atau upaya tindak lanjut yang lebih baik karena dinilai oleh pihak yang
berkompeten profesional.
7.3. Pelaporan
Pelaporan kegiatan KPHL sebagai salah satu bentuk
pertanggungjawaban dan taat terhadap regulasi pengelolaan, juga merupakan
dokumentasi kegiatan. Pelaporan ditujukan kepada unit / instansi di atasnya
dan pejabat yang berwenang serta pihak lain yang menurut aturannya harus
mendapatkan laporan tersebut. Prosedur dan skema pelaporan disesuikan
dengan petunjuk teknis berdasarkan pada peraturan yang telah ditetapkan.
Adapun penyajian laporan ini terbagi atas 3 (tiga) katagori yaitu ;
1. Laporan Rutin
Merupakan penyampaian pertanggungjawaban kemajuan pekerjaan secara
periode tertentu. Laporan rutin ini meliputi laporan bulanan, Triwulan dan
tahunan. Laporan rutin meliputi laporan fisik maupun keuangan (biaya dan
pendapatan). Laporan triwulan merupakan penyampain kegiatan dan
pertanggungjawaban per tiga bulan dan dibuat dalam waktu proses
pekerjaan sedangkan laporan tahunan merupakan laporan akhir per tahun
Pemantauan Evaluasi dan Pelaporan VII-3
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
kegiatan. Laporan rutin di buat oleh unit pelaksana kegiatan atau lembaga
KPHL yang diberikan wewenang penyusunan laporan.
2. Laporan Insidentil
Merupakan penyampaian proggres report terhadap kegiatan yang
dievaluasi khusus berdasarkan pada kriteria dan kepentingan yang bersifat
mendesak, khusus dalam penyajian khusus. Pelaporan insidentil obyeknya
bisa didasarkan pada kegiatan rutin maupun kegiatan yang bersifat tidak
rutin (keproyekan). Proses pelaksanaan dan pelaporan yang bersifat
Insidentil dilakukan oleh tim auditor khusus.
3. Laporan atas Kegiatan Parsial dan khusus.
Merupakan laporan yang menurut sifat dan ketentuannya harus dibuat
berdasarkan regulasi kegiatan bersifat tunggal atau parsial. Kegiatan ini
ditujukan khususnya menurut sifat dan jenis ruang lingkupnya mempunyai
spesifikasi khusus antara lain kegiatan perekayasaan, penelitian dan
laporan kelembagaan sosial. Kaidah pelaporan mempunyai aturan khusus
sesuai dengan teknik dan metode penyajiannya tidak hanya bersifat rutin ,
insidentil tetapi lebih pada pendekatan teori dan metode studi yang
dilakukan.
Output dan tindak lanjut laporan rutin, laporan insidentil mapun laporan
khusus tersebut merupakan dokumen pengelolaan yang erat kaitannya dengan
proses penyempurnaan dan optimalisasi organisasi untuk memenuhi tujuan
dan maksud serta sasaran pengelolaan. Tindak lanjut yang dilakukan bisa
dengan melakukan reposisi kegiatan, pembinaan sumberdaya dan anggaran,
adendum atau revisi pekerjaan dengan terlebih dahulu melakukan
penyempurnaan dokumen perencanaan dan regulasi pemantauan, evaluasinya
kembali.
Penutup VIII-1
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit XIII Ogan Ulu Kabupaten Muara Enim
PENUTUP
Rencana pengelolaan hutan jangka panjang (RPHJP) KPHL Unit XIII Ogan
Ulu ini merupakan pedoman dan arahan pelaksanaan pengelolaan kawasan hutan di
tingkat tapak dalam jangka 10 tahun. Oleh karena itu dokumen perencanaan ini
masih bersifat makro dan indikatif. Dengan demikian masih diperlukan penjabaran
lebih lanjut ke dalam rencana-rencana yang lebih rinci dan dengan cakupan masa
perencanaan yang lebih pendek.
RPHJP yang telah disusun ini diharapkan dapat dipedomani oleh semua pihak
yang memiliki kepentingan dan keterkaitan dengan KPHL Unit XIII Ogan Ulu.
Pelaksanaan dan penjabaran lebih lanjut dari RPHJP ini perlu dimonitor pencapaian
pelaksanaannya agar tetap konsisten sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Namun disadari pula bahwa masa perencanaan ini cukup panjang sehingga
seringkali sulit untuk dapat memprediksi dinamika yang terjadi baik dari sisi teknis,
kebijakan, maupun politis. Dalam kerangka ini maka RPHJP KPHL Unit XIII Ogan
Ulu. ini terbuka untuk dapat direview agar dapat sinkron dan tetap bersinergi
terhadap kebijakan maupun kepentingan banyak pihak, selama dapat memberikan
dampak yang lebih baik untuk ke depannya.
BAB VIII