Download - LAMPIRAN 1: LEMBAR BIMBINGAN
xxi
LAMPIRAN 1: LEMBAR BIMBINGAN
xxii
xxiii
LAMPIRAN 2: PERTANYAAN FGD
Pertanyaan Focus Group Discussion dengan murid kelas 4-6 Sekolah dasar
1. Apa saja yang anda lakukan di rumah?
2. Bagaimana perasaan anda saat belajar di rumah?
3. Bagaimana anda saat melakukan kegiatan belajar mengajar?
4. Apa kalian bisa mengerti pelajaran yang diajarkan guru saat melakukan
kegiatan belajar mengajar secara online?
5. Apakah anda bosan saat melakukan kegiatan belajar mengajar di rumah?
6. Apakah kalian pernah memainkan permainan papan?
7. Apakah kalian menyukai permainan papan atau board game? Contohnya:
ular tangga, monopoli, dan lainnya.
xxiv
LAMPIRAN 3: PERTANYAAN WAWANCARA
Pertanyaan wawancara dengan guru
1. Bagaimana kesan anda terhadap kegiatan belajar online?
2. Apakah kesulitan anda saat melakukan kegiatan mengajar online?
3. Apakah sulit mengatur murid saat melakukan kegiatan belajar mengajar
online?
4. Sebagai pengajar menurut anda, bagaimana ketertarikan murid saat ini
dalam kegiatan belajar mengajar?
5. Apakah diperlukan suatu media interaktif yang bisa menarik perhatian
murid dalam melakukan kegiatan belajar mengajar?
6. Apakah anda akan terbantu jika mendapatkan sebuah fasilitas tambahan
seperti media interaktif dalam melakukan kegiatan belajar mengajar?
7. Jika iya, anda akan lebih terbantu jika pelajaran apa yang membutuhkan
media tambahan dalam melakukan pengajaran?
8. Jika tidak, apakah anda sudah memiliki kepuasan dalam kegiatan belajar
mengajar yang sudah anda lakukan hingga saat ini?
xxv
LAMPIRAN 4: KUISIONER
xxvi
xxvii
xxviii
LAMPIRAN 5: WAWANCARA DENGAN MERY JENIVER
Pewawancara : halo miss, jadi sebenarnya aku sedang mengerjakan tugas skripsi.
Tugasnya itu aku harus membuat board game bertemakan matematika untuk
membantu pembelajaran di masa PSBB untuk anak kelas 2, miss. Jadi, aku akan
bertanya mengenai kegiatan pembelajaran pada saat ini dan mengenai anak kelas
2 SD. Sebelumnya, miss boleh memperkenalkan diri miss dulu?
Narasumber : okay, nama saya Mery Jeniver Gustom, bisa dipanggil Jeni, saya
mengajar di kelas 2 sekolah bunda mulia.
Pewawancara : pertama-tama nih miss, saat ini miss lagi mengajar kelas online
kan miss?
Narasumber : iya
Pewawancara : kesan miss terhadap kegiatan pembelajaran secara online ini
bagaimana?
Narasumber : kurang maksimal sih karena kita tidak bisa komunikasi langsung
dengan siswa. Karena kan anak kelas 2 tuh bener-bener harus dibimbing juga saat
belajar. Jadi kalo misalkan kita belajarnya melalui zoom seperti ini rasanya emang
kurang maksimal.
Pewawancara : kalo misalkan nih miss, dalam kegiatan pembelajaran ada gak sih
miss kesulitan yang dirasakan?
Narasumber : kesulitannya ya, dalam menyampaikan materi memang agak lebih
susah untuk membuat anak-anak itu lebih mengerti tentang suatu pelajaran.
Pewawancara : untuk pengaturan muridnya sendiri dalam belajar itu sulit gak sih
miss?
xxix
Narasumber : sulit sih, soalnya ketika lagi sesi tanya jawab ada beberapa anak
yang lebih diam bahkan tidak menjawab pertanyaan guru-gurunya. Jadi, memang
sengaja diam saja saat dipanggil. Kita juga tidak bisa berbuat apa-apa karena kan
kita ga bisa lihat siswanya gimana. Lalu paling kita ga bisa pastikan anak itu
bener-bener fokus dalam belajar. Walaupun terkadang sudah diinstruksikan
mereka untuk menyalakan video mereka terkadang mematikan video dan mereka
tidak di tempat.
Pewawancara : kalau menurut miss sendiri, untuk ketertarikan murid dalam
kegiatan pembelajaran pada saat ini itu bagaimana?
Narasumber : ada beberapa anak yang tertarik. Tetapi, kebanyakan dari mereka
tidak tertarik. Maksudnya mereka lebih cepat bosan. Karena mungkin interaksinya
kurang. Mereka hanya duduk dan hanya melihat layar dan diizinkan bicara hanya
ketika mereka diizinkan bicara. Kalau misalkan di kelaskan jika mereka ada
pertanyaan mereka bisa langsung mengangkat tangan dan bisa langsung tanya.
Namun pada saat ini tidak bisa. Jadi mereka lebih cepat bosan jika saya lihat.
Pewawancara : kalo misalkan interaksinya kurang bukankah akan lebih baik jika
ada media interaktif tambahan gitu miss untuk kegiatan pembelajaran gitu miss?
Narasumber : contohnya seperti apa tuh?
Pewawancara : contohnya pada saat ini kan saya sedang membuat board game
yang terdapat mekanisme yang bisa memberikan pengajaran juga gitu miss. Jadi
anak bisa lebih tertarik gitu miss.
Narasumber : boleh sih itu cukup membantu. Karena sejujurnya media kita saat
ini melalui zoom kan kita cuma pake powerpoint dan paling kita putar video gitu.
xxx
Pewawancara : jadi kalo misalkan menurut miss nih kan mereka sekarang sedang
melakukan kegiatan online gitu miss. Apa plus minus yang terdapat pada
pembelajaran online?
Narasumber : plusnya anak-anak itu mereka dituntut lebih mandiri dalam hal
mereka harus lebih aware dengan tugas-tugas mereka. Jadi harus lebih aware.
Kalo minusnya itu ya banyak sih. Karena memang waktu juga terbatas kan. Kalo
kita ketemu ngobrol itu paling banyak 1 hari itu 4 jam kayaknya itu kurang. Kalau
di sekolah itu kan kita lebih leluasa. Kalau misalkan math nih anak bisa berlatih
langsung kita bisa langsung memastikan kalau anak ini tuh mengerti atau enga
gitu. Kalau minusnya banyak sih. Tapi kalau plusnya ya anak-anak dituntut kalau
misalkan mereka mau dan mereka serius ya mereka akan lebih mandiri. Namun,
kalau mereka tidak serius mereka bakal banyak ketinggalan makanya kita perlu
peran aktif dari orang tua dalam waktu seperti ini
Pewawancara : oh iya miss. Miss, aku dengar-dengar kurikulum saat ini
kurikulum 2013 yang berlaku saat ini tuh agak menyulitkan bagi guru. Betul tidak
miss?
Narasumber : betul sih, cuma kebetulan yang kita pake di sekolah tuh tidak terlalu
mengikuti ke kurikulum 2013. Karena materi kita tidak memungkinkan untuk
mengikuti kurikulum 2013. Seperti untuk mathnya. Tapi kita mencoba untuk
mengikuti tapi tidak sepenuhnya mengikuti gitu. Sejujurnya saya juga kurang
memahami sih mengenai kurikulum 2013
Pewawancara : kalau pada saat ini miss, kegiatan pembelajaran dan capaian
pembelajaran matematikanya itu apa gitu miss?
xxxi
Narasumber : sekarang lebih perkalian, penjumlahan, pembagian, pengurangan
sih.
Pewawancara : terus batasan pembelajarannya itu apa ya miss?
Narasumber : kalau angkanya sampai 1000 kalau penjumlahan dan perkalian.
Kalo perkalian paling sampe perkalian 10.
Pewawancara : kalau misalkan dalam pembelajaran matematika ada tidak
kesulitan yang dihadapi murid?
Narasumber : yang paling sulit itu kalau misalkan ada soal matematika sih sampai
saat ini. Jadi, mereka harus memahami cerita itu. Pada saat ini kan kita sedang
mempelajari perkalian dan pembagian jadi ketika mengajar mereka secara
langsung mereka jika dikasih tau 4x3 itu 4+4+4 itu mereka lebih mengerti tapi
ketika ada soal cerita mereka tuh sulit untuk memahaminya. Masalahnya
dipenalaran mereka mengenai soal cerita.
Pewawancara : jadi misalkan kalau ada media pembelajaran sebagai fasilitas
untuk membantu pembelajaran matematika apakah miss membutuhkan atau lebih
terbantu?
Narasumber : mungkin akan lebih terbantu ya.
Pewawancara : oh gitu ya miss. Oh iya miss, maaf nih miss kalau misalkan saya
kan sedang membuat board game pembelajaran matematika dan saya
membutuhkan bantuan miss untuk playtesting apakah bisa miss? Karena saya
membutuhkan insight mengenai mekanisme matematika yang saya gunakan
apakah terlalu sulit untuk dikerjakan oleh anak kelas 2 sd gitu miss.
Narasumber : dalam pembelajaran begitu?
xxxii
Pewawancara : iya miss. Mungkin miss bisa membantu mereview board game
yang saya buat apakah terlalu sulit gitu miss?
Narasumber : boleh-boleh
Pewawancara : seperti ini saja sih miss wawancara ini. Terima kasih dan maaf
mengganggu waktunya ya miss.
xxxiii
LAMPIRAN 6: WAWANCARA DENGAN ASTRINA
NABABAN
Pewawancara: Selamat siang ibu Astrina. Maaf mengganggu tapi saya ingin
mewawancarai ibu karena ibu sudah pasti lebih tahu mengenai anak SD kan ya.
Narasumber: Iya apalagi di kelas kecil ya.
Pewawancara: iya. Untuk permulaan apa ibu boleh memperkenal kan diri terlebih
dahulu?
Narasumber: boleh, nama saya Astrina Nababan. Pekerjaannya untuk menjadi
seorang guru di sekolah SD Tunas Bangsa Gunung Sahari 11. Mengajar sudah 10
tahun di SD Tunas Bangsa. Mengajar di kelas kelas kecil di kelas 1.
Pewawancara: bagaimana kesan ibu dalam mengajar online?
Narasumber: aduh, selama 3 bulan pertama ya, itu sesuatu hal yang tidak pernah
dipikirkan. Jujur kalo kita di sekolah ya kadang materi tidak dibaca sedetail
mungkin gitu ya. Enga setiap hari harus buka buku gitu, pokoknya pas kita bikin
RPP uda tau ini tinggal liat buku sedikit besok udang ngajar gitu oke. Kalo di
sekolah kan kita juga bisa menggunakan LCD gitu ya. Nonton bareng anak-anak
sama bawa alat peraga. Tapi, yang sekarang ini terutama yang 3 bulan itu sangat
sulit sekali. Ketika anak-anak di sekolah aja mereka belum tentu bisa 100 persen
fokus pada guru gitu ya. Guru uda harus teriak-teriak gitu ya. Nah ini di rumah
kita yang pertama butuh kerjasama dengan orang tua murid kita harus banyak
ngobrol mengingatkan. Maksudnya, menyampai kan pada orang tua murid kita
harus melakukan PJJ ini. Kalo dulu kan kita masih punya WFH ya. Sekarang kita
punya PJJ kerjanya. Jadi, kita kerjasama dengan orang tua murid. Selagi bisa nih
papa mama dampingi anak-anak ya dampingi. Maksudnya kan kita gunakannya
xxxiv
Zoom ya. Kita awalnya nih harus arahkan dulu orang tua supaya anak-anak bisa.
Dan itu kendalanya dengan anak-anak kita belum tentu semua punya laptop,
komputer, handphone. Apalagi anak kelas kecil ya jadi mereka menggunakan
handphone orang tua. Orang tua yang punya kendala tidak bisa meninggalkan
handphone di rumah menjadi kesulitan kita nih. Bagaimana mau belajar tapi
anaknya ga bisa belajar. Nah, jadi kita selalu gitz solusi nih untuk anak bagi anak-
anak yang bisa ikut belajar online lewat zoom kita kasi materi ke anak. Kalau
anak tidak bisa mengikuti pembelajaran zoom ini akan kita kirimkan materi. Baik
itu melalui program quintal. Quintal itu program seperti classroom gitu ya kita ada
aplikasi quintal. Jadi ada anak nih yang ga bisa zoom di pagi hari nah nanti sore
setelah mama papa pulang kerja bisa cek materi di aplikasi quintal. Nah tapi
kendalanya itu saat anak bertanya jawab gitu kan, untuk mengelola kelas dalam
zoom ini kan sangat sulit ya. Kayak bu, aduh pegel aduh gak ngerti itu apa bu
berisik bu gitu ya nah jadi kita tuh selama satu bulan bolak balik ngajarin inmute
unmute aja anak anak tidak mengerti ya,”ia” nah jadi kita harus ngajarin dulu dari
awal sesuatu hal yang gurunya tuh sebenernya belom tau ya seiring berjalannya
waktu kita belajar yang kita pelajari kita bagikan kepada anak anak nah jadi itu
prosesnya 1 bulan sampai anak anak megerti ada yang pernah sama sekali tidak
bisa gabung karena yang orang tua yang usahanya tutup kesulitan untuk
bergabung membuat kita harus kerja keras untuk memberikan pelajaran yang jelas
seperti belajar nak buka buku halam 3 dari contohnya 23 hanya 15 anak yang
membuka bukunya dan sisanya melakukan hal yang lain yang membuat pelajaran
yang di berikan tidak dapat di terima dengan baik dan kita membutuhkan kerja
xxxv
sama antara siswa dengan guru dengan aturan sehingga 23 anak ini bisa mengikuti
pelajaran dengan baik tapi penyampaian pelajaran tidak dapat di ajarkan tidak bisa
hanya dengan anak anak tolong buka buku tapi membutuhkan solusi sehingga
anak anak memiliki ketertarikan memperhatikan guru yang sedang mengajarkan
di layar biasanya salah satu cara yang di berikan adalah dengan mempersiapkan
PPT dan PPT tersebut harus menarik jika polos yang seperti anak anak kuliah
maka anak anak tidak akan memperhatian dengan baik sehingga harus membuat
lebih menarik dengan gambar dan video jika tidak maka anak anak hanya akan
bertanya kapan istirahat dan kita harus cari tau kalau anak anak hanya fokus
selama 30 menit sehingga guru mempersiapkan PPT yang lebih menarik dan vidio
pembelajaran yang tentunya menarik sehingga anak anak dapat mendengarkan
dan juga kita sendiri harus membuat video pembelajaran dari situ kita tonton
vidionya dan menanyakan apa yang didapatkan dari videonya sehingga anak anak
berantusias untuk menonton video yang disiapkan seperti bertanya bercerita dan
menarik semangat mereka itu yang diperhatikan selama ini di dapatkan dari cerita
gambar vidio dan membuat mereka berantusias lebih dari 30 menit asal kita
mampu untuk melihat dan membuat mereka bertahan di sesi pelajaran selama
berapa lama ketika anak bertanya bu sudah brapa lama lebih baik kita stop dulu
oke baiklah kalo begitu sekarang kita stretching boleh berdiri di tempat dulu lari
di tempat minum atau ke toilet silahkan dilakukan dan membuat mereka
berlomba-lomba untuk kembali pembelajaran dan materi mungkin sudah
diberikan dan adanya cara lain ketika anak sudah bosan walau dengan stretching
yang diberikan adanya game yang kemarin diberikan dan diberikan oleh sekolah
xxxvi
lain dan saling memberitahu satu sama lain antara guru adanya pembelajaran
dalam game ,perbedaan gambar atau anak anak membuat tanda pada foto buat
mereka merasakan sesuatu yang baru dan guru harus memperhatikan apa yang
menjadi fokus utama anak dan membuat tidak bosan dan dalam game tersebut
harus ada pembelajaran dan membantu anak anak untuk bertahan dari jam 7 kita
sudah mulai pembelajaran dari komputer dan saya mengajarkan di bagian
matematika kita buat kerja sama agar anak anak tidak bosan dan masih ada
bertanya bu kapan istirahat dan kapan sudahnya dan anak yang lainnya
mengingatkan bahwa baru mulai dan memberikan semangat kepada anak yang
malas tersebut dan guru harus bijak dalam mengajarkan anak anak karena ada
juga anak yang pendiam dengan menyuruh mereka untuk membaca. Nah, jadi saat
pembelajaran sekarang kita harus belajar. Jika misalkan dulu kan main komputer
cuma bisa ketik-ketik aja gitu kan ya kan ada tuh yang begitu. Nah jadi tuh kita
sebagai pengajar harus mengajarkan satu sama lain gitu. Ibu astrina misalkan
ngajarin asisten ibu nah ibu juga belajar dari teman ibu yang lain. Supaya dapat
ilmu lagi misalkan kayak games itu ibu astrina bener-bener ga tau soal itu nah ibu
diajarin nih sama temen ibu. Kita juga harus banyak bertanya. Jangan kita uda gak
tau apa-apa cuma ngajarin pake buku materi nah itu pembelajaran ga akan sampe
itu. Jadi itu ya yang ibu astrina udah rasain gitu ya.
Pewawancara: Oh iya bu, kalo yang saya inget tuh ibu dulu sering kalo ngajar
pake gitar, nyanyi gitu supaya ga bosen gitu
Narasumber: iya jadi biasanya tuh kalo misalkan pagi kan kita dimulai dengan doa
dulu jadi bisa sambil nyanyi bareng anak-anak. Ibu biasanya pake gitar kalo anak-
xxxvii
anak ibu variasiin kalo misalkan mereka ga punya alat musik mereka bisa pake
botol yakul sama beras gitu. Jadi kita bisa nyanyi bareng gitu.
Pewawancara: ngomong-ngomong bu, kalo misalkan nih sekarang kan anak-anak
lebih sering belajar online gitu ya, mereka jadi lebih sering pake gadget ga sih?
Narasumber: iya sih, banyak orang tua murid yang bilang ke ibu kalo misalkan
anak-anak banyak yang ga mau tidur siang. Maunya main handphone dan nyuruh
ibu nasehatin gitu. Makanya ibu kasi tau ke orang tua dan anak-anak kalau mereka
tuh ga boleh main handphone setiap senin-jumat baru boleh itu sabtu-minggu gitu
nah jadi disitu ibu ngomongin ke semuanya. Saat istirahat pun ibu juga kasi tau
kemereka kalo kendala selama PJJ ini anak-anak harus berhadapan dengan layar
jadi itu ga baik untuk kesehatan mata, sulit berkonsentrasi juga. Jadi, ibu juga uda
buat peraturan tidak ada yang boleh main game dari senin-jumat gitu. Game juga
harus dipantau oleh orang tua.
Pewawancara: sebenernya nih bu, untuk TA saya tuh saya berpikiran mau
merancang permainan board game yang edukatif semacam permainan kartu bu.
Untuk media seperti itu bisakah dimasukan kedalam pembelajaran?
Narasumber: ya bisa tinggal kita pelajari dulu baru kita kasih ke anak-anak. Untuk
permainannya juga kita harus mengetahui dulu materi anak baru bisa mencocokan
gitu dengan permainan
Pewawancara: misalkan nih bu kalau misalkan permainan yang saya buat sudah
selesai dirancang apa boleh saya kasih ke ibu untuk ibu review ?
Narasumber: boleh aja, nanti anjel bisa kirim ke ibu.
Pewawancara: oh baik bu, seperti itu aja wawancara kita kali ini. Terima kasih
xxxviii
LAMPIRAN 7: WAWANCARA DENGAN JUNIATUN
Pewawancara: pertama-tama ibu boleh memperkenalkan diri dulu?
Narasumber: oh iya, nama ibu adalah ibu Juniatun. Ibu mengajar di sekolah
widuri indah kurang lebih 27 tahun, ya. Lamanya sudah 27 tahun. Kebetulan ibu
menjadi wali kelas itu ibu selalu ditempatkan di kelas yang sikal. Kelas-kelas
yang kecil. Mungkin pembawaan ibu lebih familiar sehingga ibu ga pernah
ditempatkan di kelas besar sampai sekarang.
Pewawancara: ibu kalau sekarang berarti mengajar di kelas online ya bu?
Narasumber: iya. Sekarang memakai daring yang kita pake google meet, kadang-
kadang zoom kadang-kadang classroom. Ya dengan video. Ya combine lah
kadang ada voice note kan ada menyangkut kuota. Mereka agak keberatan jika
terlalu sering zoom. Sehingga ibu seringnya menerangkan pelajaran menggunakan
video. Ibu membuat video dulu baru ibu sampaikan setelah itu baru ibu jelaskan.
Kalo tidak bisa melewati tatap muka suara ibu melalui voice note gitu. Jadi anak-
anak lebih kena. Karena ada attentionnya sama ini nih ibu saya ngomong. Jadi
walaupun engga video ada suaranya. Jadi ibu memerintahkan apa jadinya dia
mendengar gitu.
Pewawancara: kalau misalkan kesan ibu bagaimana mengenai pelajaran secara
online?
Narasumber: sebenernya sih awal-awal kan kita tidak terbiasa ya komunikasi
menggunakan hape kan biasanya hanya menjadi alat komunikasi saja gitu ya.
Makanya setelah pandemi ini ya pengalaman itu menjadi suatu yang berharga.
Makin kedepan kesini makin banyak perubahan. Sehingga pembelajaran juga
xxxix
dituntut lebih banyak menggunakan IT. Jadi kita diperkenalkan dengan IT. Kalau
dulu kan ibu mengajar tatap muka, IT hanya sebagai administrasi menggunakan
laptopnya. Tapi kalau sekarang kita dituntut untuk bisa mengoperasikannya
semua. Jadi kita dituntut laptopnya bisa menggunakan jaringan-jaringan yang ada.
Jadi, jaman sekarang begitu ya. Kita dituntut untuk semuanya bisa meskipun ibu
umurnya udah setengah abad ya. Ibaratnya ibu kilas balik gitu ya. Tapi ibu harus
bisa bagaimanapun caranya. Seengaknya ibu bisa membuka menutup. Sambil
berjalannya.
Pewawancara: ada kesulitan ga sih bu untuk mengajar onlinenya?
Narasumber: kesulitannya sih ada di guru dan siswa. Kendalanya, kalo virtual itu
dengan jaringan. Kalo jaringannya sedang bagus kita bisa terus kontrol. Tapi
begitu konektivitasnya terhenti ya terputus. Nah itu memakan waktu. Sekian
menit kita mundur-mundur terus. Kemudian kita masalah penggunaan IT ini tidak
semua orang tua menguasai medianya. Kalau orang tuanya yang kantoran ini itu
biasa menggunakan atau memindahkan ke laptop atau bagaimana itu bisa. Tapi
kalau pure sebagian besar anak ibu itu orang tuanya berwirausaha dibidang
kompeksi ya. Yang memang penggunaan IT seperti itu memang jarang digunakan.
Maka, jika kita tuntut menggunakan virtual, mereka harus download dulu aplikasi,
dia bertanya panjang lebar gimana cara downloadnya ini bagaimana itu
bagaimana. Kalau misalkan ada kendala dia bertanya lagi ibu ini bagaimana.
Begini-begini gitu jadi mereka belum mengerti. Kemudian ini menyita waktu
mereka. Waktu tuh berharga buat mereka apalagi pada masa pandemi seperti ini
kan mereka dituntut mencari uang lebih karena kan ekonomi kita lagi terpuruk
xl
jadi buat kehidupan. Jadi kalau mereka waktunya habis untuk mengajarkan anak
kadang kala mereka bilang ibu ini jangan terlalu lama saya harus pergi begini-
begini. Bahkan kadang ada hape nya cuma satu. Apalagi kalau hapenya cuma satu
dan orang tuanya yang pegang. Karena biasanya anak kelas kecil itu belum
dipasrahkan belum diserahkan untuk punya hape sendiri gitu. Kalau misalkan
anak-anak kelas yang sudah lebih besar mereka sudah pegang hape sendiri gitu
ya. Jadi, kendalanya hapenya dibawa kerja sehingga pekerjaan anak itu sementara
dipending gitu. Setelah orang tuanya pulang kerja baru mereka kerjakan dan
kirim. Overtime juga buat ibu sampai jam 12 malam pun ibu masih on gitu masih
online untuk itu. Yah kita juga saat ini masa online ga bisa disiplin banget
tergantung kita juga harus memberikan toleransi juga karena mereka harus hidup
harus memenuhi tanggung jawabnya untuk mencari uang jadi kita juga gak bisa
memaksa mereka juga untuk kumpul jam segini gitu. Nah itu kendala karena kita
harus memikirkan kemanusiaan jadi larinya kesitu. Jadi kita toleransi kalau
misalkan harus dibawa ya silahkan. Yang jelas agar bisa membuktikan anak anda
mengikuti pelajaran harus mengumpulkan foto dan pekerjaannya itu setiap hari
sampai jam 12 malam. Apalagi saat ini sedang masa PTS. jadi orang ini tidak
akan on time dalam mengumpulkan lembar jawabannya. Kalau yang standby di
rumah tuh ada 1 2 murid yang seperti itu hape hanya satu dan orang tua bekerja
gitu. Ya begitulah
Pewawancara: kalau untuk muridnya sendiri bu sulit ga sih mengaturnya?
Narasumber: sebenernya kalau buat ibu itu karena online ibu ga bisa melihat
hanya kebetulan kalau hanya waktu virtual doang mereka bisa ditertibkan. Kalau
xli
online ibu bisa menyuruh mereka jadi saat meet itu harus begini-begini apalagi
kalau kelas kecil itu mereka masih belum paham bener. Tangannya masih jahil
berisik di room dan kalau ngomong masih rebutan gitu. Jadi setiap online ibu
selalu memberikan aba-aba saat online itu mereka mesti kalau udah connect itu
kalian harus duduk dimeja belajarnya hapenya didepannya kalau ibu sedang
bicara itu klik tanda mutenya kalau kamu mau bicara ibu kasih kamu kesempatan
berbicara. Terus mereka ga boleh berisik adek kamu juga jadi kamu konsentrasi
gitu. Jadi dari kelas 1 itu uda disuruh begitu. Jadi kita meet 1 atau 2 minggu sekali
gitu karena menyangkut kuota tadi. Kalau yang punya wifi sih oke aja tapikan ga
semua orang bisa menggunakan wifi gitu lihat tingkat ekonomi mereka. Jadi,
banyak lah sisi yang kita pertimbangkan.
Pewawancara: kalau untuk ketertarikan anak dalam pembelajaran secara online
lebih tinggi atau enga bu?
Narasumber: mereka gini yah. Kalau untuk memegang hapenya sih murid-murid
pasti seneng ya. Ada yang sebelum mulai belajar itu mereka main game ada juga
yang bohongin kita kerjain tugas bilangnya sudah kerjakan. Giliran kita kontak ke
orang tuanya katanya udah buat ternyata belum. Ada beberapa siswa-siswa yang
seperti itu. Nah yang kedua, kalau kita tatap muka itu kan jamnya sudah pasti ya.
Pukul setengah 7 sudah sampai di sekolah dan sudah rutinitas belajar. Nah
sekarang tidak seperti itu. Kalau untuk ketertarikannya sendiri tuh anak sekarang
lebih tertarik karena menggunakan media jadi anak tidak jenuh gak bete kalau
nonton jadi disini guru juga harus bisa memberikan inovasi lebih. Tatap muka saja
kita harus memberikan inovasi lebih jadi pelajaran gak selalu 1 arah saja hanya
xlii
dari ibu jadi harus lebih banyak sisi. Perlu kita combine. Kita bisa ambil dari
youtube, atau link-link yang dari internet. Apalagi kalau sekarang gampang untuk
memberikan suatu materi. Kalau misalkan ibunya ga bikin video dan takut
anaknya jenuh lihat wajah gurunya ada kita combine ambil dari youtube.
Sehingga, kita dari guru juga harus memberikan inovasi lebih. Nah tapi juga kita
ga boleh juga memberikan dari youtube nya terus. Ibunya juga harus bisa. Jadi
waktu menerangkan ibu juga harus bisa menggunakan media pembelajaran yang
ada. Seringnya ibu begitu jadi karena kita ga tatap muka, ibu harus bisa
membangun hubungan dengan anak jadi anak merasa ibu gurunya gitu.
Pewawancara: oh iya bu, kalau misalkan anak kelas kecil kan biasanya
membutuhkan stimulus gitu untuk bisa belajar. Kalau pada masa PSBB seperti ini
bagaimana tuh bu anak bisa diberikan stimulus sehingga anak tidak merasa selalu
belajar gitu bu?
Narasumber: oh kita ada untuk pelajaran seperti itu ibu memberikan percobaan.
Misalkan pelajaran yang berkaitan dengan tumbuhan. Jadi anak memperhatikan
pertumbuhan toge yang gampang aja. Kayak kamu dulu kan pernah. Nah kalau
kelas besar juga ada yang seperti itu contohnya tentang cahaya atau sumber bunyi.
Kemudian juga ada pembelajaran lainnya kalau pelajaran PKN kamu coba
videokan membacakan pancasila. Atau ada juga videokan cara merawat tubuh
seperti gigi. Jadi mereka dengan video juga bisa belajar berani untuk
memperkenalkan diri. Sampai ada juga memvideokan kegiatan dirumah. Orang
tua juga membantu untuk membuat videonya dengan baik bagaimana gitu.
xliii
LAMPIRAN 8: HASIL KUISIONER
xliv
xlv
xlvi
xlvii
xlviii
xlix
LAMPIRAN 9: BIMBINGAN DENGAN DOSEN SPESIALIS
l
LAMPIRAN 10: KUISIONER ALPHA TEST
li
lii
liii
liv
lv
lvi
lvii
lviii
LAMPIRAN 11: PELAKSANAAN BETA TEST
lix
LAMPIRAN 12: KUISIONER SEBELUM BETA TEST
lx
lxi
LAMPIRAN 13: KUISIONER SETELAH BETA TEST
lxii
lxiii
lxiv
lxv
lxvi
lxvii