-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
1/229
PEMERINTAH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
SKS-BRR TATA RUANG,LINGKUNGAN DAN EVALUASI MANFAAT
DINAS PERKOTAAN DAN PERMUKIMAN
Jl. Pemancar No. 5 Simpang Tiga Telp. (0651) 42885, 41130, Fax. (0651) 42230 Banda Aceh
enca na Tata Ruang W ilayahKota Band a AcehProvins i Na nggroe Aceh Darussalamv s
Laporan Akhir
Tahun 2006 2016
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
2/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan Akhiri
Kata PengantarRencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Banda Aceh merupakan rencana induk yang akan dijadikan
sebagai pedoman/acuan bagi pemerintah kota dalam melakukan pembangunan/pengembangan Kota Banda
Aceh. Mengingat pada akhir tahun 2004 telah terjadi bencana gempa dan tsunami di Provinsi NAD
khususnya Kota Banda Aceh yang mengakibatkan terjadinya perubahan pemanfaatan ruang dan struktur
ruang kota yang ada, sehingga diperlukan kegiatan penyempurnaan atau Revisi RTRW Kota Banda Aceh
agar dapat relevan dengan kondisi setelah bencana tersebut.
Kegiatan ini merupakan penyempurnaan dari produk RTRW Kota Banda Aceh 2002 2010 (sebelum
bencana gempa dan tsunami) dengan memperhatikan aspirasi masyarakat Kota Banda Aceh dan merujuk
Urgent Plan of Banda Aceh City yang telah disusun oleh JICA serta studi-studi keruangan yang ada pasca
bencana gempa dan tsunami.
Dokumen Laporan Akhir disusun sebagai produk dokumen pertama dari pekerjaan Revisi Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) 2006 2016 Kota Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
kerjasama antara Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-Nias dengan konsultan pelaksana.
Mudah-mudahan laporan ini dapat bermanfaat dan menjadi dasar untuk penyusunan rencana tahap yang
lebih rinci. Atas bantuan dan kerja sama semua pihak hingga tersusunnya dokumen ini, kami ucapkan terimakasih.
Banda Aceh, Desember 2006
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
3/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan Akhirii
aftar Isi
Kata Pengantar ----------------------------------------------------------------------------------------------------- i
Daftar Isi ------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ii
Daftar Tabel--------------------------------------------------------------------------------------------------------- v
Daftar Gambar------------------------------------------------------------------------------------------------------ vii
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang --------------------------------------------------------------------------------------------- I - 11.2 Issue Pokok Dalam Penyusunan Revisi RTRW ----------------------------------------------------- I - 31.3 Maksud, Tujuan dan Sasaran ---------------------------------------------------------------------------- I - 31.4 Lingkup Studi ---------------------------------------------------------------------------------------------- I - 41.5 Wilayah Studi ---------------------------------------------------------------------------------------------- I - 41.6 Substansi ---------------------------------------------------------------------------------------------------- I - 41.7 Metodologi ------------------------------------------------------------------------------------------------- I - 5
1.7.1 Azaz Rencana -------------------------------------------------------------------------------------- I - 51.7.2 Pendekatan Penataan Ruang -------------------------------------------------------------------- I - 61.7.3 Tahapan Pekerjaan -------------------------------------------------------------------------------- I - 8
1.8 Sistematika Laporan -------------------------------------------------------------------------------------- I - 12
BAB 2 : KARAKTERISTIK, POTENSI DAN MASALAH KOTA BANDA ACEH
2.1 Analisis Fungsi, Peran dan Kedudukan Kota Banda Aceh ---------------------------------------- II - 12.2 Analisis Daya Dukung ------------------------------------------------------------------------------------ II - 2
2.2.1 Geografis --------------------------------------------------------------------------------------------- II - 2
2.2.2 Topografi ------------------------------------------------------------------------------------------- II - 42.2.3 Hidrologi ------------------------------------------------------------------------------------------- II - 4
2.2.4 Klimatologi ----------------------------------------------------------------------------------------- II - 5
2.2.5 Geologi Tanah ------------------------------------------------------------------------------------- II - 6
2.3 Analisis Pemanfaatan Ruang ---------------------------------------------------------------------------- II - 72.3.1 Struktur Ruang ------------------------------------------------------------------------------------ II - 72.3.2 Pemanfaatan Ruang ------------------------------------------------------------------------------- II - 102.3.3 Intensitas Pemanfaatan Ruang ------------------------------------------------------------------ II - 202.3.4 Kecendrungan Perkembangan Kota ----------------------------------------------------------- II - 22
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
4/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan Akhiriii
2.4 Analisis dan Karakteristik Kependudukan dan Kemasyarakatan --------------------------------- II - 232.4.1 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk ---------------------------------------------------------- II - 232.4.2 Kepadatan Penduduk ---------------------------------------------------------------------------- II - 282.4.3 Komposisi Penduduk ---------------------------------------------------------------------------- II - 312.4.4 Kondisi Sosial Budaya ---------------------------------------------------------------------------- II - 33
2.5 Karakteristik dan Analisis Perekonomian ------------------------------------------------------------- II - 352.5.1 Struktur Perekonomian dan Pertumbuhan Ekonomi --------------------------------------- II - 352.5.2 Ketenagakerjaan ----------------------------------------------------------------------------------- II - 37
2.6 Karakteristik dan Analisis Transportasi --------------------------------------------------------------- II - 382.6.1 Transportasi Darat -------------------------------------------------------------------------------- II - 382.6.2 Transportasi Penyeberangan -------------------------------------------------------------------- II - 402.6.3 Transportasi Laut --------------------------------------------------------------------------------- II - 40
2.7 Karakteristik dan Analisis Utilitas Kota --------------------------------------------------------------- II - 40
2.7.1 Air Bersih ------------------------------------------------------------------------------------------- II - 40
2.7.2 Air Limbah ----------------------------------------------------------------------------------------- II - 42
2.7.3 Persampahan --------------------------------------------------------------------------------------- II - 43
2.7.4 Drainase -------------------------------------------------------------------------------------------- II - 45
2.7.5 Telekomunikasi ----------------------------------------------------------------------------------- II - 46
2.7.6 Kelistrikan ------------------------------------------------------------------------------------------ II - 47
2.8 Karakteristik dan Analisis Fasilitas Kota -------------------------------------------------------------- II - 48
2.8.1 Fasilitas Pendidikan ------------------------------------------------------------------------------- II - 48
2.8.2 Fasilitas Kesehatan -------------------------------------------------------------------------------- II - 49
2.8.3 Fasilitas Peribadatan ------------------------------------------------------------------------------ II - 51
2.8.4 Fasilitas Perkantoran dan Pelayanan Umum ------------------------------------------------- II - 52
2.9 Harapan dan Aspirasi Stakeholders --------------------------------------------------------------------- II - 52
2.9.1 Pertimbangan Sosial Budaya -------------------------------------------------------------------- II - 53
2.9.2 Pertimbangan Ekonomi -------------------------------------------------------------------------- II - 53
2.9.3 Pertimbangan Infrastruktur --------------------------------------------------------------------- II - 53
BAB 3 : RENCANA TATA RUANG KOTA BANDA ACEH
3.1 Kedudukan Kota Banda Aceh Dalam Konstelasi Regional ---------------------------------------- III - 13.2 Skenario Perkembangan Kota --------------------------------------------------------------------------- III - 23.3 Rencana Struktur Pemanfaatan Ruang ---------------------------------------------------------------- III - 4
3.3.1 Rencana Struktur Ruang Kota ------------------------------------------------------------------ III - 43.3.2 Arahan Pengembangan dan Distribusi Penduduk ------------------------------------------- III - 123.3.3 Rencana Sistem Pusat Pelayanan --------------------------------------------------------------- III - 13
3.4 Rencana Pola Pemanfaatan Ruang --------------------------------------------------------------------- III - 143.4.1 Penetapan Kawasan Lindung ------------------------------------------------------------------- III - 163.4.2 Rencana Kawasan Budidaya --------------------------------------------------------------------- III - 21
3.5 Rencana Penetapan Intensitas Pemanfaatan Ruang ------------------------------------------------- III - 25
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
5/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan Akhiriv
3.5.1 Rencana Kepadatan Bangunan ----------------------------------------------------------------- III - 253.5.2 Koefisien Lantai Bangunan --------------------------------------------------------------------- III - 263.5.3. Ketinggian Bangunan ---------------------------------------------------------------------------- III - 273.5.4. Garis Sempadan Bangunan ---------------------------------------------------------------------- III - 28
3.6. Rencana Sistem Transportasi ---------------------------------------------------------------------------- III - 293.6.1. Sistem Perangkutan Jalan Raya ----------------------------------------------------------------- III - 293.6.2. Sistem Perangkutan Laut ------------------------------------------------------------------------ III - 343.6.3. Sistem Perangkutan Penyeberangan ----------------------------------------------------------- III - 35
3.7 Rencana Sistem Utilitas ---------------------------------------------------------------------------------- III - 363.7.1 Rencana Sistem Penyediaan Air Bersih ------------------------------------------------------- III - 363.7.2 Rencana Sistem Pembuangan Sampah -------------------------------------------------------- III - 393.7.3 Rencana Sistem Drainase ------------------------------------------------------------------------ III - 413.7.4 Rencana Penanganan Bencana Banjir ---------------------------------------------------------- III - 443.7.5 Rencana Sistem Penyediaan Kelistrikan ------------------------------------------------------- III - 543.7.6 Rencana Sistem Penyediaan Telekomunikasi ------------------------------------------------ III - 55
3.8 Rencana Sistem Fasilitas --------------------------------------------------------------------------------- III - 563.8.1. Rencana Penyediaan Fasilitas Pendidikan ---------------------------------------------------- III - 563.8.2. Rencana Penyediaan Fasilitas Kesehatan ----------------------------------------------------- III - 573.8.3. Rencana Penyediaan Fasilitas Peribadatan ---------------------------------------------------- III - 57
3.9 RencanaFasilitas Jalur Darurat dan Evakuasi ------------------------------------------------------- III - 58BAB 4 : RENCANA IMPLEMENTASI
4.1 Kelembagaan Penataan Ruang Kota Banda Aceh --------------------------------------------------- IV - 14.1.1 Pendahuluan ---------------------------------------------------------------------------------------- IV - 14.1.2 Referensi Peraturan dan Perundang-Undangan Penataan Ruang ------------------------- IV - 24.1.3 Azas-Azas dan Tujuan Penataan Ruang ------------------------------------------------------- IV - 34.1.4 Kerangka Konseptual Hubungan Rencana Tata Ruang Dengan Rencana
Pembangunan -------------------------------------------------------------------------------------- IV - 4
4.1.5 Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang --------------------------------------------- IV - 134.1.6 Kelembagaan Perencanaan Tata Ruang Di Kota Banda Aceh ---------------------------- IV - 204.1.7 Izin Mendirikan Bangunan ---------------------------------------------------------------------- IV - 264.1.8 Izin Gangguan ------------------------------------------------------------------------------------- IV - 324.1.9 Izin Tempat Usaha -------------------------------------------------------------------------------- IV - 374.1.10Pengendalian Pemanfaatan Ruang ------------------------------------------------------------- IV - 42
4.2 Indikasi Program ------------------------------------------------------------------------------------------ IV - 46LAMPIRAN 1 : ZONING REGULATION
LAMPIRAN 2 : MATRIKS PERATURAN PENGGUNAAN UNTUK KAWASAN PERMUKIMAN
LAMPIRAN 3 : KETENTUAN KDB DAN KLB
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
6/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan Akhir
v
aftar Tabel
BAB 2
Tabel 2.1 Peran, Fungsi dan Kedudukan Kota Banda Aceh -------------------------------- II - 2Tabel 2.2 Luas dan Prosentase Wilayah Kecamatan di Kota Banda Aceh ---------------- II - 3
Tabel 2.3 Sungai di Kota Banda dan Aceh ----------------------------------------------------- II - 5
Tabel 2.4 Luas Penggunaan Lahan Berdasarkan Kecamatan di Kota Banda Aceh
Tahun 2002 ------------------------------------------------------------------------------ II - 10
Tabel 2.5 Luas dan Persentase Tingkat Kepadatan Kawasan Terbangun di
Kota Banda Aceh Tahun 2005 ------------------------------------------------------ II - 11
Tabel 2.6 Pola Penggunaan Lahan Kota Banda Aceh
Tahun 2005 ------------------------------------------------------------------------------ II - 12
Tabel 2.7 Pembagian Zona, Fungsi dan Penggunaan Lahan
Kota Banda Aceh Menurut URRP BAC -------------------------------------------- II - 17
Tabel 2.8 Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang di Kota Tahun 2010 ------------------ II - 20
Tabel 2.9 Jumlah Penduduk di Kota Banda Aceh Tahun 2001-2003 ---------------------- II - 23
Tabel 2.10 Jumlah Penduduk Pasca Tsunami di Kota Banda Aceh -------------------------- II - 25
Tabel 2.11 Proyeksi Penduduk Kota Banda Aceh --------------------------------------------- II - 28
Tabel 2.12 Tingkat Kepadatan Penduduk di Kota Banda Aceh Tahun 2003 -------------- II - 29
Tabel 2.13 Tingkat Kepadatan Penduduk di Kota Banda Aceh
Pasca Tsunami -------------------------------------------------------------------------- II - 30Tabel 2.14 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kota Banda Aceh
Tahun 2003 ------------------------------------------------------------------------------ II - 31
Tabel 2.15 Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Pasca Tsunami
Di Kota Banda Aceh ------------------------------------------------------------------ II - 32
Tabel 2.16 Jumlah & Titik Lokasi Pengungsi dalam Wilayah Kota Banda Aceh ---------- II - 33
Tabel 2.17 Kondisi PDAM Tirta Daroy --------------------------------------------------------- II - 40
Tabel 2.18 Kondisi Sampah Berdasarkan Jenisnya -------------------------------------------- II - 43
Tabel 2.19 Kondisi Saluran dan Pintu Air Sebelum dan Setelah Bencana Tsunami ------- II - 46
Tabel 2.2 Banyaknya Fasilitas Telepon di Kota Banda Aceh Tahun 2004-2005 --------- II - 47
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
7/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan Akhir
vi
Tabel 2.21 Kondisi Jaringan Listrik di Kota
Banda Aceh ----------------------------------------------------------------------------- II - 48
Tabel 2.22 Jumlah TK, SD, SLTP, SLTA, dan Kejuruan di Kota
Banda Aceh Tahun 2004-2005 ------------------------------------------------------- II - 49Tabel 2.23 Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Kota Banda Aceh
Tahun 2011 dan 2016 ----------------------------------------------------------------- II - 49
Tabel 2.24 Jumlah Sarana Kesehatan Kota Banda Aceh
Tahun 2004-2005 ----------------------------------------------------------------------- II - 50
Tabel 2.25 Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Kota Banda Aceh
Tahun 2011 dan 2016 ----------------------------------------------------------------- II - 50
Tabel 2.26 Jumlah Fasilitas Peribadatan di Kota
Banda Aceh Tahun 2003 -------------------------------------------------------------- II 51
Tabel 2.27 Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Kota Banda Aceh
Tahun 2011 dan 2016 ----------------------------------------------------------------- II 51
BAB 3
Tabel 3.1 Pembagian Zona Pada BWK Barat Kota Banda Aceh --------------------------- III - 9
Tabel 3.2 Pembagian Zona Pada BWK Utara Kota Banda Aceh -------------------------- III - 10
Tabel 3.3 Pembagian Zona Pada BWK Selatan Kota Banda Aceh ------------------------ III - 11
Tabel 3.4 Pembagian Zona Pada BWK Timur Kota Banda Aceh ------------------------- III - 11
Tabel 3.5 Rencana Distribusi Penduduk Kota Banda Aceh Tahun 2016 ----------------- III - 12Tabel 3.6 Rencana Sistem Pusat Pelayanan ---------------------------------------------------- III - 13
Tabel 3.7 Rencana Penggunaan Lahan Tahun 2016 ------------------------------------------ III - 15
Tabel 3.8 Rencana Kawasan Budidaya --------------------------------------------------------- III - 21
Tabel 3.9 Rencana Kepadatan Bangunan ------------------------------------------------------ III - 25
Tabel 3.10 Rencana Koefisien Lantai Bangunan ------------------------------------------------ III - 27
Tabel 3.11 Rencana Ketinggian Bangunan ------------------------------------------------------ III - 28
Tabel 3.12 Rencana Ketinggian Bangunan ------------------------------------------------------ III - 29
Tabel 3.13 Proyeksi Kebutuhan Air Kota Banda Aceh Tahun 2011 dan 2016 ------------ III - 36
Tabel 3.14 Proyeksi Timbulan Sampah Kota Banda Aceh Tahun 2011 dan 2016 -------- III - 40
Tabel 3.15 Periode Ulang Saluran Drainase ----------------------------------------------------- III - 44
Tabel 3.16 Rencana Flood Canal ------------------------------------------------------------------ III - 45
Tabel 3.17 Normalisasi Sungai Dalam Kota ----------------------------------------------------- III - 45
Tabel 3.18 Debit dan Dimensi Saluran Primer -------------------------------------------------- III - 46
Tabel 3.19 Jumlah dan Lokasi Retarding Pond, Pintu Air dan Pompa ---------------------- III - 47
Tabel 3.20 Proyeksi Kebutuhan Listrik Kota Banda Aceh Tahun 2011 dan 2016 ------- III - 55
Tabel 3.21 Proyeksi Kebutuhan Jaringan Telepon Kota Banda Aceh Tahun 2011
dan 2016 ---------------------------------------------------------------------------------- III - 55
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
8/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan Akhir
vii
Tabel 3.22 Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Kota Banda Aceh Tahun 2011
dan 2016 --------------------------------------------------------------------------------- III - 56
Tabel 3.23 Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Kota Banda Aceh Tahun 2011
dan 2016 --------------------------------------------------------------------------------- III - 57Tabel 3.24 Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Kota Banda Aceh Tahun 2011
dan 2016 --------------------------------------------------------------------------------- III - 57
BAB 4
Tabel 4.1 Daftar Stakeholder Revisi RTRW Kota Banda Aceh Tahun 2006 ------------- IV - 21
Tabel 4.2 Dasar Pembebanan Biaya IMB ------------------------------------------------------ IV - 30
Tabel 4.3 Indikasi Program Pengembangan Kota Banda Aceh Tahun 2007 - 2016 ----- IV - 47
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
9/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan Akhir
viii
aftar Gambar
BAB 2
Gambar 2.1 Kota Banda Aceh ---------------------------------------------------------------------------- II - 3
Gambar 2.2 Bentang Alam Kota Banda Aceh --------------------------------------------------------- II - 4
Gambar 2.3 Grafik Klimatologi Kota Banda Aceh --------------------------------------------------- II - 6
Gambar 2.4 Struktur Patahan Semangko ---------------------------------------------------------------II - 7
Gambar 2.5 Peta Konsep Struktur Kota Banda ACeh Tahun 2016 --------------------------------II - 9
Gambar 2.6 Grafik Luas Penggunaan Lahan Berdasarkan Kecamatan di Kota Banda Aceh
Tahun 2005 ----------------------------------------------------------------------------------- II - 11
Gambar 2.7 Grafik Luas Kerusakan Lahan di Kota Banda Aceh ----------------------------------- II - 13
Gambar 2.8 Peta Penggunaan Lahan Kota Banda Aceh Tahun 2005 ------------------------------II - 14
Gambar 2.9 Identifikasi Kerusakan Lahan di Kota Banda Aceh Pasca Tsuami ------------------II - 15
Gambar 2.10 Kondisi Lahan di Kota Banda Aceh Pasca Tsunami ----------------------------------II - 14
Gambar 2.11 Peta Arahan Kesesuaian Zonasi Fisik Di Kota Banda Aceh Pasca Tsunami ----- II - 16
Gambar 2.12 Peta Pembagian Zona Fisik Kota Banda Aceh ------------------------------------------II - 19
Gambar 2.13 Grafik Perkembangan Penduduk di Kota Banda Aceh ------------------------------- II - 24
Gambar 2.14 Grafik Penurunan Jumlah Penduduk dan Jumlah Pengungsi di
Kota Banda Aceh Pasca Bencana Tsunami ---------------------------------------------II - 25
Gambar 2.15 Persebaran Jumlah Orang yang Meninggal dan Hilang di
Kota Banda Aceh Pasca Bencana Tsunami ---------------------------------------------II - 26
Gambar 2.16 Grafik Tingkat Kepadatan Penduduk di Kota Banda Aceh Tahun 2003 ---------- II - 29
Gambar 2.17 Grafik Penurunan Kepadatan Penduduk di Kota Banda Aceh Pasca
Bencana Tsunami ---------------------------------------------------------------------------- II - 31
Gambar 2.18 Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kota Banda Aceh
Tahun 2003 ----------------------------------------------------------------------------------- II - 32
Gambar 2.19 Grafik Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kota Banda Aceh ------ II - 36
Gambar 2.20 Grafik distribusi PDRB Atas Harga Berlaku Per Sektor di Kota Banda Aceh ----II - 36Gambar 2.21 Grafik Jumlah Pencari Kerja yang Ditempatkan ----------------------------------------II - 37
Gambar 2.22 Grafik Jumlah Pencari Kerja Yang Ditempatkan di Kota Banda Aceh Selama
Periode Tahun 2000 - 2004 ----------------------------------------------------------------II - 38
Gambar 2.23 Jaringan Jalan Kota banda Aceh Sebelum Tsunami ----------------------------------- II - 39
Gambar 2.24 IPLT di Gampong Jawa yang Direhabilitasi Pada Desember 2005 -----------------II - 42
Gambar 2.25 Rute Operasional Truk Angkutan Sampah dan Lokasi Kontainer DKP
Kota Banda Aceh ----------------------------------------------------------------------------- II - 44
Gambar 2.26 Peralatan Berat Yang Dimiliki DKP Kota Banda Aceh -------------------------------II - 45
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
10/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan Akhir
ix
BAB 3
Gambar 3.1 Tahapan Pengembangan Kota Banda Aceh ---------------------------------------------III - 3
Gambar 3.2 Peta Rencana Struktur Ruang --------------------------------------------------------------III - 5
Gambar 3.3 Peta Arahan Fungsi Berdasarkan Zona Fisik BWK ------------------------------------III - 8
Gambar 3.4 Peta Rencana Kawasan Lindung dan Ruang Terbuka Hijau ------------------------- III - 18
Gambar 3.5 Peta Rencana Cagar Budaya ----------------------------------------------------------------III - 20
Gambar 3.6 Peta Rencana Pemanfaatan Ruang Tahun 2016 ----------------------------------------- III - 24
Gambar 3.7 Peta Jaringan Jalan ---------------------------------------------------------------------------III - 31
Gambar 3.8 Tipikal Potongan Melintang Jalan Poros dan Lingkar Kota Banda Aceh ----------III - 32
Gambar 3.9 Jalan Di Atas Tanggul Laut ----------------------------------------------------------------III - 33
Gambar 3.10 Peta Rencana Jaringan Air Bersih ---------------------------------------------------------III - 38
Gambar 3.11 Denah Lokasi Pembuangan Akhir Sampah dan IPLT Gampong Jawa Serta
Rencana LPA dan IPLT Baru -------------------------------------------------------------III 39
Gambar 3.12 Pembagian Zona Drainase Kota Banda Aceh -------------------------------------------III - 42
Gambar 3.13 Peta Rencana Jaringan Saluran Primer ---------------------------------------------------III - 49
Gambar 3.14 Sketsa Detected Breakwater ---------------------------------------------------------------III - 52
Gambar 3.15 Sketsa Dinding Penahan Gelombang (Seawall ) ----------------------------------------III - 52
Gambar 3.16 Skematis Embankment (Tanggul) -------------------------------------------------------- III - 53
Gambar 3.17 Skematis Coastal Forest --------------------------------------------------------------------- III - 53
Gambar 3.18 Tidal Gate -------------------------------------------------------------------------------------III - 54
Gambar 3.19 Peta Jalan Pelarian Darurat ----------------------------------------------------------------- III - 59
BAB 4
Gambar 4.1 Model 1 ; Perencanaan Strategis Pembangunan Daerah Berjalan Beriringan
Secara Kohesif dengan Perencanaan Strategis Tata Ruang Wilayah -----------------IV - 8
Gambar 4.2 Model II : Rencana Strategis Memayungi Rencana Pembangunan Daerah/
Sektoral dan Rencana Tata Ruang Wilayah ---------------------------------------------IV - 9
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
11/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirI - 1
PPEENNDDAAHHUULLUUAANN
11..11 LLAATTAARRBBEELLAAKKAANNGGGempa bumi yang diikuti gelombang tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 dan
gempa susulan pada tanggal 28 Maret 2005, telah meluluhlantakkan sebagian besar
wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera
Utara dengan korban lebih dari 200.000 (dua ratus ribu) jiwa meninggal dan
meninggalkan kerusakan fisik yang luar biasa. Oleh karena itu, wilayah ini harus
direncanakan dan ditata kembali mengikuti kaidah-kaidah dan norma-norma perencanaan
yang tepat dengan memasukkan aspek mitigasi terhadap bencana alam dalam rangka
meminimalkan resiko di kemudian hari dengan memberikan kesempatan masyarakat
untuk berpartisipasi dalam proses perencanaan dan implementasinya.
Dalam rangka percepatan proses penanganan bencana dan dampak luar biasa
yang ditimbulkan tersebut, Pemerintah mengeluarkan Perpu No. 2 Tahun 2005 tentang
Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi NAD dan
Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara, serta mengeluarkan Perpres No. 30 Tahun 2005
tentang Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan MasyarakatProvinsi NAD dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara sebagai acuan bagi proses
percepatan tersebut. Rencana Induk ini merupakan dasar bagi perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan.
Tujuan penataan ruang wilayah Aceh dan Nias pasca bencana gempa bumi dan
tsunami adalah membangun kembali wilayah, kota, kawasan, dan lingkungan
permukiman yang rusak akibat bencana gempa dan tsunami sehingga masyarakat dapat
segera melakukan aktivitasnya dalam kondisi yang lebih baik dan aman dari bencana.
BAB
I
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
12/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirI - 2
Kebijakan dan strategis penataan ruang dan pertanahan, sebagaimana dijelaskan
secara detail dalam lampiran 2 Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi, memberikan
gambaran konsep dan skenario penataan ruang, dan memberikan arahan pola serta
struktur tata ruang wilayah Provinsi NAD dan Kota di wilayah Propinsi NAD dan di
Kepulauan Nias. Arahan pola dan struktur tata ruang wilayah pada masing-masing wilayah
kota yang telah disusun perlu ditindaklanjuti dengan penyiapan Rencana Umum Tata
Ruang bagi kawasan permukiman utamanya.
Salah satu kota di wilayah NAD yang mengalami kerusakan akibat gempa dan
tsunami adalah Kota Banda Aceh. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh meliputi
seluruh wilayah administratif kota tersebut. Secara fungsional, RTRWK ini merupakan
penjabaran dari skenario dan arahan penataan ruang sebagaimana tertuang dalam
Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD Nias.
Sebagaimana diamanatkan pada pasal 22 ayat 3 UU No. 24 Tahun 1992 dan
Kepmen Kimpraswil No: 327/KPYS/M/2005, RTRW Kota pada hakekatnya merupakan
strategi dan arahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang wilayah, yang berisikan :
a. Penetapan kawasan lindung dan kawasan budidaya;b. Pengelolaan kawasan perkotaan, kawasan tertentu;c. Sistem kegiatan pembangunan dan permukiman perkotaan;d. Sistem prasarana, transportasi, telekomunikasi, energi, pengairan, dan prasarana
pengelolaan lingkungan, dan
e. Penatagunaan tanah, penatagunaan air, penatagunaan udara dan penatagunaansumberdaya alam lainnya, serta memperhatikan keterpaduaan dengan sumber daya
manusia dan sumber daya buatan.
RTRW Kota menjadi pedoman untuk :
a.
Merumuskan kebijakan pokok pemanfaatan ruang di wilayah kota;b. Mewujudkan Keterpaduan, Keterkaitan, dan Keseimbangan perkembangan antar
wilayah kota serta keserasian antar sektor;
c. Mengarahkan lokasi investasi yang dilaksanakan pemerintah atau masyarakat;d. Menyusun rencana rinci tata ruang di kota, dane. Melaksanakan pembangunan dalam memanfaatkan ruang bagi kegiatan
pembangunan.
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
13/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirI - 3
1.2 IISSSSUUEEPPOOKKOOKKDDAALLAAMMPPEENNYYUUSSUUNNAANNRREEVVIISSIIRRTTRRWWUntuk mempercepat proses rehabilitasi dan rekonstruksi, RTRW Kota sangat
diperlukan sebagai acuan spasial bagi kegiatan pengembangan sosial dan ekonomi
sehingga dapat memberikan hasil yang optimal dan berkelanjutan bagi masyarakat. Oleh
karenanya, penyusunan RTRW Kota sangat mendesak untuk dilakukan, tentunya dengan
melibatkan berbagai pemangku kepentingan (stakeholder) dan partisipasi dari masyarakat
sendiri sebagaimana diamanatkan oleh UU No. 24 tahun 1992.
Kota Banda Aceh pernah mempunyai Rencana Tata Ruang Wilayah Kota sebelum
bencana (gempa dan tsunami), yang disusun tahun 2002 untuk masa berlaku 2002
2010. Namun karena perubahan yang sangat besar akibat bencana tersebut, diperlukan
revisi terhadap RTRW kota tersebut. Selain itu, Kota Banda Aceh juga telah mempunyai
Urgen Rehabilitation and Reconstrukction Plan for the Banda Aceh City (disingkat Urgent
Plan) yang dikerjakan oleh JICA pasca bencana, untuk memfasilitasi proses rehabilitasi
dan rekonstruksi yang mendesak untuk dilaksanakan. Berbekal sekurang-kurangnya 2
dokumen utama diatas, perlu disusun revisi RTRW Kota yang berlaku pasca bencana,
beserta Naskah Akademis dan Draft Rancangan Qanun tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kota Banda Aceh, untuk proses legalisasinya.
Dalam pelaksanaan program rehabilitasi dan rekonstruksi di Kota Banda Aceh,
banyak pihak telah merujuk pada Urgent Plan JICA di atas. Oleh karena itu, untuk
menjamin konsistensi, diharapkan secara umum struktur ruang kota tidak mengalami
perubahan berarti. Dengan kata lain, revisi ini lebih merupakan pengayaan kelengkapan
dan kedalaman RTRW Kota, agar sejalan dengan arahan peraturan-perundangan yang
berlaku, termasuk Kempmen Kimpraswil No: 327/KPTS/M/2005. Selain itu, Konsultan juga
diharapkan menyesuaikan format Urgent Plan tersebut dengan format RTRW Kota
menurut Kempem Kimpraswil di atas, sehingga dapat diproses lebih lanjut menjadi
Perda/Qanun.
1.3 MMAAKKSSUUDD,,TTUUJJUUAANNDDAANNSSAASSAARRAANNMaksud pekerjaan ini adalah membantu menyusun acuan bagi Pemerintah Kota
dalam melaksanakan program-program pembangunan sebagai wujud operasionalisasi dari
Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD dan Nias.
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
14/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirI - 4
Tujuan pekerjaan ini adalah menyusun RTRWK Banda Aceh, yang berfungsi
sebagai acuan spasial dalam membangun kembali wilayah, kota, kawasan, dan
lingkungan permukiman yang rusak akibat bencana gempa dan tsunami sehingga
masyarakat dapat segera melakukan aktivitasnya dalam kondisi kualitas tata ruang yang
lebih baik dan aman dari bencana juga dapat mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi
wilayah. Sasaran yang hendak dicapai dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a. Tersusunnya Revisi RTRW Kota Banda Aceh.b. Terselenggaranya konsultasi publik dalam proses penyusunan RTRWK di tingkat
Kota dan Kecamatan.
c. Tersusunya Naskah Akademis dan Rancangan Qanun tentang Rencana Tata RuangWilayah Kota Banda Aceh.
11..44 LLIINNGGKKUUPPSSTTUUDDII1.5 WWIILLAAYYAAHHSSTTUUDDII
Lingkup wilayah penyusunan Rencana Tata Ruang ini meliputi seluruh wilayah
Kota Banda Aceh. RTRWK disusun dengan kedalaman substansi yang sesuai dengan
ketelitian atau skala petanya 1 : 10.000 berjangka waktu perencanaan 10 tahun atau
disesuaikan dengan kebutuhan setempat. Unit analisisnya adalah lingkup kecamatan
sedangkan sistem jaringan prasarana digambarkan pada kedalaman sistem primer dan
sekunder.
11..66 SSUUBBSSTTAANNSSII1. Mengkaji RTRW Kota Banda Aceh 2002 2010 dan Urgent Plan Kota Banda Aceh;2. Mengumpulkan data/informasi, baik dilakukan survey primer (observasi lapangan,
wawancara tersur dan/atau mendalam) maupun survei sekunder (pengumpulan
data/informasi terolah/terkondisikan dari instansi/organisasi terkait), untuk
memperkaya/menyempurnakan Urgent Plan tesebut;
3. Melakukan analisis terhadap berbagai data dan informasi yang terkumpul;4. Menyempurnakan Konsepsi Rencana dan memperkaya kelengkapan dan kedalaman
Rencana sesuai arahan peraturan-perundangan yang berlaku serta dan arahan
Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD Nias, tanpa mengubah struktur
kota secara drastis;
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
15/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirI - 5
5. Menyusun RTRW Kota Banda Aceh dalam format yang sesuai dengan peraturan -perundangan yang berlaku;
6. Menyusun Naskah Akademis dan Rancangan Qanun tentang Rencana Tata RuangWilayah Kota Banda Aceh;
7. Konsultasi publik sebagai bagian integral proses penyusunan rencana.
11..77 MMEETTOODDOOLLOOGGII11..77..11 AAZZAAZZRREENNCCAANNAA
Penyusunan Revisi RTRW Kota Banda Aceh tidak lepas kaitannya dengan landasan
yang akan dijadikan acuan dalam penyusunannya. Landasan yang akan dijadikan pijakanadalah azas-azas rencana tata ruang wilayah Kota yang diuraikan sebagai berikut:
a. Azas Fungsi UtamaPemanfaatan ruang dilakukan berdasarkan fungsi utama perlindungan dan budidaya.
b. Azas Fungsi Kawasan dan KegiatanPemanfaatan ruang dilakukan berdasarkan fungsi kawasan dan kegiatan yang
meliputi: kawasan perdesaan, kawasan perkotaan dan kawasan tertentu.
c. Azas ManfaatPemanfaatan ruang secara optimal harus tercermin dalam penentuan jenjang, fungsi
dan sistem jaringan prasarana wilayah.
d. Azas Keseimbangan dan KeserasianDalam penyusunan RTRW Kota harus dapat diciptakan :
Keseimbangan dan keserasian struktur dan pola pemanfaatan ruang bagipersebaran penduduk antar kawasan serta antar sektor dan daerah
Keseimbangan dan keserasian fungsi dan intensitas Keseimbangan dan keterpaduan pengembangan antara hulu dan hilir dalam suatu
Daerah Aliran Sungai (DAS)
e. Azas Kelestarian Sumberdaya Alam dan Lingkungan HidupMenciptakan hubungan yang serasi antar manusia dan lingkungan melalui pola
intensitas pemanfaatan ruang
f. Azas BerkelanjutanPenataan ruang harus menjamin kelestarian dan kemampuan daya dukung
sumberdaya alam.
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
16/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirI - 6
g. Azas KeterbukaanSetiap orang/pihak dapat memperoleh keterangan mengenai produk perencanaan tata
ruang.
11..77..22 PPEENNDDEEKKAATTAANNPPEENNAATTAAAANNRRUUAANNGGDalam melakukan penyusunan Revisi RTRW Kota Banda Aceh, dilakukan
pendekatan-pendekatan sebagai berikut:
a. Penataan ruang yang partisipatifb. Peningkatan kesejahteraan masyarakatc. Berorientasi pada lingkungand. Pendekatan Pemulihan Ekonomi.e. Pendekatan Pemulihan Fungsi dan Aktifitas Kotaf. Pendekatan Berbasis Bencana
a. Penataan Ruang yang PartisipatifModel pembangunan partisipatif ini dapat diimplementasikan dalam suatu proses
penataan ruang, maka proses dari partisipatif ini paling tidak memenuhi persyaratan
seperti di bawah ini.
Setiap orang harus mempunyai hak untuk mendapatkan informasi dan memilikiakses menuju informasi yang lengkap.
Struktur komunikasi dalam masyarakat harus terjadi dalam dua arah, dialog dankeinginan berkomunikasi dapat dilakukan dengan bebas.
Terjadinya partisipasi aktif dalam setiap pembentukan keputusan Adanya akses pada kekuasaan didalam menyalurkan informasi Keterlibatan Stakeholders ini dapat dimulai dari munculnya ide atau gagasan
pengelolaan, penyusunan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian.
Bentuk-bentuk partisipatif ini dapat berupa Peran Serta Masyarakat (PSM). Dalam
penyusunan Revisi RTRW Kota Banda Aceh, maka PSM ini dapat dilibatkan dalam
persiapan penyusunan dan dalam penyusunan rencana. Implementasi PSM dalam
persiapan penyusunan dimulai dengan mengetahui penyusunan RTRW Kota melalui
pengumuman, dapat dilakukan melalui media cetak, media elektronik dan forum
pertemuan. PSM dalam penyusunan rencana dilakukan pada:
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
17/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirI - 7
1. Langkah-langkah penentuan arah pengembangan2. Identifikasi potensi dan masalah pembangunan3. Perumusan rencana4. Penetapan rencanaPeran serta masyarakat tersebut berbentuk: pemberian saran, pertimbangan,
pendapat tanggapan, keberatan atau masukan, pemberian data atau informasi yang
dapat dipertanggungjawabkan serta hasil pembahasan dalam forum pertemuan.
b. Peningkatan Kesejahteraan MasyarakatPengembangan tata ruang ditujukan untuk memberikan hasil yang sebesar besarnya
dan bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat, pendekatan yang akan
dikembangkan mencakup dua hal :
Pengaturan pemanfaatan ruang yang adil untuk masyarakat Memelihara kualitas ruang agar lestari dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya.
c. Berorientasi Pada LingkunganDalam penataan ruang harus berorientasi pada lingkungan agar tetap terjaga
kelestarian lingkungan. Untuk itu, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Penataan ruang menjamin kelestarian kemampuan daya dukung sumber alamdidalam pemanfaatan ruang.
Pengelolaan harus ditekankan pada upaya untuk menjaga keseimbangan antarapemanfaatan dan pelestarian di wilayah tersebut.
Pemanfaatan ruang harus menghindari konflik pemanfaatan sumberdaya yangdapat merusak ekosistem
Pengembangan satu kawasan dengan kawasan lain perlu diselaraskan dan
memperhatikan daya dukung sumberdaya yang ada, sehingga dapat mewujudkankeselarasan perkembangan antara kawasan
d. Pertumbuhan EkonomiPenataan ruang hendaknya dapat merangsang pertumbuhan ekonomi, untuk itu
diperlukan adanya:
Optimalisasi pemanfaatan ruang Berorientasi pada pasar internasional Skala besar dan menengah
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
18/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirI - 8
Ada nilai tambah terhadap daerah dan masyarakat Ada kemitraan dengan masyarakat Ada proses keterpaduan
e. Pendekatan Pemulihan Fungsi dan Aktifitas KotaPendekatan ini menekankan kepada perbaikan sarana dan prasarana kota yang sudah
hancur atau rusak, sehingga fungsi kota dan aktifitasnya dapat kembali pulih.
Beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam perbaikan dan pemulihan sarana dan
prasarana adalah :
Kemampuan pembiayaan Urgensitas/pengaruh dari adanya suatu sarana atau prasarana terhadap aktifitas
kota.
f. Pendekatan Berbasis BencanaPendekatan keselamatan dari gempa dan tsunami, dilakukan mengingat Kota Banda
Aceh termasuk rawan gempa dan tsunami. Pendekatan ini pada dasarnya
mengupayakan pembentukan kota yang memberikan kemudahan warga untuk
evakuasi dari bencana. Penggunaan teknologi bangunan yang sesuai juga dapat
memberikan kemampuan kota yang tahan terhadap gempa dan tsunami.
11..77..33 TTAAHHAAPPAANNPPEEKKEERRJJAAAANN1. Persiapan
Kegiatan persiapan dimulai sejak keluarnya Surat Perintah Kerja (SPM) dalam
pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Revisi RTRW Kota Banda Aceh. Persiapan pokok
yang dilakukan meliputi :
Pemantapan metodologi Pembuatan rencana kerja Mobilisasi personil Persiapan survei (check list data & kuesioner, surat survei dll.)
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
19/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirI - 9
2. Pengumpulan Data Kebijakan dan Isu-IsuReview Kebijakan dan Program
Review dilakukan terhadap berbagai dokumen perencanaan yang berkaitan dengan
tata ruang, diantaranya:
a. RTRW Propinsi NAD Tahun 2006b. Perpres No. 30 Tahun 2005 tentang Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Propinsi NAD dan Kepulauan Nias Provinsi
Sumatera Utara.
c. RTRW Kota Banda Aceh 2002 - 2010d. Urgent Rehabilitation And Reconstruction Plan For Banda Aceh City (Urgent Plan)
tahun 2005
e. Program Pembangunan (RPJPD dan RPJMD) Kota Banda Acehf. Rencana Detail Tata Ruang dan Rencana Teknik Ruang Kota yang pernah disusung. Data Kebijakan Pembangunan Kota Lainnya.
Pengumpulan data primer dan sekunder
Data dikumpulkan langsung berdasarkan kondisi lapangan, dikompilasikan dan di
format dalam penyajian yang informatif.
Keluaran
Keluaran dari tahap ini adalah gambaran kondisi Banda Aceh sebelum dan sesudah
gempa serta potensi dan permasalahan pengembangan Kota Banda Aceh. Yang
menjadi dasar analisis, penjabaran konsep dan rencana Kota Banda Aceh.
Pada tahap ini juga dilakukan review khusus terhadap Master Plan dan RTRW Kota
Banda Aceh 2002 2010 yang pernah disusun. Hasil review berupa materi yang perlu
disempurnakan, materi yang belum ada dan perlu ditambahkan serta materi yangtidak perlu ditambahkan karena sudah cukup memenuhi. Hasil dari review kemudian
disepakati dengan tim teknis untuk menjadi bahan untuk tahap analisis, konsep dan
rencana.
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
20/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirI - 10
3. AnalisisAnalisis ditujukan untuk mengantisipasi perkembangan-perkembangan maupun
kecenderungan yang terjadi pada masa akan datang. Inti dari analisis ini mencakup:
keadaan dasar, kecenderungan perkembangan, kebutuhan ruang, kemampuan lahan,
kendala pengembangan dan kemampuan pengelolaan pembangunan daerah.
4. Perumusan Konsep dan Strategi RTRW KotaRumusan Konsep
Hasil analisis yang telah dilakukan selanjutnya dibuat rumusan konsep dan strategi
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh mencakup:
a. Perumusan tujuan pemanfaatan ruangb. Alternatif Konsep Struktur & Pola Pemanfaatan Ruangc. Pengelolaan infrastruktur dan saranad. Pengembangan Ekonomi dan Investasie. Pengembangan Sosial dan Kependudukan
Kegiatan analisis dan penyusunan konsep dilakukan setelah pengumpulan data dan
informasi. Serangkaian kegiatan pengumpulan data, review analisis dan konsep
strategi dilakukan selama 2,5 bulan dan dituangkan dalam Laporan Antara dan
didiskusikan dengan tim teknis. Kemudian hasilnya dibahas dalam forum workshop di
tingkat kota.
Workshop Pembahasan Hasil Analisis dan Konsep
Workshop dilakukan pada tingkat kota untuk membahas hasil analisis, konsep dan
strategi pengembangan kota. Workshop melibatkan tim konsultan, tim teknis, serta
stakholder : Pemerintah, Investor/pelaku ekonomi, masyarakat, LSM, PerguruanTinggi serta unsur-unsur lainnya.
Keluaran dari hasil workshop adalah pengayaan terhadap hasil analisis terutama
menyangkut permasalahan-permasalahan pengembangan kota, serta konsep
pengembangannya. Hasil workshop dirumuskan sebagai bahan perbaikan analisis dan
konsep pengembangan kota (perbaikan laporan antara).
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
21/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirI - 11
5. Draft RencanaHasil analisis dan konsep yang telah diworkshopkan kemudian dijadikan sebagai
bahan dasar penyusunan draft rencana yang meliputi :
Rumusan Rencana
Tujuan pemanfaatan ruang wilayah Kota Banda Aceh Rencana struktur pemanfaatan ruang Rencana pola pemanfaatan ruang Rencana sistem prasarana wilayah yang terdiri dari : Rencana pengelolaan kawasan lindung dan budidaya Rencana pengelolaan kawasan tertentu dan kawasan prioritas Rencana Penatagunaan tanah, air, udara, hutan, dan sumberdaya lainnya Rencana sistem kegiatan pembangunan. Rencana Pengelolaan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang :
Draft Perda/Qanun RTRW
Dalam tahap ini juga disusun draft sementara Perda/Qanun RTRW Kota Banda Aceh.
Workshop dan Sosialisasi Draft Rencana
Hasil draft rencana dan Qanun kemudian dibahas dalam forum wokrshop dan
sosialisasi tingkat kota sekali dan sekali untuk masing-masing kecamatan yang dihadiri
tim konsultan, tim teknis, BKRTD, dan Stakeholder lainnya. Hasil workshop dan
sosialisasi kemudian dirumuskan dan dikoordinasikan dengan tim teknis untuk
memperoleh kesepakatan sebagai bahan masukan perbaikan laporan rencana RTRW
serta perbaikan draft Perda/Qanun RTRW.
6. FinalisasiPada tahap ini dilakukan perbaikan dan finalisasi produk rencana dan rancangan
Perda/Qanun RTRW Kota Banda Aceh.
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
22/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirI - 12
11..88 SSIISSTTEEMMAATTIIKKAALLAAPPOORRAANNSistematika Laporan Akhir Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh
meliputi :
BAB 1 PENDAHULUAN
B0AB 2 KARAKTERISTIK POTENSI DAN MASALAH KOTA BANDA ACEH
Bab ini membahas kondisi eksisting Kota Banda Aceh baik sebelum
maupun sesudah Bencana Tsunami. Kondisi ini dilihat dari aspek Fungsi
Peran dan Kedudukan dalam Lingkup Regional, Karakteristik Fisik Wilayah,
Karakteristik Pemanfaatan Ruang, Karakteristik Kependudukan dan
Kemasyarakatan, Karakteristik Perekonomian, Karakteristik Transportasi,
Karakteristik Fasilitas Kota, Karakteristik Pengelolaan Penataan Ruang,
Harapan dan Aspirasi Stakeholders, Serta Potensi dan Permasalahan Kota
BAB 3 RENCANA TATA RUANG KOTA BANDA ACEH
Bab ini memuat rencana pengembangan Kota Banda Aceh di masa
mendatang. Adapun aspek-aspek yang direncanakan adalah Kedudukan
Kota Banda Aceh dalam konstelasi Regional, Rencana Struktur
Pemanfaatan Ruang, Rencana Pola Pemanfaatan Ruang, Rencana
Penetapan Intensitas Pemanfaatan Ruang, Rencana Sistem Transportasi,
Rencana Sistem Utilitas, Rencana Sistem Fasilitas, serta Rencana
Pengelolaan Kawasan Lindung; Budidaya Perkotaan; dan Kawasan
Strategis.
BAB 4 RENCANA IMPLEMENTASI
Bab ini memuat instrumen implementasi rencana tata ruang yang telah
dirumuskan pada Bab 3. Hal-hal yang dibahas pada bagian ini adalah
Pentahapan dan Prioritas Rencana, Arahan Penyusunan Perda dan Regulasi
Lainnya Terkait dengan Penataan Ruang, Indikasi Program Pemanfaatan
Ruang, Indikasi Pembiayaan Pembangunan Kota, Pengendalian
Pemanfaatan Ruang, dan Kelembagaan Penataan Ruang.
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
23/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirII - 1
KKAARRAAKKTTEERRIISSTTIIKK,,PPOOTTEENNSSIIDDAANN
MMAASSAALLAAHHKKOOTTAA
BBAANNDDAAAACCEEHH
22..11..11AANNAALLIISSIISSFFUUNNGGSSII,,PPEERRAANNDDAANNKKEEDDUUDDUUKKAANNKKOOTTAABBAANNDDAAAACCEEHH
Analisis fungsi, peranan dan kedudukan Kota Banda Aceh, dilakukan dengan
mempertimbangkan kebijakan regional yang terkait, kondisi hubungan regional denganwilayah sekitar serta kecenderungan pemanfaatan ruang kota.
Walaupun mengalami kehancuran pasca tsunami tahun 2004, Kota Banda Aceh
tetap memiliki peran, fungsi, dan kedudukan yang strategis dalam konteks pelayanan
regional. Kota Banda Aceh adalah ibukota Propinsi Nangroe Aceh Darusalam sehingga
berfungsi sebagai pusat pemerintahan propinsi. Di samping itu dari aspek sosial
ekonomi, kota ini juga berperan sebagai pusat permukiman dan koleksi serta distribusi
barang dan jasa dari wilayah hinterland-nya.
Mempertimbangkan potensi dan permasalahan yang dimiliki Kota Banda Aceh dan
arahan-arahan penataan ruang yang hirarkinya lebih tinggi serta rekomendasi dari
rencana-rencana serupa yang telah disusun sebelumnya, maka dalam perencanaan ke
depan, status Kota Banda Aceh ditetapkan sebagai berikut (lihat tabel 2.1) :
BAB
II
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
24/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirII - 2
TABEL 2.1PERAN, FUNGSI DAN KEDUDUKAN KOTA BANDA ACEH
PERAN FUNGSI KEDUDUKAN
1.Sebagai Kota hirarki Ipada wilayahpengembanganKabupaten Pidie,Kabupaten AcehBesar, dan KotaSabang
2.Sebagai ibukotaProvinsi Aceh
1. Sebagai salah satu pintu gerbang IndonesiaBagian Barat yang mengemban fungsisebagai pusat koleksi dan distribusi barangdan jasa wilayah hiterland-nya
2. Pusat pemerintahan dan perkantoran skalakota dan regional
3. Pusat perdagangan dan jasa untuk skalakota dan regional
4. Pusat kegiatan industri kecil skala kota danregional
5. Pusat permukiman, fasilitas umum, dansosial skala kota dan regional
6. Pusat kegiatan keagamaan (Islamic Center)
Dalam lingkup nasionalmerupakan:
1. Salah satu PusatKegiatan Nasional(PKN) Orde II, yangdiharapkan sebagaiCounter MagnetbagiKota Medan
2. Bagian dari kebijakanIndonesia-Malaysia-Thailand GrowthTriangle
Sumber : Hasil Analisis Konsultan 2006
22..22 AANNAALLIISSIISSDDAAYYAADDUUKKUUNNGG
22..22..11 GGEEOOGGRRAAFFIISS
Letak geografis Kota Banda Aceh antara 530 050
35 LU dan 9530 99016 BT. Tinggi rata-rata 0,80 meter diatas permukaan laut, dengan luas wilayah
61,36 km2. Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
Utara : Selat Malaka
Selatan : Kecamatan Darul Imarah dan Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh
Besar
Barat : Kecamatan Peukan Bada , Kabupaten Aceh Besar
Timur : Kecamatan Barona Jaya dan Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh
Besar
Adapun Wilayah administrasi Kota Banda Aceh meliputi 9 Kecamatan, 70 desa
dan 20 kelurahan dengan pembagian tiap kecamatan seperti pada Gambar 2.1.
Sedangkan luas dan prosentase untuk tiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.2di
bawah ini.
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
25/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirII - 3
GAMBAR 2.1
PETA KOTA BANDA ACEH
Sumber: Master Plan NAD-NIAS Lampiran 2 dan 4
TABEL 2.2LUAS DAN PROSENTASE WILAYAH KECAMATAN
DI KOTA BANDA ACEH
NO KECAMATAN LUAS (Km2)PERSENTASE
(%)
1. Meuraxa 7,258 11,83
2. Baiturrahman 4,539 7,40
3. Kuta Alam 10,047 16,37
4. Syiah Kuala 14,244 23,21
5. Ulee Kareng 6,150 10,02
6. Banda Raya 4,789 7,80
7. Kuta Raja 5,211 8,49
8. Lueng Bata 5,341 8,70
9. Jaya Baru 3,780 6,16
JUMLAH 61,359 100,00
Sumber: Banda Aceh Dalam Angka, 2003
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
26/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirII - 4
22..22..22 TTOOPPOOGGRRAAFFII
Kota Banda Aceh secara geologi merupakan dataran banjir Krueng Aceh dan
70% wilayahnya berada pada ketinggian kurang dari 10 meter dari permukaan laut. Ke
arah hulu dataran ini menyempit dan bergelombang dengan ketinggian hingga 50 m di
atas muka laut. Dataran ini diapit oleh perbukitan terjal di sebelah Barat dan Timur
dengan ketinggian lebih dari 500 m, sehingga mirip kerucut dengan mulut menghadap
ke laut. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Gambar 2.2
GAMBAR 2.2
BENTANG ALAM KOTA BANDA ACEH
Sumber: Master Plan NAD-NIAS Lampiran 2 dan 4
22..22..33 HHIIDDRROOLLOOGGII
Ada delapan sungai yang melalui Kota Banda Aceh yang berfungsi sebagaidaerah tangkapan air (CatchmentArea) dan sumber air baku, kegiatan perikanan, dan
sebagainya. Wilayah Kota Banda Aceh memiliki air tanah yang bersifat asin, payau dan
tawar. Daerah dengan air tanah asin terdapat pada bagian utara dan timur kota sampai
ke tengah kota. Air payau berada di bagian tengah kota membujur dari timur ke barat.
Sedangkan wilayah yang memiliki air tanah tawar berada di bagian selatan kota
membentang dari kecamatan Baiturrahman sampai kecamatan Meuraxa. Berikut pada
Tabel 2.3, menjelaskan nama-nama sungai dan luas daerah resapannya.
Dataran banjir:
Ketinggian 5 meter
cenderung tergenang
permanen
drainase sulit
air tanah dangkal danpayau
Dataran:
ketinggian 5 10m
daerah hilir rawan banjir
drainase sulit terutamapada daerah hilir
air tanah sebagian payau
bagian hulu bergelombanglemah
Dataran Bergelombang:
dataran bergelombangketinggian 20-50 m
drainase cukup mudah
relatif bebas darigenangan
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
27/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirII - 5
TABEL 2.3SUNGAI DI KOTA BANDA DAN ACEH
NAMA SUNGAI LUAS DAERAH RESAPAN (KM2)
Krueng Aceh 1712,00Krueng Daroy 14,10
Krueng Doy 13,17
Krueng Neng 6,55
Krueng Lhueng Paga 18,25
Krueng Tanjung 30,42
Krueng Titi Panjang 7,80
Sumber: URRP Banda Aceh City, JICA
22..22..44 KKLLIIMMAATTOOLLOOGGII
Banda Aceh memiliki suhu udara rata-rata bulanan berkisar antara 25,50C hingga
27,50C dengan tekanan (minibar) 1008-1012. Sedangkan untuk suhu terendah dan
tertinggi bervariasi antara 18,00C hingga 20,00C dan antara 33,00C hingga 37,00C .
Curah hujan kota Banda Aceh yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Blang
Bintang menunjukkan bahwa curah hujan yang terjadi selama tahun 1986 sampai
dengan 1998 berkisar antara 1.039 mm sampai dengan 1.907 mm dengan curah hujan
tahunan rata-rata 1.592 mm. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret, Oktober
dan Nopember, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Januari, Februari
dan Agustus. Jumlah hari hujan tertinggi terjadi pada bulan agustus yaitu 20-21 hari dan
terendah pada bulan februari dan maret dengan jumlah hari hujan hanya 2 7 hari.
Kelembaban udara di Kota Banda Aceh sangat bervariasi tergantung pada
keadaan iklim pada umumnya. Kelembaban udara dari data tahun 1998 berkisar antara
75% - 87 %. Kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan Desember dan terendah
pada bulan juni. Kecepatan angin bertiup antara 2 28 knots. Gambar 2.3di bawah ini
memperlihatkan grafik perkembangan kondisi klimatologis Kota Banda Aceh selama
setahun yang meliputi curah hujan rata-rata bulanan; suhu udara rata-rata, maksimum
dan minimum; tingkat kelembaban relatif rata-rata, maksimum dan minimum; serta
kecepatan angin rata-rata, maksimum dan minimum.
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
28/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirII - 6
GAMBAR 2.3
KLIMATOLOGI KOTA BANDA ACEH
Sumber: URRP Banda Aceh City, JICA Study Team
22..22..55 GGEEOOLLOOGGIITTAANNAAHH
Pulau Sumatera dilalui oleh patahan aktif Sesar Semangko yang memanjang dari
Banda Aceh hingga Lampung. Patahan ini bergeser sekitar 11 cm/tahun dan merupakan
daerah rawan gempa dan longsor.
Pada gambar 2.4 di bawah ini, menunjukkan ruas-ruas Patahan Semangko di
Pulau Sumatera dan juga kedudukannya terhadap Kota Banda Aceh. Kota Banda Aceh
diapit oleh dua patahan di Barat dan Timur kota, yaitu patahan Darul Imarah dan
Darussalam, dan kedua patahan yang merupakan sesar aktif tersebut diperkirakanbertemu pada pegunungan di Tenggara kota. Sehingga sesungguhnya Banda Aceh
adalah suatu dataran hasil amblasan sejak Pliosen, membentuk suatu Graben. Sehingga
dataran Banda Aceh ini merupakan batuan sedimen yang berpengaruh kuat apabila
terjadi gempa disekitarnya.
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
29/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirII - 7
GAMBAR 2.4
STRUKTUR PATAHAN SEMANGKO
Sumber: URRP Banda Aceh City, JICA Study Team, Lampiran 4
22..33 AANNAALLIISSIISS PPEEMMAANNFFAAAATTAANNRRUUAANNGG
22..33..11 SSTTRRUUKKTTUURRRRUUAANNGG
Struktur Kota Banda Aceh berpusat pada mesjid Baiturrahman dan pasar Aceh
yang menjadi menjadi pusat pemerintahan, budaya, agama serta perdagangan. Pusat ini
melayani pemukiman dan kegiatan pantai serta pemukiman perkotaan sekitarnya
bahkan sampai ke daerah permukiman lainnya seperti Lambaro dan Lhok Nga di
Kabupaten Aceh Besar. Sistem infrastruktur menyatukan ketiga wilayah kota tersebut
menjadi suatu kawasan Perkotaan.
Kemudian, pada kawasan permukiman perkotaan pada lapis berikutnya terdapat
permukiman dan pusat pelayanan baru. Kawasan ini dalam pemanfaatan ruangnya
masih beragam antar kebun dan sawah pertanian. Jumlah penduduk kota Banda Aceh
pada tahun 2003 sekitar 230.828 jiwa, dengan dominasi kegiatan ekonomi di bidang
jasa (perdagangan dan pemerintahan), nelayan dan petani tambak. Seperti umumnya
kota-kota di Indonesia, Banda Aceh pun tumbuh hampir tidak terencana, dengan
konsentrasi kepadatan di pusat kota (sekitar Masjid Baiturrahman), dan memanjang
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
30/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirII - 8
hampir linier mengikuti jalan utama yang relatif sejajar pantai, dan melebar ke arah
pantai.
Pusat Kota, yaitu Mesjid Baiturrahman dan pasar Aceh, menjadi pusat
pemerintahan, budaya, agama serta perdagangan yang melayani pemukiman dan
kegiatan pantai serta pemukiman perkotaan sekitarnya bahkan sampai ke daerah
permukiman lainnya seperti Lambaro dan Lhok Nga di Kabupaten Aceh Besar. Sistem
infrastruktur yang ada mendukung ketiga wilayah kota tersebut sehingga
menyatukannya menjadi suatu kawasan Perkotaan (Metropolitan). Kemudian, pada
kawasan permukiman perkotaan pada lapis berikutnya terdapat permukiman dan pusat
pelayanan baru. Kawasan ini dalam pemanfaatan ruangnya masih beragam antar kebun
dan sawah pertanian.
Pengembangan Kota Banda Aceh di masa mendatang direkomendasikan untuk
mengembangkan struktur pusat Kota Banda Aceh ke dalam bentuk multi center, dengan
satu atau dua pusat kota dan didukung oleh beberapa sub pusat pengembangan. Pusat-
pusat tersebut dihubungkan dengan jaringan jalan melingkar berikut utilitas lainnya.
Tuntutan terhadap pengembangan pusat-pusat pelayanan semakin dibutuhkan seiring
dengan semakin pesatnya perkembangan kota di masa mendatang. Hal ini dilakukan
dalam rangka memberikan efisiensi dan efektifitas pelayanan.
Struktur Ruang Perkotaan Kawasan Perkotaan Banda Aceh dan sekitarnya
dikembangkan dengan sistem sub pusat kota dan sistem infrastruktur wilayah. Sistem
sub-pusat kota diarahkan pada pengembangan dua pusat perkotaan di pusat kota lama
(Baiturrahman dan Peunayong) dan di selatan yaitu di Batoh-Lampeuneurut, serta
didukung oleh sub pusat kota, yaitu sub pusat perkotaan Ulee Lheue, Jaya Baru,
Keutapang, Lampulo, Peunayong, Neusu, Leung bata, Lamdom, Jeulingke, Ulee Kareng,
Kopelma dan Lambaro. Lihat Gambar 2.5Peta Konsep Struktur Kota Banda Aceh
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
31/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirII - 9
GAMBAR 2.5 KONSEP STRUKTUR KOTA BANDA ACEH TTAAHHUUNN22001166
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
32/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirII - 10
2.3.2 PPEEMMAANNFFAAAATTAANNRRUUAANNGG
Jenis penggunaan Lahan di setiap kecamatan yang terdapat di Kota Banda Aceh
sebelum Tsunami dapat dilihat pada Tabel 2.4. Sedangkan Gambar 2.6menunjukkan
perbandingan jenis penggunaan lahan antar kecamatan di Kota Banda Aceh.
TABEL 2.4LUAS PENGGUNAAN LAHAN BERDASARKAN KECAMATAN
DI KOTA BANDA ACEH TAHUN 2002
Kecamatan
Penggunaan Lahan (ha)
Saw
ah
Tadah
hujan
Bang
unan
Teg
al/
keb
un
Rawa
tidak
ditanami
Tam
bak
Lain
-lain
Jum
lah
Baiturrahman 13,5 428,4 - - - 12,0 453,9
Kuta Alam 4,0 957,2 - - 37,0 6,5 1004,7
Meuraxa 62,5 548,8 32,5 - 60,0 22,0 725,8
Syiah Kuala 30,0 1171,3 145,1 6,0 40,0 32,0 1424,4
Lueng Bata 23,5 460,6 24,0 - - 26,0 534,1
Kuta Raja - 493,1 - - 22,0 6,0 521,1
Banda Raya 178,0 245,9 25,0 - - 30,0 478,9
Jaya Baru 61,5 292,1 11,4 - 9,0 4,0 378,0
Ulee Kareng 36,0 293,2 183,8 - 102,0 615,0
409,0 4890,6 421,8 6,0 168,0 240,5 6135,9
Sumber: Banda Aceh dalam Angka Tahun 2002
Berdasarkan data penggunaan lahan (data kawasan terbangun) di masing-
masing kecamatan, maka dapat diketahui persentase tingkat kepadatan kawasan
terbangun seperti pada Tabel 2.5berikut.
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
33/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirII - 11
0,00
200,00
400,00
600,00
800,00
1000,00
1200,00
LuasLahan(Ha)
Baiturrahman
KutaAlam
Meuraxa
Sy
iahKuala
Lueng
Bata
KutaRaja
BandaRaya
Jaya
Baru
UleeKareng
Nama Kecamatan
Sawah Tadah Hujan Bangunan dan Halaman Sekitar
Tegal/Kebun Rawa-rawaTambak Lain-lain
GAMBAR 2.6LUAS PENGGUNAAN LAHAN BERDASARKAN KECAMATAN
DI KOTA BANDA ACEHTAHUN 2002Sumber: Banda Aceh dalam Angka Tahun 2002
TABEL 2.5
LUAS DAN PERSENTASE PENGGUNAAN LAHANDI KOTA BANDA ACEH TAHUN 2005
No. KecamatanTanah
Terbangun(Ha)
Total LuasLahan
Persentase (%)Tanah
Terbangun
Persentase (%)Tanah BelumTerbangun
1 Baiturrahman 281,12 419,78 66,97 33,03
2 Banda Jaya 237,77 509,61 46,66 53,34
3 Jaya Baru 118,87 473,36 25,11 74,89
4 Kuta Alam 362,82 970,73 37,38 62,62
5 Kuta Raja 5,60 377,76 1,48 98,52
6 Lueng Bata 191,90 449,45 42,70 57,30
7 Meuraxa 2,22 906,10 0,24 99,768 Syiah Kuala 404,88 1.604,77 25,23 74,77
9 Ulee Kareng 254,15 516,16 49,24 50,76Sumber : Citra 2005 JICA
Berdasarkan data penggunaan lahan, maka dapat diketahui pola penggunaan
lahan Kota Banda Aceh seperti pada Tabel 2.6berikut.
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
34/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirII - 12
TABEL 2.6POLA PENGGUNAAN LAHAN KOTA BANDA ACEH TAHUN 2005
No Pemanfaatan Ruang Luas (HA) %I Kawasan Terbangun 2.124,95 34,63
1 Permukiman 1.360,41 22,17
2 Kawasan Perdagangan dan Jasa 128,53 2,09
3 Perkantoran 113,16 1,84
4
Fasili tas 222,30 3,62
- Fasilitas Kesehatan 33,95 0,55
- Fasilitas Pendidikan 174,89 2,85
- Fasilitas Peribadatan 13,46 0,22
5
Transportasi 300,54 4,90
- Terminal 3,90 0,06
- Jalan 296,64 4,83
II Ruang Terbuka 4.010,95 65,37
1 Kawasan Hutan Kota 285,92 4,66
2 Pertanian 651,78 10,62
3 Kanal 104,44 1,70
4 Zona Tambak Ikan 204,48 3,33
5
Ruang Terbuka Hijau 1.373,79 22,39
- Taman Kota 20,15 0,33
- Jalur Hijau 1.138,37 18,55
- Lapangan Olah Raga 24,50 0,40
- Rawa 140,16 2,28
- Alang-Alang 50,61 0,82
6 Kuburan 11,89 0,19
7 Sungai 116,74 1,90
8
Air 1.261,92 20,57
- Air Laut 1.231,41 20,07
- Danau 30,51 0,50
Total 6.135,90 100,00
Sumber : Citra 2005 JICA
Bencana Tsunami yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 yang lalu telah
mengakibatkan kerusakan parah pada wilayah Kota Banda Aceh khususnya padakawasan pesisirnya. Kondisi tersebut akan mempengaruhi pola pemanfaatan lahan di
Kota Banda Aceh di masa yang akan datang. Luas kerusakan berdasarkan jenis
penggunaan lahan di Kota Banda Aceh ditampilkan dalam gambar 2.7 berikut ini.
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
35/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirII - 13
19%
37%
13%
29%
2%Permukiman
Pertambakan
Persawahan
Perkebunan dan Belukar
Lahan Terbuka
GAMBAR 2.7LUAS KERUSAKAN LAHAN DI KOTA BANDA ACEH
Sumber: Deputi Penginderaan Jauh, LAPAN, April 2005
Dari data diatas dapat diketahui, bahwa kecamatan yang memiliki tanah
terbangun yang tinggi adalah Kecamatan Kuta Alam, Kecamatan Baiturrahman, dan
Kecamatan Kuta Raja. Sedangkan kecamatan Banda Jaya dan Kecamatan Ulee Kareng
memiliki lahan yang cukup luas yang masih belum terbangun. Berikut ini Gambar 2.8,
yang menunjukkan peta penggunaan lahan Kota Banda Aceh.
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
36/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirII - 14
Gambar 2.8
Penggunaan Lahan Tahun 2005
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
37/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirII - 15
Identifikasi tingkat kerusakan lahan tersebut dibagi beberapa zona, sebagaimana
ditunjukkan pada Gambar 2.9di bawah ini.
GAMBAR 2.9IDENTIFIKASI KERUSAKAN LAHAN DI KOTA BANDA ACEH PASCA TSUNAMI
Sumber: Master Plan NAD-NIAS, Lampiran 2 dan 4
Dampak kerusakan pasca Tsunami telah mengubah kondisi fisik lahan Kota
Banda Aceh sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2.10 berikut ini. Kondisi tersebut
antara lain dipengaruhi oleh ada tidaknya genangan, kondisi air tanah, kondisi drainase
wilayah jenis tanah, dan potensi terkena Tsunami.
GAMBAR 2.10KONDISI LAHAN DI KOTA BANDA ACEH PASCA TSUNAMI
Sumber: Master Plan NAD-NIAS, Lampiran 2 dan 4
Kawasan Perkotaan Hancur
Kawasan Perkotaan Rusak
Kawasan Perkotaan Rusak
Kawasan Perkotaan Rusak
Kawasan Perdesaan Hancur
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
38/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirII - 16
Dengan karakteristik fisik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2.10di atas,
maka arahan zonasi fisik Banda Aceh, yang secara garis besar terbagi atas Kawasan
Lindung (Conservation, Zona V), Kawasan Pengembangan Terbatas (RestristicDevelopment Area, meliputi zona I, II, dan III), Kawasan Pengembangan (Promoted
Development Area, zona IV). Hal ini ditunjukkan pada Gambar 2.11berikut ini.
I Kawasan aquatic, (tambak,
hutan bakau, rekreasi pantai,dan kawasan lindung pantai),kepadatan bangunan sangatrendah didukung bangunantahan gempa/ bangunantradisional (panggung)
II Kawasan terbangunkepadatan rendah, didukungbangunan tahan gempa dansistem drainase yang handal(kanal). Tidak disarankanuntuk kegiatan komersial ataukegiatan sosial lainnya.Perumahan masihdimungkinkan denganpersyaratan bangunan danlingkungan yang ketat, dandisepakati oleh lebih dari 50%warga gampong semulauntuk kembali bermukim di
kawasan ini
III Kawasan terbangun kepadatan sedang,dgn bangunan tahan gempa dan sistemdrainase yang handal. Kawawsan komersialdimungkinkan dikembangkan secara
terbatas, nilai-nilai heritage disarankan untukdipertahankan di kawasan ini.
IV Kawasan terbangun kepadatan tinggi,dgn bangunan tahan gempa, fungsi-fungsisemula didorong untuk dikembangkan,dengan insentif keringanan pajak,
pengendalian harga tanah, sertakelengkapan dan kehandalan infrastruktur.
GAMBAR 2.11ARAHAN KESESUAIAN ZONASI FISIK
DI KOTA BANDA ACEHPASCA TSUNAMISumber: Master Plan NAD-NIAS, Lampiran 2 dan 4
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
39/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirII - 17
Berdasarkan gambar diatas disepakati Kota Banda Aceh dibagi dalam 4 karakteristik
zona yaitu :
1. Coastal Zone
2. Eco Zone (evacuation)
3. Traditional City Center Zone (Escape Guiding)
4. Urban Development Zone (Emergency Base)
Lebih jelas lihat gambar2.12 Peta Pembagian Zona Kota Banda Aceh lihat tabel 2.7
Pembagian Zona Fungsi , dan Jenis Penggunaan Lahannya.
TABEL 2.7PEMBAGIAN ZONA, FUNGSI DAN JENIS PENGGUNAAN LAHAN
KOTA BANDA ACEH MENURUT URRP BAC
Zona KlasifikasiZona
Bencana
Lokasi/Fungsi PenggunaanLahan/Antisipasi
Bencana
1.Pesisir(Coastal Zone)
IdentifikasiMitigasiTsunami
PelabuhanPohon Kelapa/
Mangrove
Restorasi ekosistempesisir
Hutan pesisir Pelabuhan kapal ferry Fasilitas pemecah
gelombang di sepanjanggaris pantai
2.Eco-Zone Area Evakuasi Fasilitas peringatanbencana
Kegiatan perikanandan pelabuhanikan
Pasar ikan
Rekonstruksi areapermukiman untukreturnees
Bangunan dan menarauntuk evakuasi
Jalur-jalur jalan untukevakuasi
Jalur lingkar (bagianUtara)
Pemulihan dan konservasiekosistem pesisir
Pengembangan industribudidaya perikanan
Pemanfaatan alam untukakuakultur dan taman(untuk pendidikan,rekreasi dan pariwisata)
Pusat PengelolaanSampah
Instalasi pengolahanLimbah
3.TraditionalCity CenterZone
AreaPendukungEvakuasi
Masjid RayaMuseumPusat Komersial
yang ada saat ini
Kawasan kegiatankomersial
Area fasilitas budaya Bangunan-bangunan
untuk evakuasi
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
40/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirII - 18
Zona KlasifikasiZona
Bencana
Lokasi/Fungsi PenggunaanLahan/Antisipasi
Bencana
Fasilitas transportasi darat(terminal bus)
Jalur-jalur evakuasi Pusat pelayanan
pemerintahan Posko-posko Bantuan
Darurat Fasilitas pendidikan
Berdasarkan hasil diskusi dengan masyarakat Aceh, Bappeda Provinsi NAD, Dinas
Perkotaan dan Perkim Provinsi NAD, Dinas Tata Kota Banda Aceh, Bappeda Kabupaten
Aceh Besar, dan Dinas Praswil Banda Aceh, telah disepakati memilih skenario dengan
melakukan perbaikan pola dan struktur dengan memberikan 2 pilihan bagi masyarakat,
yaitu (1) pindah ke lokasi aman bagi masyarakat yang ingin pindah, dan (2) tetap di
lokasi semula yang telah dilengkapi berbagai sarana prasarana perlindungan. Namun
demikian, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
Fungsi-fungsi penting kota, seperti kantor pemerintahan, rumah sakit dalam
jangka panjang sebaiknya dipindahkan ke daerah aman.
Perlu adanya fasilitas pelindungan dan penyelamatan
Penggunaan teknologi bangunan tahan gempa dan tsunami
Pengaturan kembali fungsi-fungsi kota secara ruang dalam wujud zonasi
berdasarkan tingkat potensi kerusakan
Penataan pemukiman nelayan dan non nelayan di sekitar pantai dan bagi yang
ingin pindah diberikan alternatif tempat yang aman.
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
41/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirII - 19
GAMBAR 2.12 PETA PEMBAGIAN ZONA FISIK KOTA BANDA ACEH
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
42/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirII - 20
22..33..33 IINNTTEENNSSIITTAASSPPEEMMAANNFFAAAATTAANNRRUUAANNGG
Untuk lahan-lahan di pusat kota, umumnya intensitas pemanfaatan ruangnya,
yang meliputi nilai Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
dan ketinggian bangunan, relatif tinggi seperti untuk perkantoran, perdagangan dan
jasa, dan lainnya. Sedangkan untuk kawasan-kawasan di pinggiran pusat kota yang
umumnya merupakan lahan pertanian dan perkampungan menjadikan intensitas
pemanfaatan ruangnya rendah. Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang kota Banda
Aceh menurut Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2010 disajikan pada Tabel 2.8.
Selain itu, yang juga perlu diperhatikan adalah pengaturan Garis Sempadan
Bangunan (GSB) yang dimaksudkan untuk memperoleh keteraturan tata letak bangunan
terhadap jalan maupun bangunan lain di sekitarnya. Selain itu juga untuk pengaturan
penggunaan ruang jalan bagi pemakai maupun penghuni rumah ataupun kemungkinan
terhadap pelebaran jalan. Hal ini ditentukan berdasarkan fungsi jaringan jalan yang
bersangkutan dan penggunaan lahan disekitarnya. Tujuan rencana pengaturan
sempadan bangunan adalah sebagai berikut:
Secara fisik akan terwujud jarak antar bangunan
Adanya ketentuan batas yang tegas antara lahan yang boleh dan tidak boleh
ditempati bangunan
Adanya ketentuan batas yang tegas antara kapling bangunan dengan Daerah Milik
Jalan (Damija).
TABEL 2.8RENCANA INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG
DI KOTA BANDA ACEH TAHUN 2010(VERSI KAJIAN DEPARTEMEN PU TAHUN 2006)
PERUNTUKAN LAHAN
BWK
PUSATKOTA
BWK
TIMURKOTA
BWK
SELATANKOTA
BWK
BARATKOTA
1. Perumahan yang dilindungi
KDB maksimum
KLB maksimum
Ketinggian Bangunanmaksimum
Perumahan
KDB maksimum
KLB maksimum
Ketinggian Bangunan
60%
1,2
12 meter
70%
1,4
10 meter
60%
1,2
12meter
60%
1,2
10
60%
1,2
12 meter
60%
1,2
10 meter
60%
1,2
12meter
60%
1,2
10
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
43/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirII - 21
PERUNTUKAN LAHANBWK
PUSATKOTA
BWKTIMURKOTA
BWKSELATAN
KOTA
BWKBARATKOTA
maksimum meter meter
2. Pemerintahan/Perkantoran
KDB maksimum
KLB maksimum
Ketinggian Bangunanmaksimum
70%
2,8
20 meter
60%
1,2
16meter
60%
1,2
12 meter
60%
1,2
12meter
3. Perdagangan dan JasaKDB maksimum
KLB maksimum
Ketinggian Bangunanmaksimum
80%
1,6
12 meter
70%
1,4
12meter
70%
1,4
12 meter
80%
1,6
12meter
4. Fasilitas Sosial/Umum
KDB maksimum
KLB maksimum
Ketinggian Bangunanmaksimum
60%
1,2
12 meter
60%
1,2
12meter
50%
1,0
12 meter
60%
1,2
12meter
5. Kawasan Budaya
KDB maksimum
KLB maksimum
Ketinggian Bangunanmaksimum
40%
0,8
12 meter
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6. Campuran perdagangan danjasa, perkantoran danperumahan
KDB maksimum
KLB maksimum
Ketinggian Bangunanmaksimum
80%
1,6
12 meter
60%
1,2
12meter
50%
1,0
12 meter
60%
1,2
12meter
7. Terminal
KDB maksimum
KLB maksimum
Ketinggian Bangunanmaksimum
20%
0,4
12 meter
-
-
-
-
-
-
20%
0,4
12meter
Sumber: Revisi RTRW Kota Banda Aceh Tahun 2010 (Versi PU)
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
44/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirII - 22
22..33..44 KKEECCEENNDDEERRUUNNGGAANNPPEERRKKEEMMBBAANNGGAANNKKOOTTAA
Perkembangan Kota Banda Aceh dapat dikategorikan dalam pola tumbuh Multi
Nuclei Model atau yang mempunyai beberapa titik tumbuh. Dalam Revisi Rencana Tata
Ruang Kota Banda Aceh tahun 2001-2010, titik-titik tumbuh tersebut dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Titik Tumbuh Utama di pusat kota dengan kegiatan perdagangan dan jasa,
pemerintahan dan perkantoran, fasilitas umum dan lain-lain. Titik tumbuh ini
berkembang ke segala penjuru kota, namun pertumbuhan ke arah Barat dan Utara
dibatasi oleh kawasan tambak yang cukup potensial serta dibatasi oleh pantai.
2. Titik Tumbuh Sekunder tersebar pada 3 (tiga) lokasi sesuai dengan homogenitas
kawasan, yaitu di sebelah Barat, Timur, dan Selatan kota dengan kegiatan
pelayanan umum dan fasilitas sosial-ekonomi.
3. Titik-titik tumbuh lain pada tingkatan yang lebih rendah berada di pusat-pusat
permukiman.
Pola pertumbuhan dari titik-titik tumbuh tersebut ternyata mempunyai pola linier
dan berkembang seiring perkembangan jaringan jalan sehingga menunjukkan pola
pengembangan ruang dengan Linear Growth Model.
Rencana tata ruang Kota Banda Aceh sebelum Tsunami memperlihatkan struktur
kota bahwa kawasan pantai dikembangkan sebagai kawasan wisata lingkungan atau
daerah penyangga di Kawasan Pantai Utara Kota, antara sempadan pantai, kawasan
pantai/penyangga dengan kawasan perkotaan.
Adapun kawasan pusat perdagangan Central Business District (CBD) terletak
pada Kecamatan Baiturrahman yang berjarak 2 km dari pantai yang berada dibagian
pusat wilayah Kota Banda Aceh, sedangkan kawasan wisata terletak didaerah
Kecamatan Meuraxa dan Kecamatan Syiah Kuala (Kawasan Pantai) dan kawasan
pendidikan di Kecamatan Syiah Kuala (Pinggiran Kota), Lueng Bata dan Ulhee Kareng
(Pusat Perkotaan).
Kawasan non urban yang ada di sepanjang pantai seakan menjadi pemisah
antara kawasan pantai dengan kawasan perkotaan, namun fungsi kawasan non urban
ini tidak/belum dijelaskan fungsinya secara spesifik, apakah sebagai kawasan penyangga
(buffer zone) atau kawasan kosong (tidak dibangun).
Dari tata ruang yang ada terlihat bahwa arah kecenderungan perkembangan
perkotaan (Kota Banda Aceh), kearah selatan (berbatasan langsung dengan Aceh Besar)
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
45/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirII - 23
maka sub pusat (perdagangan dan jasa), sport center (Pusat Olahraga) berada
diperbatasan antara wilayah Kota Banda Aceh dengan wilayah Kabupaten Aceh Besar.
Dengan demikian, terlihat bahwa pusat persebaran perkotaan Banda Aceh untuk
mendatang adalah ke Selatan (ke wilayah Kabupaten Aceh Besar).
22..44 AANNAALLIISSIISS DDAANN KKAARRAAKKTTEERRIISSTTIIKK KKEEPPEENNDDUUDDUUKKAANN DDAANN
KKEEMMAASSYYAARRAAKKAATTAANN
22..44..11 JJUUMMLLAAHHDDAANNPPEERRTTUUMMBBUUHHAANNPPEENNDDUUDDUUKK
Jumlah penduduk kota Banda Aceh sebelum terjadinya bencana Tsunami adalah
sekitar 230.828 jiwa, dengan mayoritas penduduk beragama dan berbudaya Islam.
Sebagai Ibukota Propinsi NAD sekaligus merupakan pusat pemerintahan dan kegiatan
ekonomi, Kota Banda Aceh memiliki kepadatan penduduk tertinggi diantara
kabupaten/kota lainnya. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk Kota Banda
Aceh per Kecamatan sebelum terjadinya Tsunami, dapat dilihat pada Tabel 2.9.
TABEL 2.9JUMLAH PENDUDUK DI KOTA BANDA ACEH
TAHUN 2001-2003
NO KECAMATAN
PRE TSUNAMI
JUMLAHPENDUDUK
Th. 2001
(JIWA)
(%)
JUMLAHPENDUDUK
Th. 2002
(JIWA)
(%)
JUMLAHPENDUDUK
Th. 2003
(JIWA)
(%)
1. Baiturrahman 33.399 14,96 33.331 14,75 32.765 14,19
2. Kuta Alam 52.824 23,66 50.338 22,27 47.538 20,59
3. Meuraxa 27.468 12,31 28.158 12,46 30.532 13,22
4. Syiah Kuala 26.401 11,83 26.577 11,76 28.298 12,25
5. Lueng Bata 13.477 6,04 15.064 6,67 16.708 7,23
6. Kuta Raja 17.467 7,82 18.420 8,15 18.793 8,14
7. Banda Raya 17.563 7,87 17.802 7,88 18.509 8,01
8. Jaya Baru 20.902 9,36 21.137 9,35 20.901 9,05
9. Ulee Kareng 13.722 6,15 15.169 6,71 16.784 7,27
TOTAL 223.223 100,00 225.996 100,0 230.828 100.00
Sumber: Banda Aceh dalam Angka Tahun 2001-2003
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
46/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirII - 24
Kemudian, pada Gambar 2.13 berikut ini, dapat diketahui pertumbuhan jumlah
penduduk di masing-masing kecamatan di Kota Banda Aceh selama periode tahun 2001
sampai dengan tahun 2003. Selain itu, juga dapat diketahui kecamatan yang mengalami
konsentrasi penduduk terbesar.
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
JumlahP
enduduk(jiwa)
Baiturrahman
KutaAlam
Meuraxa
SyiahKuala
LuengBata
KutaRaja
BandaRaya
JayaBaru
UleeKareng
Nama Kecamatan
Tahun 2001
Tahun 2002
Tahun 2003
GAMBAR 2.13GRAFIK PERKEMBANGAN PENDUDUK
DI KOTA BANDA ACEHSumber: Banda Aceh dalam Angka Tahun 2001-2003
Pasca terjadinya Tsunami, jumlah penduduk kota Banda Aceh berkurang dengan
pesat sekitar 27%. Menurut sensus yang dilakukan oleh pemerintah kota jumlah
penduduk Banda Aceh sebelum Tsunami adalah sebesar 263.668 jiwa dan tereduksi
menjadi 192.194 jiwa, dengan jumlah kehilangan (meninggal dunia atau hilang)
sebanyak 71.475 jiwa dan jumlah penduduk yang kehilangan tempat tinggal sebanyak
65.500 jiwa. Untuk jelasnya mengenai jumlah penduduk setelah Tunami di Kota Banda
Aceh pada tiap-tiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.10dibawah.
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
47/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirII - 25
TABEL 2.10JUMLAH PENDUDUK PASCA TSUNAMI
DI KOTA BANDA ACEH
NO KECAMATANJUMLAH PENDUDUK JUMLAH
PENGUNGSIPRE-TSUNAMI
PASCATSUNAMI
1. Baiturrahman 37.449 36.783 5.052
2. Kuta Alam 55.062 43.113 23.971
3. Meuraxa 31.218 5.657 867
4. Syiah Kuala 42.779 35.514 6.411
5. Lueng Bata 18.360 18.254 5.229
6. Kuta Raja 20.217 5.122 230
7. Banda Raya 19.071 19.015 9.451
8. Jaya Baru 22.005 11.384 6.163
9. Ulee Kareng 17.510 17.388 8.126
TOTAL 263.668 192.194 65.500
Sumber: Pemerintah Kota Banda Aceh, 12 April 2005
Perbandingan penurunan jumlah penduduk dan jumlah pengungsi antar
kecamatan di Kota Banda Aceh dapat dilihat pada gambar 2.14.
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
Baitu
rrahm
an
Kuta
alam
Meuraxa
Syiah
Kuala
Luen
gBa
ta
Kuta
Raja
Band
aRa
ya
Jaya
Baru
Ulee
Karen
g
Jumlah Penduduk Pre-Tsunami Jumlah Penduduk Pasca TsunamiJumlah Pengungsi
GAMBAR 2.14
GRAFIK PENURUNAN JUMLAH PENDUDUK DAN JUMLAH PENGUNGSIDI KOTA BANDA ACEH PASCA BENCANA TSUNAMI
Sumber: Pemerintah Kota Banda Aceh, 12 April 2005
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
48/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirII - 26
Berdasarkan grafik tersebut, terlihat bahwa jumlah kehilangan terbesar terjadi di
Kecamatan Meuraxa (82%), Kecamatan Kuta Raja (75%), Kecamatan Jaya Baru (49%),
Kuta Alam (22%), dan Kecamatan Syiah Kuala (17%). Persebaran jumlah kehilangan
yang dirinci berdasarkan jumlah kematian dan orang yang hilang dapat dilihat pada
Gambar 2.15.
Dalam RTRW Kota Banda Aceh Departemen Pekerjaan Umum, pertumbuhan
penduduk pasca bencana Tsunami diproyeksikan menggunakan model bunga berganda
dengan angka pertumbuhan rata-rata sesuai dengan angka pertumbuhan selama tahun
1995-2004 yaitu sebesar 3,14% .
GAMBAR 2.15PERSEBARAN JUMLAH ORANG YANG MENINGGAL DAN HILANG
DI KOTA BANDA ACEH PASCA BENCANA TSUNAMI
Sumber: URRP Banda Aceh City, JICA Study Team, Lampiran 4
Kemudian, JICA dalam penyusunan URRP Kota Banda Aceh danAdditional Study-
nya memproyeksikan pertumbuhan penduduk pasca Tsunami dengan menggunakan tiga
metode perhitungan, yaitu:
o Ekstrapolasi dari tingkat pertumbuhan rata-rata antara tahun 1998 sampai dengan
tahun 2003, yaitu sebesar 2,1%. Hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:
-
7/22/2019 Laporan Akhir Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006-2016
49/229
Revisi RTRW Kota Banda Aceh 2006 - 2016
Laporan AkhirII - 27
Tahun 12-4-2005 2005 2006 2007 2008 2009
Jumlah
Penduduk
192.194 196.230 200.351 204.558 208.854 213.240
o Metode Regresi yang diformulasikan dari data antara tahun 1995 sampai dengan
tahun 2004, yaitu sebagai berikut:
)88,0(*14,216.7050.211.14 =+= rXY
Hasil perhitungan dengan model regresi di atas adalah:
Tahun 12-4-2005 2005 2006 20