Download - Laporan Kasus Meningitis TB DEVY
PENDAHULUANMeningitis kegawatdaruratan medis resiko kecacatan dan kematian ↑
Meningitis : sebuah inflamasi dari membran pelindung yang menutupi otak dan medula spinalis yang dikenal sebagai meninges.
disebabkan oleh infeksi virus, bakteri atau mikroorganisme lain
epidemiologi mengenai infeksi SSP di Asia, pada daerah Asia Tenggara, meningitis yang paling sering dijumpai adalah meningitis tuberkulosis (TB).
Meningitis TB adalah peradangan pada meningen akibat komplikasi TB primer.
Masih banyaknya kematian yang disebabkan oleh meningitis harus menjadi perhatian bagi pihak pemerintah maupun kalangan medis, oleh karena itu pemahaman yang baik
membuat diagnosis dini dan penatalaksanaan yang sesuai.
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien Nama : Alidi TnUmur : 60 tahun Nomor ID/ Ref : 88 56 65Pekerjaan : petaniAlamat : Sugihan RT9 RW11 Sugihan
Solokuro Lamongan SugihanTanggal Masuk : 1 Agustus 2015 jam 14.00
KU : sakit kepala RPS : sakit kepala terus terusan dan semakin memberat. badan terasa lemes. Sejak 2 bulan pasien sering sakit kepala tidak hilang pusing berputar disertai mual dan keluar keringat dingin, sering panas saat pada malam hari, akhir akhir ini nafsu makan berkurang, sulit tidur pada malam hari. RPD : hipertensi -
dibates militus- trauma- pengobatan 6 bulan -
batuk lama-RPK : Hipertensi ,-diabetes militus -, batuk lama –
RPSos : Di lingkungan rumah maupaun pekerjaan tidak ada riwayat batuk lama. Tidak pernah mengkonsumsi jamu, tidak merokok, minum kopi sehari sekali
PF
Ku : lemah
Kesadaran : Composmentis
GCS : E4 V5 M6
Vital Sign : Tekanan Darah : 133/82 mmHg
Nadi : 105 x/menit
Suhu : 36,5
RR : 20 x/menit
Airway : clear, gargling (-) snoring (-) speak fluently (+) potensial obstruksi (-)
Breathing : spontan RR 20x/menit, ves/ves, rh -/-, wh-/-, SaO2 99%, tanpa 02 support
Circulation : akral HKM, CRT <2 detik N 105x/menit TD 133/82 mmHg
Disability : GCS 456, lateralisasi -, PBI 3mm/3mm
Eksposure : temp 36,5
Secondary survey :
GCS 456
Kepala/Leher : Anemia -, ikterus -, sianosis -, dipsneu -, mata cowong -, deformitas -, pernafasan cuping hidung -, perbesaran KGB -, JVP –
Thoraks : Simetris +, retraksi –/-
Paru :
Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris, benjolan –
Palpasi : Stem fremitus +/+ normal, krepitasi -, nyeri tekan –
Perkusi : Sonor/Sonor
Auskultasi : ves/ves, Rh -/-, Wh-/-
Jantung:
Inspeksi : ictus cordis -, vossure cardiac –
Palpasi : ictus cordis kuat angkat –, thrill –
Perkusi : Normal
Auskultasi : S1S2 Tunggal, murmur -, gallop –
Abdomen :
Inspeksi : Datar, Spider nevi -, eritema -, massa -
Palpasi : Soepl, nyeri tekan -, hepar dan lien tidak teraba, undulasi -
Perkusi : timpani
Auskultasi : BU + N, meteorismus –
Ekstremitas temp 36,5
Status Neurologis GCS : E4 V5 M6 N. Kranialis
N. I (Olfactorius) : penghidu dalam batas normal N. II (Opticus) :
Visus Naturalis : VOD 1/300 VOS >2/60 TOD 37,2 TOS 37,2 Lapang pandang : menyempit Funduscopy : Tidak dievaluasi Buta warna : tidak diefaluasi
N. III (Okulomotorius) : Ptosis : - / - Exoftalmus : - / -Pergerakan bola mata : ODS normal Pupil : bulat, isokor θ 3mm/3mm, Reflek cahaya : +/+Nistagmus : -/-
N. IV (Trochlearis) : Posisi bola mata : ortoforia / ortoforia pergerakan bola mata : normal
N. VI (Abducen): pergerakan bola mata : normal
N. V (Trigeminus) : kanan kiri sensorik
N V1 : normal normal N V2 : normal normal N V3 : normal normal
Motorik : Inspeksi : Simetris Palpasi : dbN/ dbN Mengunyah : dalam batas normal Menggigit : tidak diefaluasi
N. VII (Facialis) : Sensorik : Pengecapan 2/3 depan lidah tidak dievaluasi Motorik : kanan kiri
M. Frontalis : normal normal M. Oblique oculi : normal normal M. oblique oris : normal normal
N.VIII (acusticus) : Detik arloji : normal /normal Suara berbisik : normal/normal Tes Weber : tidak dievaluasi Tes Rinne : tidak dievaluasi
N. IX (GLOSSOFARINGEUS) Sensorik 1/3 posterior lidah belakang : tidak dievaluasi Sensibilitas faring: tidak dievaluasi
N. X (vagus) : Posisi arcus faring : normal Reflek muntah : normal
N.XI (accecorius) : Mengangkat bahu : normal Memalingkan kepala : normal
N. XII (Hipoglossus) : Deviasi lidah : (-) Fasikulasi : (-) Tremor : (-) Atrofi : (-) Ataxia : (-)
Leher :Tanda perangsangan selaput otak :
Kaku kuduk +Kernig -/-Brudzinski I -/- Brudzinski II -/-Brudzinski III -/-Brudzinski IV +/+
Kelenjar lymphe : tak tampak pembesaran Arteri Karotis : teraba kuat, bruit cervical (-)/bruit cervical (-)Kelenjar gondok : tak tampak pembesaranAbdomen :Reflek dinding perut :
+ + + +
Kolumna vertebralis :Inpeksi : deformitas (scoliosis, lordosis, kiphosis -)Palpasi : nyeri tekan -, gibus -Pergerakan : tidak diefaluasiprofokasi : laseque -/-, bragard -/-, sicard -/-, pattric -/-, contra pattrict -/-
Ekstremitas Superior Inferior :Pergerakan : normal Kekuatan otot : 5 5 5 5
Tonus otot : normal Reflek Fisiologis :
BPR : +2 /+ 2TPR : +2 / +2KPR : +2 /+ 2APR : +2 / +2 Radius : - / - Ulna : - / -
Klonus :Patella -/- Ankle -/-
Reflek Patologis :Babinsky : - /- Hoffman Trommner : - / - Chaddock : - / - Gordon : - / -Schaefer : - / - oppenheim : - / -Gonda : -/-
Sensorikkanan kiri
Eksteroseptif nyeri : normal normal suhu : tidak dievaluasi raba halus : normal normal
Propioseptif getar, posisi : normal normal Fungsi Kortikal
Rasa diskriminasi: tidak dievaluasiStereognosis : normal normal Grafestesia : normal normal Pergerakan abnormal spontan : -Gangguan Koordinasi :
Finger nose to finger testing : normaldisdiadokokinesis : normal
Gait : Sulit dievaluasi
Pemeriksaan Fungsi Luhur : Afek dan emosi : normal Kemampuan bahasa : normal Memori : normal
Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Hematologi Leukosit : 11.3 (4-11) Neutrophil : 64 Limphosit : 21,7 Monosit : 2,4 (3,0-7,0) Eosinophil : 5.9 (1.0-2.0) Basophil : 6.0 (0,0-1,0) Eritrosit 3,99 Hemoglobin 11,4 (14-18) Hematocrit 35,3 (40-54)
MCV 88,50 MCH 28,60 MCHC 32,30 RDW 13 Trombosit 164 MPV 4 LED 1 27 (0-1) LED 2 51(1-5) Hati SGOT 76 (0-37) SGPT 19 Faal Ginjal Urea : 31 Serum kreatinin : 0,8 Uric acid :10,5(3,1-7,9) Hs CRP : 1,79
Foto thorax (18-07-2015)Cor : besar dan bentuk normalPulmo : tampak infiltrate parahiler kanan Kedua sinus prenicocostalis tajam tulang dan softtisue tak tampak kelainan KESIMPULAN : kesan bronchitis
Ct kepala tanpa kontras (2-08 -2015) Tak tampak lesi hiper atau hipodens abnormal di brain parenkim Sulci dan gyri tampak normalTak tampak deviasi midline struktur Sistem ventrikel slight dilated,cisterna tampak normalTak tampak kalsifikasi abnormalOrbita mastoid sinus frontalis, ethmoidalis dan sphenoidalis kanan kiri tampak normalTulang calvaria tampak normal
Kesimpulan:Brain parenkim tanpa kontras tak tampak kelainan Slight comunicating hydrochefalus
Ringkasan Laki laki, 60 tahun datang dengan keluhan
sakit kepala terus terusan dan semakin memberat. Sejak 2 bulan pasien sering sakit kepala tidak hilang pusing berputar, mual +, keluar keringat dingin, panas saat pada malam hari, riwayat pengobatan TB disangkal, batuk lama disangkal, anorexia +, susah tidur malam hari, Dari pemeriksaan meningeal sign didapatkan Kaku kuduk + Brudzinski IV +/+ , anemia, LED meningkat, hiperuricemia, pem thorak tampak infiltrate parahiler kanan, CT Scan didapatkan Slight comunicating hydrochefalus
DiagnosisDiagnosis klinis : chefalgia subfebris, Kaku kuduk +, Brudzinski IV +/+ , vomit, , leukositosis, Slight comunicating hydrochefalus
Diagnosis topis : meningen
Diagnosis etiologi : meningitis ec. TB paru st II
Differential Diagnosis :meningitis ec. bakteri meningitis ec virusMeningitis ec fungalMeningitis ParasitMeningoencefalitis Abses serebralNeoplasma serebralPerdarahan Subarachnoid
PENATALAKSANAANInf Asering 1500mgInj streptomisin 1x1 grInj Dexametasone 4x10mgInj Ranitidine 2x50mgInj Ketorolac 3x30 mg (2 hari)
PO INH 1x 300 mg 0-1-0Rifampicin 1x 600mgPZA 1x1000mgHaldol 3x5 mg
Piridoksin1x 100mg
PrognosisDubia ad bonam
Definisi Meningitis TuberkulosisMeningitis tuberkulosis merupakan peradangan pada selaput otak (meningen) yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis.
Etiologi Meningitis Tuberkulosis batang pleomorfik gram positif, berukuran
0,4-3µm mempunyai sifat tahan asam, dapat hidup selama berminggu-minggu dalam keadaan kering, serta bermultiplikasi (setiap 15 sampai 20 jam).
Patofisiologi Meningitis TuberkulosisBTA masuk tubuh
↓Tersering melalui inhalasi
Jarang pada kulit, saluran cerna↓
Multiplikasi↓
Infeksi paru / fokus infeksi lain↓
Penyebaran hematogen↓
Meningens↓
Membentuk tuberkel↓
BTA tidak aktif / dormain
Bila daya tahan tubuh menurun↓
Rupture tuberkel meningen↓
Pelepasan BTA ke ruang subarachnoid↓
MENINGITIS TUBERKULOSA
Araknoiditis proliferatifpembentukan massa fibrotik menembus pembuluh darah. Reaksi radang akut trbentuk eksudat gelatin nekrosis perkijuan. mengalami kalsifikasi. paralisis. Saraf yang paling sering terkena adalah saraf kranial VI, III dan IV
Vaskulitis Vaskulitis radang obstruksi dan selanjutnya infark serebri parese
Hidrosefalus Komunikans perluasan inflamasi ke sisterna basalis mengganggu sirkulasi Perlengketan spinal block
MANIFESTASI KLINIS Fase I (stadium inisial / stadium non
spesifik / fase prodromal) Prodormal Demam (tidak terlalu tinggi). Anorexia Meningeal sign +
fase II (stadium transisional / fase meningitik)
Sda Kesadaran baik Gguan syaraf otak hemiparesis, hidrocefalus
Fase III Sda Kesadaran menuru n gejala fokal + Kejang +
Fase IV Sda Koma dan syok
pem fisik:
kaku kudukKernigbrudzinski 1brudzinski IIbrudzinski IIIbrudzinski IV
Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Pungsi Lumbal
Agent Opening Pressure (mm H2 O)
WBC count (cells/µL)
Glucose (mg/dL) Protein (mg/dL) Microbiology
Bacterial meningitis
200-300 100-5000; >80% PMNs
< 40 >100 Specific pathogen demonstrated in 60% of Gram stains and 80% of cultures
Viral meningitis 90-200 10-300; lymphocytes
Normal, reduced in LCM and mumps
Normal but may be slightly elevated
Viral isolation, PCR assays
Tuberculous meningitis
180-300 100-500; lymphocytes
Reduced, < 40 Elevated, >100 Acid-fast bacillus stain, culture, PCR
Aseptic meningitis
90-200 10-300; lymphocytes
Normal Normal but may be slightly elevated
Negative findings on workup
Normal values 80-200 0-5; lymphocytes 50-75 15-40 Negative findings on workup
LCM = lymphocytic choriomeningitis; PCR = polymerase chain reaction; PMN = polymorphonuclear leukocyte; WBC = white blood cell.
Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan LED meningkat pada meningitis TB
Elektrolit diperiksa untuk menilai dehidrasi.
Glukosa serum digunakan sebagai perbandingan
terhadap glukosa pada cairan serebrospinal.
Ureum, kreatinin dan fungsi hati penting untuk
menilai fungsi organ dan penyesuaian dosis
terapi.
Kultur Pemeriksaan Radiologis
Rontgn+ct scan
Penatalaksanaan Untuk 2 bulan pertama. INH : 1 x 400 mg/hari, oral Rifampisin : 1 x 600 mg/hari, oral Pirazinamid : 15-30 mg/kgBB/hari, oral Etambutol :15-20 mg/kgBB/hari, oral
Untuk 7-12 bulan selanjutnya. INH : 1 x 400 mg/hari, oral Rifampisin : 1 x 600 mg/hari, oral
Meningitis dapat didiagnosis banding dengann penyakit dibawah ini
meningitis ec. bakteri meningitis ec virus Meningitis ec fungal Meningitis Parasit Meningoencefalitis Abses serebral Neoplasma serebral Perdarahan Subarachnoid
Komplikasi Meningitis paresis spastik, kejang, paraplegia, dan gangguan sensori
ekstremitas.meningoencefalitis parese nervus kranialis, hidrosefalus, nistagmus, ataksia,
gangguan ringan pada koordinasi, dan spastisitas. (DIC), gangguan fungsi hipotalamus atau disfungsi
endokrin, kolaps vasomotor dan bahkan dapat menyebabkan kematian.
Prognosis Pasien yang berumur kurang dari 3 tahun mempunyai
prognosis yang lebih buruk daripada pasien yang lebih tua usianya
Pencegahan Meningitis Pencegahan Primer:. Vaksin yang dapat diberikan seperti
Haemophilus influenzae type b (Hib), Pneumococcal conjugate vaccine (PCV7), Pneumococcal polysaccaharide vaccine (PPV), Meningococcal conjugate vaccine (MCV4), dan MMR (Measles dan Rubella).
Pencegahan Sekunder : Deteksi dini Pencegahan Tertier: Fisioterapi dan rehabilitasi
PEMBAHASAN sakit kepala peradangan pada selaput otak (meningen)
disebabkan bakteri Mycobacterium tuberkulosis.
ME ditegakkanpemeriksaan fisik Meningeal sign positif.
Terjadinya ME diawali penyebaran hmatogen pembentukan tuberkel di otak, meningen,medula spinalis, masuk ke ruang subarachnoid atau ventrikel.
Tumpahan protein kuman tuberkulosis ke ruang subarakhnoid reaksi hipersensitivitas yang hebat dan selanjutnya akan reaksi radang yang paling banyak terjadi di basal otak. Selanjutnya meningitis yang menyeluruh akan berkembang.
Pada pasien ini tidak mengalami gangguan pada nervus kranialais dikarenakan belum terbentuknya eksudat organisasi, kalsifikasi n.kranialis yang terkena akan mengalami paralisis. III, IV,VI (diplopia dan strabismus)
Pada CT Scan, kesimpulan didapatkan bahwa adanya Slight comunicating hydrochefalus ini dikarenakan terjadi akibat perluasan inflamasi ke sisterna basalis mengganggu sirkulasi dan resorpsi cairan serebrospinalis.
Adapun perlengketan yang terjadi dalam kanalis sentralis medulla spinalis nantinya akan menyebabkan spinal block dan paraplegia.
KESIMPULAN
Meningitis TB merupakan peradangan pada meningen yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis.
Di Indonesia, meningitis TB masih banyak ditemukan karena morbiditas tuberkulosis masih tinggi
Pengobatan meningitis tuberkulosis harus tepat dan adekuat untuk mencegah sekuele dan kematian
Pencegahan meningitis berupa pencegahan primer sekunder dan tersier
Prognosis pasien berbanding lurus dengan tahapan klinis saat pasien didiagnosis dan diterapi