LAPORAN KERJA PRAKTEK
DI PT PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN
Disusun oleh:
Clara Pinasthika
NPM : 14 06 07945
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2017
Scanned by CamScanner
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya
sehingga penulisan Laporan Kerja Praktek yang berjudul “ Analisis Peramalan
Penyaluran Produk Premium Pada Bulan Juni 2017 Menggunakan Metode
Distribution Requirement Planning (DRP) di PT.Pertamina (Persero) RU VI Balongan
“ dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Laporan ini disusun berdasarkan hasil kerja
praktek dari tanggal 3 Juli 2017 sampai dengan tanggal 11 Agustus 2017.
Tujuan dari kerja praktek ini adalah untuk menerapkan dan membandingkan
ilmu-ilmu dalam teknik industri yang telah didapat dalam bangku kuliah dengan kondisi
nyata pada suatu perusahaan, khususnya pada PT.Pertamina RU VI Balongan
Dalam pembuatan laporan ini, penulis mendapat banyak sekali bantuan dari
berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasihnya
kepada semua pihak yang telah membantu, baik yang terlibat langsung dalam
pembuatan laporan maupun pihak-pihak yang mendukung kelancaran pembuatan
laporan ini:
1. Kedua orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan dukungan moral
dan material sehingga penulis dapat melaksanakan kerja praktek dan
mengerjakan laporan dengan baik.
2. PT PERTAMINA (PERSERO) Refinery Unit VI Balongan yang telah
memberikan penulis kesempatan untuk melaksanakan kegiatan kerja praktek
disana.
3. Bapak V.Ariyono, ST ., MT selaku Kaprodi Jurusan Teknik Industri Universitas
Atma Jaya Yogyakarta.
4. Bapak V.Ariyono, ST ., MT selaku dosen pembimbing Kerja Praktek (KP).
5. Bapak Suharto PH yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk
melaksanakan kerja praktek di Supply Chain and Distribution Section.
6. Bapak Gerdathias Putra selaku pembimbing penulis atas ketersediaannya
memberikan banyak waktu, ilmu, bimbingan dan masukannya selama kegiatan
kerja praktek.
7. Bapak Topik dan Bapak Yogie Rachmadi yang telah membantu penulis dalam
mengumpulkan data.
v
8. Bapak Yanto selaku staff di HR development section yang telah membantu
penulis mengurus segala administrasi baik sebelum dan sesudah kegiatan kerja
praktek.
9. Bapak Nasir yang sudah menyediakan tempat untuk menetap selama berada di
Balongan.
10. Teman-teman kerja praktek (Ica, Moli, Elfa, Bella, Yarra,Dimas) yang sangat
berjasa selama melaksanakan kerja praktek, selalu menghadirkan keceriaan
setiap harinya dan selalu menciptakan semangat baru setiap harinya.
11. Mas Odilius Jenar yang selalu memberikan motivasi, dukungan, perhatian, cinta
kasih serta keceriaan walaupun dengan jarak yang jauh.
12. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.
Akhirnya kegiatan kerja praktek ini telah selesai dilaksanakan. Penulis
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan
laporan kerja praktek ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermafaat bagi kita
semua.
Yogyakarta, 11 Agustus 2017
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………………..… ii
SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK ……………… iii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………… iv
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………. vi
DAFTAR TABEL …………………………………………………………………… viii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………… viii
DAFTAR GRAFIK …………………………………………………………………… viii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ………………………………………………………………..… 1
1.2. Tujuan ………………………………………………………………….... 1
1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek …………………………… 2
BAB 2. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Singkat Perusahaan ………………………………………………….. 3
2.2. Struktur Organisasi …………………………………………………………...… 4
2.3. Manajemen Perusahaan …………………………………………………….… 8
BAB 3 TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN
3.1. Proses Bisnis Perusahaan atau Unit Usaha atau Departemen …………… 13
3.2. Produk yang Dihasilkan ………………………………………………………... 15
3.3. Proses Produksi ………………………………………………………………… 16
3.4. Fasilitas Produksi ………………………………………………………………. 19
BAB 4 TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA
4.1. Lingkup Pekerjaan ………………………………………………………… 21
4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan …………………… 21
4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan ………………………………………. 22
4.4. Hasil Pekerjaan ……………………………………………………….... 23
vii
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan …………………………………………………………………… 37
5.2 Saran ……………………………………………………………………………. 37
LAMPIRAN ……………………………………………………………………………. 38
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Demand Premium Pada Bulan Me i ……………………………………… 23
Tabel 4.2 Data Produksi Pada Bulan Juni ………………………………………….. 25
Tabel 4.3 Data Stok Awal Bulan Juni ……………………………………………….. 25
Tabel 4.4 Rekapitulasi Peramalan Permintaan Premium…………………………... 27
Tabel 4.5 Peramalan Demand Premium Bulan Juni 2017 …………………………. 28
Tabel 4.6 Demand Harian Bulan Juni 2017 ………………………………………….. 30
Tabel 4.7 Kapasitas Produksi Harian Juni ……………………………………………. 31
Tabel 4.8 Data DRP Premium …………………………………………………………. 31
Tabel 4.9 DRP Produk Premium Sebelum Penjadwalan Lifting …………………... 33
Tabel 4.10 DRP Produk Premium Setelah Penjadwalan Lifting …………………… 34
Tabel 4.11 Perbandingan Penjadwalan DRP, RU VI, Realisasi …………………… 35
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT.Pertamina (Persero) RU VI Balongan ……… 4
Gambar 2.2 Logo Unggulan PT.Pertamina (Persero) RU VI Balongan…………… 9
Gambar 3.1 Struktur Refinery Planning and Optimization…………………………... 15
Gambar 3.2 Proses Produksi RU VI Balongan……………………………………….. 16
Gambar 4.1 Metodologi Pelaksanan Kerja Praktek………………………………….. 22
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Demand Premium Bulan Mei ……………………………………………… 26
Grafik 4.1 Forecast Premium Bulan Juni …...………………………………………… 29
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya
Yogyakarta (PSTI UAJY) mewajibkan semua mahasiswanya untuk
melaksanakan kerja praktek sesuai dengan Kurikulum di PSTI UAJY. PSTI UAJY
memandang kerja praktek sebagai wahana atau sarana bagi mahasiswa untuk
mengenali suasana di industri serta menumbuhkan, meningkatkan, dan
mengembangkan etos kerja profesional sebagai calon sarjana Teknik Industri.Kerja
praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa Teknik Industri.
Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek mahasiswa
bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini mencakup kegiatan
perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan pemecahan masalah. Oleh
karena itu, dalam kerja praktek kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa adalah:
1. Mengenali ruang lingkup perusahaan.
2. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu.
3. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor
atau pembimbing lapangan.
4. Mengamati perilaku system.
5. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis.
6. Melaksanakan ujian kerja praktek.
1.2. Tujuan
Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah:
1. Melatih kedisiplinan.
2. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan
dalam perusahaan.
3. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.
4. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan
menjalankan bisnis.
5. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di
2
perusahaan.
6. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.
1.3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek
Kerja Praktek ini dilaksanakan terhitung mulai tanggal 3 Juli 2017 sampai dengan 11
Agustus 2017 di PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan yang terletak di Jalan Raya
Balongan Km. 9 Kecamatan Balongan Kab. Indramayu Prov. Jawa Barat. Dalam hal
ini penulis ditempatkan pada Departemen Supply Chain & Distribution dengan jam
kerja mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB untuk hari Senin sampai
dengan Jumat dan jam istirahat pukul 12.00 WIB – 13.00 WIB.
3
BAB 2
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Singkat Perusahaan
Kilang Balongan dibangun dengan system project financing dimana biaya invetasi
pembangunannya dibayar dari revenue kilang Balongan sendiri dan dari keuntungan
Pertamina lainnya. Dengan demikian maka tidak ada dana atau equity dari pemerintah
yang dimasukkan sebagai penyertaan modal sebagaimana waktu membangun kilang-
kilang lainnya sebelum tahun 1990. Oleh karena itu kilang Balongan disebut kilang
milik PERTAMINA.
Kilang Balongan adalah merupakan kilang yang dirancang untuk mengolah minyak
mentah jenis Duri (80%). Pada tahun 1990-an, crude Duri mempunyai harga jual yang
relatif rendah karena kualitasnya yang kurang baiksebagai bahan baku kilang.
Kualitas yang rendah dari crude duri dapat terlihat diantaranya dari kandungan residu
yang sangat tinggi mencapai 78%, kandungan logam berat dan karbon serta nitrogen
yang juga tinggi. Teknologi kilang yang dimiliki di dalam negeri sebelum adanya kilang
Balongan tidak mampu mengolah secara efektif dalam jumlah besar, sementara itu
produksi minyak dari lapangan Duri meningkat cukup besar dengan diterapkannya
metode Secondary Recovery. Saat ini, feed yang digunakan pada kilang Balongan
merupakan campuran crude Duri, Minas, dan Nile Blend dengan perbandingan
41:35:24.
Dasar pemikiran didirikannya kilang RU VI Balongan untuk memenuhi kebutuhan
BBM yaitu:
1. Pemecahan permasalahan minyak mentah (Crude) Duri.
2. Antisipasi kebutuhan produk BBM nasional, regional, dan internasional.
3. Peluang menghasilkan produk dengan nilai tambah tinggi.
Daerah Balongan dipilih sebagai lokasi kilang dan proyek kilang yang dinamakan
proyek EXOR I (Export Oriented Refinery I) dan dirikan pada tahun 1991. Pada
perkembangan selanjutnya, pengoperasian kilang tersebut diubah namanya
Pertamina Refinery Unit VI Balongan. Start Up kilang PT. Pertamina (Persero) RU VI
Balongan dilaksanakan pada bulan Oktober 1994 dan diresmikan oleh Presiden
Soeharto pada tanggal 24 Mei 1995. Peresmian ini sempat tertunda dari perencanaan
4
sebelumnya (30 Januari 1995) karena unit Residue Catalytic Cracking (RCC)
mengalami kerusakan.
Unit RCC ini merupakan unit terpenting di kilang PT. Pertamina (Persero) RU VI
Balongan, yang mengubah residu (sekitar 62 % dari total feed) menjadi minyak ringan
yang lebih berharga. Residu yang dihasilkan sangat besar sehingga sangat tidak
menguntungkan bila residu tersebut tidak dimanfaatkan. Kapasitas unit ini yang
sekitar 83.000 BPSD merupakan yang terbesar di dunia untuk saat ini. Dengan
adanya kilang minyak Balongan, kapasitas produksi kilang minyak domestik menjadi
1.074.300 BPSD. Produksi kilang minyak Balongan berjumlah kurang lebih 34 % dari
bahan bakar minyak yang dipasarkan di Jakarta dan sekitarnya.
2.2. Struktur Organisasi
5
Gambar 2. 1 Struktur Organisasi PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan
PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI Balongan mempunyai struktur organisasi yang
menerangkan hubungan kerja antar bagian yang satu dengan yang lainnya dan juga
mengatur hak dan kewajiban masing-masing bagian. Tujuan dibuatnya struktur
organisasi adalah untuk memperjelas dan mempertegas kedudukan suatu bagian
dalam menjalankan tugas sehingga akan mempermudah untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Maka biasanya struktur organisasi dibuat sesuai
dengan tujuan dari organisasi itu sendiri. Struktur organisasi RU VI Balongan terdiri
atas beberapa bagian yang mempunyai fungsi dan tanggung jawab masing-masing
yaitu sebagai berikut:
1. General Manager
Tugas pokok General Manager adalah mengarahkan, memonitor, dan mengevaluasi
seluruh kegiatan di Refinery Unit VI sesuai dengan visi misi unit bisnis yang meliputi
kegiatan pengembangan pengolahan, pengoelolaan operasi kilang, kehandalan
kilang, pengembangan kilang, supply chain operation, procurement, serta kegiatan
pendukung lainnya guna mencapai target perusahaan di Refinery Unit VI.
2. Senior Man. Op & Manufacturing
Tugas pokok Senior Man. Op & Manufacturing adalah mengarahkan, memonitor, dan
mengevaluasi penyusunan rencana operasi kilang, kegiatan operasi kilang,
assesment kondisi peralatan, pemeliharaan turn around / overhoul, pemeliharaan rutin
dan non-rutin, pengadaan barang dan jasa, pengadaan bahan baku, intermedia, dan
gas, penerimaan, penyaluran, storage management, pengelolaan sistem akutansi
arus minyak, dan operasional HSE serta menunjukkan komitmen HSE dalam setiap
aktivitas / proses bisnis agar kegiatan operasi berjalan dengan lancar dan aman di
Refinery Unit VI
3. Production-I Manager
Tugas pokok Production-I Manager adalah mengarahkan, memonitor, dan
mengevaluasi sistem dan tata kerja operasi kilang, rencana operasi dan kegiatan
operasi kilang, pengadaan produk, barang, dan jasa, pengelolaan penerimaan,
penyaluran, dan storage management, pengelolaan sistem arus minyak, pengelolaan
mutu, dan operasional program HSE dalam rangka mendukung seluruh kegiatan
operasional kilang dalam melakukan pengolahan minyak mentah menjadi produk
BBM / NBBM secara produktif, efisien, aman, dan ramah lingkungan, serta
6
menunjukkan komitmen HSE dalam setiap aktivitas / proses bisnis sesuai dengan
perencanaan perusahaan di Refinery Unit VI.
4. Production-II Manager
Tugas pokok Production-II Manager adalah mengarahkan, memonitor, dan
mengevaluasi sistem dan tata kerja operasi kilang, rencana operasi dan kegiatan
operasi kilang, pengadaan produk, barang, dan jasa, pengelolaan penerimaan,
penyaluran, dan storage management, pengelolaan sistem arus minyak, pengelolaan
mutu, dan menunjukkan komitmen HSE dalam setiap aktivitas / process business
operasional program HSE dalam rangka mendukung seluruh kegiatan operasional
kilang dalam melakukan pengolahan minyak mentah menjadi produk BBM, NBBM,
secara produktif, efisien, aman, dan ramah lingkungan sesuai dengan perencanaan
perusahaan di Refinery Unit VI
5. Refinery Planning & Optimization Manager
Tugas pokok Refinery Planning & Optimization Manager adalah mengarahkan,
mengkoordinasikan, dan memonitor evaluasi perencanaan, pengembangan /
pengelolaan bahan baku, dan produk kilang berdasarkan kajian keekonomian,
kemampuan kilang serta kondisi pasar; evaluasi pengadaan, penerimaan, dan
penyaluran bahan baku; evaluasi kegiatan operasi kilang; evaluasi pengembangan
produk; pengelolaan Linear Programming serta pengelolaan hubungan pelanggan
dalam rangka mendukung kegiatan operasional yang paling efektif, efisien, dan aman
serta menunjukkan komitmen HSE dalam setiap aktivitas / proses bisnis di Refinery
Unit VI.
6. Maintenance Execution Manager
Tugas pokok Maintenance Execution Manager adalah mengarahkan, memonitor, dan
mengevaluasi kegiatan turn around dan overhaul (plant stop), pemeliharaan peralatan
kilang rutin & non-rutin, pembangunan dan pemeliharaan aset bangunan, fasilitas
sosial, dan fasilitas umum lainnya, dan heavy equipment, transportation, rigging, dan
scaffolding, optimalisasi aset pengelolaan mutu tools worksho, dan correction action
saat operasi kilang untuk memastikan peralatan kilang siap beroperasi dengan tingkat
kehandalan, kinerja peralatan yang paling optimal, menjadi role model, dan
menunjukkan komitmen HSE dalam setiap aktivitas dan memenuhi HSE excellence
di Refinery Unit
7. Maintenance Planning & Support Manager
7
Tugas pokok Maintenance Planning & Support Manager adalah mengarahkan,
memonitor, dan mengevaluasi kegiatan pemeliharaan serta menunjukkan komitmen
HSE dalam setiap aktivitas / process business peralatan kilang yang meliputi rencana
strategi perusahaan, pengelolaan mutu, strategi dan rencana dan kehandalan,
assesment kondisi kilang, kegiatan pemeliharaan, vendor management, anggaran,
dan pemeliharaan data seluruh peralatan kilang untuk memberikan jaminan kelayakan
operasi peralatan sesuai peraturan pemerintah dan / atau standar & code serta aspek
HSE yang belaku agar peralatan dapat dioperasikan sesuai jadwal untuk memenuhi
target produksi yang direncanakan di Refinery Unit VI.
8. REL Manager
Tugas pokok REL Manager adalah mengkoordinir, merencanakan, memonitor, dan
mengevaluasi pelaksanaan kehandalan kilang meliputi penetapan strategi
pemeliharaan kilang (anggaran, strategi dan rencana), pengembangan teknologi,
assessment / inspeksi kondisi kilang, pemeliharaan kilang terencana (termasuk TA
dan OH) serta pengadaan barang dan jasa yang berkaitan dengan kebutuhan operasi
pemeliharaan kilang serta menunjukkan komitmen HSE dalam setiap aktivitas /
process business dalam upaya mencapai tingkat kehandalan kilang dan safety yang
optimal sesuai dengan prosedur kerja yang berlaku di Refinery Unit.
9. T/A (Turn-Around) Manager
Tugas pokok T/A Manager adalah mengkoordinir, mengarahkan, mengendalikan,
memonitor, dan mengevaluasi seluruh tahapan proses kerja turn-around
(TA/PS/COC) dan over-haul (OH) equipment, mulai dari tahap persiapan /
perencanaan, pelaksanaan & proses start-up, hingga post TA-OH yang sesuai best
practice / pedoman TA, pedoman pengadaan barang & jasa, peraturan pemerintah,
standard & code yang berlaku dalam upaya mendukung kehandalan pengoperasian
peralatan kilang hingga seluruh peralatan yang telah diperbaiki dan di-overhaul
tersebut dapat beroperasi dengan aman dan handal sampai dengan jadwal TA-OH
berikutnya, untuk mendukung pemenuhan target produksi yang direncanakan di
Refinery Unit VI.
10. Engineering & Development Manager
Tugas pokok Engineering & Development Manager adalah mengarahkan, memonitor,
mengendalikan, dan mengevaluasi penyusunan sistem tata kerja operasi kilang
apabila ada modifikasi/revamp/unit baru, kegiatan pengembangan kilang
8
pengembangan teknologi, pengembangan produk, pengelolaan kegiatan operasi
kilang, pengelolaan pengadaan barang dan jasa, pengelolaan program HSE,
pengelolaan anggaran investasi guna mendukung kegiatan operasi pengolahan
berdasarkan hasil identifikasi potensi risiko sehingga dapat terkelola suatu kinerja
ekselen yang memberikan kontribusi positif bagi perusahaan dan berorientasi kepada
pelanggan, produktivitas, dan keamanan kilang Refinery Unit VI.
11. HSE Manager
Tugas poko HSE Manager adalah mengarahkan, memonitor, dan mengevaluasi
penerapan aspek HSE di Refinery Unit VI yang meliputi penyusunan, sosialisasi &
rekomendasi kebijakan & STK HSE, identifikasi risiko HSE, mitigasi risiko HSE,
peningkatan budaya HSE, implementasi operasional program HSE, investigasi HSE,
penyediaan peralatan dan fasilitas HSE, HSE regulation & standard code compliance
serta HSE audit agar kegiatan pencegahan dan penanggulangan keadaan darurat,
pelestarian lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja dapat tercapai sesuai
dengan rencana dalam upaya mencapai HSE excellence.
12. Procurement Manager
Tugas pokok Procurement Manager adalah mengarahkan, memonitor, dan
mengevaluasi sistem tata kerja procurement, pengadaan barang dan jasa, vendor
management, penerimaan barang dan jasa, distribusi, warehouse management,
perjanjian kerjasama pengadaan jasa, dan facility support serta menunjukkan
komitmen HSE dalam setiap aktivitas di fungsi Procurement Refinery Unit VI.
13. General Affairs
Tugas pokok General Affairs adalah mengarahkan, memonitor, dan mengevaluasi
kegiatan terkait relasi dengan pihak regulator, media, dan stakeholder, hubungan
pelanggan (internal & eksternal), kredibilitas perusahaan, komunikasi eksternal dan
internal, Corporate Social Responsibility (CSR) / Community Development (CD) /
Community Relation (CR), dokumen dan literatur perusahaan, corporate activity,
manajemen security, budaya security, operasional program security, emergency
program, pengelolaan peralatan dan fasilitas security, juga security regulation
compliance untuk mendukung kegiatan operasional agar berjalan efektif dan optimal
di fungsi Refinery Unit VI.
2.3. Manajemen Perusahaan
9
2.3.1. Visi dan Misi PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan
Visi dan misi PERTAMINA RU VI Balongan adalah sebagai berikut:
Visi: Menjadi Kilang Terkemuka di Asia Tahun 2025
Misi:
1. “Mengolah crude dan naptha untuk memproduksi BBM, BBK, Residu, NBBM dan
Petkim secara tepat jumlah, mutu, waktu dan berorientasi laba serta berdaya
saing tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar.”
2. “Mengoperasikan kilang yang berteknologi maju dan terpadu secara aman,
handal, efisien dan berwawasan lingkungan.”
3. “Mengelola aset RU VI Balongan secara profesional yang didukung oleh sistem
manajemen yang tangguh berdasarkan semangat kebersamaan, keterbukaan
dan prinsip saling menguntungkan.”
2.3.2. Logo dan Slogan PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan
Slogan dari PT. Pertamina (Persero) adalah “Renewable Spirit” atau “Semangat
Terbarukan”. Slogan tersebut diharapkan mendorong seluruh jajaran pekerja untuk
memiliki sikap enterpreneurship dan costumer oriented yang terkait dengan
persaingan yang sedang dan akan dihadapi perusahaan.
Gambar 2. 1 Logo Unggulan PT PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan
Logo PT Pertamina (Persero) RU VI memiliki makna sebagai berikut:
1. Lingkaran : fokus ke bisnis inti dan sinergi
2. Gambar : konstruksi regenerator dan reaktor di unit RCC yang menjadi ciri khas
dari PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan
3. Warna :
a. Hijau : berarti selalu menjaga kelestarian lingkungan hidup
10
b. Putih : berarti bersih, profesional, proaktif, inovatif dan dinamis dalam setiap
tindakan yang selalu berdasarkan kebenaran
c. Biru : berarti loyal kepada visi PT Pertamina (Persero)
d. Kuning : berarti keagungan PT Pertamina (Persero) RU VI
2.3.3. Tata Nilai Perusahaan
Pertamina menetapkan enam tata nilai perusahaan yang dapat menjadi pedoman
bagi seluruh karyawan dalam menjalankan perusahaan. Keenam tata nilai
perusahaan Pertamina adalah sebagai berikut:
1. CLEAN (BERSIH)
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi
suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asas-asas
tata kelola korporasi yang baik.
2. COMPETITIVE (KOMPETITIF)
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong
pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai
kinerja.
3. CONFIDENT (PERCAYA DIRI)
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi
BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.
4. CUSTOMER FOCUS (FOKUS PADA PELANGGAN)
Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan
pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.
5. COMMERCIAL (KOMERSIAL)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan
berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
6. CAPABLE (BERKEMAMPUAN)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan
penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan
pengembangan.
2.3.4. Lokasi PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan
11
Pabrik PT. PERTAMINA (Persero) RU VI didirikan di kecamatan Balongan, kabupaten
Indramayu, Jawa Barat (40 km arah barat laut Cirebon). Untuk penyiapan lahan kilang,
yang semula sawah tadah hujan, diperlukan pengurukan dengan pasir laut yang
diambil dari pulau Gosong Tengah yang dikerjakan dalam waktu empat bulan.
Transportasi pasir dari tempat penambangan ke area penimbunan dilakukan dengan
kapal yang selanjutnya dipompa ke arah kilang.
Sejak tahun 1970, minyak dan gas bumi dieksploitasi di daerah ini. Sebanyak 224
buah sumur berhasil digali. Di antara sumur-sumur tersebut, sumur yang berhasil
memproduksi adalah sumur Jatibarang, Cemara, Kandang Haur Barat, Kandang Haur
Timur, Tugu Barat, dan lepas pantai. Sedangkan produksi minyak buminya sebesar
239,65 MMSCFD disalurkan ke PT. Krakatau Steel, PT. Pupuk Kujang, PT.
Indocement, Semen Cibinong, dan Palimanan. Depot UPPDN III sendiri baru
dibangun pada tahun 1980 untuk mensuplai kebutuhan bahan bakar di daerah
Cirebon dan sekitarnya.
Tata letak pabrik disusun sedemikian rupa hingga memudahkan jalannya proses
produksi serta turut mempertimbangkanaspek keamanan dan lingkungan. Untuk
mempermudah jalannya proses produksi, unit-unit dalam kilang disusun sedemikian
rupa sehingga unit yang saling berhubungan jaraknya berdekatan. Dengan demikian
pipa yang digunakan dapat sependek mungkin dan energi yang dibutuhkan untuk
mendistribusikan aliran dapat diminimalisir.
Untuk keamanan, area perkantoran terletak cukup jauh dari unit-unit yang memiliki
resiko bocor atau meledak, seperti RCC, ARHDM, dll. Unit-unit yang berisiko
diletakkan di tengah-tengah kilang. Unit terdekat dengan area perkantoran adalah unit
utilitas dan tangki-tangki yang berisi air sehingga relatif aman.
Area kilang terdiri dari :
• Sarana kilang : 250 ha daerah konstruksi kilang
: 200 ha daerah penyangga
• Sarana perumahan : 200 ha
Ditinjau dari segi teknis dan ekonomis, lokasi ini cukup strategis dengan adanya faktor
pendukung, antara lain :
a. Bahan Baku
Sumber bahan baku yang diolah di PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan
adalah :
12
Minyak mentah Duri, Riau (awalnya 80%, saat ini 50% feed).
Minyak mentah Minas, Dumai (awalnya 20%, saat ini 50% feed).
Gas alam dari Jawa Barat bagian timur sebesar 18 Million Metric Standard Cubic
Feet per Day (MMSCFD).
b. Air
Sumber air yang terdekat terletak di Waduk Salam Darma, Rejasari, kurang lebih 65
km dari Balongan ke arah Subang. Pengangkutan dilakukan secara pipanisasi dengan
pipa berukuran 24 inci dan kecepatan operasi normal 1.100 m3 serta kecepatan
maksimum 1.200m3. Air tersebut berfungsi untuk steam boiler, heat exchanger
(sebagai pendingin) air minum, dan kebutuhan perumahan. Dalam pemanfaatan air,
kilang Balongan ini mengolah kembali air buangan dengan sistem wasted water
treatment, di mana air keluaran di-recycle ke sistem ini. Secara spesifik tugas unit ini
adalah memperbaiki kualitas effluent parameter NH3, fenol, dan COD sesuai dengan
persyaratan lingkungan.
c. Transportasi
Lokasi kilang RU VI Balongan berdekatan dengan jalan raya dan lepas pantai utara
yang menghubungkan kota-kota besar sehingga memperlancar distribusi hasil
produksi, terutama untuk daerah Jakarta dan Jawa Barat. Marine facilities adalah
fasilitas yang berada di tengah laut untuk keperluan bongkar muat crude oil dan
produk kilang. Fasilitas ini terdiri dari area putar tangker, SBM, rambu laut, dan jalur
pipa minyak. Fasilitas untuk pembongkaran peralatan dan produk (propylene) maupun
pemuatan propylene dan LPG dilakukan dengan fasilitas yang dinamakan jetty
facilities.
d. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dipakai di PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan terdiri dari
dua golongan, yaitu golongan pertama, dipekerjakan pada proses pendirian Kilang
Balongan yang berupa tenaga kerja lokal nonskill sehingga meningkatkan taraf hidup
masyarakat sekitar, sedangkan golongan kedua, yang dipekerjakan untuk proses
pengoperasian, berupa tenaga kerja PT. PERTAMINA (Persero) yang telah
berpengalaman dari berbagai kilang minyak di Indonesia.
2.3.5. Pemasaran Produk
13
Area pemasaran dan pola distrbusi dari produk hasil pengolahan di RU VI Balongan
adalah sebagai berikut :
a) Premium, pertamax, pertamax plus dan solar dikirim menggunakan pipa atau kapal
ke unit pemasaran.
b) Decant oil dan solar dikirim ke unit Gas LPG dan Gas Produk menggunakan mobil
tangki.
c) Propylene dikrim menggunakan pipa dan kapal untuk kebutuhan domestik dan
export.
14
BAB 3
TINJAUAN KHUSUS PERUSAHAAN
3.1. Departemen Refinery Planning and Optimization
Bidang Perencanaan yang disebut Refinery Planning and Optimization (RPO). Fungsi
ini memiliki peran merencanakan proses pengolahan yang akan dilakukan dan juga
optimasinya. Pada fungsi RPO ini terdapat tiga bagian, yaitu Refinery Planning,
Supply Chain and Distribution, dan Budget and Performance.
Refinery Planning and Optimization (RPO) merupakan salah satu fungsi di PT
Pertamina (PERSERO) RU VI Balongan yang merupakan pengelolaan,
pengorganisasian serta pengendalian kegiatan perencanaan dan supply chain bahan
baku dan produk kilang PT Pertamina (PERSERO) RU VI Balongan secara efektif dan
efisien sehingga kilang mampu beroperasi untuk menghasilkan produk Bahan Bakar
Minyak (BBM), Bahan Bakar Khusus (BBK), Non-BBM (NBM) sesuai dengan
kuantitas dan kualitas yang sudah direncanakan agar memberikan gross margin yang
optimum.
Tugas pokok divisi Refinery Planning and Optimization adalah :
1. Memimpin kegiatan perencanaan, pengolahan, dan produksi kilang RU VI,
serta penyiapan bahan baku minyak mentah, gas alam, maupun bahan
intermedia (LOMC/HOMC) sampai dengan menjadi produk BBM/BBK/NBM.
2. Memimpin kegiatan supply chain produksi kilang RU VI, mulai dari penyiapan
kedatangan bahan baku minyak mentah, gas alam, maupun bahan
intermedia sampai dengan menjadi produk BBM/BBK/NBM.
3. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk menanggapi keluhan
pelanggan dan peningkatan kinerja RU VI untuk pemenuhan
kebutuhan/kepuasan pelanggan.
4. Memimpin kegiatan optimasi perencanaan yang berdasarkan kandungan
fraksi hidrokarbon (yield) dalam bahan baku maupun kemampuan unit
produksi dengan menggunakan tool Linier Programming.
5. Mengorganisir dan mengendalikan data operasi Kilang RU VI, kegiatan
pelaporan kinerja dan melakukan upaya pengingkatan kinerja RU VI
mengacu pada penerapan sistem mutu (ISO 9001, PQA, dll) serta
benchmarking dengan kilang terbaik lainnya.
15
6. Memberikan advis/saran baik diminta atau tidak kepada unit produksi/kilang
berupa perspektif keekonomian kilang agar mengacu kepada efisiensi dan
produktivitas.
Pada fungsi RPO terdapat tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
1. Refinery Planning (RP)
RP merupakan bagian yang bertugas untuk membuat perencanaan
pengolahan RU VI Balongan dalam bentuk rencana bulanan (STS) dan
rencana tahunan (RK). Oleh karena itu, kegiatan bagian ini sering disebut
bersifat “tomorrow”. Dalam menjalankan fungsinya, bagian ini
memperhitungkan semua constraint yang ada di unit proses sehingga dapat
dilakukan optimasi profit magin yang tetap feasible.
Tugas Pokok Refinery Planning Section Head adalah :
a. Rencana Pengolahan dan Produksi Tahunan (RK)
b. Rencana Pengolahan dan Produksi Bulanan (STS)
c. Evaluasi Realisasi Produksi
d. Uji Coba Bahan Baku Alternatif
2. Supply Chain and Distribution (SC&D) SC & D merupakan bagian yang
bertugas untuk merealisasikan rencana pengolahan yang telah dibuat oleh
bagian RP. Pada bagian ini dilakukan perencanaan yang lebih bersifat
operasional, mulai dari pengadaan bahan baku (minyak mentah), produksi
produk turunan, sampai dengan distribusi produk jadi.
Tugas Pokok Supply Chain and Distribution Section Head adalah :
a. Membuat penjadwalan crude dan intermedia sesuai dengan STS.
b. Memonitor posisi stock di RU VI (feed dan produk) serta stock produk di
pelanggan.
c. Mengkoordinasikan kedatangan truck/kapal.
d. Merencanakan operasional harian kegiatan proses produksi.
e. Membuat order SPP/IPP/DO/LO. f. Customer Relation.
3. Budget and Performance (BP) BP merupakan bagian yang bertugas untuk
melakukan evaluasi terhadap perencanaan yang telah dibuat dengan hasil
realisasi yang terjadi. Evaluasi ini dilakukan dalam bentuk laporan biaya dan
pertanggungjawaban.
16
Tugas Pokok Budget and Performance Section Head adalah :
a. Mengawasi penggunaan Anggaran Biaya Operasional.
b. Membuat Laporan Arus Minyak berdasarkan MQAR.
c. Melaporkan Pencapaian KPI (Key Performance Indicator) RU VI.
Gambar 3.1. Struktur Refinery Planning and Optimization
3.2. Produk yang Dihasilkan
Produk yang dihasilkan kilang PT Pertamina (PERSERO) RU VI Balongan dibagi
menjadi 5 macam adalah sebagai berikut.
1. Bahan Bakar Minyak (BBM)
Produk bahan bakar minyak terdiri atas:
a. Premium, memiliki angka oktan minimal 88 yang biasanya digunakan sebagai
bensin untuk bahan bakar mesin.
b. Kerosine, merupakan cairan hidrokarbon.
2. Bahan Bakar Khusus (BBK) Produk bahan bakar khusus terdiri atas:
a. Pertamax, memiliki angka oktan minimal 92 dan merupakan bahan bakar yang
mampu menjaga mesin selalu tetap bersih dan membuat kinerja mesin lebih lama.
b. Pertamax Plus, memiliki oktan minimal 95. Jenis ini disarankan digunakan
sebagai bahan bakar mesin kendaraan tahun 1992 keatas (memiliki compression
ratio yang tinggi).
c. Pertamina DEX (Diesel Environment Extra), menghasilkan emisi gas buang
yang lebih bersih dan memiliki Catane Index 51 serta Sulphur Contain <= 300
ppm.
3. Non-Bahan Bakar Minyak (NBM) Produk non-bahan bakar minyak terdiri atas:
17
a. Propylene, digunakan untuk bahan pembuat kosmetik, plastik (gelas/botol), ban.
b. Liquefied Petroleum Gas (LPG), digunakan sebagai bahan bakar untuk
memasak, penerangan, water heater, gas stoves, dan rice cooker.
c. Minasol
4. Lain-lain Produk lain-lain terdiri atas:
a. High Octan Mogas Component (HOMC), merupakan produk intermedia
(setengah jadi) yang digunakan kembali untuk melakukan proses produksi produk
lainnya.
b. Decant Oil, digunakan sebagai bahan bakar turbin atau boiler.
5. Refinery Fuel (RF)
Produk RF terdiri atas:
a. RF Oil
b. RF Gas
c. Lean Gas
3.3. Unit Proses Produksi PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan
18
Gambar 3.2. Proses Produksi RU VI Balongan
a. Crude Destilation Unit (CDU)
CDU merupakan primary processing, yang didesain untuk mengolah 125.000
BSPD (Barrel Stream Per Day). Pada unit ini komposisi desain crude untuk
pengolahan adalah 80% Duri dan 20% Minas. CDU memisahkan minyak
mentah menjadi produk melalui proses pemisahan fisik berdasarkan titik
didih dengan proses yang disebut distilasi. Produk yang dihasilkan adalah
Straight Run Naptha, Kerosine, Gasoil, dan Atmospheric Residue (AR).
b. AR Hydrodematillization
ARHDM unit untuk mengolah Atmospheric Residue (AR) dari CDU yang
mengandung metal (Ni, V) serta karbon (MCR) dalam jumlah yang tinggi,
menjadi DMAR yang mengandung metal (Ni, V) dan karbon (MCR) dalam
jumlah yang lebih kecil. Prosesnya dengan menggunakan katalis dan
18ydrogen pada 18ydrogen18re dan tekanan tinggi. ARHDM dirancang untuk
mengolah AR keluar dari CDU sebesar 58.000BPSD.
100 %VOL
UNIT-11 CDU
125,000 BPSD
UNIT-12/13 AHU
58,000 BPSD
UNIT-15 RCU
83,000 BPSD
UNIT-31 NHT
52,000 BPSD
UNIT-33 PNX
23,000 BPSD
UNIT-32 PLF
29,000 BPSD
UNIT-14 GOHTU
32,000 BPSD
UNIT-21 KERO
15,000 BPSD
UNIT-22 H2
76,000 MMSCF
UNIT-17 LPG TR
29,500 BPSD
UNIT-18 GTU
29,500 BPSD
UNIT-19 PRU
29,500 BPSD
UNIT-20 CCU
13,000 BPSD
PREMIUM-88
1,700 MB
KEROSENE
180 MB
SOLAR-48
1,200 MB
IDF
30 MB
PERTAMAX +
80 MB
PERTAMAX
180 MB
PROPYLENE
220 MB
LPG
390 MB
HOMC
1,120 MB
DECANT OIL
250 MB
OVERHEAD
PRODUCT
ATM RESIDUE
DMAR
OVERHEAD
PRODUCT
LIGHT
NAPHTHA
HEAVY
NAPHTHA
ISOMERATE
REFORMATE
99 %VOL
91 %VOL
70 %VOL
90 %VOL
80 %VOL
103 %VOL
85 %VOL
75 %VOL
Basis :
- Crude Duri/SLC/Nile Blend/LSWR dengan rasio 55/25/15/5 %Vol.
- Rasio AR/DMAR feed RCC pada posisi 35/65 %Vol.
SIMPLIFIED BLOCK DIAGRAM RU VI BALONGAN
19
c. Gas Oil Hydrotreater
Gas Oil Hydrotreater (GO-HTU) merupakan unit untuk mengolah gas oil yang
tidak stabil dan korosif karena mengandung sulfur dan nitrogen menjadi gas
oil yang memenuhi ketentuan pasar, dengan bantuan katalis dan 19ydrogen
Kapasitas GO-HTU 32.000 BPSD
d. Residue Catalytic Cracker (RCC)
Residue catalytic cracker (RCC) merupakan Secondary Processing dengan
kapasitas 83 BPSD (505.408T/H) merupakan salah satu unit RCC terbesar di
dunia. Unit ini didesain untuk mengolah Treated Residue (DMAR) dari
ARHDM dan Atmospheric Residue (AR) dari CDU dengan bantuan
katalis. Produk yang dihasilkan dari unit RCC ini merupakan produk
dengan nilai ekonomi yang tinggi seperti LPG, Propylene, Polygasoline
(mogas dengan RON 98), Naptha (RON 92), Light Cycle Oil (LCO),
serta Decant Oil (DCO).
e. Unsaturated Gas Plant (UGP)
Unsaturated gas plant (UGP) berfungsi untuk memisahkan produk overhead
Main column RCC unit (15-C-101) menjadi Stabilized gasoline, LPG dan Non
condensable lean gas, dimana sebagian akan dipakai sebagai lift gas
sebelum diolah lebih lanjut di Amine treater sebagai off gas.
f. LPG Treater
LPG treater dirancang untuk membersihkan Mixed RCC LPG sebanyak
22.500 BPSD (86,0405 T/H) yang mengandung 30 ppm wt H2S dan 65 ppm
wt merkaptan sulfur, dan menghasilkan aliran produksi dengan kandungan
maksimum H2S = 10 ppm wt.
g. Propylene Recovery Unit (RPU)
Propylene recovery unit (PRU) berfungsi untuk memisahan dan memproses
LPG dari Unsaturated Gas Plant (UGP) sebagai downsream RCC guna
mendapatkan produk propylene dengan kemurnian tinggi, yang dapat
dipakai sebagai Feed Polypropylene Unit.
h. Catalytic Condensation (CCU)
Catalytic condensation unit (CCU) didesain untuk mengolah Mixed butanes
sebesar 13.000 BPSD (53,523 T/H) dari RCC Complex, dengan dilengkapi
20
tiga unit 20ydroge yang dioperasikan secara 20ydrogen. Finished product
berupa Polygasoline beroktan tinggi serta butane.
i. Light Cycle Oil Hydrotreater
Light cycle oil hydrotreater (LCO-HTU) berfungsi untuk menghilangkan sulfur
dan nitrogen dari Untreated LCO tanpa perubahan boiling range yang berarti,
agar produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan dan spesifikasi
pemasaran. Kapasitas unit ini 15.000 BPSD (92,912 T/H) .
j. Hydrogen Plant
Hydrogen plant merupakan plant yang dirancang untuk memproduksi
20ydrogen dengan kemurnian minimal 99,9% sejumlah 76 MMSCFD. Produk
20ydrogen tersebut di suplai ke ARHDM, GO-HTU, dan LCOHTU sebagai
make-up H2 dalam proses hidrogenasi. Kapasitas terpasang H2 plant adalah
sekitar 132.980 Nm3/H (110,830 T/H).
k. Amine Treater
Amine treater dirancang untuk mengolah sour gas serta untuk
menghilangkan kandungan H2S yang terikat dalam sour gas. Proses yang
dipakai adalah SHELL ADIP Process, yang menggunakan larutan MDEA
(Methyl di-ethanol amine) sebagai larutan penyerap. Kapasitas terpasang
Amine treater adalah 49.200 Nm3/H (base case).
l. Sour Water Stripper
Fungsi utama Sour water stripper (SWS) adalah untuk membersihkan air sisa
proses (sour water) dari sisa minyak dan gas-gas yang ada (khususnya NH3
dan H2S), sehingga air sisa proses tersebut menjadi bersih (stripped water)
dan dapat dipakai kembali sebagai air proses.
m. Sulfur Plant
Sulfur plant adalah unit untuk merecovery sulfur dari acid gas yang dihasilkan
Amine treater dan H2S stripper Train no. 1 SWS. Sulfur plant terdiri dari
suatu unit Claus untuk menghasilkan sulfur, lalu diikuti dengan Sulfur flaker
dan fasilitas penyimpanan sulfur padat.
d. Fasilitas Produksi
Fasilitas yang menunjang proses pengolahan di RU VI Balongan dijabarkan sebagai
berikut:
1. Storage Facilities/Storage Tank
21
BAB 4
TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA
4.1. Lingkup Pekerjaan
Mahasiswa ditempatkan di bagian Supply Chain & Distribution pada fungsi Refinery
Planning and Optimization (RPO). Pekerjaan di departemen ini adalah merealisasikan
rencana pengolahan yang telah dibuat oleh bagian Refinery Planning. Pada bagian
ini dilakukan perencanaan yang lebih bersifat operasional, mulai dari pengadaan
bahan baku (minyak mentah), produksi produk turunan, sampai dengan distribusi
produk jadi.
4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Perusahaan
Dalam kerja praktek ini, mahasiswa diberi kebebasan oleh perusahaan untuk
mengetahui segala informasi pada PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan.
Mahasiswa dituntut untuk aktif dan mencari permasalahan-permasalahan yang ada di
dalam perusahaaan serta mencari penyelesaiannya dengan memberikan semua data
yang berkaitan dengan permasalahan yang ada. Pada akhir kerja praktek, mahasiswa
melakukan presentasi mengenai hasil dari kerja praktek dan membuat laporan untuk
PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan.
22
4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan
Metodologi dalam pelaksanaan kerja praktek dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Metodologi Pelaksanaan Kerja
23
4.4. Hasil Pekerjaan
4.4.1. Pengumpulan Data
4.4.1.1. Data Demand Premium
PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan merupakan unit pengolahan minyak
yang memenuhi permintaan pasar di wilayah Jawa Barat dan Jakarta. Namun pada
kenyataannya kapasitas minyak di RU VI Balongan masih belum mencukupijumlah
permintaan yang ada di pasar karena tingkat permintaan yang tinggi. Permintaan
disajikan dalam periode harian dan dapat dilihat melalui pesanan-pesanan dari SPBU
ke depot yang menjadi retailer produk RU VI Balongan. Produk Premium akan
didistribusikan ke 3 depot yaitu Depot Plumpang, Depot Cikampek, dan Depot
Balongan dengan depot utama yaitu TTU (Terminal Transit Utama) Balongan. PT.
Pertamina (Persero) RU VI Balongan menggunakan pipa untuk menyalurkan
sebagian besar minyak ke TTU Balongan. Minyak tersebut nantinya akan
didistribusikan ke SPBU dan dijual langsung ke konsumen. Berikut merupakan data
permintaan Premium bulan Mei dalam satuan kiloliter dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Demand Premium pada bulan Mei
Tanggal Depot Balongan
(KL) Depot Plumpang (KL) Depot Cikampek (KL) Jumlah
01 Mei 2017 517.8 5450 1157 7124.8
2 Mei 2017 517.8 4607 1086 6210.8
3 Mei 2017 517.8 5616 885 7018.8
4 Mei 2017 517.8 5030 992 6539.8
5 Mei 2017 517.8 5588 1043 7148.8
6 Mei 2017 517.8 5715.2 1104 7337
7 Mei 2017 517.8 6497 1184 8198.8
8 Mei 2017 517.8 6295.2 1312 8125
9 Mei 2017 517.8 5918.8 928 7364.6
10 Mei 2017 517.8 6480.4 1040 8038.2
11 Mei 2017 517.8 6387.4 1016 7921.2
12 Mei 2017 517.8 6535.6 1946 8999.4
13 Mei 2017 517.8 6243 979 7739.8
14 Mei 2017 517.8 5076 858 6451.8
15 Mei 2017 517.8 4823 1098 6438.8
24
Lanjutan Tabel 4.1.
16 Mei 2017 517.8 6105 1015 7637.8
17 Mei 2017 517.8 6298 803 7618.8
18 Mei 2017 517.8 6120.6 1088 7726.4
19 Mei 2017 517.8 6028.4 1040 7586.2
20 Mei 2017 517.8 5939 923 7379.8
21 Mei 2017 517.8 5956.8 1040 7514.6
22 Mei 2017 517.8 6349 960 7826.8
23 Mei 2017 517.8 5770.8 920 7208.6
24 Mei 2017 517.8 5870 976 7363.8
25 Mei 2017 517.8 5068 998 6583.8
26 Mei 2017 517.8 5781 1078 7376.8
27 Mei 2017 517.8 5507 1107 7131.8
28 Mei 2017 517.8 5387 778 6682.8
29 Mei 2017 517.8 5556 841 6914.8
30 Mei 2017 517.8 5503 752 6772.8
31 Mei 2017 517.8 4654.2 1128 6300
Total 16051.8 178156.4 32075 226283.2
Rata-rata 7299.45806
Stdev 633.520113
UCL 9200.0184
LCL 5398.89772
4.4.1.2. Short Term Survey (STS)
PT. Pertamina (Perser) RU VI Balongan dalam pemenuhan permintaannya
didasarkan pada Short Term Survey (STS) yang digunakan sebagai dasar dalam
pembuatan target produksi setiap bulannya. Short Term Survey (STS) merupakan
data yang diolah oleh perusahaan khususnya bagian Refinery Planning and
Optimization (RPO) untuk menentukan target kerja yang akan dilakukan selama satu
bulan ke depan. STS ini terbagi atas 3 macam yaitu M+3 (Month +3), M+2 (Month +2),
dan M+1 (Month +1). Masing masing dari data STS tersebut akan menggambarkan
keadaan persediaan bahan baku dan rencana pengolahan yang akan dilakukan pada
bulan selanjutnya. Namun pada kenyataannya, STS bukanlah satu-satunya acuan
yang difokuskan oleh bagian RPO. Pertimbangan-pertimbangan lain juga diperhatikan
oleh bagian ini untuk mengestimasikan keadaan sebenarnya dari keadaan kilang.
Data STS tersebut akan dijabarkan dalam rencana pengolahan harian (RPH). Data-
25
data inilah yang kemudian akan dieksekusi oleh perusahaan dalam menentukan
kapasitas persediaan bahan baku, pengaturan jadwal pemesanan bahan baku dan
pengiriman produk akhir. Berikut merupakan data produksi Premium pada bulan Juni
yang terdapat pada STS dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Data Produksi Bulan Juni
4.4.1.3. Data Level Tanki
Data level tanki berisi informasi mengenai mengenai tanki mana yang
dijadikan tempat penyimpanan setiap jenis crude oil, kapasitas dan jumlah crude oil
yang tersedia pada waktu periode tertentu. Dalam proses Supply Chain harus
memperhatikan stok yang dimiliki agar tetap bisa membantu dalam pemenuhan
demand, detail stok dapat dilihat pada data level tangki yang berisi data berupa jenis
minyak, nomor tangki, net stock penurunan/kenaikan level, ullage dan capacity net
max. Dalam laporan ini akan melakukan penjadwalan lifting produk Premium pada
bulan Juni maka dari itu data level tanki yang digunakan yaitu pada jam 00.00 tanggal
1 Juni 2017. Berikut rekapitulasi level tanki pada bulan Juni 2017 dapat dilihat pada
Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Data Stock Awal Bulan Juni
4.4.1.4. Data Perencanaan Jadwal Lifting Produk
Dara perecanaan jadwal lifting produk berisi tentang tanggal perencanaan
penyaluran BBM, BBK, NBBM pada bulan Juni 2017. Jadwal lifting produk ini
PRODUKSI PREMIUM
KL KL/DAY
268074 8935.8
STOK AWAL BULAN JUNI
Produk Tanki Vol act
(KL) Inventori awal
(KL) Ullage
(KL) Max Kap. Tanki
(KL) Total (KL)
PREMIUM
42T-301G
0
2465
2114 26676
53319 42T-301H
2465 26643 26643
26
dibutuhkan dibagian Supply Chain & Distribution sebagai acuan dalam menjadwalkan
pengiriman produk ke depot-depot yang membutuhkan pada lampiran.
4.4.2. Forecasting Demand Premium
Sebelum dilaukan penjadwalan lifting, langkah pertama yang dilakukan yaitu
membuat forecasting terhadap permintaan produk Premium. Berikut merupakan
tahap melakukan peramalan.
4.4.2.1. Preforecasting
Di bawah ini merupakan grafik dari data permintaan produk Premium bulan
Mei 2017 dapat dilihat pada Grafik 4.1.
Grafik 4.1. Demand Premium bulan Mei
4.4.2.2. Peramalan Demand Premium Menggunakan Sofware WinQSB
Pada perhitungan forecasting ini menggunakan software WinQSB.Pada
penggunaan software ini dilakukan dengan 11 metode forecasting, berikut adalah
perhitungan forecasting dengan menggunakan beberapa metode yang sesuai dengan
pola data premium. Berikut merupakan rekapitulasi peramalan permintaan premium
dapat dilihat pada Tabel 4.4.
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
10000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Jum
lah
(K
L)
Hari ke-
Demand Premium Bulan Mei
27
Tabel 4.4. Rekapitulasi Peramalan Permintaan Premium
NO Metode Parameter MSE MAD
1 SA - 452660.8 535.697
2 MA K=2 396402.7 477.5795
K=3 439305.6 509.1569
K=4 428226.3 492.3814
K=5 420249.8 475.7616
K=6 437452.1 482.6454
K=7 420614.5 470.8501
K=8 420781 459.3664
K=9 439345.5 465.1737
K=10 418086.8 445.7408
3 WMA K=4 5.49039E+07 7384.754
K=6 5.50988E+07 7396.103
K=8 5.40971E+07 7329.512
4 MAT K=8 452156.2 532.341
K=9 484615.2 536.2004
K=10 541098 564.2265
5 SEST - 432865.1 536.0708
6 SES - 432865.1 536.0708
7 DES - 432865.1 536.0708
8 DEST - 432865.1 536.0708
9 AES alpha= 0.8 282759.7 389.7062
beta= 0.5
alpha= 0.5 282772.3 376.4918
beta= 0.6
10 HWA - 432865.1 536.0708
11 HWM - 432865.1 536.0708
Dari hasil rekapitulasi tersebut dapat diketahui bahwa nilai peramalan yang
paling kecil nilainya yaitu pada metode moving average dengan nilai k = 2. Dapat
dilihat pada nilai MSE (Mean Square Error) dan MAD (Mean Absolute Deviation)
dengan nilai yang terkecil. Oleh karena itu, perhitungan peramalan untuk bulan Mei
2017 dilakukan dengan menggunakan nilai k = 2. Hasil perhitungan peramalan
permintaan produk Premium dapat dilihat pada Tabel 4.5. di bawah ini.
28
Tabel 4.5. Peramalan Demand Premium Bulan Juni 2017
Forecast Juni
Tanggal Forecast
1 Juni 2017 6536.4
2 Juni 2017 6418.2
3 Juni 2017 6477.3
4 Juni 2017 6447.75
5 Juni 2017 6462.525
6 Juni 2017 6455.138
7 Juni 2017 6458.831
8 Juni 2017 6456.984
9 Juni 2017 6457.908
10 Juni 2017 6457.446
11 Juni 2017 6457.677
12 Juni 2017 6457.562
13 Juni 2017 6457.619
14 Juni 2017 6457.59
15 Juni 2017 6457.605
16 Juni 2017 6457.598
17 Juni 2017 6457.601
18 Juni 2017 6457.599
19 Juni 2017 6457.6
20 Juni 2017 6457.6
21 Juni 2017 6457.6
22 Juni 2017 6457.6
23 Juni 2017 6457.6
24 Juni 2017 6457.6
25 Juni 2017 6457.6
26 Juni 2017 6457.6
27 Juni 2017 6457.6
28 Juni 2017 6457.6
29 Juni 2017 6457.6
30 Juni 2017 6457.6
Rata-rata 6459.351
Total 193780.5
Berikut ini merupakan grafik hasil peramalan demand Premium pada bulan Mei 2017
hingga bulan Juni 2017 dapat dilihat pada Grafik 4.2.
29
Grafik 4.2. Forecast Premium Bulan Juni
4.4.3. Distribution Requirement Planning
Setelah dilakukan peramalan pada bulan Juni, hasil dari peramalan dapat digunakan
untuk membuat penjadwalan lifting dengan metode Distribution Requirement Planning
(DRP). Berikut data-data yang digunakan untuk membuat DRP:
1. Data Rencana Kerja Bulanan STS
PT. Pertamina (Persero) menggunakan STS untuk perencanaan acuan produksi
setiap bulannya. Data-data yang terdapat pada STS antara lain yaitu volume feed
yang diproduksi dan jumlah produk yang harus dihasilkan setiap bulannya. Data
STS yang diperlukan dalam pembuatan DRP yaitu data perencanaan jumlah
Premium yang harus diproduksi pada bulan Juni.
2. Data Level Tanki
Data level tanki diperlukan untuk mengetahui kapasitas maksimal masing masing
tanki yang menampung produk premium. Selain itu pada data kapasitas tanki ini
terdapat informasi volume aktual yang ada pada tanki serta kekosongan tanki
tersebut (ullage). Data level tanki yang digunakan untuk membuat DRP adalah
stock tanki Premium pada tanggal 1 Juni. Pembuatan DRP membutuhkan data
level tanki karena penjadwalan membutuhkan sinkronisasi dengan stock yang ada
sehingga pendistribusian dapat dilakukan secara optimal sesuai dengan kapasitas
tanki.
0
2000
4000
6000
8000
10000
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61
Jum
lah
:(K
L)
Hari ke-
Permintaan dan Peramalan
Demand Forecast
30
3. Data Demand Harian
Data demand harian didapat dari hasil perhitungan forecast. Setelah itu hasil dari
peramalan tersebut digunakan sebagai acuan dalam data yang dimasukan dalam
pembuatan DRP. Berikut merupakan demand harian pada bulan Juni 2017 dapat
dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Demand Harian Bulan Juni 2017
GROSS DEMAND HARIAN JUNI
Periode Forecast Premium Gross Demand
1 6662.533333 9071.015763
2 6578.444444 8956.529036
3 6513.659259 8868.324234
4 6584.879012 8965.289678
5 6558.994239 8930.047649
6 6552.510837 8921.22052
7 6565.461363 8938.852616
8 6558.988813 8930.040262
9 6558.987004 8930.037799
10 6561.145726 8932.976892
11 6559.707181 8931.018318
12 6559.946637 8931.344336
13 6560.266515 8931.779849
14 6559.973444 8931.380834
15 6560.062199 8931.501673
16 6560.100719 8931.554119
17 6560.045454 8931.478875
18 6560.069457 8931.511556
19 6560.071877 8931.51485
20 6560.062263 8931.50176
21 6560.067866 8931.509389
22 6560.067335 8931.508666
23 6560.065821 8931.506605
24 6560.067007 8931.50822
25 6560.066721 8931.50783
26 6560.066517 8931.507552
27 6560.066748 8931.507867
28 6560.066662 8931.50775
31
Lanjutan Tabel 4.6.
29 6560.066642 8931.507723
30 6560.066684 8931.50778
TOTAL 196896.5778 268074
AVERAGE 6563.219259 8935.8
STDEV 21.49524759 29.26570419
4. Data Kapasitas Produksi
Data kapasitas menunjukan kapasitas maksimum pada TTU Balongan dan
banyaknya stock yang masih tersedia di TTU Balongan. Kapasitas dan stock di
TTU dapat digunakan sebagai pertimbangan pembuatan DRP. Jumlah stock yang
terlalu banyak dapat mengakibatkan TTU menjadi over capacity. Data kapasitas
produksi harian pada bulan Juni 2017 dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7. Kapasitas Produksi Harian Juni
% KAPASITAS PRODUKSI HARIAN JUNI 2017
Produksi Total Premium (STS JUNI 2017) 268074
Demand Forecast Premium 196896.5778
% Kapasitas Produksi Premium 136%
Setelah data yang dibutuhkan terpenuhi, selanjutnya hal yang harus dilakukan
adalah rekapitulasi data yang dijadikan sebagai data awal DRP dapat dilihat pada
Tabel 4.8.
Tabel 4.8. Data DRP Premium
No Data Awal Premium
1 Lot Size 25000
2 Lead Time 1.302083333
3 Inventori Awal RU 2465
4 kap. Tanki RU 53319
5 Kap Max. Transfer 25000
6 Reorder Point 8410.613426
7 Safety Stock 10.01781475
8 Reorder Point Akhir 8420.631241
9 Kecepatan Transfer (KL/jam) 800
32
Lanjutan Tabel 4.8.
10 Kapasitas TTU 107471
11 Stok Awal TTU 24593
12 Unpumpable TTU 10539
Berikut merupakan perhitungan dari data awal DRP:
1. Lead Time
Lead Time = 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑀𝑎𝑥 𝑇𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑒𝑟
𝐾𝑒𝑐. 𝑇𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑒𝑟 𝑥 24𝑗𝑎𝑚=
25000
800 𝑥 24= 1.3 ℎ𝑎𝑟𝑖
2. Reorder Point
Reorder Point = 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐷𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑 𝐹𝑜𝑟𝑒𝑐𝑎𝑠𝑡
𝐿𝑒𝑎𝑑 𝑇𝑖𝑚𝑒=
6459.35
1.3= 8410.6 𝐾𝐿
3. Safety Stock
Safety Stock = Standar Deviasi forecast pertamax x Zservice level = 13.62 x 0.7357 =
10.02
4. Reorder Point Akhir
Reorder Point Akhir = Safety Stock + Reorder Point = 10.02 + 8410.6 = 8420.63 KL
Berikut ini merupakan table DRP sebelum dilakukan penjadwalan lifting produk dapat
dilihat pada Tabel 4.9.
33
Tabel 4.9. DRP Produk Premium Sebelum Penjadwalan Lifting
Dari Tabel 4.9. di atas dapat ditunjukan bahwa pada tanggal 6 Juni 2017 terdapat
permintaan “PESAN”dari TTU Balongan, sedangkan kondisi stock yang terdapat pada
RU VI Balongan sudah “PENUH”. Oleh karena itu metode DRP dilakukan agar tidak
terjadi over capacity pada tanki yang terdapat pada RU VI Balongan. Berikut
merupakan hasil DRP setelah dilakukan penjadwalan lifting.
Berikut ini merupakan tabel DRP produk Premium setelah melakukan penjadwalan
lifting.
34
Tabel 4.10. DRP Produk Premium Setelah Penjadwalan Lifting
Dari Tabel 4.10. di atas dapat dilihat bahwa pada tanggal 3, 6, 9, 11, 14, 17,
20, 23, 25, 26 Juni TTU Balongan membutuhkan stock Premium untuk memenuhi
kebutuhan. Pengiriman Premium juga harus mempertimbangkan stock pada tanki RU
VI Balongan dan stock tanki pada TTU Balongan.
Stock tanki pada RU VI Balongan tidak boleh melebihi batas low level
operational dimana merupakan level minimum dan level maximum yang dimiliki oleh
tanki agar tidak terjadi over capacity maupun membiarkan tanki menjadi kosong.
Planned Order Release dilakukan disesuakan dengan lead time yang ada.
Inventori RU VI akan bernilai “PENUH” apabila kapasitas yang ditampung oleh
inventori RU bernilai lebih dari kapasitas tanki RU, dan begitu juga dengan status
35
inventori TTU. Dan apabila inventori TTU bernilai negatif, maka status yang akan
dikeluarkan oleh status Inventori TTU adalah “PESAN”.
4.4.4. Perbandingan Penjadwalan DRP, RU VI dan Realisasi
Di bawah ini merupakan hasil perbandingan jadwal lifting pada produk Premium dilihat
dari penjadwalan DRP, rencana RU VI, dan realisasinya dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11. Perbandingan Penjadwalan DRP, RU VI, Realisasi
Lifting Premium Bulan Juni 2017
Tanggal DRP Rencana RU
VI Realisasi
1 Juni 2017 0 24500 0
2 Juni 2017 0 0 0
3 Juni 2017 25000 20000 0
4 Juni 2017 0 0 0
5 Juni 2017 0 0 26801
6 Juni 2017 25000 24500 0
7 Juni 2017 0 0 0
8 Juni 2017 0 0 26703
9 Juni 2017 25000 24500 0
10 Juni 2017 0 0 0
11 Juni 2017 25000 0 26900
12 Juni 2017 0 25000 0
13 Juni 2017 0 0 0
14 Juni 2017 25000 0 0
15 Juni 2017 0 24500 25877
16 Juni 2017 0 0 0
17 Juni 2017 25000 0 0
18 Juni 2017 0 24500 25302
19 Juni 2017 0 0
20 Juni 2017 25000 0 0
21 Juni 2017 0 25000 0
22 Juni 2017 0 0 0
23 Juni 2017 25000 25000 25100
24 Juni 2017 0 0 0
25 Juni 2017 25000 0 24801
26 Juni 2017 0 24500 0
27 Juni 2017 0 0 0
28 Juni 2017 25000 0 0
36
Lanjutan Tabel 4.11.
29 Juni 2017 25000 25419
30 Juni 2017 0 0
Total 250000 267000 206903
STS 268074 268074 268074
% 93.3% 99.6% 77.2%
Dari tabel perbandingan di atas dapat dilihat penjadwalan yang direncanakan
dengan DRP, RU VI dan realisasinya. Data yang diperoleh dari tanggal 1 Juni
sampai 30 Juni 2017.
Hasil rencana dari DRP, RU VI dan realisasi terdapat perbedaan jumlah transfer
dan tanggal transfer produk Premium. Pada metode DRP jumlah transfer
dimaksimalkan sebesar 25000 kiloliter. Sedangkan pada RU VI dan realisasinya
jumlah transfernya berbeda-beda.
Pada penjadwalan produk Premium terlihat bahwa dengan menggunakan metode
DRP, lifting produk dilakukan sebanyak 10 kali dengan setiap kali pengiriman
berjumlah 25000 KL. Pengiriman dilakukan jika status tanki pada RU VI penuh
atau adanya pemesanan yang dilakukan oleh TTU Balongan. Pada rencana RU
VI pengiriman dilakukan 11 kali pengiriman dengan jumlah pengiriman dan
rentang waktu yang beragam dengan maksimal pengiriman sebanyak 25000 KL.
Pada realisasi pengiriman dilakukan sebanyak 8 kali dengan waktu dan jumlah
yang beragam dengan maksimal pengiriman sebanyak 26900 KL dan dengan
pengiriman terakhir sebanyak 25419 KL.
37
BAB 5
PENUTUP
4.5. Kesimpulan
1. Penjadwalan distribusi dengan menggunakan metode Distribution Requirement
Planning (DRP) pada bulan Juni 2017 dapat menyeimbangkan antara stok produk
Premium dengan kebutuhan produk Premium dan meminimalkan adanya over
capacity maupun under capacity pada tanki RU VI Balongan dan TTU Balongan.
2. Jumlah pengiriman produk Premium dengan metode DRP dapat menghemat
biaya karena kapasitas pengriman Premium maksimum yaitu 25000 KL.
3. Perhitungan jumlah lifting produk premium pada bulan Juni 2017 dengan
menggunakan metode DRP memiliki hasil yang paling mendekati dengan realisasi.
4.6. Saran
Sebaiknya dalam melakukan penjadwalan lifting produk Premium, PT.Pertamina
(Persero) RU VI Balongan menggunakan metode Distribution Requirement Planning
(DRP) karena dapat meningkatkan akurasi distribusi baik dalam jumlah pengiriman
maupun dalam waktu pengiriman.
38
LAMPIRAN
Data Stok Tanki RU VI Balongan
STS Bulan Juni
Realisasi Penyaluran Premium
39
Demand Real Bulan Juni
Tanggal Depot Balongan
(KL) Depot Plumpang (KL) Depot Cikampek (KL) Jumlah
01 Mei 2017 517.8 5450 1157 7124.8
2 Mei 2017 517.8 4607 1086 6210.8
3 Mei 2017 517.8 5616 885 7018.8
4 Mei 2017 517.8 5030 992 6539.8
5 Mei 2017 517.8 5588 1043 7148.8
6 Mei 2017 517.8 5715.2 1104 7337
7 Mei 2017 517.8 6497 1184 8198.8
8 Mei 2017 517.8 6295.2 1312 8125
9 Mei 2017 517.8 5918.8 928 7364.6
10 Mei 2017 517.8 6480.4 1040 8038.2
11 Mei 2017 517.8 6387.4 1016 7921.2
12 Mei 2017 517.8 6535.6 1946 8999.4
13 Mei 2017 517.8 6243 979 7739.8
14 Mei 2017 517.8 5076 858 6451.8
15 Mei 2017 517.8 4823 1098 6438.8
16 Mei 2017 517.8 6105 1015 7637.8
17 Mei 2017 517.8 6298 803 7618.8
18 Mei 2017 517.8 6120.6 1088 7726.4
19 Mei 2017 517.8 6028.4 1040 7586.2
20 Mei 2017 517.8 5939 923 7379.8
21 Mei 2017 517.8 5956.8 1040 7514.6
22 Mei 2017 517.8 6349 960 7826.8
23 Mei 2017 517.8 5770.8 920 7208.6
24 Mei 2017 517.8 5870 976 7363.8
25 Mei 2017 517.8 5068 998 6583.8
26 Mei 2017 517.8 5781 1078 7376.8
27 Mei 2017 517.8 5507 1107 7131.8
28 Mei 2017 517.8 5387 778 6682.8
29 Mei 2017 517.8 5556 841 6914.8
30 Mei 2017 517.8 5503 752 6772.8
31 Mei 2017 517.8 4654.2 1128 6300
Total 16051.8 178156.4 32075 226283.2