Download - LAPORAN PKL REZHA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Telekomunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi jarak jauh
dengan menggunakan suatu sinyal listrik. Informasi disampaikan ke tujuan baik
melalui kawat penghantar berisolasi yang disebut saluran transmisi maupun
melalui udara tanpa menggunakan kawat penghantar, tetapi menggunakan
gelombag radio.
Salah satu hasil teknologi komunikasi adalah telepon. Telepon adalah
suatu alat yang dapat menyampaikan informasi (suara) dalam dua arah yang
mampu memperdekat jarak maupun mempersingkat waktu. Pada komunikasi
telepon, sinyal suara harus terlebih dahulu diubah menjadi sinyal listrik (elektrik),
karena sinyal suara tidak dapat langsung disalurkan ke suatu tujuan pada jarak
tertentu melalui suatu kawat penghantar. Alat pengubah sinyal suara menjadi
sinyal listrik (elektrik) tersebut disebut dengan transducer. Selanjutnya, pada sisi
tujuannya, sinyal listrik (elektrik) tadi harus diubah menjadi kebentuk aslinya
seperti semula dengan menggunakan transducer juga.
Saluran kabel yang digunakan untuk menyalurkan informasi ini haruslah
cukup konduktif, dimana konduktornya dipasang diluar dan akan dihadapkan pada
hujan dan angin serta selalu menjadi sasaran kekuatan alam dan tidak bebas dari
gangguan-gangguan lainnya, jadi saluran tranmisi itu dituntut mempunyai
kekuatan mekanis dan juga tahanan kimiawi.
2
1.2 Permasalahan
Saluran-saluran kabel yang dipasang diatas tanah maupun yang ditanam
didalam tanah, tidak terbebas dari kekuatan luar yang mungkin mengakibatkan
kerusakan hubungan yang terjadi pada kabel tersebut.
Bagian terbesar dari kerusakan ataupun gangguan saluran terdiri atas kabel
putus, kontak dan bocor tanah (grounding). Gangguan itu umumnya diakibatkan
oleh gejala-gejala alam dan manusia. Gangguan-gangguan yang disebabkan oleh
manusia seperti instalasi kabel yang tidak sesuai dengan spesifikasi dan prosedur,
penggalian tanah dan penebangan pohon sembarangan yang mengakibatkan
terganggunya saluran kabel, bahkan yang paling ekstrim terjadi adalah pencurian
kabel telepon. Gangguan-gangguan yang ditimbulkan oleh alam adalah seperti
banjir, topan, kebakaran, petir dan juga korosi.
Untuk itu guna mengantisipasi adanya gangguan yang tidak diinginkan
yang dapat menurunkan kualitas dari informasi yang disalurkan melalui kabel
tersebut, maka untuk hal itu diperlukan adanya suatu pemeliharaan jaringan kabel.
1.3 Batasan Masalah
Pada uraian laporan Praktek Kerja Lapangan ini, penulis akan membahas
tentang cara Pemeliharaan pada Jaringan Kabel Lokal Akses Tembaga
(JARLOKAT).
3
1.4 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan ini adalah untuk
mengetahui bagaimana melakukan pemeliharaan saluran kabel dan juga dapat
menambah pengetahuan pembaca mengenai cara pemeliharaan pada saluran
telepon Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT).
1.5 Metode Penyusunan Laporan
Metode yang penulis gunakan untuk penulisan laporan mengenai cara
pemeliharaan pada saluran telepon jaringan lokal akses tembaga ini adalah
sebagai berikut:
1. Metode Observasi
Mengadakan pengamatan langsung pada sentral, catu daya dan jaringan di
bagian Access Network Operation (ANOP) PT. Telkom Plasa Takengon.
2. Metode Wawancara
Mengadakan tanya jawab kepada pembimbing serta staf lainnya mengenai hal
yang berhubungan dengan pembahasan laporan ini.
3. Metode Studi Kepustakaan
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk menyelesaikan permasalahan yang dibahas dalam laporan Praktek
Kerja Lapangan ini, maka penulisan laporan ini disusun dengan sistematika
sebagai berikut:
4
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, permasalahan dan batasan
masalah, tujuan penulisan, metode penyusunan laporan dan
juga sistematika penulisan dari laporan Praktek Kerja Lapangan
ini.
BAB II : RUANG LINGKUP DAN PROFIL INDUSTRI
Berisikan sejarah singkat PT. Telkom, misi PT. Telkom, logo dan
juga makna logo PT. Telkom (persero) dan lokasi PT. Telkom.
BAB III : PEMELIHARAAN JARINGAN LOKAL AKSES TEMBAGA
(JARLOKAT)
Memuat tentang jaringan lokal secara umum, struktur jaringan
kabel lokal, konstruksi dari kabel yang digunakan sekaligus
mencakup persyaratan-persyaratan bagian-bagian kabel lokal,
dan tentang cara melakukan pemeliharaan Jaringan Lokal Akses
Tembaga (JARLOKAT).
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari pembahasan
mengenai cara pemeliharaan Jaringan Lokal Akses Tembaga
(JARLOKAT).
5
BAB II
RUANG LINGKUP DAN PROFIL INDUSTRI
2.1 Sejarah PT. TELKOM
PT. TELKOM Tbk adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
bergerak di bidang jasa pertelekomunikasian untuk umum dalam negeri. Pada
awalnya, PT. Telkom Tbk bemama "Post En Telegraf Dienst" yang didirikan pada
tahun 1884 dengan staf blod No. 52. Kemudian pada tahun 1906 diubah menjadi
"Post Telegraf en Telegraf dienst" (PTT) dengan starblod No. 395 dan sejak saat
itu disebut PTT. Selanjutnya pada tahun 1960, Pemerintah mengeluarkan
peraturan pemerintah pengganti UU No 19 tahun 1960, tentang persyaratan
sebuah Perusahaan Negara, ternyata PTT memenuhi syarat untuk menjadi
Perusahaan Negara (PN) dan PERPU No. 240 tahun 1961, PTT berubah menjadi
PN Pos dan Telekomunikasi.
Lapangan usaha PN Pos dan Telekomunikasi berkembang sedemikian
pesatnya sehingga organisasi perubahan perlu ditinjau kembali hasilnya
berdasarkan keputusan pemerintah (PP. No. 29-30 tahun 1965), berdasarkan
kepada keputusan pemerintah tersebut, maka pada tahun 1965 dilaksanankan
pemecahan PN Pos dan Telekomunikasi menjadi dua perusahaan yaitu :
Perusahaan Pos dan Giro dan juga Perusahaan Negara Telekomunikasi. Sesuai
dengan surat keputusan Menteri Perhubungan R.I No. SK. 129/U/1970 tanggal 28
April 1970, PN Telekomunikasi yang didirikan pada tahun 1965 dilanjutkan
sebagai Perusahaan Umum Telekomunikasi yang disingkat PERUMTEL.
6
Keberadaan PERUMTEL dilakukan dengan Peraturan Pemerintah No 36
tahun 1974 yang menetapkan sebagai pengelola Telekomunikasi untuk umum
dalam negeri dan luar negeri.
Pada akhir tahun 1980 pemerintah mengambil kebijaksanaan dengan
membeli seluruh saham PT. INDOSAT sebuah perusahaan swasta yang didirikan
dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA) yang kemudian diubah statusnya
menjadi suatu BUMN berbentuk persero, selanjutnya pembelian saham tersebut
dituangkan saham bentuk Peraturan Pemerintah No. 52 tahun 1980.
Selanjutnya untuk lebih meningkatkan pelayanan jasa telekomunikasi untuk
umum, dengan peraturan pemerintah No. 53 tahun 1980 diadakan perubahan
sistim peraturan pemerintah No.22 tahun 1974 yakni menetapkan PERUMTEL
sebagai badan usaha yang diberi wewenang untuk menyelenggaraan
telekomunikasi untuk umum dalam negeri dan PT. INDOSAT sebagai badan
usaha yang diberi wewenang untuk menyelenggarakan telekomunikasi untuk luar
negeri (Internasional).
Dengan ditetapkan undang-undang No 3 tahun 1989 tentang telekomunikasi
di Indonesia, maka usaha penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia mendapat
angin segar dalam pengembangan dan pembangunannya, kemudian dalam rangka
penigkatan efesiensi dan efektivitas usaha jasa telekomunikasi, dengan peraturan
pemerintah No. 25 Tahun 1991 perusahaan telekomunikasi berubah statusnya
menjadi PT. (Persero) Telekomunikasi Indonesia yang selanjutnya disebut PT.
TELKOM.
Dengan berubahnya status ini, maka makin terbukanya peluang bagi PT.
7
TELKOM untuk berbuat lebih baik lagi dalam usaha memenuhi kebutuhan dan
kepuasan konsumen jasa telekomunikasi di Indonesia.
Perubahan dilingkungan PT. TELKOM (persero) berlangsung seperti
perubahan dari jawatan persero sampai dengan perubahan publik, bahkan
perubahan secara makro meliputi penyelenggaran yang semula kini berubah
menjadi monopoli.
Perubahan besar-besaran terjadi pada tahun 1995 meliputi :
- Restrukturisasi internal
- Kerja sama operasi
- Inisitial public offering
Sebagai hasil restrukturisasi, sejak 1 juli 1995 organisasi TELKOM terdiri
dari tujuh Divisi Regional dan satu Divisi Network, yang kedua-keduannya
mengelola bidang usaha.
Divisi regional ini menjadi pengganti struktur wilayah usaha telekomunikasi
(WITEL) yang memiliki daerah teritorial tertentu, namun hanya
menyelenggarakan jasa telepon lokal dan mendapat bagian dari jasa Sambungan
Langsung Jarak Jauh (SLJJ), dan Sambungan Langsung Internasional (SLI)
melalui perhitungan interkoneksi.
Divisi Network menyelenggarakan jasa telekomunikasi jarak jauh dalam
negeri pengopersian jaringan transmisi jalur utama nasional.
Divisi regional TELKOM memiliki wilayah sebagai berikut :
a. Divisi I Sumatra.
b. Divisi II Jakarta Raya meliputi (Jabodetabek) Jakarta, Bogor, Depok
8
Tanggerang, Bekasi, Kerawang, dan Purwakarta.
c. Divisi III Jawa Barat minus Serang, Bogor, Kerawang dan Purwakarta.
d. Divisi IV Jawa Tenggah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
e. Divisi V Jawa Timur .
f. Divisi VI Seluruh Kalimantan.
g. Divisi VII Kawasan Timur Indonesia, terdiri dari Sulawesi, Bali, Nusa
Tenggara, Maluku dan Irian Jaya.
Adapun yang termasuk Divisi penunjang adalah:
Divisi Riset Teknologi Inforrnasi (RISTI), yaitu:
a. Divisi Atelir
b. Divisi Properti
c. Divisi Pelatihan
d. Divisi Sistim Informasi
e. Divisi Pembangunan
Perkembangan terakhir berdasarkan keputusan Direksi TELKOM, mulai
tanggal 31 Desember 1996, TELKOM menambah dua divisi yaitu : Divisi
Multimedia sebagai pengelola bisnis dan juga Divisi Pembangunan sebagai divisi
penunjang.
Adapun ruang lingkup usaha dari masing-masing Divisi di PT. TELKOM
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Divisi Netwok
Yaitu divisi yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi jarak jauh dalam
negeri melalui pengoprasian jaringan transmisi jalur utama nasioanal.
9
Penanganan Divisi Network utamanya adalah untuk kepentingan Internal PT.
TELKOM.
2. Divisi Multimedia
Yaitu divisi yang mengelola jasa Multimedia dan Network Provider untuk
melayani masyarakat, langganan dan Internal PT. TELKOM, Intenet Provider,
Cooperate Customers. Divisi ini bertanggung jawab untuk menyiapkan bisnis
dan masa depan yang ditandai dengan adanya konvergansi telepon, TV Kabel
(Video Comunication) dan Intrenet (Computer Comunication).
3. Divsi Sistem Informasi
Yaitu divisi yang menyediakan sistem informasi, baik untuk kepentingan PT.
TELKOM maupun pihak lain, Sistem Informasi Management, Sistem
Informasi Kastemer (SISKA), Billing Coorperate Data Base, Interkoneksi
Billing dan proses Telepon sellular.
4. Divisi Riset Teknologi Informasi (RisT1)
Yaitu divisi yang melaksanakan riset dan penggembangan teknologi
te1ekomunikasi dan informasi untuk keperluan Internal PT. TELKOM, baik
riset pemgembangan produk baru, standarisasi perangkat, Ground Scenario
Tecnology, dan uji kaji laboratorium.
5. Divisi Properti
Yaitu divisi yang mengelola propertis, seperti tanah, gedung dan sarana
lainnya milik PT. TELKOM yang tidak berkaitan dengan alat produksi.
Pengelolaan propertis ini utamanya untuk kepentingan PT. TELKOM, namun
bila memungkinkan dapat melayani pihak lain.
10
6. Divisi Atelir
Yaitu divisi yang berfungsi sebagai repair center (pusat perbengkelan) bagi
PT. TELKOM yang meliputi pengetesan dan modul repair, menyediakan suku
cadang perangkat dan konsultasi teknis.
7. Divisi Pelatihan
Yaitu divisi yang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi pegawai
PT. TELKOM untuk menunjang terwujudnya sumber daya manusia yang
berkualitas, profesional dan berintegrasi.
8. Divisi Pembangunan
Yaitu divisi yang melaksanakan pembanggunan, rekontruksi jaringan,
konsultasi pembangunan, desain proyek dan pengadaan untuk keperluan PT.
TELKOM. Divisi pembangunan ini tidak menangani pembangunan yang
menjadi tanggung jawab mitra KSO.
2.2 Tujuan dan Misi PT. TELKOM (Persero)
Perusahaan TELKOM (Persero) memiliki beberapa tujuan dalam
melaksanakan seluruh kegiatan-kegiatannya yaitu :
1. Sebagai salah satu badan usaha yang melakukan kegiatan usahanya
berdasarkan kaidah industri dan niaga yang sehat guna menjamin keberadaan
dan pengembangannya dalam jangka panjang.
2. Sebagai pelaksana pembangunan yang melakukan kegiatan bersifat sosial dan
perintis dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakat serta mendorong kegiatan ekonomis.
11
Tujuan dan misi diatas menunjukan komitmen yang kuat dari PT. TELKOM
(Persero) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia secara
umum.
2.3 Logo Perusahaan PT. TELKOM (Persero)
Setiap perusahaan atau badan usaha pasti mempunyai logo atau suatu benda
dengan ciri tertentu, yang mana logo tersebut mempunyai suatu makna tersendiri
bagi yang memilih bentuk dan coraknya, berikut akan dijelaskan mengenai logo
PT. TELKOM dan juga makna dari logo tersebut.
Makna dari logo PT. TELKOM yang baru adalah:
Logo baru PT. TELKOM mencerminkan brand positioning ”Life
Confident” dimana keahlian dan dedikasi akan diberikan bagi semua pelanggan
untuk mendukung kehidupan mereka dimanapun mereka berada. Brand
positioning ini didukung oleh “service culture” baru yaitu: expertise,
empowering, assured, progressive dan heart.
12
Sekilas logo bulat dengan siluet tangan terkesan simpel; Simplifikasi logo
ini terdiri dari lingkaran biru yang ada di depan tangan berwarna kuning. Logo ini
merupakan cerminan dari “brand value” baru yang selanjutnya disebut dengan
“Life in Touch” dan diperkuat dengan tag line baru pengganti “committed 2U”
yakni “the world is in your hand”.
Makna simbol pada logo Telkom yaitu:
Expertise : makna dari lingkaran sebagai simbol dari kelengkapan produk
dan layanan dalam portofolio bisnis baru TELKOM yaitu TIME
(Telecommunication, Information, Media & Edutainment).
Empowering : makna dari tangan yang meraih ke luar. Simbol ini
mencerminkan pertumbuhan dan ekspansi ke luar.
Assured : makna dari jemari tangan. Simbol ini memaknai sebuah
kecermatan, perhatian, serta kepercayaan dan hubungan yang erat
Progressive : kombinasi tangan dan lingkaran. Simbol dari matahari terbit
yang maknanya adalah perubahan dan awal yang baru.
Heart : simbol dari telapak tangan yang mencerminkan kehidupan untuk
menggapai masa depan.
Makna Warna yang digunakan pada logo PT. Telkom :
Expert Blue pada teks Telkom melambangkan keahlian dan pengalaman
yang tinggi.
13
Vital Yellow pada telapak tangan mencerminkan suatu yang atraktif, hangat,
dan dinamis.
Infinite Sky Blue pada teks Indonesia dan lingkaran bawah mencerminkan
inovasi dan peluang yang tak berhingga untuk masa depan.
2.4 Lokasi PT. PLASA TELKOM TAKENGON
Perusahaan Telekomunikasi ini berdomisili di Jalan Lebe Kader no 107
Takengon Kabupaten Aceh Tengah.
14
BAB III
PEMELIHARAAN JARINGAN LOKAL AKSES TEMBAGA
(JARLOKAT)
3.1 Jaringan Kabel Lokal
3.1.1 Gambaran Jaringan Lokal Secara Umum
Saluran yang dipasang dari saluran telepon menuju langganan disebut
saluran langganan, sedangkan saluran yang dipasang pada suatu daerah sentral
disebut fasilitas saluran lokal. Fasilitas saluran lokal disini indentik dengan
jaringan kabel lokal. Jaringan kabel lokal adalah suatu jaringan kabel yang
dipasang dan dipergunakan untuk menghubungkan pesawat-pesawat pelanggan
dengan suatu sentral yang ada pada suatu wilayah. Gambar 3.1 dibawah ini akan
memperlihatkan struktur umum dari kabel jaringan lokal.
Gambar 3.1 Struktur umum kabel jaringan lokal
Jaringan kabel lokal itu terdiri dari:
1. Kabel Primer (Prymary Cable)
2. Kabel Sekunder (Secondary Cable)
3. Saluran Penanggal (Drop wire)
4. Saluran Rumah Pelanggan (Indoor Cable)
TeleponRosetKTBDPRKMDF
15
1. Kabel Primer
Kabel primer adalah saluran kabel yang ditarik dari terminal Main
Distribution Frame (MDF) sampai dengan terminal rumah kabel (RK) atau
sampai dengan terminal sambung dikotak pembagi atau Distributing Point (DP)
pada daerah catu langsung.
Kabel primer dalam proses penanamannya dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu kabel yang langsung di tanam dalam tanah tanpa memakai pipa pelindung
yang di sebut kabel tanah tanam langsung (KTTL), dan juga kabel yang ditarik
dalam pipa yang di sebut Kabel Duct.
a. Kabel tanah tanam langsung (KTTL)
- Terdiri dari beberapa kawat penyalur listrik, yang masing-masing diisolir,
kemudian diikat berkelompok dan dibungkus oleh selubung timah hitam
(Load Mantel).
- Kabel ini direntangkan dari sentral telpon sampai lokasi pelanggan.
- Cara penanaman kabel adalah dengan menggali tanah, meletakkan langsung
kabel tersebut dibawah permukaan tanah, dan kemudian menimbunnya
kembali dengan tanah.
b. Kabel Duct
- Jenis kabelnya mirip dengan kabel tanah tanam langsung.
- Cara penanamannya, dengan memasukkan kabel tersebut ke dalam pipa
(duct), dan pipa ini ditanam dibawaah tanah.
MDF RK
DP
16
- Pipa duct ini terbuat dari pipa paralon yang tahan terhadap air dan juga
kelembaban tanah.
- Pada jarak-jarak tertentu dibuat lubang sambung (man hole), yang
merupakan tempat penarikan kabel.
- Jarak antara man hole dengan mah hole yang lainnya adalah sekitar 200 m.
- Man hole juga berfungsi sebagai tempat perbaikan kabel yang rusak.
Perbedaan kedua kabel ini adalah hanya pada pemakaian pelindung
mekanis pada kabel, pelindung kabel ini terbuat dari pita atau plat baja yang
melilit sepanjang kabel, yang dapat mengerut dan memanjang untuk memberikan
perlindungan mekanis pada kabel dari benturan benda tajam atau keras, serta
sekaligus sebagai pelindung elektris terhadap tegangan asing yang datang dari
luar. Pada kabel Duct tidak terdapat pelapis dari baja yang melilit disepanjang
kabel, sedangkan pada kabel tanah tanam langsung pelapis baja ini akan
digunakan untuk mencegah kerusakan pada kabel tersebut.
Dibawah ini adalah gambar mengenai jaringan kabel primer.
Gambar 3.2 Jaringan Kabel Primer
RK DP
DP
DP
17
2. Kabel Sekunder
Kabel sekunder adalah kabel yang ditarik atau dipasang dari suatu rumah
kabel (RK) sampai dengan terminal dikotak pembagi (Distributing Point). Karena
daerah rumah kabel tersebut sudah ditentukan, maka kabel sekunder ini dapat
diartikan sebagai kabel yang mencatu secara langsung pada sebuah distributing
point (DP) dari terminal output rumah kabel.
Kabel sekunder dipasang dengan cara tanam langsung atau ditarik diatas
tanah (kabel udara) yang ditambat diatas tiang. Dibawah ini adalah gambar
mengenai jaringan kabel sekunder.
Gambar 3.3 Jaringan Kabel Sekunder
3. Saluran Penanggal (Drop Wire)
Saluran penanggal berfungsi untuk menghubungkan DP dengan terminal
blok yang ada di rumah pelanggan. Jenis kabel yang digunakan sebagai kabel
penanggal ini umumnya adalah drop-wire, baik drop-wire yang menggunakan
penguat atau drop-wire tanpa menggunakan penguat.
MDF
DP
DP
18
4. Saluran Rumah (Indoor Cable)
Saluran rumah atau instalasi kabel rumah adalah saluran yang ditarik dari
Kotak Terminal Batas (KTB) dirumah pelanggan sampai dengan roset pesawat
telepon yang bersangkutan.
3.1.2 Jaringan Catu Langsung
Pada jaringan catuan langsung ini, pelanggan mendapat pencatuan saluran
dari distributing point (DP) terdekat yang langsung dihubungkan dengan terminal
main distribution frame (MDF), tanpa melalui terminal rumah kabel (RK).
Berikut gambar mengenai jaringan catuan langsung.
Gambar 3.6 Jaringan Catuan Langsung
3.1.3 Jaringan Catu Tidak Langsung
Jaringan Catuan Tidak Langsung yaitu jaringan dimana saluran para
pelanggan dicatu dari distributing point (DP) terdekat, yang dihubungkan terlebih
dahulu dengan Rumah Kabel (RK), kemudian akan diteruskan ke terminal main
MDF
DP
DP
RK
19
distribution frame (MDF). Penyambungan saluran dari distributing point (DP)
menuju ke rumah kabel (RK) adalah sama halnya dengan jaringan catuan
langsung. Tetapi penyambungan seterusnya dari rumah kabel (RK) menuju ke
terminal main distribution frame (MDF) dilakukan tidak tetap atau melalui kabel
jumper. Jaringan catuan tidak langsung seperti ini banyak digunakan pada
pemakaian saluran di kota-kota dengan jumlah pelanggannya yang besar dan
lokasi kota tersebut jauh dari sentral telekomunikasi. Berikut ini adalah gambar
mengenai jaringan catuan tidak langsung.
Gambar 3.7 Jaringan Catuan tidak Langsung
3.1.4 Fungsi Masing-Masing Jaringan Lokal
Struktur Umum Jaringan kabel lokal terdiri dari Main Distribution Frame
(MDF), Rumah Kabel (RK), Distributing Point (DP), Kotak Terminal Batas
(KTB) dan Roset.
1. Main Distribution Frame (MDF)
20
Main Distribution Frame atau disebut juga dengan Rangka pembagi utama
adalah susunan rangka dari pelat logam yang digunakan sebagai tempat untuk
menginstalasi Blok Terminal Rangka Pembagi Utama (BTRPU). Blok terminal
rangka pembagi utama ini berfungsi sebagai titik sambung ujung kabel kearah
jaringan dan kearah sentral.
Main Distribution Frame berada dalam suatu ruangan yang biasanya
terletak dibawah ruang sentral telepon untuk gedung STO bertingkat atau pada
ruangan didepan/di samping ruang sentral telepon untuk gedung STO tidak
bertingkat.
Dibawah MDF terdapat ruang bawah tanah yang dipasang rangka besi,
yang berguna untuk menambatkan kabel-kabel primer dari luar gedung sebelum
didistribusikan ke MDF.
MDF merupakan perangkat yang sangat vital dari sistem jaringan kabel,
karena dari sinilah titik awal akses pelanggan dari jaringan komunikasi telepon.
Dari MDF dimungkinkan adanya perubahan-perubahan terhadap nomor
pelanggan, kabel primer serta urat kabel primer. Disamping itu, fungsi dari MDF
itu sendiri adalah sebagai interface antara sentral jaringan.
Secara umum fungsi dari MDF adalah:
a. Sebagai tempat mpenyambungan antara kabel primer dengan kabel sekunder.
b. Sebagai tempat pengetesan dalam melokalisir gangguan.
c. Flexibilitas saluran.
d. Sebagai tempat pengamanan saluran.
21
Dibawah ini adalah contoh gambar Main Distribution Frame, dan juga
gambar kerangka MDF bila dilihat dari arah samping.
Gambar 3.8 Main Distribution Frame atau Rangka Pembagi UtamaSumber : http://jasa-instalasi.blogspot.com/2008_10_01archive.
Gambar 3.9 Kerangka MDF dilihat dari arah sampingSumber : http://jasa-instalasi.blogspot.com/2008_10_01arcive
22
2. Rumah Kabel (RK)
Rumah kabel merupakan suatu unit perangkat telekomunikasi yang
didalamnya terdiri dari terminal-terminal yang menghubungkan kabel-kabel
primer dengan kabel-kabel sekunder. Dimana rumah kabel adalah titik terminasi
akhir dari kabel primer dan titik terminasi awal dari kabel sekunder menuju ke
kotak pembagi distributing point (DP). Oleh karena itu rumah kabel merupakan
titik sambung antara kabel primer dengan kabel sekunder.
Adapun Fungsi dari RK ini adalah:
a. Sebagai titik sambung antara kabel primer dan kabel sekunder.
b. Tempat pembagi kabel besar (Primer) menjadi beberapa kabel kecil
(Sekunder).
c. Tempat untuk melakukan penjamperan antar terminal blok disisi kabel primer.
d. Tempat untuk melakukan pengetesan untuk melokalisir gangguan.
e. Flexibelitas saluran.
Gambar 3.10 Struktur Rumah Kabel (RK)Sumber : http://edwidianto.wordpress.com/2009/07/15 archive
23
Gambar 3.11 Rumah Kabel KAP 2400 pair Dua Pintu, Depan dan BelakangSumber : http://edwidianto.wordpress.com/2009/07/15 archive
3. Kotak Pembagi atau Distribution Point (DP)
Kotak pembagi atau distributing point merupakan unit terminal kabel yang
berfungsi sebagai tempat penyambungan antara kabel sekunder dengan kabel
distribusi atau penanggal yang ditempatkan pada tiang, pada dinding atau dibawah
tanah.
Adapun Fungsi dari DP ini adalah:
a. Sebagai tempat penyambungan antara kabel sekunder dengan saluran
penanggal.
b. Tempat pengetesan dalam melokalisir gangguan.
c. Tempat mutasi jaringan yang menuju rumah rumah pelanggan.
Dibawah ini adalah gambar Distributing Point (DP) dengan kapasitas 10
pasang kabel dan juga gambar Distributing Point (DP) dengan kapasitas
20 pasang kabel.
24
Gambar 3.12 (a). DP kapasitas 10. (10 pasang), (b). DP kapasitas 20. (20 pasang)Sumber : http://edwidianto.wordpress.com/2009/07/15 archive
4. Kotak Terminal Batas (KTB)
Kotak terminal batas merupakan titik penyambungan antara saluran
penanggal dengan saluran kabel rumah. Kotak terminal batas biasanya berada di
dinding luar rumah pelanggan yang berfungsi sebagai terminal akhir dari saluran
penanggal (drop wire).
Fungsi dari KTB yaitu:
a. Terminal yang menghubungkan saluran distribusi dengan instalansi kabel
rumah.
b. Tempat pengetesan untuk melokalisir gangguan yang terjadi.
25
5. Roset
Roset merupakan terminal sambung antara instalansi kabel rumah dengan
pesawat telepon. Terminal ini biasanya menjadi satu dengan pesawat telepon.
Roset dipasang pada papan roset dan ditempel pada dinding dekat dengan pesawat
telepon.
Fungsi dari roset yaitu:
a. Tempat untuk melakukan pengetesan saluran dalam melokalisir gangguan.
b. Flexibelitas saluran.
3.1.5 Persyaratan Teknis Jarlokat
Jaringan kabel telepon tembaga dengan persyaratan-persyaratan teknis
tertentu memungkinkan digunakan mencatu pelanggan Digital, sebagai berikut :
a. Pada jaringan kabel tidak dipasang loding coil;
b. Bukan saluran open wire (kawat terbuka);
c. Diameter kabel dipersyaratkan lebih besar sama dengan 0,6 milimeter.
3.2 Jaringan Lokal Akses Tembaga ( Jarlokat )
Jaringan lokal akses tembaga (JARLOKAT) merupakan salah satu
teknologi jaringan akses yang sudah diimplementasikan secara luas, namun
memiliki keterbatasan layanan dibandingkan jaringan akses yang lain (fiber optik
dan radio). Maka dari itu optimalisasi alat produksi dengan melakukan penigkatan
mutu sudah merupakan kebutuhan yang wajib terpenuhi.
26
Untuk mengarah kepada pengelolaan sistem operasi dan pemeliharaan
jaringan lokal akses tembaga (OPHAR JARLOKAT) yang memadai, diperlukan
suatu metode pengawasan dalam pengendalian dalam bentuk “check list” yang
digunakan untuk melakukan pemeliharaan jaingan lokal akses tembaga tersebut.
Check list operasi jarlokat digunakan sebagai sarana untuk melakukan
pengecekan terhadap perangkat aktif yang beroperasi sesuai dengan Standart
Operation Procedure (SOP) masing-masing perangkat jarlokat.
Check list operasi jarlokat dilaksanakan dilokasi yang ditunggui oleh
petugas, seperti perangkat aktif diruang Main Distribution Frame (MDF).
Sedangkan untuk lokasi yang tidak ditunggui seperti Rumah Kabel (RK) dan juga
Kotak Pembagi atau Distributing Point (DP), pengecekan dilakukan secara visual
dan dilaksanakan sesuai dengan kalender pemeliharaan atau jika terjadi indikasi
adanya gangguan.
3.2.1 Arti dan Pentingnya Pemeliharaan Jarlokat
Setelah semua infrastruktur dari suatu jaringan terpasang dan sudah
dioperasikan, hal yang perlu mendapat perhatian adalah pemeliharaan jaringan itu
sendiri. Hal ini diperlukan guna memberikan kehandalan yang tinggi dalam
pemakaian, serta mencegah terjadinya kerusakan.
Melakukan pekerjaan pemeliharaan biasanya jauh lebih sulit dibanding
dengan melakukan pembangunan atau pemasangan. Demikian juga yang terjadi
dalam pemeliharaan jarlokat ini. Ada faktor yang membuat proses pemeliharaan
lebih sukar dibandingkan dengan pembangunan, antara lain:
27
a) Pembangunan hanya dilakukan sekali
Pelaksanaan pembangunan biasanya hanya dilakukan sekali, yaitu pada
awal adanya kebutuhan jaringan baru. Pelaksaan pembangunan atau pemasangan
jaringan baru ini dapat dilakukan sendiri oleh pihak perusahaan atau melalui
pihak lain, seperti konsultan.
b) Pemeliharaan dilakukan sepanjang waktu
Pemeliharaan yang dilakukan terhadap jaringan yang sudah ada, perlu
dilakukan sepanjang waktu. Artinya selama jaringan kabel dikehendaki
memberikan kontribusinya dalam penyaluran informasi, pemeliharaan harus terus
dilakukan. Sehingga mau tidak mau proses ini harus dilakukan oleh pihak
perusahaan sendiri, karena jika menggunakan pihak lain akan membutuhkan biaya
yang cukup besar.
Dari latar belakang itulah, biasanya pekerjaan pemeliharaan memerlukan
program yang matang oleh petugasnya. Namun program yang terarah saja belum
cukup untuk melakukan pekerjaan pemeliharaan secara maksimal. Dibutuhkan
alat-alat yang memadai serta sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi
dibidang tersebut.
Hal ini menjadi teramat penting untuk diperhatikan, karena semua benda
yang digunakan secara terus-menerus pasti akan mengalami penurunan kualiatas.
Mungkin disebabkan oleh perubahan alam, atau bisa juga faktor manusia.
Dengan melakukan pemeliharaan mutu jaringan dapat terawat, disamping
bisa mencegah adanya kerusakan lebih lanjut. Sebab mengutahui kerusakan atau
sumber gangguan jaringan kabel lebih dini, jauh lebih baik dibandingkan
28
kerusakan yang sudah menyebar dan semakin parah. Kerusakan yang parah jelas
akan membutuhkan pengorbanan yang lebih besar, baik dari segi biaya, tenaga,
maupun waktu.
Untuk mencegah jangan sampai timbulnya kerusakan yang tidak
terdeteksi, yang dapat mengakibatkan putusnya hubungan penyaluran informasi
telekomunikasi, orang-orang berusaha melakukan pemeliharaan yang
berkesinambungan, yang seringkali memerlukan biaya dan pengorbanan yang
lebih besar. Mengingat fungsi suatu jaringan kabel amat menentukan dalam
keberhasilan penyaluran informasi, kadang dibutuhkan perhatian yang lebih
dibanding pemeliharaan terhadap komponen atau subsistem lain.
3.2.2 Macam-macam Pemeliharaan pada Jarlokat
Pemeliharaan jaringan kabel yang dilakukan dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa macam. Secara umum kita bisa membedakan pemeliharaan
ditinjau dari segi objeknya, antara lain:
1. Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan yang dilakukan disini adalah tindakan preventif
(pencegahan). Dilakukan secara teratur dan berkesinambungan untuk mencegah
timbulnya kerusakan atau gangguan pada jaringan kabel yang sedang beroperasi.
Dalam pemeliharaan jenis ini, ojbek yang dipelihara dalam kondisi bekerja baik,
belum mengalami kerusakan dan gangguan.
Pemeliharaan preventif jaringan kabel diarahkan pada kegiatan
pemeliharaan fisik jaringan dan pemeliharaan elektris jaringan. Pemeliharaan fisik
29
dilakukan melalui kegiatan patroli rutin para petugas jaringan, pembenahan
jaringan, pengamanan fisik jaringan, dan pemeliharaan peralatan kerja, seperti
sarana kerja dan juga kendaraan yang dilakukan dalam tugas pemeliharaan.
Pemeliharaan preventif dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
pemeliharaan jaringan atas tanah dan pemeliharaan jaringan bawah tanah.
a. Pemeliharaan Jaringan Atas Tanah
Pekerjaan yang dilakukan dalam pemeliharaan jaringan atas tanah terlihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.1 Pemeliharan jaringan atas tanah
No
Pekerjaan pemeliharaan
1Pengecetan tiang telepon dengan warna hitam, tiang besi setiap 2 tahun, tiang kayu setiap 6 bulan
2 Menegakkan kembali tiang yang sudah miring3 Mengencangkan kembali kawat yang sudah kendur4 Mengganti isolator yang sudah pecah atau rusak5 Mengganti pengikat kawat yang sudah lepas6 Mengganti brom putih tiang-tiang yang ditepi jalan raya
7Memotong dahan-dahan kayu yang mengganggu rentangan saluran (sejarak 1 m dari saluran)
8 Membersihkan benang layang-layang yang melilit pada saluran9 Mengencangkan lengan silang yang telah kendur atau telah miring
10 mengatur kembali jarak saluran dengan jaringan milik PLN (arus kuat)
Sedangkan pekerjaan pemeliharaan preventif yang perlu dilakukan
terhadap jaringan kabel yang terdiri atas kabel udara terlihat dalam table berikut:
Tabel 4.2 Pemeliharan kabel udara
No Nama Pekerjaan Pemeliharaan
1Mengencangkan kembali kabel yang sudah kendur melalui pengaturan uliran span wartelnya
2Memasang kembali kabel yang terlepas dari jepitanya atau penggantungnya
30
No Nama Pekerjaan Pemeliharaan
3Membersihkan sampah-sampah yang ada dibawah kabel agar tidak merusak kabel bila terbakar
4Memebersihkan terminal klem dari sarang laba-laba, perkaratan dalam RK/DP
5Merapikan urat-urat kabel yang masuk ke DP/RK dan dropwire yang masuk atau keluar gari RK/DP
6 Membenahi kembali sambungan kabel, penomoran kabel
7Menata kembali letak sambungan kabel, meluruskan kembali alur kabel yang menyilang
8Penyolderan ulang urat-urat kabel pada terminal solder, jika perlu diganti dengan terminal strip
9 Perbaikan kunci RK/DP yang telah rusak
10Menghubungkan kembali lapisan aluminium foil ke grounded untuk melindungi saluran dari induksi tegangan luar/asing
b. Pemeliharaan Jaringan Bawah Tanah
Pemeliharaan terhadap jaringan bawah tanah dapat dibedakan lagi
menjadi:
Pemeliharaan jaringan bawah tanah tanam langsung
Sebenarnya pemeliharaan untuk kabel tanah tanam langsung lebih banyak
bersifat pemeliharaan korektif, daripada pemeliharaan preventif. Namun
pemeliharaan preventif masih dapat dilakukan keteika pekerjaan menanam kabel
tersebut dilaksanakan. Pemeliharaan tersebut antara lain terlihat pada table
berikut:
Tabel 4.3 Pemeliharaan jaringan bawah tanah tanam langsung
No Nama Pekerjaan Pemeliharaan
1Penanaman kabel sesuai dengan kedalaman yang sudah ditentukan spesifikasi teknis
2 Memasang deksteen sebagai pelindung kabel
3Melindungi kabel dengan pipa besi yang menyebrangi parit atau pinggir jembatan.
4 Memasukkan kabel kedalam pipa paralon ketika kabel melewati bawah
31
jalur aspal atau dibawah rel kereta api
Pemeliharaan jaringan bawah tanah kabel duct
Dalam melakukan pemeliharaan preventif terhadap jaringan kabel bawah
tanah dengan sistem duct, ada dua macam pekerjaan pemeliharaan yang harus
dilakukan yaitu:
- Pemeliharaan sistem duct
Sebenarnya sistem duct ini tidak begitu memerlukan pemeliharan preventif
karena kontruksinya, baik beton maupun man holenya sudah cukup kuat
sehingga tidak mungkin mengalami kerusakan. Namun demikian, yang perlu
dipehatikan adalah sistem pembuangan air dari man hole-nya yang sering
menjadi sumber kerawanan. Untuk melakukan pemeliharaan preventif
terhadap sistem duct dan man hole dalam kondisi demikian maka air perlu
disedot dari luar dengan menggunakan mesin pompa sedot. Demikian pula
pemeliharaan preventif terhadap sistem duct dapat dilakukan dengan
meninggikan tutup man hole dari permukaan tanah sekitarnya, tetapi tetap
tidak mengganggu kelancaran lalu lintas.
- Pemeliharaan kabel duct
Pemeliharaan kabel yang ada di dalam duct perlu dilakukan secara periodik.
Pekerjaan pemeliharaan kabel duct tersebut, terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.4 Pemeliharaan Kabel Duct
No Jenis Pekerjaan Pemeliharaan
1 Membersihkan sambungan kabel dari debu, Lumpur, atau kotoran lainnya
2 Memeriksa penyangga kabel, dan membenahinya kembali bila ditemui kelainan-kelainan
32
No Jenis Pekerjaan Pemeliharaan
3 Memeriksa baik tidaknya label tanda-tanda yang ada pada kabel
4Melakukan pengetesan, apakah ada sambungan yang bocor atau tidak, melalui pengolesan buih sabun pada muka sambungan. Bila ada kebocoran, akan terjadi gelembung-gelembung gas
Selain pemeliharaan fisik, juga mungkin perlu dilakukan pengamanan
terhadap fisik jaringan kabel agar jaringan tersebut tidak terganggu atau
mengalami kerusakan oleh mekanisme alam sekitarnya. Untuk melakukan
pengamanan fisik jaringan dimaksud, perlu dilakukan hal-hal yang termuat dalam
tabel berikut :
Tabel 4.5 Pemeliharaan Jaringan Kabel
No Nama pekerjaan pemeliharaan
1Memasang kawat pengaman terhadap saluran penanggal yang rawan terhadap benang layang-layang
2Pemasangan patik pengaman terhadap RK di daerah yang rawan kecelakaan lalu lintas
3Memasang rambu rute kabel sehinggamemudahkan bagi para petugas dalam melakukan tugasnya
4Memasang pengaman saluran penanggal seperti menggunakan piap PVC (pada instalasi telepon umum koin); Memasang alat pengaman alarm untuk mendeteksi terjadinya pencurian kabel kawat
5Memeriksa penunjukan meter untuk masing-masing kabel pada panel distribusi, apakah ada tanda-tanda kebocoran atau tidak. Buatlah catatan seperlunya
2. Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan korektif merupakan lanjutan dari pemeliharaan preventif.
Betapa pun telitinya dan tepatnya pemeliharaan preventif dilakukan, namun
kadang-kadang masih diperlukan adanya pemeliharaan korektif ini sebab
timbulnya kerusakan atau gangguan terhadap jaringan kabel yang sedang
beroperasi bisa saja terjadi seketika tanpa diketahui dan diramalkan sebelumnya.
33
Hal tersebut bisa diterima oleh akal yang sehat, karena jaringan tersebut
terbentang di tengah-tengah hiruk pikuknya kegiatan manusia dan alat transportasi
sehingga kemungkinan rusak atau terganggu relatif besar dan sering terjadi.
Oleh sebab itu, pemeliharaan korektif perlu ada, dan dilakukan terhadap
jaringan kabel yang mengalami gangguan atau kerusakan dalam pemakaiannya.
Hampir pada semua sektor jaringan, dapat terjadi gangguan atau kerusakan sektor
yang kita maksudkan adalah: kabel primer, kabel sekunder, saluran penanggal,
saluran rumah, pada jaringan penghubung atau pada saluran interlokal dan SATG
nya sendiri.
Dengan demikian, tugas pemeliharaan korektif adalah bagaimana caranya
untuk mengembalikan kondisi jaringan kabel pada keadaan semula, seperti
sebelum ia terganggu atau rusak. Oleh sebab itu, tugas pemeliharaan korektif
adalah melakukan perbaikan jaringan yang rusak. Namun waktu perbaikan
jaringan yang terganggu ini, tentulah diharapkan secepat mungkin sehingga fungsi
saluran sebagai penyalur informasi telekomunikasi tidak terlalu lama terhenti atau
terputus.
3. Pemeliharaan Kualitatif
Pemeliharaan kualitatif merupakan usaha pemeliharaan yang dilakukan
untuk menigkatkan mutu jaringan yang ada. Pemeliharaan yang dilakukan dalam
tingkat ini mungkin saja berupa perbaikan kontruksi atau bahan jaringan yang ada
dalam jaringan yang ada sehingga jaringan kabel yang selama ini sering mendapat
kerusakan setelah diganti, kadar kerusakanya minimal bisa berkurang. Disini
mutu objek yang dipelihara tidak memuaskan secara keseluruhan , sering
34
terjadinya gangguan karena bahan jaringan kabel yang digunakan tidak
memenuhi syarat seperti yang diinginkan.
Contoh pemeliharaan kualitatif jaringan kabel yang dilakukan, antara lain:
Penggantian jaringan dari kawat telanjang (open wire) untuk saluran
interlokal diganti dengan kabel multipair atau kabel koaksial.
Penggantian jaringan kabel udara menjadi kabel di bawah tanah sehingga
dengan penggantian ini mutu penyaluran informasi semakin baik.
Penggantian kabel tanah berupa kabel kertas menjadi kabel multipair.
35
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah dijelaskan maka penulis
dapat menyimpulkan bahwa:
1. Struktur Umum Jaringan kabel lokal terdiri dari Main Distribution Frame
(MDF) atau Rangka Pembagi Utama (RPU), Kabel Rumah(RK), Distributing
Point (DP), Kotak Terminal Batas (KTB) dan Roset.
2. Jaringan kabel lokal terdiri dari:
a. Kabel Primer (Prymary Cable)
b. Kabel Skunder (Secondary Cable)
c. Saluran Penanggal (Drop wire)
d. Saluran Rumah Pelanggan (Indoor Cable)
3. Dalam hal yang menyangkut dengan pentingnya pemeliharaan jarlokat, ada
beberapa faktor yang yang menyebabkan proses pemeliharaan lebih sukar
dibandingkan dengan pembangunan, yaitu:
a. Pembangunan hanya dilakukan sekali
Pelaksanaan pembangunan biasanya hanya dilakukan sekali, yaitu pada
awal adanya kebutuhan jaringan baru.
b. Pemeliharaan dilakukan sepanjang waktu
Pemeliharaan yang dilakukan terhadap jaringan yang sudah ada, perlu
dilakukan sepanjang waktu. Artinya selama jaringan kabel dikehendaki
36
memberikan kontribusinya dalam penyaluran informasi, pemeliharaan harus
terus dilakukan.
4. Pemeliharaan jaringan kabel yang dilakukan dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa macam, yaitu:
Pemeliharaan Preventif
Yaitu Pemeliharaan yang dilakukan secara teratur dan berkesinambungan
untuk mencegah timbulnya kerusakan atau gangguan pada jaringan kabel
yang sedang beroperasi.
Dilihat dari jenis jaringan kabel yang dipelihara maka pemeiliharaan
preventif masih dapat diklasifikasikan menjadi:
Pemeliharaan jaringan atas tanah
Pemeliharaan jaringan bawah tanah
Pemeliharaan Korektif
Yaitu pemeliharaan yang dilakukan sebagai lanjutan dari pemeliharaan
preventif. Tujuan dari pemeliharaan ini adalah untuk mencegah timbulnya
kerusakan atau gangguan terhadap jaringan kabel yang sedang beroperasi
bisa saja terjadi seketika tanpa diketahui dan diramalkan sebelumnya.
Pemeliharaan Kualitatif
Yaitu merupakan usaha pemeliharaan yang dilakukan untuk menigkatkan
mutu jaringan yang ada. Pemeliharaan yang dilakukan dalam tingkat ini
mungkin saja berupa perbaikan kontruksi atau bahan jaringan yang ada
dalam jaringan yang ada sehingga jaringan kabel yang selama ini sering
37
mendapat kerusakan setelah diganti, kadar kerusakanya minimal bisa
berkurang.
5. Untuk mencegah terjadinya kerusakan dini baik kerusakan yang disebabkan
faktor alam, manusia, dan ketahanan bahan jaringan maka diperlukan suatu
perancangan khusus untuk pemeliharaan Jaringan Lokal Akses Tembaga
(JARLOKAT), yaitu:
a. Penggantian jaringan dari kawat telanjang (open wire) untuk saluran
interlokal diganti dengan kabel multipair atau kabel koaksial.
b. Penggantian jaringan kabel udara menjadi kabel di bawah tanah sehingga
dengan penggantian ini mutu penyaluran informasi semakin baik.
c. Penggantian kabel tanah berupa kabel kertas menjadi kabel multipair atau
kabel koaksial.
6. Tingkat kualitas Jarlokat sebagai salah satu infrastruktur di jaringan akses
ditunjukkan dengan level hasil pengukuran elektrisnya.
4.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan dari praktik kerja lapangan ini adalah:
1. Sebelum melaksanakan Praktek kerja lapangan sebaiknya Mahasiswa telah
mempelajari teori dasar apa-apa saja yang akan kita dapati didalam Praktek
kerja lapangan nantinya, sebagai pengetahuan umum agar nantinya tidak
menemui kesulitan.
2. Mahasiswa yang melakukan praktek kerja lapangan pada suatu perusahaan
sebaiknya melakukan penelitian tidak hanya terfokus pada suatu bidang, tetapi
38
juga bidang yang lainnya untuk menambah wawasan dan mempermudah dalam
penulisan laporan praktek kerja lapangan.