LAPORAN TAHUNANTAHUN 2014
Balai Penelitian dan Pengembangan PengendalianPenyakit Bersumber Binatang Donggala
Tahun 2015
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah, karena atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga laporan tahunan Balai Litbang P2B2 Donggala tahun
2014 dapat diselesaikan.
Laporan tahunan ini mencakup seluruh kegiatan yang dilaksanakan
selama tahun 2014 yang disertai dengan hasil dan pembahasannya serta
dukungan dan permasalahan yang ditemukan. Semoga laporan tahunan ini
dapat memberikan manfaat dan menjadi bahan pertimbangan khususnya
bagi pengambil kebijakan di lingkungan Badan Litbangkes Kemenkes Rl
dalam upaya pengembangan fungsi Balai Litbang P2B2 Donggala.
Menyadari keterbatasan dan kendala yang ada, maka saran-saran
untuk perbaikan format dan substansi laporan tahunan berikutnya sangat
kami harapkan baik dikomunikasikan secara langsung, surat resmi maupun
melalui e-mail.
Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku laporan
tahunan ini.
i
Laporan Tahunan 2014
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................
DAFTAR ISI ..........................................................................................
DAFTAR TABEL ...................................................................................
DAFTAR GAMBAR...............................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
BAB I. ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN ........................................
1. Hambatan Tahun 2013 .........................................................
2. Kelembagaan .......................................................................
3. Sumber Daya .......................................................................
BAB II. TUJUAN DAN SASARAN KERJA ......................................
1. Dasar Hukum .......................................................................
2. Tujuan, Sasaran dan Indikator ............................................
BAB III. STRATEGI PELAKSANAAN .................................................
1. Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran ...........................
2. Hambatan dalam Pelaksanaan Tujuan ...............................
3. Terobosan yang Dilakukan ..................................................
BAB IV. HASIL KERJA ......................................................................
1. Pencapaian Tujuan dan Sasaran .......................................
2. Pencapaian Kinerja .............................................................
3. Realisasi Anggaran .............................................................
4. Upaya untuk meraih WTP dan Reformasi Birokrasi.............
BAB V. PENUTUP ..............................................................................
i
ii
iii
iv
v
1
1
1
4
10
10
10
14
14
14
15
16
16
55
57
58
60
Laporan Tahunan 2014
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Tabel 2
Jumlah Pegawai Balai Litbang P2B2 Donggala
berdasarkan Jabatan ………………....…..…………
Jumlah Pegawai Balai Litbang P2B2 Donggala
berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2013-2014 ……
5
7
Tabel 3 Jumlah Sarana dan Prasarana Kantor Balai Litbang P2B2
Donggala Tahun 2013………..
8
Tabel 4 Jumlah Alokasi Dana Balai Litbang P2B2 Donggala
Tahun 2013 ……………………………………………………
9
Tabel 5 Uraian Tugas, Fungsi dan Output Balai Litbang P2B2
Donggala ………………………………………………………
11
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 9
Tabel 10
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Balai Litbang
P2B2 Donggala Tahun 2014 ………...................................
Hasil Pemeriksaan Parasitemia pada mencit
Hasil Pengukuran Konsentrasi DNA sampel cacing S.
Japonicum ………......................
Hasil pengukuran Konsentrasi DNA Sampel Cacing S.
Japonicum
Pencapaian Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Balai
Litbang P2B2 Donggala Tahun 2014
13
27
41
43
56
Tabel 11 Realisasi anggaran Balai Litbang P2B2 Doonggalaberdasarkan Jenis Belanja
58
Laporan Tahunan 2014
iv
DAFTAR DIAGRAM/GAMBAR
Diagram 1
Diagram 2
Diagram Jumlah Pegawai Balai Litbang P2B2 Donggala
berdasarkan Kelompok Umur………
Diagram Jumlah Pegawai Balai Litbang P2B2 Donggala
berdasarkan Jenis Kelamin ……
5
6
Diagram 3
Gambar 1
Gambar 2
Diagram Jumlah Pegawai Balai Litbang P2B2 Donggala
berdasarkan Golongan………..
Hasil amplifikasi PCR DNA keong O.h.lindoensis dengan
primer ITS OH
Hasil amplifikasi PCR DNA cacing S. Japonicum hasil
infeksi serkaria dengan primer 18 S S. Japonicum
7
40
42
Laporan Tahunan 2014
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Realisasi Anggaran berdasarkan jenis belanja
Formulir penunjang keuangan dengan sasaran kinerja tahun
2014
Sarana dan prasaran Balai Litbang P2B2 Donggala
Desember 2014
Publikasi Ilmiah Balai Litbang P2B2 Donggala Tahun 2014
Dokumentasi Kegiatan Penelitian dan kegiatan instalasi
Tahun 2014
Laporan Tahunan 2014
1
BAB IANALISIS SITUASI AWAL TAHUN
1. Hambatan Tahun 2013
Hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan program kegiatan Balai
Litbang P2B2 Donggala tahun 2013 adalah :
a. Belum adanya SDM teknisi litkasyasa serta masih banyak calon
peneliti yang belum mengikuti Diklat Jabatan Fungsional Peneliti.
b. Belum lengkapnya sarana dan prasarana ( genset, koneksi
internet ) yang tersedia untuk mendukung kegiatan operasional
kantor dan penelitian.
c. Terlambatnya bahan penelitian ( phorbol ester ) sehingga
menghambat pelaksanaan dan tidak terlaksana sesuai jadwal
karena bahan yang harus diimpor dari Jerman.
d. Masih adanya pegawai yang rangkap jabatan,
2. KelembagaanBalai litbang P2B2 Donggala merupakan salah satu unit pelaksana
teknis di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
yang mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan
pengendalian penyakit bersumber binatang. Balai Litbang P2B2
Donggala bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan. Secara administrasi dibina oleh sekretaris
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, dan secara teknis
fungsional dibina oleh Pusat Teknologi dan Intervensi Kesehatan
Masyarakat (PTIKM). Dalam pelaksanaan kegiatannya, selalu
berupaya untuk mendukung visi badan Litbangkes yaitu sebagai
lokomotif penelitian, pengawal kebijakan dan legitimator program
Laporan Tahunan 2014
2
pembangunan kesehatan dalam mendukung pencapaian visi
Kemenkes RI. Visi Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) menuju
masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.
Adapun susunan organisasi Balai Litbang P2B2 Donggala
berdasarkan peraturan Menkes RI Nomor 920/MENKES/V/2011
sebagai berikut :
1. Kepala
2. Subbagian Tata Usaha
3. Seksi Program dan Kerjasama
4. Seksi Pelayanan Penelitian
5. Instalasi
6. Kelompok Jabatan Fungsional
Berikut ini struktur organisasi Balai Litbang P2B2 Donggala:
Laporan Tahunan 2014
3
Bagan Struktur OrganisasiBalai Litbang P2B2 Donggala
SK MENKES No. 920/MENKES/V/2011
SUBBAGIAN TATAUSAHA
Sitti Chadijah, SKM, M.Si
SEKSI PELAYANANPENELITIAN
Hayani Anastasia, SKM, MPH
SEKSI PROGRAMDAN KERJA SAMA
Rosmini, SKM, M.Sc
KELOMPOK JABATANFUNGSIONAL
K E P A L AJastal, SKM, M.Si
INSTALASI
Laporan Tahunan 2014
4
3. Sumber DayaBalai Litbang P2B2 memiliki sumber daya manusia, sarana dan
prasarana serta alokasi anggaran sebagaimana diuraikan berikut ini:
a. Sumber Daya Manusia (SDM)
Peningkatan kualitas dan kuantitas penelitian harus disertai dengan
peningkatan sumber daya baik manusia maupun sumber daya
pendukung lainnya. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan
komponen penggerak utama dalam menunjang pelaksanaan
program kerjanya. Upaya yang terpadu dan berkesinambungan
untuk meningkatkan profesionalisme SDM harus dilakukan sinergis
dengan peningkatan mutu ilmiah penelitian kesehatan yang
dilakukan.
Rincian jumlah pegawai Balai Litbang P2B2 Donggala dapat dilihat
pada tabel 1.
Berdasarkan jabatan
Balai Litbang P2B2 Donggala mempunyai tugas melaksanakan
Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit
Bersumber Binatang sehingga diharapkan tenaga fungsional
yang ada di Balai Litbang P2B2 Donggala menduduki jabatan
fungsional peneliti, Ada empat pegawai Balai Litbang P2B2
Donggala yang memiliki jabatan fungsional peneliti dalam
pelaksanaan tugasnya merangkap sebagai pejabat struktural.
Laporan Tahunan 2014
5
Tabel 1. Jumlah Pegawai Balai Litbang P2B2 DonggalaBerdasarkan Jabatan Tahun 2014
No Jabatan Jumlah
1234
Eselon III.b / Peneliti MudaEselon IV.b / Peneliti MudaEselon IV.b / Peneliti PertamaFungsional Peneliti (Pertama danMuda
121
13235 Fungsional Umum
Jumlah 40
Berdasarkan Kelompok Umur
Pegawai Balai Litbang P2B2 Donggala pada tahun 2014
menurut kelompok umur paling banyak di antara umur 30 - 40
tahun (62,5) dan paling sedikit pada umur < 30 tahun (17,5%)
seperti disajikan pada diagram 1.
Diagram 1.Jumlah Pegawai Balai Litbang P2B2 DonggalaBerdasarkan Kelompok Umur Tahun 2014
Laporan Tahunan 2014
6
Berdasarkan Jenis Kelamin
Pegawai Balai Litbang P2B2 Donggala terdiri dari pegawai
perempuan (55%) dan pegawai laki-laki (45%) seperti disajikan
pada diagram 2
Diagram 2. Jumlah Pegawai Balai Litbang P2B2 DonggalaBerdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2014
Berdasarkan Golongan
Keadaan pegawai Balai Litbang P2B2 Donggala menurut
pangkat/golongan pada tahun 2014, sebagian besar adalah
golongan III (92,5%) dan paling sedikit adalah pegawai dengan
golongan IV dan golongan I masing-masing 1 pegawai (2,5%)
seperti disajikan pada diagram 3
Laporan Tahunan 2014
7
Diagram 3 . Jumlah Pegawai Balai Litbang P2B2 DonggalaBerdasarkan Golongan Tahun 2014
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Klasifikasi pendidikan tenaga definitif Balai Litbang P2B2
Donggala yaitu Strata 2 (30%), Strata 1 (55%), Diploma 3
(10%), SMA dan SMP masing-masing sebanyak 1 pegawai
(2,5%).
Tabel 2. Jumlah Pegawai Balai Litbang P2B2 DonggalaBerdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2013-2014
No Tingkat Pendidikan Tahun2013 2014
1 Strata 2 11 122 Strata 1 20 223 Diploma 3 4 44 SMA 1 15 SMP 1 1
Jumlah 37 40
Laporan Tahunan 2014
8
b. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan salah satu sumber daya
penunjang dalam mencapai tujuan dan sasaran Balai Litbang P2B2
Donggala. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai dan
berdaya guna akan memudahkan SDM Balai Litbang P2B2
Donggala dalam melaksanakan setiap kegiatan dan program yang
telah ditetapkan. Inventarisasi sarana dan prasarana di lingkungan
Balai Litbang P2B2 Donggala salah satunya dilakukan melalui
pelaporan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang
Milik Negara (SIMAK-BMN).
Balai Litbang P2B2 Donggala memiliki aset BMN periode per 31
Desember 2014 senilai Rp 9.112.572.119,-. Dapat dilihat pada
tabel 3
Tabel 3. Jumlah Sarana dan Prasarana Kantor Balai Litbang P2B2Donggala Tahun 2014
Satker
Sarana Prasarana
Tanah(m²)
Peralatan danMesin(buah)
Gedungdan
Bangunan(unit)
Irigasi(unit)
Jaringan
(unit)
AsetTetap
Lainnya(buah)
Aset Tetapyang tidakdigunakan
(unit)BalaiLitbangP2B2Donggala
19.965 2.395 20 2 3 530 2
Rincian sarana dan prasarana dapat dilihat pada Lampiran 4.
c. Alokasi Anggaran
Sumber pembiayaan kegiatan yang dilaksanakan berasal dari DIPA
Balai Litbang P2B2 Donggala tahun 2014 dan DIPA Badan
Laporan Tahunan 2014
9
Litbangkes tahun 2014. Rincian anggaran dapat dilihat pada tabel
4.
Tabel 4. Jumlah Alokasi Dana Balai Litbang P2B2 DonggalaTahun 2014
No Sumber Dana Jumlah (Rp)1 DIPA Balai Litbang P2B2 Donggala 4.717.789.000,-2 DIPA Badan Litbangkes
Risbinkes ( 3 Penelitian) 179.959.000,-Jumlah 4.897.748.000,-
Dana DIPA Balai Litbang P2B2 Donggala tahun 2013,
sebesar 4.717.789.000,- mengalami 5 kali revisi. Revisi pertama
bertujuan untuk buka Blokir mandiri, Revisi Kedua bertujuan untuk
penggunaan output cadangan, Revisi ketiga adanya pergeseran
akun belanja dalam satu Komponen dalam satu output, Revisi ke
empat adanya pergeseran pagu anggaran antara satu output (
Penamabahan Gaji) sedangkan Revisi ke lima karena adanya
pergeseran pagu anggaran dalam satu output (Penambahan Gaji
Pokok Pegawai, Tunjangan Suami/Istri dan Uanga Makan), tetapi
revisi tersebut tidak mengurangi pagu anggaran.
Berdasarkan laporan keuangan (SAI), total realisasi
penyerapan anggaran Balai Litbang P2B2 Donggala selama tahun
2014 adalah sebesar Rp. 4.537.869.872,- (96,19%). Berdasarkan
jenis belanja, realisasi belanja pegawai Rp. 1.994.021.140,-
(98,41%), belanja barang Rp. 2.015.711,732,- (93,45%) dan
belanja modal 528.137.000,- (98,78%).
Laporan Tahunan 2014
10
BAB IITUJUAN DAN SASARAN KERJA
1. Dasar Hukum
Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kelembagaan Balai Litbang
P2B2 Donggala didasarkan pada:
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 5
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang sistem Nasional
Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan Pasal
42-45
Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1995 tentang Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 920/Menkes/V/2011
tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Litbang P2B2 Donggala.
2. Tujuan, Sasaran dan IndikatorProgram yang diselenggarakan oleh Balai Litbang P2B2 Donggala
bertujuan untuk mendukung program Badan Litbangkes diarahkan
untuk menghasilkan IKU berupa jumlah produk / model / prototipe /
standar / formulasi hasil penelitian dan pengembangan di bidang
kesehatan. Uraian tugas dan fungsi Balai Litbang P2B2 dapat dilihat
pada tabel 5.
Laporan Tahunan 2014
11
Tabel 5. Uraian Tugas, Fungsi dan Output Balai Litbang P2B2DonggalaTahun 2014
No Uraian Tugas dan Fungsi Output(RKAKL)
1 Pelaksanaan penelitian danpengembangan pengendalianpenyakit bersumber binatang
Terlaksananya 2 penelitian dibidang parasitik jaringan
2 Penyusunan rencana dan programpenelitian dan pengembanganpengendalian penyakit bersumberbinatang
Tersusunnya 2 dokumenperencanaan dan anggaran yaituRKA-KL Balai Litbang P2B2Donggala dan laporan perjalananrakerkesnas
3 Pemantauan, evaluasi danpelaporan pelaksanaan penelitiandan pengembangan pengendalianpenyakit bersumber binatang
Tersusunnya 4 dokumen yaituLAPTAH, LAK, LAPTRI dan PP39Balai Litbang P2B2 Donggala
4 Pelaksanaan Keuangan, KekayaanNegara, dan Tata Usaha
Tersusunnya 4 dokumen yaitulaporan Manajemen SAK danSIMAK-BMN, manajemen SAPPA-W, Optimalisasi PNBP sertalaporan perjalanan pertemuanlintas sektor
5 Pelaksanaan penyebaraninformasi, dokumentasi dandiseminasi hasil penelitian
Tersusunnya 5 dokumen yaitulaporan Pameran, manajemeninformasi dan publikasi, laporanperjalanan rakerkesnas, sertapenerbitan profil dan jurnal.
6 Pelaksanaan pengadaan fasilitaslaboratorium
Tersedianya alat laboratoriumsejumlah 8 unit berupa timbanganmiligram, glass chember, maestronano, anemometer, kulkastransparan dan kulkas rumahtangga
7 Pelaksanaan manajemenlaboratorium
Tersusunnya 1 dokumen yaitulaporan penyelenggaranaanlaboratorium
8 Pengembangan hukum, organisasidan kepegawaian
Tersusunnya 2 dokumen yaitulaporan pengembangan danpeningkatan kapasitas SDM sertalaporan perjalanan pertemuanlintas sektor
Laporan Tahunan 2014
12
9 Pengembangan bidang ilmiah danetik
Tersusunnya 1 dokumen yaitulaporan manajemen etik dan ilmiah
10 Pelaksanaan administrasi BalaiPenelitian dan PengembanganPengendalian Penyakit BersumberBinatang.
Terlaksananya layananperkantoran selama 12 bulan
11 Pengadaan perangkat pengolahdata dan kominikasi
Tersedianya alat pengolah datasejumlah 8 unit berupa printerinject, komputer desktop, LCDprojektor, unit power suplay setaPC touch screen
12 Pengadaan peralatan dan fasilitasperkantoran
Tersedianya alat pengolah datasejumlah 26 unit berupa generatorotomatis, AC split, exhaust fan,alat penghancur kertas, tabungpemadam kebakaran, filingcabinet, rak arsip serta kursilaboratorium
Dalam Dokumen Rencana Aksi Balai Litbang P2B2 Donggala tahun
2010-2014, sasaran outcome hasil program dan kegiatan Balai Litbang
P2B2 Donggala adalah mendukung pencapaian kinerja PTIKM
sebagai pengampu yaitu meningkatnya penelitian dan pengembangan
di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Indikator Kinerja Utama (IKU) yang
telah ditetapkan oleh Balai Litbang P2B2 Donggala adalah jumlah
produk / model intervensi / prototype / standar / formula hasil penelitian
dan pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan
masyarakat. IKU tersebut ditetapkan dalam rangka mencapai sasaran
outcome sebagaimana tercantum dalam dokumen Rencana Aksi
Kegiatan Balai Litbang P2B2 Donggala tahun 2010-2014.
Laporan Tahunan 2014
13
Tabel 6. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Balai Litbang P2B2Donggala Tahun 2014
Sasaran strategis Indikator Kinerja Target 2014
Meningkatnyapenelitian danpengembangan dibidang teknologiintervensi kesehatanmasyarakat.
Jumlah produk di bidangteknologi intervensi kesehatanmasyarakat
2
Jumlah publikasi ilmiah di bidangteknologi intervensi kesehatanmasyarakat yang dimuat padapada media cetak dan elektronik:
a. Nasional 2
b. Internasional 0
Laporan Tahunan 2014
14
BAB IIISTRATEGI PELAKSANAAN
1. Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran
Strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam menjalankan
tugas dan fungsinya meliputi :
a. Pengembangan SDM melalui pelatihan dan pendidikan
lanjutan.
b. Peningkatan sarana dan prasarana melalui pengadaan dan
pemeliharaan.
c. Penyebarluasan dan pemanfaatan hasil penelitian dan
pengembangan dengan mengikuti seminar, pameran,
penerbitan jurnal, profil dan kerjasama dengan instansi lainnya.
d. Menyediakan data dan informasi hasil-hasil penelitian kepada
pihak-pihak yang membutuhkan.
e. Menyusun perencanaan penentuan output bersama-sama
dengan penanggungjawab kegiatan.
f. Membuat komitmen pegawai dalam melaksanakan tugas
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.
2. Hambatan dalam Pelaksanaan TujuanPelaksanaan kegiatan dan program tahun 2014 Balai
Litbang P2B2 Donggala mengalami berbagai hambatan dalam
mencapai tujuan dan sasarannya, yaitu Pada penelitian faktor-
faktor risiko penularan filariasis mengalami 2 kali amandemen
pemindahan lokasi dari Kota Ambon Provinsi Maluku, di
Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku Kabupaten
Buru, Provinsi Maluku. Setelah mengalami pemindahan lokasi
Laporan Tahunan 2014
15
penelitian sebanyak 3 kali, namun tidak ditemukan penderita filariasis,
sehingga pelaksanaan periodisitas mikrofilaria tidak terlaksana
namum kegiatan tersebut tidak menghambat dalam pencapaian
output kinerja balai litbang P2B2 Donggala tahun 2014.
3. Terobosan yang dilakukan
Terobosan yang dilakukan untuk mencapai tujuan selama tahun
2014 yaitu :
a. Terobosan melalui peningkatan mutu Litbangkes, dengan
strategi :
1) Pertemuan kajian IPTEK tahunan yang melibatkan
lintas sektor.
2) Pembahasan Proposal, protokol dan hasil penelitian di
komite Peneliti dan Litkayasa.
b. Terobosan diseminasi hasil Litbang, dengan strategi:
1) Pelaksanaan seminar hasil Litbangkes, kerjasama
Dinkes Kabupaten poso dan Dinkes Provinsi Maluku
2) Ikut serta kegiatan yang dilakukan oleh lintas sektor
dalam bentuk pameran hasil Balai Litbang P2B2
Donggala.
3) Meningkatkan publikasi hasil litbangkes melalui
pameran, seminar, dan penerbitan jurnal
Laporan Tahunan 2014
16
BAB IVHASIL KERJA
1. Pencapaian Tujuan dan Sasaran
Kegiatan yang dilaksanakan Balai Litbang P2B2 Donggala untuk
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dibagi dalam tiga
program pokok, yaitu:
a. Penelitian dan Pengembangan P2B2
b. Pengembangan SDM, Sarana dan Prasarana
c. Penyebarluasan dan Pemanfaatan Hasil Litbang
Program-program pokok tersebut dijabarkan pada kegiatan-kegiatan
berikut ini :
a. Penelitian dan Pengembangan P2B2
Penelitian dan pengembangan P2B2 terdiri dari dua kegiatan yaitu:
Penelitian
Kegiatan penelitian di Balai Litbang P2B2 Donggala pada tahun
2014 terdiri dari empat penelitian. Adapun sumber pembiayaannya
yaitu berasal dari DIPA Balai Litbang P2B2 Donggala sebanyak 2
penelitian dan DIPA Sekretariat Badan Litbangkes sebanyak 2
penelitian. Adapun rincian hasil penelitian sebagai berikut :
1. Penelitian DIPA Balai Litbang P2B2
a) Faktor- Faktor Risiko Penularan Filariasis Di Kabupaten Seram
Bagian Barat dan Kabupaten Buru, Provinsi Maluku
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran faktor-
faktor risiko penularan filariasis di Kabupaten Seram Bagian
Barat dan Kabupaten Buru, Provinsi Maluku, dengan tujuan
khusus yaitu mengidentifikasi spesies microfilaria dan
Laporan Tahunan 2014
17
periodisitas cacing filaria; menilai faktor risiko, pengetahuan,
sikap, dan perilaku masyarakat tentang filariasis; dan
memetakan distribusi epidemiologi filariasis secara spasial di
Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kabupaten Buru, Provinsi
Maluku.
Penelitian dilakukan di Kecamatan Taniwel Timur, Kabupaten
Seram Bagian Barat dan di Kecamatan Lolong Guba, serta
Kecamatan Waeapo, Kabupaten Buru. Jumlah penduduk yang
mengikuti survei darah jari (SDJ) di Kabupaten Seram Bagian
Barat dan Kabupaten Buru sebanyak 770 orang. Pelaksanaan
SDJ di Kabupaten Seram Bagian Barat dilakukan di lima desa
yaitu Desa Sohuwe, Lumahlatal, Hatunuru, Matapa, dan
Seakasale. sedangkan di Kabuapten Buru SDJ dilaksanakan
di dua kecamatan di tujuh desa, yaitu : Desa Ohilahin,
Wanakarta, Waegeran, Basalale, dan Waisgoret. Hasil
pemeriksaan mikroskopis tidak ditemukan adanya penderita
positif mikrofilaria.
Hasil wawancara dengan responden menunnjukkan bahwa
hampir semua responden mempunyai pengetahuan dan
perilaku tentang filariasis tergolong kurang, dan tidak ada yang
tergolong yang baik. Berbeda dengan sikap tentang filariasis
yang sudah tergolong baik.
Pada Penelitian ini ditemukan penderita kronis filariasis
sebanyak 17 orang, 11 orang di Kabupaten Seram Bagian
Barat dan enam orang di Kabupaten Buru. Penderita kronis
terbanyak ditemukan pada golongan umur 51-60 tahun,
sedangkan di Kabupaten Buru, ditemukan penderita kronis
Laporan Tahunan 2014
18
pada golongan umur 41-50 tahun. Penderita kronis ditemukan
baik pada laki-laki maupun perempuan.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah: Di Kecamatan Taniwel
Timur Kabupaten Seram Bagian Barat, Kecamatan Lolong
Guba dan Waelata Kabupaten Buru tidak ditemukan penderita
mikrofilaremia atau penderita positif mikrofilaria; rendahnya
pengetahuan dan perilaku masyarakat tentang gejala,
penyebab, penular, pencegahan, dan pengobatan filariasis;
dan distribusi kasus kronis filariasis di Kecamatan Taniwel
Timur Kabupaten Seram Bagian Barat, cenderung
mengelompok di Desa Sohuwe, sedangkan di Kabupaten Buru
di Kecamatan Lolong Guba dan Waelata cenderung
menggelompok di Desa Ohilahin.
Adapun saran dalam penelitian ini adalah: perlunya dilakukan
survei darah jari di kecamatan yang lain yang masih terdapat
penderita kronis filariasis; perlunya peningkatan pengetahuan
dan perilaku masyarakat terkait filariasis dengan cara
pemberian informasi melalui penyuluhan intensif yang
melibatkan berbagai pihak seperti kader, tokoh masyarakat
(pendeta), dan pemerintah daerah setempat, agar masyarakat
dapat membantu pemerintah dalam penemuan penderita klinis
filariasis secara dini, serta agar masyarakat dapat mencegah
diri untuk tidak terkena penyakit ini, dan perlunya penanganan
kepada penderita kronis, berupa informasi tentang cara
perawatan anggota tubuhnya yang mengalami
pembengkakan, dan mengubah persepsi negatif masyarakat
terhadap penerita kronis filariasis, sehingga penderita tidak
Laporan Tahunan 2014
19
malu bergaul dengan masyarakat dan keberadaan mereka
diterima dengan baik.
b) Uji Lapangan diagnosis Schistosomiasis dengan Dot Blot dan
Plate pada penderita di Napu Sulawesi Tengah ( Penentuan
Sensitivitas dan Spesifisitas)
Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian tahun
sebelumnya, dimana akan dilakukan uji lapangan diagnosis
schistosomiasis dengan teknik dot blot dan plate di daerah
endemis. Penelitian ini dilakukan untuk melihat teknik
diagnosis yang telah dikembangkan di laboratorium untuk
diterapkan di lapangan, dengan harapan dapat menjadi acuan
dalam penjaringan penderita schistosomiasis di Indonesia.
Hasil penelitinan dari uji dot blot yaitu diperoleh nilai
sensitivitas 74% dan spesifisitas 78% dengan akurasi uji 77%,
sedangkan untuk uji plate diperoleh nilai sensitivitas sebesar
77% dan spesifisitas 84% dan akurasi uji 79,3%. Kesimpulan
dari penelitian ini adalah teknik dot blot dan plate yang
merupakan pengembangan dari metode ELISA yang dilakukan
mempunyai nilai sensitivitas dan spesifisitas yang baik untuk
mendeteksi antigen ES S. japonicum pada penderita
schistosomiasis.
Disarankan kepada program pengendalian schistosomiasis
dalam rangka penemuan penderita sebaiknya
mempertimbangkan untuk menggunakan dot blot dalam survei
terutama saat terjadi peningkatan kasus agar dapat
mengefesiensikan tenaga dan waktu. Harapan lain adalah
agar capaian survei dapat sesuai dengan standar nasional
yaitu minimal 80% dari jumlah penduduk.
Laporan Tahunan 2014
20
2. Penelitian DIPA Badan Litbangkes
a) Studi Keragaman Anopheles spp pada Berbagai Ekosistem
yang Dikaitkan dengan Pemanfaatan Lahan di Kabupaten Sigi,
Sulawesi Tengah
Penelitian ini dilaksanakan untuk mendapatkan
datakeragaman dan penyebaran Anopheles spppada
ekosistem pedalaman dan pegunungan. Jenis penelitian ini
observasionaldeskriptif dengan menggunakan rancangan
potong lintang, Metode penangkapan nyamuk Anopheles pada
malam hari dengan umpan orang di dalam dan di luar rumah,
nyamuk yang hinggap di dinding dalam rumah dan di sekitar
kandang. Penangkapan nyamuk pagi hari di dalam dan di luar
rumah dan survei jentik di habitat
perkembangbiakan.Penelitian ini dilaksanakan pada dua
wilayah ekosistem yaitu ekosistem pedalaman di Puskesmas
Kaleke, Desa Kaluku Tinggu dan ekosistem pegunungan di
Puskesmas Palolo, Desa Rejeki.
Hasil penelitian di pedalaman ditemukan empat spesies
Anopheles yaitu An. barbirostris, An. parangensis, An.
indefinitus dan An. vagus. Di pegunungantertangkap tujuh
spesies Anopheles, yaitu An. barbirostris, An. nigerrimus, An.
tesselatus, An. indefinitus, An. vagus, An. umbrosus dan An.
peditaeniatus. Spesies yang dominan di pedalaman dan
pegunungan adalah Anopheles vagus.Di ekosistem
pedalaman dan pegunungan, ditemukanAn. barbirostris yang
telah terkonfirmasi sebagai vektor malaria di Sulawesi Tengah.
Laporan Tahunan 2014
21
Spesies yang lain juga telah terkonfirmasi sebagai vektor
malaria di Indonesia.
Hasil survei jentik dan habitat perkembangbiakan, diketahui
jenis habitat perkembangbiakan di pedalaman dan
pegunungan yang dominan adalah daerah persawahan
dengan umur padi yang bervariasi. Uumur tanaman padi yang
bervariasi, membuktikan bahwa pengolahan sawah dilakukan
bergantian. Kondisi ini menyebabkan tersedianya habitat
perkembangbiakan nyamuk sepanjang tahun, sehingga mata
rantai siklus hidup nyamuk berlangsung sepanjang tahun.
Distribusi habitat perkembangbiakan nyamuk Anopheles spp,
berada disekitar pemukiman masyarakat.
Saran dari penelitian ini adalah Perlu dilakukan penelitian
lanjutan tentang distribusi spesies Anopheles,penyebaran dan
jenis habitat perkembangbiakan, berdasarkan pemanfaatan
lahan yang dilaksanakan pada musim hujan.
b) Faktor Risiko Kontaminasi Parasit Usus pada Karkas di
Tempat Pemotongan Hewan di Kabupaten Sigi, Sulawesi
Tengah
Tujuan penelitian ini adalah Mendapatkan risiko kontaminasi
parasit usus pada karkas di tempat pemotongan hewan di
Kabupaten Sigi Propinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini
dilakukan dalam skala lapangan dan laboratorium. Skala
lapangan meliputi pengambilan feses di Rumah Potong Hewan
(RPH) Biromaru, tiga Tempat Pemotongan Hewan (TPH) Babi
milik perseorangan di Desa Jonooge, dan Peternakan
Kambing di desa Baliase dan Jonooge. Wawancara dilakukan
pada responden yang langsung berhubungan dengan hewan
Laporan Tahunan 2014
22
ataupun karkas serta dilakukan observasi lingkungan di sekitar
RPH/TPH.
Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah Hasil yang
didapatkan terlihat sapi yang terinfeksi kecacingan sebanyak
63,91 % dan protozoa sebanyak 3,09 %. Rata-rata cacing
yang menginfeksi adalah Facsiola sp, Paramphistomum sp,
Trichuris sp, Strongyloidea sp, dan oesophagustomum sp.
Sebanyak 27,27 % cacing yang menginfeksi babi dan jenis
yang dominan menginfeksi yakni Ascaris sp. Pada kambing
yang dominan didapatkan yakni tipe Trichostrongyloidea sp
sebanyak 23,52 % dan 2,94 % protozoa. Dari hasil
pemeriksaan tidak didapatkan jenis parasit usus yang bersifat
dapat menular ke manusia. Hal ini dikarenakan yang
didapatkan hanya berupa telur cacing sehingga kita tidak bisa
mengidentifikasi jenis dari cacing tersebut. Berdasarkan hasil
observasi dan wawancara terlihat pengetahuan responden
tentang kebersihan di RPH masih kurang dan juga
berdasarkan observasi terlihat RPH/TPH yang ada tidak
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah didapatkan jumlah parasit
yang menginfeksi pada sapi sebanyak 63,91 % dan protozoa
sebanyak 3,09 %. Pada babi 27,27 % kecacingan. Pada
kambing sebanyak kecacingan 23,52 % dan 2,94 % protozoa.
Tidak didapatkan jenis parasit usus yang bersifat patogen bagi
manusia pada sapi, babi, dan kambing. Kontaminasi pada
karkas di RPH/TPH dapat terjadi akibat sistem pemotongan
tidak sesuai standar yang ada, adanya kontaminasi dari feses
Laporan Tahunan 2014
23
hewan yang mengandung parasit patogen, dan tingkat
pengetahuan serta kebersihan pekerja yang buruk.
Saran yang bisa diberikan yakni Perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut untuk mengidentifikasi jenis parasit usus yang
patogen bagi manusia. Perlu dilakukan pembenahan secara
menyeluruh terhadap sistem yang ada di Rumah pemotongan
hewan sapi maupun babi sehingga produk yang dihasilkan
baik dan aman untuk dikonsumsi masyarakat.
c) Analisis Variasi Genetik (Polimorfisme) Nyamuk Anopheles
spp pada Ekosistem yang Berbeda dengan menggunakan
Metode PCR-RAPD
Tujuan Penelitian ini adalah mendapatkan variasi genetik
(polimorfisme) nyamuk Anopheles barbirostris pada ekosistem
yang berbeda. Jenis penelitian ini adalah observasional
laboratorium. Penelitian ini meliputi ekstraksi DNA nyamuk An.
barbirostris, amplifikasi DNA dengan mesin PCR,
elektroforesis dengan gel agarose, pengamatan pita DNA.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di ekosistem
pedalaman maupun di ekosistem pegunungan terdapat
perbedaan variasi genetik dengan nilai polimorfisme 57% di
ekosistem pedalaman dan 53% di ekosistem pegunungan.
Perbedaan kondisi geografis dapat menyebabkan variasi
terhadap satu atau beberapa urutan pita DNA antara nyamuk
dalam satu spesies. Namun adanya perbedaan yang tidak
terlalu jauh mengindikasikan perbedaan tersebut tidak
menimbulkan isolasi reproduksi sehingga aliran genetik akibat
perkawinanan antara populasi nyamuk di ekosistem
Laporan Tahunan 2014
24
pegunungan (dataran tinggi) dan ekosistem pedalaman
(dataran rendah) masih dapat terjadi.
Jika dibandingkan nilai polimorfisme dan nilai monomorfisme,
terlihat nilai polimorfisme baik di ekosistem pedalaman
maupun ekosistem pegunungan lebih besar daripada
monomorfismenya. Hal ini menandakan polimorfisme nyamuk
yang hidup di alam cenderung lebih tinggi. Pada populasi in
breeding seperti halnya pada koloni laboratorium biasanya
memiliki kecenderungan dengan variasi genetik yang lebih
rendah (monomorfisme). Hal ini berarti tingkat polimorfisme
genetik yang tinggi akan menyebabkan nyamuk tahan
terhadap perubahan lingkungan sehingga dapat tetap sukses
hidup yang pada akhirnya tingkat populasinya juga tinggi di
alam. Kondisi tersebut memberi peluang nyamuk kontak
dengan manusia dan kesempatan untuk menularkan atau
menyuntikan sporozoit ke dalam darah manusia.
Hasil analisis koefisien persamaan genetik menunjukkan ada
individu Anopheles barbirostris yang terpisah dari kelompok
lainnya. Meskipun demikian beberapa individu An. barbirostris
di ekosistem pedalaman dan di ekosistem pegunungan
mengelompok secara berdekatan atau cenderung memiliki
kesamaan dengan hasil koefisien persamaan genetik 66
sampai 89 persen (koefisien 0,66-0,89) sehingga persentase
jarak genetik (perbedaannya) hanya sekitar 11 sampai 34 %
(koefisien 0,11-0,34). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan
bahwa terdapat variasi genetik (polimorfisme) antara nyamuk
An. barbirostris di ekosistem pedalaman dan di ekosistem
pegunungan dengan nilai polimorfisme 0,4 kali lipat lebih besar
Laporan Tahunan 2014
25
di ekosistem pedalaman. Hal ini mengindikasikan adanya latar
belakang genetik yang cukup dekat antara An. barbirostris di
ekosistem pedalaman dan ekosistem pegunungan.
d) Hubungan Perilaku Anak Sekolah Dasar dengan Kejadian
Schistosomiasis di Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi, Provinsi
Sulawesi Tengah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
perilaku anak sekolah dasar dengan kejadian schistosomiasis
di Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi
Tengah. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
observasional dengan menggunakan desain penelitian cross
sectional.
Hasil penelitian ditemukan prevalensi pada anak sekolah dasar
dikecamatan Lindu sebesar 8,1 %. Hasil uji chi square dari
keempat variabel diperoleh tidak ada hubungan perilaku anak
sekolah dasar dengan kejadian schistosomiasis. Meskipun
dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya hubungan yang
bermakna antara perilaku dengan kejadian schistosomiasis
namun diharapkan pihak sekolah tetap terus melakukan
penyuluhan yang lebih intensif tentang cara penularan
Schistosomiasis agar siswa lebih waspada dan mengurangi
kontak dengan air sungai/parit yang terinfeksi schistosomiasis
dalam bentuk kegiatan apa pun seperti bermain di daerah
fokus dan tetap menggunakan sepatu boot pada saat
beraktivitas/bermain.
Saran diharapkan pihak sekolah tetap terus melakukan
penyuluhan yang lebih intensif tentang cara penularan
schistosomiasis agar siswa lebih waspada dan mengurangi
Laporan Tahunan 2014
26
kontak dengan air sungai/parit yang terinfeksi schistosomiasis
dalam bentuk kegiatan apa pun seperti bermain di daerah
fokus dan tetap menggunakan sepatu boot pada saat
beraktivitas/bermain.
Penyelenggaraan Laboratorium
1) Instalasi Laboratorium Parasitologi
Kegiatan yang dilaksanakan di Unit Parasitologi yaitu:
Kultur In vivo Plasmodium berghei sebanyak 2 kali dengan
3 tahap kegiatan
a. Pembuatan, pewarnaan dan pemeriksaan isolat
P.berghei
b. Pengecekan mencit yang akan digunakan di Instalasi
Hewan Coba
c. Infeksi P. berghei pada Mus musculus (mencit) dengan
menggunakan isolat yang lama
Hasil kegiatan : isolat yang diperiksa berjumlah 6
dengan 2 yang positif, dari 2 isolat yang positif
kemudian di infeksikan ke mencit secara intraperitoneal
dengan dosis 0,25 ml ke 4 ekor mencit dan 0,5 ml ke 1
ekor mencit, hasil pemeriksaan dapat dilihat pada tabel
berikut :
Laporan Tahunan 2014
27
Tabel 7. Hasil Pemeriksaan Parasitemia pada Mencit
HariHasil Pemeriksaan (%)
Ket.Mencit Jantan Mencit betinaPengamatan Kepala Dada Ekor Punggung Punggung
I0 0 0 0 0
II0 0 0.01 0 0
III0 0 0 0 0
IV0 0 0 0 0
V0 0 0 0 0
VI0 0 0 0 0
VII0 0 0 0 0
Cross check slide malaria hasil survey malaria di dusun
sesere tahun 2013 ( dua slide)
Hasil kegiatan : dua slide positif Plasmodium malariae
Identifikasi Protozoa pada hewan
Hasil kegiatan : semua slide yang di identifikasi semua
negatif (48 slide)
Pemeriksaan Isolat P.berghei
Hasil kegiatan : semua slide yang di identifikasi semua
negatif (32 slide)
Identifikasi protozoa
Hasil kegiatan : semua slide malaria (165 slide) dan sampel
tinja (31 sampel) yang di identifikasi semua negatif
Laporan Tahunan 2014
28
Pemeriksaan tinja menggunakan metode konsentrasi dan
“direct”
Hasil pemeriksaan : dari 34 slide yang diperiksa semua
negatif.
Survei tinja pada masyrakat dan pada anak sekolah kelas 1
di SDN 2 Labuan Toposo
Kegiatan yang dilaksanakan di Unit Helmintologi yaitu :
Uji in vivo schistosomiasis terhadap mencitKegiatan ini menggunakan 10 ekor mencit dengan
menginfeksikan serkaria.
Hasil kegiatan : Dari uji in vivo schistosomiasis pada mencit
setelah selesai tahap pemeliharaan (36 hari) yaitu dengan
melakukan pemeriksaan feses, dengan hasil pemeriksaan
tinja yaitu 7 ekor mencit masih negatif telur cacing S.
japonicum dan 3 ekor tidak sempat dilakukan pemeriksaan
tinja karena mencit mati. Hasil pemeriksaan tinja mencit
yang menunjukkan hasil negatif maka mencit masih tetap
dipelihara hingga 60 hari. Berdasarkan pengalaman uji in
vivo yang pernah dilakukan tahun sebelumnya yaitu mencit
positif telur cacing setelah 50-60 hari diinfeksi sercaria.
Kegiatan nekropsi dilakukan pada 6 ekor mencit karena
dalam tahap pemeliharaan 40-60 hari satu ekor mencit mati.
Hasil nekropsi dari 6 ekor mencit tersisa setelah dipelihara
selama 60 hari yaitu ditemukan positif cacing Schistosoma
japonicum pada tiga ekor mencit yaitu dengan tanda
sepanjang punggung dua ekor dan kepala satu ekor.
Laporan Tahunan 2014
29
Jumlah cacing yang berhasil dikoleksi yaitu sejumlah 31
pasang cacing dewasa dan 15 pasang cacing muda.
Uji in vitro cacing terhadap tanaman Rondo
Kegiatan uji in vitro dilakukan di laboratorium Helmintologi
selama 4 hari, Metode uji yang dilakukan menggunakan
cacing Ascaris suum terhadap larutan ekstrak murni dari
tanaman rondo yang kemudian dibuat dalam 4 konsentrasi
yaitu 8 mg/ml, 16 mg/ml, 24 mg/ml, 32 mg/ml, dengan
pengulangan 3x dengan kontrol negatif pada suhu 37°C.
Konsentrasi ini dibuat berdasarkan pada konsentrasi dasar
yang digunakan pada masyarakat Kulawi untuk pengobatan
kecacingan pada manusia yaitu 16 mg/ml (3 sendok makan
ekstrak murni) diminum 3 x sehari. Pengujian kemampuan
cacing bertahan terhadap ekstrak tanaman rondo dengan
konsentrasi yang telah dibuat diamati dalam 1 jam pertama
selama 6 jam, selanjutnya diamati per 12 jam lalu per 24
jam selama 4 hari.
Hasil Kegiatan :
1. Pengamatan 1 jam selama 6 jam : Konsentrasi 8 mg/ml :
Cacing uji bergerak aktif sama seperti cacing pada
kontrol negatif. Konsentrasi 16 mg/ml, 24 mg/ml, dan 32
mg/ml : cacing uji kurang bergerak dibandingkan dengan
kontrol dan terlihat agak meregang.
2. Pengamatan per 12 jam (6 jam kedua) : Konsentrasi 8
mg/ml : Cacing uji masih bergerak aktif sama seperti
cacing pada kontrol negatif. Konsentrasi 16 mg/ml dan 24
mg/ml cacing kurang bergerak dengan posisi tidak
Laporan Tahunan 2014
30
berubah dan pada konsentrasi 32 mg/ml : cacing uji
malah bergerak sangat aktif dibandingkan dengan cacing
pada kontrol.
3. Pengamatan per 24 jam ( 12 jam kedua) : cacing uji yang
ada di keempat konsentrasi yang digunakan, terlihat
meregang, kurang pergerakan terutama dikonsentrasi 24
mg/ml dan 32 mg/ml, namun cacing uji tersebut masih
dalam kondisi hidup.
4. Pengamatan per 24 jam ( 24 jam kedua s/d 24 jam ke
empat) : Pengamatan pada jam 24 kedua cacing uji yang
ada di konsentrasi terendah yaitu 8 mg/ml dan 16 mg/ml
masih terlihat mulus permukaan kulitnya dan larutan
kultur tidak berbusa. Cacing uji yang ada pada
konsentrasi 24 mg/ml dan 32 mg/ml terlihat meregang
dan permukaan kulit lembek serta larutan kultur yang
digunakan berbusa. Namun keseluruhan cacing masih
dalam kondisi hidup. Cacing yang ada pada wadah
kontrol masih terlihat mulus dan bergerak seperti awal
pengujian.
Pengukuran konsentrasi Antigen dan Antibodi
Metode yang digunakan dalam pengujian kualitas antigen
dan antibodi yaitu dengan terlebih dahulu mengoperasikan
alat dengan memilih item pada tanda pengukuran protein.
Setelah alat disetel sesuai kebutuhan lalu masukkan blank
yaitu larutan PBS sebanyak 2 µl pada tempat sampel lalu
tutup dan enter untuk membaca, selanjutnya bersihkan
dengan tissue lensa larutan PBS yang telah diukur
Laporan Tahunan 2014
31
konsentrasinya. Sampel yaitu antigen dan antibodi dikur
sama prosedurnya dengan larutan PBS tadi, disela
pemeriksaan harus dibersihkan dengan tissue lensa
sebelum mengukur sampel selanjutnya.
Hasil kegiatan : Hasil kegiatan dari uji konsentrasi AgES
asal cacing dan antigen anti ES Schiatosoma japonicum
adalah yaitu konsentrasi protein dalam AgES = 2,48 mg/ml
pemeriksaan pertama 2,251 mg/ml pemeriksaan kedua
sehingga rata-rata 2,5 mg/ml dengan konsentrasi BSA 3,28
mg/ml. Pemeriksaan antibodi anti ES S. japonicum yaitu
15,281 mg/ml dan pemeriksaan kedua 15,785 sehingga
rata-rata yaitu sekitar 15,5 mg/ml dengan konsentrasi BSA
23,228 mg/ml.
Identifikasi Helmint
1. Kegiatan identifikasi telur cacing dilakukan pengumpulan
sampel tinja pada mahasiswa magang UNHAS pada
bulan Agustus 2014. Dari 11 orang mahasiswa hanya
terkumpul 7 sampel tinja. Metode yang digunakan untuk
pemeriksaan sampel tinja adalah metode KATO KATZ.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa semua sampel
negatif atau tidak ditemukan telur cacing.
2. Kegiatan identifikaasi helmint ini juga dilakukan pada
mikrofolaria yaitu pengambilan darah perifer melalui
ujung jari pada 11 orang mahasiswa UNHAS, yang
kemudian dilakukan pembuatan sediaan darah,
pewarnaan menggunakan giemsa dan pemeriksaan
spesimen filariasis. Dari hasil pemeriksaan 11 slide
Laporan Tahunan 2014
32
sediaan darah filariasis menunjukkan hasil yang negatif
mikrofilaria.
3. Kegiatan identifikasi telur cacing selanjutnya dilakukan
pada masyarakat di desa Lemban Tongoa. Kegiatan ini
juga meliputi pengambilan sampel tinja dan sampel darah
untuk mengidentifikasi telur cacing dalam tinja dan
mengidentifikasi mikrofilaria dalam darah. Survei
dilakukan di dusun I sampel tinja yang terkumpul berasal
dari 31 orang, spesimen tinja dibuat menggunakan
metode Kato Katz dan direct. Hasil pemeriksaan
menunjukkan semua sampel tinja negatif telur cacing.
Kegiatan SDJ yaitu pengambilan darah perifer melalui
ujung jari, yang kemudian dilakukan pembuatan sediaan
darah sesuai standard WHO yaitu spesimen filariasis
dibuat dalam 3 paralel,pewarnaan menggunakan giemsa
dengan perbandingan 1 : 50 selama 30 menit.
Hasilpemeriksaan dari 164 responden semua spesimen
menunjukkan hasil negatif mikrofilaria.
4. Identifikasi helmint yaitu dilakukan survei tinja pada
petugas Balai Litbang P2B2 Donggala yaitu di kalangan
CS. Sampel tinja yang berhasil dikumpulkan berasal dari
17 orang. Spesimen tinja dibuat menggunakan metode
Kato Katz. Hasil pemeriksaan spesimen yaitu diperoleh
semua spesimen negatif telur cacing.
5. Identifikasi helmint masih dilanjutkan karena dari semua
survei hasil negatif telur cacing, sehingga dilakukan
survei tinja pada masyarakat di Dusun I Labuan Toposo
dan pada anak sekolah kelas I dan II di SDN 2 Labuan
Laporan Tahunan 2014
33
Toposo. Metodde yang digunakan yaitu dengan Kato
katz. Hasilnya hanya satu spesimen positif telur cacing
yaitu Tricuris triciura dan tidak ditemukan telur cacing
Hook worm.
2) Instalasi Entomologi
Kegiatan yang dilaksanakan yaitu sebagai berikut:
Survei jentik Aedes spp di Tempat-Tempat Umum di
Kecamatan Tanantovea.
Hasil kegiatan : Dari 46 TTU yang tersebar di 10 desa,
dengan 14 ttu yang positif jentik nyamuk desa wani 1 paling
banyak di temukan TTU ( 12 ) dengan proporsi keberadaan
jentik 26,09%.
Koleksi serangga
Koleksi serangga dilakukan dengan menyelipkan pada
kegiatan penelitian yang dilaksanakan didesa rezeki.
Adapun hasilnya sebagai berikut.
a. Penangkapan nyamuk dewasa- An. ludlowae 22 ekor- Cx. vishnui 5 ekor- Cx. mimulus 1 ekor- Ae. albopictus 4 ekor- Ar. kuchingensis 1 ekor- Ar. subalbatus 1 ekor- Anopheles (10 spesies);- Culex (4 spesies);- Aedes ( 1 spesies);- Armigeres ( 1 spesies);- Mansonia ( 1 spesies);- Uranotaenia (1 spesies)
Laporan Tahunan 2014
34
b. Survey jentik- An. maculatus 1 ekor- An. peditaeniatus 2 ekor- An. sinensis 2 ekor- An. flavirostris 1 ekor- Ae. albopictus 1 ekor
c. Serangga lainnya- Ordo Lepidoptera (kupu-kupu) : 31 ekor- Ordo Odonata (capung) : 3 ekor
Uji susceptibility insektisida- Uji Kerentanan Aedes Aegypti Terhadap Insektisida
Malation 8% (expired date Mei 2014) hasil kematian
100% pada nyamuk, menunjukan bahwa insektisida
malathion 8% yang digunakan masih peka.
- Uji Kerentanan Aedes Aegypti Terhadap Insektisida
Permethrin 0,75% (expired date mei 2012) Hasil
kematian 4% pada nyamuk uji menunjukkan bahwa
insektisida Permethrin 0,75%, daya bunuh bahan
aktifnya sesuai dengan masa kadaluarsanya yang telah
kadaluarsa sejak Mei 2012 sehingga tidak efektif lagi
membunuh nyamuk uji
Pendampingan orentasi CPNS
Pendampingan mahasiswa kedokteran UNTAD melakukan
uji insektisida ekstrak kulit buah Durian
Mendampingi Guru dan siswa SMA Negeri 1 Palu
melakukan uji insektisida ekstrak Daun Beluntas.
Pendampingan mahasiswa melakukan uji repellent ekstrak
etanol kulit buah langsat (Lansium domesticum) terhadap
aktivitas nyamuk Aedes aegypti pada berbagai konsentrasi,
sebanyak 3 kali pendampingan.
Laporan Tahunan 2014
35
Pendampingan mahasiswa magang (UNHAS) :
pengenalan alat entomologi, pembekalan materi sekilas
tentang nyamuk, survei jentik Anopheles sp disekitar sawah
dan sungai, survei nyamuk Aedes sp di rumah dinas,
penangkapan nyamuk dewasa, Identifikasi nyamuk,
pembedahan nyamuk, survei keong di Napu.
Perawatan dan penambahan spesimen
Hasil kegiatan : terawatnya 8 kotak spesimen serangga dan
penambahan spesimen berupa An vagus (8), An.
Tesselatus (15), An. barbumrosus (1), An.nigerrimus (9),
An.barbirostris (15).
3) Instalasi Sumber Daya Hayati
Kegiatan yang dilaksanakan yaitu:
Budidaya Tanaman obat/ Peremajaan Tanaman obat
Kegiatan Budidaya tanaman obat sampai saat ini adalah
melakukan peremajaan kembali tanaman obat yang telah
dipanen ataupun mengganti yang kurang berkembang,
diantaranya adalah kumis kucing, mahkota dewa, Lidah
buaya, Miana, Lavender, Kunyit, Kunyit putih, Temulawak,
Temu hitam, kunyit hitam, temulawak, lavender, sirih merah,
zodia, daun landep- sembung, daun unggu dan gedi merah,
kencur, temu kunci, kayu putih, brotowali, kualot,
Pembuatan Simplisia
Simplisia yang dihasilkan terdiri dari mahkota dewa
sebanyak 1,9 kg, serai sebanyak 600 gr, temulawak
sebanyak 1,5 kg, Rosella sebnyak 1,1 kg, kunyit putih
Laporan Tahunan 2014
36
sebanyak 800 gr, biji kualot, Rosella dan temu hitam,
mawar, kenanga 350 gr.
Pembuatan herbarium basah
Pembuatan herbarium basah sebanyak tiga jenis yaitu
herbarium basah kunyit temulawak dan temu hitam masing-
masing 1 toples
Uji toksik getah biduri terhadap larva nyamuk Aedes aegypti
(uji Pendahuluan)
Pada uji pendahuluan ini, dengan menggunakan
konsentrasi 250 ppm, 500 ppm, 1000 ppm, 1500 ppm, 2000
ppm, namum yang efektif pada konsentrasi 1000 ppm, 1500
ppm, 2000 ppm
Pemeliharaan predator jentik
Pemeliharaan predator jentik dilakukan dengan cara
melakukan budidaya ikan nila sebanyak 2 ekor, ikan mujair
4 ekor,
Pembuatan starter pupuk kompos (secara anaerob)
Tempat pembuatan starter yang masih sangat sederhana,
sehingga waktu panen masih tercampur antara cairan
starter dengan bahan utamanya, tetapi dengan
keterbatasan tempat dapat diahsilkan 3 L starter pupuk
kompos.
Pembuatan pupuk kompos (kotoran sapi, daun-daunan,
batang pisang dan stater EM4)
Tempat pembuatan kompos yang masih sangat sederhana,
sehingga hasil yang diperoleh kurang maksimal namum
Laporan Tahunan 2014
37
tidak mengurangi semangat untuk melakukan kembali
pembuatan pupuk.
Pemanfaatan Instalasi SDH oleh Mahasiswa dan Instalasi di
Balai Litbang P2B2 Donggala
1. Uji kualitatif TO di antaranya : Daun delima, daun jambu
biji, daun miana, sereh, rondo.
2. Uji bioinsectisida getah widuri.
Hasil kegiatan : Getah biduri mrngandung alkaloid,
fenolat, flavonoid, dan tannin.
3. Uji efektifitas getah widuri terhadap keong Oncomelania
Hupensislindoensis.
Hasil kegiatan : Getah biduri efektif terhadap keong
O.H. Lindoensis
4. Pendampingan penelitian mahasiswa
Hasil kegiatan : Mendampingi mahasiswa FKIP-kimia,
Kedokteran, Universitas Tadulako (UNTAD), dan
Mahasiswa FKM-UNHAS,
4) Instalasi Biomolokuler
Kegiatan yang dilakasanakan yaitu
Konfirmasi spesies Aedes aegypti dari HC (pada F52 yang
kurang jelas secara morfologi.
Hasil kegiatan :
a. Ekstraksi DNA Nyamuk Aedes aegypti
Proses ekstraksi DNA nyamuk Ae. aegypti berhasil
dilaksanakan. DNA genom yang berhasil diisolasi dicek
Laporan Tahunan 2014
38
konsentrasinya dengan alat maestro nano. Konsentrasi
DNA yang diperoleh adalah sebagai berikut:
a. Telur Aedes I: 16,65 ng/uL
b. Kulit larva Aedes I: 10,71 ng/uL
c. Kulit pupa Aedes I: 14,90 ng/uL
d. Telur Aedes II: 18,97 ng/uL
e. Kulit pupa Aedes II: 18,97 ng/uL
f. Kulit larva instar 3 Aedes II: 13,56 ng/uL
b. Kegiatan amplifikasi DNA Nyamuk Aedes aegypti
menggunakan PCRKegiatan amplifikasi DNA dilakukan dengan
menggunakan Primer ITS2 (Ae. aegypti). Tahap
ampilifkasi sudah dilakukan sesuai prosedur, yaitu
sebanyak 35 siklus. Pada saat siklus tengah berlangsung
27 siklus, terjadi mati lampu, sehingga proses PCR
terhenti. Produk PCR yang belum selesai tetap dicoba
untuk dielektroforesis untuk melihat apakah amplifikasi
sudah optimal. Hasil elektroforesis tidak menunjukkan
adanya band dari DNA nyamuk Ae. aegypti. Berdasarkan
hal tersebut, kegiatan amplifikasi harusnya dilakukan
kembali dengan DNA genome Ae. aegypti yang sudah
tersedia.
Studi keragaman Anopheles (Ekstraksi DNA, Elektroforesis
dan PCR Nyamuk Anopheles)
Ekstraksi DNA nyamuk menggunakan kit invitrogen. DNA
genom yang berhasil diisolasi dicek konsentrasinya dengan
Laporan Tahunan 2014
39
alat maestro nano. Konsentrasi DNA yang diperoleh adalah
sebagai berikut:
a. Sampel I1 : 17,33 ng/uL
b. Sampel I2 : 19,84 ng/uL
c. Sampel B1: 34,79 ng/uL
d. Sampel B2: 25,76 ng/uL
e. Sampel E1: 23,89 ng/uL
Studi molekuler epidemiologi O.h.lindoensis (Ekstraksi DNA,
Elektroforesis dan PCR keong O.h.lindoensis)
DNA keong berhasil diisolasi dan diamplifikasi dengan
primer ITS O.hupensis. Hasil pengukuran konsentrasi DNA
keong O.h.lindoensis dengan maestro nano adalah sebagai
berikut:
Sampel keong 1: 91,55 ng/uL;
Sampel keong 2: 122,04 ng/uL;
Sampel keong 3: 42,98 ng/uL.
Laporan Tahunan 2014
40
Gambar 1. Hasil Amplifikasi PCR DNA keong O.h.lindoensisDari Lindu dengan Primer ITS OH
Profil elektroforesis hasil PCR DNA keong O.h.lindoensis
dari Lindu dengan primer ITS2 OH. M: marker; K1-K3:
sampel keong O.h.lindoensis 1-3.
Pemeriksaan Toksoplasmosis dengan metode ELISA
Pemeriksaan Toksoplasmosis dengan metode ELISA
dilakukan pada 6 sampel darah dari lingkungan Balai
Litbang P2B2 Donggala. Hasil ELISA menunjukkan satu
sampel positif IgG Toksoplasma dari 6 sampel yang
diperiksa.
M K1 K2 K3
Laporan Tahunan 2014
41
Analisis keragaman genetik cacing schistosoma japonicum
DNA cacing berhasil diisolasi dan diamplifikasi dengan
primer 18S S. japonicum. Hasil pengukuran konsentrasi
DNA keong cacing S.japonicum dengan maestro nano
adalah sebagai berikut:
Pengukuran konsentrasi DNA dilakukan terhadap sampel
cacing S.japonicum, dua jantan dan dua betina yang sudah
diinkubasi selama satu bulan. Konsentrasi DNA sampel
adalah sebagai berikut:
Tabel 8. Hasil pengukuran konsentrasi DNA sampel cacingS.japonicum
No Kode sampel Konsentrasi DNA (ng/uL)
1 J.1.1 23,282 J.1.2 10,483 J.2.1 15,734 J.2.2 15,715 B.1.1 13,636 B.1.2 38,487 B.2.1 12,438 B.2.2 18,86
Laporan Tahunan 2014
42
Gambar 2. Hasil amplifikasi PCR DNA cacing S.japonicumhasil infeksi serkaria dengan primer 18 SS.japonicum
Gambar 2. Profil elektroforesis hasil PCR DNA keong
S.japonicum dengan primer 18S S.japonicum; M: marker; 1-
2: sampel cacing S.japonicum betina; 3-4: sampel cacing
S.japonicum jantan.
M 44
321
Laporan Tahunan 2014
43
Isolasi DNA tanaman obat
DNA tanaman obat (lavender) berhasil diisolasi dan diukur
konsentrasinya mengggunakan alat maestro nano.
Pengukuran konsentrasi DNA dilakukan secara duplo
terhadap empat sampel tanaman lavender. Konsentrasi
DNA sampel adalah sebagai berikut:
Tabel 9. Hasil pengukuran konsentrasi DNA sampel cacingS.japonicum
No Kode sampel Konsentrasi DNA (ng/uL)1 1.1 24,182 1.2 16,543 2.1 12,314 2.2 11,345 3.1 14,306 3.2 7,847 4.1 26,488 4.2 14,67
5) Instalasi Hewan Coba
Kegiatan yang dilaksanakan yaitu :
a. Kegiatan pemeliharaan dan pengembangbiakan mencit(Mus musculus) dan tikus (Rattus norvegicus) :- Mencit dan tikus dikembangbiakan secara terpisah.
Untuk mencit dikandangkan di tempat khusus mencit
yang berisi serbuk gergaji. Setiap kandang diisi dengan
satu ekor mencit jantan dan 1 – 5 ekor mencit betina.
Sedangkan tikus putih setiap kandang diisi dengan satu
ekor tikus putih jantan dan 2 ekor tikus putih betina.
- Memberi makanan berupa campuran dari jagung dan
pelet setiap hari jam 9.00 pagi. Pakan untuk mencit dan
Laporan Tahunan 2014
44
tikus diberikan dua kali sehari secara rutin. Kemudian
memberi air minum ad libitum setiap hari, menambah air
jika air pada botol minum mulai berkurang. Dilakukan
penimbangan berat badan mencit dan tikus sekali
seminggu. Untuk mengontrol kesehatan mencit dan tikus
putih dilakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
- Mencit yang bunting (21 hari) dipisahkan dan
dikandangkan dalam box kandang dengan perawatan
khusus yaitu selama mencit melahirkan sampai menyusui
(18-21 hari) sekam tidak boleh diganti dan setiap hari
diberikan pakan dan air minum. Setelah anak mencit
berumur 22 hari, anak mencit tersebut disapih dari
induknya. Kemudian anak mencit tersebut dibiarkan satu
kandang selama 8 -10 minggu. Setelah itu anak mencit
dipisah dan siap untuk dikawinkan.
b. Kegiatan Pemeliharaan Nyamuk :1. Pemeliharaan Aedes spp
- Telur yang didapatkan dari nyamuk dewasa, dihitung
kemudian ditetaskan dalam nampan penetasan.
Dicatat umur telur, tanggal penetasan, generasi, suhu
air, ph air suhu dan kelembaban udara. Nampan diisi
air dengan volume 2/3 dari nampan. Nampan tersebut
ditutup dengan kain kasa untuk menghindari adanya
nyamuk lain yang bertelur di nampan tersebut atau
untuk mencegah adanya pupa yang belum
dipindahkan ke gelas plastik sudah menjadi nyamuk
terlepas. Setelah 1 – 3 hari telur akan menetas
menjadi larva instar I. Proses penetasan kadangkala
Laporan Tahunan 2014
45
berlangsung tidak sampai 24 jam, dalam waktu
setengah hari sudah muncul larva instar I.
- Pemberian makanan berupa hati ayam yang dioven
setengah matang dilakukan setiap hari. Banyaknya
makanan tergantung jumlah dan umur instar larva.
Untuk menyesuaikan dengan kondisi larva Aedes di
alam yang hidupnya di air jernih, maka penggantian air
dalam nampan dilakukan dua kali dalam seminggu.
- Pupa yang dihasilkan diambil dengan menggunakan
pipet plastik dimasukkan ke dalam gelas plastik,
kemudian gelas plastik ditutup dengan kain kasa.
Kurang lebih 2 - 3 hari pupa akan menjadi nyamuk.
Pupa yang sudah menjadi nyamuk dipindahkan ke
kandang dengan menggunakan aspirator. Nyamuk
dipisahkan per generasi.
- Dalam kandang diberikan larutan gula yang diisi pada
gelas ukur 10 ml dan diberi kapas, untuk makanan
nyamuk terutama nyamuk jantan. Diberi marmut untuk
nutrisi bagi nyamuk betina untuk proses pematangan
telur. Feeding darah marmut ini dilakukan 2 kali
seminggu, selama kurang lebih 2 – 3 jam, marmut
dimasukkan pada pagi hari.
- Selain larutan gula, dalam kandang juga disediakan
mangkuk plastik yang berisi air 2/3 volume, dibagian
tepi gelas dilekatkan kertas saring sebagai tempat
meletakkan telur.
- Sekitar 2 – 3 hari setelah feeding nyamuk akan
bertelur. Telur yang dihasilkan dapat segera ditetaskan
Laporan Tahunan 2014
46
atau diawetkan dalam kurun waktu tertentu dalam
suhu ruang.
- Penetasan telur di insektarium disesuaikan dengan
kebutuhan. Suhu dan kelembaban ruangan dicatat
setiap hari.
2. Pemeliharaan Anopheles spp.- Pemberian makanan untuk larva Anopheles berupa
dogfood dicampur ragi dan yang dihaluskan, dan
daging sapi yang dihaluskan, dioven sampai matang.
Masing-masing bahan makanan diukur dengan
perbandingan dogfood, daging dan ragi adalah 10:3:5.
Makanan yang sudah dicampur dimasukkan dalam
kulkas agar lebih tahan lama. Banyaknya makanan
tergantung jumlah dan umur instar larva.
- Untuk menyesuaikan dengan kondisi larva Anopheles
di alam, penggantian air dalam nampan dilakukan dua
kali dalam seminggu dan setiap hari dibersihkan
kotoran akibat makanan dan kulit larva. Air yang
digunakan mengandung kapur yang tinggi sehingga air
berkerak dan permukaan air tertutup sehingga
kebutuhan udara larva Anopheles tidak terpenuhi.
Dalam nampan penetasan diberi rerumputan yang
berakar sebanyak 2 - 3 tangkai.
- Pupa yang dihasilkan diambil dengan menggunakan
pipet plastik dimasukkan ke dalam gelas plastik,
kemudian gelas plastik ditutup dengan kain kasa.
Kurang lebih 2 - 3 hari pupa akan menjadi nyamuk.
Laporan Tahunan 2014
47
Pupa yang sudah menjadi nyamuk dipindahkan ke
kandang dengan menggunakan aspirator. Nyamuk
tidak dipisahkan pergenerasi.
- Bagian luar kandang ditutup dengan handuk basah
agar kelembaban tetap terjaga.
- Dalam kandang diberikan larutan gula yang diisi pada
gelas ukur 10 ml dan diberi kapas, sebagai makanan
nyamuk terutama nyamuk jantan. Diberi marmut untuk
nutrisi bagi nyamuk betina untuk proses pematangan
telur. Feeding darah marmut ini selama kurang lebih 2
– 3 jam, marmut dimasukkan ke kandang nyamuk
pada malam hari sebanyak 2 kali dalam seminggu.
- Selain larutan gula, dalam kandang juga disediakan
mangkuk yang terbuat dari tanah liat, diisi dengan
rerumputan dan air dengan volume ½ dari mangkuk.
- Sekitar 2 – 3 hari setelah feeding nyamuk akan
bertelur (tergantung kondisi lingkungan).
3. Pemeliharaan Culex spp.- Telur Culex sp ditetaskan dalam nampan penetasan.
Catat tanggal penetasan, suhu air, ph air, suhu dan
kelembaban udara. Nampan diisi dengan air dengan
2/3 volume nampan. Setelah 1 – 3 hari telur akan
menetas menjadi larva instar I.
- Pemberian makanan berupa hati ayam yang dioven
setengah matang atau diberi makanan ikan dilakukan
setiap hari. Banyaknya makanan tergantung jumlah
dan umur instar larva. Untuk menyesuaikan dengan
kondisi larva Culex di alam yang hidupnya di air kotor,
Laporan Tahunan 2014
48
maka penggantian air dalam nampan dilakukan satu
kali dalam seminggu.
- Pupa yang dihasilkan diambil dengan menggunakan
pipet plastik dimasukkan ke dalam gelas plastik,
kemudian gelas plastik ditutup dengan kain kasa.
Kurang lebih 2 - 3 hari pupa akan menjadi nyamuk.
Pupa yang sudah menjadi nyamuk dipindahkan ke
kandang dengan menggunakan aspirator. Nyamuk
tidak dipisahkan pergenerasi.
- Dalam kandang diberikan larutan gula sebagai
makanan nyamuk, terutama nyamuk jantan. Diberi
marmut untuk nutrisi bagi nyamuk betina untuk proses
pematangan telur. Feeding darah marmut ini berkisar
antara 2 – 3 jam. Marmut bisa diumpankan pada siang
atau malam hari, bila pada siang hari maka kandang
nyamuk ditutup dengan handuk selama feeding.
- Selain larutan gula, dalam kandang juga disediakan
mangkuk plastik yang berisi air 2/3 volume untuk
tempat meletakkan telur.
- Pupa yang dihasilkan diambil dengan menggunakan
pipet plastik dimasukkan ke dalam gelas plastik,
kemudian gelas plastik dimasukkan dalam kandang.
Kurang lebih 2 – 3 hari pupa akan menjadi nyamuk.
Apabila tidak ada lagi pupa yang menjadi nyamuk,
maka gelas plastik dikeluarkan dari kandang.
- Sekitar 2 – 3 hari setelah feeding nyamuk akan
bertelur. Telur yang dihasilkan dapat segera
ditetaskan.
Laporan Tahunan 2014
49
- Penetasan telur di insektarium disesuaikan dengan
kebutuhan. Suhu dan kelembaban ruangan dicatat
setiap hari.
6) Instalasi Epideomiologi dan Informatika Kesehatan.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan peneliti Balai
Litbang P2B2 Donggala khususnya dalam bidang Epidemiologi
dan Informatika Kesehatan, maka sejak tahun 2013 di Balai
Litbang P2B2 Donggala dibentuk Instalasi Epidemiologi dan
Informatika Kesehatan. Anggota instalasi terdiri dari peneliti
dan calon peneliti dengan background pendidikan dan
kepakaran yang bervariasi. Agar pelaksanaan kegiatan
instalasi di tahun 2014 lebih terarah maka telah disusun
rencana dan jadwal kegiatan instalasi tahun 2014. Kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan merupakan teknis dari
peningkatan kemampuan anggota instalasi Epidemiologi dan
Informatika Kesehatan adapun kegiatan yang dilaksanakan yaitu:
Menyusun Rencana kegiatan tahun 2014 tersusunnya
rencana kegiatan tahun 2014 Instalasi Epidemiologi dan
Inforamtika Kesehatan.
Penyusunan kuesioner filariasis tersusunnya kuesioner
filariasis yang akan diuji coba pada penelitian di Maluku
Analisis data PB2 teranalisisnya data PB2, yaitu data
DBD dan Curah hujan kota Palu tahun 2010-2013.
Workshop Stata meningkatnya pengetahuan tetntang
aplikasi serta cara penggunaaan analisis dengan
menggunakan metode stata dengan baik.
Laporan Tahunan 2014
50
b. Pengembangan SDM, Sarana dan Prasarana
1. Pengembangan SDM
Peningkatan SDM di Balai Litbang P2B2 Donggala yaitu :
Pendidikan non-formal. Pegawai yang mengikuti Pendidikan
dan pelatihan sebanyak delapan pegawai. Empat pegawai
mengikuti diklat jabatan fungsional peneliti tingkat pertama,
satu pegawai mengikuti pelatihan biomolokuler, satu
pegawai mengikuti magang hewan coba serta dua pegawai
mengikuti pelatihan identifikasi protozoa dan helminth
2. Pengembangan Sarana dan Prasarana
Peningkatan/penambahan sarana dan prasarana dilakukan
melalui pengadaan, pengembangan dan pemeliharaan, maka
dilakukan beberapa kegiatan selama tahun 2014 yaitu :
a. Kegiatan peningkatan sarana dan prasarana antara lain :
1) Pengadaan alat laboratorium :
Timbangan miligram, sebanyak 1 unit
Glass chember, sebanyak 1 unit
Maestro nano, sebanyak 1 unit
Anemometer, sebanyak 1 unit
Kulkas transparan, sebanyak 2 unit
Kulkas rumah tangga, sebanyak 2 unit
2) Pengadaan meubelair :
Filing kabinet, sebanyak 3 unit
Rak arsip, sebanyak 5 unit
Kursi laboratorium, sebanyak 10 Unit
3) Pengadaan sarana gedung :
Laporan Tahunan 2014
51
Generator otomatis, sebanyak 1 unit
AC split, sebanyak 4 unit
Exhaust fan, sebanyak 3 unit
Alat penghancur kertas, sebanyak 1 unit
Tabung pemadam kebakaran, sebanyak 3 unit
4) Pengadaan pakaian dinas/kerja :
Pakaian dinas / kerja pegawai, sebanyak 37 Pegawai
Pakaian kerja satpam, sebanyak 4 orang
Pakaian kerja cleaning service, sebanyak 5 orang
Pakaian kerja pengemudi, sebanyakl 2 orang
5) Pengadaan Sarana Gedung (Optimalisasi penerimaan
negara bukan pajak) :
Selimut 8 Lembar
Taplak Meja 10 Lembar
Ac Split sebanyak 1 Unit
Springbad No. 1 sebanyak 1 buah.
Kursi meja makan, sebanyak 10 Unit
6) Pengadaan alat pengelola data :
Printer Inject, sabanyak 2 unit.
Komputer PC, sebanyak 1 unit.
Unit Power Suplay, sebanyak 4 unit.
PCF Touch Screen, sebanyak 1 unit
LCD Projektor, sebanyak 1 unit.
b. Kegiatan Perawatan/Pemeliharaan meliputi:
1) Perawatan Gedung Kantor
Perawatan gedung kantor dibagi menjadi 2 yaitu :
Laporan Tahunan 2014
52
Pemeliharaan gedung kantor
Perbaikan gedung kantor yang dilaksanakan meliputi
pembelian alat/bahan kebersihan lantai, perbaikan
sekat ruangan di ruangan kepala sub bagian tata usaha,
perbaikan atap digedung auditorium, pembelian kunci
pintu untuk kamar asrama dan gedung kantor,
perbaikan instalasi listrik di dalam gedung auditorium,
pembelian papan nama ruangan di dalam gedung
laboratorium parasitologi dan instalasi hewan coba,
perbaikan ruang genset, perbaikan plafon yang rusak,
perbaikan tempat pembibitan tanaman obat dan lain-
lain.
Pemeliharaan Halaman Kantor
Pemeliharan halaman kantor yang dilaksanakan
meliputi pemasangan paving blok dan pembelian bunga
aglonema, palem jakarta, mount leght, jemani, kardinal,
di halaman samping asrama depan dan halaman
belakang kantor, pengecoran jalan di depan ruang
genset, perbaikan papan nama kantor, perbaikan pintu
air di pagar samping ruang genset dan pintu air di pagar
samping gedung laboratorium biologi lingkungan,
pengecatan dan pengecoran kolam ikan di depan
laboratorium parasitologi dan kolam ikan di samping
laboratorium biologi lingkungan, pengecoran,
penimbunan dan pemasangan paping blok di halaman
samping gedung laboratorium biologi lingkungan dan
lain-lain.
Laporan Tahunan 2014
53
2) Perlengkapan kantor
Pengadaan perlengkapan kantor meliputi pembelian alat
tulis kantor, langganan koran dan pembelian meterai,
pembelian spanduk, foto presiden dan wakil presiden serta
lambang negara.
3) Perawatan Peralatan Kantor
Pemeliharaan peralatan kantor meliputi pemelihaaan :
10 unit personal computer,
4 unit laptop,
12 unit printer,
10 unit ups,
1 unit mesin foto copy.
4) Perawatan Kendaraan dinas
Pemeliharaan kendaraan dinas roda dua sebanyak 2
unit kendaraan
Pemeliharaan kendaraan dinas roda empat.
Pemeliharaan kendaraan dinas roda enam.
Perawatan kendaraan dinas Balai Litbang P2B2
Donggala meliputi semua biaya ganti oli, penggantian spare
part dan pembelian bahan bakar.
5) Perawatan sarana gedung
pemeliharan AC Split sebanyak 30 unit (penggantian
spare part, service cuci, dan isi freon),
perawatan mesin pemotng rumput 2 unit
inventaris kantor
Laporan Tahunan 2014
54
c. Penyebarluasan dan pemanfaatan Hasil Litbang
Penyebarluasan dan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan
yang telah dilakukan oleh Balai Litbang P2B2 Donggala, antara lain
dengan mengikuti pameran, website, penerbitan jurnal, dan profil.
1. Pameran
Pameran yang diikuti Balai Litbang P2B2 Donggala pada tahun
2014 sebanyak dua kali. Pameran pertama diikuti dalam rangka
Hari Kesehatan Nasional ke-50 bulan November 2014 di Palu,
Sulawesi Tengah yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Tengah. Pada kesempatan tersebut diadakan
lomba stand terbaik dan stand Balai Litbang P2B2 Donggala
mendapatkan juara ke-2. Pameran yang kedua diikuti dalam
rangka Simposium Regional Badan Litbangkes pada November
2014 di Jakarta. Pada pameran tersebut stand Balai Litbang P2B2
Donggala bergabung dengan stand Loka dan Balai Litbang P2B2.
2. Website
Balai Litbang P2B2 Donggala juga memiliki website sebagai sarana
publikasi. Website ini berisi informasi mengenai berita, profil,
sumber daya manusia, kegiatan instalasi, penelitian, informasi
publik. Melalui website ini masyarakat bisa mengakses informasi
yang disajikan atau mengajukan permohonan informasi yang
dibutuhkan. Alamat situs Balai Litbang P2B2 Donggala
www.bp4b2donggala.litbang.depkes.go.id
Laporan Tahunan 2014
55
3. Jurnal
Jurnal merupakan salah satu media publikasi ilmiah dan juga
media komunikasi. Oleh karena itu, Balai Litbang P2B2 Donggala
telah menerbitkan jurnal pada tahun 2007 dengan nama Jurnal
Vektor Penyakit. Jurnal ini sebagai sarana untuk mempublikasikan
hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti Balai Litbang
P2B2 Donggala dan peneliti lainnya yang diharapkan dapat
dimanfaatkan oleh berbagai pihak. Pada tahun 2014 Jurnal Vektor
Penyakit terbit sebanyak 2 kali yaitu volume VIII nomor 1 pada
bulan Juni 2014 dan volume VIII nomor 2 pada bulan Desember
2014, masing-masing terdiri dari 300 eksamplar. Upaya yang telah
dilakukan agar jurnal vektor menjadi jurnal terakreditasi yaitu terbit
tepat waktu, konsistensi di setiap edisi baik dari segi sistematika
penulisan, disain, waktu terbit, dan tulisan yang diterbitkan bukan
hanya dari peneliti Balai Litbang P2B2 Donggala tapi juga dari
peneliti lainnya dan berbagai pihak.
4. Profil
Setiap tahun Balai Litbang P2B2 Donggala menerbitkan profil yang
isinya adalah sejarah singkat Balai Litbang P2B2 Donggala,
kedudukan, susunan dan struktur organisasi, visi, misi, tugas dan
fungsi, kegiatan pokok serta kegiatan unggulan, penelitian dan
pengembangan kesehatan, sumber daya, sarana prasarana,
diseminasi hasil dan kerjasama, pelayanan, pendidikan dan
pelatihan. Profil yang diterbitkan sebanyak 500 eksamplar.
2. Pencapaian Kinerja
Secara umum hasil kinerja Balai Litbang P2B2 Donggala tahun 2014,
telah memenuhi sasaran yang ditargetkan. Pengukuran capaian
Laporan Tahunan 2014
56
sasaran target, diukur dengan menggunakan indikator kinerja utama
(IKU) yang telah ditetapkan dalan dokumen Rencana Aksi kegiatan
Balai Litbang P2B2 Donggala tahun 2010-2014. Pencapaian sasaran
strategis dan indikator kinerja utama Balai Litbang P2B2 Donggala
tahun 2014, dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10. Pencapaian Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja BalaiLitbang P2B2 Donggala, Tahun 2014
Sasaran strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
Meningkatnyakualitaspenelitian danpengembangandi bidangintervensikesehatanmasyarakat.
Jumlah produk dibidang teknologiintervensi kesehatanmasyarakat
2 2 100
Jumlah publikasi ilmiahdi bidang teknologiintervensi kesehatanmasyarakat yangdimuat pada padamedia cetak danelektronik:a. Nasional 2 9 450b. Internasional 0 0 0
Pada tahun 2014 publikasi ilmiah penelitian Balai Litbang
P2B2 Donggala yang diterbitkan melebihi jumlah target yang
ditentukan karena minat, kesadaran, aksesbilitas aktivitas serta
kapasitas peneliti dalam teknik penulisan artikel semakin
meningkat. Rincian daftar publikasi Balai Litbang P2B2 Donggala
dapat dilihat pada lampiran 4.
Laporan Tahunan 2014
57
3. Realisasi AnggaranDana DIPA Balai Litbang P2B2 Donggala tahun 2014, sebesar
4.717.789.000,- mengalami 5 kali revisi. Revisi pertama bertujuan
untuk penggunaan dana yang diblokir, Revisi kedua bertujuan untuk
penggunaan output cadangan, revisi ketiga disebabkan adanya
pergeseran akun belanja dalam satu komponen dalam satu output
dan merevisi rencana penarikan dana, revisi keempat disebabkan
adanya pergeseran pagu anggaran antara satu output yang bertujuan
untuk penambahan belanja pegawai. Penambahan belanja pegawai
diambil dari sisa pengadaan genset pada output pengadaan fasilitas
perkantoran dan output penelitian di bidang parasitik jaringan. Revisi
kelima dilakukan karena adanya pergeseran pagu anggaran dalam
satu output yang bertujuan untuk penambahan belanja gaji dalam hal
ini penambahan gaji pokok pegawai, tunjangan suami/istri dan uang
makan). Kelima revisi dipa yang dilaksanakan selama tahun 2014
tidak menyebabkan terjadinya perubahan pagu anggaran.
Berdasarkan laporan keuangan (SAI), total realisasi
penyerapan anggaran Balai Litbang P2B2 Donggala selama tahun
2014 adalah sebesar Rp. 4.537.869.872,- (96,19%). Adapun realisasi
berdasarkan jenis belanja yaitu realisasi belanja pegawai Rp.
1.994.021.140,- (98,41%), belanja barang Rp. 2.015.711,732,-
(93,45%) dan belanja modal 528.137.000,- (98,78%).
Rincian alokasi dan realisasi anggaran berdasarkan jenis
belanja dapat dilihat pada tabel 11.
Laporan Tahunan 2014
58
Tabel 11.Realisasi Anggaran Balai Litbang P2B2 Donggalaberdasarkan Jenis Belanja Tahun 2013- 2014
JenisBelanja
Tahun 2013 Tahun 2014Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi %
Pegawai 1.940.007.000 1.924.226.782 99,19 2.026.194.000 1.994.021.140 98,41Barang 1.361.275.000 1.289.824.053 94,75 2.156.950.000 2.015.711.732 93,45Modal 562.712.000 551.064.500 97,93 534.645.000 534.645.000 98,78Jumlah 3.863.994.000 3.765.115.335 97,44 4.717.789.000 3.765.115.335 96,19
Penyerapan anggaran dalam pelaksanaan kegiatan dapat
tercapai, namun masih ditemukan beberapa kendala yaitu :
a. Pelaksanaan periodesitas mikrofilaria pada Penelitian faktor-faktor
risiko penularan filariasis di Kabupaten Seram Bagian Barat dan
Kabupaten Buru, Provinsi Maluku tidak dapat dilakukan karena
tidak ditemukan responden yang positif mikrofilaria pada
pelaksanaan survei darah jari.
4. Upaya untuk Meraih WTP dan Reformasi BirokrasiUpaya yang telah dilakukan oleh Balai Litbang P2B2 Donggala untuk
meraih WTP dan Reformasi Birokrasi yaitu:
a. Penandatanganan dokumen pakta intregitas
b. Pemenuhan kewajiban LHKPN
c. Pemenuhan Akuntabilitas Kinerja
d. Pemenuhan kewajiban laporan keuangan
e. Penerapan kebijakan disiplin pegawai dengan menggunakan
absen digital.
f. Pengendalian gratifikasi dilakukan dengan membentuk tim
pemantau Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi (ZI-WBK).
Setiap pegawai yang mengetahui adanya gratifikasi agar
menyampaikan laporan melalui kotak saran untuk tim pemantau
Laporan Tahunan 2014
59
ZI-WBK. Kemudian tim pemantau ZI-WBK akan mengidentifikasi
laporan tersebut untuk ditindaklanjuti.
Laporan Tahunan 2014
60
BAB VPENUTUP
Penyusunan Laporan Tahunan Balai Litbang P2B2 Donggala Tahun
2014 ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi perencanaan dan
pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran di tahun mendatang untuk
menjadi lebih baik dari tahun ini. Pada Tahun 2014 kegiatan di Balai
Litbang P2B2 Donggala dapat dilaksanakan dengan baik tetapi masih
ada kendala yang dihadapi baik dari segi keterbatasan anggaran maupun
keterbatasan sarana penunjang lainnya. Diharapkan kendala dan
hambatan tersebut tidak akan terulang pada tahun berikutnya.