Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
TRANSKRIP WAWANCARA
HASIL WAWANCARA DENGAN INFORMAN 1
Nama Informan : Benhard Sitorus
Hari / Tanggal : Selasa, 10 Desember 2013
Waktu : Pk 17.40 WIB
Lokasi : Kompas Gramedia Building 4th
floor
Keterangan:
P = Penulis
I = Informan
1. P : Selamat sore bapak Ben, mohon perkenalkan sekilas mengenai diri bapak.
I : Usia saya 38 tahun, jabatan Marketing Communication Manager dengan lama bekerja
selama sebelas tahun.
2. P : Selama sebelas tahun bapak pernah terlibat event apa saja bersama Harian
Bola?
I : Harian Bola baru terbit per bulan Juni 2013, tapi kalau Tabloid Bola ada beberapa
event, dari Anugerah Olah Raga, event mandiri yang dibuat oleh Bola hingga event yang
menservice klien
3. P : Dari seluruh event yang pernah terlibat, event mana yang paling berkesan untuk
bapak?
I : Yang paling berkesan, semua berkesan untuk saya, karena memiliki spesifikasi
beragam, mulai dari nonton bareng, kuis berhadiah nonton euro, terus pencarian bakat
pemain, macam-macam lah event kita
4. P : Baik pak, lalu mengapa Tabloid Bola mengeluarkan Harian Bola?
I : Kita bicara mengenai usia, Bola di tahun 2014 akan memasuki usia 30 tahun. Pertama
kali keluar Bola hanya setiap Jumat, pada tahun 1984, lalu tahun 1987 terbit setiap Kamis
dan Senin. Dulu informasi olah raga seminggu dua kali seperti itu cukup, sekarang tidak
cukup oleh karena itu sekarang ini Tabloid Bola terbit Senin, Kamis dan Sabtu.
Kemudian dalam perkembangannya karena berita olah raga menjadi isu yang
berkembang bagus, selain berita umum, ternyata tiga hari terbit itu tidak cukup. Ini juga
ditimbulkan akibat dengan beberapa pertandingan sepak bola, beberapa pertandingan
Implementasi event..., Abrahamn Ryan Ade Putra, FIKOM UMN, 2014
tidak lagi berjalan di hari Sabtu dan Minggu, tapi ada yang hari Senin, midweek seperti
Liga Champion, hari Jumat yakni Liga Eropa, hari Selasa seperti misalnya pertandingan
sepak bola yang dipercepat sebab pemain dan timnya harus bermain di tingkat kompetisi
lain, ada juga pertandingan level internasional. Jadi dalam perkembangannya memang
berita olah raga itu sudah tidak cukup lagi hanya terbit setiap Senin, Kamis dan Sabtu.
Kekuatan Bola kan di networking sirkulasi, permintaan pasar yang cukup tinggi atas
informasi olah raga mendorong terbitnya Harian Bola. Sebenarnya Bola tidak ingin
konten atau kualitasnya itu muncul mengikuti media yang lain, tapi karena memang
permintaan pasar tinggi, maka kita terjun di harian, oleh karena itu selain ada Harian
Bola, ada juga edisi timely, weekly dan monthly. Semuanya didasarkan pada kebutuhan
customer akan berita olah raga.
5. P : Segmentasi pasar dari Harian Bola seperti apa pak, potential customer atau
marketnya seperti apa pak?
I : Market olah raga kalau melihat ke media kit yakni rentang usia 15 – 35 tahun kalau
dari media kit. Tapi kalau sekarang anda tanya sama anak tiga tahun atau anak sekolah
dasar, mereka tahu Messi itu seorang striker, De Gea itu kiper, terus Sergio ramos
posisinya bek, jadi sudah melebar sekarang. Jadi kalau berbicara soal segmentasi pasar,
Bola itu luas mulai dari anak sekola dasar sampai senior, semua menikmati berita olah
raga. Ini juga yang membuat produk PT Tunas Bola harus punya diferensiasi, jadi kalau
kita berbicara soal harian, format, tulisan dan konten beda. Kalau mingguan produknya
memiliki analisis yang lebih mendalam, sedangkan bulanan dia lebih berat lagi
pembahasannya.
6. P : Keunggulan apa yang dimiliki Harian Bola dibanding produk sejenis? Sehingga
customer harus memilih Harian Bola dibanding produk lainnya?
I : Ya, mengapa di Nielsen, Bola as a brand itu market leader? Itu pertama karena
expertise, expertise kita di olah raga sudah cukup panjang, kemudian kalau anda melihat
di campaign kita seperti “Media Olah Raga Terpercaya”, “Peliput Delapan Piala Dunia”,
sebagai catatan Piala Dunia diselenggarakan empat tahunan, jadi kalikan saja delapan kali
empat yaitu 32 tahun bermain di olah raga. Jadi Bola tidak pernah menulis isu sarkastik,
isu yang sebatas isu kemudian diangkat jadi headline seperti media lain. Kita tidak
melakukan itu, kita mengandalkan akurasi data, analisis yang tepat, kita bukan menebak
skor, tetapi kita menganalisis berita olah raga. Itu yang memberikan added value bagi
Harian Bola serta membuat Nielsen menjadikan Bola as a market leader. Kemudian,
sebagai catatan, media olarhaga yang terbit nasional baru Harian Bola, jadi kalau orang
berpartnership dengan Bola, pasti karena coverage, cakupan pasarnya yang nasional
7. P : Untuk Harian Bola sendiri apakah sudah ada event atau aktivasi untuk
mempromosikan atau mengasosiasikan event tersebut dengan Harian Bola ?
I: Jadi karena kita berbicara Bola sebagai expertise, kita tidak berbicara lagi mengenai
event direct selling dan massive campaign, tapi kita selalu mengutamakan knowledge
sharing, jadi kalau Anda lihat di logo, “Bola Membawa Anda ke Arena”, maksudnya dari
Implementasi event..., Abrahamn Ryan Ade Putra, FIKOM UMN, 2014
tagline tersebut adalah kita tidak perlu bilang kalau Bola terbit harian, tidak perlu itu
dilakukan. Melalui tagline itu, kita selalu membawa pemirsa, audiens ke arena, jadi yang
Anda mungkin bisa lihat dan rasakan melalui salah satu event kita yaitu nonton bareng
adalah komunitas bekerja sama dengan kita. Melalui event itu kita tidak perlu berbicara
bahwa kita adalah media olah raga yang dekat dengan komunitaas, tidak perlu itu, karena
event kita selalu disupport dan mensupport komunitas. Bola selalu memberi pengalaman
bagi pembaca melalui penyelenggaraan event, contohnya ketika Bola Goes to Campus,
kita mengadakan pelatihan jurnalistik dan fotografi olah raga. Selama ini teori yang
diberikan melalui dunia perkuliahan adalah cara penulisan dan teknik fotografi, tapi
teknik spesifik foto olah raga, jurnalistik olah raga, tidak terdapat dalam teori, nah karena
expertise Bola sehingga kita bercampaign dengan mengangkat pengalaman itu,
knowledge sharing dan pelatihan yang Bola berikan. Setiap momen olah raga itu terjadi
per mili sekon kan? pemain mencetak gol, sprinter, tinju, itu ada tekniknya sendiri untuk
mengambil gambarnya, nah berangkat dari situ Bola melakukan campaign bukan dengan
bunyi “Bola hadir setiap hari”, “Bola nomor satu”, bunyinya adalah sharing knowledge
dan expertise, itu sebabnya kenapa Bola juga cukup dengan stakeholder olah raga
contohnya dengan PSSI, kita punya kontrak seribu tahun dengan PSSI.
8. P : Mengapa PSSI berani menandatangani kontrak seribu tahun itu?
I : Orang pasti bermitra dengan kekuatan yang sama yang membuat bargain position
equal. Ketika stakeholder olah raga perlu menggandeng institusi, mereka akan
menggandeng institusi yang punya kekuatan setara. Dari sisi penetrasi pasar, expertise,
pengetahuan, kredibilitas, Bola jelas jauh di atas media olah raga lain. Kalau Anda baca
media lain, pusing pasti, kalau orang suka pada kehebohan isu pasti cocok dengan media
lain. Tapi kita tidak berangkat dari isu heboh, itulah yang membuat Bola punya nilai lebih
di mata stakeholder. Bola telah 27 kali mengadakan Anugerah Olah Raga Indonesia. Kita
satu satunya yang memiliki event untuk mengapresiasi stakeholder olah raga, dari atlit,
pelatih, pembina, pengurus. Kita apresiasi mereka setiap tahun, atlit terbaik putra dan
putri, pelatih terbaik, tim terbaik, stakeholder terbaik, pembina olah raga terbaik, badan
usaha terbaik yang memberikan support ke olah raga, itu hanya dilakukan oleh Bola.
Bahkan KONI, lembaga tertinggi olah raga pun tidak memiliki event seperti itu, oleh
karena itu mayoritas stakeholder memerlukan Bola untuk berkolaborasi dalam satu event
tertentu, contohnya PSSI itu.
9. P : Apakah dalam setiap penyelenggaraan event didahului oleh riset?
I : Sebelum kesitu saya menjelaskan dulu di PT Tunas Bola ada dua departemen profit
centre, yaitu sales marketing dan marketing communication. Kalau sales marketing,
mereka membuat event murni mentreat klien. Rexona Do More Camp, itu yang
menggerakkan eventnya adalah sales marketing, tapi tidak sama sekali membawa brand
Bola, jadi Bola as an event organizer, jadi tidak muncul brandnya. Kalau marketing
communication itu selalu menggaet sponsor dan membawa brand, contohnya Milan
Junior Camp oleh Pertamina, Junior Football League presented by Bola dengan sponsor
Implementasi event..., Abrahamn Ryan Ade Putra, FIKOM UMN, 2014
Kacang Dua Kelinci, Liga Pabrik Star League M150 Harian Bola, Liga Junior, Nonton
Bola, selalu membawa brand Bola. Nah kalau Anda bertanya apakah ada survey terlebih
dahulu, kita punya dua survey rutin yaitu dari divisi research and development
perusahaan dan survey lapak atau pasar di lapangan melalui jalur distribusi, dilaksanakan
oleh Sirkulasi Kompas Gramedia. Outputnya adalah kita memperoleh pemetaan kekuatan
pasar kita, kalau berbicara data Nielsen, mereka melakukan riset di sebelas kota besar
Indonesia, kalau Bola tidak hanya itu. Bola punya pemetaan sampai ke clustering
terkecil, ketika Bola menerima event, sebisa mungkin memonetize event itu jadi bukan
hanya revenue, tapi Bola as a brand terbawa, contohnya Liga Pabrik Star League yang
terbaru, kenapa dibuat di Tangerang, Bekasi, Bandung, Semarang dan Surabaya, kenapa?
Karena data sebaran, pasar ini yang potensial berkembang. Jadi kita bukan membuat riset
sebelum event berjalan, tapi kita sudah punya riset sebelum ada event, sehingga ketika
ada klien yang mendiskusikan kemungkinan menyelenggarakan event dengan Bola, kita
buka data tersebut dan kita sarankan, lebih baik bikin di kota apa saja. Agar dari segi
pasar eventnya masuk tapi diluar itu as a brand, penetrasi Bola juga dapat. Ini yang
membedakan event yang diadakan oleh marketing communication dengan sales
marketing departemen. Jadi jauh sebelum event datang kita sudah punya database.
Sekarang kalau kita berbicara harian, pasarnya pasti tidak jauh jauh dari grass root ,
orang pabrik, pasar, tukang ojek, mahasiswa yang bergadang di kampus, yang seperti
itulah, kita masuk kesitu.
10. P : Salah satu event yang Marketing Communication lakukan adalah Nonton Bola,
mengapa masih menyelenggarakan event tersebut padahal tidak ada kompetitor
yang melakukan itu?
I : Jadi kalau kita sebagai media, satu hal yang dipertimbangkan yaitu proximity, Bola
tidak bisa terus menerus memberitakan pertandingan di Inggris, Spanyol, Jerman, Liga
Champion dan Piala Dunia. Keseimbangan berita kita perlukan, selain liputan yang
bersifat nasional, di pasar ini kan ada komunitas, banyak komunitas tapi yang segmennya
di olah raga, komunitas sepak bola salah satunya. Bola merasa perlu menggandeng
mereka, selain Bola melihat mereka sebagai market, kedekatan dengan komunitas
menjadi bagian dari proximity yang Bola lakukan. Jadi ketika Bola menggandeng
komunitas, nilai komersial dari media kita bahkan 0. Bayangkan iklan promo dan liputan
yang Bola berikan nilainya hampir seratus juta rupiah, darimana logikanya hanya bisa
dibayar melalui perjanjian berupa komunitas melakukan pembelian 150 – 200 eksemplar
seharga Rp 2.500 per eksemplar Harian Bola, tapi itu Bola tetap jalankan karena Bola
perlu menggandeng komunitas, perlu dekat dengan stakeholder olahraga, mulai dari
pemerintahan, organisasi, asosiasi sampai ke rootnya yaitu komunitas, untuk kepentingan
proximity, karena kita tidak dapat terus menerus meliput liputan luar. Kemudian perlu
diperhatikan bahwa Nonton Bola ini merupakan event dari komunitas yang dijaketkan
kerjasama dengan Bola. Jadi kita tidak mengadakan tapi kita memiliki event itu, jadi itu
satu konsep event yang sesimpel seperti, mereka kita tanya “punya event apa?”, kita ikut
Implementasi event..., Abrahamn Ryan Ade Putra, FIKOM UMN, 2014
promo serta memberikan liputan, that’s it, jadi event ini kenapa saya tidak mau bilang ini
event karena showcasenya, budgetingnya tidak di kita, eventnya di komunitas. Itu bukan
sebuah event, sebuah aktivasi ya, tapi bukan sebagai sebuah kegiatan yang ada planning,
budgeting, time scheduling, eksekusi ini tidak ada, kita cuman menempel di event
komunitas dan akhirnya kita memiliki event itu, karena kita punya tagline Nonton Bola.
Nah ini kita terus mensosialisasikan Nonton Bola, kegiatan Nonton Bola itu, tapi
technically, event ini, kegiatan ini adalah event komunitas, dimana perencanaan
perencanaan ada di komunitas, eksekusi ada di komunitas, kita cuman promo dan liputan.
Jadi ini sebuah kegiatan yang kita mendompleng untuk meningkatkan awareness
11. P : Komunitas apa yang telah merasakan dampak dari kehadiran Bola?
I : Komunitas ini macam-macam, ada yang non-sepak bola. Bahkan komunitas sepak
bola terbagi nasional dan internasional berdasarkan klub yang mereka dukung. Kenapa
orang akhirnya top of mindnya Bola? Ya itu karena tadi, fakta berbicara mereka senang
ketika ada ajakan kerjasama event, mereka menyambut, ketika Bola mengadakan Bola
Sport Race. Itu event merupakan kolaborasi antara sales marketing, tapi ada kepentingan
brand disitu, itu menggambarkan animo komunitas yang mau berpartisipasi dalam event
yang kita buat.
12. P : Apakah ada gangguan yang timbul dalam upaya menciptakan asosiasi ataupun
top of mind dari produk Bola melalui event Nonton Bola?
I : Sekarang kan banyak berkembang komunitas yang bukan cuma wadah untuk hobi
seseorang. Sekarang yang menjadi tantangan adalah ketika komunitas mulai menjadi
komersil, ketika mereka melihat mereka punya kekuatan, massa dan punya value lebih.
Terkadang ketika mereka sudah besar, seperti Big Reds (supporter Liverpool), AIS
(Arsenal Indonesia Supporter), United Indonesia (supporter Manchester Untied) yang
mereka punya chapter seluruh Indonesia, member terdaftar dan bayar lebih dari sepuluh
ribu. Nah itu mereka sudah bersifat komersil, ketika Bola masuk dengan perjanjian
Nonton Bola untuk pihak komunitas berupa value satu orang audiens adalah bagian dari
cover charge, Rp 1.500 per eksemplar untuk membeli Harian Bola, oleh mereka
dianggap “buat apa saya bayar Rp 1.500, padahal fans kami lebih besar” nah itu dia,
ketika komunitas menjadi komersil, itu menjadi kendala. Sebenarnya dari nilai ekonomis,
Bola tidak dapat apa-apa. Misalnya, Chelsea Indonesia Supporter Club (CISC), mereka
sudah bekerja sama dengan BNI 46, jadi setiap event mereka harus ada brandingnya BNI
46. Nah di posisi Bola, karena ini adalah full barter kita memberikan mereka space
liputan event Nonton Bola ditukar dengan biaya cover charge, maka ketika CISC ini
membawa brand sponsor, ini adalah pihak ketiga, dan kita tidak bisa mempromosikan
brand lain selain logo komunitas. Kompensasinya adalah mereka bayar pemasangan
logo, nah ini yang akhirnya membuat kerjasama CISC dengan Bola tidak mulus,
kuncinya adalah ketika mereka sudah komersil, itu menjadi kendala kuat untuk
mengadakan kerjasama dengan Harian Bola
Implementasi event..., Abrahamn Ryan Ade Putra, FIKOM UMN, 2014
13. P : Berarti tidak bisa ya mempromosikan komunitas melalui event Nonton Bola
yang memiliki kerjasama dengan sponsor lain diluar Bola?
I : Belum tentu, kita memiliki perhitungan sendiri. Misal, Bola coba tawarkan dengan
value tertentu brand pihak ketiga bisa muncul, tapi tidak dengan normal rate, itu didasari
oleh kepentingan tadi, proximity perlu dekat dengan komunitas, itu menjadi salah satu
alasan kita memberi special rate kalau itu pintunya melalui komunitas, tapi di sisi lain
kalau kepentingan brand lebih besar, terkadang pintunya langsung ke sales marketing.
14. P : Apakah ada upaya dari PT Tunas Bola untuk mempromosikan event Nonton
Bola untuk meraih massa?
I : Kita memberikan space iklan promo Nonton Bola, contoh suksesnya waktu kita
bekerja sama dengan komunitas Manchester City Indonesia, ini adalah komunitas yang
besar karena Bola, Milanisti Indonesia juga sama. Awalnya mereka nonton bareng saja,
tapi kita edukasi mereka untuk berpromo di Bola, selain bisa menjaring member baru
karena kita nasional, event mereka akan memperoleh exposure yang bagus, akhirnya
mereka setuju dan salah satu cerita suksesnya adalah karena mereka rutin kerjasama di
Bola, mereka dapat sponsor m88 sebagai sponsor komunitas. Bahwa mereka justru
teredukasi dengan adanya Nonton Bareng, dan bahkan memperoleh sumber revenue baru
bagi mereka melalui sponsor tersebut.
15. P : Apakah ada komunitas yang melupakan jasa Bola setelah mereka besar karena
upaya yang dilakukan Bola melalui event Nonton Bola?
I : Yang menjadi masalah sebenarnya adalah ketika mereka punya policy di internal
komunitas, struktur baru, ADART, ketentuan yang mengharuskan partner kerja sama
memberikan financial revenue, pemasukan atau apapun itu. Bola tidak pernah
memberikan ikan kepada klien, Bola memberikan kail, jadi kalau diminta Bola harus
kasih uang, itu berarti tidak sepaham dengan visi yang dimiliki Bola, itu menjadi kendala.
Siapapun yang bermitra dengan Bola, misal yang paling baru AIS, mereka minta revenue,
nah itu tidak sepaham dengan kita. Karena begini, untuk Bola, meliput atau memuat
promo itu bagian dari upaya dalam menciptakan proximity, harusnya di saat bersamaan
komunitas menyadari spreading availability dan ketersediaan Bola seluruh nasional,
menjadi exposure yang bagus bagi komunitas. Nah ketika mereka merasa justru harus
mendapat uang dari kerjasama dengan Bola, ini yang terbalik, itu yang membuat kita
tidak bisa bekerja sama dengan mereka.
16. P : Apakah fungsi sesungguhnya cover charge? Padahal pendapatan yang diperoleh
dari itu tidak sebanding dengan nilai yang Bola berikan pada komunitas melalui
liputan yang nilainya hampir seratus juta rupiah.
I : Buat Bola, komunitas adalah investasi, mereka memiliki nilai lebih dalam penciptaan
proximity, dekat dengan mereka adalah sebuah upaya Bola dekat dengan stakeholder olah
raga. Oleh karena itu ketika orang bertanya kenapa hanya dengan cover charge kita
masih mau? Untuk kita, ini penting, oke brand Bola usianya 30 tahun, tapi Harian Bola
baru lima bulan usianya. Nah, marketing communication punya kepentingan
Implementasi event..., Abrahamn Ryan Ade Putra, FIKOM UMN, 2014
mengasosiasikan produk baru itu, buat Bola per orang bawa dan baca Harian Bola, itu
sudah merupakan readership, jadi ketika orang baca, itu sudah merupakan added value
bagi Harian Bola. Orang kan menghitung readership itu dari berapa orang yang baca,
satu orang membawa Harian Bola asumsinya adalah tiga orang yang baca, sebenarnya
halo effect itu yang kita ambil. Secara rupiah kecil, tapi experience orang membawa,
terus dia menjadi agent of campaignnya Harian Bola sudah merupakan hal bagus buat
brand. Oleh karena itu kita selalu mensosialisasikan kepada komunitas, melalui share
satu orang satu eksemplar, kita kembalikan kok keuntungan bagi mereka dalam bentuk
Harian Bola, karena dalam konten Harian Bola ada review tentang pertandingan.
17. P : Mengapa hanya Harian Bola yang diangkat dalam event Nonton Bola?
I : Promo itukan kita tidak bisa massif, tidak bisa semua Bola cekokin, contohnya TVC
iklan, paling yang disampaikan hanya satu sampai dua pesan ini. Oleh karena itu ketika
aktivasi ini, kita tidak bisa membawa semua brand, harus fokus, siapa yang mau di garda
depan. Sementara ini Harian Bola, karena produk tersebut masih baru dan ini yang perlu
Bola kembangkan.
18. P : Apakah ada kesulitan sendiri dari mengembangkan Harian Bola dari awal
hingga sekarang khususnya dalam menciptakan awareness?
I : Kesulitannya adalah konvergensi media, sekarang Anda bangun pagi pasti bisa lihat
twitter untuk hasil pertandingan, nonton televisi ada pembahasannya seperti Sport Pagi di
ANTV, belum kompetitor produk yang terbitnya sama dengan Harian Bola, makannya
ketika kita turun ke lapangan, Bola memberikan alasan kepada pembaca untuk membeli
Harian Bola, yaitu Bola menawarkan akurasi, expertise serta analisa. Bola tidak
mengajak orang menebak, tapi menganalisa, akhirnya itu yang Bola fokuskan. Ini yang
selalu Bola sinergikan dengan editorial, karena tanpa editorial Bola tidak bisa menjual
produk, tanpa diferensiasi yang ditonjolkan editorial, produk kita sama di pasar.
19. P : Darimanakah diferensiasi itu berasal?
I : Berangkat dari kebutuhan pembaca, bukan dari expertise. Kebutuhan itu berasal dari
hasil riset R&D dan riset lapangan. Mereka selalu bertanya “kapan nih Bola terbit harian,
kita tidak cukup Bola hanya tiga kali seminggu, kami mau baca tiap hari.” Suara tersebut
sudah bertahun-tahun diminta, akhirnya baru ketika momen Belanda lawan Indonesia kita
terbit harian.
20. P : Apakah bisa dikatakan bahwa Harian Bola hadir sebagai respon hadirnya
TopSkor?
I : Sebenarnya itu tadi yang pertama saya bilang, pasar kita itu besar, market Bola itu
besar, permintaan atas harian itu muncul karena permintaan pasar, bukan karena
munculnya produk pesaing yang terbit lebih dahulu, karena kita punya riset, kita nilai
momen ini bagus, dan di jalur distribusi sudah ada permintaan, kita buat Harian Bola, jadi
Bola bukan sekedar follower.
Implementasi event..., Abrahamn Ryan Ade Putra, FIKOM UMN, 2014
HASIL WAWANCARA DENGAN INFORMAN 2
Nama Informan : Tuan Boy Notan
Hari / Tanggal : Selasa, 17 Desember 2013
Waktu : Pk 16.50 WIB
Lokasi : Kompas Gramedia Building 4th
floor
Keterangan:
P = Penulis
I = Informan
1. P : Selamat sore Mas Boy, mohon perkenalkan sekilas tentang diri Mas
I : Saya bekerja di divisi Marketing Communication Harian Bola kurang lebih baru tiga
tahunlah, usia saya baru 33 tahun, lama bekerja di Tabloid Bola sekitar 8 tahun
2. P : Selama tiga tahun di divisi Marketing Communication, sudah mengikuti event
apa saja?
I : Event yang paling sering, biasanya event terkait sepak bola, nah salah duanya yang
pernah saya pegang itu Junior Football League itu melibatkan kompetisi antar anak SMP
dan sekarang ini adalah Liga Pabrik, kompetisi antar karyawan pabrik, itu di lima kota,
sama kedua event tersebut juga di lima kota. Tangerang, Bandung, Semarang, Surabaya
dan Bekasi
3. P : Dari seluruh event tersebut, menurut Mas Boy yang paling menarik yang mana?
I : Paling seru yang pasti Junior Football League, karena ini menyangkut anak SMP yang
antusiasnya masih bagus dan mereka itu masih bisa diajarin untuk fair play, bisa untuk
dicekokin masalah branding bola, kenapa harus bola bacanya, nah itu mereka masih bisa
diedukasi. Tapi kalau untuk liga pabrik karena ini baru pertama kali tantangannya juga
lebih besar ya, karena di tiap tempat ini adalah kali pertama liga pabrik diadakan oleh
sponsor
4. P : Mengapa perlu menyelenggarakan event seperti itu? Kan Bola sudah hampir 30
tahun
I : Event perlu diselenggarakan untuk membangun brand image, karena banyak
segmentasi pasar yang mungkin aja belum tahu tabloid bola, dan salah satu event bola itu
bukan cuman melulu soal promosi, tapi ada juga event kerja sama dengan sponsor. Salah
satunya itu Junior Football League dan Liga Pabrik sebagai penyelenggara event ini dan
bekerja sama dengan sponsor, Bola juga bertugas sebagai media partnernya. Jadi
branding Bola itu didapat dari media partner ini, jadi di lapangan kita ada branding Bola,
terus di liputan Bolanya juga kita ada branding tentang kegiatannya, liputan tentang
Implementasi event..., Abrahamn Ryan Ade Putra, FIKOM UMN, 2014
kegiatannya, jadi ada simbiosis mutualisme antara kegiatan yang disponsori dan Tabloid
Bola
5. P : Tujuan dari branding Bola di Liga Pabrik untuk apa ya?
I : Tujuannya lebih untuk brand awareness, jadi menjangkau orang yang tadinya bukan
membaca Bola atau tadinya tidak tahu Bola, mereka jadi lebih aware “Oh ternyata Bola
ini ada dan konsepnya juga sudah berbeda, sudah menjadi harian”
6. P : Adakah riset sebelum menyelenggarakan event?
I : Kalau riset sebetulnya lebih ke pasarnya dia sendiri, apakah liga itu memang layak
untuk peserta? Misalnya untuk SMP, liga umur 17 itu ada kaitannya tidak dengan U19,
U23? nah jadi kalau itu sejalan dengan program program sepak bola seperti PSSI, ya kita
risetnya lebih ke arah pasarnya itu ada tidak untuk menyelenggarakan liga. Jangan
sampai kita menyelenggarakan itu ternyata pasarnya tidak ada, itu yang rugi kita
7. P : Berarti hal tersebut juga berlaku untuk event lain diluar event liga?
I : Ya betul
8. P : Selain event liga, ada event apalagi yang diselenggarakan Bola?
I : Selain itu kita ada event promosi, promo di kita sendiri yang dibiayain swadaya oleh
Bola, nah itu tujuannya bener bener lebih untuk awareness, brand image kita juga. Jadi
event promosi tujuannya lebih ke copy sales
9. P : Contoh event promosi yang diselenggarakan Bola seperti apa ya?
I : Contoh event yang pernah kita selenggarakan, car free day yang paling sederhana.
Disitu sebenarnya bagus juga untuk promo kita, karena sebenarnya ada gesekan
masyarakat yang banyak yang tidak tahu bola. Begitu kita mengadakan event di car free
day orang jadi punya kesempatan untuk mengetahui Bola, “Harian Bola itu apa?
Mingguan Bola itu apa?” Nah untuk mengukur sampai sejauh mana itu ada ketertarikan
terhadap Bola, nah itu kita mengadakan survey kecil, nah disitu tempat kita untuk
mengukur sejauh apa sih brand kita dikenal orang
10. P : Survey kecil yang dimaksud seperti apa?
I : Jadi misalnya kita menanyakan kepada mereka, apakah mereka sudah tahu ada tabloid
olahraga namanya Bola, atau ada tabloid mingguan, terus apakah mereka pernah
membaca, terus berapa sih umur pembaca. Nah itu yang bisa kita rata-rata misalnya
pembaca bola yang kita survey di car free day adalah umur sekian dan umur sekian.
Terus adakah mereka sudah tau dan mereka mau apa di Tabloid Bola
11. P : Hasil surveynya bagaimana sejauh ini?
I : Nah kalau survey tuh rata rata orang sudah tau Bola, tapi lebih ke tabloidnya, karena
kan kita sudah lama di tabloid, nah semenjak berubah format harian ada cara cara kita
untuk mengenalkan Tabloid Bola dari waktu ke waktu sudah berubah menjadi Harian
olahraga Bola, dan sejauh ini orang masih lebih mengenalnya Tabloid Bola tapi pelan
pelan kita sudah bangun image orang untuk membaca Harian Bola
12. P : Bagaimana cara Bola mendatangkan audience?
Implementasi event..., Abrahamn Ryan Ade Putra, FIKOM UMN, 2014
I : Ada macam macam event, jadi kalau event promo itu memang cara terbaik
mendatangkan audience adalah berpromosi lewat iklan di harian bola, bisa iklan di
spanduk jalanan, untuk mempromosikan kegiatan kita, tapi ada juga event lainnya kita
bisa berpromosi lebih luas lagi, mulai dari di medianya kita promosiin, di radio kita
promosiin, dan di pamflet flyer, tujuannya itu utuk mengenalkan audience atau untuk
mengajak audience utnuk datang ke acara yang kita buat
13. P : Apakah cara tersebut efektif?
I : Cara efektif ya sebetulnya cara konvensional yang saya sebutkan diatas, tapi kalau kita
mau buat yang lebih spesifik lagi seperti nonton bareng itu, emang paling efektif itu
mengundang komunitas komunitas itu. Jadi kegiatan kita sebetulnya udah disupport oleh
audience dengan cara bekerja sama dengan audience, contohnya dengan komunitas
14. P : Mengapa memilih menggandeng komunitas, khususnya untuk nonton bareng?
I : Jadi komunitas itu sebetulnya massa juga, audience juga, nah massa komunitas itu
lebih spesifik kan, nah karena dia lebih spesifik pasti dia menggandrungi sesuatu kan?
Nah karena dia menggandrungi sesuatu itu, itulah komunitas yang bisa kita ajak untuk
berkolaborasi dengan kegiatan, karena disitu kalau dia fanatik dengan sesuatu disitu dia
akan dapat euforia, anggota penontonnya dapet, dan acaranya jadi lebih meriah, karena
mereka merasa ada keterikatan. Beda soal kalau masyarakat umum itu kita undang,
karena orang datang itu karena mereka suka, karena orang kalau tidak suka tidak datang,
ataupun kalau datang itu hanya sebatas penasaran, atau liat liat aja. Jadi bouding antara
eventnya dengan audiencenya itu kurang terikat
15. P : Apakah ada upaya untuk memperkenalkan Harian Bola dalam event nonton
bola?
I : Pasti, karena ini udah dijalankan udah beberapa kali caranya dengan bundling copy
sales, bundling harian ini tujuannya untuk apa sih? Tujuannya sebenarnya bukan cuman
untuk copy sales semata, kalau copy sales semata itukan orang beli tapi tujuannya ini,
mereka kita cekokin terus menerus, mereka kita bangun bahwa ini sudah ada Harian
Bola. Mengenai mereka baca atau tidak mereka pasti pertama kali akan berkata “oh ini
ada Harian Bola” Jadi tujuan dari nobar itu selain copy sales yang tercatat, disitu ada
brand awareness yang terus menerus kita tujukan ke mereka
16. P : Apakah ada kesulitan bekerja sama dengan komunitas?
I : Jadi komunitas ini adalah suatu organisasi yang terbentuk karena kesamaan hobi
mereka, untuk saat ini komunitas memang ada beberapa yang komersil dan ada yang
tidak tapi kalau yang sudah komersil akan hitung-hitungan kan? Nah itulah yang harus
kita kasih benefit ke mereka, misal kalau dia berhitung, ini harganya sekian lho kalau kita
ngadain ini, saya harus beli ini, saya harus beli itu segini. Nah itu yang harus kita
terjemahkan keinginan mereka dalam bentuk lain, misalnya dengan mereka membeli
Bola, mereka bisa diliput di Harian Bola, nah sebetulnya rubrik rubrik itu yang mau kita
dekatkan ke mereka
17. P : Apakah efektif bentuk barter seperti itu?
Implementasi event..., Abrahamn Ryan Ade Putra, FIKOM UMN, 2014
I : Kalau mau dibilang efektif sih sebetulnya suatu saat pasti ada titik jenuh mereka, titik
dimana mereka “ah sudah cukup” mereka diliput di Harian Bola, nah yang mau kita
bangun ini adalah disaat mereka jenuh, kita harus punya ide lain. Misalnya kita dapat
sponsor dan kita kerjasama dengan mereka untuk membiayai kegiatan yang lebih besar,
jadi sebetulnya itu adalah ide yang baik mendukung copy sales dan mendukung
kesenangan mereka, dan biaya untuk mengcover kegiatan mereka juga ada, jadi itu
adanya harus ditingkatkan, jadi jangan cuman sebatas kegiatan itu bertumpu pada sisi
menguntungkan salah satu pihak, jadi harus menguntungkan kedua belah pihak.
Implementasi event..., Abrahamn Ryan Ade Putra, FIKOM UMN, 2014
WAWANCARA AHLI
HASIL WAWANCARA DENGAN NARASUMBER AHLI
Nama Narasumber : Joko Setioso
Hari / Tanggal : Selasa, 24 Desember 2013
Waktu : Pk 20.40 WIB
1. Apa definisi event ?
Event itu artinya Acara, Sedangkan Organizer itu Pengatur.
Dengan pengetian harfiahnya adalah Sekumpulan orang yang mengatur acara, tapi jika
di perdalam lagi pada aktifitas yang dilakukan akan menjadi sangat rumit karena
pengaturan tersebut mencakup banyak orang yang mengerjakannya. Sebuah Tim yang
solid yang mendapat tugas sesuai dengan keahlinya masing-masing.
2. Ada berapa kategori/jenis event yang dikenal dalam dunia industri/ bisnis ?
Activation (Below the line), MICE, pertunjukan seni musik, pameran, bazar, Wicara
(Seminar, Workshop, Talk Show, dll), dan acara-acara pribadi seperti penikahan, ulang
tahun, promosi jabatan, syukuran, dll
3. Dalam dunia praktisi, tahap apa saja yang dilakukan untuk menyelenggarakan
sebuah event ?
Konsep, Perencanaan, Biaya, Implementasi, Supervisi & Evaluasi
4. Perlukah riset sebelum penyelenggaraan event? Fungsinya?
Sangat di perlukan untuk identifikasi 5W1H sebelum konsep di buat, banyak EO yg tidak
mempertimbangkan hal ini yg akhirnya pada saat event result & KPI tidak sesuai dengan
yg di harapkan
5. Perlukah evaluasi sebelum penyelenggaraan event? Fungsinya?
Wajib & Perlu, Penyelengaraan event tidak mengenal istilah point no return, pd saat
event gagal maka semua variable dan komponen yg sudah kita susun menjadi sia sia,
evaluasi selalu mutlak lakukan secara berkala dgn seperti selalu melakukan re group dgn
seluruh team yg terlibat, control semua hal tekhnis & non tekhnis, double cek setiap
progress persiapan yg berjalan & selalu memiliki sense antisipative
Implementasi event..., Abrahamn Ryan Ade Putra, FIKOM UMN, 2014
6. Menurut bapak, apa saja tujuan penyelenggaraan event ?
Event hanya sebuah tools atau vehicle untuk mencapai sebuah objective yg di harapkan,
tentunya hal ini tergantung dari brand, product atau kepentingan yg berbeda
beda,antara lain awarnes, loyalty program, selling, rejuvenate brand dll
7. Syarat sebuah event agar sukses itu apa saja?
Menciptakan sebuah event creative yg mampu menyampaikan sebuah pesan dan tujuan
yg di sasar, melalui konsep, venue & permit, hardware production, rundown acara,
dokumentasi hingga publikasi dan exposure
8. Dari segi persaingan industri dan bisnis dewasa ini, pentingkah keberadaan event
sebagai salah satu tools dari perusahaan? Mengapa?
Hampir semua brand dan product terutama yang besar menjalankan bentuk komunikasi
melalui sebuah event. Ini meninginkadikasin bahwa brand seakan sepakat bahwa event
sebagai salah satu bentuk promosi merek berhasil mendekatkan dan menciptakan
interaksi merek dengan penggunanya.(komunikasi 2 arah)
9. Dari kacamata bapak sebagai praktisi, event seperti apa yang dapat menarik minat
target sasaran ? Mengapa?
Brand Activation (marketing event), event ini memiliki peran penting untuk pesan yang
disampaikan pesan merek melalui brand activation. Karena akan terjadi dialog dan
kemudian satu sama lain mengendorse merek dan makna merek, maka pesan yang
disampaikan melalui brand activation menjadi kredibel, jelas (hasil dari proses
mendengar, melihat, merasakan dan menngerti), serta nampak (visibel) sehingga seakan
membangkitkan brand spirit menjadi suatu realitas kehidupan nyata
10. Perlukah perusahaan yang sudah established menyelenggarakan/mengadakan
event ? Mengapa ?
Perlu karena sebaga saran untuk maintain awareness & Image kepada target marketnya
11. Penilaian bapak sebagai praktisi ketika melihat industri media olahraga cetak saat
ini seperti apa? (Topskor, Bola, Superball serta media olahraga lainnya)
Sangat dinamis dan memiliki pasar yg cukup prospektif
Implementasi event..., Abrahamn Ryan Ade Putra, FIKOM UMN, 2014
12. Kebetulan skripsi saya mengangkat tentang industri media olahraga, dimana
mereka menggunakan event NONTON BARENG sebagai salah satu upaya
meningkatkan awareness produk dan menciptakan asosiasi brand terhadap
kegiatan tersebut, menurut bapak apakah hal tersebut efektif?
Sangat efektif karena pendekatan berdasarkan hobby ini lebih memiliki impact marketing
yg cukup tinggi, contoh event nonton bareng dari produk provider TRI yg pernah saya
lakukan pd saat Manchaster United (MU) di 34 kota di indonesia walaupun force majeur
insiden bom di Marriot sehingga MU gagal untuk datang ke indonesia, namun mampu
membuat booming & word of mouth pd saat itu cukup stand out
13. Lalu dalam setiap kegiatan nonton bareng tersebut, mereka menggandeng
komunitas fans club sepak bola tertentu (misal fans club manchester united,
liverpool, dll) sebagai audience dalam nonton bareng tersebut, menurut bapak
apakah cara tersebut efektif baik dari segi praktek penyelenggaraan event maupun
penciptaan awareness dan asosiasi?
Jawaban sama dgn di atas
14. Menurut bapak bagaimana cara menciptakan asosiasi merek/ brand awareness yang
efektif dari sebuah penyelenggaraan event?
Event marketing yang diselenggarakan harus memiliki pengaruh (impact) serta
memberikan kesan mendalam kepada setiap orang yang hadir. Tujuannya agar customer
maupun potential customer bisa cukup lama mengingat pengalaman yang menyenangkan
tersebut.
Implementasi event..., Abrahamn Ryan Ade Putra, FIKOM UMN, 2014