Download - LPI Terhadap Kendal
Infrastruktur Terhadap Perkembangan Ekonomi Wilayah
Perkembangan infrastruktur dengan pembangunan ekonomi mempunyai hubungan yang erat
dan saling ketergantungan satu sama lain.
Kualitas infrastruktur yang baik pada umumnya akan dapat meningkatkan
a. Mobilitas penduduk
b. Penurunan / minimalisasi ongkos pengiriman barang-
barang
c. Pengangkutan barang-barang yang lebih cepat, dan
d. Perbaikan kualitas dari jasa- jasa pengangkutan
e. Dan secara tidak langsung akan meningkatkan
perekonomian suatu wilayah
Transport Cost dan Konsep
Biaya transport akan lebih minimal jika lokasi suatu kegiatan produksi dengan pusat
sumberdaya suatu wilayah dan jarak antara sumberdaya dan pusat kegiatan produksi tersebut dekat
dengan lokasi pasar maka biaya yang dialokasikan untuk trasnportasi akan minimal, sehingga akan
memaksimalkan keuntungan bagi suatu pelaku ekonomi
Studi kasus kabupaten kendal :
Kota kendal sebagai tempat kegiatan produksi dan kota semarang, kabupaten wonosobo,
kabupaten temanggung dan kabupaten batang sebagai pasar produksi
Rata-rata kecamatan yang dilalui oleh Jalur Pantura memiliki PDRB cukup tinggi terlihat dari
rangking PDRB per kecamatan. Kecuali untuk Kecamatan Kangkung, kecamatan ini dilewati oleh jalur
Pantura hanya “secuil”
Pemahaman biaya transportasi berdasarkan sudut pandang kewilayahan sebagai berikut:
Biasanya tidak langsung, melalui reorganisasi tata guna lahan (land use) mampu mempengaruhi
tingkat pertumbuhan ekonomi wilayah.
Rencana Pengembangan Kawasan Industri Kaliwungu
Lokasi yang direncanakan untuk Kawasan Ekonomi Khusus Kendal berada di wilayah Kecamatan
Kaliwungu, Kabupaten Kendal. Luas area yang tersedia adalah 2.870 ha.
Kawasan ini sudah disiapkan untuk menjadi kawasan ekonomi khusus dengan alasan-alasan :
Secara geografis dekat dengan jalan nasional, bandara dan pelabuhan. Letaknya di Jawa Tengah
merupakan titik strategis untuk distribusi di Pulau Jawa.
Dukungan insfrastruktur lengkap, meliputi 2 pelabuhan ekspor, 2 bandara internasional, jalur
kereta api, jaringan pipa gas, listrik, air dan telekomunikasi.
Dukungan vendor industri yang luas karena disekelilingnya ada 8 kawasan industri, 873 industri
berorintasi ekspor, 3339 industri sedang dan besar, 524 manufactur dan 644.000 industri kecil.
Kesiapan lahan seluas 2.770 hektar.
Kemudahan perijinan yang diurus dalam satu atap (one stop service).
Sesuai dengan rencana tata ruang wilayah sebagai kawasan industri.
Adanya insentif berupa dasar infrastruktur, percepatan perijinan dan pembebasan retirbusi untuk
waktu tertentu.
Logististics Performance Index
A. Pengertian LPI (Logistics Performance Index)
Logistik adalah proses pengelolaan dari pada pemindahan dan penyimpanan barang dan
infomasi terkait dai sumber pengadaaan ke konsumen akhir secara efektif dan efisien. Manajemen
logistik merupakan bagian dari rantai pasokan atau (supply chain management ) yang merencanakan,
melaksanakan, dan mengendalikan secara efektif dan efisien, aliran dan penyimpanan dari barang
dan jasa serta informasi terkait dari titik (tempat) asal ke titik (tempat) konsumsi yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Kondisi Indonesia yang luas harus didukung dengan sistem
transportasi nasional yang efektif dan efisien. Terselenggaranya sistem tranportasi yang efektif dan
efisien diharapkan dapat melayani angkutan barang. Hal ini dapat menurunkan biaya logistik.
Logistic Performance Index (LPI) merupakan indeks yang mencerminkan tingkat kefektifan suatu
sistem logistik. LPI yang dilaporkan oleh Bank Dunia tersebut menggunakan parameter kualitas dan
kuantitas layanan pada proses pengurusan dokumen kepabeanan, infrastruktur logistik, kinerja
pengapalan internasional, tenaga ahli yang kompeten, perusahaan penyedia jasa, angkutan darat dan
besaran biaya logistik domestic. Salah satu faktor yang dapat melihat kekuatan dan kelemahan dari
suatu indikator adalah kinerja. Kinerja yang baik merupakan masukan yang sangat berguna untuk
perencanaan strategi suatu indikator dalam mencapai target yang telah ditetapkan.
B. Parameter LPI oleh World Bank
Pengukuran LPI menurut Bank Dunia terdiri atas enam faktor yaitu efisiensi proses di
kepabeanan; kualitas infrastruktur; biaya pengiriman yang kompetitif; kompetensi dan kualitas jasa
logistik; kemampuan melacak dan menelusuri barang; serta waktu tempuh. Dapat dijelaskan lebih
detail mengenai paramerter yang digunakan world bank, seperti efisiensi proses pembersihan, yaitu
kecepatan, kesederhanaan dan prediktabilitas dari formalitas oleh lembaga pengawasan perbatasan,
termasuk Bea Cukai; Kualitas perdagangan dan transportasi infrastruktur terkait, misalnya
pelabuhan, rel kereta api, jalan, teknologi informasi; Kemudahan mengatur pengiriman harga
kompetitif; Kompetensi dan kualitas jasa logistik, misalnya, operator transportasi, broker pabean;
Kemampuan untuk melacak dan menelusuri pengiriman; Ketepatan waktu pengiriman dalam
mencapai tujuan dalam waktu pengiriman yang dijadwalkan atau diharapkan. Ukuran ini
menunjukkan relatif mudah dan efisiensi dengan produk mana dapat dipindahkan ke dan di dalam
suatu negara. Jerman dan Singapura adalah negara-negara LPI yang paling efisien dan peringkat
tertinggi.
C. Kinerja LPI Indonesia Dibandingkan dengan Dunia
Beban biaya logistik di Indonesia berdasarkan produk domestik bruto (PDB) masih mencapai
27%. Sebagai perbandingan, di Korea beban biaya logistik sebesar 16,3% terhadap PDB dan di
Amerika Serikat sebesar 9,9%. Biaya angkut antarkota atau antarpulau di Indonesia juga jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan dari Singapura ke berbagai tujuan di dalam negeri. Sebagai contoh, untuk
rute yang sama, ongkos pengapalan kontainer dari Padang (Sumatera Barat) ke Jakarta mencapai
US$600, sedangkan dari Singapura ke Jakarta hanya US$185 (Kompas, 2010). Belum lagi setiap kapal
yang melakukan bongkar muat di pelabuhan harus mengalokasikan dananya Rp 150 juta per hari. Ini
semua yang menyebabkan performa logistik Indonesia semakin buruk.
Biaya transportasi darat merupakan komponen terbesar biaya logistik di Indonesia yaitu 66,8%,
sisanya adalah biaya administrasi dan ongkos penanganan persediaan serta ditambah lagi dengan
biaya bongkar muat, parkir, hingga pungutan liar. Keadaan seperti ini menjadi ancaman besar dalam
kedaulatan logistik dan daya saing nasional. Jaringan logistik yang terintegrasi antar-Negara ASEAN
akan diberlakukan pada tahun 2015, serta di tahun 2020 akan masuk jaringan logistik global.
Infrastruktur yang baik diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan perekonimian nasional
dimana pertumbuhan ekonomi di Indonesia bisa melebihi 7% bila didukung dengan pertumbuhan
infrastruktur yang memadai.
Pada tahun 2012, Indonesia berada diperingkat 59 dalam LPI. Indonesia mengalami peningkatan
peringkat dibandingkan tahun 2010 yang berada di peringkat 75. Pada laporan World Economic
Forum 2012 kualitas infrastruktur Indonesia berada pada peringkat 82 dari 134 negara. Jenis kualitas
infrastruktur yang memiliki peringkat terendah adalah kualitas infrastruktur pelabuhan yang berada
pada peringkat 103. Kualitas pasokan listrik juga mengalami penurunan peringkat sejak tahun 2009-
2010 yaitu peringkat 96, 97 dan 98 di tahun 2011-2012.
D. Permasalahan Terkait LPI
Bagi kalangan industri, permasalahan yang muncul terkait dengan logistik adalah biaya logistik
dan waktu kirim. Faktor-faktor lain penyebab tingginya biaya logistik antara lain:
a. Teknologi informasi dan komunikasi yang kurang mendukung dalam proses pemantauan arus
barang antarwilayah yang berpotensi meningkatnya biaya,
b. Sarana yang mahal dalam hal pengadaan alat angkut truk dan kapal laut (pajak dan suku
bunga tinggi),
c. Regulasi logistik yang tidak terpadu; tumpang tindih peraturan pusat-daerah, maraknya
pungutan resmi di daerah,
d. Kompetensi SDM logistik yang rendah,
e. Armada yang tidak layak tetap beroperasi.
Sistem transportasi di Indonesia memiliki kekhususan, sebagai Negara maritim, maka
transportasi menggunakan seluruh moda yang ada yaitu darat, laut dan perairan, serta udara. Secara
garis besar, penyediaan infrastruktur menyangkut dua prinsip dasar yaitu akses yang lebih baik
terhadap infrastruktur itu sendiri dan harga produk yang dihasilkan dari pemanfaatan infrastruktur,
karena dengan akses yang lebih baik produktivitas meningkat, sehingga biaya input menurun dan
selanjutnya bagi konsumen berarti terjadinya penurunan biaya hidup.
Infrastruktur telah didefinisikan dalam kondisi dari fasilitas fisik (jalan, bandara, pelabuhan,
terminal, rel kereta api, dan alat-alat transportasi), dan jasa (sistem transportasi) yang mengalir dari
fasilitas-fasilitas itu. Adanya penambahan panjang jalan tol di Indonesia mencapai 950 kilometer,
sehingga totalnya menjadi 1.710 kilometer. Sampai dengan 2014 akan dibangun 24 proyek jalan tol,
trans Jawa dan non-trans Jawa. Peran sistem logistik adalah menjamin kelancaran arus barang. Yang
dimaksud dengan sistem logistik nasional adalah bagaimana mentransfer raw material sampai ke
produk akhir ke tangan pengguna akhir (konsumen).
Faktor utama yang menyebabkan rendahnya kinerja logistik di Indonesia adalah masih
rendahnya dukungan Infrastruktur. Infrastruktur di Indonesia masih belum memadai, baik dari segi
kuantitas maupun kualitas diantaranya belum ada hub port, infrastruktur logistik nasional belum
dikelola secara terintegrasi, efektif dan efisien. Hal ini mengakibatkan belum efektifnya intermodal
transportasi dan interkoneksi antara infrastruktur pelabuhan, pergudangan dan transportasi.
Sedangkan dari segi pelaku dan penyedia jasa logistik, rendahnya kinerja sektor ini disebabkan oleh
masih terbatasnya kemampuan daya saing pelaku dan penyedia jasa logistik nasional baik pada
tataran nasional maupun global, lemahnya jaringan nasional dan internasional, dan besarnya
dominasi perusahaan-perusahaan multinasional. Peningkatan peringkat LPI diharapkan dapat
menurunkan biaya logistik secara signifikan. Hal ini dapat menurunkan harga produk, sehingga dapat
meningkatkan daya saing produk dan daya beli masyarakat.
E. LPI adalah ukuran kinerja untuk mengukur tingkat efisiensi logistic di suatu wilayah.
Indikator logistic yang efisien
1. Efisiensi proses perizinan
Efisiensi proses perizinan erat kaitannya dengan kebijakan shipment yang berlaku. Dalam
skala global, proses perizinan di tiap Negara berbeda-beda sesuai dengan kebijakan yang
diberlakukan di tiap negara. Sering kali kebijakan dalam proses perizinan pengiriman barang
di suatu Negara berbelit-belit, Hal tersebut yang mengakibat waktu pengiriman barang yang
semakin lama yang akan berdampak pada bertambahnya transport cost.
Kendal sebagai wilayah yang masuk dalam zona ekonomi khusus nasional sebagai kawasan
industry tentunya perlu memiliki kebijakan strategis dalam mengatur proses perizinan
pengiriman barang. Terutama dalam menghadapi era globalisasi kini, Kendal harus mampu
menarik pengguna jasa shipment dengan proses perizinan yang efisien. Adanya proses
perizinan yang efisien di Kabupaten Kendal akan meninkatkan distribusi dari dan keluar
Kendal.
2. Quality trade and infrastructure related transportation
Kualitas iklim perdagangan di suatu Negara sangat berpengaruh terhadap distribusi barang
dari dan ke dalam suatu Negara. Di Indonesia saat ini pengiriman barang masih bertumpu di
dua titik utama yaitu, Barat dan Timur Pulau Jawa, yaitu Jakarta dan Surabaya. Kedua wilayah
tersebut merupakan wilayah yang perekonomiannya unggul dibandingkan wilayah lain di
Indonesia. Hal tersebut yang mengabkibatkan distribusi barang lebih banyak terjadi di wilayah
tersebut.
Kualitas infrastruktur transportasi juga menjadi hal penting yang dipertimbangkan dalam
proses pengiriman barang. Hal tersebut berkaitan dengan resiko yang ditimbulkan dari proses
pengiriman. Infrastruktur yang buruk akan berdampak pada meningkatnya resiko yang
ditimbulkan karena menurunnya kualitas ataupun kuantitas barang. Resiko tersebut misalnya;
kerusakan barang, penyusutan volume barang, dsb. Rencana pengembangan kawasan
industry Kabupaten Kendal yang dilengkapi dengan infrastruktur logistic seperti pelabuhan
dan bandara akan mengurangi beban distribusi logistic yang saat ini bertumpu di Jakarta dan
Surabaya.
3. Kemudahan dalam mengatur harga pengiriman
Saat ini biaya yang ditetapkan oleh masing masing Negara berbeda sesuai dengan kebijakan
masing-masing Negara. Hal tersebut yang kemudian menjadi salah satu pertimbangan dalam
distribusi barang. Beberapa pengguna jasa logistic menetapkan biaya logistic berdasarkan
mata uang setempat. Di Indonesia tarif logistic ditetapkan dengan menggunakan mata uang
dollar. Hal tersebut tentunya menjadi perhatian bagi pengguna jasa logistik karena tariff
tersebut sangat bergantung pada tingkat inflasi yang terjadi di Indonesia.
Kekurangan dari penetapan tariff menggunakan dollar adalah ketika iklim ekonomi Indonesia
menyebabkan inflasi, maka pengguna jasa logistic akan enggan menggunakan jasa logistic di
Indonesia. Pada kegiatan ekspor-impor dampaknya adalah kenaikan harga pada tiap barang.
Oleh karena itu, penetapan tariff sebaiknya menjadi hal petning yang perlu diperhatikan
Kendal jika ingin mengembangkan kawasan industrinya. Karena sebagai kawasan industry
baru yang sedang berkembang, tariff menjadi perhatian bagi pengguna jasa logistic.
4. Kompetensi dan kemampuan jasa logistic
Kompetensi dan kemampuan jasa logistic menjadi penting dalam mendistribusikan barang.
Prasaranan yang telah dibangun atau direncanakan harus disempurnakan dengan sarana
yang canggih dan kompeten. Selain itu, manajemen dari penyedia jasa logistic yang baik juga
menjadi perhatian penting bagi pengguna jasa logistic. Dengan begitu penyedia jasa logistic
yang kompeten akan mampu meningkatkan minat pengguna jasa logistic yang pada akhirnya
akan meningkatkan aliran distribusi wilayah.
Di Kabupaten Kendal sendiri, PT Jababeka merencanakan pengembangan industrial estate
yang telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana pendukung kegiatan industry yang
modern. Hal tersebut tentunya akan meningkatkan minat pengguna jasa logistic untuk
mendistribusikan barangnya dari dan ke Kabupaten Kendal.
5. Kemampuan dalam melacak dan menulusuri pengiriman
Indikator ini menjadi penting dalam pertimbangan penggunaan jasa logistic terkait resiko yang
terjadi selama prose pengiriman. Kondisi barang saat pengiriman perlu dipantau agar biaya
resiko dapat dihitung dan harga barang dapat ditetapkan. Pengembangan kawasan industry
Kabupaten Kendal haruslah didukung dengan kemampuan penyedia jasa logistic dalam
melacak dan menulusuri pengiriman barang agar menumbuhkan kepercayaan pengguna jasa
logistic terhadap penyedia logistic Kabupaten Kendal.
6. Ketepatan waktu pengiriman
Ketepatan waktu pengiriman menjadi pertimbangan dalam distribusi barang karena jika
distrubusi tidak sesuai jadwal maka akan membutuhkan waktu yang lebih banyak yang akan
berdampak pada meningkatnya biaya transportasi. Maka system logistic yang efisien akan
menjadi pertimbangan pengguna jasa logistic dalam mendistribusikan barangnya. Kawasan
industry di Kabupaten Kendal yang dilengkapi dengan infrastruktur logistic mendukung
efisiensi waktu dalam pengiriman barang hasil produksi industry tersebut ke wilayah utara,
asia dan sekitarnya.