Download - MAKALAH ASKEP HEMODIALISA1
-
7/23/2019 MAKALAH ASKEP HEMODIALISA1
1/29
MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN HEMODIALISA
Oleh :
1. Desti Ibz Asbanu
2.
Fuad Rizal Fauzi
3.
Gregorius
4.
Siti Nur Azizah
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA MITRA HUSADA
KEDIRI
2015
-
7/23/2019 MAKALAH ASKEP HEMODIALISA1
2/29
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan, yang mana atas berkat
rahmat, nikmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Tidak lupa
pula sholawat serta salam kita ucapkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad
SAW, yang mana beliau telah membawa umatnya dari alam yang gelap gulita ke
alam yang terang benderang dan penuh ilmu pengetahuan.
Penulis menyusun makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan
Hemodialisa ini karena ada sangkut pautnya antara ilmu keperawatan dengan Ilmu
Keperawatan khususnya pada Sistem Perkemihan. Penulis berharap makalah
Asuhan Keperawatan Hemodialisa ini akan sangat berguna dalam menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan dalam pembelajaran di bidang Ilmu Keperawatan.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari akan segala kekurangan
dan kemampuan yang sangat terbatas dimiliki oleh penulis, sehingga dalam
penulisan, penyusunan kalimat dan dalam mencari sumber buku serta internet masih
kurang dan teramat sulit. Namun penulis sudah berusaha semaksimal mungkin agar
makalah ini dapat diselesaikan untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh
dosen pembimbing dan berusaha untuk menjadikan yang terbaik.
Dengan segala kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang
sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga
makalah ini dapat memenuhi harapan kita semua.
Kediri, 12 Oktober 2015
Penyusun
-
7/23/2019 MAKALAH ASKEP HEMODIALISA1
3/29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.
Hemodialisa adalah pengobatan bagi orang yang menurun fungsi ginjalnya.
Hemodialisa mengambil alih fungsi ginjal untuk membersihkan darah dengan cara
mengalirkan melalui ginjal buatan. Hal yang melatar berlakangi isi makalah ini di
harapkan agar pengobatan hemodialisa dapat di cegah bagi para penderita penurunan
fungsi ginjal dengan lebih meningkatkan asupan cairan bagi fungsi ginjal yang
belum kronis.
Haemodialysis adalah pengeluaran zat sisa metabolisme seperti ureum dan zat
beracun lainnya, dengan mengalirkan darah lewat alat dializer yang berisi membrane
yang selektif-permeabel dimana melalui membrane tersebut fusi zat-zat yang tidak
dikehendaki terjadi. Haemodialysa dilakukan pada keadaan gagal ginjal dan beberapa
bentuk keracunan
Banyak orang merasa tak nyaman dan ragu-ragu saat-saat pertama dilakukan
hemodialisa. Saat dilakukan hemodialisa sebenarnya anda tidak akan merasakan apa-
apa, beberapa orang akan merasa lelah setelah selesai dilakukan hemodialisa terutama
bila baru beberapa kali hemodialisa. Setelah beberapa kali hemodialisa maka cairan
yang berlebih dan racun dari tubuh anda akan berkurang, anda akan merasa kembali
bertenaga.
1.2 Rumusan Masalah
Dari makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Hemodialisa rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut :
1.
Apakah yang dimaksud dengan Hemodialisa ?
2. Apakah tujuan dari Hemodialisa ?
3. Bagaimana etiologi dari Hemodialisa ?
4. Bagaimana indikasi dari Hemodialisa ?
5. Bagaimana kontra indikasi dari Hemodialisa ?
-
7/23/2019 MAKALAH ASKEP HEMODIALISA1
4/29
6. Bagaimana prinsip kerja Hemodialisa ?
7. Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum Hemodialisa ?
8. Bagaimana cara kerja Hemodialisa ?
9.
Apa saja Komplikasi dari Hemodialisa ?
10.Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan pada pasien Hemodialisa ?
1.3 Tujuan Penulisan
Dari makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Hemodialisa tujuan
penulisannya adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari Hemodialisa.
2. Untuk mengetahui tujuan dari Hemodialisa.
3. Untuk mengetahui etiologi dari Hemodialisa.
4. Untuk mengetahui indikasi dari Hemodialisa.
5. Untuk mengetahui kontra indikasi dari Hemodialisa.
6. Untuk mengetahui prinsip kerja Hemodialisa.
7. Untuk mengetahui hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum Hemodialisa.
8. Untuk mengetahui cara kerja Hemodialisa.
9.
Untuk mengetahui Komplikasi dari Hemodialisa.
10.Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan pada pasien
Hemodialisa.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah yang berjudul tentang Asuhan Keperawatan
Hemodialisa yaitu dapat mengetahui penatalaksanaan terbaru dan hal hal yang
terkait dengan Hemodialisa.
-
7/23/2019 MAKALAH ASKEP HEMODIALISA1
5/29
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Hemodialisa
Hemodialisa adalah proses pembersihan darah oleh akumulasi sampah
buangan. Hemodialisis digunakan bagi pasien dengan tahap akhir gagal ginjal atau
pasien berpenyakit akut yang membutuhkan dialysis waktu singkat (DR. Nursalam
M. Nurs, 2006).
Hemodialisa memerlukan sebuah mesin dialisa dan sebuah filter khusus yang
dinamakan dializer (suatu membran semipermeabel) yang digunakan untuk
membersihkan darah, darah dikeluarkan dari tubuh penderita dan beredar dalam
sebuah mesin diluar tubuh. Hemodialisa memerlukan jalan masuk ke aliran darah,
maka dibuat suatu hubungan buatan antara arteri dan vena (fistula arteriovenosa)
melalui pembedahan (NKF, 2006).
Hemodialisis (cuci darah) adalah sebuah terapi . Kata ini berasal dari kata
haemo yang berarti darah dan dialisis yang berarti dipisahkan. Hemodialisis
merupakan salah satu dari Terapi Penggganti Ginjal, yang digunakan pada penderita
dengan penurunan fungsi ginjal, baik akut maupun kronik. Prinsip dasar dari
Hemodialisis adalah dengan menerapkan proses dIfusi dan ultrafiltrasi pada ginjal
buatan, dalam membuang sisa-sisa metabolisme tubuh. Hemodialisis dapat dikerjakan
untuk sementara waktu (misalnya pada Gagal Ginjal Akut) atau dapat pula untuk
seumur hidup (misalnya pada Gagal Ginjal Kronik). Pada dasarnya untuk dapat
dilakukan Hemodialisa memerlukan alat yang disebut ginjal buatan (dialiser), dialisat
dan sirkuit darah. Selain itu juga diperlukan akses vaskuler.
2.2 Tujuan Hemodialisa
Menurut Havens dan Terra (2005) tujuan dari pengobatan hemodialisa antara lain:
a. Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi, yaitu membuang sisa-sisa
metabolisme dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin, dan sisa metabolisme yang lain.
-
7/23/2019 MAKALAH ASKEP HEMODIALISA1
6/29
b. Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang seharusnya
dikeluarkan sebagai urin saat ginjal sehat.
c. Meningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita penurunan fungsi ginjal.
d. Menggantikan fungsi ginjal sambil menunggu program pengobatan yang lain.
2.3 Etiologi Hemodialisa
Hemodialisa dilakukan kerena pasien menderita gagal ginjal akut dan kronik
akibat dari : azotemia, simtomatis berupa enselfalopati, perikarditis, uremia,
hiperkalemia berat, kelebihan cairan yang tidak responsive dengan diuretic, asidosis
yang tidak bisa diatasi, batu ginjal, dan sindrom hepatorenal.
2.4 Indikasi Hemodialisa
Penyakit dalam (Medikal)
ARF ( Kegagalan Ginjal Mendadak )- pre renal/renal/post renal, apabila
pengobatan konvensional gagal mempertahankan RFT normal.
CRF ( Kegagalan Ginjal Menahun ) , ketika pengobatan konvensional tidak
cukup
Snake bite
Keracunan
Malaria falciparum fulminant
Leptospirosis
Ginekologi
APH
PPH
Septic abortion
Indikator biokimiawi yang memerlukan tindakan hemodialisa
Peningkatan BUN > 20-30 mg%/hari
Serum kreatinin > 2 mg%/hari
Hiperkalemia
-
7/23/2019 MAKALAH ASKEP HEMODIALISA1
7/29
Overload cairan yang parah
Odem pulmo akut yang tidak berespon dengan terapi medis
Pada CRF ( Kegagalan Ginjal Menahun ) :
1. BUN > 200 mg%
2. Creatinin > 8 mg%
3. Hiperkalemia
4. Asidosis metabolik yang parah
5. Uremic encepalopati
6.
Overload cairan7. Hb: < 8 gr% - 9 gr% siap-siap tranfusi
2.5 Kontra Indikasi Hemoodialisa
1. Umur : dulu ditetapkan usia maksimum adalah 50 tahun, tetapi belakangan ini
batas tersebut sudah dinaikkan. Hal ini disebabkan oleh meningkatnyatenologi HD dan bertambahnya pengalaman-pengalaman.
2. Adanya penyakit-penyakit di luar ginjal yang tidak dapat disembuhkan
misalnya : keganasan.
3.
Adanya penyakit kardiovaskular yang berat, misalnya : adanya infark danlainnya.
4. Keadaan umum yang terlalu buruk.
5. Sirkulasi pada haemodilisis6. Extra coly oreal blood carculation untuk sekali pakai.
7. Dialysat circulation, Dialisat terbentuk dari 2 bahan : cairan dialisat pekat dan
air.
2.6 Prinsip Kerja Hemodialisa
Prinsip mayor/proses hemodialisa
1. Akses Vaskuler :
Seluruh dialysis membutuhkan akses ke sirkulasi darah pasien. Kronik
biasanya memiliki akses permanent seperti fistula atau graf sementara. Akut
memiliki akses temporer seperti vascoth.
-
7/23/2019 MAKALAH ASKEP HEMODIALISA1
8/29
2. Membran semi permeable
Hal ini ditetapkan dengan dialyser actual dibutuhkan untuk mengadakan
kontak diantara darah dan dialisat sehingga dialysis dapat terjadi.
3. Difusi
Dalam dialisat yang konvesional, prinsip mayor yang menyebabkan
pemindahan zat terlarut adalah difusi substansi. Berpindah dari area yang
konsentrasi tinggi ke area dengan konsentrasi rendah. Gradien konsentrasi
tercipta antara darah dan dialisat yang menyebabkan pemindahan zat pelarut
yang diinginkan. Mencegah kehilangan zat yang dibutuhkan.
4.Konveksi
Saat cairan dipindahkan selama hemodialisis, cairan yang dipindahkan akan
mengambil bersama dengan zat terlarut yang tercampur dalam cairan tersebut.
5. Ultrafiltrasi
Proses dimana cairan dipindahkan saat dialysis dikenal sebagai ultrafiltrasi
artinya adalah pergerakan dari cairan akibat beberapa bentuk tekanan. Tiga tipe
dari tekanan dapat terjadi pada membrane :
1. Tekanan positip merupakan tekanan hidrostatik yang terjadi akibat cairan
dalam membrane. Pada dialysis hal ini dipengaruhi oleh tekanan dialiser dan
resisten vena terhadap darah yang mengalir balik ke fistula tekanan positip
mendorong cairanmenyeberangi membrane.
2. Tekanan negative merupakan tekanan yang dihasilkan dari luar membrane
oleh pompa pada sisi dialisat dari membrane tekanan negative menarik
cairan keluar darah.
3. Tekanan osmotic merupakan tekanan yang dihasilkan dalam larutan yang
berhubungan dengan konsentrasi zat terlarut dalam larutan tersebut. Larutan
dengan kadar zat terlarut yang tinggi akan menarik cairan dari larutan lain
dengan konsentrasi yang rendah yang menyebabkan membrane permeable
terhadap air.
-
7/23/2019 MAKALAH ASKEP HEMODIALISA1
9/29
2.7 Hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum Hemodialisa
Persiapan mesin dan perangkat HD;
a. Pipa pembuangan sudah masuk dalam saluran pembuangan
b. Sambungkan kabel mesin dengan stop kontak
c. Hidupkan mesin ke rinse selama 15-30 menit
d. Pindahkan ke posisi dialyze lalu sambungkan slang dialisat ke jaringan
tempat dialisat yang telah disiiapkan.
e. Tunggu sampai lampu hijau
f. Tes conductivity dan temperatur
g. Gantungkan saline normal sebanyak 4 flatboth yang telah diberikan heparin
sebanyak 25-30 unit dalam masing-masing flatbothh. Siapkan ginjal buatan sesuai dengan kebutuhan pasien
i. Siapkan blood lines dan AV fiskula sebanyak2
j. Ginjal buatan dan blood lines diisi saline normal (priming)
k. Sambungkan dialisatelines pada ginjal buatan
l. Sambil mempersiapkan pasien slang inlet dan outlet disambungkan lalu
jalankan blood pump (sirkulasi tertutup)
Persiapan Penderita :
Indikasi hemodialisa :
a. Segera/ indikasi mutlak : over hidrasi atau edema paru, hiperkalemi, aliguri
berat atau anuria, asidosis, hipertensi maligma.
b. Dini/ profilaksi : gejala uromia (mual muntah) perubahan mental, penyakit
tulang, gangguan pertumbuhan dan seks, perubahan kualitas hidup.
c. Bila penderita baru yang dating di ruang HD, sebelum kita melakukan HD
terlebih dahulu periksa kembali hasil-hasil pemeriksaan yang penting (Hb,
hematokrit, ureum, kreatinin, dan HbsAg), hal ini perlu untuk menentukan
tindak lanjut sperlu untuk menentukan tindak lanjut suatu HD.
Langkah-langkah HD
a. Timbang dan catat BB
-
7/23/2019 MAKALAH ASKEP HEMODIALISA1
10/29
b. Ukur dan catat tekanan darah (dapat digunakan untuk menginterpretasikan
kelebihan cairan)
c. Tentukan akses darah yang akan ditusuk
d.
Bersihkan daerah yang akan ditusuk dengan betadine 10% lalu alcohol 70%
kemudian ditutup pakai duk steril
e. Sediakan alat-alat yang steril didalam bak spuit kecil :spuit 2,5 cc sebanyak
1, spuit 1 cc 1 buah, mangkok kecil berisi saline 0,9% dan kasa steril
f. Sediakan obat-obatan yang perlu yaitu lidonestdan heparin
g. Pakai masker dan sarung tangan steril
h. Lakukan anestesi local didaerah akses darah yang akan ditusuk
i. Tusuk dengan AV fistula lalu berikan heparin sebanyak 2000 unit pada inlet
sedangkan outlet sebanyak 1000 unit
j. Siap sambungkan ke sirkulasi tertutup yang telah disediakan
k. Aliran darah permulaan sampai 7 menit 75 ml/menitkemudian dinaikkan
perlahan sampai 200 ml/menit
l. Tentukan TMP sesuai dengan kenaikkan berat badan
m. Segera ukur kemabali tekanan darah, nadi, pernapasan, akses darah yang
digunakan dicatat dalam status yang telah tersedia.
Perawatan pasien Hemodialisa
Terbagi 3 yaitu ;
a. Perawatan sebelum hemodialisa
Mempersiapkan perangkat HD
Mempersiapkan mesin HD
Mempersiapkan cara pemberian heparin
Mempersiapkan pasien baru dengan memperhatikan factor Bio
Psiko Sosial, agar penderita dapat bekerja sama dalam hal
program HD
Mempersiapkan akses darah
-
7/23/2019 MAKALAH ASKEP HEMODIALISA1
11/29
Menimbang berat bada, mengukur tekanan darah, nadi,
pernapasan
Menentuakn berat badan kering
Mengambil pemeriksaan rutin san sewaktu
b. Perawatan Selama Hemodialisa
Selama HD berjalan ada 2 hal pokok yang diobservasi yaitu penderita
dan mesin HD
1). Observasi terhadap pasien HD
Tekanan darah, nadi diukur setiap 1 jam lalu dalam status
Dosis pemberian heparin dicatat setiap 1 jam dalam status
Cairan yang masuk perparenteral maupun peroral dicatat jumlahnya
dalam status.
Akses darah dihentikan.
2). Observasi terhadap mesin HD
Kecepan aliran darah /Qb, kecepatan aliran dialisat/Qd dicatat setiap 1
jam
Tekanan negatif, tekanan positif, dicatat setiap jam
Suhu dialisa, conductivity diperhatikan bila perlu diukur
Jumlah cairan dialisa, jumlah air diperhatikan setiap jam
Ginjal buatan, slang darah, slang dialisat dikontrol setiap 1 jam.
c. Perawatan sesudah Hemodialisa
Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan yaitu cara menghentikan
HD pada pasien dan mesin HD
1). Cara mengakhiri HD pada pasien
Untuk tekanan darah nadi sebelum slang inlet dicabut
Ambil darah untuk pemeriksaan laboratorium
Kecilkan aliran darah menjadi 75 ml/menit
Cabut AV fistula intel/ lalu bilas slang inlet memakai saline normal
sebanyak 50-100 cc, lalu memakai udara hingga semua darah dalam
sirkulasi ekstrakorporeal kembali ke sirkulasi sistemik
-
7/23/2019 MAKALAH ASKEP HEMODIALISA1
12/29
Tekan pada bekas tusukan inlet dan outlet selama 5-10 menit, hingga
darah berhenti dari luka tusukan
Tekanan darah, nadi, pernapasan ukur kembali lalu catat
Timbang berat badan lalu dicatat
Kirimkan darah ke laboratorium
2). Cara mengakhiri mesin HD
Kembalikan tekanan negative, tekanan positif, ke posisi nol
Sesudah darah kembali ke sirkulasi sistemik cabut selang dialisat lalu
kembalikan ke Hansen connector
Kambalikan tubing dialisat pekat pada konektornya
Mesin ke posisi rinse, lalu berikan cairan desifektan (hipoclhoride
pekat) sebanyak 250 cc, atau cairan formalin 3% sebanyak 250 cc
Bila formalin dibiarkan selama 1-2 x 24 jam, baru mesin dirinsekan
kembali.
2.8 Cara Kerja Hemodialisa
Sebuah ginjal buatan disambung dengan mesin hemodialisa. Sebuah
selang infus akan bertugas mengalirkan darah dari tubuh anda untuk dibersihkan
di ginjal buatan, selang infus lainnya akan mengalirkan kembali darah ke tubuh
anda. Proses ini yang akan membuang sampah dan air yang berlebih dari tubuh
anda.
Diperlukan suatu cara agar darah bisa masuk ke mesin, hal ini disebut
dengan akses. Akses yang paling umum adalah fistula di lengan . Dokter bedah
anda akan membuat sayatan kecil di lengan dan menyambung 2 pembuluh darah,
arteri dan vena. Hal ini akan membuat pembuluh vena menjadi besar dan
memudahkan perawat dialisa untuk memasang 2 jarum, satu untuk mengalirkan
darah menuju mesin, yang lainnya mengalirkan darah menuju tubuh.
-
7/23/2019 MAKALAH ASKEP HEMODIALISA1
13/29
2.9 Komplikasi Hemodialisa
A. Hipotensi
Penyebab : terlalu banyak darah dalam sirkulasi mesin, ultrafiltrasi
berlebihan, obat-obatan anti hipertensi.
B. Mual dan muntah
Penyebab : gangguan GI, ketakutan, reaksi obat, hipotensi.
C. Sakit kepala
Penyebab : tekanan darah tinggi, ketakutan.
D. Demam disertai menggigil.
Penyebab : reaksi fibrogen, reaksi transfuse, kontaminasi bakteri pada
sirkulasi darah.
E. Nyeri dada.
Penyebab : minum obat jantung tidak teratur, program HD yang terlalu
cepat.
F.
Gatal-gatal
Penyebab : jadwal dialysis yang tidak teratur, sedang.sesudah transfuse
kulit kering.
G. Perdarahan amino setelah dialysis.
Penyebab : tempat tusukan membesar, masa pembekuan darah lama,
dosis heparin berlebihan, tekanan darah tinggi, penekanan, tekanan tidak
tepat.
H. Kram otot
Penyebab : penarikan cairan dibawah BB standar. Penarikan cairan
terlalu cepat (UFR meningkat) cairan dialisat dengan Na rendah BB naik
> 1kg. Posisi tidur berubah terlalu cepat.
2.10
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Hemodialisa
A. PENGKAJIAN
a. Biodata
1) Nama :
2) Umur : Biasanya terjadi pada usia lebih dari 50 tahun
-
7/23/2019 MAKALAH ASKEP HEMODIALISA1
14/29
3) Jenis Kelamin :
4) Pekerjaan :
5) Agama :
6) Alamat :
7) Pendidikan :
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Pada pasien GGK yang akan dilakukan hemodialisa biasanya mengeluh mual,
muntah, anorexia, akibat peningkatan ureum darah dan edema akibat retensi
natrium dan cairan.
2. Riwayat kesehatan yang lalu
Perlu ditanya penyakit-penyakit yang pernah diderita klien sebagai penyebab
terjadinya GGK, seperti DM, glomeruloo nefritis kronis, pielonefritis. Selain
itu perlu ditanyakan riwayat penggunakan analgesik yang lama atau menerus.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Perlu ditanyakan apakah orang tua atau kelauarga lain ada yang menderita
GGK erat kaitannya dengan penyakit keturunannya seperti GGK akibat DM.
c. Data Biologis
1. Makan/ minum
Biasanya terjadi penurunan nafsu makan sehubungan dengan keluhan mual
muntah akibat peningkatab ureum dalam darah.
2. Eliminasi
Biasanya terjadi ganggutian pengeluaran urine seperti oliguri, anuria, disuria,
dan sebagainya akibat kegagalan ginjal melakukan fungsi filtrasi, reabsorsi
dan sekresi.
-
7/23/2019 MAKALAH ASKEP HEMODIALISA1
15/29
3. Aktivitas
Pasien mengalami kelemahan otot, kehilangan tonus dan penurunan gerak
sebagai akibat dari penimbunan ureum dan zat-zat toksik lainnya dalam
jaringan.
4. Istrahat/ tidur
Pasien biasanya mengalami gangguan pola istrahat tidur akibat keluhan-
keluhan sehubungan dengan peningkatan ureum dan zat-zat toksik seperti
mual, muntah, sakit kepala, kram otot dan sebagainya.
d. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : lemah dan penurunan tingkat kesadaran akibat
terjadinya uremia
Vital sign : biasanya terjadi hipertensi akibat retensi cairan dan
natrium dari aktivitas sistim rennin
BB : Biasanya meningkat akibat oedema
1. Inspeksi
- Tingkat kesadaran pasien biasanya menurun
- Biasanya timbul pruritus akibat penimbunan zat-zat toksik pada kulit
- Oedema pada tangki, acites, sebagai akibat retensi cairan dan natrium
2. Auskultasi
Perlu dilakukan untuk mengetahui edema pulmonary akibat penumpukan
cairan dirongga pleura dan kemungkinan gangguan jantung (perikarditis)
akibat iritasi pada lapisan pericardial oleh toksik uremik serta pada tingkat
yang lebih tinggi dapat terjadi gagal jantung kongestif.
3. Palpasi
Untuk memastikan oedema pada tungkai dan acietas.
4. Perkusi
Untuk memastikan hasil auskultasi apakah terjadi oedema pulmonar yang
apabila terjadi oedema pulmonary maka akan terdengar redup pada perkusi.
-
7/23/2019 MAKALAH ASKEP HEMODIALISA1
16/29
e. Data psikologis
Pasien biasanya mengalami kecemasan akibat perubahan body image, perubahan
peran baik dikeluarga maupun dimasyarakat. Pasien juga biasanya merasa sudah
tidak berharga lagi karena perubahan peran dan ketergantungan pada orang lain.
f,. Data sosial
Pasien biasanya mengalami penurunan aktivitas sosial akibat penurunan kondisi
kesehatan dan larangan untuk melakukan aktivitas yang berat.
g. Data Penunjang
1. Rontgen foto dan USG yang akan memperlihatkan ginjal yang kecil dan
atropik
2. Laboratorium :
BUN dan kreatinin, terjadi peningkatan ureum dan kreatinin dalam darah.
Elektrolit dalam darah : terjadi peningkatan kadar kalium dan penurunan
kalium.
B.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kelebihan volume cairan berhubungan darah penurunan haluaran urin, diet
berlebihan dan retensi urine.
2.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual, muntah, pembatasan diet dan perubahan membram mukosa
mulut.
3. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan.
-
7/23/2019 MAKALAH ASKEP HEMODIALISA1
17/29
C.INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosis
Keperawatan
Nursing Outcome
Classification
Nursing Intervention
Classification
Kelebihan volume
cairan berhubungan
darah penurunan
haluaran urin, diet
berlebihan dan retensi
urine
Setelah di lakukan tindakan
keperawatan selama 1 x 24
jam, diharapkan kondisi
pasien sebagai berikut :
Menunjukkan perubahan
berat badan yang lambat
Mempertahankanpembatasan diet dan
cairaan
Menunjukkan turgor kulit
normal tampa oedema
Melaporkan adanya
kemudahan dalam
bernapas atau tidak terjadi
napas pendek.
a. Kaji status pasien
b. Timbang berat
badan harian
c. Keseimbangan
masukan dan
haluaran
d. Turgor kulit dan
adanya oedema
e. Tekanan darah,
denyut nadi dan
irama nadi
f. Batasi masukan
cairan
g. Bantu pasien
dalam menghadapi
ketidaknyamanan
akibat pembatasan
cairan
-
7/23/2019 MAKALAH ASKEP HEMODIALISA1
18/29
Diagnosis
Keperawatan
Nursing Outcome
Classification
Nursing Intervention
Classification
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan
dengan
anoreksia, mual,
muntah,
pembatasan diet
dan perubahan
membram
mukosa mulut.
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1 x 24
jam, diharapkan kondisi
pasien sebagai berikut :
Memilih makanan yang
menimbulkan nafsu
makan dalam batasi diet.
Menunjukkan tidakadanya penambahan atau
penurunan berat badan
yang cepat
Menunjukkan turgor kulit
yang normal tampa
oedema, kadar albumin
plasma dapat diterima.
a.
Kaji faktor berperan
dalam merubah
masukan nutrisi
b.Anoreksia, mual
muntah
c.Kurang memahami
pembatasan diet
d.Menyediakan
makanan kesukaan
pasien dalam batas
diet
e.Tingkatkan masukan
protein yang
mengandung nilai
biologis, tinggi, telur,
produk susu, daging.
-
7/23/2019 MAKALAH ASKEP HEMODIALISA1
19/29
Diagnosis
Keperawatan
Nursing Outcome
Classification
Nursing Intervention
Classification
Kurang
pengetahuan
tentang kondisi
dan penanganan
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x24
jam, diharapkan kondisi
pasien sebagai berikut :
Menyatakan rencana
untuk melanjutkan
kehidupan normalnya
sedapat mungkin.
Menggunakan informasi
dan instruksi tertulis.
Bantu pasien
untuk
mengidentifikasi
cara-cara untuk
memahami
berbagai
perubahan akibat
penyakit danpenanganan
yang
mempengaruhi
hidupnya.
-
7/23/2019 MAKALAH ASKEP HEMODIALISA1
20/29
BAB III
PEMBAHASAN ILUSTRASI KASUS
Tn.U usia 55 tahun masuk rumah sakit melalui IGD pada tanggal 22
maret 2014 dengan keluhan sesak, badan terasa lemah, terdapat edema pada
ekstremitas bawah. Tanda-tanda vital ketika masuk rumah sakit yaitu tekanan
darah : 170/100 mmHg, Nadi : 88x/menit, RR : 28 x/menit, S : 36,7 C,
terpasang kanul 3L/menit, CRT > 4 detik.
A. PENGKAJIAN
I. Identitas diri klien
Nama : Tn. U
Umur : 55 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Sumber informasi : Klien dan keluarga
Tgl pengkajian : 23 Maret 2014
II. Riwayat Penyakit
1. Keluhan utamaKlien mengeluhkan sesak dan lemas
3. Riwayat penyakit sekarang
Klien masuk rumah sakit melalui IGD pada tanggal 22 maret 2013 dengan
keluhan sesak, mual, badan terasa lemah, terdapat edema pada ekstremitas
bawah. Tanda-tanda vital ketika masuk rumah sakit yaitu tekanan darah :
170/100, Nadi : 88x/i, RR : 28 x/i, S : 36,7 C.
Riwayat penyakit dahulu
Keluarga klien mengatakan klien pernah masuk rumah sakit sebelumnya
dengan keluhan sakit hipertensi. Keluarga klien mengatakan klien memiliki
riwayat penyakit Diabetes militus, hipertensi dan asma.
4. Diagnosa medis
-
7/23/2019 MAKALAH ASKEP HEMODIALISA1
21/29
Gagal ginjal stadium V
III. Pengkajian
1. Persepsi dan pemeliharan kesehatan
Menurut penuturan keluarga, Pasien memandang kesehatan sanggat
penting untuk dijaga. Jika klien merasakan sakit, demam, atau sekedar
flu biasanya klien memeriksakan diri ke Puskesmas atau ke pelayanan
kesehatan terdekat
2. Pola nutrisi
Program di RS : Tinggi protein
Intake makanan : klien makan 3x sehari.
Intake Cairan : Klien minum 4 gelas/hari, air putih dan teh.
3. Pola eliminasi:
Sebelum sakit keluarga klien mengatakan bahwa klien biasa BAB
1x/hari pagi hari. Dan Saat sakit klien belum pernah BAB, terpasang
cateter dengan urin keluar 300 cc per 12 jam.
4. Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit keluarga klien mengatakan bahwa klien mulai tidur
malam sekitar jam 22.00 kemudian subuh jam 04.30 bangun untuk
melaksanakan solat subuh. Saat ini klien hanya terbaring ditempat
tidur, klien mengatakan badannya lemah.
IV. Pemeriksaan Fisik
I. Keluhan yang dirasakan saat ini :
1. Kesadarannya compos mentis, GCS 14. Klien merasakan badannya lemas
2. TD pre HD : 159/ 83mmHg
3. TD post HD: 150/79mmHg
4. RR: 26x/menit
5. HR: 78x/menit
-
7/23/2019 MAKALAH ASKEP HEMODIALISA1
22/29
6. S:36C
7. BB pre HD : 63 kg
a. Kepala
Bentuk kepala simetris, warna rambut hitam dan sebagian beruban, lebat,
kebersihan kepala baik, rambut klien panjang lurus, tidak ada benjolan dan
kelainan pada kepala, penyebaran rambut merata
b. Telinga
Telinga simetris, tidak terdapat serumen
c. Mata
Terdapat ikterik pada sklera, tidak strabismus, pupil Isokor, skrera anikterik mata
anemis dan tidak ada udema palpebra.
d. Hidung
Simetris kiri dan kanan, terpasang kanul oksigen 3 lpm
e. Mulut
Bibir lembab, gigi terdapat karies, mulut dan lidah bersih
f. Leher
Posisi leher baik, terdapat kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
g. Thorax
Pergerakan dinding dada simetris, suara nafas vesikuler, perkusi: sonor.
h. Abdomen
perkusi: suara timpani, peristaltik usus 12x/menit.
i. Ekstremitas
Tidak ada luka dan dapat melakukan pergerakan dengan baik, terdapat udem pada
ekstremitas bawah, capillary refil 4 detik.
-
7/23/2019 MAKALAH ASKEP HEMODIALISA1
23/29
II. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah : Tanggal 24 Maret 2012
Parameter Nilai normal
HB 8,5 mg/dl 12-16 NORMAL
UREA 197 mg/dl 10-50 HIGH
CREATININ 8,46 mg/dl 0,5-1,2 HIGH
K 4,8 mmol/dl 3,4-5,4 NORMAL
NA 149 mmol/dl 135-155 NORMAL
Cl 97 mmol/dl 95-108 NORMAL
URIC ACID 7,8 mg/dl 3,4-7 HIGH
-
7/23/2019 MAKALAH ASKEP HEMODIALISA1
24/29
IV. ANALISA DATA
DATA PROBLEM ETIOLOGI
DO :
klien tampak bernafas mengunakan
Terpasang nasal kanul 3L/mnt
Kesadarannya compos mentis, GCS 14.
Klien merasakan badannya lemas
TD pre HD : 159/ 83mmHg
TD post HD: 150/79mmHg
RR: 26x/menit
HR: 78x/menit
S:36C
DS :
Klien mengatakan nafas terasa sesak.
klien mengatakan sesak nafas jika O2
dilepas.
klien mengatakan batuk tetapi tidak ada
dahak
Pola nafas tidak
efektif
Depresi pusat
pernafasan
DS :
Klien mengatakan BB terakhir adalah 63
kg
DO :
Ke dua kaki terlihat edema
BAK kurang lebih 300 cc
Capillary raffyl kurang lebih 4 detik
Balance cairan +1335,63 cc
Kelebihan volume
cairan
Mekanisme
pengaturan
melemah
-
7/23/2019 MAKALAH ASKEP HEMODIALISA1
25/29
V. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasar analisa data dapat di simpulkan dianosa keperawatan sesuai dengan
prioritas masalah :
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernafasan
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan mekanisme pengaturan melemah
VI. INTERVENSI KEPERAWATAN
DX.
KEPERAWATAN
NOC NIC
Pola Nafas tidak
efektif berhubungan
dengan depresi pusat
pernafasan
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x24
jam pasien menunjukkan
keefektifan pola nafas,
dibuktikan dengan kriteria
hasil:
Mendemonstrasikan batuk
efektif dan suara nafas yang
bersih, tidak ada sianosis
dan dyspneu (mampu
mengeluarkan sputum,
mampu bernafas dg mudah,
tidakada pursed lips)
Menunjukkan jalan nafas
yang paten (klien tidakmerasa tercekik, irama
nafas, frekuensi pernafasan
dalam rentang normal, tidak
ada suara nafas abnormal)
Tanda Tanda vital dalam
rentang normal (tekanan
darah, nadi, pernafasan)
Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
Pasang mayo bila perlu
Lakukan fisioterapi dada
jika perlu
Keluarkan sekret dengan
batuk atau suction
Auskultasi suara nafas, catat
adanya suara tambahan
Berikan bronkodilator
Berikan pelembab udara
Kassa basah NaCl Lembab
Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
Monitor respirasi dan status
O2
Bersihkan mulut, hidung dan
secret trakea
ertahankan jalan nafas yang
paten
-
7/23/2019 MAKALAH ASKEP HEMODIALISA1
26/29
bservasi adanya tanda tanda
hipoventilasi
Monitor adanya kecemasan
pasien terhadap oksigenasi
onitor vital sign
nformasikan pada pasien dan
keluarga tentang tehnik
relaksasi untuk
memperbaiki pola nafas.
Ajarkan bagaimana batuk
efektif
onitor pola nafas
Kelebihan Volume
Cairan berhubungan
dengan Mekanisme
pengaturan melemah
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama1x24
jam, Kelebihan volume
cairan teratasi dengan
kriteria:
Terbebas dari edema, efusi,
anaskara
Bunyi nafas bersih, tidak ada
dyspneu/ortopneu
Terbebas dari distensi vena
jugularis,
Memelihara tekanan venasentral, tekanan kapiler
paru, output jantung dan
vital sign DBN
Terbebas dari kelelahan,
kecemasan atau bingung
Pertahankan catatan intake
dan output yang akurat
Pasang urin kateter jika
diperlukan
Monitor hasil lab yang
sesuai dengan retensi cairan
(BUN , Hmt , osmolalitas
urin )
Monitor vital sign
Monitor indikasi retensi /
kelebihan cairan (cracles,
CVP , edema, distensi venaleher, asites)
Kaji lokasi dan luas edema
Monitor masukan makanan
/ cairan
Monitor status nutrisi
Berikan diuretik sesuai
interuksi
-
7/23/2019 MAKALAH ASKEP HEMODIALISA1
27/29
Kolaborasi pemberian obat
Monitor berat badan
Monitor elektrolit
Monitor tanda dan gejala
dari odema
-
7/23/2019 MAKALAH ASKEP HEMODIALISA1
28/29
BAB IV
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Hemodialisa adalah pengobatan bagi orang yang menurun fungsi
ginjalnya. Hemodialisa mengambil alih fungsi ginjal untuk membersihkan
darah dengan cara mengalirkan melalui ginjal buatan.
Pasien yang memerlukan hemodialisa adalah pasien GGK dan GGA apabila
terdapat indikasi Hiperkalemia, Asidosis, Kadar ureum/kreatinin tinggi dalam
darah, Kelebihan cairan, Perikarditis dan konfusi yang berat, Hiperkalsemia
dan hipertensi.
3.2
Saran
Semakin berkembangnya zaman dan teknologi semakin meningkat juga
resiko akan penyakit pada manusia terutama dalam hal ini kehilangan fungsi
ginjal atau gagal ginjal, maka hemodialisis merupakan sarana penting dalam
mengatasi hal ini sehingga dapat mengembalikan fungsi ginjal yang sehat.
-
7/23/2019 MAKALAH ASKEP HEMODIALISA1
29/29
DAFTAR PUSTAKA
1.
NANDA, Nursing Diagnosis: Definition and classification 2005-2006.
NANDA International Philadelphia
2. Jhonshon Marion, dkk. Nursing Outcomes Classification (NOC) second
edition, by mosby Year Book Inc. New York
3. NKF, 2006, Hemodialysis. Terdapat pada: http://www.kidneyatlas.org.
PERNEFRI, 2003, Konsensus dialisis. Sub Bagian Ginjal dan Hipertensi
Bagian Ilmu Penyakit dalam. FKUI-RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.
Jakarta.
4.
Rose, B. D. & Post, T. W, 2006, Hemodialysis: Patient information,
Terdapat pada: http://www.patients.uptodate.com.