Download - MAKALAH FARMAKOLOGI beneran
MAKALAH FARMAKOLOGI
“INTERAKSI OBAT”
:
Robert Fernando (070600077)
Dian Hidayati (070600080)Jesica N. Sihite (070600084)Chihargo (070600086)Siti Iwa Irana (070600094)
2009
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Di dalam tubuh obat mengalami berbagai macam proses hingga akhirnya obat di
keluarkan lagi dari tubuh. Proses-proses tersebut meliputi, absorpsi, distribusi, metabolisme
(biotransformasi), dan eliminasi. Dalam proses tersebut, bila berbagai macam obat diberikan
secara bersamaan dapat menimbulkan suatu interaksi. Selain itu, obat juga dapat berinteraksi
dengan zat makanan yang dikonsumsi bersamaan dengan obat.
Interaksi yang terjadi di dalam tubuh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu interaksi
farmakodinamik dan interaksi farmakokinetik. Interaksi farmakodinamik adalah interaksi
antar obat (yang diberikan berasamaan) yang bekerja pada reseptor yang sama sehingga
menimbulkan efek sinergis atau antagonis. Interaksi farmakokinetik adalah interaksi antar 2
atau lebih obat yang diberikan bersamaan dan saling mempengaruhi dalam proses ADME
(absorpsi, distribusi, metabolisme, dan eliminasi) sehingga dapat meningkatkan atau
menurunkan salah satu kadar obat dalam darah. Selanjutnya akan dibahas lebih lanjut tentang
interaksi farmakokinetik.
Interaksi Famakokinetik
Interaksi pada proses absorpsi
Interaksi dalam absorbsi di saluran cerna dapat disebabkan karena
Interaksi langsung yaitu terjadi reaksi/pembentukan senyawa kompleks antar senyawa
obat yang mengakibatkan salah satu atau semuanya dari macam obat mengalami
penurunan kecepatan absorpsi.
Contoh: interaksi tetrasiklin dengan ion Ca2+, Mg2+, Al2+ dalam antasid yang
menyebabkan jumlah absorpsi keduanya turun.
Perubahan pH
Interaksi dapat terjadi akibat perubahan harga pH oleh obat pertama, sehingga
menaikkan atau menurukan absorpsi obat kedua.
Contoh: pemberian antasid bersama penisilin G dapat meningkatkan jumlah absorpsi
penisilin G
Motilitas saluran cerna
Pemberian obat-obat yang dapat mempengaruhi motilitas saluan cerna dapat
mempegaruhi absorpsi obat lain yang diminum bersamaan.
Contoh: antikolinergik yang diberikan bersamaan dengan parasetamol dapat
memperlambat parasetamol.
Interaksi pada proses distribusi
Di dalam darah senyawa obat berinteraksi dengan protein plasma. Seyawa yang asam
akan berikatan dengan albumin dan yang basa akan berikatan dengan α1-glikoprotein. Jika
2 obat atau lebih diberikan maka dalam darah akan bersaing untuk berikatan dengan
protein plasma,sehingga proses distribusi terganggu (terjadi peingkatan salah satu
distribusi obat kejaringan).
Contoh: pemberian klorpropamid dengan fenilbutazon, akan meningkatkan distribusi
klorpropamid.
Interaksi pada proses metabolisme
Hambatan metabolisme
Pemberian suatu obat bersamaan dengan obat lain yang enzim pemetabolismenya
sama dapat terjadi gangguan metabolisme yang dapat menaikkan kadar salah satu
obat dalam plasma, sehingga meningkatkan efeknya atau toksisitasnya.
Cotoh: pemberian S-warfarin bersamaan dengan fenilbutazon dapat menyebabkan
mengkitnya kadar Swarfarin dan terjadi pendarahan.
Inductor enzim
Pemberian suatu obat bersamaan dengan obat lain yang enzim pemetabolismenya
sama dapat terjadi gangguan metabolisme yang dapat menurunkan kadar obat dalam
plasma, sehingga menurunkan efeknya atau toksisitasnya.
Contoh: pemberian estradiol bersamaan denagn rifampisin akan menyebabkan kadar
estradiol menurun dan efektifitas kontrasepsi oral estradiol menurun.
Interaksi pada proses eliminasi
Gangguan ekskresi ginjal akibat kerusakan ginjal oleh obat
jika suatu obat yang ekskresinya melalui ginjal diberikan bersamaan obat-obat yang
dapat merusak ginjal, maka akan terjadi akumulasi obat tersebut yang dapat
menimbulkan efek toksik.
Contoh: digoksin diberikan bersamaan dengan obat yang dapat merusak ginjal
(aminoglikosida, siklosporin) mengakibatkan kadar digoksin naik sehingga timbul
efek toksik.
Kompetisi untuk sekresi aktif di tubulus ginjal
Jika di tubulus ginjal terjadi kompetisi antara obat dan metabolit obat untuk sistem
trasport aktif yangsama dapat menyebabkan hambatan sekresi.
Contoh: jika penisilin diberikan bersamaan probenesid maka akan menyebabkan
klirens penisilin turun, sehingga kerja penisilin lebih panjang.
Perubahan pH urin
Bila terjadi perubahan pH urin maka akan menyebabkan perubahan klirens ginjal. Jika
harga pH urin naik akan meningkatkan eliminasi obat-obat yang bersifat asam lemah,
sedangkan jika harga pH turun akan meningkatkan eliminasi obat-obat yang bersifat
basa lemah.
Contoh: pemberian pseudoefedrin (obat basa lemah) diberikan bersamaan ammonium
klorida maka akan meningkatkan ekskersi pseudoefedrin. Terjadi ammonium klorida
akan mengasamkan urin sehingga terjadi peningkatan ionisasi pseudorfedrin dan
eliminasi dari pseudoefedrin juga meningkat
I.2. TUJUAN
Tujuan praktikum ini adalah mengenal dan memahami interaksi yang mungkin terjadi
pada resep polifarmasi.
BAB II
PELAKSANAAN
II.1. ALAT DAN BAHAN
Resep-resep polifarmasi dari dokter gigi atau copy resep dokter gigi yang sah dari
apotek.
II.2. TEKNIK PELAKSANAAN
1. Mengenal
- Nama dagang dan nama generik sediaan dari tiap item yang diresepkan
- Bentuk formula dari sediaan yang diresepkan
2. Mengkaji
a. Interaksi farmaseutik
- Obat yang tidak tercampurka bila digerus
- Obat yang tidak tercampurkan bila dicampur sebagai larutan injeksi
b. Interaksi farmakokinetik
- Absorbsi
- Ikatan protein
- Distribusi
- Biotransformasi/metabolisme
- Ekskresi
Apakah menggunakan jalur atau mekanisme yang sama?
c. Interaksi farmakodinamik
- Sinergis (adisi/summasi atau potensiasi/supra adisi)
- Antagonisme (kompetitif atau non kompetitif)
BAB III
PEMBAHASAN
RESEP DOKTER GIGI
R/ Trichodazol 500 mg tab No. V
S3 dd 1/2
R/ Amoxsan 500 mg cap No.X
S3 dd I
R/ Analsik tab No. VII
S3 dd I
1. Nama dagang : Trichodazol
Nama Generik : Metronidazol
Bentuk formula : Tablet
Golongan : Antimikroba golongan lain
Metronidazol sangat bermanfaat pada pengobatan amubiasis
ekstraluminal. Obat ini mebasmi secara efektif infeksi jaringan amoeba (abses
hati, infeksi dinding usus, dan ekstra intestinal), tetapi pengobatan amubisid
luminal harus menggunakan obat ini untuk mencapai laju kuratif yang
memuaskan terhadap infeksi luminal. Metronidazl membunuh tropozoit tetapi
tidak membunuh kista E histolitica.
2. Nama dagang : Amoxsan
Nama Generik : Amoksisilin
Bentuk formula : Tablet
Golongan : Antimikroba beta laktam
Mempunyai aktivitas yang sama dengan ampicilin, namun jauh lebih
baik dalam hal absorbsi. Dengan dosis oral yang sama, amoksisilin mencapai
kadar dalam darah yang tingginya kira-kira dua kali lebih tinggi daripada yang
dicapai oleh ampicilin, sedang masa paruh eliminasi kedua obat hampir sama.
Distribusi amoksisilin secara garis besar sama dengan ampicilin. Dosis sehari
dapat diberikan lebih kecil dari ampicilin karena absorbsinya lebih baik
daripada ampicilin.
3. Nama dagang : Analsik
Nama generik : - Diazepam
- Metampiron
Bentuk formula : Tablet
Golongan : Diazepam termasuk golongan psikotropika dan
Metampiron termasuk golongan analgesik.
Diazepam mempunyai aktivitas antispastik. Obat ini bekerja pada
semua sinaps GABA, tetapi tempat kerjanya untuk menurunkan spastik setidaknya
sebagian terdapat pada sumsum tulang belakang. Dapat digunakan pada pasien
dengan spasme otot apapun, termasuk trauma otot lokal. Tetapi, sedasi yang
terjadi pada pasien sampai kepada pengurangan tonus otot. Dosis mulai 4 mg per
hari dan ditingkatkan bertahap sampai 60 mg per hari. Metampiron bekerja
sebagai analgesia, diabsorbsi di saluran pencernaan dan mempunyai waktu paruh
1-4 jam
FARMAKODINAMIK
FARMAKODINAMIK AMOXSAN ANALSIK TRICHODAZOL
MEKANISME KERJA Menghambat
sintesis
mukopeptida yang
diperlukan dalam
pembentukan
dinding sel bakteri.
Ia menghambat
ikatan silang (cross
linkage) antara
rantai linear
peptidoglikan yang
membentuk susunan
komponen utama
dinding bakteri
gram positif.
Sebagai analgetik
dan tranquilizer.
Metampiron
sebagai analgetik
dan diazepam
sebagai ansiolitik
dan hipnotik.
Mempunyai efek
radiosensitisasi pada sel tumor
pada amubiasis metronidazol
membunuh entamoeba
histolitica. Dalam bakteri
anaerob dan sel protozoa
sensitif membunuh organisme
dengan bereaksi terhadap
makromolekul intraseluler.
Invtro aktif terhadap anaerob
obligat tapi tidak mempunyai
efek yang bermakna terhadap
bakteri anaerob fakultatif atau
aerob obligat.
EFEK SAMPING Gangguan saluran
cerna, seperti mual,
muntah, dan diare,
serta cepat lelah dan
gatal-gatal.
Agranulositosis,
alergi, perdarahan,
saluran pencernaan,
gangguan mental,
mengantuk,
ketergantungan
obat, depresi
pernapasan.
Mual, sakit kepala, mulut
kering, rasa metalik di mulut,
urin menjadi gelap atau merah
kecoklatan, susah tidur, lemah,
pusing, stomatitis,rash, rasa
terbakar di uretral.
KONTRAINDIKASI Pasien dengan
sejarah
hipersensitifitas
terhadap penisilin,
gangguan ginjal dan
hati, gangguan
pembekuan darah,
Hipersensitifitas,
gangguan jiwa
berat,
tendensi
perdarahan,
porfiria,
hipersensitif
Diskrasia darah.
Penyakit susunan saraf pusat
aktif.
mononukleosis. terhadap derivat
Pirazolon.
INDIKASI Infeksi saluran
kemih, infeksi
saluran pernapasan,
otitis media, dan
sinusitis, eksaserbasi
akut, bronkritik
kronik, pneumonia
bakteria, uretritis,
gingivitis, abses
Sakit kepala, nyeri
pinggang, kolik
empedu dan gingjal,
nyeri otot dan
sendi.
Trikomoniasis saluran kemih
dan kelamin, amubiasis dalam
usus, amubiasis hati & ekstra
intestinal, giardiasis, infeksi
Vincent.
Pengobatan &
gigi, salmonelosis
invasif,
gonorhea,profilaksis
endikarditis dan
terapi tambahan
pada meningitis
listeria, akut Epstein
Barr Virus.
pencegahan infeksi anaerob.
DOSIS · Dewasa & anak-
anak dengan berat
badan 20 kg atau
lebih : 250-500 mg
tiap 8 jam.
· Anak-anak dengan
berat badan lebih
dari 8 kg : 125-250
mg tiap 8 jam.
· Tifoid &
paratifoid :
- dewasa : 4
gram/hari dalam
· Dewasa : 3 kali
sehari 1 kaplet.
· Anak-anak : ½
dari dosis dewasa.
· Trikomoniasis :
- dewasa : 3 kali sehari 250 mg
selama 7-10 hari.
Jika perlu, dosis kedua setelah
4-6 minggu.
- anak berusia lebih dari 10
tahun : 3 kali sehari 200-250
mg selama 7 hari.
- anak berusia 5-10 tahun : 375
mg/hari selama 7 hari.
- anak berusia 3-5 tahun : 250
mg/hari selama 7 hari.
- anak berusia kurang dari 3
dosis terbagi selama
14-21 hari.
- anak-anak : 100
mg/kg berat
badan/hari dalam
dosis terbagi selama
14-21 hari.
· Pembawa
tifoid/tifus : 3-4
gram/hari dalam
dosis terbagi
minimum selama 1
bulan.
· Gonore : 3 gram
Amoksan + 1 gram
Probenesid sebagai
dosis tunggal.
· Infeksi saluran
kemih tanpa
komplikasi : dosis
tunggal sebesar 3
gram.
· Sifilis : 250 mg
tiap 6 jam selama 4
minggu sampai
dengan 5 bulan.
· Infeksi saluran
pernafasan bagian
bawah yang berat
atau berulang : 2
tahun : 150 mg/hari selama 7
hari.
· Amubiasis :
- dewasa : 3 kali sehari 750 mg
selama 7-10 hari atau 2 gram
sekali sehari selama 2 hari.
- anak-anak : 35-50 mg/kg berat
badan/hari dalam 3 dosis
terbagi selama 10 hari.
· Infeksi anaerob :
Pencegahan :
- dewasa : 1 gram sebagai
dosis tunggal sebelum operasi,
kemudian 3 kali sehari 250-
500 mg atau sebagi dosis
tunggal.
- anak-anak : 30 mg/kg berat
badan sebagai dosis tunggal 24
jam sebelum operasi,
kemudian 3 kali sehari 4
mg/kg berat badan selama 5
hari.
Pengobatan :
- dewasa : 3 kali sehari 500
mg selama 7 hari.
- anak-anak : 3 kali sehari 7,5
mg.
kali sehari 3 gram.
· Abses gigi : 2 kali
sehari 3 gram
dengan jarak
pemberian 8 jam.
· Otitis media pada
pasien dewasa dan
anak berusia 3-10
tahun : 2 kali sehari
750 mg selama 2
hari.
KOMPOSISI Amoksisilin trihidrat Natrium Metamizol
500 mg,
Klordiazeposida
HCl 5 mg, Vitamin
B1 50 mg, Vitamin
B6 10 mg, Vitamin
B12 10 µg, Kafein
anhidrat 50 mg.
Metronidazol
FARMAKOKINETIK
Tabel 1. Interaksi antara Amoxsan dengan Analsik
FARMAKOKINETIK
AMOXSAN ANALSIK KETERANGAN
ABSORBSI 70-90% absorbsi sangat baik melalui gastrointestinal.
Metampiron diabsorpsi di saluran cernaDiazepam diabsorpsi di duodenum
Absorbsi sempurna
IKATAN PROTEIN Diikat 17-20% oleh protein plasma
-
DISTRIBUSI Distribusi luas di dalam tubuh (ke seluruh jaringan tubuh dan cairan, kecuali CSS), kemudian masuk ke empedu dan kesiklus enterohepatik.
Cairan tubuh, jaringan dan tulang, kecuali ke CSS walaupun sedang terjadi meningitis
METABOLISME 10% metabolisme oleh hati
Hati oleh CYP3A4 Memperberat kerja hati
EKSKRESI Paling banyak melalui urin, sisanya melalui feses dan empedu
Ginjal Memperberat kerja ginjal
Tabel 2. Interaksi antara Amoxsan dengan Trichodazol
FARMAKOKINETIK
AMOXSAN TRICHODAZOL KETERANGAN
ABSORPSI 70-90% absorbsi sangat baik melalui gastrointestinal.
Sebagian besar di usus halus
IKATAN PROTEIN Diikat 17-20% oleh protein plasma
-
DISTRIBUSI Distribusi luas di dalam tubuh (ke seluruh jaringan tubuh dan cairan, kecuali CSS),
Di cairan serebrospinalis, ASI dan alveolar tulang
kemudian masuk ke empedu dan kesiklus enterohepatik.
METABOLISME 10% metabolisme oleh hati
Di hati Memperberat kerja hati
EKSKRESI Paling banyak melalui urin, sisanya melalui feses dan empedu
Melalui urin Memperberat kerja ginjal
Tabel 3. Interaksi antara Analsik dengan Trichodazol
FARMAKOKINETIK ANALSIK TRICHODAZOL KETERANGANABSORBSI Metampiron
diabsorpsi di saluran cernaDiazepam diabsorpsi di duodenum
Sebagian besar di usus halus
Absorbsi sempurna
IKATAN PROTEIN - - -DISTRIBUSI Cairan tubuh, jaringan
dan tulang, kecuali ke CSS walaupun sedang terjadi meningitis
Di cairan serebrospinalis, ASI dan alveolar tulang
METABOLISME Hati oleh CYP3A4 Di hati Memperberat kerja hati
EKSKRESI Ginjal Melalui urin Memperberat kerja ginjal
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
III.1. KESIMPULAN
Interaksi obat dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Interaksi obat
dianggap penting secara klinik bila berakibat meningkatkan toksisitas dan atau mengurangi
efek obat yang berinteraksi, jadi terutama bila menyangkut obat dengan batas keamanan
yang sempit (indeks terapi yang rendah atau slope log DEC yang curam). Demikian juga
dengan obat-obatan yang sering diberikan bersama tentu lebih penting daripada obat yang
jarang dipakai.
Sangatlah penting bagi calon-calon dokter baik dokter gigi maupun dokter umum
untuk mengetahui interaksi obat-obat yang akan diresepkan kepada pasien, oleh karena dari
inraksi tersebut bisa meningkatkan atau menurunkan efektifitas atau efek samping dari obat-
obatan tersebut dan mungkin juga menghasilakn efek samping baru.
III.2. SARAN
Dalam pemberian obat harus berhati-hati teruatam dalam memberikan beberapa obat
sekaligus karena okemungkinan obat-obat tersebut akan berinteraksi. Kita harus mengetahui
apakah interaksi tersebut menguntungkan atau malah merugikan.
DAFTAR PUSTAKA
Penerbit Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia,ISO INDONESIA Volume 43,2008,Bandung:PT
ERRITA PHARMA
Gunawan,Sulistia Gan,dkk, FARMAKOLOGI DAN TERAPI Edisi 5,2007,Jakarta:Gaya
Baru
Katzung,Bertram G.,FARMAKOLOGI DASAR DAN KLINIK Edisi VI,1998,Jakarta:EGC
http://old.medicastore.com/med/caridatapilih.php?cari=ANALSIK&pilih=1&UID=2008122102183566.249.71.236
http://yosefw.wordpress.com/2009/03/20/654/