Download - Makalah GIC

Transcript
Page 1: Makalah GIC

MAKALAH PRAKTIKUM

BAHAN KEDOKTERAN GIGI

‘GLASS IONOMER CEMENT’

Penyusun :

Prisca Listyantika I1D111002 Dita Permatasari I1D111010

Yazid Eriansyah .P. I1D111213 Anis Belinda .Z. I1D111022

Cindy Dwintanandi I1D111026 M. Ali Riswandi I1D111034

Retno Septiana .A. I1D111018 Deslita Trilianti .I. I1D111208

Sharla Nijmatul .L. I1D111212 Habibie Aldiaman I1D111016

Seri Septiani I1D111024 Noryunita Rahmah I1D111040

Sunjaya Tunggala I1D111219 Enny Khalisa I1D111008

Pembimbing : drg. Didit Aspriyanto

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

BANJARMASIN

2012

1

Page 2: Makalah GIC

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, hanya karena izin-

Nya lah makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini diharapkan dapat membantu para

pembaca untuk meningkatkan pengetahuan dan memberikan tambahan informasi,

khususnya tentang bahan Glass Ionomer Cement ( GIC ).

Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada drg. Didit Aspriyanto, atas bimbingan

dan nasihatnya kepada kami, sehingga makalah ini dapat diselesaikan.

Banjarmasin, Juni 2012

Penyusun

2

Page 3: Makalah GIC

DAFTAR ISI

Judul ......................................................................................................................................1

Kata Pengantar.......................................................................................................................2

Daftar Isi................................................................................................................................3

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................5

1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................5

1.4 Metode Penulisan................................................................................................5

Bab II Tinjauan Pustaka

2.1 Pengertian GIC ...................................................................................................6

2.2 Komposisi GIC....................................................................................................6

2.3 Sifat GIC ............................................................................................................8

2.4 Klasifikasi GIC ...................................................................................................9

2.5 Indikasi GIC .......................................................................................................10

2.6 Kontra Indikasi GIC ...........................................................................................10

.............................................................................................................................

Bab III Bahan, Alat dan Metode Praktikum

3.1 Bahan dan Alat....................................................................................................11

3.2 Metode Praktikum ..............................................................................................13

Bab IV Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil Praktikum...................................................................................................15

4.2 Pembahasan.........................................................................................................15

Bab V Penutup

Kesimpulan................................................................................................................18

3

Page 4: Makalah GIC

Daftar Pustaka .......................................................................................................................19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Awalnya semen ini dirancang untuk tambalan estetik pada gigi anterior dan

dianjurkan untuk penambalan gigi dengan preparasi kavitas kelas III dan V. Semen ini

menghasilkan ikatan adhesi yang sangat kuat dengan struktur gigi, akan sangat berguna

untuk restorasi konservatif pada daerah yang tererosi. Kebutuhan akan retensi mekanis

melalui preparasi kavitas menjadi berkurang atau ditiadakan. (Anusavice, 2004)

Ionomer kaca adalah nama generik dari sekelompok bahan yang menggunakan

bubuk kaca silikat dan larutan asam poliakrilat. Bahan ini mendapatkan namanya dari

formulanya yaitu sutu bubuk kaca dan asam ionomer yang mengandung gugus karboksil.

Juga disebut sebagai semen polialkenoat. (Anusavice, 2004)

Penggunaan semen ionomer kaca telah meluas antara lain sebagai bahan perekat,

pelapik, bahan restoratif untuk restorasi konservatif kelas I dan II, sebagai penutup pit

dan fisura. Meskipun demikian, semen ionomer kaca tidak dianjurkan untuk restorasi

kelas II dan IV karena sampai saat ini formulanya masih kurang kuat dan lebih peka

terhadap keausan penggunaan jika dibandingkan dengan komposit. (Anusavice, 2004)

Semen ionomer kaca adalah material yang tersusun dari kalsium, bubuk kaca

strontium aluminosilikat, dan digabungkan dengan cairan polymer (acid) (P., Uphadaya,

2005)

4

Page 5: Makalah GIC

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana manipulasi semen glass ionomer dengan tepat dengan menggunakan

alat yang benar?

2. Apakah ada perbedaan setting time glass ionomer cement dengan variasi bubuk

dan cairan?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mahasiswa mampu memanipulasi semen glass ionomer dengan tepat dengan

menggunakan alat yang benar.

2. Mahasiswa mampu membedakan setting time semen glass ionomer dengan

variasi rasio bubuk / cairan

1.4 Metode Penulisan

Metode Literatur

Penyusun melakukan metode literatur dengan berpedoman pada buku-buku

kedokteran dan buku-buku kesehatan lainnya seeta jurnal kedokteran yang

relevan dengan topik.

5

Page 6: Makalah GIC

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Glass ionomer cement adalah istilah dalam kedokteran gigi yang menunjukkan

sekelompok bahan gigi yang menggunakan tepung kaca silikat dan larutan asam

poliakrilat. (Hamzah et al, 2010)

2.2 Komposisi

Bubuk : yaitu larutan dasar asam kalsium aluminosilikat glass yang mengandung

fluoride. Ini dibuat dengan mencampur silika + alumina + kalsium fluoride, metal

oksida dan metal fosfat pada 1100o-1500o C kemudian tuangkan lelehan ke pelat

logam atau ke dalam air. Glass yang terbentuk dihancurkan, digiling dan

ditumbuk menjadi bubuk 20-50. Ukuran tergantung kebutuhan. Campuran dapat

terurai oleh asam karena adanya ion Al+3 yang bisa dengan mudah dapat masuk

ke dalam jaringan silika. Ini adalah sifat yang memungkinkan pembentukan

semen. Fungsi dari masing-masing komponen diantaranya adalah :

1. Alumina : meningkatkan opasitas

2. Silika : meningkatkan translusensi

3. Fluoride : meningkatkan to fusi, antikariogenesitas, meningkatkan

translusensi, meningkatkan waktu kerja, meningkatkan kekuatan

4. Ca- Fluoride : meningkatkan opasitas, berperan sebagai pencair/pengalir

5. Al-Fosfat : meningkatkan to leleh, meningkatkan translusensi

6. Cryolite : meningkatkan translusensi, sebagai pencair/pengalir

(Mahesh et al, 2011)

6

Page 7: Makalah GIC

Cairan : Cairan yang digunakan pada GIC adalah asam poliakrilik dengan

konsentrasi sekitar 10%. (Anusavice, 2004)

Bahan tambahan : Asam tartar, metal oksida dan polifosfat. ( Mahesh et al,

2011)

Reaksi Setting :

Pada pencampuran bubuk dan cairan atau bubuk dan air asam secara lambat

merendahkan lapisan luar partikel kaca melepaskan ion Ca+2 dan Al+3. selama fase

setting awal, Ca+2 dilepaskan lebih cepat terutama bertanggung jawab untuk

reaksi dengan poliacid untuk membentuk produk reaksi seperti yang ditunjukkan

dalam gambar 2.5. Al+3 dilepaskan lebih lambat dan terlibat dalam setting fase

selanjutnya sehingga sering disebut sebagai reaksi fase sekunder. Bahan terdiri

dari ini kaca yang tidak bereaksi tertanam dalam matriks silang poliacid. Fase

setting digambarkan pada gambar 24.6. (McCabe, 2008)

7

Page 8: Makalah GIC

2.3 Sifat

1. Sifat Fisik

Sifat yang sangat menonjol dari penggunaan semen ionomer kaca sebagai

bahan restorative adalah kekuatannya terhadap fraktur. Semen ionomer kaca tipe

II jauh lebih inferior daripada komposit. Juga lebih rentan terhadap keausan

terhadap dibanding komposit bila dikenai uji abrasi dengan sikat gigi secara in

vitro dan uji keausan oklusal. Namun, semen ionomer kaca cukup menarik karena

mempunyai kecocokan biologis, dapat melekat pada email dan dentin, dan

bersifat antikariogenik. (Anusavice, 2004)

Seperti banyaknya sifat dental cement, sifat glass ionomer tergantung padda

rasio bubuk:cairan. Sayangnya hand mixing dengan rasio bubuk:cairan yang

optimal akan menghasilkan campuran yang kering dan tampak rapuh yang

kurang disukai oleh dokter gigi. Oleh karena itu ada kecenderungan untuk dokter

gigi untuk menambahkan lebih banyak cairan untuk memberikan konsistensi

yang lebih basah dengan efek yang merugikan pada sifat fisik materi. Masalah ini

diatasi oleh penggunaan enkapsulasi dan mekanik pencampuran. (Mccabe et al,

2008)

8

Page 9: Makalah GIC

2. Mekanisme Adhesi

Mekanisme pengikatan ionomer kaca dengan struktur gigi belum dapat

diterangkan dengan jelas. Meskipun demukian, sepertinya tidak diragukan bahwa

perlekatan ini terutama melibatkan proses relasi dari gugus karboksil dari

poilasam dengan kalsium di Kristal apatit email dan dentin. Meskipun ini berlaku

untuk semen polikarboksilat, mekanisme adhesi dari semen ionomer kaca juga

setara, karena keduanya berdasar pada poliasam. Ikatan dengan email selalu lebih

besar daripada ikatan dengan dentin, ini dikarenakan kandungan anorganik dari

email lebih banyak dan homogenitasnya lebih besar dilihat dari sudut pandang

morfologi. (Anusavice, 2004)

2.4 Klasifikasi

Berasarkan aplikasinya :

Tipe I : Luting pada mahkota, jembatan dan bracket

Tipe II a : Semen restorasi untuk estetika

Tipe II b : Semen restorasi untuk kekuatan

Tipe II dapat juga digunakan sebagai fissure sealant, restorasi untuk gigi sulung.

Tipe III : Lining cement dan base

Tipe IV : meliputi light cure dan dual cure GI.

(Mitchell et al, 2005)

9

Page 10: Makalah GIC

2.5 Indikasi

1. Karies kelas v estetik baik dengan daya tahan lebih efisien dan lebih

direkomendasikan daripada amalgam untuk gigi anak anak (Nicholson, 2008)

2. Karies yang mencapai pulpa, abrasi cervical, tumpatan untuk gigi decidui.

(McCabe, 2008)

3. Cocok untuk restorasi pada gigi sulung anterior terutama dibagian proksimal.

(Rhamdani, 2011)

4. Untuk karies kelas III dan V (Anusavice, 2004)

2.7 Kontra Indikasi

1. Tidak dapat digunakan untuk karies kelas IV dan kelas I gigi permanen

2. Restorasi tumpatan dengan penekanan oklusal bersifat merusak

3. Agak opak daripada resin komposit sehingga kurang estetik untuk gigi depan

(Adiana, 2008)

10

Page 11: Makalah GIC

BAB III

BAHAN, ALAT DAN METODE PRAKTIKUM

3.1 Bahan dan Alat

Bahan

a. Bubuk dan cairan glass ionomer tipe II

b. Vaselin

Alat

a. Pengaduk plastic

11

Page 12: Makalah GIC

b. Paper pad

c. Celluloid strip

d. Lempeng kaca

e. Cetakan plastik ukuran diameter 10 mm, tebal 1mm

12

Page 13: Makalah GIC

f. Sonde

3.2 Metode Praktikum

Cara kerja dari praktikum ini adalah :

a. Permukaan cetakan pada pita seluloid diulasi dengan vaselin, kemudian cetakan

diletakkan di atas pita seluloid dan lempeng kaca.

b. Bubuk diambil sebanyak 1 sendok takar, letakkan di atas paper pad.

c. Cairan diteteskan 1 tetes, dengan cara memegang botol secara vertikal kemudian

ditekan perlahan-lahan, diteteskan di dekat bubuk ( P : L = 3,8 : 1 merk Chemflex ).

d. Waktu awal pencampuran dicatat menggunakan stopwatch. Bubuk dibagi menjadi

dua bagian. Bagian pertama dicampur dengan cairan selama 5 detik, kemudian

ditambahakan bubuk bagian kedua dan diaduk kurang lebih selama 10 detik sampai

homogen. Total waktu pencampuran adalah 20 detik. (waktu yang digunakan

sewaktu praktikum adalah 1 menit)

e. Adonan dimasukkan kedalam cetakan kemudian permukaan diratakan. Permukaan

adonan ditutup dengan pita seluloid. Working time dimulai awal pengadukan sampai

1,5 menit.

13

Page 14: Makalah GIC

f. Setting time diukur dengan menusukkan permukaan adonan glass ionomer

menggunakan ujung sonde, hingga sonde tidak dapat menembus permukaan adonan.

Setting time dicatat yang dihitung sejak awal pencampuran hingga semen mengeras.

g.

14

Page 15: Makalah GIC

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum

Hasil dari percobaan di atas adalah :

No. Percobaan Ratio P : L Setting time

1. Percobaan I 1 : 1 14 menit 47 detik

2. Percobaan II 1,5 : 1 11 menit 47 detik

3. Percobaan III 0,5 : 1 23 menit 35 detik

4.2 Pembahasan

Semen ionomer kaca merupakan bahan restorasi yang berupa serbuk dan cairan.

Rasio serbuk/cairan dirokemendasikan sekitar 3 gram : 1 gram. Setting

time semen ionomer kaca menurut ISO 9917 untuk restorative semen antara 2 – 6 menit

sedangkan untuk bahan luting 2.5-8 menit. Untuk working time kurang lebih 2 menit

pada suhu 23 derajat Celcius. (Mc Cabe, 2008)

Dengan ketebalan 2 mm. Glass ionomer cement memiliki waktu setting antara 6-

8 menit dihitung sejak awal pencampuran. (Powers et al, 2006)

Hasil praktikum dengan menggunakan rasio 1:1 dimana digunakan 1 sendok

takar bubuk GIC dan 2 tetes larutan GIC menunjukkan setting time 14 menit 47 detik

dihitung sejak awal pencampuran. Hal ini menunjukkan bahwa hasil tidak sesuai dengan

teori dan spesifikasi No 96 (ISO 9917) yang dikeluarkan oleh ANSI/ADA yang

menyatakan bahwa setting time GIC untuk restorative semen antara 2 – 6 menit. Hal ini

kemungkinan disebabkan oleh larutan yang digunakan terlalu banyak sehingga adonan

15

Page 16: Makalah GIC

menjadi sedikit lebih cair dan setting time lebih lama daripada ketentuan yang ditetapkan

oleh ADA.

Hal lain yang memperlambat setting time diantaranya adalah:

1. Suhu.

Setting dapat diperlambat dengan melakukan pencampuran pada lempeng yang

dingin, tetapi teknik ini akan berpengaruh pada kekuatannya. (Powers et al, 2006)

2. Rasio bubuk:cairan. Penurunan rasio akan berakibat buruk pada sifat semen yang

sudah mengeras dan kerentanannya terhadap degradasi di dalam rongga mulut.

(Anusavice, 2004).

Semakin sedikit jumlah bubuk yang digunakan maka setting time akan semakin

lambat.

3. Varnish. Bahan harus dilindungi dari kontaminasi kelembaban selama satu jam

terlebih dulu, jika tidak kekuatan dan kelarutan cenderung dipengaruhi. Oleh

karena itu perlu untuk memberikan varnish pada permukaan filling segera setelah

pengerasan awal. Varrnish yang digunakan terdiri dari resin tahan air terlarut

dalam pelarut yang mudah menguap seperti eter atau etil asetat. Varnish ini

diharapkan mampu perlindungan pada kaca ionomer untuk variasi waktu, dari

beberapa detik hingga satu jam atau lebih tergantung pada secepat apa dia

terlepas. (McCabe et al, 2008)

Hasil praktikum menunjukkan bahwa semakin sedikit bubuk yang ditambahkan maka

setting time akan semakin lama yaitu menjadi 23 menit 35 detik, sedangkan apabila

bubuk ditambahkan semakin banyak maka setting time menjadi lebih pendek yaitu

menjadi 11 menit 43 detik. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa semakin

sedikit bubuk yang ditambahkan maka setting time semakin lama.

16

Page 17: Makalah GIC

Keuntungan dari campuran yang lebih sedikit bubuknya diantaranya adalah mudahnya

pencampuran bubuk dan cairan pada saat manipulasi, selain itu sifat fisik dari tumpatan

lebih halus. Sedangkan kerugiannya adalah campuran menjadi lengket dan dengan

banyaknya kelebihan cairan menjadi lebih mudah larut dalam saliva.

Sedangkan jika bubuk yang ditambahkan terlalu banyak maka tumpatan akan rapuh dan

lemah dan tampak tidak halus permukaannya.

17

Page 18: Makalah GIC

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Dari percobaan yang telah praktikan lakukan dan berdasarkan literatur yang

praktikan baca, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan setting time antara

rasio bubuk:cairan yang digunakan pada manipulasi GIC. GIC dengan lebih sedikit

bubuk cenderung lebih lama setting time nya dan sedangkan dengan jumlah bubuk

lebih banyak setting time GIC meenjadi lebih cepat, selain itu suhu juga

berpengaruh pada setting time GIC. Kesimpulan ini tentunya sangat berguna bagi

praktikan dalam meningkatkan kemampuan memanipulasi bahan kedokteran gigi

Glass Ionomer Cement di dalam percobaan-percobaan berikutnya.

18

Page 19: Makalah GIC

DAFTAR PUSAKA

1. Adiana, Ika Devi. Skripsi : Semen Ionomer sebagai bahan pelapik pada

restorasi sandwich. Repositori usu : 2008, p.21-22

2. Anusavice, KJ. 2004. Phillips buku ajar ilmu bahan kedokteran gigi, ed 10, alih

bahasa drg. Johan Arief Budiman dan drg. Susi Purwoko. Jakarta, Indonesia :

EGC, h. 449-455.

3. Hamzah, Fanani, Abdul Rahman, Cucu Setyawati dan Suwardi. Jurnal keramik

dan gelas Indonesia vol 19. No.2, December 2010, p.136-148

4. Mahesh, STR, P. Sureshm J, Sandhyarani. J. Glass ionomer cement (GIC) in

dentistry : a review. International Journal of Plant, Animal and environmental

science, vol (1) issue 1, 2011, p.26-27

5. McCabe, JF and Angus W.G. Walls. 2008. Applied dental materials, 9th ed.

Singapore : Blackwell, p. 253 dan p.249.

6. Powers, JM and Ronald L Sakaguchi. 2006. Craig’s restorative dental

materials 13th ed. United States, United States : Elsevier, p.497-499

7. Mitchell, laura and David Mitchell. Oxford handbook of clinical dentistry, 4th

ed. New York, United States : Oxford Univercity Press inc., 2005, p. 675

8. Ramadhan, Gilang Ardian. Serba serbi kesehatan gigi dan mulut. Jakarta,

Indonesia : Bukune, 2010, p.139-140

9. Rhamdani, Riezki. Skripsi : Pengaruh penghalusan dinding aksial preparasi

terhadap kekuatan tarik semen luting pada lempeng logam dari fakultas

kedokteran gigi universitas hasanuddin makassar. Repositori usu : 2011, p.19

19


Top Related