TUGAS MATA KULIAH IMUNOLOGI
“IMUNOPROFILAKSI”
Dosen : Dra. Refdanita, M.Si, Apt
DISUSUN OLEH :
Ichsan Perdana. A (10330045)
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang. Maha Esa atas berkat, rahmat,
dan ridho-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Imunologi yang
membahas tentang “Imunoprofilaksi”.
Terima kasih kami ucapkan kepada :
1. Ibu Dra. Refdanita, M.Si, Apt Selaku dosen Imunologi ISTN
2. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moril dan materil.
3. Teman – teman yang memberikan masukkan dan saran kepada kami.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna
serta masih banyak kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran sangat dinantikan guna
penyempurnaaan makalah ini dimasa mendatang.
Kami juga memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan dan
kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami maksud kami. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan serta bermanfaat bagi kami maupun
pembaca. Semoga Tuhan senantiasa memberikan bimbingan dan petunjuk kepada kita semua.
Jakarta, Oktober 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan........................................................................... 1
D. Manfaat Penulisan......................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sistem Kekebalan Tubuh........................................... 3
B. Fungsi System imun...................................................................... 3
C. Komponen System Imun............................................................... 4
D. Jenis-jenis system kekebalan tubuh.............................................. 5
E. Mekanisme Sistem Imun............................................................... 12
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian Imunofilaksi................................................................ 15
B. Fungsi Imunoprofilaksis................................................................ 15
C. Tindakan Imunoprofilaksi............................................................. 15
D. Jenis-jenis Imunisasi..................................................................... 15
E. Jenis-jenis vaksin........................................................................... 17
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem kekebalan (bahasa Inggris: immune system) adalah sistem pertahanan manusia
sebagai perlindungan terhadap infeksi dari makromolekul asing atau serangan organisme,
termasuk virus, bakteri, protozoa dan parasit.
Setiap orang memiliki sistem kekebalan tubuh yang kurang lebih sama yang didapatnya sejak
berada di kandungan. Sistem kekebalan atau imunitas berfungsi melindungi kuman dan bakteri
yang berasal dari luar tubuh. Kuman dan bakteri yang menyebabkan penyakit pada tubuh
biasanya berupa protein yang berbeda dengan protein yang berada di tubuh kita (antigen).
Antigen yang berbeda dengan tubuh kita akan dihancurkan oleh sistem pertahanan tubuh
(antibodi).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan system kekebalan tubuh?
2. Bagaimanakah fungsi sistem imun ?
3. Apa saja komponen sistem imun ?
4. Apa saja macam-macam jenis kekebalan tubuh ?
5. Bagaimana mekanisme sistem imun bekerja ?
6. Apakah yang dimaksud dengan Imunofilaksis ?
7. Bagaimana Fungsi dan tindakan dari Imunoprofilaksis ?
8. Apa saja jenis-jenis imunisasi dan vaksin ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian tentang sistem kekebalan tubuh.
2. Mengetahui fungsi, komponen serta jenis kekebalan tubuh.
3. Mengetahui mekanisme sistem imun.
4. Mengetahui pengertian tentang Imunoprofilaksis ?
5. Mengetahui tentang Fungsi dan tindakan dari Imunoprofilaksis ?
6. Mengetahui jenis-jenis imunisasi dan vaksin ?
D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang dipakai yaitu menggunakan metode literature dari internet sebagai
sumber makalah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem kekebalan tubuh (imunitas) adalah sistem mekanisme pada organisme yang
melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh
patogen serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar yang
luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus sampai cacing parasit, serta
menghancurkan zat zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat dan
jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa.
B. Fungsi Sistem Imun
Sistem imun memiliki beberapa fungsi bagi tubuh, yaitu sebagai:
Penangkal “benda” asing yang masuk ke dalam tubuh.
Untuk keseimbangan fungsi tubuh terutama menjaga keseimbangan komponen tubuh
yang telah tua.
Sebagai pendeteksi adanya sel-sel abnormal, termutasi atau ganas, serta
menghancurkannya. Sasaran utama : bakteri patogen & virus.
Leukosit merupakan sel imun utama (disamping sel plasma, makrofag & sel mast)
Sel –sel efektor pada sistem imun :
Leukosit terdiri dari :
1. Neutrofil
Sel fagositik yang dapat memakan dan menghancurkan bahan bahan yang tidak perlu.
2. Eosinofil
Mengeluarkan zat zat kimiawi yang menghancurkan cacing parasit dan berperan dalam
manifestasi alergi.
3. Limfosit
a. Limfosit B
Berubah menjadi sel plasma yang mengeluarkan antibodi yang secara tidak langsung
menyebabkan destruksi zat asing.
b. Limfosit T
Berperan dalam imunitas selular dengan destruksi langsung melalui cara nonfagosit
4. Monosit
Berubah menjadi makrofag
Sistem imun menyediakan kekebalan terhadap suatu penyakit yang disebut imunitas. Respon
imun adalah suatu cara yang dilakukan tubuh untuk memberi respon terhadap masuknya patogen
atau antigen tertentu ke dalam tubuh.
C. Komponen Sistem Imun
Komponen utama dalam sistem imun adalah sel darah putih. Sistem kekebalan tubuh
berkaitan dengan sel darah putih atau leukosit. Berdasarkan adanya bintik-bintik atau granular,
Leukosit terbagi atas :
a. Granular, memiliki bintik-bintik. Leukosit granular yaitu Basofil, Acidofil/Eosinofil dan
Neutrofil.
b. Agranular, tidak memiliki bintik-bintik. Leukosit Agranular yaitu Monosit dan Limfosit.
Selain itu, ada juga sel bernama Macrophage (makrofag), yang biasanya berasal dari
monosit. Makrofag bersifat fagositosis, menghancurkan sel lain dengan cara memakannya.
Kemudian, pada semua limfosit dewasa, permukaannya tertempel reseptor antigen yang hanya
dapat mengenali satu antigen. Ada juga Sel Pemuncul Antigen (Antigen Presenting Cells). Saat
antigen memasuki memasuki sel tubuh, molekul tertentu mengikatkan diri pada antigen dan
memunculkannya di hadapan limfosit. Molekul ini dibuat oleh gen yang disebut Major
Histocompability Complex (MHC) dan dikenal sebagai molekul MHC. MHC 1 menghadirkan
antigen di hadapan Limfosit T pembunuh dan MHC II menghadirkan antigen ke hadapan
Limfosit T Pembantu.
Limfosit berperan utama dalam respon imun diperantarai sel. Limfosit terbagi atas 2 jenis
yaitu Limfosit B dan Limfosit T.
Berikut adalah perbedaan antara Limfosit T dan Limfosit B.
Limfosit B Limfosit T
Dibuat di sumsum tulang yaitu sel batang yang
sifatnya pluripotensi (pluripotent stem cells) dan
dimatangkan di sumsum tulang (Bone Marrow)
Dibuat di sumsum tulang dari sel batang yang
pluripotensi (pluripotent stem cells) dan
dimatangkan di Timus
Berperan dalam imunitas humoral Berperan dalam imunitas selular
Menyerang antigen yang ada di cairan antar sel Menyerang antigen yang berada di dalam sel
Terdapat 3 jenis sel Limfosit B yaitu :
· Limfosit B plasma, memproduksi antibodi
· Limfosit B pembelah, menghasilkan Limfosit B
dalam jumlah banyak dan cepat
· Limfosit B memori, menyimpan mengingat antigen
yang pernah masuk ke dalam tubuh.
Terdapat 3 jenis Limfosit T yaitu:
· Limfosit T pempantu (Helper T cells), berfungsi
mengantur sistem imun dan mengontrol
kualitas sistem imun
· Limfosit T pembunuh (Killer T cells) atau
Limfosit T Sitotoksik, menyerang sel tubuh
yang terinfeksi oleh patogen
· Limfosit T surpressor (Surpressor T cells),
berfungsi menurunkan dan menghentikan
respon imun jika infeksi berhasil diatasi.
D. Jenis-Jenis Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem kekebalan tubuh terbagi 2, yaitu :
1. Sistem kekebalan tubuh berdasarkan asalnya
Sistem kekebalan tubuh berdasarkan asalnya terbagi 2, yakni:
Kekebalan Nonspesifik (Kekebalan tubuh bawaan atau Kekebalan tubuh alami)
Kekebalan tubuh spesifik.
Ciri-cirinya :
Sistem ini tidak selektif, artinya semua benda asing yang masuk ke dalam tubuh akan
diserang dan dihancurkan tanpa seleksi.
Tidak memiliki kemampuan untuk mengingat infeksi yang terjadi sebelumnya.
Eksposur menyebabkan respon maksimal segara Sistem ini memiliki komponen-
komponen yang mampu menagkal benda masuk ke dalam tubuh, yakni :
a. Rintangan Mekanis
Rintangan mekanis merupakan sistem pertahanan tubuh yang pertama dan umumnya terletak di
bagian permukaan tubuh.
Terdiri atas :
Kulit
Terdiri dari lapisan tanduk yang tidak mudah ditembus oleh benda asing kecuali jika kulit
dalam keadaan terluka. Asam lemak dan keringat yang dihailkan oleh kelenjar di kulit juga akan
mencegah benda asing masuk ke dalam tubuh.
Selaput Lendir
Merupakan hasil sekresi dari sel yang terdapat di sepanjang saluran pernapasan dan saluran
pencernaan.Pada saluran pernapaan,Selaput lendir berfungi dalam menangkap bakteri atau benda
asing yang masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan.
Contoh : Selaput Lender pada hidung. Selaput lender pada saluran pencernaan berfungsi sebagai
rintangan yang melindungi sel diluar system pencernaan.
b. Rambut-rambut halus: Sebagian besar terdapat pada saluran pernapasan.
Contoh : Di hidung, rambut-rambut halus berfungsi sebagai penyaring udara yang masuk melalui
hidung.
c. Hasil Sekresi
Berperan untuk membunuh benda asing dengan menggunakan zat kimia dan enzim.
Bakteri yang terdapat di permukaan tubuh (bakteri nonpatogen)
Berfungsi untuk menekan pertumbuhan bakteri patogen yang akan masuk ke dalam tubuh.
Sel Darah Putih
Merupakan system pertahanan tubuh kedua. Apabila benda asing berhasil melewati system
pertahanan pertama dan masuk ke dalam tubuh,maka sel darah putih akan mencegah benda asing
masuk lebih jauh lagi ke dalam tubuh. Sel darah putih akan menghancurkan setiap benda asing
yang masuk ke dalam tubuh dengan cara fagositosis.
Mekanisme fagositosis:
1. Mikroba menempel ke fagosit.
2. Fagosit membentuk pseudopodium yang menelan mikroba
3. Vesikula fagositik bersatu sengan lisosom
4. Mikroba dibunuh oleh enzim dalam fagolisosom
5. Sisa-sisa mikroba dikeluarkan lewat eksotisosis
d. Sel Natural Killer
Merupakan sel pertahanan yang mampu melisis dan membunuh sel-sel kanker serta sel tubuh
yang terinfeksi virus sebelum diaktifkanya system kekebalan adaptif. Sel ini membunuh dengan
cara menyerang membrane sel target dan melepaskan senyawa kimia preforin.
e. Protein Komplemen
Merupakan protein darah yang berfungsi membantu system pertahanan sel darah putih.
Protein komplemen membantu system kekebalan tubuh dengan cara:
Menghasilkan opsonin ,kemotoksin, dan kinin.
Opsonin untuk mempermudah terjadinya fagositosis. Kemotoksin berfungsi sebagai penarik sel
darah putih menuju ke infeksi , sedangkan kinin untuk meningkatkan permeabilitas pembuluh
darah.
Berperan dalam proses penghancuran membrane sel
Mikroorganisme yang menyerang tubuh.
Menstimulasi sel darah putih agar menjadi lebih aktif.
f. Interferon
Sel yang berperan dalam mensekresikan sekumpulan protein saat tubuh kita terserang virus.
Interferon akan bertindak sebagai antivirus dan bereaksi dengan sel yang belum terinfeksi oleh
virus. Interferon juga dapat merangsang limfosit untuk mengahncurkan dan membunuh sel-sel
yang terinfeksi virus.
g. Kekebalan tubuh spesifik ( kekebalan adaptif atau Kekebalan tubuh buatan )
Kekebalan tubuh spesifik adalah system kekebalan yang diaktifkan oleh kekebalan tubuh
nonspesifik dan merupakan system pertahanan tubuh yang ketiga.
Ciri-cirinya :
1. Bersifat selektif terhadap benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
2. Sistem reaksi ini tidak memiliki reaksi yang sama terhadap semua jenis benda asing
3. Memiliki kemampuan untuk mengingat infeksi sebelumnya
4. Melibatkan pembentukan sel-sel tertentu dan zat kimia (antibody)
5. Perlambatan waktu antara eksposur dan respon maksimal
Komponen yang terlibat dalam kekebalan tubuh spesifik adalah:
1. Antigen
Merupakan zat kimia asing yang masuk ke dalam tubuh dan dapat merangsang terbentuknya
antibodi. Antigen memiliki struktur tiga dimensi dengan dua atau lebih determinant site.
Determinant site merupakan bagian dari antigen yang dapat melekat pada bagian sisi pengikatan
pada antibodi. Antigen dapat berupa protein, sel bakteri atau zat kimia yang dikeluarkan
mikroorganisme.
Jenis-Jenis Antigen:
a. Heteroantigen: Antigen yang berasal dari spesies lain.
b. Isoantigen: Antigen dari spesies sama tetapi struktur genetiknya berbeda.
c. Autoantigen: Antigen yang berasal dari tubuh itu sendiri.
d. Hapten: Merupakan suatu determinant site yang lepas dari struktur antigen. Hapten hanya
dapat berikatan dengan antibody apabila disuntikkan ke dalam tubuh.
2. Antibodi ( Imunoglobulin atau Ig)
Merupakan zat kimia (protein plasma) yang dapat mengidentifikasi antigen. Antibodi
dihasilkan oleh sel limfosit B. Ketika sel limfosit B mengidentifikasi antigen,dengan cepat sel
akan bereplikasi untuk menghasilkan sejumlah besar sel plasma. Sel plasma lalu akan
menghasilkan antibodi dan melepaskanya ke dalam cairan tubuh. Sel limfosit B juga
menghasilkan sel memori B, dengan struktur yang sama dengan sel limfosit B dan dapat hidup
lebih lama daripada sel plasma.
3. Antibodi Poliklonal
Antibodi dihasilkan di dalam tubuh secara alami yang dibentuk merupakan klon dari sel-
sel limfosit dan umum.
4. Antibodi monoclonal
Antibodi yang dibentuk di luar tubuh melalui fusi sel. Merupakan hasil pengklonan satu
sel hibridoma. Berfungsi untuk mendiagnois penyakit kanker dan hepatisis. Antibodi memiliki
struktur seperti huruf Y dengan dua lengan dan satu kaki. Lengan tersebut dinamakan antigen
dinding site, yakni tempat melekatnya antigen. Molekul antibody dapat dikelompokkan menjadi
lima kelas yakni: IGg, IgA, IgM, IgD, IgE.
Jenis-jenis antibodi:
Antibodi A (bahasa Inggris: Immunoglobulin A,IgA) adalah antibodi yang memainkan peran
penting dalam imunitasmukosis (en:mucosal immune). IgA banyak ditemukan pada bagian
sekresi tubuh (liur, mukus, air mata, kolostrum dan susu) sebagai sIgA (en:secretory I gA) dalam
perlindungan permukaan organ tubuh yang terpapar dengan mencegah penempelan bakteri dan
virus ke membran mukosa. Kontribusi fragmen konstan sIgA dengan ikatan komponen
mukusmemungkinkan pengikatan mikroba.
Antibodi D (bahasa Inggris: Immunoglobulin D,IgD) adalah sebuah monomer dengan fragmen
yang dapat mengikat 2 epitop. IgD ditemukan pada permukaan pencerap sel bersama dengan
IgM atau sIga, tempat IgD dapat mengendalikan aktivasi dan supresi sel B. IgD berperan dalam
mengendalikan produksi auto antibodi sel B. Rasio serum IgD hanya sekitar 0,2%.
Antibodi E (bahasa Inggris: antibody E, immunoglobulin E,IgE ) adalah jenis antibodi yang
hanya dapat ditemukan pada mamalia. IgE memiliki peran yang besar pada alergi terutamapada
hipersensitivitas tipe 1. IgE juga tersirat dalam sistemkekebalan yang merespon cacing parasit
(helminth) seperti Schistosomamansoni ,Trichinell aspir alis, dan Fasciolahepatica,serta terhadap
parasit protozoa tertentu seperti Plasmodium falciparum, dan artropoda.
Antibodi G (bahasa Inggris: Immunoglobulin G,IgG) adalah antibodi monomeris yang terbentuk
dari dua rantai berat dan rantai ringan, yang saling mengikat dengan ikatan disulfida,dan
mempunyai dua fragmen antigen-binding. Populasi IgG paling tinggi dalam tubuh dan
terdistribusi cukup merata di dalam darah dan cairan tubuh dengan rasio serum sekitar 75% pada
manusia dan waktu paruh 7 hingga 23 hari bergantung pada sub-tipe.
Antibodi M (bahasa Inggris: Immunoglobulin M,IgM, macroglobulin) adalah antibodi dasar
yang berada pada plasma B. Dengan rasio serum 13%, IgM merupakan antibody dengan ukuran
paling besar, berbentuk pentameris 10 areaepitop pengikat, dan teredar segera setelah tubuh
terpapar antigen sebagai respon imunitas awal (en: primary mmuneresponse) pada rentang waktu
paruh sekitar 5 hari. Bentuk monomeris dari IgM dapat ditemukan pada permukaan limfosit-B
dan reseptor sel-B. IgM adalah antibodi pertama yang tercetus pada 20 minggu pertama masa
janin kehidupan seorang manusia dan berkembang secara fitogenetik(en: phylogenetic ).
Fragmen konstan IgM adalah bagian yang menggerakkan lintasan komplemen klasik.
Antibodi dapat menghentikan aktivitas antigen yang merusak dengan cara mengikatkan
antibodi pada antigen dan menjauhkan antigen tersebut dari sel yang ingin dirusak. Proses ini
dinamakan neuralisasi. Semua Ig mempunyai kemampuan ini. Antibodi juga mempersiapkan
antigen untuk dimakan oleh makrofag. Antobodi mengikatkan diri pada antigen sehingga
permukaannya menjadi lebih mudah menempel pada makrofag. Proses ini disebut opsonisasi.
Antibodi tidak menghancurkan antigen secara langsung, akan tetapi menetralkannya atau
menyebabkan antigen ini menjadi target bagi proses penghancutan oleh mekanisme opsonosasi,
aglutinasi,presipitasi atau fiksasi komplemen. Opsonisasi, aglutinasi dan presipitasi
meningkatkan proses fagositosis dari komplek antigen-antibodi sementara fiksasi komplemen
memicu proses lisis dati protein komplemen pada bakteri atau virus.
2. Sistem kekebalan tubuh berdasarkan mekanisme kerjanya.
Sistem kekebalan tubuh berdasarkan mekanisme kerjanya terbagi 2, yaitu :
a. Imunitas humoral
Imunitas humoral yaitu imunitas yang dimediasi oleh molekul di dalam darah yang disebut
antibodi. Antibodi dihasilkan oleh sel B limfosit. Mekanisme imunitas ini ditujukan untuk benda
asing yang berada di di luar sel (berada di cairan atau jaringan tubuh). B limfosit akan mengenali
benda asing tersebut, kemudian akan memproduksi antibodi. Antibodi merupakan molekul yang
akan menempel di suatu molekul spesifik (antigen) di permukaan benda asing tersebut.
Kemudian antibodi akan menggumpalkan benda asing tersebut sehingga menjadi tidak aktif, atau
berperan sebagai sinyal bagi sel-sel fagosit.
b. Imunitas selular
Imunitas selular adalah respon imun yang dilakukan oleh molekul-molekul protein yang
tersimpan dalam limfa dan plasma darah. Imunitas ini dimediasi oleh sel T limfosit. Mekanisme
ini ditujukan untuk benda asing yang dapat menginfeksi sel (beberapa bakteri dan virus)
sehingga tidak dapat dilekati oleh antibodi.
T limfosit kemudian akan menginduksi 2 hal:
a. fagositosis benda asing tersebut oleh sel yang terinfeksi.
b. lisis sel yang terinfeksi sehingga benda asing tersebut terbebas ke luar sel dan dapat di dilekati
oleh antibodi.
E. Mekanisme Sistem Imun
a. Mekanisme Pertahanan Non Spesifik
Dilihat dari caranya diperoleh, mekanisme pertahanan non spesifik disebut juga respons
imun alamiah. Yang merupakan mekanisme pertahanan non spesifik tubuh kita adalah kulit
dengan kelenjarnya, lapisan mukosa dengan enzimnya, serta kelenjar lain dengan enzimnya
seperti kelenjar air mata. Demikian pula sel fagosit (sel makrofag, monosit, polimorfonuklear)
dan komplemen merupakan komponen mekanisme pertahanan non spesifik.
Permukaan tubuh, mukosa dan kulit
Permukaan tubuh merupakan pertahanan pertama terhadap penetrasi mikroorganisme.
Bila penetrasi mikroorganisme terjadi juga, maka mikroorganisme yang masuk akan berjumpa
dengan pelbagai elemen lain dari sistem imunitas alamiah.
Kelenjar dengan enzim dan silia yang ada pada mukosa dan kulit
Produk kelenjar menghambat penetrasi mikroorganisme, demikian pula silia pada
mukosa. Enzim seperti lisozim dapat pula merusak dinding sel mikroorganisme.
Komplemen dan makrofag
Jalur alternatif komplemen dapat diaktivasi oleh berbagai macam bakteri secara langsung
sehingga eliminasi terjadi melalui proses lisis atau fagositosis oleh makrofag atau leukosit yang
distimulasi oleh opsonin dan zat kemotaktik, karena sel-sel ini mempunyai reseptor untuk
komponen komplemen (C3b) dan reseptor kemotaktik. Zat kemotaktik akan memanggil sel
monosit dan polimorfonuklear ke tempat mikroorganisme dan memfagositnya.
Protein fase akut
Protein fase akut adalah protein plasma yang dibentuk tubuh akibat adanya kerusakan jaringan.
Hati merupakan tempat utama sintesis protein fase akut. C-reactive protein (CRP) merupakan
salah satu protein fase akut. Dinamakan CRP oleh karena pertama kali protein khas ini dikenal
karena sifatnya yang dapat mengikat protein C dari pneumokok. Interaksi CRP ini juga akan
mengaktivasi komplemen jalur alternatif yang akan melisis antigen.
Sel ‘natural killer’ (NK) dan interferon
Sel NK adalah sel limfosit yang dapat membunuh sel yang dihuni virus atau sel tumor.
Interferon adalah zat yang diproduksi oleh sel leukosit dan sel yang terinfeksi virus, yang bersifat
dapat menghambat replikasi virus di dalam sel dan meningkatkan aktivasi sel NK.
b. Mekanisme Pertahanan Spesifik
Bila pertahanan non spesifik belum dapat mengatasi invasi mikroorganisme maka
imunitas spesifik akan terangsang. Mekanisme pertahanan spesifik adalah mekanisme pertahanan
yang diperankan oleh sel limfosit, dengan atau tanpa bantuan komponen sistem imun lainnya
seperti sel makrofag dan komplemen. Dilihat dari caranya diperoleh maka mekanisme
pertahanan spesifik disebut juga respons imun didapat.
Imunitas spesifik hanya ditujukan terhadap antigen tertentu yaitu antigen yang
merupakan ligannya. Di samping itu, respons imun spesifik juga menimbulkan memori
imunologis yang akan cepat bereaksi bila host terpajan lagi dengan antigen yang sama di
kemudian hari. Pada imunitas didapat, akan terbentuk antibodi dan limfosit efektor yang spesifik
terhadap antigen yang merangsangnya, sehingga terjadi eliminasi antigen. Sel yang berperan
dalam imunitas didapat ini adalah sel yang mempresentasikan antigen (APC = antigen
presenting cell = makrofag) sel limfosit T dan sel limfosit B. Sel limfosit T dan limfosit B
masing-masing berperan pada imunitas selular dan imunitas humoral. Sel limfosit T akan
meregulasi respons imun dan melisis sel target yang dihuni antigen. Sel limfosit B akan
berdiferensiasi menjadi sel plasma dan memproduksi antibodi yang akan menetralkan atau
meningkatkan fagositosis antigen dan lisis antigen oleh komplemen, serta meningkatkan
sitotoksisitas sel yang mengandung antigen yang dinamakan proses antibody dependent cell
mediated cytotoxicy (ADCC). Limfosit berperan utama dalam respon imun diperantarai sel.
Limfosit terbagi atas 2 jenis yaitu Limfosit B dan Limfosit T.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Imunofilaksis
Imunofilaksis adalah pencegahan penyakit infeksi terhadap antibodi spesifik. Selain itu
juga, merupakan pencegahan penyakit melalui sistem imun dengan tindakan mendapatkan
kekebalan resistensi relatif terhadap infeksi mikroorganisme yang patogen serta menimbulkan
efek positif untuk pertahanan tubuh dan efek negatif menimbulkan reaksi hipersensivitas.
Imunisasi merupakan kemajuan besar dalam usaha imunoprofilaksis. Imunisasi
merupakan upaya pencegahan terhadap penyakit tertentu pada diri seseorang dengan pemberian
vaksin. Vaksin adalah antigen yang dapat bersifat aktif maupun inaktif yang berasal dari
mikroorganisme ataupun racun yang dilemahkan.
B. Fungsi Imunoprofilaksis
1. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit, kekebalan terhadap penyakit
dapat dipacu dengan pemberian imunostimulan termasuk vaksinasi dan vitamin.
2. Mengurangi penularan suatu penyakit.
C. Tindakan Imunoprofilaksis
Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan yaitu :
1. Tindakan mendapatkan kekebalan
2. Resistensi relatif hospes terhadap reinfeksi mikro-organisme tertentu
3. Mencegah penyakit infeksi dengan mikro-organisme patogen
4. Efek (+) : pertahanan tubuh
5. Efek (-) : reaksi hipersensitivitas.
D. Jenis – Jenis Imunisasi
Pada dasarnya, ada 2 jenis imunisasi, yaitu:
Imunisasi aktif adalah pemberian satu atau lebih antigen agen yang infeksius pada
seorang individu untuk merangsang sistem imun untuk memproduksi antibodi yang
akan mencegah infeksi. Antibodi dapat timbul secara alami, tetapi paling sering
sengaja diberikan. Antibodi dapat memberi perlindungan seumur hidup atau
perlindungan untuk sementara waktu. Beberapa vaksin perlu diulangi pemberiannya
pada interval tertentu.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam imunisasi aktif, yaitu:
- Perlu ada paparan (exposure) antigen
- Dapat alami (infeksi) atau buatan (vaksin)
- Perlu waktu untuk pembentukan
- Terbentuk kekebalan untuk jangka waktu yang lama terhadap infeksi mendatang.
Imunisasi pasif adalah adalah pemindahan antibodi yang telah dibentuk yang
dihasilkan oleh host lain. Antibodi ini dapat timbul secara alami atau sengaja
diberikan.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam imunisasi pasif, yaitu:
- Tak perlu ada paparan (exposure) antigen
- Kekebalan humoral (antibodi)
- Dapat bersifat alami, terdiri dari: maternal mel. Plasenta dan kolostrum.
- Dapat bersifat perolehan/buatan, terdiri dari antiserum dan imunoglobulin.
E. Jenis – Jenis Vaksin
Beberapa jenis vaksin dibedakan berdasarkan proses produksinya, antara lain:
a. Vaksin hidup (Live Attenuated Vaccine)
Vaksin terdiri dari kuman atau virus yang dilemahkan, masih antigenik namun tidak
patogenik. Contohnya adalah virus polio oral. Oleh karena vaksin diberikan sesuai infeksi
alamiah (oral), virus dalam vaksin akan hidup dan berkembang biak di epitel saluran
cerna, sehingga akan memberikan kekebalan lokal. Sekresi IgA lokal yang ditingkatkan
akan mencegah virus liar yang masuk ke dalam sel tubuh.
b. Vaksin mati (Killed vaccine/ Inactivated vaccine)
Vaksin mati tidak jelas patogenik dan tidak berkembang biak dalam tubuh. Oleh karena
itu, diperlukan pemberian beberapa kali.
c. Rekombinan
Susunan vaksin ini (misal hepatitis B) memerlukan epitop organisme yang patogen.
Sintesis dari antigen vaksin tersebut melalui isolasi dan penentuan kode gen epitop bagi
sel penerima vaksin.
d. Toksoid
Bahan bersifat imunogenik yang dibuat dari toksin kuman. Pemanasan dan penambahan
formalin biasanya digunakandalam proses pembuatannya. Hasil pembuatan bahan
toksoid yang jadi disebut sebagai natural fluid plain toxoid dan merangsang
terbentuknya antibodi antitoksin. Imunisasi bakteriil toksoid efektif selama satu tahun.
Bahan ajuvan digunakan untuk merperlama rangsangan antigenik dan meningkatkan
imunogenesitasnya.
e. Vaksin Plasma DNA (Plasmid DNA Vaccines)
Vaksin ini berdasarkan isolasi DNA mikroba yang mengandun kode antigen yang
patogen dan saat ini sedang dalam perkembangan penelitian. Hasil akhir penelitian pada
binatang percobaan menunjukkan bahwa vaksin DNA (virus dan bakteri) merangsang
respon humoral dan seluar yang cukup kuat, sedangkan penelitian klinis pada manusia
saat ini sedang dilakukan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Definisi Sistem imun
Sistem kekebalan tubuh ( imunitas ) adalah sistem mekanisme pada organisme yang
melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh
patogen serta sel tumor.
Fungsi Sistem Imun
Sistem imun memiliki beberapa fungsi bagi tubuh, yaitu sebagai:
1. Penangkal “benda” asing yang masuk ke dalam tubuh.
2. Untuk keseimbangan fungsi tubuh terutama menjaga keseimbangan komponen tubuh
yang telah tua.
3. Sebagai pendeteksi adanya sel-sel abnormal, termutasi atau ganas, serta
menghancurkannya
Sel –sel efektor pada sistem imun : Leukosit ttd :
1.Neutrofil
2.Eosinofil
3. Limfosit
a.Limfosit B
b.Limfosit T
4. Monosit
Komponen Sistem Imun
Komponen utama dalam sistem imun adalah sel darah putih.
1. Granular, memiliki bintik-bintik. Leukosit granular yaitu Basofil, Acidofil/Eosinofil
dan Neutrofil.
2. Agranular, tidak memiliki bintik-bintik. Leukosit Agranular yaitu Monosit dan
Limfosit.
Jenis-Jenis Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem kekebalan tubuh terbagi 2, yaitu :
1. Sistem kekebalan tubuh berdasarkan asalnya
Sistem kekebalan tubuh berdasarkan asalnya terbagi 2, yakni:
1. Kekebalan Nonspesifik (Kekebalan tubuh bawaan atau Kekebalan tubuh alami)
2. Kekebalan tubuh Spesifik
1. Antigen
2. Antibodi ( Imunoglobulin atau Ig)
3. Antibodi Poliklonal
4. Antibodi monoclonal
Antibodi memiliki struktur seperti huruf Y dengan dua lengan dan satu kaki. Lengan
tersebut dinamakan antigen dinding site, yakni tempat melekatnya antigen. Molekul antibody
dapat dikelompokkan menjadi lima kelas yakni: IGg, IgA, IgM, IgD, IgE.
2. Sistem kekebalan tubuh berdasarkan mekanisme kerjanya.
Sistem kekebalan tubuh berdasarkan mekanisme kerjanya terbagi 2, yaitu :
1. Imunitas humoral
2. Imunitas selular
Dari hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Imunoprofilaksis adalah pencegahan penyakit infeksi terhadap antibodi spesifik.
2. Fungsi imunoprofilaksis yaitu meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit dan
mengurangi penularan penyakit.
3. Jenis-jenis imunisasi yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.
4. Jenis – jenis vaksin yaitu vaksin hidup, vaksin mati, rekombinan, toksoid, dan vaksin
plasma DNA.
DAFTAR PUSTAKA
1. Rahardjo,P.,Adi, (Tahun tidak tercantumkan), Imunoprofilaksis dan Imunoterapi, Universitas
Airlangga, Fakultas Kedokteran Hewan Bagian Mikrobiologi Veteriner, Laboratorium
Virologi dan Imunologi.
2. Oen L.H. Majalah Cermin Dunia Kedokteran. Jakarta: PT.Kalbe Farma. 1990. h.58.
3. Bellanti, J.A. Penggunaan Vaksin. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.1993. p. 553-
560.
4. Bratawidjaja, Karnen Garna. Imunologi Dasar. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 2009. p. 68.
5. M.William Schwartz. Pediatri. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1996. p.56.