Download - Makalah kpk
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Landasan sosial budaya pengembangan kurikulum adalah asumsi-asumsi
yang berasal dari sosial budaya yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan
kurikulum. Mengapa pengembangan kurikulum harus mengacu pada landasan sosial
budaya? Anak-anak berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik informal,
formal, maupun non formal dalam lingkungan masyarakat, dan diarahkan agar
mampu terjun dalam kehidupan bermasyarakat. Karena itu kehidupan masyarakat
dan budaya dengan segala karakteristiknya harus menjadi landasan dan titik tolak
dalam melaksanakan pendidikan.
Jika dipandang dari sosial budaya, pendidikan adalah proses mempersiapkan
individu agar menjadi warga masyarakat yang diharapkan, pendidikan adalah proses
sosialisasi, dan berdasarkan pandangan antrofologi, pendidikan adalah “enkulturasi”
atau pembudayaan. “Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia-
manusia yang lain dan asing terhadap masyarakatnya, tetapi manusia yang lebih
bermutu, mengerti, dan mampu membangun masyarakatnya. Oleh karena itu, tujuan,
isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi, karakteristik
kekayaan, dan perkembangan masyarakat tersebut” (Nana Syaodih Sukmadinata,
1997:58). Untuk menjadikan peserta didik agar menjadi warga masyarakat yang
diharapkan maka pendidikan memiliki peranan penting, karena itu kurikulum harus
mampu memfasilitasi peserta didik agar mereka mampu bekerja sama, berinteraksi,
menyesuaikan diri dengan kehidupan di masyarakat dan mampu meningkatkan
harkat dan martabatnya sebagai mahluk yang berbudaya.
Pendidikan adalah proses sosialisasi melalui interaksi insani menuju manusia
yang berbudaya. Dalam konteks inilah anak didik dihadapkan dengan budaya
manusia, dibina dan dikembangkan sesuai dengan nilai budayanya, serta dipupuk
kemampuan dirinya menjadi manusia. Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan
mucul manusia-manusia yang lain dan asing terhadap masyarakatnya, tetapi manusia
yang lebih bermutu, mengerti dan mampu membangun masyarakatnya. Makalah ini
1
akan membahas tentang mengapa social budaya menjadi landasan dalam
pengembangan kurikulum, dan bagaimana peransosial budaya dalam pengembangan
kurikulum.
2. RUMUSAN MASALAH
a. Pengertian landasan social dan budaya ?
b. Mengapa social budaya menjadilandasandalampengembangankurikulum ?
c. Bagaimanaperansosialbudayadalampengembangankurikulum ?
3. TUJUAN
a. Agar mahasiswamengetahuitentangpengertianlandasansosialdanbudaya.
b. Agar
mahasiswamengetahuimengapasosialbudayamenjadilandasandalampengembanga
nkurikulum.
c. Agar mahasiswamengetahuiperansosialbudayadalampengembangankurikulum.
4. MANFAAT PENULISAN
a. Bagi dosen
Dapat dijadikan sebagai bahan ajar mata kuliah kurikulum pendidikan kejuruan.
b. Bagi mahasiswa
Untuk menambah pengetahuan tentang landasan sosial dan budaya dalam
pengembangan kurikulum.
5.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN LANDASAN SOSIAL BUDAYA
Pengertian landasan sosial budaya adalah :
• Merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman kepada konselor
tentang dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai faktor yang
mempengaruhi terhadap perilaku individu.
• Menurut Moh. Surya (2006) mengetengahkan tentang tren bimbingan dan
konseling multikultural, bahwa bimbingan dan konseling multikultural sangat
tepat untuk lingkungan berbudaya plural seperti Indonesia. Dengan landasan
semangat Bhinneka tunggal Ika yaitu kesamaan diatas keragaman, layanan
bimbingan dan konseling hendaknya lebih berpangkal pada nilai-nilai budaya
bangsa yang secara nyata mampu mewujudkan kehidupan yang yang harmoni
dalam kondisi pluralistik.
Seorang individu pada dasarnya merupakan dibelajarkan untuk
mengembangkan lingkungan sosial budaya dimana ia hidup. Sejak lahirnya, ia sudah
dididik dan dibelajarkan untuk mengembangkan pola-pola perilaku sejalan dengan
tuntutan sosial budaya yang ada di sekitarnya. Kegagalan dalam memenuhi tuntutan
sosial budaya dapat mengakibatkan tersingkir dari lingkungannya. Lingkungan sosial
budaya yang melatarbelakangi dan melingkupi individu berbeda-beda sehingga
menyebabkan perbedaan pula dalam proses pembentukan perilaku dan kepribadian
individu yang bersangkutan. Apabila perbedaan dalam sosial budaya tidak
dijembatani maka tidak mustahil akan timbul konflik internal maupun eksternal,
yang pada akhirnya dapat menghambat terhadap proses perkembangan pribadi dan
perilaku individu yang bersangkutan dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya.
Dalam proses konseling akan terjadi komunikasi interpersonal antara konselor dan
klien memiliki latar sosial dan budaya yang berbeda.
3
2. PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial
dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala
umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi
sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan
perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya
merupakan penyebab dari perubahan.
Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor, baik internal
maupun eksternal.
Dari segi faktor internal, antara lain:
a. Komunikasi
b. Cara dan pola pikir masyarakat
c. Perubahan jumlah penduduk
d. Penemuan baru
e. Terjadinya konflik atau revolusi
Dari segi faktor eksternal seperti :
a. Bencana alam dan perubahan iklim
b. Peperangan
c. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
3. MACAM – MACAM HAMBATAN
Menurut Pederson dan Prayitno ada lima macam hambatan yang mungkin
timbul dalam komunikasi sosial dan penyesuaian diri antar budaya yaitu:
a. Perbedaan bahasa
b. Komunikasi non-verbal
c. Stereotipe
d. Kecenderungan menilai
e. Kecemasan
Namun apabila kita melihat kejadian nyata di masyarakat maka faktor-
faktor di atas perlu ditambah dengan :
a. Kurang intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain
b. Perkembangan IPTEK yang lambat
4
c. Sifat masyarakat yang sangat tradisional
d. Ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam masyarakat
e. Prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru
f. Rasa takut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan
g. Hambatan ideologis
h. Pengaruh adat atau kebiasaan
Kurangnya penguasaan bahasa yang digunakan oleh pihak-pihak yang
berkomunikasi dapat menimbulkan kesalahpahaman. Bahasa non-verbal pun sering
kali memiliki makna yang berbeda-beda, dan bahkan mungkin bertolak belakang.
Stereotipe cenderung mensamaratakan sifat-sifat individu atau golongan tertentu
berdasarkan prasangka subyektif (socialprejudice) yang biasanya tidak tepat.
Penilaian positif tetapi tidak sedikit pula menimbulkan reaksi-reaksi negatif.
Kecemasan muncul ketika seorang individu lingkungan budaya lain yang unsur-
unsurnya dirasakan asing. Kecemasan yang berlebihan dalam kaitannya dengan
suasana antar budaya menuju ke cultureshock, yang menyebabkan dia tidak tahu
sama sekali apa, dimana, dan kapan harus berbuat sesuatu. Agar komunikasi sosial
antara konselor dengan klien dapat terjalin harmonis, maka kelima hambatan
komunikasi tersebut perlu diantisipasi.
4. LANDASAN BUDAYA
a. Pengertian Landasan Budaya
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab
kebudayaan dapat dilestarikan/dikembangkan dengan jalur mewariskan
kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan,
baiksecara formal maupun informal.
Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang
sesuai dengan perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku,
nilai-nilai, dan norma-norma baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-
usaha menuju pola-pola ini disebut transformasi kebudayaan. Lembaga sosial
yang lazim digunakan sebagai alat transmisi dan transformasi kebudayaan
adalah lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.
Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di setiap daerah itu
melalui upaya pendidikan sebagai wujud dari kebhineka tunggal ikaan
5
masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal ini haruslah dilaksanakan dalam kerangka
pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan negara Indonesia sebagai sisi
ketunggal-ikaan.
b. Manusia Dan Kebudayaan
1) Pengertian
Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti
cinta, karsa, dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa Sanskerta
budhayah yaitu bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi atau akal.
Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai
segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Berikut pengertian budaya atau kebudayaan dari beberapa ahli :
a. E. B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang
meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan,
hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang
didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
b. R. Linton, kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah
laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana
unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota
masyarakat lainnya.
ImranManan (1989) menunjukkan lima komponen kebudayaan
sebagai berikut :
a. Gagasan
b. Ideologi
c. Norma
d. Teknologi
e. Benda
Kebudayaan dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu :
a. Kebudayaan umum, misalnya kebudayaan Indonesia
b. Kebudayaan daerah, misalnya kebudayaan Jawa, Bali, Sunda, Nusa
Tenggara Timur dan sebagainya
6
c. Kebudayaan populer, yaitu suatu kebudayaan yang masa
berlakunya rata-rata lebih pendek daripada kedua macam
kebudayaan terdahulu
Fungsi kebudayaan dalam kehidupan manusia adalah :
a. Penerus keturunan dan pengasuh anak
b. Pengembangan kehidupan berekonomi
c. Transmisi budaya
d. Meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha esa
e. Pengendalian sosial
f. Rekreasi
Perubahan kebudayaan disebabkan oleh :
a. Organisasi atau penemuan-penemuan baru
b. Difusi atau percampuran budaya baru dengan budaya lama
c. Reinterpretasi atau modifikasi kebudayaan agar sesuai dengan
keadaan zaman
2) Perwujudan kebudayaan
Koentjaraningrat mengemukakan bahwa kebudayaan itu dibagi
atau digolongkan dalam tiga wujud, yaitu :
a. Wujud sebagai suatu kompleks dari ide–ide, gagasan, nilai–nilai,
norma–norma dan peraturan
b. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan
berpola dari manusia dalam masyarakat
c. Wujud kebudayaan sebagai benda- benda hasil karya manusia
3) Substansi ( ISI ) utama budaya
a) Sistem pengetahuan
Sistem pengetahuan yang dimiliki manusia sebagai makhluk
sosial merupakan suatu akumulasi dari perjalanan hidupnya dalam hal
berusaha memahami :
1. Alam sekitar
2. Alam flora di daerah tempat tinggal
7
3. Alam fauna di daerah tempat tinggal
4. Zat-zat bahan mentah, dan benda- benda dalam lingkungannya
5. Tubuh manusia
6. Sifat- sifat dan tingkah laku manusia
7. Ruang dan waktu
b) Nilai
Nilai adalah sesuatu yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan
dianggap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat. C.
Kluchohnmengemukakan bahwa yang menentukan orientasi nilai
budaya manusia di dunia adalah lima dasar yang bersifat universal,
yaitu :
1. Hakikat hidup manusia
2. Hakikat karya manusia
3. Hakikat waktu manusia
4. Hakikat alam manusia
5. Hakikat hubungan antar manusia
c) Pandangan hidup
Pandangan hidup merupakan pedoman bagi suatu bangsa atau
masyarakat dalam menjawab atau mengatasi berbagai masalah yang
dihadapinya.
d) Kepercayaan
Kepercayaan yang mengandung arti yang lebih luas dari pada
agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
e) Persepsi
Atau sudut pandang ialah suatu titik tolak pemikiran yang
tersusun dari seperangkat kata–kata yang digunakan untuk memahami
kejadian atau gejala dalam kehidupan.
8
4) Sifat-sifat budaya
Sifat hakiki dari kebudayaan tersebut antara lain :
a. Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia
b. Budaya telah ada terlebih dahulu dari pada lahirnya suatu generasi
tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang
bersangkutan.
c. Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah
lakunya
d. Budaya mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-
kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-
tindakan yang dilarang, dan tindakan-tindakan yang diizinkan.
5) Sistem budaya
Sistem kebudayaan suatu daerah akan menghasilkan jenis –
jenis kebudayaan yang berbeda. Jenis kebudayaan ini dapat dikelompokkan
menjadi :
a. Kebudayaan material
b. Kebudayaan non material
Kebudayaan dapat dilihat ari dimensi wujudnya adalah :
a. Sistem budaya
b. Sistem sosial
c. Sistem kebendaan
6) Manusia sebagai pencipta dan pengguna budaya
Tahap eksternalisasi adalah proses pencurahan diri manusia secara
terus menerus ke dalam dunia melalui aktivitas fisik dan mental, sehingga
kebudayaan memiliki peran sebagai :
a. Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya
b. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-
kemampuan lain.
c. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
d. Pembeda manusia dan binatang.
9
e. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak
dan berprilaku didalam pergaulan.
7) Pengaruh budaya terhadap lingkungan
Beberapa variabel yang berhubungandengan masalah kebudayaan
dan lingkungan, antara lain:
a. Physcial Environment, menunjuk pada lingkungannya natural
seperti : temperatur, curah hujan, iklim, wilayah geografis, flora, dan
fauna
b. Cultural SocialEnvironment, meliputi aspek–aspek kebudayaan
beserta proses sosialisasi seperti : norma–norma, adat istiadat, dan
nilai–nilai
c. EnvironmentalOrientationandRepresentation, mengacu pada
persepsi dan kepercayaan kognitif yang berbeda-beda pada setiap
masyarakat mengenai lingkungannya.
d. EnvironmentalBehaviorandProcces, meliputi bagaimana masyarakat
menggunakan lingkungannya dalam hubungan sosial
e. OutCarriesProduct, meliputi hasil tindakan manusia seperti
membangun rumah, komunitas, kota beserta usaha–usaha manusia
dalam memodifikasi lingkungannya fisik seperti budaya pertanian
dan iklim
8) Proses dan perkembangan kebudayaan
Kebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia oleh
karenanya kebudayaan mengalami perubahan dan perkembangannya sejalan
dengan perkembangan manusia itu. Perkembangan kebudayaan terhadap
dinamika kehidupan seseorang bersifat kompleks, dan memiliki eksistensi
dan berkesinambungan dan juga menjadi warisan sosial.
9) Problematika kebudayaan
Beberapa problematika kebudayaan antara lain :
a. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup
dan sistem kepercayaan
10
b. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau
sudut pandang hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan
persepsi atau sudut pandang ini dapat terjadi antara masyarakat dan
pelaksana pembangunan.
c. Hambatan budaya berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan
10) Perubahan kebudayaan
Ada lima faktor yang menjadi penyebab perubahan kebudayaan,
yaitu :
a. Perubahan lingkungan alam
b. Perubahan yangdisebabkan adanya kontak dengan suatu kelompok
lain
c. Perubahan karena adanya penemuan (discovery)
d. Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa
mengadopsi beberapa elemen kebudayaan material yang telah
dikembangkan oleh bangsa lain di tempat lain
e. Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara
hidupnya dengan mengadopsi suatu pengetahuan atau kepercayaan
baru, atau karena perubahan dalam pandangan hidup dan
konsepsinya tentang realitas
5. LANDASAN SOSIAL
Menurut etimologi sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu kata socious
yang berarti teman, dan logos yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti
pengetahuan. Pengertian tersebut diperluas menjadi ilmu pengetahuan tentang
pergaulan hidup manusia atau masyarakat. Seiring dengan perkembangan sosiologi,
para ahli telah memberikan definisi dengan sudut pandang yang berbeda-beda,
seperti berikut ini. (SoerjonoSoekamto, 2001:20).
Menurut Roucek dan Warren sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan manusia dalam kelompok.
Selo Soemardjan dan SoelaimanSoemardi menyatakan bahwa sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan
sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial, lembaga-
lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial, dan lapisan-lapisan sosial.
11
August Comte berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu terutama
mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa
hidup bersama dengan sesamanya.
Menurut Abu Ahmadi Objek penelitian sosiologi adalah tingkah laku
manusia dalam kelompok. Sudut pandangnya ialah memandang hakikat masyarakat,
kebudayaan dan individu secara ilmiah. Sedangkan susunan pengetahuan dalam
sosiologi terdiri atas konsep-konsep dan prinsip-prinsip mengenai kehidupan
kelompok sosial, kebudayaan dan perkembangan pribadi.
Sosiologi juga dapat didefinisikan sebagai studi ilmiah tentang masyarakat
dan tentang aspek kehidupan manusia yang diambil dari “kehidupan di dalam
masyarakat”(Ensiklopedi Ilmu-ilmu Sosial).
Sosiologi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu sosiologi umum yang
menyelidiki gejala sosio-kultural secara umum, dan sosiologi khusus, yaitu
pengkhususan dari sosiologi umum yang menyelidiki aspek kehidupan sosio-kultural
secara mendalam, salah satunya adalah sosiologi pendidikan. Sosiologi juga
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Empiris : bersumber dan diciptakan dari kenyataan yang terjadi di
lapangan
b. Teoretis : merupakan peningkatan fase penciptaan, bisa disimpan
dalam waktu lama dan dapat diwariskan kepada generasi
muda
c. Komulatif : berkomulasi mengarah kepada teori yang lebih baik
d. Nonetis : menceritakan apa adanya, tidak menilai apakah hal itu
baik atau buruk.
Dari beberapa pendapat diatas dapat tarik persamaan dari pengertian
sosiologi, yakni sosiologi merupakan ilmu yang membahas atau mempelajari
interaksi dan pergaulan antara manusia dalam kelompok dan struktur sosial.Dasar
sosiologis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan karakteristik
masyarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan
pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari
oleh sosiologi pendidikan meliputi empat bidang:
a. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
b. Hubungan kemanusiaan.
12
c. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
d. Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola interaksi antara sekolah
dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.
Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah
mempengaruhi sistem pendidikan nasional. Hal tersebut sangatlah wajar, mengingat
kebutuhan akan pendidikan semakin meningkat dan kompleks. Berbagai upaya
pemerintah telah dilakukan untuk menyesuaikan pendidikan dengan perkembangan
masyarakat terutama dalam hal menumbuhkembangkan KeBhineka tunggal Ika-an,
baik melalui kegiatan jalur sekolah (umpamanya dengan pelajaran PPKn, Sejarah
Perjuangan Bangsa, dan muatan lokal), maupun jalur pendidikan luar sekolah
(penataran P4, pemasyarakatan P4 nonpenataran)
a. Pengertian dan Cakupan Perubahan Sosial
Perubahan sosial merupakan gejala yang melekat di setiap
masyarakat.Wilbert Moore memandang perubahan sosial sebagai “perubahan
struktur sosial, pola perilaku, dan interaksi sosial”. Contoh perubahan
sosialadalah perubahan peranan seorang istri dalam keluarga modern, perubahan
kebudayaan contohnya: keluarga modern, perubahan kebudayaan contohnya:
adalah penemuan baru seperti radio, televisi, komputer yang dapat
memengaruhi lembaga-lembaga sosial.
b. Teori dan Bentuk Perubahan Sosial
1) Teori sebab akibat ( Causation problem )
Beberapa faktor dikemukakan oleh para ahli untuk menerangkan
sebab-sebab perubahan sosial yang terjadi, beberapa pendekatan sebagai
berikut :
a. Analisis Dialektis
b. Teori Tunggal Mengenai Perubahan Sosial
2) Teori proses atau arah perubahan sosial
13
Kebanyakan teori-teori mengenai arah perubahan sosial
mempunyai kecenderungan yang bersifat kumulatif atau evolusioner.
Bentuk-bentuk perubahan sosial menurut SoerjonoSoekanto :
a. Perubahan yang terjadi secara lambat dan perubahan yang terjadi
secara cepat
b. Perubahan secara lambat disebut evolusi
c. Perubahan secara cepat disebut revolusi
Perubahan-perubahan yang pengaruhnya kecil, dan perubahan
yang pengaruhnya besar. Perubahan yang pengaruhnya kecil adalah
perubahan pada unsur struktur sosial yang tidak bisa membawa pengaruh
langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat. Perubahan yang
pengaruhnya besar seperti proses industrialisasi pada masyarakat agraris.
Perubahan yang dikehendaki dari perubahan yang tak diinginkan.
Perubahan yang dikehendaki adalah bila seseorang mendapat kepercayaan
sebagai pemimpin. Perubahan sosial yang tidak dikehendaki merupakan
perubahan yang terjadi tanpa jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat
menyebabkan timbulnya akibat yang tidak diinginkan.
3) Perkembangan masyarakat
a) Perubahan dalam perkembangan masyarakat
Ciri–ciri adanya perkembangan dalam masyarakat adalah :
1. Terjadi perubahan
Perubahan yang terjadi akan mempengaruhi perkembangan
individu, pengetahuan, kebiasaan dan pola hidup.
2. Mobilitas tinggi
Dengan mobilitas yang tinggi, maka dapat mempercepat
pertemuan antarbangsa, membuka daerah terisolasi, dan
meningkatkan pemerataan pembangunan.
3. Komunikasi cepat dan akurat
Denganadanyakomunikasi yang cepatdanakuratakan
memudahkan perolehan informasi.
14
Adanya proses perubahan dalam perkembangan masyarakat
mengakibatkan terjadinya proses pembauran dimana adakalanya terjadi
pertentangan atau konflik antar sektor sosial budaya.
b) Perubahan pola pekerjaan
1. Melahirkan spesialisasi yang menuntut profesionalisme
2. Mengejar target untuk meningkatkan produksi
3. Gotong royong diganti dengan kerjasama sesuai alur kerja
4. Pola padat karya berganti dengan padat teknologi
5. Sifat kompetitif yang tinggi
c) Perubahan peranan wanita
1. Wanita memiliki peluang yang sama dengan pria hampir pada
setiap sektor
2. Memberi kesempatan untuk menambah penghasilan keluarga
3. Muncul masalah dalam kehidupan sosial pribadi peran ganda
wanita
4. Masalah dalam kehidupan berkeluarga kemungkinan
5. Masalah dalam pekerjaan : optimalisasi karier, kedudukan pria di
bawah wanita, pelecehan/skandal
d) Perubahan kehidupan keluarga
1. Waktu bekerja yang panjang
2. Pengasuhan anak oleh pembantu
3. Waktu anak lebih banyak di luar rumah
4. Menimbulkan masalah harmonisasi dalam keluarga
5. Kesibukan luar batas mengorbankan fungsi-fungsi keluarga
6. Rumah hanya berfungsi sebagai tempat parkir
1. MASYARAKAT INDONESIA DAN PENDIDIKAN
a. Masyarakat dan Sekolah
Sekolah tidak dapat dipisahkan dari masyarakat, hal ini jelas karena :
1. Sekolah milik masyarakat
15
2. Sekolah sebagai mercu penerang dan pusat kebudayaan
3. Sekolah bermanfaat bagi kemajuan budaya masyarakat, khususnya
pendidikan anak-anak
4. Masyarakat memberi dukungan kepada sejumlah sekolah
5. Harus ada badan kerjasama antara sekolah dengan masyarakat dalam
mensukseskan pendidikan
b. Masyarakat Indonesia dan Pendidikan
Sebagian besar masyarakat Indonesia sekarang sudah sadar akan
pentingnya pendidikan untuk meningkatkan hidup dan kehidupan, asumsi
mereka adalah makin tinggi ijazah yang dapat diraih makin cepat dapat
pekerjaan serta makin besar gaji yang diterima.
Tidak banyak yang menyadari (bahkan oleh pendidik sekalipun) bahwa
kebudayaan termasuk pendidikan di masyarakat, adalah sarana/wadah yang
penting dalam proses pembelajaran untuk mengembangkan anak secara wajar ,
akibatnya perlu dilakukannya sejumlah pembenahan, antara lain :
1. Kerjasama orang tua, masyarakat, dan pemerintah dalam memperbaiki
pendidikan perlu ditingkatkan
2. Pendidikan nonformal dan pendidikan informal, harus ditangani secara
serius, paling sedikit sama intensitasnya dengan penanganan pendidikan
jalur formal
3. Kebudayaan, terutama tayangan televisi, yang paling banyak pengaruhnya
terhadap perkembangan anak dan remaja, perlu ditangani dengan baik agar
tidak berdampak negatif
4. Kebudayaan yang bersifatnegatif harus dihilangkan dengan berbagai cara
Selanjutnya,untuk membuat anak menjadi mandiri dan berkompetensi,
dan juga merupakan cita-cita pendidikan yang telah digariskan, merupakan
persoalan metodologi belajar dan mengajar. Bila dalam belajar mereka sering
atau selalu dihadapkan pada masalah yang nyata terjadi di masyarakat dan diberi
kesempatan untuk memecahkannya, tentu tujuan itu lama-lama akan tercapai.
Untuk itu, dalam masa transisi ini kalau pendidikan akan direorganisasi, perlu:
16
1. Memasukkan materi pelajaran yang diambil dari keadaan nyata di
masyarakat atau keluarga.
2. Metode belajar yang mengaktifkan siswa baik individual ataukelompok
3. Mengadakan survei di masyarakat tentang berbagai kebudayaan
4. Ikut memecahkan masalah masyarakat dan keluarga
5. Memberi kesempatan berinovasi atau kreatif menciptakan sesuatu yang
baru yang lebih baik tentang hidup dan kehidupan
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Landasan sosial budaya merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman
kepada konselor tentang dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai faktor yang
mempengaruhi terhadap perilaku individu.
Pendidikan dan kebudayaan mempunyai pengaruh timbal balik. Bila kebudayaan
berubah maka pendidikan juga bisa berubah dan bila pendidikan berubah maka akan
dapat mengubah kebudayaan. Peranan pendidikan dalam mengembangkan kebudayaan
adalah sangat besar. Pendidikan dapat mengembangkan kebudayaan melalui tiga hal yaitu
perkembangan zaman, percepatan perkembangan ilmu dan teknologi, serta perkembangan
kepandaian manusia.
Pendidikan multikultural bagi masyarakat Indonesia sangat penting dilakukan
bersamaan dengan derasnya arus globalisasi informasi dan mobilitas penduduk.
Multikulturalisme di kalangan masyarakat memiliki keberagaman agama, bahasa, dan
budaya yang dapat memperluas pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran
keanekaragaman.
B. SARAN
Selaku pembelajar yang memahami landasan sosial budaya agar dapat menunjukkan
perilaku mendidik terhadap pemelajar sehingga timbul interaksi dari keduanya untuk
mencapai cita-cita yang dilakukan secara bertahap berkesinambungan di dalam
lingkungan yang beranekaragam dan saling mengisi antara keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
18
DAFTAR PUSTAKA
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 1997. PengembanganKurikulumTeoridanPraktik. Bandung:
PT. RemajaRosdakarya.
Pidarta, Made. 1997. LandasanKependidikan. Stimulus IlmuPendidikanBercorak
Indonesia.Jakarta: RinekaCipta.
Ruswandi,Hermawan. 2008. LandasanPendidikan. Bandung: CV. InsanMandiri.
SutiknoSobry. 2008. Landasanpendidikan. Bandung: Prospect.
Fauzan. 2009. LandasanSosialBudayaSosialBudaya. (Pendidikan,http://defauzan.
wordpress.com). (Online). Di akses21Maret2013.
Kusumawati, Indah. 2009. Landasan Sosial Budaya dan Pendidikan.(http://mardhiyanti.
blogspot.com/2009/12/landasan-sosial-budaya-pendidikan.html). (Online). Di
akses21Maret 2013.
19