Download - Makalah motivasi ptk
1
PENINGKATAN KEMAMPUAN DAN MOTIVASI GURU MELAKUKAN
PTK DENGAN PELATIHAN MODEL ”SIKUSIKU”
SAADAH (Pengawas SMP Dinas Dikpora Kabupaten Lombok Timur)
ABSTRAK
Penelitian, khususnya penelitian tindakan kelas (PTK) adalah salah satu wahana yang
diyakini efektif bagi guru untuk mengembangkan dan meningkatkan keprofesiannya.
Hanya saja, kemampuan dan motivasi sering menjadi kendala utama bagi guru untuk
melakukanya. Makalah ini mengupas hasil penelitian yang mengkaji manfaat
pelatihan model ”sikusiku” (Identifikasi, Diskusi, Dokumentasi dan Implementasi)
dalam meningkatkan kemampuan dan motivasi guru dalam menerapkan kerangka
PTK untuk pemecahan masalah pembelajaran yang dihadapi. Penelitian ini dilakukan
dalam tiga siklus dan masing-masing siklus terdiri atas dua kali tatap muka.
Penelitian ini dilakukan di MGMP PKn, Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa
Indonesia, Penjaskes, dan IPS . Data hasil penelitian diambil mengunakan lembar
observasi, angket, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan
model “Sikusiku” memiliki manfaat yang ”Cukup Signifikan” dalam meningkatkan
kemampuan dan motivasi guru-guru untuk melakukan PTK.
Kata kunci: Kemampuan dan motivasi, PTK, pelatihan model “Sikusiku”.
2
PENDAHULUAN
Diberlakukannya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (Permenpan) Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional
Guru dan Angka Kreditnya, yang mempersyaratkan sejumlah angka kredit dari unsur
publikasi ilmiah dan/atau karya inovtif bagi guru dengan pangkat/golanga III/b ke
atas, tidak serta-merta mampu meningkatkan motivasi guru-guru untuk menerapkan
kerangka ilmiah dalam pemecahan masalah pembelajaran.
Padahal, dalam kegiatan pembelajaran seorang guru sudah pasti berhadapan
dengan berbagai persoalan, baik menyangkut peserta didik, startegi pembelajaran,
metode pembelajaran, sarana pendidikan maupun yang lainnya. Dari sudut pandang
peserta didik misalnya, sejumlah persoalan bisa muncul seperti prestasi belajar
rendah, kurang konsentrasi saat belajar, tidak mengerjakan PR, malas belajar, kurang
displin, dan sebagainya.
Menghadapi semua itu, sebagai seorang profesional guru harus mampu
membuat professional judgement yang didasarkan pada data yang akurat serta teori
yang relevan, sehingga terjadi peningkatan mutu pembelajaran secara terus menerus
dengan kepuasan yang tinggi. Dengan kemampuan membuat professional judgement
ini pula, guru akan lebih mudah mempertanggungjawabkan kinerjanya baik secara
public maupun akademik.
Mempertanggung-jawabkan kinerja amatlah penting bagi guru terlebih
dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, yang menyatakan bahwa “guru berhak memperoleh penghasilan di atas
kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial, meliputi gaji pokok,
tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan profesi,
tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat tambahan yang terkait dengan
tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar
prestasi”. Akan menjadi sebuah ironi jika guru-guru tidak berusaha mengembangkan
dan meningkatkan keprofesiannya.
Penelitian, khususnya penelitian tindakan kelas (PTK) adalah salah satu
wahana yang diyakini efektif bagi guru untuk mempertanggung-jawabkan kinerjanya
sekaligus mengembangkan serta meningkatkan keprofesiannya. Lebih dari itu,
melakukan penelitian juga termasuk tugas guru sebagai profesional. Dalam pasal 39
3
ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
yang ditegaskan: “Pendidik (dalam hal ini guru) merupakan tenaga profesioanal yang
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pelatihan dan pembimbingan, serta melakukan penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat, ...”. Bahkan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenpan) Nomor 16 Tahun 2009
tentnag Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, mempersyaratkan nilai dari
unsur publikasi ilmiah (dapat dengan melakukan kegiatan penelitian) bagi guru yang
akan naik pangkat/golongan ke jenjang berikutnya mulai dari pangkat/golongan III/b
ke atas.
Meski pangkat dan golongan bukanlah tujuan utama bagi seorang guru,
namun pemberlakuan permenpan di atas harus dijawab secara proaktif dan positif
oleh para pihak yang berkepentingan terhadap mutu pendidikan terutama kepala
sekolah dan guru. Sebab, jika didalami lebih jauh, selain untuk mempersiapkan guru-
guru yang profesional, permenpan di atas dimaksudkan untuk meningkatkan dan
mempertahankan profesionalitas guru secara berkelanjutan.
PTK merupakan bagian penting dari upaya pengembangan profesi guru. PTK
akan melatih guru berpikir kritis dan sistematis serta membiasakan guru untuk
menulis dan membuat catatan terkait kinerjanya. Menurut Kemmis (1988, dalam
Suharsimi, 2009) ”Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri
yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk
pendidikan) untuk memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri”. Uraian ini
kemudian mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu; (1)
memperbaiki praktik atau tindakan; (2) pengembangan profesional dalam arti
meningkatkan pemahaman para guru akan ”kemengapaan” tindakannya; serta (3)
memperbaiki keadaan atau situasi dimana tindakan tersebut dilaksanakan.
Artinya, PTK merupakan jenis penelitian yang paling tepat bagi guru, selain
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang kemudian akan berdampak pada
peningkatan kualitas pendidikan, PTK juga diasumsikan mampu meningkatkan
keprofesian guru secara berkelanjutan. PTK merupakan kegiatan yang tidak saja
berupaya memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiah atas
pemecahan masalah. Dengan kemampuan melakukan PTK, lebih diyakini guru
4
memiliki landasan keilmuan yang mapan dalam melaksanakan tugasnya, baik dalam
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pelatihan dan pembimbingan peserta didik.
Pertanyaannya adalah berapa banyak guru yang menerapkan kerangka PTK
untuk pemecahan masalah pembelajaran? Berdasarkan hasil angket yang diberikan
kepada 52 orang guru terungkap bahwa 82.13% guru menyatakan ada keinginan
untuk melakukan PTK. Hanya saja keninginan guru-guru tersebut masih sebatas
“teori dan wacana” dan belum teraktualisasikan dalam perbuatan nyata.
Dari hasil wawancara terungkap bahwa, selain mengaku kurang paham
terhadap konsep, prinsip, serta tata cara yang tepat dalam pelaksanaan PTK, guru-
guru juga dihantui oleh mahalnya biaya, waktu, tenaga yang harus dikeluarkan untuk
menyelesaikan PTK, sehingga ada guru (bahkan) termasuk pengawas sekolah yang
notabene merupakan wakil pemerintah mengatakan “untuk apa penelitian-penelitian,
toh kalau naik pangkat kenaikan gaji hanya 100-an ribu rupiah malah kurang.
Wacana pemberian sanksi bagi guru yang tidak naik pangkat dalam kurun waktu
tertentu juga tidak pernah ada”. Ujung-ujungnya keasalahan cenderung di arahkan ke
siswa atas berbagai masalah pembelajaran yang terjadi di kelas dan pada akhirnya
kualitas hasil belajar siswalah yang menjadi “taruhannya”.
Mencermati uraian di atas, selain kemampuan, motivasi juga menjadi
kendala utama bagi guru untuk ber-PTK. Vroomian (dalam E. Mulyasa, 136 : 2004)
mengemukakan bahwa “Performance = f (Ability x Motivation)”. Jika pendapat
Vroomian ini dakomodasikan dengan permasalahan yang sedang dikaji, maka model
ini menjelaskan bahwa seorang guru akan berhasil melakukan PTK apabila memiliki
ability (kemampuan) dan motivasi. Artinya, jika seorang guru lemah atau rendah
dalam satu komponen, baik kemampuan maupun motivasi, maka tingkat
keberhasilannya pun akan rendah. Demikian juga sebaliknya, jika kemampuan dan
motivasinya tinggi maka tingkat keberhasilannya pun akan tinggi.
Menurut para ahli, motivasi merupakan bagian terpenting dalam setiap
kegiatan (termasuk dalam melakukan PTK) dan tanpa motivasi bisa dikatakan tidak
akan ada kegiatan yang berarti. Callahan and Clark (1988) menjelaskan, motivasi
adalah tenaga pendorong yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah tujuan
tertentu. Hersey dan Blanchard (1989) melihat motivasi sebagai kekuatan yang
5
mendorong seseorang melakukan sesuatu kegiatan. Hersey juga menambahkan
bahwa motivasi pada prinsipnya merupakan motif potensial (seperti kebutuhan,
keniginan, gerak hati) yang teraktualisasikan dan umumnya diwujudkan dalam
bentuk perbuatan nyata.
Kemampuan dan motivasi guru dalam menerapkan kerangka PTK untuk
pemecahan masalah pembelajaran menjadi semakin menarik untuk diteliti, karena
guru SMP sebagai orang dewasa yang menurut pandangan Knowless (Syamsu
Mappa dan Anisah B. 1994 : 112), mampu mengumpulkan pengalaman yamg makin
meluas, yang menjadi sumber daya yang kaya dalam kegiatan belajar, seharusnya
dapat dengan mudah mengidentifikasi, menganalisis, menentukan serta melaporkan
secara sistematis langkah-langkah yang diambil dalam memecahkan masalah
pembelajaran yang dihadapi. Selain itu, jika dilihat dari kualifikasi akademik,
pengalaman serta jenjang jabatan fungsional yang dimiliki, dimana hampir semua
guru memiliki kualifikasi S1 dan pengalaman mengajar rata-rata di atas 10 tahun
dengan pangkat/ golongan 46% sudah IV/a, maka tidak sulit bagi guru untuk
menerapkan kerangka PTK untuk pemecahan masalah yang terjadi di kelasnya.
Tetapi mengapa guru-guru lebih memilih cara-cara konvensional dan kurang
mengedepankan cara-cara ilmiah dalam memecahkan masalah pembelajaran?
Bukankan “melakukan penelitian” juga merupakan tugas seorang guru? Apakah
karena kemampuan guru dalam melakukan PTK yang masih kurang sehingga
motivasinya juga kurang? Apakah model pembinaan yang selama ini dilakukan
pengawas (datang ke sekolah, berikan wejangan-wejangan, lalu pergi), belum
mampu meningkatkan kemampuan dan motivasi guru-guru? Akankah metode
pelatihan model “Sikusiku” bisa membantu meningkatkan kemampuan dan motivasi
guru-guru? Hal ini memerlukan upaya penelitian sehingga solusi yang diambil dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Pemberlakuan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (Permenpan) Nomor 16 Tahun 2009 tentnag Jabatan Fungsional
Guru dan Angka Kreditnya, yang mempersyaratkan nilai dari unsur publikasi ilmiah
bagi guru yang akan naik pangkat/golongan ke jenjang berikutnya mulai dari
pangkat/golongan III/b ini, jangan sampai bernasib sama dengan Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru
6
dan Angka Kreditnya yang mempersyaratkan minimal 12 angak kredit dari unsure
pengembangan profesi bagi guru yang akan naik pangkat ke IV/b dan seterusnya ke
atas. Sebab, berdasarkan data sampai dengan 31 Desember 2011, jumlah guru yang
berhasil memperoleh SK kenaikan pangkat/golongan IV/b yang mempersyaratkan
minimal 12 angak kredit dari unsure pengembangan profesi, hanya satu orang dari
sekian ribu guru yang ada di kabupaten Lombok Timur.
Mencermati uraian di atas, pengawas sekolah selaku wakil pemerintah harus
berupaya memberikan pendidikan dan pelatihan kepada guru-guru meski dengan
dukungan sumberdaya seadanya. Makalah ini menyajikan hasil penelitian yang
mencoba menerpakan model “Sikusiku” dalam pelatihan meningkatkan kemampuan
dan motivasi guru-guru menerapkan kerangka PTK untuk pemecahan masalah
pembelajaran.
Pelatihan model “Sikusiku” merupakan salah satu cara yang dipersepsikan
dapat:
1. Memberi ruang yang luas bagi peserta untuk merefleksi dan mengekplorasi
serta mencari tahu penyebab berbagai permasalahan yang muncul dalam
pembelajarannya.
2. Mendorong guru (subjek tindakan) untuk menemukan atau mengonstruksi
sendiri tindakan yang akan dilakukan dalam memecahkan permasalahan
yang ditemukan saat proses pembelajaran di kelas.
3. Menjadikan guru-guru mampu menerapkan suatu tindakan tertentu untuk
memecahkan permasalahan secara menarik dan bermakna didasarkan pada
data yang akurat serta teori yang relevan.
METODE PENELITIAN
Subjek Penelitian
Penelitian Tidakan Sekolah (PTS) ini dilaksanakan di Enam kelompok
Musyawarah Guru Mata Pelajaran yang berlangsung dalam Lima siklus. Siklus I
dilakukan pada tanggal 26, 27, dan 29 November 2012 (MGMP Pendidikan
Kewarganegaraan); Siklus II dilakukan pada tanggal 3, 4, dan 5 Desember 2012
(MGMP Matematika). Kedua MGMP ini pelaksanaannya dipusatkan di SMP Negeri
1 Sakra.
7
Adapun siklus III, IV dan V, pelaksanaannya dipusatkan di SMP Negeri 1
Sukamulia dengan rincian sebagai berikut:
a. Siklus III, dilaksanakan tanggal 10, 13, dan 18 Desember 2012 (MGMP
IPS dan Penjaskes).
b. Siklus IV, dilaksanakan tanggal 11, 14, dan 19 Desember 2012 (MGMP
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris).
c. Siklus V, dilaksanakan tanggal 12, 15, dan 20 Desember 2012 (MGMP
Matematikan dan BK).
Data dan Instrumen Pengumpul Data
Data yang diambil dalam penelitian ini berasal dari pengawas (peneliti), dan
guru-guru yang mengajar di SMP Negeri 2 Wanasaba dan SMP Negeri 1 Montong
Gading, dan siklus III di SMP islam Al-Badriyah.
Data dimaksud adalah:
1) Data tentang keaktifan peserta dalam mengikuti pelatihan serta
mendiskusikan alternatif-alternatif pemecahan masalah yang berhasil
ditemukan pada tahap identifikasi.
2) Data tentang sikap dan pengalaman belajar subjek tindakan selama pelatihan
model ”Sikusiku” berlangsung.
3) Data tentang keterampilan Fasilitator (peneliti) dalam melaksanakan dan
mengelola kegiatan pelatihan dengan model ”Sikusiku”
4) Data tentang kemampuan dan motivasi subjek tindakan dalam
mengimplementasikan kerangka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk
memecahkan permasalahan pembelajaran setelah mengikuti pelatihan model
”Sikusiku”.
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data-data di atas adalah:
1. Data tentang keaktifan peserta dalam mengikuti pelatihan serta
mendiskusikan alternatif-alternatif pemecahan masalah yang berhasil
ditemukan pada tahap identifikasi, diambil dengan menggunakan ”Lembar
Observasi” .
2. Data tentang sikap dan pengalaman belajar subjek tindakan selama pelatihan
model ”Sikusiku” berlangsung diambil dengan menggunakan ”Lembar
Observasi” dan Angket”.
8
3. Data tentang keterampilan fasilitator melaksanakan dan mengelola kegiatan
pelatihan diambil dengan menggunakan ”Lembar Observasi”.
4. Data tentang kemampuan subjek tindakan dalam mengimplementasikan
kerangka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk memecahkan permasalahan
pembelajaran di kelas.
Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data tentang penigkatan
kemampuan peserta (subjek tindakan) dalam mengidentifikasi dan menganalisis
masalah yang timbul di kelas; data keaktifan dan kreativitas peserta dalam
mendiskusikan alternatif-alternatif pemecahan masalah yang berhasil diidentifikasi;
data tentang sikap dan pengalaman peserta dalam sestiap sesi pelatihan; data hasil
penilaian peserta terhadap kemampuan fasilitator melaksanakan dan mengelola
kegiatan pelatihan; serta data tentang manfaat pelatihan model ”Sikusiku” dalam
meningkatkan kemampuan guru-guru mengimplementasikan kerangka Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) untuk pemecahan masalah pembelajaran di kelas.
Moleong (1999 :190) menyatakan bahwa proses analisis data dimulai dengan
menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari wawancara,
pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi,
dokumen resmi, foto dan sebagainya.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif yaitu
analisis berdasarkan penalaran logika dan ditafsirkan berdasarkan kajian pustaka,
pengalaman pengawas dan kriteria yang telah ditetapkan. Analisis ini digunakan atas
pertimbangan bahwa jenis data yang diperoleh berbentuk kalimat-kalimat dan
aktivitas-aktivitas peserta diklat.
Hasil dan Pembahasan
A. Data Hasil Penelitian
Data yang diperoleh dalam penelitinan ini adalah:
1) Data hasil observasi keaktifan dan kreativitas peserta dalam pelatihan
2) Data kemampuan peserta mengimplementasikan kerangkan PTK untuk
pemecahan masalah pembelajaran (hasil tugas dan tes).
3) Data motivasi peserta melakukan PTK setelah megikuti pelatihan.
9
1. Data hasil observasi keaktifan dan kreativitas subjek tindakan dalam
mengidentifikasi dan menganalisis masalah pembelajaran
Tabel 4 Data hasil observasi keaktifan dan kreativitas subjek tindakan dalam
mengidentifikasi dan menganalisis masalah pembelajaran
NO JENIS
KEGIATAN/KETERLIBATAN
% JUMLAH PESERTA PADA SIKLUS % RR
I II III IV V
1. Kehadiran peserta (rata-rata) saat pelatihan berlangsung
95 95 73 73 75 82
2. Menunjukan perhatian yang intensif terhadap materi pelatihan antara lain ditunjukkan dengan ikut serta merumuskan tujuan pelatihan
94 95 79 86 77 86
3.
Bersikap positif, proaktif, dan terbuka serta memiliki motivasi yang kuat untuk pengembangan profesionalnya;
94 95 83 76 77 85
4. Menunjukan rasa ingin tahu, baik dengan mengamati atau mengajukan pertanyaan;
89 95 86 79 77 85
5. Melakukan diagnosis secara kritis dan jujur terhadap kegiatan pembelajarannya;
89 74 66 62 70 72
6. Memperlihatan hubungan yang dinamis antara fasilitator dengan pserta dan antara sesama peserta, saat diskusi maupun Tanya jawab.
89 89 86 83 77 85
7. Mau bekerjasama, peserta saling membantu mencarikan langkah-langkah tertentu (umpan balik) untuk memperbaiki kekurangan dan peningkatan kualitas pembelajaran.
94 95 76 79 77 84
8. Melahirkan gagasan yang kreatif untuk pemecahan masalah . 78 68 48 55 43 59
Persentase rata-rata keaktifan dan kreativitas subjek tindakan
90 88 75 74 71 80
Keterangan:
1. Siklus I (MGMP PKN), jumlah peserta 19 orang, aktif 18 orang.
2. Siklus II (MGMP MATEAMATIKA), jumlah peserta 20 orang, aktif 19 orang.
3. Siklus III (MGMP IPS & PJK), jumlah peserta terdaftar 40 orang, aktif 29
orang.
4. Siklus IV (MGMP BAHASA INDONESIA & INGGRIS), jumlah peserta 40
orang, aktif 29 orang.
10
5. Siklus V (MGMP MATEMATIKA & BK ), jumlah peserta terdaftar 40 orang,
aktif 30 orang.
Total Peserta 159 orang, aktif 125 orang.
Untuk jenis kegiatan nomor 1, persentase jumlah peserta pada masing-masing
siklus dihitung dari jumlah peserta terdaftar, sedangkan untuk jenis kegiatan
nomor 2 s.d 8 persentasenya dihitung dari jumlah peserta aktif.
Tabel 5 Data Kemampuan Subjek Tindakan (hasil tugas) dalam
Mengimplementasikan Kerangka PTK untuk Pemecahan Masalah
Pembelajaran
NO JENIS KEMAMPUAN
JUMLAH (PESERTA) PADA
SIKLUS TOTAL
%
KETER
C. I II III IV V
1. Mengidentifikasi masalah 15 14 23 23 18 93 74
2. Menghimpun data terkait hal
yang dipermasalahkan 15 13 19 18 21 86 69
3. Merumuskan masalah
dengan tepat 15 13 19 18 21 86 69
4. Melahirkan gagasan kreatif
untuk pemecahan masalah 14 13 14 16 13 70 56
5. Merumuskan judul Penelitian
Tindakan Kelas 14 14 24 26 25 103 82
6. Menyusus proposal PTK 5 6 8 7 8 34 27
RATA-RATA 13 11 18 18 18 79 63
Keterangan:
1. Siklus I (MGMP PKN), jumlah peserta 18 orang
2. Siklus II (MGMP MATEAMATIKA), jumlah peserta 19 orang
3. Siklus III (MGMP IPS & PJK), jumlah peserta 29 orang
4. Siklus IV (MGMP BAHASA INDONESIA & INGGRIS), jumlah peserta 29
orang
5. Siklus V (MGMP MATEMATIKA & BK ), jumlah peserta 30 orang
Total Peserta akif 125 orang.
11
Tabel 6 Data Kemampuan (hasil tes) dan Motivasi Subjek Tindakan dalam
Mengimplementasikan Kerangka PTK untuk Pemecahan Masalah
Pembelajaran di Masing-masing Siklus
KEMAMPUAN DAN MOTIVASI GURU MEAKUKAN PTK (SIKLUS I) MGMP MATA PELAJARAN PKN DI SMP NEGERI 1 SAKRA
N
O NAMA PESERTA
NILAI TES KETERANGAN
HASIL ANGKET
AWAL AKHIR MOTIVASI KATEGORI
1 Abdul Hanan, S.Pd 40 87 MENINGKAT 4,06 Baik
2 Akhmad Watoni, S.Pd 40 73 MENINGKAT 4,62 Amat Baik
3 Asri Nurhayani, S.Pd 40 80 MENINGKAT 3,79 Baik
4 B. Ismiati Nurul 40 80 MENINGKAT 4,09 Baik
5 B. Nurhasani, S,Pd 33 87 MENINGKAT 3,74 Baik
6 B. Suryawatmi, S.Pd 60 80 MENINGKAT 3,85 Baik
7 Fatmawati S, S.Pd 60 87 MENINGKAT 4,12 Baik
8 Hanan, S.Pd 60 73 MENINGKAT 3,65 Baik
9 Hj. Sopiatun, S.Pd 40 87 MENINGKAT 3,79 Baik
10 Nurul Hidayati, S.Pd 13 40 MENINGKAT 3,88 Baik
11 Rejeb, S.Pd 47 87 MENINGKAT 4,74 Amat Baik
12 Rosmihartini, S.Pd 47 80 MENINGKAT 4,18 Baik
13 Sri Astuti Ningsih, S.Pd 40 59 MENINGKAT 3,59 Baik
14 Sri Astuti, S.Pd 40 67 MENINGKAT 3,94 Baik
15 Sukaris, S.Pd 0 93 MENINGKAT 3,65 Baik
16 Suriani 33 40 MENINGKAT 3,53 Baik
17 Ummi Kalsum 13 47 MENINGKAT 4,03 Baik
18 Zulfakar Ali, SH 6 80 MENINGKAT 3,82 Baik
RATA-RATA 36,22 73,72 MENINGKAT 3,95 Baik
12
KEMAMPUAN DAN MOTIVASI GURU MEAKUKAN PTK (SIKLUS II) MGMP MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMP NEGERI 1 SAKRA
NO NAMA PESERTA NILAI TES
KETERANGAN HASIL ANGKET
AWAL AKHIR MOTIVASI KATEGORI
1 Baihaki, S.Pd 47 87 MENINGKAT 4,41 Baik
2 Bq. Lasminngsih, S.Pd 33 60 MENINGKAT 3,5 Baik
3 Eni Sosiawati 0 59 MENINGKAT 4,06 Baik
4 Henis Setiarto 0 67 MENINGKAT 3,85 Baik
5 Hurudin, S.Pd 67 80 MENINGKAT 3,82 Baik
6 Istiqlal Amin, S.Pd 40 47 MENINGKAT 3,47 Cukup Baik
7 Jamiah, S.Pd 33 80 MENINGKAT 4,65 Amat Baik
8 Joko Sri widodo, S.Pd 20 80 MENINGKAT 4,09 Baik
9 Lailati, S.Pd 33 73 MENINGKAT 4,18 Baik
10 Lalu Umar S, S.Pd 40 73 MENINGKAT 3,68 Baik
11 M. Hanafi, S.Pd 27 60 MENINGKAT 4,06 Baik
12 Mulyadi, S.Pd 0 73 MENINGKAT 4,18 Baik
13 Patemah, S.Pd 53 80 MENINGKAT 3,71 Baik
14 Purwanito Utami, S.Pd 47 73 MENINGKAT 4,59 Amat Baik
15 Siti Mu'awwanah, S.Pd 33 80 MENINGKAT 4,65 Amat Baik
16 Suhaini, S.Pd 87 87 TETAP 3,68 Baik
17 Yeq Yusuf, S.Pd 40 93 MENINGKAT 4,35 Baik
18 Zikrol Hapsiah, S.Pd 27 47 MENINGKAT 4,41 Baik
19 Zulyani, S.Pd 67 87 MENINGKAT 3,88 Baik
RATA-RATA 36,53 72,95 MENINGKAT 4,06 Baik
13
KEMAMPUAN DAN MOTIVASI GURU MEAKUKAN PTK (SIKLUS III)
MGMP IPS & PENJAS KESEHATAN DI SMP NEGERI 1 SUKAMULIA
NO NAMA PESERTA NILAI TES
KETERANGAN HASIL ANGKET
AWAL AKHIR MOTIVASI KATEGORI
1 Ahmad Habib A, S.Pd 0 33 MENINGKAT 3,82 Baik
2 Ahmad Setiawan, S.Pd 40 73 MENINGKAT 3,41 Cukup Baik
3 Akhyaruddin, S.Pd 47 83 MENINGKAT 4,32 Baik
4 Fathullah, S.Pd 33 80 MENINGKAT 3,97 Baik
5 Hasnaini, S.Pd 40 87 MENINGKAT 4,32 Baik
6 Himmatul Hairi, S.Pd 40 67 MENINGKAT 4,15 Baik
7 Joko Pujo Arisanto, 40 80 MENINGKAT 4,24 Baik
8 Kusumawardani, S.Pd 33 80 MENINGKAT 4,5 Amat Baik
9 L. Maman Sukarno, 40 73 MENINGKAT 3,62 Baik
10 Lalu Muh. Abdullah, 27 87 MENINGKAT 4,56 Amat Baik
11 Lalu Satria Wijaya, 0 59 MENINGKAT 3,71 Baik
12 M. Ali, S.Pd 53 53 TETAP 3,62 Baik
13 M. Hulaifi 27 47 MENINGKAT 4,26 Baik
14 Misnawati, S.Pd 47 47 TETAP 4 Baik
15 Moh. Amin 47 93 MENINGKAT 4,41 Baik
16 Moh. Shopyandi 27 86 MENINGKAT 3,76 Baik
17 Muhammad Padli, S.Pd 47 40 MENINGKAT 4,59 Amat Baik
18 Muslihan, S.Pd 27 87 MENINGKAT 4,29 Baik
19 Nurhayati, S.Pd 47 87 MENINGKAT 4,15 Baik
20 Nursiah 53 87 MENINGKAT 3,97 Baik
21 Nursiin, S.Pd 27 46 MENINGKAT 4,09 Baik
22 Nurul Husnaini, S.Pd 59 73 MENINGKAT 4,5 Amat Baik
23 Rohayati, S.Pd 40 80 MENINGKAT 4,06 Baik
24 Rudy Samdian, S.Pd 40 87 MENINGKAT 4,12 Baik
25 Setiawaty, S.Pd 0 40 MENINGKAT 3,97 Baik
26 Siti Muzayyanah, S.Pd 40 90 MENINGKAT 4,32 Baik
27 Sri Wahyuni, S.Pd 6 80 MENINGKAT 4,21 Baik
28 Yuliy Herawati R, S.Pd 40 93 MENINGKAT 4,44 Baik
29 Zainur, S.Pd.I 40 93 MENINGKAT 3,91 Baik
RATA-RATA 34,72 72,79 MENINGKAT 4,11 Baik
14
KEMAMPUAN DAN MOTIVASI GURU MEAKUKAN PTK (SIKLUS IV) MGMP BAHASA INDONESIA & BAHASA INGGRIS DI SMP NEGERI 1
SUKAMULIA
NO NAMA PESERTA NILAI TES
KETERANGAN HASIL ANGKET
AWAL AKHIR MOTIVASI KATEGORI
1 A. Sar'i Yani, S.Pd 33 33 TETAP 4,06 Baik
2 Abdul Hayyi, S.Pd 40 80 MENINGKAT 4,09 Baik
3 Azmi Syafi'i. S.Pd 53 87 MENINGKAT 4,09 Baik
4 Baiq Rukyah, S.Pd 73 93 MENINGKAT 4 Baik
5 Baiq Sri Puji A, S.Pd 0 87 MENINGKAT 4,12 Baik
6 Budi susilawati, S.Pd 47 27 MENURUN 3,53 Baik
7 Burhan Jayadi, S.Pd 27 53 MENINGKAT 3,85 Baik
8 Eliani, S.Pd 47 80 MENINGKAT 3,94 Baik
9 Fiatin Niswan, S.Pd 47 93 MENINGKAT 4,03 Baik
10 Gatot K, S.Pd 40 73 MENINGKAT 3,62 Baik
11 Handayani, S.Pd 47 73 MENINGKAT 4,15 Baik
12 Hj. Masnah, S.Pd 33 80 MENINGKAT 4 Baik
13 Juaena, S.Pd 40 33 MENURUN 3,85 Baik
14 Lalu Ahmad J, S.Pd 33 67 MENINGKAT 3,68 Baik
15 Lalu Hendra S.Pd 67 73 MENINGKAT 3,85 Baik
16 Lalu Kaswari, S.Pd 0 60 MENINGKAT 4,12 Baik
17 Muh. Rofii, S.Pd 47 87 MENINGKAT 4,12 Baik
18 Muh. Safwandy, S.Pd 27 60 MENINGKAT 4,32 Baik
19 Mumfarijah, S.Pd 33 53 MENINGKAT 3,94 Baik
20 Nur Islamiayah, S.Pd 20 53 MENINGKAT 4,32 Baik
21 Nurhidayati, S.Pd 13 60 MENINGKAT 3,82 Baik
22 Nurul Muttaqin, S.Pd 27 33 MENINGKAT 3,38 Cukup Baik
23 Qamarunnujum, S.Pd 0 53 MENINGKAT 4,26 Baik
24 Rohyatul w, S.Pd 27 73 MENINGKAT 3,65 Baik
25 Saknah, S.Pd 0 26 MENINGKAT 3,97 Baik
26 Sri Nurhayani, S.Pd 87 93 MENINGKAT 4,15 Baik
27 Suhaerah, S.Pd 27 40 MENINGKAT 5,38 Amat Baik
28 Suraji, S.Pd 33 40 MENINGKAT 3,74 Baik
29 Zulkarnain, S.Pd 27 47 MENINGKAT 4,15 Baik
RATA-RATA 33,17 61,43 MENINGKAT 3,87 Baik
15
KEMAMPUAN DAN MOTIVASI GURU MEAKUKAN PTK (SIKLUS V)
MGMP MATEMATIKA DAN BK DI SMP NEGERI 1 SUKAMULIA
NO NAMA PESERTA NILAI TES
KETERANGAN HASIL ANGKET
AWAL AKHIR MOTIVASI KATEGORI
1 Afdaluddin, S.Pd 40 87 MENINGKAT 3,85 Baik
2 Azizah, S.Pd 27 67 MENINGKAT 3 Cukup Baik
3 B. Hairani, S.Pd 33 40 MENINGKAT 4,74 Amat Baik
4 Baderin, S.Pd 47 80 MENINGKAT 4,44 Baik
5 Baiq Nurhayatun, S.Pd 40 60 MENINGKAT 3,85 Baik
6 Baiq Nurhiatun, S.Pd 47 73 MENINGKAT 4,71 Amat Baik
7 Baiq Purnawati, S.Pd 33 80 MENINGKAT 3,62 Baik
8 Baiq Rahmayani, S.Pd 53 80 MENINGKAT 4,21 Baik
9 Bakariady, S.Pd 53 87 MENINGKAT 4,47 Baik
10 Bq. Isnawati Zuhri, 33 73 MENINGKAT 4,03 Baik
11 Drs. Nursidah, S.Pd 33 33 TETAP 4,26 Baik
12 Endang H, S.Pd 33 20 MENURUN 3,85 Baik
13 Eni Karyuni 40 67 MENINGKAT 4,15 Baik
14 Faesal Rahman, S.Pd 27 73 MENINGKAT 3,41 Cukup Baik
15 Hamdan wadi, S.Pd 60 73 MENINGKAT 3,79 Baik
16 Hamdan, S.Pd 47 80 MENINGKAT 3,85 Baik
17 Hapadah, S.Pd 0 80 MENINGKAT 4,29 Baik
18 Harmain, S.Pd 0 67 MENINGKAT 4,74 Amat Baik
19 Hj. Puji Hayati, S.Pd 33 73 MENINGKAT 4,03 Baik
20 Husmini, S.Pd 67 93 MENINGKAT 4,15 Baik
21 Jamaludin, S.Pd 33 53 MENINGKAT 3,56 Baik
22 Linda Susanti, S.Pd 40 60 MENINGKAT 4,21 Baik
23 Mastini, S.Pd 27 53 MENINGKAT 3,85 Baik
24 Miftahul Jannah, S.Pd 40 47 MENINGKAT 4,06 Baik
25 Nuraida, S.Pd 33 33 TETAP 3,82 Baik
26 Rabiatun Hidayati, 47 87 MENINGKAT 4,03 Baik
27 Rabiatun M, S.Pd 40 60 MENINGKAT 3,91 Baik
28 Ruhul Khatimah, S.Pd 40 60 MENINGKAT 4,29 Baik
29 Rus'an, S.Pd 47 73 MENINGKAT 3,88 Baik
30 Yasin, S.Pd 40 73 MENINGKAT 4,12 Baik
RATA-RATA 37,77 66,17 MENINGKAT 4,04 Baik
16
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hasil observasi keaktifan dan kreativitas peserta dalam pelatihan
Berdasarkan data pada tabel 4, persentase rata-rata keaktifan dan kreativitas
subjek tindakan mencapai 80%. Untuk tingkat kehadiran, pada siklus I dan II
mencapai rata-rata 95%, sedangkan pada siklus III, IV, dan V rata-rata mencpai 75%.
Rendahnya tingkat kehadiran guru pada siklus III, IV dan V diduga karena
banyaknya peserta MGMP yang berasal dari sekolah yang sama.
Demikian juga dengan kegiatan yang lain, peserta menunjukkan peran yang
baik saat mengikuti pelatihan seperti menunjukan perhatian yang intensif terhadap
materi pelatihan antara lain ditunjukkan dengan ikut serta merumuskan tujuan
pelatihan; memperlihatan hubungan yang dinamis antara fasilitator dengan pserta dan
antara sesama peserta, saat diskusi maupun Tanya jawab; menunjukan rasa ingin
tahu, baik dengan mengamati atau mengajukan pertanyaan.
Dari sisi kreativitas, yakni kemampuan “melahirkan gagasan yang kreatif
untuk pemecahan masalah”, baru mencapai 59% dalam arti kemampuan guru-guru
masih harus ditingkatkan.
2. Kemampuan peserta mengimplementasikan kerangkan PTK untuk
pemecahan masalah pembelajaran (hasil tugas dan tes)
Berdasarkan data pada tabel 5, subjek tindakan yang mampu
mengimplementasikan kerangka PTK untuk pemecahan masalah pembelajaran (hasil
tugas) mencapai rata-rata 63%. Sedangkan data pada tabel 6 menunjukkan bahwa
94% subjek tindakan meningkat kemampuannya melakukan PTK (hasil tes akhir)
yakni dari angka rata-rata 35,68 ke angka 69,41. Padahal berdasarka data hasil
penelitian sebelumnya, hanya 39% saja guru yang diasumsikan punya kemampuan
melakukan PTK. Artinya, pelatihan dengan model “sikusiku” SANGAT
BERMANFAAT” untuk peningkatan kemampuan guru-guru melakukan PTK.
3. Motivasi peserta melakukan PTK setelah megikuti pelatihan.
Berdasarkan data pada tabel 6, motivasi guru melakukan PTK (setelah
mengikuti pelatihan) berada pada kategori BAIK (4,01), padahal berdasarkan hasil
penelitian sebelumnnya (sebelum mengikuti pelatihan) motivasi guru melakukan
PTK berada pada kategri CUKUP BAIK (3,03). Ini berarti bahwa pelatihan dengan
17
model “sikusiku” bermanfaat juga untuk peningkatan motivasi guru SMP Kabupaten
Lombok Timur melakukan PTK.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data (hasil observasi, angket dan tes) dapat diambil
beberapa kesimpulan yaitu:
1. Pelatihan model “sikusiku” (identifikasi, diskusi, implementasi,
dokumentasi), sangat bermanfaat untuk memancing keaktifan dan kreativitas
subjek tindakan dalam mengidentifikasi dan menganalisis masalah
pembelajaran. Keaktifan peserta yang mencapai 80% pada masing-masing
siklus, membuktikan bahwa peserta antusias dan aktif mengikuti pelatihan.
Meski demikian kreativitas peserta yang hanya mencapai 59% untuk
kegiatan-kegiatn pelatihan berikutnya perlu ditinngkatkan.
2. Model “sikusiku” mampu menggugah peserta melakukan diagnosis secara
kritis dan jujur terhadap kegiatan pembelajarannya. Dengan menjunjung
tinggi asas musyawarah serta membina suasana kekeluargaan yang kuat saat
pelatihan, muncul kreativitas peserta yang dengan sukarela mensimulasikan
”kekecewaan” siswanya terhadap kinerja gurunya di kelas. Dengan model ini
peserta berkesempatan mengenali masalah, mendiskusikan upaya pemecahan
masalah, serta menentukan alternative tindakan pemecahan masalah secara
lebih sistematis.
3. Pelatihan model “sikusiku” mampu memupuk kerjasama antar-peserta dan
antara peserta dengan fasilitator. Hal ini terlihat dari sikap peserta yang
saling membantu mencarikan tindakan-tindakan tertentu untuk pemecahan
masalah, serta memperbaiki kekurangan untuk peningkatan kualitas
pembelajaran.
4. Pelatihan model “sikusiku” sangat bermanfaat bagi peningkatan kemampuan
subjek tindakan dalam mengimplementasikan kerangka PTK untuk
pemecahan masalah pembelajaran. Miasalnya, banyak peserta yang berhasil
mengidentifikasi dan menganlisis masalah pembelajaran yang tepat
dipecahkan dengan kerangka PTK. Total peserta yang berhasil
18
mengimplementasikan kerangka PTK untuk pemecahan masalah
pembelajaran mencapai 63% (hasil tugas) dan 94% (hasil tes)
5. Pelatihan model “sikusiku” bermanfaat juga bagi peningkatan motivasi
subjek tindakan melakukan PTK. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya,
motivasi guru melakukan PTK berada pada angka 3,03 atau dalam kategori
CUKUP BAIK (Ragu-ragu) dan Motivasi guru melakukan PTK (setelah
mengikuti pelatihan) dengan model “sikusiku” adalah 4,01 atau berada pada
kategori BAIK.
B. Saran
1. Saran bagi Para Penentu Kebijakan:
a. Efektif pemberlakukan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Refomasi Birokrasi Nomr 16 Tahun 2009 tentang Jabatan
Fungsional Guru sudah di depan mata (1 Januari 2013). Disarankan
kepada pemerintah daerah (Dinas Dikpora) untuk mengambil kebijakan
atau langkah proaktif sehingga kemampuan dan motivasi guru
menerapkan kerangka ilmiah dalam pemecahan masalah pembelajaran
bisa meningkat. Jangan sampai Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenpan) Nomor 16 Tahun
2009 tentnag Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, yang
mempersyaratkan nilai dari unsur publikasi ilmiah bagi guru yang akan
naik pangkat/golongan ke jenjang berikutnya mulai dari
pangkat/golongan III/b ini, bernasib sama dengan Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1993 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya yang mempersyaratkan minimal
12 angak kredit dari unsure pengembangan profesi bagi guru yang akan
naik pangkat ke IV/b dan seterusnya ke atas, dimana berdasarkan data
sampai dengan 31 Desember 2011, jumlah guru yang berhasil
memperoleh SK kenaikan pangkat/golongan IV/b yang
mempersyaratkan minimal 12 angak kredit dari unsure pengembangan
profesi, hanya satu orang dari sekian ribu guru (SMP) yang ada di
kabupaten Lombok Timur.
19
b. Salah satu kendala dalam penerapan pelatihan model “sikusiku” adalah
banyaknya peserta yang terlambat atau tidak hadir pada siklus III, IV, V.
Hal ini diduga oleh kurang jelasnya ”target” yang diharapkan dari guru-
guru (peserta pelatihan) terkait pelaksanaan pelatihan PTK. Disarankan
bagi sekolah yang memprogramkan pelatihan PTK, agar menjelaskan
target yang diharapkan dari pelaksanaan pelatihan PTK bahkan bila perlu
menandatangani semacam nota “kesepakatan” sehingga peserta lebih
mepersiapkan diri.
2. Saran untuk Fasilitator:
a. Pada siklus I, kendala yang cukup berarti adalah tidak adanya “lembar
kerja” untuk peserta. Tugas-tugas bersifat lisan, sehingga banyak
menyita waktu. Persiapkan semua sumber daya yang diperlukan, seperti
lembar kerja untuk peserta, hand out terkait materi pelatihan, lembar
observasi, atau materi-materi terkait lainnya seperti teori-teori belajar dan
pembelajaran.
b. Salah satu kelemahan metode pelatihan model “sikusiku” yang
memberikan ruang yang luas bagi peserta untuk merefleksi dan
mengekplorasi berbagai permasalahan yang muncul dalam
pembelajarannya adalah banyak permasalahan dan pertanyaan peserta
yang tergolong sulit dan tidak diduga sebelumnya. Fasilitator disarankan
bersikap ”terbuka” dan tidak perlu merasa ”serba paling bisa”, sebab
peserta adalah orang-orang yang berpengalaman dan tergolong ahli di
bidangnya. Pelatihan dengan prinsip kesejawatan dengan kenyamanan
saling berbagi ide dan pengalaman guna peningkatan kinerja profesional
harus tetap dipertahankan.
c. Di setiap siklus, permasalahan yang paling banyak muncul adalah
permasalahan yang terkait dengan guru dan siswa. Permasalahan yang
terkait dengan guru berada seputar ”startegi dan model-model
pembelajaran serta alat dan media pembelajaran”. Sementara
permasalahan yang terkait dengan siswa sekitar ”perilaku belajar atau
disiplin belajar siswa serta hasil belajar siswa”. Disarankan kepada
20
fasilitaor untuk mengantisipasi permasalahan tersebut dengan
mempersiapkan materi atau teori-teori terkait.
d. Rancang pelatihan dengan baik agar fasilitator (peneliti) tidak
menagalami banyak kendala saat mengelola dan melaksanakan pelatihan
model “Sikusiku”.
3. Saran untuk Rekan-rekan Guru
a. PTK merupakan jenis penelitian yang paling tepat bagi guru, selain dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran yang kemudian akan berdampak
pada peningkatan kualitas pendidikan, PTK juga diasumsikan mampu
meningkatkan keprofesian guru secara berkelanjutan. PTK merupakan
kegiatan yang tidak saja berupaya memecahkan masalah, tetapi sekaligus
mencari dukungan ilmiah atas pemecahan masalah. Karena itu,
jadikanlah penelitian tindakan sebagai bagian dari kegiatan Anda sehari-
hari. Sekecil apapun waktu, tenaga dan biaya yang dikorbankan untuk
penelitian tindakan, akan sangat berharga bagi kualitas proses dan hasil
pembelajaran. Agar penelitian tindakan menjadi bagian dari kegiatan
sehari-hari, upaya pertama yang harus dilakukan adalah pahamilah
konsep dan prosedur penelitian tindakan, setelah itu cobalah lakukan
penelitian tindakan di kelas Anda.
b. Yakinlah bahwa penelitian tindakan merupakan suatu proses yang akan
menimbulkan dampak positif pada pribadi dan profesi Anda. Penelitian
tindakan merupakan rangkaian pengumpulan data, penyusunan rencana,
pelaksanaan rencana dalam bentuk tindakan, evaluasi dan
penyempurnaan tindakan yang telah dilakukan.
c. Walaupun PTK dapat dilakukan sendiri oleh guru, namun bantuan dari
teman-teman profesional sangat diperlukan terutama dalam hal
perencanaan, pengamatan, dan evaluasi.
21
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2007. Prosedur Penelitian, Jakarta, PT. Rineka Cipta.
Bobbi DePorter & Mike Hernacki, 2004. Quantum Learning, Bandung, Kaifa..
Bobbi DePorter dkk, 2004. Quantum Teaching, Bandung Kaifa.
Darmanto, Priyo & Pujo Wiyata, 2004. Kamus Inggris-Indonesia Indonesia-
Inggris, Surabaya, Arkola.
Dave Maier, 2004. The Accererated Learning, Bandung. Kaifa.
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Biri Hukum dan Organisasi
Setjen Depdiknas, Jakarta, 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Din Wahyudin, 2006. Pengantar Pendidikan, Jakarta, Universitas Terbuka.
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, 2008.
Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, 2008.
Kreativitas
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta,
2008. Penelitian Tindakan Kelas
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta,
2008. Strategi Pembelajaran MIPA
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, 2008.
Strategi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu
Pengetahuan Sosial
22
Harry Asrianto Poernomo & Sunata, I Wayan, 2005. Teknik Penyusunan
Instrumen, Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional.
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Motivasi&oldid=5439481. 14 Agustus
2012
http://wawan-junaidi.blogspot,com/ file://D:/pengertian-dokumentasi.html 14
Agustus 2012
Mulyana Sumanti & Nana Syaodih, 2007. Perkembangan Peserta Didik,
Universitas Terbuka.
Muhibbin Syah, 2006. Psikologi Belajar, Jakarta, Raja Grafindo Persada.
Noman Somantri, Muhamad, 2004. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS,
Bandung, Remaja Rosdakarya.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi
Nomor 21 Tahun 2010 Tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah
dan Angka Kreditnya
Purwanto, Ngalim, M. 2004. Evaluasi Pengajaran, Bandung. Remaja Rodakarya.
Rohani, Ahmad, 2004. Pengelolaan Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta
Suciati dkk, 2003. Belajar dan Pembelajaran 2, Jakarta, Universitas Terbuka
Sugiyono, 2006. Statistika untuk Penelitian, Jakarta, Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih, 2004. Landasan Psikologi Pendidikan, Bandung,
Remaja Rosdakarya.
Suryabarata, Sumadi, 1995. Psikologi Pendidikan, Jakarta, Raja Frafindo Persada.
Syaiful Sagala, 2009. Kemampuan Profesional Guru an Tenaga Kependidikan,
Bandung, Alfabeta.
Udin S. Winata Putra, 1998. Strategi Pembelajaran, Jakarta, Depdikbud.
Wardani I. G. A. K., 2002. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Universitas Terbuka.
23
Usman, Uzer, 2004. Evaluasi Pembelajaran, Bandung, Remaja Rosdakarya.
Wahab, Abdul Aziz dkk, 2007. Pembaharuan dalam Pembelajaran, Jakarta,
Universitas Terbuka.