Download - Makalah Teori Akuntansi Kontijensi
MAKALAH
Teori Akuntansi
Tentang
”Analisis atas aspek teori keagenan, metode pengungkapan,
dan teori kepemilikan saham dalam PT SEKAR LAUT Tbk.”
Dosen :
Bapak Haitami Abubakar
Oleh :
Tiomsar Michael
34090431
E
2012
1
DAFTAR ISIDAFTAR ISI 2BAB I PENDAHULUAN 3BAB II TEORI 5BAB III RINGKASAN DARI LAPORAN KEUANGAN 11BAB IV KESIMPULAN 30
2
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ketika sebuah perusahaan yang memiliki potensi untuk mengembangkan
usahanya, namun mengalami keterbatasan sumber daya modal untuk mewujudkan hal
tersebut, maka dibuatlah sebuah keputusan. Yaitu pemilik memutuskan mengambil dana
dari luar seperti dari perbankan atau pasar modal. Dana yang berasal dari perbankan
jumlahnya relatif kecil dan biaya modalnya pada umumnya relatif mahal sedangkan
dana dari pasar modal jumlahnya relatif besar dan biaya modalnya relatif kecil. Oleh
karena itu maka banyak perusahaan besar memutuskan untuk go public dengan menjual
saham ke pasar modal.
Menjual saham ke pasar modal memiliki arti menjual sebagian kepemilikan
kepada pihak lain yang memiliki sumber daya untuk membeli saham perusahaan.
Dengan demikian, pemilik lama akan saling berbagi kekuasaan dengan pemilik
(pemegang saham) baru. Walaupun sudah terjadi kesepakatan untuk berbagi kekuasaan,
pemilik lama pada umumnya tidak mau begitu saja melepas kontrolnya atas perusahaan.
Kontrol tersebut akan tetap pada pemilik lama (meskipun kepemilikan sudah dibagi-
bagi) asal pemilik lama masih memiliki saham mayoritas.
Fenomena inilah yang banyak terjadi di Indonesia. Salah satunya terjadi pada
salah satu Perseroan Terbatas yang sudah go public, Yaitu PT Sekar Laut Tbk. Dimana,
dalam PT Sekar Laut Tbk terdapat saham mayoritas yang dikuasai oleh Pemodal
Perseroan dan Perseorangan serta saham minoritas yaitu sebesar 4%. Adanya
kepemilikan mayoritas akan memunculkan kemungkinan konflik kepentingan antara
pemegang saham mayoritas dan pemegang Permasalahan saham minoritas. Konflik ini
dapat dilihat dalam kerangka masalah agensi.Sebagai prinsipal dalam hal ini adalah
pemegang saham minoritas dan pemegang saham mayoritas yang ikut mengelola
perusahaan bertindak sebagai agen.
3
Masalah agensi bukan merupakan satu-satunya permasalahan dalam membentuk
good corporate governance, namun penanganan akan hal ini merupakan suatu faktor
yang sangat penting untuk mewujudkan good corporate governance terutama pada
perusahaan yang sudah go public
Metode Pengungkapan yang dipakai juga menjadi salah satu pokok penting
dalam sebuah laporan keuangan. Dimana setiap perusahaan yang telah go public harus
memenuhi segala kriteria yang telah diatur dalam PSAK dalam pembuatan laporan
keuangan, dalam hal ini laporan tahunan.
Hal ini dikarenakan, laporan keuangan tahunan digunakan tidak hanya oleh
internal perusahaan tapi oleh pihak eksternal, baik pemerintah, investor, pemegang
saham minoritas dan publik. Dimana, pihak eksternal memerlukan informasi yang jelas
dari laporan tahunan tersebut agar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
penilaian dan keputusan yang akan diambil.
PT Sekar Laut Tbk., sebagai perusahaan go public juga mengeluarkan laporan
tahunan yang telah diterbitkan di tahun 2010, dan hal ini perlu dikaji apakah teori agensi
digunakan di dalam PT Sekar Laut Tbk dan apakah laporan tahunan PT Sekar Laut Tbk.
Memenuhi kriteria teori pengungkapan
4
BAB II
TEORI
A. Teori Tentang Pengungkapan
1. Tingkat Pengungkapan
Secara konseptual, pengungkapan merupakan bagian integral dari pelaporan
keuangan. Secara teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses
akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh statemen
keuangan. Pengungkapan sering juga dimaknai segabagi penyediaan infromasi lebih
dari apa yang dapat disampaikan dalam bentuk statemen keuangan formal.
Menyangkut penyajian infromasi, dalam pengungkapan terdapat tiga tingkat
pengungkapan yaitu memadai, wajar atau etis, dan penuh. Tingkat ini mempunyai
implikasi terhadap apa yang harus diungkapkan.
Tingkat memadai adalah tingkat minimum yang harus dipenuhi agar statemen
keuangan secara keseluruhan tidak menyesatkan untuk kepentingan pengambilan
keputusan yang diarah.
Tingkat wajar adalah tingkat yang harus dicapai agar semua pihak mendapat
perlakuan atau pelayanan informasional yang sama. Artinya, tidak ada satu pihak pun
yang kurang mendapat informasi sehingga mereka menjadi pihak yang kurang
diutungkan posisinya. Dengan kata lain, tidak ada preferensi dalam pengungkapan
informasi.
Tingkat penuh menuntut penyajian secara penuh semua informasi yang berpaut
dengan pengambilan keputusan yang diarah. Diperlukan kriteria atau pertimbangan
untuk menentukan batas atas(kos>benefit) dan batas bawah (materialitas). Hal ini harus
dilakukan, karena terlalu banyak informasi sama tidak menguntungkannya dengan
terlalu sedikit informasi. Dalam pentnuan batas atas dan bawah, bagi penentu kebijakan
harus menentukan seberapa luas pengungkapan harus dilakukan lebih problematik
dibanding menentukan informasi mana yang tidak perlu diungkapkan.
5
2. Pengungkapan Wajib dan Sukarela
Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang dilakukan perusahaan diluar
apa yang diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan badan pengawas. Batas
pengukuran dan pengakuan sesuai kerangka konspetual FASB tentang Pengungkapan
Sukarela meliputi Sarana Pelaporan Keuangan Lain dan Informasi Lainnya.
Teori pensignalan melandasi pengungkapan sukarela ini. Manajemen selalu
berusaha untuk mengungkapkan informasi privat yang menurut pertimbangannya sangat
diminatai oleh investor dan pemegang saham khususnya, jika informasi tersebut
merupakan berita baik. Manajemen juga berminat menyampaikan informasi yang dapat
meningkatkan kredibilitasnya dan kesuksesan perusahaan meskipun informasi tersebut
tidak diungkapkan.
Sedangkan Pengungkapan wajib adalah pengungkapan yang dilakukan
perusahaan yang diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan badan pengawas.
Menurut kerangka konseptual FASB, pengungkapan wajib meliputi Statemen
Keuangan, Catatan Atas Statemen Keuangan, dan Informasi Pelengkap
Dengan kebersediaan manajemen dalam pengungkapan sukarela ini, tingkat
pengungkpan wajib dapat ditetapkan ke tingkat wajar atau bahkan memadai tidak terlalu
penuh.
3. Metode Pengungkapan
A. Pos Statemen Keuangan
Informasi keuangan dapat diungkpakan melalui statemen keuangan dalam
bentuk pos atau elemen statemen keuangan sesuai dengan standar tentang definisi,
pengukuruan, penilaian, dan penyajian (jenis statemen, format statemen, klasifikasi pos,
dan susunan pos). Jenis stateen meliputi neraca, statemen laba-rugi, statemen perubahan
ekuitas, dan statemen aliran kas.
B. Catatan Kaki
Catatan kaki atau catatan atas statemen keuangan merupakan metoda
pengungkapan untuk informasi yang tidak praktis atau tidak memenuhi kriteria untuk
disajikan dalam bentuk pos atau elemen statemen keuangan. Catatan atas statemen
keuangan menjadi bagian penting dari statemen keuangan.
6
Catatan kaki harus diberi indeks yang jelas dan teratur sehingga memudahkan
pengauan. Hendriksen dan van Breda (1992) merinic lebih lanjut apa yang dapat
diungkapkan dalam bentuka catatan kaki yaitu perubahan metoda, hak kreditor atas aset
tertentu, aset atau kewajiban bergantung, pembatasan atas pembayaran dividen, dan
ihak yang mempunyai hubungan istimewa. Catatan Kaki tidak dimaksudkan untuk
mengganti pengungkapan yang memenuhi kriteria klasifikasi dan pengukuran yang
tepat.
C. Penjelasan Dalam Kurung
Penjelasan singkat berbentuk tanda kurung mengikuti suatu pos dapat dijadikan
cara untuk mengungkapkan informasi,. Metoda akuntasi, makna suatu istilah,
ktermasukan suatu unsurm penilaian alternatif dan acuan, merupakan informasi yang
dapat disajikan dalam tanda kurung. Pengungkapan dalam bentuk tanda kurung lebih
merupakan konvensi daripada sebagai ketentuan standar akuntansi
D. Istialh Teknis
Istilah teknis dan strategik merupakan bagiandari pengungkapan. Oleh karea itu,
istialah yang tepat harus digunakan secara konsistenuntuk nama pos, elemen. Judul .
atau subjudul. Menurut Hendriksen dan van Breda, penyusun laporan (termasuk
auditor) harus menggunakan istilah teknis yang khusus digunakan dalam perusahaan
dan belum digunakan dalam standar akuntansi.
Bila suatu istilah telah digunakan dalam standar akuntansi, penyusun laporan
atau auditor tidak harus selalu mengikuti standar jika suatu istilah dirasa tidak tepat.
Bila istilah dalam standar telah dirasa tepat, penyusun laporan tidak perlu memberi
uraian deskriptif hanya lantaran kekhawatiran bahwa analis atau pembaca yang
mengenal standar akan bingung. Penyusun standar berkewajiban untuk mensosialisasi
istilah teknis yang ditawarkan dan dalam meinciptakan istilah teknsi, pihakyang diacu
adalah pihak dengan pengetahuan tertentu yang cukup.
E. Lampiran
Statemen keuangan sebenarnya merupakan slah satu bentuk ringkasan untuk
pengambilan keputusan investasi dan kredit yang dapat dipandang sebagai keputusan
strategik. Statemen keuangan utama hampir sama dengan ringkasan eksekutif dalam
pelaporan manajemen. Rincian, statemen tambahan, dan daftar rincian dapat disajikan
sebagai lampiran
7
Menurut Hendriksen dan van Breda, statemen tambahan berfungsi untuk
menambah informasi lebih dari yang dimuat dalam statemen keuangan utama atau
untuk menyajikan kembali inforamsi dalam statemenutuama dalam susunan yang
berbeda. Statemen tambahan bisasanya tidak merupakan bagian dari statemen
keuangan yang dicakupi oleh laporan auditor.
F. Komunikasi Manajemen
Manajemen dapat menyampaikaninformasi kualitatif atau nontfinansial yang
dirasa penting untuk diketahui pemakai statemen melalui berbagai cara. Komunikasi
manajemen secara resmi dapat disampaikan bersamaan dengan penerbitan laporan
tahunan dalam bentuk surat ke pemegan saham, laporan dewan komisaris, dan laporan
direksi.
G. Catatan dalam Laporan Auditor
Pengungkapan yang dinilai auditor telah memadai dan wajar sesuai dnegan
PABU secara otomatis akan terefleksi dalam statemen keuangan. Auditor tidak perlu
lagi untuk mengungkapnya dalam laporan auditor karena akan terjadi duplikasi. Hal
yang perlu diperhatikan adalah, statemen keuangan adalah asersi dan representasi
manajemen sehingga pengungkapan adalah kewajiban manajemen bukan auditor.
Pengungkapan auditor yang dianggap penting dan bermanfaat adalah
pengungkapan informasi yang berkaitan dengan hal – hal yang menghalangi audiro
untuk menerbitkan laporan auditor.
B. Teori Agensi
Hubungan keagenan adalah hubungan antara prisipal dan agen yang di dalamnya
agen bertindak atas nama dan untuk kepentingan prisnipal dan atas tindakannya terebut
agen mendapatakan imbalan tertentu. Hubungan tersebut biasanya dinyatakan dalam
bentuk kontrak.
Dalam teori keagenan, agen biasanya dianggap sebagai pihak yang ingin
memaksimumkan dirinya tetapi ia tetap selalu berusaha memenuhi kontrak. Kontrak
dikatakan efisien apabila mendorong pihak yang berkontrak melaksanakan apa yang
diperjanjikan tanpa perselisihan dan para pihak mendapatkan hasil yang paling optimal
dari dari berbagai kemungkinan alternatif tindakan yang dapat dilakukan agen. Kontrak
8
efisien adalah kontrak yang tidak banyak menimbulkan persengketaan dan yang
mendorong pihak yang berkontrak melaksanakan apa yang diperjanjikan.
Dalam konteks pelaporan keuangan, hubungan ntara investor dan manajemen
dapat dikarakterisasi sebagai hubungan keagenan: pemegang saham sebagai prinsipal
dan manajemen sebagai agen.
C. Teori tentang pemegang Saham Mayoritas dan Minoritas
1. Sekilas Corporate Governance
Corporate governance merupakan suatu mekanisme pengelolaan yang
didasarkan pada teori keagenan. Penerapan konsep corporate governance diharapkan
memberikan kepercayaan terhadap agen (manajemen) dalam mengelola kekayaan
pemilik (investor), dan pemilik menjadi lebih yakin bahwa agen tidak akan melakukan
suatu kecurangan untuk kesejahteraan agen.
Corporate governance timbul karena kepentingan perusahaan untuk memastikan
kepada pihak penyandang dana (principal/investor) bahwa dana yang ditanamkan
digunakan secara tepat dan efisien. Selain itu dengan corporate governance, perusahaan
memberikan kepastian bahwa manajemen (agent) bertindak yang terbaik demi
kepentingan perusahaan.
Prinsip-prinsip good corporate governance diantaranya yaitu fairness,
transparency, accountability dan responsibility merupakan upaya agar terciptanya
keseimbangan antar kepentingan dari para stakeholder yaitu pemegang saham
mayoritas, pemegang saham minoritas, kreditor, manajemen perusahaan, karyawan
perusahaan, suppliers, pemerintah, konsumen dan tentunya para anggota masyarakat
yang merupakan indikator tercapainya keseimbangan kepentingan, sehingga benturan
kepentingan yang terjadi dapat diarahkan dan dikontrol serta tidak menimbulkan
kerugian bagi masing-masing pihak.
Pemegang saham yang memiliki control sebenarnya memiliki insentif secara
lebih dekat untuk memonitor perusahaan serta manajemen yang memberikan pengaruh
positif bagi corporate governance. Sebaliknya, pemegang saham pengendali juga
berpotensi untuk berkonflik dengan pemegang saham lain, khususnya pemegang saham
minoritas.
9
Sejak lahirnya UU Nomor 40 Tahun 2007 terdapat pengaturan yang lebih pasti
terhadap kedudukan pemegang saham minoritas. Dalam Pasal 84 ayat 1 disebutkan
bahwa setiap saham yang dikeluarkan mempunyai satu hak suara, kecuali anggaran
dasar menentukan lain. Dalam hal ini berlaku ketentuan one share one vote. Sistem ini
telah mengubah ketentuan yang trdapat dalam Pasal 54 KUHD yang menyatakan
sebaliknya.
Hal ini pula berarti bahwa UU Perseroan Terbatas tidak membatasi kekuataan
pemegang saham dalam jumlah yang besar dalam perolehan hak suara yang didapat.
Bagi pemegang saham minoritas yang mempunyai saham yang lebih sedikit maka
pemegang saham hanya bertanggungjawab hanya sebatas setoran atas seluruh saham
yang dimiliki dan tidak sampai bertanggungjawab sampai harta pribadi pemegang
saham. Hal itu sesuai dengan bunyi pasal 3 UU No 40 tahun 2007 yang menentukan
bahwa pemegang saham perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi atas
perikatan yang dibuat atas nama perseroan dan tidak bertanggung jawab atas kerugian
saham.
Mengenai pembelaan pemilik saham minoritas dari kesewenagan pemilik saham
mayoritas juga terdapat suatu prinsip yang disebut prinsip perlekatan. Artinya terdapat
perlekatan antara kepemilikan saham dengan hak suara. Sekalipun saham sudah beralih
kepihak ketiga melalui lembaga penjaminan seperti misalnya gadai. Perjanjian tersebut
dikenal denegn nama voting agreement yang merupakan voting persetujuan oleh pihak
pemegang saham yang dilakukan didalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Dengan prinsip inilah kebebasan pemegang saham mayoritas dibatasi.
Pemegang saham yang telah membuat suatu perjanjian hak suara dapat mengeluarkan
suaranya sesuai dengan kehendaknya. Dengan demikian kekuatan dapat dihimpun oleh
pemegang-pemegang saham yang kecil-kecil atau minoritas sehingga dapat menyatukan
suara.
10
BAB III
RINGKASAN DARI LAPORAN KEUANGAN
A. ULASAN NERACA
PT SEKAR LAUT Tbk DAN ANAK PERUSAHAANNERACA KONSOLIDASIAN (lanjutan)Per 31 Desember 2010 dan 2009
PT SEKAR LAUT Tbk AND ITS SUBSIDIARYCONSOLIDATED BALANCE SHEETS (continued)
As of December 31, 2010 and 2009
(Disajikan dalam Rupiah) (Expressed in Rupiah)
Catatan/Notes 2010 2009
KEWAJIBAN, HAK MINORITASDAN EKUITASKEWAJIBAN LANCARPinjaman bank jangka pendek 9Hutang usahaPihak ketiga 10Pihak yang mempunyai hubunganistimewa 2l,11,28Hutang lain-lain 12Hutang pajak 2i,16bBeban masih harus dibayarBagian hutang jangka panjang yangjatuh tempo satu tahunBank 2k, 14,28Sewa pembiayaan 2n,15
13.119.037.061
20.360.915.563
4.259.508.4042.893.086.349689.429.039
4.066.958.309
3.139.365.472565.998.307
12.931.084.488
19.890.105.145
4.396.059.0863.414.074.60493 1.357. 1511.196.784.730
3.301.385.999451.373.620
LIABILITIES, MINORITY IN TEREST
AND EQUITYCURRENT LIABILITIES
Short-term bank borrowingsAccounts payable
Third parties
Related partiesOther payablesTaxes payable
Accrued expensesCurrent maturity portion of
long-term loanBank
Finance leaseJUMLAH KEWAJIBAN LANCAR 49.094.298.504 46.512.224.823 TOTAL CURRENT LIABILITIES
KEWAJIBAN JANGKA PANJANGHutang jangka panjang, setelah
dikurangi bagian yang jatuh tempodalam satu tahunBank 2k, 14,28Sewa pembiayaan 2n,15
Pendapatan sewa guna usaha ditangguhkanKewajiban manfaat karyawan 2h,17
18.346.770.928586.029.322178.574.863
12.864.730.594
23.480.247.8301.152.927.945
357.149.72411.212.284.729
LONG-TERM LIABILITIESLong-term loan, net of
current maturity portionwithin one year
BankFinance lease
Deferred leased incomeEmployee benefit liabilities
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 31.976.105.707 36.202.610.228 TOTAL LONG-TERM LIABILITIES
JUMLAH KEWAJIBAN 81.070.404.211 82.714.835.051 TOTAL LIABILITIES
HAK MINORITAS ATAS ASET MINORITY IN TEREST IN
BERSIH ANAK PERUSAHAAN 2b,18 3.584.245 3.271.529 SUBSIDIARY'S NET ASSETS
EKUITAS EQUITY
Modal saham, nilai nominal Rp 100 Share capital, nominal value of
per lembar saham pada tahun 2010 Rp 100 per share in 2010 and 2009.
dan 2009. Modal dasar 2.500.000.000 saham Authorized capital of 2,500,000,000
pada tahun 2010 dan 2009. Ditempatkan shares in 2010 and 2009. Issued and
dan disetor penuh 690.740.500 saham 2j, 19 69.074.050.000 69.074.050.000 fully paid-up 690,740,500 sharesTambahan modal disetor, bersih 2j,20 21.578.739.873 21.578.739.873 Additional paid-in capital, net
Accumulated profit, after
11
Akumulasi laba, setelah eliminasi eliminated accumulated losses
saldo rugi sebesar Rp 325.390.647.140 amounted to Rp 325,390,647,140
melalui kuasi-reorganisasi pada tanggal through quasi-reorganization on
31 Desember 2006 December 31, 2006
Saldo laba dicadangkan 21 13.8 14.8 10 .000 - Appropriated retained earnings
Saldo laba belum dicadangkan 2j 13.833.854 .140 22.815.132.206 Unappropriated retained earnings
JUMLAH EKUITAS 118.301.454 .013 113.467.922.079 TOTAL EQUITY
JUMLAH KEWAJIBAN, TOTAL LIABILITIES, MINORITY
HAK MINORITAS DAN EKUITAS 199.375.442 .469 196.186.028.659 INTEREST AND EQUITY
B. LAPORAN RUGI LABA
PT SEKAR LAUT Tbk DAN ANAK PERUSAHAANLAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIANUntuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
PT SEKAR LA UT Tbk AND ITS SUBSIDIARYCONS OLIDA TED STA TEMENTS OF INCOME
For the years endedDecember 31, 2010 and 2009
31 Desember 2010 dan 2009
(Disajikan dalam Rupiah) (Expressed in Rupiah)Catatan/
Notes 2010 2009
PENDAPATAN BERSIH 2k,2m,22,30 3 14.145.710.944252.082.911.939
276.312.034.061223.898.329.158
NET REVENUECOST OF REVENUEBEBAN POKOK PENDAPATAN 2k,2l,2m,21,23,24,30
LABA KOTOR 62.062.799.005 52.413.704.903 GROSS PROFIT
BEBAN USAHAPenjualan 2m,25Umum dan administrasi 2h,2m,26
30.337.836.73025.999.950.072
28.190.609.35622.515.834.833
OPERA TING EXPENSESSelling
General and administrativeJUMLAH BEBAN USAHA 56.337.786.802 50.706.444.189 TOTAL OPERATING EXPENSES
LABA USAHA 5.725.012.203 1.707.260.714 OPERATING PROFIT
PENDAPATAN/(BEBAN)LAIN-LAIN
Pendapatan bungaPendapatan sewa 2l,28Beban bunga 2k,2l,9,14,15Laba selisih kurs, bersih 2k,2lLaba (rugi) penjualan aset tetap 8Pendapatan sewa guna usaha
ditangguhkan 2nLain-lain, bersih 2e,2f,27
42.273.9222.119.540.556
(2.852.135.933)870.320.394(3.080.000)
178 .574. 86291.648.300
86.951.9072.545.760.590
(3.152.443.896)3.615.145.491
32.925.000
178.574.862,007.396.544.463
OTHER INCOME/(EXPENSES)
Interest incomeRent income
Interest expenseForeign exchange gain, net
Gain (loss) on sale of fixed asset
Deferred leased incomeOthers, net
JUMLAH PENDAPATANLAIN-LAIN, BERSIH 447.142.101 10.703.458.417 TOTAL OTHER INCOME, NET
LABA SEBELUM PAJAKPENGHASILAN BADAN 6.172.154.304 12.410.719.131
PROFIT BEFORE CORPORATEINCOME TAX
MANFAAT (BEBAN) PAJAKPENGHASILAN BADANPajak kini 2i,16c,16ePajak tangguhan 2i,16c,16e
(1.682.016.250)343.705.596
(83.447.280)475.359.253
CORPORATE INCOME TAXBENEFIT (EXPENSE)
Current taxDeferred tax
LABA SEBELUM HAK MINORITAS 4.833.843.650 12.802.631.104PROFIT BEFORE MINORITY
INTEREST
12
HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH(3 11.716) (103. 125)
MINORITY INTEREST ONSUBSIDIARY'S NET PROFITANAK PERUSAHAAN 2b
LABA BERSIH 30 4.833.531.934 12.802.527.979 NET PROFIT
LABA BERSIH PER SAHAMDASAR 2q 7,00 18,53 NET PR OFIT PER SHARE
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
BAB IV
KESIMPULAN
Penerapan teori agensi pada PT Sekar Laut Tbk. Sudah diterapkan. Hal ini
dibuktikan dari laporan tahunan perusahaan yang menyatakan bahwa terdapat Dewan
Komisioner dalam perusahaan yang tugasnya adalah melakukan fungsi pengawasan
terhadap kinerja manajemen. sesuai dengan wewenang yang diberikan oleh pemegang
saham dan anggaran dasar. Dewan Komisaris juga dibantu oleh Komite Audit, yang
diketuai Komisaris Independen dalam rangka penugasan wewenang tersebut.
Hal ini dilakukan untuk kepentingan perusahaan dan para pemegang saham, agar
kontrak yang telah ditetapkan diantara kedua pihak dapat berjalan sesuai dengan
semestinya. Selain itu, dengan dibentuknya Dewan Komisaris dan Komite Audit, maka
dampak terjadinya perselisihan antara perusahaan dan pemegang saham dapat
diminimalisir
Dalam hal hubungan antara pemegang saham mayoritas dan minoritas, tidak ada
indikasi adanya kecurangan yang dilakukan oleh pemegang saham mayoritas terhadap
minoritas. Hal ini dibuktikan dari Penelahaan yang dilakukan Komite Audit, yang
terdapat pada Laporan Tahunan perusahaan, terhadap dokumen dokumen, data,
informasi yang diperoleh, yang menyatakan bahwa tidak ada indikasi penyimpangan
yang dilakukan oleh perseroan, sebagai pemegang saham mayoritas.
Perusahaan juga melakukan Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate
Governance) semenjak pedoman itu diperkenalkan, seperti yang diungkap dalam
laporan tahunan. Dimana menurut perusahaan, pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan
yang baik sebagai tanggung jawab perusahaan atas pemegang saham.
Dalam mengungkap laporan audit dan tahunan telah memenuhi metode yang
diwajibkan. Laporan audit yang diterbitkan oleh auditor, jelas telah memenuhi standar
yang ditetapkan oleh PSAK, dimana semua metode yang diwajibkan telah tertera dalam
laporan audit, dan tingkat pengungkapannya adalah tingkat penuh (full disclosure).
Perusahaan menggunakan metode pengungkapan sukarela dalam laporan tahunannya,
diantaranya: perusahaan mengungkapkan visi dan misi, Negara tujuan ekspor, dan
rencana pengembangan,
30