Download - Manajemen Stress Dan Konflik
MANAJEMEN STRES DAN
KONFLIK
Dr.Betty Zelda Siahaan,MM.
Program Pencegahan dan Manajemen Stres Organisasi
Ditargetkan pada
Stressor Pekerjaan dan Nonpekerjaan• Beban Kerja• Kondisi kerja• Konflik peran dan ketidakjelasan• Pengembangan karir• Politik• Hubungan interpersonal• Perilaku agresif• Konflik antara pekerjaan dan nonpekerjaan (perawatan anak, perawatan orang tua)
Persepsi/ Pengalaman Karyawan Mengenai
Stres
Hasil Stres• Psikologis• Emosional• Perilaku
TARGET PROGRAM MANAJEMEN STRES
ORGANISASI
Beberapa Program perbaikan yang ditargetkan mencakup:
• Program pelatihan untuk mengelola dan mengatasi stres. • Merancang ulang pekerjaan untuk meminimalkan stressor.• Mengubah gaya manajemen sehingga memasukkan lebih banyak dukungan dan bimbingan untuk membantu pekerja mencapai tujuan mereka• Jam kerja yang lebih fleksibel dan perhatian yang diberikan kepada keseimbangan kehidupan kerja/keluarga dan kebutuhan seperti perawatan anak dan orang tua lanjut usia. • Komunikasi dan praktik team-building yang lebih baik. • Umpan-balik yang lebih baik atas kinerja pekerja dan ekspektasi manajemen.
1. Menjadi contoh dengan menjadi sumber dukungan untuk orang lain, terutama bawahan
2. Mendorong komunikasi terbuka dan pertukaran informasi yang maksimum
3. Memastikan Anda menyediakan bawahan dengan timbal balik kinerja yang tepat waktu, disajikan dengan cara yang memberi semangat, tidak mengancam
Mengembangkan Dukungan Sosial (Utk menciptakan lingkungan kerja yg mendukung)
4. Menyediakan mentoring bagi yang kurang berpengalaman oleh anggota senior dari kelompok kerja
5. Bekerja untuk mempertahankan dan meningkatkan kohesivitas kelompok kerja
Mengembangkan Dukungan Sosial (cont’d)
• Mencegah stres : Mengendalikan / menghilangkan stressor.
• Mengelola/ Manajemen Stres: membantu orang mengatasi stres secara efektif / mengurangi stres yang dialami.
MENCEGAH STRES MENGELOLA STRES
Pendekatan ini terpusat pada dua dimensi dari kesesuaian:
1. Sejauh mana suatu pekerjaan dapat memberikan penghargaan formal maupun non-formal yang sesuai dengan kebutuhan seseorang.
2. Sejauh mana kemampuan, keterampilan, dan pengalaman individu sesuai dengan permintaan danpersyaratan dari pemberi kerja.
Memaksimalkan Kesesuaian Orang-Lingkungan
Dua tipe program organisasi yang menjadi sangat penting belakangan ini:
1.Program Bantuan Karyawan
2.Program Kesehatan
Program Pencegahan dan Manajemen Stres Organisasi
• Suatu program tunjangan karyawan yang dirancang untuk mengatasi beragam masalah yang berhubungan dengan stres, termasuk kesulitan emosional dan perilaku, penyalahgunaan zat terlarang, serta masalah pernikahan dan keluarga
• Elemen program umum, meliputi:o Diagonisis. Karyawan yang bermasalah meminta
bantuan; staf program bantuan karyawan berusaha mendiagnosis masalah.
o Pengobatan. Konseling atau terapi pendukung disediakan. Jika staf program bantuan karyawan di dalam perusahaan tidak mampu membantu, karyawan mungkin dirujuk kepada profesional yang sesuai.
1. Program Bantuan Karyawan (Employee Assistance Programs, EAPs)
o Penyaringan. Pemeriksaan periodik karyawan yang memiliki pekerjaan yang penuh tekanan disediakan untuk mendeteksi indikasi awal masalah.
o Pencegahan. Pendidikan dan persuasi digunakan untuk meyakinkan karyawan yang memiliki risiko tinggi bahwa sesuatu harus dilakukan untuk membantu mereka mengatasi stres secara efektif.
1. Program Bantuan Karyawan (Employee Assistance Programs, EAPs) (cont’d)
• Suatu program karyawan yang berfokus pada kesehatan fisik dan mental keseluruhan dari karyawan.
• Program kesehatan mungkin memasukkan beragam aktivitas yang dirancang untuk mengidentifikasikan dan membantu dalam mencegah atau memperbaikin masalah kesehatan spesifik, bahaya kesehatan, atau kebiasaan kesehatan yang negatif.
2. Program Kesehatan
1. Dukungan manajemen puncak, termasuk dukungan filosofis dan dukungan dalam hal staf dan fasilitas, diperlukan.
2. Serikat kerja seharusnya mendukung program yang baik dan ikut berpartisipasi di dalamnya. Hal ini dapat menjadi hal yang cukup sulit untuk dicapai. Banyak serikat kerja lebih memilih untuk tidak ikut campur daripada membantu karyawan mengatasi stres. Manajemen sejak awal seharusnya berfokus dalam menghilangkan kondisi yang memberikan kontribusi pada stres.
Hal-hal penting untuk mencapai hasil yang menguntungkan
3. Hasil terbesar yang dapat diterima dari pencegahan dan manajemen stres tidak tercipta secara seketika, tapi dari usaha yang terus-menerus, dan oleh karena itu komitmen jangka panjang merupakan hal yang penting.
4. Keterlibatan karyawan yang luas dan terus menerus seharusnya tidak hanya dalam perencanaan awal, tapi juga dalam implementasi dan pemeliharaan. Ini merupakan salah satu dari faktor yang paling penting untuk memastikan partisipasi karyawan.
Hal-hal penting untuk mencapai hasil yang menguntungkan (cont’d)
5. Dengan jelas menyatakan tujuan dari program memberikan fondasi yang kokoh untuk program. Program yang tidak memiliki atau dengan objektif yang didefinisikan secara buruk tidak akan mungkin menjadi efektif atau mencapai partisipasi yang mencukupi untuk membuat program tersebut penting.
6. Karyawan harus mampu berpartisipasi dengan bebas tanpa tekanan maupun stigma.
7. Kerahasiaan harus dijaga. Karyawan tidak boleh memiliki kekhawatiran bahwa partisipasi dalam cara apapun akan mempengaruhi keberadaan mereka di dalam organisasi.
Hal-hal penting untuk mencapai hasil yang menguntungkan (cont’d)
• Anggota organisasi tdk harus bergantung pd program organisasi dlm hal membantu pencegahan stres.
• Banyak variasi dari teknik ini.
• Bermanfaat bagi 1 orang, belum tentu bermanfaat bagi orang lain
Pendekatan Individual terhadap Pencegahan dan Manajemen Stres
• Teknik Kognitif : Respon seseorang terhadap stressor menggunakan sarana proses kognitif atau pemikiran (dalam bentuk ekspektasi, keyakinan, dan asumsi yang mereka terapkan pada situasi dan menimbulkan respons emosional terhadap situasi tersebut).
Tujuan : membentuk orang memperoleh lebih banyak
kendali atas reaksi mereka terhadap stressor dengan memodifikasi rasionalisasi mereka.
• Kelompok pekerjaan yang menunjukkan hasil positif dengan penggunaan pendekatan kognitif, antara lain perawat, guru, atlet, dsb.
• Teknik kognitif berfokus : mengubah kognisi, sehingga seseorang dapat menilai situasi secara berbeda.
Teknik Kognitif
• Tujuannya untuk menurunkan tingkat rangsangan seseorang dan membawa suatu keadaan yang lebih tenang, baik secara psikologis maupun fisiologis.
• Kondisi yang kondusif untuk mencapai tingkat yang relax, seperti lingkungan yang tenak, posisi fisik yang nyaman, dan mata tertutup.
• Hanya mengambil beberapa saat untuk istirahat mental dari aktivitas pekerjaan dapat menjadi aktivitas relaksasi yang efektif.
• Istirahat yang singkat, namun lebih sering, lebih efektif daripada istirahat panjang tetapi sedikit.
Pelatihan Relaksasi
• Seseorang hanya perlu duduk dengan nyaman dengan mata tertutup dan mendengar pengulangan suara khusus (suatu mantera) selama sekitar 20 menit, 2 kali sehari Prosedur dasar dalam meditasi transendental
• Studi menunjukkan bahwa praktik meditasi transendental :detak jantung menurun, konsumsi oksigen lebih rendah, dan penurunan tekanan darah
• Tidak semua orang yang bermeditasi mengalami hasil yang positif
• Tetapi, menurut hasil penelitian, meditasi adalah suatu hal yang efektif dalam mengolah stres
Meditasi
• Adalah suatu teknik : yang dapat diajarkan kepada individu untuk mengendalikan berbagai proses internal tubuh
• Dalam biofeedback, perubahan kecil yang muncul dalam tubuh atau otak; dideteksi, diperkuat, dan ditunjukkan kepada orang tersebut.
• Potensi biofeedback: kemampuannya utk membantu relaksasi dan mempertahankan fungsi tubuh pada keadaan nonstres.
• Pelatihan biofeedback bermanfaat mengurangi: kegelisahan, menurunkan keasaman lambung, migren (Secara umum mengurangi manifestasi fisiologis negatif dari stres).
• Keberhasilan teknik biofeedback memerlukan pelatihan dan peralatan yang mungkin mahal.
Biofeedback
• Stres merupakan respons adaptif yang dimoderasi oleh perbedaan individu; ini berarti stres merupakan konsekuensi dari setiap tindakan, situasi, atau peristiwa yang menempatkan tuntutan khusus terhadap seseorang.
• Stres dapat memiliki konsekuensi psikologis, perilaku, dan fisiologis. Hubungan antara stres dan konsekuensi fisiologis merupakan hal yang kompleks dan dapat secara potensial menimbulkan hal yang serius bagi kesehatan individu yang tidak dapat atau tidak mengatasi stressor yang memancing stres.
Ringkasan Materi Penting
• Variabel utama dalam model stres organisasi yang disajikan dalam bab ini adalah:1. Stressor pekerjaan (lingkungan pekerjaan, individu,
kelompok, dan organisasi);
2. Stres itu sendiri;
3. Konsekuensi stres (organisasi dan individu);
4. Moderator stres (kepribadian, perilaku Tipe A, dan dukungan sosial);
5. Pencegahan dan manajemen stres (memaksimalkan kesesuaian lingkungan-orang, program organisasi, dan pendekatan individu).
Ringkasan Materi Penting (cont’d)
• Stressor merupakan tindakan, situasi, atau kejadian yang memberikan tuntutan khusus pada seseorang. Tiga kategori penting dari stressor adalah:1. Lingkungan Kerja (misalkan bahan kimia, radiasi,
temperatur);
2. Stressor individu (misalkan konflik peran, kelebihan beban kerja, perubahan);
3. Stressor kelompok dan organisasi (misalkan politik, budaya, hubungan interpersonal, penurunan jumlah pegawai).
Ringkasan Materi Penting (cont’d)
• Walaupun beberapa konsekuensi stres merupakan hal yang positif, banyak di antaranya bersifat disfungsional. Konsekuensi individu yang negatif seperti rentan terhadap kecelakaan, konsentrasi yang buruk, penyalahgunaan obat terlarang dan alkohol, dan burnout. Konsekuensi organisasi dapat mencakup absen, perputaran karyawan, peningkatan biaya kesehatan dan medis, serta penurunan kuantitas dan kualitas produktivitas.
• Beberapa faktor mempengaruhi sifat dari respons stres. Mereka disebut moderator stres. Tiga moderator stres adalah kepribadian, perilaku Tipe A, dan dukungan sosial.
Ringkasan Materi Penting (cont’d)
• Individu mengambil langkah penanggulangan yang berfokus pada masalah dan/atau berfokus pada emosi untuk menghadapi stres. Pada banyak kasus, kombinasi dari kedua jenis strategi untuk mengatasi stres ini digunakan.
• Pencegahan dan manajemen stres mencakup:
1. Memaksimalkan kesesuaian lingkungan orang
2. Program organisasi seperti bantuan dan kesejahteraan karyawan
3. Pendekatan individual seperti teknik kognitif, pelatihan relaksasi, meditasi, dan biofeedback.
Ringkasan Materi Penting (cont’d)
• Saat stres: tingkat hormon cortisol lebih tinggi• Tawa: menurunkan tingkat hormon cortisol• Anak-anak dalam sehari tertawa sekitar400 kali• Orang dewasa dalam sehari tertawa sekitar 15 kali• Penelitian menyimpulkan: humor meningkatkan
sistem kekebalan tubuh manusia dan mengurangi stres.
• Hasil penelitian: ketika otang tertawa, produksi hormon stres meurun.
Sumber: Francis X. Frei, “ Rapid rewards at Southwest Airlines,“ Harvard Business School Cases, 2 Septemtember 2003.
MENGHADAPI STRES DENGAN TAWA
KONFLIK
Sudut Pandang Kontemporer mengenai Konflik Antarkelompok
Tingkat Konflik Antarkelompok
Kemungkinan Dampak pada Organisasi
Organisasi yang Memiliki Karakter
Tingkat Kinerja Organisasi
Situasi I Rendah atau tidak ada Disfungsional 1. Adaptasi yang lambat terhadap
perubahan lingkungan Rendah
2. Sedikit perubahan
3. Stimulasi gagasan yang minim
4. Apati
5. Stagnasi
Situasi II Optimal Fungsional 1. Gerakan positif ke arah pencapaian tujuan Tinggi
2. Inovasi dan perubahan
3. Mencari solusi permasalahan
4. Kreativitas dan adaptasi yang cepat terhadap perubahan lingkungan
Situasi III Tinggi Disfungsional 1. Gangguan berat Rendah
2. Mengganggu aktivitas
3. Sulit berkoordinasi
4. Kekacauan
Tahap-tahap Konflik
Apa Penyebab Konflik Antarkelompok?
Ketergantungan Kerja
• Terjadi ketika dua (atau lebih) kelompok organisasi harus saling bergantung satu sama lain untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan mereka.
• 3 jenis ketergantungan kerja: Berkelompok (pooled) Berurutan (sequential) Resiprokal (reciprocal)
Ketergantungan Kelompok (pooled interdependece)
Ketergantungan yang tidak membutuhkan adanya interaksi antarkelompok karena setiap kelompok melakukan kinerjanya secara terpisah.
Potensi konflik dalam ketergantungan berkelompok seperti ini relatif rendah, dan manajemen dapat mengandalkan peraturan dan prosedur kerja standar yang dikembangkan oleh kantor pusat untuk melakukan koordinasi.
Ketergantungan berurutan (sequential interdependence)
•Ketergantungan yang membutuhkan satu kelompok untuk menyelesaikan tuags-tugasnya terlebih dahulu sebelum kelompok lainnya dapat menyelesaikan tugasnya.
•Upaya mengkoordinasikan ketergantungan seperti ini melibatkan fungsi perencanaan yang efektif dari pihak manajemen
Ketergantungan Resiprokal (reciprocal interdependence)
• Ketergantungan yang mensyaratkan hasil keluaran setiap kelompok menjadi input bagi kelompok lainnya dalam organisasi yang sama.
• Potensi konflik sangat tinggi
• Koordinasi yang efektif membutuhkan penggunaan proses komunikasi dan pengambilan keputusan yang terampil dan terorganisasi, dari pihak manajemen
Jenis-jenis Ketergantungan
Ketergantungan
Berkelompok
Ketergantungan
Berurutan
KelompokA
KelompokB
Tujuan
KelompokA
KelompokB
Tujuan
Jenis-jenis Ketergantungan (cont’d)
Ketergantungan
Resiprokal
Tujuan
KelompokA
KelompokB
Tujuan
Perbedaan Tujuan
• Ketika sumber daya yang terbatas harus dibagi antarkelompok, ketergantungan satu sama lain semakin tinggi dan setiap perbedaan tujuan menjadi semakin nyata.
• Sumber daya harus dibagi atau digunakan bersama
Perbedaan Persepsi
Perbedaan tujuan dapat muncul bersamaan dengan perbedaan persepsi mengenai kenyataan, dan ketidaksetujuan atas apa yang dianggap sebagai penyebab suatu kejadian dapat menciptakan sebuah konflik.
Faktor-faktor yang menyebabkan kelompok-kelompok organisasi memiliki persepsi yang berbeda mengenai kenyataan meliputi inkongruensi status, persepsi yang tidak akurat, dan perbedaan sudut pandang.
Konsekuensi –konsekuensi Konflik Antarkelompok yang
Disfungsional
Terjadi sejumlah perubahan yang dapat terjadi intrakelompok dan antarkelompok sebagai hasil sebuah konflik antarkelompok yang disfungsional
Perubahan dalam Kelompok
Perubahan dalam Kelompok (cont’d)
Perubahan yang terjadi Antarkelompok
Perubahan yang terjadi Antarkelompok (cont’d)
Meminimalkan Sumber-sumber Konflik karena Persepsi
1. Berkomunikasilah dengan efektif. Kurangi persepsi yang tidak akurat dengan memastikan bahwa kelompok-kelompok memiliki informasi yang cukup sehingga mampu menghasilkan penilaian yang akurat.
2. Bantulah kelompok untuk mengembangkan sensitivitas sosial, dengan
cara membantu kelompok memahami hal-hal yang mendasari sudut pandang kelompok lainnya (memahami tidak harus menyetujui).
3. Tekankan fleksibilitas perilaku, artinya, terlibatlah dalam tindakan-tindakan yang didasarkan pada pemahaman mengenai sudut pandang kelompok lain.
4. Berkomunikasi dengan efektif. Hal ini sedemikian pentingnya sehingga layak diulang sekali lagi.
Mengelola Konflik Antarkelompok melalui Kesepakatan Bersama
(Resolution)
TINGGI
FOKUS EKSTERNAL
RENDAH
RENDAH TINGGIFOKUS
INTERNAL
Mendominasi
Mengakomodasi
Menyelesaikan Masalah
Menghindar
Berkompromi
Kapan menggunakan pendekatan-pendekatan tertentu dalam
menyelesaikan masalah
1. Gunakan pendekatan dominasi pada masalah-masalah penting di mana Anda yakin sepenuhnya bahwa Anda benar dan keuntungan yang Anda dapatkan bila Anda menang melebihi kerugian akibat timbulnya perasaan negatif dari pihak yang didominasi.
2. Gunakan pendekatan akomodasi dalam pertentangan yang hasilnya jauh lebih penting bagi kelompok lain dibandingkan kepentingan kelompok Anda sendiri.
3. Gunakan pendekatan penyelesaian masalah ketika kedua pihak sama-sama bersedia meluangkan waktu dan usaha untuk mencapai kesepakatan yang dapat memaksimalkan hasil yang didapat setiap orang.
4. Gunakan pendekatan menghindar terutama sebagai sebuah strategi sementara untuk memberikan lebih banyak waktu bagi kelompok Anda.
5. Gunakan pendekatan kompromi sebagai jalan tengah. Pendekatan ini adalah rencana cadangan yang baik apabila pendekatan-pendekatan lainnya (terutama pendekatan dominasi dan penyelesaian masalah) gagal menyelesaikan perbedaan.
Mendorong Konflik Antarkelompok yang Konstruktif
Penyebab Konflik
Antarkelompok
•Ketergantungan Berkelompok
BerurutanResiprokal
•Perbedaan tujuanTujuan ekslusifSumber daya
terbatasPerbedaan batas
waktu•Perbedaan persepsiInkongruensi status
Persepsi tidak akuratSudut pandang
berbeda
Konflik antarkelompok
KONSEKUENSI KONFLIK FUNGSIONAL
• Kesadaran akan masalah• Mencari solusi
• Perubahan dan Adaptasi• Inovasi
KONSEKUENSI KONFLIK YANG DISFUNGSIONAL
PENDEKATANRESOLUSIKONFLIK
• Dominasi• Akomodasi
• Penyelesaian Masalah
• Menghindar• Kompromi
Pergerakan positif ke arah
tercapainya tujuan
organisasi
Keberlangsungan organisasi
Perilaku Organisasi Global
PENYELESAIAN KONFLIK : PERBEDAAN ORANG AMERIKA DENGAN ORANG JEPANG
Masyarakat Jepang• Penyelesaian masalah
melibatkan perspektif jangka panjang.
• Adanya keikhlasan bekerja sama berdasarkan semangat tim
• Ketidaksepakatan dengan atasan sering terjadi, namun dalam cara yang sopan
Masyarakat Amerika• Penyelesaian masalah
cenderung dilihat dalam perspektif jangka pendek
• Adanya semangat berkompetisi dan persaingan yang kuat
• Ketidaksepakatan dengan atasan jarang terjadi, namun bila terjadi, terjadi secara kasar
PENYELESAIAN KONFLIK : PERBEDAAN ORANG AMERIKA DENGAN ORANG JEPANG (cont’d)
Masyarakat Jepang• Pertikaian diselesaikan
melalui dialog dan pemberian hadiah
• Menghargai proses yang membutuhkan waktu; pendekatan sama-sama menang (win-win solution)
• Sensitivitas emosi dihargai sangat tinggi
Masyarakat Amerika• Pertikaian diselesaikan
dengan kontrak dan arbitrase
• ‘Waktu adalah uang’; pendekatan menang-kalah
• Sensitivitas emosi tidak dinilai dengan tinggi
PENYELESAIAN KONFLIK : PERBEDAAN ORANG AMERIKA DENGAN ORANG JEPANG (cont’d)
Masyarakat Jepang
• Keuntungan kelompok adalah tujuan utama
• ‘Menyelamatkan muka’ seseorang dipandang penting; keputusan sering kali dibuat untuk menghindarkan seseorang dari rasa malu
Masyarakat Amerika
• Meraih laba atau keuntungan pribadi adalah tujuan utama
• Keputusan diambil berdasarkan sudut pandang untung-rugi;
• Menyelamatkan muka tidak selalu penting
Membawa Individu dari Luar Kelompok
Mengubah Struktur Organisasi
Merangsang Kompetisi
Menggunakan Konflik yang Terprogram
Devil’s advocacy : Bentuk konflik yang direncanakan, di mana seseorang atau beberapa kelompok ditugaskan untuk mengkritik dan mengungkapkan
semua kemungkinan masalah yang muncul bila kelompok melontarkan suatu usulan tertentu dalam menyelesaikan masalah