MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA
TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL ARCS (ATTENTION, RELEVANCE,
CONFIDENCE, SATISFACTION)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh:
Rafiqa Hubbil Khoiriyah Hasibuan
NIM: 1113017000004
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Meningkatkan Self-efficacy (Efikasi Diri) Siswa Terhadap
Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model ARCS (Attention,
Relevance, Confidence, Satisfaction), disusun oleh Rafiqa Hubbil Khoiriyah
Hasibuan, NIM 1113017000004, Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diujikan pada
sidang munaqosah pada tanggal 03 Juni 2020 dan diperbaiki sesuai ketentuan
yang ditetapkan oleh fakultas.
Ciputat, Juni 2020
Yang Mengesahkan,
Pembimbing I
Dr. Kadir, M.Pd.
NIP.19670812 199402 1 001
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Meningkatkan Self-efficacy (Efikasi Diri) Siswa
Terhadap Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model
ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction), disusun oleh
Rafiqa Hubbil Khoiriyah Hasibuan, NIM 1113017000004, Jurusan
Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, telah diujikan pada sidang munaqosah pada tanggal
03 Juni 2020 dan diperbaiki sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh
fakultas.
Ciputat, Juni 2020
Yang Mengesahkan,
Pembimbing II
Dra. Afidah Mas’ud
NIP.19610926 198603 2 004
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Meningkatkan Self-efficacy (Efikasi Diri) Siswa Terhadap
Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model ARCS (Attention,
Relevance, Confidence, Satisfaction)disusun oleh Rafiqa Hubbil Khoiriyah
Hasibuan, NIM 1113017000004, Jurusan Pendidikan Matematika, diajukan
kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 03 Juni 2020 di
hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan Matematika.
Ciputat, Juni 2020
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)
Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd. 12 Juni 2020
NIP. 19790601 200604 2 004 ...................... .........................
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Program Studi)
Gusni Satriawati, M.Pd. 12 Juni 2020
NIP. 19780809 200801 2 032 ...................... ........................
Penguji I
Maifalinda Fatra, M.Pd., Ph. D. 10 Juni 2020
NIP. 19700528 199603 2 002 ...................... ........................
Penguji II
Ramdani Miftah, M.Pd. 12 Juni 2020
NIP. 20121101 0103 ...................... ........................
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
.......................
.
i
ABSTRAK
RAFIQA HUBBIL KHOIRIYAH (1113017000004). “Meningkatkan Self-efficacy (Efikasi Diri) Siswa terhadap Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Model
ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction), Skripsi Jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tujuan penelitian ini, untuk menganalisis peningkatan efikasi diri siswa pada pembelajaran matematika melalui pembelajaran model ARCS, mendeskripsikan aktivitas
siswa dan respon siswa selama pembelajaran serta menganalisis pemahaman konsep
matematika. Penelitian dilaksanakan di kelas VIIA SMP Al Hasra Depok Tahun
Pelajaran 2019/2020. Metode penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Data dikumpulkan menggunakan angket, lembar observasi aktivitas, jurnal harian dan tes.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penerapan model ARCS dalam pembelajaran
matematika dapat meningkatkan self-efficacy siswa dari 64,40% pada pra-penelitian menjadi 72,26% pada siklus I. Peningkatan self-efficacy siswa dalam pembelajaran
matematika meliputi indikator menyelesaikan tugas, menghadapi tugas, bertahan dan ulet,
kegigihan, pengalaman pribadi, konsisten, kesiapan, dan arah perilaku. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan penerapan model ARCS tergolong baik (77,42%),
aktivitas siswa meliputi: memperhatikan video pembelajaran, mendengarkan penjelasan
guru, aktif berdiskusi, tidak menganggu teman, tidak menyontek, mengerjakan soal,
semangat mengerjakan soal, tidak mengeluh ketika menghadapi soal, mengerjakan pekerjaan rumah, dan tidak menyuruh teman mengerjakan soal. Respon siswa terhadap
pembelajaran model ARCS cenderung positif, dimana siswa memiliki persepsi bahwa
suasana belajar lebih menyenangkan, lebih bersemangat dalam belajar dan lebih memahami materi pelajaran. Selanjutnya pemahaman konsep matematika siswa tergolong
cukup baik (70,42), dengan pencapaian tertinggi adalah kemampuan membuat contoh dan
bukan contoh, diikuti menyatakan ulang konsep, mengklasifikasikan objek-objek, dan
terendah pada kemampuan mengaitkan konsep dengan konsep lainnya. Kesimpulan penelitian bahwa self-efficacy siswa pada pelajaran matematika dapat ditingkatkan
melalui model ARCS. Siswa tergolong aktif dalam proses pembelajaran model ARCS.
Siswa juga memberikan respon positif serta pemahaman konsep matematika tergolong cukup baik setelah penerapan model pembelajaran ARCS.
Kata Kunci : Self-efficacy, Model ARCS
ii
ABSTRACT
RAFIQA HUBBIL KHOIRIYAH (1113017000004). Improving Student’s Self-efficacy
in Mathematics Learning Using the ARCS Model (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction). Skripsi Departement of Mathematics Education of the Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.
The purpose of this study, to analyze the increasing student self-efficacy in learning
mathematics through learning the ARCS model, describe the activities and responses of
students during learning and analyze the understanding of mathematical concepts. The study was conducted in class VIIA Al Hasra Junior High School Depok in 2019/2020
Academic Year. The research method is Classroom Action Research (CAR). Data was
collected using a questionnaire, activity observation sheet, daily journal and tests. The
result revealed that the application of the ARCS model in mathematics learning could increase students’ self-efficacy from 64,40% in pre-research to 72,26% in cycle I.
Increased student self-efficacy in mathematics learning included indicators of completing
assignments, facing assignments, persevere and perseverance, persistence, personal experience, consistency, readiness, and direction of behavior. Student activities in the
learning process with the application of the ARCS model are classified as good (77,42%),
student activities include: paying attention to learning videos, listening to teacher
explanations, activity discussing, not disturbing friends, not cheating, working on questions, eager to work on problems, not complaining when facing problems, spelling
out homework, and not asking friends to work on problems. Student responses to learning
ARCS models tend to be positive, where students have the perception that the learning atmosphere is more fun, more enthusiastic in learning and better understands the subject
matter. Furthermore, understanding students’ mathematical concepts is quite good
(70,42), with the highest achievement in the ability to make examples and not examples, then restate the concept, classify objects, and the lowest in the ability to associate
concepts with other concepts. The conclusion of study is that students’self-efficacy in
mathematics can be improved through the ARCS model. Students are active in the
learning process of the ARCS model. Students also gave positive responses and the ability to understand mathematical concepts was quite good after the application of the ARCS learning model.
Keywords: Self-efficacy, ARCS models
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, puji dan syukur ke hadirat Allah Subhanahu
wa ta’ala yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya
sehingga penulis diberi kesempatan dan kemudahan untuk menyelesaikan skripsi
ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW. beserta keluarga, para sahabat, para pengukutnya hingga akhir zaman.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya tidak sedikit
kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat do’a, perjuangan,
kesungguhan hati dan dorongan serta masukan-masukan yang positif dari
berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi ini, Alhamdulillah semua dapat teratasi.
Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis ingin ucapkan terimakasih serta rasa
hormat yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Gusni Satriawati, S.Ag., M. Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Bapak Dr. Kadir, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus
Dosen Pembimbing I yang dengan penuh kesabaran dalam memberikan
bimbingan, waktu, arahan, dan motivasi dalam menjalani penulisan skripsi
ini.
5. Ibu Dra. Afidah Mas’ud, selaku Dosen Pembimbing II yang dengan penuh
kesabaran dalam memberikan bimbingan, waktu, mengarahkan penulis
selama proses penyusunan, dan motivasi dalam menjalani penulisan skripsi
ini.
6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada
iv
penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan
Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
7. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Staf Jurusan Pendidikan
Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi kemudahan
dalam pembuatan surat-surat serta sertifikat
8. Bapak Andi Suhandi, S. Pd. selaku kepala sekolah SMP AL HASRA Depok
yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.
9. Ibu Siti Shopiyah S. Pd selaku guru pamong yang telah membantu penulis
dan memberikan masukan selama penelitian berlangsung.
10. Siswa/siswi kelas VIIA SMP Al Hasra tahun ajaran 2019/2020 yang telah
membantu dan bekerjasama selama proses pembelajaran.
11. Keluarga tercinta, terkhusus kepada Ayah dan Ibu tercinta, terimakasih atas
segala dukungan, perhatian, do’a, semangat sehingga penulis diberikan
kemudahan dalam menyelesaikan proposal ini dengan baik.
12. Sahabat seperjuangan, terima kasih kepada Kurnia Nihaya, Ruspa dewi
Safitri S.pd, Nur Asyifa, Ahmariah Zulfa, Aslamiyah S.Pd atas nasehat,
motivasi, dukungan dan menjadi pendengar yang baik selama proses
mengerjakan skripsi ini.
13. Guru-guru SMP/SMA Ibnu Umar yang selalu mengingatkan dan memberi
semangat kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
14. Dan berbagai pihak yang telah membantu penulis sehingga dapat
menyelesaikan proposal ini.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari para pembaca. Penulis mengharapkan agar skripsi ini bermanfaat
bagi penulis, pembaca, atau peminat lain pada umumnya.
Ciputat, 30 Mei 2020
Rafiqa Hubbil Khoiriyah
v
DAFTAR ISI
Abstrak……………………………………………………………………………i
Abstract……………………………………………………………………………ii
Kata Pengantar………………………………………………………………….iii
Daftar Isi………………………………………………………………………….v
Daftar Tabel…………………………………………………………………….vii
Daftar Gambar…………………………………………………………………..ix
Daftar Lampiran………………………………………………………………...xi
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah ...................................................................................... 8
D. Perumusan Masalah ....................................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 9
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Deskripsi Teoritik
1. Self-efficacy (Efikasi Diri) ......................................................................... 10
a. Pengertian Self-efficacy (Efikasi Diri) ................................................ 10
b. Dimensi Self-efficacy (Efikasi Diri) .................................................... 11
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Self-efficacy (Efikasi diri) .......... 13
d. Proses Self-efficacy (Efikasi Diri) ....................................................... 15
2. Pembelajaran Matematika ......................................................................... 17
3. Model ARCS(Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) .............. 19
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................................... 21
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 21
D. Hipotesis Tindakan ..................................................................................... 24
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................. 25
B. Metode dan Desain Penelitian ............................................................................. 25
C. Subjek Penelitian.................................................................................................. 27
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian......................................................... 27
E. Tahapan Intervensi Tindakan .............................................................................. 28
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ...................................................... 32
G. Data dan Sumber Data ......................................................................................... 33
H. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 33
I. Instrumen Pengumpulan Data ...................................................................... 34
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan ................................................................ 38
K. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Data .................................................. 43
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ......................................................... 44
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ...................................................................................................... 45
1. Pra-Penelitian ......................................................................................... 45
2. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 48
B. Interpretasi Hasil Penelitian ......................................................................... 70
C. Pembahasaan ........................................................................................................ 74
D. Keterbatasan ......................................................................................................... 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 78
B. Saran ..................................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tahap Pelaksanaan Penelitian Pada Sklus I dan Siklus II ..... 31
Tabel 3.2 Pembagian Materi di Setiap Siklus ......................................... 32
Tabel 3.3 Aspek yang Diamati Pada Aktivitas ........................................ 34
Tabel 3.4 Format Penskoran Self-efficacy Matematika .......................... 35
Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket Self-efficacyAkhir siklus .............................. 36
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Soal ........................................................... 36
Tabel 3.7 Rubrik Penskoran Tes Instrumen Pemahaman Konsep
Matematika .............................................................................. 37
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Tes Pemahaman Konsep
Matematika .............................................................................. 39
Tabel 3.9 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Pemahaman
Konsep Matematika ................................................................. 40
Tabel 3.10 Klasifikasi Interpretasi Derajat Reabilitas .............................. 41
Tabel 3.11 Klasifikasi Interpretasi Taraf Kesukaran .............................. 41
Tabel 3.12 Rekapitulasi hasil Perhitungan Uji Taraf Kesukaran
Pemahaman Konsep Matematika ........................................... 42
Tabel 3.13 Klasifikasi InterpretasiDaya Pembeda .................................... 43
Tabel 3.14 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Daya Pembeda
Pemahaman Konsep Matematika ............................................ 43
Tabel 4.1 Data Siswa di Kelas VIIA ....................................................... 45
Tabel 4.2 Persentase Indikator Angket Self-efficacy Pada Pra-penelitian
................................................................................................... 46
viii
Tabel 4.3 Perhitungan Lembar Aktivitas Siswa Siklus I......................... 61
Tabel 4.4 Persentase Respon Siswa Pada Siklus I .................................. 63
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Pemahaman Konsep Matematika Siklus I
................................................................................................... 65
Tabel 4.6 Tes Pemahaman Konsep Matematika .................................... 66
Tabel 4.7 Skor Indikator Pemahaman Konsep Matematika Siklus I .... 66
Tabel 4.8 Hasil Refleksi Siklus I .............................................................. 69
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................ 23
Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas .................................... 27
Gambar 4.1 Perbandingan Siswa Laki-laki dan Perempuan di Kelas
VIIA .................................................................................. 45
Gambar 4.2 Self-efficacy Siswa Pada Pra-penelitian ............................ 47
Gambar 4.3 TahapAttentionPada Pertemuan ke-1 ............................... 50
Gambar 4.4 Tahap Relevance Pada Pertemuan ke-1 ........................... 50
Gambar 4.5 Tahap Confidence Pada Pertemuan ke-1.......................... 51
Gambar 4.6 Kesimpulan dan Penlaian (Satisfaction) Pada Pertemuan
Ke-1 .................................................................................... 52
Gambar 4.7 Tahap Attention Pada Pertemuan ke-2 ............................. 53
Gambar 4.8 Tahap Relevance Pada Pertemuan ke-2 ........................... 54
Gambar 4.9 Tahap Confidence Pada Pertemuan ke-2.......................... 55
Gambar 4.10 Kesimpulan dan Penilaian (Satisfaction) Pada Pertemuan
Ke-2 .................................................................................... 55
Gambar 4.11 Tahap Attention dan Relevance Pada Pertemuan Ke-3 .... 57
Gambar 4.12 Tahap Confidence Pada Pertemuan Ke-3 ......................... 57
Gambar 4.13 Kesimpulan dan Penilaian (Satisfaction) Pada Pertemuan
Ke-3 .................................................................................... 58
Gambar 4.14 Tahap Attention Pada Pertemuan ke-4 ............................. 59
Gambar 4.15 Tahap Confidence Pada Pertemuan ke-4.......................... 60
x
Gambar 4.16 Kesimpulan dan Penilaian(Satidfaction) Pada Pertemuan
ke-4 ..................................................................................... 61
Gambar 4.17 Self-efficacy Siswa Pada Siklus I ....................................... 65
Gambar 4.18 Contoh Jawaban Siswa Dalam Menyatakan Ulang Konsep
............................................................................................ 67
Gambar 4.19 Contoh Jawaban Siswa Dalam Mengklasifikasikan Objek-
objek .................................................................................. 67
Gambar 4.20 Soal Dalam Membuat Contoh dan Bukan Contoh........... 68
Gambar 4.21 Contoh Jawaban Dalam Contoh dan Bukan Contoh ...... 68
Gambar 4.22 Contoh Jawaban Dalam Mengaitkan Konep .................. 69
Gambar 4.23 Rata-rata Aspek/dimensi Self-efficacy Siswa ................... 70
Gambar 4.24 Indikator Skala Self-efficacy Siswa Pada Pra-penelitian
dan Siklus I ........................................................................ 71
Gambar 4.25 Hasil Tes Pemahaman Konsep Matematika siswa ........... 73
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajran .................................. 83
Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa ........................................................ 111
Lampiran 3 Kisi-kisi Skala Angket Self-efficacy Pra-penelitian ........ 133
Lampiran 4 Angket Self-efficacy Pra-penelitian................................. 134
Lampiran 5 Hasil Skala Angket Self-efficacy Pra-penelitian ............. 137
Lampiran 6 Uji Validitas Instrumen Tes Pemahaman Konsep
Matematika ...................................................................... 138
Lampiran 7 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Pemahaman Konsep
dengan CVR..................................................................... 141
Lampiran 8 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Pemahaman Konsep
Matematika ...................................................................... 142
Lampiran 9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Pemahaman Konsep
Matematika ...................................................................... 143
Lampiran 10 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Tes Pemahaman
Konsep dengan CVR ....................................................... 144
Lampiran 11 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Pemahaman
Konsep dengan CVR ....................................................... 145
Lampiran 12 Kisi-kisi Skala Angket Self-efficacy Siklus I ................... 146
Lampiran 13 Angket Self-efficacy Siswa ............................................... 147
Lampiran 14 Hasil Skala Angket Self-efficacy Siklus I ........................ 150
Lampiran 15 Hasil Skala Angket Self-efficacy Per Indikator .............. 152
Lampiran 16 Lembar Aktivitas Siswa ................................................. 153
xii
Lampiran 17 Persentase Aktivitas Siswa pada Sklus I ........................ 154
Lampiran 18 Jurnal Harian Siswa ........................................................ 155
Lampiran 19 Persentase Respon Siswa terhadap Pembelajaran ......... 156
Lampiran 20 Pedoman Penskoran Instrumen Tes Pemahaman Konsep
Matematika ...................................................................... 157
Lampiran 21 Tes Pemahaman Konsep Matematika Siklus I ............... 158
Lampiran 22 Kunci Jawaban Tes Pemahaman Konsep Matematika
Siklus I ............................................................................. 160
Lampiran 23 Hasil Tes Pemahaman Konsep Matematika Siklus I ..... 162
Lampiran 24 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Pemahaman Konsep
Matematika Siklus I ........................................................ 163
Lampiran 25 Tes Pemahaman Konsep Matematika Siklus II ............. 165
Lampiran 26 Kunci Jawaban Tes Pemahaman Konsep Matematika
Siklus II ............................................................................ 166
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu pendidikan dapat disebut bermutu apabila siswa mengalami proses
pembelajaran yang riil dan bermakna. Suyata menjelaskan bahwa “kualitas suatu
sekolah ditentukan oleh pendayagunaan sumber-sumber instruksional secara
optimal, efisiensi pengelolaan input-input material dan non-material, yang secara
keseluruhan ditransformasikan melalui proses yang meyakinkan”. 1 Proses ini
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menantang, menyenangkan,
memotivasi siswa untuk aktif serta memberikan ruang bagi siswa untuk
mengembangkan kreativitas, kemandirian, bakat dan minat. Hal ini sesuai dengan
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah.2
Sementara itu, pembelajaran sendiri merupakan serangkaian tindakan yang
dirancang untuk mendukung proses belajar siswa. Miarso menyatakan
“pembelajaran adalah usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan
tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilakukan, serta
pelaksanaannya terkendali”.3 Dapat dikatakan, pembelajaran merupakan kegiatan
yang dirancang secara terencara sejak awal hingga akhir pembelajaran. Upaya
tersebut berupa penentuan metode dan strategi yang digunakan, materi yang akan
disampaikan, dan menetapkan tujuan dari kegiatan pembelajaran serta
pelaksanaannya terkendali baik dalam hal waktu, proses maupun hasilnya.
Pembelajaran di sekolah bukan hanya bertujuan untuk membentuk
wawasan pengetahuan semata melainkan untuk membentuk sikap dan
mengembangkan keterampilan siswa juga. Berdasarkan Permendikbud Nomor 20
Tahun 2016 terkait standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah
menyatakan bahwa standar kompetensi lulusan yang digunakan sebagai pedoman
1 H. Nurochim, Administrasi Pendidikan, (Bekasi:Gramata Publishing, 2016), h. 308 2 Salinan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, https://bsnp-indonesia.org/wp-
content/uploads/2009/06/Permendikbud_Tahun2016_Nomor022_Lampiran.pdf diunduh pada
tanggal 26 Juli 2018 3 Eveline dan Hartati Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia,
2011), h. 12
2
penilaian mencakup aspek sikap, kognitif dan keterampilan. 4 Aspek sikap
mencakup perilaku yang dimunculkan seseorang pertanda kecenderungannya
untuk membuat pilihan atau keputusan untuk beraksi dalam lingkungan tertentu.
Aspek tersebut meliputi sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, sikap rasa ingin tahu, perhatian, minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri.
Dalam proses pembelajaran di sekolah, matematika adalah salah satu mata
pelajaran yang wajib dikuasai siswa. Penguasaan matematika bagi siswa sangat
penting, baik dalam hal menunjang keberhasilan siswa dalam bidang matematika
itu sendiri maupun keberhasilan dalam menguasai mata pelajaran lainnya. Kline
mengungkapkan bahwa matematika bukanlah pengetahuan yang menyendiri yang
dapat sempurna karena dirinya sendiri, akan tetapi keberadaan matematika itu
terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai persoalan
lain.5Selain itu, sikap siswa juga berperan dalam menentukan keberhasilan. Siswa
yang memiliki sikap positif cenderung lebih tekun dalam belajar sehingga mampu
mencapai hasil yang memuaskan dibandingkan siswa yang memiliki sikap negatif.
Oleh karena itu, siswa yang memiliki penguasaan matematika yang baik serta
memiliki sikap positif terhadap pelajaran akan mampu meningkatkan kecerdasan,
kemampuan keterampilan, serta membentuk kepribadian siswa.
Namun, kenyataannya penguasaan matematika siswa sangat rendah.
Berdasarkan data hasil TIMSS (Trends in International Mathematics and Science
Study) tahun 2011, skor rata-rata prestasi matematika kelas VIII siswa Indonesia
berada di peringkat 38 dari 42 peserta dengan persentase siswa yang menyukai
matematika berada dibawah rata-rata internasional yaitu 20%. 6 Hal ini
menunjukkan bahwa penguasaan matematika belum diiringi dengan sikap siswa
terhadap pelajaran matematika. Siswa menganggap mata pelajaran matematika
sebagai mata pelajaran yang sulit sehingga menimbulkan ketidaksukaan.
4Salinan Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016, https://bsnp-indonesia.org/wp-
content/uploads/2009/04/Permendikbud_Tahun2016_Nomor020_Lampiran.pdf diunduh pada
tanggal 26 Juli 2018 5 Farida Ari Kusuma, “Peningkatan Self-Efficacy dan Kemampuan Mengaplikasikan
Konsep Matematika pada Siswa SMK Melalui Contextual Teaching and Learning (CTL)”, Skripsi
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: 2013, h.3, tidak dipublikasikan. 6 Ina V.S Mullis, dkk., TIMSS 2011 International Results in Mathematics, (USA: TIMSS
& PIRLS International Study Center, Lynch School of Education, Boston College, 2011), p.332
3
Nursilawati menyatakan bahwa siswa tidak menyukai pelajaran
matematika karena kurang memahami penggunaan rumus dan mengalami
kesulitan, sehingga membuat mereka malas mengikuti pelajaran
matematika. 7 Anggi menambahkan dalam penelitiannya bahwa kesulitan yang
dialami siswa dapat berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar seperti
kurangnya motivasi guru, sikap guru di dalam kelas, kesulitan dalam memahami
materi, kesulitan dalam penggunaan rumus pada penyelesaian dan lain
sebagainya.8Kenyataan ini mengakibatkan siswa merasa dan menganggap dirinya
tidak mampu dalam menguasai mata pelajaran matematika. Dengan kata lain,
siswa tidak memiliki keyakinan dengan kemampuan yang dimilikinya.
Hal tersebut berkaitan dengan salah satu aspek kepercayaan diri siswa
yaitu keyakinan kemampuan diri. Aspek ini merupakan sikap positif tentang
kemampuan dirinya terhadap apa yang akan dilakukannya.Bandura menggunakan
istilah self-efficacy atau efikasi diri untuk keyakinan tersebut dimana mengacu
pada keyakinan (beliefs) tentang kemampuan seseorang untuk mengorganisasikan
dan melaksanakan tindakan untuk pencapaian hasil.9Efikasi diri pada dasarnya
merupakan hasil proses kognitif berupa keputusan, keyakinan atau pengharapan
tentang sejauh mana individu memperkirakan kemampuan dirinya dalam
melaksanakan tugas atau tindakan tertentu yang diperlukan unntuk mencapai hasil
yang diingingkan.10
Dengan demikian, self-efficacy atau efikasi diri adalah keyakinan tentang
kemampuan dan kesanggupan siswa untuk mencapai dan menyelesaikan tugas-
tugas dengan target hasil dan waktu yang ditentukan serta seberapa besar
keyakinan siswa akan kemampuannya dalam melakukan sejumlah aktivitas.
Efikasi diri juga mempengaruhi apa yang siswa pikirkan, apa yang siswa rasakan,
motivasi dan perilaku mereka. Hal ini dapat terlihat dari pilihan tindakan yang
7 Nursilawati, “Hubungan Self-efficacy Matematika Dengan Kecemasan Menghadapi
Pelajaran Matematika, Skripsi pada Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2010, h.
2, tidak dipublikasikan. 8 Anggi Ajeng, “Pengaruh Efikasi Diri dan Lokus Kendali (Locus of Control) Terhadap
Prestasi Belajar Matematika”, Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Teknik,
Matematika dan IPA, Univarsitas Indraprasta PGRI, 2014, h. 90 9 Albert Bandura, Self-efficacy: The Exercise of Control, (New York: W. H Freeman and
Company, 1997), h. 3 10 Nur Ghufron dan Rini Risnawita, Teori-Teori Psikologi, (Yogyakarta: Ar-Ruzzmedia),
2014, h. 75
4
diambil oleh siswa, seberapa banyak usaha yang dilakukan, seberapa kuat
ketahanan siswa dalam menghadapi kesulitan serta tingkat ketakutan yang mereka
hadapi terhadap tugas yang sedang mereka kerjakan. Dengan kata lain, efikasi diri
merupakan faktor internal yang memengaruhi prestasi siswa dan pilihan siswa
dalam aktivitas belajar dan secara positif berhubungan dengan hasil belajar,
pilihan tugas, aktivitas studi yang efektif.
Siswa yang memiliki keyakinan tinggi akan kemampuannya tidak akan
mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan. Mereka akan berusaha bertahan
dalam menyelesaikan tantangan yang diberikan. Sebaliknya, siswa yang
kurangmeyakini kemampuan yang dimilikinya akan mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan tugas bahkan menganggap tugas yang diberikan merupakan suatu
ancaman untuk dirinya sehingga siswa akan langsung menyerah jika dihadapkan
dengan masalah atau tugas yang sulit. The SEA’s Program memberikan
gambaran karakteristik efikasi diri yang tergolong rendah diantaranya meragukan
kemampuannya (self-doubt), malu dan menghindar dari tugas-tugas yang sulit,
memiliki komitmen yang rendah dalam mencapai tujuan, menganggap tugas-tugas
sebagai rintangan dan merasa rugi menyelesaikannya, usaha kurang optimal dan
cepat menganggap tugas sulit, cenderung takut dan tidak aman, mudah menyerah,
malas, stress, cepat menyerah, merasa tidak memiliki kemampuan dan bersikap
defensif serta tidak belajar dari kegagalan, lambat memperbaiki self-efficacy
apabila mengalami kegagalan, meyakini seakan-akan segalanya “telah gagal”.11
Febriani dan Desi juga menyatakan hal yang senada bahwa siswa yang selalu
beranggapan dirinya tidak memiliki kemampuan, merasa tidak berharga dibanding
orang lain merupakan gambaran efikasi diri yang rendah.12
Tingkat kecemasan juga memiliki pengaruh terhadap efikasi diri siswa.
Nursilawati dalam penelitiannya menyatakan bahwa adanya hubungan yang
signifikan antara efikasi diri matematika dengan kecemasan menghadapi
11Hamidah, “Pengaruh Self-efficacy Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematik”,
STKIP Siliwangi Bandung, h.1, https://www.scribd.com/doc/156719404/HAMIDAH-Makalah-
Self-Efficacy-1 diunduh pada tanggal 21 April 2019 12 Febrina Handayani dan Desi Nurwidawati, Hubungan Self-efficacy Dengan Prestasi
Belajar Siswa Akselerasi, Jurnal Universitas Negeri Surabaya, Volume 01 Nomor 02, 2013, h. 2.
5
pelajaran matematika dengan arah hubungan yang bersifat negatif.13 Dalam artian,
semakin tinggi tingkat kecemasan siswa maka semakin rendah efikasi diri siswa
dan sebaliknya, semakin rendah tingkat kecemasan siswa maka semakin tinggi
efikasi diri siswa. Sementara, hasil pra-penelitian yang dilakukan penulis di kelas
VIIA SMP Al Hasra dengan menggunakan angket memperoleh rata-rata sebesar
64,29%. Hal ini menunjukkan bahwa efikasi diri siswa di kelas VIIA tergolong
rendah.
Dari paparan diatas, peran guru di sekolah sangatlah penting
untukmeningkatkan efikasi diri siswa terutama dalam pembelajaran matematika.
Menurut teori belajar sosial, efikasi diri menjadi salah satu faktor penting dalam
mempengaruhi sikap dan ketertarikan siswa pada pelajaran matematika.14 Collins
menambahkan bahwa pada tingkat kemampuan, siswa yang memiliki efikasi diri
yang tinggi akan menunjukkan ketajaman dalam perhitungan dan ketekunan yang
lebih besar dalam pengerjaan soal-soal matematika yang sulit daripada siswa yang
memiliki efikasi diri rendah.15 Oleh sebab itu, siswa harus memiliki efikasi diri
yang tinggi sehingga secara perlahan akan meningkatkan kepercayaan diri dan
keberhasilan dalam tugas yang diberikan..
Salah satu kemampuan yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran
matematika adalah pemahaman konsep. Kemampuan ini merupakan kemampuan
dasar yang harus dimiliki siswa dimana beberapa konsep matematika merupakan
pengertian dasar yang dapat dipahami secara langsung dan beberapa konsep
matematika diturunkan dari konsep sebelumnya. Pemahaman konsep merupakan
tujuan pertama dalam pembelajaran matematika yang dimaksudkan untuk siswa
mampu memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat
dalam pemecahan masalah.16 Sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika di
13 Nursilawati, “Hubungan Self-efficacy Matematika Dengan Kecemasan Menghadapi
Pelajaran Matematika, Skripsi pada Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2010, h.
74, tidak dipublikasikan. 14 M. Nur Ghufron dan Rini Risnawita, Efikasi Diri dan Hasil Belajar Matematika: Meta-
analisis, Buletin Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Madha, Volume 21 No.1, 1 Juni
2013, h. 22. 15Ibid., h. 22 16 Sri Wardhani, Analisi SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs untuk
Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika, (Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika, 2008), h. 9,
6
atas diharapkan siswa mampu memahami suatu konsep matematika yang
disampaikan dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat menggunakan
kemampuan tersebut dalam menyelesaikan masalah-masalah matematika.
Oleh karena itu, hendaknya guru mampu memilih model pembelajaran
yang dapat mengoptimalkan pemahaman konsep matematika serta dapat
membangkitkan minat, motivasi dan semangat belajar siswa sehingga ddapat
meningkatkan efikasi diri dan hasil belajar siswa. Salah satu model yang dapat
digunakan dalam pembelajaran adalah model ARCS. Model ARCS merupakan
model motivasi yang dapat membantu guru untuk merangsang, meningkatkan,
memelihara motivasi siswa dalam belajar, karena motivasi memiliki peran penting
dalam proses pembelajaran dan berkaitan erat dengan hasil belajar siswa.17 Model
ini dibagi dalam empat kategori yaitu: attention (perhatian), relevance (relevansi),
confidence (kepercayaan diri), dan satisfaction (kepuasaan).18
Pada pembelajaran dengan menggunakan model ARCS siswa untuk
mengikuti proses belajar yang menyenangkan. Langkah pertama dalam
pembelajaran dengan menggunakan model ARCS adalah menarik perhatian
siswa. Pada tahap merangsang ketertarikan siswa terhadap pembelajaran
matematika dapat dilakukan dengan metode penyampaian yang berbeda,
penggunaan media pembelajaran, pemberian humor untuk mengurangi kebosanan
siswa hingga penggunaan teknik bertanya yang melibatkan siswa. Langkah kedua
relevansi. Pada tahap ini siswa diharapkan dapat memahami manfaat hingga
kegunaan dari materi yang mereka peroleh. Selanjutnya, tahap kepercayaan, tahap
ini ditekankan pada rasa kepercayaan diri siswa ketika berhadapan dengan
masalah. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam tahapan ini adalah
dengan memperbanyak pengalaman keberhasilan siswa dalam menyelesaikan
masalah. Dengan memperbanyak pengalaman keberhasilan siswa, anggapan diri
tentang ketidakmampuan dalam menyelesaikan soal diharapkan akan berkurang.
Tahap terakhir adalah pemberian pujian atas keberhasilan siswa.
17 Imeriza, Penerapan Pembelajaran Gagne Dengan Model Motivasi Attention
RelevanceConfidenceSatisfaction (ARCS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas VIII B3 MTs Darul Hikmah Pekanbaru, Skripsi pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru : 2010, h. 6, tidak dipublikasikan. 18 Eveline dan hartati Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia,
2011), h.52
7
Kelebihan model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction)
menurut Awoyini dan rekan-rekannya yaitu memberi petunjuk atau arahan
mengenai apa yang harus dilakukan oleh siswa agar lebih tertarik dalam proses
pembelajaran, penyajian materi dengan model ARCS (Attention, Relevance,
Confidence, Satisfaction) dapat menjadikan materi yang kurang menarik menjadi
menarik, model ini juga diperkuat oleh rancangan bentuk pembelajaran berpusat
pada siswa, serta penilaian yang dilakukan secara menyeluruh terhadap
kemampuan-kemampuan yang lebih dari karakteristik siswa agar strategi
pembelajaran lebih efektif.19
Berdasakan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dalam pembelajaran matematika dengan judul: “Meningkatkan Self-efficacy
(Efikasi Diri) Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika Dengan
Menggunakan Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut;
1. Kurangnya keyakinan siswa akan kemampuan yang dimilikinya dalam
menyelesaikan soal matematika.
2. Kurangnya motivasi guru terhadap siswa di dalam kelas dan penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran.
3. Siswa merasa cemas dan khawatir dalam mengikuti proses pembelajaran
matematika.
4. Siswa menghindari tugas atau soal-soal matematika yang diberikan guru.
5. Jika siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas matematika, mereka
lebih memilih menanyakan kepada guru dari pada bertahan menyelesaikan
tugas tersebut.
6. Siswa kurang gigih menyelesaikan sendiri tugas-tugas yang diberikan guru.
7. Umumnya siswa hanya mengerjakan soal-soal matematika yang mudah saja
dari setiap kegiatan pembelajaran.
8. Kemampuan siswa mengatur dan mengarahkan perilaku secara mandiri terkait
tugas matematika yang diberikan guru masih tergolong rendah.
19Imeriza, op.cit., h.7
8
C. Pembatasan Masalah
Fokus penelitian ini adalah untuk meningkatkan efikasi diri siswa terhadap
pembelajaran matematika dengan menggunakan model ARCS (Attention,
Relevance, Confidence, Satisfaction). Pada penelitian ini peneliti membatasi fokus
penelitian agar masalah tidak meluas, yaitu:
1. Efikasi diri siswa adalah sikap percaya diri siswa akan kemampuan yang
dimilikinya. Efikasi diri juga dapat diartikan sebagai penilaian diri siswa akan
kemampuannya dalam mengorganisasikan serta melakukan suatu tugas.
Dimensi efikasi diri meliputi level/magnitude yang dapat diukur melalui
indikator: (1) kemampuan menyelesaikan tugas, dan (2) kemampuan
menghadapi tugas. Dimensi strength terukur melalui indikator (1) bertahan
dan ulet, (2) kegigihan menghadapi tugas, (3) pengalaman pribadi yang tidak
mendukung. Dimensi generality dengan indikator (1) konsisten pada tugas, (2)
kesiapan menghadapi situasi, (3) mengarahkan perilaku.
2. Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) dalam
penelitian ini adalah model yang digunakan dalam pembelajaran yang
bertujuan untuk meningkatkan perhatian siswa, pembelajaran harus
berdasarkan pengalaman relevan dan minat siswa untuk mengembangkan
kepercayaan dan memberikan kepuasan.
3. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIA SMP Al Hasra Depok.
4. Materi atau pokok bahasan yang dilibatkan dalam penelitian adalah
Aritmetika Sosial.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut;
1. Bagaimana penerapan model ARCS (Attention, Relevance, Confidence,
Satisfaction) dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan efikasi diri
siswa?
2. Bagaimana aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika
dengan menggunakan model ARCS (Attention, Relevance, Confidence,
Satisfaction)?
9
3. Bagaimana respon belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika
dengan menggunakan model ARCS (Attention, Relevance, Confidence,
Satisfaction)?
4. Bagaimana pemahaman konsep matematika siswa setelah mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan model ARCS (Attention, Relevance,
Confidence, Satisfaction)?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis peningkatan efikasi diri siswa melalui penerapan model
ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction).
2. Untuk mendeskripsikan bagaimana aktivitas siswa selama pembelajaran
matematika dengan menggunakan model ARCS (Attention, Relevance,
Confidence, Satisfaction).
3. Untuk mendeskripsikan bagaimana respon siswa selama pembelajaran
matematika dengan menggunakan model ARCS (Attention, Relevance,
Confidence, Satisfaction).
4. Untuk menganalisis pemahaman konsep matematika siswa setelah mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan model ARCS (Attention, Relevance,
Confidence, Satisfaction).
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan self-efficacy siswa
dalam pembelajaran matematika.
2. Bagi guru, diharapkan model ARCS menjadi alternative yang dapat
digunakan dalam pembelajaran matematika sehingga proses pembelajaran
lebih menarik dan menyenangkan.
3. Bagi sekolah, sebagai bahan sumbangan pemikiran dalam rangka
memperbaiki proses pembelajaran matematika serta untuk meningkatkan
prestasi belajar dan self-efficacy siswa .
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP AL HASRA yang beralamat di Jl.
Raya Ciputat Parung Km.24, Bojongsari Baru, Kec. Bojongsari, Kota Depok.
Penelitian ini dilakukan di kelas VIIA pada semester genap tahun ajaran
2019/2020.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitan ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) dimana
peneliti akan menerapkan model ARCS dalam pembelajaran matematika.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan self-efficacy siswa dengan
pembelajaran menggunakan model ARCS. Model ARCS terdiri dari empat
kategori afektif yang memungkinkan untuk mempengaruhi motivasi belajar siswa
dimana model ini berfokus bagaimana menarik perhatian siswa dengan
memberikan kesesuaian antara pelajaran dengan lingkungannya ataupun manfaat
dari pelajaran tersebut di kemudian hari sehingga siswa memiliki rasa
kepercayaan diri untuk berhasil dalam mempelajarinya. Oleh karena itu, perlu
diberikan beberapa strategi selama pembelajaran sehingga siswa tertarik dengan
pembelajaran dan memperoleh pengalaman berhasil yang kemudian diharapkan
dapat meningkatkan efikasi diri siswa. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus
yang setiap siklus terdiri dari empat tahapan tindakan, yaitu:
Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan (Planning)
Pada tahap perencanaan ini peneliti menentukan titik fokus masalah
berupa rancangan penerapan model ARCS dalam pembelajaran
matematika untuk meningkatkan self-efficacy siswa, kemudian peneliti
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan disajikan
dalam proses pembelajaran di kelas. Pada tahap ini peneliti juga
membuat lembar observasi, lembar jurnal harian, angket siswa dan
instrument soal tes akhir siklus.
26
Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tahap ini adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau
penerapan isi dari rancangan pembelajaran yang telah dibuat, yaitu
melakukan tindakan kelas.
Tahap 3: Pengamatan (Observing)
Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan selama pelaksanaan
tindakan berlangsung untuk memperoleh data yang akurat untuk
perbaikan pada siklus selanjutnya. Observasi dimaksudkan sebagai
kegiatan mengamati, menggali, dan mendokumentasikan semua gejala
indikator yang terjadi selama proses penelitian.
Tahap 4: Refleksi (Reflecting)
Tahap ini merupakan kegiatan mengemukakan kembali apa yang telah
dilakukan. Hasil yang diperoleh di analisis kembali, sehingga dapat
diketahui apakah kegiatan yang dilaksanakan mencapai tujuan yang
diharapkan atau masih perlu perbaikan. Tahap ini dilaksanakan dengan
maksud untuk memperbaiki kegiatan penelitian sebelumnya, yang akan
diterapkan pada penelitian selanjutnya.
Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, penelitian akan
dilanjutkan dengan siklus II. Apabila hasil dari siklus II sudah menunjukkan
bahwa indikator keberhasilan telah tercapai, maka penelitian dihentikan. Akan
tetapi, jika hasil dari siklus II belum mencapai indikator keberhasilan, maka
penelitian dilanjutkan ke siklus III dengan hasil dari siklus II sebagai acuannya.
Berikut ini disajikan desain penelitian pada Gambar 2.1.
27
Gambar 3.1
Desain Penelitian Tindakan Kelas
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIAdi SMP Al Hasra pada
semester genap tahun ajaran 2019/2020 yang berjumlah 25 orang. Penelitian ini
melibatkan observer yang akan mengamati dan mencatat segala aktivitas yang
dilakukan peneliti dan siswa pada kegiatan pembelajaran berlangsungdengan
menggunakan lembar observasi kemudian bersama peneliti melakukan refleksi
terhadap hasil dari pelaksanaan tindakan.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Posisi peneliti dalam penelitian ini sebagai perancang kegiatan,
pelaksanaan kegiatan, mengumpulkan dan menganalisis data serta melaporkan
hasil penelitian. Dalam penelitian ini peneliti akan dibantu oleh observer
(pengamat) yang akan mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran
28
berlangsung dan memberi penilaian terhadap self-efficacy siswa sebagai sumber
data untuk mendapatkan informasi yang lengkap dari kelas yang diteliti.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Pada tahap ini penelitian diawali dengan melakukan pra-penelitian dan
dilanjutkan dengan tindakan pertama pada siklus I. penelitian ini dilaksanakan
dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap tindakan yaitu, tahap
perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi serta tahap
analisis dan refleksi terhadap tindakan. Pada tahap pelaksanaan tindakan
pembelajaran matematika menggunakan model ARCS yang terdiri dari empat
kategori utama berikut:
1. Attention (Perhatian)
Menarik perhatian siswa diawal pembelajaran atau mempertahankan
perhatian siswa selama pembelajaran merupakan satu hal yang harus
diperhatikan. Pada siklus pertama, peneliti menggunakan media video ilustrasi
untuk menarik perhatian siswa dan menggunakan metode diskusi tipe STAD
untuk melihat sikap kerja dan efikasi diri siswa dalam kelompok. Sementara
pada siklus selanjutnya metode yang digunakan adalah metode inquiry, media
pembelajaran power point.
2. Relevance(Relevansi)
Perhatian siswa juga dapat dipertahankan dengan memberikan contoh
relevan dengan kehidupan sehari-harinya atau memberikan contoh yang
berkaitan dengan suatu pekerjaan dimasa depan serta contoh yang berkaitan
dengan pengalaman siswa sendiri. Pada siklus pertama, peneliti berfokus pada
relevansi pembelajaran dengan meminta siswa memberikan contoh atau
menceritakan pengalaman mereka dalam konteks jual beli dan memberikan
contoh terkait kegunaan dimasa depan pada siklus selanjutnya.
3. Confidence (Kepercayaan diri)
Membangun kepercayaan diri siswa dapat dilakukan dengan
memberikan pengalaman sukses bagi siswa selama pembelajaran. Penggunaan
tes jawaban singkat memberikan lebih banyak kontrol di tangan siswa,
kemudian dengan memberikan umpan balik seperti pengkoreksian pada
penyelesaian siswa dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa.
29
4. Satisfaction (Kepuasan)
Untuk mempertahankan kepuasan siswa atas keberhasilannya dapat
dengan memberikan pujian atau hadiah. Pada siklus pertama, peneliti meminta
siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi dan memberikan pujian terhadap
siswa serta memberikan hadiah berupa makanan atau alat tulis pada siklus
kedua.
Adapun tahapan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan sebagai
berikut:
1. Pendahuluan (Pra-Penelitian)
a. Observasi Proses Pembelajaran
Pada kegiatan ini peneliti melakukan observasi pada proses
pembelajaran matematika di kelas VIIA SMP Al-Hasra. Peneliti mengamati
segala aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika di kelas tersebut serta
mengamati siswa yang sekiranya memiliki ciri-ciri self-efficacy rendah.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada guru bidang studi matematika dan
beberapa siswa kelas VIIA di SMP Al-Hasra. Wawancara yang dilakukan
kepada guru untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi selama
pembelajaran berlangsung sedangkan wawancara kepada siswa dilakukan
untuk mengetahui pendapat mereka tentang pelajaran matematika dan
pengalaman-pengalaman yang mereka peroleh selama pelajaran matematika.
c. Memberikan angket self-efficacy
Instrumen yang digunakan untuk mengukur self-efficacy siswa pada
tahap pra-penelitian adalah angket. Peneliti menggunakan angket yang
berdasarkan indikator yang telah ditentukan. Angket yang digunakan akan
diukur menggunakan skala Likert.
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Tahap Perencanaan Tindakan
1) Peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
dengan menerapkan model ARCS (Attention, Relevance, Confidence,
Satisfaction).
30
2) Peneliti juga membuat instrumen penilaian seperti, lembar observasi
guru pada kegiatan belajar mengajar, lembar observasi self-efficacy
belajar matematika siswa, jurnal harian siswa, lembar tes di akhir
pertemuan, lembar tes diakhir siklus dan angket self-efficacy.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini merupakan penerapan pembelajaran matematika menggunakan
model ARCS sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah
dirancang sebelumnya. Adapun langkah-langkah pembelajaran matematika
melalui model ARCS sebagai berikut:1
1) Mengidentifikasi terlebih dahulu kebutuhan siswa
2) Menimbulkan dan memusatkan perhatian siswa dengan cerita inspiratif
atau teka-teki yang menantang (Attention)
3) Memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar yang ingin dicapai setelah pembelajaran berlangsung (Relevance)
4) Memberikan bimbingan dan menumbuh kembangkan rasa percaya diri
siswa dengan pernyataan-pernyataan yang membangun selama
pembelajaran berlangsung (Confidence)
5) Melakukan evaluasi
6) Memberikan penguatan berupa pujian secara verbal (Satisfaction)
7) Sebelum pembelajaran berakhir siswa melakukan refleksi tentang
pembelajaran yang dialaminya.
1 Meri Susanti, “Penerapan Model Motivasi ARCS dalam Pembelajaran Matematika
untuk Meningkatkan Disposisi Matematik Siswa”, Skripsi pada Jurusan Pendidikan Matematika
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2014, h. 16, tidak dipublikasikan.
31
Tabel 3.1
Tahap Pelaksanaan Penelitian pada Siklus I dan Siklus II
Tahap Siklus I Siklus II
Attention
(Perhatian) Guru memotivasi siswa dengan
menyampaikan pentingnya
mempelajari materi aritmatika
sosial.
Guru memberikan humor atau
teka-teki untuk menarik perhatian
siswa.
Guru menyajikan materi aritmatika
sosial (keuntungan, kerugian)
dengan menggunakan video.
Guru menggunakan metode
diskusi kelompok untuk melihat
bagaimana tingkat kemampuan
siswa dalam belajar kelompok.
Guru memberikan pertanyaan
yang memusatkan pemahaman
siswa pada materi yang sedang
dipelajari.
Guru memberi kuis mengenai
materi dari siklus I yang
dibutuhkan untuk memahami
materi yang akan dipelajari.
Guru menyajikan materi
dengan menggunakan media
power point (PPT).
Guru menggunakan metode
Inquiry untuk melihat tingkat
kemampuan siswa dalam
memahami masalah.
Guru memberikan pertanyaan
yang mengarahkan siswa
untuk mengingat kembali
materi pada siklus I
Relevance
(Relevansi) Guru meminta siswa untuk
menceritakan pengalaman mereka
ketika melakukan transaksi jual
beli.
Guru memberikan latihan soal
sesuai kondisi siswa.
Guru menyampaikan manfaat
materi yang dipelajari ke
depannya.
Guru memberikan latihan soal
yang memudahkan siswa
untuk mencari dan
menemukan jawaban yang
diinginkan.
Confidence
(Percaya
Diri)
Guru memantau dan membimbing
kelompok dalam mengerjakan
LKS
Guru memberikan umpan balik
yaitu memeriksa hasil pekerjaan
siswa dan memberikan tanda pada
bagian yang salah pada
penyelesaian.
Guru memantau dan
membimbing siswa dalam
mengerjakan LKS.
Satisfaction
(Kepuasan) Guru memberikan penguatan
kepada siswa dapat berupa pujian.
Guru memberikan penguatan
kepada siswa dapat berupa
pujian dan hadiah.
Materi bentuk aljabar dibagi ke dalam dua siklus. Siklus pertama memuat
lima sub materi dan siklus kedua memuat empat sub materi.
32
Tabel 3.2
Pembagian Materi Setiap Siklus
Siklus I Siklus II
Mengidentifikasi hubungan antara
penjualan, pembelian, keuntungan dan
kerugian.
Menentukan besar diskon/potongan
harga.
Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan penjualan, pembelian, keuntungan
dan kerugian.
Membedakan transaksi jual beli yang
dikenakan pajak dan tidak dikenakan
pajak.
Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan persentase keuntungan dan
persentase kerugian dalam jual beli.
Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan pajak.
Mengidentifikasi hubungan antara Bruto,
Netto, dan Tara. Menentukan besar bunga tunggal.
Menentukan Nilai bruto, netto, dan tara
dari suatu barang.
Tes akhir siklus I Tes akhir siklus II
c. Tahap Observasi
1) Observer mengamati segala aktivitas siswa selama proses
pembelajaraan matematika berlangsung. Kegiatan observasi dilakukan
bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
2) Observer mengisi lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa
dan lembar observasi guru pada format yang sudah tersedia.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan observer menganalisis hasil tindakan yang
diberikan pada setiap siklus, mendiskusikan hasil observasi yang telah
dilakukan bersama dengan observer dan menentukan keberhasilan atau
kekurangan dari tindakan di setiap siklus. Kemudian hasil refleksi digunakan
untuk perbaikan pada tahap perencanaan siklus selanjutnya, jika hasil yang
diperoleh belum mencapai indikator keberhasilan.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan adalah dengan indikator keberhasilan sebagai
berikut:
1. Rata-rata indikator self-efficacy siswa dalam pembelajaran matematika
meningkat ≥ 70%.
33
2. Persentase rata-rata aktivitas siswa selama pembelajaran matematika dengan
menggunakan model ARCS mencapai ≥ 75%..
3. Persentase rata-rata respon positif siswa dalam pembelajaran matematika
dengan menggunakan model ARCS mencapai ≥ 75%.
4. Hasil tes pemahaman konsep matematika yang diberikan kepada siswa pada
setiap akhir siklus mencapai rata-rata 70,00.
G. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif:
1. Data kualitatif: hasil observasi efikasi diri siswa selama proses pembelajaran
berlangsung, angket self-efficacy siswa, jurnal harian siswa dan dokumentasi
kegiatan.
2. Data kuantitatif: nilai tes pada akhir setiap siklus.
Sumber data dalam penelitan ini adalah siswa, guru kelas dan peneliti.
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Melakukan pra-penelitian dengan mewawancara guru bidang studi
matematika. Wawancara dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran
yang biasa dilakukan di dalam kelas, respon siswa terhadap pembelajaran
yang dilakukan, dan permasalahan yang dihadapi selama pembelajaran
berlangsung.
2. Pengisian lembar observasi self-efficacy siswa selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung oleh observer di setiap pertemuan.
3. Pengisian lembar angket self-efficacy yang diberikan pada setiap akhir siklus.
4. Pengisian jurnal harian siswa untuk mengetahui respon siswa selama
pelaksanaan tindakan dan diberikan di setiap akhir pertemuan.
5. Mengerjakan tes pemahaman konsep di setiap akhir siklus. Tes dikerjakan
oleh seluruh siswa dalam kelas penelitian.
6. Hasil dokumentasi yang berupa foto-foto pada saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung.
34
I. Instrumen Pengumpulan Data
Instrument yang digunakan dalam mengumpulkan data pada penelitian ini
terdiri dari dua jenis, yaitu:
1. Instrument Non Tes
Dalam instrumen non tes ini digunakan instrumen sebagai berikut:
a. Lembar Observasi Self-efficacy Siswa
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui tingkat efikasi belajar
matematika siswa yang diamati selama proses pembelajaran. Peneliti bekerja
sama dengan guru bidang studi melakukan penilaian pelaksanaan
pembelajaran yang diberikan dalam bentuk checklist pada lembar observasi.
Berikut ini aspek yang diamati pada aktivitas siswa disajikan pada Tabel 3.3 .
Tabel 3.3
Aspek yang Diamati Pada Lembar Aktivitas Siswa
No
As3pek yang Diamati
Pembelajaran Self-efficacy
Aspek Indikator
1 Memperhatikan
video
pembelajaran
Tidak menyontek hasil
pekerjaan teman
(Level/Magnidute)
Mampu
menyelesaikan
tugas yang mudah
sampai yang sulit
2 Mendengarkan
penjelasan guru
Mengerjakan soal
matematika
(Level/Magnidute)
Mampu
menyelesaikan
tugas yang mudah
sampai yang sulit
3 Aktif dalam
berdiskusi
Bersemangat ketika
mengerjakan soal
matematika
(Level/Magnidute)
Mampu
menyelesaikan
tugas yang mudah
sampai yang sulit
4 Tidak menganggu
teman ketika
sedang berdiskusi
Tidak mengeluh ketika
mengerjakan soal
matematika(Generality)
Mengarahkan
perilaku
Mengerjakan pekerjaan
rumah (PR) (Generality)
Mengarahkan
perilaku
Tidak menyuruh teman
mengerjakan soal
matematika yang tidak
dipahami (Strength)
Kegigihan dalam
menghadapi tugas
matematika
35
b. Lembar Jurnal Harian Siswa
Jurnal harian siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa
terhadap tindakan yang diberikan. Jurnal harian diberikan kepada siswa di
setiap akhir pertemuan selama tindakan berlangsung.
c. Lembar Angket Self-efficacy Siswa
Instrumen yang digunakan untuk mengukur self-efficacy siswa adalah
lembar angket. Angket adalah alat untuk mengumpulkan data yang berupa
pertanyaan yang disampaikan kepada responden yang dijawab secara
tertulis.2Angket yang digunakan akan diukur dengan menggunakan skala
Likert yang terdiri dari lima alternatif jawaban, yaitu SS (Sangat Sering), S
(Sering), J (Jarang), SJ (Sangat Jarang), dan TP (Tidak Pernah). Penskoran
skala self-efficacy menggunakan format penskoran pada Tabel 3.4 berikut.
Table 3.4
Format Penskoran Self-efficacy Matematika
No Pilihan Jawaban Item Skala
Kalimat Positif Kalimat Negatif
1 Sangat Sering (SS) 5 1
2 Sering (S) 4 2
3 Jarang (J) 3 3
4 Sangat Jarang (SJ) 2 4
5 Tidak Pernah (TP) 1 5
Adapun angket self-efficacy yang digunakan dalam penelitian ini
adalah angket yang diadaptasi dari Nursilawati.3 Angket tersebut terdiri dari
40 item. Beberapa item dijadikan sebgaai aspek yang diamati pada aktivitas
siswa, sehingga item yang digunakan pada akhir siklus ada 28 item. Kisi-kisi
instrumen tes self-efficacy berdasarkan indikator, disajikan pada Tabel 3.5.
2 Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: PT GRAFINDO
PERSADA, 2014), hal. 159. 3 Nursilawati, “Hubungan Self-efficacy Matematika Dengan Kecemasan Menghadapi
Pelajaran Matematika”, Skripsi pada Jurusan Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta,
2010, h. 53, tidak dipublikasikan.
36
Table 3.5
Kisi-kisi Angket Self-efficacy Akhir Siklus
2. Instrument Tes Pemahaman Konsep
Kisi-kisi tes pemahaman konsep disajikan pada Tabel 3.6.
Table 3.6
Kisi-kisi Instrumen Soal
Nomor
Soal Indikator Soal
Indikator
Pemahaman Konsep
Matematika
a b c D
1 Mengidentifikasi hubungan antara penjualan,
pembelian, keuntungan dan kerugian. √ √
2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan penjualan, pembelian, keuntungan
dan kerugian.
√ √
3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan persentase keuntungan dan persentase
kerugian dalam jual beli.
√ √
4 Mengidentifikasi hubungan antara Bruto,
Netto, dan Tara. √ √
5 Menentukan nilai Bruto, Netto, dan Tara dari
suatu barang. √
6 Menentukan besar diskon/potongan harga. √ √
No Dimensi Indikator Butir Pernyataan
Jumlah Positif Negatif
1 Level/
Magnitude
1. Mampu menyelesaikan tugas yang
mudah sampai yang sulit
7, 8 12 3
2. Mampu menghadapi tugas diluar
kemampuan
1, 6, 17 16 4
2 Strength
1. Bertahan dan ulet dalam
mengerjakan soal matematika
4, 25 18, 24 4
2. Kegigihan dalam menghadapi
tugas matematika
9 15 2
3. Pengaruh pengalaman pribadi
yang tidak mendukung
2 27, 28 3
3 Generality
1. Konsisten pada tugas dan aktivitas 3, 14 20, 21,
22, 23
6
2. Kesiapan menghadapi situasi 5 19 2
3. Mengarahkan perilaku 10, 11,
26
13 4
Jumlah 14 14 28
37
7 Membedakan transaksi jual beli yang dikenakan pajak
dan tidak dikenakan pajak. √
7 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pajak. √ √
8 Menentukan bunga tunggal √ √
Keterangan: a = Menyatakan ulang konsep yang dipelajari;
b = Mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan terpenuhi tidaknya persyaratan
membentuk konsep; c = Memberikan contoh atau non-contoh dari konsep yang dipelajari;
d = Mengaitkan berbagai konsep
Rubrik yang digunakan untuk penskoran tes pemahaman konsep
matematika disajikan pada Tabel 3.7 berikut.
Tabel 3.7
Rubrik Penskoran Instrumen Tes Pemahaman Konsep Matematika
Indikator
Pemahaman Konsep
No
Soal Keterangan Skor
Menyatakan ulang
konsep yang dipelajari.
1, 4
Dapat menuliskan ulang konsep dengan
baik dan benar. 3
Dapat menuliskan ulang konsep tetapi
kurang tepat. 2
Ada jawaban tetapi tidak sesuai dengan
konsep 1
Tidak ada jawaban 0
Mengklasifikasikan
objek-objek
berdasarkan terpenuhi
tidaknya persyaratan
membentuk konsep.
2,
3,6,7,
8
Dapat menganalisis dan mengklasifikasikan
objek dengan tepat sesuai dengan konsep
yang dimiliki.
3
Dapat menganalisis dan mengklasifikasikan
objek namun masih melakukan kesalahan. 2
Ada jawaban tetapi tidak sesuai dengan
persyaratan membentuk konsep. 1
Tidak ada jawaban 0
Memberikan contoh
atau non-contoh dari
konsep yang dipelajari.
1,7
Dapat mengidetifikasi dan memberikan
contoh atau non-contoh dari konsep dengan
benar.
3
Dapat mengidetifikasi dan memberikan
contoh atau non-contoh dari konsep namun
masih melakukan kesalahan.
2
Ada jawaban tetapi tidak sesuai dengan
contoh atau non-contoh. 1
Tidak ada jawaban. 0
Mengaitkan berbagai
konsep.
2, 3, 4,
5,
Dapat menyajikan dan mengaitkan konsep
ke dalam bentuk representasi matematis 3
38
6,7,8 dengan benar.
Dapat menyajikan dan mengaitkan konsep
ke dalam bentuk representasi matematis
namun masih melakukan kesalahan.
2
Ada jawaban tetapi tidak sesuai dengan
permintaan soal. 1
Tidak ada jawaban. 0
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Sebelum menggunakan instrumen dalam penelitian sebaiknya kevalidan
instrumen diperiksa terlebih dahulu. Untuk memperoleh data yang valid
digunakan teknik triangulasi. Ada dua strategi dalam teknik triangulasi yaitu
triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Pada penelitian ini teknik triangulasi
yang digunakan adalah triangulasi teknik, yaitu dengan pengecekan derajat
kepercayaan data hasil penelitian.4 Agar memperoleh data yang valid, maka
instrumen yang telah dibuat oleh peneliti diujicobakan untuk mengetahui validitas
dan reliabilitas dan taraf kesukaran instrumen.
1. Uji Validitas
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dan
validitas empiris. Uji validitas yang pertama dilakukan yaitu validitas konten atau
isi yang bertujuan untuk mengetahui kesesuaian instrumen dengan indikator-
indikator pemahaman konsep matematika. Uji validitas isi menggunakan metode
Content Validity Ratio (CVR). Rumus yang digunakan dalam penelitian ini
sebagai berikut:5
𝐶𝑉𝑅 =𝑛𝑒 −
𝑁
2𝑁
2
Keterangan: 𝐶𝑉𝑅 : Content Validity Ratio
𝑛𝑒 : Jumlah penilai yang menyatakan item soal esensial
𝑁 : Jumlah penilai
4 Kadir, dkk., Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), hal. 74 5 C. H. Lawshe, A Quantitative Approach to Content Validity, By Personnel Psycology,
INC, 1975, hal. 567.
39
Validitas isi dengan menggunakan metode CVR dilakukan pada setiap
butir soal. Jika nilai CVR tidak memenuhi signifikansi statistik yang ditentukan
dari tabel minimum CVR menurut Lawshe, maka butir soal tersebut tidak valid
dan akan dihilangkan. Pada penelitian ini, peneliti melakukan CVR dengan
melibatkan dosen jurusan pendidikan matematik, guru matematika SMP Ibnu
Umar dan SMP Al Hasra. Berdasarkan hasil uji validitas isi diperoleh bahwa
semua butir soal dinyatakan valid. Hasil uji validitas isi yang telah dilakukan ahli
disajikan pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Tes
Pemahaman KonsepMatematika
No
Soal E TE TR N NE
NilaiC
VR
Min
Skor Hasil
1 5 0 0 5 5 1 0,99 Valid
2 5 0 0 5 5 1 0,99 Valid
3 5 0 0 5 5 1 0,99 Valid
4 5 0 0 5 5 1 0,99 Valid
5 5 0 0 5 5 1 0,99 Valid
6 5 0 0 5 5 1 0,99 Valid
7 5 0 0 5 5 1 0,99 Valid
8 5 0 0 5 5 1 0,99 Valid
Uji validitas selanjutnya yaitu validitas empiris yang dinyatakan
berdasarkan hasil pengalaman atau uji coba. Rumus yang digunakan adalah
rumus korelasiproduct moment sebagai berikut:5
𝑟𝑋𝑌 =𝑁(∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
√{𝑁(∑ 𝑋2) − (∑ 𝑋)2}{𝑁(∑ 𝑌2) − (∑ 𝑌)2}
Keterangan:
𝑟𝑋𝑌 = koefisien korelasi 𝑁 = banyaknya subjek
∑ 𝑋 = jumlah skor butir soal ∑ 𝑌 = jumlah skor total
Valid atau tidaknya butir soal dapat diketahui dengan membandingkan
𝑟𝑋𝑌 dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Jika hasil perhitungan diperoleh 𝑟𝑋𝑌 ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka soal
tersebut valid dan jika hasil perhitungan yang diperoleh 𝑟𝑋𝑌 ≤ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka soal
5 Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: PT GRAFINDO
PERSADA, 2014), hal. 221
40
tersebut tidak valid. Hasil uji validitas empiris diperoleh setelah dilakukan uji
coba instrumen pemahaman konsep matematika dengan jumlah soal sebanyak
8butir soal. Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas instrumen diperoleh bahwa
semua instrumen yang diujikan valid dan siap diujikan kepada subjek penelitian.
Instrumen tersebut di uji coba kepada 23 orang siswa di kelas VIIID. Hasil uji
coba instrumen pemahaman konsep matematika di kelas VIIID SMP Al Hasra
disajikan pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Pemecahan
Konsep Matematika
Butir
Soal
Validitas Kriteria
Rhitung (rXY) rtabel
1 0,67 0,43 Valid
2 0,54 0,43 Valid
3 0, 70 0,43 Valid
4 0, 66 0,43 Valid
5 0, 47 0,43 Valid
6 0,86 0,43 Valid
7 0,83 0,43 Valid
8 0,83 0,43 Valid
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keterpercayaan hasil tes.
Suatu instrumen dapat dikatakan mempunyai taraf keterpercayaan yang tinggi
apabila instrumen tersebut memberikan hasil yang tetap jika di tes pada waktu
yang sama atau pada kesempatan yang berbeda. Rumus yang digunakan untuk
mengukur reliabilitas instrumen yaitu metode Alpha Crowbach sebagai berikut.6
𝑟11 = (𝑘
𝑘 − 1) (1 −
∑ 𝜎𝑏2
𝜎𝑡2
)
Keterangan:
𝑟11 = Nilai reliabilitas 𝑘 = Banyaknya item pertanyaan
∑ 𝜎𝑏2 = Jumlah varian butir 𝜎𝑡
2 = Varians total
Interpretasi terhadap derajat reliabilitas instrumen ditentukan berdasarkan
indeks korelasinya pada table 3.10 berikut.
6Ibid., hal. 233
41
Table 3.10
Klasifikasi Interpretasi Derajat Reliabilitas
Klasifiasi Reliabilitas Kriteria
0,90 < 𝑟 ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,70 < 𝑟 ≤ 0,90 Tinggi
0,40 < 𝑟 ≤ 0,70 Cukup
0,20 < 𝑟 ≤ 0,40 Rendah
0,00 < 𝑟 ≤ 0,20 Sangat Rendah
Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang dilakukan kepada 8 soal instrumen
tes pemahaman konsep matematika siswa, didapatkan bahwa koefisien reliabilitas
soal sebesar 0,76 dengan kriteria reliabilitas tinggi.
3. Taraf Kesukaran
Pengujian taraf kesukaran bertujuan unutk mengetahui apakah butir soal
yang digunakan tergolong mudah, sedang, atau sukar. Soal yang baik adalah soal
yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pengujian taraf kesukaran dengan rumus:7
𝑃 =𝐵
𝐽𝑆
Keterangan:
𝑃 = Indeks kesukaran
𝐵 = Jumlah skor siswa peserta tes pada butir soal tertentu
𝐽𝑆 = Jumlah skor maksimum seluruh siswa peserta tes
Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan indeks taraf kesukaran
disajikan pada Tabel 3.11.
Table 3.11
Klasifikasi Interpretasi Taraf Kesukaran
Indeks Kesukaran Interpretasi
𝑃 = 0,00 Sangat Sukar
0,00 < 𝑃 ≤ 0,30 Sukar
0,30 < 𝑃 ≤ 0,70 Sedang
0,70 < 𝑃 ≤ 1,00 Mudah
𝑃 = 1,00 Sangat Mudah
7Ibid., hal. 245
42
Hasil rekapitulasi uji taraf kesukaran instrumen tes pemahaman konsep
matematika dapat dilihat pada Tabel 3.12 berikut.
Tabel 3.12
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Taraf Kesukaran Tes
Pemahaman Konsep Matematika
Butir
soal
Indeks
Kesukaran
Interpretasi Taraf
Kesukaran
1 0,83 Mudah
2 0,71 Mudah
3 0,67 Sedang
4 0,79 Mudah
5 0,55 Sedang
6 0,83 Mudah
7 0,61 Sedang
8 0,61 Sedang
Berdasarkan hasil uji taraf kesukaran dari 8 butir soal instrumen tes
pemahaman konsep matematika diperoleh 4 butir soal memiliki taraf kesukaran
sedang dan 4 butir soal memiliki taraf kesukaran yang mudah.
4. Daya Pembeda
Perhitungan daya pembeda dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
soal yang diberikan dapat menunjukkan siswa yang mampu dan yang tidak
mampu menjawab soal. Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda
soal sebagai berikut:8
𝐷 =𝐵𝐴
𝐽𝐴−
𝐵𝐵
𝐽𝐵
Keterangan: 𝐷 = Daya Pembeda Butir Soal
𝐽𝐴 = Skor maksimum siswa kelompok atas
𝐽𝐵 = Skor maksimum siswa kelompok bawah
𝐵𝐴 = Jumlah skor siswa kelompok atas
𝐵𝐵 = Jumlah skor siswa kelompok bawah
Kriteria yng digunakan untuk menginterpretasikan indeks daya pembeda
disajikan pada Tabel 3.13.9
8Ibid., hal. 241 9Ibid., hal. 243
43
Table 3.13
Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda
Nilai Daya Pembeda Interpretasi
𝐷 ≤ 0,00 Sangat Jelek
0,00 < 𝐷 ≤ 0,20 Jelek
0,20 < 𝐷 ≤ 0,40 Cukup
0,40 < 𝐷 ≤ 0,70 Baik
0,70 < 𝐷 ≤ 1,00 Sangat Baik
Berdasarkan hasil uji daya pembeda yang dilakukan kepada 8 butir soal
instrumen tes pemahaman konsep matematika diperoleh bahwa terdapat 2 butir
soal dengan daya pembeda yang jelek, 4 butir soal dengan daya pembeda yang
cukup, dan 2 butir soal dengan daya pembeda yang baik. Hasil rekapitulasi uji
daya pembeda instrumen tes pemahaman konsep matematika dapat dilihat pada
Tabel 3.14 berikut.
Tabel 3.14
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Daya Pembeda Pemahaman Konsep
Matematika
Butir
soal
Indeks
Kesukaran
Interpretasi Daya
Pembeda
1 0,17 Jelek
2 0,17 Jelek
3 0,25 Cukup
4 0,24 Cukup
5 0,30 Cukup
6 0,26 Cukup
7 0,47 Baik
8 0,57 Baik
K. Analisis Data dan Interpretasi Data
Data yang diperoleh dari penelitian, selanjutnya diinterpretasikan melalui
analisis perhitungan. Data yang diperoleh berupa data kualitatif dan kuantitatif.
1. Data Kualitatif
a. Observasi
44
Data hasil observasi disajikan dalam bentuk table kemudian dianalisis
menggunakan nilai persentase. Rumus yang digunakan adalah:
𝑃 =𝑆
𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠× 100%
Keterangan:𝑃 = Angka Persentase
𝑆 = Skor
𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 = Skor maksimal
b. Jurnal Harian
Jurnal harian diberikan di setiap akhir pertemuan. Hasil dari jurnal
yang diisi oleh siswa dikelompokkan dalam kategori respon positif, netral dan
negatif. Selanjutnya, menghitung persentase respon siswa.
𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 × 100%
𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛 𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑙 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑙
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 × 100%
𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛 𝑛𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑛𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 × 100%
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes formatif yang diberikan setiap
akhir siklus kemudian dianalisis setiap indikatornya menggunakan rumus
berikut:
𝐼% =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 × 100%
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah tindakan pada siklus I selesai dilakukan dan hasil yang diharapkan
belum mencapai indikator keberhasilan penelitian yaitu peningkatan self-efficacy
siswa, maka akan ditindak lanjuti sebagai rencana perbaikan pembelajaran.
Apabila setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I dan indikator
keberhasilan belum tercapai maka penelitian akan dilanjutkan ke siklus II.
Penelitian ini akan berakhir, apabila hasil yang di peroleh telah mencapai
indikator keberhasilan.
78
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan penelitian
sebagai berikut:
1. Penerapan model ARCS dalam pembelajaran matematika di kelas VIIA SMP
Al Hasra Depok dapat meningkatkan self-efficacy siswa dari 64,40% pada pra-
penelitianmenjadi 72,26% pada siklus I. Peningkatan self-efficacy terlihat dari
rata-rata indikator menyelesaikan tugas sebesar 74,67%, menghadapi tugas
68,80%, bertahan dan ulet 70,00%, kegigihan 76,80%, pengalaman pribadi
74,13%, konsisten 68,80%, kesiapan 88,80%, dan arah perilaku 69,40%.
Peningkatan self-efficacy siswa didukung oleh adanya perhatian dan semangat
belajar siswa dengan penggunaan video di awal pembelajaran pada tahap
attention. Keterlibatkan siswa dalam memahami materi pelajaran dan
mengambil pengalaman belajar pada tahap relevance. Terbangunnya rasa
percaya diri dan rasa yakin siswa akan kemampuannya untuk menyelesaikan
tugas pada tahap confidence. Adanya kepuasan siswa terhadap keberhasilan
dalam pengerjaan tugas pada tahap satisfaction.
2. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika dengan penerapan
model ARCS cukup baik (77,42%). Aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran matematika meliputi: 1) memperhatikan video pembelajran
sebesar 97,36%; 2) mendengarkan penjelasan guru 88,07%; 3) aktif berdiskusi
80,57%; 4) tidak menganggu teman 70,30%; 5) tidak menyontek 63,15%; 6)
mengerjakan soal 84,92%; 7) semangat dalam mengerjakan soal 69,91%; 8)
tidak mengeluh ketika menghadapi soal 73,71%; 9) mengejakan pekerjaan
rumah 73%; dan 10) tidak menyuruh teman mengerjakan soal sebesar 73,15%.
3. Respon siswa dalam pembelajaran matematika dengan penerapan model
ARCS cenderung positif. Hal ini terlihat dari respon positif siswa sebesar
75,88%, respon netral sebesar 11,51% dan respon negatif siswa sebesar
11,60%. Respon positif siswa meliputi ungkapan bahwa pembelajaran yang
diterapkan membuat siswa mengalami suasana belajar yang menyenangkan
79
sehingga lebih bersemangat dalam belajar dan lebih memahami materi
pelajaran. Siswa juga merasa bahwa video pembelajaran yang diberikan
membantu mereka memahami materi pelajaran.
4. Pemahaman konsep matematika siswa mencapai rata-rata 70,42 dimana hasil
tersebut tergolong cukup baik. Capaian pemahaman konsep matematika siswa
meliputi indikator menyatakan ulang konsep sebesar 78,00;
mengklasifikasikan objek-objek 74,00; kemampuan membuat contoh dan
bukan contoh sebesar 81,33; dan kemampuan mengaitkan konsep dengan
konsep lainnya sebesar 62,67.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penelitian dapat memberikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Guru dapat menggunakan model ARCS (Attention, Relevance, Confidence,
Satisfaction) sebagai salah satu alternatif pembelajaran dalam meningkatkan
self-efficacy siswa.
2. Guru diharapkan mampu mengembangkan dan berkreasi dengan
menggunakan model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction)
dalam pelajaran atau materi lainnya, seperti memeberikan teka-teki atau game
untuk menarik perhatian siswa, menggunakan metode pembelajaran yang
berbeda.
3. Bagi penelitian selanjutnyaa diharapkan mampu mengembangkan model
ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) untuk meningkatkan
secara mandiri.
80
DAFTAR PUSTAKA
Ajeng, Anggi. Pengaruh Efikasi Diri dan Lokus Kendali (Locus of Control)
Terhadap Prestasi Belajar Matematika. Jurnal Program Studi Pendidikan
Matematika Fakultas Teknik, Matematika dan IPA, Univarsitas Indraprasta
PGRI, 2014
Bandura, Albert. Self-efficacy. dalam V. S. Ramachaundra (Ed.), Encyclopedia of
Human Behavior.New York: Academic Press.1994,
(https://www.uky.edu/~eushe2/Bandura/Bandura1994EHB.pdf), diakses
pada tanggal 18 November 2017.
____________. Self-efficacy: The Exercise of Control. New York: W. H Freeman
and Company, 1997.
Ghufron, Nur., dan Rini, Risnawita. Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-
Ruzzmedia, 2014.
Hamidah, Pengaruh Self-efficacy Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematik,
STKIP Siliwangi Bandung.
https://www.scribd.com/doc/156719404/HAMIDAH-Makalah-Self-
Efficacy-1
Handayani, Febrina., dan Desi, Nurwidawati. Hubungan Self-efficacy Dengan
Prestasi Belajar Siswa Akselerasi. Jurnal Universitas Negeri Surabaya,
Volume 01 Nomor 02, 2013.
Hamzah, Ali., dan Muhlirarini. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran
Matematika, Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA. cet. pertama, 2014.
Hamzah, Ali. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT GRAFINDO
PERSADA, 2014.
Imeriza.“Penerapan Pembelajaran Gagne Dengan Model Motivasi Attention
Relevance Confidence Satisfaction (ARCS) Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas VIII B3 MTs Darul Hikmah Pekanbaru”.
Skripsi pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Syarif Kasim
Riau Pekanbaru : 2010. tidak dipublikasikan.
Kadir, dkk., Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. 2015.
Keller, John. Motivational Design For LearningAnd Performance: The ARCS
Model Approach. New York: Springer Science+Business Media. 2010.
Kusuma, Farida Ari. “Peningkatan Self-Efficacy dan Kemampuan
Mengaplikasikan Konsep Matematika Pada Siswa SMK Melalui Contextual
Teaching and Learning (CTL)”. Skripsi Pendidikan Matematika UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta: 2013.
81
Lawshe, C. H.A Quantitative Approach to Content Validity. By Personnel
Psycology, INC, 1975.
Nurrochim, H. Administrasi Pendidikan. Bekasi: Gramata Publishing, 2016.
Nursilawati, “Hubungan Self-efficacy Matematika Dengan Kecemasan
Menghadapi Pelajaran Matematika”, Skripsi pada Fakultas Psikologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta: 2010. tidak dipublikasikan.
M, Ramlan. Meningkatkan Self-efficacy pada Pembelajaran Matematika Melalui
Model Kooperatif Tipe Team Assisted Individualized (TAI) pada Kelas
VIIA SMP Negeri 27 Makassar. Jurnal Matematika dan Pembelajaran.
Volume 1 no.1, 2013.
Maddux, James E. (ed.). Self-efficacy, Adaptation and Adjustment: Theory,
Research and Application. New York: Plenum Press, 1995.
Mukhid, Abdul.Self-efficacy: Perspektif Teori Kognitif Sosial dan Implikasinya
Terhadap Pendidikan. Jurnal Tadris. Volume 4 Nomor 1, 2009.
Mullis, Ina V.S., dkk., TIMSS 2011 International Results in Mathematics.
Amerika Serikat: TIMSS & PIRLS International Study Center. 2011.
Rahman, Abdul. Membangun Motivasi Berprestasi: Pengembangan Self-efficacy
dan Penerapannya dalam Dunia Pendidikan, Lentera Pendidikan Edisi
X,No. 1, 2007
Salinan Permendikbud No.22 Tahun 2016.https://bsnp-indonesia.org/wp-
content/uploads/2009/06/Permendikbud_Tahun2016_Nomor022_Lampiran.
Salinan Permendikbud No.20 Tahun 2016.https://bsnp-indonesia.org/wp-
content/uploads/2009/04/Permendikbud_Tahun2016_Nomor020_Lampiran.
Siregar, Eveline., dan Hartani, Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Penerbit Ghalia Indonesia. cet. Kedua, 2011.
Sumarmo, Utari. Berpikir dan disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan
Bagaimana Dikembangkan Pada Peserta Didik. FPMIPA UPI. 2010.
https://www.academia.edu/10346582/BERFIKIR_DAN_DISPOSISI_MAT
EMATIK_APA_MENGAPA_DAN_BAGAIMANA_DIKEMBANGKAN_
PADA_PESERTA_DIDIK
Susanti, Meri. “Penerapan Model Motivasi ARCS dalam Pembelajaran
Matematika untuk Meningkatkan Disposisi Matematik Siswa”. Skripsi pada
Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2014.
tidak dipublikasikan.
Wardhani, Sri.Analisi SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs untuk
Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika, Yogyakarta: Pusat
82
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Matematika, 2008.
http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/artikel/2009/04/14/analisis-si-skl-
matematika-smp-untuk-optimalisasi-tujuan/
Walle, Jhon A. Van de., Elementary and Middle School Mathematics, United
States of America: Pearson, 2007.
Zimmerman, Barry J., Self-Efficacy: An Essential Motive to Learn. Contemporary
Educational Psychology. 2000.