Download - MK-Widi Lestari Putri.pdf
UNIVERSITAS INDONESIA
Gender: Dalam Karya Johannes Vermeer
Makalah Non-Seminar
Widi Lestari Putri
1106080995
Pembimbing
Dr. Jugiari Soegiarto M.Hum
195407291983032001
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Program Studi Belanda
Depok
2016
Gender: dalam karya …, Widi Lestari Putri, FIB UI, 2016
2
Gender: dalam karya …, Widi Lestari Putri, FIB UI, 2016
3
Gender: dalam karya …, Widi Lestari Putri, FIB UI, 2016
4
Gender: dalam karya …, Widi Lestari Putri, FIB UI, 2016
5
Gender: dalam karya …, Widi Lestari Putri, FIB UI, 2016
6
Gender: Dalam karya Johannes Vermeer
Widi Lestari Putri
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Jurnal ini membahas tentang empat lukisan karya Johannes Veremeer. seorang pelukis asal Belanda yang abad ke-
17. Lukisan karya Johannes Vermeer berbeda dari lukisan karya pelukis pada abad-17 lainnya seperti Rembrandt
dan Frans Haals, karena di saat para pelukis banyak menghasilkan karya lukisan potret, Johannes Vermeer tidak.
Dari analisis terlihat bahwa Vermeer membuat pembedaan antara lukisan bersubyek perempuan dan laki-laki. Baik
secara komposisi, penempatan subyek dalam frame dan pemberian judul. Analisis dalam pembahasan ini
menggunakan 2 pendekatan yaitu; culture studies, seni dan gender. Pendekatan culture studies digunakan untuk
menganalisis profesi dan identitas, pendekatan seni digunakan untuk menganalisis estetika lukisan, dan pendekatan
gender digunakan untuk menganalisis posisi gender dalam lukisan karya Johannes Vermeer.
Kata Kunci: Gender; Identitas; Johannes Vermeer; Profesi; Potret.
Gender: In Johannes Vermeer’s Paintings
Abstract
This journal is specifically a research about 4 paintings made by Johannes Veremeer, a Deutschland painter from
th 17th century. Johannes Vermeer creations are different from the other painters from that century like Rembrandt
and Frans Haals. Other painters created a portraits paintings, but Johannes Vermeer not. From this analysis,
Vermeer paintings has some difference for a woman and a man as a subject from the paintings, compositionally,
subject placement, and the headings. The research in this journal using 3 methods, which is ; culture studies, an
art, and gender. Culture study approach, used to analyze the profession and identity, art approach used to analyze
the paintings aestethic, and gender approach used to analyze the gender position in Johannes Vermeer creations
Keywords: Gender; Identity; Johannes Vermeer; Profession; Potraits.
Potret Pada Abad ke-17
Pada abad ke 17 negeri Belanda sedang berada pada periode masa keemasan. Saat itu, terjadi
perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai bidang, antara lain: ekonomi, ilmu
pengetahuan dan seni. Dalam bidang ekonomi, Vereenigde Ostindische Compagnie (VOC)1
didirikan pada tahun 1602 di mana VOC mendatangkan keuntungan yang sangat besar bagi
1 VOC adalah persekutuan dagang Belanda yang memiliki monopoli perdagangan di daerah Asia.
Gender: dalam karya …, Widi Lestari Putri, FIB UI, 2016
7
Belanda dan membuat perekonomian Belanda berkembang pesat. Selain VOC, pada tahun
1621 Geoctroyeerde Westindische Compagnie2 juga berdiri.
Dalam bidang ilmu pengetahuan seorang ilmuwan bernama Christian Huygens memberikan
kontribusinya dalam dunia ilmu fisika. Pada bidang seni muncul banyak pelukis terkenal,
antara lain: Rembrandt, Frans Haals, Jan steen, dan Johannes Vermeer.
Di abad ke-17 seni lukis potret berkembang sangat pesat. Para pelukis pada periode itu juga
banyak melahirkan karya seni potret. Seni lukis potret terbagi menjadi 4, yaitu: Seni lukis potret
religious, seni potret selebritas, seni potret ketokohan, dan seni potret orang biasa.
Jeremy Tanner pada artikel yang berjudul Portraits and Agency: A Comparative View
dalam buku Art’s Agency and Art History menyatakan bahwa potret dapat dipahami sebagai
skema representasi dasar antara faktor-faktor potret dan kontekstual seperti sosial, politik, dan
budaya (Osborne & Tanner, 2007:71).
Rembrandt Harmenzoon van Rijn, merupakan salah satu pelukis yang terkenal pada periode
itu. Karya-karya Rembrandt dikenal karena komposisi warna pada lukisannya yang begitu
indah.
2 Geoctroyeerde Westindische Compagnie adalah persekutuan dagang belanda yang memiliki monopoli
perdagangan di daerah Afrika, Brasil, Karibia dan Amerika utara.
Gender: dalam karya …, Widi Lestari Putri, FIB UI, 2016
8
Jacob de Gheyn III (1632)
Sumber: http://www.wga.hu/html_m/r/rembrand/21portra/11portra.html
Di unduh tanggal : 19 Desember 2015 pukul: 13.17
Jan Steen adalah seorang pelukis yang lahir di Leiden pada tahun 1626. Jan Steen banyak
menghasilkan karya yang unik dan berbeda dari pelukis lainnya. Jan steen banyak
melukiskan ‘Aib’ yang biasanya disembunyikan.
Woman playing the Sistrum (Ca. 1662)
Sumber: http://www.museumsyndicate.com/item.php?item=48884
Diunduh tanggal: 19 Desember 2015 pukul. 14.25
Johannes Vermeer
Johannes Vermeer adalah seorang pelukis yang lahir di Delft, Belanda pada tanggal 31
Oktober 1632 dan meninggal di kota yang sama pada tanggal 16 Desember 1675. Semasa
hidupnya nama Vermeer tidak dikenal oleh masyarakat luas. Hal ini dikarenakan karya-
karyanya hanya dibeli oleh pelanggan lokal dan kreativitasnya dinilai sempit pada masa itu.
Meskipun hanya sekitar 36 lukisan karya Vermeer yang bertahan saat ini, Vermeer disebut
sebagai salah satu pelukis yang karyanya paling dicintai dan dihormati dalam sejarah seni.
Lukisan-lukisan Vermeer banyak dipamerkan di museum-museum ternama diseluruh dunia
bersama dengan ‘Harta Karun’ yang lainnya. Pada tahun 1995-1996 karya-karya Vermeer
Gender: dalam karya …, Widi Lestari Putri, FIB UI, 2016
9
dipamerkan disebuah pameran yang dilaksanakan di National Gallery of Art, Washington D.C
dan di Mauritshuis, Den haag.3
Wheelock (2014) mengatakan bahwa tidak ada pelukis kontemporer Belanda lainnya yang
mampu membuat adegan kemurnian warna dan pencahayaan yang begitu indah. Serta tidak ada
karya pelukis lain yang dapat diresapi dengan rasa yang sebanding dengan keabadian dan
kehormatan manusia.
Pelukis, sebagai pencipta sebuah karya seni tentu saja bagian dari sebuah lingkungan
masyarakat tertentu. Sehingga, lingkungan dimana seniman ini tinggal dapat menjadi
pemicu kreativitasnya dan menjadi inspirasi untuk menghasilkan sebuah karya. Dalam
karyanya, seniman dapat menunjukkan perannya. Apakah ia sebagai saksi masyarakat atau
sebagai kritikus dari norma-norma yang berlaku di lingkungan sosialnya.
Vermeer memulai kariernya sebagai pelukis pada tahun 1650 dengan melukis adegan-adegan
dari alkitab dan hal-hal mitologis. Menurut Arthur K. Whellock Jr.4 apapun gaya yang digunakan
oleh Vermeer pada awal kariernya genre art5 adalah yang paling sering diasosiasikan dengan
Vermeer. Hal ini karena karya-karya Vermeer mulai pertengahan tahun 1650-an lebih banyak
menggambarkan tentang kegiatan sehari-hari dan mengambil latar interior rumah.
Johannes Vermeer sangat terpengaruh dengan lingkungan kota Delft. Vermeer pernah
mengabadikan pemandangan kota Delft dalam lukisannya.
3 Arthur.K Wheelock Jr, “Johannes Vermeer”, diakses dari
http://www.britannica.com/biography/Johannes-Vermeer, pada 26 November 2015 pukul 19.30 4 Arthur K. Wheelock, Jr. adalah seorang kurator di National Gallery of Art dan seorang professor di
University of Mary land yang mengajar tentang seni di Belanda dan Flandria. Wheelock, juga telah
banyak menulis buku tentang seni di Belanda dan Flandria. Selain itu, beliau juga banyak menulis buku
tentang Johannes Vermeer, antara lain: Jan Vermeer (1981), Vermeer and the Art of painting (1995), The Public and Private in the Age of Vermeer (2000), dan beberapa buku lainnya. 5 Genre painting adalah lukisan yang mengambil gambar dari kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh
orang-orang biasa dan biasanya menggambarkan kejadian yang realistis. Genre painting berbeda dengan
lukisan still life, religi, sejarah, atau lukisan biasanya. Genre painting lebih fokus pada latar, kostum, dan pengamatan akan kegiatan sehari-hari.
Gender: dalam karya …, Widi Lestari Putri, FIB UI, 2016
10
Het Straatje (Ca. 1657-1661) Gezicht op Delft (Ca. 1660-1661)
(http://www.essentialvermeer.com/) (http://www.essentialvermeer.com/)
Selain itu Vermeer banyak menjadikan manusia sebagai objek dalam lukisannya. Berbeda
dengan kebanyakan karya pelukis yang menggunakan perempuan sebagai objek dengan
mengekspos bagian tubuhnya, Vermeer tidak melakukan hal itu. Objek dalam lukisan Vermeer
cenderung melakukan kegiatan sehari-hari yang biasa dilakukan baik oleh laki-laki maupun
perempuan. Berikut ini adalah beberapa contoh lukisan karya Johannes Vermeer:
Gambar 1 Gambar 2
De kantswerker (Ca. 1669-1671) Het Melkmeisje (Ca. 1658-1661)
Sumber: http://www.essentialvermeer.com/ Sumber: http://www.essentialvermeer.com
Gender: dalam karya …, Widi Lestari Putri, FIB UI, 2016
11
Gambar 3 Gambar 4
De Astronoom (Ca. 1668) De Geograaf (Ca. 1668-1669)
Sumber: http://www.essentialvermeer.com/ Sumber: http://www.essentialvermeer.com/
Dari karya-karya para pelukis besar di atas, dapat terlihat perbedaan antara karya Johannes
Vermeer dan para pelukis dari abad ke 17. Di saat para pelukis lain memilih seni potret Vermeer
tidak melakukan itu. Selain itu, pada lukisan Rembrandt, dan Jan Steen latar lukisan mereka
hanya tembok. Tidak ada ornament lain yang menghiasi lukisan mereka. Latar kosong tersebut
membuat perhatian orang yang melihat lukisan tersebut hanya fokus pada tokoh yang ada di
dalam lukisan. Berbeda dengan karya Johannes Vermeer, banyak ornament yang ada pada
lukisan. Ornamen-ornamen pendukung tersebut membantu membangun suasana yang ada pada
lukisan dan membentuk identitas dari subyek yang ada pada karya tersebut.
Selain itu, Johannes Vermeer dalam lukisan-lukisannya bukan ingin menonjolkan tokohnya,
melainkan kegiatan dan suasana yang ada di dalam lukisan tersebut. Aktivitas yang ada dalam
lukisan Johannes Vermeer juga kegiatan sehari-hari. Tokoh yang ada pada lukisan Johannes
Vermeer Bukan tokoh yang terkenal. Sementara pada lukisan Rembrandt, Jan Steen, dan Frans
Haals, tokoh yang ada didalam lukisan mereka adalah orang-orang terkenal dan lukisan mereka
adalah lukisan pesanan orang-orang tersebut. Pada lukisan tersebut cenderung tidak melakukan
kegiatan apa-apa akan tetapi seperti berpose.
Sekilas dalam lukisan Vermeer hanya terlihat kegiatan yang lumrah dilakukan. Meskipun
demikian ada isu yang tersimpan dibalik kegiatan yang dilakukan para objek dalam lukisan
Gender: dalam karya …, Widi Lestari Putri, FIB UI, 2016
12
tersebut. Karya Vermeer tidak secara langsung menunjukan dominasi gender, tetapi jika diteliti
lebih lanjut ada dominasi gender yang terlihat di hampir semua karya Johannes Vermeer.
Domestifikasi perempuan menjadi isu yang paling terlihat pada karya-karyanya. Walaupum
sama-sama mengambil setting di dalam ruangan, hal ini dapat terlihat melalui judul lukisan dan
pekerjaan yang dilakukan oleh objek dalam lukisan tersebut. Pekerjaan dan judul yang ada di
lukisan tersebut seolah membentuk identitas dari objek lukisan karya Johannes Vermeer.
Melihat perbedaan anatara Johannes Vermeer dan pelukis-pelukis lainya hal ini menjadi alasan
penulis memilih untuk meneliti lebih lanjut tentang lukisan Johannes Vermeer dalam jurnal ini.
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas penulis merumuskan masalah sebagai
berikut: Seperti apa perbedaan penggambaran laki-laki dan perempuan terepresentasikan dalam
profesinya pada lukisan karya Johanes Vermeer?
Penulis membatasi ranah penelitian dengan hanya mengkaji 4 (empat) karya Johannes Vermeer,
yaitu De Geograaf (1668), Het Melkmeisje (1658), De Astronoom (1668) dan De Kantswerker
(1669).
Profesi dan Pekerjaan
Profesi berasal dari kata bahasa Inggris profesion , bahasa latin professus yang berartikan mampu
atau ahli dalam suatu pekerjaan suatu profesi iyalah suatu pekerjaan yang menuntut pendidikan
tinggi, biasanya meliputi pekerjaan mental yang ditunjang oleh kepribadiaan serta sikap
profesional.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) profesi berarti bidang pendidikan yang dilandasi
pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya)
Peter Jarvis ( 1983: 21 ), profesi merupakan suatu pekerjaan yang didasarkan pada studi
intelektual dan latihan yang khusus, tujuannya iyalah untuk menyediakan pelayanan ketrampilan
terhadap yang lain dengan bayaran maupun upah tertentu.
Gender: dalam karya …, Widi Lestari Putri, FIB UI, 2016
13
Cogan (1983: 21 ), profesi merupakan suatu ketrampilan yang terdapat dalam prakteknya
didasarkan atas suatu struktur teoritis tertentu dari beberapa bagian pelajaran ataupun ilmu
pengetahuan.
Dedi Supriyadi ( 1998: 95 ), profesi merupakan pekerjaan atau jabatan yang menuntut suatu
keahlian, tanggung jawab serta kesetiaan terhadap profesi.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat diartikan bahwa profesi merupakan suatu
pekerjaan, jabatan yang menuntut suatu keahlian , yang didapat melalui pendidikan serta latiahan
tertentu, menuntut persyaratan khusus , memiliki tanggung jawab serta kode etik tertentu.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pekerjaan dapat diartikan sebagai:
1. Barang apa yang dilakukan (diperbuat, dikerjakan, dan sebagainya); tugas kewajiban; hasil
bekerja; perbuatan.
2. Pencaharian; yang dijadikan pokok penghidupan; sesuatu yang dilakukan untuk mendapat
nafkah.
3. Hal bekerjanya sesuatu: berisiko pekerjaan yang mengandung risiko tinggi, misalnya
penerbangan atau buruh tambang; ~ sambilan pekerjaan yang bukan pekerjaan utama: tangan hal
membuat barang-barang dengan tangan; kerajinan tangan; keterampilan tangan;
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, profesi adalah pekerjaan yang
membutuhan keterampilan, keahlian dan ilmu pengetahuan khusus sedangkan pekerjaan dapat
dilakukan oleh siapa saja.
Dalam lukisan-lukisan Johannes Vermeer, objek yang ada di dalam lukisan sedang melakukan
suatu kegiatan.
Pada lukisan De Kantswerker (gambar 1), seorang perempuan sedang merenda. Di sekitarnya
terlihat banyak benang-benang bergeletakan. Perempuan itu sedang merenda dalam sebuah
ruangan.
Gender: dalam karya …, Widi Lestari Putri, FIB UI, 2016
14
Pada lukisan Het melkmeisje (gambar 2) terlihat seorang perempuan sedang menuangkan susu
dari teko ke dalam sebuah wadah. Di sekililing wadah tersebut terdapat sekeranjang roti.
Perempuan tersebut melakukan pekerjaannya di dalam sebuah ruangan.
Pada lukisan De Astronoom (gambar 3), seorang laki-laki sedang duduk di sebuah ruangan dan
memegang bola dunia sambil mengamatinya. Di hadapannya terdapat sebuah buku yang terbuka.
Laki-laki itu terlihat sangat serius mengamati bola dunia itu.
Gender: dalam karya …, Widi Lestari Putri, FIB UI, 2016
15
Dalam lukisan De Geograaf (gambar 4), seorang laki-laki sedang berdiri disebuah ruangan. Dia
memandang ke luar jendela sembari memegang sebuah jangka. Laki-laki tersebut terlihat sedang
mengamati sesuatu dan berpikir. Di hadapannya terdapat kertas.
Dari deskripsi kegiatan yang telah diuraikan di atas dapat dilihat bahwa kegiatan yang dilakukan
pada gambar 1 dan 2 terlihat bahwa mereka sedang melakukan pekerjaan menuang susu dan
melakukan pekerjaan merenda. Di mana pekerjaan yang dilakukan oleh subyek pada gambar 1
dan 2 tidak membutuhkan keahlian khusus, siapa saja dapat melakukan pekerjaan tersebut.
Menurut definisi profesi yang diutarakan Cogan dapat disimpulkan bahwa subjek pada gambar 1
dan 2 tidak melakukan sebuah profesi akan tetapi hanya melakukan sebuah pekerjaan.
Gender: dalam karya …, Widi Lestari Putri, FIB UI, 2016
16
Gambar 3 memiliki judul lukisan De Astronoom atau setelah diartikan ke dalam bahasa
Indonesia yaitu Astronom6 yang menurut KBBI berarti ahli Astronomi
7. Dan gambar 4 memiliki
judul lukisan De Geograaf atau setelah diartikan ke dalam bahasa Indonesia yaitu Geograf8 atau
yang menurut KBBI berarti ahli Geografi9. Dapat disimpulkan bahwa subyek pada gambar 3 dan
4 berprofesi sebagai ahli astronomi dan ahli geografi menurut definisi yang diungkapkan oleh
Cogan karena dua pekerjaan tersebut membutuhkan keterampilan khusus dan dilakukan
berdasarkan struktur teoritis.
Identitas
Erikson (1968) menjelaskan identitas sebagai perasaan subjektif tentang diri yang konsisten
dan berkembang dari waktu ke waktu. Dalam berbagai tempat dan berbagai situasi sosial,
seseorang masih memiliki perasaan menjadi orang yang sama. Sehingga, orang lain yang
menyadari kontinuitas karakter individu tersebut dapat merespon dengan tepat. Sehingga,
identitas bagi individu dan orang lain mampu memastikan perasaan subjektif tersebut
(Kroger, 1997).
Menurut Waterman (1984), identitas berarti memiliki gambaran diri yang jelas meliputi
sejumlah tujuan yang ingin dicapai, nilai, dan kepercayaan yang dipilih oleh individu
tersebut. Komitmen-komitmen ini meningkat sepanjang waktu dan telah dibuat karena
tujuan, nilai dan kepercayaan yang ingin dicapai dinilai penting untuk memberikan
arah, tujuan dan makna pada hidup (LeFrancois, 1993).
6 Menurut kamus Belanda – Indonesia. Karangan Susi Moeiman dan Hein Steinhaurer.
7 Astronomi adalah ilmu alam mempelajari objek dan fenomena di luar atmosfer bumi. Bintang, planet,
komet, asteroid, meteor, nebula serta galaksi lain. 8 Menurut kamus Belanda – Indonesia. Karangan Susi Moeiman dan Hein Steinhaurer.
9 Menurut Hartstorne (1960) Geografi adalah ilmu yang berkepentingan untuk memberikan deskripsi
yang teliti, beraturan, dan rasional tentang sifat variabel permukaan bumi. Dalam pandangan Hartshorne,
geografi adalah suatu ilmu yang mampu menjelaskan tentang sifat-sifat variabel permukaan bumi secara
teliti, beraturan, dan rasional. Contoh, seorang ahli geografi setelah melakukan analisis kewilayahan
mampu membagi suatu wilayah menjadi beberapa satuan lahan yang potensial maupun lahan yang tidak
potensial. Pembagian ini didasarkan pada beberapa parameter kebumian yang sesuai dengan syarat-syarat
peruntukannya.
Gender: dalam karya …, Widi Lestari Putri, FIB UI, 2016
17
Marcia (1993) mengatakan bahwa identitas diri merupakan komponen penting yang
menunjukkan identitas personal individu. Semakin baik struktur pemahaman diri
seseorang berkembang, semakin sadar individu akan keunikan dan kemiripan dengan
orang lain, serta semakin sadar akan kekuatan dan kelemahan individu dalam menjalani
kehidupan. Sebaliknya, jika kurang berkembang maka individu semakin tergantung pada
sumber-sumber eksternal untuk evaluasi diri.
Menurut Stella Ting Toomey identitas merupakan refleksi diri atau cerminan diri yang
berasal dari keluarga, gender, budaya, etnis dan proses sosialisasi.
Bosma (Anggraini, 2008) menyatakan bahwa dalam perspektif psikologi sosial, identitas diri
merupakan ide mengenai image yang dimiliki seseorang.
Identitas diri adalah sebuah konsep yang paling mendasar. Mengacu pada pertanyaan ‘Siapa
saya?’ Berdasarkan definisi yang telah diungkapkan oleh Stella Ting Toomey bahwa lingkungan
sosial mempengaruhi pembentukan identitas seseorang.
Pada gambar 1, subjek dalam lukisan tersebut adalah seorang perempuan dengan kulit yang
sangat putih. Menggunakan baju berwarna kuning berbahan saten yang menandai bahwa
perempuan ini berasal dari kelas sosial menengah keatas. Selain itu rambut perempuan dalam
lukisan tersebut diikat sedemikian rupa sehingga membentuk hiasan rambut. Pada masa itu
menandai bahwa rambut adalah bagian dari penampilannya. Perempuan ini sedang melakukan
kegiatan merenda disebuah ruangan yang sangat terang. Kemungkinan pencahayaan ini berasal
dari lampu atau berasal dari jendela atau perempuan ini sedang berada di serre. Perempuan ini
sedang duduk di sebuah kursi dan merenda dan dihadapannya terdapat sebuah meja. Di atas meja
tersebut terdapat benang-benang. Kemampuan merenda ini adalah kemampuan dasar yang harus
dimiliki oleh perempuan yang berasal dari kelas menengah ke atas. Biasa selain kemampuan
merenda ini dibarengi dengan beberapa kemampuan berkesenian yang lain. Dilihat dari atribut
yang dikenakan oleh perempuan ini dan hiasan rambut yang digunakannya, serta kemampuan
merenda, patut diduga bahwa perempuan ini berasal dari kalangan menengah ke atas.
Gender: dalam karya …, Widi Lestari Putri, FIB UI, 2016
18
Pada gambar 2, subyek dalam lukisan tersebut adalah seorang permpuan dengan kulit tidak
terlalu putih. Perempuan tersebut menggunakan pakaian hangat berwarna kuning berbahahan
linen. Di pakaian tersebut juga disematkan apron berwarna biru. Apron berwarna biru tersebut
sebagai alat pelengkap pekerjaannya yang sekaligus juga menandai pekerjannya. Lalu,
perempuan tersebut juga menggunakan penutup kepala tanpa hiasan yang menandai bahwa dia
berasal dari kelas sosial rendah. Perempuan tersebut sedang menuang susu dari guci susu ke
dalam sebuah kuali yang mungkin akan direbus. Di meja juga terdapat beberapa potong roti dan
roti yang belum terpotong. Kegiatan ini dilakukan di sebuah ruangan dengan meja kecil. Dan di
tembok ruangan tergantung sebuah keranjang. Dari yang terlihat pada lukisan kemungkinan
kegiatan yang ini terjadi di ruang dapur. Tidak mungkin ruangan ini adalah ruang makan karena
hanya terdapat sebuah meja kecil dan tidak terdapat kursi. Selain itu tidak ada lampu di ruangan
tersebut. Ruangan itu hanya dibatasi oleh jendela sebagai sumber masuknya cahaya.
Dari deskripsi kegiatan, pakaian, dan tempat terjadinya kegiatan tersebut besar kemungkinan
bahwa perempuan tersebut adalah seorang pembantu.
Pada gambar 3, subyek dalam lukisan tersebut adalah seorang pria. Pria tersebut menggunakan
jubah panjang berwarna hijau. Jubah seperti ini bukan pakaian yang biasa digunakan oleh
masyarakat di abad ke 17. Pria tersebut duduk menghadap jendela. Selain itu pria dalam lukisan
ini memiliki rambut panjang yang diurai. Gaya rambut ini bukan gaya rambut yang pada
umumnya dimiliki oleh pria-pria abad ke-17. Dia sedang memegang dan melihat bola dunia itu
dengan seksama. Di hadapannya terdapat sebuah buku yang terbuka. Bola Dunia dipilih sebagai
representasi dari pekerjaannya, yang di mana akan lebih masuk akal jika bola dunia tersebut
digantikan dengan teropong. Di dalam ruangan tersebut juga terdapat sebuah lemari. Dan diatas
kemari tersebut terdapat deretan beberapa buku. Di lemari tersebut tergantung sebuah peta rasi
bintang. Ditembok dekat lemari tergantung sebuah lukisan. Penerangan ruangan tersebut berasal
dari jendela. Dari pakaian, gaya rambut, kegiatan yang dilakukan oleh subyek dalam lukisan ini,
dan segala insrtumen yang ada di dalam lukisan ini mendukung profesi dari subyek dalam
lukisan ini. Besar kemungkinan bahwa dia bekerja sebagai seorang ilmuwan.
Gender: dalam karya …, Widi Lestari Putri, FIB UI, 2016
19
Pada gambar 4, terdapat banyak kemiripan yang dengan gambar 3. Seorang pria sedang berdiri
menghadapi meja. Dia memandang kearah luar jendela. Dia memegang jangka dan
dihadapannya terbuka selembar kertas. Jangka dipilih sebagai representasi dari pekerjaannya.
Sebenarnya akan lebih masuk akal jika jangka tersebut digantikan oleh penggaris. Namun,
jangka juga dapat dipakai untuk mengukur. Pria tersebut menggunakan jubah panjang berwarna
biru. Jubah seperti ini bukan pakaian yang biasa digunakan oleh masyarakat di abad ke 17.
Selain itu pria dalam lukisan ini juga memiliki rambut panjang yang diurai. Di ruangan tersebut
juga terdapat sebuah lemari di tempat yang sama dengan pada gambar 3. Yang membedakan
pada gambar 4 terdapat sebuah bola dunia di atas lemari tersebut. Di tembok samping lemari
tersebut juga terdapat sebuah peta pelayaran dunia. Di bawah peta pelayaran tersebut terdapat
sebuah kursi. . Dari pakaian, gaya rambut, kegiatan yang dilakukan oleh subyek dalam lukisan
ini, dan segala insrtumen yang ada di dalam lukisan ini mendukung profesi dari subyek dalam
lukisan ini. Besar kemungkinan bahwa dia juga bekerja sebagai seorang ilmuwan. Sama seperti
pada gambar 3.
Gender dalam lukisan Johannes Vermeer
Gender dalam ilmu sosial diartikan sebagai pola relasi lelaki dan perempuan yang didasarkan
pada ciri sosial masing- masing. (Zainuddin, 2006: 1).
Caplan (1987) menegaskan bahwa gender merupakan perbedaan perilaku antara laki-laki dan
perempuan selain dari struktur biologis, sebagian besar justru terbentuk melalui proses social dan
cultural. Hillary M. Lips mengartikan bahwa gender adalah harapan-harapan budaya terhadap
laki-laki dan perempuan (cultural expectations for man and woman).
Sedangkan Linda L. Lindsey menganggap bahwa semua ketetapan masyarakat perihal
penentuan seseorang sebagai laki-laki dan perempuan adalah termasuk bidang kajian gender
(What a given society defines as masculine or feminim is a component of gender). H. T.
Wilson mengartikan gender sebagai suatu dasar untuk menentukan perbedaan sumbangan laki-
laki dan perempuan pada kebudayaan dan kehidupan kolektif yang sebagai akibatnya mereka
menjadi laki-laki dan perempuan. Elaine Showalter menyebutkan bahwa gender lebih dari
Gender: dalam karya …, Widi Lestari Putri, FIB UI, 2016
20
sekedar pembedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari konstruksi sosial-budaya (Nasaruddin
Umar, 2010: 30).
Dari definisi gender yang telah diungkapkan para ahli tersebut kita dapat menarik kesimpulan
bahwa gender adalah peranan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan dalam lingkungan
sosialnya.
Perempuan selalu dianggap sebagai ‘the second sex’. Menurut Simone de Bouvoir perempuan
pada hakikatnya memiliki kekurangan dibanding laki-laki. Perempuan memang lebih lemah
secara fisik dibandingkan laki-laki tetapi bukan berarti perempuan tidak mampu melakukan
pekerjaan yang dilakukan oleh laki-laki. Stigma itu dibangun oleh masyarakat sehingga membuat
para perempuan sendiri berpikir bahwa mereka memang lemah
Betty Friedan dalam bukunya ’The Feminine Mystique’ menjelaskan posisi perempuan dalam
masyarakat bahwa perempuan seharusnya ‘bekerja’ di dalam rumah. Apapun pekerjaan yang
mereka lakukan pada jam 9-5 sore, profesi mereka (jika sudah menikah) tetap sebagai ibu rumah
tangga dan perempuan-perempuan yang belum menikah harus secepat mungkin menikah.
Tempat perempuan berada di dalam ruang domestik. Sedangkan, tempat laki-laki berada dalam
ruang publik.
Dalam 4 karya Johannes Vermeer De Geograaf (1668), Het Melkmeisje (1658), De Astronoom
(1668) dan De Kantswerker (1669). Perbedaan gender ini terlihat sangat jelas.
Dalam lukisan Johannes Vermeer dengan subyek perempuan, hal ini terlihat sangat jelas. Para
perempuan dalam lukisan tersebut melakukan pekerjaan yang dalam masyarakat sudah
diasosiasikan sebagai ‘pekerjaan’ perempuan.
Sedangkan pada lukisan bersuyek laki-laki. Kedua subyek dalam lukisan tersebut sedang
melakukan sebuah pekerjaan yang oleh masyarakat diasosiasikan dengan pekerjaan laki-laki.
Dari deskripsi kegiatan yang dilakukan oleh subyek dalam lukisan Vermeer, terlihat sebuah
perbedaan yang sangat mencolok. Dari judulnya kita sudah dapat melihat perbedaan tersebut Het
Gender: dalam karya …, Widi Lestari Putri, FIB UI, 2016
21
melkmeisje, de kantswerker, De geograaf, De Astronomer. Lukisan bersubyek perempuan
mendapatkan judul pekerjaan yang tidak membutuhkan keterampilan. Sedangkan lukisan
berobjek laki-laki mendapatkan judul yang lebih prestisius, di mana judul tersebut
merepresentasikan profesi mereka.
Dalam penggambaran pada lukisan dominasi genderpun sangat terlihat. Para subyek perempuan
umumnya melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan rumah tangga (ranah
domestik). Di mana pekerjaan yang dilakukan mereka tidak membutuhkan keterampilan khusus
dan tidak membutuhkan ilmu pengetahuan untuk melakukan pekerjaan seperti itu. Sedangkan,
Para objek laki-laki memang melakukan kegiatan dalam ruangan, akan tetapi apa yang mereka
lakukan tidak berhubungan dengan pekerjaan rumah tangga. Hasil dari kegiatan yang mereka
lakukan bukan untuk ruang domestik, melainkan untuk ruang publik. Pekerjaan yang mereka
lakukan juga membutuhkan ilmu pengetahuan.
Ketidakadilan terhadap perempuan terlihat dari standart ganda yang ada dalam stigma
masyarakat. Seperti yang diungkapkan oleh Betty Friedan, bahwa apapun pekerjaan yang
dilakukan oleh perempuan, tetap dia adalah seorang yang bekerja di dalam ranah domestik.
Pada karya Johannes Vermeer kegiatan yang dilakukan oleh para subyek mengidentifikasikan
identitas para subyek. Pada gambar 1 dan 2 apabila mereka tidak melakukan kegiatan itu kembali
maka identitas mereka akan berubah. Mereka bukan lagi seorang Melkmeisje dan Kantswerker.
Sementara, pada gambar 3 dan 4 walaupun subyek pada gambar tersebut berhenti mengerjakan
kegiatan yang mereka lakukan profesi telah mengidentifikasikan identitas mereka sebagai ahli
Astronomi dan ahli Geografi.
Keadaan sosial pada abad ke 17 rupanya sangat mempengaruhi Johannes Vermeer dalam
membuat lukisan-lukisannya. Pada gambar 1 dan 2 di mana subyek lukisan tersebut adalah
perempuan, merepresentasikan letak sosial perempuan pada masa itu. Perempuan harus memiliki
keterampilan perempuan. Sementara pada gambar 3 dan 4 di mana subyek dalam lukisan itu
adalah laki-laki dan pada masa itu muncul banyak penemuan-penemuan baru, membuat Johannes
Gender: dalam karya …, Widi Lestari Putri, FIB UI, 2016
22
Vermeer melukiskan dua ilmuwan yang tidak dikenal sebagai representasi dari berkembangnya
ilmu pengetahuan pada masa itu.
Dari lukisan ini juga dapat dilihat bahwa gender menjadi isu yang ada dalam lukisan-lukisan
karya Johannes Vermeer. Dimana dari lukisan tersebut tergambar dengan jelas bahwa laki-laki
mendapat posisi yang lebih tinggi dibanding perempuan. Penggambaran itu dilakukan Johannes
Vermeer melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan para objek dalam lukisannya. Bahwa laki-
laki memiliki keterampilan khusus yang membutuhkan disiplin ilmu yang tidak dimiliki oleh
perempuan. Sedangkan perempuan hanya memiliki kemampuan rata-rata yang dapat dilakukan
oleh siapa saja. Ditinjau dari tahun dibuatnya lukisan ini, juga dapat ditarik kesimpulan bahwa
dominasi gender telah terjadi selama berabad-abad lamanya.
Daftar Pustaka:
Duparc, Frederik J., and Arthur K. Wheelock, Jr. Johannes Vermeer. Exhibition
catalogue. New Haven: Yale University Press, 1995.
Editor Ensiklopedi Britannica. Genre Painting. Diakses dari
http://www.britannica.com/art/genre-painting , Pada 1 Desember 2015 pukul 21.52
Friedan, Betty. The Feminine Mystique. New York: Dell Publishing.1974
Franits, Wayne E. Paragons of Virtue: Women and Domesticity in Seventeenth-Century
Dutch Art. Cambridge: Cambridge University Press, 1993.
Hasan Alwi dkk. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka
Liedtke, Walter. Dutch Paintings in The Metropolitan Museum of Art. New York:
Metropolitan Museum of Art, 2007.
Liedtke, Walter. Vermeer: The Complete Paintings. Antwerp: Ludion, 2008.
Liedtke, Walter. The Milkmaid by Johannes Vermeer. Exhibition catalogue. New York:
Metropolitan Museum of Art, 2009.
Nasaruddin Umar. 2010. Argumen Kesetaraan Gender (Perspektif Al-Quran).
Jakarta: Dian Rakyat
Gender: dalam karya …, Widi Lestari Putri, FIB UI, 2016
23
Osborne, Robin & Tanner, Jeremy. Art’s Agency and Art History. United Kingdom:
Blackwell Publishing, 2007.
Susanti, Rani Pratiwi Dyah. 2012. “PENGARUH SIKAP KESETARAAN GENDER GURU
TERHADAP PERILAKU PENGIMPLEMENTASIAN KEBIJAKAN
PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SE-
KECAMATAN KUTOARJO.” Skripsi. Yogyakarta. UNIVERSITAS NEGERI
YOGYAKARTA
Purba, Rani Monika. 2012. ” Gambaran Proses Pencapaian Status Identitas Diri Remaja Yang
Mengalami Kekerasan Fisik Pada Masa Kanak-Kanak”. Skripsi. Medan. Universitas
Sumatra Utara.
Wheelock, Arthur K., Jr. Vermeer and the Art of Painting. New Haven: Yale University
Press, 1995.
Wheelock, Arthur K., Jr. Jan Vermeer. New York: Abrams, 1981.
Sumber Internet:
www.essentialvermeer.com (diakses pada 25 November 2015, pukul 18.15 WIB)
http://www.gurupendidikan.com/5-pengertian-dan-karakteristik-profesi-menurut-para-ahli/
(diakses pada 30 Desember 2015, pukul 13.30)
Zainuddin Maliki. 2006. Bias Gender Dalam Pendidikan. Tugas Mata Kuliah
Sosiologi Pendidikan. Diakses dari
http://paksisgendut.files.wordpress.com/2009/02/gender-dan-
pendidikan.pdf. Diakses pada 29 November 2015 pukul 18.35
Gender: dalam karya …, Widi Lestari Putri, FIB UI, 2016