Download - MODUL DASAR KESEHATAN MASYARAKAT
MODUL DASAR KESEHATAN MASYARAKAT OLEH LIA ROSA VERONIKA, M.K.M.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha esa atas segala rahmatNYA
sehingga karya tulis ini dapat tersususn sehingga selesai. Tidak lupa saya
juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkonribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikiranya. Modul ini saya buat dalam rangka memenugi salah satu rangka
tugas sya sebagai dosen di Universitas Sari Mutiara Indonesia pada mata
kuliah Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Modul mata kuliah ini berisi uraian singkat tentang konsep dasar dan
ruang lingkup kesehatan masyarakatserta penjelasanya.Dan harapan saya
semoga buku ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca.Untuk kedepanya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah
isi karya tulis agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya
yakin masih banyak kekurangan dalam karya tulis ini.Oleh karena itusaya
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kessempurnaan buku ini.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I SEJARAH ILMU KESEAHATAN MASYARAKAT .................. 1
BAB 1I PRINSIP DAN TEORI KESEHATAN MASYARAKAT .......... 4
2.1. Defenisi Kesehatan Masyarakat .......................................................... 4
2.2. Ruang Lingkup Ilmu Kesehatan Masyarakat ...................................... 5
2.3. Prinsip Kesehatan Masyarakat ............................................................ 5
BAB III INSTRUMEN KESEHATAN MASYARAKAT ....................... 7
BAB IVPENCEGAHAN PENYAKIT, KECACATAN DAN
KEMATIAN ................................................................................................. 8
4.1. Tingkat-Tingkat Uasaha Pencegahan .................................................. 8
BAB V PROMOSI KESEHATAN, INTSTITUSI PELANYANAN
KESEHATAN DAN SISTEM PELANYANAN KESEHATAN ........... 10
5.1. Profesi Kesehatan .............................................................................. 10
5.2. Institusi Pelayanan Kesehatan ........................................................... 10
5.3. Sistem pelayanan kesehatan .............................................................. 16
BAB VI INSTITUSI DAN SISTEM KESEHATAN MASYARAKAT
...................................................................................................................... 19
BAB VII FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
MASYARAKAT ........................................................................................ 20
iii
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 25
iv
VISI DAN MISI PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
VISI
Menjadi program studi kesehatan masyarakat yang unggul,
berkarakter, dan berdaya saing global khususnya di bidang kesehatan
lingkungan tahun 2038
MISI
1. Melaksanakan pendidikan yang efektif, efisien, dalam kesehatan
masyarakat khususnya kesehatan lingkungan sesuai dengan SN
Dikti dan KKNI level 6 (enam)
2. Melaksanakan kegiatan penilitian dalam rangka memberikan
solusi dalam berbagai persoalan kesehatan masyarakat khususnya
kesehatan lingkungan
3. Melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat secara
provisional untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat
yang mendukung pencapaian program pemerintah dalam bidang
kesehatan khususnya kesehatan lingkungan.
4. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak baik pemerintah
maupun swasta institusi, asosiasi profesi dalam dan luar negeri
dalam rangka pelaksanaan tridarma perguruan tinggi.
1
BAB I
SEJARAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Membicarakan kesehatan masyarakat tidak terlepas dari 2 tokoh
metologi Yunani, yakni Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita mitos
Yunani tersebut Asclepius disebutkan sebagai seorang dokter pertama yang
tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah atau pendidikan apa
yang telah ditempuhnya tetapi diceritakan bahwa ia telah dapat mengobati
penyakit dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur
tertentu (surgical procedure) dengan baik.
Higeia, seorang asistennya, yang kemudian diceritakan sebagai
isterinya juga telah melakukan upaya-upaya kesehatan.Beda antara
Asclepius dengan Higeia dalam pendekatan / penanganan masalah
kesehatan adalah, Asclepius melakukan pendekatan (pengobatan penyakit),
setelah penyakit tersebut terjadi pada seseorang. Sedangkan Higeia
mengajarkan kepada pengikutnya dalam pendekatan masalah kesehatan
melalui “hidup seimbang”, menghindari makanan / minuman beracun,
makan makanan yang bergizi (baik), cukup istirahat dan melakukan
olahraga.
Apabila orang yang sudah jatuh sakit Higeia lebih menganjurkan
melakukan upaya-upaya secara alamiah untuk menyembuhkan penyakitnya
tersebut, antara lain lebih baik dengan memperkuat tubuhnya dengan
makanan yang baik daripada dengan pengobatan / pembedahan.
Dari cerita mitos Yunani, Asclepius dan Higeia tersebut, akhirnya
muncul 2 aliran atau pendekatan dalam menangani masalah-masalah
kesehatan.Kelompok atau aliran pertama cenderung menunggu terjadinya
penyakit (setelah sakit), yang selanjutnya disebut pendekatan kuratif
(pengobatan).Kelompok ini pada umumnya terdiri dari dokter, dokter gigi,
psikiater dan praktisi-praktisi lain yang melakukan pengobatan penyakit
baik fisik, psikis, mental maupun sosial.
2
Sedangkan kelompok kedua, seperti halnya pendekatan Higeia,
cenderung melakukan upaya-upaya pencegahan penyakit dan meningkatkan
kesehatan (promosi) sebelum terjadinya penyakit.Kedalam kelompok ini
termasuk para petugas kesehatan masyarakat lulusan-lulusan sekolah atau
institusi kesehatan masyarakat dari berbagai jenjang.Dalam perkembangan
selanjutnya maka seolah-olah timbul garis pemisah antara kedua kelompok
profesi, yakni pelayanan kesehatan kuratif (curative health care) dan
pelayanan pencegahan atau preventif (preventive health care). Kedua
kelompok ini dapat dilihat perbedaan pendekatan yang dilakukan antara lain
sebagai berikut :
Pertama, pendekatan kuratif pada umumnya dilakukan terhadap
sasaran secara individual, kontak terhadap sasaran (pasien) pada umumnya
hanya sekali saja.Jarak antara petugas kesehatan (dokter, drg, dan
sebagainya) dengan pasien atau sasaran cenderung jauh.Sedangkan
pendekatan preventif, sasaran atau pasien adalah masyarakat (bukan
perorangan) masalah-masalah yang ditangani pada umumnya juga masalah-
masalah yang menjadi masalah masyarakat, bukan masalah
individu.Hubungan antara petugas kesehatan dengan masyarakat (sasaran)
lebih bersifat kemitraan tidak seperti antara dokter-pasien.
Kedua, pendekatan kuratif cenderung bersifat reaktif, artinya
kelompok ini pada umumnya hanya menunggu masalah datang.Seperti
misalnya dokter yang menunggu pasien datang di Puskesmas atau tempat
praktek.Kalau tidak ada pasien datang, berarti tidak ada masalah, maka
selesailah tugas mereka, bahwa masalah kesehatan adalah adanya
penyakit.Sedangkan kelompok preventif lebih mengutamakan pendekatan
proaktif, artinya tidak menunggu adanya masalah tetapi mencari masalah.
Petugas kesehatan masyarakat tidak hanya menunggu pasien datang di
kantor atau di tempat praktek mereka, tetapi harus turun ke masyarakat
mencari dan mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat, dan
melakukan tindakan.
Ketiga, pendekatan kuratif cenderung melihat dan menangani klien
atau pasien lebih kepada sistem biologis manusia atau pasien hanya dilihat
3
secara parsial, padahal manusia terdiri dari kesehatan bio-psikologis dan
sosial, yang terlihat antara aspek satu dengan yang lainnya.
Sedangkan pendekatan preventif melihat klien sebagai makhluk
yang utuh, dengan pendekatan yang holistik.Terjadinya penyakit tidak
semata-mata karena terganggunya sistem biologi individual tetapi dalam
konteks yang luas, aspek biologis, psikologis dan sosial.Dengan demikian
pendekatannya pun tidak individual dan parsial tetapi harus secara
menyeluruh atau holistik.
4
BAB 1I
PRINSIP DAN TEORI KESEHATAN MASYRAKAT
2.1. Defenisi Kesehatan Masyarakat
Menurut CEA WINSLOW kesehatan masyarakat adalah ilmu dan
seni untuk mencegah penyakit,memperpanjang masa hidup dan
meningkatkan masa hidup dengan meningkatkan derajat kesehatan melalui
usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk: perbaikan sanitasi
lingkungan, pemberantasan penyakit menular, pendidikan untuk kebersihan
perorangan, pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan
untuk diagnosis dini dan pengobatan, pengembangan rekayasa sosial untuk
menjamin setiap orang terpenuhi kehidupan yang layak dalam memelihara
kesehatannya (Umar, 2013)
Tujuan kesehatan masyarakat menurut WHO adalah melindungi dan
meningkatkan kesehatan penduduk dengan menggunakan tiga cara utama
yakni:
a. Melindungi pendududuk dari ancaman kesehatan (helath protection)
b. Pencegahan kejadian penyakit (disease prevention)
c. Peningkatan derajat kesehatan penduduk (helath promotion
Ketiga hal tersebut dalam pelaksanaanya menjadi beragam fungsi:
a. Survailance dan penilaian status kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat
b. Identifikasi (penilaian investigasi dan prediksi) masalah
kesehatan anacaman pada masyarakat.
c. Proteksi kesehatan termasuk didalamnya keselamatan dan
penerapan peraturan perundangan.
d. Kesiapsiagaan dan manajemen bencana serta kedaruratan.
e. Pencegahan penyakit dengan penerapan pencegahan primer dan
pencegahan sekunder
f. Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan
g. Inisiasi dan dukungan serta penyelenggaraan penelitian
kesehatan.
h. Evaluasi kualitas dan efektivitas pelayanan kesehatan
5
i. Kapasitas staf kesehatan masyarakat
j. Inisiasi pengembangan dan perencanaan kebijakan kesehatan
(Umar, 2013).
2.2. Ruang Lingkup Ilmu Kesehatan Masyarakat
Disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat atau pilar
utama ilmu kesehatan masyarakat antara lain sebagai berikut
a. Epidemiologi
b. Biostatistik/ statistic kesehatan
c. Kesehatan lingkungan
d. Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku
e. Gizi masyarakat
f. Kesehatan kerja(Alamsyah Dedi, 2013).
Secara garis besar, upaya-upaya yang dapat dikategorikan sebagai
penerapan ilmu kesehatan masyarakat antara lain sebagai berikut
a. Pemberantasan penyakit , baik menular maupun tidak menular
b. Perbaikan sanitasi lingkungan
c. Perbaikan lingkungan pemukiman
d. Pemberantasan vector
e. Pendidikan( penyuluhan) kesehatan masyarakat
f. Pelayanan kesehatan ibu dan anak
g. Pembimbingan gizi masyarakat
h. Pengawasan sanitasi tempat- tempat umum
i. Pengawasan obat dan minuman
j. Pembinaan peran serta masyarakat (Alamsyah Dedi, 2013).
2.3. Prinsip Kesehatan Masyarakat
Prinsip- prinsip IKM secara garis besarnya ada enam yang perlu
diketahui yaitu
1. IKM lebih menekankan pada pemikiran dan tindakan yang bersifat
promotif dan preventive daripada kuratif. Hal ini dapat dipahami
karena pendekatan kuratif lebih ditekankan untuk tenaga medis dan
paramadis (dokter/drg dan perawat/bidan)
6
2. IKM menekankan pada masyarakat atau kumpulan orang, baik yang
sehat maupun sakit atau yang bermasalah daripada kumpulan
individu (perorangan) yang sakit aja
3. Dalam IKM faktor lingkungan di anggap memegang peran yang
sangat penting. Hal ini mengingatkan bahwa adanya suatu masalah
kesehatan atau penyakit yang ada di masyarakat tidak hanya di lihat
dari faktor dari dalam saja akan tetapi faktor dari luar
4. IKM melihant uapaya- upaya masyarakat yang terorganisasikan .
pada prinsip nya, pengorganisasian masyarakat itu mempunyai
orientasi kepada sesuatu kegiatan-kegiatan tertentu untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
5. IKM menganggap masyarakat baik sebagai objek dan sekaligus
subjek upaya kesehatan. Hal ini diartikan bahwa walaupun
masyarakat sebagai objek dalam melaksanakan program kesehatan
masyarakat, akan tetapi masyarakat juga harus sebagai subjek yang
berpartisipasi aktif dalam mendukung segala upaya yang bertujuan
menciptakan kesehatan masyarakat tanpa adanya dukungan dari
masyarakat, maka program kesehatan masyarakat tidak akan
terlaksana dengan baik
6. IKM melihat masalah kesehatan sebagi masalah yang multi sektoral
yang kait mengait dengan permasalahan lainya (non kesehatan). Hal
ini dimungkinkan karena segala hal yang berhubungan dengan
masalah kesehatan selalu bersinggungan dengan sector lainya.
Mislanya masalah balita gizi buruk, tidak hanya sebagai masalah di
sector kesehatan saja akan tetapi menjadi masalah din sector
pertanian sebagai penyedia pangan dan sector ekonomi sebagai
pengambil kebijakan dalam masalah penanggulangan masalah
ekonomi masyarakat ( kemiskinan)(Adnani Hariza, 2017).
7
BAB III
INTRUMEN KESEHATAN MASYARAKAT
Peran kebijakan kesehatan masyarakat amat penting, karena terdapat
beberapa aspek yang diperhitungkan. Aspek tersebut terdiri atas:
1. Sektor kesehatan merupakan bagian penting di dalam perekonomian
di berbagai belahan negara di dunia.
2. Kesehatan bisa dipengaruhi oleh beberapa keputusan yang tidak ada
kaitannya dengan pelayanan kesehatan, seperti kemiskinan, polusi
udara, dan lain sebagainya.
3. Memberikan arahan dalam pemilihan teknologi kesehatan.
Kebijakan pemerintah dalam hal kesehatan masyarakat terdiri atas
program kesehatan, visi, misi, dan strategi kesehatan.
Masing-masing program memiliki peran untuk mewujudkan
masyarakat yang sehat. Kebijakan pemerintah tentang kesehatan, antara
lain:
1. Pemantapan kerja sama lintas sektor,
2. Peningkatan perilaku
3. Kemandirian masyarakat
4. Kemitraan swasta
5. Peningkatan kesehatan lingkungan,
6. Peningkatan sumber daya kesehatan
7. Peningkatan upaya kesehatan,
8. Peningkatan kebijakan dan manajemen masyarakat terhadap
penggunaan obat, makanan, dan alat kesehatan yang ilegal.
9. Peningkatan IPTEK kesehatan.
8
BAB IV
PENCEGAHAN PENYAKIT, KECACATAN DAN KEMATIAN
4.1. Tingkat-Tingkat Uasaha Pencegahan
Leavell dan clark dalam bukunya ‘preventive medicine for the
doctor in his community’ membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5
tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa
sakit.
Usaha pencegahan itu adalah:
a. Mempertinggi nilai kesehatan
b. Memberikan perlindungan khusus terhadap sesuatu penyakit
(specific protection).
c. Mengenal dan mengetahui jenis penyakit pada tingkat awal, serta
mengadakan pengobatan yang tepat dan segera. (early diagnosis and
prompt treatment)
d. Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan
kemampuan bekerja yang diakibatkan sesuatu penyakit (disability
limitation)
e. Rehabilitasi ( rehabilitation)(Entjang Idan, 1974).
Dalam perkembangan selanjutnya untuk mengatasi masalah
kesehatan termasuk penyakit dikenal tiga tahap pencegahan yaitu:
1. pencegahan primer , dilakukan pada masa individu belum menderita
sakit, upaya yang dilakukan ialah:
a) Promosi kesehatan/health promotion yang ditujukan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap masalah kesehatan.
b) Perlindungan khusus (specific protection): upaya spesifik untuk
mencegah terjadinya penularan penyakit tertentu, misalnya
melakukan imunisasi, peningkatan ketrampilan remaja untuk
mencegah ajakan menggunakan narkotik dan untuk
menanggulangi stress dan lain-lain (Rivai, 2005).
2. Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit
9
a. Diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt
treatment), tujuan utama dari tindakan ini ialah:
1. mencegah penyebaran penyakit bila penyakit ini merupakan
penyakit menular, dan
2. untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit,
menyembuhkan orang sakit dan mencegah terjadinya
komplikasi dan cacat
b. Pembatasan cacat (disability limitation) pada tahap ini cacat yang
terjadi diatasi, terutama untuk mencegah penyakit menjadi
berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih
buruk lagi (Rivai, 2005).
3. Pencegahan tersiere.
a. Rehabilitasi, pada proses ini diusahakan agar cacat yang di derita
tidak menjadi hambatan sehingga individu yang menderita dapat
berfungsi optimal secara fisik, mental dan sosial (Rivai, 2005).
10
BAB V
PROFESI KESEHATAN, INSTITUSI PELAYANAN
KESEHATAN, DAN SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
5.1. Profesi Kesehatan
Profesi Kesehatan masyarakat secara pemahaman dapat diartikan
sebagai "kemampuan" yang diberikan kepada seseorang yang telah
menempuh pendidikan akademik formal di Institusi pendidikan kesehatan
masyarakat (agent of truth), kemudian menempuh pendidikan keprofesian
(agent of change) sebagai tambahan keahlian sesuai dengan kompetensi dan
minat nya berkarier di masyarakat dan teregistrasi sebagai tenaga
keprofesian kesehatan masyarakat di Indonesia oleh lembaga otoritas
keprofesian (IAKMI, PERSAKMI, AIPTKMI) serta institusi resmi
pemerintah lintas kementrian/departemen dan hukum, Secara terapan.
profesi kesehatan masyarakat merupakan salah satu penyedia jasa
pelayanan publik dibidang kesehatan masyarakat (preventif, promotif,
capacity and caracter building dan pengembangan usaha jasa pelayanan
public dibidang health care dan konsultan kesehatan masyarakat), yang erat
kaitannya memenuhi kebutuhan sektor eksekutif, legislatif dan yudikatif
(pemerintah), swasta, dan pendidikan. secara nilai, sangat erat kaitannya
dengan upaya penciptaan kondisi kesejahteraan masyarakat, dan
kemanusiaan yang universal.
5.2. Institusi Pelayanan Kesehatan
1) Rumah Sakit
Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang
rumah sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah Sakit merupakan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang melayani masyarakat
dengan sebaik-baiknya.Pemahaman mendalam mengenai Rumah
Sakit diperlukan untuk mengenal jenis- jenisnya. Rumah sakit
11
dibedakan dari institusi kesehatan lain dari kemampuannya
memberikan diagnosa dan perawatan medis secara menyeluruh
kepada pasien. Tugas dan fungsi ini berhubungan dengan kelas dan
tipe rumah sakit yang di Indonesia terdiri dari rumah sakit umum
dan rumah sakit khusus, kelas a, b, c, d dan e. berbentuk badan dan
sebagai unit pelaksana teknis daerah. Perubahan kelas rumah sakit
dapat saja terjadi sehubungan dengan turunnya kinerja rumah sakit
yang ditetapkan oleh menteri kesehatan indonesia melalui keputusan
dirjen medik. Adapun jenis-jenis rumah sakit di Indonesia dibagi-
bagi menurut kategori,diantaranya sebagai berikut :
a) Berdasarkan kepemilikan Berdasarkan kepemilikannya Rumah
Sakit terdiri atas dua yaitu:
1. Rumah Sakit Pemerintah sifatnya tidak mencari keuntungan,
yang dikelola oleh Departemen Kesehatan, Departemen Dalam
Negeri, TNI dan BUMN
2. Rumah Sakit Swasta, yang dimiliki dan dikelola oleh sebuah
yayasan, baik yang sifatnya tidak mencari keuntungan (non
profit) maupun yang memang mencari keuntungan (profit).
b) Berdasarkan Layanannya
Berdasarkan sifat layanannya rumah sakit dibagi dua yaitu
sebagai berikut:
Rumah Sakit Umum Untuk Rumah Sakit Pemerintah,
digolongkan menjadi 5 tingkatan, sebagai berikut:
1. Rumah Sakit Umum tipe A, rumah sakit umum yang
memberikan layanan medis spesialistik dan subspesialistik
yang luas.
2. Rumah Sakit Umum tipe B, rumah sakit umum yang
memberikan layanan medis spesialistik dan subspesialistik
yang terbatas.
3. Rumah Sakit Umum tipe C : Mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayan medik spesialistik sekurang-kurangnya
spesialistik 4 dasar kelengkapan
12
4. Rumah Sakit Umum tipe D : Memepunyai fasilitas dan
kemempuan sekurang-kurangnya pelayanan medik dasar
5. Rumah Sakit Umum tipe E : Rumah sakit khusus yang
menyelenggarakan hanya satu macam pelayanan kedokteran
saja.
2) Puskesmas
Berikut ini beberapa pengertian Puskesmas:
a. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/ kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pengembangan kesehatan di suatu wilayah kerja (Departemen
Kesehatan RI, 2004).
b. Puskesmas adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang
juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Dengan perkataan lain puskesmas mempunyai wewenang dan
tanggungjawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam
wilayah kerjanya (Departemen Kesehatan RI, 1991)
c. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertangungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu
(Departemen Kesehatan RI, 2006).
d. Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten / kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu.
Puskesmas berfungsi sebagai : Pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, Pusat pemberdayaan keluarga dan
masyarakat, Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
3) Puskesmas Pembantu
Puskesmas Pembantu (Pustu) adalah unit pelayanan kesehatan
yang sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu
13
memperluas jangkauan Puskesmas dengan melaksanakan kegiatan-
kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup wilayah
yang lebih kecil serta jenis dan kompetensi pelayanan yang
disesuaikan dengan kemampuan tenaga dan sarana yang tersedia.
Jumlah Puskesmas Pembantu (pustu) Menurut Kondisi adalah
informasi mengenai jumlah Puskesmas Pembantu (pustu) yang
dimiliki oleh Puskesmas yang bersangkutan yang dirinci menurut
kondisi fisik bangunannya.
Untuk melancarkan pelaksanaan fungsi pelayanan kesehatan
masyarakat, puskesmas pembantu merupakan bagian utama dalam
jaringan pelayanan puskesmas, dalam jaringan pelayanan Puskesmas
di setiap wilayah Desa dan kelurahan pustu merupakanbagian
integral dari puskesmas, dalam ruang lingkup wilayah yang lebih
kecil dan derajat kecanggihan yang lebih rendah. Di Kabupaten
masalah keterbatasan penduduk miskin untuk menjangkau
pelayanan kesehataan juga sangat terasa.Dengan berbagai
hambatan, letak geografis dan sarana transportasi seharusnya pustu
menjadi pilihan masyarakat untuk dimanfaatkan karena merupakan
satu-satunya pelayanan kesehatan yang bisa di jangkau oleh
masyarakat. Namun kenyataannya pemanfaatan pustu masih sangat
rendah. Fungsi puskesmas dan Pustu Apabila dilihat dari fungsinya
Puskesmas dan Pustu memiliki tiga fungsi yaitu :
a. Pusat penggerak pembanguanan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sector termasuk oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga
berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di
samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak
kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di
wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya
yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan
14
kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
b. Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat Puskesmas selalu
berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga
dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran,
kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masrakat
untuk hidup sehat, berperan aktif adalah memperjuangkan
kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta
ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan
program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga, dan
masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi
dan situasi, khusunya social budaya masyarakat setempat.
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama Puskesmas
bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi:
1. Pelayanan kesehatan perorangan Pelayanan kesehatan
perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (private
goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan
pemulihan kesehtan perorangan, tanpa mengabaikan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan
perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas
tertentu ditambah dengan rawat inap.
2. Pelayanan kesehatan masyarakat Pelayanan kesehatan
masyarakat adalah pelayanan yang bersifat public (public
goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan
kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi
kesehatan, pemberatasan penyakit, penyehatan lingkungan,
perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga
15
berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program
kesehatan masyarakat lainnya.
4) Posyandu
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat yang di manfaatkan
untuk memperoleh pelayanan dan sebagai sumber informai untuk
meningkatkan pengetahuanmasyarakat. Melalui posyandu
masyarakat dapat melakukan pemantauan pertumbuhan balita
dengan menggunakan KMS serta dapat memperoleh informasi
tentang berbagai prilaku hidup bersih dan sehat, ( Journal pangan
dan Gizi, 2007). Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat
terpadu , hal ini bertujuan untuk memberikan kemudahan dan
keuntungan bagi masyarakat karena di posyandu tersebut asyarakat
dapat memperolah pelayanan lengkap pada waktu dan tempat yang
sama (Depkes RI, 1990). Posyandu adalah suatu wadah komunikasi
alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari keluarga
berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat
dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas
kesehatan dan keluarga berencana. Tujuan penyelenggara posyandu
:
a. Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (
ibu hamil, melahirkan dan nifas) Membudayakan NKKBS.
b. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB berta kegiatan
lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat
sejahtera.
c. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera,
gerakan ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga
sejahtera
5) Poskesdes
Poskesdes adalah upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
(UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan atau
menyediakan pelayanan kesehatan dasar masyarakat desa.Poskesdes
16
dibentuk dalam rangka mendekatkan pelayanan kesehatan dasar
bagi masyarakat serta sebagai sarana kesehatan yang merupakan
pertemuan antara upaya masyarakat dan dukungan
pemerintah.Pelayanan pokesdes meliputi upaya promotif, preventif
dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan terutama bidan
dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela. Tujuan poskesdes
antara lain:
a. Terwujudnya masyarakat sehat yang siaga terhadap permasalahan
kesehatan di wilayah desanya
b. Terselenggaranya promosi kesehatan dalam rangka meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
c. Terselenggaranya pengamatan, pencatatan dan pelaporan dalam
rangka meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat
terhadap resiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan, terutama penyakit menular dan penyakit yang
berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa atau KLB serta
factor- factor resikonya
d. Tersedianya upaya pemerdayaan masyarakat dalam rangka
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya di
bidang kesehatan
e. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan
oleh masyarakat dan tenaga professional kesehatan
5.3. Sistem pelayanan kesehatan
Pelayanan Kesehatan Yang di maksud dengan pelayanan kesehatan
adalah sebuah upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-
sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan baik itu perorangan, keluarga, kelompok, ataupun
masyarakat.Demikian pengertian pelayanan kesehatanmenurut Lovey dan
Loomba.
17
Sedangkan yang dimaksud dengan sistem kesehatan suatu kesatuan
dari serangkaian usaha teratur yang terdiri atas berbagai komponen guna
mencapai suatu tujuan derajat kesehatan yg optimal bagi masyarakat.
Sedangkan yang dimaksud dengan sistem pelayanan kesehatan adalah suatu
tatanan yang menghimpun berbagai upaya bangsa indonesia secara terpadu
dan saling mendukung guna menjamin derajat kesehatan yg setinggi-
tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam
UUD 45. Demikian yang dimaksud dengan sistem pelayanan kesehatan
yang ada dalam negara kita ini.
Dalam pelayanan kesehatan kita juga mengenal akan tempat
pelayanan kesehatan seperti halnya Rumah Sakit dan juga Puskesmas. Yang
dimaksud dengan rumah sakit adalah sebagai suatu organisasi yang melalui
tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang
permanen menyelenggarakan pelayan kedokteran, asuhan keperawatan yg
berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh
pasien.Demikian pengertian rumah sakit menurut American Hospital
association.
Sedangkan Fungsi Rumah Sakit adalah menyediakan dan
menyelenggarakan :
1. Pelayanan medik.
2. Pelayanan penunjang medik.
3. Pelayanan rehabilitatif.
4. Pencegahan dan peningkatan kesehatan.
5. Sebagau tempat pendidikan dan pelatihan tenaga medik.
Pelayanan kesehatan lainnya adalah apa yang disebut dengan
Puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat. Puskesmas adalah unit
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten / kota yang bertanggung jawab
menyelengarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu.
Demikian pengertian puskesmas.Tujuan puskesmas adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yg
bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas, agar terwujud derajat
kesehatan yg setinggi-tingginya.Demikian tadi sahabat sedikit mengenai
18
sistem pelayanan kesehatan dan semoga bisa berguna serta dapat
memberikan manfaat.
19
BAB VI
INSTITUSI DAN SISTEM KESEHATAN MASYARAKAT
Sistem kesehatan tidak terbatas pada seperangkat institusi yang
mengatur, membiayai, atau memberikan pelayanan, namun juga termasuk
kelompok aneka organisasi yang memberikan input pada pelayanan
kesehatan, terutama sumber daya manusia, sumber daya fisik, serta
pengetahuan /teknologi. Organisasi ini termasuk universitas dan lembaga
pendidikan lain, pusat penelitian, perusahaan kontruksi, serta serangkaian
organisasi yang memproduksi teknologi spesifik seperti produk farmasi, alat
dan suku cadang.
WHO mendefenisikan sistem kesehatan sebagai seluruh kegiatan
yang mana mempunyai maksud utama untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatan mengingat maksud tersebut di atas, maka termasuk dalam hal ini
tidak saja pelayan kesehatan formal, tapi juga tidak formal.
Sistem kesehatan mempunyai 4 fungsi pokok yaitu: pelayanan
kesehatan, pembiayaan kesehatan, penyediaan sumber daya dan
stewardship/regulator. Fungsi- fungsi tersebut akan direpresentasikan dalam
bentuk sub sistem dalam sistem kesehatan. Di kembangkan sesuai
kebutuhan.
20
BAB VII
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
MASYARAKAT
“Health is not everything but without health everything is nothing”
Slogan di atas sangatlah tepat untuk menjadi cerminan perilaku kita sehari-
hari, karena betapa ruginya kita semua jika dalam keadaan sakit. Waktu
produktif kita menjadi berkurang, belum lagi biaya berobat yang semakin
mahal menjadi beban bagi keluarga dan sanak saudara kita. Menurut
Hendrik L. Blumm, terdapat 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat, yaitu: factor perilaku, lingkungan, keturunan dan pelayanan
kesehatan.
1. Faktor Genetik
Faktor ini paling kecil pengaruhnya terhadap kesehatan
perorangan atau masyarakat dibandingkan dengan faktor yang
lain.Pengaruhnya pada status kesehatan perorangan terjadisecara
evolutif dan paling sukar di deteksi .Untuk itu ,perlu dilakukan
konseling genetik. Untuk kepentingan kesehatan masyarakat atau
keluarga ,faktor genetikperlu mendapat perhatian dibidang
pencegahan penyakit. Misalnya :seorang anakyang lahir dari
orangtua penderita diabetas melitus akan mempunyai resiko lebih
tinggi dibandingkan anak yang lahir dari orang tua bukan penderita
DM.Untuk upaya pencegahan ,anak yang lahir dari penderita DM
harus diberi tahu dan selalu mewaspadaif aktor genetik yang
diwariskan orangtuanya .Olehkarenanya ,ia harus mengatur dietnya
,teratur berolahraga dan upaya pencegahan lainnya sehingga tidak
ada peluang faktor genetiknya berkembang menjadi faktor resiko
terjadinya DM pada dirinya.
Jadi dapat di umpamakan ,genetik adalah peluru (bullet ) tubuh
manusia adalah pistol (senjata),dan lingkungan /prilaku manusia
adalah pelatuknya (trigger). Semakin besar penduduk yang memiliki
resiko penyakit bawaan akan semakin sulit upaya meningkatkan
21
derajat kesehatan. Oleh karena itu perlu adanya konseling
perkawinan yang baik untuk menghindari penyakit bawaan yang
sebenarnya dapat dicegah munculnya.Akhir-akhir ini teknologi
kesehatan dan kedokteran semakin maju.Teknologi dan kemampuan
tenaga ahli harus diarahkan untuk meningkatkan upaya mewujudkan
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
2. Faktor Pelayanan Kesehatan
Ketersediaan pelayanan kesehatan ,dan pelayanan kesehatan
yang berkualitas akan berpengaruh terhadap derajat kesehatan
masyarakat .Pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan yang
diimbangi dengan kelengkapan sarana /prasarana ,dan dana akan
menjamin kualitas pelayanan kesehatan .Pelayanan seperti ini akan
mampu mengurangi atau mengatasi masalah kesehatan yang
berkembang di suatu wilayah atau kelompok masyarakat.Misalnya
,jadwal imunisasi yang teratur da penyediaan vaksin yang cukup
sesuai dengan kebutuhan ,serta informasitentang pelayanan
imunisasi yang memadai kepada masyarakat akan meningkatkan
cakupan imunisasi.Cakupan imunisasiyang tinggi akan menekan
angka kesakitan akibat penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi.
Saat ini pemerintah telah berusaha memenuhi 3 aspek yang sangat
terkait dengan upaya pelayanan kesehatan, yaitu upaya memenuhi
ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dengan membangun
Puskesmas, Pustu, Bidan Desa, Pos Obat Desa, dan jejaring lainnya.
Pelayanan rujukan juga ditingkatkan dengan munculnya rumah
sakit-rumah sakit baru di setiap kab/kota.
3. Faktor Prilaku Masyarakat
Faktor ini terutama di negara berkembang paling besar
pengaruhnya terhadap munculnya gangguan kesehatan atau masalah
kesehatan i masyarakat .Tersedianya jasa pelayanan kesehatan
(health service) tanpa disertai perubahan tingkah laku (peran serta)
masyarakat akan mengakibatkan masalah kesehatan tetap potensial
berkembang di masyarakat.Misalnya: Penyediaan fasilitas dan
22
imunisasi tidak akan banyak manfaatnya apabila ibu ibu tidak datang
ke pos-pos imunisasi.Perilaku ibu ibu yang tidak memanfaatkan
pelayanan kesehatan yang sudah tersedia adalah akibat kurangnya
pengetahuan ibu ibu tentang manfaat imunisasi dan
efeksampingnya.Pengetahuan ibu ibu akan meningkat karena adanya
penyuluhan kesehatan tentang imunisasi yang di berikan oleh
petugas kesehatan.
Perilaku individu atau kelompok masyarakat yang kurang sehat
juga akan berpengaruh pada faktor lingkungan yang memudahkan
timbulnya suatu penyakit. Perilaku yang sehat akan menunjang
meningkatnya derajat kesehatan, hal ini dapat dilihat dari banyaknya
penyakit berbasis perilaku dan gaya hidup. Kebiasaan pola makan
yang sehat dapat menghindarkan diri kita dari banyak penyakit,
diantaranya penyakit jantung, darah tinggi, stroke, kegemukan,
diabetes mellitus dan lain-lain.Perilaku/kebiasaan memcuci tangan
sebelum makan juga dapat menghindarkan kita dari penyakit saluran
cerna seperti mencret-mencret lainnya.
4. Faktor Lingkungan
Lingkungan yang mendukung gaya hidup bersih juga berperan
dalam meningkatkan derajat kesehatan. Dalam kehidupan di sekitar
kita dapat kita rasakan, daerah yang kumuh dan tidak dirawat
biasanya banyak penduduknya yang mengidap penyakit seperti:
gatal-gatal, infeksi saluran pernafasan, dan infeksi saluran
pencernaan. Penyakit demam berdarah juga dipengaruhi oleh factor
lingkungan.Lingkungan yang tidak bersih, banyaknya tempat
penampungan air yang tidak pernah dibersihkan memyebabkan
perkembangan nyamuk aedes aegypti penyebab demam berdarah
meningkat.
Hal ini menyebabkan penduduk si sekitar memiliki resiko
tergigit nyamuk dan tertular demam berdarah.Untuk menganalisis
program kesehatan dilapangan ,paradigma H.L.Blum dapat
dimanfaatkan untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan masalah
23
sesuai dengan faktor faktor yang berpengaruh pada status kesehatan
masyarakat .Analisis ke – 4 fator tersebut perlu dilakukan secara
cermat sehingga masalah kesmas dan masalah program dapat di
rumuskan dengan jelas .Analisis ke -4 faktor ini adalah bagian dari
analisis situasi (bagian dari fungsi perencnaan)untuk pengembangan
program kesehatan di suatu wilayah tertentu.
Sasaran Kesehatan Masyarakat
Individu-Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan
kesehatan ,yang dapat dilakukan di Rumah Sakit ,klinik ,puskesmas,rumah
bersalin,posyandu,kelurga binaan dan masyarakat binaan.
1. Keluarga
Keluarga binaan yang mempunyai masalah keperawatan dan
kesehatan yang tergolong dalam keluarga resiko resiko tinggi
,diantaranya adalah:
a) Anggota keluarga yang menderita penyakit menular
b) Keluarga keluarga denga kondisi sosial ekonomi dan pendidikan
yang rendah
c) Keluarga keluarga dengan masalah sanitasi lingkungan yang
buruk
d) Keluarga keluarga dengan keadaan gizi buruk
e) Keluarga keluarga dengan jumlah keluarga yang banyak di luar
kemampuan kapasitas keluarga
f) Dan sebagainya.
2. Kelompok
Kelompok kelompok khusus yang menjadi sasaran dalam
penyuluhan kesehatan masyarakat adalah:
a) Kelompok ibu hamil
b) kelompok ibu ibu yang memiliki anak balita
c) kelompok PUS dengan resiko tinggi kebidanan.
d) kelompok kelompok masyarakat yang rawan terhadap masalah
kesehatan diantaranya adalah :
1. Kelompok usia lanjut
24
2. Kelompokwanita tuna susila
3. Kelompok anak remaja yang terlibat dalam penyalahgunan
narkotika
4. Kelompok kelompok masyarakat yang ada diberbagai institusi
pelayanan kesehatan seperti:
a. Masyarakat sekolah
b. Pekerja pekerja dalam perusahaan.
3. Masyarakat
Masyarakat yang menjadi sasaran dalam penyuluhan kesehatan
adalah:
a) Masyarakat binaan Puskesmas
b) Masyarakat Nelayan
c) Masyarakat Pedesaaan
d) Masyarakat yang datang ke institusi pelayanan kesehatan seperti
Puskesmas , posyandu yang diberikan penyuluhan kesehatan
secara massal.
e) Masyarakat yang luas yang terkena masalah kesehatan seperti
wabah DHF, muntah berak, dsb.
25
DAFTAR PUSTAKA
Adnani Hariza. (2017). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Alamsyah Dedi, M. R. (2013). Pilar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Yogyakarta.
Entjang Idan. (1974). Ilmu Kesehatan Masyarakat. jakarta.
Rivai. (2005). Ilmu Kesehatan Masyarakat Dan Kedokteran Pencegahan, 1.
Umar, A. F. (2013). Teori dan Aplikasi Kesehatan Masyarakat. Jakarta.