Modul Praktikum Dasar Budidaya Tanaman
1. MEDIA TANAM
1.1PendahuluanKeberhasilan perbanyakan tanaman dengan biji dipengaruhi oleh
berbagai faktor, misalnya kualitas biji, tersedianya air dan jenis media
yang digunakan. Media perkecambahan yang efektif untuk pembibitan
adalah media yang berpori dan berdrainase baik serta mampu
mempertahankan kelembaban, kadar garam rendah tetapi kemampuan
menerima dan memasok unsur hara cukup baik, bebas hama, penyakit,
dan gulma.
Media tanam diartikan sebagai media yang digunakan untuk
menumbuhkan tanaman/bahan tanaman, tempat akar atau bakal akar
tumbuh dan berkembanh. Media tanam juga digunakan tanaman sebagai
tempat berpegangnya akar, agar tajuk tanaman dapat tegak dan kokoh
berdiri di atas media tersebut. Selain itu, media tanam digunakan sebagai
sarana untuk menghidupi tanaman karena tanaman mendapatkan
makanan untuk pertumbuhan dan perkembangannya dengan cara
menyerap unsur hara yang terkandung di dalam media tanam.
Media tanaman yang paling umum digunakan adalah tanah. Tanah
mengandung butiran-butiran mineral dan bahan organik, air dan udara.
Bila komposisi unsur-unsur tersebut dalam keadaan yang tepat, maka
tanah tersebut dapat mendukung pertumbuhan suatu jenis tanaman
dengan baik. Selain tanah, terdapat beberapa jenis media tanam yang lain
yang dapat digunakan sebagai media tanam, baik secara sendiri-sendiri
atau sebagai campuran, antara lain sekam padi, arang sekam padi, sabut
kelapa, kompos, humus, arang kayu, styrofom, vermikulit, pasir, kerikil,
rockwool, serbuk gergaji, kayu, dan peat moss. Bahan-bahan tersebut
mempunyai sifat-sifat yang berbeda-beda. Beberapa jenis media tanam
memerlukan perlakuan khusus selama digunakan budidaya tanaman,
misalnya menyiram larutan pupuk secara intensif agar tanaman dapat
tumbuh dengan baik. Agar tanaman yang dibudidayakan dapat tumbuh
1
Modul Praktikum Dasar Budidaya Tanaman
dengan baik, persiapan media tanam merupakan salah satu langkah awal
yang harus diperhatikan.
Tujuan persiapan media tanam adalah menyiapkan tempat untuk
tumbuh dan berkembangnya akar tanaman, agar diperoleh struktur dan
komposisi media tanam yang paling optimum, sehingga akar tanaman
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Dengan kata lain, jika akar
tanaman dapat memanfaatkan air, udara, dan unsur hara yang terdapat di
dalam media tanam, maka pertumbuhan tanaman dapat mencapai tingkat
optimum.
2. TujuanPraktikum ini bertujuan:
1. Mempelajari sifat beberapa jenis media tanam dan komposisi
media tanam yang paling optimum untuk mendukung pertumbuhan
tanaman.
2. Mempelajari tipe perkecambahan tanaman
3. Metode
3.1 Pelaksana Praktikum
Peserta praktikum adalah mahasiswa Agroekoteknologi dan
Agribisnis
3.2 Metode Pelaksanaan
3.2.1 Perlakuan
Perlakuan praktikum adalah kombinasi media tanam dan benih.
Media yang digunakan adalah tanah, pasir, kompos dan perbandingan
tanah : pasir : kompos 2:1;1. Benih yang digunakan adalah durian,
rambutan, alpukat, nangka, kacang tanah, kedelai, jagung, padi, mangga
dan salak.
3.2.2 Persiapan media tanam
2
Modul Praktikum Dasar Budidaya Tanaman
Persiapan dilakukan dengan menyiapan media dan benih yang
digunakan. Kemudian media ditempatkan pada baki persemaian.
3.2.3 Penanaman
Benih di tanam di baki pembibitan, kemudian ditutup dengan tanah
(seluruh benih tertutup dengan tanah)
3.2.4 Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman dilakukan melihat kondisi media. Jika media yang
digunakan adalah pasir, penyiraman dilakukan setiap hari. Untuk media
yang lain, penyiraman dilakukan melihat kondisi tanaman.
Penyulaman dilakukan maksimal 2 minggu setelah tanam, jika ada
benih busuk (terutama untuk tanaman buah)
3.3 Pengamatan
Pengamatan dilakukan ketika benih akan berkecambah, variable
pengamantan adalah:
1. Waktu benih berkecambah
2. Persentase perkecambahan
3. Tipe perkecambahan (dan gambar)
4. Tinggi tanaman
5. Jumlah daun
3
Modul Praktikum Dasar Budidaya Tanaman
2. TANAM DAN POLA TANAM
1 PendahuluanPola tanam tumpangsari ( Intercropping ) adalah penanaman lebih
dari satu tanaman pada waktu yang bersamaan atau selama periode
tanam pada satu tempat yang sama (Suryanto, 1995). Tumpangsari
ditujukan untuk memanfaatkan lingkungan (hara, air dan sinar matahari)
sebaik - baiknya agar diperoleh produksi maksimal (Jumin, 1991). Sistem
penanaman ini dimaksudkan agar diperoleh hasil panen yang maksimal.
Tumpangsari sebagai usaha intensifikasi ruang dan waktu banyak
dilakukan terutama pada pertanian berlahan sempit dan lingkungan
kering/tadah hujan. Sebagai suatu sistem produksi, tumpangsari
digunakan karena mampu meningkatkan efisiensi tenaga kerja, menekan
serangan hama, penyakit, dan gulma, serta masih berpeluang
mendapatkan hasil jika salah satu komponen tanaman gagal panen.
Pemilihan pola tanam tumpangsari dalam budidaya tanaman disebabkan
hasil total yang diperoleh persatuan luas lahan lebih tinggi dibandingkan
tanaman yang ditanam secara monokultur pada luas lahan dan tingkat
pengelolaan yang sama.
Dengan demikian, pola tanam memiliki arti penting dalam sistem
produksi tanaman. Melalui pengaturan pola tanam, berarti memanfaatkan
dan memdaukan berbagai komponen yang tersedia yang meliputi :
agroklimat, tanah, tanaman, hama dan penyakit, teknik budidaya, dan
sosial ekonomi. Pola tanam di daerah tropis seperti di Indonesia, biasanya
disusun selama 1 tahun dengan memperhatikan curah hujan ( terutama
pada daerah/lahan yang sepenuhnya tergantung dari hujan). Maka
pemilihan jenis/varietas yang ditanampun perlu disesuaikan dengan
ketersediaan air ataupun curah hujan.
Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan adalah sebagai berikut
: Tumpang sari (Intercropping), melakukan penanaman lebih dari 1
tanaman ( umur sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur
seperti jagung dan kedelai; tumpangsari beda umur seperti jagung, ketela
4
Modul Praktikum Dasar Budidaya Tanaman
pohon, dan padi gogo. Tumpang gilir ( Multiple cropping ), dilakukan
secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor -
faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum. Contoh : jagung
muda, padi gogo, kacang tanah, dan ubi kayu.
PERTANYAAN :a. Selain mampu meningkatkan efisiensi tenaga kerja, tumpangsari juga
mampu menekan serangan hama, penyakit, dan gulma. Jelaskan!
b. Mengapa pemilihan jenis tanaman ( spesies ) dan vairetas harus
diperhatikan dalam tumpangsari ?
2. TujuanPraktikum bertujuan untuk:
1. Mahasiswa mengetahui, memahami serta mempraktekkan sistem
tanam monokultur dan tumpangsari
2. Mahasiswa membandingkan pola pertumbuhan tanaman pada
sistem monokultur dan tumpangsari.
3. Mahasiswa membandingkan produksi tanaman persatuan luasan
pada sistem monokultur dan tumpangsari.
3. Metode
3.1 Pelaksana Praktikum
Peserta praktikum adalah mahasiswa Agroekoteknologi dan
Agribisnis
3.2 Metode Pelaksanaan
3.2.1 Perlakuan
Monokultur :
1. Jarak tanam 70 x 25 cm, 1 benih/lubang
2. Jarak tanam 70 x 25 cm, 2 benih/lubang
3. Jarak tanam 70 x 30 cm, 1 benih/lubang
4. Jarak tanam 70 x 30 cm, 2 benih/lubang
5. Jarak tanam 75 x 25 cm, 1 benih/lubang
5
Modul Praktikum Dasar Budidaya Tanaman
6. Jarak tanam 75 x 25 cm, 2 benih/lubang
7. Jarak tanam 80 x 25 cm, 1 benih/lubang
8. Jarak tanam 80 x 25 cm, 2 benih/lubang
9. Jarak tanam 80 x 30 cm, 1 benih/lubang
10.Jarak tanam 80 x 30 cm, 2 benih/lubang
Tumpangsari:
1. Jarak tanam 70 x 25 cm, 1 benih/lubang tumpangsari dengan
kangkung
2. Jarak tanam 70 x 25 cm, 2 benih/lubang tumpangsari dengan
kedelai
3. Jarak tanam 70 x 30 cm, 1 benih/lubang tumpangsari dengan
kangkung
4. Jarak tanam 70 x 30 cm, 2 benih/lubang tumpangsari dengan
kedelai
5. Jarak tanam 75 x 25 cm, 1 benih/lubang tumpangsari dengan
kangkung
6. Jarak tanam 75 x 25 cm, 2 benih/lubang tumpangsari dengan
kedelai
7. Jarak tanam 80 x 25 cm, 1 benih/lubang tumpangsari dengan
kangkung
8. Jarak tanam 80 x 25 cm, 2 benih/lubang tumpangsari dengan
kedelai
9. Jarak tanam 80 x 30 cm, 1 benih/lubang tumpangsari dengan
kangkung
10.Jarak tanam 80 x 30 cm, 2 benih/lubang tumpangsari dengan
kedelai
3.2.2 Persiapan media tanam
Persiapan lahan dilakukan dengan membajak lahan menggunakan
hand traktor. Pada saat pengolahan lahan sebaiknya dilakukan pada saat
tanah tidak terlalu basah atau tidak terlalu kering agar strukturnya tidak
6
Modul Praktikum Dasar Budidaya Tanaman
rusak, lengket, atau keras. Penyiapan lahan dapat dilakukan dengan cara
tanah diolah terlebih dahulu hingga gembur.
3.2.3 Penanaman
Penanaman dilakukan dengan membuat lubang tanam ditugal
sedalam 5 cm dan benih dimasukkan ke dalam lubang tanam, kemudian
ditutup dengan sedikit tanah . Jumlah benih per lubang sesuai dengan
perlakuan ditambah satu, contoh: perlakuan 1 benih per lubang, maka
yang ditanam adalah 2 benih per lubang. Perlakuan 2 benih per lubang,
yang ditanam adalah 3 benih. Jarak tanam yang digunakan juga sesuai
dengan perlakuan.
Untuk sistem tanam tumpangsari jarak tanam kedelai adalah 40 x 20 cm
sedangkan kangkung 20 x 20 cm.
3.2.4 Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman meliputi penyulaman, pemupukan,
pengairan, penyiangan, pembubunan dan pengendalian hama dan
penyakit.
1. Penjarangan
Penjarangan dilakukan satu minggu setelah tanam, disisakan sesuai
dengan perlakuan.
2. Pemupukan
a. Dosis pupuk :
- Pupuk N (urea) : 100 kg ha-1 (1/3 dosis),
- Pupuk P (SP-36) : 75 kg ha-1
- Pupuk K (KCl) : 100 kg ha-1
b. Pemupukan dilakukan 3 kali, pertama pada saat tanam yaitu 1/3
dosis N dan semua dosis P dan K, pemuoukan kedua pada umur
21 HST yaitu 1/3 dosis N dan pemupukan ketiga adalah 1/3 dosis
N.
3. Pengairan
7
Modul Praktikum Dasar Budidaya Tanaman
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali
apabila tanah telah lembab. Pengairan dilakukan 1 minggu sekali
atau melihat kondisi tanah. Menjelang tanaman berbunga, kebutuhan
air tanaman lebih banyak sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit
di antara bumbunan tanaman jagung.
4. Penyiangan
Penyiangan dilakukan setelah tanaman berusia 15 hari setelah
tanam dan dilakukan setiap 2 minggu sekali. Penyiangan pada
tanaman jagung yang masih muda dapat dilakukan dengan
menggunakan tangan atau bantuan alat. Penyiangan harus
dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu dan merusak
perakaran tanaman.
5. Pembumbunan
Kegiatan pembumbunan dilakukan bersamaan dengan pemupukan.
Pembubunan bertujuan untuk untuk memperkokoh posisi batang
tanaman agar tidak mudah rebah dan menutup akar yang
bermunculan di atas tanah serta memperbaiki aerasi tanah.
6. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan sesuai dengan jenis dan
tingkat serangan hama dan penyakit yang ada. Apabila tingkat
serangan hama ringan, pengendalian hama bisa dilakukan secara
mekanik, namun bila tingkat serangan agak luas pengendalian hama
menggunakan insektisida. Pada saat tanam, tanah ditaburi fungisida
untuk mencegah pertumuhan jamur.
5) Panen Pemanenan dilakukan pada umur 60 hari setelah tanam. Jagung
yang sudah dapat di panen mempunyai kenampakan kelobot yang
sudah berwarna kuning, biji sudah cukup keras dan mengkilap, apabila
biji di tusuk dengan kedua ibu jari maka biji tersebut tidak berbekas dan
mempunyai kadar air biji sekitar 25 %.
3.3 Pengamatan
8
Modul Praktikum Dasar Budidaya Tanaman
3.3.1 Pengamatan organ pertumbuhan vegetatif- Variabel pengamatan antara lain:
1. Jumlah daun
2. Tinggi Tanaman
- Pengamatan dilakukan mulai umur 14 hst sampai dengan 42 hst
- Interval pengamatan adalah 7 hari
3.3.2 Pengamatan organ generatif- Pengamatan dilakukan pada saat panen dengan variabel pengamatan
antara lain:
1. saat berbunga
2. jumlah tongkol per tanaman
3. bobot tongkol pertanaman
4. Bobot segar tanaman sela
5. produksi per ha
9
Modul Praktikum Dasar Budidaya Tanaman
3. BAHAN TANAM
1. PendahuluanCara memperbanyak tanaman sangat banyak ragamnya. Ada yang
tingkat keberhasilannya tinggi, ada yang rendah. Hal ini sangat
bergantung pada beberapa faktor, misalnya cara perbanyakan yang
dipilih, jenis tanaman, wakru memperbanyak, keterampilan pekerja, dan
sebagainya.
Perbanyakan tanaman dapat dilakukan secara generatif maupun
vegetative. Perbanyakan vegetatif diperlukan untuk tanaman dan kultivar
yang tidak menghasilkan biji secaara teratur atau tidak menghasilkan biji
sama sekali. Perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan yang
menggunakan organ vegetatif tanaman dan memungkinkan untuk
dilakukan, sebab organ vegetatif dari beberapa tanaman mempunyai
kemampuan bergenerasi, misalnya cabang, pucuk, daun umbi dan akar.
Contoh dari perbanyakan vegetatif ialah stek, cangkok, okulasi, grafting,
dan kultur jaringan. Perbanyakan tanaman dengan cara stek ialah
perbanyakan dengan cara menumbuhkan akar dan pucuk dari potongan
atau bagian tanaman seperti akar, batang atau daun untuk menjadi
tanaman baru.
Perbanyakan generatif merupakan usaha memperbanyak jumlah
tanaman dengan biji yang terbentuk dari persatuan dua gamet (sel
kelamin). Cara perbanyakan dengan biji telah umum dilakukan di berbagai
Negara, baik digunakan untuk tanaman menyerbuk sendiri maupun
tanaman menyerbuk silang.
Perbanyakan secara generatif mempunyai keuntungan dan
kerugian. Keuntungan adalah:
a. Biji merupakan cara yang paling murah dalam pembiakan.
b. Pada keadaan penyimpanan yang cocok, biji dapat tetap mempunyai
viabilitas dalam jangka waktu yang lama.
10
Modul Praktikum Dasar Budidaya Tanaman
c. Pertumbuhan tanaman kuat, karena sistem perakarannya dalam,
sehingga lebih tahan terhadap kekeringan.
d. Masa hidup atau umur tanaman lebih panjang dibandingkan dengan
tanaman yang berasal dari pengembangan vegetatif.
Sedangkan kerugiannya adalah menghasilkan tanaman baru
dengan sifat yang tidak sama dengan induknya. Bibit yang dikembangkan
dari cara generatif memerlukan waktu yang lama untuk memasuki fase
reproduktif.
2. Tujuan Tujuan praktikum adalah :
1. Mahasiswa mempelajari, memahami dan mempraktekan cara
perbanyakan tanaman secara vegetaif dan generatif.
3. Metode
3.1 Pelaksana Praktikum
Peserta praktikum adalah mahasiswa Agroekoteknologi dan
Agribisnis
3.2 Metode Pelaksanaan
3.2.1 Perlakuan
Perlakuan praktikum adalah :
a. Bahan Tanam Vegetatif (Perlakuan)
i. Stek batang (V1) : Krisan, nilam
ii. Stek daun (V2) : Sansiviera, cocor bebek
iii. Umbi/Corm/Rhizome (V3) : Bawang merah, gladiol
iv. Stolon (V4) : Stroberi
b. Bahan Tanam Generatif : jadi satu dengan media tanam
3.2.2 Persiapan media tanam
11
Modul Praktikum Dasar Budidaya Tanaman
Persiapan dilakukan dengan menyiapan media yang digunakan
yaitu campuran tanah dan kompos dengan perbandingan 3:1. Media
dimasukkan dalam tempat pembibitan sebanyak 2/3 bagian.
3.2.3 Penanaman
Cara penanaman:
1. Stek batang dan daun: Bahan tanam dipotong 10 – 15 cm, pada bagian bawah dipotong
miring 45 º, Stek ditancapkan ke media sedalam 3 – 5 cm.
2. Rhizome/Corm/Stolon: Bahan tanam di tanam pada media, kemudian bahan tanam
ditutup dengan media.
3.2.4 Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman dilakukan setiap hari untuk menjaga kelembaban
tanah.
3.3 Pengamatan
Pengamatan dilakukan ketika benih akan berkecambah, variable
pengamantan adalah:
1. Persentase keberhasilan/stek hidup
2. Saat tumbuh tunas
3. Panjang tunas (cm)
4. Jumlah daun
12
Modul Praktikum Dasar Budidaya Tanaman
4. PEMUPUKAN PADA JAGUNG
1. Pendahuluan
Tanah sebagai media tumbuh tidak selamanya mampu mencukupi
kebutuhan hara yang diperlukan tanaman. Ketidakmampuan tanah untuk
menyediakan unsur hara salah satunya dapat disebabkan oleh
penanaman yang sama secara terus menerus pada lahan yang sama dan
sisa-sisa hasil panen jarang sekali dikembalikan pada lahan tersebut.
Kadang-kadang petani juga kurang melakukan pemupukan dalam
melakukan usaha taninya. Pemupukan dengan pupuk anorganik
merupakan salah satu cara untuk menambah unsur hara ke dalam tanah,
sehingga tanah mampu mensuplai unsur hara yang dibutuhkan tanaman
untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Jumlah pupuk yang seharusnya diberikan pada tanaman berbeda-
beda disetiap tempat. Oleh karena itu, usah penentuan dosis pupuk
merupakan suatu langkah untuk mencapai tingkat efisiensi pemupukan.
Selain itu, bertujuan menghindari pemberian berlebihan yang justru dapat
merugikan.
Tanaman jagung tidak hanya membutuhkan nitrogen, tetapi juga
unsur lainnya seperti phosphate dan kalium. Setiap fase pertumbuhan
tanaman dibutuhkan sejumlah nutrisi tertentu bagi pertumbuhan
optimumnya. Pengambilan unsur hara selama periode pertumbuhan suatu
tanaman tidaklah sama banyaknya, hal ini bergantung pada tingkat
pertumbuhan tanaman tersebut. Kebutuhan unsur hara pada tanaman
jagung paling banyak kira-kira 10 hari sebelum keluar malai sampai
dengan 25-30 hari setelah keluar malai.
2. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk:
1. Mempelajari macam pupuk anorganic
2. Kandungan dan formulasinya
13
Modul Praktikum Dasar Budidaya Tanaman
3. Menghitung kebutuhan pupuk
4. Teknik aplikasi pada budidaya tanaman jagung manis
3. Metode
3. 1 Penghitungan kebutuhan pupuk tanaman jagung manis.
Rekomendasi kebutuhan pupuk anorganik untuk jagung manis adalah
urea dengan dosis 300 kg/ha, SP-18 adalah 400 kg/ha, KCl 100 kg/ha.
Hitunglah kebutuhan pupuk anorganik pertanaman apabila diasumsikan
lahan yang terpakai untuk luasan drainase dan jalan ± 12,5 %.
Untuk SP-18 dan KCl diberikan sekaligus bersamaan dengan penanaman.
Sedangkan pupuk urea diberikan 3 kali (bersamaan tanam 1/3 dosis)
sisanya pada 21 hst dan 42 hst.
1. Kebutuhan pupuk urea per tanaman…gram
2. Kebutuhan pupuk SP-18 per tanaman…gram
3. Kebutuhan pupuk KCl per tanaman…gram
Hitung pula kebutuhan unsur N,P2O5 dan K2O pertanaman apabila
digunakan dosis anjuran per hektar seperti yang tertera di atas.
1. Kebutuhan N per tanaman…gram.
2. Kebutuhan P2O5 per tanaman…gram
3. Kebutuhan K2O per tanaman…gram
a. Jika pupuk yang tersedia adalah pupuk majemuk NPK 100 kg dengan
kadar 15:15:15, dan dosis pupuk yang digunakan mengacu pada
dosis anjuran yang tersebut di atas. Maka, hitunglah apakah
persediaan pupuk majemuk tersebut cukup untuk memupuk jagung
manis pada lahan seluas 1 ha? Jika kurang, berapa pupuk tunggal
(Urea, SP-18, dan KCl) yang harus ditambahkan?
14
Modul Praktikum Dasar Budidaya Tanaman
b. Selain ditanam di lahan, jagung manis juga bisa ditanam di polybag
volume 5 kg. Dengan mengacu pada dosis anjuran yang tersebut di
atas, hitunglah:
1. Kebutuhan pupuk Urea per polybag…gram
2. Kebutuhan pupuk SP-18 per polybag…gram
3. Kenutuhan pupuk KCl per polybag…gram
15
Modul Praktikum Dasar Budidaya Tanaman
5. PENANGANAN PASCA PANEN PRODUK SAYURAN
1. PendahuluanTanaman mempunyai waktu panen yang tidak sama, tergantung
jenis tanaman dan kebutuhannya. Demikian juga dengan criteria
panennya, beberapa tanaman ada yang dipanen bagian bunga, buah,
batang, pucuk/tunas batang, umbi/akar dan bagian lainnya. Produksi
pertanian sangat mudah mengalami kerusakan apalagi jika penanganan
pra-panen dan pasca panennya tidak tepat. Mutu buah setelah panen
tidak dapat diperbaiki tetapi dapat dipertahankan dalam waktu yang cukup
lama.
Produksi pertanian sebelum jatuh ke tangan konsumen sering kali
mengalami masa tunggu, agar produk tersebut tidak cepat rusak. Perlu
diketahui cara-cara yang tepat sebagai penanganan pasca panen agar
kualitas dapat dipertahankan. Perlakuan pasca panen yang diberikan
pada setiap produk pertanian berbeda-beda. Salah satu perlakuan pasca
panen yang biasa diberikan pada hasil pertanian adalah pembungkusan
dengan plastic atau pengemasan (wrapping). Pengemasan merupakan
salah satu bidang kegiatan yang aktivitasnya menangani sayuran pasca
panen untuk kemudian disiapkan menjadi satu produk sesuai dengan
criteria yang diharapkan pelanggan. Tahapan-tahapan yang dilakukan
dipengemasan meliputi penerimaan, pembersihan, penyimpanan dan
pengepakan. Pengemasan menggunakan bahan yang disebut dengan film
plastic bertujuan: tampilan akan tampak bersih dan mewah, mengurangi
penguapan yang berlebihan (mengurangi kehilangan air/mencegah
dehidrasi) untuk memperpanjang shelf life, melindungi sayur dari
kontaminasi. Dengan demikian akan dapat memperpanjang umur simpan
komoditas sayuran, karena turunnya kandungan air akan menyebabkan
kelayuan sayuran yang merupakan penyebab hilangnya kesegaran dan
turunnya nilai ekonomis.
16
Modul Praktikum Dasar Budidaya Tanaman
Selain dengan metode pengemasan, umur simpan sayuran dapat
diperpanjang dengan metode penyimpanan yang benar. Penyimpanan
dilakukan pada ruang pendingin dengan temperature yang optimal sesuai
dengan daya simpan (Shelf Life) sayuran tersebut. Untuk sayuran jenis
dedaunan (kol, sawi putih, seledri, lettuce, selada dan lain-lain) biasanya
disimpan pada ruang pendingin bertemperatur 4-7°C. sedangkan sayur-
sayuran yang berjenis buah-buahan (tomat, paprika, daikon dan lain-lain)
ditempatkan pada pendingin bertemperatur 7-10°C.
PERTANYAAN:a. Mengapa kehilangan air sangat mempengaruhi umur simpan sayur-
sayuran?
b. Mengapa temperature penyimpanan pada sayuran jenis daun lebih
rendah daripada
sayuran berjenis buah-buahan?
c. Apakah umur simpan sayuran hanya dipengaruhi oleh metode
pengemasan dan
penyimpanan? Jelaskan!
2. TujuanPraktikum adalah bertujuan :
1. Mahasiswa dapat mengetahui criteria panen tanaman
2. Mahasiswa dapat mempelajari dan memahami pengemasan dan
penyimpanan beberapa jenis sayuran.
3. Mahasiswa dapat membandingkan umur simpan sayuran dengan
teknik pengemasan dan penyimpanan yang berbeda.
3. Metode
3.1 Pelaksana Praktikum
17
Modul Praktikum Dasar Budidaya Tanaman
Peserta praktikum adalah mahasiswa Agroekoteknologi dan Agribisnis
3.2 Metode Pelaksanaan
3.2.1 Perlakuan
1. Tanpa dikemas plastik, disimpan dalam suhu kamar
2. Dikemas plastik, disimpan dalam suhu kamar
3. Tanpa dikemas plastik, disimpan dalam lemari pendingin (kulkas)
4. Dikemas plastik, disimpan dalam lemari pendingin (kulkas)
Komoditi : Tomat, Bunga Kol, Wortel, Kacang kapri dan Selada keriting.
3.2.2 Pelaksanaan
1. Sayuran dikemas dengan sterofoam, kemudian dibungkus dengan
plastis
wrapping sesuai dengan perlakuan.
2. Sayuran disimpan disuhu dingin sesuai dengan perlakukan selama 14
hari.
3.3 Pengamatan
Pengamatan dilakukan setiap hari, variable pengamantan adalah:
1. Warna sayuran
2. kondisi sayuran
3. Aroma
18
Modul Praktikum Dasar Budidaya Tanaman
6. DISPLAY PRODUK PERTANIAN
1. PendahuluanPraktikum Dasar Budidaya Tanaman yang berbobot 1 SKS
diharapkan akan mampu memberikan tambahan pengetahuan dan
keterampilan dalam membentuk profil lulusan, khususnya di bidang
pertanian. Pada materi praktikum ini akan digali potensi dan kreatifitas
mahasiswa yang kemungkinan dapat dikembangkan dalam penelitian
lebih lanjut atau pengabdian kepada masyarakat.
Display atau Pameran Produk Pertanian merupakan rangkaian
kegiatan dalam praktikum Dasar Budidaya tanaman yang memberi
kesempatan kepada mahasiswa untuk memamerkan ide-ide, kreatifitas
atau keterampilannya yang terkait dengan proses produksi pertanian
(mulai tanam hingga panen dan pasca panen). Dengan demikian,
praktikan diarahkan untuk memiliki keberanian dan kemampuan untuk
memulai berpartisipasi menangani masalah atau menemukan ide baru
dalam proses produksi pertanian.
2. TujuanPraktikum ini bertujuan untuk memacu dan mengembangkan ide
serta daya kreatifitas mahasiswa terhadap proses produksi pertanian
(mulai tanam hingga panen dan pasca panen). Selanjutnya mahasiswa
dapat mengembangkan idenya dalam forum yang lebih luas.
3. Pelaksanaana. Bentuk kelompok, selanjutnya tentukan tema. Dalam kegiatan ini,
praktikan dipersilakan diskusi dengan asisten masing-masing.
b. Setiap kelompok hanya diberikan kesempatan untuk memamerkan
satu ide/tema, tetapi boleh lebih dari satu komoditi, namun tetap dalam
satu tema.
c. Susun ide menjadi satu alur pemikiran yang jelas.
19
Modul Praktikum Dasar Budidaya Tanaman
d. Siapkan materi yang akan dipamerkan. Waktu pajang hanya 3 (tiga)
hari. Setelah itu produk boleh dijual atau dibagi.
e. Selama waktu pajang berlangsung, tim juri akan melakukan penilaian.
f. Setiap kelompok yang berpartisipasi dalam kegiatan ini akan
mendapat nilai, bagi kelompok yang tidak berpartisipasi tidak
mendapat nilai (kosong).
g. Tiga (3) kelompok yang mendapat skor nilai tertinggi akan
mendapatkan reward.
h. Setiap kelompok akan mendapatkan subsidi dana praktikum.
20